bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1 laporan …repository.ump.ac.id/259/3/devi citra...

15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan (Baridwan, 2004). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia terdapat empat karakteristik kualitatif laporan keuangan, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance), keandalan (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability). 1. Dapat Dipahami (understandability) Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah segera dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. 9 Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

Upload: ngonhu

Post on 05-Mar-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan informasi yang menyajikan

tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi

pengguna laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada

mereka. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan

(Baridwan, 2004).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia terdapat empat karakteristik kualitatif

laporan keuangan, yaitu dapat dipahami (understandability), relevan (relevance),

keandalan (reliability), dan dapat dibandingkan (comparability).

1. Dapat Dipahami (understandability)

Informasi yang berkualitas adalah informasi yang dengan mudah segera

dapat dipahami oleh pemakainya. Pemakai diasumsikan mempunyai

pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi dan bisnis,

akuntansi, serta kemampuan untuk mempelajari informasi dengan

ketekunan yang wajar.

9

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

10

2. Relevan (relevance)

Informasi mempunyai kualitas relevan apabila dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi pemakai, yaitu dengan cara dapat berguna untuk

mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa sekarang, atau masa depan,

menegaskan, atau mengkoreksi, hasil evaluasi mereka di masa lalu.

3. Keandalan (reliability)

Informasi memiliki kualitas andal apabila bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya

sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang

seharusnya disajikan atau yang dapat disajikan secara wajar.

4. Dapat Dibandingkan (comparability)

Suatu laporan keuangan dapat dibandingkan apabila informasi tersebut

dapat dibandingkan baik antara periode maupun antara perusahaan.

Sehingga pemakai dapat memperoleh informasi tentang kebijakan akuntasi

yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan dan perubahan

kebijakan serta pengaruh perubahan tersebut.

2.1.2 Audit Delay

Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk

menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun

buku hingga tanggal dipublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia,

(Kusumawardani, 2013).

Audit Delay merupakan rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit

laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari yang dibutuhkan

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

11

untuk memperoleh laporan keuangan auditor independen atas audit laporan

keuangan tahunan perusahaan, sejak tanggal tutup buku perusahaan yaitu per 31

Desember sampai tanggal yang tertera pada laporan auditor independen

(Rachmawati, 2008).

Maka semakin panjang audit delay semakin lama auditor dalam

menyelesaikan pekerjaan auditnya. Ketepatwaktuan merupakan kualitas yang

berkaitan dengan ketersediaan informasi pada saat dibutuhkan. Waktu antara

tanggal laporan keuangan dan laporan audit (audit delay) mencerminkan

ketepatwaktuan penyampaian laporan keuangan. Ketepatwaktuan informasi

mengandung pengertian bahwa informasi tersedia sebelum kehilangan

kemampuannya untuk mempengaruhi atau membuat keputusan. Informasi harus

disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar membantu

dalam pengambilan keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya

pengambilan keputusan tersebut (Scott 2003, dalam Rachmawati 2008). Tujuan

menyeluruh dari suatu audit laporan keuangan adalah menyatakan pendapat

apakah laporan keuangan klien sudah menyajikan secara wajar dalam semua hal

yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

Ketepatwaktuan penerbitan laporan keuangan audit merupakan hal yang

sangat penting, khususnya untuk perusahaan-perusahaan publik yang

menggunakan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan. Perusahaan

yang sudah go public harus menyerahkan laporan keuangan tahunannya kepada

Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal). Peraturan Bapepam no. X.K.2 tentang

kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala diatur bahwa laporan keuangan

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

12

tahunan wajib disampaikan ke bursa selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga

(90 hari) setelah tahun buku berakhir dan telah diperiksa oleh akuntan publik. Jika

melebihi batas yang telah ditentukan maka diperhitungkan sebagai keterlambatan

penyampaian laporan keuangan ini yang disebut sebagai audit delay.

2.1.3 Profitabilitas

Profitabilitas merupakan salah satu indikator keberhasilan perusahaan untuk

dapat menghasilkan laba sehingga semakin tinggi profitabilitas maka semakin

tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba bagi perusahaannya.

