bab iii gambaran umum tentang pondok pesantren...

35
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN PABELAN DESA PABELAN KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG JAWA TENGAH A. Deskripsi tentang Pondok Pesantren Pabelan 1. Letak Geografis Secara geografis Pondok Pesantren Pabelan terletak di sebelah selatan kota Magelang, tepatnya terletak di Desa Pabelan kecamatan Mungkid, kira-kira 12 Km dari kota Magelang ke arah selatan. Desa Pabelan yang luasnya 358,5 Ha, terdiri dari 10 dukuh, letaknya berbatasan dengan desa-desa berikut : a. Sebelah barat berbatasan dengan dukuh Santan b. Sebelah selatan berbatasan dengan dukuh Pabelan I c. Sebelah timur berbatasan dengan dukuh Tangkilan d. Sebelah utara berbatasan dengan dukuh Batikan Menurut data terakhir, Desa Pabelan, merupakan wilayah pedesaan dengan jumlah penduduk sebesar 7000 jiwa. Penduduknya mayoritas beragama Islam. Dan hanya 30 KK yang beragama non muslim. Mata pencaharian penduduk Desa Pabelan kebanyakan adalah buruh tani yang berkisar 80 %. Kemudian sisanya 20 %, terdiri dari : pedagang, pengrajin ukiran batu, guru atau pegawai dan penjual jamu. 1 Pondok Pesantren Pabelan berada di tengah pemukiman penduduk, secara geografis, letak kompleks pondok berjarak kurang lebih 1 Km di sebelah selatan jalan Yogyakarta-Semarang dan 0,5 Km di timur jalan Muntilan-Borobudur. Jarak pondok dari Yogyakarta 35 Km 1 Study observasi dan wawancara (interviu) dengan Kepala Desa Pabelan Kec. Mungkid Kab. Magelang Jawa Tengah, Nunun Nukiaminten, pada tanggal 25 Juli 2005.

Upload: trinhkien

Post on 17-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG PONDOK PESANTREN PABELAN

DESA PABELAN KECAMATAN MUNGKID KABUPATEN MAGELANG

JAWA TENGAH

A. Deskripsi tentang Pondok Pesantren Pabelan

1. Letak Geografis

Secara geografis Pondok Pesantren Pabelan terletak di sebelah

selatan kota Magelang, tepatnya terletak di Desa Pabelan kecamatan

Mungkid, kira-kira 12 Km dari kota Magelang ke arah selatan. Desa

Pabelan yang luasnya 358,5 Ha, terdiri dari 10 dukuh, letaknya

berbatasan dengan desa-desa berikut :

a. Sebelah barat berbatasan dengan dukuh Santan

b. Sebelah selatan berbatasan dengan dukuh Pabelan I

c. Sebelah timur berbatasan dengan dukuh Tangkilan

d. Sebelah utara berbatasan dengan dukuh Batikan

Menurut data terakhir, Desa Pabelan, merupakan wilayah pedesaan

dengan jumlah penduduk sebesar 7000 jiwa. Penduduknya mayoritas

beragama Islam. Dan hanya 30 KK yang beragama non muslim.

Mata pencaharian penduduk Desa Pabelan kebanyakan adalah

buruh tani yang berkisar 80 %. Kemudian sisanya 20 %, terdiri dari :

pedagang, pengrajin ukiran batu, guru atau pegawai dan penjual

jamu.1

Pondok Pesantren Pabelan berada di tengah pemukiman penduduk,

secara geografis, letak kompleks pondok berjarak kurang lebih 1 Km

di sebelah selatan jalan Yogyakarta-Semarang dan 0,5 Km di timur

jalan Muntilan-Borobudur. Jarak pondok dari Yogyakarta 35 Km

1 Study observasi dan wawancara (interviu) dengan Kepala Desa Pabelan Kec. Mungkid

Kab. Magelang Jawa Tengah, Nunun Nukiaminten, pada tanggal 25 Juli 2005.

43

sebelah utara, dari Muntilan 4 Km sebelah selatan, dari Borobudur 9

Km sebelah timur dan dari Magelang 12 Km.2

2. Kehidupan Beragama

Kehidupan beragama dalam kehidupan masyarakat Desa Pabelan

bisa dikategorikan religius, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikasi,

antara lain : secara umum banyaknya pondok pesantren yang ada di

sekitar Pondok Pesantren Pabelan, dalam wilayah Kabupaten

Magelang. Seperti Pondok Pesantren Tegal Rejo, Payaman, Salafiyah,

Watu Congol, Gunung Pring, dan sebagainya.

Disamping indikasi tersebut, juga dapat dikatakan bahwa Pabelan

adalah desa santri, hal itu bisa dilihat dari setiap sudut jalan desa ini

yang dipenuhi banyaknya santri putri yang memakai jilbab dan santri

putra yang memakai sarung. Mereka berlalu lalang disaat lepas dari

kegiatan pondok. Demikian juga, religiusitas masyarakat Desa

Pabelan ini sudah terasa pada saat sholat wajib lima waktu, ketika

terdengarnya panggilan berkumandang adzan di setiap tempat

menjelang sholat jama’ah. Relejuitas itu juga sangat terasa bersamaan

dengan diselenggarakannya kegiatan rutin maupun temporer, baik

secara mingguan, bulanan maupun tahunan yang diselenggarakan oleh

Pondok Pesantren Pabelan.

Adapun Madrasah dan Perguruan yang terdapat di Desa Pabelan

ini, yakni Kulliyatul Al-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI), para santri

akan secara otomatis juga mengikuti program Madrasah Tsanawiyah

(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA), yang diselenggarakan oleh

Pondok Pesantren Pabelan.

Pondok Pesantren Pabelan didukung oleh lembaga-lembaga lain

yang berada dibawah naungan Pondok Pesantren Pabelan, yaitu :

BPPM (Biro Pengembangan Pesantren dan Masyarakat), balai

kesahatan santri dan masyarakat.

2 Study dokumentasi PP. Pabelan Magelang.

44

Secara sosiologis asal-usul santri Pondok Pesantren Pabelan sangat

heterogen, sebab para santri itu berasal dari keluarga yang bervariasi

baik dalam tingkat perekonomian, jabatan atau kedudukan, maupun

tingkatan status sosial yang lain. Sedangkan secara geografis asal

santri Pondok Pesantren Pabelan ini sangat menyeluruh, yaitu berasal

dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan sekarang sudah terdapat santri

yang berasala dari luar negeri, seperti India.3

3. Sejarah Pondok Pesantren Pabelan

Menurut sejarah awalnya Pondok Pesantren Pabelan didirikan 3

generasi yang lalu oleh Kyai Muhammad Ali,4 dalam bentuk

pengajian wetonan, seperti pesantren-pesantren lain umumnya yang

mengajarkan agama Islam berdasarkan kitab-kitab klasik. Kyai Ali ini

kemudian menurunkan beberapa orang Kyai pengasuh pondok, antara

lain : Kyai Imam, Kyai Muhsinin atau Kyai Muhammad Ali II, Kyai

Hasbullah, dan Kyai Dja’far Fadhil.5

Sepeninggal kyai Muhammad Ali, pengasuh Pondok Pesantren

Pabelan digantikan oleh putranya, Kyai Imam, dan masa inilah

dikawasan Magelang dan sekitarnya muncul pemberontakan dibawah

pimpinan Pangeran Diponegoro (1825-1830). Menurut sebuah teori,

asal-usul nama Pabelan berkaitan dengan peristiwa pemberontakan ini.

Waktu itu seluruh santri pondok terpanggil untuk ikut membela

perjuangan pangeran diponegoro, bahkan Pabelan termasuk salah satu

markas yang kuat dimana kyai Maja, pembantu dekat Diponegoro

pernah menetap, yaitu disebuah kebun yang hingga kini masih

terabadikan namanya sebagai kebun Maja, yang dulunya sebagai

3 Study Observasi dan Wawancara dengan Pengurus PP. Pabelan Magelang, pada tanggal

18 Juli 2005. 4 Kyai Muhammad Ali ialah putra dari Kyai Kerta Taruna yang merupakan keturunan

seorang Bupati Tulung Agung pada abad ke-18, yaitu bupati Wironegoro, yang kemudian menurunkan kyai Muhammad Ali. Beliaulah yang dianggap oleh masyarakat Pabelan sebagai cikal bakal dan pendiri tradisi pesantren di Pabelan yang dimulai sejak awal abad ke-18.

