bab ii per 1 miktek

Upload: andreas-springfield-gleason

Post on 04-Jun-2018

274 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    1/24

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MIKROTEKNIK TUMBUHAN/HEWAN

    PERCOBAAN I

    PEMBUATAN PREPARAT MELINTANG DENGAN METODE PARAFIN

    NAMA : NURLAELA HS

    NIM : H41111278

    KELOMPOK : III (TIGA) B

    HARI/TGL PERCOBAAN : RABU/ 11 SEPTEMBER 2013

    ASISTEN : RISPA YEUSY ANGELIZA

    LABORATORIUM BOTANI JURUSAN BIOLOGI

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2013

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    2/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Mikroteknik secara umum didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari

    metode pembuatan preparat mikroskopis, baik preparat hewan maupun tumbuhan,

    menganalisis preparat mikroskopis dan melakukan mikrometri, serta membahas

    manfaat preparat bagi perkembangan keilmuan dan dukungan terhadap kehidupan

    manusia. Sedangkan mikroteknik tumbuhan merupakan teknik dalam pembuatan

    preparat mikroskopis tumbuhan. Beberapa metode yang dikenal dalam pembuatan

    preparat tumbuhan, yaitu metode parafin, metode squash, metode asetolisis,

    metode maserasi dan metode whole mount. Laporan ini melaporkan beberapa

    hasil pembuatan preparat dengan metode-metode tersebut, kecuali metode whole

    mount(Botanika, 2008).

    Tumbuhan secara morfologi terdiri atas unit sel yang dilindungi oleh

    dinding, dan masing-masing sel dengan mengadakan kesatuan dengan adanya

    substansi antar sel. Di dalam tubuh tumbuhan sel-sel ini terdapat dalam kelompok

    yang secara struktural dan fungsional berbeda dengan kelompok sel yang lain.

    Kelompok-kelompok sel-sel tersebut dikenal dengan jaringan (Amanda, 2007).

    Jaringan dalam bahasa Perancis adalah "tissue" yang pertama kali

    digunakan oleh Bichat seorang ahli anatomi dan fisiologi dari Perancis yang

    terkesan oleh ragam anyaman yang dijumpainya sewaktu mendeteksi tubuh.

    Observasi mikroskop pada jaringan yang berbeda memastikan bahwa satuan

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    3/24

    terkecil dari jaringan dibentuk oleh sel, sel inilah merupakan struktur terkecil yang

    membentuk tubuh manusia, hewan dan tumbuhan (Lianury, 2000).

    Preparat awetan jaringan tumbuhan adalah salah satu media pembelajaran

    biologi yang sangat efektif. Oleh karena itu untuk mengetahui tahapan pembuatan

    preparat dengan metode parafin maka dilakukan percobaan pembuatan preparat

    melintang dengan metode parafin ini.

    I. 2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara pembuatan

    preparat melintang pada batang tanaman jagung Zea mays dengan metode

    parafin.

    I.3 Waktu dan Tempat Percobaan

    Percobaan mengenai pembuatan preparat melintang dengan metode

    parafin ini dilaksanakan pada hari Rabu, 11 September 2013, pukul 14.00

    17.30

    WITA yang bertempat di Laboratorium Botani, Jurusan Biologi, Fakultas

    Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin, Makassar.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    4/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Preparat berdasarkan sifat ketahanannya dapat dibedakan menjadi preparat

    sementara (preparat basah), preparat semipermanen (1/2 awetan) dan preparat

    permanen (awetan). Preparat sementara bersifat tidak tahan lama dan biasanya

    hanya untuk sekali pengamatan. Preparat ini menggunakan medium air atau bahan

    kimia yang mudah menguap. Preparat semipermanen menggunakan media

    gliserin dan mampu bertahan untuk sekitar seminggu penyimpanan. Preparat

    permanen atau preparat awetan merupakan preparat yang diawetkan

    menggunakan balsam, gliserin jelly, lactophenol atau senyawa lain sebagai agen

    mountingnya. Sehingga preparat permanen dapat bertahan beberapa lama

    (Botanika, 2008).

