struktur anatomi dan kualitas serat lima jenis … · data hasil pengamatan sifat anatomi ini di-...

12
Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294 ISSN: 0216-4329 Terakreditasi No.: 443/AU2/P2MI-LIPI/08/2012 STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS KAYU ANDALAN SETEMPAT ASAL CARITA BANTEN (Anatomical Properties and Fibre Quality of Five Locally Potential Wood Species from Carita, Banten) Sri Rulliaty Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Telp (0251) 8633378, Fax (0251) 8633413 e-mail: [email protected] 15 Juli 2013, Disetujui 11 November 2013 Diterima ABSTRACT Recently, the supply of commercial wood species was decreased significantly. The utilization of lesser known wood species is one of possible solution to improve log supply. This paper studies the anatomical properties and its fiber quality of five locally potential wood species from Carita, Banten, for utilization purposes. The anatomical properties were examined according to the IAWA List of microscopic features, while fiber qualities were examined based on its quality for pulp and paper. The main anatomical characteristics are: pangsor ( Reinw.) heartwood is white-straw to pale yellow, parenchyma bands and prismatics crystals present in upright cells and chambered axial parenchyma cells; jengkol ( Kosterm heartwood is creamy with parenchyma vascicentric; petai ( Hassk. heartwood is yellow whitish, parenchyma are vascicentric, aliform, and confluen; manii ( Engl. heartwood is yellow brownish, parenchymas are scanty paratracheal to confluen; balsa ( (Cav.ex. Lamk) Urban) heartwood is creamy whitish with axial parenchyma apotrachea diffuse. Fibre quality of those five wood species are classified into quality class I. Based on the fibre quality and for other alternative uses, the five locally potential wood are highly recommended for its intensive cultivation. Keywords: Anatomical properties, fibre quality, pangsor, jengkol, petai, manii, balsa Ficus fistulosa Pithecellobium rosulatum Parkia speciosa Maesopsis emini Ochroma pyramidale Ficus fistulosa Pithecellobium rosulatum Parkia speciosa Maesopsis emini Ochroma pyramidale ) ) ) Pasokan jenis kayu komersial saat ini semakin berkurang. Penggunaan jenis kayu kurang dikenal, ter- utama kayu-kayu yang menjadi andalan secara lokal (kayu andalan setempat) merupakan salah satu ke- mungkinan untuk meningkatkan pasokan kayu perdagangan. Tulisan ini mempelajari sifat anatomi dan kualitas serat lima jenis kayu andalan setempat dari Carita, Banten. Struktur anatomi diamati ber- dasarkan daftar ciri mikroskopik kayu daun lebar, IAWA, sedangkan kualitas serat dianalisa berdasarkan kualitasnya untuk pulp dan kertas. Ciri utama struktur anatominya adalah sebagai berikut: kayu pangsor ( Reinw.) memiliki kayu teras warna putih jerami sampai kuning pucat, parenkim pita, dan kristal primatik dijumpai dalam sel tegak dan dalam parenkim aksial tak berbilik: kayu jengkol ( Kosterm) berwarna putih krem, parenkim vaskisentrik; kayu petai ( Hassk.) berwarna putih kekuningan, dan parenkimnya aksial paratrakea vaskisentrik, aliform, konfluen; kayu manii ( Engl.) berwarna berwarna kuning kecoklatan hingga kuning agak coklat tua, parenkimnya paratrakea sepihak hingga konfluen; kayu balsa ( (Cav.ex. Lamk) Urban) berwarna putih krem, parenkimnya aksial apotrakea tersebar. Kualitas serat kelima jenis kayu yang diteliti diklasifikasikan ke dalam kualitas I. Berdasarkan kualitas serat dan kemungkinan penggunaannya kelima jenis kayu tersebut direkomendasikan untuk dibudidayakan secara intensif. Kata kunci : Anatomi kayu, kualitas serat, pangsor, jengkol, petai, manii, balsa ABSTRAK 283

Upload: truongphuc

Post on 04-Mar-2019

261 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

ISSN: 0216-4329 Terakreditasi

No.: 443/AU2/P2MI-LIPI/08/2012

STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS KAYUANDALAN SETEMPAT ASAL CARITA BANTEN

(Anatomical Properties and Fibre Quality of Five Locally Potential WoodSpecies from Carita, Banten)

Sri Rulliaty

Pusat Penelitian dan Pengembangan Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan Hasil Hutan

Jl. Gunung Batu No. 5, Bogor 16610, Telp (0251) 8633378, Fax (0251) 8633413

e-mail: [email protected]

15 Juli 2013, Disetujui 11 November 2013Diterima

ABSTRACT

Recently, the supply of commercial wood species was decreased significantly. The utilization of lesser known woodspecies is one of possible solution to improve log supply. This paper studies the anatomical properties and its fiber quality offive locally potential wood species from Carita, Banten, for utilization purposes. The anatomical properties were examinedaccording to the IAWA List of microscopic features, while fiber qualities were examined based on its quality for pulp andpaper. The main anatomical characteristics are: pangsor ( Reinw.) heartwood is white-straw to pale yellow,parenchyma bands and prismatics crystals present in upright cells and chambered axial parenchyma cells; jengkol( Kosterm heartwood is creamy with parenchyma vascicentric; petai (Hassk. heartwood is yellow whitish, parenchyma are vascicentric, aliform, and confluen; manii (Engl. heartwood is yellow brownish, parenchymas are scanty paratracheal to confluen; balsa ((Cav.ex. Lamk) Urban) heartwood is creamy whitish with axial parenchyma apotrachea diffuse. Fibre quality of thosefive wood species are classified into quality class I. Based on the fibre quality and for other alternative uses, the five locallypotential wood are highly recommended for its intensive cultivation.

