bab ii tinjauan pustaka 2.1. penelitian terdahulueprints.umm.ac.id/38105/3/bab 2.pdfmatematis yang...

16
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa hasil dari berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang perlu dan dapat dijadikan sebagi pendukung hasil penelitian. Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam hal ini ialah terkait dengan penawaran, elastisitas penawaran, permintaan dan eleastisitas permintaan. Oleh karena itu peneliti melakukan kajian jurnal maupun tesis tentang penawaran dan permintaan terhadap suatu produk. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan acuan dalam penelitian ini: Palar, dkk (2016) menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Cabai Rawit di Kota Manado, bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap harga cabi rawit. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2016, jenis data yang digunakan adalah data sekunder dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado, data perubahan harga dari bulan Januari hingga Desember 2015, dan data primer dari pedagang- pedagang Cabai Rawit, Cabai Keriting, dan Tomat lewat penyebaran kuesioner dan wawancara. Teknik analisis menggunakan regresi linear berganda. Variabel yang digunakan ialah X1 (permintaan cabai), X2 (harga barang substitusi), X3 (harga barang pelengkap), dan X4 (selera masyarakat) mempengaruhi Y (harga cabai). Hasil analisis menunjukan bahwa permintaan terhadap cabai rawit berpengaruh terhadap harga cabai rawit, karena ketika permintaan meningkat maka harga juga meningkat begitupun sebaliknya. Harga barang substitusi (cabai keriting) juga mempengaruhi ketika terjadi penurunan atau kenaikan terhadap

Upload: buihanh

Post on 29-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Beberapa hasil dari berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang

perlu dan dapat dijadikan sebagi pendukung hasil penelitian. Penelitian terdahulu

yang relevan dengan permasalahan yang dibahas dalam hal ini ialah terkait dengan

penawaran, elastisitas penawaran, permintaan dan eleastisitas permintaan. Oleh

karena itu peneliti melakukan kajian jurnal maupun tesis tentang penawaran dan

permintaan terhadap suatu produk. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang

dijadikan acuan dalam penelitian ini:

Palar, dkk (2016) menganalisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga

Cabai Rawit di Kota Manado, bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap harga cabi rawit. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan

pada bulan Januari hingga Maret 2016, jenis data yang digunakan adalah data

sekunder dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Manado, data perubahan

harga dari bulan Januari hingga Desember 2015, dan data primer dari pedagang-

pedagang Cabai Rawit, Cabai Keriting, dan Tomat lewat penyebaran kuesioner dan

wawancara. Teknik analisis menggunakan regresi linear berganda. Variabel yang

digunakan ialah X1 (permintaan cabai), X2 (harga barang substitusi), X3 (harga

barang pelengkap), dan X4 (selera masyarakat) mempengaruhi Y (harga cabai).

Hasil analisis menunjukan bahwa permintaan terhadap cabai rawit berpengaruh

terhadap harga cabai rawit, karena ketika permintaan meningkat maka harga juga

meningkat begitupun sebaliknya. Harga barang substitusi (cabai keriting) juga

mempengaruhi ketika terjadi penurunan atau kenaikan terhadap

11

barang substitusi maka harga cabai rawit juga mengalami hal yang sama. Harga

barang pelengkap (tomat) juga mempengaruhi harga cabai rawit. Selera

mempengaruhi harga cabai rawit karena selera masyarakat kota Manado yang pada

dasarnya memang penyuka makanan pedas sehingga meskipun harga cabai

meningkat konsumen akan tetap membeli. Berdasarkan penelitian (Palar, dkk 2016)

adapun perbedaan dengan penelitian ini ialah pada variabel Y, namun ada kesamaan

terhadap variabel-variabel yang digunakan, diantaranya variabel harga subtitusi.

Kesamaan metode yang digunakan ialah regresi linier berganda.