5 M. Dawam Rahardjo, “Kehidupan Pemuda Santri : Penglihatan dari Jendela Pesantren di Pabelan” dalam Taufik Abdullah, (ed.), Pemuda dan Perubahan Sosial, (Jakarta : LP3ES, 1982), hlm. 90.

45

markas pejuang. Karena keterlibatan para santri dalam membela

Diponegoro inilah konon kemudian desa ini dikenal sebagai markas

“pembela” yang akhirnya bergeser menjadi Pabelan.

Baru menjelang masa pendudukan Jepang, kehidupan pondok

mulai ramai kembali dibawah asuhan Kyai Anwar dengan dibantu

oleh Kyai Asror dan Kyai Adam. Agaknya yang menjadi pelajaran

pokok dan favorit pada waktu itu ialah “ilmu alat” (nahwu dan

shorof), fiqh dan tafsir. Namun kebangkitan kembali pesantren pun

tidak lama bertahan. Dengan meninggalnya Kyai Asror di tahun 1953,

secara drastis akifitas Pabelan menyusut, hingga akhirnya bisa

dikatakan berhenti sama sekali, tinggallah warisan bangunan tua, yang

terdiri dari bahan bambu amat sederhana yang kemudian dipugar pada

tahun 1965.6

Kondisi yang menyedihkan ini baru berakhir pada tahun 1965,

dengan munculnya Kyai Hammam Ja’far, putra Pabelan asli, setelah

sekitar delapan tahun nyantri di Pondok Gontor Ponorogo Madiun.

Dari sinilah Pabelan mulai memasuki babak baru, memasuki

kehidupan yang sama sekali tidak terbayangkan oleh masyarakat desa

sebelumnya. Perubahan ini secara otentik digerakkan oleh Kyai

Hammam Ja’far.

Tahapan penyadaran ini tidaklah sia-sia sehingga pertengahan

tahun 1965 terbentuklah wadah persatuan masyarakat Pabelan, dengan

berdirinya sebuah badan Pemeliharaan Tradisi Islam Pabelan (PTIP)

dan Persatuan Pemuda Pabelan (P3). Pada hari sabtu 28 Agustus

1965, jam 14.00 WIB berkat dukungan dari berbagai pihak elit desa

dan sebagian besar tokoh agama, dibukalah kembali secara resmi

sebuah lembaga pendidikan yang diberi nama Balai Pendidikan

Pondok Pabelan (BPPP). Sedangkan tiga hari kemudian, 31 Agustus

1965 jam. 20.00 WIB terbentuklah Badan Wakaf Pondok Pabelan

6 Komaruddin Hidayat “ Pesantren dan Elit Desa” dalam M. Dawam Raharjo (ed.)

Pergulatan Dunia Pesantren : Membangun Dari Bawah, (Jakarta : P3M, 1985), hlm. 79.

46

yang anggotanya terdiri dari para sesepuh dan tokoh masyarakat serta

pamong desa Pabelan. Disamping merupakan lembaga sosial desa dan

forum musyawarah badan ini juga sekaligus merupakan forum

tertinggi untuk membahas dan mengambil langkah bagi usaha merintis

serta mengembangkan Pondok Pabelan.7

Adapun sekarang ini kepemimpinan dan pengelolaan Pondok

Pesantren Pabelan Magelang dipegang oleh adik dan putra dari KH.

Hamam Dja’far.

7 Study wawancara dengan Pengasuh/ Pimpinan Umum PP. Pabelan Magelang, KH.

Ahmad Musthofa, SH, pada tanggal 19 Juli 2005.

47

STRUKTUR ORGANISASI PP. PABELAN MAGELANG

JAWA TENGAH

STRUKTUR KEPENGURUSAN PP. PABELAN MAGELANG

JAWA TENGAH

Keterangan : 1. Bag. Keamanan, 2. Bag. Pengajaran, 3. Bag. Penggerak Bahasa, 4. Bag. Olah Raga, 5. Bag.

Penerima Tamu, 6. Bag. Informasi, 7. Bag. Kesehatan, 8. Bag. Kesenian, 9. Bag. Perlengkapan,

10. Bag. Pertamanan.

PENGASUH/PIMPINAN

BENDAHARA

PENGURUS/OPP

SEKRETARIS

KEPALA BILIK

KEPALA BILIK

8 9 10

KETUA

BENDAHARA SEKRETARIS

76543 21

48

4. Struktur Organisasi

Seiring dengan perkembangan zaman, saat ini tokoh-tokoh yang

ikut terlibat langsung dalam pembinaan di Pondok Pesantren Pabelan

adalah sesuai struktur berikut :8

a) Drs. H. Wasit Abu Ali, SH, M.Pd (ketua yayasan wakaf

pondok pesantren pabelan).

b) KH. Ahmad Musthofa, SH, (Pimpinan umum).

c) KH. Ahmad Najib Hammam, (Pimpinan I).

d) KH. Muhammad Balya, (Pimpinan II).

e) Nasirudin, S.Pd, (Sekretaris).

f) Nur Hamid Effendi (Bendahara I).

g) Uswatun Hasanah ( Bendahara II).

Adapun struktur Organisasi Pelajar Putra/Putri (OPP), Balai

Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan periode 2005-2006 adalah :9

No Jabatan Putra Putri

1 Ketua/ Wakil

Ketua

1. Zan Heri Dwi

Satoto.

2. Ade Masruri

1. Nurul

Fitriyanti

2. Dewi astuti

2 Sekretaris 1. M. Tajwid

2. Qodaruddin Sulaiman

1. Zaitun

Nikmah

2. Layyinatus-

syifa’

3 Bendahara 1. Feri Mulyono

2. Imron Manistianto

1. Rif’atul

Badriyah

2. Munawaroh

4 Bagian

Keamanan

1. Setiyo Kurniawan

2. Khiril Athar

1. Siti Aminah

2. Umi Faizah

8 Ibid. 9 Study dokumentasi PP. Pabelan Magelang.

49

3. Muhammad Citradi

4. Wiliyananda

5 Bagian

Pengajaran

1. Mawardi

2. M. Nur Hidayat

3. Abi Bakhri Khomaini

4. Misranto

1. Istikharoh

2. Umi Kulsum

6 Bagian

Penggerak

Bahasa

1. Riyansah Tuahunse

2. Edi Susilo

3. Fahri Cipta Saputra

1. Nurul

Syamsiyyah

2. Izzah fatin

7 Bagian Olahraga

1. Eko Septiyanto

2. M. Nur Taufiq

3. Arif Kurniawan

4. Ahmad Mudofar

1. Masruroh

2. Falihah

8 Bagian

Penerimaan

Tamu

1.Ahmad Budi Sistrianto

2. Rego Polandi

3. Bahrian Azra Wildan

1. Nihayatus

Sa’adah

2. Nunung

Mahmudah

9 Bagian

Informasi

1. Afif Murdhani

2. Toto Irawan

1. Himmah

Maulidiyah

2. Muannisa’

10 Bagian

Kesehatan

1. Abdurrahman

2. Samu’in

3. Tri Hendarto

1. Bunayatul

Jamilah

2. Umi

Mukarromah

11 Bagian Kesenian 1. Dedi Ninja

2. Trigiyar

1. Vivi Sofiati

2. Fitriyani

Mubarokah

12 Bagian

Perlengkapan

1. Andri Muldi

2. M. Shoffa

1. Nabila

Tarafu’I

50

Zainuddin 2. Salma

Rifqotul Ulya

13 Bagian

Pertamanan

1. Firman Setiawan

2.ErwinTri

wahyudi

3. Eri Widodo.

1. Lina Fu’adah

2. Ainan Ni’mah

Agar program kegiatan dapat berjalan dengan baik, maka

diperlukan adanya pembagian tugas kepada masing-masing pengurus,

adapun tugas tersebut, antara lain sebagai berikut :

1. Ketua :

a. Memimpin dan bertanggung jawab atas kelancaran manajemen

pondok pesantren, baik ke dalam maupun ke luar.

b. Menentukan kebijakan-kebijakan sebagai penjabaran dari

ketetapan maupun keputusan pengasuh atau pimpinan.

c. Sebagai pimpinan rapat intern pengurus harian.

d. Menandatangani surat-surat keluar bersama sekretaris.

e. Mengkoordinir bidang-bidang, seperti administrasi,

pendidikan, pengajaran dan hubungan masyarakat (humas).

