bab ii pembelajaran menggunakan berbasis web...

23
10 BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN E-LEARNING BERBASIS WEB ENHANCED COURSE DAN WEB CENTRIC COURSE PADA SISTEM REPRODUKSI MANUSIA A. Pembelajaran Biologi Menggunakan Media 1. Pengertian Belajar Dalam aktifitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak, sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita merupakan kegiatan belajar, dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu, karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah berhenti. Menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Upload: trinhkien

Post on 25-Mar-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

10

BAB II

PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN E-LEARNING BERBASIS WEB

ENHANCED COURSE DAN WEB CENTRIC COURSE PADA SISTEM

REPRODUKSI MANUSIA

A. Pembelajaran Biologi Menggunakan Media

1. Pengertian Belajar

Dalam aktifitas kehidupan manusia sehari-hari hampir tidak pernah dapat

terlepas dari kegiatan belajar, baik ketika seseorang melaksanakan aktivitas

sendiri, maupun di dalam suatu kelompok tertentu. Dipahami atau tidak,

sesungguhnya sebagian besar aktivitas di dalam kehidupan sehari-hari kita

merupakan kegiatan belajar, dengan demikian dapat kita katakan, tidak ada ruang

dan waktu di mana manusia dapat melepaskan dirinya dari kegiatan belajar, dan

itu berarti pula bahwa belajar tidak pernah dibatasi usia, tempat maupun waktu,

karena perubahan yang menuntut terjadinya aktivitas belajar itu juga tidak pernah

berhenti.

Menurut Hamalik (2006: 30) hasil belajar adalah bila seseorang telah

belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Hasil belajar

digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu

tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar

dengan diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Page 2: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

11

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil

belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah

dilakukan berulang-ulang,serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau

bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar turut serta dalam

membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi

sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih

baik.

2. Hasil Belajar

Menurut Purwanto, N (1990: 102), hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa

faktor, yaitu: pertama, kematangan/pertumbuhan. Kedua, sifat-sifat pribadi

seseorang. Ketiga, keadaan keluarga. Keempat, cara guru mengajar. Kelima, alat-

alat pelajaran. Keenam, lingkungan dan kesempatan. Ketujuh motivasi.

Kedelapan, kecerdasan/intelejensi. Purwanto (Wadud, 2005: 12) mengartikan

Intelejensi ialah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan

seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi

intelejensi seseorang, sehingga terdapat perbedaan intelejensi seseorang ialah: (1)

pembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak lahir. (2)

kematangan. Kematangan berhubungan erat dengan umur. (3) pembentukan, ialah

segala keadaaan diluar dari seseorang yang mempengaruhi perkembangan

intelejensi, yaitu pembentukan sengaja (sekolah) dan pembentukan tidak sengaja

(pengaruh alam sekitar). (4) minat dan pembawaan yang khas. Minat

mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan dari

perbuatan itu.

Page 3: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

12

Selain itu juga, faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar itu

dapat dibagi menjadi 2 bagian besar yaitu faktor internal dan eksternal (Slameto,

2003: 54).Faktor internal terdiri dari faktor biologis (jasmaniah) dan faktor

psikologis. Keadaan jasmani yang perlu diperhatikan, pertama kondisi fisik yang

normal atau tidak memiliki cacat sejak dalam kandungan sampai sesudah lahir.

Kondisi fisik normal ini terutama harus meliputi keadaan otak, panca indera,

anggota tubuh. Kedua, kondisi kesehatan fisik. Kondisi fisik yang sehat dan segar

sangat mempengaruhi keberhasilan belajar. Di dalam menjaga kesehatan fisik, ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain makan dan minum yang teratur,

olahraga serta cukup tidur. Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan

belajar ini meliputi segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang.

Kondisi mental yang dapat menunjang keberhasilan belajar adalah kondisi mental

yang mantap dan stabil. Faktor psikologis ini meliputi hal-hal berikut. Pertama,

intelegensi. Intelegensi atau tingkat kecerdasan dasar seseorang memang

berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Kedua, kemauan.

Kemauan dapat dikatakan faktor utama penentu keberhasilan belajar seseorang.

Ketiga, bakat. Bakat ini bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam

suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya kemampuan

seseorang dalam suatu bidang.

