bab ii parkit.rtf
TRANSCRIPT
BAB IITINJAUAN KASUS
PengkajianHari/tanggal: Selasa, 13 Oktober 2015
Jam: 10.00 WIBTempat: Bangsal Parkit RSPAU Dr. S. HardjolukitoMetode: Wawancara, observasi, pemeriksaan fisik, studi dokumenSumber data: Klien, keluarga klien, tim kesehatan, status kesehatanOleh: Arsinda, Heryuni, RohmadIdentitas
Pasien
Nama: By. Ny. SUmur: 5 hariJenis kelamin: Laki - lakiTempat, Tgl Lahir: Sleman, 8 Oktober 2015Nama Ibu: Ny. SAlamat: Prambanan, Sleman, D.I. YogyakartaNo. RM: 11xxxxDiagnosa Medis : BBLC CB SMK SC ai PLR dibelakang H3, AsfiksiaPenanggung Jawab
Nama: Tn. DUmur: 37 tahunAlamat: Prambanan, Sleman, D.I. YogyakartaAgama: IslamPendidikan: SMAPekerjaan: SwastaHub dengan klien: Ayah kandung
Keluhan Utama
Ibu klien mengatakan bayinya biruRiwayat Penyakit Sekarang
Ibu klien mengatakan bayinya lahir tanggal 8 Oktober 2015 di RSUD Prambanan melalui operasi Caesar. Bayinya lahir tidak langsung menangis, nampak kebiruan, BBL 3200 gram, PB 47 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, LLA 10 cm, lahir saat usia kehamilan 37 minggu, G3P2A0. Terapi yangsudah diberikan ; Amphicillin 160 mg/12jam (sudah 4x), gentamicin 16 mg/24 jam sudah 2x. klien kemudian dirujuk ke RSPAU Dr. S. Hardjolukito pada hari Minggu, 11 Oktober 2015. Klien tiba di IGD hari minggu 11 Oktober 2015 03.00 WIB dengan keadaan terpasang IVFD D10% 10 tpm, terpasang canule nasal O2 1,5 lt/menit, KU lemah, suhu 36,6oC, RR 68 x/menit, HR 128 x/menit, terdapat retraksi dada. Pemeriksaan penunjang; foto thoraks terlampir. Di bangsal parkit klien dirawat dalam incubator, terpasang canule nasal O2 1,5 lt/menit, IVFD D5% NS 10 tpm.Keadaan bayi saat pengkajian
Bayi berada di dalam inkubator, terpasang canule nasal O2 1,5 lt/menit, IVFD D5% NS 10 tpm, BAB dan BAK, klien menetek pada ibu setiap 3 jam sekali atau ketika menangis. Riwayat Kesehatan Dahulu
Prenatal
Ibu mengatakan selama hamil memeriksakan kandungan di RSUD Prambanan, pernah mengalami perdarahan saat usia kehamilan 2 bulan kemudian bedrest selama 4 bulan sampai usia kehamilan 6 bulan. Ibu klien mengatakan pada kehamilan sebelumnya tidak pernah mengalami perdarahan, ibu tidak menderita hipertensi.Natal
By. Ny. S lahir di RSUD Prambanan tanggal 8 Oktober 2015 saat usia kehamilan 37 minggu melalui operasi Caesar, BBL 3200 gram, PB 47 cm, LK 34 cm, LD 33 cm, LLA 10 cm. Lahir tidak langsung menangis dan nampak kebiruan.Postnatal
Sejak lahir klien masih dirawat di rumah sakit karena asfiksia, sudah mendapatkan injeksi vitamin K dan sudah mendapatkan imunisasi HB 0.Riwayat Imunisasi
By. Ny. S sudah mendapatkan imuniasi Hepatitis BRiwayat Keluarga
Ibu mengatakan bahwa tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti DM, Hepatitis, Hipertensi, TBC, dan penyakit menular/keturunan lainnya.Genogram
: Perempuan: Laki-laki: Pasien: garis perkawinan: garis keturunan: tinggal dalam 1 rumah
Riwayat Sosial
Hubungan orang tua dengan bayi : bayinya merupakan anak ke 3 dan mendapat pengasuhan dari orang tua. Ibu selalu menunggu bayinya selama dirawat di rumah sakit.Anak yang lain
UmurJenis KelaminRiwayat PersalinanBerat Lahir14 ThLaki-lakiDi Bidan3000 gram 9 ThLaki-lakiDi Bidan3500 gramLingkungan rumah : ibu mengatakan rumahnya berada di tengah desa di lingkungan yang banyak pepohonan sehingga polusi udara dan suara sangat minimal. Keluarga sudah mempunyai MCK pribadi dan sumber air dari sumur.Problema social : Ibu mengatakan berhubungan baik dengan anggota keluarga dan masyarakat sekitar tempat tinggal.
