abstrak akibat hukum likuidasi bank … · 2.3.3 ciri-ciri dan sifat hak tanggungan ... adanya bank...

56
i ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK TERHADAP SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN Dalam hal pemberian kredit selama ini bank mensyaratkan adanya jaminan, dan debitur selalu disarankan untuk selalu tepat waktu dalam pembayaran kreditnya. Namun apabila dalam perjalanan bank yang memberikan kredit tersebut mengalami likuidasi dikarena pengelolaan yang buruk dan kurangnya kehati-hatian pihak bank dan bukan karena kelalaian debitur, bagaimana akibat dan perlindungan hukumnya. Hal ini belum diatur secara tegas didalam UU Perbankan dan UU Hak Tanggungan, sehingga dalam rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah akibat hukum terhadap Sertifikat Hak Tanggungan dalam hal suatu bank dilikuidasi dan bagaiamanakah perlindungan hukum terhadap pemilik jaminan dalam hal adanya pelaksanaan eksekusi terhadap Sertifikat Hak Tanggungan pada bank yang dilikuidasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan pendekatan perundang-undangan, yang dikaitkan dengan pendekatan konsep dan pendekatan analisis. Pendekatan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penelitian tesis ini yaitu dengan mengkaji dan menganalisis Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Pendekatan konsep diterapkan untuk menemukan konsep akibat dari likuidasi bank terhadap akta pemberian hak tanggungan. Pendekatan analisis diterapkan untuk menganalisis makna pada istilah hukum yang terdapat dalam peraturan perundangan-undangan untuk dapat memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum likuidasi bank terhadap sertifikat hak tanggungan adalah apabila akta pemberian hak tanggungan sudah didaftarkan di kantor pertanahan dan telah terbit sertifikat hak tanggungan mempunyai kekuatan hukum mengikat dan memberikan kekuatan kepada kreditor untuk melakukan penyitaan terhadap debitor yang cidera janji, namun apabila dalam prosesnya terjadi likuidasi terhadap bank tersebut jaminan yang dijaminkan dengan akta pemberian hak tanggungan dapat dilelang atau kredinya di take over ke bank lain, dan apabila proses yang dijalankan semua sesuai dengan aturan perundang-undangan juga akan memberikan perlindungan hukum baik perlindungan hukum preventif dan represif. Kata-kata kunci : Akibat Hukum, Jaminan, Sertifikat Hak Tanggungan, dan Likuidasi

Upload: vukhue

Post on 07-Sep-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

i

ABSTRAK

AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK TERHADAP SERTIFIKAT HAK

TANGGUNGAN

Dalam hal pemberian kredit selama ini bank mensyaratkan adanya

jaminan, dan debitur selalu disarankan untuk selalu tepat waktu dalam

pembayaran kreditnya. Namun apabila dalam perjalanan bank yang memberikan

kredit tersebut mengalami likuidasi dikarena pengelolaan yang buruk dan

kurangnya kehati-hatian pihak bank dan bukan karena kelalaian debitur,

bagaimana akibat dan perlindungan hukumnya. Hal ini belum diatur secara tegas

didalam UU Perbankan dan UU Hak Tanggungan, sehingga dalam rumusan

masalah penelitian ini adalah bagaimanakah akibat hukum terhadap Sertifikat Hak

Tanggungan dalam hal suatu bank dilikuidasi dan bagaiamanakah perlindungan

hukum terhadap pemilik jaminan dalam hal adanya pelaksanaan eksekusi terhadap

Sertifikat Hak Tanggungan pada bank yang dilikuidasi.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan

pendekatan perundang-undangan, yang dikaitkan dengan pendekatan konsep dan

pendekatan analisis. Pendekatan perundang-undangan yang berkaitan dengan

permasalahan dalam penelitian tesis ini yaitu dengan mengkaji dan menganalisis

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Undang-Undang Nomor 4

Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan, dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun

2004 Tentang Lembaga Penjamin Simpanan. Pendekatan konsep diterapkan untuk

menemukan konsep akibat dari likuidasi bank terhadap akta pemberian hak

tanggungan. Pendekatan analisis diterapkan untuk menganalisis makna pada

istilah hukum yang terdapat dalam peraturan perundangan-undangan untuk dapat

memberikan perlindungan hukum bagi masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa akibat hukum likuidasi bank

terhadap sertifikat hak tanggungan adalah apabila akta pemberian hak tanggungan

sudah didaftarkan di kantor pertanahan dan telah terbit sertifikat hak tanggungan

mempunyai kekuatan hukum mengikat dan memberikan kekuatan kepada kreditor

untuk melakukan penyitaan terhadap debitor yang cidera janji, namun apabila

dalam prosesnya terjadi likuidasi terhadap bank tersebut jaminan yang dijaminkan

dengan akta pemberian hak tanggungan dapat dilelang atau kredinya di take over

ke bank lain, dan apabila proses yang dijalankan semua sesuai dengan aturan

perundang-undangan juga akan memberikan perlindungan hukum baik

perlindungan hukum preventif dan represif.

Kata-kata kunci : Akibat Hukum, Jaminan, Sertifikat Hak Tanggungan, dan

Likuidasi

Page 2: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

ii

ABSTRACT

LEGAL EFFECT OF BANK LIQUIDATION ON THE CERTIFICATE OF

RIGHT MORTGAGE

In terms of lending for banks require collateral , and borrowers are

always advised to always punctual in the payment of credit. However, if in the

course of banks that provide such credits into liquidation dikarena poor

management and lack of prudence by the bank and not due to negligence of the

debtor , the consequence and legal protection . It has not set explicitly in the

Banking Law and the Law on Mortgage , resulting in the formulation of the

problem of this research is how the legal effects of the Certificate of Mortgage in

the event that a bank is liquidated and bagaiamanakah legal protection of the

owner of the guarantee in the event of executing the Certificate Encumbrance on

liquidated banks.

This research used normative legal research methods, with the approach

of legislation, which is associated with the approach of the concepts and

approaches of analysis. Approach to legislation relating to the cases in this thesis

is to study and analyze Law No. 7 of 1992 as amended by Act No. 10 of 1998 on

Banking, Law No. 4 of 1996 on Mortgage , and Act No. 24 of 2004 concerning the

Deposit Insurance Agency. Approach concept is applied to find the concept as a

result of the liquidation of the bank against the deed granting a security interest.

The analytical approach is applied to analyze the meaning of the legal terms

contained in legislation and regulations to provide legal protection for the

community.

The results showed that the legal consequences of bank liquidation of the

certificate encumbrance is when the deed granting a security interest has been

registered at the land office and has published the certificate of encumbrance

have binding legal force and gives strength to the creditor to expropriate against

debtors in default, but if the the process to liquidate the bank guarantee is secured

by a deed granting a security interest can be auctioned or kredinya in another

bank to take over, and if all processes are running in accordance with the rules of

law will also provide legal protection both preventive and repressive legal

protection.

Keywords : Legal Consequence, Security, Certificate Of Right Mortgage, and

Liquidation

Page 3: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

iii

DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

SAMPUL DEPAN

SAMPUL DALAM .......................................................................................... i

PRASYARAT GELAR .................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .............................................................. iv

UCAPAN TERIMA KASIH ........................................................................... v

ABSTRAK ...................................................................................................... viii

ABSTRACT .................................................................................................... ix

RINGKASAN ................................................................................................. x

DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 17

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 18

a. TujuanUmum ....................................................................... 18

b. Tujuan Khusus ..................................................................... 18

1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 19

a. Manfaat Teoritis ................................................................... 19

b. Manfaat Praktis .................................................................... 19

1.5 Landasan Teoritis dan Batasan Operasional ............................. 19

1.6 Metode Penelitian ..................................................................... 47

Page 4: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

iv

a. JenisPenelitian ................................................................... 47

b. JenisPendekatan ................................................................. 48

c. Sumber Bahan Hukum ..................................................... 49

d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum ............................... 50

e. Teknik Analisis Bahan Hukum ........................................ 51

BAB II. TINJAUAN UMUM TENTANG BANK, LIKUIDASI

BANK, DAN AKTA PEMBERIAN HAK TANGGUNGAN ... 52

2.1 Tinjauan Bank .......................................................................... 52

2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Bank ................................ 52

2.1.2 Jenis Usaha Dan Fungsi Bank ......................................... 55

2.1.3 Kewajiban Bank .............................................................. 62

2.1.4 Penilaian Kesehatan Bank ............................................... 65

2.2 Likuidasi ................................................................................... 67

2.2.1 Pengertian dan Dasar Hukum Likuidasi ....................... 67

2.2.2 Alasan Hukum Likuidasi Bank ...................................... 76

2.2.3 Mekanisme Pelaksanaan Likuidasi Bank ....................... 78

2.3 Hak Tanggungan ...................................................................... 86

2.3.1 Pengertian dan Dasar Hukum Hak Tanggungan ............ 86

2.3.2 Unsur-Unsur Yang Terkandung Dalam

HakTanggungan .............................................................. 90

2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan .............................. 90

2.3.4 Subjek dan Objek Hak Tanggungan .............................. 95

2.3.5 Proses Pemberian Hak Tanggungan Dengan

AktaPemberian Hak Tanggungan .................................. 99

Page 5: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

v

BAB III. AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK TERHADAP

SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN DALAM HAL

SUATU BANK LIKUIDASI ...................................................... 106

3.1 Keterkaitan Akta Pemberian Hak Tanggungan Dengan

Sertifikat Hak Tanggungan ..................................................... 106

3.2 Kekuatan Hukum Akta Pemberian Hak Tanggungan Yang

Dibuat Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah ............................. 108

3.3 Akibat Hukum Terhadap Sertifikat Hak Tanggungan Dalam

Hal Suatu Bank Dilikuidasi ..................................................... 115

BAB IV. PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMILIK

JAMINAN DALAM PELAKSANAAN EKSEKUSI

TERHADAP SERTIFIKAT HAK TANGGUNGAN PADA

BANK YANG DILIKUIDASI .................................................... 123

4.1 Hak dan Kewajiban Para Pihak yang Terkait Dengan

Terbitnya Sertikat Hak Tanggungan ....................................... 123

4.2 Perlindungan Hukum Terhadap Sertipikat Hak Tanggungan

Pada Bank Yang Dilikuidasi .................................................. 126

4.3 Dasar Hukum Pelakasanaan Eksekusi Terhadap Sertifikat

Hak Tanggungan ..................................................................... 140

BAB V. PENUTUP

5.1 Simpulan .................................................................................. 146

5.2 Saran ......................................................................................... 147

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 6: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Era globalisasi membawa serta meningkatnya pembangunan disegala

bidang. Pertumbuhan ekonomi menuntut manusia untuk dapat memenuhi segala

macam kebutuhan hidup, namun pada kenyataannya tidak semua masyarakat

Indonesia memperoleh penghasilan yang sesuai untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidup mereka. Untuk itu mereka mencari alternatif untuk dapat memenuhi

kebutuhannya dengan mencari pinjaman dari lembaga-lembaga perbankan. Pada

zaman modern ini hampir tidak ada kehidupan ekonomi yang tidak bersentuhan

dengan bank, khususnya yang berkenaan dengan pendanaan berbagai usaha di

bidang industri, perdagangan bahkan di bidang kehidupan rumah tangga biasa.

