t2 kejahatan lintas negara

40
TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 2730/PID.B/2009/PN.SBY Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur II Matakuliah Kejahatan Lintas Negara Kelas A Oleh: Fachrun Nurrisya A. 115010100111099 Irfan Maulana Muharikin 115010100111129 Devi Kartika Sari 115010107111030 Patricia Debora Yunita 115010107111023 Agne Nia Dara 115010107111009 Fia Trysari Mardodo 115010107111097 Yosy Dewi Mahayanthi 115010107111141 Agus Khairi Pratama Putra 115010100111102 Rudi Hartama Butar Butar 115010100111139 Adhyaksa Abdillah 115010100111134 1

Upload: fachrun-nurrisya-aini

Post on 19-Jan-2016

69 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: T2 Kejahatan Lintas Negara

TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO. 2730/PID.B/2009/PN.SBY

Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur II

Matakuliah Kejahatan Lintas Negara

Kelas A

Oleh:

Fachrun Nurrisya A. 115010100111099

Irfan Maulana Muharikin 115010100111129

Devi Kartika Sari 115010107111030

Patricia Debora Yunita 115010107111023

Agne Nia Dara 115010107111009

Fia Trysari Mardodo 115010107111097

Yosy Dewi Mahayanthi 115010107111141

Agus Khairi Pratama Putra 115010100111102

Rudi Hartama Butar Butar 115010100111139

Adhyaksa Abdillah 115010100111134

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS HUKUM

2014

1

Page 2: T2 Kejahatan Lintas Negara

RINGKASAN :

Bahwa setelah kita melihat kasus mengenai diatas dapat diketahui bahwa pokok permasalahan yang terjadi itu ialah seseorang bernama Ir. Siti Aminah al. Mimin yang pada saat ini menjadi terdakwa dan telah terbukti memasarkan produk investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank Century dimana uang nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap terproteksi PT Antaboga Deltasecurutas Indonesia melalui Bank Century tersebut sebesar Rp 126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana yang telah ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk para nasabah, ternyata uang tersebut tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang telah membeli produk investasi tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui terdakwa. Dengan dilakukannya tindakan ini Terdakwa mendapatkan imbalan/fee sebesar Rp 860.251.215,00 dan menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil dari para nasabah tersebut dengan cara menginvestasikan kedalam Bank (luar negeri)sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan terdakwa.Didalam Putusan Pengadilan sebenarnya dinyatakan bahwa terdakwa dibebaskan dari dakwaan kedua primair dan dakwaan kedua subsidair yang terkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang.

Tetapi jika dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi berdasarkan TPPU dan Proses Peradilan di Tingkat Pertama bahwa didalam perundang-undangan nasional khususnya didalam hal tindak pidana pencucian uang belum ada pengaturan khusus mengenai pengembalian aset yang diletakkan di luar dari teritorial Indonesia. Sehingga adapun untuk mendapatkan aset nasional itu diperlukan suatu kerjasama eksplisit antara negara yang bersangkutan untuk melakukan kerjasama dalam pengembalian aset negara

Bentuk dari money laundering / tindak pidana pencucian uang yang dikenal dalam praktek ada dua macam, yaitu:

1. Melakukan pembelian surat-surat berharga atau barang modal tertentu yang dapat diperdagangkan dengan mempergunakan uang yang diperoleh dari hasil tindak pidana untuk kemudian diperdagangkan kembali

2. Menggunakan uang yang diperoleh secara tidak sah untuk membeli barang-barangtidak bergerak sehingga pemilik dapat menikmati kekayaannya tanpa harus khawatir akan kethuan asal-usul uangnya

2

Page 3: T2 Kejahatan Lintas Negara

Dalam putusan No. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby bahwa terdakwa Ir. Siti Aminah al Mimin dikenakan pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan pidana penipuan secara bersama- sama dan berlanjut.

Ir. Siti Aminah dikenakan pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat [1] Kitab Undang-undang Hukum Pidana karena telah memenuhi unsur-unsur dalam pasal tersebut, yaitu sebagai berikut:

a. Unsur Barang Siapab. Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan

melawan hukumc. Unsur dengan melawan hal baik dengan memakai nama palsu atau keadaan

palsu, dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan bohong membujuk supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau menghapus piutang

d. Unsur orang yang turut melakukane. Unsur perbuatan berlanjut.

Dan permasalahan diatas dapat dikatakan sebagai kejahatan transnasional dikarenakan Kejahatan yang dilakukan oleh Ir. Siti Aminah khusunya pada objeknya tersebut memenuhi unsur kejahatan transnasional, yaitu uang yang didapat dari hasil penipuan yang mana kemudian dilakukan pencucian uang, dilakukan dengan cara menyimpan uang tersebut di Bank luar negeri dengan maksud agar uang itu sulit dilacak. Keterlibatan suatu subjek dari luar batas nasional yaitu “bank luar negeri” ini membuat kejahatan ini sudah termasuk sebagai kejahatan transnasional.Dalam hal sudah melibatkan negara lain tidak hanya di Indonesia saja Kejahatan ini berlangsung.

3

Page 4: T2 Kejahatan Lintas Negara

ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI NO.

2730/Pid.B/2009/PN.Sby MENGENAI TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

ANTARA BANK CENTURY DENGAN PT. ANTABOGA DELTASECURITAS

INDONESIA

Posisi Kasus

Terdakwa Ir. Siti Aminah al Mimin yang menjabat sebagai pimpinan cabang

pembantu Bank Century Panglima Sudirman Surabaya, dalam pelaksanaan

operational sehari-hari berada dalam coordinator wilayah V Bank Century Jawa

Timur dan Bali yang berkedudukan di Surabaya. Terdakwa mempunyai tugas antara

lain membawahi bidang operasional dan marketing serta mengendalikan pencapaian

kredit dana dari pihak ketiga bersama AO dan marketing, dan bertanggungjawab

menjaga inventaris kantor dan dalam pelaksanaan tugas tersebut, terdakwa

bertanggungjawab kepada pimpinan cabang utama Bank Century Rajawali yang

dijabat oleh saksi dan selanjutnya pimpinan cabang utama bertanggungjawab kepada

kepala wilayah V Bank Century.

