bab ii nitrasi
DESCRIPTION
..SEMOGA BERMANFAAT, BITRASI MERUPAKAN REKASI TERBENTUKNYA GUGUS NITRO DALAM SUATU SENYAWA, BIASANYA PERLU MENGGUNAKAN KATALIS SEPERTI asam sulfatTRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Sampel
2.1.1 Asam Nitrat (HNO3)
Asam nitrat adalah senyawa kimia industri yang penting. Pada tahun
1993 asam nitrat menempati peringkat ke 13 sebagai senyawa kimia yang
paling banyak di produksi berdasarkan volume di Amerika (sekitar 7 juta
ton/tahun pada tahun 1989 – 1993). Karena sifatnya sebagai asam yang sangat
kuat dan pengoksidasi kuat, juga kemampuannya untuk menitrasi senyawa
organik, asam nitrat sangat penting untuk produksi banyak senyawa kimia
(contohnya obat-obatan, pewarna serat sintetis, insektisida dan fungisida),
tetapi paling banyak digunakan untuk produksi amonia nitrat untuk produksi
pupuk. Kegunaan lain dari asam nitrat adalah penggunaannya untuk peledak
(trinitrotoluena, nitrogliserin, logam nitrat, bahan bakar roket, dan proses bahan
bakar nuklir (Kirk-Othmer, 1998).
Asam nitrat merupakan cairan tidak berwarna, yang sangat korosif
mempunyai rumus kimia HNO3. Nama lain dari asam nitrat adalah Aqua fortis,
Re Fuming (Turangan, 2011).
2.1.2 Fenol
Fenol merupakan senyawa dengan gugus –OH yang berlangsung pada
cincin aromatik. Senyawa fenol banyak terdapat di alam dan merupakan
intermediet bagi industri untuk berbagai macam produk seperti adhesive.
Rumus umum fenol adalah ArOH, Ar merupakan fenil atau fenil tersubsitusi
atau gugus fenil lain seperti naptil. kadangkala senyawa fenol dinamakan
sebagai senyawa hidroksi. Fenol merupakan senyawa yang bersifat agak asam.
Sifat tersebut berbeda dengan sifat alkohol yang mempunyai tingkat
keasamaan hampir sama dengan air. Larutan basa (hidroksida) akan mengubah
fenol menjadi garamnya, sedangkan larutan asam mineral dapat mengubah
garamnya menjadi fenol kembali (Iqbal, dkk. 2011).
Fenol (C6H5OH merupakan padatan kristal yang tidak berwarna,
memiliki berat jenis 1,07, titik lebur 42,5 – 43°C, titik didih 182°C, titik nyala
774°C. Fenol dapat larut dalam alkohol, air, eter, kloroform dan alkali. Jika
dalam keadaan tidak murni fenol akan berubah menjadi pink atau merah dan
akan mencair jika terkena sinar matahari atau menyerap air dari udara. Pada
konsentrasi yang tinggi fenol jika terkena kulit menyebabkan kulit akan
terbakar dan sangat beracun. Asap kayu bakar yang digunakan mengandung zat
fenol. Zat inilah yang dapat mencegah timbulnya jamur pada lembaran kayu
(Wulandari, 2010).
2.2 Substitusi Aromatik Elektrofilik
Dalam reaksi substitusi elektrofilik atom H yang terikat pada inti benzena
diganti oleh pereaksi elektrofil yaitu partikel yang bersifat suka akan elektron.
Contoh reaksi substitusi elektrofilik dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Reaksi Substitusi Elektrofilik
(Suptriana, 2005)
Pada reaksi substitusi elektrofilik senyawa aromatik, tampak bahwa inti
benzena tetap tidak berubah. Ini menandakan bahwa ada kestabilan cincin benzena
pada aromatisitas cincin (Supriatna, 2005).
Substitusi elektofilik adalah penambahan gugus NO2 pada cincin aromatik.
Ketika telah terdapat satu substitusi pada cicin aromatik maka telah dapat dikatakan
memiliki satu substituen dan untuk gugus nito yang ditambahkan bisa menempati
posisi orta, meta dan para (Diemoz dan Valerie, 2010).
Nitrasi penting karena dua alasan, yang pertama, karena ini adalah proses
yang paling umum untuk persiapan senyawa nitro aromatik. Kedua, karena hal ini
terus berkembang pada kimia organik teoritis. Hal menarik karene merupakan
karakteristik sebagai substitusi elektrofilik. Nitrasi pertama yang dilakukan adalah
bahwa benzena itu sendiri. Mitscherlich pada tahun 1834 menghasilkan nitrobenzene
dengan mereaksikan benzena dengan asam nitrat. Tidak lama setelah itu metode
H2SO4 NO2HNO3+
nitrobenzenabenzena
nitrasi dengan campuran asam nitrat dan asam sulfat ('asam campuran') adalah
diperkenalkan serta dipatenkan oleh Mansfield (Hogget, dkk. 1971).
