bab ii oc
DESCRIPTION
belum revisiTRANSCRIPT
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sistem Proteksi Tenaga Listrik
Proteksi dibutuhkan untuk melindungi setiap elemen dari sistem serta
mengamankan secepat mungkin dari gangguan yang sedang terjadi, sebab
gangguan dapat membahayakan sistem, antara lain menyebabkan jatuhnya
generator-generator dalam sistem. Bagi pihak konsumen akibatnya adalah
terganggunya kerja dari alat-alat listrik, terutama di dalam industri yang
mengakibatkan terganggunya proses produksi.
Skema proteksi harus cocok dan sesuai dengan semua peralatan proteksi
yang terpasang pada sistem itu. Pemutusan dari bagian-bagian yang terganggu
harus seselektif mungkin, jadi proses pengamanan ganguan hanya dibatasi pada
komponen yang mengalami ganggu saja. Jadi proteksi harus sensitif, artinya harus
dapat mendeteksi suatu kesalahan secara pasti. Untuk semua keadaaan operasi
dari sistem, peralatan proteksi harus dapat bekerja secara cepat dan dapat
diandalkan serta dapat dipercaya.
Tujuan utama dari proteksi adalah membatasi pengaruh-pengaruh akibat
terjadinya gangguan, memadamkan gangguan serta mengisolir bagian-bagian
yang terganggu tersebut tanpa menggangu bagian bagian yang lain.
2.1.1 Fungsi Pengaman
Pengaman di dalam sistem tenaga listrik adalah untuk mengamankan
peralatan pada sistem tenaga listrik sehingga kerugian yang diakibatkan karena
5
6
adanya gangguan dapat dihindari atau dikurangi menjadi sekecil mungkin, dengan
cara :
a. Mendeteksi adanya gangguan
b. Melepaskan atau memisahkan bagian sistem yang mengalami gangguan,
dilakukan oleh seperangkat alat berikut :
1) Rele
2) Trafo arus atau Current Transformator (CT)
3) Trafo tegangan atau Potential Transformator (PT)
4) Pemutus tenaga (PMT)
5) Sistem sumber tenaga listrik DC
6) Sistem Pengawatan
Semuanya harus bekerja dengan baik dan terintegrasi, jika salah satu
peralatan tersebut gagal bekerja maka sistem proteksi akan gagal bekerja.
Pengaman yang benar yaitu jika semua komponen pengaman dapat bekerja sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Dalam keadaan normal atau tidak ada ganggguan, pengaman tidak bekerja,
tetapi suatu saat ada gangguan maka pengaman harus bekerja dan tidak boleh
gagal maka agar proteksi dapat bekerja dengan baik, komponen-komponen
pengaman perlu secara berkala harus diadakan pemeliharaan dan pengujian
peralata tersebut.
2.1.2 Zona Pengamanan
Pengamanan sistem tenaga listrik biasanya dikelompokkan pada bagian
sistem yang diamankan zona pengaman / proteksi. Zona pengaman dimaksudkan
7
sebagai daerah yang menjadi tanggung jawab suatu pola pengamanan.
Pola pengamanan adalah suatu sistem pengamanan yang melindunagi
peralatan dari keadaan tidak normal dari suatu sistem tenaga listrik. Setiap zona
memiliki pola pengamanan tertentu dan setiap pola mempunyai sistem tertentu,
misalnya pola pengamanan pada transformator tidak sama dengan pola
pengamanan pada transmisi / generator / busbar.
Pembagian zona pengamanan secara garis besar meliputi sistem zona
pembangkit, zona busbar, zona transformator tenaga dan zona transmisi. Zona-
zona pengamanan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga tumpang tindih
(over lap) untuk zona yang berdekatan seperti ditunjukkan oleh gambar 2.1 hal ini
dimaksudkan agar tidak ada satu titik pun dalam sistem tenaga listrik yang tidak
mempunyai sistem pengaman.
Gambar 2.1 Zona Pengamanan
8
2.2 Dasar Rele Proteksi
Penggunaan pengaman pemutus daya untuk kerja otomatis perlu dilengkapi
dengan peralatan tambahan yang dapat mendeteksi perubahan keadaan yang
terjadi pada rangkaian. Peralatan tersebut berupa gulungan yang diberi daya dari
sumber DC melalui saklar yang dioperasikan dengan peralatan khusus yang
disebut rele. Rele merupakan suatu peralatan yang dilengkapi dengan kontak-
kontak yang mampu merubah rangkaian lain.