Sebagai pimpinan cabang pembantu Bank Century, terdakwa mengetahui

bahwa berdasarkan izin dari Bank Indonesia. Kegiatan Bank Century yaitu

melakukan operasional dengan kegiatan menghimpun dana masyarakat dalam bentuk

tabungan, giro, deposito dan menyalurkan kredit kepada masyarakat, serta

memasarkan produk-produk perbankan yang lain. Terdakwa telah memasarkan

produk investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu

produk investasi yang diberi nama Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap

Terproteksi yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yakni

perusahaan Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank

Century.

Untuk menyakinkan para nasabah, terdakwa bersama-sama dengan pimpinan

cabang Bank Century wilayah V mengadakan rapat yang membahas mengenai

4

Page 5: T2 Kejahatan Lintas Negara

pemasaran produk investasi PT Antaboga Deltasecuritas dengan memberikan

pengarahan bahwa produk investasi tersebut mempunyai bunga lebih tinggi

dibandingkan dengan produk perbankan dan tidak dikenakan pajak atas bunga. Serta

kepada terdakwa dan pimpinan cabang lainnya dijanjikan akan diberikan imbalan

berupa uang atau fee sebesar 100.000/bulan untuk pemasaran produk reksadana

berlian senilai 1.000.000.000 dan imbalan atau fee sebesar 200.000/bulan untuk

pemasaran produk investasi dana tetap terproteksi senilai 1.000.000.000.

Dengan rangkaian perkataan yang disampaikan oleh terdakwa menjadikan

para nasabah yang semula memiliki simpanan pada Bank Century, tergerak hatinya

untuk menyerahkan sejumlah uang atau mengalihkan uang yang disimpan dalam

deposito atau tabungan Bank Century kedalam produk investasi Reksana Berlian atau

Investasi Dana Tetap Terproteksi PT Antarboga Deltrasecuritas Indonesia.

Selanjutnya, terdakwa menganjurkan kepada nasabah untuk menyetorkan atau

mentransfer sejumlah uang ke PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia. Uang nasabah

tersebut terkumpul sebesar 126.476.000.000. uang tersebut seharusnya digunakan

untuk keperluan diinvestasikan kembali dalam pasar uang dalam bentuk deposito,

obligasi Negara/BUMN/swasta, surat utang Negara/BUMN/Swasta, maupun dalam

pasar modal yakni saham-saham bluechip di BEI, Repoobligasi/surat hutang/saham,

akan tetapi pelaksanaannya uang atau dana nasabah tersebut sebagian ada yang

digunakan untuk keperluan lain yang menguntungkan baik diri terdakwa sendiri

maupun orang lain, diantarannya untuk keperluan pribadi, yaitu secara berturut-turut

terdakwa telah menerima transfer dari PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia sebesar

860.251.215 sebagai imbalan atau fee atas pemasaran produk melalui rekening BCA.

Selanjutnya uang tersebut digunakan terdakwa untuk menguntungkan dirinya sendiri

atau orang lain.

Uang nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan

investasi dana tetap terproteksi PT Antaboga Deltasecurutas Indonesia melalui Bank

Century sebesar 126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo

sebagaimana ditetapkan dalam konfirmasi informasi untuk masing-masing nasabah,

5

Page 6: T2 Kejahatan Lintas Negara

ternyata uang tersebut tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang membeli

produk investasi tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya

sejumlah uang yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia

melalui terdakwa.

Dalam kasus ini, terdakwa menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia

ambil dari para nasabah yang telah menginvestasikan dananya tersebut ke Bank (luar

negeri).sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan

terdakwa.

PERMASALAHAN

1. Bagaimana upaya aparat penegak hukum dalam melacak aliran dana

yang disimpan dalam tabungan bank (luar negeri) tersebut?

2. Apakah uang atau dana nasabah yang diinvestasikan tersebut dapat

kembali?

3. Bagaimana bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Negara tempat

terdakwa menyimpan uang tersebut?

6

Page 7: T2 Kejahatan Lintas Negara

ANALISIS:

A. Analisa Berdasarkan TPPU dan Proses Peradilan di Tingkat Pertama

Kejahatan pencucian uang telah dinyatakan sebagai perbuatan kriminalisasi

yang diancam dengan sanksi pidana dalam Undang-Undang No.15 tahun 2002 yang

diubah dengan Undang-Undang No.25 tahun 2003 yang diubah dengan Undang-

Undang No. 8 Tahun 2010.

“Bentuk dari money laundering / tindak pidana pencucian uang yang dikenal

dalam praktek ada dua macam, yaitu1 :

3. Melakukan pembelian surat-surat berharga atau barang modal tertentu yang

dapat diperdagangkan dengan mempergunakan uang yang diperoleh dari

hasil tindak pidana untuk kemudian diperdagangkan kembali

4. Menggunakan uang yang diperoleh secara tidak sah untuk membeli barang-

barangtidak bergerak sehingga pemilik dapat menikmati kekayaannya

tanpa harus khawatir akan kethuan asal-usul uangnya”

“Menurut Jane E. Hughes dan Scott B. Macdonald, Pencucian uang terdiri

dari beberapa tahap sebagai berikut2:

a. The placement atau upaya menempatkan atau memasukan dana atau

investasi keuangan lainnya yang dihasilkan dari suatu aktivitas kejahatan

pada sistem keuangan, yakni mengubah dari uang tunai yang diperoleh

secara tidak sah kedalam berbagai aset seperti deposito bank, saham-saham

perusahaan atau ditukarkan ke valuta asing.

1 Winarno Budyatmodjo, Money Laundering Sebagai Bentuk Tindak Pidana di Bidang Ekonomi, Arena Hukum, Volume 14, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, Malang, 2001, hlm 264.

