bab ii landasan teori - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh...

16
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Dari referensi-referensi atau literatur-literatur yang berisi teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas penulis melakukan studi kepustakaan melalui sumber buku, jurnal-jurnal terkait, maupun pada sumber lainnya sebagai dasar pembahasan lebih lanjut untuk memperoleh bahan landasan-landasan teori dari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko DAC (Depklu Art Collection). A. Konsep Dasar Sistem Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, prosedur- prosedur yang saling berinteraksi, berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu seperti informasi, target dan tujuan lainnya. Sedangkan informasi merupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi pengguna dan mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan manfaatnya dalam keputusan- keputusan yang akan datang. Menurut Kadir (2014:8) Sesungguhnya, yang dimaksud dengan sistem informasi tidak harus melibatkan komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information System atau CBIS). Dalam praktik, istilah sistem informasi lebing sering dipakai tanpa embel-embel berbasis komputer walaupun dalam kenyataannya komputer merupakan bagian yang penting. Berbagai definisi, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi,dan prosedur kerja). Ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Upload: tranliem

Post on 31-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

Dari referensi-referensi atau literatur-literatur yang berisi teori-teori yang

berkaitan dengan masalah yang dibahas penulis melakukan studi kepustakaan

melalui sumber buku, jurnal-jurnal terkait, maupun pada sumber lainnya sebagai

dasar pembahasan lebih lanjut untuk memperoleh bahan landasan-landasan teori

dari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem

Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko DAC (Depklu Art

Collection).

A. Konsep Dasar Sistem

Sistem merupakan kumpulan dari sub-sub sistem, elemen-elemen, prosedur-

prosedur yang saling berinteraksi, berintegrasi untuk mencapai tujuan tertentu

seperti informasi, target dan tujuan lainnya. Sedangkan informasi merupakan data

yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi pengguna dan

mempunyai nilai yang nyata atau dapat dirasakan manfaatnya dalam keputusan-

keputusan yang akan datang.

Menurut Kadir (2014:8) Sesungguhnya, yang dimaksud dengan sistem informasi

tidak harus melibatkan komputer. Sistem informasi yang menggunakan komputer

biasa disebut sistem informasi berbasis komputer (Computer Based Information

System atau CBIS). Dalam praktik, istilah sistem informasi lebing sering dipakai

tanpa embel-embel berbasis komputer walaupun dalam kenyataannya komputer

merupakan bagian yang penting. Berbagai definisi, dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi

informasi,dan prosedur kerja). Ada sesuatu yang diproses (data menjadi

informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

10

B. Konsep Dasar Model Pengembangan Sistem

Model pengembangan sistem yang digunakan dalam Skripsi ini adalah

model Waterfall. Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:31) “Model

waterfall adalah model SDLC yang paling sederhana. Model ini hanya cocok

untuk pengembangan perangkat lunak dengan spesifikasi yang tidak berubah-

ubah”.

Dari kenyataan yang terjadi sangat jarang model ini dapat dilakukan sesuai

alurnya karena perubahan spesifikasi perangkat lunak terjadi di tengah alur

pengembangan, sulit bagi pelanggan untuk mendifinisikan semua spesifikasi di

awal alur pengembangan sehingga pelanggan sering kali butuh contoh untuk

menjabarkan spesifikasi kebutuhan sistem lebih lanjut, dan pelanggan tidak

bersabar mengakomodasi perubahan yang diperlukan di akhir alur pengembangan.

Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:28) “Model air terjun menyediakan

pendekatan alur hidup perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari

analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung (support)”.

Sumber : A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:28)

Gambar II.1

Ilustrasi Model Waterfall

Berikut ini adalah tahapan-tahapan dari model waterfall :

1. Analisis kebutuhan perangkat lunak

Sistem Rekayasa

Informasi

Pengujian Pengodean Analisis Desain

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

11

Proses pengumpulan kebutuhan dilakukan secara intensif untuk

menspesifikasikan kebutuhan perangkat lunak agar dapat dipahami perangkat

lunak seperti apa yang dibutuhkan oleh user. Spesifikasi kebutuhan perangkat

lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan.

2. Desain

Desain perangkat lunak adalah proses multi langkah yang fokus pada desain

pembuatan program perangkat lunak termasuk struktur data, arsitektur

perangkat lunak, representasi antarmuka, dan prosedur pengkodean. Tahap ini

mentranslasi kebutuhan perangkat lunak dari tahap analisis kebutuhan ke

representasi desain agar dapat diimplementasikan menjadi program pada tahap

selanjutnya. Desain perangkat lunak yang dihasilkan pada tahap ini juga perlu

didokumentasikan.