Rele proteksi merupakan komponen yang sangat penting bagi sistem
pengaman tenaga listrik. Fungsinya adalah pemberi sinyal atau perintah trip
kepada PMT (pemutus tenaga). Diagram blok fungsi kerja rele ditunjukan pada
gambar 2.2
Gambar 2.2 Diagram blok fungsi rele
Gangguan yang terjadi pada sistem tenaga listrik akan dirasakan oleh rele
dengan bantuan trafo arus, kemudian rele memberi sinyal printah trip kepada
PMT sehingga rangkaian menjadi terputus. Dalam merasakan adanya gangguan,
rele pengaman dibantu oleh trafo arus (CT) sebagai alat penurun arus berharga
besar pada sisi primernya menjadi arus yang lebih kecil pada sisi sekundernya
sesuai dengan rasio trafo arus (CT). Diagram rangkaian cara kerja rele dalam
mengamankan gangguan ditunjukkan pada gambar 2.3
9
Gambar 2.3 Diagram hubungan ct, rele arus lebih dan cb dalam pengamanan
jaringan tenaga listrik
Cara kerja rangkaian :
Dalam keadaan normal arus beban sama dengan In maka arus yang
mengalir pada rele sama dengan In tentunya arus tersebut tidak cukup mampu
untuk menutup kontak rele. Jika pada saluran beban mengalami ganggguan, maka
In akan menjadi besar dan jika harga tersebut telah melampaui nilai setting arus,
maka rele akan bekerja menutup kontaknya sehingga arus DC dari baterai akan
mengalir menuju triping coil CB dan kemudian CB trip.
Karena peranan yang sangat penting dalam mengamankan gangguan,
maka rele proteksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a) Selektif (selective)
Rele proteksi harus selektif atau cermat dalam memilih gangguan yang menjadi
tanggung jawabnya dan bekerja pada daerah yang terganggu saja.
b) Dapat diandalkan (reliable)
Rele harus bekerja / tidak boleh gagal saat terjadi gangguan, maka rele dapat
dikatakan baik bila keandalannya kurang lebih 90%, yaitu jumlah rele yang
10
bekarja terhadap jumlah gangguan yang terjadi.
c) Cepat
Saat terjadi gangguan sampai pelepasan PMT harus dilakukan dengan cepat
agar gangguan tidak meluas sehingga kerugian dapat ditekan sekecil mungkin.
d) Peka (sensitive)
Rele dapat dikatakan peka apabila dapat bekerja dengan masukan (input) dari
besaran yang dideteksi sekecil mungkin, sehingga rele dapat bekerja pada awal
terjadinya gangguan.
e) Ekonomis
Pemasangan rele proteksi harus dipertimbangkan harga peralatan yang
diamankan yaitu suatu peralatan yang mahal akan memperoleh pengamanan
yang lebih komplit.
2.3 Karakteristik Rele Arus Lebih (Over Current Relay)
Rele arus lebih adalah suatu rele yang bekerjanya berdasarkan adanya
kenaikan arus yang melebihi suatu nilai pengaman tertentu dalam jangka waktu
tertentu, sehingga rele ini dapat dipakai sebagai pola pengamanan arus lebih.
Fungsi dan kelebihan dari rele arus lebih ini, diantara lain yaitu :
1. Sederhana dan murah.
2. Mudah penyetelannya.
3. Merupakan rele pengaman utama dan cadangan.
4. Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa maupun hubung singkat
satu fasa ke tanah dan dalam beberapa hal dapat digunakan sebagai pengaman
beban lebih.
11
5. Pengaman utama pada jaringan distribusi dan subtransmisi yang radial.
6. Pengaman cadangan untuk generator, trafo tenaga dan saluran transmisi.
2.3.1 Rele Arus Lebih Seketika (Instantaneous)
Rele arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika (instaneous)
adalah jika jangka waktu rele mulai pick up sampai selesainya kerja rele
membutuhkan waktu yang sangat singkat dan tidak dipengaruhi oleh besar
kecilnya nilai arus gangguan yang terjadi.
Rele dengan karakteristik ini umumnya tidak dapat berdiri sendiri
melainkan dikombinasikan dengan rele arus lebih tunda waktu tertentu (definite
time) untuk mempermudah pola koordinasi dengan peralatan pengaman lainya dan
hanya pada beberapa kondisi tertentu rele ini berdiri sendiri.
