bab ii landasan teoritis -...

30
7 BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Profesi Guru Supriyadi (1999) menyatakan bahwa guru seba- gai suatu profesi di Indonesia, baru dalam taraf sedang tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematang- annya belum sampai pada yang telah dicapai oleh profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan seba- gai profesi yang semi profesional. Pengembangan profesional guru harus diakui sebagai suatu hal yang sangat fundamental dan penting guna meningkatkan mutu pendidikan. Perkembangan profesional adalah proses dimana guru dan kepala sekolah belajar, me- ningkatkan dan menggunakan pengetahuan, keteram- pilan dan nilai secara tepat. Profesi guru memiliki tugas melayani masyara- kat dalam bidang pendidikan. Tuntutan profesi ini memberikan layanan yang optimal dalam bidang pen- didikan kepada masyarakat. Secara khusus guru dituntut untuk memberikan layanan profesional kepa- da peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai. Guru yang dikatakan profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal.

Upload: haanh

Post on 19-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

7

BAB II

LANDASAN TEORITIS

2.1 Profesi Guru

Supriyadi (1999) menyatakan bahwa guru seba-

gai suatu profesi di Indonesia, baru dalam taraf sedang

tumbuh (emerging profession) yang tingkat kematang-

annya belum sampai pada yang telah dicapai oleh

profesi-profesi lainnya, sehingga guru dikatakan seba-

gai profesi yang semi profesional. Pengembangan

profesional guru harus diakui sebagai suatu hal yang

sangat fundamental dan penting guna meningkatkan

mutu pendidikan. Perkembangan profesional adalah

proses dimana guru dan kepala sekolah belajar, me-

ningkatkan dan menggunakan pengetahuan, keteram-

pilan dan nilai secara tepat.

Profesi guru memiliki tugas melayani masyara-

kat dalam bidang pendidikan. Tuntutan profesi ini

memberikan layanan yang optimal dalam bidang pen-

didikan kepada masyarakat. Secara khusus guru

dituntut untuk memberikan layanan profesional kepa-

da peserta didik agar tujuan pembelajaran tercapai.

Guru yang dikatakan profesional adalah orang yang

memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam

bidang keguruan, sehingga ia mampu melaksanakan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan

maksimal.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

8

Soetjipto dan Kosasi (1999) menyatakan bahwa

profesi itu adalah jabatan yang sesuai dengan penger-

tian profesi seperti berikut ini:

a. Melayani masyarakat, merupakan karier yang

akan dilaksanakan sepanjang hayat (tidak ber-ganti-ganti pekerjaan);

b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan

tertentu diluar jangkauan khalayak ramai;

c. Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari

teori ke praktik;

d. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang;

e. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau

mempunyai persyaratan masuk (untuk mendu-

duki jabatan tersebut memerlukan izin terten-

tu atau ada persyaratan khusus yang ditentu-kan untuk dapat mendudukinya);

f. Otonomi dalam membuat keputusan tentang

ruang lingkup kerja tertentu (tidak diatur oleh

orang lain);

g. Menerima tanggung jawab terhadap keputusan

yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang dibe-

rikan (langsung bertanggung jawab terhadap

apa yang diputuskan, tidak dipindahkan ke

atasan atau instansi lain yang lebih tinggi).

Mempunyai sekumpulan unjuk kerja yang baku;

h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan

klien dengan penekanan terhadap layanan

yang akan diberikan;

i. Menggunakan administrator untuk memudah-

kan profesinya relatif bebas dari supervisi dalam jabatan (misalnya dokter memakai tena-

ga adminstrasi untuk mendata klien, sementa-

ra tidak ada supervisi dari luar terhadap

pekerjaan dokter sendiri );

j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggo-ta profesi sendiri;

Page 3: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

9

k. Mempunyai asosiasi profesi atau kelompok

‘elit’ untuk mengetahui dan mengakui keber-

hasilan anggotanya;

l. Mempunyai kode etik untuk mejelaskan hal-

hal yang meragukan atau menyangsikan yang

berhubungan dengan layanan yang diberikan;

m. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari

publik dan kepercayaan diri sendiri anggo-

tanya;

n. Mempunyai status sosial dan ekonomi ter-

tentu.

Khusus untuk jabatan guru, sebenarnya juga

sudah ada yang mencoba menyusun kriterianya.

Misalnya National Education Association (NEA) (1948)

menyarankan kriteria berikut:

a. Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual;

b. Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh

ilmu yang khusus;

c. Jabatan yang memerlukan persiapan profesio-

nal yang lama;

d. Jabatan yang memerlukan “latihan dalam

jabatan“ yang bersinambungan;

e. Jabatan yang menjanjikan karir hidup dan

keanggotaan yang permanen;

f. Jabatan yang menentukan baku (standarnya)

sendiri;

g. Jabatan yang mementingkan layanan di atas

keuntungan pribadi;

h. Jabatan yang mempunyai organisasi profesio-

nal yang kuat dan terjalin erat.

