bab ii sikap optimis dan quran surat al...
TRANSCRIPT
BAB II
SIKAP OPTIMIS DAN QURAN SURAT AL-INSYIRAH : 5 – 8
A. Sikap Optimis
1. Pengertian
Sebelum penulis uraikan tentang pengertian optimis maka perlu
diketahui dulu pengertian sikap. Sikap dalam bahasa Inggris adalah
attitude, demeanor.1 Menurut Drs. M. Ngalim Purwanto, MP. Sikap yang
dalam bahasa Inggrisnya disebut attitude tersebut adalah suatu cara
bereaksi dengan cara tertentu terhadap suatu perangsang atau situasi yang
dihadapi.2 Sedangkan menurut WS Winkel, sikap adalah kesiapan atau
kecenderungan seseorang untuk bertindak, bereaksi secara tertentu
terhadap hal-hal tertentu.3
Selain itu menurut clifford T. Morgan : “An attitude in usualy
defined by psicologist as a tendency to respon positively (favorably) of
negatively (an favprably) to certain object person or situation.” Yang
artinya sikap biasanya didefinisikan oleh para psikolog sebagai
kecenderungan untuk menanggapi secara positif atau negatif terhadap
suatu obyek tertentu atau situasi tertentu.4 Menurut Abu Ahmadi bahwa
sikap merupakan kesiapan merespon yang sifatnya positif dan negatif
terhadap obyek atau situasi secara konsisten.5
Beberapa pengertian sikap tersebut diatas maka bisa dipahami
bahwa sikap adalah suatu kecenderungan untuk bertingkah laku, bereaksi
dengan cara tertentu terhadap suatu obyek dengan tanggapan positif
maupun negatif. Sikap merupakan pendirian yang timbul karena nalar atau
1 John M. Echols dan Hasan Shadilly, Kamus Indonesia Inggris, (Jakarta : Gramedia,
1998), hlm. 513. 2 Ngalim Purwanto, MP., Psikologi Pendidikan, (Bandung : Remaja Karya, 1992), hlm.
138. 3 WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : Gramedia, 1983),
hlm. 149. 4 Clifford T. Morgan, Intruduction to Psycologi, (New York : The Mc. Graw Hill Book
Company, 1961), hlm. 526. 5 H. Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), hlm. 164.
otak manusia yang dihadapkan dengan berbagai pengalaman. Sikap
merupakan suatu reaksi dengan cara tertentu terhadap obyak bisa
berbentuk pribadi, benda, lembaga, informasi dan cenderung untuk
menggolongkan serta memberikan kategori.
Sedangkan pengertian optimis menurut H. Mursal HM. Thahir
yaitu suatu jenis suasana hati yang positif, hingga menyebabkan seorang
menghayati sesuatu selalu dari segi yang baik dan menyenangkan saja.6
Optimis adalah suatu faham atas segala sesuatu dari segi yang baik dan
menyenangkan, sikap yang selalu mempunyai harapan baik dalam segala
hal.7 Harapan dalam perbendaharaan bahasa Arab lebih dikenal dengan
“ar rajak”, harapan dapat disamakan dengan optimisme, disebutkan dalam
kitab Ihya’ :
8الرجاء هوارتياح القلب اال نتظار ما هو حمبوب عنده
Artinya : “Harapan ialah keinginan hati untuk menunggu apa yang disukai”.
Pengertian optimis tersebut bisa dipahami suatu keyakinan yang
positif dan berharapan yang baik pula terhadap segala sesuatu. Setelah
penulis uraikan pengertian sikap dan optimis maka bisa disimpulkan
bahwa sikap optimis adalah suatu perbuatan yang berdasarkan keyakinan
terhadap segala hal dengan harapan yang baik. Seseorang yang bersikap
optimis melahirkan kepercayaan diri yang dapat kita gunakan untuk
meraih tujuan dalam mengatur diri, tanpa adanya harapan manusia akan
merasa tidak mampu dalam berbuat apa-apa dan cepat frustasi. Orang yang
bersikap optimis akan melihat mengapa sesuatu tidak dapat dilakukan.
Bersikap optimis merupakan suatu sikap manusia yang berfikiran aktif,
maju, selalu kretaif dan berpandang masa depan yang cemerlang. Suatu
6 H. Mursal H.M. Tahir, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan, (Bandung : al-Ma’arif, 1977),
hlm. 93. 7 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 753. 8 Imam Ghazali, Ihya Ulumuddin, Juz X, (Kairo : Khalb Wahyu Syarakah, t.th), hlm. 139
semangat yang tinggi dalam bertindak menanggapi sebuah harapan. Sikap
optimis menghindarkan manusia berburuk sangka baik terhadap diri
sendiri, lingkungan maupun kepada yang Maha Kuasa.
2. Dasar Sikap Optimis
Sebagaimana manusia hidup, baik dalam lingkungan keluarga,
masyarakat dan negara bahkan secara umum dalam tujuan hidup di dunia
ini tentunya memiliki sebuah pegangan, landasan dan dasar. Apalagi bila
menengok bahwa Tuhan menciptakan semua makhluknya dengan penuh
aturan yang menjadikan romantisnya kehidupan ini, tidak lain adalah
supaya yang ada dalam jagad raya ini tertib sesuai dengan keteraturan.
Begitu juga manusia harus teratur dalam menggapai cita-citanya, teratur
dalam menghadapi masalah. Apalagi permasalahan masyarakat yang dari
dahulu sampai sekarang tak ada selesainya. Maka dari itu manusia yang
memiliki jiwa, akal dibangkitkan peranya yaitu dengan sikap optimis
dalam menghadapi segala hal. Adapun hal yang menjadi dasar dalam
bersikap optimis sebagaimana berikut :
a. Keyakinan dalam hati
Dalam kehidupan yang tidak stabil, manusia lebih
membutuhkan kestabilan ketimbang hal lainya. Manusia dalam
perjuangan demi mencapai berbagai tujuanya, jika tidak dilengkapi
kestabilan akan menemui kegagalan dan kekalahan. Sebenarnya jika
tanggungjawab bertambah, kebutuhan terhadap kestabilan dan
ketenanganpun bertambah pula. Atas dasar kenyataan ini menjadi tugas
setiap insan untuk mempelajari bagaimana menghadapi kegelisahan dan
kembali kepada kestabilan dan ketenangan dan akhirnya bagaimana
mencapai kebahagiaan. Selain itu untuk mencapai kebahagiaan yang
berperan terletak dalam jiwanya, seperti mata air kesengsaraan dilubuk
hati yang dalam. Sebagaimana menurut Amirul Mu’minin a.s., obat
untuk ini adalah didalam jiwa manusia itu sendiri yang terletak didalam
sumber-sumber kekuatan jiwa manusia dan tidak dapat menemukan
dampak yang sama dari pengaruh luar, karena ini bersifat sementara.9
Uraian tersebut dapat dipahami bahwa kekuatan jiwa berperan
penuh dalam menghadapi segala hal, namun kekuatan jiwa akan lebih
kokoh jika bertambah keyakinan penuh dalam hati. Hati tidak akan
bohong, hati akan bicara mana yang salah dan mana yang benar. Begitu
juga ketika manusia melaksanakan suatu hal, ia harus semangat,
beroptimis, namun supaya apa yang diinginkan terarah maka jiwa dan
keyakinan menjadi kekuatan.
Keyakinan merupakan kunci untuk membuka pintu kesuksesan
bagi setiap orang. Selain itu menurut Dr. Ernest Holmes menerangkan
arti keyakinan yaitu bahwa setiap orang memiliki keyakinan dalam
kualitas yang sama, namun hanya beberapa yang memanfaatkanya
secara sadar. Sebagai daya kekuatan yang positif, keyakinan merupakan
janji realisasi suatu impian dan harapan. Sebagai daya kekuatan negatif,
keyakinan merupakan suatu rasa takut dan cemas yang mendalam.
Maka dalam hidup ini harus bisa memanfaatkan keyakinan secara
mantap. Berhasil atau tidak itu adalah masalah yang tidak penting.
Sebagaimana menurut S.I. Hayakawa berpendapat bahwa suatu
keyakinan bisa salah atau benar, tapi kelak pasti menjadi kenyataan bila
diyakini secara sungguh-sungguh.10
Begitu juga menurut Khalil al-Masawi bahwa yakin adalah
derajat tertinggi dari ilmu dan makrifat. Yakin adalah penyangga pokok
keimanan. Iman tanpa keyakinan tidak ubahnya seperti bangunan tanpa
tiang penyangga. Yakin membebaskan jiwa manusia dari keraguan
setan dan memberikan kepadanya ketenangan dan kepastian. Imam Ali
a.s. berkata : “Jangan engkau membuat ilmu menjadi kebodohan dan
keyakinanmu menjadi keraguan. Jika engkau mengetahui lakukanlah ;
9 Syayid Mujtaba Musyayi Kari, Psikologi Islam, (Bandung : Pustaka Hidayyah, t.th),
hlm. 25. 10 Denis Waitley, Butir-Butir Kebesaran Jiwa, (Semarang : Dahara Prize, 1994), hlm.