    Banyak cara dalam pembuatan preparat jaringan tumbuhan, diantaranya

    adalah dengan metode parafin. Metoda ini sekarang banyak digunakan, karena

    hampir semua macam jaringan dapat dipotong dengan baik bila menggunakan

    metoda ini. Kebaikan-kebaikan metoda ini adalah irisan yang dihasilkan jauh

    lebih tipis dari pada menggunakan metoda beku atau metoda seloidin. Dengan

    metoda beku, tebal irisan rata-rata diatas 10 mikron, tapi dengan metode paraffin

    tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6 mikron. Irisan-irisan yang bersifat seri

    dapat dikerjakan dengan mudah bila menggunakan metode ini. Prosedurnya jauh

    lebih cepat dibandingkan dengan metode seloidin. Namun metode paraffin juga

    memiliki kelemahan yaitu jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    5/24

    Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakaan, bila menggunakan metode

    ini. Sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan medode ini (Praptomo, 2010).

    Metode parafin adalah suatu metode pembuatan preparat dengan

    melakukan penanaman jaringan di dalam blok parafin untuk menghasilkan

    preparat jaringan hewan ataupun tumbuhan yang tipis. Preparat parafin ini

    dilakukan penyelubungan karena jaringan merupakan bahan yang lunak.

    Pembuatan sediaan dengan pemotongan jaringan menggunakan parafin dan

    mikrotom sebagai alat pemotongnya. Dilakukan infiltrasi agar parafin yang masuk

    berfungsi sebagai penyangga jaringan saat diiris dengan mikrotom, lalu

    melakukan embedding (proses penanaman) yaitu merendam jaringan ke dalam

    parafin cair dan parafin akan masuk ke seluruh bagian jaringan, proses

    pemotongan dengan mikrotom, penempelan pada kaca objek, pewarnaan dengan

    haematoksilin (pada umumnya bahan ini yang sering digunakan untuk jaringan

    hewan) sedangkan jaringan tumbuhan seringkali menggunakan safranin ataupun

    fast green. Setelah diwarnai lalu dimounting, diberi perekat entellan, dan diberi

    label nama (Amanda, 2007).

    Langkah-langkah penting dalam metode ini antara lain fiksasi, pencucian,

    dehidrasi, penjernihan, embedding, penyayatan (section), penempelan, pewarnaan,

    dan penutupan. Larutan fiksasi yang digunakan untuk proses fiksasi adalah larutan

    Bouine. Larutan fiksasi ini merupakan larutan yang mampu bereaksi dan

    menandai suatu sel dengan spesimen diiris setipis mungkin. Hal ini mendukung

    laju fiksasi dalam sel (Botanika, 2008).

    Karakteristik tumbuhan yang akan diambil spesimennya juga menentukan

    waktu pada tahap-tahap pemrosesan. Misalnya waktu yang berlebih pada suatu

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    6/24

    tahap pengecatan akan mengakibatkan suatu warna menjadi terlalu gelap dan

    mungkin warna lainnya menjadi kurang atau bahkan hilang. Keberhasilan

    pembuatan preparat permanen ini tergantung pada lima tahap yang utama yaitu

    fiksasi, dehidrasi, penjernihan, perembesan dan pengeblokan parafin serta

    pewarnaan. Larutan fiksatif yang dipilih, perembesan parafin yang bagus dan

    zat warna yang akan digunakan menentukan keberhasilan preparat irisan

    (Setjo, 2004).

    Pada organ hewan, embedding merupakan proses pelilinan suatu organ

    dengan menggunakan kotak kertas. Proses ini memudahkan dalam membuat irisan

    yang sangat tipis dengan menggunakan mikrotom. Beberapa keuntungan

    menggunakan kotak kertas dalam embeddingyaitu bisa membuat arah sayatan dan

    menandai suatu jaringan. Jaringan atau sampel akan ditanam di ketas kotak,

    dengan terlebih dahulu parafin membeku pada bagian dasar dalam kotak dan

    setelah penempelan jaringan dilanjutkan dengan penutupan dengan parafin sampai

    membeku (Bia, 2011).

    Pembuatan preparat awetan jaringan tumbuhan dilaksanakan secara

    bertahap, sebagai berikut (Zahra, 2011):

    1. Bagian tumbuhan yang akan dijadikan preparat dimasukkan ke dalam larutan

    FAA.

    2. Lalu bahan diaspirasi untuk rnenghilangkan udara dan jaringan.

    3. Setelah diaspirasi bahan menuju perlakuan dengan parafin,

    4. Dilanjutkan dengan proses penanaman bahan dalam parafin cair dan dicetak

    dalam bentuk persegi panjang,

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    7/24

    5. Bahan dalam parafin yang mengeras selanjutnya dipotong menggunakan

    mikrotom.