Untuk melaksanakan tugas dan fungsinya

dengan baik agar dapat meningkatkan mutu pendidik-

an, maka guru harus memiliki kompetensi yang harus

dikuasai sebagai suatu jabatan profesional. Kompe-

tensi guru tersebut meliputi: (a) Menguasai bahan ajar;

Page 4: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

10

(b) Menguasai landasan-landasan kependidikan;

(c) Mampu mengelola program belajar mengajar;

(d) Mampu mengelola kelas; (e) Mampu menggunakan

media/sumber belajar; (f) Mampu menilai prestasi

peserta didik untuk kepentingan pengajaran; (g) Me-

ngenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan

penyuluhan; (g) Mengenal penyelenggaraan adminis-

trasi sekolah; (h) Memahami prinsip-prinsip dan

menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan guna

keperluan pengejaran.

2.2 Kinerja Mengajar Guru

Kinerja mengajar guru dapat terefleksi dalam

tugasnya sebagai seorang pengajar, dan sebagai

seorang adminsitator kegiatan pembelajaran atau

dengan kata lain kinerja mengajar guru dapat terlihat

pada kegiatan merencanakan, melaksanakan dan

menilai proses belajar mengajar yang intensitasnya

dilandasi etos kerja, dan disiplin profesional guru (Uno

dkk., 2001). Kinerja mengajar guru adalah kegiatan-

kegiatan yang diukur (dinilai) untuk mengetahui

kinerja mengajar seorang guru dalam merencanakan

pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan meng-

evaluasi pembelajaran.

Pasimanjeku (2003) menyatakan, bahwa kinerja

mengajar adalah penilaian prestasi guru terhadap

pelaksanaan tugas pokoknya dalam kurun waktu

tertentu dengan format penilaian tertentu. Hal ini

Page 5: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

11

terkait dengan kemampuan dan kemauan seorang

guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya di

sekolah. Biggs (2004) merumuskan kinerja mengajar

guru sebagai hasil suatu aktivitas yang dilakukan

guru kepada siswanya dalam proses belajar. Aktivitas

yang dimaksud adalah persiapan, pelaksanaan dan

mengevaluasi pembelajaran.

Perencanaan pembelajaran harus dilakukan

guru dengan sebaik-baiknya. Dalam mempersiapkan

pembelajaran merupakan kegiatan awal yang dilaku-

kan guru dalam mempersiapkan proses pembelajaran

meliputi: mengkaji standar kompetensi dan kompe-

tensi dasar, mengidentifikasi materi pokok, mengem-

bangkan pengalaman belajar, merumuskan indikator

keberhasilan belajar, menentukan alokasi waktu,

menentukan sumber belajar, merencanakan penilaian

dan mengembangkan silabus berkelanjutan (Masjid,

2005). Berikut uraian dari masing-masing unsur

tersebut:

1. Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi

dasar

Mengkaji standar kompetensi dan kompetensi

dasar mata pelajaran yang tercantum pada

standar isi dengan memperhatikan tingkat kesulitan materi, keterkaitan antar standar

kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata

pelajaran.

2. Mengidentifikasi materi pokok

Mengidentifikasi materi pokok yang menunjang

pencapaian standar kompetensi dan kompe-tensi dasar dengan mempertimbangkan tingkat

perkembangan fisik, intelektual, emosional,

sosial dan spiritual peserta didik, keberman-

Page 6: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

12

faatan bagi peserta didik, struktur keilmuan,

kedalaman dan keluasan materi relevan

dengan kebutuhan peserta didik dan alokasi waktu.

3. Mengembangkan pengalaman belajar

Mengembangkan pengalaman belajar merupa-

kan kegiatan mental dan fisik yang dilakukan

peserta didik dalam berinteraksi dengan

sumber belajar dan mengaktifkan peserta didik.

4. Merumuskan indikator keberhasilan belajar

Indikator merupakan penjabaran dari kompe-

tensi dasar yang menunjukkan tanda-tanda,

perbuatan atau respon yang dilakukan oleh peserta didik. Indikator dikembangkan sesuai

dengan karakteristik satuan pendidikan, po-

tensi daerah dan peserta didik. Indikator digu-

nakan sebagai dasar untuk menyusun alat

penilaian

5. Menentukan alokasi waktu

Penentuan alokasi waktu pada setiap kompe-

tensi dasar didasarkan pada jumlah minggu

efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per

minggu dengan mempertimbangkan jumlah

kompetensi dasar, keluasaan, kedalaman tingkat kesulitan.

6. Menentukan sumber belajar

Sumber belajar adalah rujukan objek atau

bahan yang digunakan untuk kegiatan pem-

belajaran, bisa berupa media cetak, elektronik,

narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial dan budaya. Berdasarkan pada standar kompetensi

dan kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan

pembelajaran dan indikator pencapaian kom-

petensi.

7. Merencanakan penilaian

Merencanakan penilaian adalah menciptakan

tolok ukur keberhasilan pencapaian tujuan.

8. Pengembangan silabus berkelanjutan

Dalam implementasinya silabus dijabarkan

dalam rencana pelaksanaan pembelajaran, di-

laksanakan, dievaluasi dan ditindaklanjuti.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

13

Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara

berkelanjutan dengan memperhatikan masuk-

an hasil evaluasi, hasil belajar, evaluasi proses dan evaluasi rencana pembelajaran.