Keywords: Anatomical properties, fibre quality, pangsor, jengkol, petai, manii, balsa

Ficus fistulosa

Pithecellobium rosulatum Parkia speciosa

Maesopsis eminiOchroma pyramidale

Ficus fistulosa

Pithecellobium rosulatum Parkia speciosa

Maesopsis emini

Ochroma pyramidale

)

)

)

Pasokan jenis kayu komersial saat ini semakin berkurang. Penggunaan jenis kayu kurang dikenal, ter-

utama kayu-kayu yang menjadi andalan secara lokal (kayu andalan setempat) merupakan salah satu ke-

mungkinan untuk meningkatkan pasokan kayu perdagangan. Tulisan ini mempelajari sifat anatomi dan

kualitas serat lima jenis kayu andalan setempat dari Carita, Banten. Struktur anatomi diamati ber-

dasarkan daftar ciri mikroskopik kayu daun lebar, IAWA, sedangkan kualitas serat dianalisa berdasarkan

kualitasnya untuk pulp dan kertas. Ciri utama struktur anatominya adalah sebagai berikut: kayu pangsor

( Reinw.) memiliki kayu teras warna putih jerami sampai kuning pucat, parenkim pita, dan

kristal primatik dijumpai dalam sel tegak dan dalam parenkim aksial tak berbilik: kayu jengkol

( Kosterm) berwarna putih krem, parenkim vaskisentrik; kayu petai (

Hassk.) berwarna putih kekuningan, dan parenkimnya aksial paratrakea vaskisentrik, aliform, konfluen;

kayu manii ( Engl.) berwarna berwarna kuning kecoklatan hingga kuning agak coklat tua,

parenkimnya paratrakea sepihak hingga konfluen; kayu balsa ( (Cav.ex. Lamk) Urban)

berwarna putih krem, parenkimnya aksial apotrakea tersebar. Kualitas serat kelima jenis kayu yang

diteliti diklasifikasikan ke dalam kualitas I. Berdasarkan kualitas serat dan kemungkinan penggunaannya

kelima jenis kayu tersebut direkomendasikan untuk dibudidayakan secara intensif.

Kata kunci : Anatomi kayu, kualitas serat, pangsor, jengkol, petai, manii, balsa

ABSTRAK

283

Page 2: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

I. PENDAHULUAN

lesser known species

database

Xylarium Bogoriense

Pasokan jenis kayu komersial dari hutan alam

saat ini telah semakin berkurang, sehingga

memerlukan pasokan dari sumber alternatif.

Penggunaan jenis kayu kurang dikenal, atau umum

disebut di Indonesia, terutama

untuk kayu-kayu yang menjadi andalan lokal (kayu

andalan setempat) semakin banyak, terutama

jenis-jenis kayu yang dianggap memiliki kesamaan

baik profil maupun sifat dengan kayu

perdagangan. Kurang lebih 4.000 spesies kayu

terdapat di Indonesia. Menurut Mandang dan

Pandit (2002), hanya 400 spesies yang telah

dikenal dalam perdagangan dan telah memiliki

nama dagang yang spesifik.

Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di-

gunakan untuk melengkapi struktur ana-

tomi kayu dan kunci identifikasi kayu yang sudah

tercantum dalam 1915 Pusat

Litbang Keteknikan Kehutanan dan Pengolahan

Hasil Hutan, dengan harapan agar semakin mudah

dan cepat ketika digunakan dalam identifikasi.

Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari struktur

anatomi lima jenis kayu andalan Carita, Banten

untuk identifikasi dan untuk meningkatkan

informasi kualitas serat serta evaluasi kemung-

kinan penggunaannya yang sesuai.

Penelitian dilaksanakan pada tahun 2011. Lima

jenis kayu dikumpulkan dari kawasan hutan Desa

Kawoyang, Carita, Banten. Penentuan jenis

dilakukan di kelompok peneliti Botani, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Konservasi dan

Rehabilitasi Bogor, dari herbarium bagian pohon

yang dikumpulkan yaitu daun, bunga, dan buah.

Pengamatan struktur anatomi dan pengukuran

dimensi serat dilakukan di Laboratorium Anatomi

Tumbuhan, Pusat Litbang Keteknikan Kehutanan

dan Pengolahan Hasil Hutan, Bogor.

Bahan baku yang digunakan adalah lima jenis

kayu yang diteliti kemudian disimpan pada koleksi

Xylarium Bogoriensis 1915, dengan nomor

koleksi seperti tertera pada Tabel 1. Nama jenis

kayu merupakan hasil identifikasi berdasarkan

daun, bunga, dan buah, sedangkan data kelas awet

dan kelas kuatnya berdasarkan Oey (1990)

II. BAHAN DAN METODE

A. Lokasi

B. Bahan dan Alat

.