Purba, dkk (2013) menyatakan bahwa Analisis Permintaan Bawang Merah

(Allium Ascalonicum L) Di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, bertujuan Tujuan

untuk menganalisis permintaan bawang merah, menganalisis faktor pendapatan,

menganalisis faktor harga, menganalisis faktor jumlah tanggungan yang

mempengaruhi permintaan bawang merah dan menganalisis elastisitas permintaan

bawang merah. Lokasi penelitian dilakukan secara purposive berdasarkan

pertimbangan bahwa daerah yang diteliti merupakan salah satu sentra perdagangan

terbesar dan sebagai jalur lintas pemasaran komoditi pertanian yang ada di Kota

Medan Provinsi Sumatera Utara. Pengambilan sampel konsumen digunakan

dengan metode penelusuran (Accidental) yakni konsumen yang sedang membeli

Bawang Merah dan besar sampel ditentukan dengan rumus Slovin, sehingga sampel

diperoleh sebanyak 101 orang. Untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi digunakan adalah Analisis Regresi Linier Berganda dengan alat

bantu SPSS. Untuk menganalisis koefisien elastisitas permintaan bawang merah

digunakan adalah Analisis Regresi Logaritma Natural (LN) dengan alat bantu

12

SPSS. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa permintaan bawang merah di Kota

Medan dipengaruhi oleh pendapatan, harga bawang merah dan jumlah tanggungan

keluarga penduduk (rumah tangga). Berdasarkan hasil pengujian (uji beta) yang

dilakukan, faktor yang paling dominan terbesar mempengaruhi permintaan bawang

merah adalah pendapatan dan yang paling dominan terendah mempengaruhi adalah

jumlah tanggungan. Pengaruh perubahan pendapatan terhadap permintaan bawang

merah sebesar 1,76 satuan yang berarti bersifat elastis. Artinya perubahan

pendapatan sebesar 1% akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih besar

dari 1%. Pengaruh perubahan harga terhadap permintaan bawang merah sebesar

sebesar 0,58 satuan yang berarti bersifat inelastis. Artinya dimana perubahan harga

sebesar 1% akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil dari 1%.

Pengaruh perubahan jumlah tanggungan terhadap permintaan bawang merah

sebesar 1,19 satuan yang berarti bersifat elastis. Artinya perubahan jumlah

tanggungan sebesar 1% akan memberi pengaruh jumlah yang diminta lebih kecil

dari 1%. Berdasarkan jurnal penelitian milik (Purba dkk, 2013) ada beberapa

kesamaan tujuan dengan penelitian ini, yaitu untuk menganalisis elastisitas

permintaan yang terjadi, namun berbeda komoditas.

Purwadi, dkk (2016) melakukan Analisis Penawaran Cabai Merah

(Capsicum Annum L.) Di Kabupaten Karanganyar yang bertujuan untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran cabai merah di

Kabupaten Karanganyar dan menganalisis elastisitas penawaran cabai merah di

Kabupaten Karanganyar. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskripsi analisis. Lokasi penelitian dipilih secara purposive yaitu Kabupaten

13

Karanganyar. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder

time series selama 24 bulan dari bulan Januari 2013-Desember 2014. Analisis data

yang digunakan yaitu regresi linear berganda dengan memasukan model lag yang

didistribusikan dengan pendekatan Nerlove (Partial Adjustment Model). Fungsi

penawaran dengan dengan pendekatan langsung, melalui jumlah produksi. Nilai

Koefisien Determinasi (R2)penelitian ini adalah sebesar 0,73 Hasil penelitian

menunjukkan bahwa secara parsial harga cabai merah empat bulan sebelumnya (Pt-

4) dan luas panen (At) berpengaruh nyata terhadap penawaran cabai merah di

Kabupaten Karanganyar pada tingkat signifikansi 1% dan 10%. Harga cabai merah

pada empat bulan sebelumnya (Pt-4), luas panen cabai merah pada bulan t (At),

rata-rata curah hujan pada bulan t (Rt), jumlah produksi cabai merah pada bulan

sebelumnya (Qt-1) dan harga cabai merah pada bulan t (Pt) secara bersama-sama

berpengaruh nyata terhadap penawaran cabai merah di Kabupaten Karanganyar

pada tingkat signifikansi 1%. Elastisitas penawaran cabai merah dalam jangka

pendekbersifat inelastis. Berdasarkan penelitian (Purwadi, dkk 2016) ada beberapa

kesamaan pada penelitian ini, diantaranya ialah komoditas dan variabel-varaibel

yang digunakan seperti luas panen cabai merah, jumlah produksi cabai merah dan

harga cabai merah pada bulan sebelumnya.

