skripsi diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi...
TRANSCRIPT
PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT
SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH
KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO
WIROSARI GROBOGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
Kustanto
3105113
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
Drs. H. Soediyono, M.Pd. __________ ____________Ketua Sidang
Nasiruddin, M.Ag. __________ ____________Sekretaris Sidang
Dra. Miswari, M.Ag. __________ ____________Penguji I
Rosyidi, M.S.I __________ ____________Penguji II
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eks
Hal : Naskah Skripsi
A. n. Sdr. Kustanto
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi perbaikan seperlunya maka
bersama ini saya kirimkan naskan skripsi saudara:
Nama : Kustanto
NIM : 3105113
Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Dengan Judul : Problematika Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di
MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan
Dengan ini saya mohon agar skripsi saudara tersebut di atas dapat
segera dimunaqasahkan.
Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Semarang, 16 Juni 2010
Pembimbing I pembimbing II
Drs.Ahmad Suja’i, M.Ag Amin Farih, M.Ag NIP. 195110051976121001 NIP.197106142000031002
iv
MOTTO
Barang siapa yang dikehendaki Allah akan diberikan kebajikan dan keutamaan,niscaya diberikan kepadanya faham yang mendalam tentang hukum agama.
1Hadis dari Muawiyah, yang Diriwayatkan oleh Imam Muslim, {lihat Imam Abi HusainMuslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim Juz II, (Bairut Libanon: Darul Kutub Al-alamiyah, Tth),hlm. 719}.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang saya cintai dan
banggakan yang senantiasa mengiringi setiap langkah saya dalam menggapai cita-
cita.
1. Bapak dan Ibuku tersayang yang selalu mendidik dan mencurahkan kasih
sayangnya yang penuh kesabaran, ketabahan dan ketulusan hati dan selalu
mendoakan untuk kebahagiaan saya.
2. Paman, Bibi, dan Adik-adikku tersayang yang selalu memberikan motivasi
dalam menyelesaikan perkuliahan.
3. Adik Hida yang selalu menemaniku dan memberi motivasi dalam
menyelesaikan skripsi ini serta memberikan warna dalam hidupku.
4. Segenap Komunitas Akrima Ngaliyan (Udin, Bambang, Amin, Anas,
Didin, Masnur, Jono dll) yang banyak memberikan kenangan manis dan
berjasa bagiku.
5. Teman-temanku Durrohim, Ilul, Tino, Alek, Ida, Hijriah, Agus dan paket
PAI A angkatan 2005 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
senantiasa memberikan semangatnya bagi saya pribadi.
vi
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, 16 Juni 2010
Deklarator,
Kustanto
NIM : 3105113
vii
ABSTRAK
Kustanto (NIM. 3105113) Problematika Implementasi Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan Mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul FalahSambirejo Wirosari Grobogan. Skripsi. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana implementasiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII diMTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. (2) Problem apa saja yangdihadapi dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada matapelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menggunakananalisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasiKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs MiftahulFalah Sambirejo Wirosari Grobogan sudah baik, ini dibuktikan dengan programrencana pembelajaran yang telah disusun oleh guru mata pelajaran Fikih sebelummelaksanakan pembelajaran. Guru mata pelajaran Fikih menyusun terlebih dahulubeberapa perencanaan pembelajaran, yang meliputi : a) Program tahunan, b)Program semesteran, c) Silabus dan RPP.
Problematika yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih antara lain : 1) Banyaknya pesertadidik dalam satu kelas, yaitu mencapai 44 peserta didik, 2) Minimnyapengetahuan guru tentang KTSP, 3) Kurangnya sarana prasarana yangmendukung, seperti lahan rekreasi, ruang unjuk kerja, ruang perpustakaan yangmasih satu ruang dengan ruang TU, 4) Sedikitnya perhatian orang tua pesertadidik dan masyarakat, 5) Kurangnya waktu yang tersedia dalam pembelajaranFikih. Adapun solusi untuk mengatasi problem-problem itu adalah 1) Pihakmadrasah dapat menambah lagi ruang kelas bagi peserta didik, 2) Guru haruslebih banyak lagi mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai KTSP, baik itumengenai kurikulum KTSP itu sendiri, model pembelajarannya maupun teknikevaluasinya, 3) Pihak madrasah seharusnya lebih banyak lagi menyediakan saranaprasarana untuk menunjang implementasi KTSP di madrasahnya, seperti ruangperpustakaan, ruang unjuk kerja, lahan untuk rekreasi. 4) Perlu adanya tambahanjam untuk mempelajari mata pelajaran Fikih, 5) Masyarakat dan orang tua pesertadidik perlu dikenalkan dengan kurikulum KTSP.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahaninformasi dan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalammengimplementasikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Agar nantinyaterwujud pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing tinggi.
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirramanirrahim
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Penyayang, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya
kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kehadirat beliau Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat, dan para pengikutnya.
Skripsi yang berjudul "PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA
PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTs MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO
WIROSARI GROBOGAN" disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam
Negeri Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis sampaikan banyak terima
kasih kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. Ibnu Hadjar, M. Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
2. Drs. Marusudin Siregar, selaku wali studi yang mempunyai peran
besarnya dalam menyelesaikan perkuliahan di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
3. Drs Ahmad Suja'i, M.Ag, selaku pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Amin Farih, M.Ag, selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan skripsi ini.
5. Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang yang telah
memberikan ilmu kepada penulis.
ix
6. Maskun S.Ag, selaku Kepala MTs Miftahul Falah dan segenap guru serta
staf terkait khususnya Bapak Muh Nur Hadi, A.Ma.pd yang telah bersedia
menerima dan membantu penulis selama mengadakan penelitian.
7. Bapak dan Ibuku tersayang yang telah berkenan memberi motivasi,
perhatian dan doa yang tulus bagi penulis selama menyelesaikan studi
serta penyusunan skripsi ini.
8. Adik-adikku tersayang yang telah memberikan semangat sehingga skripsi
ini dapat terselesaikan.
9. Teman-temanku terkasih yang telah membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
Kepada mereka penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain ungkapan
terima kasih dan iringan doa semoga Allah SWT membalas semua amal kebaikan
kalian semua dengan sebaik baik balasan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai
kesempurnaan. Namun demikian penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 16 Juni 2010
Penulis,
Kustanto
NIM : 3105113
x
DAFTAR ISIHalaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN ABSTRAK PENELITIAN .................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ vi
HALAMAN PERNYATAAN ................................................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Penegasan Istilah ............................................................... 4
C. Rumusan Masalah .............................................................. 6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................... 6
E. Kajian Pustaka ................................................................... 7
F. Metodologi Penelitian ........................................................ 8
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)................... 13
1. Pengertian KTSP .......................................................... 13
2. Landasan KTSP ........................................................... 18
3. Tujuan KTSP................................................................ 18
4. Prinsip Pengembangan KTSP........................................ 19
5. Standar Kompetensi Lulusan KTSP .............................. 20
6. Komponen KTSP.......................................................... 21
a. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan.......... 21
b. Struktur dan Muatan KTSP ....................................... 22
xi
c. Kalender Pendidikan ................................................. 22
d. Silabus Dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ...... 23
B. Fikih................................................................................... 24
1. Pengertian Fikih............................................................ 24
2. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih ............................ 26
a. Materi ....................................................................... 26
b. Tujuan Pembelajaran Fikih ....................................... 26
c. Metode Pembelajaran Fikih....................................... 27
d. Evaluasi .................................................................... 32
BAB III : IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS
MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI
GROBOGAN
A. Gambaran Umum MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan............................................................................ 35
1. Letak Geografis ............................................................ 35
2. Latar Belakang Historis ................................................ 35
3. Visi, Misi dan Tujuan .................................................... 36
4. Struktur Organisasi ...................................................... 37
5. Keadaan Peserta Didik ................................................... 38
6. Keadaan Guru, dan Karyawan....................................... 38
7. Sarana Prasarana .......................................................... 39
B. Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul
Falah Sambirejo Wirosari Grobogan ................................... 40
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul
Falah Sambirejo Wirosari Grobogan ............................. 40
2. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo
Wirosari Grobogan ....................................................... 42
3. Proses Pembelajaran Fikih di Mts Miftahul Falah ........ 46
4. Evaluasi Pembelajaran Fikih ........................................ 49
xii
BAB IV : ANALISIS PELAKSANAAN KTSP PADA MATA
PELAJARAN FIKIH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA
SOLUSINYA DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO
WIROSARI GROBOGAN
A. Analisis Implementasi KTSP ............................................. 52
1. Analisis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs
Miftahul Falah .............................................................. 52
2. Analisis Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul
Falah............................................................................. 53
3. Analisis Proses Pembelajaran Fikih................................ 54
4. Analisis Evaluasi Pembelajaran Fikih ............................ 56
B. Problematika Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di
MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan Dan
Upaya pemecahannya ......................................................... 57
1. Problematika Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih
di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan... 57
a. Problem secara Umum .............................................. 58
b. Upaya pemecahan problem secara umum.................. 60
c. Problem khusus PBM mata pelajaran Fikih KTSP
dan upaya pemecahannya.......................................... 62
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 65
B. Saran .................................................................................. 65
C. Penutup .............................................................................. 66
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Jumlah peserta didik MTs Miftahul Falah Tahun Ajaran
2009/2010
Tabel 2 : Data Kepala Madrasah dan Guru Berdasarkan Pendidikan
Tabel 3 : Data Fasilitas Madrasah
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar I : Gambar Struktur Organisasi MTs Miftahul Falah Sambirejo
Wirosari Grobogan.
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata
pelajaran Fikih Kelas VII
Lampiran 2 : Pedoman Wawancara di MTs Miftahul Falah
Lampiran 3 : Pedoman Observasi dan hasil Observasi
Lampiran 4 : Kalender Akademik MTs Miftahul Falah
Lampiran 5 : Program Tahunan Mata pelajaran Fikih
Lampiran 6 : Program Semesteran Mata Pelajaran Fikih
Lampiran 7 : Silabus Mata pelajaran Fikih
Lampiran 8 : RPP mata pelajaran Fikih
Lampiran 9 : Rincian Kegiatan penelitian
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kurikulum merupakan komponen pendidikan yang dijadikan acuan
bagi setiap satuan pendidikan, baik pengelola maupun penyelenggara,
khususnya bagi guru dan kepala sekolah. Oleh karena itu saat Indonesia
memiliki kebebasan untuk menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak
bangsanya, saat itu pula pemerintah menyusun kurikulum. Dalam hal ini
kurikulum dibuat oleh pemerintah pusat secara sentralistik, yaitu pusat
kurikulum (puskur) sekarang Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan
diberlakukan bagi seluruh anak bangsa di seluruh tanah air Indonesia. Karena
kurikulum dibuat secara sentralistik maka setiap satuan pendidikan diharuskan
untuk melaksanakan dan mengimplementasikannya sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan dan petunjuk teknis.2
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan salah satu
pengembangan kurikulum yang disesuaikan dengan satuan pendidikan,
potensi sekolah/daerah, karakteristik daerah/sekolah, sosial budaya
masyarakat setempat, dan karakteristik peserta didik, sekolah dan komite
sekolah, atau madrasah dan komite madrasah. Pengembangan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus berdasarkan kerangka dasar kurikulum
dan standar kompetensi lulusan, di bawah supervisi dinas kabupaten/ kota
yang bertanggung jawab di bidang pendidikan.3
Sesuai dengan pasal 38 ayat 1 Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional yang berbunyi: “pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan
pendidikan didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasional dan
kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan
2E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung PT Remaja Rosda Karya,2007), hlm. 4.
3Ibid., hlm. 8.
2
ciri khas satuan pendidikan yang bersangkutan”.4 Maka dari itu kurikulum
yang ada harus selalu dikembangkan sesuai dengan peraturan undang-undang.
KTSP mempunyai karakteristik tersendiri dibanding dengan kurikulum
sebelumnya. Karakteristik tersebut antara lain : pemberian otonomi luas
kepada sekolah dan satuan pendidikan, partisipasi masyarakat dan orang tua
yang tinggi, kepemimpinan yang demokratis dan profesional, serta tim kerja
yang kompak dan transparan. 5 Maka dari itu KTSP diharapkan mampu
memajukan kualitas pendidikan sekarang ini.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan
pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan dan silabus.6
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk memandirikan
dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian Kewenangan
(otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong sekolah untuk
melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam pengembangan
kurikulum. Adapun secara khusus tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk :
1. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan memberdayakan
sumber daya manusia yang tersedia.
2. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama
3. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.7
4Tim Redaksi Nuansa Aulia, Himpunan Perundang Undangan RI Tentang System PendidikanNasional (Sisdiknas) Undang-Undang R.I No.20 tahun 2003. (Bandung: Nuansa Aulia, 2005),hlm. 113.
5E. Mulyasa, op.cit., hlm. 29-33.6Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Jakarata: 2006), hlm. 5.7E. Mulyasa, op.cit., hlm. 22.
3
Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan yang mewarnai
rentang perjalanan pendidikan di negara kita. Terbukti dengan banyaknya
madrasah yang berdiri di Indonesia sekarang. Di Jawa Tengah data bulan Mei
tahun 2010 ada sekitar 7.367 buah madrasah, mulai dari Madrasah Ibtidaiyah
(MI) hingga Madrasah Aliyah (MA). Dari jumlah sebesar itu, 90,69 % adalah
madrasah swasta dan selebihnya yaitu 9,31 % adalah madrasah negeri.8
Salah satu upaya untuk menjadikan madrasah lebih berkembang dan
maju adalah dengan cara memperbaiki kurikulum yang ada. KTSP merupakan
kurikulum yang di gagas oleh pemerintah agar semua lembaga pendidikan
dapat memaksimalkan potensi yang ada di lembaga tersebut. Hal ini
seharusnya dijadikan satu peluang bagi lembaga pendidikan madrasah agar
dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan lulusan. Dengan cara
memaksimalkan potensi yang ada mulai dari komite madrasah, guru, orang tua
dan lingkungan sekitar.
MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan merupakan salah
satu MTs yang telah menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Namun dalam pelaksanaannya masih ditemui berbagai hambatan yang tidak
sedikit. Hal ini mengingat bahwa prasarana pendukung yang kurang maksimal,
kesiapan siswa yang kurang dan minimnya informasi yang diperoleh oleh guru.
Guru yang menjadi faktor terpenting dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran mata pelajaran tertentu harus mampu merumuskan unsur-unsur
pembelajaran dengan baik. Sehingga guru dalam melaksanakan profesinya
harus berdasarkan pertimbangan profesional 9 (profesional judgment) secara
tepat dan baik. Hal ini mengingat guru tidak hanya sebagai pengajar atau
sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada anak didik saja, akan tetapi dia
8Www. Rekap Depag. Php. Htm. 23, Mei 2010.9Profesional adalah sesuatu yang bersangkutan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya dan mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya, Lihat SyafrudinNurdin, M.Pd. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta: Quantum Teaching,2005), hlm. 13.
4
seorang tenaga profesional yang dapat menjadikan murid-muridnya mampu
merencanakan, menganalisis dan menyimpulkan masalah yang dihadapi.10
Mata pelajaran Fikih adalah salah satu mata pelajaran yang ada dalam
kurikulum madrasah baik itu Madrasah Aliyah (MA), Madrasah Tsanawiyah
(MTs) maupun pada Madrasah Ibtidaiyah (MI). Ini sesuai dengan struktur
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang tertuang
dalam standar isi. Di antara satu dari kelompok standar isi tersebut adalah
mata pelajaran Fikih.
Di MTs Miftahul Falah, mata pelajaran Fikih merupakan salah satu
mata pelajaran yang wajib diajarkan. Akan tetapi dalam penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah
Wirosari Grobogan ternyata masih banyak problem yang dihadapi baik yang
dialami oleh siswa, pengajar maupun kepala sekolah.
Dari berbagai problem di atas itulah yang membuat peneliti tertarik
untuk meneliti tentang PROBLEMATIKA IMPLEMENTASI KURIKULUM
TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MATA PELAJARAN FIKIH
KELAS VII DI MTs MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI
GROBOGAN TAHUN AJARAN 2009/2010.
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari interpretasi dan kesalahpahaman pengertian
batasan istilah, maka peneliti sampaikan batasan-batasan istilah sebagai
berikut :
1. Problematika
Problem adalah masalah atau persoalan sedang problematika adalah hal
yang menimbulkan masalah atau hal yang belum dapat dipecahkan
permasalahannya.11 Dalam hal ini berarti masalah apa saja yang dihadapi
ketika Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di implementasikan pada
10Ibid., hlm. 7.11Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka, ), hlm. 896.
5
mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan.
2. Implementasi
Pelaksanaan, penerapan implemen. Sedangkan implemen berarti alat,
sistem atau aturan.12 Maka dari itu maksud implementasi di sini adalah,
Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran
Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Adalah kurikulum operasional yang oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan.13 Dalam hal ini yang dimaksud adalah
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan di MTs Miftahul
Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
4. Fikih
Fikih adalah ilmu tentang hukum islam.14 Fikih berasal dari bahasa Arab
yaitu:
Fikih menurut bahasa faham,
Adapun definisi Fikih secara istilah adalah :15
Artinya : Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang berhubungan
dengan amaliah, yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang
jelas (tafshili)
Adapun Fikih sebagai mata pelajaran berarti Fikih adalah bagian
dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengamalkan hukum Islam kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
12Alex MA. Kamus Ilmiah Popular Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan, 2005), hlm.240.
13Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peratuaran Pemerintah RepublikIndonesia No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta: DepartemenPendidikan Nasional Republik Indonesia, 2005), hlm. 5.
14Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.Op.cit., hlm. 316.
15Abi Yahya Zakariya, Fathul Wahab, Juz 1, (Surabaya: Darkutub Islam), hlm. 3.
6
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan
pengalaman.16
Dari penegasan istilah di atas, maka dapat diketahui dengan jelas
bahwa penelitian akan diarahkan pada problematika implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII
di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan tahun ajaran
2009/2010.
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian, pokok masalah akan menentukan arah penelitian itu
sendiri, rumusan masalah secara jelas akan dapat dipergunakan sebagai
pedoman dalam menentukan langkah-langkah selanjutnya sesuai dengan judul
dan latar belakang. Peneliti dapat merumuskan pokok masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan?
2. Problem apa saja yang dihadapi dalam implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul
Falah Sambirejo Wirosari Grobogan?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Agar peneliti ini dapat memperoleh hasil yang baik, maka perlu
dicanangkan tujuan yang hendak dicapai, adapun tujuan yang hendak peneliti
capai dalam melaksanakan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah
Sambirejo Wirosari Grobogan tahun ajaran 2009/2010.
16 Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta: DirektoratJenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004), hlm. 46.
7
2. Untuk mengetahui problem apa saja yang dihadapi dalam implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII
di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan tahun ajaran
2009/2010.
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat Teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang
bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan.
2. Manfaat Praktis
Hasil-hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk
menyempurnakan implementasi kurikulum Fikih baik bagi sekolah,
termasuk guru, pengembang kurikulum, maupun untuk tujuan penelitian
lebih lanjut.
