bab ii tinjauan dan landasan teori ii.1. tinjauan umum ii...

70
8 BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II.1.1. Pengertian Perpustakaan Kata ”perpustakaan” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata ”pustaka”, yang berarti kitab/buku. Dalam bahasa Inggris dikenal istilah ”library” yang merupakan adaptasi dari bahasa Latin ”liber” yang juga berarti buku. (Sumintardja, 1986) Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1997, perpustakaan adalah kumpulan buku-buku. Setiap orang bisa memiliki perpustakaan sendiri, jika ia mempunyai sejumlah buku. Namun pada umumnya yang dimaksud dengan perpustakaan adalah kumpulan buku yang tersimpan di suatu tempat tertentu milik suatu institusi tertentu. “Perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan – bahan tertulis, tercetak ataupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam ruangan ataupun gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem tertentu agar dapat digunakan untuk kepentingan studi, penelitian, pembacaan dan lain sebagainya “ (Sumardji,1998) “The standard dictionary definition of a library distinguishes between the library as space, the library as collection, and library as institution. A library is either: A room or set of rooms where books and other literatery materials are kept. A collection of litaratery materials, films, tapes, etc. or The building or institution that houses such a collection.” (Brian with Biddy, 2002, page. 21)

Upload: dangthuan

Post on 05-May-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

8

BAB II

TINJAUAN dan LANDASAN TEORI

II.1. Tinjauan Umum

II.1.1. Pengertian Perpustakaan

Kata ”perpustakaan” dalam bahasa Indonesia berasal dari kata ”pustaka”, yang

berarti kitab/buku. Dalam bahasa Inggris dikenal istilah ”library” yang merupakan adaptasi

dari bahasa Latin ”liber” yang juga berarti buku. (Sumintardja, 1986)

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia, 1997, perpustakaan adalah kumpulan

buku-buku. Setiap orang bisa memiliki perpustakaan sendiri, jika ia mempunyai sejumlah

buku. Namun pada umumnya yang dimaksud dengan perpustakaan adalah kumpulan buku

yang tersimpan di suatu tempat tertentu milik suatu institusi tertentu.

“Perpustakaan adalah koleksi yang terdiri dari bahan – bahan tertulis,

tercetak ataupun grafis lainnya seperti film, slide, piringan hitam, tape, dalam

ruangan ataupun gedung yang diatur dan diorganisasikan dengan sistem

tertentu agar dapat digunakan untuk kepentingan studi, penelitian, pembacaan

dan lain sebagainya “ (Sumardji,1998)

“The standard dictionary definition of a library distinguishes between

the library as space, the library as collection, and library as institution. A library

is either:

• A room or set of rooms where books and other literatery materials are

kept.

• A collection of litaratery materials, films, tapes, etc. or

• The building or institution that houses such a collection.”

(Brian with Biddy, 2002, page. 21)

Page 2: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

9

“ Pihak – pihak dengan faham lebih maju mengatakan bahwa

perpustakaan adalah tempat yang memfasilitasi terjadinya interaksi

pengetahuan ... Para petinggi perguruan tinggi sering mengatakan bahwa

perpustakaan ibarat “jantungnya perguruan tinggi” yang memompakan

kekuatan dan kehidupan bagi seluruh organ dalam lembaga pendidikan tinggi

tersebut. Tidak jarang para politisi mengatakan bahwa keberadaan

perpustakaan mencerminkan tinggi rendahnya budaya suatu bangsa. “ (

www.pnri.co.id )

“Finally it was deemed important to convey the notion of libraries as

places of opportunity, as the nexus for a meeting of minds and the widening of

horizons “(seet,2000)

Perkembangan teknologi yang pesat menuntut perpustakaan bergerak

mengikutinya. Pada abad ke-6, perpustakaan hanya berisi rak-rak buku dan literatur, tetapi

pada beberapa perpustakaan modern saat ini, pemandangan yang terlihat adalah unit-unit

komputer dan koleksi audio serta microfilm. Beberapa koleksi tua yang tidak

memungkinkan untuk dibaca disalin ke dalam format digital sehingga generasi muda tetap

dapat menikmatinya. Semua itu terjadi karena penyesuaian akan kebutuhan manusia saat

ini dimana teknologi informasi menjadi salah satu kebutuhan dan gaya hidup masyarakat

di abad ke-21. Akses informasi yang cepat dan akurat mengakibatkan perpustakaan

sebagai penyedia informasi harus tanggap akan hal itu. Beberapa dokumen dan jurnal-

jurnal penting saat ini dapat ditemui dalam format lain, yaitu digital. Digitalisasi

memungkinkan masyarakat dapat mengaksesnya dari jarak terjauh sekalipun dengan

adanya fasilitas internet.

Perpustakaan akan mengalami perubahan besar di masa mendatang, dimana nama

”library” akan berubah menjadi ”learning resource centre” (Edwards & Fisher, 2002). Hal

Page 3: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

10

tersebut tidaklah mengejutkan, mengingat perpustakaan modern yang ada saat ini

berfungsi lebih dari sekedar tempat membaca dan meminjam buku. Perpustakaan di

negara-negara maju memiliki fungsi lain yaitu sebagai tempat melakukan berbagai

pembelajaran dan penelitian untuk mengikuti perkembangan teknologi terkini.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan adalah sebuah

tempat dimana buku dan literatur lain seperti majalah, koran, peta, CD, microfilm, dan

bahan pustaka lainnya disimpan untuk dapat digunakan sebagai sumber informasi bagi

pemakai.

II.1.2. Fungsi dan Tujuan Perpustakaan

“Perpustakaan berfungsi sebagai sarana untuk meningkatkan

kecerdasan dan pemberdayaan bangsa melalui transformasi informasi,

penelitian, pelestarian budaya bangsa, dan rekreasi ilmiah.” (Rancangan UU

Perpus RI, Pasal 3, revisi 25 Januari 2007)

Perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka,

meningkatkan kegemaran membaca, memperluas wawasan dan pengetahuan

untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.” (Rancangan UU Perpus RI, Pasal

4, revisi 25 Januari 2007)

terdapat lima fungsi perpustakaan yaitu: fungsi pelestarian, fungsi informasi, fungsi

pendidikan, fungsi rekreasi dan fungsi budaya (Basuki, 1989).

Maka berdasarkan uraian diatas, fungsi perpustakaan adalah sebagai sarana

pendukung pendidikan dan tempat menyimpan informasi yang bertujuan meningkatkan

pendidikan dan pengetahuan masyarakat.

Page 4: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

11

II.1.3. Sejarah dan Perkembangan Perpustakaan

A) Sejarah

Para arkeolog menemukan sebuah kota kuno dengan kuil-kuil peninggalan yang

didalamnya terdapat banyak catatan-catatan di atas tanah liat yang merupakan suatu

peninggalan bersejarah. Catatan-catatan tersebut tersusun rapih di dalam kuil layaknya

arsip-arsip penting yang diduga berisi tentang catatan aktifitas komersil, agama, sejarah

dan legenda. Isi dari kuil penemuan tersebut tidak jauh berbeda dengan Courtesy

Bibliotheca Alexandrian yang disebut sebagai perpustakaan tertua di dunia. Dari uraian di

atas menunjukkan bahwa sejak jaman dahulu, manusia sudah memiliki suatu kebutuhan

akan suatu ruang untuk menyimpan memori yang tertuang dalam bentuk tulisan, yang

sekarang kita sebut sebagai perpustakaan. Perpustakaan menjadi sebuah pranata sosial

yang sudah ada sejak zaman purba.

B) Proses Perkembangan Perpustakaan

Gereja dan Istana.

Sejarah mencatat bahwa pada masa purba, perpustakaan hanya ditemukan di istana

dan kuil-kuil. Hal ini menunjukkan suatu proses perkembangan perpustakaan dari

perpustakaan untuk satu individu menjadi perpustakaan untuk beberapa individu. Beberapa

individu yang dimaksud adalah individu sejenis, yaitu sejenis dari segi pemakainya

maupun jenis bukunya. Seperti golongan biara yang hanya membaca buku-buku

keagamaan dan golongan keluarga yang membaca buku berkaitan dengan keluarga atau

kerajaan. Saat itu keberadaan perpustakaan masih sekedar pendukung yang merupakan

bagian dari istana atau biara, bukanlah sebuah bangunan tunggal yang berdiri sendiri.

Page 5: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

12

Kristen.

Agama Kristen banyak mempengaruhi sejarah manusia, begitu juga dengan

perkembangan perpustakaan pada masa itu, yaitu pada abad pertengahan. Perpustakaan

yang semula hanya berada di istana dan biara, kemudian merambah hingga ke gereja.

Dengan bertambahnya tempat, itu berarti jenis pembaca dan jumlah buku pun ikut

bertambah. Tetapi sebuah perubahan besar terasa ketika perpustakaan masuk ke dalam

sebuah institusi bernama sekolah. Dimana sekolah sebagai sebuah tempat menimba ilmu

pengetahuan menjadikan isi dari perpustakaan semakin kompleks dan jumlah serta jenis

pembacanya pun tidak lagi sama. Saat itu perpustakaan tetap sebagai pendukung dan

belum berdiri sendiri.

Renaissance

Baru kemudian perubahan yang terjadi pada institusi pendidikan tersebut

mendasari munculnya perpustakaan di akademi (academic library) pada masa

Renaissance. Dari situ terlihat suatu proses perkembangan perpustakaan dalam upaya

untuk memenuhi kebutuhan manusia akan ilmu pengetahuan yang sedemikian besar

sehingga baik dari segi pemakain, jumlah buku dan jenis koleksinya, ruang untuk

membaca dan menyusun buku selalu mengalami perubahan dan penyesuaian secara terus

menerus.

Puncak dari perkembangan kebutuhan manusia ini adalah suatu konsep keberadaan

perpustakaan untuk semua orang (for the common use of everyone) atau dengan kata lain

ketika perpustakaan dibuka untuk umum. Ini merupakan konsep awal dari perpustakaan

umum (public library). Suatu tingkat perkembangan perpustakaan dengan pemakai yang

sudah tidak sejenis lagi bahkan sudah luas sekali karena terbuka bagi siapa saja dan jenis

koleksi yang demikian luasnya karena tidak terbatas oleh hal-hal tertentu saja. Keberadaan

Page 6: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

13

perpustakaan umum ini menjawab tuntutan kebutuhan manusia yang lebih besar, tuntutan

pemakai yang lebih luas dan tuntutan penyediaan buku-buku yang lebih beragam.

C) Proses Perkembangan Ruang pada Perpustakaan

Pada awal mula perpustakaan sekitar abad ke-6, yang disebut dengan ”ruang”

dalam perpustakaan adalah sebuah ruang yang hanya berisi satu bangku, meja dan rak

buku dengan komposisi sedemikian rupa yang disesuaikan dengan kebutuhan satu individu

saja karena pada saat itu perpustakaan masih bersifat individual.

Kebutuhan ruang mengalami perubahan ketika perpustakaan berkembang lebih

luas lagi dan yang berada di istana dan biara, jumlah pemakai bertambah sehingga bangku,

meja dan rak buku yang semula berjumlah hanya satu ketika itu bertambah menjadi lebih

banyak dari satu meja dan kursi yang tadinya hanya untuk satu individu menjadi lebih

besar karena mendukung lebih dari satu individu.

Ada dua kemungkinan yang terjadi, yaitu:

1. Masing-masing individu menggunakan satu meja dan satu kursi, ini berarti terdiri dari

beberapa kelompok bangku dan meja yang diselesaikan dengan jumlah pemakai. Jenis

ini mementingkan kualitas bukan kuantitas karena tetap memisahkan masing-masing

individu.

2. Satu meja dapat mendukung kebutuhan lebih dari satu orang, atau satu meja dengan

beberapa kursi. Jenis ini mementingkan kuantitas bukan kualitas.