Profitabilitas menunjukkan tingkat efisiensi dan kinerja perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan bagi pemegang saham (Dewi, 2013).Profitabilitas

merupakan keberhasilan perusahaaan untuk menghasilkan laba dalam satu

periode.

Tingkat profitabilitas diperkirakan mempengaruhi audit delay. Menurut

Givoly dan Palmon (1982), dalam Rachmawati (2008), ketepatan waktu dan

keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh isi laporan keuangan.

Jika pengumuman laba berisi berita baik maka pihak manajemen akan cenderung

melaporkan tepat waktu dan jika pengumuman laba berisi berita buruk, maka

pihak manajemen cenderung melaporkan tidak tepat waktu.

Menurut Supranoto (1990) dalam Yulianti (2011), Profitabilitas adalah

kemampuan suatu kesatuan usaha (entity) untuk memperoleh laba. Profitabilitas

merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola

kekayaan perusahaan yang ditunjukan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

13

besar laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang

dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan akan mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan (profitabilitas) baik dari tingkat penjualan, asset,

modal maupun saham tertentu. Dalam rasio profitabilitas ini dapat dikatakan

sampai sejauh mana keefektifan dari keseluruhan manajemen dalam menciptakan

keuntungan bagi perusahaan.

Penelitian ini melakukan perhitungan profitabilitas dengan rasio Return On

Asset (ROA), rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba

berdasarkan tingkat asset tertentu. Profitabilitas mempengaruhi perusahaan yang

mengumumkan rugi atau profitabilitas yang rendah. Ini berkaitan dengan akibat

yang dapat ditimbulkan oleh pasar terhadap pengumuman rugi tersebut bagi

perusahaan.

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam penelitian ini yang menjadi tolak

ukur tingkat profitabilitas yaitu Return On Asset (ROA) yang diperoleh dengan

persamaan berikut :

Keterangan :

Return On Asset =Rasio Tingkat Profitabilitas

Laba Bersih setelah Pajak =Jumlah laba perusahaan setelah pajak

Total Asset = Jumlah asset yang dimiliki perusahaan

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

14

Berdasarkan persamaan diatas, maka ROA merupakan perbandingan

antara jumlah laba yang dihasilkan terhadap asset yang digunakan, sehingga

menunjukan sejumlah perusahaan mampu untuk menghasilkan laba dari sumber

daya (asset) yang dimiliki. Dengan demikian kemungkinan profitabilitas yang

diukur dengan Return on Asset (ROA) dapat mempengaruhi waktu penyelesaian

audit.

2.1.4 Solvabilitas

Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua

kewajiban-kewajibannya dalam jangka panjang. Perusahaan yang tidak solvabel

adalah perusahaan yang utangtotalnya lebih besar dibandingkan total asetnya

(Hanafi dan Halim, 1996, dalam Yulianti 2011). Kemampuan operasi perusahaan

dicerminkan dari aset-aset yang dimiliki olehperusahaan. Solvabilitas juga

mengindikasikan jumlah modal yang dikeluarkan oleh investor dalam rangka

menghasilkan laba (Dewi, 2013).

Menurut Carslaw dan Kaplan (1991), dalam Rachmawati (2008), proporsi

relatif dari hutang terhadap total aset mengindikasikan kondisi keuangan

perusahaan. Proporsi hutang yang lebih besar atau banyak terhadap total aktiva

akan meningkatkan kecenderungan management dalam pembuatan laporan

keuangan dan dapat meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan

keuangan yang akan diaudit. Hal ini disebabkan karena tingginya proporsi dari

hutang akan meningkatkan pula letter management.

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

15

Oleh karena itu, perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak

sehat biasanya cenderung melakukan kesalahan manajemen dan kecurangan

(fraud). Proporsi yang tinggi dari hutang terhadap total aset ini, akan

mempengaruhi likuiditas yang terkait dengan masalah kelangsungan hidup

perusahaan (going concern), yang pada akhirnya memerlukan kecermatan yang

lebih dalam pengauditan (Rachmawati, 2008).