Industri perbankan memegang peranan penting untuk menyukseskan

program pembangunan nasional dalam rangka mencapai pemerataan pendapatan,

menciptakan pertumbuhan ekonomi, dan memelihara stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, tugas yang diemban

perbankan nasional tidaklah ringan. Selain bertindak sebagai agen pembangunan,

bank sebagai entitas juga harus dapat mempertahankan kesinambungan usahanya

dengan senantiasa menjaga kemampuan untuk menciptakan hasil usaha yang

dapat menambah struktur pendanaan dan permodalannya. Selain itu, bank sebagai

lembaga utama di bidang keuangan juga diharapkan dapat menjaga kepercayaan

masyarakat atas simpanan yang ditanamkan kepadanya. Mengingat tugas tersebut

memiliki sifat yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, pengaturan

Page 7: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

2

atas industri perbankan nasional mutlak diperlukan untuk menjaga keseimbangan

diantara tugas-tugas diatas.1

Pengaturan keberadaan Lembaga perbankan di Indonesia tercantum dalam

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3790,

selanjutnya disebut UU Perbankan). Tugas perbankan di Indonesia sebagaimana

terdapatpada ketentuan Pasal 4 UU Perbankan bertujuan menunjang pelaksanaan

pembangunan kearah peningkatan kesejahteraan rakyat. Selain itu juga bank

memiliki fungsi atau peranan yaitu :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk atau jenis simpanan;

b. Menyalurkan dana yang terkumpul di bank kepada masyarakat dalam bentuk

kredit;

c. Melayani atau mengemban tugas sebagai pelayan lalu lintas pembayaran uang

melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara lain pengiriman uang, inkaso,

cek wisata, kartu kredit, dan pelayanan lainnya.

Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang perbankan di Indonesia hanya ada

dua jenis bank, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat, dengan variasi

adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2

Berdasarkan kepemilikannya, bank dibedakan atas bank milik pemerintah

berbentuk BUMN, milik pemerintah daerah berbentuk perusahaan daerah, dan

milik swasta.

1Jonker Sihombing, 2010, Penjaminan Simpanan Nasabah Perbankan,

Alumni, Bandung (selanjutnya disebut Jonker Sihombing I),h.1 2Gunarto Suhardi, 2003, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum,

Kanisius, Yogjakarta, h. 26

Page 8: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

3

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya. Dari produk dan jasa

perbankan yang ditawarkan ini, pendapatan atau keuntungan suatu bank lebih

banyak dari pemberian kredit kepada nasabahnya. Oleh karenanya pemberian

kredit secara terus menerus dilakukan oleh bank untuk kesinambungan

operasionalnya. Operasi bank di bidang pemberian fasilitas kredit adalah fungsi

utama dari bisnis perbankan, yaitu fungsi menyalurkan dana kepada mereka yang

memerlukan setelah menerima pengumpulan dana dari para deposan penyimpan

dana. Fungsi ini juga memberikan penghasilan yang paling besar sebanding

dengan resiko yang dihadapi perbankan. Karena dengan semakin meningkatnya

pertumbuhan kredit (penyaluran kredit) biasanya disertai pula dengan

meningkatnya kredit yang bermasalah, walau persentase jumlah dan

peningkatannya kecil tetapi kredit bermasalah ini akan dapat mempengaruhi

kesehatan perbankan.

Lembaga perbankan yang sehat dan beroperasi dengan baik menjadi

kebutuhan nyata yang tidak dapat dipungkiri dewasa ini. Dipihak lain kegiatan

perbankan penuh dengan berbagai macam resiko, mulai dari resiko operasional,

resiko pasar, resiko likuiditas, resiko suku bunga, resiko kredit dan berbagai jenis

resiko lainnya. Pasal 3 dan Pasal 4 UU Perbankan menyebutkan bahwa fungsi

utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana

masyarakat yang bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional ke

arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dalam menjalankan fungsinya

tersebut, maka bank melakukan usaha menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan

Page 9: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

4

atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dalam hal ini bank juga

menyalurkan dana yang berasal dari masyarakat dengan cara memberikan

berbagai macam kredit.

Dalam dunia bisnis kata “kredit” berarti “kesanggupan” dalam meminjam

uang atau kesanggupan akan mengadakan transaksi dagang atau memperoleh

penyerahan barang atau jasa dengan perjanjian akan membayarnya

kelak.3Pengertian kredit sendiri menurut Pasal 1 angka 11 UU Perbankanadalah

“Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang

mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu

dengan pemberian bunga.” Berdasarkan ketentuan tersebut dalam pembukaan

kredit perbankan harus didasarkan pada persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam atau dengan istilah lain harus didahului dengan adanya perjanjian

kredit.

Pelaksanaan pemberian kredit pada umumnya dilakukan dengan

mengadakan suatu perjanjian.Perjanjian tersebut terdiri dari perjanjian pokok

yaitu perjanjian utang-piutang dan diikuti dengan perjanjian tambahan berupa

perjanjian pemberian jaminan oleh pihak debitur.Perjanjian kredit yang diberikan

oleh bank kepada nasabah bukanlah tanpa resiko, karena suatu resiko bisa saja

terjadi. Resiko yang umumnya terjadi adalah resiko kegagalan atau kemacetan

dalam pelunasan. Keadaan tersebut sangatlah berpengaruh kepada kesehatan

bank, karena uang yang dipinjamkan kepada debitur berasal atau bersumber dari

masyarakat yang disimpan pada bank itu sehingga resiko tersebut sangat

3Ibid, h. 30

Page 10: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

5

berpengaruh atas kepercayaan masyarakat kepada bank yang sekaligus kepada

keamanan dana masyarakat tersebut.

Likuiditas keuangan, solvabilitas, dan profitabilitas bank sangat dipengaruhi

oleh keberhasilan mereka dalam mengelola kredit yang disalurkan.Kebanyakan

bank yang bangkrut atau menghadapi kesulitan keuangan yang akut disebabkan

terjerat kasus-kasus kredit macet dalam jumlah besar. Untuk mengurangi risiko

tersebut jaminan pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi kewajibannya sesuai

dengan yang telah diperjanjikan merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan oleh bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum

memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian terhadap calon debiturnya

sebagai prinsip kehati-hatian yang dikenal dengan prinsip 5 C, yaitu :

1. Penilaian watak/kepribadian (Character)

2. Penilaian kemampuan (Capacity)

3. Penilaian terhadap modal (Capital)

4. Penilaian terhadap agunan (Collateral)

5. Penilaian terhadap aspek usaha (Condition Of Economy)4

Sebagaimana diketahui bahwa unsur esensial dari kredit bank adalah adanya

kepercayaan dari bank sebagai kreditur terhadap peminjam sebagai debitur.

Kepercayaan tersebut timbul karena dipenuhi segala ketentuan dan persyaratan

untuk memperoleh kredit dari bank (kreditur) oleh debitur, antara lain : jelasnya

tujuan peruntukan kredit, adanya benda jaminan atau agunan, dan lain-lain.

Makna dari kepercayaan tersebut adalah adanya keyakinan dari bank sebagai

4Munir Fuady, 2002, Hukum Perkreditan Kontemporer, Citra Aditya

Bakti, Bandung (selanjutnya ditulis Munir Fuady I), h. 23

Page 11: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

6

kreditur bahwa kredit yang diberikan akan sungguh-sungguh diterima kembali

dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan.5 Dalam membangun suatu

kepercayaan, antara pihak bank (kreditur dengan debitur), dibutuhkan berbagai

informasi.Informasi-informasi yang dibutuhkan dari debitur akan diminta oleh

pihak kreditur, yang dikenal dengan persyaratan-persyaratan kredit. Sedangkan

pihak debitur sendiri sepatutnya diminta berbagai informasi tentang fasilitas yang

akan diberikan oleh kreditur. Informasi-informasi dari kedua belah pihak akan

membentuk “kesepakatan” dan selanjutnya menimbulkan kepercayaan atau

kredit.6

Dalam UU Perbankan, menyatakan bahwa bank dalam melaksanakan

kegiatan usahanya yang berupa pemberian kredit antara lain :

1. Wajib memperhatikan asas-asas perkreditan atau pembiayaan yang sehat,

artinya mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas

itikad baik, kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi

utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan;

2. Memiliki, menerapkan pedoman dan pokok-pokok ketentuan yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia.7

Dari ketentuan diatas, dapat diketahui bahwa terdapat kekosongan norma

karena dalam UU Perbankan tidak mengatur mengenai persyaratan penyerahan

jaminan dalam pemberian kredit menjadi suatu keharusan. Namun dalam

5Hermansyah, 2008, Hukum Perbankan Nasinal Indonesia, Kencana,

Jakarta,h. 58.

6Johanes Ibrahim, 2004, Cross Default & Cross Collateral dalam Upaya

Penyelesaian Kredit Bermasalah, Refika Aditama, Bandung, h. 2.

7M. Bahsan,2007, Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit Perbankan

Indonesia, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 2.

Page 12: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

7

pelaksanaannya bank dalam memberikan kredit tetap meminta agunan dari

pemohon kredit. Selain itu dilakukan analisis yang mendalam terhadap penilaian

watak, kemampuan, modal dan kondisi ekonomi.

Adapun beberapa fungsi pokok pemberian jaminan antara lain sebagai

berikut :

1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapat pelunasan

dari agunan apabila debitur melakukan cidera janji, yaitu untuk membayar

kembali utangnya pada waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian;

2. Menjamin agar debitur berperan serta dalam transaksi untuk membiayai

usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau

proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaannya dapat

dicegah atau sekurang kurangnya kemungkinan untuk berbuat demikian

dapat diperkecil;

3. Memberikan dorongan kepada debitur untuk memenuhi janjinya,

khususnya mengenai pembayaran kembali sesuaidengan syarat-syarat

yang telah disetujui agar debitur dan atau pihak ketiga yang ikut menjamin

tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.8

Dalam kegiatan pinjam meminjam uang yang terjadi di masyarakat, pada

umumnya sering dipersyaratkan adanya penyerahan jaminan utang oleh pihak

debitur kepada pihak kreditur. Jaminan utang berupa benda sehingga merupakan

jaminan kebendaan dan atau berupa janji penanggungan utang sehingga

merupakan jaminan perorangan.9 Kebendaan yang dijaminkan untuk pelunasan

8Rachmadi Usman, 2003, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia,

cet II Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, h.286

9M. Bahsan,Op. cit, h. 2.

Page 13: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

8

utang itupun tidak dibatasi macam maupun bentuknya, yang jelas kebendaan

tersebut harus mempunyai nilai secara “ekonomis” serta memiliki sifat “mudah

dialihkan” atau “mudah diperdagangkan”, sehingga kebendaan tersebut tidak akan

menjadikan suatu “beban” bagi kreditur untuk menjual dengan lelang pada

waktunya, yaitu pada saat mana debitur secara jelas melalaikan kewajibannya,

sesuai dengan ketentuan dan syarat-syarat yang berlaku dalam perjanjian pokok

yang melahirkan utang-piutang tersebut.10

Adapun jaminan ini sangat penting kedudukannya dalam mengurangi resiko

kerugian bagi pihak bank (kreditur). Adapun jaminan yang ideal dapat dilihat dari:

a) Dapat membantu memperoleh kredit bagi pihak yang memerlukan;

b) Tidak melemahkan potensi (kekuatan) si penerima kredit untuk

meneruskan usahanya;

c) Memberikan kepastian kepada kreditur dalam arti bahwa apabila perlu,

maka diuangkan untuk melunasi utang si debitur.11

Fungsi dari pemberian jaminan adalah guna memberikan hak dan kekuasaan

kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dengan barang-barang jaminan

tersebut, bila debitur bercidera janji tidak membayar kembali hutangnya pada

waktu yang telah ditetapkan dalam perjanjian. Terhadap jaminan yang diserahkan

oleh pihak debitur, pihak bank selaku kreditur mempunyai kewajiban untuk

melindungi debiturnya, karena hal ini berkaitan dengan kepentingan bank juga

selaku penerima jaminan. Dalam rangka pencapaian tujuan ekonomi, maka kredit

harus diberikan dengan jaminan kepastian hukum bagi pihak-pihak yang

10

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2003, Jaminan Fidusia, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, h. 4.

11

R.Subekti, 1996, Jaminan-jaminan Untuk Pemberian Kredit (termasuk

Hak Tanggungan) Menurut Hukum Indonesia, Alumni, Bandung, h.29.

