perancangan aplikasi tracking sistem pada device

Upload: william-gunawan

Post on 20-Jul-2015

341 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang Semakin pesatnya perkembangan sistem informasi geografis dan

perkembanga=, maka lahirlah suatu sistem yang dapat memproses informasi geografis khususnya untuk navigasi. Adanya sistem informasi geografis tersebut dapat memecahkan masalah masalah yang dihadapi Seperti pelacakan barang untuk jasa pengiriman barang atau barang hilang, pelacakan kendaraan seperti penunjuk arah atau GPS yang dapat mempermudah pemakainya dan melacak keberadaan seseorang. Dengan adanya tekhnologi yang maju dapat membantu masalah masalah tersebut sehingga kita tidak lagi perlu takut bila kita sedang berada didaerah yang kita tidak kenal atau takut barang kita hilang . Aplikasi yang dirancang adalah bagaimana dapat menyelesaikan masalah tersebut dengan membuat aplikasi pelacakan atau tracking sistem pada device yang ada, pada kasus ini menggunakan device yang digunakan adalah usb transmitter, dimana sistem tersebut bekerja secara real time atau online yang dapat mengetahui keberadaan usb device tersebut yang disajikan dalam pencitraan gambar peta.

1

2

sistem tracking tersebut dapat memberikan informasi secara akurat mengenai masalah masalah yang biasa dihadapi orang pada umunya tentang masalah tersebut.

1.2

Tujuan dan manfaat penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah : Membuat aplikasi tracking system berbasis Sistem Informasi Geografis dengan menggunakan ArcView 3.3 .

Manfaat penulisan skripsi ini adalah : Aplikasi Tracking system dapat membantu permasalahan barang hilang dan sebagai penunjuk jalanan yang akurat.

1.3

Rumusan masalah dan Ruang lingkup 1.3.1

Rumusan Masalah

Bagaimana aplikasi ini dapat secara efektif dapat mengetahui jalur atau posisi device dengan akurat.

Bagaimana aplikasi tersebut dapat menentukan Jalan yang dilalui pengguna dalam menentukan jalan yang dituju.

3

1.3.2

Ruang lingkup Aplikasi yang dibuat ini akan menggunakan teknologi pemetaan dengan ArcView.

Wilayah yang mencakup dalam pemetaan sistem GIS ini adalah wilayah Jakarta Utara

1.4

Metodologi PenelitianA. Metodologi Literatur

Pustaka Pustaka yang digunakan dalam merancang sistem ini yaitu buku Sistem Informasi Geografis : arcView Lanjut, dan Sistem Informasi Geografis :tools & plugins.B. Metodologi Pengumpulan data

Pengumpulan data dengan cara survei daerah daerah padat kendaraan bermotor.

4

C. Perancangan Perancangan aplikasi yang digunakan menggunakan arcView 3.3 dan menggunakan database bertie .dbf, dimana pada arcView tersebut akan diolah data bertipe shape file/ .shp .

1.5

Sistematika penulisan BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang mengapa aplikasi tracking Sistem ini dibuat, tujuan dan manfaat dari penelitian, rumusan Masalah, batasan masalah, metodologi penelitian, dan Sistematika penulisan skripsi. BAB 2 LANDASAN TEORI

5

Bab ini membahas mengenai dasar dasar teori Tentang Navigasi, Tracking sistem, Sistem kedudukan sejagat, sistem manajemen transportasi dan Sistem informasi geografis yang Akan digunakan sebagai landasan dan tuntutan dalam Penyusunan skripsi. BAB 3 ANALISIS PENELITIAN Pada bab ini akan membahas tentang konsep aplikasi, Perancangan, struktur database dan desain antarmuka. BAB 4 RANCANGAN PENELITIAN Bab ini akan membahas hasil uji atau implementasi dari Aplikasi, kelebihan dan kekurangan sistem. BAB 5 PENUTUP Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian Yang dilakukan guna penelitian yang akan datang.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Navigasi Navigasi atau pandu arah adalah penentuan kedudukan (position) dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan oleh sebab itulah pengetahuan tentang pedoman arah (compass) dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan dipahami. Perangkat perangkat navigasi : Peta Peta merupakan bidang datar dan obyek yang digambarkan pada peta umumnya terletak pada permukaan bumi, sehingga digunakan skala dan sistem proyeksi untuk menggambarkan keadaan yang sesungguhnya. Kompas

6

7

Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet bumi secara akurat.

GPS Sistem Kedudukan Sejagat (bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS)) adalah sistem untuk menentukan posisi di permukaan bumi dengan bantuan sinkronisasi sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. Sistem yang serupa dengan GPS antara lain GLONASS Rusia, Galileo Uni Eropa, IRNSS India. Sistem ini dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat, dengan nama lengkapnya adalah NAVSTAR GPS (kesalahan umum adalah bahwa NAVSTAR adalah sebuah singkatan, ini adalah salah, NAVSTAR adalah nama yang diberikan oleh John Walsh, seorang penentu kebijakan penting dalam program GPS).[1] Kumpulan satelit ini diurus oleh 50th Space Wing Angkatan Udara Amerika Serikat. Biaya perawatan sistem ini sekitar US$750 juta

8

per tahun,[2] termasuk penggantian satelit lama, serta riset dan pengembangan.GPS Tracker atau sering disebut dengan GPS Tracking adalah teknologi AVL (Automated Vehicle Locater) yang memungkinkan pengguna untuk melacak posisi kendaraan, armada ataupun mobil dalam keadaan Real-Time. GPS Tracking

memanfaatkan kombinasi teknologi GSM dan GPS untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu menerjemahkannya dalam bentuk peta digital. Radar Radar laut dan kapal terbang modern sekarang dilengkapi dengan radar untuk mendeteksi kapal/pesawat lain, cuaca/awan yang dihadapi di depan sehingga bisa menghindar dari bahaya yang ada Di depan pesawat/kapal. IRS Salah satu perlengkapan modern untuk navigasi adalah Inertial Reference Sytem/IRS. IRS adalah perangkat yang dapat mengetahui posisi koordinat berdasarkan efek inertial. Tidak seperti GPS, perangkat IRS tidak memerlukan stasiun sehingga sangat cocok untuk digunakan di bumi maupun di ruang angkasa. Perangkat IRS modern menggunakan peta sehingga merupakan perangkat modern

9

dalam navigasi di darat, kapal di laut,pesawat udara serta di ruang angkasa.