E. Kajian Pustaka
Terdapat beberapa karya/penelitian yang peneliti jumpai yang
membahas tentang bagaimana implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan di sekolah. Di antaranya yaitu :
Skripsi saudara Sutrisno (3101296) yang berjudul studi tentang
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran PAI di
SMA Negeri 3 Semarang tahun pelajaran 2006/2007. Penelitian ini
menghasilkan tentang bagaimana pelaksanaan KTSP di SMA N 3 Semarang,
yang mana penelitian ini meliputi , tujuan, materi, standar kompetensi lulusan
dan ruang lingkup KTSP serta evaluasinya. Peneliti berkesimpulan sudah
cukup baik, walaupun masih kurang sempurna, maka dari itu disampaikan
juga beberapa problematikanya serta upaya mengatasinya.
Skripsi saudara M. Anwar (3102053) yang berjudul implementasi
penilaian pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
pada mata pelajaran PAI di SMA 1 Kendal, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwasanya model penilaiannya hanya selama ini hanya berbasis kelas saja,
akan tetapi menurutnya itu sudah memberi gambaran tentang penilaiannya
8
secara holistik, walaupun kurang sempurna. Ini dapat memberikan satu
gambaran kepada peneliti tentang bagaimana seharusnya penilaian
pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini dilaksanakan.
Walaupun bukan pada mata pelajaran Fikih seperti yang penulis teliti.
Penelitian yang dilakukan saudara Nawahib (3603034) yang berjudul
Problematika penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi mata pelajaran
Fikih dan solusinya, di MTs Miftahul Ulum Mranggen. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwasanya penerapan kurikulum berbasis kompetensi masih
banyak menghadapi problem, problem itu meliputi, keadaan siswa yang
terlalu banyak di mana satu kelas mencapai 66 siswa, dan minimnya informasi
yang diperoleh oleh guru tantang kurikulum tersebut, sehingga dalam
penerapannya masih banyak kekurangan, Serta media dan sarana prasarana
yang kurang memadai.
Dari beberapa hasil penelitian yang ada, terlihat bahwa ada kemiripan
judul yang diangkat dengan judul penelitian yang akan peneliti lakukan. Letak
perbedaannya terletak pada titik permasalahan. Peneliti menitikberatkan pada
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan serta problematikanya
pada mata pelajaran Fikih.
F. Metodologi Penelitian
Untuk memperoleh penelitian yang valid, maka harus digunakan
metode yang tepat dan sesuai untuk pengolahan data sesuai obyek yang
dibahas. Dalam hal ini dikemukakan beberapa metode dan sumber data yang
ada kaitannya dengan penelitian yaitu :
1. Fokus Penelitian
Peneliti memfokuskan pada implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII serta
problematikanya di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
.yang meliputi kurikulum, guru, siswa, kepala sekolah dan sarana
prasarana yang ada di sekolah tersebut, yang sedikit banyak menunjang
kemajuan dalam proses belajar mengajar.
9
2. Jenis dan Pendekatan
Dilihat dari jenisnya Penelitian ini termasuk jenis penelitian
kualitatif, yaitu suatu pendekatan dalam penelitian yang berorientasi pada
fenomena atau gejala yang bersifat alami. Mengingat tujuannya adalah
untuk mendapat data di lapangan, maka penelitian ini tidak dapat
dilakukan hanya di laboratorium, melainkan harus dilaksanakan di
lapangan.17 Selain itu penelitian ini juga disebut dengan penelitian
deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan prosedur analisis
yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik atau cara kuantifikasi
lain yang tidak mengadakan perhitungan.18
Penelitian ini akan mengadakan penelitian di lapangan tanpa
menggunakan prosedur analisis statistik. Dalam hal ini peneliti akan
mengadakan penelitian langsung di MTs Miftahul Falah Sambirejo
Wirosari Grobogan guna memperoleh data-data yang akurat mengenai
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan problematikanya
pada mata pelajaran Fikih kelas VII.
3. Metode Pengumpulan Data
Adapun dalam pengkajian skripsi ini peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data penelitian dengan cara sebagai berikut :
a. Metode Wawancara
Menurut Esterberg (2002), dalam Sugiyono “Wawancara
merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam
suatu topik.” Ia juga mengemukakan beberapa macam wawancara,
yaitu wawancara terstruktur, semiterstruktur, dan tidak terstruktur. 19
17Muhammad Ali, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 159.18Dr.Lexy J. Moleong, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2002), hlm. 2.19Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2008), Cet. IV hlm. 317.
10
Metode ini digunakan untuk mengetahui apa yang ada dalam
pikiran dan perasaan responden. Salah satu cara yang akan ditempuh
peneliti adalah melakukan wawancara secara mendalam dengan
subyek penelitian dengan tetap berpegang pada arah sasaran dan fokus
penelitian.
Dalam wawancara ini peneliti menggunakan Wawancara
semiterstruktur. Tujuannya adalah untuk menemukan permasalahan
secara lebih terbuka, di mana fihak yang diajak wawancara diminta
pendapat dan ide-idenya.20
Adapun fihak-fihak yang diwawancarai adalah sebagai berikut :
1) Kepala sekolah, materi wawancara seputar Gambaran umum
MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. (sejarah
berdirinya, letak geografis, visi dan misi, kondisi siswa, guru,
dan staf, sarana prasarana,) dan respon sekolah terhadap
KTSP.
2) Waka Kurikulum, materi wawancara seputar kurikulum-
kurikulum sebelumnya, kurikulum yang sekarang diterapkan di
sana, dan pelaksanaan KTSP, apa saja problem yang dihadapi
dalam mengimplementasikan KTSP..
3) Guru mata pelajaran Fikih, materi wawancara seputar materi
mata pelajaran Fikih, respons terhadap pelaksanaan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih,
bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran KTSP.
b. Metode Dokumentasi
Yaitu “mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda, dan sebagainya.21
20Ibid., hlm. 320.21Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 6.
11
Teknik ini diarahkan untuk mengumpulkan berbagai informasi,
khususnya untuk melengkapi data dalam rangka menjawab pertanyaan
penelitian mengenai pelaksanaan KTSP dan proses belajar mengajar
mata pelajaran Fikih.
Informasi atau data yang dikumpulkan melalui studi
dokumentasi antara lain :
1) Data tentang kurikulum mata pelajaran Fikih.
2) Data tentang kondisi lingkungan sekolah, data guru, staf tata usaha,
siswa dan organisasi sekolah.
3) Data tentang (RPP) tertulis milik guru, program tahunan,
semesteran, atau ulangan harian dan prestasi belajar siswa dalam
mata pelajaran Fikih
4) Buku mata pelajaran Fikih, milik guru maupun siswa.
c. Observasi (Pengamatan)
Sutrisno Hadi (1986) menyatakan dalam bukunya Dr Sugiono
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses
yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di
antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.22
Ini berarti observasi adalah pengamatan langsung terhadap obyek yang
akan kita teliti. Obyek yang akan kita amati adalah ketika guru
mengajar, bagaimana kondisi pembelajarannya dan kegiatan-kegiatan
lain yang berhubungan dengan kurikulum yang ada.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan
mengumpulkan informasi mengenai implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih kelas VII di MTs
Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
4. Analisis Data
Dalam analisis ini peneliti menggunakan tiga macam analisis yaitu
reduksi data, display (penyajian data), dan verifikasi data atau kesimpulan,
22Sugiyono, op.cit., hlm. 203.
12
fokus analisa data ini pada ruang lingkup kurikulum Fikih dan
implementasinya serta problematikanya.
a. Reduksi Data
Langkah awal ini untuk memudahkan pemahaman terhadap
yang sudah terkumpul, reduksi data dilakukan dengan cara
mengelompokkan data berdasarkan aspek-aspek permasalahan
penelitian, aspek-aspek yang direduksi dalam penelitian ini adalah :
kurikulum Fikih, implementasi kurikulum dalam mata pelajaran Fikih
serta problematikanya.
b. Penyajian Data
Data yang telah direduksi, kemudian disajikan dalam bentuk
deskripsi berdasarkan aspek-aspek dan penelitian, penyajian data
dimaksudkan untuk memudahkan peneliti menafsirkan data dan
menarik kesimpulan. Sesuai dengan aspek-aspek masalah penelitian
ini, maka susunan penyajian datanya dimulai dari ruang lingkup
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, implementasi (KTSP) pada
mata pelajaran Fikih dan problematikanya.
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Penarikan kesimpulan dan verifikasi dilakukan berdasarkan
pemahaman terhadap data yang telah dikumpulkan, sesuai dengan
hakikat penelitian kualitatif, penarikan kesimpulan ini dilakukan secara
bertahap, pertama menarik kesimpulan sementara, namun seiring
dengan bertambahnya data, maka harus dilakukan verifikasi data
dengan cara mempelajari kembali data yang telah ada. Berdasarkan
verifikasi data ini selanjutnya peneliti dapat menarik kesimpulan akhir
temuan penelitian.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Pengertian KTSP.
Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin yakni ”currere” secara
harfiah berarti lapangan perlombaan lari. Lapangan tersebut ada batas start
dan batas Finish. Dalam dunia pendidikan pengertian tersebut dapat
dijabarkan sebagai bahan ajar yang sudah ditentukan kapan dimulai dan
kapan diakhiri yang bertujuan untuk memperoleh ijazah.23 David Pratt
dalam Curriculum Design and Development, mendefinisikan: “A
Curriculum is an organized set of formal educational and or training
intention”24 Artinya kurikulum adalah suatu bentuk satuan yang
diorganisir dalam pendidikan formal atau pelatihan.
Dr Muhammad Adnan Latief mengartikan kurikulum adalah
suatu rancangan program pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman
yang diberikan kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan yang
ingin dicapai melalui serangkaian pengalaman belajar.25 Maka menurutnya
tujuan dan pengalaman belajar menjadi aspek yang sangat penting dalam
kurikulum yang ditentukan oleh keinginan, keyakinan, atau pengetahuan
serta kemampuan anggota masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan
tersebut.
Hilda Taba seperti yang dikutip oleh Muhammad Ali
mengartikan : A curriculum is a plan for learning, What is known about
the learning process and the development of individual has bearing on the
shaping of a curriculum. Kurikulum adalah suatu rencana belajar. Oleh
23Prof. H. Dakir, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT AsdiMahasatya, 2004), hlm. 2.
24David Pratt, Design and Development Curriculum, (New York: Harcourt BraceJavanovich Publishers, 1980), hlm. 4.
25Muhammad Adnan Latif Dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia, KurikulumUntuk Abad ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994), hlm. 85.
14
karena itu konsep-konsep tentang belajar dan perkembangan individu
dapat mewarnai bentuk-bentuk kurikulum.26
Sedangkan B. Othanel Smith, W.O. Stanley, dan J. Harlan Shores
memandang kurikulum sebagai "a sequence of potential experiences set u
pin the school for the purpose of disciplining children and youth in group
ways of thinking and acting". Mereka mengartikan kurikulum sebagai
sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak
dan pemuda, agar mereka dapat berpikir dan berbuat sesuai dengan
masyarakatnya.27
Menurut Fatah Syukur kurikulum merupakan rencana pelajaran
yang dipakai sebagai patokan dalam proses pembelajaran yang mengacu
kepada tujuan suatu lembaga pendidikan.28 Sedangkan menurut pandangan
modern, kurikulum lebih dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi.
Kurikulum dalam pandangan modern ialah semua yang secara nyata
terjadi dalam proses pendidikan di sekolah/madrasah.29 Pandangan modern
ini dapat juga diartikan kurikulum secara luas yang meliputi seluruh
program dan kehidupan dalam sekolah/madrasah
Oemar Hamalik menyatakan bahwa pengertian kurikulum dapat
ditinjau dari dua segi yang berbeda, yakni tinjauan menurut pandangan
lama dan tinjauan menurut pandangan baru. Pengertian kurikulum
menurut pandangan lama merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah
mata pelajaran yang harus ditempuh untuk murid untuk memperoleh
ijazah, sedangkan menurut pandangan baru merumuskan bahwa kurikulum
bukan saja terdiri dari mata pelajaran tetapi meliputi semua kegiatan dan
pengalaman yang menjadi tanggung jawab sekolah, yaitu semua
26Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2008), hlm. 7.
27S. Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.5.28Fatah Syukur, Dinamika Madrasah Dalam Masyarakat Industri, (Semarang, PKPI2-
PMDC, 2003), hlm. 136.29Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Persepektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), hlm. 53.
15
pengalaman yang dengan sengaja disediakan oleh sekolah bagi para
siswanya untuk mencapai tujuan pendidikan.30
Sedangkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional no.
20 tahun 2003 menyebutkan bahwa: “kurikulum merupakan seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.31
Dari beberapa definisi kurikulum yang telah disebutkan di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa kurikulum merupakan pengalaman
peserta didik baik di sekolah maupun di luar sekolah di bawah bimbingan
sekolah. Kurikulum tidak hanya terbatas hanya pada mata pelajaran saja,
akan tetapi lebih luas dari pada itu meliputi segala sesuatu yang dapat
mempengaruhi perkembangan peserta didik termasuk di dalamnya
kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar
mengajar, cara evaluasi program pengembangan pengajaran dan
sebagainya.
Maka secara umum, keberadaan kurikulum menggambarkan suatu
rencana tentang jenis pengalaman-pengalaman belajar yang diharapkan
dapat diperoleh siswa selama mengikuti pendidikan di suatu lembaga
pendidikan atau sekolah tertentu.
Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan,
hendaknya kurikulum berperan dan bersifat antisipatif terhadap perubahan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu sebagai
alat pendidikan, kurikulum mempunyai komponen-komponen penunjang
yang saling mendukung satu sama lain. Salah satu komponen kurikulum
adalah komponen isi. Komponen isi dan struktur program atau materi
merupakan materi yang ditetapkan. Isi atau materi yang dimaksud
30Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008), hlm. 27..
31Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003, (Jakarta: DharmaBhakti, 2003), hlm. 5.
16
biasanya berupa meteri bidang studi.32 Maka dari itu kurikulum harus
mengalami perubahan sejalan dengan perubahan zaman.
Dasar perlunya perubahan kurikulum menurut Muhadi (2002)
seperti yang dikutip Djoko Susilo:
"Bahwa saat terjadi perkembangan dan perubahan dalam
kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara yang perlu segera
ditanggapi dan dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum baru dalam
setiap jenjang dan satuan pendidikan. Di mana peraturan perundang-
undangan yang baru telah membawa implikasi terhadap pengembangan
kurikulum seperti pembaharuan dan diservikasi".33
Dengan dasar itulah KTSP menjadi satu terobosan kurikulum yang
diharapkan mampu membawa perbaikan dalam pendidikan nasional.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu ide
pengembangan kurikulum yang diletakkan pada posisi yang paling dekat
dengan pembelajaran, yakni sekolah dan satuan pendidikan. Dengan cara
memberikan otonomi yang seluas-luasnya bagi satuan pendidikan untuk
mengelola dan memaksimalkan potensi yang ada agar dapat meningkatkan
kualitas pendidikannya. KTSP dikembangkan melalui upaya
pemberdayaan tenaga kependidikan dan sumber daya pendidikan lainnya
untuk meningkatkan mutu hasil belajar di lingkungan masing-masing
tingkat satuan pendidikan.
Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP pasal 1, ayat15) di
jelaskan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan
pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan standar kompetensi
32Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek (Jakarta: Media Pratama,1999), hlm. 15.
33Muhammad Djoko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: ManajemenPelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), hlm.10.
17
serta kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).34
KTSP menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan
kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi
pendidikan agar dapat memodifikasi keinginan masyarakat setempat, serta
menjalin kerja sama yang erat antar sekolah, masyarakat, industri dan
pemerintah dalam membentuk pribadi peserta didik.35
KTSP mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan
kurikulum- kurikulum sebelumnya. Karakteristik tersebut antara lain :
a. Pemberian otonomi yang luas kepada sekolah dan satuan pendidikan.
dengan tidak meninggalkan seperangkat tanggung jawab untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kondisi setempat. Melalui
otonomi yang luas ini satuan pendidikan berhak mengembangkan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik serta tuntutan
masyarakat.
b. Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi. Masyarakat dan
orang tua murid diharapkan mempunyai partisipasi aktif bagi
kemajuan sekolah, tidak hanya melalui bantuan keuangan akan tetapi
melalui komite sekolah dan dewan pendidikan untuk merumuskan
serta mengembangkan program-program yang dapat meningkatkan
kualitas pendidikan.
c. Kepemimpinan yang demokratis dan profesional. Maksudnya dalam
KTSP pengembangan dan pelaksanaan didukung oleh adanya
kepemimpinan sekolah yang demokratis dan profesional. kepala
sekolah dan guru-guru diharapkan mempunyai tanggung jawab
terhadap keputusan yang diambil bersama serta pelaksanaannya.
d. Tim kerja yang kompak dan transparan. Dalam KTSP keberhasilan
pengembangan kurikulum dan pembelajaran didukung oleh kinerja tim
yang kompak dan transparan dari pihak-pihak yang terlibat dalam
34E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja RosdaKarya, 2007), hlm. 20.
35Muhammad Djoko Susilo, op.cit., hlm. 12.
18
pendidikan mulai dari dewan pendidikan, komite sekolah, dewan guru
sampai pada pegawai sekolah.36
2. Landasan KTSP
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Ketentuan dalam UU 20/2003 yang mengatur KTSP, adalah pasal 1 ayat
(19); pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4); pasal 32 ayat (1), (2), (3); pasal 35
ayat (2); pasal 36 ayat (1), (2), (3); pasal 38 ayat (1), (2)
b Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
Ketentuan di dalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah pasal 1
ayat (5), (13), (14), (15); pasal 5 ayat (1), (2); pasal 6 ayat (6); pasal 7
ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), (7), (8); pasal 8 ayat (1), (2), (3); pasal 10
ayat (1), (2), (3), pasal 11 ayat (1), (2), (3), (4); pasal 13 ayat (1), (2),
(3), (4); pasal 14 ayat (1), (2), (3); pasal 16 ayat (1), (2), (3), (4), (5);
pasal 17 ayat (1), (2); pasal 18 ayat (1), (3) pasal 20.
c. Standar Isi
SI mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan struktur kurikulum,
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) setiap mata
pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang pendidikan
dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 22 Tahun
2006.
d. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan
Kepmendiknas No. 23 Tahun 2006.37
36E. Mulyasa , op. cit., hlm. 29-31.
19
3. Tujuan KTSP
Secara umum tujuan diterapkannya KTSP adalah untuk
memandirikan dan memberdayakan satuan pendidikan melalui pemberian
kewenangan (otonomi) kepada lembaga pendidikan dan mendorong
sekolah untuk melakukan pengambilan keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum. Adapun secara khusus tujuan diterapkannya
KTSP adalah untuk :
a. Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan, mengelola dan memberdayakan
sumber daya manusia yang tersedia.
b. Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
c. Meningkatkan kompetisi yang sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai.38
4. Prinsip pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor Departemen Agama kabupaten / kota setempat
untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Pengembangan KTSP mengacu pada Standar Isi dan Standar kompetensi
lulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), serta
memperhatikan pertimbangan komite sekolah. 39
KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
37Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Jakarata: 2006), hlm. 4.
38E. Mulyasa, op.cit., hlm. 22.39Khaeruddin Dan Mahfud Junaedi Dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Konsep Dan Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: Pilar Media, 2007), hlm. 80.