100.
jika engkau yakin majulah.”11 Keyakinan disini bisa dipahami sebagai
niatan dalam hati, yang berarti bila seseorang melakukan sesuatu bila
diiringi dengan niat yang sungguh-sungguh maka akan berhasil.
Menurut al-Ghazali bahwa niat merupakan keinginan dan maksud yang
merupakan ungkapan yang mengacu pada satu makna yaitu merupaka
suatu keadaan dan sifat hati dan dikelilingi hubungan ilmu dan amal.
Betapa pentingnya niat, beliau mengungkapkan bahwa niat tanpa amal
lebih baik dari pada amal tanpa niat.12
Uraian tentang keyakinan di atas membuktikan bahwa dalam
melakukan suatu hal dengan optimis, keyakinan atau niatan merupakan
salah satu landasan yang penting demi kesuksesan yang akan dicapai.
Keyakinan merupakan landasan dalam berusaha yang muncul dari hati
yang dalam dan keyakinan merupakan penyangga keimanan. Selain itu
keyakinan merupakan unsur yang paling mampu memberikan kepada
manusia untuk beroptimis, bila semua orang menjadi satu bangsa
beriman kepada Allah, Rasul dan hari akhir akan mudah bagi setiap
orang untuk saling percaya. Kurangnya keyakinan, keimanan manusia
adalah suatu alasan bagi adanya penyakit curiga dalam masyarakat.
Seseorang yang beriman kepada Allah akan bergantung pada kekuatan
yang tak terbatas bila dirundung kelemahan. Selama menderita ia
mencari perlindungan kepada Allah.
b. Berfikir positif
Setelah diuraikan landasan dalam bersikap optimis yang
pertama yaitu keyakinan, yang kedua adalah berfikir positif, yaitu
merupakan aplikasi praktis dari iman untuk mengatasi kekalahan dan
untuk mendapatkan nilai kreatif yang berharga didalam hidup.13
11 Khalil al-Musawi, Bagaimana Membangun Kepribadian Anda, (Jakarta : Lentera Basri
Tama, 1998), hlm. 7. 12 Al-Ghozali, Mutiara Ihya’ Ulumuddin, (Bandung : Mizan, 1996), hlm. 386. 13 Norman Vincent Peale, Berfikir Positif, (Jakarta : Bina Rupa Aksara, 1992), hlm. 2
Berfikir positif merupakan awal dari kemunculan niat baik, juga
merupakan kekuatan yang tak terhingga ujar doktor Charles Garfield
ahli jiwa pada Universitas California Francisco. Bila seseorang sudah
tumbuh keyakinan positif pasti bisa mengatasi stres. Yakin bahwa
akhirnya terbebas dari pikiran kacau, gelisah sebagaimana sabda Nabi
Muhammad bahwa setiap penyakit itu ada obatnya.14 Kemudian
seseorang dalam menghadapi persoalan sering terfikirkan akan
ketidakmampuan dalam menghadapinya. Maka salah satu dari usaha
untuk mengatasinya adalah merumuskan dan menanamkan dalam
pikiran dengan suatu gambaran mental tentang diri yang berhasil.
Jangan pernah memikirkan sebagai orang gagal, jangan meragukan
realitas dari citra mental. Karena pikiran selalu berusaha menanggapi
apa yang digambarkan. Jadi dalam hal ini yang ada dalam pikiran selalu
yang tampak berlangsung saat itu.15
Dalam pemecahan berbagai persoalan yang tidak terpecahkan di
alam ini, derita hidup yang terus menerus dari kemungkinan awan
hitam yang menggelapi jiwa, maka diperlukan pikiran yang terbimbing
dan benar. Karena pikiran yang jernih merupakan mata air yang
mengalir deras, yang membawa manusia kepada derajat yang paling
mulia. Orang yang kemampuan berfikirnya tumbuh menjadi pesat
eksistensi, dengan tabah dapat berdiri tegak ketika penderitaan
menimpanya dan mereka mengambil cara pandang yang positif.
Kemudian untuk dapat membimbing jiwa kepada pemikiran yang benar
dapat dilengkapi dengan kekuatan rohani untuk mengalahkan
kegelisahan. Jiwa mengarahkan kepada pemikiran, kemudian pemikiran
mengarah kepada suatu cara terhadap apa yang dikehendaki, oleh
karena itu pemikiran jangan sampai membiarkan diri untuk mengambil
segala pemikiran yang buruk, karena bisa menjadikan berbagai macam
kesengsaraan. Maka manusia dalam menghadapi segala hal harus
14 Laksono, Penyembuhan Problematika Kejiwaan, (Jatim : Bintang Pelajar, 1999), hlm. 99.
berjuang secara terus menerus guna meraih kesempurnaan, dan
mencapai cita-cita yang paling mulia dan berbagai tujuan yang paling
agung, karena rahasia keberhasilan serta kebahagiaan hanya terletak
pada pemikiran yang benar.16
Dalam Islam pemikiran yang benar sangat ditekankan sekali
setelah keyakinan ditanam dalam hatinya, dan tidak boleh menanggapi
permasalahan, mensikapi serta memutuskan suatu hal sebelum ada
bukti yang jelas.17 Amirul Mu’minin a.s. berkata: “Berprasangka
baiklah kepada saudara-saudaramu kecuali kalau ada sesuatu yang
membuatmu memutuskan sebaliknya ; dan janganlah mengeluarkan
sesuatu kata yang buruk tentangnya bila masih ada kemungkinan yang
baik padanya.”
Berprasangka baik atau berfikir positif sangat menguntungkan,
menyelamatkan jiwa manusia. Mengenai ini Imam Ali a.s. menasehati
kaum muslimin agar berfikir secara positif terhadap satu sama lain dan
bertindak dengan cara yang tidak membuat orang lain curiga. Seseorang
yang dugaanya terhadap orang lain negatif akan mengurangi
kemampuan akal secara logis. Penolakan mentah-mentah prasangka
buruk terhadap kaum muslimin adalah tanda dari kekuatan spiritual
mereka.18 Imam Ali a.s. berkata : “Orang yang menolak prasangka
buruk terhadap saudaranya, memiliki akal yang sehat dan hati yang
damai.” Allah SWT berfirman :
من الظن ان بعض الظن امث ياايها الذين امنوا اجتنبوا كثريا )12: احلجرات (
15 Norman Vincent Peale, op.cit., hlm. 15. 16 Syayid Mujtaba Musyayi Kari, op.cit., hlm. 26 – 17. 17 Ibid., 29. 18 Syayid Mujtaba Musyayi Kari, op.cit., hlm. 32.
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.”19 ( QS. al-Hujurat: 12)
Ayat di atas mengandung anjuran jangan berburuk sangka antar
sesama terutama antar teman seiman, secara umum harur didasari sikap
baik sangka. Karena berbaik sangka kepada orang lain adalah sumber
untuk menumbuhkan hubungan baik, sedang berburuk sangka
menumbuhkan hubungan ketegangan didalam hubungan sosial bahkan
bisa mendorong kepada kedengkian, pemutusan hubungan dan
permusuhan. Memang dalam menghadapi suatu hal, mendengar suatu
informasi atau ucapan orang lain jangan cepat-cepat menaruh prasangka
buruk kepadanya atas informasi tersebut, karena bisa jadi informasi
atau ucapan orang tersebut adalah benar, tidak sesuai dengan apa yang
dibayangkan. Maka sebelumnya perlu mengartikan suatu maksud yang
baik. Imam Ali a.s. berkata: “ Jangan kau berburuk sangka terhadap
ucapan saudaramu padahal kamu masih melihat ada kemungkinan
maksud baik dari ucapan itu.”20
Berfikir positif selain terhadap sesama juga terhadap diri sendiri
sangat berlaku, serta berharapan yang baik, percaya akan kemampuan
yang tak lepas akan kekuatan Tuhan. Maka dalam menghadapi masalah
perlu mensikapi dengan hati-hati dan selalu optimis, dan sebagai suatu
hal yang sangat penting, maka keyakinan sebagai kunci kesuksesan
yang diiringi dengan pikiran yang positif, harapan yang baik yang
akhirnya memiliki sikap atas pemikiran yang terbaik.