284

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

Tabel 1. Jenis kayu yang diteliti dan dikoleksi dari Carita, BantenTable 1. Wood collected and examined from Carita, BantenNo. Koleksi

(Collectionnumber)

Nama lokal

(Local name)Nama ilmiah

(Scientific name)Suku

(Family )

K. Awet

(Durabilityclasses)

K. Kuat

(Strengthclasses)

34359 Pangsor Ficus fistulosa Reinw. Moraceae V III

34360 Jengkol Pithecellobium rosulatum Kosterm Mimosaceae III-(II) II

34361 Petai Parkia speciosa Hassk. Mimosaceae V III-IV

34362 Manii Maesopsis emini Engl. Rhamnaceae IV III

34363 Balsa Ochroma pyramidale (Cav.ex.

Lamk) Urban

Bombacaceae V V

Sumber : Oey (1990)

Kelima jenis kayu tersebut masing-masing

diwakili oleh satu batang pohon. Sampel uji

berupa (cakram/piringan) dengan ketebalan

5 cm, diambil dari bagian pangkal, tengah, dan

ujung pada bagian ketinggian bebas cabang.

Bahan kimia yang digunakan, antara lain: alkohol

dengan konsentrasi 30%, 50%, 70%, 90%, dan

absolut (96,5%) serta safranin, toluen, entelan,

H O 35%, dan asam asetat glasial 60%. Peralatan

disk

2 2

yang digunakan yaitu mikrotom geser, ,

gelas obyek, gelas penutup , , dan

mikroskop.

Contoh kayu untuk preparat sayatan diambil

dari bagian teras pada bagian pangkal batang.

Bagian teras merupakan bagian batang yang

umumnya berwarna lebih gelap, bila kayu

petri dish, cutter loupe

C. Prosedur Kerja

Page 3: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

285

Struktur Anatomi dan Kualitas Serat Lima Jenis Kayu Andalan Setempat asal Carita Banten (Sri Rulliaty)

mempunyai warna yang sama antara bagian teras

dan gubal, maka contoh uji diambil dari bagian

jari-jari batang dibagi 2. Pengamatan struktur

anatomi meliputi ciri makroskopis dan ciri

mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis

diamati pada contoh kayu yang telah diketam

permukaannya meliputi warna, corak, tekstur,

arah serat, kilap, kesan raba, kekerasan dan bau.

Permukaan lintang kayu kemudian difoto

menggunakan mikroskop makro yang dilengkapi

kamera digital.

Penelitian struktur anatomi kayu dilakukan tiga

tahap: 1) pembuatan preparat, 2) pengamatan dan

pengukuran, serta 3) pembuatan foto mikroskopis

dari ketiga penampang yang telah dibuat. Contoh

kayu yang akan dibuat preparat dilunakkan

terlebih dahulu, kemudian disayat menggunakan

mikrotom geser dengan ketebalan 18-25 mikron.

Sayatan yang dibuat meliputi penampang lintang,

radial, dan tangensial kemudian didehidrasi dan

diwarnai menurut metode Sass (1966). Beberapa

sayatan yang baik dipilih dan dihilangkan

kandungan airnya berturut-turut menggunakan

alkohol 90% , 70%, 50%, dan 30%. Selanjutnya

sayatan diwarnai dengan safranin dan kembali di

dehidrasi menggunakan alkohol 30%, 50%, 70%,

90%, dan absolute (96,5%), kemudian dibening-

kan dengan cara merendamnya beberapa saat ber-

turut-turut dalam karboxylol dan toluene. Se-

sudah itu sayatan direkat dengan entelan di atas

gelasobyekkemudianditutupdengangelaspenutup.

Preparat maserasi dibuat dengan meng-

gunakan metode Franklin seperti disitir dalam

Rulliaty (1994). Serpihan-serpihan contoh kayu

sebesar batang korek api dimasukkan ke dalam

tabung reaksi yang berisi larutan hidrogen

peroksida 35% dan asam asetat glasial 60%

dengan perbandingan 1 : 1, kemudian dipanaskan

di dalam dengan temperatur 60°C. Serat

yang sudah terpisah dicuci bersih dengan air kran

beberapa kali hingga bebas asam, lalu diwarnai

dengan safranin. Serat yang sudah diwarnai

dimuat dalam gelas obyek yang sudah ditetesi

gliserin. Serat disebarkan merata lalu ditutup

dengan gelas penutup dan siap diukur. Panjang

dan diameter serat serta diameter lumen diukur

menggunakan mikroskop dan filar mikrometer.

Preparat mikrotom dan maserasi kemudian difoto

menggunakan mikroskop yang dilengkapi kamera

digital dengan perbesaran tertentu.

Ciri anatomi kayu yang diamati meliputi ciri-

waterbath

ciri yang dianjurkan oleh Komite

(Wheeler ., 1989).

Ciri kuantitatif diamati 10-30 kali per contoh

tergantung pada ragam ciri yang diamati: 1)

diameter pembuluh, n = 25; 2) frekuensi

pembuluh per-mm n = 10; 3) frekuensi jari-jari, n

= 10; 4) tinggi jari-jari, n = 25; 5) panjang serat n =

30; 6) diameter serat dan tebal dinding, masing-

masing n = 15.

Kualitas serat dinilai berdasarkan kriteria yang

dibuat oleh Rachman dan Siagian (1976),

menggunakan rumus sebagai berikut:

.

Sinonim: Merr., Benth.,

Merr.

Nama daerah lainnya: beunying (sunda), kujajing

(Kalimantan), wilada (Jawa).

: kayu teras berwarna putih jerami hingga

kuning muda, susah dibedakan dari gubal yang

berwarna sama atau berwarna lebih muda. :

polos kadang beralur pada bidang radial karena

gambaran jari-jari yang lebar. : agak kasar

dan tidak merata. : agak berpadu. :

kusam. : agak licin. : agak

keras.

tidak jelas (ciri 2).

baur (ciri 5), hampir seluruhnya soliter (ciri 9).