2 Teguh Sulistia & Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi, Rajawali Pers, Jakarta, 2011, hlm 112.

7

Page 8: T2 Kejahatan Lintas Negara

b. Layering adalah memindah-mindahkan hasil kejahatan dari suatu tempat ke

tempat lain dengan maksud sumber dan pemiliknya dapat dikaburkan atau

transfer uang dengan membuat transaksi transaksi finansial yang kompleks

dan berlapis-lapis serta berangkai dilindungi berbagai bentuk anominitas

dan kerahasiaan profesional.

c. The integration atau menggunakan harta kekayaan yakni tipu muslihat

untuk dapat memberikan legitimasi terhadap uang asal kejahatan. Pihak

pencuci uang mempergunakan uang yang menjadi halal (clean money)

diinvestasikan untuk setiap kegiatan bisnis legal sehingga tidak tampak

berkaitan dengan aktivitas kejahatan yang dilakukan sebelumnya. Pada

tahap ini uang yang telah dicuci dimasukkan ke dalam sirkulasi sejalan

dengan aturan hukum.”

Dalam putusan No. 2730/Pid.B/2009/PN.Sby bahwa terdakwa Ir. Siti Aminah

al Mimin dikenakan pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64

ayat (1) Kitab Undang-undang Hukum Pidana, yaitu terdakwa terbukti secara sah dan

meyakinkan bersalah telah melakukan perbuatan pidana penipuan secara bersama-

sama dan berlanjut.

Ir. Siti Aminah dikenakan pasal 55 ayat (1) ke-1 jo. pasal 378 jo. Pasal 64 ayat

[1] Kitab Undang-undang Hukum Pidana karena telah memenuhi unsur-unsur dalam

pasal tersebut, yaitu sebagai berikut:

f. Unsur Barang Siapa

Barang siapa adalah setiap orang atau siapa saja yang dapat menjadi subjek

hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban atau pelaku dari suatu tindak pidana

yang mampu bertanggung jawab menurut hukum, tidak terkecuali Terdakwa dalam

persidangan diperoleh fakta hukum berupa keterangan para saksi, keterangan

Terdakwa dan adanya barang bukti, dalam hal ini yaitu:

Nama : Ir. Siti Aminah al Mimin

8

Page 9: T2 Kejahatan Lintas Negara

Tempat Lahir : Pamekasan

Umur/tanggal lahir : 43 tahun/18 januari 1966

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Jalan Taman Wiyata 31 RT.003 RT.004 Ds. Ketintang

Kec.Gayungan Surabaya

Agama : Islam

Pekerjaan : Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bank Century Panglima

Sudirman Surabaya

Pendidikan : S1

g. Unsur dengan maksud menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan

melawan hukum

“Maksud si pelaku dalam melakukan perbuatan menggerakkan harus

ditujukan pada menguntungkan diri sendiri atau orang lain. Selain itu harus juga

ditujukan pada unsur lain dibelakangnya seperti unsur melawan hukum,

menggerakkan, menggunakan nama palsu dan sebagainya. Kesengajaan dalam

maksud ini harus sudah ada dalam diri si petindak, sebelum atau setidak-tidaknya

pada saat memperoleh perbuatan menggerakkan. Menguntungkan artinya menambah

kekayaan dari yang sudah ada baik bagi diri sendiri maupun orang lain.”3

Dalam kasus ini Ir. Siti Aminah al Mimin telah memasarkan produk investasi

dana tetap terproteksi kepada 30 nasabah kemudian dana yang diterima ditampung

pada rekening penampungan milik Bank Century cabang pembantu Panglima

Sudirman yang ternyata tidak ada dananya dan Terdakwa sendiri telah mendapat

imbalan atau fee atas penjualan produk tersebut, kemudian Terdakwa menggunakan

untuk keperluan diri sendiri maupun orang lain termasuk karyawan di kantor Bank

Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman, dengan demikian unsur dengan

3 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011, hlm 129.

9

Page 10: T2 Kejahatan Lintas Negara

maksud untuk menguntungkan diri sendiri/ orang lain dengan melawan hukum telah

terpenuhi.

h. Unsur dengan melawan hal baik dengan memakai nama palsu atau keadaan

palsu, dengan akal atau tipu muslihat maupun dengan karangan perkataan

bohong membujuk supaya memberikan suatu barang, membuat hutang atau

menghapus piutang

Yang dimaksud dalam unsur ini adalah upaya-upaya penipuan yaitu4:

- Menggunakan nama palsu, diartikan sebagai nama bukan namanya

sendiri atau nama yang tidak diketahui secara pasti pemiliknya

atau tidak ada pemiliknya.

- Menggunakan keadaan palsu/ kedudukan palsu/ martabat palsu/

sifat palsu yaitu suatu kedudukan yang disebut/ digunakan

seseorang, yang dapat menciptakan/ mempunyai hak-hak tertentu,

padahal sesungguhnya ia tidak mempunyai hak tertentu itu.

- Menggunakan tipu muslihat dan rangkaian kebohongan, keduanya

menrupakan cara menggerakan orang lain yang sama-sama

bersifat menipu atau isinya tidak benar atau palsu, namun dapat

menimbulkan kepercayaan/kesan bagi orang lain bahwa semua itu

seolah-olah benar adanya. Namun ada perbedaaannya yaitu pada

tipu muslihat berupa perbuatan, sedangkan rangkaian kebohongan

berupa ucapan/ perkataan.

