bab ii tinjauan pustaka 2.1 tinjauan penelitian sebelumnya ii.pdf · jalur lintas menuju air terjun...

23
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini, khusunya berhubungan dengan perencanaan paket wisata. Hasil-hasil dari penelitian tersebut akan diuraikan secara singkat yang selanjutnya penjelasan tersebut akan dijadikan pedoman untuk melengkapi penelitian ini. Penelitian Swadarma (2003) tentang Pengembangan Potensi Air Terjun Les Sebagai Obyek Wisata di Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng, menyatakan bawha air terjun les sangat potensial dikembangkan sebagai obyek wisata alam dengan kelebihan-kelebihanya sehingga keberadaan obyek wisata dapat ditonjolkan. Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam pengembangan potensi yaitu kurang tersedianya sumber daya manusia, modal, sarana pendukung, promosi, dan pengelola yang belum memiliki organisasi yang jelas. Jadi penelitian ini lebih menitik beratkan pada pengembangan potensi air terjun. Adapun persamaanya bahwa penelitian ini sama – sama meneliti tentang wisata tracking, menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara dan studi kepustakaan. Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan fokus penelitian diatas menitik beratkan pada pengembanagan potensi air terjun sebagai objek wisata. Sedangkan

Upload: trinhnguyet

Post on 23-Mar-2019

279 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya

Tinjauan hasil penelitian sebelumnya yang dimaksud disini adalah kajian

terhadap hasil-hasil karya tulis yang relevan dengan penelitian ini, khusunya

berhubungan dengan perencanaan paket wisata. Hasil-hasil dari penelitian tersebut

akan diuraikan secara singkat yang selanjutnya penjelasan tersebut akan dijadikan

pedoman untuk melengkapi penelitian ini.

Penelitian Swadarma (2003) tentang Pengembangan Potensi Air Terjun Les

Sebagai Obyek Wisata di Desa Les Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng,

menyatakan bawha air terjun les sangat potensial dikembangkan sebagai obyek

wisata alam dengan kelebihan-kelebihanya sehingga keberadaan obyek wisata dapat

ditonjolkan. Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking.

Akan tetapi ternyata ada kendala dalam pengembangan potensi yaitu kurang

tersedianya sumber daya manusia, modal, sarana pendukung, promosi, dan pengelola

yang belum memiliki organisasi yang jelas. Jadi penelitian ini lebih menitik beratkan

pada pengembangan potensi air terjun.

Adapun persamaanya bahwa penelitian ini sama – sama meneliti tentang

wisata tracking, menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan teknik

pengumpulan data dilakukan secara observasi, wawancara dan studi kepustakaan.

Perbedaannya terletak pada lokasi penelitian dan fokus penelitian diatas menitik

beratkan pada pengembanagan potensi air terjun sebagai objek wisata. Sedangkan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

11

penelitian ini pada perencanaan kemasan paket wisata tracking di kecamatan Marga

Kabupaten Tabanan.

Penelitian lainya, dilakukan oleh sumarna (2011) tentang “Perencanaan

Produk Ekowisata Desa Subaya Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli”. Pada

penelitian diatas dikatakan bahwa potensi ekowisata yang terdapat di Desa subaya

adalah potensi sosial dan potensi ekologis. Penyusunan perencanaan produk

ekowisata Desa Subaya dianalisis dengan menentukan zonasi kegiatan dan

menentukan jalur wisata. Kemudian merumuskan kegiatan wisata yang akan

dituangkan dalam rumusan paket produk ekowisata dengan didukung rencana teknis

pelayanan produk ekowisata. Setelah itu, merumuskan program pengembangan yang

melibatkan masyarakat sesuai dengan kriteria masing – masing produk ekowisata.

Kesamaan penelitian ini adalah menggunakan analisis deskriftif dan sama –

sama mengambil judul perencanaan. Perbedaan dalam penelitian diata adalah

penentuan responden untuk masyarakat dilakukan secara propotional startified

random sampling sedangkan penelitian ini menggunakan purposive sampling. Fokus

penelitian diatas menitikberatkan pada identifikasi potensi ekowisata di Desa Subaya,

menentukan perencanaan produk ekowisata berbasis pelibatan masyarakat lokal Desa

Subaya. Sedangkan fokus penelitian ini memiliki potensi wisata khususnya wisata

tracking yang akan di rencanakan di Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Spears dan Rosenbaun (2012) tentang “The