2. Wakil Ketua :

a. Menggantikan kedudukan, tugas dan wewenang ketua bila

berhalangan / dibutuhkan / ditunjuk.

b. Bertanggung jawab atas proses manajemen yang sifatnya ke

dalam.

c. Membantu tugas ketua yang sifatnya khusus (bidang intel dan

koordinasi dengan ketua bilik).

d. Mengkoordinir pengelolaan keungan pondok.

3. Sekretaris :

a. Mengatur administrasi secara umum.

b. Mengkonsep bersama ketua, membuat dan menandatangani

surat keluar bersama ketua.

51

c. Sebagai notulis rapat.

d. Mendaftar santri baru, membukukan dan membuat kartu tanda

santri (KTS).

e. Menggantikan kedudukan ketua dan wakil ketua jika

berhalangan / dibutuhkan.

4. Bendahara :

a. Menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang sesuai dengan

kebutuhan.

b. Membukukan dan membuat jurnal harian, mingguan, bulanan

serta laporan akhir.

c. Membuat skala prioritas pengeluaran uang.

d. Mengusahakan dana dari pendaftaran dan syahriah (SPP).

5. Bagian-bagian :

a. Bagian Keamanan : bertanggung jawab atas keamanan,

ketentraman dan ketertiban di pondok pesantren.

b. Bagian Pengajaran : bertanggung jawab atas proses belajar

mengajar, menyelenggarakan program latihan dan

ketrampilan.

c. Bagian Penggerak Bahasa : bertanggung jawab terhadap

pembinaan dan pengawasan kemampuan berbahasa santri

(inggris, arab dan indonesia).

d. Bagian Olahraga : bertanggung jawab atas pembinaan jasmani

dan rohani serta pelaksanaan kegiatan olah raga rutin.

e. Bagian Penerimaan Tamu : bertanggung jawab atas menerima

dan melayani tamu.

f. Bagian Informasi : bertanggung jawab atas pengkoordiniran

mading, serta pengumuman-pengumuman atau informasi yang

dibutuhkan santri.

g. Bagian Kesehatan : bertanggung jawab atas kesehatan dan

kebiasaan hidup sehat santri.

52

h. Bagian Kesenian : bertanggung jawab atas penyaluran bakat

dan minat santri terutama dalam hal kesenian.

i. Bagian Perlengkapan : bertanggung jawab atas pengadaan dan

pengawasan barang-barang yang dimiliki pondok.

j. Bagian Pertamanan : bertanggung jawab atas kebersihan

lingkungan pondok serta mengkoordinir kegiatan jum’at

bersih.10

5. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Pabelan

a. Tujuan Pendidikan

Secara umum tujuan pesantren ini adalah untuk membina dan

mengantar para santri menjadi manusia yang berakhlakul karimah

(sholeh), serta menguasai ilmu pengetahuan (tafakkuh fi al-Din),

serta menjadikan mereka sebagai orang yang bermanfaat bagi

agama, nusa dan bangsa.

Adapun tujuan secara khusus pendidikan di Pondok Pesantren

Pabelan ini bertujuan sebagai berikut :

1) Mendidik santri agar menjadi muslim yang bertaqwa kepada

Allah SWT, berakhlak mulia, cerdas, terampil, sehat lahir dan

bathin.

2) Membekali santri agar memiliki kecerdasan dan menguasai

ilmu-ilmu pengetahuan agama dan umum.

3) Mendidik santri agar menjadi muslim yang dapat menjadi

kader-kader ulama’ dan muballigh yang berjiwa ikhlas, tabah,

tangguh dan mandiri dalam menjalankan syari’at Islam secara

kaffah dan dinamis.

4) Mendidik santri agar memiliki kepribadian dan semangat

kebangsaan yang mampu menumbuhkan manusia-manusia

pembangunan, yakni mampu membangun dirinya sendiri dan

menjadi pribadi yang bertanggung jawab.

10 Study dokumentasi dan wawancara dengan Pengusrus PP. Pabelan Magelang, pada

tanggal 18 Juli 2005.

53

5) Mendidik santri agar menjadi tenaga-tenaga yang cakap dalam

berbagai sektor pembangunan, baik pembangunan mental

spiritual maupun sektor sosial kemasyarakatan

dilingkungannya dalam rangka ikut berpartisipasi dalam

pemberdayaan masyarakat.

Kemudian berbagai macam tujuan pondok pesantren pabelan

baik secara umum maupun khusus tercermin dalam panca jiwa

pondok dan motto pondok pesantren pabelan sebagai berikut : 11

1) Panca Jiwa Pondok, yakni : keikhlasan, kesederhanaan,

ukhuwah islamiyah, berdikari dan kebebasan.

2) Motto Pondok, yakni : berbudi tinggi, berpengetahuan luas,

berbadan sehat, berpikiran bebas.

Tujuan pendidikan sebagaimana diatas secara tidak langsung

telah mengarah pada tujuan pendidikan nasional sebab unsur-unsur

yang tercantum dalam tujuan pendidikan Pondok Pesantren

Pabelan ini mencerminkan tujuan pendidikan nasional, yaitu

manusia yang cerdas, terampil, mandiri dan berbudi pekerti yang

luhur serta mengamalkan ilmunya di lingkungan masyarakat.

Dengan demikian tujuan pendidikan yang dirumuskan oleh

Pondok Pesantren Pabelan ini cukup baik dalam rangkan

mengantar santri (peserta didik) untuk menjadi manusia Indonesia

yang tidak hanya pandai ilmu agama akan tetapi juga menguasai

ilmu pengetahuan.

Untuk mencapai tujuan pendidikan diatas, pesantren ini

menyelenggarakan beberapa jenjang pendidikan yang menerapkan

sistem kurikulum has pondok, yaitu Kulliyatul Al-Mua’allimin Al-

Islamiyah (KMI), para santri akan secara otomatis juga mengikuti

program Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah

(MA), yang telah diselenggarakan di Pondok Pesantren Pabelan.

11 Ibid.

54

b. Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan

Yang dimaksud dengan kurikulum pesantren adalah seluruh

rangkaian kegiatan atau pengalaman-pengalaman serta bahan-

bahan pendidikan agama Islam yang sengaja diberikan kepada

santri secara sistematis agar dapat mencapai tujuan utama, yaitu

terbentuknya pribadi muslim.

Namun sulitlah kiranya menentukan dan menetapkan

kurikulum dan bahan pelajaran secara umum di pesantren, karena

menyusun kurikulum tersebut didasarkan atas tujuan pendidikan

yang hendak dicapai, dimana masing-masing pesantren memiliki

tujuan yang berbeda-beda sebagai ciri khas pesantren itu sendiri.

Adapun kurikulum Pondok Pesantren Pabelan menerapkan

sebuah kurikulum yang khas pondok, yakni Kulliyatul Al-

Mua’allimin Al-Islamiyah (KMI),12 yang mana para santri akan

secara otomatis juga mengikuti program Madrasah Tsanawiyah

(MTs) dan Madrasah Aliyah (MA), yang telah diselenggarakan di

Pondok Pesantren Pabelan. Kemudian bagi yang berkeinginan

memperdalam pelajaran agama Islam dan persiapan bagi lulusan

SLTP/MTs diluar Pondok Pesantren Pabelan yang akan masuk

kelas I madrasah aliyah atau kelas IV KMI, diselenggarakan juga

program takhassus selama 1 tahun. Arah pendidikan Pondok

Pesantren Pabelan adalah kemasyarakatan dan mencetak santri

menjadi pribadi yang mandiri serta berkembang sesuai dengan jati

diri masing-masing.