    6. Potongan preparat kemudian diletakkan di atas kaca obyek yang sebelumnya

    telah diolesi dengan houpe-adhesivedan ditetesi formaldehide 4%.

    7. Preparat kemudian dipanaskan di atas slide warmer hingga kering, agar

    preparat melekat pada kaca obyek.

    8. Selanjutnya preparat memasuki pewarnaan.

    9. Preparat yang telah diwarnai ditetesi entelan. lalu ditutup dengan kaca

    penutup (cover glass).

    10. Selanjutnya preparat diberi label dan siap digunakan.

    Proses pertama yang disiapkan dalam menyiapkan materi segar dalam

    pengamatan mikroskopis yaitu fiksasi. Tujuan dilakukannya fiksasi adalah

    mencegah kerusakan jaringan, menghentikan proses metabolisme secara cepat,

    mengawetkan komponen sitologis dan histologis, mengawetkan keadaan

    sebenarnya, mengeraskan materi yang lembek, dan jaringan-jaringan dapat

    diwarnai sehingga bisa diketahui bagian-bagian jaringan (Bia, 2011).

    Faktor-faktor yang berperan dalam fiksatif adalah buffer (pH), suhu yang

    rendah mencegah autolisis, untuk mendapatkan daya penetrasi yang tinggi

    digunakan irisan setipis mungkin, perubahan volume, osmolaliitas pada larutan

    fiksatif, penambahan deterjen sehingga fiksatif cepat masuk, konsentrasi, dan

    waktu fiksatif. Dehidrasi memiliki fungsi menghilangkan air dalam jaringan.

    Bahan yang digunakan untuk dehidrasi harus mampu menggantikan fungsi air.

    Dehidrasi yang baik dilakukan secara bertahap yaitu mulai dari konsentrasi 70%

    sesuai dengan pelarut Bouin formol kemudian berturut-turut ke dalam alkohol

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    8/24

    80%, 90%, 96% dan alkohol absolut. Pada setiap konsentrasi dilakukan

    pengulangan 3 kali (Botanika, 2008).

    Selanjutnya dilakukan dehidrasi yaitu tahap pengeluaran air dari jaringan

    dengan perendaman alkohol secara bertingkat dan dalam jangka waktu tertentu.

    Kemudian pengambilan alkohol dilakukan dengan perendaman dalam xylol secara

    bertahap dengan jangka waktu tertentu. Proses penggantian larutan penjernih

    dengan merendam spesimen dalam parafin. Penggantian xylol dalam jaringan oleh

    parafin berlangsung secara berangsur-angsur. Proses penggantian ini berlangsung

    di dalam oven sehingga xylol tidak menguap dan parafin tidak membeku.

    Temperatur oven lebih tinggi sedikit di atas titik cair parafin (Setjo, 2001).

    Selanjutnya dilakukan pengeblokan atau embedding, pengeblokan ini

    menggunakan kotak atau takir yang dibuat dari kertas kalender. Pada saat

    pengeblokan spesimen diletakkan sesuai posisi yang diinginkan. Setelah itu

    parafin didinginkan dengan segera. Setelah dingin maka dilakukan pengirisan,

    pengirisan digunakan alat mikrotom biasanya dengan ukuran 10 mikron sampai

    14 mikron. Irisan akan berbentuk seperti pita-pita. Pemindahan irisan

    menggunakan kuas kecil yang telah dibasahi ujungnya dengan air (Setjo, 2001).

    Penempelan menggunakan perekat haupt kemudian disimpan dalam kotak

    pengering. Selanjutnya akan dilakukan pewarnaan dan mounting. Dalam proses

    pewarnaan dilakukan dalam jangka waktu tertentu, jika terlalu lama atau terlalu

    singkat dapat menyebabkan warna preparat menjadi kurang atau bahkan terlalu

    gelap. Selanjutnya dilakukan mounting dengan ditetesi balsam kanada sehingga

    irisan akan tetap awet dengan struktur sel serta jaringan (Setjo, 2001).