Package Tourist : A Japanese And American Perspective”. Pada penelitian ini

diungkap adanya perbedaan – perbedaan di kemasan paket wisata antar wisatawan

Amerika dan Jepang. Tujuan penelitian ini untuk mengisi kekosongan dalam suatu

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

12

literatur pemasaran pariwisata. Adapun perbedaan penelitian ini mengambil

responden dengan jumlah 800 responden Amerika dan Jepang yang berlibur di

Honolulu, Hawai. Data tersebut menunjukan 54 kali lebih banyak wisatawan jepang

menggunakan paket wisata dari pada wisatawan Amerika. Wisatawan Amerika lebih

memilih terlibat dalam kegiatan rekreasi dan ikut serta dalam kegiatan budaya selama

tinggal di Hawai. Sedangkan wisatawan Jepang cenderung melakukan wisata belanja.

Peneliti berupaya membedakan demografis dan konsumsi antara paket wisata yang

digunakan oleh wisatawan Amerika dan Jepang.

Persamaan dengan penelitian di atas yakni sama – sama membahas paket

wisata yang nantinya akan dipasarkan ke wisatawan. Perbedaanya dilihat dari

penelitianya tentang perspektif wisatawan, sedangkan penelitian yang akan dilakukan

yakni mengenai perencanaan paket wisata, khususnya di Kecamatan Marga

Kabupaten Tabanan.

Tinjauan sebelumnya oleh David L Edgell Sr. And Jason R. Swanson (2013).

“Tousism Policy And Planning Yesterday, Today And Tomorrow” penelitian ini

membahas mengenai bagaimana perencanaan paket wisata yang di buat dalam tiga

hari yaitu kemaren, sekarang dan besok. Selain itu pada penelitian ini membahas

bagaimana strategi perencanaan suatu paket wisata yang benar sehingga dapat

menarik minat wisatawan untuk membeli paket wisata tersebut

Persamaan penelitian ini yakni sama – sama membicarakan paket wisata yang

akan dipasarkan ke wisatawan. Sedangkan perbedaanya dilihat dari cara perencanaan

paket wisata yang dibuat dalam tiga hari dan dalam penelitian ini hanya sehari

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

13

Penelitian lainya dilakukan oleh Kane dan Zink (2004) tentang “Package

Adventure Tours : Markers In Serious Leisure Careers”. Pada penelitian diatas

dikatakan bahwa pengalaman yang kompleks pada wisata petualangan di eksplorasi

melalui atribut dan kualitas waktu luang. Penelitian tersebut didasarakan pada

partisipasi, percakapan dan wawancara mendalam kepada wisatawan yang datang dan

menggunakan jasa tour ke Pulau Selatan, Selandia Baru. Analisis yang digunakan

adalah analisis kualitatif dengan hasil dari catatan dan transkrip wawancara dan

percakapan mengungkapkan interprestasi pengalaman – pengalaman peserta dan

pemahamannya tentang pengalaman pada wisata petualangan ini. Fokus penelitian

diatas terletak pada atribut rekreasi dalam tantangan demi keselamatan dan keamanan

wisatawan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah pengalaman paket wisata adventure

dapat menjadi nilai yang berarti dalam menjalani karir di bidang rekreasi.

Adapun kesamaan dari penelitian ini yakni sama – sama meneliti tentang

wisata adventure, menggunakan teknik analisis data kualitatif dan menentukan

informan melalui wawancara secara mendalam. Sedangkan, perbedaanya dapat

dilihat dari fokus penelitianya yang menitik beratkan pada penilaian atau kualitas

keselamatan dan keamanan wisatawan. Fokus penelitian yang akan digunakan pada

penelitian ini mengenai pengemasan paket wisata tracking.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

14

2.2 Tinjauan Konsep

2.2.1 Tinjauan Tentang Potensi Wisata

Kepariwisataan sebagai manifestasi dari potensi wisata adalah segala

atraksi yang dimiliki suatu wilayah atau riilnya objek wisata. Jadi, potensi wisata

yang dimaksud adalah segala sesuatu yang menjadi andalan daya tarik wisatawan

untuk dikunjungi di suatu tempat. Daya tarik tersebut sengaja menonjolkan yang

bermakna sebagai atraksi wisata yang bersifat atraktif. Hal ini berarti potensi

wisata merupakan identifikasi dari atraksi wisata. Atraksi wisata (tourist

attraction) adalah semua yang menjadi daya tarik dan mengapa wisatawan

tertarik untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata, termasuk di antaranya :

1. Natural attraction seperti pemandangan dan segi geografis dari suatu daerah

tujuan wisata.

2. Cultural attraction seperti sejarah dan cerita rakyat, religi, seni dan kegiatan

khusus.