Sedangkan kualifikasi lulusan pesantren ini sesuai dengan

kurikulum yang diajarkan, antara lain :

1) Lulusan Madrasah Tsanawiyah/Kelas I-III KMI, targetnya

ialah menguasai dengan baik ilmu nahwu, shorof, mahfudhot,

muthola’ah dan fiqh. Ukuran atau standarnya adalah hafal dan

12 Study wawancara dengan Pimpinan II PP. Pabelan, KH. Muhammad Balya, pada

tanggal 19 Juli 2005.

55

dapat memahami Nahwu wadli’, Kitab As-sa’adah, dan Tarikh

Rasul.

2) Lulusan Madrasah Aliyah / kelas IV-VI KMI, targetnya

menguasai dengan baik ilmu nahwu, shorof, fiqh, dan logika.

Ukuran atau standarnya adalah hafal dan dapat memahami

Nadlom Manthiq, Balaghoh, Jawahirul Maqnun, Qowa’idul

Fiqh dan Tafsir Hadits.

Kemudian di Pondok Pesantren Pabelan juga diterapkan

sebuah sistem evaluasi yang komprehensif, hal ini dikarenakan

evaluasi dalam pendidikan merupakan suatu hal yang penting,

dengan evaluasi dapat diketahui sejauhmana anak didik sudah

mengerti dan memahami materi pelajaran yang disampaikan.

Evaluasi yang digunakan di Pondok Pesantren Pabelan terbagi

menjadi dua, yaitu :

1) Evaluasi Model Madrasah

a) Evaluasi Formatif

Evaluasi Formatif adalah Evaluasi hasil belajar pada

setiap akhir satuan pelajaran.

Ustadz mengadakan test sebelum menyampaikan materi

yang baru dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

santri tentang pelajaran yang sudah disampaikan

sebelumnya. Atau mengadakan post test dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan santri dalam menyerap

pelajaran yang baru.

b) Evaluasi Sisipan

Evaluasi sisipan dilaksanakan pertengahan semester,

dengan maksud dengan tujuan untuk mengetahui

kemampuan santri terhadap materi yang disampaikan.

Evaluasi ini dapat dilakuka dengan cara test tertulis maupun

lesan.

c) Evaluasi Sumatif

56

Evaluasi sumatif adalah evaluasi hasil belajar pada akhir

semester. Evaluasi ini dilakukan untuk membuat keputusan

lulus atau tidaknya siswa selama satu tahun belajar.

Pada evaluasi ini, penilaiannya mempertimbangkan

evaluasi formatif dan evaluasi sisipan. Ketiga evaluasi

tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya

dalam perolehan nilai akhir para santri.

2) Evaluasi Model Pondok

a) Evaluasi salafiyah

Dalam model salafiyah tidak ada evaluasi secara formal

seperti yang berlaku pada model madrasah dimana untuk

mengetahui kemampuan santri diadakan evaluasi.

Sedangkan model pondok untuk mengetahui kemampuan

santri ditandai dengan restu kyai, bahwa santri yang

bersangkutan boleh pindah mencari kiai, tanpa harus

menunggu teman yang lain dan dapat dilakukan setiap

waktu. Disamping itu santri yang tersebut boleh

mengajarkan kitab yang telah dikuasai pada santri yang

lain.

b) Evaluasi Pelanggaran Tata Tertib

Disamping evaluasi yang disebutkan diatas masih ada

lagi evaluasi pelanggaran tata tertib, yang bentuknya

berupa pengamatan terhadap santri dengan tujuan untuk

mengetahui tingkah laku (perbuatan) santri selama tinggal

di Pondok Pesantren. Kelanjutan dari evaluasi ini adalah

apabila ada anak yang melanggar tata tertib maka dita’zir

atau diberikan sanksi dengan disesuaikan tingkat

kesalahannya. Adapun sanksi yang dijatuhkan merupakan

hasil evaluasi yang berbentuk pengamatan.

57

c. Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Pabelan

Magelang dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yakni : pertama,

pembelajaran di pesantren itu sendiri, kedua, pembelajaran di

lingkungan sekolah. Untuk lebih rincinya dapat diuraikan sebagai

berikut :13

1) Pembelajaran di pesantren.

Pembelajaran yang dimaksud adalah kegiatan belajar

mengajar yang dilakukan oleh dan untuk santri sendiri dengan

dibantu oleh beberapa konsultan dari pengasuh pesantren.

2) Pembelajaran di lingkungan sekolah

Pembelajaran yang dimaksud adalah proses beblajar

mengajar yang kurikulumnya telah ditetapkan sebagaimana

tersebut diatas dan dilaksanakan di kelas khusus dengan

fasilitas pendidikan yang relatif modern serta dibimbing oleh

ustadz secara khusus.

Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah, baik dari

Madrasah Tsanawiyah (MTs)/ kelas I-III KMI dan Madrasah

Aliyah (MA)/ kelas IV-VI KMI, tidak jauh beda dengan

sekolah-sekolah lain pada umumnya, yaitu menggunakan

metode ceramah, tanya jawab dan diskusi. Sedangkan kegiatan

belajar mengajar di pesantren sering menggunakan model

diskusi atau munadlarah, disamping ada pengajian model

bandongan dan sorogan. Sebab kegiatan belajar dan mengajar

di pesantren sebenarnya bagian dari kegiatan sekolah yang

terstruktur yang dilaksanakan oleh pengurus pondok sebagai

media pendalaman terhadap materi-materi kegiatan sekolah.

13 Study wawancara dengan Pimpinan I PP. Pabelan, KH. Ahmad Najib Hammam, pada

tanggal 19 Juli 2005.

58

d. Tamatan/Alumni Pesantren

Salah satu hal yang sangat diperhatikan oleh Pondok Pesantren

Pabelan ialah output dari lembaga tersebut yang mana sangat

mengutamakan kualitas lulusan dengan tidak meninggalkan aspek

kontuinitas. Hal ini dikarenakan di pondok pesantren Pabelan

setelah mereka menyelesaikan jenjang sekolah/madrasah selama 6

tahun maka mereka diberi kesempatan untuk mengabdikan

diri/magang di lembaga tersebut kurang lebih satu tahun. Setelah

itu mereka akan segera kembali ke masyarakat atau melanjutkan

ke pendidikan yang lebih tinggi lagi.

Adapun jumlah alumni Pondok Pesantren Pabelan yang

tercatat sampai 2005 ini diperkirakan kurang lebih 11.000 orang.14

Jumlah alumni tersebut diatas kini telah banyak berkiprah di

lapisan masyarakat yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia

dengan ragam profesi dan keahlian yang berbeda, seperti

ulama’/kyai, Dosen, Guru, aktivis LSM, pegawai negeri, pegawai

swasta, wiraswasta dan lain-lain.

Adapun forum yang memfasilitasi alumni Pondok Pesantren

Pabelan dalam upaya silaturahmi dengan diadakannya “temu

alumni” tiap milad pondok pesantren pabelan (hari jadi pondok

pesantren pabelan) dan secara besar-besaran diadakan setiap lima

tahun sekali.

6. Sarana dan Pra sarana

Diantara faktor yang ikut menentukan keberhasilan suatu

pendidikan adalah terpenuhinya saran adan prasarana penunjang yang

memadai sesuai dengan kebutuhan, faktor ini sangat penting demi

tercapainya aktifitas proses belajar mengajar.

Pondok Pesantren Pabelan dilengkapi pula sarana-sarana sebagai

berikut :15

14 Angka ini diperkirakan dari jumlah alumni Pabelan Magelang sejak tahun 1965. 15 Study dokumentasi dan obeservasi PP. Pabelan Magelang, pada tanggal 18 Juli 2005.

59

a. Gedung Asrama

Komplek Pondok Pesantren Pabelan secara keseluruhan

menempati tanah seluas 5,5 Ha, dan jumlah kamar masing-masing

10 kamar, yang terdiri lima kamar “presiden” dan lima kamar

“kuwait”. Diberi nama kamar “presiden” dikarenakan

pembangunannya atas dana bantuan dari presiden RI, kemudian

kamar “kuwait”, merupakan hasil bantuan dari pemerintah kuwait.

