bab ii landasan teori tentang lingkungan...

29
BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN BELAJAR SISWA TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG STUDI PAI A. Lingkungan Belajar Siswa 1. Pengertian lingkungan belajar siswa Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), sebagaimana dikutip oleh M. Ngalim Purwanto bahwa yang dimaksud dengan lingkungan (environment) adalah semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan gen-gen pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment) bagi gen yang lain. 1 Menurut Sutari Imam Barnadib "adapun yang disebut alama sekitar atau lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekelilingnya”. 2 Menurut Zakiyah Daradjat dan kawan-kawan, : dalam arti yang luas lingkungan mencakup iklim, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang. 3 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah semua yang tampak di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita. 1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 1995), hlm 72. 2 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematik, (Yogyakarta : Andi Offset, 1989), hlm. 118. 3 Zakiyah Daradjat,et.al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 63. 8

Upload: dinhtuong

Post on 06-Feb-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

BAB II

LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN BELAJAR SISWA

TERHADAP MINAT BELAJAR BIDANG STUDI PAI

A. Lingkungan Belajar Siswa

1. Pengertian lingkungan belajar siswa

Menurut Sartain (seorang ahli psikologi Amerika), sebagaimana

dikutip oleh M. Ngalim Purwanto bahwa yang dimaksud dengan

lingkungan (environment) adalah semua kondisi dalam dunia ini yang

dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,

perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan gen-gen

pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide environment)

bagi gen yang lain.1

Menurut Sutari Imam Barnadib "adapun yang disebut alama sekitar

atau lingkungan adalah sesuatu yang ada di sekelilingnya”.2

Menurut Zakiyah Daradjat dan kawan-kawan, : dalam arti yang

luas lingkungan mencakup iklim, tempat tinggal, adat istiadat,

pengetahuan, pendidikan dan alam. Dengan kata lain lingkungan ialah

segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang

senantiasa berkembang.3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa lingkungan adalah

semua yang tampak di sekeliling kita dan terdapat banyak faktor yang

mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku kita.

1 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung : PT. Remaja

Rosda Karya, 1995), hlm 72. 2 Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematik, (Yogyakarta : Andi

Offset, 1989), hlm. 118. 3 Zakiyah Daradjat,et.al, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hlm. 63.

8

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

9

Belajar menurut Shalih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid

4 حدث فيها تغيريام يطرأ على خربة سابقة فيلم هو تغيري ىف ذهن املتعلان التعBelajar adalah perubahan di dalam diri siswa berdasarkan mengalami masa lalu, sehingga tercipta perubahan yang benar.

Menurut Arno F. Wittig "learning is defined as a relatively

permanent change a organism's behavioral repertoire occurs as a result

of experience".5 Artinya belajar adalah perubahan yang relatif permanen

dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman atau kebiasaan

yang telah lalu.

Menurut Slameto dalam buku "Belajar dan Faktor-faktor yang

Mempengaruhinya" belajar adalah suatu proses usaha seseorang yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya.6

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah aktifitas

yang dilakukan dengan sengaja sehingga menyebabkan perubahan pada

individu yang relatif tetap dalam pengetahuan (kognitif) sikap relatif

(afektif) dan ketrampilan (psikomotorik).

Setelah mengetahui pengertian lingkungan dan belajar, maka dapat

disimpulkan bahwa lingkungan belajar siswa adalah semua yang tampak

di sekeliling siswa dan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi

perkembangan dan tingkah lakunya dalam menjalankan aktifitas mereka,

yakni usaha untuk memperoleh perubahan dalam pengetahuan (kognitif),

sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Dalam hal ini lingkungan

4 Shalih Abdul Aziz, Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Thuruqu Tadris, (Mesir :

Darul Ma'arif, t.th), hlm. 169. 5 Arno F. Wittig, Psychology of Learning, (Newyork : Schaum's Autline Series, 1981),

hlm. 127 6 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : PT. Rineka

Cipta, 1995), hlm. 2.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

10

belajar yang baik diharapkan untuk menggugah emosi siswa agar

termotivasi untuk belajar.

2. Aspek-Aspek Lingkungan Belajar Siswa

a. Keluarga

Keluarga adalah persekutuan hidup terkait dari masyarakat

Negara yang luas.7 Menurut Hasan Langgulung keluarga adalah unit

pertama dan institusi pertama dalam masyarakat dimana hubungan-

hubungan yang terjadi di dalamnya sebagian besarnya bersifat

hubungan-hubungan langsung.8

Dalam arti yang sempit menuju suatu unit sosial yang terdiri

dari seorang suami dan istri atau dengan kata lain keluarga adalah

perkumpulan yang halal antara seorang laki-laki dan seorang

perempuan yang bersifat terus menerus dimana yang satu merasa

tenteram dengan yang lain sesuai dengan yang ditentukan oleh agaa

dan masyarakat.9

Mengingat pentingnya hidup keluarga yang demikian itu maka

Islam memandang keluarga bukan hanya sebagai persekutuan hidup

terkecil saja, tetapi lebih dari itu yakni sebagai lembaga hidup manusia

yang dapat memberi kemungkinan celaka dan bahagianya anggota-

anggota keluarga tersebut dunia dan akhirat.

Keluarga merupakan masyarakat alamiah yang pergaulan di

antara anggotanya bersifat khas. Dalam lingkungan ini terletak dasar-

dasar pendidikan. Di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya

sesuai dengan tatanan pergaulan yang berlaku di dalamnya, artinya

agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga. Di sini

7 Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Dilingkungan Sekolah Dan

Keluarga (Jakarta : Bulan Bintang, 1972), hlm 74. 8 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi Pendidikan

(Jakarta : Alhusna Rikza, 1995), hlm 346. 9 Ibid.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

11

dikatakan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan

penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaaan dan nilai-nilai

kepatuhan, justru karena pergaulan yang demikian itu berlangsung

dalam hubungan yang bersifat kepribadian wajar, maka penghayatan

terhadapnya mempunyai arti yang amat penting.