Page 14: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

9

berkepentingan, yang salah satunya adalah membuat perjanjian kredit yang

berfungsi memberi batasan hak dan kewajiban bagi pihak-pihak tersebut.Dalam

hukum jaminan dikenal dua jenis hak jaminan kredit dalam praktek di masyarakat,

yaitu:

1. Hak-hak jaminan kredit perorangan (personal guarantee), yaitu

jaminan seorang pihak ketiga yang bertindak untuk menjamin

dipenuhinya kewajiban-kewajiban debitur. Termasuk dalam golongan

ini antara lain “borg” yaitu pihak ketiga yang menjamin bahwa hutang

orang lain pasti dibayar;

2. Hak-hak jaminan kredit kebendaan (persoonlijke en zakelijke

zekerheid), yaitu jaminan yang dilakukan oleh kreditur dengan

debiturnya, ataupun antara kreditur dengan pihak ketiga yang

menjamin dipenuhinya kewajiban-kewajiban debitur. Termasuk dalam

golongan ini apabila yang bersangkutan didahulukan terhadap

kreditur-kreditur lainnya dalam hal pembagian penjualan hasil serta

harta benda debitur, meliputi :privilege (hak istimewa), gadai dan

hipotek.12

Dahulu sebelum berlakunya Undang-Undang Hak Tanggungan, praktek

jaminan yang sering digunakan pada Perbankan Indonesia adalah jaminan

kebendaan yang meliputi :

1. Hipotek, yaitu suatu hak kebendaan atas benda-benda tidak bergerak,

untuk mengambil penggantian dari padanya bagi pelunasan suatu

perikatan (Pasal 1162 KUHPerdata);

12

J. Satrio, Hukum Jaminan, 2000, Hak-Hak Jaminan Kebendaan, Citra

Aditya Bakti, Bandung, (selanjutnya disebut J. Satrio I) h. 167.

Page 15: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

10

2. Creditverband, yaitu suatu jaminan atas tanah berdasarkan Koninklijk

Besluit tanggal 6 Juli 1908 No. 50 (Stb. 1980 No. 542);

3. Fidusia (Fiduciare eigendomsoverdracht), yaitu pemindahan milik secara

kepercayaan;13

Adapun yang merupakan ciri-ciri lembaga hak jaminan atas tanah menurut

Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah

Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah, Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1996 Nomor : 42, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor : 3632 (selanjutnya disebut UUHT) yaitu sebagai berikut :

a. Memberikan kedudukan mendahulukan (hak preferensi) kepada

pemegangnya;

b. Selalu mengikuti obyek yang dijaminkan, ditangan siapapun obyek tersebut

berada;

c. Memenuhi asas spesialitas dan publisitas, sehingga dapat mengikat pihak

ketiga dan memberikan jaminan kepastian hukum kepada pihak-pihak yang

berkepentingan;

d. Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya.14

Lembaga jaminan Hak Tanggungan digunakan untuk mengikat objek jaminan

utang yang berupa tanah atau benda-benda yang berkaitan dengan tanah yang

bersangkutan. Dengan berlakunya UUHT, maka hipotek yang diatur oleh

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dan Creditverband yang sebelumnya

digunakan untuk mengikat tanah sebagai jaminan hutang, untuk selanjutnya

sudah tidak dapat digunakan oleh masyarakat untuk mengikat tanah.

13

Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, Op. cit, h. 91

14

Munir Fuady I, Op. cit, h.66.

Page 16: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

11

Pengikatan objek jaminan hutang berupa tanah sepenuhnya dilakukan melalui

lembaga jaminan Hak Tanggungan.

Adanya aturan hukum mengenai pelaksanaan pembebanan Hak Tanggungan

dalam suatu perjanjian kredit bertujuan untuk memberikan kepastian dan

perlindungan hukum bagi semua pihak dalam memanfaatkan tanah beserta benda-

benda yang berkaitan dengan tanah sebagai jaminan kredit. Apabila didalam

hubungan perutangan, debitur tidak memenuhi prestasi secara sukarela, kreditur

mempunyai hak untuk menuntut pemenuhan piutangnya bila hutang tersebut

sudah dapat ditagih yaitu terhadap harta kekayaan debitur yang dipakai sebagai

jaminan. Hak pemenuhan dari kreditur itu dilakukan dengan cara menjual benda-

benda jaminan debitur, yang kemudian hasil dari penjualan tersebut digunakan

untuk memenuhi hutang debitur.15

Untuk dapat melaksanakan pemenuhan haknya terhadap benda-benda

tertentu dari debitur yang dijaminkan tersebut yaitu dengan cara melalui eksekusi

benda jaminan maka kreditur harus mempunyai alas hak untuk melaksanakan

eksekusi melalui penyitaan eksekutorial. Syarat adanya titel eksekutorial ini

diadakan demi perlindungan bagi kreditur terhadap perbuatan yang melampaui

batas dari debitur. Titel eksekutorial dapat timbul berdasarkan putusan hakim

yang dibuat dalam bentuk eksekutorial yang memutuskan bahwa debitur harus

membayar sejumlah pembayaran tertentu atau prestasi tertentu, atau dapat juga

berdasarkan akta notaris yang sengaja dibuat dalam bentuk eksekutorial, dalam

bentuk grosse akta. Menurut ketentuan Undang-Undang, Grosse Akta Notaris

15

Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, 1998, Hukum Jaminan di Indonesia,

Pokok-Pokok Hukum Jaminan Dan Jaminan Perorangan, Liberty, Yogjakarta, h.

34.

Page 17: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

12

mempunyai kekuatan eksekutorial. Dimana didalam akta itu dimuat pernyataan

pengakuan hutang sejumlah uang tertentu dari debitur kepada kreditur.

Bank dalam menjalankan kegiatannya apabila tidak dilaksanakan dengan

sehat dan dengan prinsip kehati-hatian maka tidak jarang ada yang menjadi bank

yang dikategorikan menjadi bank gagal sehingga bisa terancam untuk dilikuidasi.

Salah satu faktor penting penyebab dari dilikuidasinya suatu bank adalah faktor

kesehatan bank. Kesehatan bank merupakan salah satu produk dari Bank

Indonesia yang berkaitan dengan tugas pembinaan dan pengawasan. Selain

berpegang pada prinsip kehati-hatian terdapat langkah-langkah yang dapat

dilakukan untuk menjaga kesehatan bank antara lain yaitu dengan :

1. Menjaga Capital Adequacy Ratio (CAR);

2. Memperhatikan Batas Maksimal Pemberian Kredit (BMPK);

3. Menjaga Likuiditas;

4. Pengelolaan Loan to Deposit Ratio (LDR);

5. Pengelolaan Net Open Position (NOP);

6. Meminimalkan Non Performing Loan (NPLs).16

Terkait hal tersebut, Bank Indonesia mengeluarkan Surat Edaran No.

26/5/BPPP tanggal 29 Mei 1993, yang mengatur tentang Tata Cara Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank.Ketentuan ini merupakan penyempurnaan ketentuan

yang dikeluarkan Bank Indonesia dengan Surat Edaran No. 23/21/BPPP tanggal

23 Februari 1991.Metode atau cara penilaian tingkat kesehatan bank tersebut di

atas kemudian dikenal sebagai metode CAMEL.17

16

Lukman Dendawijaya, 2009, Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia,

Bogor, h. 140 17

Ibid,h. 141

Page 18: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

13

Proses likuidasi bank merupakan kewenangan dari Bank Indonesia yang

pelaksanaan proses likuidasi dan pemberesan aset bank gagal tersebut oleh

Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Likuidasi bank itu bukan sekadar

pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank, tetapi berkaitan

dengan proses penyelesaian segala hak dan kewajiban dari suatu bank yang

dicabut izin usahanya. Setelah suatu bank dicabut izin usahanya, dilanjutkan lagi

dengan proses pembubaran badan hukum bank yang bersangkutan, dan seterusnya

dilakukan proses pemberesan berupa penyelesaian seluruh hak dan kewajiban

(piutang dan utang) bank sebagai akibat dari pencabutan izin usaha dan

pembubaran badan hukum bank. Jadi, secara sederhana likuidasi bank dapat

diartikan sebagai kelanjutan dari tindakan pencabutan izin usaha dan pembubaran

badan hukum bank, yakni tindakan penyelesaian hak dan kewajiban bank sebagai

akibat pencabutan izin usaha dan pembubaran badan hukum bank, guna

mengakhiri badan hukum dan menyelesaikan segala hak dan kewajiban bank.

Proses likuidasi bank baru akan dilakukan apabila suatu bank telah dicabut izin

usahanya dan dibubarkan badan hukumnya.18

Kewenangan mencabut izin usaha suatu bank merupakan kewenangan yang

didistribusikan kepada Bank Indonesia sebagai kewenangan diskresioner, karena

suatu bank telah gagal memenuhi prudential standards yang ditetapkan,

sementara likuidasi bank adalah cara atau proses untuk menyelesaikan hak dan

kewajiban bank. Adapun likuidasi dipilih sebagai proses keperdataan untuk

mengakhiri (membubarkan) badan hukum bank dan menyelesaikan hak dan

18

Gazali, Djoni S., dan Rachmadi Usman, 2010, Hukum Perbankan, Sinar

Grafika, Jakarta, h. 532

Page 19: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

14

kewajiban bank, termasuk menjual asset, menagih piutang dan membayar utang,

dengan tujuan agar nasabah penyimpan dana pada bank terlindungi haknya.19

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Perbankan dan Undang-Undang

Bank Indonesia, agar sistem perbankan dapat berperan secara maksimal dalam

perekonomian nasional, maka arah kebijakan di sektor perbankan bertujuan agar

hanya bank yang sehat saja dapat terus eksis berusaha dalam sektor perbankan

nasional, sedangkan bank yang mengalami “kesulitan yang membahayakan

kelangsungan usahanya” dan tidak dapat diselamatkan lagi, dan/atau “keadaan

suatu bank yang membahayakan sistem perbankan”, maka bank tersebut harus

keluar dari sektor perbankan (exit policy).20

Pencabutan izin usaha suatu bank dilakukan oleh Pimpinan BI dikarenakan

bank tersebut tidak dapat mengatasi kesulitan yang membahayakan kelangsungan

usahanya apabila berdasarkan penilaian BI, kondisi usaha bank semakin

memburuk, antara lain ditandai dengan menurunnya permodalan, kualitas aset,

likuiditas dan rentabilitas, serta pengelolaan bank yang dilakukan berdasarkan

prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang sehat.21

Ketentuan dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

menetapkan dua alasan hukum yang memungkinkan suatu bank dicabut izin

usahanya oleh Bank Indonesia, yaitu:

19

Andrian Sutedi, 2008, Hukum Perbankan: Suatu Tinjauan Pencucian

Uang, Merger, Likuidasi, dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, h. 139 20

Andrian Sutedi I, Op. cit, h. 137 21

Muhammad Djumhana, 2008, Asas-Asas Hukum Perbankan Indonesia,

Citra Aditya Bakti, Bandung (selanjutnya disebut Djumhana I), h. 208-209

Page 20: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

15

1. Apabila menurut penilaian Bank Indonesia keadaan suatu bank

membahayakan sistem perbankan; atau

2. Apabila menurut penilaian Bank Indonesia suatu bank yang mengalami

kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya dan tindakan

untuk mengatasinya belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang

dihadapi bank.22

Berdasarkan salah satu alasan hukum tersebut, Bank Indonesia dapat

mencabut izin usaha suatu bank dan kemudian memerintahkan direksi bank yang

dicabut izin usahanya tersebut untuk segera membubarkan badan hukum dan

melikuidasi bank yang bersangkutan. Halyang menarik untuk dibahas dari

penjelasan diatas yaitu mengenai akibat hukum likuidasi bank itu sendiri terhadap

Sertifikat Hak Tanggungan,dikarenakan pengaturan mengenai akibat hukum

likuidasi bank tersebut terhadap Sertifikat Hak Tanggungan, terutama dalam hal

debitur tidak wanprestasi dalam mejalankan kreditnya, namun dikarenakan

kreditur yang tidak menganut prinsip kehati-hatiansehingga mengakibatkan terjadi

likuidasi bank, itu belum diatur secara jelas didalam UU Perbankan dan UUHT,

sehingga menurut saya terjadinya kekosongan norma. Akibat terjadinya

kekosongan normahukum dalam pengaturan mengenai keberadaan Sertifikat Hak

Tanggungan apabila kemudian bank mengalami likuidasi ini akan menimbulkan

ketidakpastian hukum atau ketidakpastian perundang-undangan di masyarakat

yang dapat mengakibatkan kekacauan hukum. Permasalahan yang terjadi perlunya

kepastian hukum baik bagi nasabah maupun pihak bank sendiri, nasabah sebagai

22

Gazali, Djoni S., dan Rachmadi Usman, Op. cit,h. 535

Page 21: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

16

debitur apabila belum dapat melunasi utang-utangnya pada saat bank mengalami

likuidasi tentunya perlu mendapat pengaturan yang jelas karena terkait dengan

jaminan yang diagunkannya pada bank tersebut. Hal inilah yang menarik untuk

dibahas karena berkaitan juga dengan kepastian hukum bagi pihak bank dan

nasabah pemilik jaminan yang diikat dengan Hak Tanggungan tersebut.Atas dasar

latar belakang diatas maka penelitian mengenai Akibat Hukum Likuidasi Bank

Terhadap Keberadaan Sertifikat Hak Tanggungan (SHT) sangat menarik untuk

dilakukan.