Kemungkinan nomor satu lebih banyak digunakan, karena kecenderungan manusia

untuk menyempurnakan apa yang sudah ada, maka dari bentuk ruang yang semula hanya

berisi satu kelompok media yang terdiri dari satu bangku, meja dan rak buku tadi

Page 7: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

14

dikembangkan menjadi beberapa kelompok meja dan kursi. Rak buku pun disesuaikan

dengan jumlah kelompok meja dan kursi serta jumlah koleksi yang ada.

Semakin lama jumlah buku bertambah lagi, sehingga manusia mulai memikirkan

lagi sebuah bentuk yang dapat menjawab tuntutan tersebut. Akhirnya suatu pemecahan

radikal diambil, yaitu menyusun buku di sepanjang dinding yang menunjukkan pemisahan

ruang baca dan ruang buku. Bentuk tersebut kemudian disebut dengan istilah wall system.

Disebut juga sebagai sebuah pemecahan radikal karena dampak dari susunan buku yang

diletakkan secara horizontal dan vertikal mengikuti ukuran dinding ruangan tanpa

memikirkan skala manusia dalam proses pengambilan dan peletakan kembali, sistem

sempat ini memakan korban jiwa seorang pustakawan pada masa itu, sehingga kemudian

harus dipikirkan kembali sebuah sistem yang benar-benar tepat.

Wall system mengilhami manusia untuk menciptakan satu sistem lain yang lebih

baik yaitu sebuah rak buku dengan ukuran yang sesuai dengan skala dan ruang gerak

manusia. Bentuk dari rak buku pada saat itu kurang lebih sama seperti yang kita lihat saat

ini. Perbedaan yang terlihat hanya dari pola penyusunan dan tata letak rak-rak tersebut

sesuai dengan luasan dan bentuk dari ruangan yang ada. Sebut saja istilah close stack atau

open stack yang biasa digunakan saat ini, serta pola penyusunan buku secara satu lapis

atau dua rak buku yang disusun secara bertolak belakang. Bagaimanapun bentuk

penyususnannya, sistem rak buku yang ada saat ini didasarkan pada konsep pemikiran

pada masa lampau yang sempat mengalami try and error hingga akhirnya mendapatkan

sebuah sistem yang benar-benar tepat.

Dari pemaparan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan ruang

perpustakaan mengikuti perkembangan media informasi yang disimpan dan bagaimana

Page 8: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

15

media tersebut diakses oleh manusia. Perpustakaan mendatang kiranya diharapkan dapat

memenuhi jumlah media informasi yang dapat disimpan sekarang dan mendatang.

Kemungkinan-kemungkinan perubahan bentuk media informasi juga nantinya dapat

mempengaruhi bentuk media penyimpanan media informasi, sehingga perlu dikaji dan

direncanakan perkiraan perkembangan media informasi tersebut.

Perubahan-perubahan ruang perpustakaan juga semakin maju seiring dengan

perkembangan teknologi. Dengan teknologi yang semakin canggih, perpustakaan yang

pada dasarnya adalah tempat masyarakat mencari dan menyerap informasi menjadikan

perpustakaan pada masa mendatang diharapkan dapat meminimalisasi waktu pencarian

informasi dan memaksimalisasi waktu dalam penyerapan informasi, sehingga proses

penyerapan informasi dapat lebih maksimal. Ruang-ruang baca yang sebelumnya terasa

sangat formal dapat bergeser pada ruang-ruang yang bisa digunakan aktifitas lain,

sehingga kegiatan penyerapan informasi dapat lebih menyenangkan.

D) Perubahan Perpustakan seiring Perubahan Zaman

Perkembangan perpustakaan sengat menarik untuk diamati, karena seiring

perubahan zaman, wajah dan karakter perpustakaan pun berubah sesuai dengan kondisi

dan kebutuhan pemakai pada saat itu. Pada awal abad ke-6 perpustakaan hanya berisi

koleksi-koleksi kuno dan dengan posisi membaca berdiri, seiring perubahan zaman

kebutuhan manusia berubah dan hal tersebut mempengaruhi jenis koleksi serta ekspresi

dari ruang baca sebuah perpustakaan. Berikut ini adalah tabel perkembangan perpustakaan

dari abad ke-6 hingga abad ke-21:

Page 9: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

16

No Waktu Jenis

Perpustakaan

Materi Posisi

Membaca

Jenis Ruang Contoh

Bangunan

1 < Abad ke-6 Kombinasi

antara

perpustakaan

dan museum

Gulungan Berdiri Terbuka

dengan

terdapat

gudang bawah

tanah

Courtesy

Bibliotheca

Alexandria,

Egypt

2 Abad 6 – 13 Sistem cloister

dengan lemari

buku

Ilustrasi buku-

buku

keagamaan

Duduk Cloister

terbuka

Tintern

Abbey,

Monmouthsir

e

3 Abad 13 – 16 Sistem podium

dengan rak buku

terbuka

Buku tulisan

tangan dan

cetak

Berdiri dengan

terdapat tempat

istirahat

Linier dan

dibatasi

University of

Leyden, The

Neitherlands

4 Abad 16 – 17 Sistem tertutup

dengan partisi

susunan rak dan

disertai kursi

Buku cetak Duduk Linear Bibliotica

Laurenziana

5 Abad 17 – 18 Sistem dinding

dengan dibatasi

lemari buku

Buku cetak Duduk Lingkaran dan

persegi

Bodleian

Library,

Oxford

6 Abad 18 – 20 Sistem ruang

baca dengan

disertai galeri

buku

Buku cetak,

peta dan

jurnal

Duduk Lantai terbuka

sebagai pusat,

ruang-ruang

sebagai garis

keliling

Bibliotheque

Nationale,

Paris

Page 10: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

17

7 Abad 20 –

sekarang

Sistem ruang

terbuka dengan

disertai rak-rak

terbuka dan unit

komputer

Buku cetak

dan

sejenisnya,

CD-ROM dan

sistem

informasi

digital lainnya

Duduk Luas dan

terbuka

Seattle Public

Library,

Seattle

Tabel 1: Perubahan peletakan dan pengguna perpustakaan

No Waktu Bangunan Eksterior Interior

1 < Abad ke – 6 Courtesy

Bibliotheca

Alexandria

2 Abad ke

6 – 13

Tintern Abbey

3 Abad ke

13 – 16

University of

Leyden

Page 11: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

18

4 Abad ke

16 – 17

Bibliotica

Laurenziana

5 Abad ke

17 – 18

Bodleian Library

6 Abad ke

18 – 20

Bibliotheque

Nationale

7 Abad 20 –

sekarang

Seattle Public

Library

Tabel 2: Contoh bangunan sejarah perpustakaan

Sumber: (Edwards Brian with Fisher Biddy, Libraries and Learning Resource Centres, Architectural Press,

New York, 2002)

Dari pemaparan sejarah perpustakaan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa,

bangunan perpustakaan berkembang berdasarkan bagaimana manusia dapat menyerap dan

mengambil sebuah media informasi terhadap perkembangan teknologi yang ada pada saat

itu. Sebaiknya perpustakaan dapat terencana pada perkembangan jumlah dan bentuk

media informasi mendatang, yang menentukan bagaimana interaksi manusia terhadap

media informasi, sekurang kurangnya 20 tahun mendatang.

Page 12: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

19

II.1.4. Jenis-jenis Perpustakaan

Perpustakaan terbagi menjadi beberapa jenis, dibedakaan berdasarkan jenis koleksi

dan sasaran pengunjungnya. Berikut ini adalah klasifikasi jenis-jenis perpustakaan dari

beberapa sumber:

No Sumber Jenis Perpustakaan

1 Edwards Brian with Fisher Biddy, Libraries and Learning

Resource Centres, Architectural Press, New York, 2002

- Perpustakaan Nasional

- Perpustakaan Umum

- Perpustakaan Akademis

- Perpustakaan Virtual

- Perpustakaan Khusus

- Perpustakaan Profesional

2 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Edisi Ke 3, Balai Pustaka, Jakarta Barat

2002

- Perpustakaan Nasional

- Perpustakaan Umum

- Perpustakaan Khusus

- Perpustakaan Akademik

- Perpustakaan Rujukan

- Perpustakaan Keliling

- Perpustakaan Filial

3 Ensiklopedi Nasional Indonesia, PT. Delta Pamungkas,

Jakarta Barat 1997

- Perpustakaan Khusus

- Perpustakaan Museum

- Perpustakaan Negara

- Perpustakaan Perguruan Tinggi

- Perpustakaan Rakyat

- Perpustakaan Sekolah

- Perpustakaan Umum

Tabel 3: Jenis-jenis Perpustakaan

Page 13: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

20

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, perpustakaan diklasifikasikan lebih

spesifik lagi, yaitu:

1. Perpustakaan Nasional

Perpustakaan yang dibiayai oleh Negara untuk mengumpulkan,

menyimpan, melestarikan buku, majalah, surat kabar, naskah kuno, microfilm, dan

laain-lain.

2. Perpustakaan Umum

Perpustakaan yang seluruhnya atau sebagian dari dananya disediakan oleh

masyarakat dan penggunaannya tidak terbatas pada kelompok tertentu serta bebas

digunakan oleh siapapun.

3. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan atau pusat informasi yang dibiayai oleh perseorangan, badan

korporasi, perhimpunan., badan pemerintah, kelompok dan lain-lain. Biasa juga

disebut sebagai koleksi khusus atau terpisah dari suatu perpustakaan.

4. Perpustakaan Akademik

Perpustakaan yang merupakan bagian dari universitas, akademi dan

lembaga pendidikan tinggi.

5. Perpustakaan Rujukan

Perpustakaan yang memiliki buku yang biasanya tidak boleh digunakan di

luarnya.

6. Perpustakaan Keliling

Perpustakaan yang didatangkan dengan modil pada tempat-tempat tertentu,

sehingga pada kesempatan itu para peminat dapat meminjam dan mengembalikan

buku.

Page 14: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

21

7. Perpustakaan Filial

Perpustakaan yang merupakan bagian dari sebuah sistem perpustakaan,

tetapi mempunyai dewan manajemen sendiri dan tidak dikelola sebagai sistem

tersebut.

Menurut Edwards dan Fisher (2002), perpustakaan diklasifikasi menjadi beberapa

jenis, yaitu:

1. Perpustakaan Nasional (A National Library)

Perpustakaan Nasional adalah sebuah tempat dimana buku dan material

Nasional penting lainnya disimpan. Pada beberapa perpustakaan, lebih ditekankan

pada kelengkapan koleksi sekaligus sebagai tempat perlindungan dan konserfasi

koleksi penting milik negara.

2. Perpustakaan Umum (A Public Library)

Perpustakaan Umum adalah sebuah tempat dimana buku dan material

lainnya disimpan untuk dapat dipinjamkan. Perpustakaan seperti ini pada umumnya

menyediakan materi-materi pendidikan yang dapat digunakan oleh suatu komunitas

untuk kemajuan daerah setempat.

3. Perpustakaan Akademis (An Academic Library)

Perpustakaan Akademis adalah tempat dimana buku, jurnal dan material

lain terutama sistem informasi elektronik disimpan untuk mendukung pembelajaran

dan penelitian.

4. Perpustakaan Virtual (A Virtual Library)

Perpustakaan Virtual adalah koleksi dari material perpustakaan terutama

dalam format elektronik dan akses dengan jaringan komputer. Beberapa

Page 15: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

22

perpustakaan seperti ini baik sebagian atau secara keseluruhan tidak terikat pada

tampilan fisik.

5. Perpustakaan Khusus (A Special Library)

Perpustakaan Khusus adalah kumpulan koleksi di dalam sebuah ruang

maupun bangunan yang didedikasikan sepenuhnya untuk suatu subjek khusus.