Sehingga keluarga harus mendapat pimpinan ayah dan ibu

sebagai kepala dwitunggal yang mempunyai tanggung jawab,

demikian juga Islam memerintahkan kepada kedua orang tua untuk

berlaku sebagai pemimpin keluarga. Dan fungsi orang tua menurut

sebagaimana terwujud karena langsung diberikan oleh Allah

sebagaimana tergambar dalam firman-Nya :

)6: التحريم (...يآ ايها الذين امنوا قوا انفسكم واهليكم نارا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah diriku dan keluargamu dari api neraka…” (QS. At-Tahrim : 6).10

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa orang tua

mempunyai dua fungsi yaitu :

1. Orang tua sebagai pendidik keluarga

2. Orang tua sebagai pemelihara dan pelindung keluarga.11

Secara garis besar bebeerapa fungsi keluarga dalam

mendewasakan anak dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Fungsi protektif yaitu melindungi dan menjaga anak dari mara bahaya dan pengaruh buruk dari luar atau dalam serta melindungi dari ketidakmampuan anak untuk bergaul menyesuaikan diri terhadap lingkungan.

2. Fungsi biologis atau prokreatif (pengadaan) yaitu semua kebutuhan yang mencakup seluruh kebutuhan biologis antara lain melahirkan, memelihara serta menjamin kesehatan dan pertumbuhan anak.

3. Fungsi afektif yaitu memberi kasih sayang, kehangatan, kepercayaan dan keakraban serta menumbuhkan emosi dan

10 Soenarjo et.al., (Tim Penyusun), Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta : Departemen

Agama RI, 1971), hlm 951 11 Arifin, op.cit., hlm 75

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

12

sentimen positif terhadap diri anak dan menjaga dari ha-hal yang bersifat negatif terhadap pertumbuhan diri anak.

4. Fungsi rekreatif yaitu menyajikan iklim keluarga yang intim, hangat, ramah, santai serta tenang dan menyenangkan agar seluruh anggota keluarga yang berada di rumah bisa betah tinggal di dalam rumah.

5. Fungsi ekonomis yaitu tercukupinya nafkah, menjamin proses produksi dan konsumsi keluarga serta tercukupinya biaya pendidikan terhadap anak.

6. Fungsi sosialis membina anak pada taraf kedewasaan kemandirian, tanggung jawab, pengenalan nilai-nilai moral dan melakukan tugas hidup sebagai manusia kreatif.

7. Fungsi edukatif yaitu memperkenalkan anak pada norma hukum, larangan, keharusan, kewajiban dan norma peradaban serta menjadi manusia budaya.

8. Fungsi religius yaitu mengajak anak dan semua anggota keluarga untuk hidup dan suasana yang agamis yang mempunyai keimanan yang kuat.12

b. Sekolah

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting sesudah

keluarga, karena makin besar kebutuhan anak, maka orang tua

menyerahkan tanggung jawabnya sebagai kepala lembaga sekolah ini.

Sekolah berfungsi sebagai pembantu keluarga dalam mendidik anak,

sekolah memberikan pendidikan dan mengajaran kepada anak-anak

mengenai pendidikan yang tidak dapat atau tidak ada kesempatan

orang tua memberikan untuk pendidikan dan pengajaran di dalam

keluarga.

Lingkungan belajar siswa di sekolah terdapat dua aspek pokok,

yaitu :

1. Lingkungan fisik sekolah

Lingkungan fisik merupakan lingkungan belajar siswa yang

sangat penting. Peserta didik menginginkan belajar dalam gedung

12 Kartini Kartono, Pengantar Ilmu mendidik Teoritis, (Bandung : Mandarmadya, 1992),

hlm 115-117.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

13

dan perlengkapan fisik yang bagus serta dapat dibanggakan,

dengan demikian ada kesenangan untuk bersekolah. Gedung

sekolah dan perlengkapan fisik yang bagus tidak saja merupakan

tempat belajar, akan tetapi merupakan bagian penting dalam

kehidupan peserta didik di mana dia belajar, berolah raga dan

berkreasi.13

Adapun lingkungan fisik meliputi :

a. Kondisi bangunan dan lokasi sekolah

Dalam mendirikan suatu bangunan sekolah haruslah dipenuhi

persyaratan sebagai berikut :

- Harus memenuhi kebutuhan pendidikan yang didasarkan pada umur anak dan kebutuhan pendidik.

- Harus dapat memenuhi perkembangan progam pendidikan di masa yang akan datang yang mungkin berupa perubahan cara mengajar dan peralatan guru.

- Harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, keamanan dan nyaman.

- Memenuhi perluasan gedung

- Dekat dengan perumahan penduduk

- Dekat dengan tanah lapang atau taman, jika tidak mempunyai aula olah raga atau lapangan olah raga.14

b. Fasilitas dan sarana umum

Untuk menunjang kelancaran proses belajar mengajar

disekolah diperlukan fasilitas dan sarana umum yang memadai.

Dalam hal ini adalah untuk memberi kenyamanan dan

kemudahan pada semua warga sekolah, yaitu dengan adanya

gedung sekolah yang bagus, tempat ibadah,perpustakaan,

laboratorium, kamar mandi, toilet, taman sekolah, dan lain-lain.

13 Sonjia Poernomo, Kesehatan Sekolah di Indonesia, (Jakarta: Erlangga,1990) hlm.,46. 14 Ibid

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

14

Demikian pula peralatanbelajar yang lengkap dan tepat

akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan

kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan

menguasainya, maka belajarnya akan menjadi giat dan maju.

Kenyataan saat ini denganbanyaknya tuntutan yang

masuk ke sekolah, maka memerlukan peralatan yang

membantu lancarnya belajar siswa dalamjumlah yang besar

pula, seperti buku-buku diperpustakaan, laboratorium atau

media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang memiliki

media dalam jumlah maupun kualitasnya.

Sehingga mengusahakan alat pelajran yang baik dan

lengkap adalah perlu agar guru dapat mengajar dengan baik

sehingga siswa dapat mnrima pelajaran dengan baik, serta

dapat belajar dengan baik pula15.

2. Lingkungan sosial di sekolah

Dalam mengikuti pendidikan di sekolah si anak

menyesuaikan diri dengan lingkungan.karena pada masa-masa itu

mulai timbul perkembangan kesadaran, kewajiban belajardan

sebagainya.

Perkembangan sosial anak itu tidak terjadi dengan begitu

saja, akan tetapi melalui tahap-tahap sampai ia remaja, oleh karena

itu tugas seorang guru harus bisa membina siswa-siswanya di

sekolah dengan lingkungan sekolah yang baik.

Adapun lingkungan sosial di sekolah meliputi :

a. Sikap dan penampilan guru

Faktor yang paling besar pengaruhnya dalam proses

pendidikan yang ada di sekolah adalah seorang guru, sehingga

15 Slameto, op.cit .hlm.,68.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

15

guru di sini mempunyai andil yang sangat besar mengarahkan

anak didik dimana harus dibawa, oleh sebab itu sikap dan

penampilan seorang guru harus bisa menjadi panutan bagi anak

didiknya.