Diameter 100-200 mikron (ciri 42); frekuensi per-

mm sekitar 5 atau kurang (ciri 46). Bidang

perforasi sederhana (ciri 13). antar

pembuluh selang-seling (ciri 22), ukurannya

InternasionalAssociation of Wood Anatomist et al

Ficus grandidens F. harlandiiF. rubrovenia

Ceruk

2,

2

1. Bilangan Runkel = 2w/l

2. Daya tenun = L/d

3. Perbandingan fleksibilitas = l/d

4. Koefisien kekakuan = w/d

5. Perbandingan Muhlstep = (d -l ) x 100 %

d

Dimana:

L = Panjang serat

d = Diameter serat

l = Diameter lumen

w = Tebal dinding

2 2

2

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Struktur Anatomi dan Identifikasi

1. Pangsor ( Reinw. ex Blume)- Moraceae

Ciri Umum

Ciri Anatomi

Ficus fistulosa

Warna

Corak

Tekstur

Arah serat Kilap

Kesan raba Kekerasan

Lingkaran tumbuh: Pembuluh:

Page 4: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

286

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

sedang > 7-10 mikron (ciri 26). Ceruk antar

pembuluh dan jari-jari ada tiga tipe, pertama

dengan halaman yang jelas, serupa dalam ukuran

dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh (ciri

30), dengan halaman yang sempit sampai

sederhana: ceruk bundar atau bersudut (ciri 31)

serta dengan halaman sempit sampai sederhana,

ceruk horisontal atau vertikal (ciri 32) dan ini yang

paling sering ditemukan. pita (ciri 85),

panjang 3-4 sel per-untai (ciri 92). lebar

jari-jari 1-3 seri (ciri 97), dan yang paling sering

ditemukan jari-jari lebar umumnya 4-10 seri (ciri

98), komposisi seluruhnya sel baring (ciri 104)

Parenkim:

Jari-jari:

atau dengan 1 jalur sel tegak atau sel bujursangkar

marjinal (ciri 106), dan yang paling sering

ditemukan dengan 2-4 jalur sel tegak atau sel bujur

sangkar marjinal (ciri 107). Frekuensi jari-jari > 4-

12 per mm (ciri 115). jaringan serat dasar

dengan ceruk sederhana sampai berhalaman

sangat kecil (ciri 61), umumnya tanpa sekat (ciri

66). Dinding tipis sampai tebal (ciri 69).

kristal primatik dijumpai (ciri 136)

dalam sel tegak (ciri 137), dan dalam parenkim

aksial tak berbilik (ciri 141).

Gambar struktur anatomi kayu

disajikan pada Gambar 1 a, b, c, d berikut:.

Serat:

Inklusi

material:

Ficus fistulosa

Gambar ( ) 1. Pangsor ( Reinw. ex Blume)Figure Ficus fistulosaTransversal section (x), macroscopicallyTransversal section (x), microscopically)

Radial section, RTangential section, T)

a. Penampang melintang (x) makroskopis ( )

b. Penampang melintang (x) mikroskopis (

c. Penampang radial ( )

d. Penampang tangensial (

Page 5: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

287

2. Jengkol (Mimosaceae

Ciri Umum

Ciri Anatomi

Pithecellobium rosulatumKosterm.) -Sinonim: (Kosterm.) I.C. Nielsen

: kayu teras berwarna putih krem, sukar

dibedakan dari gubal yang berwarna sama. :

umumnya polos, pada bidang tangensial beralur

dengan warna lebih tua karena perbedaan

kepadatan jaringan. : agak halus dan

merata. : lurus hingga berpadu. :

agak mengkilap. : kesat. :

agak keras. : bau khas pada waktu kayu masih

segar.

: tidak jelas (ciri 2). :

baur (ciri 5); hampir seluruhnya soliter (ciri 9), ada

yang berganda radial hingga tiga sel; diameter 50 -

100 mikron (ciri 41); frekuensi 5 sel/mm atau

kurang (ciri 46). Bidang perforasi sederhana (ciri

Albizia rosulata

Warna

Corak

Tekstur

Arah serat Kilap

Kesan raba Kekerasan

Bau

Lingkaran tumbuh Pembuluh

2

13); ceruk antar pembuluh selang-seling (ciri 22),

berukuran kecil > 4-7 mikron (ciri 25). Ceruk

antar pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang

jelas, serupa dalam ukuran dan bentuk dengan

ceruk antar pembuluh (ciri 30). : aksial

paratrakea jarang (ciri 78), vaskisentrik (ciri 79),

dua sel per untai (ciri 91). : seluruhnya 1

seri (ciri 96), dijumpai, juga 1-3 seri (ciri 97).

Komposisi sel jari-jari seluruhnya sel baring (ciri

104), frekuensi jari-jari >4-12 per mm (ciri 115).

: jaringan serat dasar dengan ceruk sederhana

sampai berhalaman sangat kecil (ciri 61), dinding

serat tipis sampai tebal (ciri 69), dijumpai serat

bersekat (ciri 65), juga serat tanpa sekat (ciri 66).

Tidak ditemukan adanya inklusi material maupun

ciri lain.