Keadaan saat ini
Diagnosa medis : AsfiksiaStatus nutrisi
BB sekarang : 3000 gramBayi minum ASI dengan menetek dari ibu, bayi tidak muntah.Status cairan : Bayi minum asi dengan menetek langsung, BAK berwarna kekuningan jernih, dan BAB berwarna kuning tekstur cair.Terapi :Nama ObatRuteDosisAmphicillinIV160 mg/12 jamGentamicinIV15 mg/24 jamCefotaximIV150 mg/12 jamIVFD D5% NSIV10 tpm
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umumKesadaran : Compos Mentis, E4V5M6TTV :Nadi 137 x/menitSuhu 36,5 oCRespirasi 63 x/menit
Saat LahirSaat IniBerat badan3200 gram3000 gramPanjang badan47cm47 cmLingkar kepala34 cm34 cmRefleks
Moro, menggenggam, menghisap adaTonus/aktivitas
Aktif, menangis kerasKepala/leher
Fontaneal anterior lunak, sutura sagitalis tepat, gambaran wajah simetrisMata
Konjunctiva tidak anemis, sclera putihTHT
Telinga simetris, hidung bilateral simetris, terpasang canule nasal O2 1,5 lt/menit, palatum normal.Abdomen
Simetris, tidak kembung, bising usus 15 x/menitThoraks
Paru-paru : simetris, tidak ada retraksi, suara nafas vesikuler, respirasi spontan, RR 63x/menit, Jantung : HR 120 x/menit, S1 tunggal, S2 split tak konstanEkstremitas
Ekstremitas atas dan bawah simetris, semua ekstremitas dapat bergerak, tidak ada kelainan jari. Terpasang infus D5 NS di tangan kanan.Genital
Jenis kelamin laki-laki, lubang uretra berada pada tempatnyaAnus
Ada, sudah BAB
Kulit
Tidak ikterik, akral hangat, turgor elastis.Pemeriksaan tingkat perkembangan
Motorik halus : reflek menggenggam adaMotorik kasar : mampu menggerakkan tangan dan kakiBahasa : bayi mampu mengangisPersonal social : bayi belum mampu mengenal orang lain karena penglihatan belum sempurnaPengkajian Resiko Jatuh (Humpty Dumpty)
ParameterKriteriaNilaiSkoreUsia48 jam atau tidak menjalani pembedahan/ sedasi/ anestesi1
Penggunaan medikamentosaPenggunaan multiple: sedatif, obat hypnosis, barbiturate, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik. narkose31
Penggunaan salah satu obat di atas2
Penggunaan medikasi lainnya/ tidak ada medikasi1
Jumlah skor17Skor assessment resiko jatuh humpty dumpty ( skor minimum 7, skor maksimum 23)Skor 7-1: resiko rendah 12: resiko tinggiPemeriksaan penunjang
-
Analisa DataNo.DataMasalahPenyebab1DS :Ibu klien mengatakan biru pada bayinya sudah berkurang
DO :Pernafasan nampak cepat dan dangkalEkspansi dada tidak maksimalNadi 137 x/menitSuhu 36,5 oCRR 63 x/menit (takipneu)Klien terpasang canule nasal O2 1,5 lt/menit
Ketidakefektifan pola nafasEkspansi dada tidak maksimal2. DS: - Ibu klien mengatakan selalu meneteki klien
DO : BBL : 3200BBS : 3000BAB cair
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Gangguan absorbsi3. DS :Orangtua kurang mengetahui tentang penyakit anaknya dan cara perawatannya.Ibu klien mengatakan anak sebelumnya tidak pernah mempunyai penyakit sama dengan bayinyaIbu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan pulang ke rumah Ibu klien mengatakan khawatir karena meninggalkan 2 anakyang lain di rumah
DO : -
Ansietaskurang terpaparnya informasi
4. DS :
DO :Klien terpasang infus pada tangan kanan sejak 11-10-15Suhu 36,5 oCTidak ada tanda inflamasi (tumor, rubor, dolor, kalor, functio laesa) pada luka tusukan infus
Resiko infeksiImunitas yang didapat tidak adekuat5.DS : -DO :Klien tampak bergerak aktif Skor pengkajian resiko jatuh humpty dumpty = 17 (>12 resiko tinggi)
Resiko JatuhUsia perkembangan
Diagnosa KeperawatanKetidakefektifan pola nafas b.d Ekspansi dada tidak maksimal ditandai dengan
