bab ii landasan teori - library & knowledge centerlibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/bab...

29
5 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Investasi Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan dimasa depan. Tandelilin (2010) mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal. Selain dapat menambah penghasilan seseorang, investasi juga membawa resiko keuangan jika investasi tersebut gagal. (h.2). II.2 Pasar Modal Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001) ”Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.” (h.1). Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai

Upload: ngocong

Post on 05-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

5  

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Investasi

Investasi adalah suatu istilah dengan beberapa pengertian yang

berhubungan dengan keuangan dan ekonomi. Istilah tersebut berkaitan dengan

akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan 

dimasa depan. Tandelilin (2010) mendefinisikan investasi sebagai komitmen atas

sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan

tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Terkadang, investasi

disebut juga sebagai penanaman modal. Selain dapat menambah penghasilan

seseorang, investasi juga membawa resiko keuangan jika investasi tersebut gagal.

(h.2).

II.2 Pasar Modal

Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung

menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan

permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan

untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para

produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama lembaga

ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001) ”Pasar modal merupakan pasar

untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan,

baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri.” (h.1). Undang-Undang Pasar

Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

6  

“kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga

dan profesi yang berkaitan dengan efek”.

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka

panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal

merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya

pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian,

pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan

kegiatan terkait lainnya.

Pasar modal dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengan istilah bursa

efek. Bursa efek mencerminkan suatu tempat yang memperdagangkan efek yang

meliputi saham, obligasi atau bukti lainnya. Menurut Undang-Undang Pasar

Modal No. 8 tahun 1995, bursa efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan

menyediakan sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan

beli Efek dengan pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara

mereka. Darmadji dan Fakhruddin (2001) juga menjelaskan bursa efek adalah

lembaga atau perusahaan yang menyelenggarakan atau menyediakan fasilitas

sistem untuk mempertemukan penawaran jual dan beli dengan tujuan

memperdagangakan efek perusahaan-perusahaan yang telah tercatat di bursa efek

(h.17). Di Indonesia saat ini terdapat satu bursa efek yang telah memperoleh izin

usaha dari Bapepam, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara

karena pasar modal menjalankan dua fungsi, fungsi ekonomi dan keuangan. Pasar

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

7  

modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar menyediakan fasilitas

atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yang kelebihan

dana dan pihak yang memerlukan dana. Dengan adanya pasar modal pihak yang

kelebihan dana dapat menginvestasikan dananya dengan harapan memperoleh

imbalan, sedangkan yang memerlukan dana dapat memanfaatkan dana tersebut

untuk kepentingan investasi tanpa harus menunggu tersedianya dana dari operasi

perusahaan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan karena pasar modal

memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan bagi pemilik

dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.

Dengan adanya pasar modal diharapkan aktivitas perekonomian suatu

negara menjadi meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan

bagi perusahaan sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih

besar dan pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan perusahaan dan

kemakmuran masyarakat luas.

Manfaat keberadaan pasar modal adalah sebagai sarana bagi pendanaan

usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari

masyarakat. Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk

pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain. Pasar

modal membuat pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan

transparan. Keikut sertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan mendorong

perusahaan untuk menerapkan manajemen secara lebih profesional, efisien dan

berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi “Good Corporate

Governance” serta keuntungan yang lebih baik bagi para investor. Pasar modal

akan meningkatan aktivitas ekonomi nasional, dengan keberadaan pasar modal,

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

8  

perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan

mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju, yang selanjutnya akan

menciptakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pendapatan pajak

bagi pemerintah. Pasar modal juga menciptakan lapangan kerja atau profesi yang

menarik. 