Diagram garis tunggal dan karakteristik seketika ditunjukan pada gambar
2.4 dan 2.5
Gambar 2.4 Diagram garis tunggal Gambar 2.5 Grafik arus terhadapKarakteristik Instan waktu karakteristik instan
2.3.2 Rele Arus Lebih Tunda Waktu Tertentu (Definite Time)
Rele arus lebih tunda waktu tertentu (definite time) adalah jika jangka waktu
rele mulai pick up sampai selesainya kerja rele diperpanjang dengan nilai waktu
12
tertentu dan tidak tergantung dari besar nilai arus gangguan yang menggerakkan.
Diagram tunggal dan karakteristik rele arus lebih tunda waktu tertentu
ditunjukkan pada gambar 2.6 dan 2.7 berikut ini.
Gambar 2.6 Diagram garis tunggal Gambar 2.7 Grafik arus karakteristik definite terhadap waktu karakteristik definite
2.3.3 Rele Arus Lebih Tunda Waktu Berbanding Terbalik (Inverse Time
OCR)
Rele arus lebih tunda waktu berbanding terbalik (Inverse Time) adalah jika
jangka waktu rele pick up sampai selesai kerja rele diperpanjang dengan nilai
waktu pemutusanya berbanding terbalik dengan besar nilai arus gangguan yang
menggerakan rele.
Diagram tunggal dan karakteristik rele inverse ditunjukan pada gambar 2.8
dan 2.9 berikut ini :
Gambar 2.8 Diagram garis tunggal Gambar 2.9 Grafik arus terhadap karakteristik inverse waktu karakteristik inverse
13
Karakteristik rele arus lebih inverse ada 4 (empat) macam yaitu :
1. Normal Inverse / Standar Inverse (NI/SI)
2. Very Inverse (VI)
3. Extremely Inverse (EI)
4. Long Time Inverse (LTI)
Berikut adalah grafik karakteristik rele arus lebih inverse dalam satu grafik
yang ditunjukan gambar 2.10 berikut.
Gambar 2.10 Karakteristik rele arus lebih inverse
2.3.4 Rele Arus Lebih Tunda Waktu Terbalik Minimum ( Inverse Definite
Minimum Time / IDMT)
Rele arus lebih tunda waktu minimum adalah rele arus lebih yang memiliki
karakteristik penggabungan dari dua karakter rele yang terdapat pada penjelasan
sebelumnya, yaitu rele arus lebih dengan karakteristik tunda waktu berbanding
terbalik (Inverse Time) dan rele arus lebih tunda waktu tertentu (definite time)
dimana kedua karakteristik tersebut menyeleksi arus gangguan yang berbeda.
Ketika rele IDMT membaca gangguan arus lebih dengan nilai arus ganguan
yang kecil maka karakteristik tunda waktu berbanding terbalik (Inverse Time)
Kketerangan :
1. Normal
Inverse
2. Very
Inverse
(VI)
14
akan mengamankan arus gangguan tersebut, dan jika rele IDMT membaca
gangguan arus lebih dengan nilai yang sangat besar maka tunda waktu tertentu
(definite time).
Gambar 2.11 Diagram tunggal Gambar 2.12 Grafik Arus terhadap Karakteristik IDTM Waktu Karakteristik IDTM
2.4 Cara Penyambungan Rele Arus Lebih (OCR)
2.4.1 Gangguan Hubung Singkat antar Fasa
Cara penyambungan OCR untuk mengamankan gangguan antar fasa (2 fasa)
dan 3 fasa dapat digunakan tiga buah rele atau 2 buah rele arus lebih, dengan
sistem sambungan seperti ditunjukkan pada gambar 2.13 dan 2.14 dibawah ini.
Gambar 2.13 Diagram garis tunggal penyambungan 3 buah OCR pada
15
jaringan tiga fasa
Gambar 2.14 Diagram garis tunggal penyambungan 3 buah OCR pada
jaringan tiga fasa
Dari kedua gambar diatas, gambar 2.14 lebih sering digunakan karena
investasi pengadaan rele yang lebih murah dari pada gambar 2.13 dengan fungsi
yang sama. Pengaman arus lebih dengan menggunakan 2 rele sudah cukup untuk
mengatasi gangguan 3 fasa maupun 2 fasa. Jika terjadi ganggguan 3 fasa maka
kedua-duanya bekerja, jika gangguan 2 fasa maka salah satu atau kedua-duanya
akan bekerja. Misalnya :
a. Jika fasa terganggu adalah R dengan S maka OCR yang bekerja adalah fasa R
b. Jika fasa terganggu adalah S dengan T maka OCR yang bekerja adalah fasa T
c. Jika fasa terganggu adalah R dengan T maka kedua OCR bekerja
Pengamanan arus lebih dengan tiga buah rele jelas lebih sempurna, karena
setiap gangguan antara fasa lebih dari satu rele yang bekerja, sehingga bila satu
rele gagal berkerja rele lainnya masih dapat bekerja dengan demikian
keandalannya dapat dijamin. Tetapi biaya investasi lebih mahal.