20
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral
untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
b. Beragam dan terpadu. Kurikulum dikembangkan dengan
memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan
seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni berkembang secara dinamis.
Untuk itu semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Maksudnya pengembangan
kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan
kehidupan, termasuk di dalamnya dunia kerja.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum
mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang diajarkan selalu
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum diarahkan pada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Ide inilah yang seharusnya
digunakan untuk mengembangkan kurikulum.
21
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.40
5. Standar Kompetensi Lulusan KTSP
Standar kompetensi lulusan satuan pendidikan adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan. Rujukan untuk penyusunan standar–
standar pendidikan lain, dan merupakan arah peningkatan kualitas
pendidikan secara mendasar dan holistik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta merupakan pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan
peserta didik, yang meliputi kompetensi untuk seluruh mata pelajaran,
serta mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.41
Standar kompetensi pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
serta keterampilan untuk hidup mandiri dan pendidikan lebih lanjut. Pada
satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut. Sedang
pada satuan pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan
untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan
kejuruannya.42
6. Komponen KTSP
Komponen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) antara lain :
a. Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan.
40Badan Standar Nasional Pendidikan, Op.Cit., hlm. 5-7.41E. Mulyasa , Op.Cit., hlm. 91.42Ibid., hlm. 92.
22
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah
dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan sebagai berikut :
1) Pendidikan dasar, tujuannya adalah meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
selanjutnya.
2) Pendidikan menengah, tujuannya adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
selanjutnya sesuai dengan kejuruannya.
3) Pendidikan menengah kejuruan, tujuannya adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan
selanjutnya.43
b. Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata
pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata
pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi
yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang
tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud
terdiri atas standar kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan
standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan
diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
Struktur dan muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
43Khaeruddin Dan Mahfud Junaedi Dkk, op.cit., hlm. 84.
23
ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika,
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.44
Kelompok mata pelajaran tersebut dilaksanakan melalui muatan
dan /atau kegiatan pembelajaran sebagaimana diuraikan dalam PP
19/2005 pasal 7. Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang
keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta
didik pada satuan pendidikan.
c. Kalender Pendidikan
Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat menyusun
kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik
madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan
memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana yang dimuat dalam
standar isi.45
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
kalender pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
2) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran.
3) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan
pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran.
4) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam setiap minggu,
meliputi jumlah jam untuk setiap mata pelajaran termasuk muatan
lokal, ditambah dengan jam jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.
5) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan
kegiatan pembelajaran. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
44Muhaimin, Dkk, Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)Pada Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), hlm. 50.
45Khaeruddin Dan Mahfud Junaedi Dkk, Op.Cit., hlm. 90.
24
semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur
keagamaan, hari libur umum, termasuk hari-hari besar nasional dan
hari libur khusus.46
d. Silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Silabus adalah rencana pembelajaran dan atau kelompok mata
pelajaran tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.47
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok, kegiatan pembelajaran dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.48 Berdasarkan
silabus inilah guru bisa mengembangkannya menjadi RPP yang akan
diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) bagi siswa.
Pengembangan silabus pada dasarnya merupakan upaya
melakukan analisis kompetensi ke dalam kompetensi dasar dan
indikator-indikator, analisis materi ke dalam scop (ruang lingkup) dan
sequence (urutan) materi, analisis belajar ke dalam jenis dan bentuk
kegiatan belajar mengajar, dan analisis penilaian ke dalam jenis dan
alat-alat penilaian, yang semuanya itu bermuara pada pencapaian
standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus disusun berdasarkan
standar isi, yang di dalamnya berisikan identitas mata pelajaran,
standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian
alokasi waktu dan sumber belajar.49
46Muhaimin, Dkk op.cit., hlm. 330.47Ibid., hlm. 112.48Mansur Muslih, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual, (Jakarta:
Sinar Grafika Offset, 2008), hlm. 32.49Muhaimin, Dkk, op.cit., hlm. 335.
25
B. Fikih
1. Pengertian Fikih
50
Fikih menurut bahasa artinya faham.
Maka secara harfiah Fikih dapat diartikan faham seperti firman
Allah dalam surat At-taubah ayat 122 yang berbunyi :
) : (
Artinya : untuk mereka bertafaqquh dalam agama.51
Ialah : untuk mereka memahami dan mendalami segala hukum agama
yang tidak terhingga macamnya52dan yang dimaksud oleh nabi
Muhammad dalam sabdanya :
: ::
)(Artinya : Barang siapa yang dikehendaki Allah akan diberikan kebajikan
dan keutamaan, niscaya diberikan kepadanya faham yang mendalam
dalam hukum agama. (H.R Muslim)
Maka kalimat yufaqqihhu diartikan yaitu diberikan kefahaman yang
mendalam. Ini berarti kalimat Fikih tidak hanya terbatas pada hukum-
hukum Islam saja, akan tetapi lebih luas lagi segala aspek agama Islam.54
Adapun definisi Fikih secara istilah adalah :
55
50Abi Yahya Zakariya, Fathul Wahab, Juz 1,(Surabaya: Darkutub Islam), hlm. 3.51Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung : Diponegoro, 2004),
hlm. 206.52Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Semarang:
Pustaka Rizki Putra, 1997), hlm. 10.53Imam Abi Husain Muslim bin Al-Hajjaj, Shahih Muslim Juz II, (Bairut Libanon: Darul
Kutub Al-alamiyah, Tth), hlm. 719.54Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, op.cit., hlm. 11.55Abi Yahya Zakariya, loc. cit., Juz 1.
26
Ilmu yang menerangkan hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan
amaliah, yang diusahakan memperolehnya dari dalil-dalil yang jelas
(tafshili).
Dr Wahab Khalaf dalam bukunya Ushul al-Fiqh mengartikan Fikih
sebagai berikut : Fikih ialah pengetahuan tentang hukum-hukum syariat
Islam mengenai perbuatan manusia yang diambil dari dalil-dalil secara
detail, atau kodifikasi hukum-hukum syariat Islam tentang perbuatan
manusia yang diambil berdasarkan dalil-dalil secara detail.56
Adapun Fikih sebagai mata pelajaran berarti Fikih adalah bagian
dari mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk
menyiapkan peserta didik, untuk mengenal, memahami, menghayati dan
mengamalkan hukum Islam kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta penggunaan
pengalaman.57
2.Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fikih
a. Materi
Bahan/materi pengajaran adalah apa yang harus diberikan kepada
murid, bisa berupa pengetahuan, sikap/nilai serta keterampilan apa yang
harus dipelajari.58 Isi kurikulum atau pengajaran bukan hanya terdiri atas
sekumpulan pengetahuan atau kumpulan informasi, tetapi harus
merupakan pengetahuan terpilih dan diperbolehkan baik sebagai
pengetahuan itu sendiri, maupun bagi siswa dan lingkungannya.59
Ruang lingkup Fikih di Madrasah Tsanawiyah meliputi
ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,
56Dr. Abdul Wahab Khalaf, Ushulul Fikih (terj), (Bandung: Gema Risalah Pres, 1996),hlm. 23.
57Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyyah, (Jakarta:Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004), hlm. 46.
58Djamaluddin Darwis, “Strategi Belajar Mengajar” dalam Chabib Toha dan Abd Mu’ti(Eds), PBM PAI di Sekolah dan Eksistensi dan Proses Belajar Mengajar Agama Islam,(Semarang: IAIN Walisongo Bekerjasama dengan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 220.
59Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1999), hlm. 127.
27
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT dan hubungan manusia dengan sesama manusia meliputi :
1) Aspek Fikih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara thaharah, salat
fardu, salat sunnah, dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan
dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan
umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah
kubur.
2) Aspek Fikih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli,
qirad, riba, pinjam- meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta
upah.60
Adapun standar kompetensi lulusan mata pelajaran Fikih kelas
VII terlampir.
b. Tujuan Pembelajaran Fikih di MTs
Pembelajaran Fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik
dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara
pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam
secara kaaffah (sempurna).
Pembelajaran Fikih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk
membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami
pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara
menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam Fikih
ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam Fikih
muamalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam
dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah
sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan
60Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 20 tentang StandarKompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah,2008, hlm. 53.
28
menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang
tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.61
c. Metode Pembelajaran Fikih
Metode pembelajaran menurut Sudjana adalah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pembelajaran.62 Oleh karena itu peranan metode
pembelajaran sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar
sangatlah penting. Dengan adanya metode ini diharapkan tumbuh
berbagai kegiatan siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru.
Dengan kata lain tercipta interaksi edukatif.
Metode mengajar itu dimaksudkan agar murid dapat menangkap
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicernakan oleh anak dengan
baik. Oleh karena itu terdapat berbagai cara yang dapat ditempuh. Dalam
melihat cara atau metode ini guru dibimbing oleh filsafat pendidikan
yang dianut guru dalam tujuan pelajaran yang hendak dicapai. Di
samping itu penting juga memperhatikan hakikat anak didik yang hendak
dididik dan bahan pelajaran yang hendak disampaikan.63
Berikut beberapa variasi metode yang dapat digunakan dalam
pembelajaran Fikih:
1 ) Metode Ceramah.
Ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Guru
memberikan uraian atau penjelasan kepada sejumlah murid pada
waktu tertentu (waktu terbatas) dan tempat tertentu pula.
Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan pengertian
terhadap suatu masalah. Dalam metode ceramah ini murid duduk,
melihat dan mendengarkan serta percaya bahwa apa yang
disampaikan guru itu adalah benar. Murid mengutip ikhtisar ceramah
61Ibid., hlm. 55.62Nana Sujdana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, Cet IV, 2000), hlm. 76.63Derektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi Pengajaran Agama
Islam (Jakarta: 1982), hlm. 51.
29
semampu murid itu sendiri dan menghafalnya tanpa ada penyelidikan
lebih lanjut oleh guru yang bersangkutan.64
2) Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode pembelajaran yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara guru dan
murid. Guru bertanya dan murid menjawab, atau sebaliknya murid
bertanya dan guru menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya
hubungan timbal balik secara langsung antara guru dan murid.
Manfaat terpenting dari metode ini adalah guru dapat memperoleh
gambaran sejauh mana murid dapat mengerti dan dapat
mengungkapkan apa yang telah diceramahkan.65
3) Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara untuk mempelajari materi
pelajaran dengan memperdebatkan masalah yang timbul dan saling
mengadu argumentasi secara rasional dan obyektif. Cara ini
menimbulkan perhatian dan perubahan tingkah laku anak dalam
belajar. Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang
siswa dalam belajar dan berpikir secara kritis dan mengeluarkan
pendapatnya secara rasional dan obyektif dalam pemecahan suatu
masalah.66
Metode diskusi ini sangat sesuai digunakan bilamana :
a) Materi yang disajikan bersifat low consensus problem artinya
bahan yang akan disajikan tersebut banyak mengandung
permasalahan yang tingkat kesepakatannya masih rendah.
b) Untuk pengembangan sikap atau tujuan-tujuan pengajaran yang
bersifat afektif.
64Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:RaSAIL Media Group, 2008), hlm. 19.
65Ibid., hlm. 20.66M. Basyiruddin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Ciputra Pres,
2002), hlm. 36.
30
c) Untuk tujuan-tujuan yang bersifat analisis sintesis, dan tingkat
pemahaman yang tinggi.
Ada beberapa jenis diskusi yang dapat dilakukan oleh guru
dalam membimbing siswa, antara lain :
a) Whole Group
Whole group merupakan bentuk diskusi kelas di mana para
pesertanya duduk setengah lingkaran. Dalam diskusi ini guru
bertindak sebagai pemimpin, dan topik yang akan dibahas telah
direncanakan sebelumnya.
b) Diskusi Kelompok
Dalam diskusi kelompok biasanya dapat berupa diskusi kelompok
kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang peserta, dan juga diskusi
kelompok besar yang terdiri 7-15 orang peserta. Dalam diskusi
tersebut dibahas tentang suatu topik tertentu dan dipimpin oleh
seorang ketua dan seorang sekretaris. Para anggota diskusi
diberikan kesempatan berbicara atau mengemukakan pendapat
dalam pemecahan masalah.
c) Buzz Group
Bentuk diskusi ini terdiri dari kelas yang dibagi-bagi menjadi
kelompok-kelompok kecil yang terdiri 3-4 orang peserta. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa agar para siswa dapat bertukar
pikiran dan bertatap muka dengan mudah. Diskusi ini biasanya
diadakan di tengah-tengah pelajaran atau di akhir pelajaran dengan
maksud untuk memperjelas dan mempertajam kerangka bahan
pelajaran atau sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang muncul.
d) Panel
Yang dimaksud panel di sini adalah suatu bentuk diskusi yang
terdiri dari 3-6 orang peserta untuk mendiskusikan suatu topik
tertentu dan duduk dalam semi melingkar yang dipimpin oleh
seorang moderator. Biasanya dalam diskusi ini para audien tidak
31
turut bicara, namun dalam forum tertentu para audien
diperkenankan bicara.67
4) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang
menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau
untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada peserta
didik.68 Biasanya seorang guru menunjuk salah satu siswa untuk
memperlihatkan pada kelas tentang suatu proses atau cara melakukan
sesuatu. Misalnya demonstrasi tentang tata cara memandikan mayat
dengan cara menggunakan model atau boneka, tata cara haji, yang
meliputi thowaf, sa'i dan lain sebagainya. Adapun hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah :
a) Rumuskan secara spesifik yang dapat dicapai oleh siswa
b) Susun langkah-langkah yang akan dilakukan dengan demonstrasi
secara teratur sesuai dengan skenario yang direncanakan.
c) Persiapan-persiapan peralatan yang dibutuhkan sebelum
demonstrasi dimulai, dan diatur sesuai skenario yang direncanakan.
d) Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya, dan jangan berlebih-lebihan69
5) Metode Drill
Metode drill atau disebut latihan dimaksudkan untuk
memperoleh ketangkasan atau keterampilan latihan terhadap apa yang
dipelajari. Karena hanya dengan melakukannya secara praktis suatu
pengetahuan lebih mudah difahami dan di aplikasikan dalam
kehidupan.
Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan
metode drill, antara lain :
Pertama; harus disadari bahwa pengertian belajar bukan bearti
pengulangan yang persis sama dengan apa yang telah dipelajari
67Ibid., hlm. 40-41.68Ismail. SM, op.cit., hlm. 20.69M. Basyiruddin Usman, op.cit., hlm. 46.
32
sebelumnya oleh siswa, akan tetapi terjadinya sesuatu proses belajar
dengan latihan siap adalah adanya situasi yang berbeda serta pengaruh
latihan pertama, maka latihan kedua, ketiga dan seterusnya akan lain
sifatnya.
Kedua; situasi belajar itulah yang mula-mula harus diulangi untuk
mendapat respons dari siswa. Bilamana siswa dihadapkan dengan
berbagai situasi belajar, maka dalam diri siswa akan timbul alasan
untuk memberi respons, sehingga menyebabkan dia melatih
keterampilannya. Bagaimana situasi tersebut dapat diubah-ubah
kondisinya sehingga menuntut adanya perubahan respons, maka
keterampilan siswa akan dapat lebih disempurnakan. Metode drill juga
harus dimulai dari hal-hal yang mendasar agar siswa betul-betul
mengerti apa yang telah dan akan dilakukannya agar diperoleh
keterampilan yang diinginkan.70
6) Metode pemberian tugas dan resitasi
Metode pemberian tugas dan resitasi adalah suatu cara dalam
proses pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid
mengerjakannya, kemudian tugas tersebut dipertanggungjawabkan
kepada guru. Tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah,
tetapi jauh lebih luas dari pada itu. Tugas dapat dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan, dan di tempat lain yang cocok.
Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar, baik secara
individual maupun secara kelompok. Oleh karena itu tugas dapat
diberikan secara individual atau secara kelompok.71
d. Evaluasi pembelajaran Fikih
Menurut pengertian bahasa kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M.
Echols dan Hasan Shadily, 1983: 220). Sedangkan menurut pengertian
70Ibid., hlm. 55.71Ismail. SM, op.cit., hlm. 20-21.
33
istilah evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan untuk memperoleh kesimpulan.72
Penilaian atau evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk
menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan
pengajaran yang telah dicapai oleh siswa.73
Menurut Nana Sudjana pada umumnya ada tiga pokok evaluasi yaitu:
1) Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat
perhatian, dan keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar
mengajar.
2) Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pelajaran yang
diberikan guru dalam proses mengajar.
3) Segi yang menyangkut proses mengajar dan belajar itu sendiri.
Proses mengajar dan belajar perlu penilaian secara obyektif dari
guru, akan menentukan baik tidaknya hasil belajar yang dicapai
siswa.74
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam
penyelenggaraan evaluasi pembelajaran, prinsip-prinsip tersebut
meliputi:
1) Prinsip integralitas : prinsip ini menghendaki bahwa rancangan
evaluasi hasil belajar tidak hanya menyangkut teori, pengetahuan
dan keterampilan saja, akan tetapi juga mencakup aspek-aspek
kepribadian siswa. Seperti apresiasi, sikap, minat, pemikiran kritis,
proses adaptasi dan lain-lain.
2) Prinsip kontinuitas. Kontinuitas dalam evaluasi berarti guru secara
kontinu membimbing pertumbuhan dan perkembangan siswa.
Dengan demikian program-program evaluasi pembelajaran
72M. Chabib Thoha, M.A, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GraffindoPersada, 1996), hlm. 1.
73M Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: RemajaRosda Karya, 2001), hlm. 3.
74Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik {Dalam Interaksi Eabtlsatij), (Jakarta:PT. Aneka Cipta, 2000), hlm. 213.
34
merupakan rangkaian dari bimbingan belajar siswa. Maka penilaian
seharusnya dilakukan secara berkesinambungan.
3) Prinsip obyektivitas. Dengan prinsip ini hasil evaluasi harus dapat
diinterpretasikan dengan jelas dan tegas. Jadi setelah diadakan
evaluasi pembelajaran terhadap siswa, keadaan siswa dapat diketahui
dengan jelas dibanding sebelum evaluasi. Dengan kata lain dapat
diketahui hasilnya.
Selain prinsip-prinsip evaluasi di atas ada beberapa kriteria evaluasi
yang perlu dimiliki oleh guru, antara lain:
1) Validitas. Validitas atau ketepatan dalam evaluasi maksudnya,
seorang guru harus benar-benar mampu dengan tepat menilai bidang
yang mau dinilai.
2) Reabilitas. Artinya, evaluasi yang diadakan oleh guru kepada murid-
muridnya harus dapat memberikan hasil yang konsisten, tetap tidak
berubah-ubah.
3) Praktis. Yakni tindakan evaluasi mudah dilaksanakan berdasarkan
pertimbangan efisiensi dan efektivitas, baik menyangkut masalah
waktu, biaya, maupun tenaga.75
75Ainurrafiq Dawam dan Ahmad Ta'arifin, Manajemen Madrasah Berbasis Pesantren(Bandung: Listafariska Putra, 2005), hlm. 10-101.