  Pasar modal sendiri sebenarnya merupakan bagian dari pasar keuangan

(financial market), berikut bagannya :

Gambar 2.1 Bagan Pasar Keuangan

II.2.1 Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Pasar modal di Indonesia sebenarnya sudah ada jauh sebelum

Indonesia merdeka. Pasar Modal sudah ada sejak jaman kolonial Belanda,

tepatnya pada tahun 1912 di Jakarta pada saat itu namanya Batavia. Pasar

modal pada saat itu didirikan untuk kepentingan pemerintah kolonial atau

VOC. Sejak tahun 1912, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal

belum berjalan seperti yang diharapkan, bahkan sempat beberapa kegiatan

berhenti. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang

dunia ke I dan perang dunia II, adanya pergantian kekuasaan dari

pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia. Pemerintah

Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

9  

Pada tahun 1990, paket deregulasi dibidang perbankan dan pasar

modal diluncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing dan terlihat aktivitas

bursa meningkat. 13 Juli 1992 merupakan hari paling bersejarah bagi BEJ

karena pada tanggal tersebut terjadi swastanisasi BEJ dan tanggal ini

ditetapkan sebagai hari berdirinya BEJ. 10 November 1995, Pemerintah

mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. pada tahun

2000, sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai

diaplikasikan di pasar modal Indonesia. Pada tahun 2002, BEJ mulai

mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).

Akhirnya pada tahun 2007 Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek

Jakarta (BEJ) menggabung menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).

II.3 Indeks Harga Saham

Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukan pergerakan

harga saham dalam suatu periode. Indeks ini berfungsi sebagai indikator tren

pasar. Dengan adanya indeks, kita dapat mengetahui tren pergerakan harga saham

saat ini. Pergerakan indeks menjadi indikator penting bagi para investor untuk

menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau

beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan

menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang

cepat pula.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

10  

II.3.1 fungsi indeks harga saham

Pada umumnya indeks harga saham diharapkan memiliki beberapa

fungsi, yaitu :

• Sebagai indikator trend pasar

• indikator tingkat keuntungan yang diharapkan

• sebagai tolak ukur kinerja suatu portofolio.

II.3.2 jenis indeks harga saham

Di Bursa Efek Indonesia terdapat 6 (enam) jenis indeks, antara lain:

1. Indeks Individual

menggunakan indeks harga masing-masing saham terhadap

harga dasarnya, atau indeks masing-masing saham yang tercatat

di BEI.

2. Indeks Harga Saham Sektoral

Menggunakan semua saham yang termasuk dalam masing-

masing sektor, misalnya sektor keuangan, pertambangan, dan

lain-lain. Di BEI indeks sektoral terbagi atas sembilan sektor

yaitu: pertanian, pertambangan, industri dasar, aneka industri,

konsumsi, properti, infrastruktur, keuangan, perdagangan dan

jasa, dan manufaktur

3. Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG (Composite Stock

Price Index)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yaitu indeks yang

mencerminkan perkembangan harga saham gabungan seluruh

peserta transaksi di bursa secara keseluruhan di Indonesia. IHSG

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

11  

merupakan salah satu indeks pasar saham yang digunakan oleh

Bursa Efek Indonesia. Diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1

April 1983, sebagai indikator pergerakan harga saham di BEJ,

Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan

saham preferen yang tercatat di BEI. Penulis akan memfokuskan

pada IHSG terkait pengaruh makro ekonomi.

4. Indeks LQ 45

Indeks yang terdiri 45 saham pilihan dengan mengacu kepada 2

variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar.

Setiap 6 bulan terdapat saham-saham baru yang masuk kedalam

LQ 45 tersebut.

5. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Index)

JII merupakan indeks yang terdiri 30 saham mengakomodasi

syariat investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan

syariah Islam. Dengan kata lain, dalam Indeks ini dimasukkan

saham-saham yang memenuhi kriteria investasi dalam syariat

Islam. Saham-saham yang masuk dalam Indeks Syariah adalah

emiten yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan

syariah seperti:

• Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau

perdagangan yang dilarang.

• Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk

perbankan dan asuransi konvensional.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

12  

• Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta

memperdagangkan makanan dan minuman yang

tergolong haram

• Usaha yang memproduksi, mendistribusi dan/atau

menyediakan barang-barang ataupun jasa yang merusak

moral dan bersifat mudarat

6. Indeks Papan Utama dan Papan Pengembangan

Yaitu indeks harga saham yang secara khusus didasarkan pada

kelompok saham yang tercatat di BEI yaitu kelompok Papan

Utama dan Papan Pengembangan.

7. Indeks KOMPAS 100.

Merupakan Indeks Harga Saham hasil kerjasama Bursa Efek

Indonesia dengan harian KOMPAS.