2.1.5 Size Perusahaan

Size perusahaan merupakan kecepatan pelaporan keuangan. Besar kecilnya

size perusahaan juga dipengaruhi oleh kompleksitas operasional, variabilitas, dan

intensitas transaksi perusahaan tersebut yang tentunya akan berpengaruh terhadap

kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan kepada publik. Size perusahaan

dapat diartikan sebagai suatu skala di mana dapat diklasifikasikan besar kecil

perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total aktiva, nilai

pasar saham, dan lain-lain.

Keputusan ketua Bapepam No. Kep. 11/PM/1997 menyebutkan

perusahaan kecil dan menengah berdasarkan aktiva (kekayaan) adalah badan

hukum yang memiliki total aktiva tidak lebih dari seratus milyar, sedangkan

perusahaan besar adalah badan hukum yang total aktivanya diatas seratus milyar.

Pada dasarnya size perusahaan hanya terbagi pada tiga kategori, yaitu

perusahaan besar (large firm), perusahaan menengah (medium size), dan

perusahaan kecil (small firm). Penentuan perusahaan ini didasarkan pada total

asset perusahaan (Machfoedz, 1994). Kategori Size Perusahaan yaitu:

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

16

a. Perusahaan Besar

Perusahaan besar adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih lebih

besar dari Rp 10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki

penjualan lebih dari Rp 50 Milyar/tahun.

b. Perusahaan Menengah

Perusahaan menengah adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih

Rp 1-10 Milyar termasuk tanah dan bangunan. Memiliki hasil penjualan

lebih besar dari Rp 1 Milyar dan kurang dari Rp 50 Milyar/tahun.

c. Perusahaan Kecil

Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki kekayaan bersih paling

banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki hasil

penjualan minimal Rp 1 Milyar/tahun.

Size perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan pelaporan keuangan

karena semakin besar suatu perusahaan maka perusahaan akan melaporkan hasil

laporan keuangan yang telah diaudit semakin cepat karena perusahaan memiliki

banyak sumber informasi dan memiliki sistem pengendalian internal perusahaan

yang baik sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam penyusunan

laporan keuangan yang memudahkan auditor dalam melakukan audit laporan

keuangan. Besar kecilnya ukuran perusahaan juga dipengaruhi, kompleksitas

operasional, variabilitas dan intensitas transaksi perusahaan tersebut tentunya

akan berpengaruh terhadap kecepatan dalam menyajikan laporan keuangan dalam

publik.

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

17

2.1.6 Ukuran Kantor Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan

publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang

berusaha di bidang pemberian jasa profesional dalam praktek akuntan publik.

Dalam menyampaikan laporan keuangan yang akurat dan terpercaya, suatu

perusahaan membutuhkan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang memiliki

reputasi atau nama baik untuk meningkatkan kredibilitas laporan keuangan yang

dihasilkan oleh perusahaan tersebut.

Sehingga perusahaan dalam menyampaikan suatu laporan atau informasi

akan kinerja perusahaan kepada publik agar akurat dan terpercaya diminta untuk

menggunakan jasa Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam meningkatkan

kredibilitas dari laporan itu, perusahaan menggunakan jasa Kantor Akuntan

Publik (KAP) yang mempunyai reputasi seperti Kantor Akuntan Publik (KAP)

yang berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) besar yang berlaku

universal yang dikenal dengan Kantor Akuntan Publik (KAP) Big Four adalah

kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang

menangani mayoritas pekerjaan audit untuk perusahaan publik maupun

perusahaan tertutup.

Kantor Akuntan Publik yang masuk kategori KAP yang berafilisasi the big

four di Indonesia adalah:

1. Kantor Akuntan Publik Price Water House Cooper, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Drs. Hadi Susanto dan rekan.

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

18

2. Kantor Akuntan Publik KPMG (Klynfeld Peat Marwick Goedelar), yang

bekerjasama dengan Kantor Akuntan Publik Sidharta dan Wijaya.