3. Realisasi Sikap Optimis
Dalam adanya ide maka tidak cukup terbentuk dalam pikiran saja
melainkan haruslah teraktualisasikan dalam bentuk sikap, yang merupakan
hasil ekspresi jiwa. Sebagaimana orang optimis dimana sikap optimis
sangat penting artinya bagi diri seorang dalam mengarungi kehidupan
19Soenarjo, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang : Wicaksana, 1994), hlm. 847
20 Khalil al-Musawi, op. cit., hlm. 35
untuk menggapai suatu keberhasilan. Sikap optimis dapat dilihat dalam
tingkah laku, yaitu:
a. MEMPUNYAI HARAPAN YANG BAIK
HARAPAN BISA DIARTIKAN CITA-CITA YANG POSITIF. SESEORANG
HARUS MEMBUAT RENCANA YANG BESAR, RENCANA TERSEBUT DAPAT
MEMPENGARUHI SESEORANG, SEHINGA CITA-CITA TERSEBUT
KEMUNGKINAN BERHASIL. RENCANA YANG BESAR MENUNJUKAN ADANYA
SIKAP OPTIMIS YANG TINGGI. ORANG YANG BERANI MENGABDIKAN DIRI
PADA CITA-CITA YANG TINGGI DAN LUAR BIASA TENTU MEMPUNYAI TENAGA
DAN KEKUATAN UNTUK MENCAPAINYA. KEKUATAN ITU TERLETAK PADA
PENGABDIAN CITA-CITA TERSEBUT.21
CITA ADALAH PERCAYA AKAN ZAMAN DEPAN. HIDUP IALAH
KUMPULAN KEINGINAN, CITA-CITA USAHA DAN BUAH HASIL. SEKALI-KALI
TIDAK DAPAT DIPISAHKAN. JALAN HIDUP MEMPUNYAI PERMULAAN,
PERTENGAHAN DAN UJUNG. PERMULAAN LANGKAH IALAH CITA-CITA,
IKHTIAR MENJALANI DAN TAKDIR MENYUDAHI. HIDUP PERLU CITA-CITA,
TAK ADA CITA, HIDUP SEAKAN-AKAN TIDAK BERHAKIKAT. KALAU BUKAN
CITA-CITA, TENTU TIDAK TIMBUL ORANG YANG PINTAR, MUNCUL PEMIMPIN
YANG TAMPIL KEMUKA DAN MEMANDANG MURAH HARGA NYAWANYA.22
HARAPAN HARUS DIHADAPKAN PEMIKIRAN YANG POSITIF DAN
MEMBANTU, JANGAN MEMBIARKAN PEMIKIRAN YANG NEGATIF DAN TIDAK
TERLALU REALITAS SEHINGGA MEMBELENGGU HARAPAN BAIK YANG ADA
PADA DIRI SENDIRI.23 HARAPAN YANG BERARTI HARAPAN YANG POSITIF
YAITU HARAPAN YANG MEMILIKI MUATAN-MUATAN OPTIMISME DAN
KESUNGGUHAN UNTUK SAMPAI PADA TUJUAN YANG DIINGINKAN. TANPA
HARAPAN HIDUP AKAN KACAU DAN MASYARAKAT AKAN MENJADI PESIMIS
DAN MEMILIKI JIWA YANG RAPUH. SEGALANYA AKAN MENJADI LEBIH BAIK
KETIKA MANUSIA MENGHARAPKAN YANG TERBAIK, BUKAN YANG TERBURUK.
21 MACK R DOUGLAS, MENUJU PUNCAK PRESTASI (YOGYAKARTA : KANISIUS, 1995), HLM. 25 22 HAMKA, FALSAFAH HIDUP (JAKARTA : PUSTAKA PANJI MAS, 1984), HLM. 151 23 KHALIL AL-MUSAWI, OP. CIT., HLM. 15
MENGHARAPKAN YANG TERBAIK BERARTI MENARUH SELURUH HATI PADA
SUATU YANG INGIN DICAPAI.
b. Berfikir secara luas
Islam membimbing manusia sesuai dengan perkembanganya
untuk menuju kesempurnaan, bahkan Islam memberikan jangkauan
yang luas dalam menjalani kehidupan menuju kemajuan dunia yang
dekat dari pada-Nya.24 Allah dengan firman-firmanya dan tanda-tanda
kekuasaan-Nya memberikan bimbingan pada manusia untuk bisa
terbuka hatinya dan bergerak atau berperan akalnya. Apalagi manusia
sejak zaman Adam sampai sekarang yang tak terlepas dari sebuah
musibah, persoalan lain yang itu adalah ujian, peringatan pada
manusia supaya menggunakan akalnya untuk berfikir, dan itu bisa
dilihat dimasyarakat Indonesia saat ini dengan berbagai persoalan
khususnya permasalahan ekonomi, jika masyarakatnya kurang berfikir
secara luas dan sempit dalam memandang cakrawala kehidupan ini,
maka tidak sedikit yang mempunyai persoalan susah mencari nafkah,
banyak hutang, akhirnya bunuh diri. Maka orang yang optimis dari
permasalahan apapun akan memiliki wawasan berfikir dalam artian
secara luas. Memandang suatu permasalahan tidak hanya dari satu
segi.
c. PERCAYA DIRI
PERCAYA DIRI ADALAH KEYAKINAN DIRI, MANUSIA BISA MENANGANI
SEGALA SESUATU DENGAN TENANG.25 MENURUT ZAKIAH DJARAJAH, BILA
ADA RINTANGAN ATAU HALANGAN DAPAT DIHADAPI DENGAN SUKSES DAN
DENGAN SUSKSES YANG DICAPAI MEMBAWA KEGEMBIRAAN, DENGAN
GEMBIRA AKAN MENIMBULKAN PERCAYA DIRI, DAN PERCAYA DIRI
MENJADIKAN ORANG OPTIMIS DALAM HIDUP, SETIAP PERSOALAN DIHADAPI
DENGAN TENANG SEHINGGA PENGANALISISAN PROBLEM DAPAT
24 H. Oemar Bakry, Akhlak Muslim (Bandung : Angkasa, t.th), hlm. 446 25 KENETH HAMBLY, BAGAIMANA MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI (JAKARTA : ARCAN,
1995), HLM. 3
DILAKSANAKAN, INILAH PERCAYA DIRI, DAN INI DAPAT DILIHAT DARI
PENCERMINAN TINGKAH LAKUNYA.26 BEGITU JUGA MENURUT JOHN
FEREIN, SEORANG KONSULTAN DARI DOLAITTE DAN TOUCHE CONSULTING
MENGATAKAN: “SEORANG YANG MEMILIKI KEPERCAYAAN DIRI, DISAMPING
MAMPU UNTUK MENGENDALIKAN DAN MENJAGA KEYAKINAN DIRINYA, JUGA
AKAN MAMPU UNTUK MAMBUAT PERUBAHAN DILINGKUNGANYA.27
MENURUT HAMKA PERCAYA KEPADA DIRI SENDIRI ADALAH TIANG
BUDI PEKERTI YANG UTAMA DAN YANG SANGGUP MEMIKUL HANYA ORANG
YANG KEMANUSIAANYA TINGGI, PERCAYA PADA DIRI SENDIRI MENIMBULKAN
KEKUATAN KEMAUAN DAN KEHENDAK. MENIMBULKAN USAHA SENDIRI,
DENGAN TAK MENGHARAPKAN ORANG LAIN. PERCAYA DIRI ADALAH KARENA
JIWA YANG MERDEKA DAN MENYEBABKAN KEMENANGAN HIDUP.28 MEMANG
PERCAYA DIRI SANGAT DIPERLUKAN, SEBAB DENGAN PERCAYA DIRI ORANG
SELALU OPTIMIS, ORANG AKAN SADAR DIRI, KENAL TERHADAP DIRI SENDIRI,
TIDAK MERASA RENDAH DIRI DAN MENGHARGAI KEMAMPUAN YANG
DIMILIKINYA.
d. Bersungguh-sungguh
Dalam melaksanakan suatu hal, orang yang optimis maka akan
nampak bersungguh-sungguh yang telah diiringi dengan kekuatan
niat. Orang yang sungguh-sungguh akan selalu berusaha walau gagal
maka akan selalu dicoba dan mencoba lagi. Menurut Khalil al-
Musawi dalam bukunya Bagaimana Membangun Kepribadian
menganjurkan bahwa berusahalah supaya tidak ditimpa keputusasaan
dalam hidup. Ketahuilah bahwa dalam hidup ini adalah rangkaian dari
kemenangan dan kekalahan, keberhasilan dan kegagalan, jika gagal
janganlah terpaku melainkan jadikanlah pelajaran dan ubahlah
menjadi keberhasilan, jika ada musibah istighfarlah pada Allah dan
26 ZAKIYAH DJARAJAH, KESEHATAN MENTAL (JAKARTA : HAJI MASAGUNG, 1990), HLM. 25 27 ARY GINANJAR AGUSTIAN, RAHASIA SUKSES MEMBANGUN KECERDASAN EMOSI DAN
SPIRITUAL (JAKARTA : ARGA, 2001), HLM. 79 28 HAMKA, OP. CIT., HLM. 244
langkahkan kaki dengan tegap dijalan kebajikan.29 Seseorang yang
optimis akan bersungguh-sungguh dalam tindakan dan tidak akan
putus asa jika gagal. Apalagi dalam menggapai cita-cita maka ia akan
selalu bersemangat, berusaha bagaimana mencapainya. Dengan
bersungguh-sungguh, bersemangat seseorang tidak mengenal lelah,
kalah dan mengeluh melainkan akan selalu tenang, bersyukur dan
bahagia.
Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa orang yang optimis
bisa dilihat atau direralisasikan dalam cara berfikir dan bagaimana
cara bertindak. Dalam berfikir akan memiliki pemikiran yang positif,
berharapan yang baik dan dalam menghadapi masalah akan lapang
dada, terbuka pemikiran yang jernih, pemikiranya tidak sempit.
Tindakan orang optimis, akan berusaha semangat, bersungguh-
sungguh, tidak putus asa dan tidak mengeluh.
B. Pembahasan QS. al-Insyirah
Surat ini terdiri dari 8 ayat, termasuk golongan surat-surat Makiyah
dan diturunkan sesudah surat adh-Dhuha. Nama “Alam Nasyrah” diambil dari
kata “Alam Nasyrah” yang terdapat pada ayat pertama, yang berarti:
“Bukankah Kami telah melapangkan.”30
1. Munasabah Surat
Munasabah adalah ilmu yang menerangkan korelasi atau hubungan antara
suatu ayat/surat dengan ayat/surat yang lain, baik sebelumnya maupun
setelahnya. Tentang adanya hubungan tersebut, maka dapat diperhatikan lebih
jelas bahwa ayat atau surat yang terputus-putus tanpa adanya kata-kata
penghubung (pengikat) mempunyai munasabah atau persesuaian antara yang
satu dengan yang lain.31Munasabah surat al-Insyirah sebagai berikut :
a. HUBUNGAN DENGAN SURAT ADH-DHUHA
29 Khalil al-Musawi, op. cit., hlm. 16 30 Soenaryo, op. cit., hlm. 1073
31 Ahmad Rofi’I dan Ahmad Syadlaly, Ulumul Quran, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), hlm. 168
- KEDUA SURAT INI ERAT HUBUNGANYA KARENA SAMA-SAMA DUTUJUKAN
PADA NABI MUHAMMAD SAW.
- KEDUA SURAT INI SAMA-SAMA MENERANGKAN NIKMAT-NIKMAT ALLAH
SWT DAN MEMERINTAHKAN KEPADA NABI UNTUK MENSYUKURI NIKMAT
ITU.32
b. Hubungan dengan surat at-Tiin
Dalam surat al-Insyirah, Allah menjelaskan perintah kepada
Nabi Muhammad saw untuk selaku manusia sempurna. Maka dalam
surat at-Tiin, diterangkan bahwa manusia itu adalah makhluk Allah
yang mempunyai kesanggupan baik lahir maupun batin. Kesanggupan
itu menjadi kenyataan bila mana mereka mengikuti jejak Nabi
Muhammad SAW.33
Setelah penulis sebutkan munasabah surat al-Insyirah dengan
surat adh-Dhuha dan surat at-Tiin, Maka dapat penulis simpulkan
bahwa dalam surat adh-Dhuha Allah menganjurkan pada Nabi
Muhammad untuk tidak putus asa dan selalu mensyukuri nikmat-Nya,
dalam surat al-Insyirah Nabi dianjurkan untuk selalu semangat dan
selalu percaya bahwa dalam menghadapi segala hal Allah pasti akan
memberikan suatu pertolongan, pertolongan itu merupakan nikmat
yang harus disyukuri. Setelah itu dilanjutkan surat at-Tiin bahwa
manusia yang baik adalah beriman dan beramal saleh seperti yang
dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw.
2. Isi kandungan
Surat al-Insyirah mengandung sebuah penegasan tentang nikmat
Allah swt yang diberikan kepada Nabi Muhammad saw dan pernyataan
Allah bahwa disamping kesukaran ada kemudahan, karena itu
diperintahkan kepada Nabi agar tetap melakukan amal-amal saleh dan
bertawakkal kepada-Nya.34
32 SOENARJO, OP. CIT., HLM. 1071 33 Ibid., hlm. 1074 34 Ibid., hlm. 1072
Kemudian Syekh Ahmad Musthafa al-Maraghi dalam tafsirnya al-
Maraghi mengungkapkan bahwa surat al-Insyirah berisikan 4 maksud
yaitu:
- Menguraikan segala kenikmatan yang telah diberikan kepada rasul-
Nya.
- Janji Allah untuk menghilangkan kesulitan dan cobaan yang dihadapi
oleh beliau.
- Diperintahkan kepada beliau agar tetap tekun dan terus menerus
beramal saleh.
- Pasrah diri semata-mata kepada-Nya dan menghadapkan segala
harapan juga hanya kepada-Nya.35
Selain itu Quraish Shihab mengungkapkan bahwa surat al-Insyirah
menegaskan bahwa setelah segala daya dan upaya dilakukan, barulah
berserah diri diperlukan. Disisi lain, bahwa usaha saja tidak cukup,
melainkan harus dibarengi dengan do’a dan harapan kepada Allah. Kedua
hal tersebut selalu menghiasi pribadi setiap muslim, karena betapapun
kuatnya manusia potensinya terbatas. Hanya harapan tercurah kepada
Allah yang dapat menjadikan ia bertahan menghadapi hempasan ombak
kehidupan yang terkadang tak mengenal kasih.
Demikian surat al-Insyirah ini memulai ayat-ayatnya dengan
menggambarkan anugerah ketenangan jiwa yang telah diperoleh Nabi
Muhammad serta diakhiri dengan petunjuk yang dapat menghantarkan
seseorang guna memperoleh ketenangan itu.36
C. Pembahasan Surat al-Insyirah Ayat 5 – 8
1. Teks dan terjemah surat al-Insyirah ayat 5 – 8
35 Syaeh Muhammad al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi Juz xxx (Bandung : Rosda, 1987),
hlm. 230-231 36 M Quraish Shihab, Tafsir Al-Qur'an Al-Karim, cet:II (Bandung : Pustaka Hidayah,
1997), hlm. 408
وإىل . فإذا فرغت فانصب. إن مع العسر يسرا. فإن مع العسر يسرا )8-5: االنشراح . (ربك فارغب
Artinya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah kamu berharap.”37(QS. Al-Insyirah : 5-8)
2. Penjelasan kata-kata
فإن مع العسر يسرا ayat ini diawali kata fa untuk menunjukkan
adanya kaitan antara kedua keadaan (antara munculnya kesulitan dan
datangnya kemudahan). Menggunakan ال sebelum عسر memberi makna
umum (yakni dalam semua kesulitan). عسر Yang dimaksud di sini adalah
seperti kemiskinan, kelemahan, pengkhianatan kawan, keperkasaan musuh,
langkanya sarana yang diperlukan.38
Dalam kata-kata ini digunakannya nakirah (tanda untuk يسرا
menunjuk sesuatu yang tidak tertentu atau indefinite article) yang
memberikan arti bahwa yang datang sesudah suatu kesulitan adalah
kemudahan dalam bentuk atau wujud apapun, bukan kemudahan tertentu
saja.39
Bersama (dalam kalimat sesungguhnya bersama dengan مع
kesulitan dan seterusnya) adalah demi memperkuat harapan bahwa
kemudahan pasti akan datang juga.
37 Soenarjo, op. cit., hlm. 1073 38 M Abduh, Tafsir al-Quran al-Karim, Terj., cet:III (Bandung : Mizan, 1999), hlm.234 39 Ibid., hlm. 237
Kata فر غت terambil dari kata فرغ yang ditemukan dalam
al-Qur’an sebanyak enam kali dalam berbagai bentuk. Dari segi bahasa kata
tersebut berarti “kosong setelah sebelumnya penuh”. Gelas yang tadinya
penuh kemudian di minum atau tumpah sehingga kosong, atau hati yang
tadinya gundah dipenuhi kerisauan kemudian menjadi tenang. Seseorang
yang telah memenuhi waktunya dengan pekerjaan kemudian ia
menyelesaikan pekerjaan tersebut maka jarak waktu antara selesainya
pekerjaan pertama dan dimulainya pekerjaan selanjutnya dinamai فرا غ
Kata فانصب terdiri atas rangkaian huruf fa yang biasa diterjemahkan
“maka” dan انصب yang merupakan bentuk perintah dari kata نصب yang
berarti berat, letih. Dalam hal ini dimaksudkan untuk lebih bersungguh-
sungguh. 40
Terulang delapan kali dalam al-Qur’an dengan berbagai فارغب
bentuk namun hanya sekali dalam bentuk perintah yang digunakan untuk
menggambarkan “kecenderungan hati yang sangat mendalam kepada
sesuatu, baik untuk membenci maupun untuk menyukai.” Apabila kata
tersebut digandengkan dengan ىف atau اىل berarti sangat ingin, suka, dan
cinta. Sebaliknya bila digandengkan dengan عن maka berarti benci atau
tidak suka.