3. Social attraction seperti kebiasaan penduduk, mata pencaharian penduduk,

segi bahasa, dan kesempatan untuk pertemuan sosial.

4. Built attraction seperti bangunan bersejarah dan bangunan berarsitektur

modern (Yoeti, 2002).

Sebuah pemaparan oleh Erlingta Desty Fikriyondha (dalam Oka A. Yoeti,

1998) berpendapat bahwa berhasilnya suatu tempat wisata hingga tercapainya

kawasan wisata sangat tergantung pada 3A yaitu atraksi (attraction), mudah

dicapai (accessibility), dan fasilitas (amenities).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

15

Menurut Cooper dalam Suwena dan Widyatmaja (2010) dengan adanya

wisatawan yang melakukan perjalanan ke suatu daerah tujuan wisata,

memerlukan berbagai kebutuhan dan pelayanan mulai dari keberangkatan sampai

kembali lagi ketempat tinggalnya. Terkait dengan hal tersebut untuk memenuhi

kebutuhan dan pelayanan tersebut harus didukung dengan empat komponen

utama atau yang dikenal dengan istilah 4A yaitu:

a. Attraction ( Atraksi )

Atraksi disebut juga objek dan daya tarik wisata merupakan komponen yang

signifikan dalam menarik wisatawan. Berbagai alasan mengapa wisatawan

datang ke suatu daerah wisata dan yang paling umum adalah untuk melihat

keseharian penduduk setempat, menikmati keindahan alam, menyaksikan

budaya yang unik, atau mempelajari sejarah daerah tersebut. Intinya,

wisatawan datang untuk menikmati hal – hal yang tidak dapat mereka

temukan dalam kehidupan kesehariannya. Apa yang dapat dikembangkan

menjadi atraksi wisata itulah yang disebut modal atau sumber kepariwisataan

(tourism resources).

b. Amenities ( Fasilitas )

Secara umum pengertian fasilitas (amenities) adalah segala macam prasarana

dan sarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada di daerah tujuan

wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud meliputi: accommodation (

usaha penginapan ), usaha makanan dan minuman, transportasi dan

infrastruktur.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

16

c. Access ( Aksesibilitas )

Access diidentikkan dengan transferabilitas yaitu kemudahan untuk bergerak

dari daerah yang satu ke daerah yang lain. Tanpa adanya kemudahan

transferabilitas tidak akan ada pariwisata karena jalan masuk atau pintu masuk

utama ke daerah tujuan wisata merupakan access penting dalam kegiatan

pariwisata seperti: airport, pelabuhan, terminal, dan segala macam jasa

transportasi lainnya menjadi access penting dalam pariwisata.

d. Ancillary Service ( Pelayanan tambahan )

Pelayanan tambahan (ancillary service) atau sering disebut juga pelengkap

yang harus disediakan oleh pemerintah daerah dari suatu daerah tujuan wisata,

baik untuk wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang

disediakan termasuk: pemasaran, pembangunan fisik (jalan raya, rel kereta

api, air minum, listrik, telepon, dan lain – lain) serta mengkoordinir segala

macam aktivitas dan dengan peraturan perundang – undangan baik di objek

wisata maupun di jalan raya.

Dengan demikian, potensi wisata adalah merupakan segala sesuatu yang

ada di suatu daerah/tempat wisata yang dikembangkan menjadi suatu atraksi

wisata sehingga dapat menjadi suatu daya tarik bagi wisatawan berkunjung ke

daerah tersebut. Daerah tujuan wisata adalah daerah yang karena atraksinya,

situasinya dengan lalulintas, dan fasilitas kepariwisataan menyebutkan tempat

atau daerah tersebut menjadi objek kunjungan wisatawan (Pendit, 1994).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

17

Menurut Pendit (1994) menyebutkan potensi wisata adalah segala sesuatu

yang ada di suatu daerah yang dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata.

Secara umum potensi wisata dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1. Potensi budaya yaitu potensi yang tumbuh dan berkembang di masyarakat,

seperti: adat-istiadat, mata pencaharian, kesenian, dan sebagainya.

2. Potensi alamiah yaitu potensi yang ada di masyarakat yang berupa potensi

fisik, geografi seperti potensi alam.

Menurut Mariotti (dalam Yoeti, 1996) potensi diistilahkan sebagai

attractive spontance yaitu segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata

yang merupakan daya tarik agar orang – orang datang berkunjung ke tempat

tersebut. Yoeti (1990) menyatakan bahwa potensi adalah suatu aset yang dimiliki

oleh suatu daerah tujuan wisata atau aspek wisata yang dimanfaatkan untuk

kepentingan ekonomi dengan tidak mengesampingkan aspek sosial budaya.

