fakultas tarbiyah institut agama islam...

89
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SURAH-SURAH PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI READING ALOUD PADA SANTRI KELAS IV TPQ BAITUL MUTTAQIEN WAHYU UTOMO NGALIYAN SEMARANG SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Jurusan Pendidikan Agama Islam Disusun oleh : KHOLILURROHMAN NIM : 3105116 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2010

Upload: lamanh

Post on 04-Feb-2018

238 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL

SURAH-SURAH PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI READING ALOUD PADA SANTRI KELAS IV

TPQ BAITUL MUTTAQIEN WAHYU UTOMO NGALIYAN SEMARANG

SKRIPSIDiajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Disusun oleh :

KHOLILURROHMANNIM : 3105116

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2010

Page 2: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG

FAKULTAS TARBIYAHJl. Prof. Dr. Hamka KM 1 Ngaliyan Telp. (024)7601291 Semarang 50185

PENGESAHAN

N a m a : KholilurrohmanN I M : 3105116

Fakultas/Jurusan : Tarbiyah / PAI

Judul Skripsi : Upaya Meningkatkan Kemampuan MenghafalSurah-surah Pendek dengan Menggunakan StrategiReading Aloud Pada Santri Kelas IV TPQ BaitulMuttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang

Telah Dimunaqosahkan oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah Institut AgamaIslam Negeri Walisongo Semarang, pada tanggal:

28 Juni 2010

Dan dapat diterima sebagai kelengkapan ujian akhir dalam rangka menyelesaikanstudi Program Sarjana Strata I (S.1) tahun akademik 2010/2011 guna memperolehgelar sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Semarang, Juli 2010

Dewan Penguji

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Fakrur Rozi, M.Ag Hj. Nur Asiyah, M.S.INIP. 19691220 199503 1001 NIP. 19710926 199803 2002

Penguji II, Penguji I,

Drs. H. Mat Solikhin, M.Ag. Dra. Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd.NIP. 19600524 199203 1001 NIP. 19520208 197612 2001

Page 3: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

KEMENTERIAN AGAMAINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAHAlamat: Prof. Dr. Hamka Kampus II Telp. 7601295 Fak. 7615387 Semarang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Semarang, Juni 2010Lamp : 4 (Empat) EksemplarHal : Naskah Skripsi Kepada Yth.

An. Sdr. Kholilurrohman Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

di Semarang

Assalamu’alaikum Wr. WbSetelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka sayamenyatakan bahwa skripsi saudari:

Nama : KholilurrohmanNIM : 3105116

Judul : Upaya Meningkatkan Kemampuan MenghafalSurah-surah Pendek dengan Menggunakan StrategiReading Aloud Pada Santri Kelas IV TPQ BaitulMuttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang.

Telah melalui proses bimbingan, selanjutnya saya mohon agar skripsisaudara tersebut dapat segera dimunaqosahkan.Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

H. Mursid, MA.g Hj. Lift Anis Ma’shumah, M.A NIP. 19670305 200112 1001 NIP. 19720928 199703 2 001

Page 4: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

MOTTO

¼ çm̄RÎ)×b#uä ö• à)s9×LqÌ• x.ÇÐÐÈ’Îû5=» tG Ï.5bq ãZõ3 ¨BÇÐÑÈžwÿ¼ çm •¡ yJ tƒžwÎ)tbrã• £gsÜßJ ø9$#ÇÐÒÈ

“Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang sangat mulia. Di dalam kitab yang

terpelihara. Tiada yang menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan”

(QS. Al Waqiah;77-79)*

* Moh. Rifa’I, Terjemah/Tafsir Al Qur’an, ( Semarang : CV. Wicaksana, 1993 ) hlm. 961

Page 5: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan pada orang-orang tercinta:

1. Ayah dan Ibu , H. Muhammad Hasyim dan Hj. Ummamah

2. Saudara-saudaraku. Arief Syaifuddin, Abdurrozak dan Husnul

Khotimah.

3. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan skripsi ini.

4. Pembaca yang budiman.

Page 6: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa

skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis orang lain atau diterbitkan.

Demikian juga skripsi ini tidak berisi pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi

dalam referensi yang penulis jadikan pedoman dan bahan rujukan.

Semarang, 16 Mei 2010

Deklarator,

KHOLILURROHMANNIM. 3 1 0 5 1 1 6

Page 7: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

ABSTRAK

Kholilurrohman (NIM : 3105116). “Upaya Meningkatkan KemampuanMenghafal Surah-surah Pendek dengan Menggunakan Strategi Reading AloudPada Santri Kelas IV TPQ Baitul Muttaqien” (Studi Tindakan Pada Kelas IV TPQBaitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang.). Skripsi. Semarang:Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah IainWalisongo Semarang 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana upaya meningkatkankemampuan menghafal surah-surah pendek dengan menggunakan StrategiReading Aloud pada santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien.

Penelitian ini merupakan studi tindakan kelas (Classroom Action Research)pada santri kelas IV. TPQ Baitul Muttaqien yang berjumlah 15 santri. Dari hasilobservasi awal pada tahap pra siklus di kelas IV, dapat diketahui bahwa metodepembelajaran dan metode menghafal yang digunakan oleh guru pengampu dikelas masih belum mencerminkan pembelajaran aktif, yaitu santri disuruhmenghafal surah-surah pendek, dan guru hanya mengawasi kegiatan menghafalmereka, akibatnya ketika santri jenuh, mereka cenderung malas dan tidak maumelanjutkan kembali hafalanya, hal ini dibuktikan dengan kualitas hafalan santriyang masih rendah.

Setelah dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran menghafal denganmenggunakan Strategi Reading Aloud, dan penerapan teknik ini dilaksanakansecara bersama-sama oleh semua pihak yang terlibat di dalam pembelajaran, makasuasana kelas menjadi lebih ceria, para santri menjadi bersemangat dalammenghafal dan hasil hafalan memuaskan. Penelitian ini dilaksanakan dalam tigatahap yaitu tahap pra siklus, siklus I dan siklus II. Pada tahap pra siklus nilai rata-rata hafalan santri 49,6, dari 15 siswa hanya 3 siswa yang lulus. Setelahdilaksanakan tindakan awal pada siklus I nilai rata-rata hafalan santri meningkatmenjadi 66,3 (3 santri masih dinyatakan belum lulus). setelah diadakan evaluasitindakan, maka pada siklus II hasil hafalan santri mengalami peningkatan yangditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata menjadi 82,3 dan semua santri telahdinyatakan lulus. Dari tiga tahap tersebut jelas terjadi peningkatan sebelum dansesudah diterapkannya Strategi Reading Aloud dalam upaya meningkatkankemampuan menghafal surah-surah pendek.

Dalam penelitian ini, penggunaan Strategi Reading Aloud dilaksanakansecara kolektif dengan melibatkan semua pihak di dalam kelas, baik asatidz,santri, maupun sarana dan prasarana yang menunjang terjadinya pembelajaran, haltersebut merupakan bukti konkrit bahwa segala bentuk proses kegiatan belajarmengajar akan bisa terlaksana dengan baik apabila semua pihak yang terkaitdengan proses tersebut saling mendukung.

Page 8: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang

telah menganugerahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga menjadikan kita lebih

berarti dalam menjalani hidup ini. Terlebih lagi kepada penulis sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam yang selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad

SAW sebagai Nabi Uswatun Hasanah yang syafaatnya ditunggu-tunggu oleh

semua umat, sahabat dan para pengikutnya. Semoga kita termasuk orang yang

mendapat syafaatnya. Amien………

Terimakasih sedalam-dalamnya penulis sampaikan kepada semua pihak

yang telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan saran-saran dari berbagai

pihak, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu,

penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga, terutama kepada:

1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

2. Ahmad Muthohar dan Nasiruddin selaku ketua jurusan dan sekretaris jurusan

PAI yang telah memberikan dosen pembimbing yang tepat bagi penulis

3. Drs.H. Marasuddin Siregar selaku dosen wali yang selalu memberikan arahan

dan motivasi tentang perkuliahan.

4. H. Mursid MA.g dan Hj. Lift Anis Ma’shumah M.A, selaku pembimbing, atas

saran, arahan, bimbingan dan keikhlasan hati serta kebijaksanaannya

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan motivasi dan

bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.

5. Prof. DR. H. Muslich Shobir selaku kepala TPQ Baitul Muttaqien Wahyu

Utomo Ngaliyan Semarang, yang telah memberikan izin di tempat penelitian

skripsi ini.

6. Ust. Imron Rosyid, Selaku koordinator pelaksana harian TPQ Baitul

Muttaqien yang telah memberikan informasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

7. Ust. Muhammad Erwin Nofianto Al Hafidz, selaku pengasuh kelas IV TPQ

Baitul Muttaqien yang telah membantu dan bekerjasama sebagai guru

kolaborator dalam penelitian skripsi ini.

8. Segenap bapak dan ibu dosen beserta karyawan dan karyawati di lingkungan

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai

pengetahuan dan pemahaman, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

9. Ayahanda H. Muhammad Hasyim dan Ibunda Hj. Ummamah tercinta yang

selalu memberikan dukungan moral dan spiritual dengan tulus ikhlas dan

penuh kasih sayang. Saudara-saudaraku Arief Syaifuddin, Abdurrozak dan

Husnul Khotimah yang selalu memberikan doa dan motivasi, sehingga skripsi

ini dapat terselesaikan.

10. Saudari Ulil Hidayah, SH.I, yang telah memberikan perhatian, dukungan dan

semangat Makasih Banget,You Are Special One!

11. Semua warga perumahan Wahyu Utomo, khususnya warga Rt 08/06, Bpk

Santoso, Bpk. H. Suyari Muthollib, Bpk. H. Abd. Hamid, Pak De Parmanto

semua teman-teman remaja karang taruna Rt 08 yang tergabung dalam Blue

Valie Group yang selalu menemaniku diluar kegiatan kampus dan

mengizinkan penulis untuk singgah sehari-hari di Musholla An-Nikmah.

12. Teman-teman angkatan 2005 khususnya PAI Paket A (Agus, Munir, Hijriyah,

Eko, Hadi, Fitri, Kustanto, Atien, lia ,dkk) yang selalu kompak dan semangat

serta sahabat-sahabatku (Neng, Kholik, Pingo, Tino, Alek, Fais, Bu Tiya, Tari,

Firdaus, sholikin, Jeng Sri dkk), dan semua teman-teman di tim Futsal FC.

SAKTI yang selalu memberi semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

13. Teman-teman tim PPL SMPN 16 sebagai inspirator penulis, dan tim KKN

Kec Limbangan, terimakasih telah menjadikan penulis sebagai koordinator

kecamatan (KORCAM), pengalaman berharga tersebut tidak akan pernah

penulis lupakan.

14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu-persatu.

Page 10: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Kepada semua pihak yang terkait, penulis tidak dapat memberikan

apa-apa hanya untaian terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga

Allah SWT membalas semua amal kebaikan mereka dan selalu melimpahkan

rahmat, taufiq serta inayah-Nya dan semoga skripsi yang berjudul Upaya

Meningkatkan Kemampuan Menghafal Surah-surah Pendek dengan

Menggunakan strategi Reading Aloud Pada Santri Kelas IV TPQ Baitul

Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang ini dapat bermanfaat bagi siapa

saja yang membacanya.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa skripsi ini belum

mencapai kesempurnaan yang sebenarnya. Namun penulis berharap semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada

umumnya. Amin.

Semarang, 16 Mei 2010

Penulis,

KHOLILURROHMANNIM. 3 1 0 5 1 1 6

Page 11: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING .............................................................. ii

HALAMAN ABSTRAK................................................................................. iii

HALAMAN DEKLARASI............................................................................. iv

HALAMAN MOTTO..................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1

B. Penegasan Istilah ........................................................................... 5

C. Rumusan masalah.......................................................................... 7

D. Manfaat dan Tujuan Penelitian ...................................................... 8

E. Kajian Pustaka .............................................................................. 8

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 11

A. Pengertian menghafal Al Qur’an dan Surah-surah pendek.............. 11

1. Dasar menghafal Al Qur’an ...................................................... 12

2. Syarat Menghafal Al Qur’an ..................................................... 14

3. Metode dalam menghafal Al Qur’an .......................................... 16

4. Strategi menghafal Al Qur’an. .................................................. 19

5. Petunjuk teknis dan pelaksanaan menghafal Al Qur’an. ............. 21

6. Problematika dalam menghafal Al Qur’an ................................. 21

B. Pengertian dan langkah-langkah diterapkannya Teknik Reading

Aloud ............................................................................................ 25

1. Pengertian Teknik Reading Aloud.............................................. 25

2. Tujuan diterapkannya teknik Reading Aloud. ............................. 29

Page 12: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

3. Langkah-langkah diterapkannya teknik Reading Aloud ............. 30

C. Hipotesis Tindakan........................................................................ 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 34

A. Fokus Penelitian ........................................................................... 34

B. Subyek Penelitian .......................................................................... 34

C. Tujuan Penelitian........................................................................... 34

D. Metode Penelitian.......................................................................... 35

1. Prosedur Penelitian .................................................................... 38

2. Variabel Penelitian .................................................................... 41

E. Metode Pengumpulan Data............................................................ 42

1. Observasi................................................................................... 42

2. Wawancara (Interview) .............................................................. 42

3. Dokumentasi.............................................................................. 43

4. Metode Tes................................................................................ 43

F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 45

1. Analisis Data Kualitatif.............................................................. 45

2. Analisis Data Kuantitatif............................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. 48

A. Gambaran Umum TPQ Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan

Semarang....................................................................................... 48

1. Letak Geografis ......................................................................... 48

2. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Baitul Muttaqien ..................... 49

B. Deskripsi data dan Analisis Tahap Pra Siklus................................. 50

C. Analisis Tahap Siklus I .................................................................. 53

1. Tahap Perencanaan .................................................................... 53

2. Tahap Pelaksanaan..................................................................... 54

3. Tahap Observasi. ....................................................................... 54

4. Refleksi ..................................................................................... 56

D. Analisis Tahap Siklus II................................................................. 57

Page 13: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

1. Tahap Perencanaan .................................................................... 57

2. Tahap Pelaksanaan..................................................................... 57

3. Tahap Observasi ........................................................................ 58

4. Tahap Refleksi........................................................................... 59

E. Keterbatasan Penelitian.................................................................. 60

BAB V PENUTUP ......................................................................................... 61

A. Kesimpulan ................................................................................... 61

B. Saran ............................................................................................. 62

C. Penutup ......................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

DAFTAR TABEL

Tabel Teknik Pengumpulan Data Wawancara ................................................. 43

Tabel 1 Hasil Hafalan Santri Pada Tahap Pra Siklus........................................ 51

Tabel 2 Hasil Hafalan Santri Pada Tahap Siklus I ........................................... 55

Tabel 3 Hasil hafalan siswa pada tahap siklus II.............................................. 58

Tabel 4 Perbandingan Rata-rata Tes Akhir ...................................................... 60

Page 15: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Al Qur’anul Karim adalah firman Allah SWT yang dibawa oleh

Malaikat Jibril untuk disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai

petunjuk (Hidayah) bagi seluruh umat Manusia dan ia datang sebagai Mukjizat

yang kekal. “Orang-orang Arab tidak mampu menandingi kemukjizatan yang

dikandungnya baik dari segi susunan kata, gaya bahasa, maupun keindahan-

keindahan Syariat, Filsafat serta Ilmu Pengetahuan”1.

Al Qur’an secara harfiah berarti “Bacaan yang sempurna”, merupakan

suatu nama yang sangat tepat diberikan Allah SWT, Karena tiada satu

bacaanpun di dunia ini sejak manusia mengenal tulisan yang dapat

menandingi keindahan lafal-lafal yang ada dalam Al Qur’anul Karim, bacaan

yang sempurna dan lagi mulia itu.