Sedangkan rata-rata luas kamar 5x5 m2.

b. Madrasah

Sistem pengajaran yang berikan di Pondok Pesantren Pabelan akan

berjalan dengan baik dengan adanya sarana pendukung berupa

gedung madrasah/KMI yang cukup memadai, sebagai salah satu

fasilitas central dalam proses belajar mengajar di Pondok tersebut.

c. Kopontren

Koperasi yang ada di Pondok Pesantren Pabelan ini dikelola oleh

pengasuh dan santri. Barang-barang yang dijual di koperasi adalah

barang-barang kebutuhan sehari-hari para santri.

d. Perpustakaan

Perpustakaan merupakan sarana yang esensial dalam pendidikan,

didalamnya tersedia bermacam-macam kitab dan buku-buku

bantuan dari Departemen Agama, Dep-Kop, LP3ES dan BPPM

serta lembaga lainnya.

e. Tele Center

Tele center merupakan sarana penunjang komunikasi yang dimiliki

oleh Pondok Pesantren Pabelan, yang didalamnya tersedia fasilitas

wartel dan internet yang dibuka untuk umum.

f. Balai Kesehatan Santri dan Masyarakat

Balai Kesehatan adalah sebuah fasilitas kesehatan hasil kerjasama

Pondok Pesantren Pabelan dengan Puskesmas setempat, yang mana

berfungsi sebagai tempat berobat dan konsultasi kesehatan bagi

santri dan masyarakat.

60

g. Laboratorium

Fasilitas penunjang lainnya yang dimiliki Pondok Pesantren

Pabelan ialah tersedianya Gedung Laboratorium, antara lain :

Laboratorium Bahasa, Laboratorium Komputer, Laboratorium

Fisika, Laboratorium Kimia dan Laboratorium Biologi yang

merupakan hasil bantuan dari IDB dan BAPPENAS sebagai

fasilitas peningkatan mutu pondok pesantren.

h. Gedung Ketrampilan

Gedung ini dipergunakan sebagai wadah penyalur bakat dan minat

santri, salah satunya ketrampilan tata busana.

Adapun sarana yang lain dapat dilihat dalam tabel berikut :

TABEL I

Fasilitas Pondok Pesantren Pabelan Magelang

No Jenis Sarana Jumlah Keterangan

1 Masjid 1 Untuk sholat

berjama’ah

2 Aula 2 Tempat mengaji dan

rapat

3 Ruang Tamu 2 Untuk menerima tamu

4 Lapangan Olah Raga 4 Untuk berolah raga

5 Majalah Dinding 2 Untuk informasi

6 Papan Baca 2 Untuk pengumuman

7 Kantin 2 Untuk makan para

santri

8 Dapur Umum 2 Untuk memasak

9 MCK 15 Untuk mandi, mencuci

dan buang air

61

Pola kehidupan santri dan segala aktifitas kesehariannya selalu

dilingkupi suasana edukatif. Asrama tempat para santri tinggal, para

kyai, ustadz dan guru terdapat ditengah-tengah komplek lingkungan

pesantren, sehingga aktifitas keseharian santri dapat terpantau dan

mudah untuk mengadakan pembinaan dan pendampingan dalam

proses belajar mengajar (PBM).

Hal inilah yang membedakan antara pesantren dengan lembaga

pendidikan yang lain. Sehingga dengan lingkungan dan segala

aktifitasnya maka akan mudah membentuk karakter pribadi yang

diharapkan sesuai dengan tujuan pendidikan. Adapun jadwal kegiatan

di PP. Pabelan Magelang menggunakan sistem terpadu (24 jam),

diantara aktivitas santri adalah sebagai berikut :16

JADWAL KEGIATAN PP. PABELAN MAGELANG

JAWA TENGAH

NO WAKTU AKTIVITAS 1. 04.00-05.00 WIB Bangun tidur, jama’ah sholat shubuh 2. 05.00-06.00 WIB Baca Alqur’an 3. 06.00-07.00 WIB Mandi, sarapan 4. 07.09-13.30 WIB Sekolah 5. 13.30-14.00 WIB Makan Siang 6. 14.00-15.30 WIB Ekstra kurikuler 7. 15.30-16.00 WIB Sholat Ashar 8. 16.00-16.45 WIB Olah Raga 9. 16.45-17.15 WIB Mandi 10. 17.15-18.10 WIB Masuk Masjid, Baca Al-Qur’an, Sholat

Maghrib Berjama’ah. 11. 18.10-18.45 WIB Ke kamar untuk belajar dengan

pendamping/Muroqib 12. 18.45-19.05 WIB Makan Malam 13. 19.05-19.30 WIB Sholat Isya’ 14. 19.30-21.00 WIB Forum Kultum (Muhadloroh) 15. 22.00-04.00 WIB Wajib Tidur (Bulish malam)

16 Studi dokumentasi dan wawancara dengan Pengurus PP. Pabelan Magelang, pada tanggal 18 Juli 2005.

62

Catatan :

1. Jumlah santri putra = 236 2. Jumlah santri putri = 198 3. Jumlah keseluruhan santri = 434 4. Setiap hari Selasa sore (ba’da ashar) diadakan pengkajian kitab

safinatunnajah serta pada hari sabtu sore (ba’da ashar) diadakan pengkajian kitab ta’limul muta’allim dan malam harinya diadakan pengkajian kitab matan jurumiyah.

B. BALAI PENGAKAJIAN DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT

1. Sejarah Berdirinya BPPM

Berawal dari begitu besarnya perhatian KH. Hamam Dja’far

terhadap program pemberdayaan masyarakat Pabelan, maka sejak pertama

kali didirikan Pondok Pesantren Pabelan telah ikut serta berpartisipasi

dalam pemberdayaan masyarakat sekitar dan upaya menemukan solusi

bersama dalam pemecahan masalah yang sedang dihadapi oleh masyarakat

serta adanya realita secara kultural dari misi utama pesantren porsi

kegiatannya dalam bidang pendidikan, sedangkan dalam pengembangan

masayarakat, meskipun selama ini sudah dilakukan namun hanya bersifat

sporadis, kegiatan pengembangan masyarakat belum dilakukan pesantren

secara kelembagaan, disamping tanpa disertai visi yang jelas serta

perangkat pendukung yang memadai. Karena itu pada bulan Oktober

1977 sampai dengan April 1978 diadakan pelatihan TPM (Tenaga

Pengembangan Masyarakat) yang diselenggarakan oleh LP3ES (Lembaga

Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial ) bekerjasama

dengan Departemen Agama RI, diselenggarakan di Pondok Pesantren

Pabelan Magelang yang diikuti oleh beberapa pondok pesantren di

Indonesia.

Sekembalinya dari mengikuti TPM (Tenaga Pengembangan

Masyarakat), kemudian mereka mengadakan konsultasi dengan kyai dan

para pemimpin pesantren lainnya, yang hasilnya dibentuklah 3 KKS

(Kelompok Kerja Santri), yang mengkhususkan diri dibidang kesehatan

lingkungan, kesejahteraan sosial serta pendidikan masyarakat desa.

Kontak-kontak selanjutnya dengan para pemimpin formal dan sesepuh

63

masyarakat, diadakan dengan cara yang telah biasa berlangsung. Pada

tahap analisa situasi, dibentuk kelompok kerja masyarakat desa (KKMD).

“Proyek-proyek” KKS yang menggabungkan diri, bersama dengan KKMD

dibimbing tenaga-tenaga ahli dari LP3ES serta instansi-instansi dan

lembaga-lembaga lain (pemerintah dan swasta).

Spektrum langkah-langkah yang dilaksanakan di Pondok Pesantren

Pabelan Magelang, meliputi : rehabilitasi perumahan dan jalan desa secara

swadaya, pembangunan MCK, pembangunan dinas kesehatan dengan

tempat penyimpanan obat-obatan dan petugas kesehatan, usaha bersama di

bidang peternakan itik dan penggunaan teknologi tepat guna dalam

pembangunan suatu sistem penyediaan air (dengan pompa bertenaga arus

air/hidrolik, filter dan gudang air).