Al-Qur'an merupakan sumber pedoman hidup utama

bagi umat Islam, di dalamnya berisi petunjuk-petunjuk yang

harus diamalkan dalam kehidupannya. Untuk itu seorang guru

yang menjadi panutan bagi peserta didik harus memiliki sifat-

sifat yang diajarkan dalam Al-Qur'an.

Nabi Muhammad SAW. di samping sebagai utusan

Allah juga sebagai guru (pendidik) bagi umatnya, beliau

memiliki akhlak yang mulia sehingga dapat dijadikan tauladan

dalam kehidupan umatnya.

Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 21.

)21: االحزاب (...لقد كان لكم فى رسول اهللا اسوة حسنة

Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu… (QS. Al-Ahzab : 21).16

Pada ayat ini menjelaskan bahwa sebenarnya Nabi

Muhammad SAW. adalah seorang yang kuat imannya, berani,

sabar tabah menghadapi segala macam cobaan, percaya dengan

sepenuhnya kepada segala ketentuan-ketentuan Allah dan

beliau mempunyai akhlak yang mulia.17 Jadi seorang guru agar

dapat menjadi panutan bagi peserta didiknya, ia harus memiliki

akhlak yang agung, sebagaimana dalam diri Rasulullah SAW.

Allah berfirman :

)4: القلم (وانك لعلى خلق عظيم

16 Soenarjo,et.al., op.cit., hlm 670. 17 Unversitas Islam Indonesia, Al-Qur’an Dan Tafsirnya Jilid VII, (Yogyakarta : Dana

Bhakti Wakaf, 1995), hlm 743-744.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

16

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. (QS. Al-Qalam : 4).18

Ayat ini menggambarkan tugas Rasulullah SAW.

sebagai seorang yang berakhlak agung. Beliau diberi tugas

menyampaikan agama Allah kepada manusia agar manusia

dengan menganut agama itu mempunyai akhlak yang agung.19

Untuk lebih rincinya bahwa akhlak mulia bagi seorang

guru sebagai sifat-sifat terpuji yang harus dimilikinya adalah

sebagai berikut :

1. Ikhlas dan tidak tamak

2. Jujur

3. Adil dan Taqwa

4. Lemah lembut, pemaaf dan musyawarah

5. Rendah hati

6. Wibawa

7. Berilmu luas dan bertubuh sehat

8. Menguasai bahan pelajaran

9. Mencintai pekerjaan

10. Mengetahui Kapasitas Peserta Didik

11. Selalu Ingin Menambah Keilmuannya

12. Selalu mengajak kepada kebaikan 20

Demikianlah beberapa diantara sifat-sifat yang harus

dimiliki seorang guru berdasarkan kitab suci Al-Qur'an. Pada

intinya guru harus memiliki sifat-sifat rabbani yakni orang-

orang yang sempurna ilmunya dan taqwa kepada Allah.

Dari beberapa sifat yang telah disebutkan maka secara

garis besar sifat tersebut dapat dikategorikan menjadi tiga

kelompok yakni :

18 Soenarjo, et.al, op.cit, hlm 960. 19 Universitas Islam Indonesia, op. cit., hlm 743-744.

20 Zuhairini, op. cit hlm 179.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

17

1. Sifat-sifat yang menyangkut keadaan fisik yakni sifat yang

berkenaan dengan lahiriah seorang guru, seperti : tubuh

sehat dan kuat serta akal yang sehat pula.

2. Sifat-sifat yang menyangkut keadaan psikis, yakni sifat-

sifat yang berkenaan dengan batiniah dan kejiwaan guru,

seperti sifat takwa, ikhlas, jujur, sabar, lembut, pemaaf dan

sebagainya.

3. Sifat-sifat yang menyangkut masalah didaktis, yakni sifat-

sifat yang berkenaan dengan tugas-tugas dalam pendidikan

seperti berilmu dan berwawasan luas, menguasai bahan

pelajaran, mengetahui kapasitas akal peserta didik,

kemauan untuk selalu menambah keilmuannya, mengajak

peserta didiknya untuk selalu berbuat baik, mencintai

pekerjaanya dan lain sebagainya.

b. Sikap dan perilaku siswa

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang

bijaksana, tidak akan melihat bahwa di dalam kelas ada grup

yang saling bersaing secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak

terbina, bahkan hubungan masing-masing siswa tidak tampak.

Siswa mempunyai sifat atau perilaku yang kurang

menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau

sedang mengalami tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari

kelompok. Akibatnya makin parah masalahnya dan akan

mengganggu belajarnya. Lebih-lebih lagi ia menjadi malas

untuk masuk sekolah dengan alasan-alasan tertentu, karena di

sekolah mengalami perlakuan yang kurang menyenangkan dari

teman-temannya. Jika hal ini terjadi, segeralah siswa diberi

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

18

pelayanan bimbingan dan penyuluhan agar ia kembali ke dalam

kelompoknya21.

Di samping itu teman bergaul juga sangat berpengaruh

terhadap sikap dan perilaku siswa. Teman bergaul yang baik

akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga

sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang

bersifat buruk juga.

Agar siswa dapat belajardengan baik, makaperlulah

diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik

dengan pembinaan yang baik dari guru disekolah.

c. Masyarakat

Sebagai salah satu lingkungan terjadinya pendidikan,

masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap

berlangsungnya segala kegiatan yang menyangkut masalah

pendidikan. Dilihat dari materi jelaslah bahwa kegiatan

pendidikan di masyarakat bersifat informal yang terdiri dari

generasi muda yang akan meneruskan kehidupan masyarakat

itu sendiri,adapun materi itu berupa kegiatan keagamaan, sosial

serta kegiatan positif lainnya. Oleh karena itu bahan apa yang

diberikan kepada anak didik sebagai generasi tadi harus

disesuaikan dengan keadaan dan tuntutan masyarakat dimana

kegiatan itu berlangsung.

Pendidikan dalam pendidikan masyarakat ini boleh

dikatakan pendidikan secara langsung. Pendidikan yang

dilaksanakan dengan tidak mendidik dirinya sendiri, mencari

pengetahuan dan pengalaman sendiri dan keagamaan di dalam

masyarakat.22 Melalui pendidikan inilah masyarakat

21 Slameto, op.cit., hlm.,67. 22 Ibid, hlm. 180

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

19

mengajarkan bagaimana cara bertingkah laku dalam hidup

bermasyarakat.