Tidak ada satu kitab pun di dunia ini yang dibaca bahkan dihafalkan oleh

puluhan ribu orang di dalam hati mereka, kecuali hanya Al Qur’an, “hal itu

dikarenakan sifat Al Qur’an yang mudah dan enak untuk dihafal, serta adanya

suatu dorongan untuk menghafalnya, sehingga Al Qur’an dihafalkan oleh

banyak orang”2. Keistimewaan Al Qur’an yang akan terasa mudah bila

dihafalkan oleh orang yang sedang mempelajarinya ini disampaikan Allah

dalam surat Al Qomar:17

ô‰s)s9ur$tR÷Žœ£ o„tb#uä ö• à)ø9$#Ì•ø. Ïe%#Ï9ö@ygsùÏ̀B9• Ï. £‰•BÇÊÐ

Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untukpelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?3

Termasuk dalam keistimewaan yang lain dari Al Qur’an adalah Allah

SWT juga menjamin Al Qur’an dari perubahan serta penggantian lafadz-

lafadznya sebagaimana yang difirmankan Allah SWT dalam surat :Al Hijr: 9

1Ibrahim, Muhammad Ismail, Sisi Mulia Al Qur’an, Agama dan Ilmu (Jakarta: RajawaliPress, 1986) cet.1 hlm: 3

2Yusuf Qardawi, Berinteraksi Dengan Al Qur’an (Jakarta: Gema Insani Press. 1999) cet.1hlm: 44

3Moh. Rifa’I, Terjemah/Tafsir Al Qur’an, ( Semarang : CV. Wicaksana, 1993 ) hlm. 945

Page 16: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

$̄RÎ)ß ø̀twU$uZø9̈“ tRt• ø. Ïe%!$#$̄RÎ) ur¼çm s9tbq ÝàÏÿ» ptm:ÇÒÈ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an dansesungguhnya Kami-lah yang memeliharanya.(QS. Al Hijr: 9)4

“Ayat ini merupakan dorongan kepada orang-orang kafir untuk

mempercayai Al Qur’an, sekaligus memutus harapan mereka untuk

mempertahankan keyakinan sesat mereka.”5

Demikian Allah SWT menjamin dan menjaga kemurnian Al Qur’an

untuk umat Islam di dunia agar bisa dijadikan pedoman yang abadi, oleh

sebab itu umat Islam juga dituntut untuk ikut serta bertanggung jawab dan

memelihara kemurnian Al Qur’an dengan cara menghafalkan ayat-ayatnya,

mempelajari isi kandungannya serta mengamalkan ajarannya. “Dengan

jaminan ayat diatas, maka setiap muslim percaya bahwa apa yang dibaca dan

didengarnya sebagai Al Qur’an tidak berbeda sedikitpun dengan apa yang

pernah dibaca oleh Rasulullah SAW dan didengar dan dibaca oleh para

sahabat Nabi SAW”.6

Salah satu usaha yang sangat populer dilakukan oleh umat Islam untuk

menjaga kelestarian Al Qur’an adalah dengan menyiapkan orang-orang yang

menghafalkan ayat-ayatnya pada setiap generasi, untuk menjadi generasi yang

beriman dan bertaqwa, berawal dari mempelajari Al Qur’an sejak dini, pada

usia inilah anak akan diarahkan kepada keyakinannya bahwa Allah SWT

adalah Tuhan dan Al Qur’an merupakan kitab suci-Nya.

Adapun yang dimaksud dengan belajar Al Qur’an adalah membaca

sampai lancar dan fasih sesuai dengan kaidah (bacaan) dalam ilmu Tajwid,

“dengan menguasai ilmu tajwid akan membantu dan mempermudah dalam

menghafalkan Al Qur’an, karena keunikan-keunikan dalam teknik membaca

4 Ibid, hlm. 4665Quraisy Shihab, Tafsir Al Misbah ,Pesan Kesan Dan Keserasian Alqur’an (Jakarta:

Lentera Hati) cet 1 hlm: 956Quraisy Shihab, Membumikan Al Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam Kehidupan

Masyarakat, (Bandung: Mizan Pustaka. 2009) hlm:27

Page 17: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Al Qur’an bisa mengekalkannya di dalam hati”7. Pembelajaran tersebut akan

banyak dijumpai di lembaga-lembaga pendidikan yang khusus mempelajari

ilmu-ilmu agama termasuk Al Qur’an, sebagaimana lembaga-lembaga di

pondok Pesantren, Madrasaah Diniyyah Dan Taman Pendidikan Al Qur’an

(TPQ).

Di tempat-tempat itulah Al Qur’an selalu dikaji dan dipelajari oleh anak-

anak dari usia sekolah dasar sampai sekolah tingkat menengah, seperti di salah

satu TPQ yang terletak di wilayah Ngaliyan, yaitu TPQ Baitul Muttaqin di

perumahan Wahyu Utomo, di TPQ tersebut tertera kurikulum yang

mengharuskan santrinya untuk menghafalkan ayat-ayat Al Qur’an, bahkan hal

tersebut merupakan salah satu persyaratan wajib santri untuk dapat lulus.

Karena dalam pelaksanaan wisudanya para santri akan membaca surat-surat

pendek secara hafalan (Bilghoib) di muka umum, serta disaksikan oleh orang

tua, guru, penguji dan para santri lain.

Maka menghafal surah-surah pendek merupakan kegiatan yang penting

di TPQ tersebut. Sedangkan permasalahan selama ini adalah kualitas dari hasil

hafalan mereka kurang maksimal dan belum memuaskan, hal tersebut

disebabkan metode yang diterapkan dalam menghafal masih cukup sederhana,

yaitu dengan cara mengkoordinir santri untuk menghafal secara individu.

Menurut asatidz di TPQ tersebut, model pembelajaran tersebut memiliki

kelemahan, sehingga dinyatakan kurang berhasil, salah satu penyebabnya

adalah banyak santri yang bermalas-malasan ketika disuruh menghafal, selain

itu, dilihat dari segi kemampuan santrinya akan menimbulkan hasil yang

berbeda antar satu santri dengan santri yang lain, sehingga hasil hafalan dari

semua santri kurang maksimal.

Hambatan lain yang muncul yaitu masalah durasi waktu pembelajaran

aktif di TPQ yang hanya 90 menit waktu normal, menurut keterangan salah

satu asatidz, hal tersebut menambah kekurangefektifan dalam hasil belajar,

termasuk hasil hafalan. Padahal dari kurikulum yang berlaku di TPQ tersebut

7Raghib As Sirjani, Abdurrahman Abdul Kholiq, Cara Cerdas Hafal Al Qur’an, (Solo:Aqwam 2007), hlm. 77

Page 18: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

yang wajib untuk dihafalkan bukan hanya surah-surah pendek saja, melainkan

juga do’a-do’a wajib. Meski demikian para asatidz masih mengupayakan

untuk menambah proses kegiatan belajar dengan memberikan tugas tambahan

berupa pekerjaan rumah (PR), akan tetapi hal tersebut masih belum dapat

memberikan hasil yang maksimal.8

Berdasarkan observasi awal peneliti terhadap proses menghafal Al

Qur’an yang berlangsung di TPQ Baitul Muttaqin Wahyu Utomo Ngaliyan

menunjukkan bahwa pembelajaran ditempat tersebut masih kurang efektif,

karena menjenuhkan, suasana kelas gaduh dan membosankan, sehingga santri

jadi malas untuk menghafal, hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan

masih bertumpu pada kemandirian santrinya untuk belajar atau menghafal

tanpa bimbingan yang baik. Padahal anak TPQ yang kebanyakan masih dalam

tahap usia sekolah dasar, senantiasa didampingi dan dibimbing dengan

pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. menurut peneliti kegiatan

belajar mengajar tersebut akan lebih maksimal apabila ada variasi metode

pembelajaran, dalam metode ini bukan hanya santri saja yang menghafal, akan

tetapi guru/asatidz juga ikut berpartisipasi langsung dalam proses menghafal.

Hal tersebut akan coba peneliti terapkan dengan menerapkan metode

menghafal teknik Reading Aloud yaitu menghafal dengan “membaca teks

secara bersama-sama dengan suara keras, usaha ini akan membantu peserta

didik (santri) untuk memfokuskan perhatian secara mental,”9 dan akan

membuat santri lebih fokus terhadap hafalannya, sehingga diharapkan hasil

hafalannya akan lebih maksimal.

Menghafal Al Qur’an terkait erat dengan daya ingat, dan bersandar pada

sandaran yang lebih besar pada kemampuan akal, selain itu tingkat kecepatan

hafalan (daya ingat) seseorang tergantung pada kemampuan perhatiannya10

8Hasil Waawancaara Dengan Ust, Imron Rosyid, Koordinator Pelaksana TPQ BaitulMuttaqin pada 20 Agustus di TPQ Baitul Muttaqien

9Ismail.SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: RaSAIL Media Group.2008), hlm:76

10Saad Riyadih, Mendididk Anak Cinta Al Qur’an, (Sukoharjo: Insan Kamil, 2007), hlm.36

Page 19: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

B. Penegasan Istilah

Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam penafsiran pada istilah-istilah

dalam judul “Upaya Meningkatkan kemampuan menghafal Surah-surah

pendek dengan menggunakan teknik Reading Aloud pada santri kelas IV TPQ

Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang,” maka perlu adanya

penegasan istilah atau arti dari penegasan judul tersebut, adapun istilah yang

perlu ditegaskan antara lain:

1. Upaya Meningkatkan.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “Upaya” berarti usaha:

Ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud dan tujuan, memecahkan persoalan,

mencari jalan keluar) 11 dan “Meningkatkan” adalah menaikkan (derajat

atau taraf, mempertinggi, memperhebat, dsb) adapun dalam penelitian ini

“Upaya Meningkatkan” akan diartikan sebagai usaha dalam rangka

meningkatkan kualitas hafalan santri pada surah-surah pendek.

2. Kemampuan.

Kemampuan dapat diartikan sebagai suatu kesanggupan dan

kecakapan yang diiringi dengan suatu usaha,12 dalam hal ini peneliti

mencoba mengetahui sejauh mana hasil dan kemampuan siswa dalam

menghafal surah-surah pendek, yang mana kegiatan tersebut akan

mencerminkan mutu dan hasil dari hafalan mereka.

3. Menghafal Surah-surah Pendek

Menghafal dapat diartikan sebagai usaha untuk meresapkan sesuatu

dalam pikiran agar selalu diingat, sehingga dapat mengucapkannya

kembali di luar kepala dengan tanpa membuka buku atau catatan,

sedangkan surah-surah pendek mempunyai arti suatu bab atau bagian

dalam kitab Al Qur’an, seperti Yaasiin, Thoohaa, Al Ikhlas dll.13 dan surah

Pendek yang dipilih dan diujikan oleh peneliti adalah surat At Tien.

11Hasan Alwi, Et.al. Kamus Besar Bahas Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005) cet 3.hlm:1109

12Ibid. hlm: 62313Ibid., hlm. 291 dan 873

Page 20: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Pemilihan surah At-Tien sebagai surah yang diujikan dalam

penelitian ini mengacu pada beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

a) Santri kelas IV belum ada yang hafal surah At-Tien.

b) Surah At-Tien merupakan salah satu surah pendek yang wajib dihafal

oleh semua santri TPQ Baitul Muttaqien sebagai salah satu persyaratan

mengikuti wisuda tahun TPQ.

c) Surah At-Tien diawali dengan ayat yang populer, pendek, mudah

diingat dan dihafal oleh peserta didik (santri).

d) Ayat ke-6 dari Surah At-Tien merupakan ayat yang serupa dengan

ayat-ayat Al Qur’an yang lain, yang mana ayat-ayat serupa tersebut

dapat dengan mudah dihafal, akan tetapi sedikit lebih rumit untuk

mengingat kembali ayat-ayat tersebut.

4. Strategi Reading Aloud

Reading Aloud merupakan strategi membaca teks dengan suarakeras, yang mana strategi ini dapat membantu peserta didik untukmemfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan serta merangsang minat untuk diskusi, strategi ini mempunyaiefek pada pemusatan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif(saling berhubungan) adapun prosedur pelaksanaan teknik Reading Alouddalam PAIKEM karya Ismail adalah sebagai berikut:a) Guru memilih sebuah teks yang cukup menarik untuk dibaca dengan

suara keras, misalnya tentang manasik haji, guru hendaknyamembatasi dengan pilihan teks yang kurang dari 500 kata.

b) Guru menjelaskan teks tersebut pada siswa secara singkat dan hanyamenjelaskan poin-poin penting atau masalah-masalah pokok yangsedang diangkat.

c) Guru membagi teks tersebut dengan alenia-alenia atau beberapa caralain, dan guru meminta sukarelawan untuk membacakan teks tersebutdengan suara keras.

d) Ketika bacaan tersebut berjalan, guru berhak menghentikan di berbagaikalimat untuk menekankan beberapa poin tertentu dan diakhiri denganpemberian kesimpulan, klarifikasi dan tindak lanjut oleh guru14

5. Santri TPQ Baitul Muttaqien

”Santri terdiri dari dua kelompok, pertama, Santri Mukim, yaitu

santri yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap di pondok, kedua

14Ismail, SM, op cit. hlm.76

Page 21: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Santri Kalong, ialah santri yang berasal dari daerah sekitar pesantren,

mereka pulang ke rumah masing-masing usai mengikuti pelajaran.”15

Santri TPQ Baitul Muttaqien termasuk dalam golongan Santri

Kalong, mengingat TPQ Baitul Muttaqien merupakan lembaga yang

bernaung dalam yayasan Islam, serta materi pembelajarannya yang murni

mengajarkan tentang agama islam, maka tidak berlebihan apabila peserta

didik TPQ Baitul Muttaqien disebut ”santri”, istilah santri juga populer

disebutkan/diucapkan oleh kalangan akademik di lembaga tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dari

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kualitas hafalan surah-surah pendek santri kelas IV TPQ Baitul

Muttaqien sebelum diterapkannya teknik Reading Aloud?

2. Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan menghafal Surah-surah

pendek santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien dengan menggunakan teknik

Reading Aloud?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kualitas hafalan santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien

pada surah-surah pendek sebelum diterapkannya Strategi Reading Aloud.

2. Untuk mengetahui upaya meningkatkan kemampuan menghafal Surah-

surah pendek pada santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien dengan

menggunakan Strategi Reading Aloud.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ) yang menjadi obyek penelitian,

hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan

15Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurkholis Majid Terhadap Pendidikan IslamTradisional, (Tangerang: Ciputat Press, 2005) hlm.66

Page 22: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

dokumentasi histories serta dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

untuk mengambil langkah-langkah guna meningkatkan kualitas santrinya.

2. Bagi kalangan Akademisi, khususnya yang berkecimpung dalam dunia

pendidikan Islam, hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai

tambahan informasi untuk memperluas wawasan guna kemajuan

pendidikan Islam.

F. Kajian Pustaka

“Kajian Pustaka merupakan fase yang tidak bisa ditinggalkan dalam

penelitian, penelusuran Pustaka dimaksudkan untuk mempertajam metodologi,

memperkuat kajian teoritis, dan memperoleh informasi mengenai penelitian

sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti lain”.16

Dan berdasarkan hasil survey kepustakaan yang telah dilakukan ternyata

penelitian yang mengkaji tentang metode menghafal ayat-ayat Al Qur’an telah

dibahas oleh peneliti-peneliti sebelumnya dan beberapa penelitian yang

berkaitan dengan proses penghafalan Al Qur’an dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan maupun perbandingan yang akan penulis lakukan diantaranya:

Penelitian yang membahas tentang keefektifan dalam menghafal Al

Qur’an yang dilakukan oleh Iffah alawiyyah (2004) dengan judul: “Efektifitas

Penghafalan Al Qur’an (Studi kasus di pesantren Tahfidh anak-anak Yanbuul

Qur’an Krandon Kudus), Penelitian ini secara garis besar memfokuskan pada

keefektifan penghafalan Al Qur’an bagi anak-anak di Pesantren dan

menampilkan faktor-faktor pendukung, penghambat, serta hasil yang dicapai

santri dalam penghafalan Al Qur’an secara efektif 30 juz sesuai dengan target

dan waktu yang telah ditentukan.

Penulis juga menemukan peneliti yang membahas tentang metode

Efektifitas pengulangan dalam penghafalan Al Qur’an yang ditulis oleh

Dzikrotun Nafisah (2005) dengan judul “Studi penerapan dengan penerapan

Metode Takrar dalam penghafalan Al Qur’an di PP. Roudlotul Jannah Kudus.

16 Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002 ),hlm.105.

Page 23: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Penelitian ini membicarakan tentang sejauh mana metode Takrar dalam

penghafalan Al Qur’an di pesantren tersebut.

Selain itu penulis juga mengadakan kajian terhadap literatur yang

membahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses menghafal Al

Qur’an, diantaranya yaitu: “Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur’an Oleh

Ahsin wijaya Al Hafidz”, merupakan buku yang berisi teknik-teknik yang

efektif dalam menghafal Al Qur’an, selanjutnya adalah: “Cara Cerdas

Menghafal Al Qur’an oleh Abdurrahman Abdul Kholik”, merupakan buku

yang memberikan petunjuk untuk memudahkan penghafalan Al Qur’an, serta

buku-buku lain yang membahas tentang metode, anjuran dan keutamaan

dalam menghafal Al Qur’an.

Secara kuantitatif buku-buku yang membahas tentang metode menghafal

Al Qur’an sudah banyak, akan tetapi penulis belum menemukan cara

menghafal Al Qur’an dengan menggunakan teknik Reading Aloud, mengingat

penulis mengangkat tema tentang menghafal surat-surat pendek, dan hal

tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam menghafal Al Qur’an, maka

penulis yakin kalau skripsi yang berjudul: “Upaya Meningkatkan kemampuan

menghafal Surah-surah pendek dengan menggunakan teknik Reading Aloud

pada santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien Wahyu utomo Ngaliyan

Semarang”, belum ada yang membahas sehingga penulis tanpa ragu

mengangkat skripsi tersebut.

Page 24: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian menghafal Al Qur’an dan Surah-surah pendek

”Al Qur’an diturunkan sebagai petunjuk bagi umat diseluruh dunia. ia

juga merupakan kitab suci yang terjaga keasliannya hingga akhir zaman, dan

tidak ada keraguan atasnya.”17 Dalam catatan sejarah, tidak pernah ada satu

kitabpun yang mendapat perhatian serta pemeliharaan yang ketat sebagaimana

halnya terhadap Al Qur’an, tidak ada satu kitabpun yang ke-mutawatiran-nya

dapat memberikan kepastian dan keyakinan, baik secara terperinci maupun

keseluruhan seperti yang dimiliki Al Qur’an, tidak ada satu kitabpun yang

Allah SWT wajibkan untuk menghafalnya kepada semua umat, selain Al

Qur’an. Sehingga hanya Al Qur’anlah satu-satunya kitab yang selamat dari

penggantian dan perubahan.

