bab ii makalah bersama

Upload: fadillarizkiputri

Post on 07-Jan-2016

219 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pemberdayaan masyarakat

TRANSCRIPT

11

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Definisi hipertensiHipertensi atau yang lebih dikenal masyarakat dengan penyakit darah tinggi merupakan penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah sistolik, yaitu tekanan darah saat jantung menguncup dan peningkatan tekanan darah diastolik, yaitu tekanan darah saat jantung mengembang. Berdasarkan Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure yang ke VII, hipertensi diartikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sebesar 140 mmHg atau lebih dan peningkatan tekanan darah diastolik sebesar 90 mmHg atau lebih.4

2.2 Klasifikasi hipertensi2.2.1 Berdasarkan derajat tekanan darahJNC VII membagi derajat hipertensi, sebagai berikut:5

Gambar 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC VII

2.2.2 Berdasarkan penyebabnyaKlasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya adalah sebagai berikut:6a. Hipertensi primer/ hipertensi esensialPenyebab dari hipertensi primer sampai sekarang belum diketahui. Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong dalam hipertensi primer. Keadaan ini berasal dari kecenderungan genetik yang bercampur dengan faktor risiko seperti kegemukan, kurang olahraga, dan stres.b. Hipertensi sekunder/ hipertensi non-esensialMerupakan hipertensi yang penyebabnya sudah diketahui, seperti kelainan pembuluh darah, kelainan ginjal, gangguan kelenjar tiroid, penyakit kelenjar adrenal, dan sebagainya.

2.3 EpidemiologiBerdasarkan data Riskesdas 2013, persentase penduduk Indonesia yang menderita hipertensi sebanyak 25,8% dengan 13 provinsi yang angka prevalensinya melebihi angka prevalensi nasional. Prevalensi 5 provinsi terbanyak berturut-turut, yaitu Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Jawa Barat dan Gorontalo. Sedangkan untuk 5 provinsi terbawah adalah Papua, Bali, DKI Jakarta, Papua Barat, dan Riau. Perempuan juga lebih banyak yang menderita hipertensi dibandingkan laki-laki, yaitu 28,8% berbanding 22,8%.7Persentase penduduk Indonesia yang menderita hipertensi menurun dibandingkan hasil Riskesdas tahun 2007, yaitu sebesar 31, 7%. Provinsi Kalimantan Selatan merupakan provinsi dengan prevalensi tertinggi, yaitu 39,6% dan Provinsi Papua Barat menjadi provinsi dengan prevalensi yang terendah, yaitu 20,1%. Penurunan ini bisa terjadi karena perbedaan alat ukur dan kesadaran masyarakat tentang hipertensi.7

2.4 Faktor risikoFaktor risiko terjadinya hipertensi terdiri dari faktor yang dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi.2.4.1 Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasia. UsiaDengan bertambahnya usia, risiko menderita hipertensi menjadi lebih tinggi sehingga prevalensi hipertensi pada usia lanjut juga cukup tinggi, yaitu sekitar 40 % dengan angka kematian sekitar di atas 65 tahun. Tingginya hipertensi yang sejalan dengan bertambahnya umur disebabkan perubahan struktur pada pembuluh darah besar sehingga ukuran lumen pembuluh darah menjadi lebih sempit dengan dinding pembuluh darah menjadi lebih kaku sebagai akibat dari peningkatan tekanan darah sistolik.8

b. GenetikFaktor keturunan juga memengaruhi risiko terjadinya hipertensi, terutama pada hipertensi primer, disamping dipengaruhi faktor lingkungan lainnya. Menurut Davidson, jika kedua orangtua menderita hipertensi, anak-anaknya akan menderita hipertensi sekitar 45%, sedangkan jika salah satu orangtuanya yang menderita hipertensi, maka sekitar 30% akan turun ke anaknya.8

c. Jenis kelaminPria lebih banyak menderita hipertensi dibanding wanita dengan rasio sekitar 2,29% untuk peningkatan tekanan darah sistolik. Untuk usia >55 tahun, rasio pria menderita hipertensi lebih besar karena diduga memiliki gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah dibanding wanita. Wanita lebih banyak menderita hipertensi saat berusia 55-74 tahun yang disebabkan faktor hormonal. Hal ini disebabkan karena hormon estrogen melindungi wanita dari penyakit kardiovaskular, sementara saat menopause, hormon estrogen wanita sudah berkurang.8 Hipertensi berdasarkan jenis kelamin juga dipengaruhi faktor psikologis. Pada wanita lebih dipengaruhi dari prilaku yang tidak sehat seperti merokok dan kelebihan berat badan, depresi dan stres akibat pekerjaan. Pada pria biasanya disebabkan karena kurang nyaman dalam pekerjaan atau pengangguran.6