35
BAB III
IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN
MATA PELAJARAN FIKIH DI MTS MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO
WIROSARI GROBOGAN
A. Gambaran umum MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
1. Letak Geografis
Secara geografis MTs Miftahul Falah terletak di lingkungan
pedesaan, tepatnya di Jl.Raya Purwodadi –Blora km 14,7 Desa Sambirejo
Kec,Wirosari Kab, Grobogan, Propinsi Jawa Tengah dengan luas tanah
1000 m2 dan luas bangunan 400m2.76 Tempatnya cukup strategis sebab
dekat jalan raya Purwodadi-Blora, yang dilewati oleh angkutan umum
sehingga mudah untuk dijangkau dengan menggunakan angkutan dan bisa
juga dengan menggunakan sepeda karena kebanyakan peserta didiknya
dari kalangan pedesaan.
Adapun lingkungan sekitarnya adalah :
Sebelah Utara : Terdapat jalan raya Purwodadi- Blora dan rumah warga
Sebelah Selatan : Area persawahan.
Sebelah Timur : Rumah warga.
Sebelah Barat : Terdapat area perumahan warga.77
2. Latar Belakang Historis
Madrasah Tsanawiyah Miftahul Falah merupakan lembaga
pendidikan setingkat SLTP yang berada di bawah naungan yayasan Al-
Munawwarah. Berdiri pada tahun 1993 yang didirikan oleh tokoh
masyarakat dan agama setempat terutama dari kalangan Nahdiyyin.78
Berdirinya MTs Miftahul Falah tak terlepas dari kondisi masyarakat
setempat yang mengalami salah satu guncangan moral yang sangat
76Dokumentasi TU MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.77Observasi Peneliti pada hari senin,18 Januari 201078Wawancara dengan Kepala Madrasah Bpk. Maskun S.Ag di Ruang Kepala MTs
Miftahul Falah pada tanggal 18 Januari 2010
36
mengkhawatirkan dengan terjadinya beberapa permasalahan yang sangat
perlu untuk mendapatkan perhatian masyarakat setempat. Seperti dengan
adanya kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi, di samping itu
kondisi masyarakat setempat pada waktu itu mengalami degradasi di
bidang kemajuan dalam berpikir untuk masa depan.
Kemunduran yang dialami masyarakat Sambirejo pada waktu itu
mendorong hasrat dan minat dari masyarakat setempat untuk
meningkatkan taraf hidup mereka lewat jalur pendidikan, selain itu faktor
yang lain ialah adanya kegundahan para tokoh agama di situ tentang
mahalnya biaya pendidikan di sekolah formal yang ada pada waktu itu,
Melihat kondisi masyarakat Sambirejo yang religius maka terdorong untuk
mendirikan sekolah tersebut di bawah naungan Departemen Agama,
sehingga dengan dorongan para Ustad dan Ulama pada waktu itu
berdirilah MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.79
3. Visi, Misi dan Tujuan
Visi:
a. Terwujudnya Generasi yang memiliki iman dan takwa serta menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Misi:
a. Mengembangkan fitrah peserta didik agar menjadi muslim yang
berakhlak mulia, memiliki aqidah islam yang benar dan kuat serta
memiliki wawasan islam yang luas.
b. Mengembangkan potensi dasar peserta didik untuk berpikir kritis,
obyektif, rasional dan sistematis.
c. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik dalam mewujudkan
keahlian dalam menghadapi era globalisasi.
Tujuan:
a. Menanamkan jiwa ijtihad dalam mengkaji dan mendalami Al-Qur'an
dan Hadits sebagai bekal hidup.
79Dokumentasi TU MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan
37
b. Menanamkan jiwa semangat disiplin, tertib, rajin, dan etos kerja yang
tinggi.
c. Menanamkan jiwa semangat tolong menolong, solidaritas sosial yang
tinggi di masyarakat..80
4. Struktur Organisasi MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan
STRUKTUR ORGANISASI
MTs MIFTAHUL FALAH SAMBIREJO WIROSARI GROBOGAN.81
-----------------------------------
Ket : a. ------------------ ( Garis koordinasi)
b. ( Garis komando )
Gambar 1
5. Keadaan Peserta didik
Jumlah keseluruhan peserta didik di MTs Miftahul Falah
Sambirejo Wirosari Grobogan dari kelas satu sampai dengan kelas tiga
jumlah keseluruhan adalah 120 peserta didik, yang masing-masing terdiri
80Ibid.81Ibid.
Koperasi PerpustakaanLaboranWalikelas
GURU MAPEL
PESERTA DIDIK
Komite KepalaMTs.
Tata Usaha
1.Bendahara.2.Kepegawaian.3.Tukang Kebon.
Sie. Kurikulum Sie. Kepesertadidikan
Sie. Sarpas
38
dari kelas satu 42 peserta didik, kelas dua 39 peserta didik dan kelas tiga
39 peserta didik.82
Tabel 1
Daftar jumlah peserta didik MTs Miftahul Falah
Tahun ajaran 2009/2010.
JUMLAH PESERTA DIDIKNO KELAS
L P JUMLAH
1 VII 25 17 42
2 VIII 20 19 39
3 IX 26 13 39
JUMLAH TOTAL 71 49 120
Peserta didik MTs Miftahul Falah secara keseluruhan bertempat
tinggal dengan keluarganya di rumah, dan untuk menuju ke sekolah
kebanyakan menggunakan sepeda.
6. Keadaan Guru dan Karyawan MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan
Secara keseluruhan MTs Miftahul Falah memiliki 14 tenaga
pendidik dan kependidikan yang terbagi menjadi 3 jabatan. 1 orang
menjabat sebagai Kepala Madrasah,12 Guru, dan 1 Karyawan.
Adapun data Guru dan Karyawan berdasarkan pendidikan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:83
Tabel 2
Data Kepala Madrasah, Guru dan karyawan Berdasarkan Pendidikan
NoPendidikan
TerakhirPutra Putri Jumlah
1 SARJANA5 3 8
82 Ibid83 Ibid.
39
2 D23 1 4
5 SLTA 1 1 2
6 PONPES 0 0 0
JUMLAH TOTAL 9 5 14
7. Sarana dan prasarana
Tabel 3
Fasilitas pembelajaran di MTs Miftahul Falah diantaranya:84
NO. JENIS JUMLAH KETERANGAN
1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
2 Ruang Tata Usaha 1 Baik
3 Ruang Guru 1 Baik
4 Ruang Kelas 3 baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
7 Ruang Laboratorium
Komputer
1 Baik
9 Masjid 1 Baik
10 Kantin 1 Baik
12 Kamar Kecil/ WC 2 baik
13 UKS 1 Baik
14 Mebel Peserta didik/Meja
Kursi
150 125 baik, 25 rusak85
B. Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah
Sambirejo Wirosari Grobogan
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul Falah Sambirejo
Wirosari Grobogan.
84Ibid.85 Dokumentasi TU MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.
40
Pada pendidikan formal kurikulum merupakan hal yang sangat
penting karena dalam setiap pendidikan formal kurikulum merupakan
acuan yang dipakai dalam rangka melaksanakan pendidikan. Oleh karena
itu kurikulum mempunyai kedudukan yang sangat strategis karena
menghubungkan idealisme pendidikan dengan kenyataan pendidikan di
lapangan. Karena kurikulum merupakan komponen pendidikan yang
dijadikan acuan oleh setiap satuan pendidikan, baik pengelola maupun
penyelenggara, khususnya oleh guru dan kepala sekolah, maka dari itu
kurikulum harus disusun dan dilaksanakan sebaik-baiknya.86
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang
memberikan kebebasan bagi satuan pendidikan untuk dapat menyusun dan
mengembangkan kurikulum itu sendiri, dengan cara menganalisa
kelebihan dan kekurangan satuan pendidikan masing-masing. Memang
bagi sekolah-sekolah yang sudah maju KTSP merupakan satu peluang
untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolahnya agar dapat bersaing
dengan sekolah-sekolah yang lain, karena tentunya sarana dan prasarana
yang ada menunjang untuk melaksanakan hal tersebut. Akan tetapi lain
halnya dengan sekolah-sekolah standar / baru berkembang seperti MTs
Miftahul Falah ini, di mana madrasah ini baru berdiri tahun 1993 dan
merupakan madrasah yang belum mandiri, akan tetapi harus dapat
menyesuaikan dengan kurikulum yang ada yang harus diterapkan pada
semua sekolah maupun madrasah. Meskipun berat karena sarana dan
prasarananya juga kurang mendukung akan tetapi bagaimanapun harus
berusaha sekuat mungkin untuk dapat melaksanakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan agar dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan
kemampuan peserta didik agar tidak ketinggalan dengan madrasah-
madrasah lain yang lebih maju.87
Dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MI, MTs, MA,
dan MAK dinyatakan berlaku oleh Kepala Madrasah serta diketahui oleh
86Hasil wawancara dengan Bapak Maskun S.Ag kepala MTs Miftahul Falah pada Tanggal18 Januarai.
87Ibid.
41
komite Madrasah dan oleh Departemen yang menangani urusan
pemerintahan di bidang agama.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs Miftahul Falah
meliputi :
a. Tujuan kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah
Tujuan kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah adalah untuk
meningkatkan kompetensi peserta didik dan mengarahkan
pembelajaran sesuai dengan satuan madrasah masing-masing. Dalam
hal ini adalah semua civitas MTs Miftahul Falah dan masyarakat
sekitar dalam rangka memajukan pendidikan.
b. Landasan KTSP di MTs Miftahul Falah
Landasan diterapkannya KTSP adalah UU No 20 tahun 2005
tentang sistem pendidikan nasional, peraturan pemerintah nomor 19
tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan (SNP) pasal 17 ayat 1
dan 2 dan pasal 49 ayat 1. Juga memuat pengertian KTSP adalah
kurikulum operasional yang dikembangkan berdasarkan Standar
kompetensi lulusan (SKL) dan standar isi. SKL adalah kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan, sedang standar isi adalah ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria
c. Prinsip pengembangan KTSP di MTs Miftahul Falah
KTSP di MTs Miftahul Falah dikembangkan berpusat pada
pengembangan dan peningkatan kemampuan peserta didik baik segi
kognitif, psikomotorik, dan afektif dalam menunjang kehidupannya.
Selain itu KTSP di MTs Miftahul Falah juga dipersiapkan untuk
mengatasi gejolak globalisasi yang semakin kuat yang menuntut
kreatifitas dari seseorang untuk menghadapinya. Karena pada dasarnya
pengembangan kurikulum dimaksudkan agar satuan pendidikan dapat
mengikuti perkembangan teori pendidikan dan perkembangan zaman.
d. Komponen KTSP di MTs Miftahul Falah
42
Komponen KTSP di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan tersusun dalam bentuk tujuan, materi, proses pembelajaran
dan rencana pembelajaran yang tertuang dalam RPP, Silabus, kalender
pendidikan, dan perangkat kurikulum lainnya.88
Tidak kalah pentingnya dalam komponen kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan yaitu penilaian berbasis kelas. Penilaian berbasis
kelas merupakan kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru secara
terpadu dengan kegiatan belajar mengajar. Penilaian seperti ini
dimaksudkan agar peserta didik dapat diketahui kemampuannya, baik
dari segi kognitif, afektif maupun psikomotornya. Sehingga dalam
penilaian guru tidak hanya melihat dari kemampuan kognitifnya saja.
Penilaian ini dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain yaitu
pengumpulan hasil kerja peserta didik (Portofolio), hasil karya
(produk), penugasan (Proyek), tes tertulis dan pengamatan terhadap
kegiatan di kelas.89
2. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran
Fikih di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan
MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan telah
menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini pada tahun 2007.
walaupun masih banyak kekurangan di sana-sini akan tetapi kepala
madrasah yaitu Bapak Maskun dan para pengajar selaku penanggung
jawab atas apa yang ada dalam madrasahnya selalu berusaha untuk dapat
memberikan yang terbaik bagi madrasah dan civitasnya.90
Dalam kurikulum pasti terdapat struktur kurikulum yang sesuai
dengan tingkat masing-masing jenjang pendidikan. Antara lain kurikulum
SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA. Struktur kurikulum MTs meliputi
substansi/ mata pelajaran yang harus ditempuh selama tiga tahun yaitu dari
88Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum, Ibu Supriyanti S.Pd, pada tanggal 27Januari 2010
89Ibid90Ibid.
43
mulai kelas VII sampai dengan kelas IX. Struktur kurikulum disusun
berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi.
Kurikulum Fikih madrasah Tsanawiyah (MTs) secara nasional,
yaitu kurikulum yang ditandai dengan ciri-ciri antara lain:
a. Lebih menitikberatkan pencapaian target kompetensi (attainment
targets) dari pada penguasaan materi.
b. Lebih mengakomodasikan keragaman kebutuhan dan sumber daya
pendidikan yang tersedia.
c. Memberikan kebebasan yang lebih luas kepada pelaksana pendidikan di
lapangan untuk mengembangkan dan melaksanakan program
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.91
Adapun materi mata pelajaran Fikih kelas VII (diambil dari buku
paket mata pelajaran Fikih kelas VII) adalah sebagai berikut :
Semester I
BAB I : TAHARAH
A. Pengertian Taharah
B. Macam-macam Najis dan Cara Mensucikannya
C. Hadas Kecil dan Tata cara Taharahnya
D. Hadas Besar dan Tata cara Taharahnya
BAB II : SALAT FARDU DAN SUJUD SAHWI
A. Pengertian Salat
B. Syarat-syarat Salat
C. Rukun Salat
D. Sunnah Salat
E. Hal-hal yang Membatalkan Salat
F. Bacaan Salat
G. Sujud Sahwi
BAB III : AZAN, IQAMAH , DAN SALAT JAMAAH
A. Ketentuan Azan dan Iqamah
91Hasil Wawancara dengan Waka Kurikulum, Ibu Supriyanti S.Pd, pada tanggal 27Januari 2010
44
B. Ketentuan Salat Jamaah
C. Makmum Masbuq
D. Cara Mengingatkan Imam yang Lupa
BAB IV : ZIKIR DAN DOA
A. Pengertian Zikir dan Doa
B. Tata cara Zikir dan Doa
C. Bacaan Zikir dan Doa setelah Salat
D. Praktek Zikir dan Doa
Semester II
BAB V : SALAT JUM'AT DAN SALAT JENAZAH
A. Ketentuan Salat Jum'at
B. Ketentuan Khutbah Jum'at
C. Cara Melaksanakan Khutbah dan Salat Jum'at
D. Ketentuan Salat Jenazah
E. Salat Gaib
F. Tata cara Salat Jenazah dan Bacaannya
BAB VI : SALAT JAMA , QHASAR, DAN JAMA QASAR DAN
SALAT DALAM KEADAAN DARURAT
A. Pengertian Salat Jama' dan Qasar
B. Macam-macam Salat Jama'
C. Praktek Salat Jama', Qasar, dan Jama' Qasar
D. Salat dalam Keadaan Sakit
E. Salat Dalam Kendaraan
F. Hikmah Keringanan dalam Salat
BAB VII : SALAT SUNNAH MUAKAD DAN GHAIRU MUAKAD
A. Ketentuan Salat Sunnah Muakkad
B. Macam-macam Salat Sunnah Muakkad
C. Ketentuan Salat Sunnah Ghairu Muakkad
D. Macam-macam Salat Sunnah Ghairu Muakkad
Dalam Implementasi KTSP, perencanaan pembelajaran merupakan
hal yang penting yang perlu dilakukan oleh guru, adapun hal-hal yang
45
dilakukan Oleh guru mata pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah dalam
membuat perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut :
a. Membuat program tahunan.
Program tahunan merupakan program umum setiap mata
pelajaran yang dikembangkan oleh guru mata pelajaran untuk setiap
kelas, program ini di buat sebelum tahun ajaran baru dimulai. Karena
nantinya program tahunan (prota) ini menjadi pedoman bagi
pengembangan program-program berikutnya, yaitu program
semesteran, program harian dan program pembelajaran setiap pokok
atau sub/bab mata pelajaran.
b. Membuat program semesteran
Program semesteran ini berisikan garis-garis besar mengenai
hal-hal yang hendak dilaksanakan dan dicapai dalam satu semester.
Program semesteran ini merupakan penjabaran dari program tahunan.
Program semesteran ini nantinya dibuat menjadi salah satu pedoman
dalam pembuatan silabus. Silabus merupakan serangkaian kegiatan
atau pengalaman belajar yang harus dilewati untuk mencapai
ketuntasan belajar. Silabus yang disusun oleh guru mata pelajaran
harus memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ada dalam peraturan Menteri Agama tentang Standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran Fikih di MTs.92 Adapun contoh
silabus di MTs Miftahul Falah terlampir.
c. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
Sebelum proses belajar dilaksanakan seorang guru terlebih
dahulu membuat rencana proses pembelajaran (RPP) yang tercantum
dalam modul. Dengan RPP tersebut diharapkan proses belajar
mengajar berjalan sesuai dengan rencana pembelajaran. RPP ini
mencakup kompetensi dasar, Indikator, tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, alat/
92 Hasil wawancara dengan Guru mata pelajaran Fikih, Bpk Muh Nur Hadi pada tanggal26 Januari 2010
46
sumber belajar dan penilaian. RPP juga merupakan kewajiban seorang
guru sebelum mereka mengajar.93 Selain membuat RPP guru juga
membuat silabus terlebih dahulu, karena pada dasarnya penyusunan
RPP itu berpedoman pada silabus. Adapun bentuk RPP yang ada di
MTs Miftahul Falah, terlampir dalam lampiran.
d. Membuat kalender pendidikan
Pembuatan kalender pendidikan disusun atas dasar
musyawarah dewan guru dan Kepala sekolah di MTs Miftahul Falah.
Kalender pendidikan ini dibuat agar menjadi rambu-rambu bagi kepala
madrasah dan dewan guru dalam menjalankan aktivitas pembelajaran
di madrasahnya dalam jangka satu tahun. Kalender pendidikan disusun
agar guru dapat mengajar secara efektif dan efisien dalam
menggunakan waktu pembelajaran sehingga dapat melaksanakan
pembelajaran secara maksimal.
3. Proses pembelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah
Proses belajar mengajar merupakan interaksi yang dilakukan oleh
guru dan peserta didik dalam suatu pengajaran untuk mewujudkan tujuan
yang telah direncanakan. Maka dari itu proses belajar mengajar merupakan
jembatan penghubung antara tujuan pendidikan dan realitas pembelajaran
yang ada. Proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan baik dan
sempurna dengan cara menggunakan beberapa metode pembelajaran yang
bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi di lapangan, yaitu untuk mengetahui
pelaksanaan pembelajaran, ada beberapa hal yang dilaksanakan oleh guru
dalam pembelajaran, hal-hal tersebut adalah :
a. Sebelum guru menyampaikan materi guru mengadakan pre-test terlebih
dahulu untuk menyiapkan peserta didik dalam pembelajaran materi
yang akan disampaikan, selain itu juga dimaksudkan untuk mengetahui
tingkat kemajuan dan ingatan peserta didik tentang materi yang telah
diajarkan.