Allah SWT mewajibkan umat Muhammad untuk menghafalkan Al

Qur’an, sedangkan umat-umat sebelumnya tidak diwajibkan untuk

menghafalkan kitab-kitab serta lembaran-lembaran yang mereka miliki,

“karena kitab-kitab lain tidak memiliki kemukjizatan, dan Allah SWT tidak

menghendaki kitab-kitab tersebut dihafal sesuai dengan hikmah yang hanya

diketahui oleh Allah SWT sendiri.”18 Berbeda dengan Al Qur’an yang

dikehendaki penghafalannya karena memiliki hikmah yang tinggi. Dan sudah

sepantasnya Al Qur’an dijaga dan dipelihara, caranya adalah menyiapkan

penghafal Al Qur’an pada setiap generasinya

”Kata menghafal merupakan kutipan dari bahasa Arab Hafidza

Yahfadzu yang berarti menghafal dan menjaga hafalannya. Kata Hifdzu

dengan berbagai variasinya memiliki berbagai makna yang berhubungan erat

dengan ke-tahfidz-an.”19

17Rosidi, KH. Arwani Amin, Penjaga Wahyu dari Kudus, (Kudus: CV.Daya MediaKudus,2008), hlm.2.

18Seikh Muhammad bin Muhammad Abi Suyhbah, Etika membaca Al Qur’an danmempelajari Al Qur’an Al Karim, (Bandung: Pustaka Setia, 2003). hlm.21.

19Zaki Zamani Muhammad Syukron Maksum, Menghafal Al Qur’an Itu Gampang!,Belajar Pada Maestro Al Qur’an Nusantar, (yogyakarta: mutiara media, 2009), hlm. 20.

Page 25: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Secara harfiah Tahfidz atau menghafal Al Qur’an adalah orang yang

berusaha dengan cermat memasukkan dan mengingat-ingat seluruh isi dan

bacaan Al Qur’an secara teliti ke dalam hatinya untuk selalu diingat dan dijaga

secara terus menerus, sehingga apa yang telah dihafalkannya dari Al Qur’an

benar-benar bisa meresap kedalam akal, jiwa dan raganya. Dalam hal ini para

Tahfidz berkewajiban menjaga, melindungi dan memelihara Al Qur’an, oleh

sebab itu para tahfidz diharuskan untuk berhati-hati dan menjaga diri dari

perkara yang dilarang oleh agama, hal ini di maksudkan untuk menjaga

kesucian diri agar dimudahkan dalam menghafal

1. Dasar menghafal Al Qur’an

“Allah SWT telah memberitahukan bahwa Al Qur’an tidak cukup

pemeliharaannya dengan shahifah atau lembaran, yang mana, semua itu

dapat hilang dengan basuhan air, tempat yang sebenarnya untuk Al Qur’an

adalah di dada atau di dalam hati, yakni dengan hafalan diluar kepala.”20

Apabila hafalan dalam dada tersebut digabungkan dengan tulisan yang ada

dalam lembaran-lembaran, maka eksistensi dan keaslian dari Al Qur’an

akan tetap terjaga.

“Bagi para sahabat, Al Qur’an memiliki kedudukan yang utama di

dalam jiwa mereka, dan mereka menempatkannya pada posisi yang sangat

layak. Mereka berlomba-lomba menghafalkan lafadz-lafadz dan

memahami maknanya serta menjadikan sarana beribadah dalam hati

mereka,”21 apa yang dilakukan para sahabat tersebut sesuai dengan yang

dianjurkan Allah SWT dan dijadikan sebagai salah satu dasar dalam

menghafal.

Adapun dalil yang dijadikan sebagai landasan dan pedoman dalam

menghafal Al Qur’an tertera dalam Nash Al Qur’an dan Al Hadits, serta

pendapat para ulama’, adapun landasan dari Nash Al Qur’an Surat Al

A’laa: 6-7

20Seikh Muhammad bin Muhammad Abi Suyhbah. op.cit, hlm. 24.21Ibid. hlm 27.

Page 26: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

š•è•Î• ø)ãZy™Ÿxsù#Ó|¤Ys?ÇÏÈžwÎ)$tBuä!$ x©ª! $#4¼ çm̄R Î)ÞOn=÷è tƒt• ôgyf ø9 $#$ tBur4’ s" ÷‚tƒÇÐÈ

Kami akan membacakan (Al Qur’an) kepadamu (Muhammad),Maka kamu tidak akan lupa, Kecuali kalau Allah SWTmenghendaki. Sesungguhnya, Dia mengetahui yang terang danyang tersembunyi22.

Selain ayat diatas, pedoman lain dari Nash Al Qur’an, ialah suratAl Baqarah: 129

$̄RÎ)ß ø̀twU$uZø9̈“ tRt• ø. Ïe%!$#$̄RÎ) ur¼çm s9tbq ÝàÏÿ» ptm:ÇÒÈ

Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qur’an dansesungguhnya Kami-lah yang memeliharanya.(QS. Al Hijr: 9)23

Sedangkan Hadits Nabi SAW yang melandasi anjuran untuk

mempelajari Al Qur’an ialah:

:24

Diriwayatkan oleh Utsman RA, Nabi SAW pernah bersabda:Sebaik-baiknya diantara kalian adalah orang yang mempelajari AlQur’an dan mengerjakannya.

2. Syarat Menghafal Al Qur’an

Beberapa hal yang harus dipenuhi oleh seseorang yang ingin berhasil

dalam menghafal Al Qur’an antara lain ialah:

a. Diawali dengan niat yang ikhlas.

22Moh Rifa’I, Terjemah/Tafsir Al Qur’an. (Semarang: Wicaksana.1993). hlm.108023 Ibid, hlm. 46624 Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Al Bukhary, Matan Al Bukhory, Bi Hasyiyati As

Sanadi, Juz III, (Darul Fikri: t.th), hlm.232.

Page 27: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Niat yang kuat dan tekad yang sungguh-sungguh, akan

mengantar seseorang sampai ke tempat tujuan. Disamping itu, niat

juga berfungsi sebagai pengaman dari menyimpangnya suatu proses

yang sedang dilaksanakan, termasuk dalam proses menghafal Al

Qur’an, Allah SWT berfirman dalam surat Az Zumar: 11:

ö@è%þ’ÎoTÎ)ßNö• ÏBé&÷b r&y‰ç7 ôã r&©!$#$TÁ Î=øƒèCçm ©9tûï Ïe$!$#ÇÊÊÈ

Katakanlah sesungguhnya aku diperintahkan untuk menyembahAllah SWT dengan memurnikan kesucian kepada-Nya dalam(menjalankan)agama. (QS. Az zumar:11)25

b. Memiliki keteguhan dan kesabaran.

Seorang penyair mengungkapkan:

”Ingatlah, dengan kesabaran, kau peroleh yang kau mau

Dengan ketakwaan, besi menjadi lunak bagimu”26

Kesabaran merupakan faktor yang penting bagi orang yang

sedang menghafal Al Qur’an. Hal in disebabkan karena dalam proses

menghafal Al Qur’an akan banyak sekali menemui berbagai kendala,

seperti jenuh, lingkungan yang tidak kondusif.27

c. Menjauhkan diri dari sifat maksiat dan tercela

Perbuatan maksiat dan tercela merupakan sesuatu yang harus

dijauhi, bukan saja oleh orang yang sedang menghafal Al Qur’an,

tetapi juga oleh kaum muslimin. Karena keduanya mempunyai

pengaruh besar terhadap perkembangan jiwa dan mengusik ketenangan

hati28. Hal tersebut dapat mengganggu konsentrasi dan niat menghafal

yang sudah terlatih dengan baik.

Oleh sebab itu orang yang membaca dan menghafal Al Qur’an

hendaklah Berakhlakul Karimah, seperti yang sampaikan Syikh

25Ahsin W Al Hafidz, Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur’an, (Jakarta, Bumi Aksara)hlm. 49

26Muhammmad Ash-Shaym, 80 Ayat Pembuka Pintu Rizki, Tips Melenyapkan KesulitanDan Kesedihan Anda, (Jakarta: Embun, 2006) hlm. 8

27 Ahsin W Al Hafidz, op cit, hlm.5028 Ibid. hlm 52

Page 28: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Zainuddin Al Malibary dalam kitab Hidayatul Adzkiya’ yang

berbentuk syair :

# #29

Bagi orang yang membaca dan menghafal Al Qur’an hendaklahberakhlak yang baik dan diridhai, seperti zuhud dalam hal duniawi,serta meninggalkan dan memperkecil ketergantungan akan duniadan segala isinya

Adapun diantara sifat-sifat tercela yaitu: Bakhil, pemarah,

menggunjing, menjauhkan diri dari pergaulan, iri hati, memutus tali

silaturrahmi, cinta duniawi yang berlebihan, sombong, dusta, ingkar,

riya, banyak bicara, banyak makan, dll.

d. Istiqamah.

Yang dimaksud dengan istiqamah ialah ketetapan, yaitu

ketetapan dalam menjaga “keajekan” dalam proses menghafal Al

Qur’an. Dengan kata lain seorang penghafal Al Qur’an senantiasa

menjaga efisiensi waktu,30 begitu berharganya waktu baginya, kapan

dan dimana saja dirinya harus selalu ingat dan segera kembali untuk

membaca Al Qur’an.

e. Izin orang tua/wali

”Adanya izin dari orang tua atau wali memberikan pengertian

bahwa:

1) Orang tua atau wali telah merelakan waktu kepada anak atau orang

yang menghafal Al Qur’an.

2) Merupakan dorongan langsung dari mereka.”31

Dengan adanya izin dan dukungan tersebut, penghafal

mempunyai kebebasan dan kelonggaran waktu sehingga ia akan bebas

dari tekanan, maka proses menghafal menjadi lancar.

29 Ahmad Haris Shodaqoh , Tausyiyatul Asfiya’fi Tarjamah Hidayatul Adzkiya’, LiZainuddin Al Malibary, (Semarang: Ponpes Al Itqon, 2005).hlm.53-54

30 Ibid. hlm 5131 Ibid., hlm 54

Page 29: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

f. Mampu membaca dengan baik

“Sebelum seorang penghafal melangkah pada periode menghafal,

seharusnya ia terlebih dahulu meluruskan dan memperlancar bacaan Al

Qur’annya.”32 Ini dimaksudkan agar calon penghafal benar-benar lurus

dan lancar membacanya, serta ringan lisannya dalam mengucapkan

huruf-huruf Arab.

3. Metode dalam menghafal Al Qur’an

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu “Metha” yang berarti

melalui atau melewati, sedang “Hodos” berarti jalan atau cara, jadi metode

adalah jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu”33

Faktor metode tidak bisa dipisahkan dalam proses menghafal Al

Qur’an, karena metode ikut menentukan berhasil atau tidaknya tujuan

menghafal Al Qur’an, semakin baik metode, semakin baik pula kualitas

hafalannya. “Seorang Murabbi (pengajar) juga menghiasi dirinya dengan

ilmu pengetahuan dan metode-metode pendidikan yang akan

membantunya dalam menjalankan tugasnya serta mewujudkan misinya

dengan cara yang paling tepat.”34 Adapun metode menghafal Al Qur’an

penulis kutip dari berbagai ahli Tahfdz Al Qur’an adalah sebagai berikut:

a. Menurut Sa’dullah SQ, metode yang dapat digunakan untuk

menghafal Al Qur’an diantaranya yaitu:

1) “Bin-Nadzar, yaitu membaca dengan cermat ayat-ayat Al Qur’an

yang akan dihafal dengan melihat mushaf Al Qur’an secara

berulang-ulang, proses binnazhar ini hendaknya dilakukan

sebanyak mungkin.”35

2) “Tahfidz, yaitu menghafal sedikit demi sedikit ayat-ayat Al Qur’an

yang telah dibaca berulang-ulang secara binnadhar tersebut,

32 Ibid.33Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo: Ramadhani, 1993), hlm.6634 Saad Riyadih, Mendidik Anak Cinta Al Qur’an, (Sukoharjo: Insan Kamil, 2007),hlm.1835Sa’dulloh. SQ, 9 Cara Praktis Menghafal Al Qur’an, (Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm

52

Page 30: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

misalnya menghafal satu baris, beberapa kalimat, atau sepotong

ayat pendek sampai tidak ada kesalahan,”36 setelah dihafal ayat-

ayat tersebut harus diulang-ulang sampai lancar. Dan tidak

diperkenankan menambah materi hafalan baru sebelum hafalan

yang lama benar-benar lancar.

3) ”Takrir, yaitu mengulang hafalan atau men-sima’kan hafalan yang

pernah dihafalkan kepada guru tahfidh, takrir dimaksudkan agar

hafalan yang pernah dihafal tetap terjaga dengan baik, takrir juga

dapat dilakukan sendiri-sendiri.”37

b. Menurut Ahsin wijaya Al Hafidz, ada beberapa metode di dalam

menghafal Al Qur’an, diantaranya adalah: metode Wahdah, metode

Kitabah, metode Sima’i, metode Gabungan, dan metode Jama’.

Adapun definisi metode-metode tersebut sebagai berikut:

1) ”Metode Wahdah, menghafal satu persatu ayat-ayat Al Qur’an

yang hendak dihafalkannya untuk mencapai hafalan awal, setiap

ayat bisa dibaca sebanyak sepuluh kali, dua puluh kali, bahkan

lebih, sehingga proses ini mampu membentuk pola

bayangannya,”38 dengan demikian penghafal mampu

mengendalikan ayat-ayat yang dihafalkannya, bukan saja dalam

bayangannya, tetapi hingga benar-benar membentuk gerak refleks

pada lisannya.

2) ”Metode Kitabah, Kitabah artinya menulis, dengan kata lain

penghafal terlebih dahulu menulis ayat-ayat yang akan

dihafalkannya pada secarik kertas, kemudian ayat-ayat tersebut

dibaca sehingga lancar dan benar bacaannya, lalu dihafalkannya.”39

Dengan cara menulis tersebut, secara perlahan akan timbul

bayangan visual dalam hati dan pikiran penghafal.

36 Ibid, hlm. 5337 Ibid, hlm. 5438 Ahsin W Al Hafidz, op cit. hlm. 6339 Ibid, hlm.64

Page 31: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

3) ”Metode Sima’i, yaitu mendengarkan suatu bacaan untuk

dihafalkannya, metode ini sangat efektif bagi penghafal yang

mempunyai daya ingat extra, terutama penghafal tuna netra, atau

anak dibawah umur yang belum mengenal baca-tulis Al Qur’an.”40

4) ”Metode Jama’, yaitu cara menghafal yang dilakukan secara

kolektif, yakni ayat yang dihafal dibaca secara bersama-sama dan

dipimpin oleh seorang instruktur atau guru. Guru membacakan satu

atau beberapa ayat dan ditirukan oleh siswa secara bersama-

sama.”41 Metode inilah yang akan peneliti terapkan pada santri

kelas IV TPQ Baitul Muttaqien dalam menghafalkan surah-surah

pendek, serta dilaksanakan dengan membaca keras (Read Aloud).

Sedangkan dalam buku Almuhtauyat (buku rangkuman Bahtsu

Masail masalah Al Qur’an), menerangkan cara mengajar Al Qur’an

ada 3 macam

1) Guru memberi contoh kepada murid dan murid menirukan

2) Guru hanya mendengarkan bacaan murid

3) Guru membaca, sedangkan murid hanya mendengarkan42

4. Strategi menghafal Al Qur’an

Untuk membantu mempermudah ingatan terhadap ayat-ayat yang

dihafal, maka diperlukan strategi menghafal yang baik. Ada beberapa

strategi atau cara yang praktis dan sering digunakan dalam proses

menghafal, yaitu:

i. Strategi pengulangan ganda.

”Untuk mencapai tingkat hafalan yang baik tidaklah cukup hanya

dengan sekali proses menghafal saja,”43 namun proses itu harus

40 Ibid.41 Ibid, hlm. 6642 Mansyur Maskan dan M Ulil Albab Arwani, Almuhtauyat Lil Masailil Quraniyyah, 128

Tanya-Jawab Masalah Quraniyyah,(Kudus: Ponpes Tahfidh Yanbu’ul Qur’an, 2006), hlm.4143 Ahsin W Al Hafidz, op cit. hlm 67

Page 32: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

dilakukan secara berulang-ulang. Karena pada dasarnya ayat-ayat Al

Qur'an disamping cepat untuk dihafal, cepat pula hilangnya, maka agar

ayat-ayat Al Qur’an tersebut tidak lepas dari ingatan, harus diulang-

ulang secara terus menerus setiap hari.

Untuk menanggulangi masalah seperti ini, diperlukan adanya

sistem pengulangan ganda, jika pada waktu pagi hari sudah

mendapatkan hafalan ayat sebanyak satu muka (satu pojok), maka

pada sore hari hafalan tersebut diulang-ulang sampai benar-benar

lancar. Semakin banyak pengulangan, semakin kuat pula hafalan yang

melekat dalam ingatan.

ii. Tidak beralih pada ayat berikutnya, sebelum ayat yang dihafal benar-

benar lancar.