Gambar struktur anatomi kayu

disajikan pada Gambar 2 a, b, c, d

berikut:

Parenkim

Jari-jari

Serat

Pithecellobiumrosulatum

Gambar ( ) 2. Jengkol (Figure Pithecellobium rosulatum Kosterm.)a. Penampang melintang (x) makroskopis (

b. Penampang melintang (x) mikroskopis (

c. Penampang radial (

d. Penampang tangensial (

Transversal section (x), macroscopically)Transversal section (x), microscopically)

Radial section, R)Tangential section, T)

Struktur Anatomi dan Kualitas Serat Lima Jenis Kayu Andalan Setempat asal Carita Banten (Sri Rulliaty)

Page 6: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

288

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

3. Petai( Hassk.)-Mimosaceae

Ciri Umum

ParkiaspeciosaSinonim: Elmer

Nama daerah lainnya: pete (jawa), peuteuy (sunda)

: kayu berwarna kekuningan, bagian kayu

gubalnya lebih muda. : polos. : agak

halus dan tidak merata. : lurus sampai

berpadu. : mengkilap. : agak

kesat. : agak keras. : bau khusus

pada waktu segar.

Ciri Anatomi

: batas lingkar tumbuh jelas

(ciri 1). semi tata lingkar (ciri 4); soliter

dan bergabung sampai dengan 4 sel (ciri 10).

Bidang perforasi sederhana (ciri 13). Diameter

berkisar antara 50-100 mikron (ciri 41) dan 100-

200 mikron (ciri 42); frekuensi 5 buah/mm atau

kurang (ciri 46). Ceruk antar pembuluh selang-

Parkia harbesonii .

Warna

Corak Tekstur

Arah serat

Kilap Kesan raba

Kekerasan Bau

Lingkaran tumbuh

Pembuluh:

2

seling dan berukuran sedang (ciri 22 dan 26);

ceruk berumbai (ciri 29); ceruk antar pembuluh

dan jari-jari dengan halaman yang jelas; serupa

dalam ukuran dan bentuk dengan ceruk antar

pembuluh (ciri 30). : aksial paratrakea

vaskisentrik, aliform, konfluen (ciri 79, 80, 83).

Panjang untai sel parenkim umumnya 2 sel per-

untai (ciri 91). : 1-3 seri (ciri 97), jari-jari

lebar umumnya 4-10 seri (ciri 98). Komposisi sel

jari-jari umumnya seluruhnya sel baring (ciri 104)

kadang dengan 1 jalur sel tegak dan atau sel bujur

sangkar (marjinal). : jaringan serat dasar de-

ngan ceruk berhalaman yang jelas (ciri 62). Serat

tanpa sekat dijumpai (ciri 66), dinding serat tipis

sampai tebal (ciri 69). Kristal prismatik dijumpai

(ciri 136), dalam parenkim aksial berbilik (ciri 142).

Gambar struktur anatomi kayu

disajikan pada Gambar 3 a, b, c, d berikut

Parenkim

Jari-jari

Serat

Parkia speciosa:

Gambar ( ) 3. Petai ( Hassk.)Figure Parkia speciosaa. Penampang melintang (x) makroskopis (

b. Penampang melintang (x) mikroskopis (

c. Penampang radial (

d. Penampang tangensial (

Transversal section (x), macroscopically)Transversal section (x), microscopically)

Radial section, R)Tangential section, T)

Page 7: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

289

4. Manii( Engl.)-Rhamnaceae

Ciri umum

Ciri Anatomi

MaesopsiseminiiSinonim: tidak ada

Nama daerah lainnya: kayu afrika

: kayu teras berwarna kuning kecoklatan

hingga kuning agak coklat tua, bagian gubalnya

putih krem. : berupa garis-garis agak hitam

pada penampang tangensial karena adanya

perbedaan kepadatan jaringan. : agak halus

dan tidak merata. : berpadu. :

permukaan kayu kusam. : agak kesat.

: agak keras.

tidak jelas (ciri 2).

semi tata lingkar (ciri 4); bidang perforasi

sederhana (ciri 13); diameter sekitar 50-100 µm,

frekuensi 5 buah/mm atau kurang (ciri 41 dan

46). Terdapat endapan dalam pembuluh (ciri 58).

Warna

Corak

Tekstur

Arah serat Kilap

Kesan raba

Kekerasan

Lingkaran tumbuh: Pembuluh:

2

Ceruk antar pembuluh selang-seling dan

berukuran kecil (ciri 22 dan 25). Percerukan

pembuluh dan jari-jari dengan halaman yang

sempit sampai sederhana, bundar atau bersudut

(ciri 31). paratrakea sepihak hingga

konfluen (ciri 83 dan 84), 3-8 sel per untai (ciri 92-

93). besar, umumnya 4-10 seri (ciri 98),

komposisi sel jari-jari dengan 1 jalur sel tegak

atau sel bujur sangkar (marginal) (ciri 106).

Terdapat jari-jari agregat (ciri 110). serat

bersekat ditemui (ciri 65). Ceruk dengan halaman

yang jelas (ciri 62). Dinding serat tipis sampai tebal

(ciri 69). Terdapat penebalan ulir pada jaringan

serat dasar (ciri 64). : kristal

prismatik tidak dijumpai. : terdapat sel

ubin (ciri 111).