Semenjak 1977, dirasakan program-program yang berorientasi

pada masyarakat, perlu kiranya dibentuk sebuah institusi untuk dapat

menyusun secara sistematis dan efisien dalam pelaksanaan program aksi

serta agar memudahkan pesantren untuk menindaklanjuti tawaran bantuan

organisasi ekstern dan menggunakannya bagi kegiatan pengembangan

desa (baik jasa pemeritah, misalnya untuk bidang kesehatan,

pengembangan pertanian, bank, jasa informasi, perkoperasian maupun

lembaga swasta dan oraganisasi sponsor). Dan sebagai komponen baru

kegiatan pendidikan pesantren, maka program yang berorientasi pada

masyarakat hendaknya secara intitusional diintegrasikan dan

dikoordinasikan oleh sebuah lembaga yaitu Balai Pengkajian dan

Pengembangan Masyarakat (BPPM). 17

2. Tujuan BPPM

BPPM secara umum bertujuan untuk memberikan suatu peranan

kepada pesantren dalam proses pembangunan desa, yaitu : sebagai pusat

pelatihan masyarakat desa dalam rangka mengembangkan pengetahuan

dan logika berfikir, ketrampilan serta pembinaan kepribadian pemuda dan

17 Study wawancara dengan Wakil Ketua BPPM PP. Pabelan Magelang, Nunun

Nukiaminten, pada tanggal 25 Juli 2005.

64

sebagai sebuah lembaga yang dapat menggiatkan kemandirian dan

swadaya di kalangan masyarakat desa untuk mengembangkan sumber

daya yang dimilikinya.

Adapun dalam perkembangannya BPPM mempunyai dua tujuan,

jangka pendek dan jangka panjang, yakni :

a. Tujuan jangka pendek :

1) Mencetak kader desa dan pesantren sebagai TPM (tenaga

pengembangan masyarakat dan agent of change.

2) Menumbuh kembangkan kelompok swadaya yang akan

memanfaatkan sumber daya untuk memenuhi kebutuhan lahir

maupun batin.

3) Mengembangkan pesantren sebagai pusat informasi dan

pengembangan masyarakat.

b. Tujuan jangka panjang :

1) Mengembangkan kreativitas dan produktivitas masyarakat dan

keluarga pesantren lewat pengembangan swadaya, swakarsa.

2) Munculnya model-model pengembangan masyarakat lewat pondok

pesantren.

3) Melestarikan dialog antar pesantreen dan masyarakat dalam

pembangunan bangsa.18

3. Strategi Pendekatan

Kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh BPPM

menggunakan metode pendekatan dari dalam. Pada dasarnya masyarakat

merupakan subyek pembangunan yang memiliki kemampuan yang

memadai. Dengan demikian manusia dipandang sebagai sumber daya yang

mampu mengembangkan dirinya dan sekaligus mampu mengatasi dan

mencari alternatif pemecahan masalahnya bersama dengan segala

kemampuannya, yang antara lain, cara-cara membudidayakan sumber-

18 Ibid.

65

sumber yang tersedia baik insani, alam, kelebihan waktu luang dan

sebagainya.19

Kehadiran BPPM sebatas sebagai motivator, komunikator,

dinamisator dan fasilitator dalam program pengembangan masyarakat agar

program tersebut tetap komunikatif serta dapat dipelajari dan diperluas

dengan strategi program, berdasarkan prinsip-prinsip berikut :

a. Pada permulaan, diselidiki kebutuhan apa yang dirasakan sendiri oleh

masyarakat yang bersangkutan.

b. Spektrum kebutuhan, diartikan secara luas dan dapat mencakup,

diantaranya unsur-unsur ekonomi, sosial, prasarana, pedagogi, dan

agama yang sering kali terpaut satu sama lain.

c. Diusahakan adanya partisipasi masyarakat yang bersangkutan.

Pandangan, usul dan gagasan mereka diterima dan merupakan pangkal

tolak bagi pembuatan konsep pemecahan masalah, perencanaan

operasional serta implementasi program.

d. Analisa masalah secara sistematis, dilakukan dengan melibatkan

masyarakat yang bersangkutan, cara yang ditempuh ini adalah suatu

metode pedagogi, guna mencapai suatu pengertian masalah yang

sesuai dengan realitas dan menciptakan persyaratan, agar program

dapat dilaksanakan secara partisipatif dan berorientasi pada sasaran.

e. Dalam penggunaan teknologi yang disesuaikan sebagai dorongan

inovatif, diperhatikan agar sesuai dengan tingkat pengetahuan dan

pengalaman masyarakat yang bersangkutan. Teknologi harus mereka

kuasai, adaptaskan dan kembangkan lebih lanjut.

f. Sebagian besar kerja sama langsung dengan masyarakat dilaksanakan

melalui tenaga pengembangan masyarakat (TPM), yang terdiri dari

santri dan guru yang berpandangan maju yang telah dididik melalui

program pelatihan khusus.

19 Ibid.

66

g. Diusahakan peningkatan dan pemanfaatan bentuk-bentuk tradisional

swadaya sukarela dan kolektif guna mendorong kebebasan dan

keyakinan individu atau golongan.20

Adapun kunci bagi terlaksananya strategi program ini terletak pada

TPM. Mereka adalah faktor pengikat yang menentukan diantara semua

segmen yang terlibat dalam program. Oleh karenanya sensibilitas,

kemampuan berkomunikasi dan kreatifitas mereka sangat mempengaruhi

hasil program.

Adapun strategi program pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh BPPM merujuk pada strategi program yang dikembangkan

oleh LP3ES, untuk lebih jelasnya dapat kita lihat melalui grafik berikut

ini :21

20 Study dokumentasi BPPM PP. Pabelan Magelang. 21 Ibid.

67

68

4. Pelaksanaan Program BPPM

Program pemberdayaan masyarakat melalui BPPM memiliki beberapa

kesatuan sistem yang terintegrasi diantaranya : pembentukan dan

fungsionalisasi kelompok, konsultasi usaha, pengembangan modal dan

kegiatan produktif, supervisi/pemantauan dan evaluasi22.

Bertolak dari hal ini, oleh Pondok Pesantren Pabelan dilaksanakan

beberapa pelaksanaan program pemberdayaan masyarakat sebagai

berikut :

a) Sektor Ekonomi :

Pesantren Pabelan pada awalnya menyelenggarakan kelompok-

kelompok simpan pinjam yang diperuntukkan bagi warga sekitar

Pondok Pesantren Pabelan.23

Pelaksanaan Program ini pertama kali dimulai oleh 57 Pengusaha

kecil yang membentuk sebuah kelompok simpan pinjam dan untuk itu

telah menyediakan modal tabungan dan bagi anggota yang ingin

meminjam, maka harus melunasi dalam jangka waktu 10 bulan

dengan bunga 2,5 %.

Pada umumnya, simpanan anggota BUSP terdiri dari tiga jenis,

yaitu simpanan pokok, wajib dan simpanan sukarela. Adapun lebih

jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :24

Simpanan pokok adalah simpanan awal yang jumlahnya sama

untuk seluruh anggota, besarnya sekitar Rp. 10000, -. Adapun

pembayarannya dilakukan pada saat masyarakat tersebut tercatata

sebagai anggota BUSP.

Simpanan wajib adalah simpanan tetap yang harus dibayar setiap

anggota tiap bulannya, besarnya berkisar Rp. 5000,- setiap anggota.

Adapun simpanan sukarela merupakan suatu jenis simpanan anggota

22 Study wawancara dengan Ketua BPPM, Drs. Imam Munajad, SH, MA., pada tanggal 4

September 2005. 23 Study wawancara dengan Pimpinan II PP. Pabelan, KH. Muhammad Balya, pada

tanggal 4 September 2005. 24 Study wawancara dengan Wakil Ketua BPPM, Nunun Nukiaminten., pada tanggal 4

September 2005.