Maka فارغب pada ayat delapan ini karena dibarengi dengan اىل
berarti “kecenderungan yang mendalam”, harapan yang besar dan
40 Quraish Shihab, op. cit., hlm.462-467
mendalam, kecintaan yang luar biasa, hendaknya hanya ditujukan kepada
Allah.
Kemudian pada ayat delapan sebagai kata penghubung, dalam hal ini
merupakan penghubung yang sangat mendalam. Dari ayat tuju dan ayat
delapan yang berarti seseorang harus selalu menghubungkan antara
kesungguhan berusaha dengan harapan serta kecenderungan hati kepada
Allah.41
3. Munasabah ayat
Sebagaimana diketahui bahwa munasabah adalah membahas korelasi
antara suatu ayat/surat dengan ayat/surat yang lain, dan setelah di atas telah
penulis jelaskan munasabah surat maka disini akan penulis jelaskan
munasabah ayat yang terdapat dalam surat al-Insyirah.
Dalam surat al-Insyirah ayat 1 dijelaskan tentang penegasan
anugerah Allah kepada Nabi-Nya yang berupa kelapangan dada.
Kemudian dilanjutkan ayat kedua dan ketiga merinci anugerah tersebut
dan menguatkan kesan yang ditimbulkan oleh kata “laka” pada ayat satu
yakni bahwa anugerah yang diperolah Nabi Muhammad saw merupakan
anugerah khusus. Beliau memperoleh keinginan dari hal yang berat yang
dipikulnya. Bagaimana beratnya beban tersebut dijawab pada ayat
berikutnya yaitu pada ayat ketiga. Yang dimaksudkan beratnya beban
disini menurut Quraish Shihab yang sepakat dari pendapat Muhammad
Abduh adalah tentang keadaan umatnya pada masa jahiliyah. Kemudian
ayat keempat diterangkan bahwa Allah meninggikan namanya. Yang mana
ketinggian nama Nabi Muhammad saw bukan hanya berdasarkan tolok
ukur kepercayaan Islam tetapi juga dengan berbagai tolok ukur obyektif.
Dimana beliau memiliki keistimewaan tersendiri dibandingkan manusia
lain.42
Dilanjutkan ayat 5 dan 6 yang merupakan lanjutan ayat 1-4 tentang
ayat yang menguraikan anugerah Allah pada Nabi Muhammad yang
41 Quraish Shihab, op. cit., hlm. 467 42 Ibid., hlm. 445-454
bermula dari melapangkan dada beliau sampai meninggikan namanya. Pada
ayat 5 dan 6 menjelaskan bahwa betapapun beratnya kesulitan itu terdapat
kemudahan, ayat ini memesankan agar manusia berusaha menemukan segi-
segi positif dan mencari hikmah yang dapat dimanfaatkan dari setiap
kesulitan yang dihadapi. Jadi ayat ini menanamkan optimisme kedalam jiwa
setiap muslim. Pada ayat 7 dijelaskan bahwa Allah memberikan petunjuk
agar bersungguh-sungguh, berusaha dan bekerja dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Pekerjaan disini tentunya hal-hal yang dibenarkan oleh Allah.
Ayat ini juga memberi petunjuk untuk selalu mengisi waktu sehingga tidak
berleha-leha, dan dari kesibukan, kesungguhan seseorang dalam berusaha,
bekerja atau melaksanakan suatu hal, disusul ayat 8 yang menerangkan
tentang suatu perintah untuk menggantungkan harapan kepada Allah. Jadi
ini bertanda bahwa tersebut harus terlebih dahulu diwujudkan, baru
kemudian mencurahkan hanya kepda Allah swt.43
Munasabah dari ayat 1-8 runtut sekali dimana munasabah diatas
merupakan sebuah anjuran, perintah yang diawali dari ayat 1-4 tentang
Allah memberikan suatu anugerah, kenikmatan yang harus disyukuri,
dilanjutkan ayat 5-6 suatu anjuran untuyk selalu semangat dalam
menghadapi segala hal. Pada ayat 7-8 adanya suatu anjuran bahwa setelah
semangat berusaha dalam melaksanakan suatu hal maka hanya kepada
Allahlah menaruh suatu harapan, secara umum surat al- Insyirah ini dimulai
dengan menggambarkan anugerah ketenangan jiwa kemudian diakhiri
dengan petunjuk yang dapat mengantarkan seseorang guna memperoleh
ketenangan itu.
4. Asbabun Nuzul
Menurut as-Suyuthi, ayat ini turun ketika kaum musyrikin
memperolok-olokkan kaum muslimin karena kefakiranya.44
Dalam suatu riwayat dikemukakan, ketika ayat ini turun, Rasulullah
bersabda: “ Bergembiralah kalian, karena akan datang kemudahan bagi
43 Ibid., hlm. 455-467
kalian. Satu kesusahan tidak akan mengalahkan dua
kemudahan.”Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari al-Hasan.
Hal ini sama dengan pendapat Imam jalaluddin dalam tafsir Jalalain
menyebutkan bahwa : diriwayatkan Ibnu Abbas r.a. telah menceritakan,
bahwa ayat ini duturunkan ketika orang-orang musyrik mencela orang-
orang muslim karena kemiskinanya, dan juga ketika Nabi memberikan
nasehat kepada orang mukmin untuk tetap bergembira ketika ditimpa
kesulitan.45
Dari keterangan mengapa turun ayat tersebut terdapat sebuah
nasehat, adanya sebuah pesan dari wahyu Allah kepada semua manusia
untuk selalu bersemangat, menghilangkan rasa kesedihan, dan
menghilangkan rasa kekhawatiran. Maka dianjurkan bila seseorang dalam
keadaan sulit, yang itu merupakan sebuah langkah atau jalan untuk meraih
kesuksesan dan kemudahan. Jadi ayat tersebut merupakan sebuah siraman
kebahagiaan, ketenangan dan menumbuhkan gairah kehidupan yang selalu
diliputi keimanan kepada Allah.
5. Penjelasan Q.S. al-Insyirah : 5-8
Dalam pembahasan ini, penulis akan mengemukakan beberapa
pendapat ahli tafsir, sebagai berikut:
a. MENURUT M. NASIB AR-RIFA’I
ان مع العسر يسرا. فان مع العسر يسرا" : MAKA SESUNGGUHNYA
BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN. DAN SESUNGGUHNYA BERSAMA
KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.” DALAM AYAT INI ALLAH SWT
MENGABARKAN BAHWA DIMANA ADA KESULITAN MAKA DISITULAH
KEMUDAHAN. KEMUDIAN ALLAH MENGUATKAN LAGI, DIRIWAYATKAN OLEH
IBNU ABI HATIM BAHWA A-ID BIN SURAI BERKATA, “ AKU MENDENGAR ANNAS
BIN MALIK BERKATA:
44 K.H.Q. Shaleh dan H.A.A. Dahlan, Asbabun Nuzul, Edisi Kedua (Bandung :
Diponegoro, 2000), hlm.656 45 Imam Jalaluddin al-Mahally dan Imam Jalaluddin as-Suyuthi, Tafsir Jalalain, Juz IV.
Terj. (Bandung : Sinar, 1990), hlm. 2748
جالسا وحياله حجر فقال لوجاء العسر فدخل . م.كان النيب ص(هذا احلجر جلاء اليسر حيت يدخل عليه فيخرجه فانزل اهللا
)ان مع العسر يسرا. فان مع العسر يسرا. (وجلعز
ARTINYA : “NABI SAW PERNAH DUDUK DEKAT SEBUAH BATU LALU BELIAU BERSABDA, “ KALAU ADA KESULITAN ITU DATANG KEMUDIAN MASUK KEDALAM BATU INI, KEMUDAHAN AKAN DATANG DAN MASUK OULA KEBATU INI, KEMUDIAN MENGELUARKAN KESULITAN TADI, LALU ALLAH MENURUNKAN AYAT, KARENA SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN, SESUNGGUHNYA BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN.”
SEORANG PENYAIR BERKATA:
“ SERING KALI KEMELUT MENYULITKAN UPAYA SANG PEMUDA DISISI ALLAHLAH JALAN KELUARNYA KEMELUT MEMUNCAK, SETELAH KOKOH KEPUNGANYA, IAPUN USAI, SEBELUM DIA MENDUGA KEMELUT TIDAK AKAN DISINGKIRKAN.”