DS :Ibu klien mengatakan biru pada bayinya sudah berkurang
DO :Pernafasan nampak cepat dan dangkalEkspansi dada tidak maksimalNadi 137 x/menitSuhu 36,5 oCRR 63 x/menit (takipneu)Klien terpasang canule nasal O2 1,5 lt/menit
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d Gangguan absorbsi
DS : Ibu klien mengatakan selalu menyusui klien DO :BBL : 3200BBS : 3000BAB cair
Ansietas b.d kurang terpapar informasi ditandai dengan
DS :Orangtua kurang mengetahui tentang penyakit anaknya dan cara perawatannya.Ibu klien mengatakan anak sebelumnya tidak pernah mempunyai penyakit sama dengan bayinyaIbu klien mengatakan ingin anaknya cepat sembuh dan pulang ke rumah Ibu klien mengatakan khawatir karena meninggalkan 2 anakyang lain di rumah
DO : -Resiko infeksi b.d Imunitas yang didapat tidak adekuat ditandai dengan
DS :-DO :Klien terpasang infus pada tangan kanan sejak 11-10-15Suhu 36,5 oCTidak ada tanda inflamasi (tumor, rubor, dolor, kalor, functio laesa) pada luka tusukan infus
Resiko jatuh b.d usia perkembangan ditandai dengan
DS : -DO :Klien tampak bergerak aktif Skor pengkajian resiko jatuh humpty dumpty = 17 (>12 resiko tinggi)
IntervensiPasien: By. Ny. S
Tanggal: 13 Oktober 2015DiagnosaTujuanIntervensiRasional1Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan pola nafas kembali efektifKriteria hasil :Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi nafas dalam rentang normal, tidak ada bunyi nafasTidak ada sianosisTanda-tanda vital dalam rentang normal
RR : 30-60 x/mntNadi : 120-160 x/ mntSuhu : 36,5-37,5oC
Ukur tanda-tanda vital
Monitor sianosis perifer
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi (Kepala lebih tinggi)Berikan Oksigenasi sesuai kebutuhan
Pengukuran TTV untuk mengetahui peningkatan TTVUntuk mengetahui adanya sianosis dan menentukan tindakan selanjutnyaMembantu memaksimalkan ventilasi Terapi oksigen dapat mencegah terjadinya dispnea
2Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nutrisi kembali seimbangKriteria hasil :Tidak ada tanda-tanda malnutrisiTidak ada penurunan berat badan
Monitor mual dan muntah
Monitor intake nutrisi
Timbang berat badan pasien setiap hariAnjurkan ibu untuk menyusui anaknya 3 jam sekali
Untuk mengetahui nutrisi yang keluarMengetahui kebutuhan intake nutrisiUntuk mengetahui adanya penurunan berat badan Untuk meningkatkan intake nutrisi
3Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1x30 menit diharapkan diharapkan ansietas berkurang.Kriteria hasil :Ibu klien mengetahui tentang penyebab bayinya dirawat di inkubator dan diberi oksigenIbu klien mengetahui tentang perawatan bayi dengan asfiksia
Beri keluarga informasi tentang penyebab bayinya dirawat di inkubator dan diberi O2Beri keluarga informasi tentang resiko komplikasi dari penyakit asfiksiaBeri keluarga informasi tentang penanganan
Supaya ibu mampu meminimalkan faktor penyebab untuk mencegah semakin parahnya kondisi sakit klienKeluarga menjadi lebih siap dengan segala kemungkinan yang adaKeluarga mengetahui penanganan apa yang telah dilakukan di rumah sakit dan perawatan selanjutnya ketika di rumah
4Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi Kriteria hasilKlien terhindar dari tanda dan gejala infeksi local dan sistemikKeluarga menunjukkan perilaku hidup bersih dan sehatTTV dalam batas normal
Kaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Ukur TTV setiap hari