69

yang tidak ditentukan secara baku jumlah maupun waktu

penyerahannya. Adapun besarnya simpanan sukarela ditetapkan atas

dasar kemauan pribadi masyarakat.

Program pemberdayaan masyarakat dalam sektor perekonomian

ini sangat membantu dalam peningkatan taraf hidup masyarakat

sekitar melalui pemberian modal usaha yang dapat dimanfaatkan oleh

masyarakat untuk merintis dan mengembangkan usaha yang telah dan

akan digeluti oleh mereka.

Dahulu masyarakat dihadapkan pada masalah tidak bisa

berkembangnya usaha mereka karena faktor permodalan, sehingga

banyak masyarakat yang gulung tikar dan bahkan banyak diantara

mereka yang meninggalkan desa untuk menjadi buruh di kota.

Akan tetapi setelah didirikannya badan usaha simpan pinjam

(BUSP) Pondok Pesantren Pabelan, sedikit banyak persoalan

permodalan dapat teratasi, walaupun tidak menafikan bahwa tidak

semua persoalan permodalan yang dibutuhkan oleh masyarakat dapat

dipenuhi oleh badan usaha simpan pinjam (BUSP) Pondok Pesantren

Pabelan. 25

Hal ini dikarenakan keterbatasan anggaran dana yang dimiliki oleh

badan usaha simpan pinjam (BUSP) Pondok Pesantren Pabelan.

Sehingga tidak semua permintaan masyarakat dapat terpenuhi. Oleh

karena itu dipilih diantara masyarakat yang benar-benar

membutuhkan dan dapat mengalokasikannya pada bidang yang

tepat. 26

25 Study wawancara dengan salah seorang anggota kelompok swadaya masyarakat PP.

Pabelan Magelang, Drs. Muslih, pada tanggal 5 September 2005. 26 Study wawancara dengan Wakil Ketua BPPM, Nunun Nukiaminten, pada tanggal 4

September 2005.

70

b) Sektor Lingkungan Hidup

Dalam sektor ini Pondok Pesantren Pabelan timbul dorongan untuk

mengadakan perbaikan arsitektur tradisional pada perumahan desa dan

pemanfaatan pekarangan rumah.27

Dimana dahulu di Pabelan perumahan penduduk berbentuk gubug-

gubug yang terbuat dari anyaman bambu, karena alasan keamanan

tidak memiliki jendela maupun lubang ventilasi. Lantai dapur dan

lantai tinggal terbuat dari tanah liat yang ditumpuk karena tidak ada

lubang atau cerobong asap, maka menyebarlah asap dari tungku yang

terbuka ke seluruh gubug.28

Keadaan ini sekarang telah berubah, semua rumah memiliki

jendela, kebun kecil yang berguna dan terawat, sebagian besar rumah

memiliki tungku yang efisien, hemat energi yang terbuat dari tanah

liat serta untuk menghindari pengotoran air minum, tempat

penyerapan jamban diletakkan pada jarak yang cukup jauh dari sumur

serta ditanaminya berbagai macam pohon di desa Pabelan memberi

kesan yang higienis dan ekologis berimbang.

Pelaksanaan program ini dimulai dengan pembuatan ventilasi

rumah secara gotong royong, dimana setiap kepala keluarga

diwajibkan untuk menyerahkan satu batang bambu atau balok kayu

yang nantinya akan dipergunakan sebagai bahan pembuat ventilasi

rumah tiap warga Pabelan, selain itu juga dibuat cerobong asap pada

tiap-tiap rumah, kemudian untuk memenuhi fasilitas mandi, cuci dan

kakus maka didirikan fasilitas MCK umum yang merupakan hasil

kerjasama dengan Departemen Sosial.

Kemudian pelaksanaan program pemanfaatan pekarangan rumah

dilakukan dengan pemberian bibit mangga dan rambutan secara gratis

kepada warga agar dapat ditanam disetiap pekarangan warga dan

27 Study wawancara dengan Kepala Desa Pabelan Kec. Mungkid Kab. Magelang Jawa

Tengah, Nunun Nukiaminten, pada tanggal 4 September 2005. 28 Study wawancara dengan salah seorang anggota kelompok swadaya masyarakat PP.

Pabelan Magelang, Drs. Muslih, pada tanggal 5 September 2005.

71

dapat memberikan manfaat baik dari segi lingkungan hidup maupun

dari sudut pandang ekonomis. Bibit ini diperoleh melalui hasil

kerjasama dengan Departeman Pertanian.

Pada tahun 1980 untuk jasa-jasanya di bidang perbaikan arsitektur

desa Pondok Pesantren Pabelan memperoleh penghargaan

internasional “Aga Khan Awards for Architecture” dengan hadiah

uang sebesar US$ 78.000. Untuk bantuan pembuatan konsepsi dari

jumlah tersebut diserahkan kepada lembaga LP3ES uang sebesar US$

10.000.

Serta pada tahun 1982, Pondok pesantren Pabelan memperoleh

pengahargaan dalam rangka hari lingkungan hidup sedunia dari

Presiden Suharto dengan hadiah uang sebesar Rp. 5 juta.

c) Sektor Kesehatan :

Dalam rangka upaya dibidang kesehatan telah berdiri empat

kelompok swadaya dan masing-masing telah membangun sebuah

tempat penyimpanan obat-obatan.29

Dalam pelaksanaan program kesehatan ini setiap anggota

kelompok harus menyetor dana Rp. 1000 setiap bulan, agar

mendapatkan pelayanan pengobatan yang lebih murah bila sakit.

Sementara itu juga diadakan kursus-kursus tentang higiene dan

pengobatan preventif yang berada dibawah pengawasan para dokter

atau petugas kesehatan setempat.30

Adapun dalam pelaksanaannya setiap warga diberikan 10 jenis toga

(tanaman obat keluarga) untuk ditanam di pekarangan rumah masing-

masing agar dapat di budidayakan dan dimanfaatkan, setelah berhasil

maka diwajibkan bagi mereka untuk memberikan bibit toga tersebut

kepada warga yang lain agar dapat ditukar dengan jenis toga yang lain,

29 Study observasi dan wawancara (interviu) dengan Kepala Desa Pabelan Kec. Mungkid

Kab. Magelang Jawa Tengah, Nunun Nukiaminten, pada tanggal 4 September 2005. 30 Study wawancara dengan Ketua BPPM, Drs. Imam Munajad, SH, MA., pada tanggal

26 Juli 2005.

72

sehingga masing-masing warga memiliki tambahan jenis obat yang

berbeda-beda.

Adapun program pemanfaatan toga ini dibawah pengawasan

Departemen Kesehatan, yang mana mereka memberikan bimbingan

dan pengarahan setiap 2 minggu sekali mengenai efektifitas

penanaman toga yang dilaksanakan di Balai Kesehatan setempat.

Akan tetapi dalam pelaksanaannya masyarakat masih dibebani

dengan biaya pembelian obat serta masyarakat masih menghadapi

kesulitan prosedural dalam pengurusan surat rujukan ke rumah sakit.

Dikarenakan proses pengurusannya masih berbelit-belit.31

d) Sektor Pendidikan, Ketrampilan dan Teknologi Informasi

Dalam sektor ini pondok pesantren pabelan mengembangkan

program minat baca kepada masyarakat melalui perpustakaan dimana

buku-bukunya diperoleh dari bantuan beberapa lembaga baik swasta

maupun pemerintah, dari dalam maupun luar negeri seperti : LP3ES,

Departemen Agama, Departemen Koperasi, ASIA FONDATION dan

lain sebagainya. Adapun pengadaan gedung perpustakaan merupakan

hasil kerjasama dengan Frederick Newment Stivtum (FNS) Jerman

dimana dalam proses pendiriannya masyarakat dilatih secara langsung

dan diberikan ketrampilan praktek pertukangan dalam proses

pendirian bangunan perpustakaan tersebut. Sehingga masyarakat dapat

mempraktekkan langsung teori atau metode-metode pertukangan yang

telah dilatihkan kepada mereka.32

Sedangkan dalam teknologi informasi pondok pesantren pabelan

mendirikan tele center, yang merupakan hasil kerjasama dengan

UNDP dan BAPPENAS. Dimana disitu para santri dan masyarakat

diberikan pelatihan dan kursus selama tiga bulan mengenai cara

pengoperasian komputer dan internet, sehingga diharapkan santri dan

31 Study wawancara dengan salah seorang anggota kelompok swadaya masyarakat PP.

Pabelan Magelang, Drs. Muslih, pada tanggal 5 September 2005. 32 Study wawancara dengan Pimpinan II PP. Pabelan, KH. Muhammad Balya, pada

tanggal 4 September 2005.