Unsur utama yang merupakan refleksi kinerja

mengajar guru diukur dari seberapa besar atau

tindakan seorang guru, mulai dari merencanakan,

melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran guru.

Tugas pokok yang berkaitan dengan kinerja mengajar

guru telah dirumuskan dalam lokakarya Pendidikan

Nasional (Candiasa dalam Larsa, 2005) yang meliputi:

a) Merencanakan kegiatan pembelajaran, yang

terdiri dari (1) merencanakan bahan pelajaran,

(2) merencanakan pengolahan kegiatan pembe-

lajaran, (3) merencanakan pengelolahan kelas,

(4) merencanakan media dan sumber belajar, (5) menentukan teknik evaluasi dan (6) mem-

buat perangkat pembelajaran;

b) Melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ter-

diri dari (1) membuka kegiatan pembelajaran,

(2) mengelola kegiatan inti, (3) mengorganisasi waktu, siswa dan fasilitas belajar, (4) kegiatan

penilaian proses dan hasil pembelajaran;

c) Mengevaluasi kegiatan pembelajaran, terdiri

dari (1) melaksanakan evaluasi dalam proses

pembelajaran, (2) membuat kisi-kisi untuk

penyusunan soal dalam rangka evaluasi pem-belajaran, (3) melaksanakan evaluasi pembela-

jaran, dan (4) melaksanakan analisis hasil

evaluasi pembelajaran.

Mengevaluasi pembelajaran merupakan usaha

untuk memperoleh informasi tentang perolehan belajar

siswa secara menyeluruh. Penilaian merupakan tolok

ukur keberhasilan pencapaian tujuan. Proses penilai-

Page 8: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

14

an harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

proses pembelajaran.

Evaluasi dimaksudkan untuk menentukan ter-

capai tidaknya tujuan pembelajaran. Dengan kata lain

evaluasi adalah membandingkan hasil pembelajaran

dengan tujuan pembelajaran. Melalui evaluasi ini

dapat dilihat bagaimana kemampuan belajar siswa

dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah

dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Sumardi (2003) menemukan fungsi evaluasi dalam

pembelajaran sebagai berikut:

1. Sebagai umpan balik dalam rangka memper-baiki proses pembelajaran. Artinya umpan

balik bagi guru sehingga merupakan dasar

memperbaiki proses pembelajaran. Hasil evalu-

asi sebagai dasar membuat remedial;

2. Mengukur prestasi belajar siswa, data hasil prestasi dapat digunakan sebagai laporan ke-

pada orang tua siswa;

3. Mencari data tingkat kemampuan siswa,

bukan dan minat yang mereka miliki yang

dapat digunakan untuk program pemilihan

jurusan;

4. Mengetahui latar belakang siswa tertentu yang

memerlukan bantuan khusus karena meng-

alami kesulitan belajar.

Evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai

proses sistematik untuk menentukan sesuatu (tujuan,

kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,

maupun objek) berdasarkan kriteria tertentu (Masjid,

2005).

Page 9: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

15

2.2.1 Kompetensi Mengajar

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan,

keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan (Undang-Undang

Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 11

tentang guru dan dosen). Mengajar adalah penciptaan

sistem lingkungan yang memungkinkan terjadinya

proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari

komponen-komponen yang saling mempengaruhi,

yakni tujuan instruksional yang ingin dicapai, materi

yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memain-

kan peran serta ada dalam hubungan sosial tertentu,

jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan

prasarana belajar mengajar yang tersedia (Hasibuan

dan Moedjiono, 2006: 3).

Dalam bidang keguruan, kompetensi mengajar

dapat dikatakan merupakan kemampuan dasar yang

mengimplikasikan apa yang seharusnya dilaksanakan

guru dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi yang

dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas

guru yang sebenarnya. Pada dasarnya tugas-tugas

seorang guru adalah sebagai pengajar, pembimbing,

maupun sebagai adminis-trator kelas. Tugas-tugas

tersebut dapat dijelaskan dalam beberapa komponen

yaitu:

Page 10: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

16

1. Merencanakan Proses Belajar Mengajar

Pengertian dari merencanakan proses belajar

mengajar adalah suatu proyeksi guru mengenai kegi-

atan yang harus dilakukan siswa selama pengajaran

itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut secara

terperinci harus dijelaskan kemana siswa itu akan

dibawa (tujuan), apa yang yang harus dipelajari (isi

bahan pelajaran), bagaimana cara ia mempelajarinya

(metode dan teknik), dan bagaimana kita mengetahui

bahwa siswa telah mencapainya (penilaian). Tujuan,

isi, metode, dan teknik, serta penilaian merupakan

unsur-unsur utama yang secara minimal harus ada

dalam setiap program belajar mengajar. Tujuan dari

program atau perencanaan belajar mengajar tidak lain

sebagai pedoman bagi guru dalam melaksanakan

praktik atau tindakan mengajar. Dengan demikian,

apa yang harus dilakukan guru pada waktu mengajar

di muka kelas semestinya bersumber dari program

yang telah disusun sebelumnya.