Motivasi ibu bayi untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayiCuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Ajarkan ibu cara cuci tangan 6 langkah dengan benarKelola pemberian
Amphicilin 160 mg/12 jamCefotaxim e 150 mg/12 jamGentamicin 15 mg/24 jamUntuk mengetahui terjadinya infeksi lebih dini
Peningkatan TTV merupakan salah satu tanda terjadinya infeksi
Cuci tangan dapat menurunkan risiko infeksi pada bayi
Cuci tangan dapat menurunkan risiko infeksi pada bayiMenambah pengetahuan keluarga
Antibiotik merupakan obat yang dapat mengatasi infeksi
5.Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan tidak terjadi jatuh Kriteria hasil :Klien terbebas dari jatuhLingkungan klien aman
Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh
Awasi klien saat menetek
Berikan pencahayaan dan penerangan yang memadaiApabila karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi untuk jatuh mampu diidentifikasi maka karakteristik lingkungan itu dapat diminimalkan atau dihilangkan sehingga resiko jatuh juga minimalMenjaga agar klien tidak jatuh
Pencahayaan yang memadai mampu meminimalkan resiko terjatuh karena pandangan yang terganggu
Implementasi Evaluasi
No. DxWaktuImplementasiEvaluasi1. Selasa 13 Oktober 2015(Shift Pagi)10.00
Shift Siang 16.00
Shift malam10.00
Rabu, 14 Oktober 2015(Shift Pagi)11.30
Shift siang16.00
Kamis, 15 Oktober 2015Shift Pagi10.30
Shift siang15.00
Shift malam21.30
Mengukur TTVMemberikan oksigen 1,5 lpm
Mengukur tanda-tanda vitalMemonitor adanya sianosis
Mengukur tanda-tanda vitalMemonitor adanya sianosis
Mengukur TTVMonitor adanya sianosisMemberikan O2 ruangan 4 lpm
Mengukur TTVMemonitor adanya sianosisMemberikan O2 ruangan 2 lpm
Mengukur TTVMemonitor adanya sianosis
Mengukur TTVMemonitor adanya sianosis
Mengukur TTVMemonitor adanya sianosis
Selasa, 13 oktober 2015 , Pukul 14.00S : -O : TD : - Suhu :37,2 oC RR : 56 x/mnt Nadi : 140 x/mnt Klien terpasang oksigen nasal kanul 1,5 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Ukur tanda-tanda vital Arsinda
Pukul 20.00S : -O : Suhu :37 oC RR : 63 x/mnt Nadi : 136 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 nasal kanul 1,5 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosis
HeryuniPukul 06.00S : -O : Suhu :36,5 oC RR : 58 x/mnt Nadi : 140 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 nasal kanul 1,5 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosis
Rohmat Rabu, 14 Oktober 2015, 14.00
S : -O : Suhu : 36,6 oC RR : 80 x/mnt Nadi : 140 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 ruangan 4 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosis
Arsinda Pukul 20.00S : -O : Suhu : 36,8 oC RR : 64 x/mnt Nadi : 125 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 ruangan 2 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosis Heryuni
Kamis, 15 Oktober 2015, Pukul 14.00
S : -O : Suhu : 37 oC RR : 40x/mnt Nadi : 120 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 ruangan 1 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosis RohmatPukul 19.00S : -O : Suhu : 36,1 oC RR : 67 x/mnt Nadi : 123 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 ruangan 1 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosisArsindaPukul 07.30S : -O : Suhu : 36,5 oC RR : 48 x/mnt Nadi : 120 x/mnt TD : - Tidak ada tanda-tanda sianosis Terpasang O2 ruangan 1 lpmA : Ketidakefektifan pola nafas teratasi sebagianP : Monitor TTV Monitor adanya sianosis
Heryuni
2.Selasa, 13 Oktober 2015Shift pagi 09.00
11.00