93 Ibid
47
b. Guru mata pelajaran Fikih sebelum menyampaikan materi yang akan
diajarkan terlebih dahulu menerangkan beberapa hal yang berkaitan
dengan materi yang akan diajarkan tersebut.
c. Guru dalam menyampaikan materi Fikih menggunakan beberapa
metode pembelajaran, metode tersebut antara lain :
1) Metode ceramah, metode ini digunakan untuk menyampaikan materi
yang baru dan belum pernah diajarkan. Selain itu metode ini
dimaksudkan untuk menarik perhatian peserta didik terhadap guru
mata pelajaran.
2) Metode tanya jawab, metode ini digunakan oleh guru untuk menguji
kemampuan peserta didik tentang apa yang telah diajarkan tapi juga
dapat menguji materi yang akan diajarkan, dalam pelaksanaannya
guru bisa bertanya dan peserta didik disuruh untuk menjawab
ataupun sebaliknya seorang peserta didik diminta oleh guru untuk
bertanya dan gurulah yang menjawab.94
3) Metode diskusi, metode ini digunakan oleh guru untuk mengetahui
tingkat kecerdasan peserta didik dan melatih peserta didik untuk
berlatih syaring dengan teman sebayanya tentang suatu materi. Guru
membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok, di mana setiap
kelompok ditunjuk salah seorang untuk menjadi ketuanya, setelah itu
seseorang yang telah ditunjuk sebagai ketua tersebut disuruh untuk
menyampaikan apa yang telah diputuskan dalam diskusi tersebut.
4) Metode demonstrasi metode ini digunakan oleh guru untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana
melakukan sesuatu pada peserta didik.
5) Metode resitasi dan pemberian tugas. Metode ini digunakan agar
peserta didik selalu belajar di rumah.95
d. Guru selalu menuntut peserta didik untuk selalu mengerjakan latihan-
latihan soal yang telah ada dalam LKS.
94 Observasi dikelas pada tanggal 21 januari 2010.95 Observasi dikelas pada tanggal 28 januari 2010
48
e. Yang terakhir guru melakukan tes atau penilaian terhadap proses belajar
mengajar yang telah berlangsung.96
Selain menggunakan beberapa metode dalam mengajar guru mata
pelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah juga menggunakan beberapa
pendekatan, pendekatan tersebut antar lain :
a. Keimanan, yang mendorong peserta didik untuk mengembangkan
pemahaman dan keyakinan tentang adanya Allah SWT. sebagai sumber
kehidupan.
b. Pengamalan, mengondisikan peserta didik untuk mempraktekkan dan
merasakan hasil-hasil pengamalan isi mata pelajaran Fikih dalam
kehidupan sehari-hari.
c. Pembiasaan, melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan
melakukan tata cara ibadah, bermasyarakat dan bernegara yang sesuai
dengan materi pelajaran Fikih yang dicontohkan oleh para ulama.
d. Rasional, usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
Fikih dengan pendekatan yang memfungsikan rasio peserta didik,
sehingga isi dan nilai-nilai yang ditanamkan mudah dipahami dengan
penalaran.
e. Emosional, upaya menggugah perasaan (emosi) peserta didik dalam
menghayati pelaksanaan ibadah sehingga lebih terkesan dalam jiwa
peserta didik.
f. Fungsional, menyajikan materi Fikih yang memberikan manfaat nyata
bagi peserta didik dalam kehidupan sehari-hari dalam arti luas.
g. Keteladanan, yaitu pendidikan yang menempatkan dan memerankan
guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan; sebagai
cerminan dari individu yang mengamalkan materi pembelajaran Fikih.
Pendekatan lain yang juga digunakan guru dalam mengajar adalah
pendekatan belajar Contextual Teaching And Learning atau yang biasa
disebut dengan istilah CTL, yaitu konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, serta
96 Ibid
49
mendorong peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan
yang dimilikinya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun langkah-langkah penggunaan pendekatan CTL adalah
sebagi berikut :
a. Mengembangkan sifat ingin tahu peserta didik dengan bertanya.
b. Menciptakan belajar kelompok.
c. Melakukan refleksi pada akhir pertemuan
d. Melakukan penilaian yang memperhatikan tiga aspek yang dimiliki
oleh peserta didik, yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor.97
4. Evaluasi pembelajaran Fikih
Evaluasi/Penilaian dilakukan terhadap proses dan hasil belajar
peserta didik berupa kompetensi yang mencakup pengetahuan, sikap dan
keterampilan serta pengamalan. Standar yang digunakan oleh MTs
Miftahul Falah dalam penilaian dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik
secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran.
Penilaian secara kognitif yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Fikih di
MTs Miftahul Falah dilaksanakan dengan adanya pretes, postes dan
ulangan harian.
Dalam melaksanakan Evaluasi/ penilaian Guru mata pelajaran
Fikih di MTs Miftahul Falah menilai seorang peserta didik dari tiga
Ranah, ranah tersebut antara lain :
a. Ranah Kognitif
Penilaian pada aspek ini dilakukan dengan cara tes tertulis, tes
secara lisan, ulangan harian dan lain-lain. Seperti tes ulangan harian,
ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Apabila dalam ulangan
harian, ujian tengah dan akhir semester peserta didik tidak mampu
mencapai ketuntasan belajar, maka dilakukan remedi agar peserta
didik dapat mencapai ketuntasan belajar, di mana KKM (kriteria
ketuntasan minimum) untuk mata pelajaran Fikih adalah 7,0.
97Hasil Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Fikih, Bapak Nur Hadi pada Tanggal 28Januari 2010
50
b. Ranah Afektif
Kriteria yang dinilai dalam ranah ini meliputi :
1) Kehadiran
2) Kerajinan
3) Kedisiplinan98
c. Ranah Psikomotor
Penilaian pada ranah ini dilakukan dengan cara melihat dan
mengobservasi ketepatan dan semangat peserta didik dalam mengikuti
proses pembelajaran. Misalnya guru ketika menggunakan metode
ceramah maka perhatian dan keantusiasan peserta didik menjadi salah
satu aspek penilaian dalam ranah ini. Ketika peserta didik kurang
paham dengan apa yang telah disampaikan oleh guru dan dia pun
bertanya maka keberanian peserta untuk mengungkapkan
ketidakpahamannya itu menjadi salah satu nilai plus baginya. Juga
sebaliknya ketika guru memberi pertanyaan kepada peserta didik,
maka ketepatan menjawab yang dilakukan oleh peserta didik dalam
menjawab pertanyaan tersebut juga menjadi salah satu nilai tambah
bagi dirinya.99
Penilaian berbasis kelas terhadap ketiga ranah tersebut dilakukan
secara proporsional sesuai dengan karakteristik materi pembelajaran
dengan mempertimbangkan tingkat perkembangan peserta didik serta
bobot setiap aspek dari setiap materi.
Evaluasi diawali dengan tes awal yaitu untuk mengetahui mutu
atau isi pelajaran yang telah diketahui oleh peserta didik. Selain itu dalam
proses pembelajaran, seorang guru juga melaksanakan tes formatif untuk
mengetahui hasil pembelajaran yang telah berlangsung.. Berdasarkan data
yang kami peroleh guru mata pelajaran Fikih melaksanakan evaluasi
pembelajaran dalam beberapa tahap, yaitu dimulai dengan ulangan harian,
98Dokumentasi Rapor Kelas VII MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan.99Ibid
51
dilanjutkan dengan ulangan tengah semester dan yang terakhir ulangan
umum. 100
100 ibid
52
BAB IV
ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH
KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA
SERTA SOLUSINYA
A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih
1. Analisis Kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah
Kurikulum merupakan faktor terpenting dalam pendidikan, karena
kurikulum sebagai alat untuk mengarahkan segala bentuk aktivitas
pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan
tidak akan tercapai dengan maksimal apabila kurikulum yang disusun
tidak terlaksana dengan baik. Pelaksanaan kurikulum menjadi hal yang
sangat penting karena menjadi tolok ukur keberhasilan kurikulum itu
sendiri. Dengan demikian pelaksanaan kurikulum di madrasah merupakan
hal yang tak dapat ditinggalkan demi tercapainya tujuan pendidikan seperti
termuat dalam kurikulum itu sendiri. Bila kurikulum yang disusun sudah
baik dan dilaksanakan dengan baik pula maka tidak heran bila tujuan
pendidikan akan tercapai dengan baik pula.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan satu terobosan
kurikulum, di mana satuan pendidikan diberi kebebasan untuk menyusun
dan mengembangkan sendiri kurikulum di madrasahnya. Pemerintah
dalam hal ini BSNP hanya menetapkan acuan untuk penyusunan yang
pengembangannya diserahkan langsung pada sekolah atau madrasah.
Dengan demikian sekolah/madrasah mempunyai kewajiban untuk
mengembangkan kurikulum dan pembelajaran serta sistem evaluasinya
agar dapat mengimplementasikan KTSP dengan baik.
KTSP di MTs Miftahul Falah ditandai dengan adanya, 1) Tujuan
kurikulum KTSP di MTs Miftahul Falah yaitu untuk meningkatkan
kompetensi peserta didik dengan pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik lingkungan sekitar madrasah, 2) Landasan KTSP di MTs
53
Miftahul Falah, 3) Prinsip pengembangan KTSP di MTs Miftahul Falah,
4) Komponen KTSP di MTs Miftahul Falah.
KTSP di MTs Miftahul Falah secara keseluruhan sudah baik.
Akan tetapi masih perlu adanya perbaikan-perbaikan yang harus dilakukan
oleh kepala madrasah maupun guru. Agar KTSP ini dapat
diimplementasikan secara maksimal maka perlu adanya kerja sama dari
semua pihak. Di MTs Miftahul Falah keterlibatan orang tua peserta didik
dan masyarakat sekitar menjadi salah satu faktor penting dalam
melaksanakan KTSP, karena kita tahu bahwa KTSP disusun dan
dikembangkan sesuai dengan potensi, karakteristik budaya masyarakat
sekitar madrasah. Maka tidak heran peran masyarakat sekitar juga sangat
penting dalam implementasi KTSP.
2. Analisis Implementasi KTSP Pada Mata Pelajaran Fikih.
Implementasi kurikulum merupakan proses aktualisasi kurikulum itu
sendiri menjadi satu kegiatan nyata yang dilaksanakan oleh guru dan
peserta didik. Implementasi kurikulum berarti proses untuk melaksanakan
ide, program atau seperangkat aktivitas baru, dengan harapan orang lain
dapat menerima dan melakukan perubahan. Ini berarti guru memegang
peranan yang sangat penting dalam mengimplementasikan kurikulum.
Betapapun indah dan bagusnya tujuan atau cita-cita pendidikan yang
tertuang dalam kurikulum formal, tetapi hasilnya sangat tergantung pada
apa yang dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam kelas. Maka dari itu,
implementasi kurikulum dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan
dari pengembangan kurikulum itu sendiri.
Proses implementasi kurikulum KTSP pada mata pelajaran Fikih di
MTs Miftahul Falah ditandai dengan beberapa hal yang dilaksanakan oleh
guru dalam melaksanakan pembelajaran, sebelum guru melaksanakan
pembelajaran guru terlebih dahulu menyusun seperangkat persiapan untuk
mengajar. Seperti membuat prota, promes, RPP, Silabus yang semua itu
disesuaikan dengan kalender pendidikan yang telah disusun bersama oleh
kepala madrasah dan tim musyawarah guru.
54
Pada dasarnya Penerapan KTSP memungkinkan para guru untuk
merencanakan, melaksanakan, dan menilai kurikulum serta hasil belajar
peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar,
sebagai cermin penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang mereka
pelajari. Oleh karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria
pencapaian kompetensi yang akan dijadikan standar penilaian hasil belajar,
sehingga mereka dapat mempersiapkan diri melalui penguasaan terhadap
sejumlah kompetensi, sebagai persyaratan melanjutkan penguasaan
kompetensi berikutnya. Kriteria tersebut biasanya dikembangkan
berdasarkan tujuan dan indikator kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Dalam implementasi KTSP mata pelajaran Fikih, madrasah
mempunyai otonomi yang luas dalam menyusun dan merumuskan materi
yang akan diajarkan. Kita tahu bahwa salah satu ciri dari KTSP adalah
memberi otonomi yang seluas-luasnya kepada satuan pendidikan untuk
menyusun dan mengembangkan kurikulum sesuai dengan potensi,
karakteristik daerah, kondisi sosial masyarakat setempat di mana satuan
pendidikan itu berada. Maka tidak heran ketika satuan pendidikan dituntut
untuk bisa memaksimalkan potensi yang ada di sekitarnya.
3. Analisis Proses pembelajaran Fikih
Pembelajaran adalah proses untuk mencapai tujuan-tujuan yang
telah dirumuskan. Tujuan akan menjadi acuan dan tolok ukur keberhasilan
proses pengajaran serta merupakan gambaran tentang perilaku yang
diharapkan yang akan tercapai oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pengajaran. Pembelajaran Fikih diarahkan untuk mengantarkan peserta
didik agar dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara
pelaksanaannya untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari sehingga
menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaffah
(sempurna). Maka dari itu pembelajaran Fikih sebenarnya tidak cukup
hanya di kelas saja, karena pembelajaran Fikih hanya dua jam dalam
seminggu, ini tidak akan cukup untuk membentuk pribadi peserta didik
menjadi seorang muslim yang taat menjalankan syariat Islam secara
55
kaffah. Orang tua di rumah juga menjadi faktor yang penting kaitannya
dengan hasil pembelajaran yang diperoleh oleh peserta didik.
Proses pembelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah paling tidak
sudah memperlihatkan kesungguhan guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan, ini terbukti sebelum guru mengajar
guru harus membuat silabus dan RPP terlebih dahulu agar pembelajaran
berlangsung dengan baik dan mencapai hasil yang memuaskan.
Penyusunan RPP merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru
agar pembelajaran berjalan sesuai skenario.
Dalam pelaksanaan pembelajaran guru memberikan materi dari
dasar secara bertahap, kemudian guru mengarahkan peserta didik untuk
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kesimpulan itu merupakan
hasil yang telah dicapai siswa setelah mempelajari dan mempraktekkan
suatu materi, dengan begitu siswa akan benar-benar menguasai materi
dengan baik. Pembelajaran seperti ini sesuai dengan teori konstruktivisme
di mana secara bertahap peserta didik dituntut untuk menemukan sendiri
kesimpulan dari materi yang telah diajarkan.
Metode yang digunakan oleh guru mata pelajaran Fikih dalam
mengajarkan materi sudah variatif, seperti yang tercantum dalam bab tiga
seperti metode diskusi, ceramah, demonstrasi dan tanya jawab. walaupun
hanya beberapa metode saja yang dapat diterapkan oleh guru dalam
menyampaikan materi Fikih. Akan tetapi setidaknya metode yang
digunakan sudah variatif sehingga siswa tidak bosan dalam melaksanakan
pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran selain guru menggunakan metode yang
variatif, guru juga menggunakan pendekatan-pendekatan dalam
pembelajaran. Pendekatan tersebut meliputi : keimanan, pengalaman,
pembiasaan, rasional, emosional, fungsional, keteladanan. Selain
pendekatan di atas guru juga menggunakan pendekatan yang dinamakan
pendekatan Contextual Teaching and Learning atau biasa disebut dengan
pendekatan CTL, yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan
56
antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata, serta mendorong
peserta didik untuk membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Pendekatan pembelajaran menjadi sangat penting bagi guru untuk
dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik. Apabila pendekatan di
atas dilaksanakan dengan baik maka barang tentu pembelajaran akan
berhasil dengan baik pula. Pendekatan CTL merupakan pendekatan yang
sangat tepat dengan pembelajaran Fikih, di mana pendekatan ini bertujuan
agar peserta didik mampu untuk mengaitkan apa yang mereka pahami dari
materi yang telah disampaikan oleh guru dengan kehidupan sehari- hari
mereka. Kita tahu bahwa memang meteri Fikih ditujukan agar peserta
didik dapat memahami pelajaran dan mempraktekkannya dalam
keseharian mereka seperti materi melakukan thaharah, Salat wajib dll.
Jadi guru hanya perlu menekankan betapa pentingnya materi Fikih ini
untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
4. Analisis Evaluasi pembelajaran Fikih
Evaluasi/Penilaian merupakan salah satu komponen sistem
pengajaran, pengembangan alat evaluasi merupakan bagian integral dalam
pengembangan sistem pembelajaran. Penilaian berfungsi untuk memonitor
keberhasilan proses belajar mengajar dan juga berfungsi memberikan
umpan balik guna perbaikan dan pengembangan proses belajar mengajar
lebih lanjut. Sebagai alat penilai hasil pencapaian tujuan dalam
pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Karena
evaluasi itu untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar dan juga
sebagai umpan balik dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan,
maka kemampuan guru dalam menyusun alat penilaian dan melaksanakan
evaluasi merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses
belajar mengajar secara keseluruhan.
Cara yang digunakan oleh guru Fikih di MTs Miftahul Falah dalam
mengambil nilai dengan mempertimbangkan tiga ranah yang ada pada
peserta didik, ranah tersebut meliputi: ranah Kognitif, ranah Afektif dan
57
ranah Psikomotorik. Penilaian yang dilakukan oleh guru Fikih dengan
mempertimbangkan ketiga ranah tersebut menjadi hal sangat baik,
walaupun dalam pelaksanaannya masih ada beberapa kendala yang
dihadapi oleh guru. Ini dikarenakan sedikit sekali waktu yang tersedia bagi
guru untuk dapat memonitor peserta didiknya secara holistik, maka
penilaian yang dilakukan oleh Guru mata pelajaran Fikih yang persennya
paling banyak tentunya dari aspek kognitif, karena aspek inilah yang
mudah sekali untuk diketahui.
Selanjutnya penilaian itu disusun sebagai laporan perkembangan
peserta didik baik bagi guru, orang tua, maupun peserta didik itu sendiri.
Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM (kriteria ketuntasan
minimum) maka diadakan remedi agar peserta didik mampu mencapai
nilai minimum yang telah ditentukan oleh guru, sebaliknya bagi peserta
didik yang telah mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan maka
peserta didik dapat melanjutkan ke materi selanjutnya.
Evaluasi sebenarnya tidak boleh hanya dengan mengukur
kemampuan peserta didik dari segi kognitifnya saja. Akan tetapi lebih dari
pada itu sikap/tingkah laku peserta didik seharusnya juga menjadi faktor
terpenting dalam mengambil nilai.
B. Problematika Implementasi KTSP Pada mata pelajaran Fikih Kelas VII
di MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan dan upaya
pemecahannya.
1. Problematika Implementasi KTSP Mata Pelajaran Fikih Kelas VII di
MTs Miftahul Falah.
Dari data-data yang diperoleh baik itu dari wawancara,101 observasi
maupun dari dokumentasi yang penulis peroleh, dapat penulis analisis
beberapa problem yang dihadapi oleh MTs Miftahul Falah dalam
101Wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah, Waka Kurikulum dan Guru MataPelajaran Fikih di MTs Miftahul Falah selama penelitian di sana.