Dengan demikian, potensi wisata secara umum dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1. Site Attraction

Site Attraction merupakan suatu tempat yang dijadikan objek wisata seperti:

tempat – tempat tertentu yang menarik, keadaan alam, dan sebagainya.

2. Event Attraction

Event Attraction yaitu suatu kejadian yang menarik untuk dijadikan moment

kepariwisataan seperti: pameran, pesta kesenian, upacara keagamaan,

konvensi dan lain – lain.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

18

2.2.2 Tinjauan Tentang Pengembangan Daya Tarik Wisata

Berdasarkan arti katanya, pengembangan berarti membuat sesuatu

menjadi perkembangan, atau bisa juga dikatakan memgembangkanya menjadi

sesuatu yang lebih berguna. Sedangkan pengembangan dalam studi

pengembangan wilayah berarti suatu upaya untuk memajukan atau meningkatkan

sesuatu yang sudah ada. Di tegaskan bahwa pengembangan objek dan daya tarik

wisata mencakup pengembangan produk baru yaitu usaha yang dilakukan secara

sadar dan berencana untuk memperbaiki produk yang sedang berjalan atau

menambah jenis produk tersebut karena produk tersebut dapat dihasilkan dan

dipasarkan.

Pengembangan suatu daya tarik wisata harus dapat menciptakan produck style

yang baik, dimana di antaranya adalah;

1. Objek tersebut memiliki daya tarik untuk disaksikan maupun di

pelajari.

2. Mempunyai ke khususan dan berada dari daya tarik lainya

3. Tersedia fasilitas wisata

4. Dilengkapi dengan sarana-sarana akomadasi, telekomonikasi

trasportasi dan sarana pendukung lainya

5. Pembinaan produk wisata merupakan usaha meningkatkan mutu

pelayanan dan sebagai unsur produk pariwisata seperti jasa

akomodasi, jasa trasportasi, jasa hiburan, jasa tour dan travel serta

pelayanan di daya tarik wisata. Pembinaan tersebut dilakukan dengan

berbagai kombinasi usaha seperti pendidikan dan latihan, pengaturan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

19

dan pengarahan pemerintah, pemberian rangsangan agar tercipta iklim

persaingan yang sehat guna mendorong peningkatan mutu produk dan

pelayanan.

6. Pembinaan masyarakat pariwisata

Adapun tujuan pembinaan masyarakat pariwisata adalah sebagai

berikut:

a. Menggalakan pemeliharaan segi-segi positif dari masyarakat

yang langsung maupun tidak langsung yang bermanfaat bagi

pengembangan pariwisata

b. Mengurangi pengaruh buruk akibat dari pengembangan

pariwisata

c. Pembimbing kerjasama baik berupa pembinaan produk wisata,

pemasaran dan pembinaan masyarakat.

7. Pemasaran terpadu

Dalam pemasaran pariwisaata digunakan prisip-prinsip paduan

pemasaran terpadu yang meliputi :

a. Paduan produk yaitu semua unsur produk wisata seperti

atraksi seni budaya, hotel dan restaurant yang ditimbulkan

sehingga mempu bersaing dengan produk wisata lainya.

b. Paduan penyebaran yaitu pendistribusian wisatawan pada

produk wisata yang melibatkan biro perjalanan,

penerbangan, angkutan darat dan tour operator.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

20

c. Paduan komunikasi artinya diperlukan komunikasi yang

baik sehingga dapat memberikan informasi tentang

tersedianya produk yang menarik.

d. Paduan pelayanan yaitu jasa pelayanan yang di berikan

kepada wisatawan harus baik sehingga produk wisata akan

baik pula.

Kriteria keberhasilan pengembangan objek dan daya tarik wisata harus

mengacu pada berbagai kelayakan diantaranya :

1. Kelayakan Finansial

Study kelayakan ini menyangkut perhitungan secara komersial

dari pembangunan objek tersebut.

2. Kelayakan Sosial Ekonomi Regional

Studi kelayakan ini untuk membangun suatu objek wisata akan

memiliki dampak sosial ekonomi secara regional, dimana

pertimbanganya tidak semata-mata komersial tetapi juga dampak

yang lebih luas

3. Layak Teknis

Pembangunan daya tarik wisata harus disesuakan dengan daya

dukung yang dimiliki daerah tersebut.