Shift siang15.0016.0018.00
Shift malam 21.00 21.3023.00
Rabu, 14 Oktober 2015Shift Pagi09.0010.00
Shift Siang14.4515.3019.00
Kamis, 15 Oktober Shift Pagi201509.3010.00
Shift siang 15.0015.4518.30
Shift Malam08.4509.2004.30
Menganjurkan Ibu klien untuk memberikan ASI setiap 3 jam sekaliMembersihkan BAB dan mengganti popok bayi Memonitor mual muntah
Mendampingi ibu meneteki klienMemonitor mual dan muntahMembersihkan BAB dan mengganti popok klien
Mendampingi ibu klien meneteki klienMemonitor mual muntahMembersihkan BAB dan mengganti popok klien
Mendampingi ibu klien meneteki klienMemonitor mual muntah
Mendampingi ibu klien meneteki klienMemonitor mual muntahMembersihkan BAB dan mengganti popok klien
Mendampingi ibu klien meneteki klienMemonitor mual muntah
Menganjurkan Ibu klien untuk memberikan ASI setiap 3 jam sekaliMembersihkan BAB dan mengganti popok bayi Memonitor mual muntah
Menganjurkan Ibu klien untuk memberikan ASI setiap 3 jam sekaliMembersihkan BAB dan mengganti popok bayi Memonitor mual muntah
Selasa, 13 Oktober 2015, Pukul 14.00
S : Ibu klien mengatakan akan memberikan ASI anaknya setiap 3 jam sekaliO : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahBAB cair ada ampasnya berwarna kuning kecoklatanA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
ArsindaPukul 19.00S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahBAB Lembek berwarna kuning kecoklatanA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
HeryuniPukul 06.30S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntah BAB Lembek, berwarna kuning kecoklatanA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
Rohmat Rabu, 14 Oktober 2015 Pukul 13.00S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
ArsindaPukul 19.00S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahBAB berwarna kuning, konsistensi lembekA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
HeryuniKamis, 15 Oktober 2015Pukul 13.00
S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien RohmatPukul 20.00S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahBAB berwarna kuning, konsistensi lembekA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
ArsindaPukul 06.00S : -O : Klien menetek 3 jam sekali Reflek hisap kuat Tidak ada mual muntahBAB berwarna kuning, konsistensi lembekA : Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebuituhan tubuh teratasi sebagianP : Monitor mual muntah Dampingi ibu meneteki klien
Heryuni 3.Selasa, 13 Oktober 201510.30
Memberikan informasi tentang penyebab klien dimasukkan di inkubator dan diberi O2Memberikan informasi tentang Penangana bayi dengan Asfiksia
Selasa, 13 Oktober 2015, Pukul 11.00
S : Ibu klien mengatakan sekarang sudah paham tentang kondisi penyakit bayinyaIbu klien mengatakan tidak lagi khawatir terhadap kondisi bayinyaIbu klien mengatakan bersedia mengikuti program perawatan dan pengobatan untuk kesembuhan bayinya
O : -A: Ansietas teratasiP: Anjurkan ibu untuk berdoa dan bersabar
Selasa, 13 Oktober 201508.30
10.00
Shift siang 16.00
Shift Malam10.00
Rabu, 14 Oktober 2015 (Shift Pagi)11.30
Shift siang16.00
Kamis, 15 Oktober 2015Shift Pagi10.30
Shift siang15.00
Shift malam10.00
Mengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)
Mengukur TTV
Memotivasi ibu klien untuk cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayiMengajarkan ibu cara cuci tangan 6 langkah dengan benarMencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Mengukur TTVMengkaji tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Selasa, 13 Oktober 2015, Pukul 14.00