3. Kantor Akuntan Publik Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan

Kantor Akuntan Publik Prasetio, Sarwoko, dan Sanjadja.

4. Kantor Akuntan Publik Delloite Tauche Thomatshu, yang bekerja sama

dengan Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta dan Mustafa, Osman

Ramli Satrio dan Rekan.

Pemilihan kantor akuntan publik yang berkompeten kemungkinan dapat

membantu waktu penyelesaian audit menjadi lebih segera atau tepat waktu.

Penyelesaian waktu audit secara tepat waktu kemungkinan dapat meningkatkan

reputasi kantor akuntan publik (KAP) dan menjaga kepercayaan klien untuk

memakai jasanya kembali untuk waktu yang akan datang. Dengan demikian besar

kecilnya Ukuran Kantor Akuntan Publik kemungkinan dapat mempengaruhi

waktu penyelesaian audit laporan keuangan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian-penelitian terdahulu. Ada

beberapa penelitian tersebut antara lain :

Penelitian Rachmawati (2008), menggunakan faktor internal seperti

profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size perusahaan dan faktor eksternal

ukuran kantor akuntan publik (KAP). Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor

internal yang mempengaruhi audit delay adalah size perusahaan dan faktor

eksternal ukuran kantor akuntan publik (KAP), sedangkan variabel profitabilitas,

solvabilitas, internal auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

19

Pada penelitian Febrianty (2011), menyatakan bahwa ukuran perusahaan

dan tingkat leverage mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan

kualitas kantor akuntan publik tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Penelitian yang dilakukan Kusumawardani (2013), dengan variabel kondisi

perusahaan, ukuran KAP, dan opini auditor dengan hasil penelitian menunjukan

bahwa kondisi perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, dan opini auditor

berpengaruh terhadap audit delay.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2010), dengan variabel

penelitian ukuran perusahaan, profitabilitas, solvabilitas kualitas auditor dan opini

auditor. Dengan hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran perusahaan dan opini

auditor tidak mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan profitabilitas,

solvabilitas, dan kualitas auditor mempunyai pengaruh terhadap audit delay.

Pada penelitian Puspitasari dan Anggrahaeni (2012), yang menggunakan

variabel penelitian ukuran perusahaan, solvabilitas, laba rugi perusahaan dan

ukuran KAP. Dalam hasil penelitiannya menunjukan bahwa ukuran perusahaan,

dan solvabilitas mempunyai pengaruh positif terhadap audit delay, sedangkan laba

rugi perusahaan, dan ukuran kantor akuntan publik mempunyai pengaruh negatif

terhadap audit delay. Penelitian Yuliyanti (2010), ukuran perusahaan, ukuran

kantor akuntan publik mempunyai pengaruh terhadap audit delay, sedangkan

opini auditor, solvabilitas, dan profitabilitas tidak mempunyai pengaruh terhadap

audit delay.

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

20

2.3 Kerangka Pemikiran

Audit Delay adalah lamanya hari yang dibutuhkan auditor untuk

menyelesaikan pekerjaan auditnya, yang diukur dari tanggal penutupan tahun

buku hingga tanggal dipublikasikan laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia

(Kusumawardani,2013).

Berdasarkan penjelasan tersebut, kerangka pemikiran yang

menggambarkan hubungan antara profitabilitas, solvabilitas, internal auditor, size

perusahaan, ukuran KAP, dan audit delay penyampaian laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

H1 (-)

H2 (+)

h3 H3 (-)

H4 (-)

Solvabilitas

Ukuran KAP

Audit Delay

Profitabilitas

Size Perusahaan

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

21

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Hubungan Profitabilitas terhadap Audit Delay