FIRMAN ALLAH SWT : ”MAKA APABILA TELAH SELESAI MAKA
KERJAKANLAH DENGAN SUNGGUH-SUNGGUH. DAN HANYA KEPADA
TUHANMULAH HENDAKNYA KAMU BERHARAP.” YAITU BILA KAMU TELAH
SELESAI DENGAN URUSAN-URUSAN DUNIA DAN KESIBUKANYA SERTA TELAH
MELEPASKAN BERBAGAI MACAM ATRIBUTNYA, MAKA SIAPKANLAH LANGKAH
KAKIMU UNTUK BERIBADAH DAN LAKUKANLAH NIAT SERTA HARAPAN KEPADA
TUHANMU. ATAS DASAR MAKNA INILAH ADA SEBUAH HADIS NABI YANG
DIRIWATKAN OLEH BUKHARI DAN MUSLIM:
الصالة حبضرة طعام وال وهو يدا فعه االخبثان
ARTINYA: “TAK SEMPURNA SHALAT DIHADAPAN MAKANAN DAN TIDAK SEMPURNA SHALAT DALAM KEADAAN MENAHAN BUANG AIR DAN ANGIN.”46
b. Menurut Murtadha Muthahari
ان مع العسر يسرا. فان مع العسر يسرا
“Maka dibalik kesulitan itu ada kemudahan; Sungguh, dibalik kesulitan itu ada kemudahan.”
Ayat ini menerangkan bahwa kesulitan itu datang, sedang
kemudahan bersamanya; dan kemudahan itu ada didalam kesulitan.
Akhir dari malam yang gelap adalah pagi yang terang. Maksud firman
Allah ini ialah : bila engkau ingin memperoleh kemudahan, kesenangan
dan kebahagiaan, maka engkau tiadak mungkin memperolehnya begitu
saja sebelum engkau menyeberangi jalan yang penuh tantangan.
Sesungguhnya ungkapan itu adalah ungkapan yang
menakjubkan, juga seluruh ayat-ayatnya. Ayat tersebut pada
permulaanya dialamatkan khusus kepada Rasulullah, menyebutkan
nikmat-nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya: melapangkan
dadanya, menghilangkan beban yang berat darinya, dan meninggikan
sebutanya. Tetapi berdasarkan hukum apa? Perbuatan-perbuatan Allah
seluruhnya berjalan sesuai hukum tertentu (sunnatullah), lalu berdasarkan
hukum dan sunnah yang manakah pernyataan : “ Maka dibalik kesulitan
itu ada kemudahan; sungguh, dibalik kesulitan itu ada kemudahan.” ?
Hukum itu terdapat dalam surat as-Sajadah ayat 24:
وكانوا بأياتنا يوقنون .ة يهدون بامرنا ملا صربواوجعلنا منهم ائم )24: السجدة (
Artinya: “ Dan sebagian dari mereka Kami jadikan pemimpin-pemimpin (imam-imam) yang memberi petunjuk kepada manusia dengan perintah Kami karena mereka bersabar dan yakin terhadap ayat-ayat Kami.”(QS. As-Sajadah : 24)
46 M. NASIB AL-RAFI’I, RINGKASAN TAFSIR IBNU KATSIR, JILID IV, CET.II, TERJ. (JAKARTA :
GEMA INSANI, 2001), HLM. 1005-1006.
Sesungguhnya Allah telah menetapkan sebagian dari mereka
sebagai pemimpin yang memberi petunjuk kepada manusia dengan
perintah-Nya. Mengapa? Karena mereka bersabar dalam penderitaan-
penderitaan, mereka beriman kepada ayat-ayat Allah; iman bersama amal
dalam penderitaan.
فاذا فرغت فانصب" Maka apabila engkau telah menyelesaikan
satu pekerjaan, kerjakanlah yang lain.”
Yakni ; Apakah setelah engkau menyelesaikan pekerjaan itu, dan
Dia telah mengangkat beban yang berat dari pundakmu, apakah dia lantas
memerintahkan,”Pergilah bersenang-senang dan tidurlah dengan
nyenyak”? Jika engkau berbuat begitu, maka berarti engkau telah ditarik
oleh dirimu sendiri kepada nasib buruk, karena nasib yang buruk itu
datang dari membiasakan diri banyak tidur, santai-santai dan hidup
mewah, tidak ada yang amat membahayakan manusia selain kemewahan.
Tetapi yang diperintahkan justru : apabila engkau telah selesai.
Dari semua itu, libatkanlah dirimu dalam kelelahan dan kepenatan lain.
Carilah keletihan-keletihan lain, dan jangan engkau biasakan dirimu
bersantai-santai. Ketahuilah orang yang berjuang dijalan Allah itu selalu
sibuk dengan kemusykilan sosial. Apakah karenanya maka kesibukan
ibadah lainya menjadi hilang ? Nabi saw yang selalu disibukkan oleh
masalah-masalah sosial kemasyarakatan ( disiang hari), apakah diwaktu
malamnya tidur nyenyak sampai pagi? Tidak! Sekali-kali tidak. Beliau
tidak beristirahat kecuali sebentar.
Maka sekali lagi فاذا فرغت فانصب berarti : libatkanlah dirimu
dalam kelelahan-kelelahan beramal yang sesunggunya. Janganlah engkau
cenderung kepada hidup santai-santai. Sebab, itulah musuh manusia.
Maka apabila engkau telah selesai mengerjakan suatu pekerjaan, maka
berdirilah, kerjakanlah yang lain, dan harapkanlah rahmat Tuhanmu.47
c. Menurut Hamka
Ayat ini adalah sunnatullah ! Nabi : فان مع العسر يسرا
Muhammad merasa berat beban itu sampai seakan-akan hendak patah
tulang punggung memikulnya. Namun disamping beratnya beban, atau
beserta dengan beratnya beban, namanya diangkat Tuhan ke atas,
sebutanya dimuliakan. Karena demikianlah sunnatullah itu; kesulitan
selalu beserta kemudahan.Yang sulit saja tidak ada! Yang mudahpun
tidak ada! dalam susah berisi senang, ada senang berisi susah; itulah
perjuangan kehidupan. Dan ini dapat diyakinkan oleh orang-orang yang
telah mengalami.
Lalu diulang sekali lagi untuk lebih mantap ان مع العسر يسرا
dalam fikiran: sesungguhnya beserta kesulitan itu ada kesulitan itu ada
kemudahan, dan itu memang akan terjadi terus berulang-ulang, kesulitan
itu senantiasa disertai kemudahan; dalam susah ada kemudahanya, dalam
sempit ada lapangnya. Bahaya yang mengancam adalah menjadi sebab
akal berjalan, fikiran mencari jalan keluar. Oleh sebab itu dapatlah
diyakinkan bahwa kesukaran, kesulitan, kesempatan, marabahaya yang
mengancam dan berbagai ragam pengalaman hidup yang pahit, dapat
menyebabkan manusia bertambah cerdas menghadapi semuanya itu,
yang dengan sendirinya menjadikan manusia itu yang dinamis.
Tetapi dalam hal ini perlu dilandasi iman, karena iman yang
lemah menyebabkan terjatuh ditengah jalan sebelum sampai tujuan yang
ternyata kelak bahwa bahwa kesulitan adalah kejayaan dan
keberuntungan yang tiada taranya. Kadang-kadang sesuatu pengalaman
yang pahit menjadi kekayaan jiwa yang tinggi mutunya. Jadi kenangan
47 Murtadha Muthahari, Tafsir Surat-surat Pilihan, (Jakarta : Pustaka Hidayah, 1991),
hlm.32-36
yang amat indah untuk membuat hidup lebih matang sehingga datang
suatu waktu kita mengucapkan syukur yang setulus-tulusnya dan
setinggi-tingginya karena Tuhan telah berkenan mendatangkan kesulitan
itu kepada kita pada masa yang lampau. Itulah suatu keajaiban hidup.
Maka apabila engkau telah selasai, maka“ فاذا فرغت فانصب
tegaklah. Artinya apabila telah selesai pekerjaan atau rencana menjadi
kenyataan; “fanshab” artinya bersiaplah memulai pekerjaan yang baru,
dengan kesadaran bahwa segala pekerjaan yang telah selesai atau engkau
mulai lagi tidaklah terlepas dari kesulitan, tapi dalam kesulitan itu
kemudahanyapun akan turut serta. Ada-ada saja nanti ilham yang akan
diberikan Allah kepadamu, asal engkau senantiasa menyandarkan segala
pekerjaanmu itu kepada iman.
Tetapi sekali-kali jangan lupa, yaitu: “Dan واىل ربك فارغب
hanya kapada Tuhanmu, hendaklah engkau berharap.”