2.4.2 Gangguan Hubung Singkat Satu Fasa ke Tanah (Ground Fault Relay)
16
Pada dasarnya rele gangguan tanah adalah rele arus lebih yang dipergunakan
untuk mengamankan gangguan ketanah yaitu satu fasa atau dua fasa ke tanah.
Rele ini akan efektif apabila digunakan pada sistem tenaga listrik dengan
pentanahan netral langsung atau pentanahan netral dengan tahanan rendah. Cara
penyambungan rele gangguan tanah ditunjukan pada gambar dibawah berikut.
Gambar 2.15 Penyambungan Rele Gangguan Tanah
2.5 OCR tipe mk233A
17
Gambar 2.16 OCR tipe mk233A
OCR (Over Current Relay) atau rele hubung singkat dengan tipe mk233A
ini adalah mikroprosesor yang berbasis rele hubung singkat menurut angka. OCR
ini menggunakan dasar pengukuran frekuensi arus untuk pemutusan arus
harmonik yang unggul. Elemen yang di set tinggi (high-set) bisa di nonaktifkan
oleh pengguna. Karakteristik arus waktu dari elemen yang di-set rendah (low-set)
adalah waktu tunda tertentu (definite time) atau lima kurva IDMT yang dapat
dipilih. Elemen yang di set tinggi (high-set) adalah waktu tunda tertentu (definite
time) atau rele pemutusan instan. Layar panel dengan tampilan 4-digit pada
MK233A menyajikan arus terbaru yang dimuat, merekam arus hubung singkat
untuk pemutusan (trip) yang terakhir, dan semua pengaturan dari rele.
Berikut adalah spesifikasi dari OCR tipe MK233A.
a. Penjelasan Singkat Komponen OCR tipe MK233A
18
Gambar 2.17 Komponen dari OCR tipe MK233A
Keterangan :
a) Indikator Catu daya bantu Simbol
b) Indikator set rendah status awal/trip IL1 – arus L1
c) Indikator set tinggi status awal/trip IL2 – arus L2
d) Tombol kebawah IL3 – arus L3
e) Tombol keatas I> – Set rendah
f) Tombol Reset kt> - pengali waktu set rendah/waktu tunda
g) Tombol test I>> - Set tinggi
h) Indikator DP t>> - Set tinggi waktu tunda
i) Indikator fungsi (FUNCTION) SW – Soft switch
j) Indikator DATA
b. Lampu Indikator
Lampu indikator ini menampilkan status dari system, berikut keterangannya:
Tabel 2.1 Status sistem yang ditunjukan oleh lampu indikator
19
IndikatorStatus
Aux I> I>> FUNC DT
0 0 0 0 0 Tidak ada catu daya bantu
1 0 0 X X Kondisi normal, tidak trip
1 1 0 X XSet rendah pemicu arus lebih, penghitung
waktu tunda dimulai.
1 0 1 X XSet tinggi pemicu arus lebih, penghitung
waktu tunda dimulai.
1 B 0 B B
Pemutusan Set rindah,
FUNC LED mengindikasikan sumber trip,
DT LED menampilkan angka pemutusan
(trip).
1 0 B B B
Pemutusan Set tinggi,
FUNC LED mengindikasikan sumber trip,
DT LED menampilkan angka pemutusan
(trip).
1 X X B 1 Mode pemrograman
Keterangan:1 = ON 0 = OFF X = don’t care, tidak berkedip
B = Berkedip DT = DATA FUNC = FUNGSI
Tabel 2.2 Kode FUNGSI
Indikator
FUNGSI DP DATA
1 Off L1 arus beban
2 Off L2 arus beban
20
3 Off L3 arus beban
1 Berkedip L1 arus pemutusan sebelumnya
2 Berkedip L2 arus pemutusan sebelumnya
3 Berkedip L3 arus pemutusan sebelumnya
4 Off Set rendah arus setting
5 Off Pengali waktu /pengaturan waktu tunda
6 Off Set tinggi arus setting
7 Off Set tinggi pengaturan waktu tunda
8 Off Pengaturan Soft switch
Catatan: saat kondisi operasi normal, display 4 digit dalam keadaan mati (off).