II.4 Resiko

Pada dasarnya resiko selalu ada dalam setiap perdagangan saham, resiko

dapat dikelompokkan menjadi dua jenis :

1. Resiko sistematik

Resiko ini terkait pasar dimana mempengaruhi secara keseluruhan

maka resiko ini sering disebut resiko pasar, yang sering terjadi :

• inflasi

Resiko ini menimbulkan penurunan daya beli suatu

mata uang sehingga setelah penyesuaian dapat

mengurangih hasil suatu investasi.

• nilai tukar mata uang

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

13  

• tingkat suku bunga

resiko ini tmbul biasanya dikarenakan kebijakan

pemerintah khususnya terhadap suku dimana bila

terjadi kenaikan suku bunga maka investor dapat

menarik investasinya dari pasar modal menuju pasar

uang, hal inilah yang dapat menurunkan IHSG.

Resiko sistematik (systematic risk) juga disebut sebagai

undiversible risk Yaitu resiko ini tidak dapat dihilangkan. Resiko

ini biasanya diukur dengan beta (β).

2. Resiko non-sistematik

Merupakan resiko bawaan terkait kondisi perusahaan, adalah

resiko yang unik karena terkait dengan fluktuasi dan suatu siklus

bisnis industri tertentu dimana resiko ini dapat diminimalkan denga

nmelakukan diversifikasi investasi.

II.5 Market return

Tingkat pengembalian pasar atau tingkat ekspektasi pengembalian dari

pasar secara umum, dimana hasil akhir berupa persentase (%) dari perhitungan

harga penutupan saham dimana dapat diketahui tingkta kenaikan harga saham,

yang dapat dihitung dengan :

r  =  t

tt

CloseCloseClose 1−−

 

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

14  

II.6 Inflasi

Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga

secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja

tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan

kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.

Mishkin (2007) mendefinisikan inflasi sebagai kenaikan tingkat harga

yang kontinyu dan terus menerus, memepengaruhi individu-individu, bisnis, dan

pemerintah. Secara umum inflasi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian.

(h.620). Inflasi inti (Core Inflation) adalah inflasi barang atau jasa yang

perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum

(faktor-faktor fundamental seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, dan

keseimbangan permintaan dan penawaran agregat) yang akan berdampak pada

perubahan harga-harga secara umum dan lebih bersifat permanen dan persistent.

Inflasi Administered (Administered Price) adalah inflasi barang atau jasa yang

perkembangan harganya secara umum diatur pemerintah. Inflasi bergejolak

(Volatile Goods Price) adalah inflasi barang atau jasa yang perkembangan

harganya sangat bergejolak, umumnya dipengaruhi oleh shocks yang bersifat

temporer seperti musim panen, gangguan alam, gangguan penyakit, dan gangguan

distribusi.

Terdapat dua alasan kenapa ekonom peduli terhadap inflasi:

1. Inflasi dapat memicu distrosi yang lain.

2. Selama periode inflasi, tidak semua harga barang dan upah naik

secara proposional, inflasi mempengaruhi distribusi pendapatan.

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

15  

Mengacu pada teori ekonomi Neo-Keynesian dalam Gordon (1997)

pendekatan determinan inflasi Indonesia dapat dijelaskan, sebagai berikut:

1. Inflasi Permintaan (demand-pull inflation) adalah jenis inflasi ini biasa

dikenal sebagai Philips Curve inflation, yaitu merupakan inflasi yang

dipicu oleh interaksi permintaan dan penawaran domestik jangka panjang.

contohnya jika terjadi peningkatan permintaan masyarakat atas barang.

Contoh lain bertambahnya pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan

pencetakan uang, atau kenaikan permintaan luar negeri akan barang-

barang ekspor, atau bertambahnya pengeluaran investasi swasta karena

kredit yang murah, dll.

2. Inflasi Penawaran (cost-push inflation) atau juga bisa disebut supply-shock

inflation merupakan inflasi penawaran yang disebabkan oleh kenaikan

pada biaya produksi atau biaya pengadaan barang dan jasa. misalnya

karena kenaikan harga sarana produksi yang didatangkan dari luar negeri,

atau karena kenaikan bahan bakar minyak).

