kejahatan peta

34
https:// www.facebook.com/photo.php?fbid=10152789973534217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&typ KEJAHATAN PETA (MAP CRIME) Pembelajaran dari konflik regulasi kehutanan dan penataan ruang (198 Fungsi Kawasan Hutan Vs Rencana Tata Ruang Wilayah Provin Oleh: Raflis Disampaikan pada: Diskusi terbatas dengan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Pada Tanggal 31 Desember 2015 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta

Upload: raflis-ssi

Post on 26-Jan-2017

907 views

Category:

Data & Analytics


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152789973534217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

KEJAHATAN PETA(MAP CRIME)

Pembelajaran dari konflik regulasi kehutanan dan penataan ruang (1986-2015)Fungsi Kawasan Hutan Vs Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi

Oleh: Raflis

Disampaikan pada:Diskusi terbatas dengan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Siti Nurbaya)Pada Tanggal 31 Desember 2015 di Gedung Manggala Wanabakti Jakarta

Page 2: Kejahatan peta

Berawal dari Ketidak Jelasan

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152748038954217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

• Ketidak Jelasan:• Definisi tidak dijelaskan dalam peraturan perundangan bidang

kehutanan• Kriteria tidak diatur dengan tegas dalam peraturan perundangan

bidang kehutanan• Ketidak jelasan bentuk pengelolaan yang diperbolehkan pada

kawasan ini• Praktek:

• Praktek dilapangan, perlakuannya sama dengan Hutan Produksi Tetap (HP)

• Terjadi perubahan fungsi menjadi: Hutan Produksi Tetap (HP), Hutan Lindung (HL), Hutan Produksi Konversi (HPK)

• Terjadi Perubahan peruntukan menjadi Area Pemanfaatan Lain (APL)

• Peraturan perundangan yang mengatur:• Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981 Tentang Kriteria dan Tata Cara

Penetapan Hutan Produksi• PP No 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional• PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional• Permenhut Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan• PP No 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan

Page 3: Kejahatan peta

Hutan Produksi Terbatas• Yang dimaksud dengan hutan produksi dengan penebangan terbatas ialah hutan

produksi yang hanya dapat dieksploitasi dengan cara tebang pilih ...... (Pengertian point 1.3 Surat Keputusan Mentri Pertanian Nomor: 683/Kpts/Um/8/1981 Tentang Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan

Produksi)........ Apakah “Hutan Produksi dengan Penebangan Terbatas” sama dengan “Hutan Produksi Terbatas”?

• Hutan Produksi Terbatas yang selanjutnya disebut HPT adalah kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hujan setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai antara 125-174 ....... (Pasal 1 point 4 Permenhut Nomor : P. 50/Menhut-II/2009 Tentang Penegasan Status dan Fungsi Kawasan Hutan, dan Pasal 1 Point 10 PP No 10 Tahun 2010 Tentang Tata Cara Perubahan Peruntukan dan Fungsi Kawasan Hutan)

• ..Kriteria kawasan budi daya untuk kawasan hutan produksi terbatas...a. kawasan hutan dengan faktor-faktor kelas lereng, jenis tanah dan intensitas hutan, setelah masing-masing dikalikan dengan angka penimbang mempunyai jumlah nilai skor 125-174 ....(Pasal 45 ayat 1 point a PP No 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)

• hutan produksi terbatas ditetapkan dengan kriteria memiliki faktor kemiringan lereng, jenis tanah, dan intensitas hujan dengan jumlah skor 125 (seratus dua puluh lima) sampai dengan 174 (pasal 46 ayat 2 PP No 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional)

Apakah Skoring 125 sampai 174 merupakan Kriteria atau Definisi?

Page 4: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152753225614217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

SK.173/Kpts-II/19861.954.384 ha*)

SK 7651/Menhut-VII/KUH/20111.031.600 ha

*) dihitung ulang setelah dikurangi provinsi kepulauan riau

SK 878/Menhut-II/20141.954.384 ha

Skor 125-174................. ha

• Bagaimana mekanisme penunjukan/ penetapan hutan produksi Terbatas?• Apakah kriteria Scoring 125-174 digunakan?• Kenapa ada perbedaan luas pada masing masing SK?• Apakah perubahan fungsi ini didasarkan scientific analisis?