2.4.2Faktor risiko yang dapat dimodifikasia. Obesitas Obesitas adalah meningkatnya massa tubuh karena jaringan lemak yang berlebihan sehingga meningkatkan kebutuhan metabolik dan konsumsi oksigen secara menyeluruh sehingga mengakibatkan curah jantung bertambah. Belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun telah dibuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat badan normal.6Obesitas dinyatakan dalam indeks massa tubuh, yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan kuadrat dalam meter.5 Penentuan obesitas pada orang dewasa dapat dilakukan dengan pengukuran berat badan ideal, pengukuran persentase lemak tubuh, dan pengukuran IMT.8

b. Konsumsi garam berlebihanGaram menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak dikeluarkan, sehingga meningkatkan volume dan tekanan darah. Pada masyarakat yang mengonsumsi garam sebanyak 3 gram atau kurang setiap harinya memiliki tekanan darah yang lebih rendah dibanding masyarakat yang mengonsumsi garam sebanyak 7-8 gram setiap harinya. Pada 60% kasus hipertensi primer terjadi respon penurunan tekanan darah dengan mengurangi asupan garam.8

c. MerokokMerokok dapat meningkatkan tekanan darah secara temporer yaitu sekitar 8 mmHg. Asap rokok mengandung nikotin yang memacu pengeluaran zat-zat seperti adrenalin yang dapat merangsang denyutan jantung dan tekanan darah. Rokok dapat meningkatkan risiko kerusakan pembuluh darah dengan mengendapkan kolesterol pada pembuluh darah jantung koroner, sehingga membuat jantung bekerja lebih keras.8

d. Stres dan psikososialStres bersifat fisik ataupun mental yang menyebabkan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari mengakibatkan jantung berdenyut lebih kuat dan cepat sehingga terjadi peningkatan darah akibat fungsi kelenjar tiroid terganggu dan fungsi adrenalin meningkat sehingga otak memerlukan darah yang lebih banyak. Tanda-tanda stres di antaranya adalah peningkatan denyut jantung, kekakuan otot terutama di sekitar bahu dan leher, sulit tidur, dan konsentrasi menurun.8

e. OlahragaLatihan aerobik yang cukup dan teratur dapat mencegah risiko hipertensi. Melakukan gerakan dengan waktu 30-40 menit atau lebih selama 3-4 hari per minggu dapat menurunkan tekanan darah sebanyak 10 mmHg pada tekanan sistolik dan diastolik. Manfaat dari olahraga teratur di antaranya adalah mengurangi stres, menurunkan berat badan, membakar lebih banyak lemak dalam darah dan memperkuat otot jantung.8

f. AlkoholKonsumsi alkohol juga dapat berpengaruh terhadap kejadian hipertensi. Peminum alkohol di atas 2-3 gelas per hari lebih cenderung mengalami hipertensi. Di Amerika Serikat, sekitar 10% kejadian hipertensi disebabkan asupan alkohol pada pria paruh baya.

2.5 Gejala klinisHipertensi primer ringan sampai sedang biasanya tidak menimbulkan gejala dan tampak seperti orang sehat selama bertahun-tahun. Gejala hipertensi berbeda pada setiap penderita. Gejala yang dialami biasanya berupa sakit kepala, jantung berdebar-debar, mudah lelah, mudah marah, rasa berat di tengkuk, dan sebagainya. Gejala lain akibat komplikasi hipertensi juga sering dijumpai seperti gangguan penglihatan, gangguan neurologi, gangguan ginjal, dan payah jantung. Apabila gangguan-gangguan tersebut ditemukan, tekanan darah perlu segera diturunkan.8

2.6 KomplikasiKomplikasi yang dapat timbul dari hipertensi akan menimbulkan efek pada:9a. JantungHipertensi dapat menimbulkan penyakit jantung koroner dan gagal jantung. Pada hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot jantung akan menyesuaikan sehingga jantung akan semakin membesar sampai pada saatnya otot jantung akan berkurang elastisitasnya. Akibatnya, jantung tidak bisa memompa dan menampung darah dari dan menuju paru sehingga cairan terperangkap dalam paru dan organ tubuh lainnya dan mengakibatkan udema sehingga pasien merasa sesak.b. OtakKomplikasi hipertensi dapat menimbulkan gangguan di otak seperti stroke. Otak memiliki banyak pembuluh darah arteri sebagai suplai darah. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh arteri dapat pecah yang dapat meimbulkan stroke hemoragik.c. GinjalHipertensi dapat merusak sistem penyaringan di ginjal sehingga ginjal tidak mampu membuang zat-zat sisa yang tidakdibutuhkan dan pada akhirnya akan menumpuk di dalam tubuh.d. MataSalah satu target organ hipertensi adalah mata. Hipertensi dapat menyebabkan sklerosis pembuluh darah halus. Hipertensi berat dapat menimbulkan kelainan pada retina yang disebut retinopati. Gejala yang dapat timbul adalah sembap retina dan perdarahan retina.