2.2 Sistem kedudukan Sejagat Sistem ini menggunakan sejumlah satelit yang berada di orbit bumi, yang memancarkan sinyalnya ke bumi dan ditangkap oleh sebuah alat penerima. Ada tiga bagian penting dari sistem ini, yaitu bagian kontrol, bagian angkasa, dan bagian pengguna.

2.2.1

Bagian Kontrol Seperti namanya, bagian ini untuk mengontrol. Setiap satelit dapat berada sedikit diluar orbit, sehingga bagian ini melacak orbit

satelit, lokasi, ketinggian, dan kecepatan. Sinyal-sinyal sari satelit diterima oleh bagian kontrol, dikoreksi, dan dikirimkan kembali

10

ke satelit. Koreksi data lokasi yang tepat dari satelit ini disebut dengan data ephemeris, yang nantinya akan di kirimkan kepada alat navigasi kita.

2.2.2

Bagian Angkasa Bagian ini terdiri dari kumpulan satelit-satelit yang berada di orbit bumi, sekitar 12.000 mil di atas permukaan bumi. Kumpulan satelit-satelit ini diatur sedemikian rupa sehingga alat navigasi setiap saat dapat menerima paling sedikit sinyal dari empat buah satelit. Sinyal satelit ini dapat melewati awan, kaca, atau plastik, tetapi tidak dapat melewati gedung atau gunung. Satelit mempunyai jam atom, dan juga akan memancarkan informasi waktu/jam ini. Data ini dipancarkan dengan kode pseudo-random. Masing-masing satelit memiliki kodenya sendiri-sendiri. Nomor kode ini biasanya akan ditampilkan di alat navigasi, maka kita bisa melakukan identifikasi sinyal satelit yang sedang diterima alat tersebut. Data ini berguna bagi alat navigasi untuk mengukur jarak antara alat navigasi dengan satelit, yang akan digunakan untuk mengukur koordinat lokasi. Kekuatan sinyal satelit juga akan membantu alat dalam penghitungan. Kekuatan sinyal ini lebih dipengaruhi oleh lokasi

11

satelit, sebuah alat akan menerima sinyal lebih kuat dari satelit yang berada tepat di atasnya (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari ketika jam 12 siang) dibandingkan dengan satelit yang berada di garis cakrawala (bayangkan lokasi satelit seperti posisi matahari terbenam/terbit). Ada dua jenis gelombang yang saat ini dipakai untuk alat navigasi berbasis satelit pada umumnya, yang pertama lebih dikenal dengan sebutan L1 pada 1575.42 MHz. Sinyal L1 ini yang akan diterima oleh alat navigasi. Satelit juga mengeluarkan gelombang L2 pada frekuensi 1227.6 Mhz. Gelombang L2 ini digunakan untuk tujuan militer dan bukan untuk umum. 2.2.3 Bagian Pengguna Bagian ini terdiri dari alat navigasi yang digunakan. Satelit akan memancarkan data almanak dan ephemeris yang akan diterima oleh alat navigasi secara teratur. Data almanak berisikan perkiraan lokasi (approximate location) satelit yang dipancarkan terus menerus oleh satelit. Data ephemeris dipancarkan oleh satelit, dan valid untuk sekitar 4-6 jam. Untuk menunjukkan koordinat sebuah titik (dua dimensi), alat navigasi memerlukan paling sedikit sinyal dari 3 buah satelit. Untuk menunjukkan data ketinggian sebuah titik (tiga dimensi), diperlukan tambahan sinyal dari 1 buah satelit lagi.

12

Dari sinyal-sinyal yang dipancarkan oleh kumpulan satelit tersebut, alat navigasi akan melakukan perhitungan-perhitungan, dan hasil akhirnya adalah koordinat posisi alat tersebut. Makin banyak jumlah sinyal satelit yang diterima oleh sebuah alat, akan membuat alat tersebut menghitung koordinat posisinya dengan lebih tepat.

2.3 Akurasi alat Navigasi GPS Akurasi atau ketepatan perlu mendapat perhatian bagi penentuan koordinat sebuah titik/lokasi. Koordinat posisi ini akan selalu mempunyai faktor kesalahan, yang lebih dikenal dengan tingkat akurasi. Misalnya, alat tersebut menunjukkan sebuah titik koordinat dengan akurasi 3 meter, artinya posisi sebenarnya bisa berada dimana saja dalam radius 3 meter dari titik koordinat (lokasi) tersebut. Makin kecil angka akurasi (artinya akurasi makin tinggi), maka posisi alat akan menjadi semakin tepat. Harga alat juga akan meningkat seiring dengan kenaikan tingkat akurasi yang bisa dicapainya. Pada pemakaian sehari-hari, tingkat akurasi ini lebih sering dipengaruhi oleh faktor sekeliling yang mengurangi kekuatan sinyal satelit. Karena sinyal satelit tidak dapat menembus benda padat dengan baik, maka ketika menggunakan alat, penting sekali untuk memperhatikan luas langit yang dapat dilihat.