Page 5: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152615663469217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

Studi KasusHutan Produksi Terbatas Batu Gajah

Sudah selesai di tata batas• Panjang : 14. 085,00 meter dengan

Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta, 8 Mei 2000 an. Menteri kehutanan dan perkebunan kepala badan Planologi kehutanan dan perkebunan Ir. Moch. Toh M.B

• Panjang : 45.000 Km dengan Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta, 12 Oktober 1998 an. Menteri Kehutanan dan Perkebunan direktu jendral inventarisasi tata guna hutan dan kebun Ir. Soebagjo Hadisepoetro

• Panjang : 39. 739,48 Km dengan Skala 1 : 25.000 Disahkan : Jakarta, 14 Maret 1996 an. Menteri Kehutanan Direktur Jenderal inventarisasi dan tata guna hutan Ir. Sumahadi,

• Kenapa terjadi perubahan fungsi?• Apakah ada perubahan skoring kawasan sehingga fungsinya berubah?

• Perubahan Fungsi HPT ke HP, HPK dan APL hanya mungkin terjadi jika terjadi perubahan skoring• Perubahan skoring hanya mungkin terjadi apa bila faktor pembentuk skoring (Curah hujan, jenis tanah

dan kemiringan) berubah• Tidak mungkin terjadi perubahan curah hujan, jenis tanah dan curah hujan

Page 6: Kejahatan peta

Kondisi Eksisting

HPT Batu Gajah

Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan dipicu oleh Perizinan

Page 7: Kejahatan peta

Studi Kasus Kota Pekanbaru

1986 2011

2012 2014

Perubahan Peruntukan Kawasan Hutan di Kota Pekanbaru diusulkan dalam Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan dalam rangka revisi rencana tata ruang

Usulan Pemerintah Provinsi disetujui dan direkomendasikan oleh tim terpadu pada tahun 2012

Tidak semua kawasan yang direkomendasikan oleh tim terpadu ditetapkan oleh mentri pada tahun 2014

Telah ada perubahan Peruntukan kawasan hutan pada tahun 2011 untuk konsesi perkebunan

Artinya Pelepasan Kawasan Hutan Untuk Kota Pekanbaru baru dilakukan pada tahun 2014

Pemberian hak atas tanah oleh BPN sebelum tahun 2014 merupakan perbuatan melawan hukum

Sebelum tahun 2014, warga kota pekanbaru dapat dipidana dengan tuduhan menguasai kawasan hutan secara tidak syah (Jika mengikuti logika berfikir Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan)

Page 8: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153154829869217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

• Pada tahun 2015 Luas hutan tetap di provinsi riau adalah 4.230.926 ha atau 49,20% dari luas provinsi riau. • Terjadi pengurangan hutan tetap seluas 89.868 ha atau 1,05% dari luas provinsi pada SK 878 terhadap SK 173

(Bukan merupakan perubahan yang significant)• HPK bukanlah merupakan kawasan hutan, kenapa masih dipertahankan seluas 1.268.767 ha, apakah kondisinya

masih berhutan atau sudah dikelola? • Kawasan Hutan seluas 4.230.926 ha masih dalam tahap penunjukan (bukanlah merupakan kawasan hutan yang

dimaksud oleh UU 41 tahun 1999)

Kawasan Hutan di Provinsi Riau

Apa sesungguhnya yang diperebutkan?

Page 9: Kejahatan peta

Kawasan di Provinsi Riau

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152565043049217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.Penunjukan kawasan hutan dapat dimaknai sebagai kawasan hutan yang diusulkan oleh mentri

Kawasan hutan yang dimaksud oleh UU 41/1999 di provinsi riau adalah 596.145 ha

• Kenapa semenjak tahun 1986-2014 (28 tahun) baru 596.145 ha atau 13,08% yang ditetapkan?

• Proses penyusunan RTRWP selama 15 tahun (2000 -2015) terkendala karena belum adanya kesepakatan antara pemerintah provinsi dengan kementrian lingkungan hidup dan kehutanan

Apakah Pemerintah Serius

Mengurus Hutan?