Perencanaan proses pembelajaran meliputi sila-

bus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

yang memuat identitas mata pelajaran, standar

kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), indikator

pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran, materi

ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan

pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber

belajar.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

17

Silabus sebagai acuan pengembangan RPP

memuat identitas mata pelajaran atau tema pelajaran,

SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi

waktu, dan sumber belajar. Silabus dikembangkan

oleh satuan pendidikan berdasarkan Standar Isi (SI)

dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta pandu-

an penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP). Dalam pelaksanaannya, pengembangan sila-

bus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri

atau berkelompok dalam sebuah sekolah/madrasah

atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah Guru

Mata Pelajaran (MGMP) atau Pusat Kegiatan Guru

(PKG), dan Dinas Pendidikan. Pengembangan silabus

disusun di bawah supervisi dinas kabupaten/kota

yang bertanggung jawab di bidang pendidikan untuk

SD dan SMP, dan dinas provinsi yang bertanggung

jawab di bidang pendidikan untuk SMA dan SMK,

serta departemen agama untuk MI, MTs, MA, dan

MAK.

Menurut Mulyasa (2007) silabus merupakan

penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar

ke dalam materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,

dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian

hasil belajar. Prinsip pengembangan silabus (Majid,

2008: 40):

1. Ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiat-an mengikuti cara-cara yang sudah ditentu-

kan, yaitu tujuan kegiatan;

Page 12: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

18

2. Relevan, artinya program harus sesuai dengan

sasaran lapangan yang ada;

3. Sistematis, artinya program harus terarah,

atau sesuai dengan prosedur yang berlaku;

4. Konsisten, artinya tidak diubah-ubah;

5. Memadai, artinya sesuai dengan keadaan

peserta didik, kondisi lingkungan, media dan

sebagainya;

6. Aktual dan kontekstual, artinya mengikuti per-

kembangan jaman atau kemajuan teknologi,

daya pikir sasaran dan sebagainya;

7. Fleksibel, artinya dapat digunakan alam berba-

gai kondisi, sasaran dan keadaan;

8. Menyeluruh, artinya dapat digunakan oleh semua peserta didik.

Mulyasa (2007) mengemukan pendapatnya

tentang peran dan tanggung jawab guru dalam

pengembangan silabus adalah sebagai berikut:

(1) Menganalisis rancangan kompetensi dan indi-

kator kompetensi, serta materi standar;

(2) Menyusun RPP;

(3) Mengembangkan strategi pembelajaran;

(4) Mengembangkan media dan metode pembela-

jaran.

Menurut uraian di atas dapat diketahui bahwa

silabus merupakan suatu rincian yang memuat iden-

titas mata pelajaran atau tema pelajaran, SK, KD,

materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator

pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu, dan

sumber belajar, yang nantinya akan dijadikan guru

sebagai dasar dalam penyusunan RPP yang menuntut

kemampuan guru untuk menganalisis suatu standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah di-

tetapkan dalam kurikulum

Page 13: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

19

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan

kegiatan belajar peserta didik dalam upaya mencapai

KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar

pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang

yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan keman-

dirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan

fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk

setiap KD yang dapat dilaksanakan dalam satu kali

pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan

RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan

penjadwalan di satuan pendidikan.

Komponen RPP adalah: (1) Identitas mata pela-

jaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester,

program/program keahlian, mata pelajaran atau tema

pelajaran, jumlah pertemuan; (2) Standar kompetensi,

merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta

didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada

setiap kelas atau semester pada suatu mata pelajaran;

(3) Kompetensi standar, yaitu sejumlah kemampuan

yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajar-

an tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

kompetensi dalam suatu pelajaran; (4) Indikator

pencapaian kompetensi, adalah perilaku yang dapat

diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

20

ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi

acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian

kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata

kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang

mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan;

(5) Tujuan pembelajaran, menggambarkan proses dan

hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta

didik sesuai dengan kompetensi dasar; (6) Materi ajar,

memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai

dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi;

(7) Alokasi waktu, ditentukan sesuai dengan keperluan

untuk pencapaian KD dan beban belajar; (8) Metode

pembelajaran, digunakan oleh guru untuk mewujud-

kan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seper-

angkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan

metode pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan

kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap

indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada

setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran

tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai

kelas 3 SD/MI; (9) Kegiatan pembelajaran: (a) Penda-

huluan. Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam

suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk

membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian

peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses

pembelajaran; (b) Inti. Kegiatan inti merupakan proses

pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembela-

Page 15: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

21

jaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menye-

nangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang

cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian

sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik

serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan

secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplo-

rasi, elaborasi, dan konfirmasi; (c) Penutup. Penutup

merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menga-

khiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan

dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian

dan refleksi, umpan balik, dan tindaklanjut; (10) Pe-

nilaian hasil belajar. Prosedur dan instrumen penilai-

an proses dan hasil belajar disesuaikan dengan

indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada

standar penilaian; (11) Sumber belajar. Penentuan

sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi

dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan

pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.