S : Ibu klien mengatakan akan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang klienO : TD : - Suhu :37,2 oC RR : 56 x/mnt Nadi : 140 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, rubor, fungsio laesa)Ibu klien mampu mendemonstrasikan cara mencuci tanganA : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV
ArsindaPukul 20.00S : -O : TD : - Suhu :37 oC RR : 63x/mnt Nadi :136 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV HeryuniPukul 07.00S : -O : TD : - Suhu :36,5 oC RR : 58x/mnt Nadi :140 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV RohmatPukul 14.00
S : -O : TD : - Suhu :36,6 oC RR : 80x/mnt Nadi :140 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV
ArsindaPukul 19.00S : -O : TD : - Suhu :36,8 oC RR : 64x/mnt Nadi :125 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV HeryuniKamis, 15 Oktober 2015, Pukul 14.00S : -O : TD : - Suhu :37oC RR : 40x/mnt Nadi :120 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV Rohmat
Pukul 19.30 S : -O : TD : - Suhu :36,1 oC RR : 67x/mnt Nadi :123 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV
ArsindaPukul 07.30 S : -O : TD : - Suhu :36,5 oC RR : 48x/mnt Nadi :120 x/mnt Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor,dolor, rubor, tumor, fungsio laesa)A : Resiko infeksi teratasi sebagianP : Kaji tanda-tanda infeksi Ukur TTV
Selasa, 13 Oktober 2015Shift pagi 09.0011.00
Shift malam 21.00 21.3023.00
Shift Malam20.4521.20
Mendampingi ibu meneteki klienMemberikan pencahayaan yang memadai
Mendampingi ibu meneteki klienMemberikan pencahayaan yang memadai
Mendampingi ibu meneteki klienMemberikan pencahayaan yang memadaiSelasa, 13 Oktober 2015, Pukul 13.00
S : -O : Ibu klien meneteki klien Pencahayaan terangA : Resiko jatuh teratasi sebagianP : Memberikan pencahayaan setiap kali ibu klien menyusui
Arsinda Pukul 23.00S : -O : Ibu klien meneteki klien Pencahayaan terangA : Resiko jatuh teratasi sebagianP : Memberikan pencahayaan setiap kali ibu klien menyusui Rohmat Pukul 22.00 S : -O : Ibu klien meneteki klien Pencahayaan terangA : Resiko jatuh teratasi sebagianP : Memberikan pencahayaan setiap kali ibu klien menyusui Heryuni
BAB IIIPENUTUP
KesimpulanHiperbilirubin adalah peningkatan kadar bilirubin serum (hiperbilirubinemia) yang disebabkan oleh kelainan bawaan, juga dapat menimbulkan ikterus.
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada By. Ny. S dengan diagnose medis ikterik neonatorum, ditegakkan diagnose sebagai berikut :Ketidakefektifan termoregulasi berhubungan dengan efek fototerapiIkterik neonatus berhubungan dengan bilirubin tak terkonjugasi sempurna dalam sirkulasiKerusakan integritas kulit berhubungan dengan hiperbilirubinemia, efek fototerapiAnsietas berhubungan dengan kurang informasi tentang kondisi penyakit
Tiga dari keempat diagnose tersebut teratasi Ketidakefektifan termoregulasi, Ikterik neonates, dan ansietas (keluarga) karena proses fototerapi telah selesai, ibu bayi tidak cemas lagi, kriteria hasil tercapai, dan klien diperbolehkan pulang. Diagnosa kerusakan integritas kulit teratasi sebagian karena kondisi kulitbayi masih kering dan kasar, masih terdapat pengelupasan pada kulit.
SaranIbu yang mempunyai bayi dengan ikterik sebaiknya memberikan ASI secara teratur dan adekuat serta menjaga kebersihan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk mencegah timbulnya infeksi.