3. Pembuatan kode program

Desain harus ditranslasikan ke dalam program perangkat lunak. Hasil dari

tahap ini adalah program komputer sesuai dengan desain yang telah dibuat

pada tahap desain.

4. Pengujian

Pengujian fokus pada perangkat lunak secara dari segi logik dan fungsional dan

memastikan bahwa semua bagian sudah diuji. Hal ini dilakukan untuk

meminimalisir kesalahan (error) dan memastikan keluaran yang dihasilkan

sesuai dengan yang diinginkan.

5. Pendukung (support) atau pemeliharaan (maintenance)

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

12

Tidak menutup kemungkinan sebuah perangkat lunak mengalami perubahan

ketika sudah dikirimkan ke user. Perubahan bisa terjadi karena adanya

kesalahan yang muncul dan tidak terdeteksi saat pengujian atau perangkat

lunak harus beradaptasi dengan lingkungan baru. Tahap pendukung atau

pemeliharaan dapat mengulangi proses pengembangan mulai dari analisis

spesifikasi untuk perubahan perangkat lunak yang sudah ada, tapi tidak untuk

membuat perangkat lunak baru.

Dengan berbagai kelemahan yang dimiliki model waterfall tapi model ini

telah menjadi dasar dari model-model yang lain dalam melakukan perbaikan

model pengembangan perangkat lunak. Hal positif dari model ini adalah struktur

tahap pengembangan sistem jelas, dokumentasi dihasilkan di setiap tahap

pengembangan, dan sebuah tahap dijalankan setelah tahap sebelumnya selesai

dijalankan.

C. E-Commerce

Menurut Munawar (2009:1), E-Commerce juga dapat diartikan sebagai suatu

proses berbisnis dengan menggunakan teknologi elektronik yang menghubungkan

antara perusahaan, konsumen dan masyarakat dalam bentuk transaksi elektronik

dan pertukaran/penjualan barang, servis, dan informasi secara elektronik.

“Istilah e-commerce mulai muncul di tahun 1990-an melalui adanya inisiatif

untuk mengubah paradigma transaksi jual beli dan pembayaran dari cara

konvensional ke dalam bentuk digital elektronik berbasiskan komputer dan

jaringan internet” ( Pratama,2015:2 ).

Menurut Pratama (2015:10), e-commerce dibedakan menjadi tujuh jenis

berdasarkan kepada siapa saja pelaku (penjual dan pembeli) yang terlihat

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

13

didalamnya, bagaimana interaksi pembeli dan penjual, serta proses yang terjadi

dalamnya. Ajeet Khurana didalam tulisan onlinenya berjudul Types of e-

commerce, menyatakan adanya empat jenis kategori didalam e-commerce tersebut

meliputi :

1. E-commerce Business to Business (B2B)

Bagian pertama yang dijelaskan mengenai e-commerce adalah e-commerce

Business to Business (B2B) yaitu bentuk interaksi e-commerce secara online

yang terjadi antara produsen (perusahaan, industri rumah tangga, penyedia

barang dan jasa) dengan distributor (supplier) dan pengecer. Distributor atau

pengecer ini kemudian menyalurkan produk tersebut ke konsumen masing-

masing. Bentuk interaksi ini bersifat umum dan tidak langsung berinteraksi ke

konsumen akhir yang memerlukan barang dan jasa tersebut.

Di dalam proses Business to Business (B2B) yang terjadi pada e-commerce ini

terjadi kegiatan yang mencakup Supply Chain, pertukaran informasi,

manajemen operasional, dan lain-lain. Bagan dibawah ini menunjukkan

bagaimana sebuah e-commerce Business to Business (B2B) terjadi dan alur di

dalamnya :

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

14

Sumber : Pratama (2015:12)

Gambar II.2

Ilustrasi model Business to Business (B2B)

Dari gambar di atas terlihat bahwa ada tiga tahap pada e-commerce Business to

Business (B2B). Meliputi Physical Distribution, Information Exchange, dan

Business Process Integration. Pada tahap Physical Distribution, terjadi

distribusi secara fisik, dimana didalamnya melibatkan Manufacturing Supply

Chain. Manufacturing Supply Chain terdiri atas supplier (S) , Manufacturer

(M), dan Customer (C). Manufacturing Supply Chain terdiri atas dua bagian,

yaitu ;

1. Upstream (level atas) yang melibatkan Supplier (S) dengan manufacturer

(M). Manufacturer menyalurkan produk ke supplier, bukan ke konsumen

akhir.