Ketika tombol RESET ditekan, display 4 digit akan menyala. Layar akan
berganti secara otomatis setelah 6 menit jika setelah itu tidak ada tombol yang
ditekan.
c. Pengoperasian Tombol Tekan
1) Tes pemutusan: tekan tombol “TEST” untuk mensimulasi sebuah
kondisi pemutusan.
2) Reset pemutusan: tekan tombol “RESET” untuk mereset rele ketika
terjadi pemutusan.
3) Melihat pengaturan
Ketika rele tidak dalam kondisi trip, menekan tombol “RESET” akan
memindahkan ke beberapa fungsi lain.
21
Gambar 2.18 Urutan perpindahan fungsi
d. Kontak Output
MK233A mempunyai 2 set kontak output, yaitu:
1) KONTAK R1 – terhubung ke sinyal pemutusan (trip).
2) KONTAK R2 – terhubung ke sinyal pemutusan atau penyalaan.
Kontak output bisa diprogram menjadi tipe auto reset atau tipe manual
reset.
Untuk tipe auto reset, kontaknya tetap aktif sampai arus hubung
singkatnya dihilangkan.
Untuk tipe manual riset, kontaknya tetap aktif meskipun arus hubung
singkat telah hilang.
e. Soft Switches
MK233A menggabungkan 4 soft switch untuk konfigurasi system. Saat
digit fungsi menampilkan angka “8”, rele berada pada mode pengaturan
soft switches.
Gambar 2.19 Tampilan soft switch
Tabel 2.3 Pengaturan Soft Switches
SW SVL Konfigurasi Sistem
1 00
01
Kontak R1 terhubung ke sinyal pemutusan tipe auto reset
Kontak R1 terhubung ke sinyal pemutusan tipe manual reset
2 00 Kontak R2 terhubung ke sinyal pemutusan tipe auto reset
22
01
10
11
Kontak R2 terhubung ke sinyal pemutusan tipe manual reset
Kontak R2 terhubung ke sinyal tipe auto reset
Kontak R2 terhubung ke sinyal tipe manual riset
3 00
01
02
03
04
05
Set rendah kurva 3/10 normal inverse
Set rendah kurva 1,3/10 normal inverse
Set rendah kurva long time inverse
Set rendah kurva very inverse
Set rendah kurva extremely inverse
Set rendah tunda waktu tertentu (definite time)
4 00
01
Set tinggi ditiadakan
Set tinggi ditiadakan
f. Diagram Hubung
1) Rele Hubung Singkat
Gambar 2.20 Diagram hubung OCR
2) Rele Hubung Singkat dan Rele Gangguan Tanah (3 fasa 4 jaringan
system)
23
Gambar 2.21 Diagram Hubung OCR dan GFR
g. Dimensi OCR tipe MK233A
Gambar 2.22 Dimensi OCR tipe MK233A
2.6 Human Machine Interface (HMI)
Human Machine Interface (HMI) atau sering juga disebut dengan Man
Machine Interface (MMI) adalah software yang digunakan untuk memonitor dan
mengontrol mesin atau proses di suatu pabrik. Dalam dunia otomasi industri, HMI
di-instal pada komputer desktop, sebelum menggunakannya harus membuat
aplikasi (project) terlebih dahulu sesuai dengan fungsi yang diinginkan. Aplikasi
atau project tersebut dapat berisi gambar – gambar yang akan ditampilkan, data –
data yang akan dimonitor atau dikontrol atau di-log, alarm – alarm, trending,
report dan sebagainya. Proyek ini dibuat dengan software HMI versi
‘development’, dan setelah selesai dapat dijalankan dengan software. HMI versi
24
‘run time’ untuk pemakaian sehari – hari oleh operator. Software HMI umumnya
memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Menampilkan gambaran suatu mesin atau proses yang sedang berlangsung.
2. Memonitor dan mengontrol data – data secara real time.
3. Fungsi – fungsi Alarm, Trending, Logging Data.
4. Dapat menerapkan sistem kode akses/password user.
Aplikasi HMI pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan peralatan
yang dikontrol tetapi melalui perantara data server. Data server dapat berupa
program OPC atau program Direct Driver khusus yang dibuat khusus untuk satu
controller tertentu. Pada gambar 2.16 dijelaskan bagaimana sistem HMI
memonitoring proses sebuah equipment.