Dari penelusuran kepustakaan yang dilakukan,ada beberapa penelitian yang

berkaitan dengan likuidasi bank dan keberadaan sertifikat hak tanggungan (SHT),

yaitu :

a. Tesis dari Fatima Syuraini Dewi, NIM B4B 007 077, alumni Program

Studi Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas

Diponegoro, Semarang, Tahun 2009 dengan judul tesis adalah Roya Hak

Tanggungan Dalam Hal Bank Dilikuidasi Di Kantor Pertanahan Jakarta

Timur. Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tesis

ini yaitu yang pertama mengenai bagaimanakah pelaksanaan roya hak

tanggungan dalam hal bank dilikuidasi di kantor Pertanahan Jakarta Timur

dan yang kedua mengenai hambatan atau kendala apa yang dihadapi dalam

permohonan roya apabila bank selaku kreditur telah dilikuidasi di kantor

pertanahan Jakarta Timur dan bagaimana penyelesaiannya.

b. Tesis dari Norlita Aminie, NIM 18877/PS/MK/06, alumni Program Studi

Magister Kenotariatan Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada,

Page 22: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

17

Yogjakarta, Tahun 2008 dengan judul tesis adalah Akibat Hukum

Terhadap Keterlambatan Pendaftaran Akta Pemberian Hak Tanggungan

Oleh Pejabat Pembuat Akta Tanah Ke Kantor Pertanahan. Adapun yang

menjadi pokok permasalahan dalam penulisan tesis ini yaitu yang pertama

mengenai bagaimanakah praktek pembuatan Akta Pemberian Hak

Tanggungan (APHT) oleh Notaris atau Pejabat Pembuat Akta Tanah

(PPAT) setelah berlakunya UU No. 4 Tahun 1996 dan yang kedua

mengenai apakah yang menyebabkan keterlambatan pendaftaran

APHTapakah praktek pembuatan APHT sudah dapat memberikan

kepastian hukum kepada pihak Pemberi Hak Tanggungan dan pihak

Penerima Hak Tanggungan.

Berdasarkan penelusuran dari tesis dengan judul dan pokok permasalahan seperti

yang dijelaskan diatas, menunjukkan bahwa penelitian dengan judul Akibat

Hukum Likuidasi Bank Terhadap Keberadaan Sertifikat Hak Tanggunganbelum

ada yang membahasnya, sehingga tesis ini dapat dipertanggungjawabkan secara

ilmiah orisinalitas atau keasliannya.

1.2 . Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka permasalahan yang akan dibahas

dalam penulisan tesis ini adalah :

a) Bagaimanakah akibat hukum terhadap Sertifikat Hak Tanggungan

dalam hal suatu bank dilikuidasi?

Page 23: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

18

b) Bagaimanakah perlindungan hukum terhadap pemilik jaminan dalam

hal pelaksanaan eksekusi terhadap Sertifikat Hak Tanggungan pada

bank yang dilikuidasi?

1.3 . Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan ilmu hukum,

khususnya mengenai hukum perbankan yang dapat dirinci sebagai berikut:

a. Tujuan Umum

Adapun yang menjadi tujuan umum dalam penulisan tesis ini yaitu untuk

pengembangan ilmu hukum terkait paradigma science as a process (ilmu sebagai

proses). Dengan paradigma ini, ilmu tidak akan mandek dalam penggalian atas

kebenarannya khususnya terkait dengan akibat hukum likuidasi bank terhadap

Sertifikat Hak Tangungan Pada Bidang Perbankan

b. Tujuan Khusus

Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam penulisan tesis ini yaitu

sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara mendalam tentang

akibat hukumSertifikat Hak Tanggungan dalam hal suatu bank

mengalami proses likuidasi.

2. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa secara mendalam mengenai

perlindungan hukumterhadap pemilik jaminan dalam hal pelaksanaan

eksekusi terhadap Sertifikat Hak Tanggungan pada bank yang

dilikuidasi.

Page 24: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

19

1.4 Manfaat penelitian

Setiap penelitian yang dilakukan pasti diharapkan agar dapat bermanfaat

bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai hukum perbankan.

Demikian juga hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara

teoritis maupun praktis, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Adapun manfaat teoritis dalam penelitian tesis ini yaitu, sebagai

sumbangan pemikiran untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terhadap

hukum khususnya dalam bidang Perbankan dan Hak Tanggungan.

b. Manfaat Praktis

Adapun yang menjadi manfaat praktis dalam penelitian tesis ini yaitu

sebagai berikut;

1. Bagi masyarakat hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai

acuan apabila mengajukan kredit agar lebih berhati-hati. Masyarakat

seharusnya berhati-hati apabila ada bank yang terindikasi menjadi

banktidak sehat. Sehingga nantinya jaminan yang digunakan untuk

mengajukan kredit dapat bermasalah.

2. Bagi pihak perbankan hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam hal

menyelesaikan permasalahan terhadap eksekusi Sertifikat Hak

Tanggungan bila bank tersebut dilikuidasi.

1.5 Landasan Teoritis dan Batasan Operasional

a. Landasan Teoritis

Landasan Teoritis atau Kerangka Teoritis adalah upaya untuk

mengidentifikasi teori hukum umum/teori khusus, konsep-konsep hukum, asas-

asas hukum, aturan hukum, norma-norma dan lain-lain yang akan dipakai sebagai

Page 25: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

20

landasan untuk membahas permasalahan penelitian. Sebagai landasan dimaksud

untuk mewujudkan kebenaran ilmu hukum yang bersifat konsensus yang

diperoleh dari rangkaian upaya penelusuran (controleur baar). Berhubungan

dengan itu maka harus dihindari teori-teori (ajaran atau doktrin), konsep, asas

yang bertentangan satu sama lain. Semakin banyak teori, konsep, asas yang

berhasil diidentifikasi semakin tinggi derajat kebenaran (konsensus) yang bisa

dicapai. Dalam setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran

teoritis, oleh karena ada hubungan timbal balik yang erat antara teori dengan

kegiatan pengumpulan dan pengolahan data, analisa, serta konstruksi data.23

Berkaitan dengan itu, adapun landasan teoritis yang dijadikan dasar dalam

mengkaji permasalahan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Teori Negara Hukum

Sebelum mengemukakan mengenai teori negara hukum, maka terlebih

dahulu diuraikan mengenai pengertian negara seperti yang termuat dari tulisan

Miriam Budiardjo yang mengutip beberapa pendapat sarjana, seperti:

a. Robert M. Maclver, menyatakan bahwa negara adalah suatu asosiasi yang

menyelenggarakan penertiban didalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah

dengan berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu

pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.

b. Rogel H. Soltau, menyatakan bahwa negara adalah alat (agency) atau

wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-

persoalan bersama atas nama masyarakat.24

23

Program Magister Kenotariatan Universitas Udayana, 2011, Buku

Pedoman Pendidikan Program Studi Magister Kenotariatan Universitas

Udayana, Denpasar, h. 48. 24

Miriam Budiardjo, 1977, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta,

h. 39-40

Page 26: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

21

Dalam setiap negara yang menganut paham negara hukum, selalu berlaku

tiga prinsip dasar, yaitu supremasi hukum (supremacy of law), kesetaraan

dihadapan hukum (equality before the law) dan penegakan hukum dengan cara

tidak bertentangan dengan hukum (due process of law).Prinsip penting dalam

negara hukum adalah perlindungan yang sama (equal protection) atau persamaan

dalam hukum (equality before the law). Perbedaan perlakuan hukum hanya boleh

jika ada alasan yang khusus, namun perbedaan perlakuan tanpa alasan yang logis

seperti ini sampai saat ini masih banyak terjadi di berbagai negara, termasuk di

negara yang hukumnya sudah maju sekalipun.25

Menurut ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik

Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa “Negara Indonesia negara hukum”.

Negara hukum dimaksud adalah negara yang menegakkan supremasi hukum

untuk menegakkan kebenaran dan keadilan dan tidak ada kekuasaan yang tidak

dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan uraian di atas yang dimaksud dengan Negara Hukum ialah

negara yang berdiri di atas hukum yang menjamin keadilan kepada warga

negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan hidup untuk

warga negaranya, dan sebagai dasar dari pada keadilan itu perlu diajarkan rasa

susila kepada setiap manusia agar ia menjadi warga negara yang baik. Demikian

pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada jika peraturan hukum itu

mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup antar warga negaranya.26

25

Munir Fuady, 2009, Teori Negara Hukum Modern (Rechtstaat), Refika

Aditama, Bandung (selanjutnya disebut Munir Fuady II), h. 207 26

Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, 1988, Hukum Tata Negara

Indonesia, Sinar Bakti, Jakarta, h. 153

Page 27: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

22

Aristoteles menyatakan bahwa :yang memerintah dalam negara bukanlah

manusia sebenarnya, melainkan fikiran yang adil, sedangkan penguasa sebenarnya

hanya pemegang hukum dan keseimbangan saja. Kesusilaan akan menentukan

baik tidaknya suatu peraturan undang-undang dan membuat undang-undang

adalah sebagian dari kecakapan menjalankan pemerintahan negara.27

Pendapat lain mengenai negara hukum diungkapkan oleh A.V Dicey yang

menyatakan bahwa Konsep kesetaraan dihadapan hukum (equality before the

law), di mana semua orang harus tunduk kepada hukum, dan tidak seorang pun

berada di atas hukum (above the law).28

Istilah due process of law mempunyai

konotasi bahwa segala sesuatu harus dilakukan secara adil. Konsep due process of

law sebenarnya terdapat dalam konsep hak-hak fundamental(fundamental

rights) dan konsep kemerdekaan/kebebasaan yang tertib (ordered liberty).29

Konsep due process of law yang prosedural pada dasarnya didasari atas

konsep hukum tentang “keadilan yang fundamental” (fundamental

fairness). Perkembangan due process of law yang merupakan suatu proses atau

prosedur formal yang adil, logis dan layak, yang harus dijalankan oleh yang

berwenang, misalnya dengan kewajiban membawa surat perintah yang sah,

memberikan pemberitahuan yang pantas, kesempatan yang layak untuk membela

diri termasuk memakai tenaga ahli seperti pengacara bila diperlukan,

menghadirkan saksi-saksi yang cukup, memberikan ganti rugi yang layak dengan

proses negosiasi atau musyawarah yang pantas, yang harus dilakukan manakala

27

Ibid, h. 154 28

Munir Fuady II, Op. cit, h. 3 29

Munir Fuady, 2009, Teori Negara Hukum Modern (Rechstaat), Refika

Aditama, Bandung, h. 46

Page 28: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

23

berhadapan dengan hal-hal yang dapat mengakibatkan pelanggaran terhadap hak-

hak dasar manusia, seperti hak untuk hidup, hak untuk kemerdekaan atau

kebebasan(liberty), hak atas kepemilikan benda, hak mengeluarkan pendapat, hak

untuk beragama, hak untuk bekerja dan mencari penghidupan yang layak, hak

pilih, hak untukbepergian kemana dia suka, hak atas privasi, hak atas perlakuan

yang sama (equal protection) dan hak-hak fundamental lainnya.30

Sedangkan yang

dimaksud dengan due process of law yang substansif adalah suatu persyaratan

yuridis yang menyatakan bahwa pembuatan suatu peraturan hukum tidak boleh

berisikan hal-hal yang dapat mengakibatkan perlakuan manusia secara tidak adil,

tidak logis dan sewenang-wenang.31

Berdasarkan uraian dan pendapat mengenai teori negara hukum yang telah

diuraikan diatas maka dapat diketahui bahwa untuk mewujudkan keseimbangan

antara hak dan kewajiban dalam negara hukum, diperlukan keserasian hubungan

antara pemerintah dan masyarakat. Apabila dikaitkan dengan tesis ini maka teori

negara hukum menjadikan pemerintah untuk membentuk peraturan perundang-

undangan yang dapat memberikan jaminan kepastian hukum dan perlindungan

hukum bagi masyarakat, khususnya terhadap keberadaan Sertifikat Hak

Tanggungan apabila suatu bank mengalami likuidasi. Nasabah sebagai peminjam

kredit dengan jaminan hak tanggungan tentunya memerlukan perlindungan

apabila bank tempatnya memperoleh kredit mengalami likuidasi.