Dalam kasus ini Terdakwa terbukti dengan melawan hak baik dengan

memakai nama palsu atau keadaan palsu dengan akal atau tipu muslihat maupun

dengan karangan dan perkataan bohong membujuk supaya memberikan suatu barang,

membuat utang atau menghapus piutang karena Terdakwa selaku pimpinan Bank

Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman yang seharusnya sudah mengetahui

4 Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011, hlm 125

10

Page 11: T2 Kejahatan Lintas Negara

tentang produk tersebut, namun Terdakwa tidak menjelaskannya kepada investor/

nasabah bahkan pihak Bank Century membujuk rayu kepada para nasabah/investor

untuk memindahkan dananya dari tabungan Bank Century ke produk investasi

tersebut dengan dalih bunganya lebih tinggi dan investasi dan ditawarkan tersebut

telah dijamin oleh pemerintah.

i. Unsur orang yang turut melakukan

Dalam kasus ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin telah bekerja sama dengan

PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia selaku agen penjual produk reksadana yang

mempunyai ijin dan terdaftar di BAPEPAM –LK, sehingga diperbolehkan untuk

menjual reksadana dan Discretionary Fund, sedangkan Bank Century selaku sub agen

termasuk yang dipimpin oleh terdakwa yang menjual produk reksadana dan

Discretionary Fund tidak terdaftar sebagai sub agen penjual produk reksadana dan

Discretionary Fund dari BAPEPAM-LK karena BAPEPAM-LK tidak mengenal

istilah sub agen penjual reksadana. Lalu dana yang berhasil dihimpun oleh PT.

Antaboga Deltasecuritas Indonesia tidak seluruhnya disalurkan kepada Bank

Kustodian namun sebagian besar dipergunakan oleh PT. Antaboga Deltasecuritas

Indonesia yaitu oleh Robert Tantular, Anton Tantular, Hartawan Aluwi dan

perusahaan-perusahaan lainnya yang terkait. Dalam hal ini terdakwa Ir Siti Aminah al

mimin sendiri telah mendapatkan fee.

j. Unsur perbuatan berlanjut.

Menurut pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana “dikatakan

perbuatan berlanjut apabila di antara beberapa perbuatan baik yang merupakan

kejahatan atau pelanggaran mempunyai hubungan sedemikian rupa sehingga dapat

dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut”. Berdasarkan fakta-fakta hukum yang

telah terungkap bahwa pada awalnya Robert Tantular selaku pimpinan Bank Century

pusat yang sekaligus sebagai pemilik PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia telah

mengundang koordinator kepala wilayah V Bank Century Surabaya untuk

11

Page 12: T2 Kejahatan Lintas Negara

membicarakan produk baru yakni produk reksadana berlian dan Discretionary Fund

atau dana proteksi tetap yang kemudian diterima baik dan disanggupi dengan

mendapat imbalan atau fee apabila berhasil melakukan pemasran atau penjualan

kedua produk investasi tersebut. Selanjutnya koordinator kepala wilayah V Bank

Century mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang Bank Century

yang berada di wilayah V Surabaya termasuk terdakwa Ir Siti Aminah al mimin,

sehingga terdakwa selama pemasaran atau penjualan produk investasi tersebut telah

menerima imbalan atau fee sebesar Rp 860.251.215,-. Selanjutnya para pimpinan

cabang Bank Century termasuk terdakwa menyampaikan atau menginstruksikan ke

staf dan jajaran khususnya tenaga kerja pemasaran untuk memasarkan produk

investasi tersebut dan bahkan mempengaruhi nasabah atau investor.

Dalam kasus ini sebenarnya Terdakwa didakwakan secara kumulatif oleh

Penuntut Umum, yaitu:

KESATU :

PRIMAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat(1

) ke-1 jo pasal 378 jo pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

SUBSIDAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat

(1) ke-1 jo pasal 372 jo pasal 64 ayat 1 Kitab Undang Undang Hukum Pidana

KEDUA :

PRIMAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1)

ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 3 ayat (1) huruf a, b Undang-

Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang RINo.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo

Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

SUBSIDAIR : Melanggar apa yang diatur dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat

(1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum pidana jo pasal 6 ayat (1) huruf a, b Undang-

Undang Republik Indonesia No. 15 Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Republik Indonesia No.25 Tahun 2003 tentang Tindak Pidana

Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

12

Page 13: T2 Kejahatan Lintas Negara

Namun hakim membebaskan terdakwa dari dakwaan kedua primair dan

dakwaan kedua subsidair yang terkait dengan Tindak Pidana Pencucian Uang. Maka

dalam penulisan makalah ini, kasus diatas akan direkayasa agar sesuai dengan Tindak

Pidana Pencucian sebagai Tindak Pidana Transnasional, yaitu sebagai berikut:

“Terdakwa Ir. Siti Aminah al. Mimin terbukti telah memasarkan produk

investasi di luar produk perbankan yang diizinkan oleh Bank Indonesia yaitu produk

investasi yang diberi nama Reksana Berlian dan Investasi Dana Tetap Terproteksi

yang dikeluarkan oleh PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia yakni perusahaan

Secuntas yang dimiliki oleh salah seorang pemegang saham PT Bank Century.Uang

nasabah yang diinvestasikan pada produk reksadana berlian dan investasi dana tetap

terproteksi PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui Bank Century sebesar Rp

126.476.000.000. Pada saat investasi tersebut jatuh tempo sebagaimana ditetapkan

dalam konfirmasi informasi untuk masing-masing nasabah, ternyata uang tersebut

tidak dapat ditarik kembali oleh para nasabah yang membeli produk investasi

tersebut, sehingga para nasabah mengalami kerugian yang besarnya sejumlah uang

yang telah disetorkan kepada PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia melalui

terdakwa. Atas tindakannya ini Terdakwa mendapatkan imbalan/fee sebesar Rp

860.251.215,00 dan terdakwa menyimpan uang hasil pencucian uang yang ia ambil

dari para nasabah dengan menginvestasikan dananya tersebut ke Bank (luar

negeri)sehingga PPATK mengalami kesulitan dalam melacak hasil kejahatan

terdakwa.”