Biasanya merupakan koleksi khusus berdasarkan jenis, topik atau tempat.

6. Perpustakaan Profesional (A Profesional Library)

Perpustakaan Profesional adalah sebuah koleksi yang dikembangkan oleh

suatu institusi khusus yang secara profesional melayani anggota-anggotanya.

Koleksi yang ada di sini pada umumnya dalam jangkauan yang lebih luas dan tidak

dapat dipinjam.

Sedangkan dalam Ensiklopedi Indonesia, perpustakaan dapat dikategorikan

menjadi beberapa jenis yang lain, yaitu:

1. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus merupakan sebuah perpustakaan yang menekankan

koleksinya pada suatu bidang khusus seperti koleksi di bidang geologi, lingkungan

hidup, sejarah purbakala, kebudayaan dan lain-lain. Selain itu dapat juga

dikategorikan khusus karena bentuk koleksi yang disimpannya seperti peta,

guntingan surat kabar, pita rekaman, lontar, dan lain-lain. Perpustakaan khusus

pada umumnya merupakan bagian dari suatu lembaga penelitian dan badan-badan

seperti bank, asuransi, asosiasi profesi, perusahaan, museum dan lain sebagainya.

Beberapa contoh perpustakaan khusus yang telah berkembang dan

memperoleh tugas-tugas nasional adalah Pusat Dokumentasi Ilmiah Nasional-LIPI,

Lembaga Perpustakaan Biologi dan Pertanian (Bilibiotheca Bogoriensis –

Page 16: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

23

Departemen Pertanian), Bagian Dokumentasi Ilmiah dan Pengolaan Data (Badan

Penelitian dan Pengembanga Kesehatan – Departemen Kesehatan).

2. Perpustakaan Museum

Perpustakaan Museum di Jakarta Barat lebih dikenal dengan sebutan

Lembaga Kebudayaan Indonesia yang berdiri pada tahun 1778. Hingga saat ini

koleksi buku yang ada di dalamnya diperkirakan sekitar 300.000 jilid, sesuai

dengan urutan dan program lembaga tersebut. Di antaranya terdapat semua koleksi

surat kabat dan majalah ilmiah yang pernah ada dan terbit di Indonesia, juga

koleksi buku-buku yang pernah diterbitkan di Indonesia. Selain itu terdapat pula

koleksi naskah yang terdiri dari sekitar 5.000 buku asli Indonesia dari berbagai

daerah yang tertulis di atas berbagai macam bahan seperti lontar, kulit kayu,

bambu, kertas dalam huruf Jawa, Bali, Makasar, Bugis, Batak, Rejang, Arab dan

lain-lain.

3. Perpustakaan Negara

Perpustakaan Negara merupakan perpustakaan umum yang didirikan di

setiap Ibukota Daerah Tingkat I di Indonesia yang diselenggarakan oleh Biro

Perpustakaan Departemen Pendidikan. Perpustakaan ini tergolong perpustakaan

umum yang dapat dinikmati oleh setiap warga untuk mendapatkan sejumlah

informasi maupun hiburan. Selain Perpustakaan Nasional yang ada di Ibukota

Jakarta Barat, terdapat pula di Yogyakarta yang merupakan perpustakaan terbesar

yang didirikan pada masa revolusi kemerdekaan dengan sekitar 70.000 koleksi

buku.

Page 17: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

24

4. Perpustakaan Perguruan Tinggi

Sebagai warisan waktu yang lalu, jasa informasi di kalangan masyarakat

perguruan tinggi di lakukan oleh masing-masing fakultas atau jurusan. Program-

program pengembangan Perpustakaan Perguruan Tinggi dikelola oleh Direktorat

Jendral Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan. Hal-hal seperti pembinaan

koleksi, sumber tenaga, standarisasi, pembiayaan, dan sebagainya memperoleh

perhatian penuh dari Satuan Tugas Perpustakaan Perguruan Tinggi.

Perpustakaan Pusat Satya Wacana yang terletak di Salatiga merupakan

salah satu contoh perpustakaan yang sejak pendiriannya pada tahun 1956

memusatkan administrasi dan pengelolaan perpustakaannya untuk melayani

seluruh kampus di Indonesia.

5. Perpustakaan Rakyat

Perpustakaan Rakyat merupakan sistem pelayanan umum di Indonesia yang

diselenggarakan oleh Direktorat pendidikan masyarakat, bagian Urusan Pendidikan

Rakyat dalam Departemen Pendidikan. Tugas bagian ini adalah menyediakan

bacaan umum dari tingkat lulusan pemberantasan buta huruf sampai kepada tingkat

pengetahuan sekolah menengah. Tujuannya adalah menghidupkan dan memelihara

hasrat masyarakat untuk belajar sendiri dengan jalan membaca, serta meluluskan

pengetahuan, kecerdasan dan kesadaran masyarakat.

6. Perpustakaan Sekolah

Seperti namanya, ini merupakan perpustakaan yang berada di sekolah-

sekolah. Walau demikian, belum semua sekolah di Indonesia dilengkapi dengan

perpustakaan. Sensus tahun 1997 menunjukkan bahwa saat ini tercatat sekitar

84.000 Sekolah Dasar dan 13.000 Sekolah Lanjutan. Pengembangan Perpustakaan

Page 18: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

25

Sekolah mendapat bimbingan dan pengarahan dari Pusat Pengembangan

Perpustakaan, Departemen Pendidikan.

7. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum merupakan perpustakaan yang dikelola oleh

Departemen Pendidikan bersama dengan Pemerintah Daerah.Usaha kedua badan

tersebut masih terus berjalan untuk mengembangkan sistem perpustakaan umum,

ditunjang pula dengan adanya sarana perpustakaan keliling dengan mobil. Selain

itu tercatat juga tumbuhnya taman bacaan yang didirikan oleh usaha-usaha pribadi

atau rukun kampung. Walaupun dalam bentuk sederhana, tetapi usaha-usaha

tersebut sangat membantu kekurangan dari perpustakaan umum yang ada.

Dari data diatas, maka perpustakaan umum adalah perpustakaan yang dikelola oleh

Pemerintah yang menyediakan informasi untuk digunakan oleh komunitas atau masyarakat

sekitar sesuai dengan daerah cangkupannya.

II.1.5. Klasifikasi Pustaka

Penomoran buku dalam perpustakaan bertujuan untuk mempermudah penyususnan

buku dan mempermudah pengunjung dalam mencari buku yang mereka butuhkan. Hingga

saat ini terdapat lebih dari lima cara pengklasifikasian atau penomoran buku pada

perpustakaan. Jenis-jenis klasifikasi tersebut adalah:

A) Dewey Decimal Classification (DDC)

Salah satu metode klasifikasi yang lazim digunakan oleh perpustakaan saat ini

adalah Dewey Decimal Classification (DDC). DDC adalah sebuah sistem klasifikasi

perpustakaan yang diciptakan oleh Melvil Dewey (1851–1931) pada tahun 1876, dan sejak

Page 19: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

26

saat itu telah banyak dimodifikasi dan dikembangkan dalam 22 kali revisi yang telah

terjadi hingga tahun 2004.

Klasifikasi Dewey muncul pada sisi buku-buku koleksi perpustakaan. Klasifikasi

dilakukan berdasarkan subjek, kecuali untuk karya umum dan fiksi. Kodenya ditulis atau

dicetakkan ke sebuah stiker yang dilekatkan ke sisi buku atau koleksi perpustakaan

tersebut. Bentuk kodenya harus lebih dari tiga digit, setelah digit ketiga akan ada sebuah

tanda titik sebelum diteruskan angka berikutnya.

Terdapat 10 kategori bidang ilmu dalam Dewey Decimal Classification (DDC),

mulai dari ilmu komputer, filsafat, agama, ilmu sosial, bahasa, matematika, teknologi,

kesenian, sastra hingga sejarah.

Sepuluh kelas utama dan penomorannya dalam klasifikasi Dewey adalah:

No. Klasifikasi Kategori Buku

000 Komputer, Informasi dan Referensi Umum

100 Filsafat dan Psikologi

200 Agama

300 Ilmu Sosial

400 Bahasa

500 Sains dan Matematika

600 Teknologi

700 Kesenian dan Rekreasi

800 Sastra

900 Sejarah dan Geografi

Tabel 4: Dewey Decimal Classification

Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Dewey_Desimal_Classification

Page 20: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

27

B) Universal Decimal Classification (UDC)

Metode klasifikasi ini pertama kali diciptakan oleh pustakawan asal Belgia, Paul

Otlet dan Henri la Fontaine pada akhir abad ke 19. metode ini didasari oleh metode yang

lebih dulu ada yaitu DDC, tetapi metode ini dianggap lebih kuat dan spesifik. Metode ini

tidak hanya bisa digunakan dalam klasifikasi literature, tetapi juga pada koleksi lain seperti

film, video, rekaman, ilustrasi, peta, dan pada fungsi lain seperti museum.

Kategori bidang ilmu dalam Universal Decimal Classification tidak jauh berbeda

dengan Dewey Decimal Classification, hanya terdapat beberapa penambahan seperti

biografi dan arkeologi.

Berikut ini adalah kategori dari Universal Decimal Classification:

No Klasifikasi Kategori Buku

0 Komputer, Informasi dan Referensi Umum

1 Filsafat dan Psikologi

2 Agama

3 Ilmu Sosial

4 Bahasa

5 Sains dan Matematika

6 Teknologi

7 Kesenian dan Rekreasi

8 Sastra

91 Geografi

92 Biografi

93/99 Sejarah dan Arkeologi

Tabel 5: Universal Decimal Classification

Sumber: (http://en.wikipedia.org/wiki/Universal_Decimal_Classification)

Page 21: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

28

Selain dua metode di atas, masih terdapat beberapa metode klasifikasi yang pada

dasarnya merupakan pengembangan dari DDC dan UDC. Metode lain tersebut diantaranya

adalah Bliss Bibliographic Classification (BBC), Collon Classification, Library of

Congress Classification, Chinese Library Classification, Harvard-Yenching Classification.

(http://en.wikipedia.org)

Menurut data diatas, maka penggunaan klasifikasi data DDC masih bisa digunakan,

terlebih karena range angka yang digunakan lebih luas dan bisa dikembangkan lebih lanjut,

juga kelebihannya adalah karena sistem klasifikasi DDC sudah digunakan secara

internasional. Pembagian ini perlu ditambahkan pembagian anak anak, remaja, dan

referensi dengan perkembangan yang terbanyak.

II.1.6. Jenis Pelayanan Perpustakaan

Terdapat dua jenis sistem pelayanan yang biasa diterapkan dalam perpustakaan,

yaitu:

1. Closed Access Servis

Sebuah sistem pelayanan dimana pengunjung tidak diperkenankan untuk

mencari dan mengambil sendiri buku yang mereka butuhkan, tetapi dibantu oleh

pustakawan yang sedang bertugas. Keunggulan dari sistem ini adalah, keamanan

buku lebih terjamin karena setiap buku yang diambil dapat terkontrol, selain itu

posisi buku lebih teratur karena selalu dibantu oleh pustakawan sebagai

penanggungjawab. Sistem ini juga memiliki kekurangan, dan hal itu lebih

dirasakan oleh pengunjung, karena mereka tidak dapat mencari dan memilih sendiri

buku yang mereka perlukan.

Page 22: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

29

2. Open Access Servis

Sebuah sistem pelayanan dimana pengunjung diperkenankan untuk

mendapatkan dan menggunakan sendiri buku yang mereka butuhkan tanpa adanya

pengawasan dari pustakawan secara langsung. Kelebihan dari sistem ini adalah

pengunjung dapat dengan leluasa mencari apa yang mereka butuhkan sehingga

secara psikologis tidak memberikan tekanan dan dapat meningkatkan minat orang

untuk datang ke perpustakaan karena terasa lebih bersahabat. Sedangkan

kekurangan dari sistem ini adalah kemanan buku yang kurang terjamin,

pengambilan dan pengembalian buku yang kurang teratur karena kurangnya

pengawasan dari pustakawan.