30

Ibid, h. 47 31

Ibid, h. 48

Page 29: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

24

b. Teori Kepastian Hukum

Hukum pada umumnya dibentuk atau dibuat dengan visi atau tujuan untuk

memenuhi rasa keadilan, kepastian dan ketertiban.Penganut aliran normatif

positivisme, secara dogmatis lebih menitikberatkan hukum pada aspek kepastian

hukum bagi para pendukung hak dan kewajiban.Kepastian hukum bagi subjek

hukum dapat diwujudkan dalam bentuk yang telah ditetapkan terhadap suatu

perbuatan dan peristiwa hukum.Hukum yang berlaku pada prinsipnya harus ditaati

dan tidak boleh menyimpang atau disimpangkan oleh subjek hukum. Mengutip

sebuah istilah fiat justitia et pereat mundus yang diterjemahkan secara bebas

menjadi “meskipun dunia runtuh hukum harus ditegakkan” yang menjadi dasar

dari asas kepastian dianut oleh aliran positivisme. Van Apeldorn mengemukakan

mengenai kepastian hukum, seperti yang dikutip oleh Peter Mahmud Marzuki

yaitu: “kepastian hukum berarti dapat ditentukan hukum apa yang berlaku untuk

masalah-masalah konkrit, dan kepastian hukum berarti perlindungan hukum,

dalam hal ini pihak yang bersengketa dapat dihindarkan dari kesewenang-

wenangan penghakiman.”32

Menurut hukum perdata, setiap subjek hukum dalam melakukan hubungan

hukum dalam perjanjian memerlukan adanya kepastian hukum.Pembentuk

undang-undang memberikan kepastiannya melalui Pasal 1338

KUHPerdata.Perjanjian yang berlaku sah adalah undang-undang bagi para subjek

hukum yang melakukannya dengan itikad baik. Subjek hukum diberikan

keleluasaan dalam memberikan kepastian bagi masing-masing subjek hukum yang

32

Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, h. 59

Page 30: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

25

terlibat dalam suatu kontrak. Kedudukan yang sama rata dipresentasikan dalam

bentuk itikad baik. Antarsubjek hukum yang saling menghargai kedudukan

masing-masing subjek hukum adalah perwujudan dari itikad baik.Itikad baik dan

penafsiran tidak sepenuhnya menjamin kedudukan yang pasti para subjek hukum

dalam suatu kontrak.Menurut Rene Descrates, seorang filsuf dari Perancis,

menyatakan bahwa kepastian hukum dapat diperoleh dari metode sanksi yang

jelas. Sanksi yang akan diberlakukan bagi para subjek hukum yang terlibat dalam

suatu kontrak bersifat tetap dan tidak diragukan. Sanksi diberikan bukan sebagai

orientasi pada hasil yang akan dituju dari suatu kontrak akan tetapi orientasi pada

proses pelaksanaan kontrak itu sendiri. Teori Kepastian menekankan pada

penafsiran dan sanksi yang jelas agar suatu kontrak dapat memberikan kedudukan

yang sama antarsubjek hukum yang terlibat. Kepastian memberikan kejelasan

dalam melakukan perbuatan hukum saat pelaksanaan kontrak dalam bentuk

prestasi bahkan saat kontrak tersebut wanprestasi.33

Teori kepastian yang dimaksud dalam penulisan tesis ini yaitu teori

kepastian hukum dimana dalam teori ini setiap perbuatan hukum yang dilakukan

seharusnya menjamin sebuah kepastian hukum. Soejono dan H. Abdulrahman

berpendapat bahwa dalam hal benda jaminan khususnya pendaftaran hak atas

tanah misalnya, masalah kepastian yang dimaksud terdapat dua hal yaitu :

1. Kepastian mengenai pengertian, isi, batas-batas hak milik atastanah dalam

kaitannya dengan fungsi sosial hak milik atas tanah.

33

Munir Fuady III, 2013, Teori-teori Besar Dalam Ilmu Hukum, Citra

Aditya Bakti, Bandung, h. 20

Page 31: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

26

2. Kepastian mengenai cara-cara memperoleh, mempergunakan

danmenikmati hak milik yang serasi dan seimbang dengan asas dantujuan

hak milik.34

Dengan adanya kepastian hukum tersebut dengan sendirinya warga

masyarakat senantiasa akan mendapatkan perlindungan hukum karena mereka

sudah mendapatkan kepastian tentang bagaimana para warga masyarakat

menyelesaikan persoalan hukum.Berdasarkan kondisi inilah maka perlu dicermati

terkait substansi dari UU No. 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan (selanjutnya

disebut UUHT), dimana dalam UUHT menyatakan bahwa kreditur pemegang

gadai, jaminan fidusia, hak tanggungan, hipotik atau hak agunan atas kebendaan

lainnya, dapat mengeksekusi secara langsung.Dimana dalam perjanjian Hak

Tanggungan disebutkan bahwa apabila debitur wanprestasi, kreditur dengan

kekuasaan sendiri dapat menjual langsung obyek hak tanggungan, sebagai salah

satu ciri dan preferensi hak tanggungan dan merupakan perwujudan dari asas

droit de preference.

Untuk menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah kedua dalam tesis ini

yaitu mengenai pelaksanaan eksekusi terhadap Sertifikat Hak Tanggungan pada

bank yang dilikuidasi berdasarkan teori ini tentunya pelaksanaan eksekusi hak

tanggungan dapat memberikan kepastian hukum bagi para pihak. Salah satu ciri

Hak Tanggungan sebagai lembaga hak jaminan atas tanah yang kuat, yaitu mudah

dan pasti dalam pelaksanaannya,sehingga hak eksekusi objek Hak Tanggungan

berada di tangan kreditur. Eksekusi atas objek Hak Tanggungan ini juga

34

Soerjono dan H. Abdurrahman, 1998, Prosedur Pendaftaran Tanah, PT.

Rineka Cipta, Jakarta, h. 2

Page 32: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

27

merupakan perlindungan hukum bagi kreditur khususnya apabila terjadi

wanprestasi debitur, yang ketentuannya diatur dalam Pasal 6, Pasal 14 ayat (1),

(2), dan (3) serta Pasal 20 ayat (2) dan (3), dimana berdasarkan ketentuan-

ketentuan tersebut dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan eksekusi dapat dibedakan

menjadi 3 (tiga) macam, yaitu :

1) Pasal 6 Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 : Parate Executie atau

Lelang atas kekuasaan sendiri tanpa melalui Pengadilan.

2) Pasal 14 ayat (1), (2), dan (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 :

Eksekusi atau Lelang dengan mengajukan permohonan kepada

Pengadilan Negeri setempat, berdasarkan irah-irah yang tercantum

dalam sertifikat Hak Tanggungan yang mempunyai kekuatan

eksekutorial yang sama dengan putusan hakim yang berkekuatan

hukum tetap;

3) Pasal 20 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 :

Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan

antara pemberi dan penerima Hak Tanggungan.

c. Teori Perlindungan Hukum

Fungsi hukum adalah untuk mengatur hubungan antara negara atau

masyarakat dengan warganya dan hubungan antara sesama warga masyarakat

tersebut agar kehidupan dalam masyarakat berjalan dengan tertib dan lancar. Hal

ini mengakibatkan bahwa tugas hukum untuk mencapai kepastian hukum (demi

adanya ketertiban) dan keadilan dalam masyarakat. Kepastian hukum

mengharuskan diciptakannya peraturan umum atau kaidah hukum yang berlaku

Page 33: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

28

umum agar terciptanya suasana yang aman dan tentram dalam masyarakat, maka

kaidah dimaksud harus ditegakkan serta dilaksanakan dengan tegas.35

Menurut Philipus M. Hadjon dalam bukunya “Perlindungan Hukum Bagi

Rakyat Indonesia” mengemukakan bahwa perlindungan hukum dalam

kepustakaan hukum berbahasa Belanda dikenal dengan sebutan “rechtbescheming

van de burgers”.36

Pendapat ini menunjukkan kata perlindungan hukum

merupakan terjemahan dari bahasa Belanda.

Perlindungan hukum diberikan apabila terjadi pelanggaran maupun

tindakan yang bertentangan dengan hukum yang dilakukan oleh pemerintah, baik

perbuatan penguasa yang melanggar undang-undang maupun peraturan formal

yang berlaku telah melanggar kepentingan dalam masyarakat yang harus

diperhatikannya.Philipus M. Hadjon membagi bentuk perlindungan hukum

menjadi 2 (dua), yaitu :

1) Perlindungan hukum yang preventif

Perlindungan hukum ini memberikan kesempatan kepada rakyat untuk

mengajukan keberatan (inspraak) atas pendapatnya sebelum suatu

keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Sehingga,

perlindungan hukum ini bertujuan untuk mencegah terjadinya sengketa

dan sangat besar artinya bagi tindak pemerintah yang didasarkan pada

kebebasan bertindak. Dengan adanya perlindungan hukum yang preventif

ini mendorong pemerintah untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan,

35

Soerjono Soekanto, 1983, Penegakan Hukum, Binacipta, Bandung, h. 15 36

Philipus M. Hadjon, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia,

Bina Ilmu, Surabaya, h. 25

Page 34: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

29

dan rakyat dapat mengajukan keberatan atau dimintai pendapatnya

mengenai rencana keputusan tersebut.

2) Perlindungan hukum yang represif

Perlindungan hukum ini berfungsi untuk menyelesaikan apabila terjadi

sengketa. Indonesia dewasa ini terdapat berbagai badan yang secara partial

menangani perlindungan hukum bagi rakyat, yang dikelompokkan menjadi

3 (tiga) badan, yaitu:

a) Pengadilan dalam lingkup Peradilan Umum, dewasa ini dalam

praktek telah ditempuh jalan untuk menyerahkan suatu perkara

tertentu kepada Peradilan Umum sebagai perbuatan melawan hukum

oleh penguasa.

b) Instansi Pemerintah yang merupakan lembaga banding administrasi

penanganan perlindungan hukum bagi rakyat melalui instansi

pemerintah yang merupakan lembaga banding administrasi adalah

permintaan banding terhadap suatu tindak pemerintah oleh pihak yang

merasa dirugikan oleh tindakan pemerintah tersebut. Instansi

pemerintah yang berwenang untuk merubah bahkan dapat

membatalkan tindakan pemerintah tersebut.

c) Badan-badan khusus

Merupakan badan yang terkait dan berwenang untuk menyelesaikan

suatu sengketa. Badan-badan khusus tersebut antara lain adalah

Kantor Urusan Perumahan, Pengadilan Kepegawaian, Badan Sensor

Page 35: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

30

Film, Panitia Urusan Piutang Negara, serta Peradilan Administrasi

Negara.37

Dalam permasalahan pertama mengenai akibat hukum terhadap Sertifikat

Hak Tanggungan (SHT) pada bank yang dilikuidasi maka diberikan perlindungan

hukum secara represif yaitu dalam likuidasi bank dengan adanya akta yang dibuat

oleh notaris atau PPAT tersebut yaitu APHT tersebut mengakibatkan akta ini

dengan sendirinya berlaku sebagai hukum karena sifat dari hak tanggungan dapat

dieksekusi secara langsung oleh pihak bank sebagai kreditur. Jadi apabila bank

dilikuidasi maka nasabah yang meminjam kredit dengan jaminan hak tanggungan

maka akan segera dimintakan pelunasan atas hutangnya tersebut, namun bila

debitur tidak dapat melakukan pelunasan, maka akan berakibat pada parate

eksekusi yang dilakukan atas APHT yang sudah dikeluarkannya Sertifikat Hak

Tanggungan (SHT) tersebut, agar bank selaku kreditur mendapatkan dana sebagai

aset bank guna pelunasan kewajiban yang harus dipenuhi akibat dari likuidasi

bank tersebut.

d. Teori Stakeholder

Pengertian Teori Stakeholder menurut Freeman dan Reed adalah

sekelompok orang atau individu yang diidentifikasi dapat mempengaruhi kegiatan

perusahaan ataupun dapat dipengaruhi oleh kegiatan perusahaan. De Wit dan

Meyer berpendapat bahwa para pemegang saham, para pekerja, para supplier,

bank, para customer, pemerintah, dan komunitas memegang peranan penting

37

Philipus M. Hadjon. 1987. Perlindungan Hukum bagi Rakyat Indonesia;

Sebuah Studi tentang prinsip-prinsipnya, Penanganannya oleh Pengadilan dalam

Lingkungan Peradilan Umum, PT. Bina Ilmu, Surabaya, h.2-5

Page 36: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

31

dalam organisasi (berperan sebagai stakeholder), untuk itu korporasi harus

memperhitungkan semua kepentingan dan nilai-nilai dari para stakeholdernya38

.