”Pada umumnya, kecenderungan orang dalam menghafal Al

Qur’an ialah, ingin cepat selesai dan ingin mendapat hafalan sebanyak-

banyaknya.”44 Dengan tujuan agar ia cepat menghatamkannya, maka,

ketika ada ayat-ayat yang belum dihafalkan secara sempurna, ayat

tersebut akan terasa sulit dibaca, dan seakan-akan seperti belum pernah

dihafal, sehingga hal tersebut akan menyulitkan penghafal, maka

usahakan lafadz atau ayat yang dihafalkan harus benar-benar lancar,

agar mudah untuk mengulanginya kembali.

iii. Menggunakan satu jenis mushaf.

“Diantara strategi menghafal yang banyak membantu dalam

proses menghafal Al Qur’an ialah menggunakan satu jenis mushaf,

walaupun tidak ada keharusan dalam menggunakan satu jenis mushaf

tertentu,”45 akan tetapi dengan sering beralih mushaf akan

mengganggu dan membingungkan pola hafalan yang sudah terbentuk

dalam ingatannya. Dengan demikian, aspek visual sangat

44 Ibid, hlm. 6845Ibid, hlm. 69

Page 33: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

mempengaruhi dalam menentukan hasil dari proses menghafal Al

Qur’an.

iv. Memahami ayat-ayat yang dihafalnya.

“Memahami pengertian, kisah atau Asbabun nuzul, yang

terkandung dalam ayat yang sedang dihafalkannya merupakan unsur

yang sangat mendukung dalam mempercepat proses menghafal Al

Qur’an,”46 pemahaman itu sendiri akan memberikan rangsangan pada

pikiran untuk segera terserap dalam ingatan. Dengan demikian, maka

penghafal yang menguasai bahasa Arab, serta memahami struktur

kalimatnya, akan lebih banyak mendapatkan kemudahan daripada

mereka yang tidak mempunyai bekal penguasaan bahasa Arab.

v. Memahami ayat-ayat yang serupa

“Ditinjau dari aspek makna, lafadz, susunan atau struktur

bahasanya diantara ayat-ayat dalam Al Qur’an banyak terdapat

kemiripan antara satu lafadz dengan yang lain, ada yang benar-benar

sama, ada yang berbeda dalam dua atau tiga huruf saja,”47 yang mana

sering terbolak-balik, oleh karena itu ayat-ayat yang mempunyai

kemiripan dengan ayat yang lain di kelompokkan secara terperinci,

dengan demikian si penghafal dapat dengan mudah untuk

membedakannya.

.

5. Petunjuk teknis dan pelaksanaan menghafal Al Qur’an.

”Petunjuk yang paling utama dalam menghafal Al Qur’an adalah

penggunaan satu jenis mushaf, karena sesungguhnya bentuk dan letak-

letak ayat dalam mushaf akan dapat terpatri dalam hati disebabkan sering

membaca dan melihat dalam mushaf.”48 Kalau seseorang sewaktu

menghafal sering berubah-ubah dalam menggunakan Al Qur’an, maka

letak ayat dan bentuk tulisan juga akan berbeda, sehingga visualisasi

46Ibid.47Ibid, hlm. 7048Abdurrohman Abdul Kholik, Bagaimana Menghafal Al Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-

Kautsar, 2008). hlm.25

Page 34: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

hafalanpun berbeda. Dan hal itu jelas akan mempersulit hafalannya. Oleh

karena itu seorang yang sedang proses menghafal Al Qur’an seharusnya

menggunakan satu jenis mushaf saja.

Ada sebuah Al Qur’an yang sering digunakan untuk menghafal, yang

dikenal dengan sebutan “Al Qur’an Pojok”. Yakni Al Qur’an yang setiap

halamannya diakhiri dengan ayat, Al Qur’an pojok ini terdiri dari 15 baris

pada tiap halamannya, dan pada tiap juznya terdiri dari 10 lembar dan 20

pojok. Al Qur’an tersebut sangat praktis untuk diingat dalam pikiran dan

sangat membantu dalam proses menghafal. Oleh karena itu, hampir semua

orang Indonesia yang menghafal Al Qur’an menggunakan Al Qur’an jenis

tersebut.

6. Problematika dalam menghafal Al Qur’an

Problematika yang sering dihadapi oleh orang yang sedang

menghafal Al Qur’an memang sangat banyak dan bermacam-macam. Pada

umumnya problematika yang sering ditemui oleh para calon Khafidz

adalah sebagai berikut:

a. Cepat lupa sebagaimana cepatnya menghafal

Cepat lupa atau mudah ingatnya kita terhadap sesuatu tergantung

kepada seberapa kuat dan akurat informasi tertanam ke dalam memori

atau ingatan kita, jika saat memasukkan informasi saja kita sudah

mengalami kesulitan dan gangguan, maka hasil yang akan dicapai

rendah, ”karena sistem kerja otak adalah menerima, mengolah dan

menyimpan, maka semakin baik cara kita menerima, mengolah dan

menyimpan, semakin mudah kita mengingat data yang pernah

simpan.”49 Begitu pula dengan menghafal Al Qur’an, apabila waktu

menghafal tidak dengan sungguh-sungguh, maka kualitas hafalan tidak

bagus.

49Adi W. Gunawan, Genius Learning Strategi, petunjuk praktis untuk menerapkanAccelerated Learning, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004). hlm. 104

Page 35: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Cepat hilangnya hafalan juga pernah disampaikan nabi dalam

sabdanya

:

50

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya perumpamaan orangseekor unta yang sedang ditambatkan, jika ia ingin untanya tetapditempat, maka ia harus menjaga dan menahannya, dan kalausampai dilepas maka unta itu akan lari.”

b. Banyaknya kemiripan dari segi lafadz dan bahasa pada struktur ayat.

Salah satu keunikan dari Al Qur’an adalah banyaknya kemiripan

dari ayat-ayatnya, sehingga hal tersebut bisa mengecoh si penghafal,

memang sewaktu pertama kali dihafal ayat yang mirip tersebut akan

terasa mudah, karena sudah pernah menghafalkan ayat yang serupa di

waktu yang lampau, akan tetapi setelah dihafal semua, maka si

penghafal akan mengalami kesulitan untuk membedakan ayat-ayat

yang serupa tersebut, karena bagaimanapun juga ayat tersebut berbeda

halaman dan suratnya, seperti yang ditemukan dalam surah Al Ankabut

ayat 62 yang memiliki banyak kemiripan dengan ayat-ayat yang lain

)(

Adapun ayat-ayat lain yang mirip dengan ayat tersebut antara

lain:

1) QS. Al Qashash ayat 82

50Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Al Bukhary, op,cit, hlm 233.

Page 36: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

)(51

2) QS. Ar Ruum ayat 37

)(52

3) QS. As Saba’ ayat 36

)(53

4) QS. As Saba’ ayat 39

54

5) QS. Az Zumar ayat 52

)(55

Adapula ayat yang sama lafadznya, tapi sebelum dan sesudah

ayat tersebut berbeda, seperti:

1) QS. Al Qashash

)()(

)(56

51 Al Quranul Kariem, (Kudus: Fa. Menara,1974), hlm. 39652 Ibid, hlm. 40953 Ibid, hlm. 43354 Ibid55 Ibid, hlm.45656 Ibid., hlm. 394

Page 37: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Ayat tersebut sama dengan ayat berikutnya:

)()(

)(57

Ada pula ayat yang awalnya sama tapi akhirnya tidak sama,

seperti yang tertera pada surah Al Ashry dan At Tien,. Seperti pada ayat

berikut:

1. Surah Al Ashry :3

)(58

2. Surah At Tien : 6

)(59

Dengan demikian penghafal Al Qur’an dituntut untuk jeli dalam

mengingat ayat-ayat yang serupa, biasanya dalam hal ini penghafal

mennyiapkan pensil atau pena guna memberi tanda atau mencatat ayat-

ayat tersebut.

Namun Allah telah menjamin dua pahala bagi orang yang sedang

mempelajari Al Qur’an dan dia mengalami kesulitan, seperti yang

diungkapkan nabi Muhammad SAW:

)(60

57 Ibid., hlm. 395.58 Ibid., hlm. 60259 Ibid., hlm. 59860Abi Al Husain Muslim Bin Al Hajjaj Qusairy An Naisabury, Shahih Muslim, Juz I,

(Singapura: Penang, t.th), hlm 319

Page 38: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Dari Aisyah ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: orang yangpandai dalam membaca Al Qur’an ia akan bersama para nabi yangmulia, sedangkan orang yang membaca Al Qur’an dan ia terbata-bata (kesulitan), maka dirinya mendapat dua pahala kebaikan. (HRMuslim).

c. Malas, Tidak Sabar dan Berputus Asa

Malas merupakan kesalahan yang jama’ dan sering terjadi, tidak

terkecuali dalam menghafalkan Al Qur’an, karena setiap hari harus

bergelut dengan rutinitas yang sama, tidak aneh jika suatu saat

seseorang dilanda kebosanan, walaupun Al Qur’an adalah kalam yang

tidak menimbulkan kejenuhan dalam membaca dan mendengarkannya,

tetapi bagi sebagian orang yang belum merasakan nikmatnya membaca

Al Qur’an.61

B. Pengertian dan langkah-langkah diterapkannya Strategi Reading Aloud

1. Pengertian Strategi Reading Aloud

Seperti yang telah diketahui, Strategi Reading Aloud merupakan

teknik membaca teks dengan suara keras, strategi ini dapat membantu

peserta didik untuk memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan

pertanyaan-pertanyaan serta merangsang minat untuk diskusi, strategi ini

mempunyai efek pada pemusatan perhatian dan membuat suatu kelompok

yang kohesif (saling berhubungan).62

Peningkatan hasil belajar dapat diawali dengan membaca. Kegiatan

“membaca” sangatlah penting dilakukan bagi setiap orang yang sedang

belajar, menurut Surtiati dalam bukunya Pengetesan kemampuan

membaca secara komunikatif, mengemukakan bahwasanya, ”membaca

merupakan kegiatan mencocokkan bunyi dengan huruf (tulisan atau teks),

ini merupakan mekanisme dasar dari membaca,”63 tanpa mengetahui apa

61Zaki Zamani Muhammad Syukron Maksum, op.cit. hlm 6962Ismail. SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang: Ra

SAIL Media Group.2008), hlm:7663Rahayu Surtiati Hidayat, Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatif,

(Jakarta: Intermasa, 1990), hlm. 27-2848Moh Rifa’I, op,cit, hlm. 1092

Page 39: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

tujuan dari mencocokkan bunyi dengan teks, hal tersebut sangat tepat

manakala diterapkan pada anak yang sedang belajar mengaji, setelah

belajar beberapa kali, ia akan mampu melafalkan teks yang ada dalam Al

Qur’an.

Adapun dasar dan tujuan dari kegiatan membaca adalah sebagai

berikut:

a. Dasar filosofis membaca

Banyak sekali Nash Al Qur’an yang menjadi dasar untuk

menunjukkan betapa pentingnya membaca, karena memang di dalam

aktifitas membaca itulah informasi tentang ilmu pengetahuan bisa

digali dan diserap sebanyak-banyaknya, seperti yang difirmankan

Allah SWT dalam surat Al Alaq 1-3

ù&t•ø% $#ÉO ó™$$ Î/y7 În/ u‘“ Ï%©!$#t,n=y{ÇÊÈt,n=y{z̀ » |¡SM}$#ô Ï̀B@,n=tãÇËÈù&t•ø% $#y7 š/ u‘urãPt•ø.F{ $#

ÇÌÈ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah danTuhanmulah yang maha pemurah (QS. Al Alaq: 1-3) 48

Ayat tersebut diawali oleh kata “Iqra” yang berarti perintah

membaca, dan merupakan kata pertama dari wahyu pertama yang

diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, sedemikian pentingnya

sehingga sampai dua kali kata tersebut.64 Walaupun masih memiliki

makna yang umum, namun dapat diambil intisari bahwa wahyu

pertama yang turun kepada nabi Muhammad SAW untuk umat

manusia adalah perintah membaca (belajar).

Al Qur’an diturunkan untuk dibaca oleh umat Islam,

direnungkan, dipahami maknanya serta mengamalkannya dengan

sepenuh hati, Allah SWT telah menjamin bagi siapa saja yang

64Quraisy Shihab, Membumikan Al Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam KehidupanMasyarakat, (Bandung: Mizan, 1992) hlm.167-168

Page 40: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

membaca Al Qur’an dan mengamalkan isi kandungannya tidak akan

tersesat di dunia dan akhirat

b. Tujuan membaca

Sebelum mengerti maksud dari apa yang telah dibaca, orang akan

mengulang-ulang apa yang dibaca agar mengerti maksud dan isi yang

ia baca, hal itulah yang maksud dengan Reading Skill, Menurut

William. P. Pickett, Reading Skill is Include from background

knowledge, identifying main ideas, predicting and inferencing,

maksudnya, skill membaca dapat menggambarkan latar belakang dari

ilmu pengetahuan, mengenali Pokok pikiran, memprediksi dan mampu

menyimpulkan65

Dengan demikian, tujuan dari membaca tidaklah lain adalah agar

manusia mempelajari, memahami dan mengetahui ilmu pengetahuan

yang tak terhingga luasnya yang telah disediakan Allah SWT,

informasi-informasi tentang ilmu pengetahuan yang terkandung

didalamnya itu hanya bisa diserap dengan membaca, selain itu,

Richard Robinson mengemukakan “Reading is being a happy

experience,”66 artinya, dengan membaca kita akan mendapat

pengalaman baru yang menyenangkan.

Tidak ada yang memungkiri bahwa sisi Al Qur’an begitu indah,

dan secara menakjubkan Al Qur’an mampu berdialog dengan berbagai

kalangan, Al Qur’an memberikan manfaat yang berlipat ganda sesuai

dengan kemampuan orang yang membaca dan menyerapnya

Selain tujuan diatas, tujuan penting lainnya dari membaca dan

mempelajari Al Qur’an adalah agar manusia memahami dan

mengetahui ilmu pengetahuan yang tercantum dalamnya, dan yang

paling membanggakan adalah jaminan dari Allah SWT di akhirat kelak

65William P. Pickett, Leaders Of The American 2, Reading And Vocabulary, (New York:MC Graw Hill, 2005).hlm.116

66Richard Robinson, Becoming An Effective Reading Teacher, (New York: Harper andRow ) hlm:5

Page 41: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

untuk orang yang sering membaca Al Qur’an, seperti yang disabdakan

nabi dalam haditsnya yang berbunyi:

)(67

Artinya: dari Abu Umamah Al Bahili, berkata, aku mendengarRasulullah SAW bersabda: Bacalah Al Qur’an, makasesungguhnya ia (Al Qur’an) akan mendatangimu di hari kiamatsebagai penolong bagi orang yang membacanya. (HR. Muslim)

Faktor yang berperan sangat penting dalam usaha menumbuhkan

perilaku gemar membaca Al Qur’an, pertama, faktor keluarga,

keluarga merupakan media untuk pertumbuhan anak, selain itu

keluarga juga menjadi sarana penanaman aspek-aspek kerohanian,

seperti akhlak dan pendidikan agama

c. Hakikat pentingya membaca Al Qur’an

Membaca Al Qur’an tidak sama dengan membaca buku atau

kitab lain, membaca Al Qur’an adalah suatu ilmu yang mengandung

seni, yaitu seni membaca Al Qur’an, selain sebagai mukjizat dan

sumber agama Islam, membacanya merupakan ibadat, berbeda dengan

kitab-kitab lain, Al Qur’an mempunyai keistimewaan, antara lain:

1) Al Qur’an merupakan kalamullah yang kemurnian dan

eksistensinya dijamin oleh Allah SWT.

2) Al Qur’an mengandung ajaran yang bersifat universal, berlaku

pada segala tempat dan situasi, serta menjadi pedoman sepanjang

zaman.

3) Membaca Al Qur’an (walaupun belum mengerti arti dan

maksudnya), sudah dinilai sebagai ibadah.

4) Kebenaran yang dibawa Al Qur’an bersifat mutlak, tidak diragukan

dan tidak meragukan.

67 Abi Al Husain Muslim Bin Al Hajjaj Qusairy An Naisabury , Op. cit. hlm. 321

Page 42: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

”Keistimewaan itulah yang membuat pelajaran membaca Al

Qur’an menempati suatu ilmu tersendiri yang harus dipelajari secara

khusus,”68 dan dengan keistimewaan itu pula, setiap orang muslim

merasa terpanggil untuk mempelajari Al Qur’an.

2. Tujuan diterapkannya teknik Reading Aloud.

Pada dasarnya, menghafal Al Qur’an merupakan fadhal dari Allah

SWT, hal itu berarti hanya orang-orang pilihan-Nyalah yang akan

mendapat petunjuk dan anugerah untuk menghafal Al Qur’an, akan tetapi

anugerah tersebut bisa dicari dengan adanya usaha, salah satunya berusaha

dengan sungguh-sungguh dalam menghafal Al Qur’an.

Dengan menggunakan metode menghafal yang baik dan istiqomah,

maka seseorang akan sampai pada level Al Hafidz (orang yang menjaga Al

Qur’an), dan salah satu cara agar para Tahfidz diberi kemudahan dalam

menghafal Al Qur’an adalah menghafalkan dengan suara keras (minimal

terdengar oleh diri sendiri atau bisa dengar orang lain), karena dengan

demikian, otak akan lebih mudah menerima dan merekam apa yang telah

dibaca, selain itu, Mufattish (orang yang mendengar/menyimak) bisa

mendengar dan tahu apa yang telah dibaca dan dihafalkan, sehingga ketika

terjadi kesalahan di dalam menghafal bisa langsung dibenarkan.