Gambar struktur anatomi kayu

disajikan pada Gambar 4 a, b, c, d berikut:

Parenkim:

Jari-jari

Serat:

Inklusi mineral

Ciri lain

Maesopsiseminii

Gambar ( ) 4. Manii ( Engl.)Figure Maesopsis eminiia. Penampang melintang (x) makroskopis (

b. Penampang melintang (x) mikroskopis (

c. Penampang radial (

d. Penampang tangensial (

Transversal section (x), macroscopically)Transversal section (x), microscopically)

Radial section, R)Tangential section, T)

Struktur Anatomi dan Kualitas Serat Lima Jenis Kayu Andalan Setempat asal Carita Banten (Sri Rulliaty)

Page 8: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

290

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

5. Balsa (- Bombacaceae

Ciri Umum

Ciri Anatomi

Ochroma pyramidale (Cav. ex.Lamk) Urban)

Sinonim: Rowlee, .

Rowlee, . Sw

Nama daerah lainnya: tidak ada

: kayu teras dan gubal berwarna sama putih

krem. : polos. : agak halus dan

merata. : lurus dan agak berpadu. :

kusam. : agak kesat. : lunak.

tidak jelas (ciri 2).

baur (ciri 5), bidang perforasi sederhana (ciri 13),

diameter berkisar antara 100-200 µm, frekuensi 5

buah/mm atau kurang (ciri 42 dan 46). Ceruk

antar pembuluh selang seling (ciri 22) dengan

bentuk bersegi banyak (ciri 23), berukuran kecil >

Ochroma bicolor O grandifloraO lagopus arkia.

Warna

Corak Tekstur

Arah serat Kilap

Kesan raba Kekerasan

Lingkaran tumbuh: Pembuluh:

2

4-7 mikron (ciri 25). Percerukan pembuluh dan

jari-jari dengan halaman yang jelas, serupa dalam

ukuran dan bentuk dengan ceruk antar pembuluh

(ciri 30), serta dengan halaman yang sempit

sampai sederhana, bundar atau bersudut (ciri 31).

aksial apotrakea tersebar (ciri 76), aksial

paratrakea jarang (ciri 78), 3-4 sel per untai (ciri

92) sampai delapan (5-8) sel peruntai (ciri 93).

: 1-3 seri (ciri 97), jari-jari lebar umumnya > 4-

10 seri (ciri 98). Komposisi jari-jari dengan 2-4

jalur sel tegak atau sel bujur sangkar (marjinal) (ciri

107), sel seludang dijumpai (ciri 110). serat

bersekat dijumpai (ciri 65), dinding serat sangat

tipis (ciri 68).

Gambar struktur anatomi kayu

disajikan pada Gambar 5 a, b, c, d

berikut:

Parenkim:

Jari-

jari

Serat:

Ochromapyramidale

Gambar ( ) 5. Balsa (Figure Ochroma pyramidale (Cav. ex. Lamk) Urban)a. Penampang melintang (x) makroskopis (

b. Penampang melintang (x) mikroskopis (

c. Penampang radial (

d. Penampang tangensial (

Transversal section (x), macroscopically)Transversal section (x), microscopically)

Radial section, R)Tangential section,T)

Page 9: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

291

Rangkuman ciri umum dan ciri anatomi

disajikan pada Tabel 2. Untuk menyesuaikan

dengan format data base yang ada dalam

1915, penulisan ciriXylarium Bogoriense

menggunakan kode dalam Daftar IAWA 1989,

sehingga lebih memudahkan dalam melakukan

identifikasi menggunakan komputer hingga

tingkat marga.

Tabel 2. Daftar ciri makroskopis dan mikroskopis kayu yang ditelitiTable 2. List of macroscopic and microscopic characteristics of examined wood

Nama daerah

(Local names)Pangsor Jengkol Petai Manii Balsa

Ciri (Characteristics) Kodifikasi sesuai IAWA List, 1989

(Codification according IAWA List, 1989)

Ciri umum

(Generalcharacteristics)

Warna: kayu

teras putih

jerami hingga

kuning muda,

susah

dibedakan dari

gubalnya.

Corak : polos

kadang beralur

pada bidang

radial. Tekstur:

agak kasar dan

tidak merata.

Arah serat :

agak berpadu.

Kilap : kusam.

Kesan raba:

agak licin.

Kekerasan:

agak keras.

Bau: tidak ada

bau khusus.

Warna: kayu teras

putih krem, susah

dibedakan dari

gubalnya. Corak:

umumnya polos,

pada bidang

tangensial beralur

dengan warna

lebih tua. Tekstur:

agak halus dan

merata. Arah

serat: lurus hingga

berpadu. Kilap:

agak mengkilap.

Kesan raba: kesat.

Kekerasan: agak

keras. Bau: bau

khas pada waktu

kayu masih segar.

Warna: kayu

teras

kekuningan,

gubal

mempunyai

warna lebih

muda. Corak:

polos. Tekstur:

agak halus dan

tidak merata.

Arah serat: lurus

sampai berpadu.

Kilap: agak

mengkilap.

Kesan raba: agak

kesat. Kekerasan:

agak keras. Bau:

bau khusus pada

waktu segar

Warna: kayu

teras kuning

kecoklatan

sampai kuning

agak coklat tua,

kayu gubal

putih krem.

Corak: berupa

garis-garis agak

hitam di bidang

tangensial.

Tekstur: agak

halus dan tidak

merata. Arah

serat: berpadu.

Kilap: kusam.

Kesan raba:

agak kesat.

Kekerasan: agak

keras. Bau: tidak

ada bau khusus.

Warna: teras dan

gubal berwarna

sama (putih

krem). Corak:

polos. Tekstur:

agak halus dan

merata. Arah

serat: lurus dan

agak berpadu.

Kilap: kusam.