Atas tindakannya tersebut maka Terdakwa telah melanggar apa yang diatur

dan diancam pidana dalam pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum

pidana jo pasal 3 ayat (1) huruf a, b Undang-Undang Republik Indonesia No. 15

Tahun 2002 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang RI No.25 Tahun 2003

tentang Tindak Pidana Pencucian Uang jo Pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang

Hukum Pidana dengan unsur-unsur sebagai berikut:

13

Page 14: T2 Kejahatan Lintas Negara

- Unsur setiap orang

Barang siapa adalah setiap orang atau siapa saja yang dapat menjadi subjek

hukum sebagai pendukung hak dan kewajiban atau pelaku dari suatu tindak

pidana yang mampu bertanggung jawab menurut hukum, tidak terkecuali

Terdakwa dalam persidangan diperoleh fakta hukum berupa keterangan para

saksi, keterangan Terdakwa dan adanya barang bukti, dalam hal ini yaitu:

Nama : Ir. Siti Aminah al Mimin

Tempat Lahir : Pamekasan

Umur/tanggal lahir : 43 tahun/18 januari 1966

Jenis Kelamin : Perempuan

Kebangsaan : Indonesia

Tempat tinggal : Jalan Taman Wiyata 31 RT.003 RT.004 Ds. Ketintang

Kec.Gayungan Surabaya

Agama : Islam

Pekerjaan : Mantan Pimpinan Cabang Pembantu Bank Century

Panglima Sudirman Surabaya

Pendidikan : S1

- Unsur dengan sengaja

Sengaja berartiterkandung niat atau maksud terhadap suatu perbuatan

yang oleh pelakunya diinsyafi, disadari, dikehendaki dan diketahui akan

akibatnya sebelum perbuatan tersebut dilakukan. Terdakwa Ir. Siti Aminah

al. Mimin telah memuhi unsur ini karena saat diberi perintah oleh Pimpinan

Bank Century Pusat terdakwa telah mengetahui akan akibatnyaatau tidak

menyadari kemungkinan yang mungkin akan terjadi atas tindakan yang

dilakukannya.

14

Page 15: T2 Kejahatan Lintas Negara

- Unsur menempatkan dan mentransferkan harta kekayaan yang diketahuinya

atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana dalam penyedia jasa

keuangan, baik atas nama sendiri maupun pihak lain

Yang dimaksud dengan diketahui atau patut diduga adalah menunjuk pada

unsur kebatinan Terdakwa. Menurut Penjelasan Pasal 5 Ayat (1) UU Tindak

Pidana Pencucian Uang yang dimaksud dengan patut diduga adalah suatu

kondisi yang memenuhi setidak-tidaknya pengetahuan, keinginan, atau tujuan

pada saat terjadinya transaksi yang diketahuinya mengisyaratkan adanya

pelanggaran hukum.

Sejak awal Terdakwa telah mengetahui bahwa produk investasi dalam bentuk

reksadana berlian maupun investasi dana tetap terproteksi bukan merupakan

suatu produk investasi perbankan. Kemudian hasil penjualan produk tersebut

ditempatkan Terdakwake dalam rekening perantara (RAU) pada Bank

Century CabangPembantu Panglima Sudirman, dan selanjutnya secara

berangsur-angsur uang yang tersimpan dalam rekening Siti perantara (RAU)

tersebut ditransfer terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin ke rekening PT.

Antaboga Deltasekuritas Indonesia pada Bank Century Pusat A/C Nomor

1022-272272-004 (rekening Investasi Dana Tetap Terproteksi) dan A/C

Nomor 1022-217573-003 (rekening reksadana berlian) melalui Bank

Century Cabang Pembantu Panglima Sudirman.

Terdakwa Ir. Siti Aminah alias Mimin secara berturut-turut mentransfer

uang tersebut ke rekening PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia dan

uang tersebut telah diterima PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia, lalu

sebagian dari jumlah uang tersebut yaitu sebesar Rp. 860.251.215,- atau

sekitar jumlah itu ditransfer kembali oleh PT. Antaboga Deltasekuritas

15

Page 16: T2 Kejahatan Lintas Negara

Indonesia melalui saksi Esterlita Wijaya ke rekening terdakwa Ir. Siti

Aminah alias Mimin pada Bank BCA Nomor 364-0869908, dengan dalih

sebagai imbalan atau fee etas penjualan produkinvestasi Reksadana Berlian

dan Discrenatory Fund PT. Antaboga Deltasekuritas Indonesia tersebut,

sedangkan sebagian dana yang lain telah digunakan oleh Direksi PT.

Antaboga Deltasekuritas Indonesia antara lain Robert Tantular, Anton

Tantular, dan Hartawan Aluwi untuk keperluan yang menyimpang dari

tujuan investasi reksadana berlian dan discrenatory fund, sehingga pada

saat investasi Reksadana Berlian maupun Discrenatory Fund tersebut

jatuh tempo, para nasabah diantaranya saksi Sri Gayatri, saksi Ho

Melinda Utomo tidak dapat mengambil atau menarik kembali dana atau

uang nya yang semula telah diserahkan atau disetorkan melalui terdakwa Ir.

Siti Aminah alias Mimin, sehingga akibat perbuatan terdakwa para

nasabah tersebut menderita kerugian sejumlah uang yang telah

disetorkannya yakni seluruhnya sebesar Rp. 126.476.000.000,- atau sekitar

jumlah itu. Dan atas perbuatannya tersebut Terdakwa mendapatkan fee atau

imbalan sebesar Rp 860.251.215,- yang lalu ditempatkan Terdakwa di Bank

Luar Negeri dengan rekening rahasia.

- Unsur dengan maksud menyembunyikan atau menyamarkan asal usul

kekayaan yang diketahui atau patut diduganya merupakan hasil tindak pidana

itu.

Menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan tersebut

dilakukan agar asal-usul harta kekayaan tersebut tidak akan mungkin dapat

dilacak oleh otoritas keuangan atau para penegak hukum sekalipun.