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    9/24

    Zat warna yang digunakan tidak hanya satu macam karena tidak semua sel

    dapat menyerap satu macam zat warna. Pada saat pewarnaan preparat akar inti sel

    dalam jaringan tidak terwarnai. Hal ini dapat disebabkan oleh waktu yang

    digunakan untuk pemberian warnanya terlalu singkat sehingga zat warna belum

    terserap sempurna oleh jaringan. Pewarna yang diberikan pada irisan dalam

    jangka waktu tertentu, kurang atau lebih waktu yang digunakan menyebabkan

    warna preparat menjadi kurang atau terlalu gelap. Sedangkan hasil preparat yang

    tidak utuh dapat disebabkan oleh suhu sekitar ruangan yang kurang mendukung

    saat dilakukan pengirisan selain itu masih tersisanya air atau alkohol dalam

    jaringan juga dapat menyulitkan dalam pengirisan (Setjo, 2001).

    Mikrotom adalah mesin untuk mengiris spesimen biologi menjadi bagian

    yang sangat tipis untuk pemeriksaan mikroskop. Beberapa mikrotom

    menggunakan pisau baja dan digunakan untuk mempersiapkan sayatan jaringan

    hewan atau tumbuhan dalam histologi (Bia, 2011).

    Mikrotom ada beberapa macam yaitu (Bia, 2011) :

    1. Mikrotom geser (sliding mikrotome). Pada alat ini, jaringan tetap berada pada

    tempatnya, sedang pisaunya yang bergerak. Pada umumnya jaringan yang

    akan dipotong dengan mikrotom geser adalah jaringan yang tanpa penanaman

    (embedding) terlebih dulu. Disini tidak akan terjadi pita irisan. Jaringan yang

    akan diiris sebelumnya dapat diwarnai dengan pewarnaan tunggal, ataupun

    tanpa pewarnaan terlebih dahulu. Metode ini banyak dikerjakan untuk

    pengirisan jaringan tumbuh-tumbuhan.

    2. Mikrotom beku (freezing microtome). Alat ini dihubungkan dengan tabung

    berisi CO2dingin, melalui suatu pipa karet. Mikrotom ini, keadaannya sama

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    10/24

    dengan mikrotom geser yaitu jaringan tetap berada pada tempatnya sedang

    pisau mikrotomnya yang bergerak ke muka dan ke belakang.

    3. Mikrotom putar (rotary microtome). Berbeda dengan 2 jenis mikrotom diatas,

    yaitu bahwa pada mikrotom ini, pisau tetap pada tempatnya sedang

    jaringannya yang bergerak ke atas dan ke bawah. Jenis mikrotom ini yang

    biasanya digunakan untuk pembuatan sediaan irisan dengan metode parafin.

    Kelebihan dari metode parafin ini adalah (Bia, 2011) :

    1. Irisan dapat jauh lebih tipis daripada menggunakan metode beku maupun

    seloidin, dengan metode parafin tebal irisan dapat mencapai rata-rata 6

    mikron.

    2. Irisan-irisan yang bersifat seri dapat dikerjakan dengan mudah.

    3. Prosesnya lebih cepat dari metode lain.

    Kelemahan dari metode ini adalah (Bia, 2011) :

    1. Jaringan menjadi keras, mengerut dan mudah patah.

    2. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila menggunakan

    metode ini.

    3. Sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan metode ini.

    Metode parafin banyak digunakan, karena hampir semua macam jaringan

    dapat dipotong dengan baik dengan menggunakan metode ini. Metode parafin

    adalah suatu metode pembuatan preparat dengan melakukan penanaman jaringan

    di dalam blok parafin untuk menghasilkan preparat jaringan hewan atau tumbuhan

    yang tipis. Preparat parafin ini dilakukan penyelubungan karena jaringan

    merupakan bahan yang lunak. Metode pembuatan sediaan dengan penyelubungan

    parafin disebut juga sebagai metode embedding(Amanda, 2007).

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    11/24

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    III.1 Alat Percobaan

    Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu mistar, silet, pipet tetes,

    botol balsem, gelas ukur, erlenmeyer dan tabung reaksi.

    III.2 Bahan Percobaan

    Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang jagung Zea

    mays, aquades, xylol, alkohol 96%, 90%, 80%, 70 %, formalin, parafin cair,

    asam asetat glasial, box kecil dan tissue.