3. Penilaian Pembelajaran

Untuk mengetahui keberhasilan dalam proses

belajar mengajar guru perlu melakukan penilaian.

Salah satu pilar penilaian pada tingkat satuan pendi-

dikan adalah Penilaian Berbasis Kelas. Penilaian Ber-

basis Kelas merupakan proses pengumpulan dan

penggunaan informasi oleh guru untuk pemberian

keputusan terhadap hasil belajar siswa berdasar

tahapan kemajuan belajaranya sehingga didapatkan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

22

potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan

kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum

(Muslich, 2007).

Senada dengan Muslich (Safari, 2008) Penilaian

merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk

memperoleh dan mengefektifkan informasi tentang

hasil belajar peserta didik pada tingkat kelas selama

dan setelah kegiatan belajar mengajar (KBM).

Sementara Mulyasa (dalam Yamin 2007), lebih

melengkapi bahwa Penilaian adalah merupakan proses

pengumpulan informasi dan hasil belajar peserta didik

yang dilakukan oleh guru untuk menetapkan tingkat

pencapaian penguasaan peserta didik yang telah

ditetapkan pada Standar Kompetensi, Kompetensi,

Kompetensi Dasar dan Indikator pencapaian belajar

yang tedapat dalam Kurikulum. Penilaian tersebut

dapat dilakukan dalam bentuk penilain berbasis kelas

yakni dilakukan dalam bentuk pertanyaan lisan di

kelas, kuis, ulangan harian, tugas kelompok, ulangan

kenaikan kelas, laporan kerja praktik atau laporan

praktikum, response dan ujian akhir.

Berbeda dengan pendapat di atas, Haryati (2007)

Penilaian adalah penilaian yang dilaksanakan secara

terpadu dengan kegiatan pembelajaran. Penilaian

dapat dilakukan dengan cara mengamati setiap peser-

ta didik disaat mereka sedang belajar, mengerjakan

tugas dan sedang menjawab setiap pertanyaan yang

ditagih.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

23

Selanjutnya menurut Yamin & Maisal (2009:

203): Penilaian merupakan suatu kegiatan guru yang

berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang

pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta didik

yang mengikuti proses pembelajaran. Untuk itu di-

perlukan data sebagai dasar informasi yang diandal-

kan sebagai dasar pengambilan keputusan. Data yang

diperoleh selama pembelajaran berlangsung dijaring

dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian

yang sesuai dengan kompetensi atau indikator yang

akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil

kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang

dirumuskan dalam kurikulum.

Dengan demikian Penilaian pembelajaran di-

maksudkan untuk mempertahankan, memperbaiki

dan menyempurnakan proses pembelajaran yang

dilaksanakan (Sudjana, 2002). Untuk itu Penilaian

harus dilakukan secara jujur dan transparan agar

dapat mengungkap informasi yang sebenaranya

(Mulyasa, 2007). Penilaian dilakukan oleh guru untuk

mengetahui kamajuan dan hasil peserta didik, men-

diagnosa kesulitan belajar memberikan umpan balik

perbaikan proses pembelajaran dan menentukan

kenaikan kelas (Susilo, 2007).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpul-

kan bahwa kinerja mengajar guru tidak hanya meren-

canakan dan melaksanakan proses belajar mengajar

saja tetapi juga melaksanakan penilaian . peran guru

Page 18: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

24

menjadi semakin kompleks karena bukan hanya

menjadi fasilitator di dalam ruangan kelas melainkan

juga menjadi designer (perancang) dari sejumlah aspek

yang menjadi bahan penilaian.

2.3 Sertifikasi Guru

UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, UU Nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah

Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

Pendidikan mengamanatkan bahwa guru adalah pen-

didik profesional. Seorang guru atau pendidik profesi-

onal harus memiliki kualifikasi akademik minimum

sarjana (S1) atau diploma empat (D IV), menguasai

kompetensi (pedagogik, profesional, sosial, dan kepri-

badian), memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani

dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewu-

judkan tujuan pendidikan nasional. Sertifikasi guru

merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

mutu dan kesejahteraan guru, serta berfungsi untuk

meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen

pembelajaran. Dengan terlaksananya sertifikasi guru,

diharapkan akan berdampak pada meningkatnya

mutu pembelajaran dan mutu pendidikan secara

berkelanjutan.

2.3.1 Proses mengikuti Sertifikasi Profesi Guru

Program sertifikasi bagi guru diperuntukkan

bagi guru yang telah ada, baik guru negeri maupun

Page 19: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

25

swasta yang belum memiliki sertifikat profesi guru.

Program sertifikasi ini dapat diikuti di perguruan

tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga ke-

pendidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh

pemerintah. Sebelum mengikuti tahap sertifikasi, guru

harus menyiapkan berbagai macam dokumen guna

mendukung proses kelulusan tes.

Program sertifikasi guru dalam jabatan ini,

sertifikat guru sebagai profesi dapat diperoleh melalui

(Sarimaya, 2008: 25):

(1) Proses pendidikan profesi terlebih dahulu yang

dilanjutkan dengan uji sertifikasi (bila lulus uji

sertifikasi); (2) Uji sertifikasi langsung sebagai bentuk kemampuan kompetensi keprofesian

guru sebagai agen pembelajaran oleh perguru-

an tinggi terakreditasi yang ditetapkan oleh

pemerintah (bila lulus dalam uji sertifikasi).