2. Downstream (level bawah) yang melibatkan manufacturer (M) dengan

customer (C). Manufacturer menyalurkan produk langsung ke konsumen

akhir.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

15

Pada tahap Information Exchange terjadi proses pertukaran informasi, dimana

Business to Business (B2B) terjadi disini antara supplier (S) dengan

manufacturer (M) dan manufacturer (M) dengan customer (C). Tahap terakhir

adalah Business Proses Integration, dimana terjadi penggabungan atau

integrasi dari beberapa proses bisnis yang melibatkan kolaborasi antara

supplier (S) dan manufacturer (M) serta kolaborasi manufacturer (M) dengan

customer (C). Bagian ini akan diperlukan Opartion Management yang berada

di level selanjutnya

2. E-commerce Retail (Business to Customer/(B2C)

Retail atau Business tp Customer (B2C) merupakan bagian dari e-commerce

yang menekankan kepada proses pemesanan, pembelian, dan penjualan produk

atau jasa melalui akses internet. Hai ini berarti bahwa penjual dan pembeli

dapat langsung bertemu dan bertransaksi secara elektronik dan online,

memanfaatkan fitur-fitur yang disediakan. Misalkan keranjang belanja virtual

dan pembayaran secara elektronik memanfaatkan kartu kredit dan sebagainya.

E-commerce retail Business to Customer (B2C) yang dilakukan secara online,

melibatkan pelaku-pelaku berupa customer, business organization, dan

website. Pada business organization ke customer, terdapat supplies berfungsi

sebagai proses penyaluran atau distribusi (supply) produk yang akan dijual.

Kemudian antara business organization dan website terjadi proses transaksi

jual beli berupa pemrosesan pemesanan online (order processing). Dari

customer ke website terdapat order, yang menyatakan kondisi dimana

konsumen dapat melakukan pemesanan produk yang diinginkan (order) secara

online. Bagan Business to Customer (B2C) adalah sebagai berikut :

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

16

Sumber : Pratama (2015:14)

Gambar II.3

Ilustrasi model Business to Customer (B2C)

Dari ilustrasi gambar di atas untuk Business to Customer (B2C) atau Retail

mengenai Dropship, maka dapat diketahui urutan langhkah-langkahnya sebagai

berikut :

1. Konsumen mengakses website toko online untuk mencari produk atau

barang yang diinginkannya.

2. Pemilik usaha atau toko online menerima data pembelian dari konsumen

berupa informasi barang atau produk yang dipesan, informasi alamat

tujuan pengiriman, dan informasi pembayaran beserta dengan identitas

konsumen yang memesan.

3. Pemilik toko online mengirimkan barang pesanan konsumen tersebut

memanfaatkan jasa kurir kiriman dengan sistem dropship.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

17

4. Dropship, dalam hal ini kurir jasa pengiriman, mengirimkan barang

pesanan tersebut kepada konsumen sesuai dengan alamat yang diberikan

oleh konsumen

3. E-commerce Customer to Business (C2B)

Seiring dengan perkembangan teknologi, maka e-commerce pun juga turut

berkembang.Kemunculan C2B (Customer to Business) dan C2C (Customer to

Customer) disebabkan oleh makin pesatnya perkembangan teknologi informasi

dan perubahan gaya hidup pengguna internet saat ini. E-commerce Customer to

Bustiness (C2B) merupakan bentuk e-commerce yang berkebalikan dengan e-

commerce pada umumnya,dimana konsumen berperan aktif dengan cara

memberitahukan khalayak internet mengetahui kebutuhannya, untuk kemudian

satu atau beberapa buah perusahaan atau layanan produk dan jasa akan

mencoba menawarkan produk dan jasanya, untuk memenuhi kebutuhan

tersebut.

Terdapat tiga komponen pada e-commerce Customer to Business (C2B), yaitu

website, business organization, dan customer. Customer melakukan pemesanan

(produk maupun layanan) melalui layanan website yang tersedia, dimana

website menyertakan beragam pilihan dengan harga masing-masing. Customer

kemudian melakukan pemesanan (order) melalui website. Order tersebut lalu

diproses business organization yang menyediakan barang atau layanan yang

dipesan oleh customer. Customer melakukan pembayaran secara elektronik

langsung ke business organization mengirimkan barang yang dipesan tersebut

ke customer. Berikut ilustrasi dari Customer to Business :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

18

Sumber : Pratama (2015:16)

Gambar II.4

Ilustrasi model Customer to Business (C2B)

LayananC2B banyak ditemui di dalam website e-commerce yang bersifat

portal, dimana konsumen dapat berperan aktif memposting berita atas

informasi apa saja mengenaiapa yang dibutuhkannya (baik produk maupun

jasa) untuk kemudian disanggupi untuk disediakan oleh satu atau beberapa

pihak penjual.