Jadi, pengembangan daya tarik wisata merupakan aktifitas untuk daya

tarik dengan menambahkan, atau memajukan dan memperbaiki fasilitas yang

diperlukan dengan mengelolanya dengan baik agar objek tersebut menarik dan

ramai dikunjungi sehingga bermanfaat bagi pemerintah, investor maupun

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

21

masyarakat lokal. Namun hendaknya pengembangan tersebut harus selalu

berpedoman pada potensi, kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang

dimiliki oleh objek yang dikembangkan serta tidak melampaui daya

dukungannya.

2.2.3 Tinjauan Tentang Perencanaan

Dalam ilmu manejemen menjelaskan bahwa salah satu fungsi pokok

manajemen adalah perencanaan, dimana dalam ilmu manajemen menjelaskan

bahwa fungsi pokok manajemen terdiri dari perencanaan, koordinasi,

pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi. Perencanaan merupakan salah satu fungsi

pokok manajemen yang pertama harus dijalankan. Sebab tahap awal dalam

melakukan aktivitas perusahaan sehubungan dengan pencapaian tujuan organisasi

perusahaan adalah dengan membuat perencanaan.

Definisi perencanaan dikemukakan oleh Erly Suandy (2001:2) sebagai

berikut:

“Secara umum perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi

(perusahaan) dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas

strategi-strategi (program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program)

dan operasi (tindakan) yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan

secara menyeluruh”.

Definisi perencanaan tersebut menjelaskan bahwa perencanaan merupakan

suatu proses untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Definisi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

22

perencanaan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa perencanaan menggunakan

beberapa aspek yakni :

1. Penentuan tujuan yang akan dicapai.

2. Memilih dan menentukan cara yang akan ditempuh untuk mencapai

tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.

3. Usaha-usaha atau langkah-langkah yang ditempuh untuk mencapai

tujuan atas dasar alternatif yang dipilih.

Selain aspek tersebut, perencanaan juga mempunyai manfaat bagi

perusahaan sebagai berikut:

1. Dengan adanya perencanaan, maka pelaksanaan kegiatan dapat

diusahakan dengan efektif dan efisien.

2. Dapat mengatakan bahwa tujuan yang telah ditetapkan tersebut, dapat

dicapai dan dapat dilakukan koreksi atas penyimpangan-penyimpangan

yang timbul seawal mungkin.

3. Dapat mengidentifikasi hambatan-hambatan yang timbul dengan

mengatasi hambatan dan ancaman.

4. Dapat menghindari adanya kegiatan petumbuhan dan perubahan yang

tidak terarah dan terkontrol.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

23

2.2.4 Tinjauan Tentang Paket Wisata

Paket wisata adalah suatu rencana kegiatan wisata yang telah disusun

secara tetap dengan harga tertentu yang mencakup transportasi, hotel atau

akomodasi, obyek dan daya tarik wisata serta fasilitas penunjang lainya yang

tertera dalam perjanjian paket wisata tersebut. Ada dua jenis bidang usaha

perjalanan dengan lingkup jenis layanan dan fungsi yang berbeda satu sama lain.

Pertama adalah bidang usaha perjalanan yang disebut Agen perjalanan (Travel

Agent/Travel Agency).Travel Agency hanya mempunyai fungsi dan jenis layanan

penjual tiket dari berbagai sarana transportasi. Dengan demikian pada hakekatnya,

suatu agen perjalanan hanya merupakan kepanjangan tangan atau agen dari

bidang-bidang usaha transportasi. Kedua adalah bidang usaha perjalanan yang

disebut Biro Perjalanan Wisata atau tour operator yang fungsi dan jenis

layanannya yaitu mencakup penyusunan dan penyelenggaraan paket-paket wisata,

termasuk pemesanan tiket kamar hotel, dan pengaturan transportasi. Dapat

dikatakan bahwa biro perjalanan wisata mempunyai lingkup fungsi dan jenis

layanan yang lebih luas dibanding dengan agen perjalanan. Menurut Suwantoro

(1997) produk perjalanan yang di jual oleh suatu perusahaan biro perjalanan atau

perusahaan transport yang bekerja sama dengannya dimana harga paket wisata

tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas lainya.