Gambar 2.1

Prosedur Sertifikasi Guru dalam Jabatan

(Muslich, 2007:22)

Page 20: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

26

Berdasarkan gambar di atas, prosedur sertifikasi

bagi guru dalam jabatan dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Guru peserta sertifikasi, menyusun dokumen porto-

folio dengan mengacu pada panduan penyusunan

perangkat sertifikasi bagi guru dalam jabatan;

2. Dokumen portofolio yang telah disusun, diserahkan

kepada dinas pendidikan kabupaten atau kota

untuk diteruskan kepada LPTK induk untuk dinilai

oleh asesor di rayon tersebut.

a. Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi, bila

mencapai skor minimal kelulusan dan dinyata-

kan lulus akan memperoleh sertifikat pendidik;

b. Hasil penilaian portofolio peserta sertifikasi yang

belum mencapai skor minimal kelulusan, rayon

LPTK akan merekomendasikan kepada peserta

dengan alternatif sebagai berikut: (i) melakukan

kegiatan untuk melengkapi kekurangan doku-

men portofolio; (ii) mengikuti pendidikan dan

pelatihan profesi guru (diklat profesi guru atau

DPG) yang diakhiri dengan ujian; (iii) Materi DPG

mencakup 4 kompetensi yaitu kepribadian,

pedagogik, profesional, dan sosial;

c. Pelaksanaan DPG diatur oleh LPTK penyeleng-

gara dengan memerhatikan skor hasil penilaian

portofolio dan rambu-rambu yang ditetapkan

oleh KSG: (i) Peserta DPG yang lulus ujian, akan

memperoleh sertifikat pendidik; (ii) Peserta yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

27

tidak lulus diberi kesempatan mengikuti ujina

ulang sebanyak dua kali, dengan tenggang

waktu sekurang-kurangnya dua minggu. Apabila

tidak lulus peserta diserahkan kembali ke dinas

pendidikan kabupaten atau kota.

d. Untuk menjamin standarisasi prosedur dan

mutu lulusan maka rambu-rambu mekanisme,

materi, dan sistem ujian DPG dikembangkan

oleh konsorsium sertifikasi guru (KSG) (Muslich,

2007: 22).

Berdasarkan program sertifikasi calon guru ini,

sertifikat guru sebagai pendidik diperoleh melalui

proses pendidikan profesi dengan ketentuan sebagai

berikut:

1. Beban belajar pendidikan profesi untuk guru pada

satuan pendidikan TK/RA/TKLB atau bentik lain

yang sederajat dan pada satuan pendidikan SD/

MI/SDLB atau bentuk lain yang sederajat adalah

18 sampai 20 satuan kredit semester;

2. Beban belajar pendidikan profesi untuk guru

satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB atau bentuk

lain yang sederajatdan satuan pendi-dikan SMA/

MA/SMALB/SMK/MAK atau bentuk lain yang sede-

rajat adalah 36 sampai 40 satuan kredit semester;

3. Muatan belajar pendidikan profesi meliputi kompe-

tensi pedagogik, kepribadian, sosial dan profesio-

nal;

Page 22: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

28

4. Bobot muatan kompetensi sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) disesuaikan dengan latar belakang

pendidikan sebagai berikut: (a) lulusan program

sarjana (S1) atau diloma empat (D-IV) kependidikan

di titik beratkan pada penguatan kompetensi

profesional; (b) lulusan program sarjana (S1) atau

diploma empat (D-IV) non-kependidikan dititik

beratkan pada pengembangan kompetansi peda-

gogik.

2.3.2 Tata Cara Pengujian Sertifikasi Guru

Uji kompetensi terdiri atas dua tahapan, yaitu

harus menempuh tes tertulis dan tes kinerja yang

dipadukan dengan self appraisal, portofolio, dan

dilengkapi dengan peer appresial dan didasarkan pada

indikator esensial kompetensi guru sesuai tuntutan

minimal sebagai agen pembelajaran:

1. Guru harus memenuhi persyaratan administrasi

yang telah ditetapkan dan baru menempuh ujian

tulis yang digunakan untuk menilai penguasaan

kompetensi pedagogik dan kompetensi professional

guru. Tes tertulis ini merupakan alat ukur berupa

satu set pertanyaan untuk mengukur sampel

perilaku kognitif yang diberikan secara tertulis dan

jawaban yang diberikan juga secara tertulis dapat

dikategorikan kedalam bentuk tes dikotomi menjadi

benar atau salah (Trianto dan Tutik, 2007: 85);

Page 23: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

29

2. Apabila lulus dalam uji tertulis maka diwajibkan

mengikuti uji kinerja, yaitu ujian mengelola pem-

belajaran dalam bentuk nyata (real teaching) di

sekolah guru yang bersangkutan. Secara umum tes

kinerja ini dapat digunakan sebagai alat untuk

mengungkapkan gambaran menyeluruh dari aku-

mulasi kemampuan guru sebagi sinergi dari ke

empat kemampuan dasar yaitu persiapan pem-

belajaran, melaksanakan pembelajaran, menutup

pembelajaran beserta aspeknya (Trianto dan Tutik,

2007: 106);