B. Minat Belajar Siswa Bidang Studi PAI

1. Pengertian Minat dalam Belajar

Definisi minat menurut Shalih Abdul Aziz adalah :

23اد ىف مظهرة الفعالاالهتمام هو استعد

Minat adalah kesediaan (kecenderungan) dalam sumber tindakan

Dalam definisi ini minat dapat dijadikan sebagai alasan yang

menyebabkan seseorang cenderung melakukan suatu tindakan.

Definisi yang lebih khusus berkaitan dengan belajar, minat

menurut W.S. Winkel adalah kecenderungan subjek / pokok bahasan

tertentu dan merasa senang mempelajari materi itu.24

Dengan demikian minat akan menjadikan seseorang tertarik untuk

melakukan aktivitas belajar serta merasa senang dalam belajar.

Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil pengertian bahwa

minat adalah kecenderungan afektif yang mendorong seseorang untuk

memilih dan berpartisipasi aktif disertai rasa senang untuk berkecimpung

di dalamnya. Minat merupakan dorongan dalam diri seseorang yang

menjadikan alasan untuk melakukan suatu aktifitas, dengan demikian

minat dalam belajar berarti memberikan perhatian yang besar terhadap

kegiatan belajar, dalam arti melakukan kegiatan belajar dan

mengulanginya terus menerus. Adanya minat menjadikan belajar sebagai

suatu aktivitas yang menarik untuk dilakukan.

23 Shalih A. Aziz, At-Tarbiyah Thuruq Tadris, ( Mesir : Darul Ma’arif, (1969), hlm 206. 24 WS. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Gramedia, 1989),hlm.105.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

20

2. Unsur-unsur minat

Minat seseorang (peserta didik) terhadap suatu aktivitas terbentuk

oleh dua aspek yaiotu aspek kognitif dan aspek afektif, sebagaimana

ditulis oleh Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya "child development". Jadi

pengetahuan dan perasaan mempengaruhi besar kecil minat seseorang

terhadap suatu aktivitas.

a. Aspek kognitif

Aspek kognitif (pengetahuan) bekerja berlandasakan pada

perkembangan konsep peserta didik tentang hal-hal yang berkaitan

dengan obyek minat.25 Konsep peserta didik tentang sekolah misalnya,

akan mempengaruhi aspek kognitif dan terbentuknya minat si peserta

didik pergi sekolah. Jika dia berfikir bahwa sekolah sebagai tempat

dimana ia bisa mempelajari segala sesuatu yang dapat menggerakkan

rasa ingin tahu dan tempat dimana dia akan mempunyai banyak

kesempatan untuk perkembangan dengan teman-teman sebayanya

dibanding ketika mereka masih dalam usia anak-anak (bukan usia anak

sekolah) maka minat mereka dalam sekolah adalah tempat yang selalu

menimbulkan kekec ewaan, larangan-larangan terhadap berbagai

kegiatannya dengan adanya peraturan sekolah, dan tugas-tugas yang

berat dalam setiap mata pelajarannya.

b. Aspek afektif

Aspek afektif (muatan perasaan) bekerja berdasarkan

pengekspresian konsep yang menyusun aspek kognitif dalam suatu

sikap yang memberikan reaksi terhadap aktifitas minat. Sebagai

contoh, seorang peserta didik yang mempunyai hubungan baik

(menyenangkan) dengan para gurunya biasanya akan mengembangkan

sikap-sikap yang menyenangkan terhadap sekolah oleh karena

pengalamannya tentang sekolah menyenangkan, maka minatnya

25 Ibid.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

21

terhadap sekolahpun menguat, sebaliknya jika dia punya pengalaman

yang tidak menimbulkan sikap yang tidak menyenangkan dan hal ini

menyebabkan lemahnya minat terhadap sekolah.

Orang yang menaruh minat pada suatu jenis aktifitas akan

memberikan perhatian yang besar, tak segan ia mengorbankan waktu,

dana dan tenaga demi aktifitas tersebut. Suatu contoh misalnya orang

yang berminat untuk belajar dia akan mengorbankan waktunya

mempelajari materi pelajaran, dananya untuk membei buku-buku yang

diperlukan dan tenaganya untuk mengaplikasikan apa yang ia pelajari.

Kedua aspek tersebut di atas dibentuk / dikembangkan dari

pengetahuan pribadi peserta didik, apa yang dipelajari di rumah,

sekolah dan masyarakatnya, serta dari mass media, baik berita

pengetahuan maupun sikap.

Meskipun kedua aspek pengetahuan memainkan peranan yang

penting dalam menentukan terbentuknya minat, apa yang aan

dikerjakan dan yang tidak akan dikerjakan oleh peserta didik, namun

aspek afektif lebih penting dari pada aspek kognitif, karena dua alasan

mendasar :

1) Aspek afektif memainkan peranan yang lebih besar dalam

memberikan motifasi bertindak dari pada kognitif, muatan

perasaan yang menyenangkan akan menguatkan emosi dan

meningkatkan motivasi peserta didik dalam melakukan sesuatu

begitu juga sebaliknya.

2) Aspek afektif cenderung lebih tahan perubahan dari pada aspek

kognitif. Suatu contoh misalnya informasi tentang lapangan

pekerjaan yang tidak akurat, aspek kognitif dari minat terhadap

lapangan pekerjaan dapat dibenarkan relatif lebih mudah dari pada

aspek afektifnya.26

26 Ibid.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

22

Faktor-faktor yang dapat dilihat dari seeorang yang berminat

terhadap suatu aktifitas antara lain :

c. Perhatian

Perhatian adalah proses mereaksi secara istimewa terhadap

suatu rangsang atau serentetan rangsang.27 Istilah perhatian dalam

pembahasan minat perlu dibedakan dengan perhatian yang bermakna

"konsentrasi". Dalam hal ini lebih tepat apabila mengacu kepada

makna "peduli". (Perhatian adalah kepedulian atau pertimbangan),

namun demikian tidak manutup kemungkinan kita menggunakan

makna konsenrasi sebagai bagian dari makna perhatian sebagai

kepedulian.