Hal itulah tujuan diterapkannyaa teknik Reading Aloud dalam

meningkatkan kemampuan menghafal surah-surah pendek, sedangkan

dalam buku PAIKEM karya Ismail SM, dikatakan teknik Reading Aloud

dapat membantu peserta didik memfokuskan perhatian secara mental, serta

mempunyai efek pada memusatkan perhatian dalam belajar, hal itu

membuktikan membaca dengan keras akan membantu memfokuskan

perhatian dan konsentrasi.

3. Langkah-langkah diterapkannya teknik Reading Aloud

68Zakiah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,1995), hlm.89-90

Page 43: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Penggunaan teknik yang jitu tanpa didukung dengan adanya

metode belajar yang tepat, akan menghambat proses belajar. Maka dari itu,

peneliti menggunakan gaya belajar yang akan menunjang diterapkannya

teknik Reading Aloud. Sedangkan gaya belajar sendiri merupakan cara

belajar yang dipilih dan disukai ketika melakukan kegiatan berfikir,

memproses dan mengerti sesuatu, misalnya, ketika kita mempelajari

tentang tanaman, apakah kita hanya terpaku pada video yang memutar

tentang tanaman? bagaimana kalau kita berkunjung dan terjun langsung

pada perkebunan? Begitu pula dengan belajar Al Qur’an, kita tidak akan

hanya melihat dan mendengarkan orang yang sedang belajar serta

menghafalkan Al Qur’an, tetapi juga ikut mempraktekkannya.

Dalam rangka mewujudkan desain belajar yang menarik, maka

pengaturan kelas dan siswa/santri (setting kelas) merupakan hal yang tidak

bisa terlupakan dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Oleh karena

itu ruang kelas yang terdiri dari kursi, meja, papan tulis dll, perlu ditata

sedemikian rupa untuk lebih menunjang kegiatan pembelajaran yang dapat

mengaktifkan semangat belajar peserta didik.

Melihat jumlah santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien yang

jumlahnya tidak terlalu besar, maka dalam penerapan teknik Reading

Aloud peneliti memadukan dengan setting kelas dengan formasi duduk

huruf “U”. karena ini merupakan kegiatan yang massal dan guru menjadi

pusat penggeraknya, maka formasi ini lebih tepat digunakan karena santri

dapat melihat guru atau media visual dengan mudah. ”Bagi guru, model

ini sangat ideal karena guru dapat masuk kedalam formasi huruf U dan

berjalan ke berbagai arah dengan seperangkat materi.”69

”Membaca merupakan kunci pertama dasar dari pembelajaran Al

Qur’an pada anak, untuk menarik perhatian membaca terhadap anak,

ajaklah mereka membaca ayat demi ayat, termasuk teks terjemahannya,

agar anak-anak tertarik, pilihlah tema bacaan yang merangsang

69 Ismail.SM, op.cit, hlm 57-58

Page 44: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

keingintahuan anak”.70 Hal itulah yang akan peneliti terapkan dalam

penerapan teknik Reading Aloud guna meningkatkan kemampuan

menghafal surah-surah pendek pada anak kelas IV TPQ Baitul Muttaqien,

yaitu dengan cara membacakan surah At- Tien beserta terjemahannya

sebelum dihafalkan oleh para santri

Berikut ini merupakan langkah-langkah diterapkannya teknik

Reading Aloud guna menunjang kegiatan menghafal surah-surah pendek:

a. Guru mempersiapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam

pembelajaran dan santri dalam kondisi siap melaksanakan kegiatan

pembelajaran dengan posisi duduk membentuk huruf “U”

b. Guru membagikan alat peraga berupa lembaran-lembaran yang

bertuliskan surah At-Tien lengkap beserta terjemahan dan ayat bergaris

yang mengandung bacaan tajwid dan pastikan semua santri

mendapatkan alat peraga tersebut.

c. Guru membaca surah At-Tien beserta terjemahannya dan menjelaskan

bacaan ilmu tajwid yang ada dalam surat At-Tien.

d. Guru memastikan semua santri mampu membaca dengan benar, yaitu

dengan cara meminta kepada masing-masing santri untuk membaca

secara lengkap dengan suara yang keras.

e. Setelah semua mampu membaca dengan benar, maka guru memulai

proses menghafal dengan cara memimpin santri membaca dengan

keras per ayat dan diikuti oleh santri. Hal itu dilakukan secara berulang

sampai semua santri hafal, setelah semua hafal baru dilanjutkan ke

ayat berikutnya.

f. guru mengevaluasi masing-masing santri untuk mengetahui ayat mana

saja yang masih belum hafal dengan lancar.

g. Guru meminta kepada masing-masing santri untuk menghafal ayat-

ayat yang belum lancar dengan suara keras, agar mudah terekam di

dalam ingatan.

70 Nunu A. Hamijaya, Nunung K. Rukmana, 70 Cara Mudah Bergembira Bersama AlQur’an, (Bandung: Jembar, 2007), hlm.44

Page 45: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

h. Masing-masing santri membaca surah At-Tien dari ayat pertama

sampai terakhir di hadapan guru, dan diakhiri dengan membaca secara

bersama-sama dengan suara keras surat tersebut.

Dari proses menghafal diatas, santri mendapatkan dua manfaat

sekaligus, diantaranya yaitu, santri mampu hafal surat At Tien secara

bersama-sama, santri juga mendapat pembelajaran ilmu tajwid, hal

tersebut sangat penting karena akan mengingatkan santri kepada bacaan

ilmu tajwid yang ada pada Al Qur’an, dan dengan mengetahui ilmu tajwid

pula, santri akan mudah membaca dan menghafal ayat-ayat Al Qur’an,

karena ilmu tajwid merupakan ilmu yang menerangkan bacaan-bacaan

yang terkandung di dalam Al Qur’an.

C. Hipotesis Tindakan

Dari landasan teori diatas, dapat diambil sebuah hipotesis tindakan

yakni, Teknik Reading Aloud mampu meningkatkan kemampuan santri kelas

IV TPQ Baitul Muttaqien dalam menghafal surah-surah pendek.

Page 46: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Fokus Penelitian

Lokasi Penelitian dilaksanakan di TPQ Baitul Muttaqien Wahyu

Utomo Ngaliyan Semarang Rt 03 Rw 06 Perumahan Wahyu Utomo, dimulai

pada hari Kamis tanggal 24 Desember 2009, pada saat kegiatan belajar

mengajar berlangsung, yaitu dimulai antara jam 15.30 sampai 17.00 WIB.

sedangkan subyek penelitian ini adalah peserta didik yang dipersiapkan untuk

mengikuti wisuda tahunan, yaitu santri kelas IV (kelas Al Qur’an).

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah santri dan guru (Asatidz) kelas IV (kelas Al

Qur’an), yang berjumlah 15 santri, yang terdiri dari 5 santri laki-laki, dan 10

santri perempuan, kelas tersebut merupakan kelas tertinggi di TPQ Baitul

Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang.

Adapun pemilihan kelas IV sebagai subyek penelitian dengan latar

belakang sebagai berikut:

1. Santri kelas IV merupakan yang dipersiapkan untuk mengikuti wisuda, dan

salah satu syarat wisuda ialah mampu menghafal surah-surah pendek

minimal dari surah An-Nash sampai Al-Dhuha.

2. Santri kelas IV cenderung pasif dan kurang berminat dalam proses

menghafal surah-surah pendek.

3. Dari hasil evaluasi awal, hasil hafalan Santri masih belum memuaskan.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui bagaimana pelaksanaan menghafal surah-surah pendek pada

santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien sebelum diterapkannya teknik

Reading Aloud.

Page 47: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

2. Mengetahui bagaimana penerapan teknik Reading Aloud dalam

pelaksanaan menghafal surah-surah pendek pada santri kelas IV TPQ

Baitul Muttaqien.

3. Mengetahui bagaimana kemampuan santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien

dalam menghafal surah-surah pendek setelah menggunakan teknik Reading

Aloud.

D. Metode Penelitian

Adapun Metode penelitian yang dipakai oleh peneliti merupakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dengan menggabungkan tiga inti kata yaitu:

(1) Penelitian, (2) Tindakan, (3) Kelas, maka dapat disimpulkan bahwa

penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan

belajar yang berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas dan dilakukan secara bersama. Jadi secara sistematik hal

ini merupakan upaya perbaikan yang dilaksanakan oleh guru dalam

menunjang pelaksanaan praktek pendidikan dengan melakukan tindakan-

tindakan dalam pembelajaran, selain itu penelitian tindakan kelas juga

berguna untuk meningkatkan kualitas pendidikan atau pengajaran yang

diselenggarakan oleh guru/pengajar-peneliti itu sendiri, yang dampaknya

diharapkan tidak ada lagi permasalahan di kelas.,

Sedangkan manfaat penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran

yaitu:

1. Inovasi model pembelajaran.

2. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan tingkat kelas.

3. Peningkatan profesionalisme guru.71

Dalam penelitian tindakan kelas yang peneliti laksanakan ini, peneliti

memilih model spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa

siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi hasil dari tindakan-

tindakan pada siklus sebelumnya. Setiap siklus tersebut terdiri dari empat

71Zainal Aqib, Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Yrama Widya, 2008), Cet. 8, hlm. 18.

Page 48: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

tahapan yang meliputi Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Acting).

Pengamatan (Observing), dan Refleksi.72

Pertama, Rencana (Planning), kegiatan ini merupakan langkah awal

sebelum dilaksanakannya penelitian, dalam hal ini peneliti membuat rincian

operasional mengenai tindakan-tindakan kelas yang akan dilakukan;

menentukan siapa saja yang akan dilibatkan dalam penelitian, kapan

penelitian dilaksanakan, alat bantu pengumpul data apa saja yang harus

dipersiapkan, serta data apa saja yang diperlukan dalam menggali informasi

yang diperlukan dan lain sebagainya.

Kedua, Tindakan (Acting), tindakan ini dilaksanakan setelah diketahui

adanya kekurangan yang perlu disempurnakan dalam pembelajaran, maka

pada bagian yang kedua ini peneliti akan mencari solusi dan memperbaiki

masalah, hal ini meliputi, tindakan apa yang pertama kali dilakukan?

Bagaimana organisasi kelas? Siapa yang perlu menjadi kolaborator? Dan

siapa yang mengambil data?

Ketiga, Pengamatan (Observing) adalah kegiatan pengamatan

(Pengumpulan Data) untuk menggali seberapa jauh efek tindakan telah

mencapai sasaran, data apa saja yang perlu dikumpulkan? Bagaimana cara

pengumpulan dan analisis data? Keempat, Refleksi (Reflecting) tentang

perubahan yang terjadi pada peserta didik, suasana kelas (Proses

Pembelajaran) dan guru.73

Keempat Refleksi, merupakan langkah akhir dari penelitian tindakan

kelas terhadap apa yang telah dilakukan pada waktu tindakan. Setelah

melakukan refleksi, biasanya muncul permasalahan baru atau pemikiran baru,

sehingga merasa perlu perencanaan ulang, tindakan ulang, pengamatan ulang

dan refleksi ulang, lihat bagan:74

72Ibid, hlm.2273Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 117.74Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm.16.

Page 49: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

75

Sedangkan satu hal lagi yang tidak bisa ditinggalkan dalam penelitian

tindakan kelas adalah adanya kolaborator. “Kolaborator adalah suatu

kerjasama dengan pihak-pihak terkait seperti atasan, sejawat, atau kolega.”76.

Kolaborator ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi, karena pada

hakikatnya kedudukan peneliti pada penelitian tindakan kelas ini merupakan

bagian dari situasi dan kondisi dari suatu latar yang ditelitinya. Peneliti tidak

hanya sebagai pengamat, tetapi terlibat langsung dalam proses situasi dan

kondisi.

Kolaborator dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah

seseorang yang membantu dalam mengumpulkan data-data tentang penelitian

yang sedang dibuat bersama-sama dengan peneliti. Kolaborator dalam

penelitian ini adalah guru yang mengampu semua mata pelajaran di kelas,

yaitu Ust. Erwin Nofianto Al Hafidz.

75Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm.16

76Syamsuddin Vismaia dan S. Damianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa (Bandung:Rosdakarya, 2006) hlm.228

PERENCANAAN(Planning)

PELAKSANAAN (Acting)

PENGAMATAN(Observing)

REFLEKSI(Reflecting)

SIKLUS I

PERENCANAAN(Planning)

PELAKSANAAN (Acting)

PENGAMATAN(Observing)

REFLEKSI(Reflecting)

SIKLUS II

?

Page 50: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

1. Prosedur Penelitian

Penelitian dirancang dalam tiga tahap yaitu pra siklus, siklus I dan

siklus II. pelaksanaan tiap siklus hanya diambil I kelas dengan kolaborator

guru kelas IV, yaitu Ust. Erwin Nofianto Al Hafidz.

a. Pra siklus

Tahap pra siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Desember

2009, dalam hal ini peneliti melakukan observasi secara langsung

terhadap aktivitas menghafal di kelas IV TPQ Baitul Muttaqien Wahyu

Utomo Ngaliyan Semarang, dalam pembelajaran tersebut santri masih

menghafal secara individu dan itu hanya berlangsung beberapa saat,

ketika santri merasa sedikit jenuh, aktivitas menghafal mereka akan

terhenti dan cenderung pasif, tidak mau melanjutkan kembali

hafalannya, 77

Di akhir pembelajaran, dilakukan tes lisan untuk mengetahui

hasil hafalan santri pada surah-surah pendek. Dan diketahui dari

pembelajaran tersebut belum mampu meningkatkan kualitas hafalan

santri pada surah-surah pendek, permasalahan itulah yang akan peneliti

ambil solusi dengan cara menerapkan teknik Reading Aloud dalam

menghafal surah-surah pendek.

b. Siklus I

Pelaksanaan siklus I dari penelitian tindakan kelas ini dimulai

pada hari Kamis, 31 Desember 2009, dengan mengambil tempat di

ruang kelas IV

1) Perencanaan

a) Peneliti dan guru menyiapkan bahan ajar yang meliputi:

(1) Menyusun Rencana Pembelajaran yang memuat model

pembelajaran menghafal, yaitu menggunakan teknik

Reading Aloud.

77Hasil Observasi di kelas IV TPQ Baitul Muttaqien pada Rabu, 23 Desember 2009.

Page 51: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

(2) Alat peraga berupa lembaran bertuliskan surah At-Tien

lengkap beserta terjemahannya.

(3) Mengatur posisi duduk santri dengan membentuk setengah

lingkaran atau huruf “U”.

(4) Menerapkan model pembelajaran dalam menghafal yaitu

dengan menggunakan teknik Reading Aloud.

b) Peneliti dan guru menyiapkan instrument yang meliputi:

(1) Lembar observasi untuk mengamati aktivitas menghafal

santri

(2) Lembar observasi untuk mengamati aktivitas pembelajaran.

2) Pelaksanaan

Guru kolaborator didampingi peneliti melaksanakan

pembelajaran sesuai rancangan yang telah disiapkan oleh peneliti.

Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan

teknik Reading Aloud pada siklus I secara garis besar adalah

sebagai berikut:

a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

c) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan teknik

Reading Aloud, sedangkan peneliti mengamati, menilai melalui

lembar observasi serta mencatat apa saja yang terjadi dalam

kelas pada siklus I.

d) Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran.

e) Guru melaksanakan tes lisan secara individual.

3) Pengamatan

a) Guru mengamati jalannya proses pembelajaran pada siklus I

b) Guru mengamati setiap kegiatan yang dilakukan santri mulai

dari awal pembelajaran hingga akhir pembelajaran. serta

Page 52: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Membuat penilaian tentang indikator aktivitas santri dalam

proses pembelajaran yang telah disiapkan

c) Guru mengamati hasil hafalan dengan tes lisan, apakah sudah

mencapai ketuntasan dalam menghafal?

d) Menilai hasil tindakan

e) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan

harapan penelitian.

4) Refleksi

a) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan

b) Guru dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan. Dan

membuat suatu refleksi, apakah ada yang perlu diperbaiki dan

dipertahankan?

c) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus I.

c. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 07

Januari 2010 di kelas yang sama, dan merupakan suatu tindakan

lanjutan dari pelaksanaan siklus I. Adapun langkah-langkah yang

ditempuh dalam siklus II dimulai dari perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi.

1) Perencanaan

a) Penyempurnaan pelaksanaan pada siklus I.

b) Meninjau kembali rencana pembelajaran yang disiapkan untuk

siklus II dengan melakukan refleksi siklus I.

c) Menyiapkan materi untuk kegiatan siklus II dengan materi

pokok hafalan surah At-Tien.

d) Menyiapkan lembar kerja observasi yaitu, pengamatan

terhadap kegiatan menghafal santri kelas IV TPQ Baitul

Muttaqien dengan menggunakan teknik Reading Aloud.

2) Pelaksanaan

Page 53: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Guru kelas dengan didampingi peneliti melaksanakan

pembelajaran sesuai rencana pembelajaran yang telah disiapkan

oleh peneliti dan direvisi berdasarkan evaluasi pada siklus I.

a) Guru memberikan apersepsi tentang materi pembelajaran yang

akan dibahas.

b) Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan

teknik Reading Aloud.

c) Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario

pembelajaran dan hasil refleksi.

d) Guru melaksanakan tes lisan secara individual.