Faktor eksternal terdiri dari faktor lingkungan keluarga, faktor lingkungan

sekolah, dan faktor lingkungan masyarakat. Faktor lingkungan rumah atau

keluarga ini merupakan lingkungan pertama dan utama pula dalam menentukan

keberhasilan belajar seseorang. Suasana lingkungan rumah yang cukup tenang,

Page 4: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

13

adanya perhatian orangtua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan

anak-anaknya maka akan mempengaruhi keberhasilan belajarnya.

Faktor lingkungan sekolah sangat diperlukan untuk menentukan

keberhasilan belajar siswa. Hal yang paling mempengaruhi keberhasilan belajar

para siswa disekolah mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, pelajaran, waktu sekolah, tata tertib atau disiplin

yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten.

Seorang siswa hendaknya dapat memilih lingkungan masyarakat yang

dapat menunjang keberhasilan belajar. Masyarakat merupakan faktor ekstern yang

juga berpengaruh terhadap belajar siswa karena keberadannya dalam masyarakat.

Lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan belajar diantaranya adalah,

lembaga-lembaga pendidikan nonformal, seperti kursus bahasa asing, bimbingan

tes, pengajian remaja dan lain-lain.

3. Peranan Media Pembelajaran

Penggunaan media dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan

keaktifan belajar siswa. Hali ini sejalan dengan pendapat Sudjana dan Rivai

(1991; 2) bahwa media akan lebih menarik minat serta motivasi siswa sehingga

siswa akan lebih memahami pembelajaran dan mencapai tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai, serta memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa.

Memahami peranan media dalam proses mendapatkan pengalaman belajar

bagi siswa dituangkan dalam sebuah kerucut oleh Edgar Dale

Page 5: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

14

Gambar 2. 1

Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Kerucut pengalaman yang dikemukakan oleh Edgar Dale memberikan

gambaran bahwa pengalaman belajar yang diperoleh oleh siswa dapat melalui

proses perbuatan atau praktikum langsung sehingga siswa akan mengalami

sendiri apa yang telah dipelajari, proses mengamati, dan mendengarkan melalui

media tertentu serta mendengarkan melalui bahasa. Semakin konkrit siswa

mengalami bahan pengajaran, maka semakin banyak pengalaman yang akan

diperoleh siswa. Sebaliknya semakin abstrak siswa memperoleh pengalaman

atau hanya dengan melihat maka pengalaman yang diperoleh siswa semakin

berkurang. (Sanjaya, 2008: 165).

Page 6: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

15

B. Pembelajaran Elektronik (E-learning)

1. Pengertian e-learning

Menurut Sa’ud (2008: 180), electronic learning (e-learning) pada

hakikatnya merupakan pembelajaran melalui pemanfaatan teknologi komputer

atau internet. Teknologi belajar seperti itu dapat juga disebut pembelajaran

berbasis web (Web Based Instruction). SedangkanDong (Purbo, 2002)

mendefinisikan e-learning sebagai kegiatan belajar asynchronous melalui

perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan belajar yang sesuai

dengan kebutuhannya atau e-learning didefinisikan sebagai berikut : e-Learning is

a generic term for all technologically supported learning using an array of

teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes,

teleconferencing, satellite transmissions, and the more recognized web-based

training or computer aided instruction also commonly referred to as online

courses (Soekartawi, 2003).

Sanjaya (2006) menekankan bahwa e-learning merujuk pada penggunaan

teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang intinya menekankan

penggunaan internet dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning. Bahkan Onno

W. Purbo (2002) menjelaskan bahwa istilah “e” atau singkatan dari elektronik

dalam e-learning digunakan sebagai istilah untuk segala teknologi yang

digunakan untuk mendukung usaha-usaha pengajaran lewat teknologi elektronik

internet.Internet, Intranet, satelit, tape audio/video, TV interaktif dan CD-ROM

adalah sebagian dari media elektronik yang digunakan Pengajaran boleh

Page 7: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

16

disampaikan secara ‘synchronously’ (pada waktu yang sama) ataupun

‘asynchronously’ (pada waktu yang berbeda). Materi pengajaran dan

pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik,

animasi, simulasi, audio dan video. Ia juga harus menyediakan kemudahan untuk

‘discussion group’ dengan bantuan profesional dalam bidangnya.