Kesan raba:

agak kesat

Kekerasan:

lunak. Bau: tidak

ada bau khas.

Lingkar tumbuh

(Growth rings)2 2 1 2 2

Pembuluh

(Vessels)5, 9, 13, 22,

26, 30, 31, 32,

42, 46

5, 9, 13, 22, 25,

30, 41, 46

4, 10, 13, 22, 26,

29, 30, 41, 42, 46

4, 13, 22, 25, 31,

41, 46, 58

5, 13, 22, 23, 25,

30, 31, 42, 46

Parenkim

(Parenchyma)85, 92, 78, 79, 91 79, 80, 83, 91 83, 84, 92, 93 76, 78, 92, 93

Jari-jari

(Rays)97, 98, 104,

106, 107, 115

96, 97, 104, 115 98, 98, 104 98, 106, 110 97, 98, 107, 110

Serat (Fibers) 61, 66, 69 61, 65, 66,69 62, 66, 69 62, 64, 65, 69 65, 68

Ciri lain (Otherscharacteristics)

136, 137, 141 136, 142 111

Struktur Anatomi dan Kualitas Serat Lima Jenis Kayu Andalan Setempat asal Carita Banten (Sri Rulliaty)

Page 10: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

292

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

-

Secara makroskopis kayu balsa lebih mudah

dibedakan dari jenis kayu lainnya yang diamati,

karena balsa mempunyai kayu yang berwarna

putih dan sangat lunak sehingga dalam

pemanfaatannya sering digunakan untuk

kerajinan . Jenis kayu manii memiliki

kayu teras yang berwarna kuning agak coklat tua

serta corak garis agak hitam pada bidang

tangensial sehingga seringkali diminati untuk

bahan baku mebeler. Arah serat jenis kayu

pangsor dan manii agak berpadu sehingga perlu

hati-hati dalam pengolahan maupun pe

ngerjaannya.

Secara mikroskopis umumnya jenis kayu yang

termasuk suku Leguminosae mempunyai

parenkim yang mencolok, kayu jengkol memiliki

parenkim vaskisentrik, sedangkan kayu petai lebih

bervariasi mulai vaskisentrik, aliform hingga

konfluen, sehingga mudah dibedakan. Kayu

pangsor memiliki parenkim pita, dan terdapat

aeromodeling

kristal pada parenkim aksial berbilik. Kayu manii

mempunyai bentuk parenkim hampir sama

dengan kayu petai yaitu konfluen. Secara anatomis

keduanya dibedakan dengan adanya pori yang

lebih besar serta ceruk berumbai pada petai, serta

sel seludang dan sel ubin pada kayu manii. Balsa

mempunyai ciri khas selain makroskopis juga

adanya sel seludang pada jari-jari, dinding sel serat

sangat tipis, dan ceruk antar pembuluh sangat

tipis dan bersegi banyak.

Berdasarkan hasil pengukuran dan per-

hitungan dimensi serat maka dibuat Tabel 3. Pada

tabel tersebut tampak bahwa panjang serat kayu

yang diteliti berkisar antara 1,4 - 1,7 mm, dengan

ketebalan dinding serat sekitar 2 mikron, kayu

pangsor memiliki serat paling panjang, sedangkan

yang terpendek pada kayu balsa.

B. Kualitas Serat

Tabel 3. Rata-rata dimensi serat 5 jenis kayuTable 3. Fiber dimension averages of 5 wood species

Nama daerah

(Local name)Jenis kayu

(Wood species)Panjang

(Length,μm)

Diameter

(Diameter,μm)

Lumen

(Lumen,μm)

Tebal dinding

(Cell wallthickness, μm)

Pangsor Ficus fistulosa Reinw. 1768,1±150,5 30,1±4,2 26,0±4,1 2,0±0,4

Jengkol Pithecellobium rosulatumKosterm

1676,3±133,0 32,7±3,1 28,3±3,1 2,21±0,4

Petai Parkia speciosa Hassk. 1460,3±221,6 38,26±3,3 33,2±3,2 2,5±0,4

Manii Maesopsis emini Engl. 1606,3±116,6 39,4±3,2 34,2±3,1 2,6±0,4

Balsa Ochroma pyramidale Urban. 1419,4±140,5 40,6±4,7 35,7±4,6 2,5±0,5

Tabel 4. Nilai turunan dimensi dan kualitas seratTable 4. Fibers quality of wood examines and its derivates

Jenis

kayu

(Woodspecies)

Panjang

serat

(Fiberlength,µm)

Bilangan

Runkel

(Runkelratio)

Daya

tenun

(Feltingpoint)

Perbandingan

fleksibilitas

(Flexibilityratio)

Koefisien

kekakuan

(Coofesien ofrigidity )

Perbandingan

Muhlsteph

(Muhlstephratio)

Total

skor

(Totalscore)

Kelas

kualitas

(Qualityclass)

Pangsor 1768.1

(50)

0.15 58.74 0.86 0.07 25.39

(100.00) (50.00) (100.00) (100.00) (100.00) (500) I

Jengkol 1676.3

(50)

0.16 51.26 0.87 0.07 25.10

(100.00) (50.00) (100.00) (100.00) (100.00) (500) I

Petai 1460.3

(50)

0.15 38.13 0.87 0.07 24.86

(100.00) (25.00) (100.00) (100.00) (100.00) (475) I

Manii 1606.3

(50)

0.15 40.77 0.87 0.07 24.65

(100.00) (25.00) (100.00) (100.00) (100.00) (475) I

Balsa 1419.4

(50)