Inilah suatu pedoman yang diberikanTuhan kepada Rasulnya dan
akan dipusakakan oleh Rasul kepada umatnya, yang tegak berjuang
menyambung perjalanan memikul”beban berat” itu menjalankan perintah
Tuhan. Selesai satu usaha, mulai lagi usaha baru. Tapi Tuhan jangan
ditinggalkan, jangan gentar menghadapi kesukaran, karena dalam
kesukaran itu pasti ada kemudahan, asal engkau pergunakan otakmu
untuk memecahkanya. Sebab Tuhan tidak pernah mengecewakan orang
yang tawakkal kepada Nya.48 d. MENURUT TAFSIR BAYDLAWI
SUNGGUH SETIAP KESULITAN”. KESULITAN INI“ : فان مع العسر
SEPERTI SEMPITNYA DADA DAN BEBAN YANG DITIMPAKAN ATAU DIPIKUL OLEH
PUNGGUNG SERTA SESATNYA PARA KAUM DAN SIKAP MEREKA YANG SELALU
48Hamka, Tafsir al-Azhar, Juz XXX, Terj. (Jakarta : Pustaka Panji Mas, 1988 ), hlm. 193-195
MENYAKITI. يسرا ARTINYA KELAPANGAN, HILANGNYA BEBAN, ADANYA
PERTOLONGAN ALLAH, UNTUK MENGIKUTI DAN MENTAATINYA. MAKA
JANGANLAH BERPUTUS ASA ARI RAHMAT ALLAH KETIKA ENGKAU SEDANG
MENANGGUNG SESUATU YANG MENYUSAHKAN. BENTUK LAFADZ يسرا
DENGAN BENTUK NAKIRAH BERMAKNA MENGAGUNGKAN ATAU MEMBESARKAN.
SEDANGKAN LAFADZ ان مع ADALAH SALING MENYERTAI YANG MENGUKUHKAN
DALAM KEBERSAMAAN, ADANYA HUBUNGAN SEBABA AKIBAT PADA KEMUDAHAN
UNTUK KESUKARAN DAN HUBUNGANYA ADALAH HUBUNGAN YANG DEKAT.
ان مع العسر يسرا : AYAT INI SEBAGAI PENGULANGAN KEDUA KALI
YANG BERARTI MENGUKUHKAN SEKALIGUS MENGAWALI KALIMAT BARU
YANG ARTINYA ALLAH TELAH MENJANJIKAN KEPADA NABI BAHWA (استئناف)
KESULITAN ITU AKAN DIIKUTI DENGAN KEMUDAHAN YANG LAIN SEPERTI
PAHALA NANTI DIAKHIRAT SEBAGAIMANA ANDA BERKATA : SUNGGUH BAGI
ORANG YANG BERPUASA TERDAPAT KEGEMBIRAAN ARTINYA KEGEMBIRAAN
KETIKA BERBUKA PUASA DAN KEGEMBIRAAN KETIKA BERTEMU DENGAN TUHAN
DI AKHIRAT DAN ATAS DASAR INI NABI BERSABDA: ” SATU KESULITAN TIDAK
AKAN DAPAT MENGALAHKAN DUA KEMUDAHAN.”
LAFADZ العسر DISEBUT DALAM BENTUK MAKRIFAT MAKA BUKANLAH
PADA JUMLAH YANG BANYAK, SAMA SAJA MAKRIFAT ITU MENGANDUNG ARTI ADALAH NAKIRAH MAKA KEMUDAHAN يسر SEDANGKAN للجنس ATAU للعهد
YANG PERTAMA BERBEDA DENGAN KEMUDAHAN YANG KEDUA.
KETIKA SELESAI DARI TABLIGH (MENYAMPAIKAN) AJARAN فاذا فرغت
ALLAH ATAU DARI NIKNAT-NIKMAT YANG AKAN DATANG. فانصب MAKA
KERJAKAN LAH IBADAH LAIN SEBAGAI RASA SYUKUR ATAS NIKMAT YANG TELAH
KAMI HITUNG UNTUKMU PADA WAKTU KEMARIN. DAN MENSYUKURI SEMUA
YANG TELAH KAMI JANJIKAN KAPADAMU. KETIKA SUDAH SELESAI DARI
PERANG MAKA KERJAKANLAH IBADAH DAN KETIKA SELESAI MENGERJAKAN
SHALAT DAN BERDOALAH.
DAN HANYA PADA TUHANMULAH HENDAKNYA KAMUواىل ربك فارغب
BERHARAP. JANGANLAH MEMINTA SELAIN KEPADA-NYA, SUNGGUH ALLAH
MAHA KUASA, MAHA ESA UNTUK MENGABULKAN PERMOHONANMU DAN
LAFADZ فارغب DIBACA JUGA DENGAN فرغب YANG ARTINYA
“KABARKANLAH KESENANGAN KEPADA MANUSIA”. NABI MUHAMMAD
BERSABDA: BARANG SIAPA YANG MEMBACA SURAT امل نشرح MAKA
SEAKAN-AKAN IA DATANG KEPADA-KU SEDANG SAYA DALAM KEADAAN
BERDUKA CITA DAN ORANG TERSEBUT TELAH MELEPASKAN DUKA CITA
TERSEBUT DARI-KU.49
E. DALAM TAFSIR AL-KABIR
.DIDALAMNYA ADA BEBERAPA PERSOALAN اخل…فان مع العسر يسرا
PERTAMA SEGI KETERKAITAN AYAT INI DENGAN AYAT SEBELUMNYA, BAHWA
ORANG-ORANG MUSYRIK MENGEJEK RASUL KARENA KEMISKINANYA. MEREKA
BERKATA: APABILA TUJUAN DAKWAHMU ITU UNTUK MENCARI KEKAYAAN MAKA
KAMI AKAN MENGUMPULKAN HARTA UNTUKMU (MUHAMMAD) SEHINGGA
KAMU MENJADI ORANG KAYA SEPERTI HARTAWAN PENDUDUK MAKKAH.
KEFAKIRAN NABI TERSEBUT SAMPAI MENJADI ANGGAPAN NABI BAHWA
KEBENCIAN PENDUDUK MAKKAH KEPADA ISLAM KARENA KONDISI NABI YANG
MISKIN. DALAM KONDISI INI ALLAH MENGHITUNG BEBERAPA KARUNIANYA
YANG TELAH IA BERIKAN KEPADA NABI DALAM SURAT INI (... امل نشرح)
ARTINYA “ALLAH TELAH MELAPANGKAN DADAMU DAN MELETAKKAN DOSAMU
AKAN DOSA PARA KAUM JAHILIYAH DIMANA KAMU BERADA PADA KAUM
TERSEBUT. KEMUDIAN BERJANJI UNTUK MEMBERIKAN KEKAYAAN KEPADA
NABI DI DUNIA UNTUK MENGHILANGKAN PERASAAN SAKIT DALAM HATI NABI,
KARENA AJAKAN MEREKA PADA NABI TENTANG KEMISKINANYA.
DALIL YANG MENUNJUKKAN INI ADALAH ADANYA HURUF FA’ DALAM
FIRMA-NYA (...فان مع العسر يسرا) SEAKAN-AKAN ALLAH BERFIRMAN :
“JANGANLAH MENJADIKAN SUSAH KAMU, APA YANG DIKATAKAN ORANG DAN
KONDISIMU YANG KEKURANGAN, KARENA ALLAH AKAN MEMBERIKAN
KEMUDAHAN YANG SEMPURNA DI DUNIA”.
PERSOALAN YANG KEDUA, BERKATA IBNU ABBAS: ALLAH BERFIRMAN:
SAYA TELAH JADIKAN SATU KESULITAN DIANTARA DUA KEMUDAHAN , MAKA
SATU KESULITAN ITU TIDAK DAPAT MENGALAHKAN DUA KEMUDAHAN.
MUQATIL TELAH MERIWAYATKAN DARI NABI SAW BAHWA NABI BERSABDA :
“TIDAK AKAN MENGALAHKAN SATU KESULITAN PADA DUA KEMUDAHAN” AYAT
INI HARUS DIBACA SEBAGAIMANA PENJELASAN DIATAS. ADA DUA PERSPEKTIF
BERKAITAN ARTI SEPERTI DIATAS. YANG PERTAMA : IMAM FARRA’ DAN ZAJJAJ
BERKATA: LAFADZ العسر DISEBUTKAN DENGAN MENGGUNAKAN HURUF
ALIF DAN HURUF LAM . HURUF ALIF DAN LAM TERSEBUT MERUPAKAN
(SESUATU YANG DIKETAHUIYANG MENDAHULUI) BUKAN AL YANG PUNYA ARTI
.MAKA ARTINYA DIKEMBALIKAN PADA HAKIKAT SEBENARNYA للعهد
DENGAN DEMIKIAN ARTI LAFADZ العسر YANG JUMLAHNYA ADA DUA ITU
ADALAH SATU (SATU KESULITAN) SEDANGKAN LAFADZ يسرا DISEBUTKAN
DALAM BENTUK NAKIRAH, MAKA DUA LAFADZ TERSEBUT MERUPAKAN ENTITAS
49 SYAIRAZI BAIDLAWI, TAFSIR BAIDLAWY, ( BAIRUT : DARUL KUTUB ‘ALAMIAH, 1988), HLM.
605-607.