Dari pemaparan jenis layanan perpustakaan diatas, maka open access servis

menjadi pilihan yang baik dalam perpustakaan umum, karena sifat perpustakaan umum

yang terbuka bagi siapa saja, sehingga masyarakat bisa bebas mengakses informasi dengan

mudah.

II.1.7. Perpustakaan Umum

A) Definisi Perpustakaan Umum

Menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia (2002), perpustakaan adalah kumpulan

buku-buku. Setiap orang bisa memiliki perpustakaan sendiri, jika ia mempunyai sejumlah

buku. Namun pada umumnya yang dimaksud dengan perpustakaan adalah kumpulan buku

yang tersimpan di suatu tempat tertentu milik suatu institusi tertentu.

Sedangkan definisi dari perpustakaan umum daerah menurut Ketetapan Kepala

badan Standarisasi Nasional (BSN) nomor 1637/BSN-1HK.74/10/99 adalah perpustakaan

yang diselengarakan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota, yang mempunyai tugas

Page 23: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

30

pokok melaksanakan pengembangan perpustakaan wilayah kabupaten/kota serta

melaksanakan layanan perpustakaan kepada masyarakat umum.

Maka Perpustakaan umum adalah bangunan publik untuk menyimpan media

informasi yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah kota setempat untuk melayani

daerah sekitarnya.

B) Fungsi Perpustakaan Umum

Menurut Departemen Pendidikan Nasional RI, 2004 Sebagai perpustakaan umum,

perpustakaan memiliki berbagai fungsi sebagai berikut:

1. Fungsi Edukasi

Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas akademika, oleh karena itu

koleksi yang tersedia adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran,

pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi

belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

2. Fungsi Informasi

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan

pengguna informasi.

3. Fungsi Riset

Perpustakaan mempersiapkan bahan-bahan premier dan sekunder yang paling mutakir

sebagai bahan untuk melakukan penelitian dan pengkajian ilmu pengetahuan, teknologi

dan seni..

4. Fungsi Rekreasi

Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun

dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

Page 24: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

31

5. Fungsi Publikasi

Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan publikasi karya.

6. Fungsi Deposit

Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang

dihasilkan oleh daerah setempat.

7. Fungsi Interpretasi

Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah

terhadap sumber-sumber informasi yang dimilikinya untuk membantu pengguna dalam

melakukan dharmanya.

C) Ketentuan Perpustakaan Umum

Terdapat beberapa ketentuan khusus pada perencanaan perancangan Perpustakaan

Umum yang tentu saja berbeda dengan perpustakaan lain. Menurut Edwards dan Fisher,

2002 terdapat beberapa analisa yang berkenaan dengan perancangan Perpustakaan Umum.

Analisa-analisa tersebut berdasarkan riset yang dilakukan dengan mengikuti

perkembangan beberapa Perpustakaan Umum terkemuka di dunia.

1) Standard Ruang dalam Perencanaan Perpustakaan umum

• Satu ruang pembaca untuk setiap 3-4 orang masing-masing sekitar 1 m2 / orang.

• Rak sepanjang 1 m untuk memuat sekitar 100 buku.

• 75% total koleksi berada di rak terbuka pada area belajar, dan 50-60% pada

area riset.

• Ruang kantor perpustakaan adalah 12% dari total luas perpustakaan.

• Area sirkulasi sebesar 20% dari total luas ruang perpustakaan.

Page 25: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

32

• 8-10 buku berada pada rak buku di ruang baca, 10-12 pada tumpukan terbuka,

12-15 pada tumpukan tertutup, dan 40-60 pada gudang.

• Penggunaan pelayanan komputer mencakup 20-25 % dari total area

perpustakaan.

2) Perubahan Skematik Denah dan Potongan Perpustakaan Umum

Skema perubahan perencanaan denah di bawah menunjukkan bahwa

perpustakaan berubah sesuai dengan kebutuhan manusia pada masing-masing

zaman, diamana pada abad ke-21 perpustakaan tampil lebih terbuka dengan sistem

void dan terdapat program ruang seperti tempat riset yang tidak terdapat di

perpustakaan sebelumnya.

Gambar 1: Perubahan pola denah Gambar 2: Perubahan pola potongan

3) Diagram Konseptual Perpustakaan Umum

Secara garis besar, diagram di bawah menunjukkan bagaimana kaitan

program secara konseptual yang umum digunaakn untuk perancangan

Page 26: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

33

Perpustakaan Umum. Mulai dari pintu masuk hingga ke ruang koleksi, ruang baca,

staff hingga sirkulasi buku harus sangat diperhatikan sehingga pengunjung dapat

mengakses perpustakaan dengan tepat dan cepat.

Gambar 3: Diagram Konseptual Perpustakaan Umum

4) Penzoningan Suara pada Perpustakaan Umum

Perpustakaan memiliki banyak program dengan berbagai kegiatan di

dalamnya. Masing-masing kegiatan memiliki kebutuhan berbeda-beda untuk

mendapatkan kenyamanan. Sebut saja ruang membaca dan ruang diskusi, masing-

masing memiliki kebutuhan akan ketenangan dari gangguan suara yang berbeda.

Oleh karena itu diperlukan perencanaan penzoningan bising pada perpustakaan,

sehingga aktifitas yang satu dan yang lain tidak saling menggangu. Berikut ini

adalah zoning ruang berdasarkan suara bising yang umum dilakukan pada

Perpustakaan Umum.

Page 27: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

34

Gambar 4 : Zoning analisa bising

Gambar 5 : Rencana ruang berdasarkan analisa bising

Sedangkan menurut Departemen Perpustakaan Nasional RI, 1999, terdapat acuan dalam

membuat bangunan perpustakaan khususnya Perpustakaan umum daerah tingkat II yang berisikan

antara lain :

Page 28: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

35

1. Gedung untuk perpustakaan umum daerah tingkat II, memiliki luas bangunan

sekurang-kurangnya 200 m2 dengan luas tanah sekitar 2000 m2.

2. Ruang koleksi pustaka sekurang-kurangnya berkapasitas 20.000 eksemplar bahan

pustaka biasa dengan ruangan untuk membaca dewasa dan pemuda dengan kapasitas

untuk tempat duduk 30 orang

3. Ruang koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya 10.000 eksemplar

dengan ruang baca untuk orang remaja dengan kapasitas tempat duduk sebanyak 30

orang

4. Ruang koleksi bahan pustaka berkapasitas sekurang-kurangnya 10.000 eksemplar

dengan ruang baca untuk anak anak dengan kapasitas tempat duduk sebanyak 20 orang

5. Ruang koleksi bahan pustaka rujukan (referensi) dengan ruang bacanya dengan

kapasitas sekurang-kurangnya 20 orang pembaca.

6. Ruang koleksi pandang dengar dengan ruang bacanya yang berkapasitas sekitar 20

orang

7. Ruang kerja pengolahan bahan pustaka

8. Ruang kerja pengembangan koleksi

9. Ruang kerja tata usaha

10. Ruang kerja kepala perpustakaan

11. Ruang pelayanan, lemari katalog dan lemari titipan tas

12. Lobi dan ruang pamer

13. Ruang pertemuan dengan kapasitas sekitar 100 orang

14. Gudang

15. Kamar kecil/WC secukupnya

16. Lapangan parkir dengan kapasitas sekurang-kurangnya untuk 20 mobil

Page 29: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

36

17. Garasi khusus untuk 4 sampai dengan 8 mobil keliling

18. Halaman dengan lingkungan yang hijau – taman

Sedangkan Menurut Time Saver Standard (Wheeler & Goldhox, 1962), perancangan

Perpustakaan dengan populasi layanan lebih dari 500.000 penduduk, memiliki standar-standar

sebagai berikut :

1. Jumlah buku minimal sebanyak 1-1 ½ kali jumlah populasi layanan.

2. Jumlah tempat baca sejumlah 1 buah per 1000 jumlah populasi layanan.

3. Total perkiraan luas lantai bangunan berkisar antara 0.028 kali jumlah populasi

layanan.

Dari data diatas, bisa diperoleh bahwa standar yang dibuat Dinas Perpustakaan Nasional

RI, sudah tidak dapat dipakai, karena terus meningkatnya layanan penduduk di Jakarta. Idealnya

Perpustakaan Umum memiliki standar jumlah buku untuk masing-masing daerah tergantung dari

cangkupan layanan penduduknya. Diharapkan dengan memakai aturan atau standar internasional,

maka perpustakaan Jakarta Barat nantinya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta barat,

terlebih dengan isu globalisasi yang mendongkrak pertumbuhan kebutuhan informasi dan

pendidikan yang semakin tinggi.

II.2. Tinjauan Khusus

II.2.1. Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat

b) Data Perpustakaan

• Nama : Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat

• Jumlah Buku : - 20.272 judul (Februari 2007)

- 63.775 eksemplar (Februari 2007)

Page 30: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

37

• Klasifikasi : DDC (Dewey Decimal Classification)

• Sumber buku : Anggaran Pemerintah dan sumbangan dari donatur

• Hari buka : Senin – Sabtu (kecuali hari libur & tanggal merah)

• Jam buka : 08.00 WIB – 17.00 WIB

• Sistem Pinjam :

- Jumlah : Maksimal 2 buku

- Waktu : Maksimal 1 minggu

• Sekuriti : Manual (pengawasan dan penitipan barang)

QuickTime™ and aTIFF (LZW) decompressor

are needed to see this picture.

Gambar 6 : Data Koleksi Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat

c) VISI DAN MISI

VISI

Menjadi fasilitator dan motivator masyarakat dalam penguasaan informasi melalui

Bahan Pustaka.

MISI

• Mewujudkan peningkatan pelayanan rumah tangga instansi dan kualitas SDM

dalam mendukung tugas instansi.

Page 31: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

38

• Mewujudkan peningkatan pelayanan informasi dan pengelolaan bahan pustaka

bagi aparat pemerintah dan masyarakat.

• Mewujudkan peningkatan pelaksanaan pelestarian dan pemanfaatan bahan

pustaka.

• Mewujudkan perpustakaan sebagai rumah belajar modern.

d) Klasifikasi Pustaka

Bahan-bahan pustaka terutama buku, diklasifikasikan menurut bidang

pembahasannya. Menurut hasil survey literatur, di Perpustakaan Umum, klasifikasi

pustaka adalah sebagai berikut:

• Ilmu Komputer dan Matematika (Computer Science and Mathematics)

• Ilmu Akuntansi dan Informasi (Accounting and Information Science)

• Seni, Arsitektur dan Kemanusiaan (Art, Architecture and Humanities)

• Ekonomi dan Manajeman (Economics and Management)

• Ilmu Sipil dan Teknologi (Engineering and Technology)

• Ilmu Manajemen Industri (Industrial Planer)

• Umum (General Interest)

• Koran dan Majalah (Newspapers and Magazines)

Koleksi referensi adalah sebagai berikut:

• Biografi (Biographies)

• Kamus dan Ensiklopedi (Dictionaries and Encyclopedia)

• Indeks dan Abstaksi (Indexes and Abstracts)

• Hak Paten (Patens)

• Standarisasi (Standards)

• Data Statistik (Statistical Data)

Page 32: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

39

1) Layanan Perpustakaan

Layanan Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat memakai sistem semi tertutup.