Gambar 2.23 Sistem Monitoring HMI
Gambar 2.23 adalah salah satu contoh sistem monitoing dengan berbasis
HMI. Terdapat tiga komponen penting yaitu Andruino, alat peraga yang akan
dimonitoring dan software Lazarus untuk membuat tampilan HMI yang terdapat
pada Personal Computer (PC).
Arduino
25
Hampir sebagian besar HMI mengakses data peralatan melalui program
controller yang dikenal dengan nama PLC (Programmable Logic Controller).
HMI hanya mengakses data untuk monitoring serta mengontrol, sedangkan alur
program prosesnya sendiri sudah terprogram dalam PLC.
Pada hampir semua solusi teknis, efektifitas dari HMI adalah dapat
memprediksi penerimaan user terhadap seluruh solusi yang ada. Konsep HMI
yang modern pada industri adalah sebagai media komunikasi antara operator
dengan perancangan yang secara ideal mampu memberikan informasi yang
diperlukan, agar perancangan yang dilakukan dengan tingkat efisien maksimum.
HMI merupakan sarana bagi operator untuk mengakses sistem otomasi di
lapangan yang mencangkup operasional, pengembangan, perawatan
troubleshooting. Berikut dibawah ini akan dijelaskan mengenai fungsi-fungsi dari
HMI :
a. Memberikan informasi plant yang up to date kepada operator melalui
graphical user interface.
b. Menerjamahkan instruksi operator ke mesin.
c. Engineering Development Satation.
Berikut bagian – bagian dari Human Machine Interface (HMI) meliputi :
a. Tampilan Statis dan Dinamik
b. Manajemen Alarm
c. Trending
d. Reporting
2.6.1 Arduino
26
Arduino adalah sebuah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan
Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah
software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi
kode biner dan meng-upload ke dalam memori microcontroller.
a. Komponen Andruino
Komponen utama di dalam papan Arduino adalah sebuah microcontroller 8
bit dengan merk ATmega yang dibuat oleh perusahaan Atmel Corporation.
Berbagai papan Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda-beda
tergantung dari spesifikasinya, sebagai contoh Arduino Uno menggunakan
ATmega328 sedangkan Arduino Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan
ATmega2560.
Untuk memberikan gambaran mengenai apa saja yang terdapat di dalam
sebuah mikrokontroler, pada gambar berikut ini diperlihatkan contoh diagram
blok sederhana dari mikrokontroler ATmega328 (dipakai pada Arduino Uno).
Gambar 2.24 Diagram blok mikrokontroler ATmega328
27
Blok-blok di atas dijelaskan sebagai berikut:
1. Universal Asynchronous Receiver/Transmitter (UART) adalah antar muka
yang digunakan untuk komunikasi serial seperti pada RS-232, RS-422 dan
RS-485.
2. 2 kB RAM pada memory kerja bersifat volatile (hilang saat daya dimatikan),
digunakan oleh variable-variabel di dalam program.
3. 32 kB RAM flash memory bersifat non-volatile, digunakan untuk
menyimpan program yang dimuat dari komputer. Selain program, flash
memory juga menyimpan bootloader. Bootloader adalah program inisiasi
yang ukurannya kecil, dijalankan oleh CPU saat daya dihidupkan. Setelah
bootloader selesai dijalankan, berikutnya program di dalam RAM akan
dieksekusi.
4. 1 kB EEPROM digunakan untuk menyimpan data yang tidak boleh hilang
saat daya dimatikan. Tidak digunakan pada papan Arduino.
5. Central Processing Unit (CPU), bagian dari microcontroller untuk
menjalankan setiap instruksi dari program.
6. Port input/output, pin-pin untuk menerima data (input) digital atau analog,
dan mengeluarkan data (output) digital atau analog.
b. Arduino UNO
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada
ATmega328. Papan Arduino Uno adalah sebuah microcontroller 8 bit dengan
merk ATmega yang dibuat oleh perusahaan Atmel Corporation. Berbagai papan
Arduino menggunakan tipe ATmega yang berbeda – beda tergantung dari
spesifikasinya, sebagai contoh Arduino Uno menggunakan ATmega328
28
sedangkan Arduino Mega 2560 yang lebih canggih menggunakan ATmega2560.
Untuk memberikan gambaran mengenai apa saja yang terdapat di dalam sebuah
Andruino Uno gambar berikut ini.