13

2.4 Sistem informasi geografis Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk membangun, menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi berefrensi geografis, misalnya data yang diidentifikasi menurut lokasinya, dalam sebuah database. Para praktisi juga memasukkan orang yang membangun dan mengoperasikannya dan data sebagai bagian dari sistem ini. Teknologi Sistem Informasi Geografis dapat digunakan untuk investigasi ilmiah, pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi dan perencanaan rute. Misalnya, SIG bisa membantu perencana untuk secara cepat menghitung waktu tanggap darurat saat terjadi bencana alam, atau SIG dapat digunaan untuk mencari lahan basah (wetlands) yang membutuhkan perlindungan dari polusi. Pengertian Menurut Ahli tentang Sistem Informasi Geografis1. Menurut Aronaff (1989)

14

SIG adalah sistem informasi yang didasarkan pada kerja komputer yang memasukkan, mengelola, memanipulasi dan menganalisa data serta memberi uraian. 2. Menurut Burrough (1986) SIG merupakan alat yang bermanfaat untuk pengumpulan, penimbunan, pengambilan kembali data yang diinginkan dan penayangan data keruangan yang berasal dari kenyataan dunia. 3. Menurut Kang Tsung Chang (2002) SIG sebagai a computer system for capturing, storing, querying, analyzing, and displaying geographic data. 4. Menurut Murai (1999) SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan

menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan

pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya. 5. Menurut Marble et al (1983) SIG merupakan sistem penanganan data keruangan

15

6. Menurut Bernhardsen (2002) SIG sebagai sistem komputer yang digunakan untuk memanipulasi data geografi. Sistem ini diimplementasikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang berfungsi untuk akusisi dan verifikasi data, kompilasi data, penyimpanan data, perubahan dan pembaharuan data, manajemen dan pertukaran data, manipulasi data, pemanggilan dan presentasi data serta analisa data 7. Menurut Gistut (1994) SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi. 8. Menurut Berry (1988) SIG merupakan sistem informasi, referensi internal, serta otomatisasi data keruangan.

9. Menurut Calkin dan Tomlison (1984) SIG merupakan sistem komputerisasi data yang penting.

16

10. Menurut Linden (1987) SIG adalah sistem untuk pengelolaan, penyimpanan, pemrosesan (manipulasi), analisis dan penayangan data secara spasial terkait dengan muka bumi. 11. Menurut Alter SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga dapat diakses dengan menunjuk daerah pada sebuah peta. 12. Menurut Prahasta SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya. 13. Menurut Petrus Prayono SIG adalah sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan, manipulasi dan menganalisis informasi geografi. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa SIG merupakan pengelolaan data geografis yang didasarkan pada kerja komputer (mesin).

2.4.1

Sejarah Perkembangan

17

35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang terhubung ke database atribut. Pada tahun 1700-an teknik survey modern untuk pemetaan topografis diterapkan, termasuk juga versi awal pemetaan tematis, misalnya untuk keilmuan atau data sensus. Awal abad ke-20 memperlihatkan pengembangan "litografi foto" dimana peta dipisahkan menjadi beberapa lapisan (layer).

Perkembangan perangkat keras komputer yang dipacu oleh penelitian senjata nuklir membawa aplikasi pemetaan menjadi multifungsi pada awal tahun 1960-an. Tahun 1967 merupakan awal pengembangan SIG yang bisa diterapkan di Ottawa, Ontario oleh Departemen Energi, Pertambangan dan Sumber Daya. Dikembangkan oleh Roger Tomlinson, yang kemudian disebut CGIS (Canadian GIS - SIG Kanada), digunakan untuk menyimpan, menganalisis dan mengolah data yang dikumpulkan untuk Inventarisasi Tanah Kanada (CLI - Canadian land Inventory) - sebuah inisiatif untuk mengetahui kemampuan lahan di wilayah pedesaan Kanada dengan memetakaan berbagai informasi pada tanah, pertanian, pariwisata, alam

18

bebas, unggas dan penggunaan tanah pada skala 1:250000. Faktor pemeringkatan klasifikasi juga diterapkan untuk keperluan analisis. CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun

(overlay),penghitungan, pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national yang membentang di atas benua Amerika , memasukkan garis sebagai arc yang memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah. Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut "Bapak SIG". CGIS bertahan sampai tahun 1970-an dan memakan waktu lama untuk penyempurnaan setelah pengembangan awal, dan tidak bisa bersaing denga aplikasi pemetaan komersil yang dikeluarkan beberapa vendor seperti Intergraph. Perkembangan perangkat keras mikro komputer memacu vendor lain seperti ESRI, CARIS, MapInfo dan berhasil membuat banyak fitur SIG, menggabung pendekatan generasi pertama pada pemisahan informasi spasial dan atributnya, dengan pendekatan generasi kedua pada organisasi data atribut menjadi struktur database. Perkembangan industri pada tahun 1980-an dan 1990-an memacu lagi pertumbuhan SIG pada workstation UNIX dan komputer pribadi. Pada akhir abad ke-20, pertumbuhan yang cepat di berbagai sistem dikonsolidasikan dan distandarisasikan menjadi platform lebih sedikit,

19

dan para pengguna mulai mengekspor menampilkan data SIG lewat internet, yang membutuhkan standar pada format data dan transfer. Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun "Kebijakan dan Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)" dalam pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset. Jenjang pendidikan SMU/senior high school melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi. Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan software namun mampu menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah dikembangkan hampir disemua universitas di Indonesia melalui laboratorium-laboratorium, matapelajaran. kelompok studi/diskusi maupun

