bab ii tinjauan pustaka 2.1 landasan teori 2.1.1...

15

Click here to load reader

Upload: tranthuan

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Kualitas

Dalam membeli suatu produk konsumen selalu berharap agar barang yang

dibelinya dapat memuaskan segala keinginan dan kebutuhannya. Untuk itu

perusahaan harus dapat memahami keinginan konsumen, sehingga perusahaan

dapat menciptakan produk yang sesuai dengan harapan konsumen. Kualitas produk

yang baik merupakan harapan konsumen yang harus dipenuhi oleh perusahaan,

karena kualitas produk yang baik merupakan kunci perkembangan produktivitas

perusahaan.

Adapun yang dimaksud dengan kualitas menurut Sofjan Assauri adalah faktor-

faktor yang terdapat dalam suatu barang atau hasil yang menyebabkan barang atau

hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang atau hasil itu dimaksudkan

atau dibutuhkan. Dalam bukunya Total Quality Manajemen Fandy Tjiptono dan

Anastasia Diana (2003:4) menyebutkan “ Kualitas adalah suatu kondisi dinamis

yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang

memenuhi atau melebihi harapan “. Sedangkan yang dikemukakan Vincent

Gaspersz (2005:5) “ Kualitas adalah totalitas dari karakteristik suatu produk yang

menunjang kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dispesifikasikan

atau diterapkan “.

2.1.2 Pengertian Pengendalian Kualitas

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Pada suatu perusahaan pengendalian kalitas sangat penting karena hal ini

menentukan produk yang dihasilkan sesuai dengan standar kualitas perusahaan

atau tidak. Pengertian pengendalian kualitas menurut Jeff Madura adalah ”

Pengendalian kualitas adalah proses untuk menentukan apakah kualitas produk/jasa

memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang

perlu dilakukan pada proses produksi ”. Sedangkan menurut Sofjan Assauri dalam

bukunya Manajemen Produksi dan Operasi (2004:210) mengemukakan bahwa “

Pengendalian kualitas adalah kegiatan memastikan apakah kebijakan dalam hal

kualitas ( standar ) dapat tercermin dalam hasil akhir, atau dengan kata lain usaha

untuk mempertahankan mutu atau kualitas dari barang-barang yang dihasilkan agar

sesuai dengan spesifikasi produk yang telah ditetapkan berdasarkan kebijakan

pimpinan “. Pendapat dari Suyadi Prawirosentono pengendalian kualitas adalah

kegiatan terpadu mulai dari pengendalian standar kualitas bahan, standar proses

produksi, barang setengah jadi, barang jadi, sampai standar pengiriman produk

akhir ke konsumen, agar barang ( jasa ) yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi

kualitas yang direncanakan “.

Pelaksanaan pengendalian kualitas dilaksanakan oleh operator dan leader pada

masing-masing departemen. Pada pelaksanaan pengendalian kualitas semua produk

dicek menurut standar, dan semua penyimpangan-penyimpangan dalam hal ini

digunakan sebagai umpan balik sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan untuk

produksi di masa yang akan datang.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Kualitas dipengaruhi oleh faktor yang akan menentukan bahwa suatu barang

dapat memenuhi tujuannya. Menurut Sofjan Assauri (2004: 206) mengemukakan

bahwa tingkat kualitas ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Fungsi Suatu Barang

Kualitas yang hendak dicapai sesuai dengan fungsi untuk apa barang tersebut

digunakan atau dibutuhkan tercermin pada spesifikasi dari barang tersebut

seperti tahan lamanya, kegunaannya, berat, bunyi, mudah atau tidaknya

perawatan dan kepercayaannya.

b. Wujud Luar

Salah satu faktor yang penting dan sering dipergunakan oleh konsumen

dalam melihat suatu barang pertama kalinya, untuk menentukan kualitas

barang tersebut, adalah wujud luar barang itu. Faktor wujud luar yang

terdapat pada suatu barang tidak hanya terlihat dari bentuk, tetapi juga dari

warna, susunan dan hal-hal lainnya.

c. Biaya Barang Tersebut

Umumnya biaya dan harga suatu barang akan menentukan kualitas barang

tersebut. Hal ini terlihat dari barang-barang yang mempunyai biaya atau

harga yang mahal, dapat menunujukan bahwa kualitas barang tersebut relatif

lebih baik.