d. Perasaan senang

Perasaan merupakan gejala psikis yang bersifat subyektif yang

umumnya berkaitan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam

kualitas senang atau tidak senang dalam berbagai taraf.28

Tiap aktifitas dan pengalaman kita selalu diliputi oleh suatu

perasaan. Kita selalu merasa senang atau tidak senang dalam

melakukan dan mengalami sesuatu. Apabila kita berminat kepada

aktifitas, maka kita akan merasa senang dalam melakukannya. Begitu

juga sebaliknya perasaan senang berpengaruh kepada aktiftas kita,

sebagaimana dikemukakan oleh seorang ahli bahwa "kita menilai

sesuatu berdasarkan perasaan kita dan perasaan ini menentukan untuk

sebagian besar apa kita melakukan atau mengulangi seuatu.29

e. Keaktifan

Berminat tidaknya seseorang terhadap suatu aktifitas dapat

dilihat dari keaktifannya dalam bidang tersebut. Suatu contoh misalnya

27 Kartini Kartono, Kamus Lengkap Psychology, (Jakarta : Rajama, 1989), hlm 93. 28 Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jilid I, (Jakarta : Rajawali Press, 1993), hlm

66. 29 Patty, Pengantar Psikologi Umum, (Surabaya : Usaha Nasional, 1982), hlm 115.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

23

seseorang yang berminat dalam mempelajari sesuatu mata pelajaran,

dia akan aktif dalam artian fisik maupun psikis. Hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Sardiman A.M. bahwa ketekunan merupakan

salah satu ciri minat (motifasi) dalam diri seseorang.30

3. Manfaat Minat dalam Belajar

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses

dalam belajar, banyak penelitian menunjukkan bahwa salah satu sebab

utama dari kegagalan belajar pada siswa ialah minat.

Secara umum dapat dikatakan bahwa dengan adanya minat, maka

perhatian seseorang akan muncul dan perhatian itu sendiri akan

memudahkan pembentukan konsentrasi. Dengan konsentrasi seorang

peserta didik tidak akan mudah terganggu perhatiannya, sehingga apa yang

ia pelajari akan lebih melekat dalam ingatannya dan tidak akan mudah

hilang. Akhirnya karena itu ia berminat (senang) dalam mengikuti proses

belajarnya dia akan bersungguh-sungguh dalam belajar dan tidak

mengenal rasa bosan sehingga pada gilirannya dia akan mencapai

keberhasilan belajar dengan prestasi belajar yang mengagumkan

(memuaskan).

4. Cara Membangkitkan Minat

Suatu proses pengajaran akan berjalan lancar bila ada minat anak-

anak menjadi malas belajar sehingga gagal dalam belajarnya disebabkan

oleh karena tidak adanya minat.

Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara berikut:

a) Bangkitkan suatu kebutuhan

b) Hubungkan dengan pengalaman yang lampau

c) Beri kesempatan untuk mendapatkan lebih baik

30 Sadirman, AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1994), hlm 83.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

24

d) Gunakan dalam bentuk mengajar.31

Setiap orang mempunyai kebutuhan sendiri-sendiri, misalnya anak

usia SD biasanya menyukai cerita, pengajar bisa membangkitkan minat

pesreta didik dengan memanfaatkan kebutuhan mereka, yakni memberikan

cerita-cerita yang berisi penanaman dan pengembangan nilai-nilai moral.

Dalam hal ini pengajar juga dapat membangkitkan minat belajarnya

dengan mengadakan permainan dalam mata pelajaran olah raga.

Pembangkitan minat juga bisa dilakukan dengan menghubungkan

pengalaman yang lampau. Dengan begitu siswa akan berusaha membuka

memorinya kembali. Usaha seperti ini akan lebih disukai siswa dari pada

hanya berbicara tentang apa yang ada saat ini tanpa melibatkan

keaktifannya baik dalam menganalisa suatu permasalahan maupun dalam

mengikuti proses pengajaran.

Tak ada yang lebih memberikan hasil yang baik dari pada hasil

yang baik, begitulah pepatah mengatakan. Pepatah ini bisa dijadikan

sebagai dasar dalam membangkitkan minat siswa, untuk itu pengajar dapat

memberikan bahan pelajaran yang sesuai dengan kesanggupan individu,

sehingga individu tersebut tidak terlalu sult dalam mencernanya dan hasil

yang diraih memuaskan. Siswa yang mendapat hasil memuaskan biasanya

akan lebih berminat dalam mengikuti pelajaran selajutnya dari pada yang

mendapatkan hasil tidak memuaskan.

Model pengajaran juga menentukan minat yang dimiliki siswa.

Seorang pengajar yang menggunakan suatu bentuk pengajaran secara

monoton akan menyebabkan kebosanan bagi siswa, sebaliknya jika

pengajaran saja kemungkinan besar akan mampu membangkitkan minat

belajar siswa

31 S. Nasution, Didaktik Asas-Asas Mengajar, ( Jakarta: Bumi Aksara, 1995 ),hlm.82.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

25

5. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Pendidikan Agama Islam

Zuhairini, menyebutkan ada tiga dasar akan pentingnya

pendidikan agama Islam bagi manusia. Adapun dasar tersebut dapat

dilihat dari beberapa segi, yaitu :

1. Dasar yuridis

2. Dasar religius

3. Dasar sosial psikologis.32

Ketiga dasar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dasar yuridis dan hukum

Yaitu dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam

yang berasal dari perauran-peraturan perundang-undangan yang

secara langsung dapat dijadikan pegangan dalam pelaksanaan

pendidikan agama di sekolah-sekolah ataupun lembaga-lembaga

penddikan formal.

Adapun dari segi yuridis formal di sini ada tiga macam,

yaitu :

a. Dasar ideal

Yaitu dasar falsafah Negara pancasila yang pertama, yaitu

ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Dasar struktural atau kovensional

Sebagaimana yang tercantum dalam UUD 45 pasal 29 ayat 1

dan 2, dimana setipa Warga Negara Indonesia harus beragama

dan beribadah menurut agama dan kepercayaannya masing-

masing. Oleh karena itu, agar umat dapat menentukan ibadah

32 Zuhairini, et. Al., Metodologi Pendidikan Agama, (Solo, Ramadani, 1993), hlm 18.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

26

sesuai dengan ajaran agamanya masing-masing diperlukan

pendidikan agama.

c. Dasar operasional

Yaitu dasar yang menunjukan langsung cara pelaksanaan

pendidkkan agama di sekolah di seluruh Indonesia

2. Dasar Religius

Dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dalam

agama Islam yang tertera dalam ayat Al-Qur'an maupun Hadits

Nabi. Menurut ajaran Islam bahwa melaksanakan pendidikan

agama adalah perintah dan merupakan ibadah-Nya.

Dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang menunjukkan

adanya perintah tersebut antara lain :

Dalam Surat An-Nahl ayat 125 yang berbunyi :

)125: النحل ... (ادع اىل سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik ……(QS. An-nahl : 125).33

Selain ayat tersebut juga disebutkan dalam hadis antara lain

:

ثنا حممد بن حيي حدثنا حممد بن يوسف عن ابن ثوبان هو عبـد حدالرمحن بن ثابت بن ثوبان عن حسان عطية أيب كبسة السلوىل عـن

بلغوا عىن : قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : عيد اهللا عمرو قال 34)رواه البردذى(, ....ولو اية

Dari Tirmidzi dari Muhammad bin Yahya dan Muhammad bin Yusuf dari Ibnu Tsauban (Abdurrahman bin Tsabit bin Tsauban). Dari Hasan bin Athiyah dari Abi Kabsyah Al Sululi dari Abdullah bin 'Amr dan berkata : "Rasulullah

33 Seoenarjo, et.al., op. cit., hlm 421. 34 Abi Isa Muhammad bin Isa bin Saurah, Jami'ush Shahih, Juz V, (Beirut-Libanon : Dar

Al-Kutub Al-Ilmiyah, 1408 H), hlm 39.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

27

SAW bersabda : "sampaikanlah ajaran-ajakaranku kepada orang lain walaupun hanya satu ayat …"(HR. Tirmidzi).

3. Dasar Sosial Psikologis

Nasirudin Razak berpendapat bahwa : "agama merupakan

kebutuhan manusia …".35

Zuhairini berpendapat :

Sesungguhnya manusia di dalam hidupnya di dunia ini selalu membutuhkan sesuatu pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa di dalam jiwanya ada perasaan yang mengakui adanya Dzat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung dan tempat mereka meminta pertolongan. Hal ini terjadi pada masyarakat modern. Mereka akan merasa tenang dan tenteram hatinya bila mereka dapat mendekatkan dan mengabdi kepada Dzat Yang Maha Kuasa.36

Allah berfirman dalam QS. Ar-Ra'd ayat 28 :

بالقلو ئنطم28: الرعد . (اآل بذكر اهللا ت( ... …Ingatlah hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tenteram. (QS. Ar-Ra'd : 28).37

Oleh karena itu, manusia berusaha mendekatkan diri

kepada Allah dan oleh sebab bagi orang muslim diperlukan adanya

pendidikan agama Islam agar dapat mengarahkan fitrah mereka

tersebut kea rah yang benar sehingga mereka akan mengabdi dan

beribadah sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini sudah terbukti dari

generasi ke generasi.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Suatu usaha yang tidak mempunyai tujuan tidaklah mempunyai

arti apa-apa. Tujuan mempunyai fungsi mengakhiri usaha titik pangkal

untuk tujuan-tujuan lain serta emberi nilai pada usaha-usaha itu.38

35 Nasirudin Razak, Dienul Islam, (Bandung : Al-Ma'arif, 1989), hlm. 18. 36 Zuhairini, et.al, op. oit., hlm. 21-22. 37Soenarjo, et. al., op. cit., hlm. 373.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

28

Begitu pula dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam

tentu tidak lepas dari tujuan Pendidikan Agama Islam. Sama dengan

tujuan tujuan hidup manusia yang tercantum di dalam surat Adz-

Dzariyat ayat 56, yaitu Pendidikan Agama Islam diusahakan agar

manusia mengabdi dan beribadah hanya kepada Allah.

Adapun pada umumnya tujuan pendidikan agama Islam juga

merupakan bagian dari pendidikan nasional.

1. Tujuan Pendidikan Nasional

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas

disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.39

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan merupakan titik pusat daripada suatu usaha. Tanpa

tujuan usaha tidak ada artinya, karena dengan tujuan kita dapat

mengetahui arah dan maksud setiap usaha atau kegiatan yang kita

lakukan. Demikian juga dengan Pendidikan Agama Islam

Tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah menengah

adalah terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertakwa

kepada Allah SWT, memiliki akhlak mulia (budi pekerti yang

luhur) memiliki pengetahuan yang luas tentang Islam, terutama

sumber ajaran dan kerangka dasarnya, sehingga mampu

mempelajari berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta

seni dan budaya sebagai bentuk pereadaban Islam tanpa harus

terbawa oleh pengaruh-pemgaruh negatif yang mungkin

38Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung : Al-Ma'arif,

1989), hlm 19. 39 UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3, hlm. 12.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

29

ditimbulkan oleh ilmu dan teknologi serta seni dan budaya

tersebut.

Dengan demikian, pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah

jiwa pendidikan dalam Islam (PAI). Mencapai akhlak yang

karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Jiwa

pendidikan Islam adalah budi pekerti. Hal ini bukan berarti

pendidikan dalam Islam tidak memperhatikan pendidikan jasmani,

akal, ilmu, ataupun segu-segipraktis lannya, tetapi maksudnya

pendidikan dalam Islam memperhatikan segu-segi pendidikan

Islam seperti segi-segi lannya.

Karena itulah PAI meruakan mata pelajaran wajib yang

harus diikuti oleh setiap peserta didik, terutama yang beragama

Islam, atau bagi yang beragama lain yang didasari dengan

kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.40

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar PAI

Dalam melakukan aktifitas seseorang belum tentu mencapai hasil

yang sama, begitu pula dalam aktifitas belajar seseorang. Hal tersebut

sangat tergantung pada faktor-faktor yang mempengaruhi, demikianjuga

pada mata pelajaran PAI.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar tersebut adalah :

1. Faktor anak atau individu yang belajar

2. Faktor lingkungan anak (orang tua)

3. Faktor bahan / materi yang dipelajari.41

Mengenai faktor yang mempengaruhi minat belajar anak didk,

penulis akan mengupas data satu persatu sebagai berikut :

40 Pedoman Khusus Penyusunsn Silabius Mata Pelajaran PAI di SMU 41 Bimo Walgito, Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, (Yogyakarta : Fak. Psikologi

UGM, 1980, hlm. 124.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

30

1. Faktor anak atau individu yang belajar

Anak atau individu yang belajar atau siswa merupakan obyek

sekaligus subyek dalam proses belajar mengajar sebagai subyek,

siswa dapat ikut berpartisipasi aktif di dalam proses belajarnya.

Sedangkan sebagai subyek di sini keberadaan harus diperhatikan,

bahawasannya siswa adalah pribadi atau person yang terdiri dari jiwa

dan raga, dimana diantara keduanya tidak dapat dipisahkan. Untuk itu

perlu adanya suatu perhatian secara khusus bagi mereka, agar dalam

proses belajar siswa mendapatkan perubahan sikap dan tingkah laku

dalam kehidupan. Dalam hal ini adalah perubahan menuju akhlak

karimah.