0.14 34.96 0.88 0.06 22.68

(100.00) (25.00) (100.00) (100.00) (100.00) (475) I

Keterangan ( ) : Angka dalam kurung adalah nilai turunan dimensi serat (

)

Remarks number in parentheses is the value ofderived fiber dimensions

Page 11: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

293

Hasil perhitungan nilai turunan dimensi serat

kelima jenis kayu yang diteliti disajikan dalam

Tabel 4. Kualitas serat kelima jenis kayu dalam

hubungannya sebagai bahan baku kertas

termasuk dalam kelas I, dimana kayu pangsor dan

jengkol memiliki total skor paling tinggi. Kelas

kualitas I menurut Rachman dan Siagian (1976)

adalah jenis kayu agak ringan sampai ringan

dengan dinding serat sangat tipis dan lumen

relatif lebar. Dalam pembuatan pulp serat akan

menggepeng seluruhnya dengan ikatan antar serat

dan tenunannya sangat kuat, sehingga lembaran

pulp yang dihasilkan mempunyai keteguhan

sobek, pecah dan tarik yang tinggi. Hal ini

tentunya hanya gambaran awal dan memerlukan

pengamatan lebih lanjut dalam pengolahan pulp

nya.

Kayu pangsor, jengkol dan petai baik sebagai

bahan baku serat, selain kayunya yang berwarna

cerah juga hasil perhitungan nilai turunan dimensi

seratnya memberikan prediksi kualitas kertas yang

akan dihasilkan.

Berdasarkan kelas kuatnya (Tabel 1) kayu

jengkol, pangsor, dan manii kemungkinan dapat

digunakan untuk kayu konstruksi ringan, mebeler,

bahan kotak korek api, sedangkan kayu balsa

dapat dimanfaatkan untuk bahan baku mainan

anak, , penghambat panas dan alat

pelampung.

1. Warna kayu teras dari jenis kayu yang diteliti

hampir sama berkisar putih krem, putih jerami,

kecuali kayu manii kuning kecoklatan dan

bercorak garis-garis agak hitam. Arah serat

kayu manii berpadu, tidak seperti empat jenis

kayu lainnya yaitu lurus sampai agak berpadu.

Kekerasan kayu yang diamati umumnya sama

yaitu agak keras, kecuali kayu balsa lunak.

2. Ciri anatomi yang dimiliki kelima jenis kayu

berdasarkan kodifikasi IAWA dan dapat

dijadikan ciri pembeda diantara jenis kayu yang

diteliti adalah:

a. kayu manii mempunyai parenkim konfluen,

sel ubin dan sel seludang pada jari-jari

C. Prediksi Kegunaan

IV. KESIMPULAN

aeromodeling

b. kayu balsa mempunyai dinding sel serat

yang tipis, dan ceruk antar pembuluh

selang-seling bersegi banyak

c. kayu pangsor memiliki parenkim pita, dan

kristal pada parenkim aksial berbilik

d. kayu jengkol memi l ik i parenk im

vaskisentrik, walau jari-jari sama dengan

kayu pangsor yaitu seluruhnya sel baring

e. kayu petai memiliki parenkim vaskisentrik,

aliform dan konfluen, batas lingkar tumbuh

jelas, walau jari-jari sama dengan kayu

jengkol dan pangsor.

3. Kualitas serat kelima jenis kayu dalam

hubungannya sebagai bahan kertas termasuk

kelas I.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Usep Sudarji atas bantuannya dalam

pembuatan preparat sayatan dan Ibu Tutiana

dalam pembuatan preparat maserasi dan

pengukuran dimensi serat.

Mandang, Y.I. dan I.K. Pandit. 2002. Pedoman

identifikasi jenis kayu di lapangan. Yayasan

Prosea, Bogor dan Pusat Diklat Pegawai

SDM Kehutanan. Bogor. 194 hal.

Oey D.S. 1990. Berat jenis kayu Indonesia dan

pengertian berat jenisnya untuk keperluan

praktek. Pengumuman Nr.13, Pusat

Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.

Bogor.

Rachman, A.N. dan R.M. Siagian. 1976. Dimensi

serat jenis kayu Indonesia. Laporan No.75.

Lembaga Penelitian Hasil Hutan, Bogor.

Rulliaty, S. 1994. Wood quality indicators as

estimators of juvenile wood in mahogany

( King.) from Forest

Plantation in Sukabumi, West Java,

Indonesia. Unpublished Master's Thesis,

University of the Philippines at Los Banos,

College, Laguna. The Phillippines.

Sass, J.E. 1966. Botanical Microtehnique. The

IOWA State University Press. New York.

Ucapan Terima Kasih

DAFTAR PUSTAKA

Swietenia macrophylla

Struktur Anatomi dan Kualitas Serat Lima Jenis Kayu Andalan Setempat asal Carita Banten (Sri Rulliaty)

Page 12: STRUKTUR ANATOMI DAN KUALITAS SERAT LIMA JENIS … · Data hasil pengamatan sifat anatomi ini di- ... mikroskopis. Ciri umum atau ciri makroskopis diamati pada contoh kayu yang telah

294

Penelitian Hasil Hutan Vol. 31 No. 4, Desember 2013: 283-294

Wheeler, E.A., P. Baas and E.Gasson. 1989.

IAWA. List of microscopic features for

hardwood identification. IAWA Bulletin.

N.s. 10(3): 219-332.