E-learning berperan dalam kemampuan siswa dalam mengingat materi

seperti yang digambarkan oleh Uskov, Dale, dan Dame pada Gbr. 2.1 di bawah

ini. Pembelajaran dengan menggunakan buku dan presentasi hanya mampu

membantu daya ingatan siswa dalam belajar maksimal sebesar 60%, sedangkan

posisi e-learning dengan menggunakan video, animasi, konferensi audio/ video

interaktif mampu membantu daya ingatan siswa maksimal hingga 80%. Hal ini

membuktikan bahwa e-learning memiliki dasar yang cukup kuat untuk

meningkatkan kemampuan mengingat siswa dalam belajar.

Gbr. 2.2 Kerucut e-learning

(Sumber: http://brata56.wordpress.com/2008/07/21/kelebihan-dan-kekurangan-e_learning/)

2. Pengembangan Model E-learning

Page 8: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

17

Pendapat Rosenberg (Efendi, 2009: 136) tentang pengembangan e-

learning. Menurutnya ada tiga kemungkinan dalam pengembangan sistem

pembelajaran berbasis internet, yaitu web course, web centric course, dan web

enhanced course:

1. Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang

mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan

adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan,

latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan

melalui internet. Model ini bisa dikatakan menggunakan sistem jarak jauh.

2. Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara

belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi

disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya

saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada

siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya.

Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang

relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi

tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.

3. Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang

peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet

adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik

dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik

dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini

dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing

Page 9: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

18

mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan

pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati,

melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain

yang diperlukan.

3. Perbedaan Pembelajaran Tradisional Dengan E-learning Berbasis Web

Enhanced Course dan Web Centric Course.

Herman (2005) menjelaskan perbedaan pembelajaran tradisional dengan e-

learningkhususnya e-learning berbasis web enhanced course, yaitu kelas

‘tradisional’, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk

menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya,sedangkan di dalam

pembelajaran ‘e-learning’ berbasis web centric course, fokus utamanya adalah

pelajar. Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk

pembelajarannya. Suasana pembelajaran ‘e-learning’ akan ‘memaksa’ pelajar

memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat

perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri di luar jam

sekolah,sehingga pelajar yang memiliki motivasi belajar yang tinggi akan terbantu

dengan kemampuan mereka belajar secara mandiri, sedangkan suasana

pembelajaran ‘e-learning’ berbasis web enhanced course akan membimbing

pelajar untuk aktif dalam pembelajarannya dengan bantuan dari guru dalam

mencari informasi dari internet saat jam sekolah berlangsung. sehingga pelajar

yang memiliki motivasi belajar rendah akan terbantu dengan adanya guru yang

membimbing saat pelajar membuka dan mengumpulkan informasi dari internet.

Page 10: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

19

Untuk dapat menghasilkan e-learning yang menarik dan diminati, Onno

W. Purbo (2002) mensyaratkan tiga hal yang wajib dipenuhi dalam merancang e-

learning, yaitu : sederhana, personal, dan cepat. Sistem yang sederhana akan

memudahkan peserta didik dalam memanfaatkan teknologi dan menu yang ada,

dengan kemudahan pada panel yang disediakan, akan mengurangi pengenalan

system e-learning itu sendiri, sehingga waktu belajar peserta dapat diefisienkan

untuk proses belajar itu sendiri dan bukan pada belajar menggunakan sistem e-

learning-nya. Syarat personal berarti pengajar dapat berinteraksi dengan baik

seperti layaknya seorang guru yang berkomunikasi dengan murid di depan kelas.

Dalam hal ini berarti guru lebih baik menggunakan e-learning berbasis web

enhanced course dengan pendekatan dan interaksi yang lebih personal, peserta

didik diperhatikan kemajuannya, serta dibantu segala persoalan yang dihadapinya.

Hal ini akan membuat peserta didik betah berlama-lama di depan layar

komputernya bersama guru dibandingkan sendiri di rumah tanpa bimbingan orang

lain,kemudian layanan ini ditunjang dengan kecepatan, respon yang cepat

terhadap keluhan dan kebutuhan peserta didik lainnya,dengan demikian perbaikan

pembelajaran dapat dilakukan secepat mungkin oleh pengajar atau pengelola.

4. Karakteristik E-learningBerbasis Web Centric Course.

Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam

pendidikan terbuka dan jarak jauh (Siahaan, 2002), antara lain :

Page 11: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

20

1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat

berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara regular atau

kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh

jarak, tempat dan waktu dengan fasilitas chatting.

2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang

terstruktur dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling

menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari.

3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja

kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.

4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan

yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.

5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat

diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.

6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi siswa yang tinggal jauh dari perguruan

tinggi atau sekolah konvensional.

Pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learningberbasis web

centric course juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Berbagai kritik

(Efendi, 2009: 140), antara lain :

1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu

sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values

dalam proses belajar dan mengajar.

Page 12: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

21

2. Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan

sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial.

3. Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada

pendidikan.

4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran

konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang

menggunakan ICT.

5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.

6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.

7. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki ketrampilan internet.

8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.

5. Fungsi E-LearningSecara Umum

Siahaan (2002) menyebutkan bahwa setidaknya ada 3 fungsi pembelajaran

elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction),

yaitu sebagai suplemen yang sifatnya opsional/pilihan, pelengkap (komplemen),

atau pengganti (subtitusi).

Suplemen (Tambahan), apabila peserta didik mempunyai kebebasan

memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak.

Dalam hal ini tidak ada kewajiban bagi peserta didik untuk mengakses materi

pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang

memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.

Page 13: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

22

Komplemen (Pelengkap), dikatakan sebagai komplemen apabila materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran

yang diterima peserta didik di dalam kelas. Sebagai komplemen berarti materi

pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi enrichment

(pengayaan) atau remedial bagi peserta didik dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran konvensional.

Subtitusi (Pengganti), beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju

memberikan beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada

peserta didiknya. Tujuannya agar pada peserta didik dapat secara fleksibel

mengelola kegiatan perkuliahan sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-

hari.

C. Sistem Reproduksi Manusia

1. Analisis Kurikulum Materi Sistem Reproduksi Manusia

Materi Sistem Reproduksi Manusia merupakan salah satu materi yang

diajarkan pada siswa kelas XI SMA semester genap. Materi ini tercakup dalam

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Siswa diharapkan

memahami konsep sistem reproduksi manusia hingga tingkat penguasaan

menganalisis (C4). Materi ini juga dijelaskan dalam standar kompetensi dan

kompetensi dasar pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Materi Sistem Reproduksi

No. Komponen Sistem Pernapasan

Page 14: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

23

1. Standar

Kompetensi

Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia

dan hewan tertentu, kelainan penyakit yang

mungkin terjadi serta implikasinya pada

Salingtemas

2. Kompetensi

Dasar

Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi,

dan proses yang meliputi pembentukan sel

kelamin, ovulasi, menstruasi, fertilisasi, serta

kelainan penyakit yang dapat terjadi pada

sistem reproduksi manusia.

2. Karakteristik Materi Sistem Reproduksi Manusia

Materi Sistem Sistem Reproduksi Manusia terdiri dari konsep-konsep yang

yang cukup sulit untuk dipahami oleh siswa. Hal ini dikarenakan konsep Sistem

Reproduksi Manusia terdiri dari identifikasi struktur mikroskopis, beserta

fungsinya, proses yang meliputi pembentukan sel kelamin, ovulasi, menstruasi,

fertilisasi, dan fungsinya, serta kelainan penyakit yang dapat terjadi pada system

reproduksi manusia. Karakteristik materi yang seperti ini dapat dengan mudah

dijelaskan dengan metode konvesional yaitu ceramah, tetapi akan sulit untuk

mencapai ketuntasan hasil belajar siswa. Materi ini tergolong sebagai konsep yang

abstrak. Sehingga, siswa membutuhkan sebuah cara penyampaian materi yang

mampu mengubah materi abstrak menjadi konkrit. Selain itu, jika pembelajaran

selalu dilakukan dengan metode ceramah, maka semakin lama motivasi siswa

akan berkurang. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah metode pembelajaran yang

Page 15: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

24

mampu meningkatkan motivasi belajar siswa baik yang siswa yang memiliki

motivasi belajar tinggi dan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar rendah

sekalipun, sekaligus mampu mengkonkritkan materi Sistem Reproduksi Manusia.

Maka, jenis materi seperti ini akan mudah dipahami oleh siswa dengan

menggunakan e-learning yang terdiri dari uraian materi secara verbal disertai

dengan gambar, video, dan animasi yang dapat membantu siswa dalam

memahami sebuah konsep. Karakteristik materi yang dimaksud meliputi deskripsi

kerumitan ataupun kemudahan sub materi pada Sistem Reproduksi Manusia

seperti yang dirinci dalam Tabel 2.2 dan Tabel 2.3.