Dalam kasus ini Terdakwa sengaja menempatkan uangnya di Bank Luar

Negeri agar tidak diketahui bahwa uang tersebut berasal dari tindak pidana

asal yaitu penipuan secara bersama-sama

16

Page 17: T2 Kejahatan Lintas Negara

- Unsur orang yang turut melakukan

Dalam kasus ini terdakwa Ir Siti Aminah al Mimin telah bekerja sama dengan

PT Antaboga Deltasecuritas Indonesia selaku agen penjual produk reksadana

yang mempunyai ijin dan terdaftar di BAPEPAM–LK, sehingga

diperbolehkan untuk menjual reksadana dan Discretionary Fund, sedangkan

Bank Century selaku sub agen termasuk yang dipimpin oleh terdakwa yang

menjual produk reksadana dan Discretionary Fund tidak terdaftar sebagai sub

agen penjual produk reksadana dan Discretionary Fund dari BAPEPAM-LK

karena BAPEPAM-LK tidak mengenal istilah sub agen penjual reksadana.

Lalu dana yang berhasil dihimpun oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia

tidak seluruhnya disalurkan kepada Bank Kustodian namun sebagian besar

dipergunakan oleh PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia yaitu oleh Robert

Tantular, Anton Tantular, Hartawan Aluwi dan perusahaan-perusahaan

lainnya yang terkait. Dalam hal ini terdakwa Ir Siti Aminah al mimin sendiri

telah mendapatkan fee.

- Unsur yang dilakukan secara berlanjut

Menurut pasal 64 ayat (1) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana “dikatakan

perbuatan berlanjut apabila di antara beberapa perbuatan baik yang

merupakan kejahatan atau pelanggaran mempunyai hubungan sedemikian

rupa sehingga dapat dipandang sebagai suatu perbuatan berlanjut”.

Berdasarkan fakta-fakta hukum yang telah terungkap bahwa pada awalnya

Robert Tantular selaku pimpinan Bank Century pusat yang sekaligus sebagai

pemilik PT. Antaboga Deltasecuritas Indonesia telah mengundang koordinator

kepala wilayah V Bank Century Surabaya untuk membicarakan produk baru

yakni produk reksadana berlian dan Discretionary Fund atau dana proteksi

17

Page 18: T2 Kejahatan Lintas Negara

tetap yang kemudian diterima baik dan disanggupi dengan mendapat imbalan

atau fee apabila berhasil melakukan pemasran atau penjualan kedua produk

investasi tersebut. Selanjutnya koordinator kepala wilayah V Bank Century

mengadakan rapat yang dihadiri oleh seluruh pimpinan cabang Bank Century

yang berada di wilayah V Surabaya termasuk terdakwa Ir Siti Aminah al

mimin, sehingga terdakwa selama pemasaran atau penjualan produk investasi

tersebut telah menerima imbalan atau fee sebesar Rp 860.251.215,-.

Selanjutnya para pimpinan cabang Bank Century termasuk terdakwa

menyampaikan atau menginstruksikan ke staf dan jajaran khususnya tenaga

kerja pemasaran untuk memasarkan produk investasi tersebut dan bahkan

mempengaruhi nasabah atau investor.

B. Analisa Berdasarkan Unsur Kejahatan Lintas Negara

Kejahatan yang dilakukan oleh Ir. Siti Aminah memenuhi unsur kejahatan

transnasional. Dikarenakan objek dari kejahatan yang dilakukan Ir. Siti Aminah, yaitu

uang yang didapat dari hasil penipuan yang mana kemudian dilakukan pencucian

uang, dilakukan dengan cara menyimpan uang tersebut di Bank luar negeri dengan

maksud agar uang itu sulit dilacak. Keterlibatan suatu subjek dari luar batas nasional

yaitu “bank luar negeri” ini membuat kejahatan ini sudah termasuk sebagai kejahatan

transnasional.

Definisi dari kejahatan transnasional tidaklah sama antara satu negara dengan

yang lainnya. Berbagai negara cenderung memiliki definisi kejahatan transnasional

yang sangat berbeda tergantung pada filosofi tertentu. Menurut Martin dan Romano;5

“transnational crime may defined as the behavior of ongoing

organizations that involves two or more nations, with such behaviors

being defined as criminal by at least one of these nations”.

5 Oentoeng Wahjoe, Perkembangan Tindak Pidana Internasional dan Proses Penegakannya, Penerbit Erlangga: Jakarta, hal. 30

18

Page 19: T2 Kejahatan Lintas Negara

Definisi tersebut mengisyaratkan bahwa setidaknya kejahatan lintas negara

itu dilakukan di lebih dari satu negara yang mana salah satunya mendiskripsikan

bahwa kejahatan tersebut adalah suatu tindakan kriminal. Indonesia jelas

menganggap kejahatan yang dilakukan Ir. Siti Aminah yaitu pencucian uang sebagai

suatu tindakan kriminal6.

Tindakan kriminal ini didefinisikan sebagai kejahatan transnasional

dikarenakan adanya tindakan Ir. Siti Aminah yang menyimpan uang ilegal tersebut ke

luar negeri. Dikarenakan tindakan ini melewati batas negara, maka diperlukan pula

hukum yang dapat melewati batas nasionalitas. Philip C. Jessup mengatakan bahwa

diperlukannya hukum yang mengatur semua tindakan atau kejadian yang melampaui

batas teritorial negara untuk mengatasi kejahatan transnasional7.

Kejahatan transnasional adalah kejahatan serius yang mana ia telah melanggar

batas yurisdiksi suatu negara. Kejahatan ini amat berbahaya karena ia melibatkan

lebih dari suatu entetitas yang masing-masing memiliki kedaulatan akan tindakan

yang dilakukan didalam tapak batas teritorialnya. Passas menjelaskan sebagai

berikut8:

“Kesalahan yang harus dihindari, yang menyebabkan bahaya cukup

serius untuk menjamin intervensi negara dan mirip dengan jenis lain dari

tindakan kriminal di negara-negara yang bersangkutan atau oleh hukum

internasional (...) Apa yang membuat kejahatan transnasional adalah

bahwa pelaku atau korban menemukan dirinya dalam – atau beroperasi

melalui – yurisdiksi yang berbeda.”