Berikut ini layanan yang diberikan oleh perpustakaan diantaranya adalah:

- Layanan Stationer atau layanan ditempat

• Peminjaman buku

• koleksi referensi

• koleksi khusus tentang Jakarta Barat

• AudioVisual

• koleksi CD-ROM

• bercerita

• Bimbingan Perpustakaan

• Jasa penelusuran informasi pemerintah,pembangunan dan

kemasyarakatan

* Layanan Perpustakaan keliIing

* Layanan Paket

Fasilitas Layanan Ditempat

* Ruang baca

* Locker untuk penyimpanan barang

* Pencarian koleksi dengan system katalog

* Ruang Serbaguna

* Ruang ibadah

Informasi Layanan

• Keanggotaan

Page 33: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

40

• Sirkulasi

• Referensi

• Audio Visual

• Pustaka Langka

• Foto copy

• Bimbingan Pemakai

• Perpustakaan Keliling

• Pinjam Antar Perpustakaan

Keanggotaan

Perpustakaan Daerah Jakarta Barat memberi kesempatan kepada masyarakat di

wilayah Provinsi Jakarta Barat untuk menjadi anggota perpustakaan. Anggota

perpustakaan terdiri dari dua kategori, yaitu kelompok dewasa dan anak-anak.

Sirkulasi

Yang dimaksud dengan pelayanan sirkulasi adalah suatu kegiatan pelayanan

pencatatan dalam pemanfaatan dan penggunaan koleksi bahan pustaka dengan tepat guna

dan tepat waktu untuk kepentingan pemakai. Pelayanan sirkulasi ditujukan untuk

memungkinkan pemakai menggunakan bahan pustaka secara tepat guna, mengetahui

bahan pustaka yang dipinjamkan, mengetahui siapa yang meminjam bahan pustaka,

menjamin kembalinya bahan pustaka yang dipinjam, mendapatkan data-data kuantitatif

kegiatan pelayanan sirkulasi. Menurut jenis pekerjaannya pelayanan sirkulasi meliputi :

peminjaman, pengembalian, penagihan, pemberian sanksi, bebas pustaka, statistik

sirkulasi. Sedangkan menurut sistem penyelenggaraannya pelayanan sirkulasi menganut

sistem terbuka dengan tujuan memungkinkan para pemakai secara langsung memilih dan

Page 34: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

41

mengambil sendiri bahan pustaka yang dikehendaki. Macam bahan pustaka yang

disirkulasikan terdiri dari buku teks dan buku untuk pengembangan ilmu (bahan pustaka

umum).

Referensi

Pelayanan referensi adalah suatu kegiatan pelayanan untuk membantu pemakai

perpustakaan menemukan informasi dengan cara menjawab pertanyaan dengan

menggunakan koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan, memakai

koleksi referensi. Tujuan dari pelayanan referensi ini adalah memungkinkan pemakai

perpustakaan menemukan informasi dengan cepat dan tepat, memungkinkan menelusur

informasi dengan pilihan yang lebih luas, memungkinkan pemakai menggunakan koleksi

referensi dengan lebih tepat guna. Fungsi sub bidang pelayanan referensi adalah :

informasi, bimbingan, pengarahan, supervisi dan penelitian. Fungsi ini ditunjang dengan

adanya petugas referensi yang cakap dan koleksi referensi yang memadai dan disajikan

dalam rak terbuka dan mudah dicapai. Pelayanan referensi utama yang diberikan meliputi :

Pemberian informasi yang bersifat umum, baik mengenai perpustakaan, koleksi dan hal-

hal lain yang mudah dan cepat memenuhinya. Pemberian informasi yang bersifat spesifik,

yang untuk memenuhinya diperlukan referensi bahan pustaka yang ada, ataupun konsultasi

dengan petugas perpustakaan lainnya. Pemberian bantuan untuk menelusur bahan pustaka

dengan menggunakan katalog, bibliografi dan alat-alat penelusuran lainnya. Pemberian

bimbingan untuk menggunakan koleksi referensi. Pemberian bantuan pengarahan untuk

menemukan pokok bahasan tertentu dalam buku-buku yang sesuai dengan minat dan

bidang studi pemakai. Koleksi referensi adalah kumpulan bahan pustaka yang berupa

karya-karya referensial, yaitu karya-karya yang disusun sebagai alat konsultasi ataupun

penunjuk mengenai informasi-informasi tertentu. Menurut sifat informasinya koleksi

Page 35: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

42

referensi terdiri atas koleksi referensi umum dan khusus. Umum berarti memberikan

informasi umum, ruang lingkup luas tanpa batas-batas subyek atau batas lain yang dapat

memberikan spesifik tertentu. Sedangkan khusus berarti memberikan informasi khusus

mengenai subyek atau pokok pembahasan tertentu. Menurut jenis informasinya koleksi

referensi terdiri atas : almanak dan buku tahunan, buku pegangan atau manual, direktori,

ensiklopedi, kamus, sumber biografi, sumber geografi, bibliografi, indeks dan abstrak,

sumber-sumber referensi lain seperti; lembaran negara, laporan penelitian, brosur,

perundang-undangan, peraturan pemerintah, data statistik dan keterangan-keterangan lain

yang dibutuhkan pemakai.

Audio Visual

Audio Visual atau bahan pandang denganr atau bahan khusus atau disebut juga

bahan non buku atau non books material kehadirannya di perpustakaan memperkaya

koleksi bahan pustaka dan memungkinkan perpustakaan memberikan pelayanan yang lebih

beragam kepada pemakai. Hal tersebut diatas sekaligus menyangkal tuduhan bahwa para

pustakwan masih sangat ”book oriented” yaitu bahwa informasi selalu dituangkan dalam

bentuk huruf tercetak atas keras. Hal ini dibuktikan dengan koleksi bahan pandang dengan

yang dimiliki oleh Perpustakaan Daerah Jakarta Barat. Kesadaran bahwa bahan buku juga

merupakan tanggung jawab perpustakaan merupakan suatu langkah maju yang penting.

Beberapa jenis bahan bukan buku yang melengkapi koleksi adalah : rekaman suara,

gambar hidup dan rekaman video, bahan grafika (foto dan slide), bahan kartografi, mikro

form (mikro film dan mikro fish). Bahan-bahan tersebut di atas sampai saat ini masih dapat

digunakan dengan bantuan alat bantu masing-masing, seperti micro reader, micro printer

dan sebagainya.

Page 36: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

43

Pustaka Langka

Pustaka Langka atau disebut juga antique books adalah suatu jenis koleksi yang

memiliki ciri-ciri ; tidak diterbitkan lagi, sudah tidak beredar di pasaran, susah untuk

mendapatkannya, mempunya kandungan informasi yang tetap, meiliki informasi

kesejarahan. Untuk jenis koleksi langka ini terdiri dari beberapa bidang subyek seperti

politik, sejarah, sastra, ketata negaraan dan sebagainya.. Koleksi ini disimpan di dalam

ruangan yang cukup sejuk berpendingin ruangan dengan ruang baca yang cukup luas.

Bimbingan Pemakai

Bimbingan pemakai perpustakaan ditujukan kepada pemakai pemula yang ingin

mengetahui lebih banyak tentang perpustakaan dan cara-cara memanfaatkan fasilitas yang

ada di perpustakaan. Hal ini dapat dilakukan secara perorangan atau rombongan dengan

terlebih dahulu memberitahukan kepada petugas perpustakaan. Juga menerima siswa-siswi

untuk PKL, baik secara teori maupun praktek kegiatan-kegiatan yang ada di perpustakaan.

Perpustakaan Keliling

Perpustakaan keliling merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan minat baca

dan kegemaran membaca/ belajar masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat di

daerah padat pada khususnya yang jauh dari perpustakaan yang ada dalam rangka

pendidikan seumur hidup. Usaha ini dpat memberikan kesempatan pemerataan untuk

memperoleh informasi dan pengembangan pengetahuan bagi masyarakat desa tak mampu .

Tujuan dari perpustakaan keliling adalah : memperluas layanan perpustakaan sampai

kepada masyarakat di daerah-daerah dan tempat yang tidak dapat dijangkau oleh

pelayanan perpustakaan menetap dengan menggunakan 5 unit mobil keliling dan 2 unit

sepeda motor. Melayani masyarakat yang oleh karena situasi dan kondisinya tidak dapat

Page 37: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

44

datang atau mencapai perpustakaan menetap, Memasyarakatkan perpustakaan dan

meningkatkan minat baca.

Layanan Paket buku (Bulk-loan)

dilaksanakan di Kabupaten Kota apabila ada permintaan dari yayasan atau lembaga

sosial yang mempunyai unit perpustakaan.

Pinjam antar Perpustakaan

Layanan ini sesuai dengan pengertian istilahnya seharusnya terjadi imbal balik

peminjaman bahan pustaka, tetapi dalam hal ini hanya peminjaman sepihak saja, dimana

Perpustakaan Nasional Provinsi Jakarta Barat sebagai pihak yang memberikan pinjaman.

Kegiatan ini dilaksanakan dengan kegiatan Layanan Terpadu Perpustakaan Sekolah

(LTPS) maupun melalui Bulk-loan.

2) Koleksi Perpustakaan

Total koleksi yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat saat ini

berjumlah 20.272 judul dengan 63.775 eksemplar. Penomoran koleksi berdasarkan

kepada sistem standart Internasional yaitu Dewey Decimal Classification (DDC).

Susunan buku diurut berdasarkan nomor panggil (call number), Masyarakat dapat

mencari buku yang ada di dalam koleksi Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat

dengan menggunakan fasilitas online public access cataloque (OPAC).

II.2.2 Data Tapak

A) Lokasi Tapak

Page 38: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

45

\

Gambar 7 : foto aerial tapak

Lokasi Tapak terletak pojok jalan raya kebon jeruk dan rawa belong. Berada di kelurahan

Kebon jeruk, Kecamatan Kebon jeruk, Jakarta Barat, Jakarta, Indonesia

B) Luas Dan Ukuran Tapak

i. Luas tapak : 14.000 m2

ii. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 60 %

iii. Total dasar bangunan yang dapat terbangun : 8400 m2

iv. Koefisien Luas Bangunan (KLB) : 3

v. Total Luas bangunan yang dapat terbangun : 67.200 m2

vi. Maksimal jumlah lantai : 8 lantai

vii. Garis Sepadan Bangunan (GSB) :

Page 39: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

46

1. Utara : 3 meter

2. Selatan : 4 meter

3. Barat : 3 meter

4. Timur : 9 meter

C) Batas Tapak

Lokasi Tapak berbatasan dengan jalan besar, jalan lintas tradisional, dan jalan perumahan

yang di jelaskan sebagai berikut :

Gambar 8 : Peta tapak

- Utara : Jl. Angsana Dalam

- Selatan : Jl. Kebon Jeruk Raya

- Timur : Jl. Rawa Belong

- Barat : Perumahan

D) Pencapaian Ke Tapak

Tapak bisa diakses dengan kendaraan kecil, dari motor, hingga bus tingkat sedang

seukuran kopaja atau metromini (bus kapasitas 20-30). Lokasi tapak juga bisa diakses

Page 40: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

47

dengan kendaraan umum seperti Kopaja dengan nomer 91 dan Angkot (kendaraan umum

kecil) dengan nomer 21.

E) Data Fisik Tapak

a. Temperatur : 24,3`C – 33`C

b. Kelembaban : 92%

c. Penguapan : 3,9 mm/thn

d. Kecepatan air rata-rata : 3,3 knot

e. Penyinaran matahari rata-rata : 49,8%

f. Jumlah curah hujan rata-rata : 2,684 mm/thn

g. Jumlah hari hujan rata-rata : 222 hari/thn

h. Lebar selokan di depan site : 40 cm

i. Ukuran site : 10 m (lebar muka) x 20 m (panjang ke belakang)

j. Di belakang samping ada jalan selebar 9 m

F) Posisi Utilitas yang tersedia

Tidak banyak utilitas yang tersedia, hanya ada drainase kota di pinggir jalan Kebon

Jeruk dan Jalan rawa belong.