2.5 Sistem manajemen transportasi

20

Sistem manajemen transportasi adalah rangkaian sistem yang dipasang pada kendaraan agar dapat dilacak oleh pemilik kendaraan atau pihak ketiga lainnya. Sistem pelacakan kendaraan modern umumnya menggunakan sistem kedudukan sejagat (GPS) untuk menentukan lokasi kendaraan. Selain GPS, sistem ini juga dapat menggunakan frekuensi radio untuk menentukan posisi, seperti yang digunakan pada sistem LORAN dan LoJack. Sistem ini juga biasanya memiliki komponen komunikasi, seperti selular atau satelit, untuk mengirimkan posisi kendaraan kepada pengguna di tempat lain. 2.5.1 Kegunaaan

Dalam manajemen armada, pelacak posisi kendaraan ini membantu para manajer armada menjadi lebih mudah dalam mengambil keputusan yang berhubungan dengan armada mereka, selain itu bisa pula diketahui halhal yang behubungan dengan prestasi seorang pengemudi, biaya perawatan setiap kendaraan setiap kilometer, ataupun konsumsi bahan bakar setiap kendaraan. Hal lain yang tidak kalah penting adalah menghindari curi pakai kendaraan, ataupun penggunaan jalur/trayek yang tidak seharusnya, yaitu jalur yang dilarang oleh manajer armada karena berbagai alasan. Di beberapa negara, keberadaan alat pemantau kendaraan ini berguna untuk mengurangi biaya premi asuransi, hal ini disebabkan dengan alat

21

ini bisa mengurangi risiko kehilangan kendaraan karena pencurian, sehingga risiko perusahaan asuransi juga berkurang, dikembalikan ke pelanggan dalam bentuk pengurangan premi. Aplikasi pada perusahaan taksi digunakan untuk mempercepat layanan penjemputan oleh armada taksi, yaitu dengan mengetahui alamat pelanggan, dan posisi taksi yang kosong, maka pusat layanan armada taksi tersebut bisa langsung menentukan taksi terdekat untuk menjemput pelanggan mereka. Aplikasi pada perusahaan taksi digunakan untuk mempercepat layanan penjemputan oleh armada taksi, yaitu dengan mengetahui alamat pelanggan, dan posisi taksi yang kosong, maka pusat layanan armada taksi tersebut bisa langsung menentukan taksi terdekat untuk menjemput pelanggan mereka. Aplikasi di logistik digunakan untuk melakukan efisiensi dalam rute ataupun percepatan penurunan/pengangkutan muatan dengan adanya fasilitas geofencing. Dengan fasilitas ini maka pengawas bisa mengetahui lebih awal adanya armada yang akan masuk gudang, sehingga bisa mempersiapkan pelaksanaan bongkar muat lebih dini. Cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut:1. GPS Tracking Device menerima sinyal GPS dari beberapa satelit

GPS.

22

2. Berdasarkan sinyal-sinyal tersebut, GPS Tracking menghitung

posisinya.3. GPS Tracking mengirim data posisinya tersebut serta secara online

ke Tracking Server Tracking System melalui jaringan GSM.4. Pemakai dapat menggunakan web browser untuk melakukan

pelacakan dan pemantauan kendaraan yg akan ditampilkan pada peta digital melalui jaringan internet.

2.6 Data Spatial Data spasial mempunyai pengertian sebagai suatu data yang mengacu pada posisi, obyek, dan hubungan diantaranya dalam ruang bumi. Data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi, perairan, kelautan dan bawah atmosfir (Rajabidfard dan Williamson, 2000a). Data spasial dan informasi turunannya digunakan untuk menentukan posisi dari identifikasi suatu elemen di permukaan bumi (Radjabidfard 2001). Lebih lanjut lagi Mapping Science Committee (1995) dalam Rajabidfard (2001) menerangkankan mengenai pentingnya peranan posisi lokasi yaitu, (1) pengetahuan mengenai lokasi dari suatu aktifitas memungkinkan hubungannya dengan aktifiktas lain atau elemen lain dalam daerah yang sama atau lokasi yang berdekatan dan (2) Lokasi

23

memungkinkan diperhitungkannya jarak, pembuatan peta, memberikan arahan dalam membuat keputusan spasial yang bersifat kompleks. Karakteristik utama dari data spasial adalah bagaimana mengumpulkannya dan memeliharanya untuk berbagai kepentingan. Selain itu juga ditujukan sebagai salah satu elemen yang kritis dalam melaksanakan pembangunan sosial ekonomi secara berkelanjutan dan pengelolaan lingkungan. Berdasarkan perkiraan hampir lebih dari 80 % informasi mengenai bumi berhubungan dengan iinformasi spasial (Wulan 2002). Perkembangan teknologi yang cepat dalam pengambilan data spasial telah membuat perekaman terhadap data berubah menjadi bentuk digital, selain itu relatif cepat dalam melakukan prosesnya. Salah satunya perkembangan teknologi yang berpengaruh terhadap perekeman data pada saat ini adalah teknologi penginderaan jauh (remote sensing) dan Global Positioning System (GPS). Terdapat empat prinsip yang dapat mengidentifikasikan perubahan teknologi perekaman data spasial selama tiga dasawaarsa ini. Prinsip tersebut adalah (1) perkembangan teknologi, (2) kepedulian terhadap lingkungan hidup, (3) konflik politik atau perang dan (4) kepentingan ekonomi. Data lokasi yang spesifik dibutuhkan untuk melakukan pemantauan terhadap dampak dalam suatu lingkungan, untuk mendukung program restorasi lingkungan dan untuk mengatur pembangunan. Kegiatankegiatan tersebut dilakukan melalui kegiatan pemetaan dengan