6 Pasal 3 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

7 Romli Atmasasmita, 1997, Tindak Pidana narkotika Transnasional dalam Sistem Hukum Pidana Indonesia¸Citra Aditya Bhakti: Bandung, hal. 27

8 Passas, N., 1998, ‘Transnational Crime: The Interface between legal and illegal actor’ Presented at the NRC workshop on Transnational Organized Crime, Washington, D.C., hal. 3

19

Page 20: T2 Kejahatan Lintas Negara

Dikarenakan adanya yurisdiksi yang berbeda maka dimungkinkan bahwa

penanganan atas kejahatan itu juga berbeda. Indonesia tidak bisa semena – mena

meminta kembali uang yang disimpan di Bank luar negeri tersebut dengan cara

masuk ke wilayah negara lain tersebut dan langsung meminta tanpa ada persetujuan

dengan negara dimana bank itu berkedudukan. Hal ini disebabkan negara tersebut

juga memiliki kedaulatan atas apa yang terjadi di wilayah teritorialnya.

Sehingga untuk PPATK bisa mengambil alih kembali aset yang disimpan

diluar negeri tersebut, dibutuhkan suatu kerjasama antara kedua negara. Secara

internasional pengembalian aset yang dilarikan ke negara lain didukung oleh United

Nation Convention againts Corruption pada tahun 2003 yang kemudian disahkan

oleh Undang – Undang No. 7 Tahun 2006. Didalam Chapter V (Bab V) UNCAC

menyatakan sebagai berikut mengenai pengembalian aset9 :

“The return of assets pursuant to this chapter is a fundamental principle

of this Convention, and State Parties shall afford one another the widest

measures of cooperation and assistance in this regard.”

Sehingga memang dibutuhkan suatu kerjasama bilateral maupun regional agar

pengembalian aset itu bisa dilakukan dan agar kepentingan – kepentingan yang ada

bisa terpenuhi. Biasanya pengembalian aset bisa dilakukan setelah terjadinya suatu

pemidanaan dikarenakan perlunya suatu putusan pengadilan yang sah untuk dapat

mengambil aset tersebut. Namun UNCAC memungkinkan dilakukannya tindakan-

tindakan perampasan atas kekayaan tanpa pemidanaan (without a criminal

conviction), dalam hal pelaku tidak dapat dituntut dengan alasan meninggal dunia,

lari (kabur) atau tidak hadir atau dalam kasus-kasus lain yang sama. Prinsip ini

menunjukkan bahwa gugatan perdata dilakukan ketika mekanisme peradilan pidana

gagal melakukan penuntutan karena kondisi-kondisi terdakwa meninggal dunia, lari

(kabur), atau inabsentia. Dalam kata lain UNCAC merekomendasi Negara Peserta

9 Article 51 of the United Nation Convention Againts Corruption 2003

20

Page 21: T2 Kejahatan Lintas Negara

menggunakan/mengatur non-criminal systems of confiscation, seperti yang

disebutkan sebagai berikut10:

“Each State Party, in order to provide mutual legal assistance pursuant

to article 55 of this Convention with respect to property acquired through

or involved in the commission of an offence established in accordance

with this convention, shall, in accordance with its domestic law : consider

taking such measures as may be necessary to allow confiscation of such

property without a criminal conviction in cases in wich the offender

cannot be prosecuted by reason of death, fligh or absence or in other

appropriate cases.”

Prinsip sebagaimana diatur dalam Article 54 (1) (c) of the UNCAC kemudian

bersinergi dengan konsep “In Rem forfeiture” atau “forfeiture actions to be brought

against the stolen property it self”, seperti diterapkan di Afrika Selatan dan Amerika

Serikat11. In rem forfeiture lebih condong pada civil forfeiture, yaitu perampasan atau

pengambilalihan aset melalui gugatan in rem atau gugatan terhadap aset. Konsep civil

forfeiture didasarkan pada “taint doctrine” – suatu tindak pidana dianggap “taint”

(menodai) suatu aset yang dipakai atau merupakan hasil dari tindak pidana tersebut.

Walaupun mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk merampas atau mengambil alih

aset hasil kejahatan, civil forfeiture berbeda dengan criminal forfeiture yang

menggunakan tuntutan in personam (tuntutan terhadap orang) untuk merampas dan

mengambil alih suatu aset.12

Didalam perundang-undangan nasional khususnya didalam hal tindak pidana

pencucian uang belum ada pengaturan khusus mengenai pengembalian aset yang

10 Idem, Article 54 (1)(c)11U4 – Anti-Corruption Resource Centre, <http://www.u4.no/themes/uncac/asset-recovery.ctm>,

diakses pada tanggal 09 Mei 2014 jam 20:01 WIB.12Ario Wandatama dan Detania Sukarja, Implementasi Instrumen Civil Forfeiture di Indonesia

untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative, (Seminar Pengkajian Hukum Nasional 2007, Hotel Millenium, Jakarta, 28 Nopember 2007)

21

Page 22: T2 Kejahatan Lintas Negara

diletakkan di luar dari teritorial Indonesia. Sehingga adapun untuk mendapatkan aset

nasional itu diperlukan suatu kerjasama eksplisit antara negara yang bersangkutan

untuk melakukan kerjasama dalam pengembalian aset negara. Didalam Undang –

Undang No.8 Tahun 2010 memang disebutkan mengenai kerjasama antara PPATK

dengan lembaga lain di luar negeri yang sejenis untuk masalah pertukaran informasi

dan kerjasama13, namun tidak secara eksplisit kerjasama seperti apa yang dilakukan.

Proses bagaimana PPATK mendapatkan informasi aset yang disimpan di luar negeri

itu diperjelas dengan subbab selanjutnya.