G) Topografi

Tapak berada pada ketinggian 12 meter dari permukaan laut. Titik terendah tapak

pada beda level 5 meter dimana tapak secara gradual menurun dengan titik tertinggi pada

jalan raya Rawa Belong dan menurun mengikuti jalan Kebon Jeruk Raya.

Page 41: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

48

H) Vegetasi

Gambar 9 : foto aerial tapak

Tidak Banyak Pohon yang tersisa, namun masih terdapatnya pohon besar dan

sedang diantara perumahan, yang berada di Jalan Kebon Jeruk Raya.

I) Status Kepemilikan Tapak

Tapak Pada dasarnya dimiliki oleh pribadi. Kondisi tapak sekarang adalah

perumaha, dan untuk perancangan ini diabaikan, menjadi lahan kosong, dengan status

kepemilikan pemrintah.

J) Fungsi Sekitar Tapak

Terdapat keragaman fungsi sekitar tapak seperti toko onderdil, perumahan,

sekolah, tempat menunggu bus, kantor, pabrik, toko, dan kampus, dan rumah makan kecil.

Page 42: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

49

K) Peraturan Dan Perundangan

Peruntukan Kawasan ini menurut RDTRK jakarta, adalah sbb :

a. Daerah Perumahan

b. Daerah perdagangan

c. Daerah pendidikan

d. Daerah resapan air bagi sebagian wilayah Kota Jakarta

e. Daerah Khusus Pengembangan Flora Jakarta Baraat

L) Kondisi Sosial

a. Kepadatan penduduk : 112 kepala per kilometer persegi

b. Pekerjaan penduduk di sekitar : Pegawai Negeri, dan Pegawai swasta

M) Potensi dan Kendala Tapak

Potensi Tapak :

1. letaknya di dekat dengan lokasi pendidikan di jakarta barat,

khususnya universitas besar seperti Trisakti, Bina Nusantara,

Tarumanegara, dan lainnya

2. Terletak di pojok jalan sehingga menjadi tantangan untuk dolah

secara menarik

Kendala Tapak :

1. Dekat dengan tempat pemberhentian bis, sehingga berpotensi

menimbulkan kemacetan

Page 43: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

50

2. Terletak di pertigaan jalan yang padat kendaraan terlebih ketika

jam-jam sibuk kantor dan ketika jam masuk dan keluar anak sekolah

dan kampus

3. Lebar jalan yang kecil. Sehingga belum mendukung intensitas

volume kendaraan tiap harinya.

4. Cuaca yang panas dan kurangnya angin.

Foto 1 : Foto situasi tapak 1 Foto 2 : Foto situasi tapak 2

Foto 3 : Foto situasi tapak 3 Foto 4 : Foto situasi tapak 4

Page 44: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

51

Foto 5 : Foto situasi tapak 5 Foto 6 : Foto situasi tapak 6

II.3. Tinjauan Tema dan Topik

II.3.1. Pengertian Kota

Kota, menurut definisi universal, adalah sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun

kampung berdasarkan ukurannya, kepadatan penduduk, kepentingan, atau status hukum. Dalam

konteks administrasi pemerintahan di Indonesia, kota adalah pembagian wilayah administratif di

Indonesia setelah provinsi, yang dipimpin oleh seorang walikota. Selain kota, pembagian wilayah

administratif setelah provinsi adalah kabupaten (id.wikipedia.org/kota/)

Sedangkan menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan

manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak

kehidupan yang materialistik.

Sedangkan menurut Rappoport, kota adalah suatu permukiman yang relatif besar, padat

dan permanen, terdiri dari kelompok individu-individu yang heterogen dari segi sosial

Menurut Spiro Kostof (1991), Kota adalah Leburan Dari bangunan dan penduduk .

Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa kota adalah area dimana terdapat sistem

jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk tinggi yang beragam latar belakangnya.

Page 45: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

52

II.3.2. Pengertian Perancangan Kota (Urban design)

Perancangan memiliki pengertian : proses, cara, perbuatan merancang

Kota memiliki pengertian : area dimana terdapat sistem jaringan kehidupan manusia

dengan kepadatan penduduk tinggi yang beragam latar belakangnya

”Urban design concerns the arrangement, appearance and functionality

of towns and cities, and in particular the shaping and uses of urban public

space” (Wikipedia.org)

Dari beberapa data diatas, maka perancangan kota adalah proses pembuatan sebuah area

yang terdapat jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan tinggi.

II.3.3. Ciri-ciri lingkungan perkotaan

Upaya pemahaman kota Lingkungan fisik kota terbentuk oleh berbagai unsur tiga dimensi:

sifat rancangan; lokasi dan kaitan posisi elemen satu dengan elemen lainnya, merupakan faktor

penentu kejelasan ciri-sifat lingkungan tersebut (Sudrajat, 1984). Meskipun unsur pembentuk

lingkungan perkotaan di berbagai tempat pada dasarnya relatif sama, tetapi susunannya selalu

berlainan, sehingga bentuk, struktur dan pola lingkungan yang dapat dipahami dan dicerna

manusia pada tiap lingkungan kota senantiasa berbeda-beda. Dibandingkan dengan bentuk

lingkungan binaan yang lain, ciri khas kota sebagai karya arsitektur tiga dimensi terletak pada

konstruksi keruangannya yang mempunyai skala luas dan rumit. Kota, selain sebagai obyek

persepsi dan tempat berperilaku warga yang beraneka ragam, juga merupakan sasaran tindakan

para perencana dan perancang kota yang secara langsung ataupun tidak langsung mengubah

struktur kota berdasarkan alasannya masing-masing, sehingga meskipun lingkungan perkotaan

Page 46: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

53

secara garis besar nampak selalu mantap dan utuh, dalam kenyataannya senantiasa mengalami

perubahan didalamnya.

Hubungan timbal balik manusia dengan lingkungan perkotaan merupakan proses dua arah

yang konstruktif, didukung baik oleh ciri sifat yang dapat memberikan image (citra) lingkungan,

maupun oleh ciri-sifat kegiatan dan kejiwaan manusia. Dalam hubungan timbal balik tersebut,

lingkungan perkotaan tampil dengan ciri-sifat sebagai berikut (Ittleson dalam Sudrajat, 1984):

1) Lingkungan perkotaan selalu terbuka,

2) Lingkungan perkotaan selalu beraneka ragam,

3) Lingkungan perkotaan selalu memberikan informasi secara langsung maupun tidak

langsung.

4) Lingkungan perkotaan selalu menyajikan informasi berlebih,

5) Lingkungan perkotaan selalu menyertakan tindakan,

6) Lingkungan perkotaan dapat membangkitkan tindakan,

7) Lingkungan perkotaan selalu memiliki atmosfir,

8) Lingkungan perkotaan selalu memiliki kualitas sistemik.

Dari Pemaparan diatas terlihat bahwa kot mempunyai kelebihan dalam hal informasi

dibandingkan dengan desa. Sehingga kota haruslah memiliki sebuah istitusi pendidikan yang

dapat memnyediakan informasi bagi warganya.

II.3.4. Tujuan Perencanaan Tata Ruang Kota

Menurut pemerintah, terdapat 6 tujuan penataan ruang kota, yang berisikan antara lain :

a) pengaturan lalu lintas barang dan manusia sehingga berjalan dengan lancar

Page 47: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

54

b) Pengalokasian tanah dan ruang dalam kota ke dalam wilaya-wilayah masing

masing yang mempunyai fungsi khusus, yang satu dan lainnya tidak harus

bercampur aduk kegiatan-kegiatannya.

c) Menciptakan satu suasana kondusif dan merangsang pengembangan kuantitas dan

mutu pendidikan, kesenian dan kehidupan sosial budaya masyarakatnya.

d) Mendorong terciptanya suatu komuniti teratur, yang menjamin kelestarian

lingkungan.

e) Merencanakan ruang dalam kota yang dapat digunakan untuk upaya-upaya

pelayanan kesehatan, keamanan, hiburan, dan rekreasi, pabrik sumber energi, dan

penyaluran air bersih dan telepon.

f) Meniadakan atau setidak-tidaknya mengurangi jumlah dan kwalitas kekumuhan

dari permukiman kumuh

Dari paparan diatas, jelas terlihat dengan adanya teori perancangan kota, sesuai dengan

tujuan perancangan kota butir c, maka diharapkan adanya satu cara sehingga sebuah perpustakaan

dapat mengisi ruang kota sebagai bangunan publik yang bisa meningkatkan pengembangan

pendidikan dalam satu kawasan perkotaan

II.3.5. Arah Pembangunan Pemukiman dan Perkotaan Abad 21

Di tahun awal abad XX (2000) di Rio de Janeiro diselenggarakan World Summit

Conference on Environtment yang menghasilkan kesepakatan antara semua kepala negara di dunia

untuk menyelengarakan apapun di negaranya masing-masing dengan berwawasan pelestarian

lingkungan dan berdasarkan konsep sustainable development. Setiap negara membuat agenda 21

Nasional.

Page 48: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

55

Di bulan Februari, 2006, semua kepala negara ASEAN membahas Millenium

Development Goals (MDGs) tahap 1 (jangka 2015) untuk negaranya masing-masing. Ada yang

lintas antar negara, ada yang bersasaran nasional. MDGs Indonesia antara lain :

1. Pengentasan kemiskinan

2. Peningkatan kesehatan

3. Penyediaan cukup pangan

4. Peningkatan pendidikan

5. Penyediaan lapangan kerja

6. Peningkatan perkotaan dan permukiman

7. Penerapan HAM

Dari pemaparan diatas, jelas bahwa pendidikan adalah bagian dari suatu negara dalam satu

kota, sehingga setiap kota di indonesia diharapkan memiliki lembaga dan fasilitas pendidikan

sebagai sasaran nasional menuju tahap 21

II.3.6. Definisi Tema

Tema yang dipakai dalam perancangan ini adalah : ”Perpustakaan Daerah Jakarta Barat

sebagai Landmark Kota”

• Perpustakaan : sebuah tempat dimana buku dan literatur lain seperti majalah, koran, peta,

CD, microfilm, dan bahan pustaka lainnya disimpan untuk dapat digunakan sebagai

sumber informasi bagi pemakai

• Daerah : area yang memiliki luas, batas, dan ciri

• Landmark : Penanda, tanda-tanda yang mencolok

Page 49: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

56

• Kota : area dimana terdapat sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan

penduduk tinggi yang beragam latar belakangnya.

Jadi Pengertian tema adalah :

”membuat suatu bangunan yang mewadahi peyimpanan bahan pustaka untuk dapat

digunakan sebagai sumber informasi bagi penggunanya sehingga bisa menjadi penanda

kawasan yang mencolok , dalam hal ini di daerah jakarta barat.

II.3.7. Elaborasi dan Interprestasi Tema

a) Elaborasi dan Interprestasi tema

Perpustakaan adalah institusi pendidikan penting yang wajib disediakan oleh

pemerintah untuk mengembangkan penyediaan layanan informasi dan pedidikan bagi

warganya. Melihat jumlah populasi jakarta yang semakin berkembang, dan tidak

didukungnya dengan jumlah media informasi dan prasarananya yang disediakan

pemerintah, membuat perpustakaan semakin jauh sebagai citra tempat mencari informasi.

Diharapkan dengan meningkatnya jumlah media informasi yang dapat ditampung

dan prasarana perpustakaan yang mendukung teknologi, dan gaya hidup masa kini,

membuat perpustakaan menjadi tempat yang tidak sekedar bangunan publik berstatus

perpustakaan, namun juga sebagai pusat pembelajaran dan pendidikan masyarakat yang

bebas diakses siapa saja.