2.1.4 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri (2004:210) secara garis besar pengendalian kualitas

dikelompokan dalam dua tingkatan, yaitu :

a. Pengendalian Selama Pengolahan (Proses)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Pengendalian harus dilakukan secara beraturan dan teratur. Pengendalian

dilakukan hanya terhadap bagian dari proses mungkin tidak ada artinya bila

tidak diikuti dengan pengendalian pada bagian lain. Pengendalian ini

termasuk juga pengendalian atas bahan-bahan yang digunakan untuk proses.

b. Pengendalian Atas Hasil yang Telah Diselesaikan

Meskipun telah diadakannya pengendalian kualitas selama proses tidak

menjamin bahwa tidak ada hasil produksi yang rusak atau kurang baik.

Untuk menjaga agar barang-barang yang dihasilkan cukup baik sampai ke

konsumen maka diperlukan adanya pengendalian atas barang hasil produksi.

2.1.5 Perspektif Terhadap Kualitas

Beraneka ragamnya definisi mengenai kualitas ini dikarenakan perpedaan

perspektif atau pandangan yang digunakan. David Garvin mengidentifikasikan

lima alternatif perspektif kualitas yang biasa digunakan ( Fandy Tjiptono : 2000,

24-26 ) yaitu :

a. Transcedental Approach

Kualitas dalam pendekatan ini dapat dirasakan atau diketahui, tetapi sulit

didefinisikan dan dioperasionalkan. Dengan demikian fungsi perencanaan,

produksi, dan pelayanan suatu perusahaan sulit sekali menggunakan definisi

seperti ini sebagai dasar manajemen kualitas.

b. Produck-based Aproach

Pendekatan ini menganggap kualitas ini sebagai karakteristik atau atribut

yang dimiliki produk. Karena pandangan ini sangat objektif, maka tidak

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

dapat menjelaskan perbedaan dalam selera, kebutuhan, dan preferensi

individual.

c. User-based Approach

Pendekatan didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada orang

yang memandangnya, dan produk yang paling memuaskan preferensi

seseorang ( misalnya perceived quality ) merupakan produk yang berkualitas

paling tinggi. Perspektif yang subjektif dan demand-oriented ini juga

menyatakan bahwa konsumen yang berbeda memiliki kebutuhan dan

keinginan yang berbeda pula, sehingga kualitas bagi seseorang adalah sama

dengan kepuasan maksimum yang dirasakannya.

d. Manufacturing-based Approach

Perspektif ini bersifat supply-based dan terutama memperhatikan praktik-

praktik perekayasaan serta mendefinisikan kualitas sebagai sama dengan

persyaratannya ( conformance to requirements ). Dalam sektor jasa, dapat

dikatakan bahwa kualitasnya bersifat operation-driven. Pendekatan ini

berfokus pada penyesuaian spesifikasi yang dikembangkan secara internal,

yang seringkali didorong oleh tujuan peningkatan produktivitas dan

penekanan biaya. Jadi yang menentukan kualitas adalah standar-standar yang

ditetapkan perusahaan, bukan konsumen yang menggunakannya.

e. Value-based Approach

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Pendekatan ini memandang kualitas dari segi nilai dan harga. Dengan

mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefinisikan

sebagai ” affordable exellence ”. Kualitas dalam perspektif ini bersifat

relatif, sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu

produk yang paling bernilai. Akan tetapi yang paling bernilai adalah produk

atau jasa yang paling tepat dibeli ( best-buy ).

2.1.6 Dimensi Kualitas

Ada delapan dimensi kualitas menurut Vincent Gaspersz (2005: 37) yang dapat

digunakan sebagai dasar perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk

manufaktur. Dimensi-dimensi tersebut adalah:

a. Kinerja (performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti.

b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik

sekunder atau pelengkap.

c. Kehandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal pakai.

d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh

mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah

ditetapkan sebelumnya.

e. Daya tahan (durability), yaitu berkaitan dengan berapa lama produk

tersebut dapat terus digunakan.

f. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah

direparasi, penanganan keluhan yang memuaskan.

g. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.7 Organisasi Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi (2004:211)

berpendapat bahwa pengendalian kualitas merupakan salah satu fungsi yang

penting dari suatu perusahaan, sehingga kegiatan ini ditangani oleh bagian

pengendalian kualitas yang ada di perusahaan itu. Tugas dari bagian pengendalian

kualitas itu sendiri adalah menyelenggarakan atau melihat kegiatan atau hasil yang

dikerjakan serta mengumpulkan dan menyalurkan kembali keterangan-keterangan

yang dikumpulkan selama pekerjaan itu sesudah dianalisa. Tugas-tugas ini

meliputi :

a. Pengendalian atas penerimaan dari bahan-bahan yang masuk.

b. Pengendalian atas kegiatan di bermacam-macam tingkat proses dan diantara

tingkat-tingkat proses jika perlu.

c. Pengendalian terakhir atas produk-produk hasil sebelum dikirimkan kepada

langganan.

d. Test-test dari para pemakai.

e. Penyelidikan atas sebab-sebab kesalahan yang timbul selama pembuatan.

2.1.8 Maksud dan Tujuan Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya yang berjudul Manajemen produksi

(2004:210) bahwa maksud dari pengendalian kualitas adalah agar spesifikasi

produk yang telah ditetapkan sebagai standar dapat tercermin dalam produk atau

hasil akhir.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Secara terperinci dapat dikatakan bahwa tujuan dari pengendalian kualitas adalah :

a. Agar produk hasil produksi dapat mencapai standar mutu yang ditetapkan.

b. Mengusahakan agar biaya inspeksi dapat menjadi sekecil mungkin.

c. Mengusahakan agar biaya design dari produk dan proses dengan

menggunakan kualitas produksi tertentu dapat menjadi sekecil mungkin.

d. mengusahakan agar biaya produksi dapat menjadi serendah mungkin.

2.1.9 Hal-hal yang Mempengaruhi Derajat Pengendalian Kualitas

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi derajat atau tingkat pengendalian

kualitas produk menurut Sofjan Assauri (2004:212) adalah sebagai berikut :

a. Kemampuan proses

Batas-batas yang ingin dicapai harus disesuaikan dengan kemampuan proses

yang ada, tidak akan ada gunanya mencoba mengendalikan suatu proses dalam

batas-batas yang melebihi kemampuan proses yang ada.

b. Spesifikasi yang berlaku

Spesifikasi dari hasil produksi yang ingin dicapai harus dapat berlaku, bila

ditinjau dari segi kemampuan proses dan keinginan atau kebutuhan konsumen

yang ingin dicapai dari hasil produksi tersebut. Dalam hal ini harus dapat

dipastikan apakah spesifikasi yang ditentukan tersebut dapat berlaku, sebelum

pengendalian kualitas pada proses dapat dimulai.

c. Apkiran yang dapat diterima

Tujuan untuk mengendalikan suatu proses adalah untuk dapat mengurangi

bahan-bahan di bawah standar, sehingga menjadi seminimum mungkin. Derajat

atau tingkat pengendalian kualitas yang dilakukan akan tergantung pada

banyaknya bahan/barang yang berada di bawah standar atau apkiran yang dapat

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

diterima. Banyaknya produk yang dinyatakan rusak ( salah ), yang dapat

diterima harus ditentukan dan disetujui sebelumnya.

d. Ekonomisnya kegiatan produksi

Ekonomis atau efisiennya suatu kegiatan produksi tergantung pada seluruh

proses yang ada di dalamnya. Sesuatu yang sama dapat dihasilkan dengan

macam-macam proses, dengan biaya produksi yang berbeda-beda, dan jumlah

barang-barang yang terbuang atau apkiran yang berbeda. Tidaklah selalu

ekonomis untuk memilih proses dengan jumlah barang-barang apkiran yang

sedikit, karena biaya untuk pengerjaan atau processing lebih lanjut akan

mungkin lebih mahal ( melebihi biaya-biaya yang telah dihemat ).

2.1.10 Teknik Pengendalian Kualitas

Menurut Sofjan Assauri dalam bukunya Manajemen Produksi dan Operasi

(2004:218) ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk mengadakan pengendalian

kualitas :

A. Inspeksi ( inspect )

Inspeksi dilakukan untuk melihat dimana barang yang diproduksi

mempunyai kualitas yang dikehendaki. Caranya dengan melakukan

pengukuran dan sampel yang telah diambil.

1. Cara pemeriksaan

a) Attributes

Pemeriksaan karakteristik yang bersifat kualitatif pengelompokan

sesuai standar dengan produk yang cacat.

b) Variabel-variabel

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

Pemeriksaan secara variabel berarti bahwa karakteristik diukur

secara kualitatif.