Gambar 2.25 Arduino Uno(Sumber: www.arduino.cc)
Gambar 2.26 Diagram Arduino Uno
1. 14 pin input/output digital (0-13)
Berfungsi sebagai input atau output, dapat diatur oleh program. Khusus
untuk 6 buah pin 3, 5, 6, 9, 10 dan 11, dapat juga berfungsi sebagai pin
analog output dimana tegangan output-nya dapat diatur. Nilai sebuah pin
29
output analog dapat diprogram antara 0 – 255, dimana hal itu mewakili nilai
tegangan 0 – 5 V.
2. USB
Berfungsi untuk memuat program dari komputer ke dalam papan,
komunikasi serial antara papan dan komputer serta memberi daya listrik
kepada papan.
3. Sambungan SV1
Sambungan atau jumper untuk memilih sumber daya papan, apakah dari
sumber eksternal atau menggunakan USB. Sambungan ini tidak diperlukan
lagi pada papan Arduino versi terakhir karena pemilihan sumber daya
eksternal atau USB dilakukan secara otomatis.
4. Q1 – Kristal (quartz crystal oscillator)
Jika microcontroller dianggap sebagai sebuah otak, maka kristal adalah
jantung-nya karena komponen ini menghasilkan detak-detak yang dikirim
kepada microcontroller agar melakukan sebuah operasi untuk setiap detak-
nya. Kristal ini dipilih yang berdetak 16 juta kali per detik (16MHz).
5. Tombol Reset S1
Untuk me-reset papan sehingga program akan mulai lagi dari awal.
Perhatikan bahwa tombol reset ini bukan untuk menghapus program atau
mengosongkan microcontroller.
6. In-Circuit Serial Programming (ICSP)
Port ICSP memungkinkan pengguna untuk memprogram microcontroller
secara langsung, tanpa melalui bootloader. Umumnya pengguna Arduino
30
tidak melakukan ini sehingga ICSP tidak terlalu dipakai walaupun
disediakan.
7. IC 1 – Microcontroller Atmega
Komponen utama dari papan Arduino, di dalamnya terdapat CPU, ROM
dan RAM.
8. X1 – sumber daya eksternal
Jika hendak disuplai dengan sumber daya eksternal, papan Arduino dapat
diberikan tegangan DC antara 9-12 V.
9. 6 pin input analog (0-5)
Pin ini sangat berguna untuk membaca tegangan yang dihasilkan oleh
sensor analog, seperti sensor suhu. Program dapat membaca nilai sebuah pin
input antara 0 – 1023, dimana hal itu mewakili nilai tegangan 0 – 5V.
Tabel 2.4 Spesifikasi Mikrokontroler ATmega328
Mikrokontroler ATmega328
Tegangan pengoperasian 5 V
Tegangan input yang
disarankan7 - 12 V
Batas tegangan input 6 – 20 V
Jumlah pin I/O digital14 (6 di antaranya menyediakan
keluaran PWM)
Jumlah pin input analog 6
Arus DC tiap pin I/O 40 mA
Arus DC untuk pin 3.3V 50 mA
31
Memori Flash32 KB (ATmega328), sekitar 0.5 KB
digunakan oleh bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)
EEPROM 1 KB (ATmega328)
Clock Speed 16 MHz
2.6.2 Lazarus
Lazarus merupakan perangkat pengembangan aplikasi berbasis pascal
dilingkungan Linux. Dalam perkembangannya Lazarus telah mendukung berbagai
sestim operasi lain seperti Windows, Mac dan Solaris. Lazarus sering digunakan
untuk memebuat berbagai aplikasi Graphical User Interface (GUI) pada
komputer desktop, perangkat komunikasi, dan web Dengan pendekatan visual
Anda dapat menciptakan aplikasi canggih tanpa banyak menuliskan kode
pemograman pascal.
2.7 Saklar Putar (Rotary Switch)
Berdasarkan Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia 2000 (PUIL 2000)
bahwa saklar adalah alat untuk memutus dan menghubungkan sirkuit dan
mengubahnya menjadi berbeban atau tidak. Sakelar mempunyai berbagai jenis
yang dibagi menurut fungsi dan penggunaannya. Pemilihan saklar untuk suatu
keperluan tertentu memerlukan pertimbangan – pertimbangan antara lain:
a. Kekuatan mekanis
b. Jenis saklar
c. Tegangan maksimum
d. Arus maksimum
32
e. Resistansi saat terbuka
f. Resistansi saat tertutup
Saklar putar (rotary Switch) adalah switch yang proses kontaknya terjadi
dengan cara memutarnya. Rotary Switch terdiri dari lapisan dalam yang akan
bergerak mengikuti putaran batang penggeraknya.