”Perpustakaan Umum Daerah Jakarta Barat Sebagai Landmark kota”, adalah

tema yang diambil sebagai bentuk pengejewantahan desain perpustakaan yang diharapkan

bisa menjadi penanda kawasan sehingga bangunan ini nantinya akan menjadi bagian dari

kota yang menjadi pusat informasi dan pendidikan oleh warga sekitarnya yang mudah di

ingat karena sifatnya, sebagai bangunan publik.

Page 50: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

57

Perpustakaan Umum Jakarta Barat ini nantinya diharapkan menjadi perpustakaan

yang bisa memberikan akses terhadap ”ledakan informasi” dalam era globalisasi, sehingga

bisa menjadi pusat informasi, pembelajaran, dan pendidikan yang modern, canggih, dan

bisa menjawab kebutuhan teknologi sekarang, dan masa depan. Perpustakaan bukan lagi

berkutat pada media buku saja tetapi lebih luas pada segala macam media yang

memberikan dan meyimpan informasi yang dapat diakses.

Pada akhirnya dengan Meningkatnya perkembangan informasi dan dapatnya

perpustakaan menampung sesuai dengan kemajuan jaman dan populasi penduduk

diharapkan dapat memacu perkembangan minat baca yang mendukung perkembangan

lahirnya ”Learning society” dan kemudian dapat meningkatkan taraf pendidikan dan hidup

masyarakat.

Page 51: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

58

QuickTime™ and aTIFF (LZW) decompressor

are needed to see this picture.

gambar 10 : Pete pemikiran tema

b) Karakteristik kota

. Menurut Kevin Lynch, 1961, kota secara visual dibentuk oleh karya arsitektur

yang baik dalam keharmonisan maupun dalam segi kekacauannya. Arsitektur merupakan

bagian dari perkotaaan. Kevin Lynch sendiri kemudian mengatakan bahwa ada 5 bentuk

dasar yang membentuk kota, diantaranya adalah :

1. Paths.

Page 52: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

59

Adalah jalur-jalur sirkulasi yang digunakan oleh orang untuk melakukan

pergerakkan. Sebuah kota mempunyai jaringan jalur utama (major routes) dan sebuah

lingkungan (minor routes). Sebuah bangunan mempunyai beberapa jalur utama yang

digunakan untuk mencapainya dan bergerak darinya. Sebuah jaringan jalan raya kota

adalah jaringan pathway untuk seluruh kota.

2. Edges

Edges membedakan antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lainnya,

misalnya daerah pemukiman dibatasi oleh sungai, daerah pertokoan dibatasi oleh

gerbang-gerbang tol menuju tempat parkir, atau pagar lapangan golf yang luas

membatasi wilayah perindustrian terhadap wilayah pemukiman.

3. Districts

Distrik adalah wilayah-wilayah homogen yang berbeda dari wilayah-wilayah

lain, misalnya pusat perdagangan ditandai oleh bangunan-bangunan bertingkat dengan

lalu-lintas yang padat dan daerah-daerah kantor-kantor kedutaan besar negara asing

ditandai oleh rumahrumah besar dengan halaman-halaman luas serta jalan-jalan lebar

bertipe boulevard (dengan taman atau pohon-pohon di jalur tengah) serta kawasan

khusus atau bersejarah yang terdiri dari sekumpulan bangunan-bangunan

kuno/bersejarah.

4. Nodes

Nodes adalah pusat aktivitas yang sesungguhnya adalah sebuah tipe dari

landmark tetapi berbeda karena fungsinya yang aktif. Nodes dapat juga berupa

perempatan atau pertigaan.

5. Landmarks

Page 53: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

60

Landmark adalah elemen penting dari bentuk kota karena mereka membantu

orang-orang untuk mengarahkan diri dan mengenal suatu daerah dalam kota. Sebuah

landmark yang baik adalah elemen yang berbeda tetapi harmonis dalam latar

belakangnya. Termasuk dalam kategori landmark adalah: gedung, patung, tugu,

jembatan, jalan layang, pohon, penunjuk jalan, sungai dan lampu-lampu hias.

Dilihat dari sifat perpustakaan yang menjadi bagian vital kota sebagai bangunan

publik penyedia informasi dan pendidikan yang akan menjadi ”learning resources centre”

(Edwards Dan Fisher, 2002), maka perpustakaan sebaiknya bisa menjadi satu bangunan

landmark informasi ditengah kota, sehingga bisa menjadi bangunan publik yang mudah

dikenali, diingat dan mudah dicapai sebagai pusat informasi dan pendidikan sebuah kota.

II.3.8. Teori Pendukung Topik dan Tema

a. Landmark

Menurut Portoeous (1977) (dalam Lang, 1987), landmark adalah merupakan rujukan

(referensi) yang merupakan tanda-tanda atau petunjuk eksternal bagi para pengamat dan itu dibuat

secara tunggal karena mempunyai maksud agar mudah dibedakan secara visual dengan yang

lainnya.

Sedangkan menurut Lynch (1960), landmark adalah satu titik pertimbangan dari luar

pengamatnya, bisa berupa elemen fisik sederhana yang beraneka ragam. Bisa menjadi tendensi

untuk lebih mengasosiasikannya dengan kota. Kunci utama dalam karakter fisik ini adalah

kesatuan, beberapa aspek lainnya adalah unik atau mudah diingat dalam lingkup konteksnya.

Landmark menjadi mudah di identifikasi, karena kejelasannya, jika mereka memiliki bentuk yang

Page 54: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

61

bersih, jika mereka terliahqt kontras dengan latarnya, atau beberapa diantarnya menonjol dalam

lokasi spasialnya.

”Spatial prominent” Penonjolan ruang bisa menjadi sebuah landmark dengan dua cara,

yaitu : dengan membuat sebuah elemn terlihat dari semua lokasi, atau dengan membuat

kekontrasan lokal terhadap lingkungan sekitarnya.

b. Context and contrast

Dasar-dasar untuk meneliti dan menganalisis ruang kota atau kawasan dapat dilakukan

pendekatan dengan tiga buah teori perancangan ruang kota:

1. Figure Ground theory

Setiap lingkungan kota memiliki pola-pola eksisting yang terdiri dari bangunan

dan ruang luar. Teori ini menjelaskan tentang hubungan pembentuk pola-pola

tersebut , antar penggunaan lahan untuk bangunan yang bersifat padat (figure)

denga ruang-ruang luar yang bersifat terbuka (ground), teori ini dapat

menghasilkan perancangan secara spatial degan memanipulasi hubungan kedua

elemen melalui penambahan, menyarikan, atau mengubah bentuk fisik geomtri

tersebut.

2. Linkage theory

Teori ini berangkat dari jalur hubungan antara satu elemen dengan yang lain,

hubungan tersebut dibentuk oleh jalur sirkulasi jalan, pedestrian, ruang terbuka

menerus, atau elemen fisik penghubung antar bagian dalam satu kawasan, antar

satu bangunan lain, antar satu kota dengan yang lainnya.

3. Place theory

Page 55: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

62

Teori ini menambahkan unsur-unsur budaya dan konteks setempat, tanggapan

terhadap konteks setempat diikuti dengan pemahaman tentang budaya setempat

dan karakteristik suatu kawasan yang telah menjadi ciri khas kawasan untuk

diterapkan dalam rancangan.

Cara menghadirkan bangunan baru menurut ray, ada tiga cara, yaitu :

1. Alteration : suatu bentuk adaptasi bangunan lama dengan fungsi baru tanpa

perubahan

2. Addition : suatu pengulangan dengan bangunan baru dari fungsi asli yang

menjadi latar belakang dari bangunan bersejarah

3. Infill : suatu usaha penyisipan bangunan pada lahan kosong dalam suatu

lingkungan dengan karakter fisik kuat.

Brolin (1984), secara garis besar, langkah-langkah dalam melakukan infill development

adalah sebagai berikut :

1. membuat gambaran penampilan bangunan, untuk mendapatkan bentukan sesuai

jenis kegiatan yang dibutuhkan

2. mencari tanda-tanda visualsetempat untuk menganalisa dan memilih efek visual

yang akan dihadirkan

3. mencari tanda-tanda kontekstual dari lingkungan sekitra, untuk mendapatkan

pendekatan desain yang sesuai.

4. Membuat sintesa berupa konklusi desain urban infill sesuai kebutuhan fungsi.

Page 56: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

63

Menurut Jaszweski dan Heydman(1984) Designing in context memperkuat keterkaitan

antara bangunan yang sudah ada dengan proyek yang kita usulkan sehingga membentuk suatu

efek visual yang menyeluruh dan terpadu, dan memiliki kaitan visual (visuai linkages). Ketautan

visual dapat diperoleh dari bnetuk massa, siluet bangunan, jarak antar bangunan, proporsi bukaan,

pengaturan jalan masuk,material dan tekstur, pola bayangan, dari gubahan massa, elem dekoratif,

skala bangunan, gaya arsitektur, pegolahan landsape, dan sebagainya.

Effective Contrast, pendekatan ini merupakan pendekatan desain yang paling kuat dalam

memberikan fokus dan memmperkaa dramatisasi suatu kota. Beberapa bangunan istimewa

memang membutuhkan aksen dan fokus tertentu, tetapi apabila seluruh bangunan mencari kontras,

hasilnya adalah chaos.

Ditambahkan pendekatan secara contrasting menurut Tyler (2000), adalah metode bahwa

bangunan sekitar tapak memiliki beragam langgam arsitektural dari berbagai periode waktu

pembangunan yang berbeda, sehingga bangunan baru dan lama seharusnya berpisah langgam.

Contrasting ini jika digunakan secara benar dapat menjadi saran desain yang kuat dalam

memperkaya dramatisasi suatu kota, namun jika tidak, maka akan menghasilkan ketidakteraturan

yang merusak wajah kota. Seringkali pendekatan kontras ini menggunakan material dan tampilan

modern dan sederhana.

Metode Perancangan dengan contrasting bisa terlihat sebagai berikut :

Elemen elemen Visual contrasting Kriteria perancangan contrasting

1. elemen Fasade Proporsi bukaan Tidak menggnakan ornamen fasade

bangunan lama

Bahan bangunan Bahan bangunan yang baru dan

berbeda dengan bangunan sekitarnya

Page 57: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

64

warna Warna berbeda atau kontras dengan

sekitar

2. Massa bangunan Tinggi bangunan Ketinggian bangunan lebih tinggi atau

rendah 50-70% dengan bangunan

eksisting atau sekitar

Garis sempadan

bangunan

Tidak menyesuaikan dengan

bangunan sekitar

Bnetuk massa Bentukan massa yang abstrak dab

bentukan figure ground baru yang

berbeda dengan bangunan sekitar

Tabel 6 : metode perancangan kontrasting

II.4. Studi Banding

II.4.1. Perpustakaan Institut Teknologi Bandung

Data Perpustakaan:

• Nama : Perpustakaan Institut Teknologi Bandung

• Luas : 9000 m2

• Klasifikasi : DDC (Dewey Decimal Classification)

• Sumber buku : Anggaran dan Donatur

• Hari buka : Senin – Jumat (kecuali hari libur & tanggal merah)

• Jam buka : 08.00 WIB – 20.00 WIB (Senin – Kamis)

08.00 WIB – 10.45 WIB dan 13.30 WIB – 20.00 WIB (Jumat)

08.00 WIB – 12.30 WIB (Sabtu)

Page 58: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

65

• Sistem Pinjam :

- Jumlah : Maksimal 2 buku

- Waktu : Maksimal 2 minggu

• Okupansi : Awal pergantian semester

• Fasilitas : Internet, copy centre, penitipan barang.

• Sekuriti : Sensor Matic pada pintu masuk dan keluar, CCTV.