3. Self appraisal dan portofolio. Guru diwajibkan

mencatat dan mengumpulkan semua aktivitas yang

dilakukan baik saat pembelajaran maupun diluar

pembelajaran dalam bentuk portofolio. Aktivitas-

aktivitas dalam bentuk portofolio tersebut sebagai

refleksi dari empat kompetnsi dasar guru sebagai

agen pembelajaran yaitu, kompetensi pedagogik,

kompetensi profesional, kompetensi personal dan

kompetensi sosial (Trianto dan Tutik, 2007: 84);

4. Peer appraisal merupakan bentuk penilaian sejawat

yang terkait dengan kompetensi guru secara

umum. Terutama menyangkut pelaksanaan tugas

mengajar sehari-hari dalam interval waktu tertentu.

Dalam hal ini sebagai penilai dapat dilakukan oleh

kepala sekolah atau guru senior sejenis yang

ditunjuk. Kompetensi guru yang diungkap melalui

peer appraisal ini terkait dengan hal-hal sebagai

berikut (Trianto dan Tutik, 2007: 128):

Page 24: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

30

(a) Kedisiplinan dalam melaksanakan tugas;

(b) Keteladanan dalam bersikap dan berperi-

laku; (c) Kesopanan dan kesantunan dalam bergaul; (d) Etos kerja sebagai guru; (e) Keter-

bukaan dalam menerima kritik dan saran;

(f) Penguasaan bidang studi yang diajarkan; (g)

Kemampuan dalam membuat perencanaan

pembelajaran; (h) Kemampuan dalam melaksa-

nakan pembelajaran; (i) Kemampuan dalam menilai hasil belajar siswa; (j) Kemampuan

memanfaatkan sarana dan prasarana belajar;

(k) Kemampuan melaksanakan remedial dan

pengayakan; (l) Pengembangan diri sebagai

guru (misalnya mengikuti seminar, pelatihan, membuat karya inovatif, melaksanakan tindak-

an kelas); (m) Keaktifan membimbing peserta

didikdalam kegiatan akademik dan non aka-

demik; (n) Kemampuan berkomunikasi lisan

dan tulisan; (o) Kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui

bahwa sebagai seorang guru, apabila akan mengaju-

kan sertifikasi harus melalui 2 tahap uji kompetensi

yaitu tes tertulis dan tes kinerja yang dipadukan

dengan self appraisal, portofolio, dan dilengkapi

dengan peer appresial dan didasarkan pada indikator

esensial kompetensi guru sesuai tuntutan minimal

sebagai agen pembelajaran.

2.4 Standar Kompetensi

Kompetensi merupakan komponen utama dari

standar profesi di samping kode etik sebagai regulasi

perilaku profesi yang ditetapkan dalam prosedur dan

sistem pengawasan tertentu. Kompetensi diartikan dan

dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang

Page 25: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

31

terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis

dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan

mempersepsi yang mengarahkan seseorang menemu-

kan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu secara

efektif dan efisien (Nasutiyon dan Arthana, 2010).

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara ke-

mampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan

spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi

standar profesi guru, yang mencakup penguasaan

materi, pemahaman terhadap peserta didik pembela-

jaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan

profesionalisme. Yang dimaksud standar kompetensi

dalam sertifikasi meliputi:

1. Kompetensi Pedagogik

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan

guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik

yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai

berikut (Mulyasa, 2008:75):

(1) Kemampuan mengelola pembelajaran; (2) Pe-

mahaman terhadap peserta didik; (3) Pengem-

bangan kurikulum atau silabus; (4) Perancangan

pembelajaran; (5) Pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik dan dialogis; (6) Pemanfaatan teknologi

pembelajaran; (7) Evaluasi pembelajaran (EHB); (8) Pengembangan peserta didik untuk mengaktu-

alisasikan; (9) Berbagai potensi yang dimiliki.

Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan agar

proses pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif

dan efisien, serta mencapai hasil yang diharapkan

maka perlu kegiatan manajemen sistem pembelajaran

Page 26: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

32

sebagi keseluruhan proses untuk melaksanakan ke-

giatan pembelajaran secara efektif dan efisien. Guru

diharapkan membimbing dan mengarahkan pengem-

bangan kurikulum dan pembelajaran secara cermat

serta melakukan pengawasan dalam pelaksanaannya.

Dalam proses pengembangan program, guru hendak-

nya tidak membatasi diri pada pembelajaran dalam

arti sempit, tetapi harus menghubungkan program-

program pembelajaran dengan seluruh kehidupan

peserta didik kebutuhan masyarakat dan dunia usaha.