    III.3 Cara Kerja

    Cara kerja pada percobaan ini yaitu :

    I. Pembuatan Larutan FAA

    1. Asam asetat Glasial = 5 ml

    2. Formalin = 5 ml

    3. Alkohol = 90 %

    II. Pengenceran Alkohol Bertingkat

    1. Rumus : V1.M1= V2.M2

    2. Dilakukan pengenceran alkohol 90% yang diencerkan dari alkohol 96%

    dengan volume aquades yang digunakan yaitu 6,25 dan volume alkohol

    yaitu 93,75.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    12/24

    3. Dilakukan pengenceran alkohol 80% yang dimana diencerkan pula dari

    alkohol 96% dengan volume aquades yang digunakan 16,67 dan volume

    alkohol yaitu 83,33

    4. Dilakukan lagi pengencaran alkohol 70% yang dimana diencerkan pula dari

    alkohol 96% dengan volume aquades yang digunakan 27,09 dan volume

    alkohol yaitu 72,91.

    III. Pembuatan Preparat Permanen

    1. Fiksasi FAA selama 30 menit, fiksasi ini bertujuan untuk mengawetkan semua

    struktur sel sehingga sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau

    hampir sama dengan pada waktu masih hidup.

    2. Direndam dengan aquadest selama 30 detik.

    3. Dilakukan dehidrasi dengan alkohol bertingkat 70%, 80%, 90%, dan 96%

    masing-masing 10 menit. Dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar

    dari jaringan dan akan digantikan dengan alkohol.

    4. Dealkoholisasi dengan menggunakan alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3

    masing-masing 10 menit. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk menarik alkohol

    keluar dari jaringan dan digantikan dengan xylol.

    5. Dilakukan penjernihan dengan menggunakan xylol murni. Penjernihan ini

    dilakukan 2x yaitu xylol murni I 10 menit dan xylol murni II 10 menit.

    Penjernihan ini dilakukan untuk menarik sisa alkohol yang masih terdapat

    dalam jaringan.

    6. Infiltrasi terbagi atas infiltrasi I dan II. Infiltrasi I dilakukan dengan

    menggunakan xylol-parafin dengan perbandingan 1:9 kemudian dilakukan

    infiltrasi II yaitu dengan menggunakan parafin murni selama 5 menit.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    13/24

    Infiltrasi ini bertujuan untuk mengganti campuran xylol/parafin dengan

    parafin murni.

    7. Setelah itu dilakukan penanaman/embedding menggunakan parafin yang

    padat.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    14/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Amanda, 2007. Membuat Preparat Melintang Dengan Metode Parafin. http://monocotil.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12 September 2013,

    pukul 16.59 WITA.

    Bia, 2011. Pembuatan Preparat Dengan Metode Parafin.

    http://biasaranghaebi.blogspot.com. Diakses pada tanggal 12

    September 2013, pukul 16.59 WITA.

    Botanika. 2008. Beberapa Metode Pembuatan Preparat Tumbuhan.

    http://maximiliancortes.blogspot.com.Diakses pada tanggal 12 September

    2013, pukul 16.59 WITA.

    Lianury, 2000. Histologi. Universitas Hasanuddin Press, Makassar.

    Praptomo, 2010. Pembuatan Preparat Parafin Jaringan Tumbuhan

    (Mikroteknik).http://www.nagkoyo.com. Diakses pada tanggal 12

    September 2013, pukul 16.59 WITA.

    Setjo, Susetyoadi. 2004. Anatomi Tumbuhan. Universitas Negeri Malang Press,

    Malang.

    Widjajanto dan Susetyoadi Setjo, 2001. Mikroteknik Tumbuhan. UniversitasNegeri Malang Press, Malang.

    Zahra, 2011.Mikroteknik.http://zaharapiyu.blogspot.com. Diakses pada tanggal

    12 September 2013, pukul 16.59 WITA.

    http://monocotil.blogspot.com/http://biasaranghaebi.blogspot.com/http://maximiliancortes.blogspot.com/http://www.nagkoyo.com/http://zaharapiyu.blogspot.com/http://zaharapiyu.blogspot.com/http://zaharapiyu.blogspot.com/http://www.nagkoyo.com/http://maximiliancortes.blogspot.com/http://biasaranghaebi.blogspot.com/http://monocotil.blogspot.com/
  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    15/24

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    IV.1 Hasil

    IV.1.1 Gambar Penampang Melintang Batang Jagung Zea mays

    3

    4

    1

    2

    Gambar.1 Penampang melintang batang jagungZea mays

    Sumber:http://bioliciousedu.blogspot.com

    Keterangan :

    1. Epidermis (lapisan luar)2. Korteks (jaringan dasar)3. Floem (pembuluh tapis)4.

    Xilem (pembuluh kayu)

    http://bioliciousedu.blogspot.com/http://bioliciousedu.blogspot.com/
  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    16/24

    IV.2 Pembahasan

    Percobaan mengenai pembuatan preparat melintang dengan metode

    parafin ini bertujuan untuk mengetahui cara serta tahapan-tahapan pembuatan

    preparat melintang dari batang jagung Zea maysdengan menggunakan metode

    parafin. Batang jagungZea mays yang digunakan terlebih dahulu dipotong secara

    melintang dengan ukuran 2 mm.