2.2. Kajian Teori

2.2.1. Cabai Merah

Cabai termasuk tanaman musiman berbentuk perdu, dengan kulit batang

berkayu serta mempunyai cabang yang cukup banyak. Cabai memiliki kandungan

zat-zat gizi yang sangat diperlukan untuk kesehatan manusia. Adapun kandungan

cabai antara lain ialah, protein, lemak, karbohidrat, kalsium (Ca), Fosfor (P), besi

14

(Fe), vitamin-vitamin, dan terdapat kandungan senyawa-senyawa alkaloid seperti

capsianin, flafenoid, dan minyak esensial (Prajnanta, 2006). Menurut Trisni (2014)

cabai dapat ditanam pada dataran rendah sampai ketinggian 2000 meter diatas

permukaan laut (mdpl). Suhu perkecambahan benih paling baik antara 25 oC-30oC

sedangkan untuk pertumbuhan adalah 24 oC-28 oC. Tanaman cabai dapat tumbuh

secara opttimal dengan membutuhkan intensitas cahaya matahari, sekurang-

kurangnya selama 10-12 jam untuk melakukan fotosintesis, pembentukan bunga

dan buah serta pemasakan buah. Derajat keasaman tanah (pH) yang ideal untuk

tanaman cabai adalah 6-7.

Cabai merah merupakan salah satu tanaman cabai yang paling komersil

untuk dibudiayakan dan menjajikan peluang bisnis pada pelakunya. Menurut Trisni

(2014) cabai merah ini memiliki beberapa jenis antara lain cabai merah, cabai

merah bulat dan cabai hijau. Bentuknya juga bervariasi, ada yang panjangnyha 10

cm dengan diameter 0,5 sampai 1 cm. Adapun yang panjangnya 8-12 cm dengan

diameter 1-1,5 cm.

2.2.2. Teori Penawaran

Penawaran merupakan hal yang terjadi pada produsen dimana setiap

produsen menjual ataupun menawarkan suatu barang pada waktu tertentu dan

tempat tertentu dengan mendapatkan harga jual yang setinggi-tingginya agar

mendapatkan keuntungan yang maksimal. Menurut Hanafiah dan Saefudin dalam

Ika Rostika (2000) bahwa jumlah barang yang bersedia dijual oleh produsen

tergantung dari harga yang tersedia dibayar oleh konsumen untuk barang

15

bersangkutan. Penawaran suatu barang juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Ika Rostika (2000) faktor-faktor yang mepengaruhi ialah:

1. Harga barang itu sendiri periode saat itu (Ht) dan sebelumnya (Ht-1)

2. Harga barang lain (subtitusi/pengganti) (Hs)

3. Ongkos produksi atau harga input produksi (C)

4. Tujuan dari perusahaan (T)

5. Tingkat teknologi (Tp)

6. Ekologi (E)

7. Institusional (I)

8. Ketidaktentuan (uncertainty) (K)

Secara umum bentuk fungsi penawaran dapat dituliskan sebagai

berikut:

Qs = f (Ht, Ht-1, Hs, C, T, Tp, E, I, K)

Qs = jumlah barang yang ditawarkan

Perlu diketahui bahwa fungsi penawaran ini sangat berpengaruh terhadap

jumlah barang yang ditawarkan dengan harga yang ditawarkan sesuai dengan

hukum penawaran. Hukum penawaran pada dasarnya mengatakan: Semakin tinggi

harga suatu barang, maka semakin banyak jumlah barang tersebut ditawarkan oleh

para penjual; sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, maka semakin sedikit

jumlah barang tersebut ditawarkan oleh penjual (Sukirno, 1995). Hukum

penawaran ini menginformasukan mengenai jumlah barang yang akan dijual pada

setiap tingkat harga barang tersebut.