YANG BERDIRI SENDIRI. AL-JURJAZI MEMBUAT TIRUAN AKAN AYAT TERSEBUT
DENGAN BERKATA: KETIKA SESEORANG BERKATA SUNGGUH BERSAMA KUDA
TERDAPAT PEDANG, SUNGGUH BERSAMA KUDA TERDAPAT PEDANG, MAKA
PERKATAAN INI BERARTI DISANA TERDAPAT SATU KUDA DAN DUA PEDANG.
DEMIKIAN INI TIDAKLAH LAZIM DALAM SUSUNAN BAHASA ARAB.
PERSPEKTIF YANG KEDUA: JUMLAH YANG KEDUA ADALAH
PENGULANGAN AKAN JUMLAH (KALIMAT) YANG PERTAMA SEPERTI FIRMAN
ALLAH :للمكذبني ويل يومئذ MAKA MAKSUD MENETAPKAN ARTI
KALIMAT TERSEBUT ADA PADA DIRI (SECARA LAHIR) DAN MEMANTAPKANYA
PADA HATI. SEBAGAIMANA LAFADZ MUFRAD (TUNGGAL) YANG DIULANG
DALAM PERKATAAN: TELAH DATANG KEPADAMU SEORANG ZAID, SEORANG
ZAID DIMAKSDKAN DENGAN DUA KEMUDAHAN YAITU PERTAMA KEMUDAHAN
DUNIA YAITU KEMUDAHAN KARENA TERBUKANYA NEGARA DAN KEDUA
KEMUDAHAN AKHIRAT YAITU PAHALA. KARENA FIRMAN ALLAH:
)52: التوبه (وقل هل تربصون بنا اال احدى احلسنيني
YANG DIMAKSUD DUA KEBAIKAN PADA AYAT INI ADALAH KEBAIKAN
YANG BERUPA KEMENANGAN DAN KEBAIKAN YUANG BERUPA PAHALA.
YANG DIMAKSUD DARI FIRMAN ALLAH : SATU KESULITAN TIDAK
MENGALAHKAN DUA KEMUDAHAN ITU KARENA SATU KESULITAN DUNIA
DINISBATKAN PADA KEMUDAHAN DUNIA SEDANGKAN KEMUDAHAN AKHIRAT
ITU BAGAIKAN SESUATU YANG TIDAK DIKENAL YANG JUMLAHNYA SEDIKIT.
ADA DUA BENTUK PERTANYAAN BERKAITAN DENGAN INI:
1. APA MAKNA BENTUK NAKIRAH (UMUM) DALAM LAFADZ يسرا ? JAWABNYA
ADALAH ITU BERMAKNA TAFKHIM (MENGAGUNGKAN) SEAKAN-AKAN
DIKATAKAN: SUNGGUH BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN,
SUNGGUH BERSAMA KESULITAN ITU ADA KEMUDAHAN YANG BESAR, SEMUA
KEMUDAHAN APA SAJA.
2. KEMUDAHAN ITU TIDAK BERSAMA KESULITANM KAREMNA KEDUANYA
SALING BERLAWANAN YANG TIDAK DAPAT BERKUMPUL ? JAWABNYA :
KETIKA DATANGNYA KEMUDAHAN SETELAH KESULITAN ITU DALAM WAKTU
YANG PENDEK MAKA ITU BERARTI TERPUTUS, MAKA KEMUDAHAN MENDAJI
SESUATU YANG MENYERTAI KESULITAN.
KEMUDIAN ALLAH BERFIRMAN واىل ربك فارغب . فاذا فرغت
YANG BERKAIT DENGAN AYAT SEBELUMNYA: SESUNGGUHNYA ALLAHفانصب
KETIKA MENGHITUNG NIKMAT-NIKMATNYA YANG IA BERIKAN KEPADA NABI
DAN KETIKA ALLAH TELAH MENJANJIKAN KEPADA MEREKA NIKMAT YANG AKAN
DATANG, MAKA TIDAKLAH NAIF BILA ALLAH MEMERINTAHKAN KEPADA NABI
UNTUK BERSYUKUR DAN BERSUNGGUH-SUNGGUH DALAM BERIBADAH MAKA
ALLAH BERFIRMAN فانصب فاذا فرغت ARTINYA : BEKERJA KERASLAH
(BERSUNGGUH-SUNGGUH).
DIKATAKAN : نصب ينصب QATADAH, ADDHOHAK DAN MUQATIL :
KETIKA ANDA SELESAI MELAKSANAKAN SHALAT FARDLU (MAKA TEGAKLAH DAN
KEPADA TUHANMU) DALAM BERDOA DAN SENANGLAH ENGKAU DENAGN DOA
TERSEBIUT PADA MASALAHMU, MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADAMU
JALAN KELUAR . BERKATA SYA’BI : KETIKA ENGKAU SELESAI DARI TASYAHUD
MAKA BERDOALAH UNTUK DUNIA DAN AKHIRATMU. DAN MUJAHID BERKATA:
KETIKA ENGKAU SELESAI DARI URUSAN DUNIAMU MAKA BERDIRILAH DAN
SAMBUNGLAH (DENGAN URUSAN YANG LAIN). ABDULLAH BERKATA: KETIKA
ENGKAU SUDAH SELESAI MELAKUKAN SHALAT FARDLU MAKA DIRIKANLAH
SHALAT MALAM. HASAN BERKATA : KETIKA ENGKAU SELESAI DARI PERANG
MAKA BERDIRILAH DAN BERIBADAH. ALI BIN ABI THALHAH BERKATA : JIKA
ANDA DALAM POSISI SEHAT MAKA TEGAKKANLAH. ARTINYA JADIKANLAH
WAKTU LUANGMU UNTUK MENDIRIKAN IBADAH. TERDAPAT RIWAYAT YANG
MENGATAKAN SESUNGGUHNYA SYARIH BERJALAN MELEWATI DUA ORANG LAKI-
LAKI YANG BERUSAHA SALING MEMBANTING, KEMUDIAN SYARIH BERKATA :
SEORANG YANG TELAH MENYELESAIKAN PEKERJAAN TIDAK DIPERINTAH UNTUK
MENGERJAKAN INI, ALLAH BERFIRMAN : فانصب فاذا فرغت SECARA
KESELURUHAN ARTI DARI AYAT INI ADALAH : HENDAKNYA TERSAMBUNG
ANTARA SEBAGIAN IBADAH DENAGN SEBAGIAN IBADAH YANG LAIN DAN
TIDAKLAH KOSONG ANTARA WAKTU MENGERJAKAN SATU IBADAH DENGAN
WAKTU MENGERJAKAN IBADAH YANG LAIN.
KETIKA SUDAH SELESAI MENGERJAKAN SATU IBADAH SEGERALAH
DIIKUTI DENGAN MENGERJAKAN IBADAH YANG LAIN.
ADAPUN FIRMAN ALLAH واىل ربك فارغب ITU MENGANDUNG
PENGERTIAN PERTAMA: JADIKANLAH HARAPANMU KEPADA ALLAH ITU SECARA
KHUSUS DAN JANGANLAH MEMINTA KEPADA-NYA KECUALI ANUGERAH-NYA,
YANG MEWAKILI-NYA. KEDUA: BERHARAPAN AKAN SEMUA APA YANG ANDA
CARI BAIK ITU AGAMA, DUNIA MAUPUN PERTOLONGAN UNTUK MENGALAHKAN
MUSUH-MUSUHMU KEPADA ALLAH.
LAFADZ رغب DIBACA DENGAN فرغب BERARTI: MANUSIA
BERHARAP PADA APA YANG IA CARI DARI SISI ALLAH. ALLAH YANG MAHA SUCI
DAN MAHA TINGGI YANG LEBIH TAHU DAN MUDAH-MUDAHAN ALLAH
MEMBERIKAN KESLAMATAN KEPADA BAGINDA NABI MUHAMMAD BESERTA
KELUARGA DAN SAHABATNYA.50
50 FAKHRUDDIN M. BIN UMAR BIN HUSAIN BIN HASAN BIN ALI TAMIMI AL-KUBRA AL-RAZI
SYAFI’I, TAFSIR AL-KABIR, (BAIRUT : DARUL KUTUB AL-‘ALAMIAH, TT.), HLM. 7-8.