    Tahapan pertama yang dilakukan pada pembuatan preparat melintang

    dengan metode parafin ini yaitu tahap fiksasi. Tahap fiksasi dengan menggunakan

    larutan FAA (Formalin, Asam asetat glasial, dan alkohol 96%), ini dilakukan

    selama 30 menit yang bertujuan untuk mengawetkan semua struktur sel sehingga

    sedapat mungkin berada dalam keadaan sama atau hampir sama dengan pada

    waktu masih hidup, mencegah terjadinya autolisis agar jaringannya tidak rusak.

    Sebenarnya berdasarkan literatur fiksasi pada batang jagung Zea maysdilakukan

    minimal 1 jam tetapi karena waktu yang tidak memadai dan tujuan awal hanya

    ingin mengetahui tahapan dalam pembuatan preparat dengan metode parafin ini

    maka waktu yang digunakan yaitu 30 menit.

    Tahapan selanjutnya setelah batang jagung Zea mays difiksasi yaitu tahap

    pencucian dengan menggunakan aquades selama 30 detik, hal ini bertujuan untuk

    menghilangkan larutan FAA yang ada pada jaringan, selanjutnya dilakukan tahap

    dehidrasi. Pada tahapan dehidrasi ini diberikan alkohol bertingkat dari

    konsentrasi 70 %, 80 %, 90 %, hingga 96 %, tiap tingkatan konsentrasi alkohol

    dilakukan dehidrasi selama 10 menit. Pemberian alkohol bertingkat dari

    konsentrasi rendah hingga konsentrasi tinggi bertujuan agar selnya tidak lisis atau

    rusak. Alkohol bertingkat didapatkan melalui pengenceran dengan rumus

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    17/24

    V1.M1 = V2.M2. Tahapan dehidrasi ini bertujuan untuk menarik air keluar yang

    berada dalam jaringan untuk digantikan dengan alkohol.

    Tahapan selanjutnya yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan

    alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3. Tiap perbandingan alkohol-xylol

    dilakukan selama 10 menit. Sama halnya dengan tahapan dehidrasi, pada tahapan

    dealkoholisasi ini dilakukan dari volume alkohol yang terbanyak. Hal tersebut

    bertujuan agar sel atau jaringan tidak rusak. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk

    menarik keluar alkohol yang berada dalam jaringan untuk digantikan oleh xylol.

    Hal tersebut dilakukan karena xylol yang mampu berikatan dengan parafin

    sedangkan alkohol tidak.

    Tahapan selanjutnya yaitu penjernihan dengan menggunakan xylol murni.

    Penjernihan ini dilakukan 2 kali yaitu xylol 1 dan 2 masing-masing 10 menit.

    Penjernihan bertujuan untuk membersihkan sisa-sisa alkohol yang masih terdapat

    dalam jaringan. Selain itu penjernihan dilakukan dengan menggunakan xylol

    murni karena alkohol tidak dapat berikatan atau bercampur dengan parafin maka

    digantikan dengan xylol yang dapat berikatan dengan parafin melalui proses

    dealkoholisasi dan penjernihan.

    Tahapan selanjutnya yaitu infiltrasi. Infiltrasi ini terbagi atas 2 yaitu

    dengan menggunakan xylol-parafin dengan 1:9 dan dengan menggunakan parafin

    cair selama 5 menit. Infiltrasi ini dlakukan untuk menggantikan xylol dengan

    parafin murni. Tahap infiltrasi ini bertujuan untuk melakukan penyelubungan

    parafin cair agar jaringan tidak rusak. Setelah infiltrasi, dilakukan penanaman atau

    biasa juga disebut dengan embedding.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    18/24