3) Pengamatan

a) Pengamatan dilakukan bersamaan dengan tindakan, sedangkan

fokus dari pengamatan adalah kegiatan santri dalam

mengerjakan sesuatu dengan skenario pembelajaran.

b) Peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran dan

membandingkan hasil pembelajaran dengan siklus I.

c) Guru bersama peneliti mengamati hasil tes apakah sudah

mencapai keberhasilan dalam menghafal.

d) Peneliti mengamati keberhasilan dan hambatan-hambatan yang

dialami dalam proses menghafal yang belum sesuai dengan

harapan penelitian.

e) Hasil pengamatan dianalisis untuk memperoleh gambaran

bagaimana dampak dari tindakan yang dilakukan. Jika

permasalahan sudah terselesaikan dan sudah dianggap cukup,

maka tindakan dihentikan.

4) Refleksi

Refleksi pada siklus II ini dilakukan penyempurnaan

tentang pelaksanaan menghafal dengan menggunakan teknik

Reading Aloud yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas

hafalan santri kelas IV pada surah-surah pendek.

Page 54: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

2. Variabel Penelitian

Variabel yang diamati dalam penelitian ini meliputi:

a. Aspek kemampuan santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien dalam

menghafal surah-surah pendek.

b. Aspek hasil hafalan santri

E. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan

beberapa metode yaitu:

1. Observasi

“Observasi merupakan studi yang disengaja dan sistematis untuk

mengamati gejala-gejala sosial pada penelitian.78 Penggunaan metode

observasi dalam paradigma kuantitatif maupun kualitatif sama pentingnya,

keduanya menggunakan observasi untuk memahami kondisi lapangan

dengan lebih baik79” Metode ini digunakan untuk mendapatkan data

mengenai kondisi TPQ Baitul Muttaqien dan untuk mengetahui proses

kegiatan menghafal surah-surah pendek di kelas IV TPQ Baitul Muttaqien

Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang dengan menggunakan teknik Reading

Aloud.

2. Wawancara (Interview)

‘Interview/Wawancara merupakan alat pengumpul data yang berupa

tanya jawab antara pihak pencari informasi dengan sumber informasi yang

berlangsung secara lisan.”80 Wawancara ini dilakukan terhadap orang-orang

yang ada kaitannya dalam pelaksanaan penerapan teknik Reading Aloud

pada santri kelas IV TPQ Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan

Semarang dalam menghafal surah-surah pendek

78Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Riset Sosial, (Bandung: Mandar Maju, 1990),hlm. 157

79Noeng Muhajir, Metode Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed,(Yogyakarta: Raka Sarasin, 2007), hlm. 301.

80Hadari Nawawi dan Martini Hadari Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta:Gajah Mada University Press, 1992), hlm. 98

Page 55: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Teknik Pengumpulan Data Wawancara

INFORMAN MATERI WAWANCARA KETERANGAN

1 2 3

Ust.Imron

Rosyid

Gambaran umum TPQ Baitul

Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan

Semarang (sejarah berdirinya, letak

geografis, kondisi santri, guru, dan

staf, sarana prasarana.

Koordinator

pelaksana TPQ

Baitul Muttaqien

Ust. M.Erwin

Nofiyanto

Al Hafidz

a. Faktor-faktor penghambat yang

menyebabkan santri kurang efektif

di dalam menghafal.

b. Penerapan teknik Reading Aloud

guna meningkatkan kemampuan

menghafal surah-surah pendek pada

santri kelas IV TPQ Baitul

Muttaqien.

Guru Kelas IV

TPQ Baitul

Muttaqien

3. Dokumentasi

“Metode dokumentasi menurut Suharsimi adalah cara yang dilakukan

untuk menyelidiki catatan seperti buku, catatan harian, notulen rapat, dll.”81

Sehingga dokumentasi ini bermanfaat untuk mendapatkan data tentang

jumlah santri, nama asatidz, dll dalam penelitian. Tepatnya untuk

mendapatkan data tentang hasil belajar santri sebelum diterapkannya teknik

Reading Aloud dalam menghafal surah-surah pendek, metode ini juga

digunakan untuk menguatkan data-data yang telah didapatkan.

4. Metode Tes

81Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2002), Edisi Revisi V, hlm. 135.

Page 56: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Instrument tes ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dasar

dan pencapaian atau prestasi, antara lain: mengukur inteligensi (IQ),

mengetahui perbedaan hasil antara satu dengan yang lain. Dalam hal ini

peneliti menggunakan metode tes sebagai instrument untuk mengetahui

seberapa besar kemampuan santri TPQ Baitul Muttaqien dalam menghafal

surah-surah pendek, sehingga dapat diambil suatu data yang konkrit dari

kegiatan tersebut.

Metode tes yang digunakan untuk mengukur kemampuan santri dalam

menghafal surah-surah pendek adalah tes lisan, yaitu tes yang pertanyaan

maupun jawabannya disampaikan secara lisan,82 tes lisan sangat bermanfaat

dan tepat untuk mengetahui keberhasilan belajar dalam aspek kognitif yang

dalam hal ini adalah hasil hafalan santri, oleh karena itu tes ini tepat

digunakan agar guru/asatidz dapat mengetahui tingkat hafalan santri

terhadap surah At-Tien sebelum dan sesudah dilakukan tindakan siklus.

Adapun aspek yang diambil peneliti merupakan aspek kognitif, yaitu

hasil dari hafalan santri pada surah At-Tien, adapun aspek kognitif tersebut

meliputi:

a. Aspek Membaca, yaitu, sebelum menghafal, santri terlebih dulu

membaca surah At Tien secara Binnadhar dengan baik dan benar

b. “Aspek ketartilan, yaitu, kemampuan santri dalam menghafal dan

melafalkan surah At-Tien dengan Tartil (membaca dengan pelan dan

tenang).”83

c. Aspek kelancaran, yaitu, siswa mampu menghafal dan melafalkan surah

At-Tien dengan lancar (tanpa adanya kesalahan dalam lafadz)

d. Aspek Tilawah, yaitu, kemampuan santri dalam menghafal dan

melafalkan surah At-Tien dengan nada atau suara yang bagus dan indah.

e. Aspek kefasihan, yaitu santri mampu melafalkan surah At-Tien dengan

baik dan benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.

82WS. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, (Jakarta: Gramedia, 1986),hlm. 106.

83Mohammad Wahyudi, Ilmu Tajwid, (Surabaya: Halim Jaya, 2007), Cet. I, hlm. 9.

Page 57: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Beberapa aspek di atas merupakan indikator penilaian yang akan

diambil peneliti untuk dianalisis guna mengetahui peningkatan kualitas

hafalan santri terhadap surah At-Tien pada tiap siklusnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain,

sehingga dapat mudah dipahami, dan hasil temuannya dapat diinformasikan

kepada orang lain, adapun analisis data yang digunakan adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Data Kualitatif

“Prosedur ini menghasilkan temuan yang diperoleh dari data-data

yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara, namun bisa juga

mencakup dokumen, buku, kaset yang menggambarkan tentang obyek

penelitian.”84

Dalam penelitian ini analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui

peningkatan hasil hafalan siswa pada surah-surah pendek dengan

menggunakan teknik Reading Aloud, yang diperoleh dari hasil perhitungan

prosentase kemampuan siswa dari masing-masing tes, kemudian

dideskripsikan secara kualitatif.

2. Analisis Data Kuantitatif

“Analisis data kuantitatif lebih identik dengan metode

pengumpulan data yang berdasar pada data secara statistik dan

matematis,”85 analisis ini digunakan untuk menganalisis data dari jumlah

santri yang mengalami peningkatan hasil belajar, yang diperoleh dari

tindakan siklus I dan siklus II, nilai masing-masing santri pada akhir siklus

84Anselm Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, Tata Langkah danTeknik-Teknik Teoritisasi Data, Penerjemah: Muhammad Shodiq dan Imam Muttaqien,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar Press, 2003), hlm. 5.

85Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama, 1994), hlm. 252.

Page 58: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

diperoleh dengan menjumlahkan skor santri secara keseluruhan, merekap

nilai tes hasil hafalan, dan rata-rata nilai.

Karena penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif, maka

analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif, “yaitu data yang

terkumpul berbentuk kata-kata, dan gambar bukan berbentuk angka-angka,

kalaupun ada angka-angka sifatnya hanya sebagai penunjang data.”86 jadi

“penelitian deskriptif kualitatif hanya bersifat mendeskripsikan makna data

atau fenomena yang dapat ditangkap oleh peneliti.”87 metode ini

digunakan untuk mendeskripsikan data-data yang peneliti kumpulkan baik

data hasil wawancara, observasi maupun dokumentasi, selama

mengadakan penelitian di TPQ Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan

Semarang tentang penerapan teknik Reading Aloud guna meningkatkan

kemampuan menghafal surah-surah pendek.

Sedangkan penilaian yang digunakan peneliti untuk mengetahui

peningkatan kemampuan dalam menghafal adalah sebagai berikut:

a. Nilai Rata-rata

Nilai rata-rata siswa dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:88

Keterangan:

b. Ketuntasan Individu

Ketuntasan individu. Merupakan data mengenai hasil hafalan

dari tiap siklus yang diperoleh dari hasil tes dan data hasil pembelajaran

86 Sudarwan Denim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2002 ), hlm.5187Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet. 10,

hlm. 161.88Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),

hlm.264

Page 59: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

menghafal secara keseluruhan setelah diterapkannya teknik Reading

Aloud Adapun langkah perhitungan adalah dengan cara menghitungnya

menggunakan rumus:

89

Sedangkan indikator keberhasilan dalam menghafal surah At-

Tien ditentukan dengan skor sebagai berikut:

80 – 100 : (A) Baik sekali

66 – 79 : (B) Baik

56 – 65 : (C) Cukup

30 – 55 : (D) Kurang

20 – 30 : (E) Gagal 90

Dan indikator keberhasilan siswa dalam menghafal surah At-Tien

dapat dikatakan tuntas jika siswa mampu memperoleh nilai sesuai

dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu skor minimal 65.

89Asep Jihad,Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo,2009),cet 3, hlm.130

90Buku Rapor, Yayasan Baitul Muttaqien Taman Pendidikan Al-Qur'an NgaliyanSemarang, hlm.1

Page 60: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

BAB IV

DESKRIPSI DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum TPQ Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan

Semarang

1. Letak Geografis

Untuk lebih mendekatkan permasalahan yang akan diuraikan

dalam skripsi ini, perlu diketengahkan pula kondisi obyektif dari TPQ

Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang, baik dari segi

geografis, historis, pengurus, keadaan asatidz dan santri.

Secara geografis, lokasi TPQ Baitul Muttaqien berada di komplek

perumahan Wahyu Utomo kecamatan Ngaliyan kota Semarang. Tepatnya

berjarak kurang lebih 200 meter dari jalan raya Ngaliyan-Boja, TPQ Baitul

Muttaqien ini dibatasi oleh:

Ø Sebelah barat dibatasi : Masjid Baitul Muttaqien

Ø Sebelah timur dibatasi : Perumahan Wahyu Utomo Rt: 03

Ø Sebelah selatan dibatasi : Perumahan Wahyu Utomo Rt: 09

Ø Sebelah utara dibatasi : Perumahan Wahyu Utomo Rt: 04

Dilihat dari mata pencahariannya, warga disekitar TPQ Baitul

Muttaqien, yaitu warga perumahan Wahyu Utomo, umumnya mereka

bekerja sebagai pegawai negeri sipil (PNS), pengusaha atau wiraswasta

serta pedagang.

Sedangkan dari kehidupan beragama, warga perumahan Wahyu

Utomo Ngaliyan Semarang merupakan masyarakat yang religius.

meskipun tidak 100% warganya muslim, namun suasana nampak hidup

akur dan rukun, sebagai mayoritas berpenduduk muslim, mereka sadar

untuk memasukkan putra-putrinya di TPQ, untuk menerima pendidikan

agama, sehingga menjadi putra-putri yang shaleh-shalehah, mampu

Page 61: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, mengerti pengetahuan agama

dan menjadi penerus bangsa yang agamis.91

2. Sejarah Singkat Berdirinya TPQ Baitul Muttaqien

Ditinjau dari kondisi sehari-hari di lingkungan perumahan Wahyu

Utomo sebelum adanya TPQ, seusai sekolah umum, seringkali terlihat

adanya kegiatan anak-anak yang mayoritas waktunya dihabiskan hanya

untuk bermain-main.

Lebih memprihatinkan lagi apabila kegiatan anak-anak ini lepas

kontrol dari kedua orang tua, yang mayoritas sibuk dengan pekerjaannya,

sehingga segala kegiatan anak dari pagi hingga sore hari hanya

mengandalkan pengawasan dari pembantu rumah tangga. Memang kondisi

semacam ini tidak seluruhnya berlaku pada semua warga perumahan

Wahyu Utomo, sebab ada juga anak-anak yang jadwal dan pengawasan

orang tuanya begitu ketat, sehingga aktivitas dan kegiatan anak dapat

terarah.

Bermula dari kondisi itulah, timbul ide dan pemikiran dari

REISBAQIN (Remaja Islam Baitul Muttaqien) untuk mengajukan

proposal tentang rencana pembangunan tempat belajar ilmu-ilmu agama

untuk anak. Pada tanggal 15 Mei 1992 pengurus yayasan Baitul Muttaqien

mengadakan rapat intern di kediaman bapak Prof. Dr. H. Muslich Sobir

guna membahas rencana pendirian TPQ tersebut.

Pada 13 Juli 1992, secara resmi TPQ Baitul Muttaqien mulai

dibuka dengan bertempat di rumah kontrakan yang terletak di jl. Wahyu

Asri V No. B-106 Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang.92

Adapun tujuan dari didirikannya TPQ Baitul Muttaqien adalah

untuk mendidik anak-anak terutama di lingkungan perumahan Wahyu

Utomo, agar mampu baca-tulis Al Qur’an serta menambah ilmu

91Hasil wawancara dengan Ust. Imron Rosyid. SH.i (Koordinator pelaksana harian TPQBaitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang), pada hari Senin tanggal 02 November 2009,bertempat di kantor TPQ Baitul Muttaqien.

92Ibid.

Page 62: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

pengetahuan tentang keagamaan yang terwujud dalam perilaku sehari-hari,

dan diharapkan pula terbentuknya suatu generasi penerus yang sholeh-

sholihah, bertaqwa kepada Allah, berbakti kepada orang tua, serta berguna

bagi agama, bangsa dan negara.

Dari rumusan tujuan TPQ Baitul Muttaqien diatas, maka terdapat

target yang harus ditempuh oleh TPQ bagi seluruh santri yang ikut belajar

disana, adapun target yang harus ditempuh santri ketika belajar di TPQ

Baitul Muttaqien adalah sebagai berikut:

a. Santri mampu membaca dan menulis huruf hijaiyyah terutama Al

Qur’an dengan baik dan benar.

b. Santri mampu menghafal surah-surah pendek dan doa-doa wajib.

c. Santri dapat mengetahui ilmu pengetahuan agama sebagai penunjang

terhadap pendidikan agama di sekolah formal.

d. Santri dapat mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan

tuntutan agama yang telah diajarkan, misalnya: melaksanakan sholat

lima waktu, berbakti kepada guru dan arang tua, menyayangi sesama

mahluk hidup ciptaan Allah.93

B. Deskripsi data dan Analisis Tahap Pra Siklus

Pada tahap pra siklus ini dilaksanakan pada hari Kamis, 24 Desember

2009 dan bertempat di ruang kelas IV yang diampu oleh Ust. Erwin Novianto

Al Hafidz. Tahap pra siklus ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh

semangat santri dalam mengikuti pembelajaran menghafal di kelas sebelum

diterapkannya teknik Reading Aloud.

Berdasarkan hasil pengamatan pada pelaksanaan pra siklus di kelas IV

yang diampu oleh Ust. Erwin Novianto Al Hafidz, dalam proses

pembelajarannya masih menggunakan model pembelajaran menghafal secara

klasik, yaitu, guru hanya sebatas mengkoordinir dan mengawasi jalannya

pembelajaran menghafal yang sedang dilakukan santri, dan yang terjadi pada

kegiatan pembelajaran menghafal tersebut, ketika santri merasa sedikit jenuh,

93Ibid.

Page 63: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

aktivitas menghafal mereka akan terhenti dan cenderung pasif serta tidak mau

melanjutkan kembali hafalannya, selain itu banyak ditemui santri yang kurang

bersemangat dan malas dalam menghafal. Kemungkinan hal tersebut terjadi

karena santri hanya terfokus pada kegiatan menghafal saja tanpa adanya suatu

tindakan yang dapat membuat mereka bersemangat dalam menghafal,

akibatnya pada tahap pra siklus ini hasil hafalan santri sangat rendah.