24

menggunakan

komputer

dan

pengamatan

terhadap

bumi

dengan

menggunakan satelit penginderaan jauh. Rajabidfard dan Wiliamson (2000b), menerangkan bahwa terdapat dua pendorong utama dalam pembangunan data spasial. Pertama adalah pertumbuhan kebutuhan suatu pemerintahan dan dunia bisnis dalam memperbaiki keputusan yang berhubungan dengan keruangan dan meningkatkan efisiensi dengan bantuan data spasial. Faktor pendorong kedua adalah mengoptimalkan anggaran yang ada dengan meningkatkan informasi dan sistem komunikasi secara nyata dengan membangun teknologi informasi spasial. Didorong oleh faktor-faktor tersebut, maka banyak negara, pemerintahan dan organisasi memandang pentingnya data spasial, terutama dalam pengembangan informasi spasial atau yang lebih dikenal dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Tujuannya adalah membantu pengambilan keputusan berdasarkan kepentingan dan tujuannya masing-masing, terutama yang berkaitan dengan aspek keruangan. Oleh karena itu data spasial yang telah dibangun, sedang dibangun dan yang akan dibangun perlu diketahui keberadaanya. Pada dasarnya terdapat dua permalahan utama yang terjadi pada saat ini dalam pembangunan data spasial. Pertama adalah ledakan informasi, dimana informasi tersebut diperlukan dalam perkembangan waktu yang terjadi. Hal ini sangatlah bergantung pada perkembangan yang cepat dalam proses pengambilan dan perekaman data spasial. Sedangkan yang kedua adalah terbatasnya dan

25

sulitnya melakukan akses dan mendapatkan informasi spasial dari berbagai macam sumber data yang tersedia. Konsekuensi yang terjadi terdapat kebutuhan yang sangat mendesak untuk memecahkan permasalahan tersebut, yaitu dengan melakukan konsep berbagi pakai data, integrasi dari aplikasi yang berbeda dan mengurangi duplikasi data dan minimalisasi biaya pengeluaran yang terjadi. 2.6.1 Model Data Spatial

Pada pemanfaatannya data spasial yang diolah dengan menggunakan komputer (data spasial digital) menggunakan model sebagai pendekatannya. Economic and Social Comminssion for Asia and the Pasific (1996), mendefinisikan model data sebagai suatu set logika atau aturan dan

karakteristik dari suatu data spasial. Model data merupakan representasi hubungan antara dunia nyata dengan data spasial. Terdapat dua model dalam data spasial, yaitu model data raster dan model data vektor. Keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, selain itu dalam pemanfaatannya tergantung dari masukan data dan hasil akhir yang akan dihasilkan. Model data tersebut merupakan representasi dari obyekobyek geografi yang terekam sehingga dapat dikenali dan diproses oleh komputer. Chang (2002) menjabarkan model data vektor menjadi beberapa bagian lagi, sedangkan penjelasan dari model data tersebut akan dibahas dalam sub bab berikut ini.

26

Model Data Raster Model data raster mempunyai struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya digunakan dalam remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun airborne (pesawat terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital (DEM-Digital Elevatin Model) dan model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model). Model raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan di bumi dalam bentuk gambaran yang di generalisasi. Representasi dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek yang terekam dan ditandai dengan nilainilai tertentu. Secara konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.Terdapat beberapa keuntungan dalam

menggunakan model raster, diantaranya adalah

Memiliki struktur data yang sederhana, bentuk sel matriks dengan nilainya dapat merepresentasikan koordinat dan kadangkala memiliki link dengan tabel atribut.

27

Format yang sangat cocok untuk dapt melakukan analisis statistik dan spasial.

Mempunyai kemampuan dalam merepresentasikan data-data yang bersifat continous seperti dalam memodelkan permukaan bumi.

Memiliki kemampuan untuk menyimpan titik (point), garis (line), area (polygon), dan permukaan (surface)

Memiliki kemampuan dalam melakukan proses tumpang-tindih (overlay) secara lebih cepat pada data yang kompleks. Model Data Vektor Model data vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).

Titik (point) Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor. Contoh : Lokasi Fasilitasi Kesehatan, Lokasi Fasilitas Kesehatan, dll.

Garis (line) Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi. Contoh : Jalan, Sungai, dll.

28

Area (Poligon) Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.Contoh : Danau, Persil Tanah, dll.2.7 UML (Unified Modelling Language)

Unified Modeling Language (UML) adalah bahasa spesifikasi standar untuk mendokumentasikan, menspesifikasikan, dan membangun sistem perangkat lunak. Unified Modeling Language (UML) adalah himpunan struktur dan teknik untuk pemodelan desain program berorientasi objek (OOP) serta aplikasinya.[1] UML adalah metodologi untuk mengembangkan sistem OOP dan sekelompok perangkat tool untuk mendukung pengembangan sistem tersebut.[1] UML mulai diperkenalkan oleh Object Management Group, sebuah organisasi yang telah mengembangkan model, teknologi, dan standar OOP sejak tahun 1980-an.[1] Sekarang UML sudah mulai banyak digunakan oleh para praktisi OOP.[1] UML merupakan dasar bagi perangkat (tool) desain berorientasi objek dari IBM.[1] UML adalah suatu bahasa yang digunakan untuk menentukan,

memvisualisasikan, membangun, dan mendokumentasikan suatu sistem informasi.[2] UML dikembangkan sebagai suatu alat untuk analisis dan desain berorientasi objek oleh Grady Booch, Jim Rumbaugh, dan Ivar Jacobson.[2] Namun demikian UML dapat digunakan untuk memahami dan

29

mendokumentasikan setiap sistem informasi.[2] Penggunaan UML dalam industri terus meningkat.[2] Ini merupakan standar terbuka yang menjadikannya sebagai bahasa pemodelan yang umum dalam industri peranti lunak dan pengembangan sistem. 2.7.1 Diagram UML