2. Jenis sampel

a) Single sampling

Sampel diambil dari sejumlah barang yang diambil secara acak

dari kumpulan produk akhir.

b) Double sampling

Pengambilan sampling dengan 2 tingkatan apabila sampel pertama

rusak melebihi standar yang ditentukan oleh perusahaan maka

dilakukan pengambilan sampel lagi. Sampel kedua merupakan

yang menentukan apakah produk tersebut diterima atau tidak.

B. Pemberian Keterangan

Keterangan-keterangan yang diperoleh selama inspeksi diteruskan ke

bagian lain yang bersangkutan. Keterangan yang diberikan dapat berupa

ringkasan, catatan, demonstrasi atau pemberian komentar, tindakan atau

peringatan.

C. Penyelidikan

Kegiatan penyelidikan membutuhkan penganalisaan catatan ( biasanya

tentang pengendalian ), yang hasilnya dapat digunakan untuk menentukan

kebijakan perusahaan dalam pengendalian kualitas produk.

2.1.11 Pengertian Produk, Produk cacat, Produk Rusak

Produk merupakan sesuatu yang dapat dirasakan manfaatnya oleh konsumen

untuk memenuhi kebutuhannya. Perusahaan dituntut untuk menciptakan suatu

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

produk yang sesuai dengan permintaan konsumen. Pengertian produk menurut

Agus Ahyari (2001:7) “Produk adalah hasil dari kegiatan produksi yang

mempunyai wujud tertentu, mempunyai sifat-sifat fisik dan kimia tertentu”.

Menurut Philip Kotler dalam bukunya manajemen pemasaran (2002:448) “Produk

adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi

kebutuhan atau keinginan”.

Philip Kotler dalam bukunya Manajemen Pemasaran (2002:451-453)

mengklasifikasikan produk menjadi 3 macam berdasarkan karakteristik produk

tersebut, yaitu :

a. Daya tahan dan keberwujudan

Produk dapat diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok menurut daya tahan dan

wujudnya, yaitu :

1) Barang yang tidak tahan lama (non durable goods), yaitu barang

berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali

penggunaan, misalnya makanan, sabun, bir, minyak tanah, kertas tisu, dan

sebagainya.

2) Barang tahan lama (durable goods), yaitu barang berwujud yang biasanya

dapat digunakan berkali-kali, contohnya seperti meja, kursi, mobil, mesin,

pakaian, dan sebagainya.

3) Jasa (service), jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan

mudah habis, contohnya mencakup potongan rambut, reparasi.

b. Klasifikasi Barang Konsumen

Produk dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam :

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

1) Barang Convinience, adalah barang-barang yang biasanya sering dibeli

konsumen, segera dan dengan usaha minimum, contohnya meliputi

produk tembakau surat kabar, sabun.

2) Barang Shopping, merupakan barang-barang yang karakteristiknya

dibandingkan, berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga dan gaya dalam

proses pemilihan, dan pembelian, contohnya meliputi meja, kursi,

pakaian, peralatan rumah tangga.

3) Barang Khusus (Special goods), adalah barang-barang dengan

karakteristik unik atau identifikasi merek dimana untuk memperoleh

barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia

melakukan usaha khusus untuk membelinya, contohnya meliputi merek

dan jenis barang mewah, mobil, komponen stereo.

4) Barang unsought, adalah barang-barang yang tidak diketahui konsumen

atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk

membelinya, contohnya detektor asap, pengolah makanan, batu nisan,

tanah kuburan, ensiklopedia.

c. Klasifikasi Barang Industri

Barang industri dapat diklasifikasikan berdasarkan cara barang itu memasuki

proses produksi dan harga relatifnya, yaitu :

1) Barang baku dan suku cadang (material and part), adalah barang-barang

yang sepenuhnya memasuki produk yang dihasilkan. Barang-barang itu

terbagi menjadi dua kelas, yaitu :

a) Bahan mentah, yaitu produk pertanian (misalnya gandum, kapas,

ternak, buah, dan sayuran) dan produk alam (misalnya ikan, kayu,

minyak mentah, biji besi).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

b) Bahan baku dan suku cadang hasil manufaktur, yaitu bahan baku

komponen (misalnya besi, benang semen, semen, kabel) dan suku

cadang komponen (misalnya motor kecil, ban, cetakan).