Observasi pada tahap pra siklus ini diakhiri dengan dilaksanakannya

tes hasil hafalan, sedangkan tes yang digunakan untuk mengukur tingkat

kemampuan santri dalam menghafal adalah tes lisan. Berkaitan dengan hasil

tes akhir tersebut, nilai rata-rata kelas pada pra siklus adalah 49,6 Dan hanya 3

santri yang mampu memenuhi standar KKM. hasil tes akhir hafalan pada

tahap pra siklus ini ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 1

Hasil Hafalan Santri Pada Tahap Pra Siklus

NO NAMA SISWAKetuntasan Individu

(Nilai)KETERANGAN

1 Adi Kusuma 55 Tidak Tuntas

2 Aisyah Mas’udah 35 Tidak Tuntas

3 Berty Rahayu 45 Tidak Tuntas

4 Ervika Putri 40 Tidak Tuntas

5 Fahta Maulana Putra 40 Tidak Tuntas

6 Fajar Izzar Frananda 55 Tidak Tuntas

7 Fitria Kusuma 65 Tuntas

8 Irsalina 70 Tuntas

9 Insyirah Nur Sakinah 55 Tidak Tuntas

10 Jovita Ellysia 45 Tidak Tuntas

11 Khotijatun Masturoh 40 Tidak Tuntas

12 M. Rirfi hadi pratama 55 Tidak Tuntas

13 Mia Dwi Rahmawati 40 Tidak Tuntas

14 Puput Sanjaya 40 Tidak Tuntas

Page 64: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

15 Reza Muhammad 65 Tuntas

Jumlah 745

Rata-rata 49,6

Dari hasil pengamatan pada tahap pra siklus tersebut, dapat

disimpulkan bahwa peserta didik/santri belum terlibat aktif secara penuh

dalam proses pembelajaran menghafal. Dan dari hasil pra siklus itu pula,

peneliti mengidentifikasi beberapa permasalahan yang terjadi dalam

pembelajaran menghafal di TPQ Baitul Muttaqien, yaitu antara lain:

1. Tidak adanya variasi dalam pembelajaran menghafal, sehingga santri cepat

jenuh dan cenderung membosankan.

2. Kurangnya pengawasan guru/Asatidz terhadap proses kegiatan menghafal,

sehingga santri cenderung seenaknya dalam kegiatan tersebut.

3. Penerapan metode menghafal yang kurang efektif, yaitu dengan

mengkoordinir santri untuk menghafal secara individu, sehingga semangat

santri dalam menghafal hanya bersifat sementara, artinya, setelah mereka

jenuh, aktifitas menghafal santri berhenti dan cenderung tidak mau

melanjutkan kembali.

4. Berkaitan dengan pembelajaran aktif, penataan ruang kelas belum

mencerminkan pembelajaran aktif, karena penataan bangku masih secara

konvensional.

Setelah mengidentifikasi beberapa permasalahan diatas, kemudian

peneliti mendiskusikan hal tersebut dengan Asatidz kelas IV TPQ Baitul

Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan, yaitu Ust. Erwin Nofianto Al Hafidz.

Selaku guru mitra atau kolaborator dalam penelitian ini untuk dicarikan

solusinya, solusi yang didapat dari hasil diskusi tersebut akan diterapkan

menjadi sebuah tindakan untuk tahap berikutnya yaitu pada siklus I.

Page 65: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

C. Analisis Tahap Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas pada siklus I dilaksanakan oleh peneliti

dengan yaitu Ust. Erwin Nofianto Al Hafidz sebagai guru mitra atau

kolaborator sekaligus sebagai guru kelas IV. Pada siklus I ini, observasi

dilakukan di kelas IV pada tanggal 31 Desember 2009. Tindakan siklus I ini

mengacu pada solusi yang diperoleh dari tahap refleksi pada pra siklus,

sebagai tindakan untuk mengatasi permasalahan dalam pelaksanaan

pembelajaran menghafal surah-surah pendek kaitannya dengan meningkatkan

kemampuan santri dalam menghafal.

Sebelum melaksanakan tindakan pada tahap siklus I, peneliti dan

kolaborator yaitu guru mitra melakukan diskusi terlebih dahulu tentang

tindakan yang akan diambil untuk menyelesaikan permasalahan yang ada pada

tahap pra siklus, terutama bagaimana menciptakan suasana belajar yang tidak

menjenuhkan yang akan membawa dampak semangat menghafal pada santri.

Sedangkan deskripsi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah

sebagai berikut

1. Tahap Perencanaan

Sebelum memasuki tahap perencanaan, peneliti dan guru

kolaborator mendiskusikan tentang pembelajaran yang terjadi pada tahap

pra siklus, serta mencari solusi yang tepat dalam meningkatkan

kemampuan santri dalam menghafal surah-surah pendek, dalam

perencanaannya, peneliti mengungkapkan bahwa permasalahan dapat

diatasi dengan diterapkannya teknik Reading Aloud, sebab penggunaan

Reading Aloud dapat meningkatkan daya ingat yang kuat pada santri, guru

menyetujui solusi tersebut dan mulailah peneliti bersama guru kolaborator

merancang pembelajaran menghafal dengan menggunakan teknik Reading

Aloud serta menyiapkan segala sesuatu yang dapat membantu kelancaran

proses diterapkannya teknik tersebut.

Page 66: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan siklus I, guru kolaborator bersama peneliti memasuki

kelas IV (Al Qur’an) pada pukul 15:30, santri dalam kelas tersebut

berjumlah 15 anak yang terdiri dari 5 laki-laki dan 10 perempuan.

Sebelum pembelajaran guru mengucapkan salam, dilanjutkan dengan

memimpin doa dan mengabsen santri. Selanjutnya guru memperkenalkan

peneliti, dan memberikan apresiasi tentang pembelajaran menghafal yang

akan dilaksanakan pada sore tersebut.

Pembelajaran dimulai guru membagikan beberapa kertas

bertuliskan surah yang akan dihafalkan kepada santri, yaitu surah At-Tien

yang lengkap beserta harakat dan terjemahnya, selain itu, pada lembaran-

lembaran tersebut juga tercantum ayat-ayat bergaris, yang mana ayat-ayat

tersebut mengandung bacaan ilmu tajwid yang sudah diajarkan oleh guru,

sesekali ayat bergaris tersebut diungkapkan oleh guru agar perhatian santri

tidak terlalu fokus terhadap materi hafalan, dan proses menghafal tersebut

tidak menjenuhkan.

Pembelajaran diawali dengan guru membacakan surah At-Tien

terlebih dahulu secara lengkap dari ayat 1-8, dan diikuti oleh semua santri,

setelah selesai santri dites satu persatu untuk membaca ayat yang akan

dihafalkan, setelah itu guru memimpin prosesi menghafal dengan

membaca per-ayat yang diulang berkali-kali, sehingga semua santri hafal,

setelah dirasa cukup, guru meminta satu persatu santri untuk melafalkan

ayat yang telah dihafalkan, apabila semua bisa hafal, maka dilanjutkan ke

ayat berikutnya.

3. Tahap Observasi.

Ketika pembelajaran tengah berlangsung, ternyata santri yang

bernama Aisyah Mas’udah, Ervika Putri dan Khotijah memiliki

kemampuan menghafal yang lemah, sehingga untuk beberapa santri ini

diberikan toleransi oleh guru untuk mengulang-ulang lagi ayat yang

menurutnya sulit, oleh sebab itu, para santri tersebut belum bisa mendapat

hasil yang maksimal dalam menghafal.

Page 67: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Pada tahap pelaksanaan siklus I, santri yang bernama Adi

Kusuma, Rifqi Hadi Pratama dan Fahta Maulana, membuat gaduh,

sehingga sedikit mengganggu proses pembelajaran, akan tetapi

kemampuan menghafal mereka cukup bagus, sehingga pada tahap ini

mereka tidak perlu diberikan toleransi waktu untuk menghafal.

Pada akhir pembelajaran dilaksanakan tes hafalan yang berbentuk

lisan, dari hasil tes tersebut, 3 santri dinyatakan belum tuntas dalam

menghafal, sedangkan 12 santri lain tuntas dengan nilai diatas standar

ketuntasan minimal.

Tabel 2

Hasil Hafalan Santri Pada Tahap Siklus I

NO NAMA SISWAKetuntasan Individu

(Nilai)KETERANGAN

1 Adi Kusuma 70 Tuntas

2 Aisyah Mas’udah 55 Tidak Tuntas

3 Berty Rahayu 65 Tuntas

4 Ervika Putri 55 Tidak Tuntas

5 Fahta Maulana Putra 65 Tuntas

6 Fajar Izzar Frananda 70 Tuntas

7 Fitria Kusuma 75 Tuntas

8 Irsalina 80 Tuntas

9 Insyirah Nur Sakinah 70 Tuntas

10 Jovita Ellysia 65 Tuntas

11 Khotijatun Masturoh 55 Tidak Tuntas

12 M. Rifqi hadi pratama 65 Tuntas

13 Mia Dwi Rahmawati 65 Tuntas

14 Puput Sanjaya 65 Tuntas

15 Reza Muhammad 75 Tuntas

Jumlah 995

Rata-rata 66,3

Page 68: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

4. Refleksi

Hasil dari pembelajaran pada tahap siklus I tersebut, dapat

disimpulkan bahwa santri mulai ada peningkatan dalam proses menghafal,

sehingga hasil hafalannya meningkat. Dari pengamatan peneliti rata-rata

kelas pada siklus I meningkat dibanding pada tahap pra siklus. Yaitu

menjadi 66,3 dari 15 santri, 3 santri yang nilainya masih dibawah KKM

Setelah selesai melaksanakan pembelajaran pada siklus I, guru

kolaborator bersama peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan

pembelajaran, dengan mendiskusikan kendala atau permasalahan yang

dihadapi ketika berada di kelas. Dari refleksi tersebut diketahui

permasalahan yang muncul pada tahap siklus I, diantaranya:

a. Adanya santri yang pasif dan kurang semangat dalam pelaksanaan

menghafal surah-surah pendek.

b. Adanya santri yang trouble maker dalam kelas, sehingga mengganggu

proses menghafal.

Dari hasil evaluasi pembelajaran dan hasil diskusi antara peneliti

dengan kolaborator, kedua permasalahan diatas akan diberikan solusi

untuk lebih meningkatkan kemampuan santri dalam menghafal surah-

surah pendek, dan solusi tersebut akan diterapkan pada siklus II, tindakan

tersebut yaitu:

a. Guru memberikan motivasi dan arahan sebelum pelaksanaan

pembelajaran.

b. Memberikan perhatian yang lebih terhadap santri yang masih lemah

dan kesulitan dalam menghafal.

c. Dikarenakan penerapan teknik Reading Aloud ini guru terlibat

langsung dalam proses menghafal, maka pada saat pembelajaran

menghafal berlangsung, kontak pandang guru terhadap peserta didik

tidak hanya tertuju pada seorang saja, sehingga tidak ada lagi santri

yang menjadi trouble maker dalam kelas, dan penerapan teknik

Reading Aloud ini bisa maksimal.

Page 69: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

D. Analisis Tahap Siklus II

Seperti pada tahap pra siklus dan siklus I, observasi dilakukan oleh

peneliti dan kolaborator untuk berupaya meningkatkan kemampuan santri

dalam menghafal surah-surah pendek dengan menggunakan teknik Reading

Aloud. Pelaksanaan siklus II ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 07

Januari 2010 di kelas yang sama. Adapun deskripsi pelaksanaan tindakan pada

siklus II adalah sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan

Dalam tahap ini guru kolaborator dan peneliti bertemu kembali

untuk membahas kekurangan yang terjadi pada siklus I, seperti banyaknya

siswa yang salah dalam membaca surah At-Tien, akibatnya, hal tersebut

berpengaruh terhadap hasil hafalan santri, selain itu pandangan guru harus

berputar dan tertuju pada semua santri. Sehingga semua santri bisa

mendapat perhatian yang sama dan meminimalkan santri yang sering

berbuat gaduh, sehingga dapat mengganggu jalannya pembelajaran.

Dalam perencanaannya, guru ketika memimpin proses menghafal

akan lebih mengulang-ulang ayat yang terlihat sulit, seperti ayat ke 5, 6

dan 7 dari surah At-Tien, karena dari hasil tes pada siklus I, banyak santri

yang kurang lancar dan kurang tepat dalam melafalkan ayat-ayat tersebut

secara hafalan.

2. Tahap Pelaksanaan

Kegiatan pembelajaran berlangsung seperti biasa, guru

mengucapkan salam dan memimpin doa, kemudian guru membagikan alat

peraga berupa lembaran-lembaran bertuliskan surah At-Tien seperti pada

siklus I

Setelah semua santri mendapatkan lembaran, guru memulai

pembelajaran dengan memberikan semangat dan dukungan kepada santri

khususnya bagi mereka yang pada tahap siklus I belum tuntas. kemudian

guru mulai memimpin proses menghafal seperti yang direncanakan, yaitu

menambah porsi pengulangan pada ayat-ayat yang terlihat sulit bagi santri

Page 70: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Pada tahap pelaksanaan ini semua santri fokus terhadap

pembelajaran, bagi santri yang belum maksimal dalam menghafal, santri

tersebut akan termotivasi dan bersungguh-sungguh dalam menghafal agar

tidak tertinggal dari teman-temannya yang lain, sehingga pada

pelaksanaan siklus II ini tidak ada santri yang membuat gaduh, dan

pelaksanaan pembelajaran menghafal bisa dilaksanakan dengan baik

3. Tahap Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung guru telah melaksanakan

tugasnya dengan baik, seperti yang direncanakan pada awal sebelum

pembelajaran siklus II. saat pembelajaran pada siklus II, santri terlihat

senang dan aktif dalam pembelajaran menghafal, santri memperhatikan

dengan antusias ketika guru membacakan surah At-Tien, dengan harapan

apa yang mereka dengar dapat mereka rekam dalam ingatan, sehingga

dapat meminimalisir kesalahan

Pada akhir pembelajaran siklus II ini, guru mengadakan tes hafalan

yang berupa tes lisan, dan dari hasil tes tersebut santri yang pada siklus I

memiliki kekurangan dan belum tuntas dalam menyelesaikan hafalannya

seperti Aisyah, Ervika dan Khotijah, pada siklus II ini mereka sudah bisa

menuntaskan hafalannya dengan baik.

Dari hasil pengamatan pada tahap siklus II tersebut, dapat

disimpulkan bahwa santri secara keseluruhan terlibat aktif dalam proses

menghafal surah At-Tien, hal ini terlihat pada santri setelah dilaksanakan

tes hafalan di akhir pembelajaran, sebagaimana terdapat pada tabel berikut.

Tabel 3

Hasil hafalan siswa pada tahap siklus II

NO NAMA SISWAKetuntasan Individu

(Nilai)KETERANGAN

1 Adi Kusuma 85 Tuntas

2 Aisyah Mas’udah 70 Tuntas

3 Berty Rahayu 85 Tuntas

Page 71: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

4 Ervika Putri 75 Tuntas

5 Fahta Maulana Putra 80 Tuntas

6 Fajar Izzar Frananda 85 Tuntas

7 Fitria Kusuma 90 Tuntas

8 Irsalina 95 Tuntas

9 Insyirah Nur Sakinah 85 Tuntas

10 Jovita Ellysia 80 Tuntas

11 Khotijatun Masturoh 75 Tuntas

12 M. Rifqi hadi pratama 85 Tuntas

13 Mia Dwi Rahmawati 80 Tuntas

14 Puput Sanjaya 80 Tuntas

15 Reza Muhammad 85 Tuntas

Jumlah 1235

Rata-rata 82,3

Berkaitan dengan hasil tes hafalan yang dilakukan di akhir

pembelajaran pada siklus II, diperoleh nilai rata-rata kelas yaitu: 82,3, dari

15 santri semuanya telah lulus.

Setelah observasi selesai dilaksanakan, peneliti bersama guru mitra

sebagai kolaborator dalam penelitian tindakan kelas di kelas IV TPQ

Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan mengadakan diskusi berkaitan

dengan pelaksanaan pembelajaran menghafal surah-surah pendek dengan

menggunakan teknik Reading Aloud.

4. Tahap Refleksi

Hasil diskusi tersebut berkaitan pembahasan hasil tindakan dari

tahap pra siklus, siklus I, dan siklus II yaitu:

a. Terjadi peningkatan hafalan santri dalam pembelajaran surah-surah

pendek dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II

b. Hasil tes akhir juga menunjukkan peningkatan dari tahap pra siklus,

siklus I dan siklus II. sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 72: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Tabel 4

Perbandingan Rata-rata Tes Akhir

No Pelaksanaan siklus Rata-rata

1. Pra siklus 49,6

2. Siklus I 66,3

3. Siklus 2 82,3

E. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan-keterbatasan dalam penelitian yang peneliti lakukan

adalah sebagai berikut:

1. Mengingat teknik Reading Aloud pada penelitian ini hanya dilakukan

untuk meningkatkan kemampuan menghafal santri pada surah-surah

pendek, maka penelitian ini hanya terfokus pada kemampuan dan kualitas

hafalan santri, sehingga santri tidak bisa mengaplikasikan hasil hafalan

dalam bentuk perbuatan, akan tetapi, santri mampu menambah jumlah

hafalan mereka terhadap surah-surah pendek yang wajib dihafalkan di

TPQ Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang.

2. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) oleh peneliti di TPQ Baitul Muttaqien

Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang tidak lepas dari sumber-sumber

pustaka sebagai landasan teori dari penelitian ini. Dengan segala

keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti, maka referensi, daftar pustaka

atau hasil-hasil penelitian yang relefan dengan penelitian kurang maksimal

dalam mencari sumber tersebut. Sehingga menjadi sebuah kekurangan dan

keterbatasan dalam penelitian ini.