Sedangkan menurut Yoeti (1997) Paket wisata merupakan suatu perjalanan wisata

yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel agent atau biro

perjalanan atas resiko dan tanggung jawab sendiri baik acara, lama waktu wisata

dan tempat yang akan di kunjungi, akomodasi, transportasi, serta makanan dan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

24

minuman telah ditentukan oleh biro perjalanan dalam suatu harga yang telah

ditentukan jumlahnya. Darmadjati: mengartikan package tour sebagai suatu

rencana perjalanan wisata yang telah tersusun secara tetap, dengan harga tertentu

yang telah termasuk pula biaya-biaya untuk pengangkutan, fasilitas

akomodasi/hotel, serta darmawisata di kota-kota, obyek-obyek wisata dan atraksi

yang telah tercantum dalam acara. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka secara

umum paket wisata dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk wisata yang

diselenggarakan dalam jangka waktu lebih dari 24 jam, disusun dengan program

dan harga tertentu yang didalamnya sudah termasuk seluruh komponen yang

terlibat didalam paket tersebut.

Pengertian paket wisata dapat dilihat dari dua sisi, yaitu paket wisata

sebagai itenerary dan paket wisata sebagai harga. Paket wisata sebagai itenarary

dapat diartikan bahwa paket ini merupakan kombinasi dari dua komponen-

komponen atau lebih dalam suatu paket wisata yang diwujudkan dalam bentuk

jadwal atau daftar perjalanan ke rute yang di kombinasikan tersebut. Menurut

kesrul (2003), acara wisata itenarary adalah sebuah dokumen perjalanan yang

memuat acara perjalanan, sejak keberangkatan, di tempat tujuan, hingga kembali

ke tempat asal. Sehingga secara wisata itenerary tiada lain adalah daftar atau

jadwal untuk tur ke suatu rute tertentu dengan jam keberangkatan serta tempat-

tempat yang disinggahi ditentukan terlebih dahulu termasuk pula tempat makan,

pramuwisata yang menangani, serta beberapa komponen lainya yang dianggap

penting selama perjalanan. Paket wisata sebagai harga dapat dilihat sebagai

kombiasi dua atau lebih dari harga berbagai komponen pariwisata serta harga

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

25

tambahan lainya (seperti laba, pajak, asuransi, biaya tak terduga, tip dan

sebagainya) sesuai dengan variabel yang di anggap penting untuk dihitung dalam

harga yang disusun. Harga yang dihasilkan adalah harga paket wisata yang mana

pada saat ditawarkan atau dijual disertai itenarary yang telah disusun. Kesrul

(2003)

Sebelum terbentuknya suatu paket, tentu proses pengkemasan paket harus

dilakukan terlebih dahulu sesuai dengan perjalanan wisata yang akan ditawarkan.

Pengkemasan merupakan pemikiran terhadap kegiatan di masa mendatang yang

didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan rasional dan data-data yang akurat.

Tahap-tahap tersebut juga memerlukan instrumental dalam observasi, seperti:

1. Diagnosir Pasar

Meneliti pasar dengan melihat gejala-gejala yang muncul dilakukan pada

tahap pertama dalam perencanaan wisata karena karakteristik penyusunan

produk wisata yang harus berorientasi pada konsumen (consume oriented).

Diagnosis pasar pada hakikatnya dilakukan untuk mengatahui kondisi dan

kebutuhan pasar.

2. Formulasi tujuan wisata

Pengetahuan yang didapat dari hasil diagnosis pasar dipakai sebagai dasar

untuk merumuskan tujuan wisata. Rumusan tujuan ini pada dasarnya adalah

hopotesisi akan tujuan yang hendak dicapai, sedangkan tujuannya tidak lain

adalah rumusan wisata yang akan diselenggarakan. Tujuan dirumuskan itu

haus dapat menjawab pertanyaan yang sudah umum dikenal dengan rumusan

5W1H, yaitu: apa (What), wisata apa yang akan di susun, mengapa (Why)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

26

mengapa wisata itu di susun, siapa (Who), Siapa saja yang akan terlibat dalam

wista tersebut, dimana (Where), dimana wisata itu akan diselenggarakan,

kapan (When) kapan wisata tersebut itu diselenggarakan, bagaimana, (How)

Bagaimana wisata itu di selenggarakan.

3. Observasi

Observasi pada dasarnya adalah tujuan yang telah dirumuskan dalam

menghubung-hubungkan antara hipotesis dengan kenyataan di lapangan. Hal-

hal tersebut yang diobservasi adalah seluruh masalah yang dipertanyakan

dalam rumusan tujuan wisata. Komponen-komponen pokok paket wisata

yang wajib mendapat perhatian pada saat melakukan observasi dan

pengumpulan data dalam hal ini termasuk tour leader (pengatur wisata),

transportasi, akomodasi, restoran, obyek dan atraksi wisata dan toko

cindramata.

4. Analisis data

Data yang telah diperoleh dalam kegiatan observasi diolah dan dianalisis.