16

Gambar 1. Kurva Penawaran

Dari gambar kurva diatas menjelaskan bahwa harga dan jumlah barang itu

saling berhubungan. Hal ini didasarkan kepada para produsen yang menawarkan

komoditasnya untuk mencari keuntungan yang maksimal. Menurut Lipsey dalam

Ika Rostika (2000) kurva penawaran dapat difefinisikan sebagai suatu kurva yang

menunjukkan hubungan antara jumlah yang ditawarkan dengan harga jika faktor

lainnya tetap sama.

2.2.3. Elastisitas Harga Penawaran

Elastisitas merupakan sif dalam pengambilan keputusan terkait dengan

banyaknya barang yang harus diproduksi dalam menghadapi perubahan harga

pasar. Menurut Ika Rostika (2000) elastisitas penawaran adalah kepekaan

perubahan nilai peubah tak bebas (Y) terhadap perubahan penjelasannya (X).

Elastisitisitas harga penawaran adalah persentase perubahan pada kuantitas yang

ditawarkan dibagi dengan persentase perubahannya pada harga (Samuelson dan

Nordhaus dalam Hadiwijoyo, 2009). Menururt Idaman (2008) Elastisitas harga

penawaran mempunyai rumus perhitungan antara lain:

𝐸𝑠 =𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑘𝑢𝑎𝑛𝑡𝑖𝑎𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑤𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛

𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑎𝑑𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎

0

10

20

30

40

50

Har

ga

Kuantitas

17

Elastisitas penawaran mempunyai 5 sifat elastisitas, yaitu:

1. Elastisitas sempurna (E = ∞), terjadi apabila penjual hanya mau menjual

barangnya pada suatu harga tertentu, tidak lebih dan tidak kurang;

2. Tidak elastisitas sempurna (E = 0), terjadi apabila perubahan harga tidak

akan merubah jumlah yang ditawarkan;

3. Elastis (E>1), terjadi apabila perubahan harga menyebabkan perubahan

lebih besar ke atas penawaran;

4. Tidak elastis (0<E<1), terjadi apabila perubahan harga menimbulkan

perubahan yang lebih kecil atas penawarann;

5. Elastisitas uniter (E=1), terjadi apabila perubahan harga akan merubah

jumlah yang ditawarkan sebanding dengan perubahan harga tersebut

(Sukirno,1995).

2.2.4. Teori Permintaan

Permintaan ialah suatu kegiatan yang meliputi barang atau jasa yang

diminta untuk pemenuhan kebutuhan tertentu pada periode tertentu dengan

mempertimbangkan tingkat harga barang atau jasa itu sendiri. Oleh karena itu,

semakin tinggi harga barang tersebut maka semakin sedikit barang yang diminta,

sebaliknya semakin rendah harga barang tersebut maka jumlah permintaan semakin

tinggi. Menurut Lipsey at all dalam Trisni (2014) bahwa permintaan adalah

hubungan menyeluruh antara kuantitas komoditi tertentu yang akan dibeli

konsumen selama periode tertentu dengan harga komoditi tersebut. Murni (2012)

menjelaskan bahwa permintaan dapat dikatakan sebagai keinginan untuk

mendapatkan barang atau jasa yang diikuti oleh kemampuan daya beli. Adapun

18

kurva permintaan yang sesusai dengan pernyataan diatas ialah kurva permintaan

bergerak turun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva permintaan pasar diperoleh

dari penjumlahan berbagai jumlah barang yang mau dibeli oleh sekian banyak

konsumen pada masyarakat dengan harga tertentu (Hanfie, 2010).

Gambar 2. Kurva Permintaan

Kurva diatas menggambarkan bahwa semakin tinggi harga barang maka

semakin rendah pula barang yang akan diminta oleh konsumen. Menurut Hanafie

(2010) kurva permintaan untuk barang dan jasa tidak selalu tepat dan sama, bahkan

kurva permintaan dapat berbeda menurut tempat dan waktu yang berbeda. Akan

tetapi semua kurva permintaan menunjukkan satu ciri yang sama, yaitu arahnya

turun dari kiri atas ke kanan bawah (downwrad sloping to the right).