Perpustakaan ITB berdiri pada tahun 1920 bersamaan dengan lahirnya Technische

Hoogeschool (TH) di Bandung. Seiring dengan keadaan politik di masa penjajahan saat

itu, TH Bandung ditutup oleh pemerintahan Belanda. Pada tahun 1947, TH Bandung

dibuka kembali oleh Pemerintahan Belanda dan diganti nama menjadi Sekolah Tinggi

Teknik Bandung, dan dibentuk sebuah fakultas baru yaitu Fakultas Pasti dan Alam., yang

ditunjang oleh Perpustakaan milik Koninklijk Natuurkunde de Vereniging dengan jumlah

koleksi sekitar 30.000 eksemplar. Pada saat itu sebagian besar buku berbahasa Belanda,

sebagian berbahasa Jerman dan Perancis, dan hanya sedikit yang berbahasa Inggris.

Pada tahun 1959, Fakultas Teknik dan Fakultas Pasti dan Alam digabung menjadi

satu dan nama Sekolah Tinggi Teknik Bandung diganti menjadi Institut Teknologi

Bandung, sehingga beberapa perpustakaan yang dulunya tersebar di beberapa tempat,

akhirnya disatukan di Aula Timur ITB. Hingga tahun 1967, perpustakaan ITB mengalami

penurunan karena masih belum dikelola secara professional. Melihat keadaan tersebut,

beberapa pustakawan Inggris dari The British Council menawarkan bantuannya melalui

pemerintah kerajaan Inggris. Bantuan yang ditawarkan meliputi tenaga ahli perpustakaan

dari Inggris , tenaga muda pustakawan yang tergabung dalam VSO (Voluntary Servis

Page 59: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

66

Organization) , pengiriman staf perpustakaan ITB ke Inggris untuk belajar ilmu

perpustakaan , sumbangan buku-buku, serta pembangunan gedung baru perpustakaan ITB.

Kemudian pada tahun 1975 dimulailah perencanaan sebuah gedung perpustakaan

permanen yang dirancang sesuai dengan fungsi perpustakaan perguruan tinggi. Hingga

akhirnya pada tuhun 1982, Perpustakaan ITB ditetapkan menjadi pusan layanan disiplin

ilmu pengetahuan oleh Sivitas Akademika ITB.

Koleksi

• Lantai 1

Terdapat Koleksi Cadang yang berisikan buku pegangan mata kuliah bagi staf

pengajar yang disimpan secara tertutup, dan Koleksi Tingkat Pertama, yaitu buku

pegangan bagi Masyarakat tingkat pertama yang disimpan di Koleksi Cadang.

• Lantai 2

Terdapat Koleksi Umum yang berisikan buku-buku pemberian The British Council

dan Goethe Institute yang bersubjek seni dan arsitektur. Selain itu juga terdapat koleksi

kaset suara, kaset video, mikrofis, film, dan Koleksi The World Bank yaitu menyimpan

laporan-laporan tentang negara-negara berkembang. Daftar koleksi tersebut dapat dilihat

pada situs http://www.worldbank.org, dan http://www.worldbank.or.id. Dan di lantai 2

bagian Utara terdapat Koleksi Rujukan yang berupa kamus, ensiklopedi, handbook,buku

tahunan, biografi, dan peta.

• Lantai 3

Terdapat Koleksi Kerja, majalah, jurnal ilmiah, koleksi kliping, dan bibliografi.

• Lantai 4

Page 60: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

67

Terdapat Koleksi Kerja yang sebagian besar bersubjek teknologi, dan Koleksi

Khusus yang terdiri dari tesis, Laporan Penelitian Staf Pengajar ITB, karya Sivitas

Akademika ITB, Koleksi Indonesiana, dan koleksi buku langka.

Selain itu juga terdapat koleksi Joke Mulyono, koleksi Nationaal Luchct en

Ruitevaart Laboratory, dan koleksi United States Geological Survey.

Fasilitas Perpustakaan

Fasilitas yang tersedia di perpustakaan ITB adalah sebagai berikut :

• Mushola, kantin dan waserba pada lantai basement.

• Toko buku, bank, ITB Info Corner, photocopy dan ruang seminar

Pada lantai 1 gedung perpustakaan

• Bank Bukopin untuk melayani transaksi keuangan.

• Jasa layanan photocopy yang terletak di sebelah timur lantai 1 dan lantai 3 pada

gedung perpustakaan

• Terdapat 2 ruang pertemuan (meeting room) yang masing-masing terletak di lantai 1

(kapasitas maksimum 110 orang dengan theatre style, dilengkapi dengan standard

meeting equipment, seperti whiteboard-wireless microphone-OHP-in focus dan

screen) serta ruang pertemuan yang terletak di lantai 2 pada Bagian Koleksi Umum

yang berkapasitas maksimum 50 orang dengan theatre style.

• Menyediakan layanan cyberlib, scenner, dan cetak digital yang teletak di lantai 2

sebelah Utara.

Keunggulan Perpustakaan

Beberapa keunggulan dari Perpustakaan Umum ITB adalah sebagai berikut:

Page 61: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

68

o Dengan ada kerjasama dengan The British Council dan universitas luar negeri

lainnya, koleksi yang terdapat di Perputakaan ITB lengkap dan sangat bermutu

dengan cakupan yang luas, meliputi hampir semua bidang ilmu.

o Menggunakan jaringan perpustakaan maya berrbasis web dan tergabung dalam

komunitas Indonesia Digital Library Network dengan alamat situs

http://indonesiadln.or.id.

Kesimpulan yang diperoleh dari studi banding Perpustakaan Umum ITB ditinjau

dari aspek manusia, bangunan, dan lingkungan antara lain:

Pemasalahan:

• Aspek Manusia

- tidak nyaman , karena beberapa faktor, yaitu ruang perpustakaan pengap, bau,

kotor (banyak tumpukan meja yang rusak disudut-sudut ruangan), panas, gelap,

kotor.

- Kurangnya petunjuk arah di dalam ruang perpustakaan sehingga membuat bingung

pengguna saat mencari buku yang diinginkan.

• Aspek Bangunan

- Fasade bangunan tidak menarik, kurangnya bukaan berupa jendela, yang

mengakibatkan ruangan gelap.

- Tidak berfungsinya pendingin ruangan dan lampu yang mengakibatkan ruangan

pengap, bau, dan gelap.

Page 62: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

69

- Penataan ruang kurang baik, sehingga meja dan kursi yang rusak hanya dibiarkan

menumpuk di sudut-sudut ruangan (tidak ada gudang untuk menampung barang-

barang yang rusak).

- Penataan ruang dalam perpustakaan tidak teratur.

• Aspek Lingkungan

- Massa bangunan yang cenderung massif, tidak menyatu dengan lingkungan sekitar

yang natural.

Foto 7 : Eksterior Perputakaan ITB Foto 8 : Entrance Perpustakaan ITB

Foto 9 : Loker Foto 10 : Sensor metic

Page 63: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

70

Foto 11 : R. Peminjaman Foto 12 : Digital Katalog

Foto 13 : Digital Library Foto 14 : Katalog Kartu

Foto 15: Rak Buku Foto 16 : Rak Buku

Page 64: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

71

Foto17 : R. Baca Umum Foto 18 : R. Baca Majalah

Foto 19 : Digital Library Foto 20 : R. Skripsi

Foto 21 : R. Pengelola Foto 22 : Toko Buku

Page 65: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

72

Foto 23: Penunjuk Arah Foto 24: Alat Pemadam Kebakaran

Foto 25 : Maket View Mata Burung Foto 26 : Maket view Mata Manusia

Page 66: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

73

II.4.2. National Library Of Checzh

Data Perpustakaan :

• Nama : Checzh National Library

• Klasifikasi : DDC (Dewey Decimal Classification)

• Sumber buku : Anggaran dan Donatur

• Fasilitas : Internet (Wi-Fi), fotokopi, komputer, kantor, robotic shelf

• Sekuriti : Sensor Matic pada pintu masuk, Smart Card, CCTV.

Perpustakaan Nasional Republik Checzh adalah hasil dari sayembara desain

internasioanl yang dimenangkan oleh Future System. Desain yang unik dan penyelesaian

fungsi dan ruang yang menarik menjadikan bangunan ini memenangkan kompetisi

tersebut. Terletak di pusat kota, desain ini berusaha membentuk suatu landmark baru

ditengah kota.

Kesimpulan yang diperoleh dari studi banding Perpustakaan Nasional republik

Checzh ditinjau dari aspek manusia, bangunan, dan lingkungan antara lain:

Pemasalahan:

• Aspek Manusia

- Bagaimana menciptakan suasana nyaman dalam perpustakaan untuk membaca dan

mencari informasi

- Akses yang langsung dari jalan raya, sehingga memudahkan dalam sirkulasi

manusia mencapai ke dalam bangunan.

- Kemudahan-kemudahan dalam mencari buku melallui ruang informasi.

Page 67: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

74

• Aspek Bangunan

- Bentuk yang menarik. Sehingga memudahkan pengunjung untuk mengingat

bangunan sebagai bangunan publik

- Sistem pengambilan buku secara elektronik sehingga memudahkan setiap orang

untuk mencari buku dan mendapatkan bukunya.

- Fleksibilitas ruang yang menarik.

• Aspek Lingkungan

- Mencoba untuk menjadi landmark baru terhadap kawasan sekitar.

QuickTime™ and aTIFF (LZW) decompressor

are needed to see this picture.

QuickTime™ and aTIFF (LZW) decompressor

are needed to see this picture.

gambar 11 : view exterior mata burung gambar 12 : View dari dalam menghadap ke luar

gambar 13 : Tampak bangunan

Page 68: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

75

gambar 14 : diagram robotic shelf

II.4.3. Seattle Public Library

Data Perpustakaan:

• Nama : Seattle Public Library

• Lokasi : South Avenue of Seattle

• Luas bangunan: 30.000 m2

• Klasifikasi : DDC (Dewey Decimal Classification)

• Teknologi : Voicera, Automatic book sorter,

Foto 27 : Eksterior Seattle Public library Foto 28 : Eksterior Seattle Public Library

Page 69: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

76

Foto 29 : Interior Seaattle Public Library Foto 30 : Interior Seattle Public Library

Kesimpulan yang diperoleh dari studi banding Perpustakaan Umum Seattle ditinjau

dari aspek manusia, bangunan, dan lingkungan antara lain:

• Aspek Manusia

- Meningkatkan waktu baca, dengan memudahkan waktu pencarian dengan

disediakannya ruang pecarian.

- Adanya teknologi ”vocera” sehingga memudahkan pencarian penjaga peprustakaan

dengan teknologi gps.

- Ruang baca yang mendapatkan sinar matahari, sehingga terasa terang dan cukup

dalam pencahayaan.

- Adanya kafe-kafe dan retail lain, sehingga membaca menjadi kegiatan yang tidak

membosankan

• Aspek Bangunan

- Bentuk yang menarik, terjadi karena program ruang yang dibentuk

- Metode rak secara spiral yang memudahkan pencarian buku, dan memudahkan

dalam pengembangan koleksi, tanpa harus terpisah antar lantai.

Page 70: BAB II TINJAUAN dan LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Umum II ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00026-AR Bab 2.pdfPerpustakaan di negara-negara maju memiliki fungsi

77

- teknologi yang memudahkan dalam mengatur buku yang terintegrasi ke dalam

bangunan.

- Struktur yang digunakan unttuk dapat menahan gempa dan beban lateral.

- Banyaknya void void dan cahaya langsung dari luar dan terlindung dari mesh yang

menempel ke kaca, sehingga memaksimalkan pencahayaan dalam ruang.

- Interior yang menarik, dan pemilihan warna yang menjadikan ruang-ruang dalam

bangunan mudah dikenali dan dicari.

- Program ruang yang direncanakan untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung dan

koleksi 20 tahun mendatang

• Aspek Lingkungan

- Mencoba untuk menjadi landmark baru terhadap kawasan sekitar, sehingga

menjadi bangunan yang mudah dikenal

- Kemudahan kemudahan akses dari luar.