Bisnis seharusnya seperti usaha patungan diantara para pelakunya. Oleh

karena itu dalam buku Ulum menyatakan bahwa manager diharapkan dapat

melakukan aktivitas-aktivitas tersebut. Artinya perusahaan perlu menerapkan

tanggung jawabnya terhadap para stakeholdernya dan juga menerapkan good

corporate governance. Teori ini juga menyatakan perusahaan akan memilih

secara sukarela dalam pengungkapan informasi kinerja lingkungan, sosial dan

intelektual mereka, melebihi dan diatas permintaan wajibnya, untuk memenuhi

ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder.

Tujuan utamanya adalah membantu manager korporasi untuk mengerti

lingkungan stakeholder mereka dan melakukan pengelolaan dengan lebih efektif

diantara keberadaan hubungan-hubungan dilingkungan perusahaan mereka serta

menolong manager korporasi dalam meningkatkan nilai dari dampak aktivitas-

aktivitas mereka dan meminimalkan kerugian bagi stakeholdernya. Lebih lanjut

lagi menurut Helena dan Therese, masyarakat merupakan stakeholder terpenting

bagi perusahaan dan media memegang peranan penting dalam

mengkomunikasikan aktivitas-aktivitas perusahaan kepada para stakeholder.39

Media juga memiliki kekuatan untuk membeberkan informasi perusahaan, apabila

perusahaan melakukan tindakan yang tidak pantas, maka media akan

membeberkan keburukan perusahaan tersebut, karena itu perusahaan perlu

38

Imam Ghozali dan Ani Chariri, 2007, Teori Akuntansi, Badan Penerbit

Universitas Dipoengoro, Semarang, h. 32 39

Warsono, 2003, Manajemen Keuangan Perusahaan Cetakan I, Edisi 3,

Bayu Media Publishing, Malang, h. 30

Page 37: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

32

menerapkan prinsip good corporate governancedan corporate social responsiblity

untuk menjaga reputasi dihadapan stakeholdernya.

Dalam permasalahan dari rumusan masalah diatas dapat disimpulkan

bahwa bank sebagai suatu perusahaan harus mementingkan semua kepentingan

dari semua stakeholder didalam bank itu sendiri seperti para karyawan, pemegang

saham dan nasabah baik kreditur atau debitur itu sendiri, agar nantinya tidak akan

ada yang dirugikan, terutama dalam hal suatu bank mengalami likuidasi.

e. Teori Shareholder

Shareholder dan Stakeholder dua kata dalam bahasa Inggris tersebut

kedengarannya hampir sama atau mendekati sama, dan memang keduanya terkait

dengan hal yang sama, yaitu tata kelola suatu organisasi korporasi. Hampir sama

atau mendekati sama berarti tidak sama persis. Dalam beberapa konteks, memang

harus dibedakan secara tegas agar tidak menimbulkan kerancuan dalam

memahami organisasi terkait dan dalam mengidentifikasi hak, kewenangan dan

kewajiban masing-masing shareholder dan stakeholder. Pemegang saham

(shareholder) adalah seseorang atau badan hukum yang secara sah memiliki satu

atau lebih saham pada perusahaan.

Shareholder theory menyatakan bahwa tanggung jawab yang paling

mendasar dari direksi adalah bertindak untuk kepentingan meningkatkan nilai

(value) dari pemegang saham. Jika perusahaan memperhatikan kepentingan

pemasok, pelanggan, karyawan dan lingkungannya, maka value yang didapatkan

oleh pemegang saham semakin sedikit, sehingga berjalannya pengurusan oleh

direksi harus mempertimbangkan kepentingsan pemegang sahamnya untuk

Page 38: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

33

memastikan kesehatan perusahaan dalam jangka panjang, termasuk peningkatan

value pemegang saham.40

Teori ini menjelaskan hubungan antara manajemen perusahaan dan

pemegang saham ini, memiliki tujuan membantu manajemen perusahaan dalam

meningkatkan penciptaan nilai sebagai dampak dari aktivitas-aktivitas yang

mereka lakukan dan meminimalkan kerugian yang mungkin muncul bagi

shareholder mereka. Dalam penciptaan nilai bagi perusahaan, manajemen

perusahaan harus dapat mengelola seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan

baik karyawan (human capital), aset fisik (physical capital) dan struktur modal

(stuctural capital). Apabila seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan dapat

dikelola dan dimanfaatkan dengan baik maka akan menciptakan value added bagi

perusahaan sehingga dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Segala

tindakan tersebut dilakukan demi kepentingan pemegang saham.

Untuk menjawab permasalahan dengan teori ini adalah dalam hal

pemegang saham ikut bertanggung jawab terhadap likuidasi dari bank itu sendiri,

karena dengan teori ini para pemegang saham dan manajemen perusahaan yaitu

bank itu sendiri diwajibkan menjaga nilai-nilai dan kinerja keuangan dari

perusahaan itu sendiri, yang itu semua dilakukan untuk menjaga atau demi

kepentingan para pemegang saham.

f. Konsep Jaminan Kredit Perbankan

Pengertian mengenai bank tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) UU

Perbankan yaitu : “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

40

Andrian Sutedi, 2011, Good Corporate Governance, Sinar Grafika,

Jakarta, h. 30

Page 39: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

34

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.” Mengenai tugas perbankan di Indonesia sebagaimana

terdapat dalam ketentuan Pasal 4 UU Perbankan yakni bertujuan menunjang

pelaksanaan pembangunan kearah peningkatan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan ketentuan dalam UU Perbankan di Indonesia hanya ada dua

jenis bank, yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat, dengan variasi adanya

bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah. Perbankan

berdasarkan prinsip syariah ini dilandasi oleh ketentuan syariah bukan

berdasarkan jenis usahanya. Berdasarkan kepemilikannya bank dibedakan atas

bank milik pemerintah berbentuk BUMN, milik pemerintah daerah berbentuk

perusahaan daerah dan milik swasta.

Beberapa pendapat mengenai bank diungkapkan oleh para sarjana seperti

R. Tjipto Adinugroho memberikan pendapat bahwa : “bank adalah lembaga atau

badan yang mempunyai pekerjaan memberikan kredit, menerima kredit berupa

simpanan (deposito) disamping mengenai kiriman uang dan sebagainya.”41

O.P

Simorangkir dalam buku Hukum Perbankan karangan Sentosa Sembiring

memberikan pengertian, bank merupakan salah satu badan usaha lembaga

keuangan yang bertujuan memberikan kredit dan jasa-jasa. Adapun pemberian

kredit itu dilakukan baik dengan modal sendiri atau dengan dana-dana yang

dipercayakan oleh pihak ketiga maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat

pembayaran baru berupa uang giral.42

Dalam hal ini Lovett berpendapat bahwa

:“bank and financial institutions collect money and deposits from all elements of

41

R. Tjipto Adinugroho, 2000, Perbankan dan Masalah Permodalan Dana

Potensial, Pradnya Paramita, Jakarta, h. 15 42

Sembiring, Sentosa, 2008, Hukum Perbankan, Mandar Maju, Bandung,

h. 1

Page 40: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

35

society and invest these funds in loans, securities, and various other productive

assets.”43

Bank sebagai salah satu lembaga keuangan adalah badan usaha yang

menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya

kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk lainnya. Dari produk dan jasa

perbankan yang ditawarkan ini, pendapatan atau keuntungan suatu bank lebih

banyak dari pemberian kredit kepada nasabahnya. Oleh karenanya pemberian

kredit secara terus menerus dilakukan oleh bank dalam kesinambungan

operasionalnya.Operasi bank di bidang pemberian fasilitas kredit adalah fungsi

utama dari bisnis perbankan, yaitu fungsi menyalurkan dana kepada mereka yang

memerlukan setelah menerima pengumpulan dana dari para deposan penyimpan

dana. Fungsi ini juga memberikan penghasilan yang paling besar sebanding

dengan resiko yang dihadapi perbankan.

Begitu besarnya risiko yang mungkin diterima bank sebagai akibat dari

penyaluran kredit, bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat,

yaitu diantaranya:

1. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit tanpa surat perjanjian

tertulis;

2. Bank tidak diperkenankan memberikan kepada usaha yang sejak

semula telah diperhitungkan kurang sehat dan akan membawa

kerugian;

3. Bank tidak diperkenankan memberikan kredit untuk pembelian saham,

dan modal kerja dalam rangka kegiatan jual beli usaha, atau

43

William A. Lovett, 1997, Banking and Financial Institutions Law, West

Publishing Co., USA., page. 1

Page 41: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

36

4. Memberikan kredit melampaui batas maksimum pemberian kredit

(legal lending limit).44

Dasar hukum jaminan dalam pemberian kredit adalah Pasal 8 ayat (1) UU

Perbankan yang menyatakan bahwa :

Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,

bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang

mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur

untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai

dengan yang diperjanjikan.

Berdasarkan ketentuan pasal tersebut diatas dapat diketahui bahwa keyakinan atas

kemampuan dan kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi kewajibannya

sesuai dengan yang diperjanjikan.Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum

memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap

watak, kemampuan, modal, agunan dan prospek usaha dari nasabah debitur.

Jaminan merupakan kebutuhan kreditur untuk memperkecil resiko apabila

debitor tidak mampu menyelesaikan segala kewajiban yang berkenaan dengan

kredit yang telah dikucurkan.Dengan adanya jaminan apabila debitur tidak

mampu membayar maka debitur dapat memaksakan pembayaran atas kredit yang

telah diberikan.45

Hukum mengantisipasi keadaan demikian dengan membuat jaminan yang

secara khusus diperjanjikan dengan hak-hak istimewa seperti hak tanggungan,

fidusia, gadai, maupun cessie piutang.Kreditur yang memegang hak tersebut

memiliki hak utama untuk mendapatkan pembayaran kredit seluruhnya dari hasil

44

Muhammad Djumhana, 2002, Hukum Perbankan di Indonesia, Citra

Aditya Bakti, Bandung, (selanjutnya disebut Muhammad Djumhana II) h. 392 45

M. Bahsan, Loc. Cit, hal. 23-25

Page 42: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

37

penjualan benda jaminan. Apabila terdapat kelebihan dalam penjualan benda

jaminan tersebut dapat diberikan kepada kreditur lain.

g. Konsep Likuidasi Bank

Suatu bank dikatakan bermasalah jika bank yang bersangkutan mengalami

kesulitan yang bisa membahayakan kelangsungan usahanya, yakni kondisi bank

yang makin memburuk, yang antara lain ditandai dengan menurunnya

permodalan, kualitas aset, likuiditas dan rentabilitas serta pengelolaan bank yang

tidak dilaksanakan berdasarkan prinsip kehati-hatian dan asas perbankan yang

sehat. Bank yang bermasalah dapat digolongkan menjadi 2 yaitu antara lain :

1. Bank yang bermasalah secara struktural, yaitu bank yang mengalami

kondisi yang sangat parah dan setiap saat dapat terancam

keberlangsungannya.