Terjadinya kurva permintaan ini tidak lepas dari faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Ada banyak faktor yang dapat membuat kurva permintaan

bergeser dari posisi semula. Faktor-faktor tersebut ialah:

1. Harga barang itu sendiri (Ht)

2. Pertambahan jumlah penduduk (P)

3. Tingkat pendapatan (C)

4. Harga barang lain (Hs)

0

10

20

30

40

50

60

Har

ga

Kuantitas

19

5. Selera Musiman (S)

6. Harapan (O)

Adanya faktor-faktor tersebut akan terjadi suatu penjelasan secara

matematis yang dinyatakan dalam fungsi permintaan. Fungsi permintaan ini

bertujuan untuk mengetahui hubungan varibel bebas dan variabel terikatnya.

Qd = F (Ht, P, C, Hs, S, O)

Qd = Jumlah Permintaan

2.2.5. Elastisitas Harga Permintaan

Menururt Trisni (2014) elastisitas permintaan dapat diartikan sampai

dimana sifnya perubahan permintaan sebagai akibat dari perubahan faktor-faktor

penentu permintaan. Elastisitas permintaan ini juga dipengaruhi oleh perubahan

harga barang yang ada di pasar. Penjelasan menurut Salvatore dalam Trisni (2014)

bahwa elastisitas harga dari permintaan adalah persentse perubahan jumlah yang

diminta atas suatu barang yang disebabkan oleh perubahan harga barang sebesar 1

persen. Elastisitas harga permintaan mengukur perubahan jumlah komoditi yang

diminta per unit waktu karena adnya persentse perubahan harga tertentu dari

komoditi itu. Bila elastisitas harga permintaan dinyatakan dengan angka maka

dalam hal ini ada 3 macam besaran elastisitas, yaitu:

1. Bila elatisitas permintaan (Ed>1), maka permintaan terhadap barang

dikatakan elastis

2. Bila elastisitas permintaan (Ed<1) maka permintaan terhadap barang

dikatakan tidak elastis

20

3. Bila elastisitas permintaan (Ed = 1) maka permintaan terhadap barang

dikatakan elastis tetap atau unitary elasicity (Hanafie, 2010).

2.2.6. Keseimbangan Penawaran dan Permintaan

Keseimbangan antara penawaran dan permintaan biasanya terletak pada

harga. Keseimbangan harga atau harga equilibrium merupakan pembentukan harga

yang terjadi pada titik pertemuan kurva penawaran dan permintaan. Jika

keseimbangan harga ini tercapai maka akan digunakan sebagi patokan menentukan

harga (Rahardja dan Maurung, 2006). Oleh karena itu keseimbangan harga ialah

dimana harga di tingkat konsumen maupun produsen bersama-sama tidak ingin

menambah maupun mengurangi jumlah konsumsi maupun jumlah produksi.

Keseimbangan ini bisa terjadi karena nilainya berhubungan dengan periode

waktu. Menurut Sibuea, dkk (2013) dikatakan bahwa hubungan dinamis

diasumsikan sebuah permintaan barang tertentu pada periode yang akan datang

(ceteris paribus), bukan saja tergantung dari harga barang tersebut paa periode yang

akan datag, tetapi jug apada harga-harga yang diperkirakan pada periode

sebelumnya. Salah satu sistem dinamis yang sederhana ialah model Cobweb

(Model Sarang Laba-Laba). Teori ini mempelajari hubungan antara fluktuasi harga

dan produksi pertanian yang sifatnya musiman, sehingga kenaikan tiadak diikuti

pertambahan produksi secara langsung (Baroh dan Sudiyono, 1989). Baroh dan

Sudiyono (1989) menjelaskan contoh yang nyata ialah kalau harga cabai naik maka

petani petani menjadai terlalu optiis dan petani desa serentak dengan harapan

menanam cabai harga akan naik terus, tetapi pada saat panen serentak ternyata

harga cabai jatuh, semua rugi sehingga petani tidak mau menanam cabai pada

21

musim tanam, akibatnya harga naik tinggi sekali. Kasus Cobweb dapat dibagi

menjadai 3 yaitu:

a) Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap

b) Siklus yang mengarah pada titik keseimbangan

c) Siklus yang mengarah pada eksplosi harga yaitu berfluktuasi dengan jarak

yang semakin membesar (Setiawan dalam Sibuea, 2010).