4. E-commerce Customer to Customer (C2C)

E-commerce jenis C2C muncul sebagai akibat adanya kemajuan di dalam

teknologi website, sehingga antar pengguna dapat saling berinteraksi satu sama

lain dan konten disediakan (Generate) oleh pengguna itu sendiri. Bentuk

interaksi aktif ini mempengaruhi juga bentuk e-commerce yang terjadi. Pada e-

commerce Customer to Customer (C2C) tersedia sebuah website e-commerce

dimana pengguna dapat menjuak produk dan jasa di website tersebut, sekaligus

juga dapat mencari produk dan jasa yang diinginkannya dan melakukan

transaksi. Berikut adalah contoh gambar ilustrasi e-commerce dari Consumer -

to- business (C2B) :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

19

Sumber : Pratama (2015:17)

Gambar II.5

Ilustrasi model Customer to Business (C2C)

C2C ini terdapat tiga elemen, yaitu website, customer 1, dan customer 2.

Customer 1 bertindak sebagai penjual, dimana customer 1 memiliki produk dan

dijual melalui perantara website. Customer 2 bertindak sebagai konsumen,

dimana customer 2 memerlukan produk yang ditawarkan oleh customer 1

melalui website. Customer 1 meletakkan iklan (adverstisement) pada website,

dimana customer 2 melihat iklan tersebut dan menghubungi customer 1 untuk

transaksi lebih lanjut. Customer 2 melakukan pembayaran secara elektronik

(maupun langsung) kepada customer 1, kemudian customer 1 mengirimkan

barang yang dipesan tersebut ke customer 2.

D. UML (Unified Modelling Language)

Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:133) “UML (Unified

Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa yang banyak digunakan di

dunia industri untuk mendefinisikan requirement, membuat analisis & desain,

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

20

serta menggambarkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek”. UML

(Unified Modeling Language) untuk pemrograman terstruktur mendefinisikan

diagram-diagram sebagai berikut:

1. Use Case Diagram

Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:155) “use case merupakan

pemodelan untuk kelakuan (behavior) sistem informasi yang akan dibuat. Use

case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan

sistem informasi yang akan dibuat.” Use case digunakan untuk mengetahui

fungsi apa saja yang ada dan siapa saja yang berhak menggunakan fungsi-

fungsi itu.

2. Activity Diagram

Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:161) “activity diagram

menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari sebuah sistem atau

proses bisnis atau menu yang ada pada perangkat lunak”. Yang perlu

diperhatikan, activity diagram hanya menggambarkan aktivitas sistem bukan

apa yang dilakukan aktor, jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem.

3. Component Diagram

Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:148) “component diagram dibuat

untuk menunjukkan organisasi dan ketergantungan diantara kumpulan

komponen dalam sebuah sistem. Component diagram fokus pada komponen

sistem yang dibutuhkan dan ada di dalam sistem.”

4. Deployment Diagram

Menurut A. S. Rosa dan Shalahuddin (2013:154) “deployment diagram

menunjukkan konfigurasi komponen dalam proses eksekusi aplikasi”.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

21

E. ERD (Entity Relationship Diagram)

Menurut Raharjo (2015:47) Entity Relatiionship Diagram (ERD) merupakan salah

satu alat bantu (berupa gambar) dalam model database relasional yang berguna

untuk menjelaskan hubungan atau relasi antar tabel yang terdapat di dalam

database. Dalam ERD kita juga dapat melihat daftar kolom yang menyusun

masing-masing tabel.

Logical Record Structure (LRS) merupakan representasi dari struktur

record-record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil relasi antar himpunan

entitas. File record pada LRS ditempatkan dalam kotak. LRS terdiri dari link-link

diantara tipe record lainnya, banyaknya link dari LRS yang diberi nama oleh field-

field yang kelihatan pada kedua link tipe record.

Komponen yang membentuk Model Entity Relationship adalah :

1. Entitas (Entity), merupakan individu yang mewakili sesuatu yang nyata

(eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Simbol dari entitas

adalah persegi panjang.

2. Atribut (Attributes/properties), menguraikan entitas dimana mereka

dihubungkan. Dan setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan

karakteristik (properties) dari entitas tersebut. Simbol dari atribut adalah ellips.

3. Relasi (Relationship), menunjukkan adanya hubungan diantara sejumlah entitas

yang berasal dari himpunan yang berbeda.