Sehubungan dengan itu, kemampuan mengelola

pembelajaran sebagaimana yang telah dikemukakan di

atas, dapat dianalisis ke dalam kompetensi yang men-

cakup pemahaman terhadap peserta didik, perancang-

an, dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil

belajar, dan pengembangan peserta didik untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

2. Kompetensi Kepribadian

Berdasarkan standar nasional pendidikan, pen-

jelasan pasal 28 ayat (3) butir b dari PP nomor

74/2008, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepriba-

dian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,

menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak

mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar penga-

ruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan

pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian ini

memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam

Page 27: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

33

membentuk kepribadian anak, guna menyiapkan dan

mengembangkan sumber daya manusia, serta mense-

jahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa

pada umumnya.

Sehubungan dengan uraian di atas, setiap guru

dituntut untuk memiliki kompetensi kepribadian yang

memadai, bahkan kompetensi ini akan melandasi atau

menjadi landasan bagi kompetensi-kompetensi lain-

nya. Dalam hal ini, guru tidak hanya dituntut untuk

mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang

paling penting adalah bagaimana dia menjadikan

pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi

dan perbaikan kualiatas pribadi peserta didik

(Mulyasa, 2008:117). Berdasarkan uraian di atas

dapat diketahui bahwa setiap guru harus memiliki

kompetensi kepribadian yang baik agar kompetensi-

kompetensi lainnya dapat terasah pula.

3. Kompetensi Profesional

Berdasarkan standar nasional pendidikan, pen-

jelasan pasal 28 ayat (3) butir c dari PP nomor

74/2008, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi profesional adalah kemampuan penguasa-

an materi pembelajaran secara luas dan mendalam

yang memungkinkan membimbing peserta didik

memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam

standar nasional pendidikan. Secara umum dapat

diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang lingkup

kompetensi profesional guru sebagai berikut: (1) Me-

Page 28: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

34

ngerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan

baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya;

(2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai

taraf perkembangan peserta didik; (3) Mampu mena-

ngani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya; (4) Mengerti dan dapat menerap-

kan metode pembelajaran yang bervariasi; (4) Mampu

mengembangkan dan menggunakan berbagai alat,

media dan sumber belajar yang relevan (5) Mampu

mengoorganisasikan dan melaksanakan program pem-

belajaran; (6) Mampu melaksanakan evaluasi hasil

belajar peserta didik; (7) Mampu menumbuhkan ke-

pribadian peserta didik.

4. Kompetensi Sosial

Berdasarkan standar nasional pendidikan, pen-

jelasan pasal 28 ayat (3) butir d dari PP nomor

74/2008, dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan

kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai

bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan ber-

gaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga kepen-

didikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat

sekitar. Hal tersebut diuraikan dalam RPP tentang

guru, bahwa kompetensi sosial merupakan kemampu-

an guru sebagai bagian dari masyarakat yang seku-

rang-kurangnya memiliki kompetensi untuk: (1) Ber-

komunikasi secara lisan, tulisan dan isyarat; (2) Meng-

gunakan teknologi komunikasi dan informasi secara

fungsional; (3) Bergaul secara efektif dengan peserta

Page 29: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

35

didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang

tua/wali peserta didik; (4) Bergaul secara santun

dengan masyarakat sekitar (Mulyasa, 2008: 173).

Guru adalah makhluk sosial yang dalam kehi-

dupannya tidak terlepas dari kehidupan sosial masya-

rakat dan lingkungannya. Oleh karena itu guru di-

tuntut untuk memiliki kompetensi sosial yang me-

madai, terutama dalam kaitannya dengan pendidikan

yang tidak terlepas dari pembelajaran disekolah tetapi

juga pada pendidikan yang terjadi dan berlangsung di

masyarakat. Sedikitnya terdapat enam kompetensi

sosial yang harus dimiliki guru agar dapat berkomu-

nikasi dan bergaul secara efektif, baik di sekolah

maupun di masyarakat.

Keenam kompetensi tersebut antara lain

(Mulyasa, 2008:176):

1. Memiliki pengetahuan tentang adat istiadat baik sosial maupun agama;

2. Memiliki pengetahuan tentang budaya dan

tradisi;

3. Memiliki pengetahuan tentang estetika;

4. Memiliki apresiasi dan kesadaran social;

5. Memiliki sikap yang benar terhadap pengeta-

huan dan pekerjaan;

6. Setia terhadap harkat dan martabat manusia.

2.5 Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian yang sesuai dengan penelitian

ini adalah hasil penelitian dari Yari Dwikurnaningsih

tentang kinerja guru bimbingan dan konseling ber-

Page 30: BAB II LANDASAN TEORITIS - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/6073/2/T2... · Mempunyai status sosial dan ekonomi ter- tentu. ... ngenal fungsi dan program

36

dasarkan perolehan sertifikasi dan latar belakang pen-

didikan tidak ada perbedaan yang signifikan. Diper-

kuat dengan hasil penelitian Fitrianingsih yang mene-

mukan bahwa perbedaan kinerja guru sertifikasi dan

non sertifikasi dalam pembelajaran di Madrasah

Ibtidaiyah se-Kecamatan Pecangaan Jepara. Selain itu

hasil penelitian Eni menemukan bahwa terdapat

perbedaan kinerja guru di Madrasah Aliyah Negeri

Wonogiri antara sebelum dan sesudah bersertifikasi.