UML menyediakan 10 macam diagram untuk memodelkan aplikasi berorientasi objek, yaitu: 2.7.1.1 USE CASE DIAGRAM ` Use case diagram digunakan untuk memodelkan bisnis proses Sberdasarkan perspektif pengguna sistem. [4]Use case diagram terdiri atas diagram untuk use case dan actor.[4] Actor merepresentasikan orang yang akan mengoperasikan atau orang yang berinteraksi dengan sistem aplikasi.[4] Use case merepresentasikan operasi-operasi yang dilakukan oleh actor.[4] Use case digambarkan berbentuk elips dengan nama operasi dituliskan di dalamnya. Actor yang melakukan operasi dihubungkan dengan garis lurus ke use case. 2.7.1.2 SEQUENCE DIAGRAM

30

Sequence diagram menjelaskan secara detail urutan proses yang dilakukan dalam sistem untuk mencapai tujuan dari use case: interaksi yang terjadi antar class, operasi apa saja yang terlibat, urutan antar operasi, dan informasi yang diperlukan oleh masing-masing operasi. 2.7.1.3 COLLABORATION DIAGRAM Collaboration diagram dipakai untuk memodelkan interaksi antar object di dalam sistem. Berbeda dengan sequence diagram yang lebih menonjolkan kronologis dari operasi-operasi yang dilakukan, collaboration diagram lebih fokus pada pemahaman atas keseluruhan operasi yang dilakukan oleh object 2.7.1.4 CLASS DIAGRAM Class diagram merupakan diagram yang selalu ada di permodelan sistem berorientasi objek. Class diagram

menunjukkan hubungan antar class dalam sistem yang sedang dibangun dan bagaimana mereka saling berkolaborasi untuk mencapai suatu tujuan.

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Konsep Aplikasi User melakukan pelacakan atau tracking harus mempunyai GPS receiver yang tentunya berfungsi sebagai device yang akan dilacak aplikasi tracking tersebut dan mempunyai koneksi internet, setelah syarat diatas terpenuhi, maka user dapat menggunakan aplikasi tracking sistem teresebut, tetapi jika user tidak memenuhi syarat salah satu tersebut user tidak bisa melakukan pelacakan.

Gambar 3.1 kerja tracking system

31

32

3.2

Usecase Diagram aktifitas user

Gambar 3.2 Usecase aktifitas user

33

User dapat melakukan 4 kegiatan seperti yang ada pada gambar usecase diatas, seorang user dapat : 1. Melihat Peta dan koordinasi posisi, yaitu mengetahui dia sedang berada dimana dan posisinya. 2. Seorang user dapat melihat rute tercepat, user dapat melakukan pemilihan dari 1 titik tujuan ke titik tujuan lainnya, dan melihat jalur tercepat. 3. Seorang user dapat melakukan pelacakan terhadap device secara realtime. 4. User juga dapat melihat rute rute yang telah dilewati oleh device.

3.3

Sequence Diagram Langkah Pengecekan Koordinat

Gambar 3.3 SEQUENCE DIAGRAM PROSES PENGECEKAN KOORDINAT

34

Langkah pengecekan koordinat : 1. Koordinat dapat diinput dan dipilih pada aplikasi, pemetaan menggunakan file bertipe .shp (shape files).2. Aplikasi tersebut mengirim koordinat yang diminta dan menerapkannya

pada GPS Receiver.3. GPS Receiver meminta posisi koordinat tersebut kepada satelit yang telah

disediakan.4. Satelit merespon dan mengirimkan hasil pemrosesan koordinat posisi

tersebut kepada GPS Receiver.5. GPS Receiver mengirimkan koordinat posisi serta memvisualisasikannya ke

dalam aplikasi dengan bentuk titik titik merah pada peta yang ada, titik merah menandakan lokasi sekarang atau lokasi yang telah dilalui.

35

3.4 Desain arsitektur 3.5.1 Data Flow Diagram

Gambar 3.4 Konteks Diagram sistem tracking Keterangan Gambar : User Koordinat Posisi : Entitas Luar Sistem. : Meliputi Data koordinat data longitude dan Latitude. Data Peta Visualisasi Koordinat : Meliputi gambar peta, wilayah. : Tampilan koordinat hasil dari pemrosesan Sistem Tracking.

36

3.5 Desain Data 3.5.1 1. Perancangan Basis Data Tabel Annotation Tabel ini digunakan untuk menyimpan informasi titik atau annotation yang dibuat. Tabel 1.1 Annotation No 1 2 3 4 5 6 7 Field Area Perimeter Tx0442 Tx0442_id Text Angle Sourcethm Tipe Ukuran Number 20 Number 20 Number 11 Number 11 String 254 Number 14 String 16

2. Tabel Street_Double_Line Tabel yang berguna untuk menyimpan garis kedua, untuk garis jalan. Tabel 1.6 Street Double Line No Field 1 ID 2 LENGTH Tipe Ukuran NUMBER 8 NUMBER 21

37

2.

Tabel Coastline Tabel yang digunakan untuk menyimpan sumber sumber garis pembatas daerah. Tabel 1.2 coastline No 1 2 3 4 5 6 7 8 Field FNODE_ TNODE_ LPOLY_ RPOLY_ LENGTH CO0323_ CO0323_ID SOURCETHM Tipe Ukuran Number 11 Number 11 Number 11 Number 11 Number 21 Number 11 Number 11 String 16

38

3.