2) Barang Modal (capital items) adalah barang-barang tahan lama yang

memudahkan pengembangan atau pengolahan produk akhir, meliputi

instalasi dan peralatan.

3) Perlengkapan dan jasa bisnis, adalah barang dan jasa tidak tahan lama

yang membantu pengembangan atau pengolahan produk akhir. Barang-

barang itu dibagi dalam dua jenis :

a) Perlengkapan operasi (misalnya pelumas, batu bara, kertas tulis,

pensil) atau barang untuk pemeliharaan dan perbaikan (misalnya cat,

paku, sapu)

b) Jasa bisnis, meliputi jasa pemeliharaan dan perbaikan (misalnya

pembersihan jendela, reparasi mesin) dan jasa konsultasi bisnis

(misalnya konsultasi manajemen, hukum, periklanan).

Salah satu tujuan perusahaan dalam kegiatan pengendalian kualitas adalah

menekan jumlah produk cacat dan produk rusak sehingga biaya produk yang

dikeluarkan tidak terlalu besar dan tidak mengecewakan konsumen. Pengertian

produk cacat menurut Abdul Halim (2000:143) adalah : “Produk cacat adalah produk

yang dihasilkan dari proses produksi yang tidak memenuhi standar namun secara

ekonomis bila diperbaiki lebih menguntungkan dibanding langsung dijual. Dengan

kata lain biaya perbaikan terhadap produk cacat masih lebih rendah dari hasil

penjualan produk cacat tersebut setelah diperbaiki”.

Produk cacat dapat disebabkan karena hal-hal sebagai berikut :

a. Produk cacat yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

b. Produk cacat yang sifatnya normal dalam perusahaan.

c. Produk cacat yang disebabkan kurangnya pengendalian dalam perusahaan.

Sedangkan pengertian produk rusak menurut Abdul Halim (2000:139) adalah :

“Produk rusak adalah produk yang dihasilkan dari proses produksi yang tidak

memenuhi standar yang ditentukan. Produk rusak mungkin dapat diperbaiki namun

biaya perbaikan yang dikeluarkan akan lebih besar dari hasil jualnya setelah

diperbaiki. Dengan kata lain secara ekonomis tidak menguntungkan, jadi produk

rusak tidak akan diproses lebih lanjut”.

Dari segi dapat atau tidaknya produk rusak dijual, produk rusak dapat

digolongkan menjadi dua yaitu :

a. Produk rusak yang laku dijual

Produk rusak yang laku dijual pada umumnya harga jualnya relatif rendah

dibanding apabila produk tersebut tidak mengalami kerusakan.

b. Produk rusak yang tidak laku dijual

Produk rusak yang tidak laku dijual dimungkinkan karena tingkat kerusakan

produk terlalu tinggi, sehingga produk tersebut sudah kehilangan nilai kegunaan.

Adapun penyebab timbulnya produk rusak adalah :

a. Produk rusak yang disebabkan oleh sulitnya pengerjaan.

b. Produk rusak yang terjadinya bersifat normal dalam perusahaan.

c. Produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengendalian proses produksi.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 ...digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-kistyansub... · karena kualitas produk yang baik merupakan ... pengendalian

2.2 Kerangka Pemikiran

Kinerja perusahaan merupakan kata yang umum untuk menggambarkan

keberhasilan atau kesuksesan suatu perusahaan. Bahwa dalam pelaksanaan pengendalian

kualitas, yang terdiri dari pengendalian kualitas bahan baku, pengendalian kualitas proses

produksi, pengendalian kualitas produk jadi juga pasti akan mengalami kendala-kendala

dalam pelaksanaannya. Perusahaan akan melakukan tindakan-tindakan pencegahan

terhadap kendala tersebut, sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil yang diharapkan.

Dalam penelitian ini untuk memudahkan dalam melakukan pembahasan, penulis akan

menggambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1

Kerangka Pemikiran

Hasil

pengenda

lian kualitas

produk

CV.

Maharani Kreasi

Abadi Cara mengatasi kendala-kendala

penegendalian

kualitas produk

Kendala pengendalian

kualitas produk

Pengendalian

kualitas bahan baku

Pengendalian

kualitas proses

produksi

Pengendalian

kualitas produk jadi

Pelaksanaan

pengendalian kualitas

CV. Maharani Kreasi

Abadi