Tabel 2.2 Karakteristik Materi Sistem Reproduksi Manusia

No. Sub Materi Karakteristik Materi

1. Organ reproduksi pria

Materi organ reproduksi pada pria ini

merupakan awal untuk mempelajari lebih

lanjut mengenai organ reproduksi wanita.

Siswa tidak hanya mampu menyebutkan

struktur organ - organdalam dan luar pada

reproduksi pria saja, tetapi juga

mendeskripsikan fungsi masing-masing

organ reproduksi pada pria. Materi ini tidak

terlalu sulit untuk dipahami oleh siswa.

2. Organ reproduksi wanita

Materi organ reproduksi wanita tergolong ke

dalam materi yang mirip dengan materi

Page 16: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

25

sebelumnya, yaitu organ reproduksi pada pria

dan tidak terlalu sulit untuk dipahami siswa.

Siswa dituntut untuk menguasai konsep

secara utuh dari mulai struktur, dan fungsi

masing – masing organ reproduksi pada

wanita ini. Materi ini tidak terlalu sulit untuk

dipahami siswa.

3. Gametogenesis

Materi ini merupakan materi yang

membutuhkan daya ingat yang kuat dari

siswa untuk bisa memahami proses dari

terbentuknya gamet ini secara keseluruhan

dari awal proses sampai akhir. Materi ini

cukup sulit dipahami siswa jika hanya

dijelaskan secara ceramah oleh guru di depan

kelas. Proses-proses yang terlibat di dalam

materi ini sebaiknya disajikan tidak hanya

dengan gambar diam, tapi dengan

menggunakan animasi sehingga siswa

memahami materi dengan baik. Materi ini

cukup sulit dipahami oleh siswa.

4. Siklus Menstruasi

Materi siklus menstruasi merupakan materi

yang membutuhkan kemampuan daya ingat

Page 17: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

26

siswa dan kemampuan berhitung siswa.

Banyak konsep yang harus dikuasai mulai

dari proses menstruasi, hormone yang

terlibat, perhitungan waktu yang dibutuhkan

setiap fase yang terjadi pada proses

menstruasi ini cukup menyulitkan siswa.

Sehingga siswa harus disajikan sebuah

grafik, animasi, dan gambar yang membantu

siswa memahami materi ini.

5. Kehamilan

Materi kehamilan merupakan materi yang

terdiri dari banyak konsep yang harus diingat

siswa mulai dari proses terbentuknya janin

bayi dari awal setelah proses fertilisasi,

hormon yang terlibat di dalam proses

kehamilan beserta fungsinya, dll. Materi ini

cukup membuat siswa merasa kesulitan

dalam memahami keseluruhan materi ini

secara utuh

6. Kelainan Organ Reproduksi

Manusia

Kelainan dan penyakit pada sistem

Reproduksi manusia merupakan materi yang

diambil dari kehidupan sehari-hari.

Fenomena yang terjadi di lingkungan

dimasukkan menjadi materi yang harus

Page 18: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

27

dipelajari oleh siswa. Pada materi ini, dapat

digunakan metode diskusi untuk membahas

masalah yang aktual.

7. Alat Kontrasepsi

Materi alat kontrasepsi biasa diajarkan

setelah kelainan organ reproduksi manusia.

Sehingga siswa diharuskan mengetahui cara

mencegah penyakit seksual dengan alat

kontrasepsi, namun siswa harus diajarkan

keuntungan dan kerugian setiap alat

kontrasepsi, sehingga siswa agak kesulitan

mempelajari materi ini karena banyaknya

alat kontrasepsi yang harus mereka ketahui

mulai dari keuntungan dan kerugiannya.

3. Deskripsi Materi Sistem Reproduksi Manusia

Tabel 2.3 Deskripsi Materi Sistem Reproduksi Manusia

Page 19: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

28

No. Sub Materi Deskripsi Materi

1. Organ reproduksi pria

Gambar 2.3 organ reproduksi pria

Organ reproduksi pria terdiri dari :

a. Organ luar, yaitu : skrotum

dan penis.

b. Organ dalam, yaitu : testis,

epididimis, vas deferens,

saluran ejakulasi, kelenjar

reproduksi dan uretrhra

2. Organ reproduksi wanita

Gambar 2.4 Oran reproduksi wanita

Organ reproduksi pria terdiri dari :

a. Organ luar, yaitu vagina dan

vulva.

b. Organ dalam, yaitu :

Ovarium, fimbrae,

infundibulum, tuba fallopi,

uterus, cervix, saluran vagina,

dan klitoris.