Tabel Boundary

Tabel yang digunakan untuk menyimpan informasi penduduk pada kabupaten. Tabel 1.3 Boundary No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Field Count Perimeter Zone_kel Kabcode x_coord y_coord Tag Kabname Area Pendapatan pengeluaran Transport Mobil Motor Keluarga Tinggal Tipe Ukuran Number 11 Number 20 Number 7 Number 2 Number 17 Number 17 Number 4 String 25 Number 20 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16

5. Tabel Jakarta_Utara

39

Tabel ini berfungsi untuk menyimpan nama kecamatan dan kabupaten Jakarta utara. Tabel 1.4 Jakarta utara No Field 1 Area 2 Perimeter 3 Zone_kel 4 NMKEL2002 5 KABNAME 6 KECNAME 7 POS_CD 8 MEMO 9 KABCODE 10 REC 11 ZONE_336 12 TAZ 13 ZONE_47 14 ACRES 15 HECTARES 16 X_COORD 17 Y_COORD 18 TAG 19 KELNAME 20 PENDAPATAN 21 PENGELUARAN 22 TRANSPORT 23 MOBIL 24 MOTOR 25 KELUARGA 26 TINGGAL Tipe Ukuran Number 20 Number 20 String 7 String 45 String 22 String 22 Number 9 String 254 String 2 Number 9 Number 20 Number 8 Number 6 Number 17 Number 17 Number 17 Number 17 Number 8 String 20 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16 Number 16

3. Tabel Street_line Tabel yang menyimpan informasi koordinat, serta nama jalan.

40

Tabel 1.7 Street line No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Field FNODE_ TNODE_ LPOLY_ RPOLY_ LENGTH SC0442_ SC0442_ID STREET_NAM SOURCETHM Tipe Ukuran Number 11 Number 11 Number 11 Number 11 Number 21 Number 11 Number 11 String 45 String 16

4. Tabel Land_use Tabel yang menyimpan informasi, daerah daerah yang digunakan untuk kegiatan atau padat aktifitas, seperti daerah perindustrian, dan lain- lain. Tabel 1.8 land use No 1 2 3 4 5 6 7 No 9 10 11 12 13 14 15 16 Field AREA PERIMETER LU0292_ LU0292_ID CAT_IKONOS LU0294_ LU0294_ID Field LU0301_ID LU0302_ LU0302_ID LU0303_ LU0303_ID LU0304_ LU0304_ID LU0312_ Tipe Ukuran float 20 float 20 number 11 number 11 number 11 number 11 number 11 Tipe Ukuran number 11 number 11 number 11 number 11 number 11 number 11 number 11 number 11

41

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37

LU0312_ID LU0313_ LU0313_ID LU0314_ LU0314_ID LU0321_ LU0321_ID LU0322_ LU0322_ID LU0323_ LU0323_ID LU0324_ LU0324_ID LU0431_ LU0431_ID LU0432_ LU0432_ID LU0441_ LU0441_ID LU0442_ LU0442_ID

number number number number number number number number number number number number number number number number number number number number number

11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11 11

3.7

Analisis kebutuhan

3.7.2 Normative need/ Kebutuhan secara Normatif

Jika dilihat dari aplikasi yang dibuat yaitu perancangan sistem tracking device :USB transmitter , merupakan sebagian kecil dari sistem skala besar yang ada, yaitu bagian dari sistem traveling yang dimana sistem traveling tersebut mempunyai kebutuhan secara normative yaitu, sistem travelling

42

membutuhkan penunjuk jalan atau arah yang bisa dipertanggungjawabkan keakuratannya, membutuhkan detail dari setiap lokasi yang ada di berbagai macam tempat agar tidak menemui kesulitan dalam menumukan jalan tersebut dan menemukan jalur jalur alternatif yang bisa dilalui agar dapat mempercepat waktu perjalanan dalam travelling. Jika di Compare aplikasi Tracking system dengan google maps maka akan didapatkan perbandingan yaitu google maps mempunyai fitur fitur khusus dan mencakup banyak daerah bahkan sampai luar bumi yaitu bernama google earth dan google maps terdapat pencitraan atau terdapat gambar dari setiap tempat yang diambil oleh satelit, sedangkan jika dibandingkan dengan aplikasi Tracking system , aplikasi Tracking system hanya tidak selengkap fitur google maps , tetapi Tracking system mempunyai fitur khusus yaitu dapat men-Track jalur atau jalan yang telah dilalui oleh user tersebut, sehingga bisa dilihat jalur mana yang efektif dan tidak.

3.7.2

Felt need / Selera / keinginan

Sesuai dengan keinginan pasar yaitu, menyediakan aplikasi tracking sistem yang dapat melacak keberadaan tempatnya secara real time dan dapat menampilkannya kedalam pencitraan yang akurat dan detail serta dengan tampilan yang user friendly.3.7.3 Expressed or Demanded need / Permintaan

43

Permintaan pasar atau demanded need menginginkan aplikasi yang dapat menentukan arah jalan yang tepat dan akurat, serta diperbarui setiap harinya, agar semua detail dan akurat dalam menentukan arah jalur atau jalan yang akan dipakai oleh pengguna. 3.7.4 Comparative need / Perbandingan / Persaingan

Pada aplikasi Tracking system ini mempunyai fitur mencatat history dari jalur yang pernah dilalui oleh pengguna aplikasi Tracking system. Sehingga dapat dilihat jalur jalur mana saja yang biasa dilewati dan jarang dilewati oleh Pengguna aplikasi Tracking system.

3.7.5

Anticipated or future need / kebutuhan masa depan

Taraf dari kebutuhan kebutuhan akan aplikasi yang user friendly dan aplikatif pasti akan meningkat setiap kalinya. Maka dari itu demin mengantisipasi hal itu terjadi aplikasi tracking system akan terus di upgrade atau diperbaharui baik dari segi tampilan (desain) dan juga dari segi sistem yang bekerja pada aplikasi Tracking system ini, sehingga para pengguna Tracking system tidak akan berpindah terhadap aplikasi lain yang sejenis dengan Tracking system.