Dapat dikatakan bahwa objek hukum UU 41 hanyalah seluas 596.145 ha

Page 10: Kejahatan peta

Draft Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (Versi 2007)

Page 11: Kejahatan peta

Best Practice Yang TerabaikanSkenario Hijau 2060

Pada tahun 2006 masyarakat sipil berhasil mendorong BKPRD (Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah) untuk menyusun rencana tata ruang berdasarkan kriteria kawasan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku

Kesepakatan yang dibuat diantaranya:• Karena sudah terlanjur banyak

izin yang diberikan yang tidak sesuai dengan ketentuan perundangan maka kondisi ideal baru bisa tercapai pada tahun 2060

• Izin yang sudah terlanjur diberikan akan dihapus secara bertahap dan tidak ada pemberian izin baru pada kawasan yang berkategori lindung.

• Langkah langkah yang akan dilakukan ditulis dalam buku rencana

Riau telah mencanangkan moratorium perizinan semenjak adanya skenario hijau ini.

Karena lamanya proses persetujuan substansi di kementrian lingkungan hidup dan kehutanan, sampai tahun 2015 kebijakan ini belum diperdakan dan tidak bisa di eksekusi

Page 12: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152648743274217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

Usulan Perubahan Fungsi akawasan

Hutan

Tim Terpadu Memberikan

Rekomendasi Perubahan Fungsi dan Peruntukan

Mentri Menetapkan Perubahan Fungsi dan

Peruntukan berdasarkan hasil rekomendasi Tim

Terpadu

Tim Terpadu Bekerja

Kenapa Keluar SK Kawasan Hutan yang baru Pada Saat

Usulan Perubahan Fungsi dan Peruntukan yang sedang

diverifikasi Tim terpadu tengah dilaksanakan?

Rekomendasi Timdu yang dipakai hanya sebagian, apa pertimbangannya?

Penyesuaian Fungsi Kawasan Hutan Terhadap Rencana Tata Ruang

Tidak ada instrumen untuk menguji hasil

Timdu

Page 13: Kejahatan peta

Kawasan Hutan Dephut Tidak Ada Ijin

Ijin NK

Ijin IUPHHK

Ijin IUPHHK dan NK

Skor > 175

HL

TGHK

TGHK

TGHK

Tidak Ada Ijin

Ijin NK

Ijin IUPHHK

Ijin IUPHHK dan NK

Skor 125- 175

HPT

TGHK

TGHK

TGHK

Tidak Ada Ijin

Ijin NK

Ijin IUPHHK

Ijin IUPHHK dan NK

Skor <125

HP

TGHK

TGHK

TGHK

PemutihanPelanggaran

Hasil GIS

Sumber Data ???

Distorsi Kajian TimduCacat Metodologi?

Izin yang dikeluarkan oleh mentri dilindungiIzin yang dikeluarkan oleh daerah dipersoalkan

Sumber yang digunakan TGHK Update (tidak

memiliki dasar hukum)

Page 14: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152629672989217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

Praktek Perubahan Fungsi dan Peruntukan Kawasan Hutan

Kriteria Fungsi Kawasan Hutan berdasarkan Scoring

• Skor > 175 Hutan Lindung• Skor 125-174 Hutan Produksi

Terbatas• Skor < 124 Hutan Produksi Tetap,

Hutan Produksi Konversi dan Area Pemanfaatan Lain

Perubahan Fungsi yang diperbolehkan antara HP, HPK

Perubahan Peruntukan yang diperbolehkan adalah dari HP, HPK menjadi APL atau sebaliknya Dalam Prakteknya terjadi Perubahan

pada semua fungsi• Apakah terjadi perubahan scoring?• Bukankah praktek ini merupakan

pelanggaran?

Siapa yang salah?

Yang Mengusulkan atau yang menyetujui?

Pola Ruang dan Fungsi Kawasan Hutan memiliki Kriteria yang sama, kenapa muncul perbedaan antara Draft RTRWP dengan Kawasan Hutan?

Page 15: Kejahatan peta

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152690186779217&set=a.10152789973479217.1073741844.603494216&type=3&theater

Peta Sebagai Alat Bukti Kejahatan

Salah satu alat bukti yang digunakan adalah Peta

Sudah banyak pejabat daerah yang dihukum, tetapi belum ada pejabat kementrian

Dalam kasus korupsi, yang menerima suap dan memberi sama sama mendapat hukuman, kecuali untuk kasus riau (Penerima dihukum, pemberi tidak diproses hukum)

Izin yang diperoleh melalui praktek korupsi masih berjalan dan dilegalkan oleh kementrian

Tidak adanya persamaan di depan hukum menjadi kan pejabat daerah berhati hati dalam dalam penetapan rencana tata ruang, karena ada sangsi pidana terhadap pemberi izin apabila tidak sesuai dengan rencana tata ruang.