Menurut Baroh dan Sudiyono (1989) ada tiga hubungan antara fluktuasi harga dan

produksi pertanian, hal ini menyebabkan perbandingan besar kecilnya elastisitas

penawaran dan permintaan.

Gambar 3. Siklus Mengarah Pada Fluktuasi yang Jaraknya Tetap

Siklus yang mengarah pada fluktuasi yang jaraknya tetap, terjadi bila

elastisitas permintaan sama dengan elastisitas penawaran (Ed = Es)

22

Gambar 4. Siklus yang Mengarah Pada Titik Keseimbangan (teredam)

Siklus ini terjadi bila elastisitas permintaan lebih besar daripada eastisitas

penawaran (Ed > Es)

Gambar 5. Siklus yang Mengarah Pada Eksplosi Harga

Pada Siklus ini berflutuasi dengan jarak yang semakin membesar atau

menjauhi keseimbangan. Fluktuasi ini terjadi apabila elastisitas permintaan lebih

kecil dairipada elastisitas penawaran (Ed < Es).

23

2.3. Kerangka Pemikiran

Komoditas pertanian merupakan sarana yang sangat penting demi

menunjang kebutuhan masyarakat. Bahkan komoditas pertanian ini merupakan

penyumbang inflasi suatu negara. Salah satu primadona pertanian ialah cabai

merah, meskipun sebagai bahan penyedap makanan cabai merah mmempunyai nilai

ekonomis yang sangat tinggi. Hal itu tidak terlpeas dari penawaran dan permintaan

terhadap barang tersebut. Penawaran dan permintaan berhubungan dengan harga,

karena dengan mengetahui harga barang, masyarakat akan mudah dalam

pengambiilan keputusan terhdap seberapa besar jumlah yang akan dibeli. Tidak

hanya konsumen, para produsen pun akan mampu mengambil keputusan untuk

menambah tingkat produksinya.

Meningkatnya jumlah penawaran tidak hanya faktor harga barang itu

sendiri, luas panen komoditas cabai merah juga mempengaruhi tingkat produksi

barang yang ditawarkan oleh petani. Oleh sebab itu, harga barang di tingkat petani

atau produsen dan luas panen berpengaruh terhadap jumlah produksi komoditas

cabai merah. Sedangkan permintaan suatu barang tidak hanya dipengaruhi oleh

fluktuasi harga cabai merah itu sendiri. Namun meningkatnya pendapatan suatu

negara juga mempengaruhi jumlah konsumsi cabai merah di Indonesia. Faktor lain

yang mempengaruhi ialah harga bawang merah sebagi harga barang komplementer

dari cabai merah.

24

Gambar 6. Kerangka Pemikiran

2.4 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah serta uarian kerangka

pemikiran diatas maka dalam penelitian ini dapat diajukan hipotesis sebagi berikut:

1. Diduga faktor luas panen dan harga tingkat produsen tahun sebelumnya

berpengaruh terhadap penawaran cabai merah

2. Diduga faktor harga tingkat konsumen, pendapatan per kapita dan harga

barang komplementer berpengaruh terhadap permintaan cabai merah

3. Diduga penawaran dan permintaan cabai merah di Indonesia adalah

konvergen atau menuju keseimbangan

Harga Tingkat

Konsumen

Harga Barang

Komplementer

Pendapatan per

Kapita

Luas Panen

Harga Tingkat

Produsen

PE

NA

WA

RA

N P

ER

MIN

TA

AN

KESEIMBANGAN PENAWARAN DAN

PERMINTAAN