3. Gametogenesis Gametogenesis terdiri dari

spermatogenesis (pembentukan

Page 20: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

29

Gambar 2.5 oogenesis

Gambar 2.6 spermatogenesis

sperma), dan oogenesis

(pembentukan ovum).

Keduanya memiliki proses yang

berbeda. Spermatogenesis dimulai

dari spermatogonium –

spermatogenesit primer –

spermatogenesit sekunder - spermatid

– dan 4 sperma.

Oogenesis dimulai dari oogonium –

oogenesit primer - oogenesit

sekunder - ootid – 1 ovum, dan

dengan terbentuknya 2 polosit

sekunder. Hormon yang terlibat pada

spermatogenesis diantaranya adalah

testosterone, FSH, dan LH,

sedangkan pada oogenesis yaitu

progesterone, estrogen, LH, dan FSH.

4. Siklus Menstruasi Menstruasi merupakan proses

pelepasan dinding Rahim

Page 21: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

30

Gambar 2.7 grafik hubungan hormon

dengan tahapan menstruasi

(endometrium) yang disertai dengan

pendarahan dan terjadi secara

berulang setiap bulan kecuali pada

setiap kehamilan. Fase menstruasi

dimulai dari fase menstruasi – fase

folikuler – fase ovulasi - fase luteal.

5. Kehamilan

Gambar 2.8. perkembangan embrio

Kehamilan dimulai setelah terjadinya

fertilisasi, yaitu pembuahan terjadi

saat oosit sekunder dibuahi oleh

sperma setelah memasuki saluran

tuba fallopi. Hormone yang terlibat

pada proses kehamilan adalah HCG

yang akan menghentikan proses

menstruasi. Pola perkembangan

embrio manusia dimlai pada bulan 4

sampai bulan ke-5 yang masing-

masing ditandai dengan terbentuknya

organ tertentu setiap fasenya.

Page 22: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

31

6 Kelainan Organ Reproduksi Manusia

Gambar 2.9 penyakit klamidia

Kelainan organ reproduksi manusia

terdiri dari HIV (Human

Immunodeficiency Virus) , Gonore

(Neiserria gonorrhoeae), Sifilis

(Treponema pallidum), Herpes

genital (Herpes simplex), Klamidia

(Chlamidia trachomatis).

5. Alat Kontrasepsi

Gambar 2.10 macam – macam

kontrasepsi dan mekanismenya

Kontrasepsi terdiri dari kontrasepsi

permanen dan kontrasepsi tidak

permanen. Kontrasepsi permanen

terdiri dari vasektomi dan tubektomi,

dan kontrasepsi tidak permanen

terdiri dari kondom, pil, suntikan,

susuk KB, spons, IUD, dan

diafragma. Masing-masing alat

kontrasepsi memiliki sisi keuntungan

dan kerugian dalam pemakaiannya.

(Sumber: Nurhayati, 2008: 426 ; Campbell, 2004: 156)

Page 23: BAB II PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BERBASIS WEB …a-research.upi.edu/operator/upload/s_bio_0704452_chapter2x.pdfpembawaan, ditentukan oleh sifat-sifat dan ciri-ciri yang dibawa sejak

32

D. Penelitian Yang Relevan

Tabel 2.4 Penelitian-penelitian yang relevan

No Nama Tahun Judul Fokus

1 Angriana

Toruan

2006 Pengaruh E-learning Terhadap

Penguasaan Konsep dan

Kemampuan Berpikir Kritis

Siswa Pada Konsep Sistem

Imun di SMA

Pengaruh E-learning pada

penguasaan konsep dan

berpikir kritis siwa

2 Abdul

Wadud

2005 Pengaruh E-learning Terhadap

Hasil Belajar Siswa Pada

Konsep Sistem Reproduksi

Manusia

Pengaruh e-learningdalam

meningkatkan hasil belajar

siswa pada konsep sistem

reproduksi manusia

3 Rissa

Trisnawaty

2006 Pengaruh E-learning Terhadap

Penguasaan Konsep dan

Keterampilan Proses Sains

Siswa Pada Konsep Sistem

Eksresi di SMA

Pengaruh e-learning

terhadap penguasaan

konsep dan KPS siswa

4 Dety

Hidayati

2005 Pengaruh E-learning terhadap

kemampuan berpikir kritis

siwa SMA pada konsep

Pencemaran lingkungan

Pengaruh E-learning

terhadap kemampuan

berpikir kritis