4. Indicator type, terdiri dari dua macam yaitu :

a. Associative entities (juga dikenal sebagai intersection entities), adalah

entitas yang digunakan oleh rekanan dua entitas atau lebih untuk

menyatukan suatu hubungan banyak-ke-banyak.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

22

b. Subtypes entities, digunakan didalam hierarki generalisasi untuk menyajikan

suatu subset kejadian dari entitas orang tua, yang disebut supertype, tetapi

yang memiliki atribut atau hubungan yang berlaku hanya untuk subset.

5. Cardinality Ratio, menentukan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi

dengan entitas pada himpunan entitas yang lain.

Macam dari Cardinality Ratio adalah :

a. One to one (1:1), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A

berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan

entitas B.

b. One to many (1:M), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A

berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak

sebaliknya.

c. Many to one (M:1), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A

berhubungan dengan paling banyak dengan satu entitas pada himpunan

entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

d. Many to many (M:M), yang berarti setiap entitas pada himpunan entitas A

dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, dan

demikian juga sebaliknya.

6. Derajat Relationship, menyatakan jumlah entity yang berpatisipasi di dalam

suatu relationship.

a. Unary degree (derajat satu) adalah derajat yang memiliki satu relationship

untuk satu entity.

b. Binary degree (derajat dua) adalah derajat yang memiliki satu relationship

untuk dua buah entity.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

23

c. Ternary degree (derajat tiga) adalah derajat yang memiliki satu relationship

untuk tiga atau lebih entity.

7. Participation Constraint, menjelaskan apakah keberadaan suatu entity

tergantung pada hubungannya dengan entity lain.

a. Total Participation, yaitu keberadaan suatu entity tergantung pada

hubunganya dengan entity lain. Didalam E-R di gambarkan dengan dua

garis penghubung antar entity dengan relationship.

b. Partial Participation, yaitu keberadaan suatu entity tidak bergantung pada

hubungan dengan entity lain

F. Black box Testing

Menurut A. S Rosa dan Shalahuddin (2013:275) black box testing yaitu

menguji perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji

desain dan ode program. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui

apakah fungsi-fungsi, masukan, dan beberapa keluaran dari perangkat

lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.

2.2. Penelitian Terkait

Sistem penjualan PT Garam (persero) saat ini masih manual, dimana penyampaian

informasi produk kepada konsumen tidak dapat diakses langsung. Selain itu

konsumen harus berinteraksi langsung dalam proses jual beli dengan divisi

pemasaran. Proses pembuatan berkas transaksi memerlukan waktu lama sekitar 30

menit, karena harus melewati beberapa divisi sebbelum sampai ke konsumen.

Permasalahan yang dihadapi PT Garam (persero) ini membutuhkan sebuah

perbaikan dan usulan sistem informasi penjualan yang lebih efisien dan efektif

karena dapat meningkatkan pelayanan perusahaan PT Garam (persero) kepada

konsumen dalam kemudahan informasi dan bertransaksi, tanpa harus

menghabiskan waktu dan biaya. (Supriyanto dkk, 2013:1).

Perusahaan Warna AC merupakan perusahaan yang sedang dalam proses

pengembangan pasar, dimana masih banyak UKM yang belum menggunakan

sistem penjualan melalui internet atau e-commerce. Sistem penjualan tunai yang

selama ini digunakan oleh Warna AC adalah memakai sistem penjualan tunai

secara manual sehingga kinerjanya belum efektif dikarenakan terjadi penumpukan

arsip yang tidak teratur. Pada sisi lain pelanggan mengalami kesulitan untuk

memperoleh informasi mengenai jenis barang, gambar, ketersediaan, deskripsi

produk dan informasi harga produk merupakan salah satu kendala yang dihadapi

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - repository.nusamandiri.ac.id filedari sistem yang akan dikembangkan oleh penulis yang membahas tentang Sistem Penjualan Online melalui web e-commerce pada Toko

24

selama penggunaan sistem konvensional. Untuk melihat informasi mengenai

produk yang dibutuhkan pelanggan harus datang ke toko untuk mengetahui

informasi secara mendetail ini menyebabkan banyak waktu terbuang yang

dibutuhkan pelanggan untuk memperoleh informasi. Selain itu untuk melakukan

pembelian, pelanggan juga dipersulit dengan tidak adanya sistem yang

mempermudah pelanggan untuk melakukan pembelian selain dengan datang

langsung ke toko. Kendala seperti ini akan berdampak pada berkurangnya niat

pelanggan untuk melakukan transaksi. (Wiharjanto, 2012:7)