    Pada pengamatan terhadap preparat batangZea mays, yang dapat teramati

    adalah ikatan pembuluhnya bertipe kolateral tertutup dimana floem dan xilem

    berdampingan dan tidak dibatasi kambium. Teramati pula bahwa xilem dikelilingi

    floem membentuk satu ikatan pembuluh dan ikatan pembuluh tersebut tersebar

    tidak beraturan disetiap bagian dalam batang. Adapun fungsi dari bagian-bagian

    jaringan yang terdapat pada batang jagung Zea mays yaitu pertama, epidermis

    merupakan lapisan terluar yang berfungsi untuk melindungi sel-sel yang ada

    dibawahnya. Kedua, terdapat korteks yang berfungsi sebagai tempat cadangan

    makanan. Ketiga, terdapat floem yang berfungsi untuk mengangkut zat-zat

    makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Keempat,

    terdapat xilem yang berfungsi mengatur air dan garam-garam mineral dari akar ke

    daun.

    Kelebihan dari metode parafin ini adalah irisan dapat jauh lebih tipis

    daripada menggunakan metode beku maupun seloidin. Irisan-irisan yang bersifat

    seri dapat dikerjakan dengan mudah. Prosesnya lebih cepat dari metode lain.

    Kelemahan dari metode ini adalah jaringan menjadi keras, mengerut dan

    mudah patah. Jaringan-jaringan yang besar tidak dapat dikerjakan, bila

    menggunakan metode ini, sebagian besar enzim-enzim akan larut dengan metode

    ini.

    Percobaan yang kami lakukan hanya sampai pada tahap infiltrasi. Hal ini

    karena pada percobaan ini terjadi kesalahan dalam prosedur dimana parafin yang

    digunakan mencair dalam waktu yang lama. Selain itu, alat untuk memotong

    preparat yaitu mikrotom juga tidak tersedia. Tetapi, berdasarkan literatur tahapan

    pembuatan preparat dengan metode parafin ini setelah dilakukan tahap infiltrasi

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    19/24

    kemudian dilakukan tahap embedding (penanaman), setelah itu dilakukan

    pengirisan dengan mikrotom dilanjutkan dengan perekatan menggunakan

    campuran gliserin/albumin yang ditambahkan dengan air kemudian setelah itu

    dilakukan pewarnaan menggunakan safranin 1% dalam aquades.

    Pada prinsipnya pembuatan preparat irisan terdiri atas beberapa tahap

    yaitu fiksasi, dehidrasi, penjernihan, infiltrasi, embedding, pengirisan,

    penempelan, pewarnaan dan mounting. Tujuan fiksasi adalah untuk mematikan

    dengan cepat spesimen yang berupa jaringan dan sel-sel juga untuk

    mempertahankan struktur sel dan jaringan sebagaimana aslinya. Selanjutnya

    dilakukan dehidrasi yaitu tahap pengeluaran air dari jaringan dengan perendaman

    alkohol secara bertingkat dan dalam jangka waktu tertentu. Tahapan dehidrasi ini

    bertujuan untuk menarik air keluar yang berada dalam jaringan untukdigantikan

    dengan alkohol.

    Tahapan selanjutnya yaitu dealkoholisasi dengan menggunakan

    alkohol-xylol perbandingan 3:1, 1:1, 1:3. Tiap perbandingan alkohol-xylol

    dilakukan selama 10 menit. Sama halnya dengan tahapan dehidrasi, pada tahapan

    dealkoholisasi ini dilakukan dari volume alkohol yang terbanyak. Hal tersebut

    bertujuan agar sel atau jaringan tidak rusak. Dealkoholisasi ini bertujuan untuk

    menarik keluar alkohol yang berada dalam jaringan untuk digantikan oleh xylol.

    Hal tersebut dilakukan karena xylol yang mampu berikatan dengan parafin

    sedangkan alkohol tidak.

    Tahapan selanjutnya yaitu penjernihan dengan menggunakan xylol murni.

    Penjernihan ini dilakukan 2 kali yaitu xylol 1 dan 2 masing-masing 10 menit.