Keterbatasan-keterbatasan yang peneliti hadapi diatas tentunya

sedikit banyak berpengaruh terhadap penelitian yang peneliti lakukan.

Namun demikian, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah berhasil

dengan lancar.

Page 73: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Deskripsi dan analisis penelitian tentang upaya meningkatkan

kemampuan menghafal surah-surah pendek dengan menggunakan teknik

Reading Aloud pada santri kelas IV TPQ Baitul Mutaqien Wahyu Utomo

Ngaliyan Semarang dari bab I sampai dengan bab V, dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Sebelum diterapkannya teknik Reading Aloud, proses pembelajaran

menghafal surah-surah pendek masih menggunakan model pembelajaran

menghafal secara klasik, yaitu, guru/asatidz hanya sebatas mengkoordinir

dan mengawasi jalannya pembelajaran menghafal yang sedang dilakukan

santri, sehingga yang terjadi, ketika santri merasa sedikit jenuh, aktivitas

menghafal mereka akan terhenti dan cenderung pasif serta tidak mau

melanjutkan kembali proses menghafalnya, selain itu banyak ditemui

santri yang kurang bersemangat dan malas dalam menghafal.

Kemungkinan hal tersebut terjadi karena santri hanya terfokus pada

kegiatan menghafal saja tanpa adanya suatu tindakan yang dapat membuat

mereka bersemangat dalam menghafal, akibatnya kualitas hafalan santri

kelas IV TPQ Baitul Mutaqien sangat rendah.

2. Penerapan teknik Reading Aloud sebagai upaya untuk meningkatkan

kemampuan menghafal serah-surah pendek pada santri kelas IV TPQ

Baitul Mutaqien Wahyu Utomo Ngaliyan Semarang dinyatakan berhasil,

hal tersebut ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam proses

pembelajaran menghafal, selain itu keberhasilan teknik Reading Aloud

juga ditunjukkan dengan adanya peningkatan kualitas hafalan yaitu dengan

kelancaran santri dalam menghafal surah-surah pendek, yang dalam hal ini

adalah surah At-Tien yang ditunjukkan dengan nilai skor tes akhir dari

masing-masing siklus. Adapun peningkatan hasil tes dimulai dari tahap pra

Page 74: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

siklus, siklus I sampai siklus II dapat dilihat dari nilai rata-rata pada

masing-masing siklus yaitu pada tahap pra siklus nilai rata-rata 49,6, pada

siklus I meningkat menjadi 66,3, dan nilai rata-rata tersebut pada siklus II

meningkat lagi menjadi 82,3. Penerapan teknik Reading Aloud dalam

penelitian ini membawa dampak yang positif terhadap aktifitas menghafal

santri, terutama mengurangi kejenuhan dan sebagai variasi pembelajaran.

Ada beberapa santri pada saat sebelum diterapkannya teknik ini kurang

mempunyai semangat dan hasil hafalan rendah, setelah diterapkannya

teknik ini mereka menjadi lebih bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran.

B. Saran

Mengingat pentingnya teknik Reading Aloud untuk meningkatkan hafalan

peserta didik, maka peneliti mengharapkan beberapa hal yang berhubungan

dengan masalah tersebut diatas sebagai berikut:

1. Pada Guru/ustadz Kelas IV TPQ Baitul Muttaqien

a. Dalam proses belajar mengajar, guru harus benar-benar mengerti dan

memahami pembelajaran dengan sebaik mungkin, agar materi yang

diajarkan dapat tersampaikan secara maksimal.

b. Hendaknya pembelajaran dirancang sebaik mungkin dan memperkaya

variasi dalam mengajar. Hal ini untuk mengantisipasi kejenuhan yang

dialami oleh peserta didik. Dan selalu memantau perkembangan

santrinya di dalam kelas.

c. Pelaksanaan pembelajaran hafalan dengan menggunakan teknik

Reading Aloud agar dapat dilakukan tidak hanya sampai pada

selesainya penelitian ini saja, akan tetapi dilanjutkan dan dilaksanakan

secara menerus sebagai program untuk meningkatkan mutu hafalan

pada surah-surah pendek, karena hal tersebut merupakan salah satu

syarat santri untuk bisa mengikuti wisuda

2. Pihak di TPQ Baitul Muttaqien

Page 75: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

a. Hendaknya seluruh pihak di TPQ Baitul Muttaqien mendukung dalam

kegiatan pembelajaran yang berlangsung.

b. Memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran

dengan melengkapi sarana dan prasarana.

c. Kepada semua pihak di TPQ Baitul Muttaqien, terutama para asatidz,

sudah seharusnya meningkatkan kompetensi termasuk kompetensi

professional serta membekali diri dengan pengetahuan yang luas,

karena sesungguhnya kompetensi yang dimiliki oleh guru sangat

mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran yang akhirnya akan

dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi, berbudi pekerti

luhur, yang mampu berdampak positif pada perkembangan dan

kemajuan sekolah.

C. Penutup

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq hidayah serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Dalam pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari

kekurangan dan ketidaksempurnaan. Hal ini dikarenakan keterbatasan

pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Saran-saran yang penulis

ungkapkan diatas diharapkan menjadi koreksi, masukan dan bahan

pertimbangan untuk di TPQ Baitul Muttaqien Wahyu Utomo Ngaliyan

Semarang.

Peneliti berharap semoga skripsi yang sederhana ini bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Page 76: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

DAFTAR PUSTAKAAbdul Kholik, Abdurrohman, Bagaimana Menghafal Al Qur’an, Jakarta: Pustaka

Al-Kautsar, 2008

Abi Abdillah Muhammad Bin Ismail Al Bukhary, Matan Al Bukhory, BiHasyiyati As Sanadi, Juz III, Darul Fikri: t.th

Abi Zakariyya Yahya Ibn Syarifuddin An Nawawi Asy Syafi’iy, Attibyaan, FiiAdabi Hamalatil Qur’an, Tahqiq Abdul Qodir Al Arna’ut, Surabaya:Pustaka Hidayah, t.th

Al Hafidz, Ahsin W, Bimbingan Praktis Menghafal Al Qur’an, Jakarta, BumiAksara

Al Quranul Kariem, Kudus, Fa. Menara,1974

Ali, Muhammad, Strategi Penelitian Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993 Cet.10

Alwi, Hasan Et.al. Kamus Besar Bahas Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2005cet 3.

Aqib, Zainal, Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Yrama Widya, 2008, Cet. 8

Arikunto, Suharsimi dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008

_______, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2002, Edisi Revisi V

_______, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006

As Sirjani, Raghib, Abdul Kholiq, Abdurrahman Cara Cerdas Hafal Al Qur’an,Solo: Aqwam 2007

Ash-Shaym, Muhammmad 80 Ayat Pembuka Pintu Rizki, Tips MelenyapkanKesulitan Dan Kesedihan Anda, Jakarta: Embun, 2006

Buku Rapor, Yayasan Baitul Muttaqien Taman Pendidikan Al Qur’an NgaliyanSemarang.

Darajat, Zakiah, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, Jakarta: BumiAksara, 1995

Departemen Agama RI, Al-Aliy, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Bandung:Diponegoro, 1993.

Denim, Sudarwan, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002.

Page 77: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Gunawan, Adi W. Genius Learning Strategi, Petunjuk Praktis Untuk MenerapkanAccelerated Learning, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004

Hamijaya, Nunu A Nunung K. Rukmana, 70 Cara Mudah Bergembira BersamaAl Qur’an, Bandung: Jembar, 2007

Jihad, Asep, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Multi Presindo,2009, cet 3

Kartono, Kartini, Pengantar Metodologi Riset Sosial, Bandung: Mandar Maju,1990

Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: PT GramediaPustaka Utama, 1994

Maskan, Mansyur dan M Ulil Albab Arwani, Almuhtauyat Lil MasaililQuraniyyah, 128 Tanya-Jawab Masalah Quraniyyah, Kudus: PonpesTahfidz Yanbu’ul Qur’an,2006

Muhajir, Noeng, Metode Keilmuan Paradigma Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed,Yogyakarta: Raka Sarasin, 2007

Muhammad Ismail, Ibrahim Sisi Mulia Al Qur’an, Agama dan Ilmu Jakarta:Rajawali Press, 1986 cet.1

Muhammad Syukron Maksum, Zaki Zamani, Menghafal Al Qur’an ItuGampang!, Belajar Pada Maestro Al Qur’an Nusantara, Yogyakarta:Mutiara Media, 2009

Nawawi, Hadari dan Martini Hadari Instrumen Penelitian Bidang Sosial,Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992

Pickett, William, Leaders Of The American 2, Reading And Vocabulary. NewYork: MC Graw Hill, 2005

Qardawi, Yusuf, Berinteraksi Dengan Al Qur’an Jakarta: Gema Insani Press.1999 cet.1

Rifa’I, Moh. Terjemah/Tafsir Al Qur’an, Semarang : CV. Wicaksana, 1993

Riyadih, Saad, Mendidik Anak Cinta Al Qur’an, Sukoharjo: Insan Kamil, 2007

Robinson, Richard, Becoming An Effective Reading Teacher, New York: Harperand Row

Rosidi, KH. Arwani Amin, Penjaga Wahyu dari Kudus, Kudus: CV. Daya MediaKudus,2008

Page 78: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Seikh Muhammad bin Muhammad Abi Suyhbah, Etika membaca Al Qur’an danmempelajari Al Qur’an Al Karim, Bandung: Pustaka Setia, 2003

Shahih Muslim, juz I, Sangkapura: Penang, t.th, hlm. 321

Shihab, Quraisy, Membumikan Al Qur’an, Fungsi Dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat, Bandung: Mizan Pustaka. 2009

_______, Tafsir Al Misbah ,Pesan Kesan Dan Keserasian Al Qur’an (Jakarat:Lentera Hati) cet 1

Shodaqoh, Ahmad Haris, Tausyiyatul Asfiya’fi Tarjamah Hidayatul Adzkiya’, LiZainuddin Al Malibary, Semarang: Ponpes Al Itqon, 2005

SM, Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang:Ra SAIL Media Group.2008

SQ, Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2008

Strauss, Anselm dan Juliet Corbin, Dasar-Dasar Penelitian Kualitatif, TataLangkah dan Teknik-Teknik Teoritisasi Data, Penerjemah: MuhammadShodiq dan Imam Muttaqien, Yogyakarta: Pustaka Pelajar Press, 2003

Rahayu, Surtiati Hidayat, Pengetesan Kemampuan Membaca Secara Komunikatf,Jakarta: Intermasa, 1990

Vismaia, Syamsuddin, S. Damianti, Metode Penelitian Pendidikan BahasaBandung: Rosdakarya, 2006

Wahyudi, Mohammad, Ilmu Tajwid, Surabaya: Halim Jaya, 2007, cet 1.

Winkel,WS. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia,1986.

Yasmadi, Modernisasi Pesantren, Kritik Nurkholis Majid Terhadap PendidikanIslam Tradisional,Tangerang: Ciputat Press, 2005

Zuhairini, Metodologi Pendidikan Agama, Solo: Ramadhani, 1993

Page 79: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Kholilurrohman

NIM : 3105116

Fak/Jurusan : Tarbiyah/ PAI

Tempat / Tanggal Lahir : Semarang, 16 Mei 1985

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Jln Raya Semarang-Demak, Km 6 Rt. 03 Rw 08

Ngablak Sari-Sayung Demak

Latar Belakang Pendidikan

1. MI Tahfidhul Qur’an Lulus Tahun 1999

2. MTs Tasywiquth Thullab Salafiah (TBS) Lulus Tahun 2002

3. MA Tasywiquth Thullab Salafiah (TBS) Lulus Tahun 2005

4. IAIN Walisongo Semarang Lulus Tahun 2010

Semarang, 15 Juni 2010Penulis,

KholilurrohmanNIM. 3105116

Page 80: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

DAFTAR NILAI HAFALAN SANTRI KELAS IV PADA SURAH AT-TIIN

TAHAP PRA SIKLUS

Indikator PenilaianNama Baca Tartil Fasih Tilawah Lancar Jumlah NilaiAdi Kusuma 80 55 40 50 50 275 55AisyahMas udah 50 30 30 30 35 175 35Berty Rahayu 65 50 35 30 45 225 45Ervika Putri 50 35 40 30 45 200 40FahtaMaulanaPutra 50 40 30 35 45 200 40Fajar IzzarFrananda 90 50 40 50 45 275 55Fitria Kusuma 80 60 60 55 70 325 65Irsalina 90 45 50 40 50 275 55Insyirah NurSakinah 90 70 50 65 75 350 70Jovita Ellysia 50 30 35 45 65 225 45KhotijatunMasturoh 50 30 40 35 45 200 40M. Rifqi hadipratama 80 55 50 40 50 275 55Mia DwiRahmawati 40 30 35 45 50 200 40PuputSanjaya 40 30 45 35 50 200 40RezaMuhammad 75 60 50 65 75 325 65

TAHAP SIKLUS I

Indikator PenilaianNama Baca Tartil Fasih Tilawah Lancar Jumlah Nilai

Adi Kusuma 85 65 50 70 80 350 70AisyahMas udah 60 50 40 45 55 250 50Berty Rahayu 75 60 55 60 75 325 65Ervika Putri 70 50 40 50 65 275 55FahtaMaulanaPutra 80 55 50 65 75 325 65Fajar IzzarFrananda 90 70 55 60 75 350 70Fitria Kusuma 85 75 70 65 80 375 75Irsalina 90 70 65 55 70 350 70Insyirah NurSakinah 90 80 70 80 80 400 80

Page 81: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

Jovita Ellysia 75 55 65 60 75 330 66KhotijatunMasturoh 70 40 50 50 65 275 55M. Rifqi hadipratama 85 60 50 55 75 325 65Mia DwiRahmawati 75 60 50 65 75 325 65PuputSanjaya 75 55 65 60 70 325 65RezaMuhammad 80 70 70 75 80 375 75

TAHAP SIKLUS II

Indikator PenilaianNama Baca Tartil Fasih Tilawah Lancar Jumlah NilaiAdi Kusuma 95 80 75 85 90 425 85AisyahMas udah 75 65 65 70 75 350 70Berty Rahayu 90 80 80 85 90 425 85Ervika Putri 85 70 75 65 85 380 76FahtaMaulanaPutra 90 75 80 70 85 400 80Fajar IzzarFrananda 95 85 80 75 90 425 85Fitria Kusuma 95 90 90 80 95 450 90Irsalina 95 80 75 80 95 425 85Insyirah NurSakinah 100 90 90 95 100 475 95Jovita Ellysia 85 80 75 80 80 400 80KhotijatunMasturoh 85 65 75 70 80 375 75M. Rifqi hadipratama 95 80 75 85 90 425 85Mia DwiRahmawati 85 80 75 75 85 400 80PuputSanjaya 85 75 80 75 85 400 80RezaMuhammad 90 85 85 80 85 425 85

DAFTAR WAWANCARA

I. Untuk Koordinator Lapangan TPQ Baitul Muttaqien

A. Tentang sejarah berdiri dan perkembangan TPQ Baitul Muttaqien

1. Kapan berdirinya TPQ Baitul Muttaqien

Page 82: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

2. Dasar dan tujuan didirikannya TPQ Baitul Muttaqien

3. Faktor apa saja yang melatarbelakangi berdirinya TPQ Baitul

Muttaqien

4. Siapakah yang memelopori berdirinya TPQ Baitul Muttaqien

B. Tentang letak geografis dan kepengurusan TPQ Baitul Muttaqien

1. Di manakah letak geografis TPQ Baitul Muttaqien

2. Bagaimanakah keadaan santri TPQ Baitul Muttaqien

3. Bagaimanakah struktur organisasi TPQ Baitul Muttaqien

II. Untuk ustadz atau wali kelas

Tentang proses belajar mengajar di kelas Al Qur’an TPQ Baitul Muttaqien

1. Kapan jam masuk efektif TPQ Baitul Muttaqien

2. Metode apa saja yang dipakai dalam proses kegiatan belajar mengajar

3. Bagaimana kegiatan menghafal santri pada surah-surah pendek dan doa-

doa wajib

4. Bagaimana kualitas hafalan mereka

5. Selain materi hafalan, materi agama islam apa saja yang diberikan

Page 83: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

STRUKTUR ORGANISASIKEPENGURUSAN TPQ BAITUL MUTTAQIEN

WAHYU UTOMONGALIYAN SEMARANG

Prof. Dr. H. Muslich Shobir, M.A.

Kepala TPQ

Siti Asiroh

Wakil Kepala TPQ

Imron Rosyid

Koordinator Pelaksana

Sri Lestariningsih

Ustz. Kelas I A

Sekretaris

Nur Setya M. Firdaus Faiz R. Sholichin Erwin N. Al-Hafidz

Ustz. Kelas I B Ust. Kelas I C Ust. Kelas II Ust. Kelas III Ust. Kelas Al-Qur'an

Bendahara Kesiswaan Kesenian Kesenian Kesiswaan

Page 84: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

ii

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENERAPKAN TEKNIK READING ALOUD

Page 85: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

iii

PROSES PEMBELAJARAN DI KELAS

Page 86: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

iv

Page 87: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

v

Page 88: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

vi

Page 89: FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/94/jtptiain-gdl... · “Sesungguhnya Al-Quran adalah bacaan yang ... kecuali hamba-hamba yang

vii