58
melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Fikih
kelas VII. Problem-problem tersebut antara lain :
a. Banyaknya peserta didik dalam satu kelas. Dalam KTSP sangat
menekankan pembelajaran yang mengedepankan kompetensi peserta
didik. Kemampuan peserta didik sangat diperhatikan satu per satu
secara seksama. Karena dalam KTSP idealnya satu kelas tidak lebih
dari 32 peserta didik. Akan tetapi di MTs Miftahul Falah jumlah
peserta didik dalam satu mencapai 44 peserta didik.
b. Guru kurang paham tentang KTSP. Guru adalah salah satu faktor
terpenting dalam implementasi kurikulum, karena gurulah yang
menyampaikan materi kurikulum yang telah disusun. Umumnya guru
masih berpedoman pada kurikulum yang lama, banyak guru yang
belum tahu tentang pembelajaran sistem KTSP. Ini terbukti ketika
penulis melakukan observasi di kelas, dalam mengajar guru masih
cenderung memaksakan target ajar bukan kemampuan peserta didik.
Padahal dalam KTSP kompetensi peserta didik menjadi hal utama
yang harus diperhatikan. Selain itu metode pembelajaran yang
digunakan masih terbatas pada metode pembelajaran klasik seperti
ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Guru belum menggunakan
model pembelajaran KTSP seperti model pembelajaran PAIKEM
(pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan).
Ketidakpahaman guru tentang bentuk-bentuk pembelajaran KTSP
maka akan berdampak pula hasil belajar peserta didik.
c. Sarana prasarana yang masih kurang dalam mendukung implementasi
KTSP. Sarana dan prasarana ini meliputi media pembelajaran, bahan
ajar, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi dll. Sarana dan
prasarana merupakan hal yang sangat mendukung dalam pembelajaran,
kaitannya dengan implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Implementasi KTSP pada mata pelajaran Fikih. Sesuai
data yang kami peroleh, sarana prasarana yang ada di MTs Miftahul
Falah sangat kurang memadai untuk mengimplementasikan KTSP.
59
Sarana yang kurang antara lain: alat untuk mengajar seperti alat
peraga. Kurangnya media pembelajaran seperti media elektronik
seperti (televisi, CD, radio, LCD) dll. Kurangnya bahan ajar, seperti
buku yang menunjang untuk pembelajaran masih kurang sekali, di
perpustakaan buku yang tersedia sangat terbatas bila di bandingkan
dengan jumlah peserta didik yang ada di sana. Prasarana perlu di
tambah adalah ruang perpustakaan, ruang perpustakaan di MTs
Miftahul Falah masih satu ruang dengan ruang TU, ruang bengkel
kerja, tempat berkreasi, instalasi daya dan jasa. Karena dalam standar
sarana prasarana pasal 42 disebutkan, "Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki prasarana yang meliputi lahan ruang kelas, ruang pimpinan
satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit
produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga,
tempat ibadah, tempat bermain, tempat berekreasi, dan ruang/tempat
lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan".
d. Waktu yang tersedia dalam pembelajaran Fikih masih kurang,
Penerapan KTSP yang merekomendasikan pengurangan jam pelajaran
akan berdampak pada berkurangnya waktu yang tersedia bagi peserta
didik untuk belajar di kelas, padahal dalam pembelajaran KTSP
diharapkan dapat menciptakan pembelajaran secara tuntas (mastery
learning). Dulu pembelajaran Fikih 2 jam dalam satu minggu yang
kira-kira waktu pembelajarannya 90 menit, karena dalam KTSP ada
pengurangan jam pelajaran, di mana satu jam pelajaran yang dulu itu
45 menit menjadi 40 menit. Maka ketika jam pelajaran Fikih itu
dalam satu minggu 2 jam pelajaran maka waktu yang tersedia hanya
80 menit. Ini bisa dibayangkan dengan banyaknya materi yang harus
diajarkan dan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa maka waktu
80 menit dalam satu minggu tentu tidak akan cukup.
60
e. Orang tua peserta didik dan masyarakat sekitar madrasah masih kurang
perhatian terhadap madrasah. Dalam KTSP masyarakat merupakan
salah satu komponen yang mendukung dalam pengembangan
kurikulum. Masyarakat di sekitar madrasah diharapkan ikut serta
secara aktif dalam mengambil keputusan penyusunan, pengembangan
dan mengontrol kurikulum yang telah diterapkan. Akan tetapi
masyarakat di sekitar MTs Miftahul Falah kurang antusias dalam
menjalankan tugasnya sebagai pendukung dari implementasi KTSP.
karena dalam KTSP peran masyarakat dan orang tua peserta didik
merupakan salah satu ciri yang membedakan dengan kurikulum-
kurikulum sebelumnya.
2. Upaya pemecahan problematika Implementasi KTSP di MTs
Miftahul Falah
Dari beberapa Problematika di atas dapat peneliti tawarkan
beberapa solusi yang dapat dilaksanakan untuk mengatasi masalah yang
ada, solusi tersebut antara lain :
a. Hendaknya pihak madrasah lebih banyak lagi menyediakan ruang
kelas untuk pembelajaran peserta didik, agar peserta didik dapat
belajar dengan nyaman. Dengan cara kepala sekolah mengajukan
proposal kepada pemerintah atau Dinas pendidikan setempat untuk
penambahan lokal/kelas. Dengan adanya tambahan kelas untuk belajar
maka guru akan lebih mudah mengetahui kemampuan peserta didik
satu-persatu bila jumlah peserta didik dalam satu kelas tidak terlalu
banyak.
b. Guru harus lebih banyak lagi mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai
KTSP, bagaimana model pembelajaran KTSP, penilaian KTSP dan hal
lain yang berhubungan dengan KTSP. Karena guru adalah salah satu
pilar penting dalam implementasi kurikulum. Gurulah yang nantinya
akan merealisasikan apa yang telah disusun dalam kurikulum ke dalam
pembelajaran. Dari pembelajaran inilah akan menghasilkan output
yang sesuai dengan tujuan pendidikan atau tidak. Maka dari itu
61
peningkatan kemampuan dan SDM guru mutlak diperlukan agar
kurikulum yang telah disusun dapat dilaksanakan dengan baik. Selain
itu hendaknya pemerintah setempat juga lebih giat lagi dalam
menyosialisasikan KTSP di madrasah-madrasah, agar guru lebih siap
untuk mengimplementasikan KTSP.
c. Pihak madrasah seharusnya lebih banyak lagi menyediakan sarana
prasarana untuk menunjang implementasi KTSP di madrasahnya. Agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar dan mendapat hasil yang
maksimal. Sarana yang perlu ditambah seperti penambahan alat peraga
dalam pembelajaran, media elektronik (LCD, komputer, televisi, dll),
dan media pembelajaran lainnya serta bahan atau buku-buku yang
menunjang dalam pembelajaran mata pelajaran Fikih. Prasarana yang
perlu ditambah yaitu ruang perpustakaan, seharusnya perpustakaan
dibuat terpisah dengan ruang TU, ruang bengkel kerja, tempat
berekreasi, instalasi daya dan jasa. Semua itu bisa dimulai dengan
penambahan sarana terlebih dahulu yang lebih mudah untuk
direalisasikan. Setelah itu pihak madrasah dapat ruang-ruang yang
belum ada. Pihak madrasah dapat mengajukan bantuan kepada
pemerintah/Dinas pendidikan setempat dalam rangka menambah
sarana dan prasarana yang ada.
d. Perlu adanya tambahan jam untuk mempelajari mata pelajaran Fikih.
Guru sebagai pengajar dapat mengadakan les atau jam tambahan
setelah jam pelajaran. Hal lain yang dapat dilakukan oleh guru adalah
dengan cara memberi tugas dan PR kepada peserta didik agar
dikerjakan di rumah. Orang tua peserta didik di rumah juga perlu
mengontrol anak-anaknya agar lebih banyak belajar di rumah karena
hakikatnya pembelajaran tidak terbatas hanya di ruang kelas saja.
e. Masyarakat dan orang tua peserta didik perlu dikenalkan dengan
kurikulum KTSP, agar nantinya masyarakat dan orang tua peserta
didik dapat terlibat secara aktif untuk mengembangkan dan mengawasi
KTSP. Dengan cara mengajak masyarakat dan orang tua peserta didik
62
untuk bermusyawarah bersama dengan pihak madrasah guna
menyusun dan melaksanakan serta mengontrol kurikulum. Potensi dan
karakteristik budaya yang ada di lingkungan sekitar madrasah dapat
dikembangkan dengan cara memasukkan dalam salah satu struktur
muatan kurikulum.
.
63
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada mata pelajaran Fikih dan problematikanya yang telah peneliti jelaskan,
dapat peneliti simpulkan dua hal :
1. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran
Fikih kelas VII di MTs Miftahul Falah meliputi : materi mata pelajaran
Fikih, metode pembelajaran Fikih, Pendekatan dan penilaian (hasil dan
proses) pembelajaran Fikih. Selain itu sebelum melaksanakan
pembelajaran. Guru mata pelajaran Fikih juga menyusun terlebih dahulu
beberapa perencanaan pembelajaran, yang meliputi : a) program tahunan,
b) program semesteran, c) silabus dan RPP, d) dan kalender pendidikan.
2. Problematika yang dihadapi dalam melaksanakan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih antara lain : a) Banyaknya
peserta didik dalam satu kelas. b) Minimnya pengetahuan guru tentang
KTSP, c) Kurangnya sarana prasarana yang mendukung dalam
implementasi KTSP seperti ruang perpustakaan, ruang unjuk kerja dan
lahan rekreasi, d) Sedikitnya perhatian orang tua peserta didik dan
masyarakat kepada madrasah, e) Kurangnya waktu yang tersedia dalam
pembelajaran Fikih dalam sistem KTSP.
B. Saran-saran
Saran yang dimaksud adalah sebagai bahan pertimbangan bagi
semua pihak dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada mata pelajaran Fikih di MTs
Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan. Agar nantinya pelaksanaan
KTSP bisa berjalan dengan baik tanpa halangan. Saran-saran tersebut antara
lain :
64
1. Peneliti menghimbau kepada pihak MTs Miftahul Falah hendaknya mau
melengkapi sarana prasarana yang digunakan sehingga dapat mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar dengan baik.
2. Peneliti juga menghimbau kepada pihak MTs Miftahul Falah agar lebih
mempersiapkan guru-gurunya dalam pelaksanaan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Agar dalam pelaksanaannya tidak ada kesenjangan
dengan perencanaan yang ada.
3. Untuk pihak yayasan agar lebih memikirkan tentang kesejahteraan guru-
gurunya sehingga akan memperlancar kegiatan pembelajaran pula.
4. Kepada pihak yang lebih berkompeten agar selalu mengontrol terhadap
pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di madrasah.
Demikian kesimpulan dan saran-saran yang penulis sampaikan.
Semoga untuk selanjutnya akan menjadi lebih baik.
C. Penutup
Dengan membaca Alhamdulillah, segenap puji dan syukur hanya
kepada Allah, seiring dengan itu shalawat dan salam semoga senantiasa
dilimpahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW.
Dengan karunia dan rahmat-Nya peneliti dengan segala kekurangan
dan keterbatasan telah menyusun skripsi ini. Peneliti telah berupaya
semaksimal mungkin menyusun skripsi ini dengan tentu saja dihadapkan oleh
berbagai kendala, namun kendala itu lebih dominan sebagai akibat
keterbatasan logika pemikiran dalam meneliti dan membandingkan atau
mendeskripsikan apa yang tersurat dan tersirat dalam judul skripsi tersebut.
Menyadari keadaan tersebut, peneliti berharap segala kekurangannya
hendaklah dianggap sebagai awal dari sebuah usaha untuk menuju atau
setidak-tidaknya menghampiri kata “ sempurna”. Penulis sangat
mengharapkan kritik konstruktif dari semua pihak, guna perbaikan dan
penyempurnaan terhadap kekurangan dan kelemahannya. Pada akhirnya
65
penulis berharap dengan segala kekurangan skripsi ini dapat bermanfaat dalam
menambah khazanah pemikiran Islam.
66
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, Latif Muhammad Dalam Konvensi Nasional Pendidikan Indonesia,Kurikulum Untuk Abad ke-21, (Jakarta: Grasindo, 1994).
Alex MA. Kamus Ilmiah Popular Kontemporer, (Surabaya: Karya Harapan,2005).
Ali, Hery Noer, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : PT Logos Wacana Ilmu, 1999).
Ali, Muhammad, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, (Bandung: Sinar BaruAlgensindo, 2008).
, Strategi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993)
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996).
Badan Standar Nasional Pendidikan, Panduan Penyusunan Kurikulum TingkatSatuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah, (Jakarta :2006).
Dakir, Prof, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, (Jakarta: PT AsdiMahasatya, 2004).
Dawam, Ainurrafiq dan Ahmad Ta'arifin, Manajemen Madrasah BerbasisPesantren (Bandung : Listafariska Putra, 2005).
Derektorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam, Metodologi PengajaranAgama Islam, (Jakarta : 1982).
Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro,2004).
Departemen Agama RI, Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah, (Jakarta:Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam Jakarta, 2004)
.Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Peratuaran Pemerintah
Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 Tentang Standar NasionalPendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RepublikIndonesia, 2005).
Djamarah, Syaiful Bahri Guru dan Anak Didik {Dalam Interaksi edukatif),(Jakarta: PT. Aneka Cipta, 2000).
Khalaf, Abdul Wahab, Ushulul Fiqh (Terj), (Bandung: Gema Risalah pres 1996).
67
Hamalik, Oemar., Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,(Bandung: Citra Aditya Bakti, 1990).
Hasbi Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad, Pengantar Hukum Islam (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1997).
Idi, Abdullah Pengembangan Kurikulum Teori Dan Praktek, (Jakarta, MediaPratama, 1999).
J. Moleong Lexy, M.A, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT RemajaRosda Karya, 2002).
Junaedi Mahfud dan Khaeruddin Dkk, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Konsep Dan Implementasinya di Madrasah, (Jogjakarta: PilarMedia, 2007).
Muhaimin, Dkk, ,Pengembangan Model Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan(KTSP) Pada Sekolah Dan Madrasah, (Jakarta : PT RajagrafindoPersada, 2008).
Mulyasa, E. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung PT Remaja RosdaKarya, 2007).
Muslih, Mansur KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi Dan Kontekstual,(Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2008).
Nana Sujdana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar BaruAlgesindo, Cet IV, 2000).
Nata, Abudin, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004).
Nurdin, Syafrudin M.Pd. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,(Jakarta: Quantum Teaching, 2005).
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 20 tentangStandar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islamdan Bahasa Arab Di Madrasah, 2008.
Pratt, David, Design and Development Curriculum, (New York: Harcourt BraceJavanovich Publishers, 1980).
Purwanto, M Ngalim Prinsip-Prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung:Remaja Rosda Karya, 2001).
68
Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan DanKebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia , (Jakarta: Balai Pustaka,2005).
Rofiq, Ahmad, Pembaharuan Hukum Islam di Indonesia, (Yogyakarta: GamaMedia, 2001).
Saoddih, Nana, Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek,(Bandung:: Remaja Rosdakarya, 1999).
SM Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:RaSAIL Media Group 2008).
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, DanR&D, (Bandung: Alfabeta, 2008).
Susilo, Djoko, Muhammad, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ManajemenPelaksanaan Dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya, (Yogyakarta:Pustaka Pelajar, 2007).
Syukur, Fatah, Dinamika Madrasah Dalam Masyarakat Industri, (Semarang,PKPI2-PMDC, 2003).
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 1994).
Thoha, M. Chabib M.A, Teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 1996).
Usman, M. Basyiruddin Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta:Ciputra Pres, 2002).
Www. Rekap Depag. Php. Htm. 23, Mei 2010.
Zakariya, Abi Yahya Fathul Wahab, Juz 1, (Surabaya: Darkutub Islam, T. th.)
69
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Kustanto
Tempat/tanggal lahir : Grobogan, 26 Oktober 1986
Alamat : Sambirejo RT 04 RW 05 Wirosari Grobogan
Pendidikan Formal
SD Negeri 2 Sambirejo lulus tahun 1999
MTs Suniyah Selo lulus tahun 2002
MAN Purwodadi lulus tahun 2005
IAIN Walisongo Semarang angkatan 2005
Pendidikan Non-Formal
Pondok Pesantren Al-Faqih lulus tahun 2002
Pondok Pesantren Al-Masyhuri lulus tahun 2005
70
Suasana Belajar mengajar di MTs Mifathul Falah
71
Gedung sekolah MTs Miftahul Falah
72
Masjid MTs Miftahul Falah
73
74
Garis kordinasi
Garis komando
Gamba
Koperasi PerpustakaanLaboranWalikelas
GURU MAPEL
PESERTA DIDIK
Yayasanna
MaskunS.Ag
Tata Usaha
4.Bendahara.5.Kepegawaian.6.Tukang Kebon.
Suprianti Sie. KesiswaanKesiswaandidik
Sie. Sarpas
75
. Kelas VII, Semester 1STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Melaksanakan ketentuantaharah (bersuci) 1.1 Menjelaskan macam-macam
najis dan tatacara taharahnya (bersucinya )
1.2 Menjelaskan hadas kecil dantatacara taharahnya
1.3 Menjelaskan hadas besar dantatacara taharahnya
1.4 Mempraktikkan bersuci darinajis dan hadas
2. Melaksanakan tatacara salatfardu dan sujud sahwi
2.1 Menjelaskan tatacara salatlima waktu
2.2 Menghafal bacaan-bacaan salatlima waktu
2.3 Menjelaskan ketentuan waktusalat lima waktu
2.4 Menjelaskan ketentuan sujudsahwi
2.5 Mempraktikkan salat limawaktu dan sujud sahwi
3. Melaksanakan tatacara azan,iqamah ,salat jamaah
3.1 Menjelaskan ketentuan azandan iqamah
3.2 Menjelaskan ketentuan salatberjamaah
3.3 Menjelaskan ketentuanmakmum masbuk
3.4 Menjelaskan caramengingatkan imam yang lupa
3.5 Menjelaskan caramengingatkan imam yang batal
3.6 Mempraktikkan azan, iqamah,dan salat jamaah
4. Melaksanakan tatacara berzikirdan berdoa setelah salat
4.1 Menjelaskan tatacara berzikirdan berdoa setelah salat
4.2 Menghafalkan bacaan zikirdan doa setelah salat
4.3 Mempraktikkan zikir dan doa
76
b. Kelas VII, Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR1. Melaksanakan tatacara salat
wajib selain salat lima waktu1.1 Menjelaskan ketentuan salat
dan khutbah Jumat1.2 Mempraktikkan khutbah dan
salat Jumat1.2 Menjelaskan ketentuan salat
jenazah1.3 Menghafal bacaan-bacaan
salat jenazah1.4 Mempraktikkan salat jenazah
2. Melaksanakan tatacara salatjama , qhasar, dan jama qasarserta salat dalam keadaandarurat
2.1 Menjelaskan ketentuan salatjama , qashar dan jamaqashar
2.2 Mempraktikkan salat jama ,qashar dan jama qashar
2.3 Menjelaskan ketentuan salatdalam keadaan darurat ketikasedang sakit dan di kendaraan
2.4 Mempraktikkan salat dalamkeadaan darurat ketika sedangsakit dan di kendaraan
3. Melaksanakan tatacara salatsunnah muakkad dan ghairumuakkad
2.1 Menjelaskan ketentuan salatsunnah muakkad
2.2 Menjelaskan macam-macamsalat sunnah muakkad
2.3 Mempraktikkan salat sunnahmuakkad
2.4 Menjelaskan ketentuan salatsunnah ghairu muakkad
2.5 Menjelaskan macam-macamsalat sunnah ghairu muakkad
2.6 Mempraktikkan salat sunnahghairu muakkad
77
HASIL OBSERVASI
DI MTS MIFTAHUL FALAH
TidakYaNama kegiatanNo
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
ü
Guru mengadakan apersepsi pretest
Apersepsi pretest yang dilakukan berupa :
a. Lisan
b. Tertulis
c. Perbuatan
Guru menyampaikan kompetensi minimal yang harus
dicapai di awal pembelajaran Fikih
Metode yang digunakan dalam pembelajaran Fikih variatif
Penjelasan materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
Memanfaatkan keseluruhan sumber belajar
Siswa aktif dalam pembelajaran
Suasana dalam kegiatan belajar mengajar
a. Tenang (kelas tidak ribut)
b. Tertib (kelas tidak harus diam, tenang, tapi pembelajaran
berjalan dengan lancar
c. Dinamis (hidup, tidak pasif)
Pembelajaran menekankan pada aspek kognitif, afektif,
psikomotor.