Analisis data dimaksud untuk menentukan strategi pencapaian tujuan,

mengindentifikasi kendala yang mungkin timbul dalam proses pencapaian

tujuan, dan mencari alternatif yang mungkin dapat di tempuh.

5. Penetapan Rencana

Hasil analisis dipakai dasar untuk melakukan revisi terhadap formulasi

tujuan. Perbaikan dan olahan ilmiah yang pada akhirnya menghasilkan

rencana yang akan dilaksanakn dalam mengkemas paket wisata.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

27

6. Pelaksanaan Rencana

Pelaksanaan rencana merupakan tahap akhir dalam mengkemas paket wisata

dalam hal ini merupakan kegiatan nyata dalam mengawali serta memantau

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan (Suyitno, 1999).

Suyitno (1999) salah satu bagian dalam paket wisata ialah susunan dari

perjalanan wisata itu sendiri, untuk itu diperlukan susunan acara wisata dalam

bentuk konkret dimana acara wisata itu sendiri merupakan sebuah dokument yang

memuat tentang penyelenggaraan wisata sejak keberangkatan, ditempat tujuan

hingga kembali ketempat asalnya. Faktor-faktor yang perlu mendapat perhatian

dalam menyusun acara wisata berkaitan dengan waktu, yaitu:

1. Rute Perjalanan

Rute Perjalanan sebaiknya berbentuk putaran atau circle route, kecuali

kondisi tidak memungkinkan atau karena jarak yang terlalu dekat.

2. Variasi Oyek

Obyek-obyek yang dikunjungi secara berurutan disusun sedimikian rupa

sehingga mencerminkan variasi dan tidak monotun. Dasar pertimbangan

untuk membuat obyek kunjungan itu bervariasai berdasarkan

karakteristik obyek tersebut. Sebagai contoh, bila obyek kunjungan

pertama adalah museum, maka untuk obyek kunjungan kedua dipilih

obyek-obyek yang memiliki karakteristik yang berbeda, misalnya wisata

alam.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

28

3. Tata Urutan Kunjungan

Tata urutan kunjungan menyangkut pemilihan obyek-obyek mana yang

didahulukan atau diletakkan dibagian akhir, dan obyek-obyek mana

yang waktunya sudah ditentukan, sehingga dalam menyusun urutan

obyek kunjungan dapat didasarkan pada kondisi dan kebutuhan

wisatawan.

Acara wisata yang dibuat oleh tour operator biasanya beragam

bergantung dari kreativitas masing-masing. Suyitno (1999), bentuk-bentuk acara

wisata adalah sebagai berikut :

1. Bentuk uraian (essai style)

Dalam hal ini, acara wisata disajikan dalam bentuk uraian singkat

tentang program yang akan dilakukan yang biasanya memuat hari atau

tanggal pelaksanaan serta kegiatan setiap harinya.

2. Bentuk tabel (tabulated style)

Penyajian berupa tabel dengan kolom-kolom antara lain :

A. Hari/tanggal (day/date)

B. Tempat (Place)

C. Waktu (time)

D. Acara (itenerary)

E. Keterangan (remark)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

29

3. Bentuk Grafik (graphic style)

Acara wisata disajikan dalam bentuk gambar atau grafik, berupa lambang-

lambang komponen yang digunakan berdasarkan urutan acara. Dalam

penyusunan acara wisata, selalu memeperhatikan pendistribusian waktu agar

sesuai dengan aktifitas dan sesuai dengan kebutuhan. Tahap yang digunakan

untuk menghitung apabila obyek satu dengan yang lainya dinyatakan dalam

satuan jarak (kilometer) maka terlebih dahulu harus ditransformasikan ke dalam

satuan waktu (menit) dengan mnggunankan rusmus :

Keterangan:

a = jarak (distance)

b = kecepatan rata-rata kendaraan (average velocity)

60 menit = transpformasi satuan waktu (1 jam = 60 menit)

Bagian yang tidak terlepas dalam satuan paket wisata yaitu tentang harga

yang ditawarkan untuk perjalanan wisata yang ditawarkan. Dimana harga wisata

merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan untuk mengelola

ditambah dengan keuntungan yang diharapakan. Langakah-langkah menghitung

harga suatu wisata antara lain:

4. Harga Wisata

Harga wisata merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dikeluarkan

untuk mengelola wisata, ditambah dengan keuntungan yang diharapkan. Harga

wisata dapat dirumuskan sebagai berikut:

(a : b) x 60 menit

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

30

Keterangan:

TP = Harga Wisata (Tour Price)

TC = Jumlah Biaya (Total Cost)