44

3.7.6

Cost Benefit

Aplikasi akan diunggah melalui media unggah dan forum - forum yang ada, seperti mediafire, 4shared, kaskus,dan indowebster. Aplikasi yang ada akan disiarkan atau dijual secara gratis, tidak berbayar. Maka dari itu COST BENEFIT yang dikeluarkan tidak ada.

3.8 Desain Antarmuka

45

Gambar 3.5 Desain antarmuka aplikasi Pada tampilan diatas desain antarmuka, terdapat menu file, tampilan dan tracking dan disamping terdapat tampilan keterangan, dimana disana akan dimuat, tampilan yang ingin ditampilkan, seperti ingin menampilkan gedung, titik dan jalan. Dan di tengah tengah terdapat gambar peta yang akan ditampilkan seperti keinginan kita, saat menyeleksi di tampilan keterangan.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN UJI 4.1 Tampilan dan implementasi Tampilan awal program, dimana terdapat pilihan menu tampilan, untuk melihat view peta.

Gambar 4.1 Menu Awal

46

47

Tampilan table yang dipakai oleh aplikasi

Gambar 4.2 Database aplikasi

48

Menampilkan layout peta, agar mudah dilihat dan siap di print.

Gambar 4.3 Layout peta jakarta utara

49

Tampilan menu peta Jakarta utara

50

Gambar 4.4 View Peta Jakarta Utara

Jika kita memilih menu tampilan Street line

51

Gambar 4.5 Tampilan street line Jika view tersebut di zoom dan kita ingin melakukan seleksi terhadap titik, kita hanya klik salah satu titik atau annotation yang tersedia, maka akan muncul informasi seperti di gambar

52

Gambar 4.6 Informasi titik

53

Jika kita ingin mengaktifkan fitur tracking system dan mencari jalu dari 1 lokasi ke lokasi lainnya,

Gambar 4.7 Tracking sistem Gambar diatas menunjukan terdapat titik dan garis merah, dimana jika kita mengaktifkan tracking system dan memilih titik dimana kita berada.

54

4.2

Spesifikasi Komputer untuk Aplikasi 4.2.1 Spesifikasi Perangkat Keras Aplikasi tracking system pada device ini dirancang

menggunakan media input yang berupa device yang didalamnya terdapat receiver untuk menangkap sinyal layaknya sebuah GPS. Device GPS yang digunakan yang digunakan disini adalah GPS berupa sebuah USB transmitter, USB transmitter tersebut dihubungkan dengan komputer melalui port USB(Universal Serial Bus). Driver dari USB tersebut harus menggunakan merek GARMIN, karena aplikasi yang saya buat hanya bisa terintegrasi dengan device atau software driver GARMIN, setelah spesifikasi diatas terpenuhi maka USB tranmitter siap digunakan sebagai media receiver dalam aplikasi tracking system.

Spesifikasi perangkat keras yang digunakan adalah sebagai berikut:

55

1. Pentium 4 1,6 2. Memori RAM 2 GB 3. Harddisk 1 GB 4. Memori VGA (Visual Graphic Adapter) 128MB. 4.2.2 Spesifikasi Perangkat Lunak Sistem operasi yang digunakan adalah wndows XP profesional 32 bit. Software yang digunakan untuk membangun aplikasi menggunakan software ArcView 3.3, dan beberapa file pendukung untuk koneksi dengan driver USB.

BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Sistem mampu memberikan informasi yang akurat tentang posisi dan keberadaan device yang akan dilacak, dan mampu memvisualisasikannya kedalam peta yang ada. Adanya sistem pelacakan tersebut diharapkan dapat membantu meminimalisir presentase kehilangan barang dan tingkat kriminalitas akan pencurian barang. 5.2 Saran Sistem mempunyai kekurangan karena hanya mencakup daerah Jakarta Utara , masih dalam bentuk pemetaan standar dan masih menggunakan perangkat USB trasnmitter sebagai device pelacaknya.

56

DAFTAR PUSTAKA

http://nationalinks.blogspot.com/2009/03/definisi-peta.html (Diakses

12- desember - 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Kompas (Diakses 10 - november - 2011) http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Kedudukan_Sejagat (Diakses 10-

november - 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_Informasi_Geografis (Diakses 14-

desember - 2011)

http://id.wikipedia.org/wiki/Pelacak_kendaraan (Diakses 11- november

- 2011)

Eddy Prahasta(2004), Sistem Informasi Geogragfis : ArcView Lanjut,

Informatika, Jakarta Eddy Prahasta(2006), Sistem Informasi Geogragfis : tools & plugins,

Informatika, Jakarta

57

RIWAYAT HIDUP Nama NIM Tempat/ Tgl Lahir Jenis Kelamin No. Telp Riwayat Pendidikan Tahun 1996 s/d 2002 Tahun 2002 s/d 2005 Tahun 1996 s/d 2002 Tahun 2008 s/d Sekarang : : : : : : Sekolah Dasar, Santo Yoseph Sekolah Menengah Pertama, Santo Yoseph Sekolah Menengah Atas, Santo Pascalis Perguruan Tinggi, Bunda Mulia William Gunawan 1102080005 Jakarta, 15 febuari -1990 Pria 08979205005 / 021-6509190

Pengalaman Kerja 2009

:

Developing Application with Visual Basic.Net and mySql for Central Kurniatama, LTC Glodok.

2009

Developing Website with Joomla for Central Kurniatama, LTC Glodok.58

59

2010 2011

Developing Website with Joomla for Sons Studio. Developing Web Application for Rafcommunication with PHP, Html And Mysql

2011 2011

Developing Website with Joomla for Istana Motor Making Application for Student in Campus with Java and MySql