Pembelajaran menggunakan pendekatan CTL
Pembelajaran menekankan pada tercapainya kompetensi
tertentu
Kompetensi professional guru
a. Menguasai bahan pengajaran
b. Menyusun rencana pembelajaran
c. Melaksanakan rencana pembelajaran
d. Menilai hasil dan proses pembelajaran yang dilaksanakan
Peran guru dalam proses pembelajaran
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
78
ü
ü
ü
ü
ü
ü
a. Demonstrator
b. Pengelola kelas
c. Mediator dan fasilitator
d. Evaluator
Pembelajaran diakhiri dengan posttes
Sistem pengujian menggunakan penilaian berbasis kelas
13.
14.
79
PEDOMAN WAWANCARA
DI MTS MIFTAHUL FALAH
Kepala Sekolah
1. Bagaimana sejarah berdirinya MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan?
2. Apa visi misi MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan?
3. Bagaimana kondisi guru dan staf di MTs Miftahul Falah Sambirejo
Wirosari Grobogan?
4. Bagaiman kondisi siswa MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan?
5. Bagaimana sarana dan prasarana MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari
Grobogan?
6. Sebagai kepala sekolah bagaimana respons sekolah terhadap Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan?
Waka kurikulum
1. Bagaimana kurikulum sebelum kurikulum yang sekarang ini diterapkan di
MTs Miftahul Falah Sambirejo Wirosari Grobogan?
2. Kurikulum apa yang sekarang diterapkan di MTs Miftahul Falah
Sambirejo Wirosari Grobogan?
3. Bagaimana tanggapan anda tentang kurikulum yang diterapkan tersebut?
4. Bagaimana penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan di MTs
Miftahul Falah?
5. kendala apa yang dihadapi dalam penerapan KTSP khususnya pada mata
pelajaran Fikih?
Guru mata pelajaran Fikih
1. Bagaimana Persiapan Bapak sebelum mengajar?
2. Bagaimana proses belajar mengajar yang bapak bangun dalam rangka
melaksanakan KTSP?
80
3. Bagaimana Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Fikih?
4. Bagaimana bapak menentukan sumber belajar mata pelajaran Fikih?
5. Metode apa yang bapak terapkan dalam rangka melaksanakan kurikulum
dalam proses belajar mengajar?
6. Pendekatan apa saja yang bapak gunakan dalam pembelajaran Fikih?
7. Bagaimana evaluasi yang dilakukan terkait dengan kurikulum dan
pembelajaran?
8. Problem apa saja yang bapak hadapi ketika KTSP ini diterapkan dalam
mata pelajaran Fikih?
81
Kegiatan PenelitianNo Waktu Jenis Kegiatan Keterangan
1 Sabtu03/10/2009
Survei lokasi Madrasah yangakan dijadikan objekpenelitian yaitu MTsMiftahul Falah SambirejoWirosari Grobogan.
Diterima oleh kepala sekolahBpk Maskun S.Ag dandipersilahkan untukmenemui Moh Nur Hadiselaku guru pengampu matapelajaran Fikih kelas VII
2 Senin11/01/2010
Mengajukan izin penelitiankepada kepala MadrasahBapak Maskun S.Ag
Diizinkan untuk melakukanpenelitian di MTs MiftahulFalah dengan catatan tidakmengganggu prosespembelajaran.
3 Rabu13/01/2010
Menemui Bapak Moh NurHadi untuk menanyakankapan penelitian dapatdimulai.
Penelitian Dapat DimulaiPada Hari Kamis tgl. 21Januari 2010
4 Senin18/01/2010
Wawancara Dengan KepalaMadrasah Bapak Masku.S.Ag
Menanyakan TentangSejarah, Keadaan Siswa,Guru, Pegawai, TanggapanKepala Sekolah TerhadapKurikulum Tingkat SatuanPendidikan
5 Kamis21/01/2010
Observasi prosespembelajaran Fikih kelas VII
Pembelajaran menggunakanbeberapa metode, ceramah,tanya jawab.
6 Jum'at23/01/2010
Menggali data yang berkaitandengan penelitian di bagianTata Usaha
TU memberikan beberapadata yang dibutuhkan untukmelengkapi data penelitian.
7 Selasa26/01/2010
Wawancara Dengan GuruMata Pelajaran Fikih BpkMoh Nur Hadi
Menanyakan TentangPerencanaan Pembelajaran,Yang Meliputi Prota, Promes,Silabus Dan RPP SertaKalender Pendidikan , SertaProblem Apa Saja YangDihadapi Dalam MenerapkanKTSP
8 Rabu27/01/2010
Wawancara dengan wakaKurikulum Ibu SupriyantiS.Pd,
Menanyakan TentangKurikulum Yang DiterapkanSekarang Dan Sebelumnya diMTs Miftahul Falah,Bagaimana KurikulumTingkat Satuan Pendidikan diMTs Miftahul Falah, apa saja
82
yang menjadi kendalanya
9 Kamis28/01/2010
Observasi prosespembelajaran Fikih Kelas VIIuntuk yang kedua kali
Pembelajaran menggunakanbeberapa metode, ceramah,tutor sebaya, dan resitasiserta penugasan.
10 Sabtu30/01/2010
Observasi lingkunganMadrasah.
Kelas, laboratorium,Perpustakaan, masjid,lapangan olahraga dll.
11 Senin1/02/2010
Meminta surat keteranganmelakukan penelitian
Tidak diperoleh karenakepala TU sedang ada acaradan disarankan untuk lainwaktu.
12 Sabtu27/02/2010
Meminta surat keteranganmelakukan penelitian
Mendapat surat keteranganmelakukan penelitian
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : MTs Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/I
Pertemuan Ke- : 1, 2, dan 3
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit
Standar Kompetensi :
Melaksanakan ketentuan taharah
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan macam-macam najis dan tata cara taharahnya
2. Menjelaskan hadas kecil dan tata cara taharahnya
3. Menjelaskan hadas besar dan tata cara taharahnya
4. Mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas
Indikator :
1. Dapat menyebutkan macam-macam najis dan tata cara taharahnya
2. Dapat menyebutkan hadas kecil dan tata cara taharahnya
3. Dapat menyebutkan hadas besar dan tata cara taharahnya
4. Dapat mempraktikkan bersuci dari najis dan hadas
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan pengertian hadas dan najis.
2. Siswa mampu menyebutkan macam-macam najis dan tata cara taharahnya.
3. Siswa mampu menjelaskan perbedaan antara hadas dan najis.
II. Materi Pembelajaran
1. Macam-macam najis dan tata cara taharahnya
2. Hadas kecil dan tata cara taharahnya
3. Hadas besar dan tata cara taharahnya
4. Praktik bersuci dari najis dan hadas
84
III. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Penugasan
4. Tutor sebaya
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi pembelajaran
untuk menarik perhatian siswa.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjadi tutor sebaya dalam
membaca ayat-ayat Al-Qur’an.
c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang meliputi pengertian
thaharah, hadas, najis, pembagian hadas dan najis serta tata cara
taharahnya.
b. Untuk menghilangkan kejenuhan, guru memberi kesempatan bertanya
jawab kepada siswa.
c. Siswa berdiskusi untuk mencari perbedaan antara hadas dan najis, Hasil
diskusi diberikan kepada guru.
d. Guru membahas simpulan diskusi tentang perbedaan antara hadas dengan
najis.
3. Kegiatan Penutup
a. Untuk mengetahui kemampuan daya serap siswa, guru menyampaikan
beberapa pertanyaan sekitar materi pembelajaran yang telah dibahas.
b. Guru menyimpulkan inti materi pembelajaran.
V. Sumber Belajar
1. Buku Paket Fikih Kelas VII
2. LKS PAI Madrasah Tsanawiyah
3. Buku lain yang relevan
85
VI. Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes praktek
3. Ulangan harian
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
86
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)Nama madrasah : MTs Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/1
Pertemuan Ke- : 4, 5, 6, dan 7
Alokasi Waktu : 8 × 40 menit
Standar Kompetensi :
Melaksanakan tata cara salat Fardu dan sujud sahwi
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan tata cara salat lima waktu
2. Menghafal bacaan-bacaan salat lima waktu
3. Menjelaskan ketentuan waktu salat lima waktu
4. Menjelaskan ketentuan sujud sahwi
5. Mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi
Indikator :
1. Dapat menjelaskan tata cara salat lima waktu
2. Dapat menghafal bacaan salat lima waktu
3. Dapat menyebutkan batas-batas waktu salat lima waktu
4. Dapat menyebutkan ketentuan sujud sahwi
5. Dapat mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan tata cara salat lima waktu.
2. Siswa dapat menghafal bacaan salat lima waktu.
3. Siswa dapat menyebutkan batas-batas waktu salat lima waktu.
4. Siswa dapat menyebutkan ketentuan sujud sahwi.
5. Siswa dapat mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi.
II. Materi Pembelajaran
1. Tata cara salat lima waktu
2. Bacaan salat lima waktu dengan baik
87
3. Batas-batas waktu salat lima waktu
4. Ketentuan sujud sahwi
5. Praktik salat lima waktu dan sujud sahwi
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Tutor sebaya
4. Demonstrasi
5. Penugasan
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa sekitar materi
pembelajaran sebagai upaya menarik perhatian.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk menjadi tutor sebaya dalam
membaca bacaan-bacaan salat lima waktu.
c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
d. Siswa membentuk kelompok-kelompok kecil untuk persiapan diskusi
atau tutor sebaya.
2. Kegiatan Inti
a.menjelaskan tentang Guru tata cara salat lima waktu, bacaan salat lima
waktu, dan ketentuan sujud sahwi.
b.Guru memberikan contoh praktik salat lima waktu dan sujud sahwi di
depan kelas.
c.Untuk menghilangkan kejenuhan, guru menyampaikan selingan tanya
jawab.
d.Guru memberi kesempatan tutor sebaya untuk memperbaiki kesalahan
dalam bacaan salat lima waktu.
e.Siswa membuat catatan hal-hal yang dirasa penting untuk bahan tanya
jawab.
f. Siswa mempraktikkan salat lima waktu dan sujud sahwi dengan
bimbingan guru.
88
3. Kegiatan Penutup
a. Guru membuat simpulan uraian materi pembahasan.
b. Guru memberi kesempatan tanya jawab tentang materi pembelajaran yang
belum jelas.
c. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai post tes.
V. Sumber Belajar
1. Buku paket Fikih kelas VII
2. LKS Fikih Madrasah Tsanawiyah
3. Buku lain yang relevan
VI. Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes praktek
3. Ulangan harian
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : MTs Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/1
Pertemuan Ke- : 8, 9, dan 10
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit
Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara azan, iqamah, dan salat berjamaah
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan ketentuan azan dan iqamah
2. Menjelaskan ketentuan salat berjamaah
3. Menjelaskan ketentuan makmum masbuk
4. Menjelaskan cara mengingatkan imam yang lupa
5. Menjelaskan cara mengingatkan imam yang batal
6. Mempraktikkan azan, iqamah, dan salat jamaah
Indikator
1. Dapat menyebutkan ketentuan azan dan iqamah
2. Dapat menyebutkan ketentuan salat jamaah
3. Dapat menyebutkan ketentuan makmum masbuk
4. Dapat menyebutkan cara mengingatkan imam yang lupa
5. Dapat menyebutkan cara mengganti imam yang batal
6. Dapat mempraktikkan azan, iqamah, dan salat jamaah
I. Tujuan Pembelajaran
4. Siswa dapat menyebutkan ketentuan azan dan iqamah.
5. Siswa dapat menyebutkan ketentuan salat jamaah.
6. Siswa dapat menyebutkan ketentuan makmum masbuk.
7. Siswa dapat menyebutkan cara mengingatkan imam yang lupa.
5. Siswa dapat mempraktikkan azan, iqamah, dan salat jamaah sesuai
90
sunah Rasulullah saw.
II. Materi Pembelajaran
1. Ketentuan azan dan iqamah
2. Ketentuan salat jamaah
3. Ketentuan makmum masbuk
4. Cara mengingatkan imam yang lupa
5. Cara mengingatkan imam yang batal
6. Praktik azan, iqamah, dan salat jamaah
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Demonstrasi/peragaan
3. Tanya jawab
4. Tutor sebaya
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1 Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi
pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa
terhadap materi pembelajaran.
b. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok sebagai
persiapan diskusi.
c. Pada masing-masing kelompok, ada satu atau dua siswa yang
ditugasi sebagai tutor sebaya.
2 Kegiatan Inti
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengadakan tutor
sebaya dalam melafalkan bacaan azan dan iqamah.
b. Usai tutor sebaya, guru memberi tugas kepada siswa untuk
mengumandangkan azan dan iqamah secara perlahan-lahan.
c. Guru memperbaiki kesalahan bacaan yang terjadi pada diri siswa.
d. Guru menyampaikan pertanyaan sebagai selingan untuk
menghilangkan kejenuhan.
e. Siswa mempraktikkan salat berjamaah yang diawali dengan azan
91
dan iqamah dengan bimbingan guru.
f. Siswa menanyakan hal-hal yang belum dipahami.
3 Kegiatan Penutup
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika
masih ada hal-hal yang belum dipahami.
b. Guru menyimpulkan uraian materi pembelajaran dan
menyampaikan pesan agar semua siswa membiasakan salat lima
waktu secara berjamaah.
V. Sumber Belajar
1 Buku paket Fikih untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah
2 LKS Fikih Madrasah Tsanawiyah
3 Buku lain yang relevan
VI. Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes praktek
3. Ulangan harian
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
92
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : MTs Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/1
Pertemuan Ke- : 11,12, dan 13
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit
Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara berzikir dan berdoa setelah salat
Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan tata cara berzikir dan berdoa setelah salat
2. Menghafal bacaan zikir dan doa setelah salat
3. Mempraktikkan zikir dan doa setelah zakat
Indikator
1. Dapat menyebutkan ketentuan zikir dan doa setelah salat
2. Dapat menghafal contoh lafal zikir dan doa setelah salat
3. Dapat mempraktikkan zikir dan doa setelah salat
I. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menyebutkan pengertian serta tata cara berzikir dan berdoa
setelah salat.
II. Materi Pembelajaran
1. Tata cara zikir dan doa setelah salat
2. Bacaan zikir dan doa setelah salat
3. Praktik zikir dan doa setelah salat.
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya-jawab
3. Tutor sebaya
4. Diskusi
93
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi
pembelajaran yang hendak dibahas untuk menarik perhatian siswa.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk dipersiapkan menjadi tutor
sebaya.
c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tata cara zikir dan doa yang meliputi: pengertian
zikir dan doa, adab berzikir dan berdoa, waktu-waktu ijabah untuk
berdoa, sebab-sebab belum dikabulkannya doa, serta fadilah zikir
dan doa.
b. Siswa berpartisipasi aktif dalam kegiatan ini dan mencatat hal-hal
yang dirasa penting.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
masih ada hal-hal yang kurang jelas.
b. Guru menyimpulkan uraian materi pembelajaran dan
menyampaikan pesan agar semua siswa membiasakan berzikir dan
berdoa setelah salat, terutama salat lima waktu.
V. Sumber Belajar
1 Buku paket Fikih untuk Kelas VII Madrasah Tsanawiyah
2 LKS Fikih Madrasah Tsanawiyah
3 Buku lain yang relevan
VI. Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes praktek
3. Ulangan harian
94
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
95
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RPP)
Nama Madrasah : Mts Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/2
Pertemuan Ke- : 1, 2, dan 3
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit
Standar Kompetensi
Melaksanakan tata cara salat wajib selain salat lima waktu
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan ketentuan salat dan Khutbah Jum’at
2. Mempraktikkan Khutbah dan salat Jum’at
3. Menjelaskan ketentuan salat Jenazah
4. Menghafal bacaan-bacaan salat Jenazah
5. Mempraktikkan salat Jenazah
Indikator :
1. Dapat menyebutkan ketentuan salat dan Khutbah Jum’at
2. Dapat mempraktikkan Khutbah dan salat Jum’at
3. Dapat menyebutkan ketentuan salat Jenazah
4. Dapat menghafal bacaan-bacaan salat jenazah
5. Dapat mempraktikkan salat Jenazah
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan ketentuan salat dan Khutbah Jum’at.
2. Siswa mampu mempraktikkan Khutbah dan salat Jum’at.
3. Siswa mampu menjelaskan ketentuan salat Jenazah.
4. Siswa mampu menghafal bacaan-bacaan salat Jenazah.
5. Siswa mampu mempraktikkan salat Jenazah.
II. Materi Pembelajaran
1. Ketentuan salat dan Khutbah Jum’at
2. Praktik Khutbah dan salat Jum’at
96
3. Ketentuan salat Jenazah
4. Bacaan-bacaan salat Jenazah
5. Praktik salat Jenazah
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tutor sebaya
3. Tanya jawab
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi pembelajaran
yang hendak dibahas untuk menarik perhatian siswa.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk dipersiapkan menjadi tutor
sebaya.
c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menguraikan materi pembelajaran disertai dalil-dalilnya.
b. Siswa mencermati uraian guru sambil mencataat hal-hal yang dirasa
penting dan/atau hendak ditanyakan.
c. Untuk menghilangkan kejenuhan, guru menyampaikan selingan tanya
jawab.
d. Guru memberi kesempatan tutor sebaya untuk memperbaiki bacaan
salat Jenazah.
e. Siswa mempraktikkan Khutbah, salat Jum’at, dan salat Jenazah.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberi kesempatan tanya-jawab hal-hal yang belum jelas.
b. Guru menyimpulkan hasil pembelajaran dengan pesan agar siswa
membiasakan mengikuti salat wajib selain salat lima waktu (salat
Jum’at dan salat Jenazah).