Page 16: Kejahatan peta

PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN

Page 17: Kejahatan peta

PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN

Page 18: Kejahatan peta

PEMUKIMAN DI DALAM DAN SEKITAR KAWASAN HUTAN

Page 19: Kejahatan peta

FUNGSI KAWASAN HUTAN PROVINSI RIAU

1985-2014http://www.hutanriau.org

Page 20: Kejahatan peta

TGHK 1985

• Merupakan sebuah kesepakatan diantara pejabat di tingkat provinsi

• Tidak ada penjelasan tentang metode pengambilan keputusan

• Tidak ada penjelasan apakah skoring kawasan digunakan dalam kesepakatan ini

Page 21: Kejahatan peta

SK.173/KPTS-II/1986

• Provinsi Riau 100% Kawasan Hutan• Merupakan penetapan TGHK 1985 oleh

mentri sebagai Penunjukan kawasan Hutan

Page 22: Kejahatan peta

Perubahan Fungsi dan PeruntukanPerubahan Fungsi

Perubahan Peruntukan

Penelitian Tim Terpadu

Ditetapkan Oleh Pemerintah

Berdampak penting dan cakupan yang luas serta

bernilai strategis

Persetujuan DPRTata Cara diatur oleh Peraturan

Pemerintah (PP)

UU 41/1999 1999 - 2010 PP 10/2010

Apa yang terjadi selama 11 tahun?

Page 23: Kejahatan peta

NO

NAMA PERUSAHAAN NO TANGGAL LUAS

1 PT. Adel Plantation & Industry

027/Kpts-II/90 13/01/1990 15526

2 PT. Adel Plantations 692/Kpts-II/95 26/12/1995 125003 PT. Adi Mulia Agrolestari 339/Kpts-II/1992 31/03/1992 77265 PT. Agrita Sari Prima 161/Kpts-II/1993 27/03/1993 90007 PT. Agro Jaya Gema Trans 151/Kpts-II/98 27/02/1998 5347610 PT. Arindo Tri Sejahtera 921/Kpts-II/91 30/01/1991 754012 PT. Bumi Palma Lestari

Persada89/Kpts-II/90 25/06/1990 11562

13 PT. Bumi Raksa Nusa Sejati

98/Kpts-II/1993 20/02/1993 93021

15 PT. Cibaliung Tunggal Plantation

787/Kpts-II/1996 20/12/1996 4914

16 PT. Ciliandra Perkasa 590/Kpts-II/1990 6/10/1990 17 PT. Cipta Daya Sejati 256/Kpts-II/1991 8/5/1991 652019 PT. Duta Swakarsa Indah 17/Kpts-II/98 6/6/1998 1353221 PT. Ekadura Indonesia 1999/Kpts-II/88 13/061988 1227722 PT. Flora Wahana Tirta 642/Kpts-II.3/91 24/04/1991 389923 PT. Gandaerah Hendana 806/Kpts-II/1993 30/11/1993 1400024 PT. Gunung Mas Jaya 892/Kpts-II/

95,HK,350/187/BUD.5/III/2001

26/12/1995, 16/03/1989

120888. 12826

25 PT. Hutahean 723/Kpts-II/1989 25/11/1989 506526 PT. Indri Plant 079/Kpts-II/88 27/02/1988 601127 PT. Inecda Plantations 93/Kpts-II/1989,

195/M/XI/198915/05/1989, 18/09/1989

12702, 1785

29 PT. Inti Indo Sawit Subur 664/Kpts-II.3/89, 664/Kpts-II.3/89

31/10/1989, 31/10/1989

2572, 97750

31 PT. Ivomas Tunggal 369/Kpts-II/1990 20/01/1990 2809532 PT. Ivomas Tunggal 369/Kpts-II/90 20/01/1990 2809933 PT. Jatim Jaya Perkasa 135/Kpts-II/1998 24/02/1998 2030034 PT. Kebun Pantai Raja No.112/Kpts-II/1994 10/5/1994 355635 PT. Kimia Tirta Utama (PIR/KKPA) 152/Kpts-II/94 18/04/1994 656036 PT. Lahan Tani Sakti 720/Kpts-II/1988 3/10/1988 1530039 PT. Langgam Inti Hibrido 256/Kpts-II/1995 16/05/1995 1503840 PT. Mega Nusa Inti Sawit HPL.Mentrans