Sama dengan alkilasi dan klorinasi benzena, reaksi nitrasi melibatkan substitusi
elektrofilik hidrogen benzena (sebuah proton) dengan ion nitronium (NO+2) Reaksi
fase cair terjadi dengan adanya asam nitrat pekat dan asam sulfat pekat pada suhu
kira-kira 50oC.Asam sulfat pekat memiliki dua fungsi yaitu untuk bereaksi dengan
asam nitrat untuk membentuk ion nitronium dan menyerap air yang terbentuk selama
terjadinya reaksi yang mengantikan kesetimbangan pada pembentukan nitrobenzena
(Matar dan Hatch, 2000).
.
2.3 Nitrasi
Reaksi nitrasi adalah proses dimana terjadi reaksi kimia yang menjamin
masuknya satu atau lebih gugus (-NO2) ke dalam suatu molekul, dimana molekul
reaktannya merupakan senyawa-senyawa organik. Reaksi nitrasi berlangsung dengan
penggantian satu atau lebih gugus nitro (-NO2) menjadi molekul yang reaktif.
Umumnya nitrasi yang banyak dijumpai adalah nitrasi –NO2 menggantikan atom H.
Reaksi nitrasi senyawa aromatik dapat ditulis dengan persamaan sebagai berikut :
ArH + HNO3 ArNO2 + H2O
Nitrating agent merupakan reaktan elektrofilik, dimana reaksi akan terjadi
pada atom karbon dari cincin aromatik yang mempunyai kepadatan elektron terbesar.
Gugus NO2 yang masuk dapat membentuk posisi ortho, para, dan meta. Jumlah
isomer pada produk tergantung pada subtituent ini (Yulianto, 2010).
Nitrasi senyawa aromatik merupakan reaksi fundamental dari kepentingan
industri besar dan juga senyawa nitro aromatik merupakan kunci dari intermediet
organik. Campuran reaksi dari asam nitrat dan asam sulfat digunakan sebagai reagen
reaksi nitrasi yang paling umum untuk reaksi benzen, alkil benzen dan senyawa
aromatik yang sedikit reaktif, tetapi senyawa aromatik yang sangat reaktif seperti
fenol dan anilin sangat mudah untuk teroksidasi (Savari, dkk. 2010).
Nitrasi aromatik merupakan contoh penting substitusi elektrofilik di organik
kimia. Penelitian tentang mekanisme nitrasi juga sangat penting untuk sintesis bahan
peledak karena molekul benzena adalah unit dasar untuk pembangun material energi.
Selain elektrofilik mekanisme substitusi, ada mekanisme transfer elektron. nitronium
yang ion (NO+2), yangmana ion tersebut adalah zat penitrasi aktif yang berlaku
umum dinitrasi aromatik (Heming, dkk. 2003).
Katalis mempunyai peranan penting dalam memproduksi ion elektrofil, sebab
tanpa H2SO4 sebagai katalis, HNO3 tidak akan menghasilkan ion nitronium, tapi ion
nitrat (NO3-)3. Campuran yang dipakai biasanya adalah dengan perbandingan 1
bagian asam nitrat pekat dengan 2 bagian asam sulfat pekat. Untuk senyawa yang
kurang aktif, misalnya p-nitrotoluena dipergunakan campuran asam nitrat berasap
dan asam sulfat berasap (Supriatna, 2005).
2.4 Asam Pikrat (C6H3N3O7)
Asam pikrat atau 2,4,6-trinitrofenol adalah kristal berwarna kuning pucat, tidak
berbau, dan sedikit larut dalam air. Terutama digunakan sebagai reagen pewarnaan
dan dalam reaksi sintesis. Ketika terhidrasi, asam pikrat biasanya tidak berbahaya
tetapi ketika kering bisa terjadi ledakan yang sangat kuat. Asam pikrat sangat sensitif
terhadap panas, kejutan dan gesekan dan juga merupakan zat yang beracun pada
semua jenis kontak, yaitu inhalasi, konsumsi, kontak dermal. Asam pikrat sangat
reaktif dengan berbagai macam bahan seperti beton, plester, amina, basa, dan logam-
logam (seperti timah, seng, tembaga, dan merkuri) untuk membentuk garam pikrat,
yang lebih reaktif dan sensitif dibandingkan asamnya itu sendiri. Penyimpanan asam
pikrat sebaiknya disertai label wadah dengan tanggal penerimaan dan tanggal dibuka.
Disimpan di wadah aslinya dengan keadaan sejuk, kering, tempat yang terventilasi
dengan baik dan jauh dari sumber panas. Asam pikrat harus dijaga tetap basah
dengan kandungan air lebih besar dari 10% volume. Asam pikrat yang telah
disimpan lebih dari dua tahun dibuang. Asam pikrat juga sebaiknya disimpan secara
terpisah dari oksidator, agen pereduksi, garam-garam anorganik, logam-logam
(tembaga, timah, seng, aluminium + air), amoniak, beton, plester, garam-garam,
gelatin, alkaloid, dan albumin.
Bahaya yang paling serius dari asam pikrat ini adalah resiko ledakan, yang
mungkin terjadi jika asam kering. Potensi efek kesehatan dari asam pikrat adalah
beracun jika tertelan, terhirup, atau diserap melalui kulit. Menghirup debu dapat
menyebabkan kerusakan paru. Paparan kronis dapat menyebabkan kerusakan hati
atau ginjal. Asam pikrat juga menyebabkan iritasi pada kulit dan alergi. Tumpahan
sangat kecil dapat diserap dengan kertas handuk basah (Stanford University, 2008).