V. Sumber Belajar
1. Buku paket Fikih Kelas VII
2. LKS Fikih Madrasah Tsanawiyah
97
3. Buku lain yang relevan
VI. Penilaian
1. Tes Lisan
2. Tes praktek
3. Ulangan harian
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
98
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : Mts Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/2
Pertemuan Ke- : 4, 5, 6, dan 7
Alokasi Waktu : 8 × 40 menit
Standar Kompetensi :
Melaksanakan tatacara salat jama', qasar, jama' qasar, dan salat dalam
keadaan darurat
Kompetensi Dasar
1 Menjelaskan salat Jama' dan Qasar
2 Mempraktikkan salat Jama' dan Qasar
3 Menjelaskan salat dalam keadaan darurat (saat bepergian, hujan, sakit,
atau keperluan lain)
4 Mempraktikkan salat dalam keadaan darurat
Indikator :
1. Dapat menjelaskan pengertian salat Jama' dan Qasar
2. Dapat membaca dan mengartikan dalil naqli tentang hukum salat Jama'
dan Qasar
3. Dapat menyebutkan sebab-sebab salat Jama' dan Qasar
4. Dapat menyebutkan salat yang boleh dijama' dan diqasar
5. Dapat menjelaskan perbedaan antara jama' takdim dan jama' takhir
6. Dapat mempraktikkan salat dalam keadaan darurat
I. Tujuan Pembelajaran
1.Siswa mampu menjelaskan pengertian salat Jama' dan Qasar, dalil dalilnya,
sebab-sebab dibolehkannya menjama' dan/atau mengqasar salat serta
macam-macam salat Jama' dan Qasar.
2. Siswa mampu mempraktikkan salat Jama' dan salat Qasar secara berjamaah.
3. Siswa mampu mempraktikkan salat dalam keadaan darurat.
99
II. Materi Pembelajaran
1. Ketentuan salat Jama', Qasar, dan Jama' Qasar
2. Praktik salat Jama', Qasar, dan Jama' Qasar
3. Ketentuan salat dalam keadaan darurat
4. Praktik salat dalam keadaan darurat
III. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Tutor sebaya
4. Demonstrasi
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi pembelajaran
yang hendak dibahas untuk menarik perhatian siswa.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk dipersiapkan menjadi tutor sebaya.
c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
d. Guru memotivasi siswa untuk memahami tata cara pelaksanaan salat
dalam keadaan darurat.
e. Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, misalnya kelompok A dan
B atau kelompok putra dan putri.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan tentang ketentuan salat Jama', Qasar, dan Jama' Qasar
serta salat dalam keadaan darurat.
b. Untuk menghilangkan kejenuhan, guru menyampaikan selingan tanya
jawab.
c. Siswa berlatih membaca dalil naqli tentang salat Jama' dan Qasar.
d. Guru menyuruh siswa untuk mempraktikkan salat salat Jama', Qasar, dan
Jama' Qasar serta salat dalam keadaan darurat (sakit atau dalam
kendaraan) secara kelompok. Misalnya, dalam satu kelas dibagi dua
kelompok, yaitu kelompok A dan B atau kelompok putra dan putri.
e. Kelompok A mempraktikkan salat Jama' dan atau Qasar, sedangkan
100
kelompok B sebagai pengamatnya. Kelompok B bergantian
mempraktikkan salat Jama' dan atau Qasar, sedangkan kelompok A
sebagai pengamatnya. Selesai praktik salat, siswa melaporkan kepada
guru mengenai catatan-catatan yang dibuatnya selama mengamati
kelompok lain.
f. Guru memberikan komentar atau koreksi atas hasil pengamatan yang
dilakukan dua kelompok.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberi kesempatan tanya-jawab hal-hal yang belum jelas
mengenai pelaksanaan praktik salat yang telah dilakukan.
b. Untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran, guru
menyampaikan beberapa pertanyaan sebagai pos test terhadap beberapa
siswa.
V. Sumber Belajar
1. Buku paket Fikih
2. LKS PAI Madrasah Tsanawiyah
3. Buku lain yang relevan
VI. Penilaian
1 Tes lisan
2 Tes praktek
3 Ulangan harian
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : Mts Miftahul Falah
Mata Pelajaran : Fikih
Kelas/Semester : VII/2
Pertemuan Ke- : 8, 9, dan 10
Alokasi Waktu : 6 × 40 menit
Standar Kompetensi :
Melaksanakan tata cara salat sunah muakkad dan sunah gairu muakkad
Kompetensi Dasar :
1. Menjelaskan ketentuan salat sunah muakkad
2. Menjelaskan macam-macam salat sunah muakkad
3. Mempraktikkan salat sunah muakkad
4. Menjelaskan ketentuan salat sunah gairu muakkad
5. Menjelaskan macam-macam salat sunah gairu muakkad
6. Mempraktikkan salat sunah gairu muakkad
Indikator :
1. Dapat menjelaskan menyebutkan salat sunah muakkad
2. Dapat menyebutkan macam-macam salat sunah muakkad
3. Dapat mempraktikkan salat sunah muakkad
4. Dapat menyebutkan ketentuan salat sunah gairu muakkad
5. Dapat menyebutkan macam-macam salat sunah gairu muakkad
6. Dapat mempraktikkan salat sunah gairu muakkad
I. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mampu menjelaskan ketentuan salat sunah gairu muakkad.
2. Siswa mampu menjelaskan macam-macam salat sunah muakkad.
3. Siswa mampu mempraktikkan salat sunah muakkad.
4. Siswa mampu menjelaskan ketentuan salat sunah gairu muakkad.
5. Siwa mampu menjelaskan macam-macam salat sunah gairu muakkad.
6. Siswa mampu mempraktikkan salat sunah gairu muakkad.
II. Materi Pembelajaran
102
1. Ketentuan salat sunah muakkad
2. Macam-macam salat sunah muakkad
3. Praktik salat sunah muakkad
4. Ketentuan salat sunah gairu muakkad
5. Macam-macam salat sunah gairu muakkad
6. Praktik salat sunah gairu muakkad
III. Metode Pembelajaran
1. Demonstrasi/peragaan
2. Tutor sebaya
3. Tanya jawab
4. Ceramah
IV. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan Pendahuluan (Apersepsi)
a. Guru menyampaikan beberapa pertanyaan sekitar materi pembelajaran
yang hendak dibahas untuk menarik perhatian siswa.
b. Guru menunjuk beberapa siswa untuk dipersiapkan menjadi tutor
sebaya.
c. Siswa berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan ini.
2. Kegiatan Inti
a. Guru menjelaskan materi pembelajaran yang meliputi ketentuan salat
sunah muakkad, macam-macam salat sunah muakkad, salat sunah
gairu muakkad, dan macam macam salat sunah gairu muakkad beserta
dalil-dalil yang relevan dengan materi pembelajaran.
b. Siswa mencermati uraian guru sambil mencatat hal-hal yang dirasa
penting dan/atau hendak ditanyakan.
c. Untuk menghilangkan kejenuhan, guru menyampaikan selingan tanya
jawab.
d. Guru memberi kesempatan tutor sebaya untuk membenahi bacaan dan
gerakan salat.
e. Dengan bimbingan guru, siswa mendemonstrasikan salat sunah
muakkad dan sunah gairu muakkad.
103
3. Kegiatan Penutup
a. Guru memberi kesempatan tanya jawab hal-hal yang belum jelas.
b. Guru menyampaikan pesan agar siswa rajin menunaikan salat sunah
muakkad di rumah masing-masing.
V. Sumber Belajar
1. Buku paket Fikih kelas VII
2. LKS Fikih Madrasah Tsanawiyah
3. Buku lain yang relevan
VI. Penilaian
1. Tes lisan
2. Tes praktek
3. Ulangan harian
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
104
RENCANA PELAKSANAANPEMBELAJARAN
(RPP)MATA PELAJARAN FIKIH
Kelas : VII/2Oleh : Muh Nur Hadi A.Ma.pd
MTs Miftahul FalahTahun 2009/2010
105
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Nama Madrasah : MTs.Plus Nurul IkhlasBidang Studi : FiqihKelas : VII
No. Materi Kompetensi yang Diujikan Bentuk Penilaian
1 Thaharah (Bersuci)
Membiasakan bersuci(thaharah) dalam kehidupansehari-hari sesuai dengantuntunan Rasul Saw
- Tertulis- Praktek
2 Berwudhu Membiasakan berwudhusesuai tuntunan Rasul Saw.
- Tertulis- Praktek
3 Mandi Wajib Memahami tata cara mandiwajib setiap berhadats besar - Tertulis
4 Haidh Membiasakan bersuci setiapselesai haidh - Tertulis
5 Tayammum Memahami tata caratayammum
- Tertulis- Praktek
6 Shalat lima waktuMembiasakan shalat limawaktu sesuai tuntunan RasulSaw
- Tertulis- Praktek
7 Shalat dan KhutbahJum’at
Memahami tata cara shalat dankhutbah Jum'at sesuaituntunan Rasul Saw
- Tertulis- Praktek
8 Shalat Berjama’ahMembiasakan shalatberjamaah dalam setiap shalatlima waktu
- Tertulis- Praktek
9 Shalat Jama’, Qashardan Jama’ Qashar
Memahami tata cara shalatjama', qashar dan jama qashar.
- Tertulis- Praktek
10 Shalat dalam keadaandarurat
Memahami tata cara shalatdalam keadaan darurat
- Tertulis- Praktek
11 Shalat Jenazah Memahami tata cara shalatJenazah
- Tertulis- Praktek
12 Shalat sunah malam(lail)
Membiasakan shalat sunahmalam (lail) - Tertulis
13 Shalat ‘Idain Memahami tata cara shalat‘Idain - Tertulis
14 Shalat Dhuha Membiasakan shalat Dhuha - Tertulis- Praktek
15 Shalat Taiyatul Masjid Membiasakan shalat sunahTahiyatul masjid
- Tertulis- Praktek
106
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Nama Madrasah : MTs.Plus Nurul IkhlasBidang Studi : FiqihKelas : VIII
No. Materi Kompetensi yang Diujikan Bentuk Penilaian
1 Sujud syukur dantilawah
Memahami tata cara sujudsyukur dan tilawah
- Tertulis- Praktek
2 Dzikir dan do’a setelahshalat
Membiasakan berdzikir danberdo’a setelah shalat
- Tertulis- Praktek
3 Puasa Memahami tata cara berpuasa - Tertulis
4 Zakat fitrah Memahami tata cara zakatfitrah - Tertulis
5 Menginfaqkan harta diluar zakat
Membiasakan menginfaqkanharta di luar zakat
- Tertulis- Praktek
6 Haji Memahami tata cara Haji - Tertulis- Praktek
7 Umrah Memahami tata cara Umrah - Tertulis- Praktek
8 Jenis-jenis binatang yanghalal dan haram dimakan
Mengetahui jenis-jenisbinatang yang halal dan haramdimakan
- Tertulis
9 Qurban dan aqiqah Memahami tata caraberqurban dan aqiqah - Tertulis
Mengetahui, Kepala MTs.Plus Nurul Ikhlas Koordinator Bid. Studi Fiqih
SOEKARNO, S.Pd Dra.Hj.MUSYAYAROH
107
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Nama Madrasah : MTs.Plus Nurul IkhlasBidang Studi : FiqihKelas : IX
No. Materi Kompetensi yang Diujikan Bentuk Penilaian
1 Jual Beli Memahami jual beli sesuaisyari’at Islam - Tertulis
2 Utang-piutang, gadai danborg
Memahami hukum Islamtentang utang-piutang, gadaidan borg.
- Tertulis
3 Upah, hiwalah danluqatah
Memahami tata carapelaksanaan upah, hiwalahdan luqatah
- Tertulis
4 Riba Menjauhi perbuatan riba - Tertulis- Sikap
5 Pengurusan jenazah danziarah kubur
Memahami hukum Islamtentang pengurusan jenazah
- Tertulis- Praktek
6 Pergaulan remajaMemahami tata cara bergaul dikalangan remaja sesuai ajaranIslam
- Tertulis- Sikap
7 Jinayat, hudud dan diyatMemahami hukum Islamtentang jinayat, hudud dandiyat
- Tertulis
8 Minuman keras Menjauhi meminum minumankeras - Tertulis
9 Pencurian dan lainnya
Menjauhi perbuatan mencopet,menjambret, mencuri,menyamun, merampok danmerompak
- Tertulis
10 Zina Menjauhi perbuatan zina - Tertulis
11 Undang-undang negaradan bela tanah air
Memahami undang-undangnegara
- Tertulis- Sikap
12 Syari’at Islam dankepemimpinan
Memahami hukum Islamtentang kewajiban-kewajibanwarga negara dan kewajibandalam memilih pemimpin
- Tertulis- Sikap
13 Lingkungan hidup dankepedulian sosial
Membiasakan memeliharalingkungan dan berperilakuyang mencerminkankepedulian sosial
- Tertulis- Sikap
108
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
I. Standar Kompetensi : Memahami tata cara sujud syukur, tilawah dan sahwi
II. Kompetensi Dasar :1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, tilawah dan sahwi2. Menjelaskan ketentuan-ketentuan sujud syukur, tilawah dan sahwi3. Menghafal bacaan sujud syukur, tilawah dan sahwi4. Mempraktekkan sujud syukur, tilawah dan sahwi
III.Materi Pokok :Sujud syukur, tilawah dan sahwi
Pertemuan 1
Indikator :1. Menjelaskan pengertian sujud syukur, tilawah dan sahwi beserta dalilnya2. Menjelaskan sebab-sebab sujud syukur, tilawah dan sahwi3. Melafalkan bacaan dalam sujud syukur, tilawah dan sahwiKegiatan Guru1. Pendahuluan
• Memberi salam• Menyapa dan mengabsen siswa• Melakukan appersepsi• Memulai pelajaran
2. Kegiatan Inti• Membantu siswa mengidentifikasi pengertian sujud syukur, tilawah dan
sahwi• Membacakan dalil yang berkenaan dengan sujud syukur, tilawah dan
sahwi• Mengidentifikasi penyebab sujud syukur, tilawah dan sahwi• Membacakan bacaan sujud syukur, tilawah dan sahwi• Tanya jawab tentang materi yang disampaikan
3. Penutup• Menyimpulkan materi bersama-sama• Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumah• Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari
Nama Madrasah: MTs Miftahul FalahMata Pelajaran: Fiqih
Kelas/Smt: VIII/IAlokasi Waktu: 6 x 40 menit
109
Pertemuan 2
Indikator :• Melafalkan bacaan dalam sujud syukur, tilawah dan sahwi• Mendemonstrasikan sujud syukur, tilawah dan sahwi
Kegiatan Guru4. Pendahuluan
• Memberi salam• Menyapa dan mengabsen siswa• Melakukan appersepsi• Memulai pelajaran
5. Kegiatan Inti• Mengelompokkan siswa• Memberikan tugas untuk masing-masing kelompok• Mendemontrasikan tata cara sujud syukur, tilawah dan sahwi• Setiap kelompok melakukannya dan kelompok yang lain mengamatinya• Menjelaskan perbedaan antara sujud syukur, tilawah dan sahwi
6. Penutup• Menyimpulkan materi bersama-sama• Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumah• Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari
Pertemuan 3
Indikator :• Mendemonstrasikan sujud syukur, tilawah dan sahwi
Kegiatan Guru7. Pendahuluan
• Memberi salam• Menyapa dan mengabsen siswa• Melakukan appersepsi• Memulai pelajaran
8. Kegiatan Inti• Melanjutkan kegiatan pada pertemuan kedua (praktek sujud syukur dan
sujud sahwi)
9. Penutup• Menyimpulkan materi bersama-sama• Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumah• Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajari
110
IV. Penilaian1. Pertanyaan lisan2. Ulangan harian3. Tes perbuatan
V. Sumber Belajar : Buku Paket Fiqih MTs kelas 2 Drs. Amir Abyan, MA.,dan LKS
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana
111
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
I. Standar Kompetensi Membiasakan bersuci (thaharah) dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan
II. Kompetensi Dasar1. Menjelaskan ketentuan-ketentuan bersuci (thaharah)2. Membedakan antara hadats, najis dan kotoran3. Mendemonstrasikan tata cara bersuci dari hadats, najis dan kotoran.
III. Materi Pokok Tata cara thaharah
Pertemuan IIndikator1. Menjelaskan pengertian hadats, najis, kotoran dan dalilnya..2. Menjelaskan macam-macam hadats dan najis.3. Mampu membedakan antara hadats, najis dan kotoran.
Kegiatan Guru1. Pendahuluan
a. Memberi salamb. Menyapa dan mengabsen siswac. Melakukan appersepsid. Memulai pelajaran dengan basmallah
2. Kegiatan Intia. Membantu siswa mengidentifikasi pengertian hadats, najis dan kotoran.b. Mengidentifikasi macam hadats berikut contohnyac. Mengidentifkasi macam-macam najis berikut contohnyad. Menjelaskan perbedaan antara kotoran dengan najise. Mengklasifikasi antara hadats, najis dan kotoranf. Tanya jawab sekitar materi hadats, najis dan kotoran
3. Penutupa. Menyimpulkan materi bersama-samab. Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumahc. Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajarinya.
Nama Madrasah: MTs Miftahul FalahMata Pelajaran: Fiqih
Kelas/Smt: VII/IAlokasi Waktu: 6 x 40 menit
112
Pertemuan 2
Indikator1. Menjelaskan macam-macam alat yang dapat digunakan untuk bersuci2. Menjelaskan macam-macam air.3. Menjelaskan tata cara bersuci dari hadats, najis dan kotoran4. Menjelaskan manfaat orang yang suka bersuci dari hadts, najis dan kotoran
Kegiatan Guru1 Pendahuluan
a. Memberi salamb. Menyapa dan mengabsen siswac. Melakukan appersepsid. Memulai pelajaran dengan basmallah
2 Kegiatan Inti• Mengidentifikasi macam-macam alat yang dapat digunakan untuk bersuci
dari hadats• Mengidentifikasi macam-macam alat yang dapat digunakan untuk bersuci
dari najis• Mengidentifikasi macam-macam alat yang dapat digunakan untuk bersuci
dari kotoran• Menjelaskan macam-macam air• Menjelaskan tata cara bersuci dari hadats sambil menyinggung kasus-
kasus yang suka terjadi• Mencontohkan tata cara bersuci dari macam-macam najis• Menjelaskan tata cara membersihkan kotoran• Menceritakan kisah akibat orang yang tidak suka bersuci dan hikmah bagi
orang yang suka bersuci• Tanya jawab tentang materi yang telah dipelajari
3 Penutupa. Menyimpulkan materi bersama-samab. Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumahc. Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajarinya
Pertemuan 3Indikator
1. Mempraktekkan cara bersuci dari, hadats, najis dan kotoran.
Kegiatan Guru4. Pendahuluan
• Memberi salam• Menyapa dan mengabsen siswa
113
• Melakukan appersepsi• Memulai pelajaran dengan basmallah
5. Kegiatan Inti• Membantu siswa melaksanakan praktek bersuci dari hadats, najis dan
kotoran.
6. Penutup• Menyimpulkan hasil praktek bersama-sama• Memberitahukan tugas yang harus dilakukan oleh siswa di rumah• Melakukan refleksi tentang materi yang telah dipelajarinya.
VI. Penilaian1. Pertanyaan Lisan2. Kuis3. Ulangan Harian4. Ulangan perbuatan
VII. Sumber/Media Belajar : Buku Paket Fiqih Kelas I, Alat-alat bersuci,Kumpulan data/kasus siswa yang sembarangdalam bersuci dan LKS (Lembar Kerja Siswa).
Sambirejo, Juli 2009
Mengetahui
Kepala MTs Miftahul Falah Guru Mata Pelajaran
Maskun S.Ag Moh Nur HaRencana