    Tahapan selanjutnya yaitu infiltrasi. Infiltrasi ini terbagi atas 2 yaitu dengan

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    20/24

    menggunakan xylol-parafin dengan 1:9 dan dengan menggunakan parafin cair

    selama 5 menit. Infiltrasi ini dilakukan untuk menggantikan xylol dengan parafin

    murni. Setelah infiltrasi, dilakukan penanaman atau biasa juga disebut dengan

    embedding. Embedding merupakan proses pelilinan suatu organ dengan

    menggunakan kotak kertas. Proses ini memudahkan dalam membuat irisan yang

    sangat tipis dengan menggunakan mikrotom. Beberapa keuntungan menggunakan

    kotak kertas dalam embedding yaitu bisa membuat arah sayatan dan menandai

    suatu jaringan. Jaringan atau sampel akan ditanam di kertas kotak, dengan terlebih

    dahulu parafin membeku pada bagian dasar dalam kotak dan setelah penempelan

    jaringan dilanjutkan dengan penutupan dengan parafin sampai membeku.

    Proses penyayatan (sectioning) diawali dengan pengirisan blok parafin

    dengan scalpel, sehingga permukaan blok parafin yang akan diiris dengan

    mikrotom berbentuk segi empat. Letak mata pisau pada mikrotom menentukan

    hasil yang diperoleh. Hasil sayatan diambil dengan menggunakan kuas secara

    hati-hati. Pita hasil sayatan ditempel pada kaca objek dengan menggunakan meyer

    albumin. Kaca obyek tersebut diletakkan di atas meja penangas ( haeting plate).

    Meyer albumin memiliki kandungan putih telur dan gliserin yang merupakan

    pelakat alami yang sangat baik.

    Proses pewarnaan dilakukan setelah preparat dideparafinasi dengan

    merendam preparat pada xylol. Salah satu pewarna metode parafin pada jaringan

    hewan adalah hematoxylin dan eosin. Preparat yang telah diwarnai ditetesi

    entelan, lalu ditutup dengan kaca penutup (cover glass). Selanjutnya preparat

    diberi label dan siap digunakan.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    21/24

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    V.1 Kesimpulan

    Setelah melakukan percobaan mengenai pembuatan preparat melintang

    dengan metode parafin pada batang tanaman jagung Zea mays, kita dapat

    mengetahui beberapa tahapan yang dilakukan untuk membuat preparat melintang

    yaitu dimulai dengan pemotongan batang jagung Zea mays, fiksasi, pencucian

    dan dehidrasi, dealkoholisasi, penjernihan, infiltrasi, dan penanaman/embedding.

    V.2 Saran

    Sebaiknya dalam percobaan ini disediakan mikrotom agar semua tahapan

    dalam pembuatan preparat dengan metode parafin dapat dilakukan.

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    22/24

    LAMPIRAN

    1. Rumus Pengenceran : V1.M1= V2.M2

    a. Pengenceran 70 %

    V1.M1= V2.M2

    V1 x 96 = 100 x 70

    96V1= 7000

    V1 = 7000/96

    = 72,91

    Banyak aquadest yang digunakan = 100 72,91

    = 27,09

    b. Pengenceran 80 %

    V1.M1= V2.M2

    V1x 96 = 100 x 80

    96V1= 8000

    V1 = 8000/96

    = 83,33

    Banyak aquadest yang digunakan = 100 83,33

    = 16,67

    c. Pengenceran 90 %

    V1x 96 = 100 x 90

    96V1= 9000

    V1 = 9000/96

    = 93,75

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    23/24

    Banyak aquadest yang digunakan = 100 93,75

    = 6,25

    2. Perbandingan Alkohol-Xilol

    a. Alkohol-xilol 3:1

    Alkohol yang digunakan 7,5 ml dan xilol yang digunakan 2,5 ml

    b. Alkohol-xilol 1:1

    Alkohol yang digunakan 5 ml dan xilol yang digunakan 5 ml

    c. Alkohol-xilol 1:3

    Alkohol yang digunakan 2,5 ml dan xilol yang digunakan 7,5 ml

  • 8/13/2019 BAB II Per 1 Miktek

    24/24

    BAGAN KERJA

    Direndam dengan aquadest selama 30 detik

    FIKSASI FAA 30 Menit

    DEHIDRASI 10 Menit

    Konsentrasi Alkohol

    70%, 80%, 90%, 96%

    DE-ALKOHOLISASI

    Alkohol : Xylol

    3 : 1

    1 : 1

    1 : 3

    10 Menit

    PENJERNIHAN

    Xylol Murni

    (I)

    Xylol Parafin

    (II)

    10 Menit

    INFILTRASI Parafin Cair 5 Menit

    EMBEDDING

    TAHAPAN METODE

    PARAFIN