Rotary switch merupakan contoh lain dari switch manual. Apabila knob
dari switch ini diputar, maka rangkaian dapat membuka atau menutup tergantung
pada konstruksi dari rangkaian switch tersebut. Banyak rotary switch yang
mempunyai beberapa lapis switch, dan dengan penambahan lapisan maka akan
dapat lebih banyak switch yang dikendalikan dalam satu perubahan posisi.
Gambar 2.27 Cara kerja Rotary Swicth
33
2.8 Kabel Penghantar
Penghantar berfungsi menghantarkan arus listrik dari sumber menuju
beban/pemakai. Penghantar yang digunakan harus terbuat dari bahan yang
memenuhi syarat, sesuai dengan tujuan penggunaannya, serta telah diperiksa dan
diuji menurut standar penghantar yang dikeluarkan atau diakui oleh instansi yang
berwenang.
Ukuran penghantar dinyatakan dalam ukuran luas penampang penghantar
intinya dan satuannya dinyatakan dalam mm2. Konstruksi dari penghantar terdiri
dari dua macam, yaitu :
a. Serabut (Stranded)
b. Pejal (rigit)
Penghantar jenis kabel terdiri dari konduktor, isolasi, dan selubung luar.
Konduktor berfungsi sebagai penghantar arus listrik terbuat dari tembaga,
alumunium ataupun campuran logam. Konduktor mempunyai isolasi berfungsi
sebagai pengisolasi penghantar dan apabila diperlukan penghantar juga
mempunyai selubung luar yang berfungsi sebagai pelindung terhadap tekanan
mekanis, kelembaban, api, dan sebagainya.
Pemilihan penghantar dan penentuan besarnya ukuran penghantar yang
digunakan tergantung dari besar-kecilnya daya yang dilayani. Jika daya yang
dilayani besar, maka ukuran penghantar menjadi semakin besar, sebaliknya jika
daya yang dilayani kecil maka ukuran penghantar menjadi semakin kecil. Faktor-
faktor yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan penghantar, yaitu:
34
a. Koordinasi antara pengaman dan kemampuan hantar arus (KHA) dari
penghantar dengan kemampuan hantar arus dari suatu penghantar tidak
boleh kurang 125 % dari arus beban penuh (nominal).
b. Cara pemasangan penghantar.
c. Kualitas dari bahan penghantar.
2.9 MCB (Miniature Circuit Breaker)
MCB (Miniature Circuit Breaker) adalah peralatan pengaman yang
digunakan untuk mengamankan beban lebih atau arus hubung singkat. Jika terjadi
arus beban lebih atau hubung singkat MCB akan bekerja memutuskan rangkaian
dari sumber. Pada MCB, bahan untuk mengamankan beban lebih adalah
dwilogam / bimetal sedangkan untuk mengamankan arus hubung singkat adalah
elektro magnet / coil. Pada gambar 2.17 ini adalah salah satu contoh MCB 1 fasa
Gambar 2.28 Miniature Circuit Breaker (MCB)
a. Tipe L dan H
Digunakan untuk mengamankan jala - jala sistem penerangan rumah dari
arus beban lebih atau dari hubung singkat.
b. Tipe G
Pengaman ini lebih peka terhadap tipe L dan H, biasanya digunakan untuk
35
pengaman jala – jala sistem penerangan gedung dan motor dengan arus
impuls yang kecil.
c. Tipe K, V dan U
Tipe ini lebih tahan terhadap arus impuls, dipakai untuk mengamankan
peralatan rumah tangga, peralatan bengkel kecil dan motor – motor. Bimetal
tipe K lebih peka dibandingkan tipe V.
d. Tipe Z
Tipe ini sangat peka terhadap ars impuls, digunakan untuk peralatan
semikonduktor dan elektronik.
2.10 Komponen Tambahan sebagai Beban.
Komponen tambahan yang digunakan sebagai beban pada rangkaian alat
peraga dapat berupa beban yang bersifat R murni.
Dari Rumus :
V = I . R
Semisal hambatan pada beban adalah R, dengan besar tegangan konstan 220
V maka I (Arus) di dapatkan dengan memperkecil R (Hambatan) nya. Tetapi,
perlu dipertimbangkan daya dari beban tersebut agar beban tersebut mampu dialiri
arus sesuai dengan kemampuan dayanya.
Sesuai dengan rumus :
P = V . I
Jadi, untuk penggunaan arus yang besar maka harus diikuti dengan daya
yang besar pula, agar beban dapat menahan besarnya arus.