2. Bank yang bermasalah secara non struktural, yang masuk ke dalam

ketegori ini biasanya dengan karakteristik pemilik tidak banyak ikut

campur dalam pengelolaan manajemen dan menyadari kesalahannya.46

Likuidasi bank dalam perspektif Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perbankan, dimulai dari pencabutan izin usaha bank oleh Bank Indonesia,

kemudian dilanjutkan dengan pembubaran badan hukum dari bank yang

dilikuidasi tadi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan

terakhir dilakukan penyelesaian terhadap seluruh hak dan kewajiban yang

46

Rachmadi Usman, 2001, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gamedia

Pustaka Utama, Jakarta, h. 143

Page 43: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

38

ditimbulkan oleh bank yang dilikuidasi.47

Sedangkan menurut pendapat Zainal

Asikin menyebutkan bahwa “Likuidasi adalah suatu tindakan hukum untuk

membubarkan suatu perusahaan atau badan hukum.”48

Ketentuan dalam Pasal 37 ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998

menetapkan dua alasan hukum yang memungkinkan suatu bank dicabut izin

usahanya oleh Bank Indonesia, yaitu:

1. Apabila menurut penilaian Bank Indonesia keadaan suatu bank

membahayakan sistem perbankan; atau

2. Apabila menurut penilaian Bank Indonesia suatu bank yang mengalami

kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya dan tindakan

untuk mengatasinya belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang

dihadapi bank.49

Berdasarkan salah satu alasan hukum tersebut, Bank Indonesia dapat

mencabut izin usaha suatu bank dan kemudian memerintahkan direksi bank yang

dicabut izin usahanya tersebut untuk segera membubarkan badan hukum dan

melikuidasi bank yang bersangkutan.

h. Konsep Notaris secara umum

Hukum Positif di Indonesia telah mengatur jabatan notaris dalam suatu

undang-undang khusus yakni Undang-Undang No. 30 Tahun 2004 tentang

Jabatan Notaris (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor

47

Ibid, h.167 48

Zainal Asikin, 1995, Pokok-Pokok Hukum Perbankan di Indonesia,

RajaGrafindo Persada, Jakarta, h. 79 49

Gazali, Djoni S., dan Rachmadi Usman, opcit, h. 535

Page 44: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

39

117,Tambahan Lembaran Negara Nomor 4432 selanjutnya dalam penulisan ini

disebut dengan UUJN). Pengertian mengenai notaris tercantum dalam Pasal 1 ayat

(1) UUJN yang menyatakan : “Notaris adalah pejabat umum yang berwenang

untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud

dalam undang-undang ini.”Sebagai seorang pejabat umum notaris harus dan wajib

memahami dan mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan yang

berlaku. Hal ini merupakan suatu hal yang mutlak mengingat jabatan notaris

merupakan jabatan kepercayaan dalam proses penegakan hukum.

Munculnya lembaga notaris dilandasi kebutuhan akan suatu alat bukti

yang mengikat selain alat bukti saksi. Hukum pembuktian mengenal adanya bukti

yang berupa surat sebagai alat bukti tertulis. Surat ialah segala sesuatu yang

memuat tanda-tanda bacaan yang dimaksudkan untuk menyampaikan buah

pikiran seseorang dan dipergunakan sebagai pembuktian. Surat sebagai alat bukti

tertulis dibagi menjadi dua yaitu surat yang merupakan akta dan surat-surat yang

bukan akta. Sedangkan akta dibagi lebih lanjut menjadi akta otentik dan akta

dibawah tangan.50

Dalam Pasal 1867 KUHPerdata menetapkan “Pembuktian dengan tulisan

dilakukan dengan tulisan otentik maupun dengan tulisan dibawah tangan.”

Membuat akta otentik inilah pekerjaan pokok sekaligus wewenang notaris.

Pengimplementasian Pasal 1867 KUHPerdata ini terhadap akta yang ditetapkan

oleh notaris yaituakta otentik sebagai akta yang dibuat oleh notaris secara teoritis

adalah surat atau akta yang sejak semula dengan sengaja secara resmi dibuat

50

Abdul Gofur Anshori, 2009, Lembaga Kenotariatan Indonesia, UII

Press, Yogjakarta, h. 17.

Page 45: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

40

untuk pembuktian. Sejak semula dengan sengaja berarti bahwa sejak awal

dibuatnya surat itu tujuannya adalah untuk pembuktian dikemudian hari jika

terjadi sengketa, sebab surat yang tidak dengan sengaja dibuat sejak awal sebagai

alat bukti seperti surat korespondensi biasa. Dikatakan dengan resmi karena tidak

dibuat dibawah tangan. Otentik tidaknya suatu akta (otentitas) tidaklah cukup

apabila akta tersebut dibuat oleh atau dihadapan pejabat (notaris) saja. Namun

cara membuat akta otentik tersebut haruslah menurut ketentuan yang ditetapkan

oleh undang-undang. Suatu akta yang dibuat oleh seorang pejabat tanpa ada

wewenang dan tanpa ada kemampuan untuk membuatnya atau tidak memenuhi

syarat, tidaklah dapat dianggap sebagai akta otentik, tetapi mempunyai kekuatan

sebagai akta dibawah tangan apabila ditandatangani oleh pihak-pihak yang

bersangkutan.51

Akta otentik merupakan bukti yang sempurna bagi kedua belah pihak, ahli

warisnya dan orang-orang yang mendapatkan hak karenanya. Dengan demikian

akta otentik dapat dikalahkan oleh bukti lawan. Terhadap pihak ketiga akta otentik

merupakan alat bukti dengan kekuatan pembuktian bebas, yaitu bahwa

penilaiannya diserahkan pada pertimbangan hakim. Oleh karenanya mengenai

pembatalan akta otentik yang dibuat oleh notaris, hakim pada dasarnya secara ex

officio tidak dapat melakukan pembatalan kalau tidak dimintakan pembatalan

karena hakim tidak berwenang memutus apa yang tidak digugat oleh pihak.

Namun bila dimintakan pembatalan oleh pihak, hakim pada dasarnya dapat

membatalkan akta notaris bila ada bukti lawan. Akta notaris adalah akta otentik

51

Sudikno Mertokusumo, 1998, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty,

Yogjakarta, h. 142-143.

Page 46: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

41

yang merupakan alat bukti tertulis dengan kekuatan pembuktian sempurna. Ini

berarti bahwa masih dimungkinkan dapat dilumpuhkan oleh bukti lawan sehingga

hakim wenang untuk membatalkannya.52

i. Konsep Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) secara umum

Pengertian Pejabat Pembuat Akta Tanah (untuk selanjutnya akan disebut

PPAT) merupakan pejabat umum yang menjadi mitra instansi Badan Pertanahan

Nasional (BPN) guna membantu menguatkan atau mengukuhkan setiap perbuatan

hukum atas bidang tanah yang dilakukan oleh subjek hak yang bersangkutan yang

dituangkan dalam suatu akta otentik. Secara normatif, Pejabat Pembuat Akta

Tanah (PPAT) adalah Pejabat Umum yang diberikan wewenang untuk membuat

akta-akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah

atau hak milik satuan rumah susun, atau membuat alat bukti mengenai perbuatan

hukum tertentu mengenai hak atas tanah yang akan dijadikan dasar

pendafatarannya. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 1 angka 1 Peraturan

Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998 juncto Pasal 1 angka 24 Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 1997.

Menurut Boedi Harsono, yang dimaksud dengan pejabat umum adalah

seorang yang diangkat oleh Pemerintah dengan tugas dan kewenangan

memberikan pelayanan kepada umum dibidang tertentu.53

Sejalan dengan Boedi

Harsono, Sri Winarsi menyatakan bahwa pengertian pejabat umum mempunyai

52

Ibid, h.149. 53

Boedi Harsono, PPAT Sejarah Tugas dan Kewenangannya, Majalah

Renvoi, Nomor 8.44.IV, Jakarta, 3 Januari 2007, h. 11

Page 47: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

42

karakter yuridis, yaitu selalu dalam kerangka hukum publik. Sifat publiknya

tersebut dapat dilihat dari pengangkatan, pemberhentian dan kewenangan PPAT54

PPAT diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan

Nasional, tugasnya adalah membantu Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota

dalam melaksanakan sebagian kegiatan pendaftaran tanah dan kewenangannya

adalah membuat akta atas perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah atau

hak milik atas satuan rumah susun.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, PPAT dibedakan

menjadi 3 (tiga) macam, yaitu

1 . Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)

Adalah pejabat umum yang diberikan kewenangan untuk membuat akta-

akta otentik mengenai perbuatan hukum tertentu mengenai hak atas tanah

atau hak milik atas satuan rumah susun. Yang menjadi PPAT disina

adalah sesorang yang merangkap menjadi Notaris atau mantan pejabat

dari Badan Pertanahan Nasional setelah lulus ujian yang diselenggarakan

oleh Badan Pertanahan Nasional.

2 . PPAT Sementara

Adalah pejabat Pemerintah yang ditunjuk karena jabatannya hanya untuk

melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta PPAT didaerah yang

belum cukup terdapat PPAT. PPAT sementara ini adalah Kepala

Kecamatan.

54

Sri Winarsi, Pengaturan Notaris dan Pejabat Pembuat Akta Tanah

Sebagai Pejabat Umum, Majalah Yuridika, Fakultas Hukum Universitas

Airlangga, Volume 17 Nomor 2, Surabaya, Maret 2002, h. 186

Page 48: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

43

3 . PPAT Khusus

Adalah pejabat Badan Pertanahan Nasional yang ditunjuk karena

jabatannya untuk melaksanakan tugas PPAT dengan membuat akta

PPAT tertentu khusus dalam rangka pelaksanaan program atau tugas

Pemerintah tertentu. PPAT khusus hanya berwenang membuat akta

mengenai perbuatan hukum yang disebut secara khusus dalam

penunjukannya.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1998, yang dapat

diangkat menjadi PPAT harus memenuhi syarat sebagai berikut :

1. Berkewarganegaraan Indonesia ;

2. Berusia sekurang-kurangnya 30 tahun ;

3. Berkelakuan baik yang dinyatakan dengan surat keterangan yang dibuat

oleh instansi kepolisian setempat ;

4. Belum pernah dihukum penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan

putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap ;

5. Sehat jasmani dan rohani

6. Lulusan Program Pendidikan Spesialis Notariat atau Program Pendidikan

Khusus PPAT yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan tinggi.

7. Lulus ujian yang diselenggarakan oleh Kantor Menteri Negara

Agraria/Badan Pertanahan Nasional.

PPAT diangkat untuk suatu daerah kerja tertentu. Daerah kerja PPAT

adalah satu wilayah kerja Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota. Daerah kerja PPAT

Sementara dan PPAT Khusus meliputi wilayah kerjanya sebagai pejabat

Pemerintah yang menjadi dasar penunjukannya. PPAT dapat merangkap jabatan

Page 49: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

44

sebagai Notaris, Konsultan atau penasehat Hukum. PPAT dilarang merangkap

jabatan atau profesi sebagai pengacara atau advokat dan pegawai negeri atau

pegawai badan usaha milik negara/daerah. Larangan ini dimaksudkan untuk

menjaga dan mencegah agar PPAT dalam menjalankan jabatannya tersebut tidak

menimbulkan akibat yang memberikan kesan bahwa PPAT telah mengganggu

keseimbangan kepentingan para pihak. PPAT berhenti menjabat sebagai PPAT,

karena :

1. Meninggal dunia ; atau

2. Telah mencapai usia 65 tahun ; atau

3. Diangkat dan mengangkat sumpah jabatan atau melaksanakan tugas

sebagai Notaris dengan tempat kedudukan di kabupaten/kota yang lain

daripada daerah kerjanya sebagai PPAT ; atau

4. Diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional.

j. Konsep Sertifikat Hak Tanggungan Secara Umum

Pengertian Sertifikat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanda

atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak dari orang yang

berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti kepemilikan atau suatu kejadian.