No.Kep.49/Men/199619/04/1996 6000

41 PT. Meridan Sejati Surya Plantation 772/Kpts-II/1993, 264/Kpts-II/1997

18/11/1993, 19/05/1997

5158

42 PT. Mitra Unggul Pusaka 713/Kpts-II/1989 22-11-1990 155743 PT. Murini Wood Indah Industri (First

Resources)331/Kpts-II/1995 3/7/1995 9903

44 PT. Musim Mas 98/Kpts-VII.3/90 20-05-1990 3036045 PT. Mustika Agro Sari 435/Kpts-II/1995 22/08/1995 333046 PT. Mustika Agro Sari HK. 350/ES.719/11.94 4/1/1994 270047 PT. Panca Surya Agrindo 027/Kpts-II/1990 13/01/1990 15526

49 PT. Pusaka Megah Bumi Nusantara 41/IV-/1992 17-02-1992 750 PT. Raja Garuda Mas Sejati 791/Kpts-II/1991 24-09-1991 1179551 PT. Ramajava Pramukti 248/Kpts-8/1991,

437/Kpts-II/199308/05/1991, 09/09/1993

4942, 8356

52 PT. Riau Makmur Sentosa / PT. Surya Dumai Agrindo 2

328/Kpts-II/1997 20/06/1997 10400

53 PT. Riau Sakti United Plantations 1490/Ktps-II/88 10/10/1988 2015754 PT. Rigunas Agri Utama 690/Kpts-II/1992 9/7/1992 2817155 PT. Salim Ivomas Pratama 35/Kpts-II/1990, 785/Kpts-

II/199620/01/1990, 20/12/1996

20373, 2703

56 PT. Sari Lembah Subur 126/Kpts-II/1990 27-02-1990 2500057 PT. Sawit Asahan Indah 182/Kpts-II/1990 16/04/1990 737658 PT. Sekar Bumi Alam Lestari 692/Kpts-II/1991 5/8/1991 650059 PT. Serikat Putera 919/Kpts-II/1991 17-12-1991 933060 PT. Sewangi Sejati Luhur 132/Kpts-V/1990, 79/Kpts-

V/199626/03/1990, 04/03/1996

7500

62 PT. Sindora Seraya 157/Kpts-II/98 26-02-1998 1128464 PT. Surya Agrolika Reksa 725/Kpts-II/1989 27/11/1989 65 PT. Surya Dumai Agrindo 230/Kpts-II 1150666 PT. Surya Inti Sari Raya 1698/Menhut 28/11/1996 555768 PT. Teguh Karsa Wana Lestari 583/Kpts-II/1995 26/12/1995 752569 PT. TH Indo Plantations 831/Kpts-II/1993,

611/kpts-II/199521-12-1993, 15-11-1995

55872, 27750

70 PT. Triomas FDI 05/Menhut-II/06 4/1/2006 1071371 PT. Tunggal Mitra Plantation 794/Kpts-II/96 20/12/1996 279072 PT. Tunggal Mitra Plantation 793/Kpts-II/1996 20/12/1996 209173 PT. Tunggal Perkasa Plantations 809/Kpts-VII.3/91 26/07/1991 500074 PT. Tunggal Yunus Estale 103/Kpts-II/1997 2/12/1997 5242

SK Pelepasan Kawasan Hutan Sebelum 1999

Sumber: Kajian DPRD Provinsi Riau 2015

Page 24: Kejahatan peta

• Ada Berapa SK Perubahan Fungsi?• Ada Berapa SK Perubahan Peruntukan?• Berapa SK yang dikeluarkan dari tahun 1999 sampai 2011?• Kenapa tidak dimunculkan No SK nya

SK 7651/MENHUT-VII/KUH/2011(30 DESEMBER 2011)

Page 25: Kejahatan peta

0718

0717

0818

0817 0917

08160716 0916 1016

0815 0915 1015

0914

SK 7651/MENHUT-VII/KUH/2011(30 DESEMBER 2011)

• Apa Sumber data yang merubah peta ini dari SK.173/Kpts-II/1986

• Bagaimana Melacak tidak terjadi pemutihan pelanggaran dalam SK ini?