SC = Keuntungan (Surcharge)

5. Komplimen (complimentary)

Complimentary disebut juga Free Of Charge (FOC) yaitu pembebasan

jumlah peserta tertentu dari pembayaran jika sayarat yang di tentukan oleh tour

operator dipenuhi. Harga wisata denga memperhitungkan complimentary

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan:

PC = Harga dengan complimentary tour price white complimentary

NP = Harga bersih (nett Price)

n = Jumlah peserta (number of participants)

c = Jumlah peserta yang mendapat FOC

6. Harga Jual (Selling Price)

Penjualan produk wisata dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara

langsung dan tidak langsung (melalui perantara). Jika distribusi produk dilakukan

melalui perantara, maka tour operator memberikan imbalan jasa tertentu kepada

perantara (agen) berupa komisi agen (agen comision). Agen commision

dinyatakan dalam persentase tertentu. Harga yang memeperhitungkan komisi

agen ini disebut dengan harga jual (selling price) dengan rumus perhitungan

sebagai berikut:

TP = TC+SC

PC =

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

31

Keterangan :

SP = Harga Jual (Selling Price)

AC = Komosi agen (Agent Commision)

PP = Harga Akhir Sebelumnya (Previous Price)

Patokan yang diapakai dalam perhitungan harga jual adalah hasil akhir

perhitungan harga sebelumnya. Jika perhitungan harga sebelunya sampai

pada nett price, maka harga itulah sebagai dasar. Namun jika perhitungan

harga sebelum adalah Price with complomentary (PC), maka PC yang di

pakai sebagai patokan.

7. Harga berdasarkan CAT (Confidential Agent’s Tarif)

CAT adalah daftar harag tour yang disusun oleh tour operator,

diperuntukan bagi agent yang menjual produknya untuk dipakai sebagai pedoman

dalam menetapakan harga tour yang dijual kepada konsumen. Dikatakan

confidental karena harga yang disajikan bersifat rahasia (confident), hanya bagi

agent yang menjalin hubungan tour operator saja. Perhitunganya dapat

diformulasikan sebagai berikut, Keterangan:

TP = Harga Wisata (tour price)

CAT = Harga dari CAT

HF = Jasa penanganan (Handling fee)

Handling fee adalah istilah dari surcharge. Handling fee dinyatakan

dalam persentase tertentu dan dihitung dari jumlah harga CAT atau harga

CAT yang telah ditamabah dengan komponen biaya tertentu (suyitno, 1999).

PC = PP

TP = CAT + HF

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Penelitian Sebelumnya II.pdf · Jalur lintas menuju air terjun bisa di kembangkan sebagai jalur tracking. Akan tetapi ternyata ada kendala dalam

32

2.2.5 Tinjauan Tentang Wisata Tracking

Wisata tracking adalah suatu aktivitas perjalanan yang dilakukan di suatu

daerah, baik itu hutan, pedesaan, pegunungan, dan lain sebagainya, dengan tujuan

untuk menikmati potensi yang ada di daerah tersebut. Tracking menurut “Brosur

The Journey To A Spiritual Mountain”dalam (Yuliwati, 2008) adalah wisata

jalan-jalan di alam pedesaan sambil berpetualang menikmati keindahan alam.

Menurut “Brosour Waka Tangga The Journey” (2002), wisata tracking

adalah perjalanan berpetualang di alam bebas untuk memperoleh ketenangan diri,

dengan menikmati potensi yang ada di alam tersebut. Sedangkan menurut

(Yumistika, 2000:36) tracking dipahami sebagai aktivitas wisata alam yng

dilakukan dengan menyusuru jalan setapak dengan berjalan kaki sambil

menikmati alam sekitarnya. Menurut yusmika aktivitas tracking dapat dibagi 2

tahap, yaitu tahap persiapan dan pelaksanaan.

Dari pengertian tracking diatas, konsep tracking yang digunakan dalam

penelitian adalah suatu kegiataan perjalanan di alam pedesaan dengan melewati

route areal kawasan rumah penduduk, persawahan terasering, perkebunan, hutan,

yang akan di tata sedemikian rupa sehingga wisatawan mampu menikmati

kaindahan alam Kecamatan Marga

Menurut Pendit (2002) wisata tracking disebut juga dengan wisata

petualangan. Wisata petualangan ini dikenal dengan istilah adventure tourism,

seperti masuk hutan belantara yang tadinya belum pernah dijelajahi (off the

beaten track), mendaki tebing – tebing terjal, serta melewati sungai – sungai yang

arusnya deras.