2. Faktor lingkungan anak

Lingkungan anak dangat berpengaruh terhadap proses dan

minat belajar siswa, terutama terhadap minat belajar bidang studi PAI.

Faktor-faktor tersebut adalah : a) lingkungan keluarga, b) lingkungan

sekolah dan c) lingkungan sosial budaya masyarakat.42

a. Lingkungan keluarga

Kelurga menurut pandangan Paedagogis adalah sepasang

suami istri yang kedua tokoh intinya (ibu dan ayah) berpadu

dalam merealisasikan tujuan pendidikan. Dalam persepsi ini

penulis menyamakan orang tua sebagai yang berpengaruh dalam

lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga adalah keadaan yang paling

berpengaruh dan aan mewarnai kehidupan anak. Dalam keluarga

ituah anak mengenal pendidikan atau mengenangnya pada mula

pertama kali, terutama ibunya sejak dalam kandungan dia telah

mempunyai hubungan batin. Hubungan yang harmonis antara

42 Sutari Imam Barnadib, Filsafat Pendidikan; Suatu Tujuan, (Yogyakarta : Andi Offset,

1986), hlm. 118.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

31

orang tua misalnya atau anak-anak dengan orang tua akan

menimbulkan pengaruh positif terhadap jiwa (diri) anak dan ini

tentunya akan sangat mempengaruhi terhadap proses dan hasil

belajar siswa, demikian pula sebaliknya. Di samping hal tersebut

keadaan ekonomi keluarga juga akan mempengaruhinya.

Lingkungan sosial dan ekonomi yang baik akan membawa

dampak yang positif terhadap proses dan hasil belajar siswa. Selain

itu tidak kalah pentingnya yaitu pandangan orang tua terhadap

pendidikan, orang tua yang sadar akan pendidikan, maka akan

mengarahkan anakanya senantiasa belajar, segal aktifitas dari

anakanya di rumah selalu diwasi hal tersebut memberikan

pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar siswa.

b. Lingkungan Sekolah

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang

mengusahakan agar tujuan dari pembelajaran itu tercapai secara

maksimal. Dan ini biasanya diselenggarakan dengan sengaja,

berencana, sistematis dan terarah. Sekolah sebagai tempat

dilangsungkannya kegiatan belajar mengajar tentunya lebih

terorganisir dari lembaga pendidikan non formal. Sekolah juga

merupakan sarana pendidkan yang efektif dan efisien.

c. Lingkungan sosial budaya masyarakat.

Selain lingkungan keluarga, lingkungan sekolah,

lingkungan sosial budaya masyarakat juga sangat berpengaruh

terhadap proses dan hasil belajar, karena lingkungan sosial budaya

masyarakat merupakan keadaan yang berkaitan langsung dan

sekaligus mempraktekkan terhada keadaan-keadaan sosial

masyarakat yang ada. Sehingga lebih membekas dalam jiwanya.

Dan ini sangat membekas proses dan hasil belajar siswa sangat

tinggi.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

32

3. Faktor Bahan / Materi Yang Dipelajari.

Bahan atau materi pelajaran yang dipelajari oleh siswa turut

mempengaruhi terhadap minat belajar siswa.

Sebab bahan atau materi yang disenangi oleh siswa cenderung

membangkitkan minat terhadap bahan atau materi tersebut. Sehingga

akan merangsang siswa lebih giat dalam belajarnya dan pada akhirnya

prestasinya akan meningkat. Maka dari itu yang harusdiperhatikan

oleh seorang guru PAI adalah mampu merangsang minat belajar

pesert didik. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Kurt

Singer dalam bukunya membina hasrat belajar di sekolah, sebagai

berikut :

"Minat adalah suatu landasan yang paling meyakinkan demi keberhasilan suatu proses belajar.43

Kemudian faktor-faktor yang mendorong keberhasilan siswa

dalam perolehan sikap yang juga berpengaruh dalam belajar adalah

sebagai berikut :

a. Tujuan belajar

Tujuan yang hendak dicapai oleh seseorang yang sedang belajar,

dapat memberikan arah terhadap rindakan yang dilakukan. Siswa

yang mempunyai tujuan dalam belajar tentunya akan memeperoleh

prestasi dalam belajar tentunya tersirat dalam tulisannya Sutari

Imam Barnadib sebagai berikut :

"….Berarti menambah ilmu pengetahuan untuk amemperoleh pandangan dan mempunyai tujuan kebaikan dalam arti dekat atau jauh.44

b. Cara belajar

Cara belajar seseorang akan mepengaruhi terhadap minat seseorang

dalam belajar.

43 Kurt Singer, Membina Hasrat Belajar Di Sekolah, (Bandung : Remaja Karya, 1987), hlm. 78.

44 Sutari Imam Barnadib, op. cit., hlm 25.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

33

Yang dimaksud cara belajar di sini adalah suatu cara atau teknik

yang digunakan dalam belajar. Setiap siswa mempunyai cara

belajar yanga berbeda-beda, cara belajar yang akan mempengaruhi

prestasi belajar adalah cara belajar efektif dan efisien, maksudnya

siswa belajar dengan waktu yang tepat, konsentrasi yang baik dan

mencapai suatu hasil yang maksimal. Itu semua bisa dicapai

dengan usaha dan kesungguhan sebagaimana firman Allah SWT

dalam surat al-Mujaadilah : 11.

)11: المجدلة .... (يرفع اهللا الذين امنوا منكم والذين اوتوالعلم درجات

"Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan berupa derajat yang bertingkat-tingkat….". (QS. Al-Mujaadilah:11).45

c. Kesenangan terhadap pelajaran

Perasaan senang siswa terhadap pelajaran tertentu menimbulkan

minat berusaha yang lebih terhadap hal yang disenangi tersebut

pada akhirnya menimbulkan sikap pada pelajaran itu. Sikap adalah

dasar atau disposisi kesiapan, kecenderungan, tendensi untuk

melakuakn sesuatu sesuai dengan sifatnya yang khusus sejauhhal

itu dibutuhkan atau diinginkan.