Page 26: Kejahatan peta

REKOMENDASI TIM TERPADU(18 OKTOBER 2012)

Page 27: Kejahatan peta

REKOMENDASI TIM TERPADU(18 OKTOBER 2012)

Sumber data sebagai alat verifikasi tidak memadai

Bagaimana memastikan tidak terjadi pemutihan pelanggaran dalam rekomendasi ini?

Page 28: Kejahatan peta

0718

0717

0818

0817 0917

08160716 0916 1016

0815 0915 1015

0914

SK 673/MENHUT-II/2014(8 AGUSTUS 2014)

• Tidak Seluruh hasil Kajian Timdu yang disetujui• Tidak ada penjelasan kenapa sebagian tidak

disetujui• Bagaimana memastikan perubahan ini tidak terjadi

pemutihan pelanggaran

Page 29: Kejahatan peta

(23 SEPTEMBER 2014)

0718

0717

0818

0817 0917

08160716 0916(no data) 1016

0815 0915 1015

0914

?

Page 30: Kejahatan peta

0718

0717

0818

0817 0917

08160716 0916 1016

0815 0915 1015

0914

SK 878/MENHUT-II/2014(29 SEPTEMBER 2014)

• Ada Dua Versi Peta• Kenapa ada perbedaan

dengan SK 673• Bagaimana Memastikan

Tidak Terjadi PemutihanPelanggaran?

Page 31: Kejahatan peta

Terdapat gap yang besar antara hasil kajian Timdu dengan SK 878/Menhut-II/2014

Page 32: Kejahatan peta

Kesimpulan1. Fungsi kawasan hutan yang ditunjuk atau ditetapkan lebih hanya merupakan

sebuah kesepakatan, dan tidak taat pada kriteria fungsi kawasan yang telah diatur dalam peraturan perundangan.

2. Penunjukan/penetapan Fungsi Kawasan lebih didominasi oleh politik penguasaan lahan daripada scientific analisis yang bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

3. Dalam Perubahan Fungsi dan Peruntukan kawasan Hutan rentan terjadi pemutihan pelanggaran (Kejahatan Peta)

4. Pemukiman dan wilayah masyarakat yang telah ada semenjak ratusan tahun yang lalu banyak yang masih merupakan kawasan hutan (Rentan dikriminalisasi)

5. Rencana Tata Ruang yang disusun tunduk terhadap politik penguasaan ruang dengan mengakomodir keterlanjuran izin dan mengabaikan kriteria pola ruang yang diatur dalam peraturan perundangan (Kejahatan Peta)

6. Baik Pemerintah Provinsi maupun Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah sama sama melanggar peraturan perundangan.

7. Walaupun Fungsi kawasan hutan telah ditetapkan, tetapi karena RTRWP belum ditetapkan rentan terjadi saling lempar tanggungjawab antara kementerian dengan pemerintah provinsi dan kabupaten (Contohnya kebakaran Hutan yang berulang setiap tahun selama 18 tahun)

Page 33: Kejahatan peta

Rekomendasi• Diharapkan kepada pemerintah Provinsi dan Kementrian Lingkungan Hidup

dan Kehutanan Segera menemukan solusi awal sehingga RTRWP Riau segera ditetapkan sebagai peraturan daerah yang bersifat sementara untuk mengisi kekosongan hukum.

• Setelah peraturan daerah tentang RTRWP Riau ditetapkan, Pemerintah Provinsi Riau agar segera menyiapkan revisi rencana tata ruang yang baru berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam peraturan perundangan.

• Setelah keluarnya revisi SK 878, Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar segera menetapkan kawasan hutan yang baru berdasarkan kriteria yang ditetapkan peraturan perundangan.

• Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan segera melakukan singronisasi vertikal dan horizontal terhadap kriteria fungsi kawasan hutan dalam berbagai peraturan perundangan.

• Agar Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan metode untuk menguji akuntabilitas dari setiap peta yang pernah di keluarkan.

• Agar kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menetapkan setiap SK beserta lampiran peta yang menyertainya (termasuk diantaranya data yang digunakan untuk membuat peta) menjadi dokumen publik yang tersedia setiap saat, sehingga publik bisa ikut serta menguji setiap produk peta yang dihasilkan

Page 34: Kejahatan peta

http://www.hutanriau.org

@hutanriau2015

Terima Kasih