73

masyarakat tidak mengalami “gatek” (gagap teknologi). Sehingga

masyarakat dapat mengakses informasi secara cepat dan akurat dan

juga dalam pelaksanaannya fasilitas ini dibuka secara umum dan

gratis, maka masyarakat yang kurang mampu juga dapat

memanfaatkan fasilitas teknologi informasi ini.

e) Sektor Teknologi Tepat Guna

Pondok Pesantren Pabelan mengembangkan teknologi tepat guna

dalam pembangunan sistem sanitasi air, berupa pembangunan tempat

penyediaan air dengan pompa bertenaga arus air / hidrolik, filter dan

gudang air, dimana pengadaan fasilitas ini merupakan hasil swadaya

masyarakat yang dikoordinir oleh Pondok Pesantren Pabelan, yang

mana dalam pelaksanaannya masyarakat diberikan kewajiban

memberikan bantuan semampu mereka, baik berupa batu, pasir, semen

dan lain sebagainya.

Selain pengadaan fasilitas tadi, Pondok Pesantren Pabelan juga

membentuk kelompok swadaya masyarakat yang salah satu

programnya berkaitan dengan teknologi tepat guna, berupa pembuatan

asbes, dimana teknologi tepat guna ini hasil kerjasama dengan ITB,

sehingga masyarakat selain dapat memanfaatkan asbes tersebut

sebagai atap rumah yang termasuk dalam program perbaikan

arsitektur, selain itu masyarakat juga bisa mengambil nilai ekonomis

darinya.33

5. Pengalaman Organisasi

Untuk mencapai tujuan yang dimaksud, maka dalam aplikasinya

BPPM telah melakukan usaha, baik dengan prakarsa sendiri maupun

bekerjasama dengan organisasi atau instansi lain, pemerintah maupun

swasta. Kiprah nyata tersebut adalah :

a. Memberikan pendidikan, penerangan, pemberdayaan masyarakat

melalui pesantren berupa :

33 Ibid.

74

1) Latihan manajemen teknis bagi para motivator, anggota KSM dan

KSS, hasil kerjasama dengan LP3ES.

2) Seminar Pemberdayaan Pesantren dan Masyarakat, hasil kerjasama

dengan LP3ES.

3) Pelatihan 9 bulan kursus bahasa ingrgis se-Kab. Magelang, yang

dperuntukkan bagi anak yang tidak mampu. Pelatihan ini hasil

kerjasama antara BPPM dan BAPPENAS

4) Pelatihan opersional internet bagi masyarakat dan santri secara

gratis. Hasil kerjasama dengan BAPPENAS dan UNDP .

5) Memberikan pelatihan pertukangan yang diikuti oleh masyarakat

sekitar dan santri, yang merupakan hasil kerjasama dengan

Frederick Newment Stivtum (FNS) Jerman dan Asia Foundation.

b. Mengumpulkan dan menyalurkan informasi tentang kependudukan dan

keluarga berencana melalui :

1) Temu wicara kependudukan, yang diikuti oleh para ulama’ yang

bekerjasama dengan BKKBN setempat.

2) Sosialisasi program keluarga berencana melalui penyadaran kepada

masyarakat bahwa 2 anak cukup, yang diikuti oleh masyarakat

yang bekerjasama dengan dinas kesehatan setempat.

c. Mengembangkan bidang kajian/pengembangan wawasan.

Program yang sangat menonjol pada bidang ini adalah pada

seminar dan lokakarya. Beberapa kegiatan yang telah diselenggarakan

antara lain :

1) Seminar dan lokakarya tentang pesantren dan globalisasi.

2) Seminar pesantren dalam perubahan sosial, yang kesemuanya ini

diikuti oleh para ulama’, santri dan tenaga lapangan.

d. Program Pengembangan Bisang Lingkungan Hidup

Beberapa program yang telah diselenggarakan dalam program ini

adalah :

1) Pelatihan pendirian rumah sehat bagi masyarakat, hasil kerjasama

dengan Departemen Sosial.

75

2) Program penghijauan dan pemanfaatan pekarangan rumah dengan

menanam tumbuhan yang menghasilkan atau bermanfaat bagi

masyarakat, program ini hasil kerjasama dengan Departemen

Pertanian.

3) Program kebersihan lingkungan dan sanitasi air bersih, hasil

kerjasama dengan BAPPENAS.

e. Program Pengembangan Ekonomi masyarakat melalui Pesantren

(PemP).

PemP dikembangkan untuk menjawab berbagai permasalahan yang

selama ini dilakukan oleh BPPM yang belum berhasil. Dalam evaluasi

program dikemukakan bahwa kelemahan pokok dari konsep

pengembangan masyarakat adalah karena tidak terumuskannya strategi

pendekatan program yang sistemik.

Maka dari itu, ada 3 pendekatan dalam program pemberdayaan

ekonomi masyarakat melalui pesantren, yaitu : Pengembangan SDM,

Kelembagaan Program, Pengembangan unit usaha pesantren sebagai

basis kegiatan. Adapun program ini hasil kerjasama dengan

Departemen Koperasi.34

6. Dukungan Pemerintah

Dalam pelaksanaannya upaya pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan oleh Pondok Pesantren Pabelan Magelang, secara terpadu, telah

mendapatkan dukungan dari beberapa instansi pemerintah, antara lain :

a. Dinas Peternakan, bentuk dukungan yang diberikan adalah

pemberian dana untuk pembuatan kandang, dan 300 ekor anak itik

serta 250 ayam kampung. Kemudian juga diadalakan pelatihan

mengenai budidaya peternakan.

b. Dinas Perindustrian dan Perdagangan, bentuk dukungan yang

diberikan adalah pelatihan kerajinan barang seni, seperti

pembuatan gangsingan. Pembuatan makanan dan minuman.

34 Ibid.

76

c. Dinas Perikanan, bentuk dukungan yang diberikan adalah

pemberian bantuan pada usaha kolam dan pemeliharaan ikan,

pemeberian bibit lele dan belut. Serta pelatihan tentang

pemeliharaan ikan bagi santri.

d. Departeman Koperasi, bentuk dukungan yang diberikan adalah

pelatihan-pelatihan manajemen koperasi, pendirian wartel serta

pemberian modal usaha.

e. Departeman Pertanian, bentuk dukungan yang diberikan adalah

pengadaan bibit anggrek sekitar 4500 batang, mangga, rambutan,

budi daya cabai, pupuk, insektisida, dan pelatihan tenaga penyuluh

pertanian.

f. Departemen sosial, bentuk dukungan yang diberikan adalah

pemberian bantuan dan pelatihan pendirian rumah sehat. 35

Selain berbagai dukungan dari beberapa instansi pemerintah diatas,

sebenarnya Pondok Pesantren Pabelan juga memperoleh dukungan dan

bantuan dari berbagai lembaga swadaya masyarakat baik dalam

maupun luar negeri, antara lain : LP3ES, UNDP (berupa pengadaan

fasilitas internet), IDB ( pengadaan laboratorium), ASIA

FOUNDATION, Frederick Newment Stivtum (FNS) Jerman (berupa

pengadaan perpusatakaan Pondok Pesantren Pabelan) dan lembaga-

lembaga lainnya.

35 Study wawancara (interviu) dengan Kepala Desa Pabelan Kec. Mungkid Kab.

Magelang Jawa Tengah dan sekaligus sebagai wakil ketua BPPM PP. Pabelan Magelang, Nunun Nukiaminten, pada tanggal 25 Juli 2005.