Sikap siswa terhadap sesuatu termasuk sikap siswa terhadap

pelajaran atau belajar itu sendiri, hal ini erat hubungannya dengan

nilai yang diperoleh atau dikuasai sedangkan nilai yang dikuasai

dan diperoleh itu sebagai standard an patokan dalam melaukan

sesuatu pelajaran ini sebagai sumber untuk mendapatkan

pengetahuan yang berguna dan ia akan mempunyai kecenderungan

dan bahkan mengabaikan tetapi sebaliknya siswa yang

menganggap bahwa pelajaran itu tidak berguna atau tidak penting

45 Departemen Agama, Al-Qur'an Dan Terjemahannya, (Bandung : Al Ma'arif, t.t), hlm.

91.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

34

maka akan mempunyai kecenderungan untuk tidak mempelajari

dan bahkan mengabaikan.

d. Motivasi

Motivasi adalah usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi

sehingga anak itu ingin melakukan dan bila tidak suka dia ingin

mengelakkan. Sedangkan yang dimaksud motivasi di sini adalah

keadaan dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan

aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan.

Oleh karena itu pentingnya motivasi, maka siswa belajar

dimungkinkan harus memiliki motivasi yang kuat serta mempunyai

tujuan yang jelas dan realistis sehingga dalam belajarnya akan

mencapai hasil sebagaimana yang diharapkan. Selain itu motivasi

juga turut mempengaruhi dalam memilih suatu bentuk perbuatan

yang tepat dalam mencapai tujuan tertentu.

C. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan mencoba menjelaskan

tentang isi skripsi ini, yaitu Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa Terhadap

Minat Belajar Bidang Studi PAI Siswa-Siswi SMP Kesatrian 2 Semarang.

S. Nasution dalam bukunya “Sosiologi Pendidikan” menjelaskan

bahwa lingkungan sekitar tempat tinggal anak sangat mempengaruhi

perkembangan pribadi anak, disitulah anak itu memperoleh pengalaman

bergaul dengan teman-teman di luar rumah dan sekolah, kelakuan anak harus

disesuaikan dengan norma-norma yang berlaku dalam lingkungan itu.

Penyimpangan akan segera mendapat teguran agar disesuaikan.46

HM. Arifin dalam bukunya “Hubungan Timbal Balik Pendidikan

Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga” menjelaskan bahwa aspek yang

46 S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2004), hlm 154.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

35

paling berpengaruh terhadap perkembangan jiwa anak adalah keluarga,

sekolah dan masyarakat. Dalam keluarga anak mendapatkan pendidikan

pertama dalam segala fungsi jiwanya, kemudian selanjutnya adalah

masyarakat yang dasar-dasarnya diletakkan dalam keluarga ini. Pula keluarga

menjadi tempat kembalinya segala-gala kesukaran-kesukaran hidup kejiwaan

anak dalam masyarakat. Anak sebelum memasuki sekolah telah mengalami

perkembangan terbatas dalam lingkungan keluarganya sampai umur 6 tahun.

Bimbingan serta pendidikan atas anak dalam keluarga terutama dilakukan oleh

kedua orang tua di samping saudara-saudaranya yang lain.47

Awalina Zulfah (4195055) dalam penelitiannya yang berjudul

Pengaruh Kebiasaan Belajar Agama dan Lingkungan Pendidikan Siswa di

SLTP NU Hasanuddin 6 Semarang. Dalam penelitian tersebut disimpulkan

bahwa untuk mencapai prestasi belajar PAI, tentu ada faktor-faktor yang

mempengaruhinya dalam memperoleh prestasi yang diinginkan, faktor-faktor

yang mempengaruhi belajar PAI salah satunya adalah kebiasaan belajar

agama dan lingkungan pendidikan yang ada pada siswa, kebiasaan belajar

agama bisa berupa cara-cara belajar yang dilakukan siswa dirumah, waktu

yang tepat untuk belajar siswa serta tidak meninggalkan atau melupakan dasar

dan tujuan dasar itu sendiri, prestasi belajar PAI selain dipegaruhi kebiasaan

belajar, agama juga dipengaruhi lingkungan pendidikan. lingkungan

pendidikan yang ada terdiri dari bermacam-macam lingkungan yang antara

lingkungan satu dan lingkungan lainnya saling berkaitan.48

Muslikhah (3502072) dalam penelitiannya yang berjudul Studi

Korelasi Antara Kedisiplinan Belajar Dan Minat Belajar Dengan Prestasi

Belajar PAI Siswa di Mi Nurul Yaqin Semarang Barat dijelaskan tentang

kedisiplinan dan minat belajar siswa akan mempengaruhi prestai belajar siswa.

47 HM. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan

Keluarga, (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), hlm. 67. 48 Awalina Zulfah (4195055), Pengaruh Kebiasaan Belajar Agama Dan Lingkungan

Pendidikan Terhadap Prestasi Belajar PAI Di SLTP NU Hasanuddin 06 Semarang. 2001.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI TENTANG LINGKUNGAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/23/jtptiain-gdl-s1... · ... adalah semua kondisi dalam dunia ini yang ... belajar adalah suatu

36

Dalam penelitian tersebut dijelaskan mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa.

1. Internal yang meliputi faktor jasmani, psikologis, kematangan fisik / psikis

2. Eksternal yang meliputi faktor lingkungan, keluarga, lingkungan sosial,

masyarakat dan kelompok, faktor budaya, faktor lingkungan fisik dan

faktor lingkungan spiritual

3. Pendekatan belajar meliputi faktor-faktor stimulus, metode belajar,

individual. 49

Dari beberapa literatur tersebut di atas masih banyak literatur yang

membahas lingkungan belajar siswa, namun dari beberapa literatur yang ada

sangat berbeda dalam segi pembahasan dengan skripsi yang penulis susun

dengan judul Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa Terhadap Minat Belajar

Bidang Studi PAI Siswa-Siswi SMP Kesatrian 2 Semarang yang membahas

tentang lingkungan sosial dan non sosial siswa pengaruhnya terhadap minat

belajar siswa dalam bidang studi PAI.

D. Hipotesis

Dalam suatu penelitian hipotesis adalah dugaan yang mungkin benar

dan mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah atau palsu dan akan

diterima jika fakta-fakta membenarkannya.50 Adapaun hipotesis yang penulis

ajukan adalah sebagai berikut : terdapat pengaruh positif tentang lingkungan

belajar siswa terhadap minat belajar siswa pada bidang studi PAI.

49 Muslikhah (3502072), Studi Korelasi Antara Kedisiplinan Belajar Dan Minat Belajar

Dengan Prestasi Belajar PAI Siswa Di Mi Nurul Yaqin Semarang Barat, 2005. 50 Sutrisno Hadi, Metodologi Research 1, (Yogyakarta : Andi UGM, 1983), Cet XXX,

hlm. 63.