Namun pada dasarnya istilah sertifikat itu sendiri berasal dari bahasa Inggris

(certificate) yang berarti ijazah atau surat keterangan yang dibuat oleh Pejabat

tertentu dengan pemberian surat keterangan berarti Pejabat yang bersangkutan

telah memberikan status tentang keadaan seseorang.

Beberapa pengertian tentangHak Tanggungan antara lainmenurut Kamus

Bahasa Indonesia, tanggungan diartikan sebagai barang yang dijadikan jaminan.

Jaminan itu sendiri artinya tanggungan atas pinjaman yang diterima. Dalam

Page 50: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

45

penjelasan umum UUHT butir 6 dinyatakan bahwa Hak Tanggungan yang diatur

dalam Undang-Undang ini pada dasarnya adalah Hak Tanggungan yang

dibebankan pada Hak atas tanah. Namun pada kenyataannya seringkali terdapat

benda-benda berupa bangunan, tanaman dan hasil karya yang secara tetap

merupakan satu kesatuan dengan tanah yang dijadikan jaminan tersebut.

Dari uraian di atas Hak Tanggungan sebagaimana tertuang dalam Undang-

Undang Hak Tanggungan ini tidak dimaksudkan untuk memberikan pengaturan

tentang Hak Tanggungan atas benda-benda tetap lain selain dari pada tanah.

Apabila membahas pengertian Hak Tanggungan, maka banyak pendapat yang

dikemukakan, diantaranya pengertian Hak Tanggungan menurut Sutan Remy

Sjahdeni menyatakan bahwa Undang-Undang Hak Tanggungan memberikan

definisi yaitu Hak Tanggungan atas tanah beserta benda-benda yang berkaitan

dengan tanah yang selanjutnya disebut Hak Tanggungan.55

Sedangkan menurut Eugene Liliawati Muljono, yang dimaksud dengan

Hak Tanggungan adalah Hak Jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah

sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Pokok Agraria berikut atau tidak

berikut benda-benda lain yang merupakan satu-kesatuan dengan tanah itu, untuk

pelunasan hutang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada

Kreditur tertentu terhadap Kreditur yang lain.56

Sehingga dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang

dimaksud dengan Sertifikat Hak Tanggungan adalah tanda bukti bahwa seseorang

55Sutan Remy Sjahdeni, 1999, Hak Tanggungan Asas-Asas, Ketentuan-

Ketentuan Pokok dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan (Suatu Kajian

Mengenai Hak Tanggungan), Alumni, Bandung, h. 10. 56

Eugenia Liliawati Muljono, 2003, Tinjauan Yuridis Undang-Undang

Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Dalam Kaitannya Dengan

Pemberian Kredit Oleh Perbankan, Harwarindo, Jakarta, h. 2.

Page 51: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

46

memiliki hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah yang dimiliki oleh

pemberi jaminan (biasanya dalam hal ini debitur), yang memberikan kedudukan

yang diutamakan kepada si pemegang hak tanggungan dibandingkan kreditur-

kreditur lainnya. Dimana pada umumnya Sertifikat Hak Tanggungan diserahkan

kepada pemegang Hak Tanggungan.

b. Batasan Operasional

Berkenaan dengan judul rencana tesis ini adapun beberapa konsep yang

dipergunakan sehingga membutuhkan penjelasan lebih lanjut adalah :

1) Akibat hukum

Akibat-akibat yang timbul karena adanya suatu perbuatan, sesuai dengan

aturan-aturan yang berlaku.

2) Likuidasi bank

Tindakan pemberesan berupa penyelesaian seluruh hak dan kewajiban

bank sebagai akibat pembubaran badan hukum bank. Likuidasi dilakukan

dengan cara pencairan harta dan/atau penagihan piutang kepada para

debitur, diikuti dengan pembayaran kewajiban bank kepada para kreditur

dari hasil pencairan dan/atau penagihan tersebut.

3) Akta Pemberian Hak Tanggungan

Akta Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT)yang berisi pemberian hak

tanggungan kepada kreditur tertentu sebagai jaminan atas pelunasan

piutangnya Pasal 1 ayat (5) Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang

Hak Tanggungan.

4). Sertifikat Hak Tanggungan

Adalah tanda bukti bahwa seseorang memiliki hak jaminan yang

dibebankan pada hak atas tanah yang dimiliki oleh pemberi jaminan

Page 52: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

47

(biasanya dalam hal ini debitur), yang memberikan kedudukan yang

diutamakan kepada si pemegang hak tanggungan dibandingkan kreditur-

kreditur lainnya.

1.6 Metode Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian tesis ini yaitu

penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti

bahan hukum primer dan sekunder57

. Penelitian hukum normatif mencakup

penelitian terhadap sistematika hukum, penelitian terhadap taraf sinkronisasi

hukum, penelitian sejarah hukum dan penelitian perbandingan hukum.58

Penelitian hukum normatif yang dilakukan yaitu dengan meneliti adanya

kekosongan norma, norma kabur maupun konflik norma. Dalam tesis ini

dikategorikan menjadi penelitian hukum normatif dengan melakukan penelitian

terhadap kekosongan hukum atas pokok permasalahan yang dibahas dalam tesis

ini. Dalam UU Perbankan dan UU Hak Tanggungan yang tidak ada mengatur

mengenai akibat hukum likuidasi bank terhadap sertifikat hak tanggungan dan

proses ekseskusinya, oleh sebab itu kekosongan norma ini menarik untuk diteliti

lebih lanjut guna mengetahui kepastian hukum bagi para pihak yang terlibat

didalamnya.

57

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001,Penelitian Hukum Normatif

Suatu Tinjauan Singkat, PT. Grafindo Persada, Jakarta, h. 13-14. 58

Soerjono Soekanto, 2000, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta, UI

Press, h. 51.

Page 53: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

48

b. Jenis Pendekatan

Pendekatan dalam penelitian hukum dimaksudkan adalah bahan untuk

mengawali sebagai dasar sudut pandang dan kerangka berpikir seorang peneliti

untuk melakukan analisis. Dalam penelitian hukum terdapat beberapa pendekatan

yaitu :

a. Pendekatan perundang-undangan (statute approach) hal ini

dimaksudkan bahwa peneliti menggunakan peraturan perundang-

undangan sebagai dasar awal melakukan analisis.

b. Pendekatan konsep (Conseptual Approach), konsep-konsep dalam

ilmu hukum dapat dijadikan titik tolak atau pendekatan bagi analisis

penelitian hukum, karena akan banyak muncul konsep bagi suatu fakta

hukum.

c. Pendekatan analitis (Analytical Approach), pendekatan ini dilakukan

dengan cara mencari makna pada istilah-istilah hukum yang terdapat

dalam perundang-undangan, dengan begitu peneliti memperoleh

pengertian makna baru dari istilah-istilah hukum dan menguji

penerapannya secara praktis dengan menganalisis putusan-putusan

hukum.

d. Pendekatan perbandingan (Comparative Approach), pendekatan ini

dilakukan dengan membandingkan peraturan perundangan Indonesia

dengan satu atau beberapa peraturan perundangan negara-negara lain.

e. Pendekatan sejarah (Historical Approach), pendekatan sejarah ini

dilakukan dengan menelaah latar belakang dan perkembangan dari

materi yang diteliti.

Page 54: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

49

f. Pendekatan kasus (case approach), pendekatan kasus dalam penelitian

hukum bertujuan untuk mempelajari norma-norma atau kaidah hukum

yang dilakukan dalam praktik hukum.59

Namun di dalam penelitian ini, agar mendapatkan hasil yang ilmiah,

serta dapat dipertahankan secara ilmiah, maka masalah dalam penelitian ini

akan dibahas menggunakan jenis pendekatan perundang-undangan (statute

approach), pendekatan konsep (conseptual approach), dan pendekatan analitis

(Analytical Approach).

c. Sumber Bahan Hukum

Adapun sumber bahan hukum yang diperoleh dalam penulisan tesis ini

yaitu melalui penelitian hukum normatif dengan melakukan penelitian terhadap

data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari penelitian melalui kepustakaan

(Library Research).60

Bahan Hukum sekunder adalah bahan hukum yang

diperoleh melalui penelitian kepustakaan yang terdiri dari :

1. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoritatif

artinya mempunyai otoritas.Bahan-bahan hukum primer terdiri dari

perundang-undangan, catatan-catatan resmi atau risalah dalam pembuatan

perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan yang dipergunakan

sebagai bahan hukum dalam penulisan tesis ini yaitu:

59

Mukti Fajar, dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum

Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, h. 185-190. 60

Ronny Hanitijo Soemitro, 2000,Metodologi Penelitian Hukum, Ghalia

Indonesia, Jakarta, h. 24.

Page 55: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

50

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata;

2. Undang-Undang No. 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas

Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.

3. Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas

Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan;

4. Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

5. Undang Undang No. 2 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang

Undang No. 30 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris.

2. Bahan Hukum sekunder

Bahan hukum sekunder yaitu berupa semua publikasi tentang hukum yang

bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.Publikasi meliputi buku-buku

teks, kamus-kamus hukum, jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas

putusan.Bahan-bahan hukum sekunder yang berupa buku-buku hukum ini

harus relevan dengan topik penelitian.61

Terutama buku yang berkaitan

dengan jaminan, hak tanggungan dan perbankan.

3. Bahan hukum tersier, yaitu bahan yang memberikan petunjuk maupun

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, seperti kamus,

ensiklopedi dan seterusnya.62

Berkaitan dengan penelitian ini yaitu Kamus

Besar bahasa Indonesia dan Kamus Hukum.

d. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah bahan

hukum yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan misalnya memahami dan

61

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Op. cit,h. 13-14. 62

Bambang Waluyo, 2002,Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar

Grafika, Jakarta, h. 23

Page 56: ABSTRAK AKIBAT HUKUM LIKUIDASI BANK … · 2.3.3 Ciri-Ciri dan Sifat Hak Tanggungan ... adanya bank umum dan bank perkreditan rakyat berdasarkan prinsip syariah.2 Berdasarkan kepemilikannya,

51

mengkaji lebih mendalam tentang literatur dan peraturan perundang-undangan

yang ada korelasinya dengan pembahasan baik langsung maupun tidak

langsung.63

Dalam pengumpulan bahan-bahan hukum dipergunakan teknik studi

dokumen, yaitu menelaah peraturan-peraturan yang relevan, buku-buku atau

bahan-bahan bacaan atau, karya ilmiah para sarjana dan hasilnya dicatat dengan

sistem kartu. Kartu yang disusun berdasarkan topik, bukan berdasarkan nama

pengarang, hal ini dilakukan agar lebih memudahkan dalam penguraian,

menganalisa, dan membuat kesimpulan dari konsep yang ada. Studi kepustakaan

bertujuan untuk mencapai konsepsi-konsepsi, teori-teori, pendapat-pendapat

ataupun penemuan-penemuan yang berhubungan erat dengan pokok

permasalahan.

e. Teknik Analisis Bahan Hukum

Metode analisis bahan hukum yang digunakan dalam penelitian tesis ini

adalah yaitu dengan menggunakan teknik analisis diskriptif yaitu merupakan

teknik yang paling mendasar danbersifat mutlak. Hal ini mengandung

pengertian, teknik ini harusdilaksanakan dalam pembahasan hukum agar

pembahasan dapatdipahami oleh orang lain. Dalam penelitian ini berdasarkan

teknik analisis diskriptif, isu-isu hukum digambarkan atau diuraikan secara

lengkap dan jelas sehingga dapat diketahui duduk persoalannya dan dapat

ditentukan arahnya untuk mencapai suatu solusi.

63

Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004,Pengantar Metode Penelitian

Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,h. 58.