2.7 Penatalaksanaan hipertensiPenatalaksanaan hipertensi dapat dilakukan dengan modifikasi gaya hidup ataupun dengan obat-obatan. Modifikasi gaya hidup dapat dilakukan dengan pembatasan asupan garam tidak lebih dari seperempat sampai setengah sendok teh (6 gram per hari), menurunkan berat badan, menghindari minum alkohol. Olahraga juga dianjurkan bagi penderita hipertensi, dapat berupa berjalan, lari, jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Istirahat yang cukup 6-8 jam dan mengendalikan stres juga hal yang perlu dilakukan. Beberapa makanan yang harus dibatasi atau dihindari bagi penderita hipertensi yaitu:10a. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh tinggi seperti otak, ginjal, paru, minyak kelapa, dan gajih.b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium seperti biskuit, crackers, keripik dan makanan kering yang asin.c. Makanan dan minuman dalam kaleng seperti sarden, sosis, kornet, sayuran dan buah-buahan dalam kaleng, softdrink.d. Makanan yang diawetkan seperti dendeng, asinan, sayur atau buah, abon, ikan asin, udang kering, telur asin, dan selai kacang.e. Susu full cream, mentega, margarn, keju mayonaisse, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah, kuning telur, dan kulit ayam.f. Bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta bumbu penyedap lain yang mengandung garam natriumg. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tapai.

Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang panjang sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya bisa ditambahkan selama beberapa bulan pertama perjalanan terapi. Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung pada keparahan penyakit dan respon penderita terhadap obat anti hipertensi. Beberapa prinsip obat anti hipertensi,yaitu:6a. Pengobatan hipertensi sekunder adalah menghilangkan penyebab hipertensib. Pengobatan hipertensi primer ditujukan untuk menurunkan tekanan darah dengan harapan memperpanjang umur dan mengurangi timbulnya komplikasic. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat antihipertensi d. Pengobatan antihipertensi adalah jangka panjang bahkan seumur hidup.

Jenis-jenis obat antihipertensi adalah:9a. DiuretikObat-obatan jenis ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh lewat kencing sehingga volume cairan tubuh berkurang dan mengakibatkan daya pompa jantung mnejadi lebih ringan dan berefek pada turunnya tekanan darah. Diuretik digunakan sebagai pilihan pertama pada hipertenssi tanpa penyakit lainb. Beta blokerMekanisme kerja obat ini adalah melalui penurunan daya pompa jantung. Obat ini tidak dianjurkan pada penderita gangguan pernafasan seperti asma bronkial. Contoh obat ini adalah propanolol, bisoprolol,atenolol, dll.c. VasodilatorObat ini bekerja langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot polos. Yang termasuk golongan obat ini adalah hidrazalin dan prazosin. Efek samping yang sering terjadi adalah pusing dan sakit kepala.d. Penghambat enzim konversi angiotensinKerja obat golongan ini adalah menghambat pembentukan zat angiotensin 2 (zat yang dapat meningkatkan tekanan darah). Contoh obat ini adalah captopril. Efek samping yang dapat timbul adalah batuk kering, pusing, lemas, dan sakit kepala.e. Antagonis kalsiumGolongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan menghambat kontraksi otot jantung. Yang termasuk golongan obat ini adalah nifedipin, diltiazem, dan verapamil. Efek samping yang mungkin timbul adalah sembelit, muntah, pusing, dan sakit kepala.f. Penghambat reseptor angiotensin 2Kerja obat ini adalah dengan menghalangi penempelan zat angiotensin 2 pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Obat yang termasuk golongan ini adalah valsartan. Efek samping yang mungkin timbul adalah sakit kepala, pusing, lemas, dan mual.Pada saat seseorang ditegakkan diagnosisnya menderita hipertensi, maka yang pertama dilakukan adalah mencari faktor risiko yang ada, maka dilakukan usaha untuk menurunkan faktor risiko yang ada dengan modifikasi gaya hidup, sehingga dapat dicapai tekanan darah yang diharapkan. Bila dalam jangka waktu sebulan, tidak tercapai tekanan darah normal, maka terapi obat pilihan diperlukan.9 Terapi obat yang diperlukan sesuai dengan derajat hipertensi dan ada tidaknya indikasi khusus, seperti diabetes melitus, kehamilan, asma bronkial, kelainan hati dan kelainan darah. Terapi pertama obat pilihan adalah pertama golongan thiazid, kedua golongan penghambat enzim konversi angiotensin, kemudian diikuti golongan antagonis kalsium. Bila terapi tunggal tidak berhasil, maka terapi dapat dikombinasikan. Bila tekanan darah tidak dapat dicapai baik melalui modifikasi gaya hidup dan terapi kombinasi, maka dilakukanlah sistem rujukan spesialistik.9

3