Perusahaaan dengan tingkat profitabilitas tinggi, diperkirakan

mempengaruhi audit delay. Penelitian Subekti dan Widiyanti (2004), dalam Dewi

(2013), mengatakan bahwa jika perusahaan menghasilkan tingkat profitabilitas

yang lebih tinggi maka audit delay akan lebih pendek dibandingkan perusahaan

dengan tingkat profitabilitas yang lebih rendah. Profitabilitas perusahaan erat

hubungannya dengan informasi berita baik atau berita buruk dari laporan

keuangan. Jika perusahaan memiliki tingkat laba yang tinggi maka akan lebih

cepat menerbitkan laporan keuangannya daripada perusahaan yang tingkat

labanya rendah. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Givory dan Palmon (1982),

Courtis (1976) dan Wirakusuma (2004) dalam Dewi (2013), yang menemukan

adanya hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Berdasarkan

analisis tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H1= Profitabilitas secara statistik mempunyai pengaruh negatif terhadap

auditdelay.

2.4.2 Hubungan Solvabilitas terhadap Audit Delay

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan menutupi seluruh

kewajiban-kewajibannya (Rachmawati, 2008). Tingkat solvabilitas perusahaan

yang tinggi akan membuat auditor lebih berhati-hati untuk melakukan auditnya,

total debt to total assets ratio mengindikasikan kesehatan dari perusahaan.

Proporsi total debt to total assets ratio yang tinggi akan meningkatkan kegagalan

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

22

perusahaan sehingga auditor akan meningkatkan perhatian bahwa ada

kemungkinan laporan keuangan kurang dapat dipercaya. Mengaudit hutang

memerlukan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan mengaudit modal.

Biasanya mengaudit utang lebih melibatkan banyak staf dan lebih rumit

dibandingkan mengaudit modal. Dengan demikian solvabilitas yang diukur

dengan total debt to total assets ratio dapat mempengaruhi waktu penyelesaian

audit, sehingga menyebabkan audit delay semakin lama. Penelitian Carslaw dan

Kaplan (1991), dalam Dewi (2013), menemukan adanya hubungan positif antara

solvabilitas dengan audit delay. Hal ini karena proporsi yang besar dari hutang

terhadap total aktiva sehingga letter management meningkatkan kehati-hatian

oleh auditor dalam mengaudit laporan keuangan. Rasio solvabilitas yang tinggi

akan cenderung memiliki rentang waktu penyajian laporan keuangan yang lebih

lama. Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H2 = Solvabilitas secara statistik mempunyai pengaruh positif terhadap audit

delay.

2.4.3 Hubungan Size Perusahaan terhadap Audit Delay

Ukuran perusahaan merupakan fungsi dari kecepatan penyampaian laporan

keuangan karena perusahaan yang besar cenderung memiliki audit delay yang

lebih pendek dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil, karena

perusahaan besar diperhatikan oleh pihak investor, kreditor, pengguna laporan

keuangan, dan masyarakat yang membutuhkan laporan keuangan untuk keputusan

bisnisnya sehingga perusahaan besar dituntut untuk melaporkan laporan

keuangannya lebih cepat. Hal ini sejalan dengan penelitian Dyer dan McHugh

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015

23

(1975), Boynton dan Kell (1996), Subekti dan Widiyanti, (2004) dan Rachmawati,

(2008) dalam Dewi (2013). Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat disusun

hipotesis sebagai berikut:

H3 = Size perusahaan secara statistik mempunyai pengaruh negatif terhadap audit

delay.

2.4.4 Hubungan Ukuran KAP terhadap Audit Delay

Ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay, KAP yang berafiliasi

dengan big four cenderung melakukan audit lebih cepat dibanding KAP yang

bukan big four, karena KAP big four dinilai dapat melakukan auditnya dengan

lebih efisien dan memiliki tingkat fleksibilitas jadwal waktu yang lebih tinggi

untuk menyelesaikan audit tepat pada waktunya dan menyebabkan audit delay

semakin pendek (Subekti dan Widiyanti, 2004), dalam Dewi, 2013 . Hal ini

sejalan dengan penelitian Rachmawati (2008). Berdasarkan analisis tersebut,

maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

H4 = ukuran KAP secara statistik mempunyai pengaruh negatif terhadap audit

delay.

Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas..., Devi Citra Yuliani, Fakultas Ekonomi UMP, 2015