C. Wewenang PPATK Dalam Melaksanakan Fungsi Pencegahan Dan

Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Sesuai dengan apa yang tercantum dalam pasal 41, dalam melaksanakan fungsi

pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian uang, PPATK berwenang

untuk 14:

A. Meminta dan mendapatkan data dan informasi dari instansi pemerintah

dan/atau lembaga swasta yang memiliki kewenangan mengelola data dan

informasi, termasuk dari instansi pemerintah dan/atau lembaga swasta yang

menerima laporan dari profesi tertentu.

B. Menetapkan pedoman identifikasi transaksi keuangan mencurigakan.

C. Menggordinasikan upaya pencegahan tindak pidana pencucian uang dengan

instansi terkait.

D. Memberikan rekomendasi kepada pemerintah mengenai upaya pencegahan

tindak pidana pencucian uang.

E. Mewakili pemerintah republik indonesia dalam organisasi dan forum

internasional yang berkaitan dengan pencegahan dan pemberantasan tindak

pidana pencucian uang

13Pasal 89 Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

14 Ibid. Pasal 41.

22

Page 23: T2 Kejahatan Lintas Negara

F. Menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan anti pencucian uang;

dan

G. Menyelenggarakan sosialisasi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

pencucian uang.

Selanjutnya penjelasan mengenai proses PPATK dalam melakukan analisis dan

pemeriksaan laporan dan informasi sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 UU

No 8 Tahun 2010.15

Dalam prosesnya agar lebih mudah akan dibagi menjadi 5 bagian. Yaitu terima

laporan, skala prioritas, analisis, pemeriksaan, dan diseminasi.

1. PPATK menerima laporan dari pihak pelapor atau menerima laporan dan

informasi dari masyarakat. (terima laporan).

2. PPATK membuat skala prioritas. (skala prioritas)

3. PPATK meminta dan menerima laporan dan informasi dari pihak pelapor.

PPATK meminta informasi kepada pihak pelaporan berdasarkan

pengembangan hasil analisis PPATK. (analisis).

4. PPATK meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait, kemudian

PPATK meminta keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain.

Selanjutnya PPATK meminta penyedia jasa keuangan untuk menghentikan

sementara transaksi keuangan. (pemeriksaan).

5. PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik, dapat

merekomendasikan intersepsi dan penyadapan juga meminta informasi

perkembangan penyidikan. (diseminasi).

15Pasal 44Undang-Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

23

Page 24: T2 Kejahatan Lintas Negara

KESIMPULAN:

1. Dalam melacak aliran dana yang disimpan dalam tabungan bank (luar negeri),

yaitu:

a. PPATK menerima laporan dari pihak pelapor atau menerima laporan dan

informasi dari masyarakat. (terima laporan).

b. PPATK membuat skala prioritas. (skala prioritas)

c. PPATK meminta dan menerima laporan dan informasi dari pihak pelapor.

PPATK meminta informasi kepada pihak pelaporan berdasarkan

pengembangan hasil analisis PPATK. (analisis).

d. PPATK meminta informasi kepada instansi atau pihak terkait, kemudian

PPATK meminta keterangan kepada pihak pelapor dan pihak lain.

Selanjutnya PPATK meminta penyedia jasa keuangan untuk

menghentikan sementara transaksi keuangan. (pemeriksaan).

e. PPATK meneruskan hasil analisis atau pemeriksaan kepada penyidik,

dapat merekomendasikan intersepsi dan penyadapan juga meminta

informasi perkembangan penyidikan. (diseminasi).

2. Dikarenakan adanya yurisdiksi yang berbeda Indonesia tidak bisa semena –

mena meminta kembali uang yang disimpan di Bank luar negeri tersebut

dengan cara masuk ke wilayah negara lain tersebut dan langsung meminta

tanpa ada persetujuan dengan negara dimana bank itu berkedudukan. Hal ini

disebabkan negara tersebut juga memiliki kedaulatan atas apa yang terjadi di

wilayah teritorialnya.

3. Bentuk kerjasama antara Indonesia dengan Negara tempat terdakwa

menyimpan uang tersebut dapat melalui kerjasama bilateral maupun regional

agar pengembalian aset itu bisa dilakukan dan agar kepentingan – kepentingan

24

Page 25: T2 Kejahatan Lintas Negara

yang ada bisa terpenuhi. Kerjasama tersebut harus terjalin secara eksplisit

dalam perjanjian kerjasama kedua negara.

DAFTAR PUSTAKA

Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Harta Benda, Bayumedia, Malang, 2011.

Ario Wandatama dan Detania Sukarja, Implementasi Instrumen Civil Forfeiture di

Indonesia untuk Mendukung Stolen Asset Recovery (StAR) Initiative,

(Seminar Pengkajian Hukum Nasional 2007, Hotel Millenium, Jakarta, 28

Nopember 2007)

25

Page 26: T2 Kejahatan Lintas Negara

Oentoeng Wahjoe, Perkembangan Tindak Pidana Internasional dan Proses

Penegakannya, Penerbit Erlangga: Jakarta.

Romli Atmasasmita, 1997, Tindak Pidana narkotika Transnasional dalam Sistem

Hukum Pidana Indonesia¸Citra Aditya Bhakti: Bandung.

Teguh Sulistia & Aria Zurnetti, Hukum Pidana Horizon Baru Pasca Reformasi,

Rajawali Pers, Jakarta, 2011.

Winarno Budyatmodjo, Money Laundering Sebagai Bentuk Tindak Pidana di

Bidang Ekonomi, Arena Hukum, Volume 14, Fakultas Hukum Universitas

Brawijaya, Malang, 2001.

Passas, N., 1998, ‘Transnational Crime: The Interface between legal and illegal

actor’ Presented at the NRC workshop on Transnational Organized Crime,

Washington, D.C..

Article 51 of the United Nation Convention Againts Corruption 2003

U4 – Anti-Corruption Resource Centre, <http://www.u4.no/themes/uncac/asset-

recovery.ctm>, diakses pada tanggal 09 Mei 2014 jam 20:01 WIB.

Undang -Undang No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan

Tindak Pidana Pencucian Uang.

26