Ekspektasi Inflasi berasal dari faktor ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh

perilaku masyarakat yang dapat bersikap adaptif atau forward looking.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

16  

 

Gambar 2.2 Grafik Demand Pull Inflation & Cost Push Inflation

Dampak yang ditimbulkan demand pull inflation tidak menyebabkan

berkurangnya kesejahteraan masyarakat karena kenaikan harga diiringi dengan

kenaikan jumlah barang. Sedangkan pada cost push inflation kenaikan harga

menyebabkan penurunan kesejahteraan masyarakat karena mengurangi jumlah

output. (Snowdon, Vane, h.408).

Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat

harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan

inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap

terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling

pengaruh-mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan

peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab

meningkatnya harga. Harga mempunyai peranan penting dalam terjadinya inflasi,

karena orang berbeda dalam hal pola konsumsi, efek dari perubahan harga

(inflasi) akan berbeda dari satu rumah tangga yang lain. (Sugema, Irfany, Holis,

Bakhtiar, 2010)

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

17  

Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering

digunakan adalah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) dan Deflator Produk

Domestik Bruto (PDB). Indeks harga perdagangan besar adalah indeks yang

mengukur rata-rata perubahan harga antarwaktu dari suatu paket jenis barang pada

tingkat perdagangan besar atau penjualan secara partai besar. Indeks harga ini

merupakan salah satu indikator untuk melihat perkembangan perekonomian

secara umum serta sebagai bahan dalam analisa pasar dan moneter, dan disajikan

dalam bentuk indeks umum dan juga sektoral yang meliputi pertanian,

pertambangan dan penggalian, industri, impor, dan ekspor. Jumlah besar artinya

tidak atau bukan eceran. Di sini memang sulit untuk menentukan tentang batasan

jumlah besar di dalam suatu perdagangan, karena biasanya dilihat dari dua matra

yang kadang-kadang tidak selalu bisa dipertemukan. Matra yang dimaksud adalah

kuantitas dan nilai,pengertian jumlah besar tidak bisa diukur dengan kuantitas

karena kuantitas yang besar belum tentu menjamin tingkat perdagangan besar.

(www.bps.go.id). Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan

pengukuran level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di

dalam suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB

atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan. (www.bi.go.id)

Indikator inflasi berdasarkan international best practice antara lain:

1. Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB). Harga Perdagangan Besar

dari suatu komoditas ialah harga transaksi yang terjadi antara

penjual/pedagang besar pertama dengan pembeli/pedagang besar

berikutnya dalam jumlah besar pada pasar pertama atas suatu komoditas.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

18  

2. Deflator Produk Domestik Bruto (PDB) menggambarkan pengukuran

level harga barang akhir (final goods) dan jasa yang diproduksi di dalam

suatu ekonomi (negeri). Deflator PDB dihasilkan dengan membagi PDB

atas dasar harga nominal dengan PDB atas dasar harga konstan.

Inflasi yang diukur dengan IHK di Indonesia dikelompokan ke dalam 7

kelompok pengeluaran (berdasarkan the Classification of individual consumption

by purpose - COICOP), yaitu :

1. Kelompok Bahan Makanan

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, dan Tembakau

3. Kelompok Perumahan

4. Kelompok Sandang

5. Kelompok Kesehatan

6. Kelompok Pendidikan dan Olah Raga

7. Kelompok Transportasi dan Komunikasi.

Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi

yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi

berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya defisit anggaran

belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang

berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar

negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal

ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya

kenaikan tarif impor barang.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

19  

Atmadja (1999) inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan

pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan

satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).

Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka

inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila

serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah

dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan

nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi). (page

54-67)

Inflasi juga dapat dibedakan menjadi 4 yaitu :

1. Inflasi ringan (kurang dari 10% / tahun)

2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)

3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)

4. Inflasi yang tidak terkendali (lebih dari 100% / tahun)

II.6.1 Determinasi Inflasi

Inflasi timbul karena adanya tekanan dari sisi supply (cost push

inflation), dari sisi permintaan (demand pull inflation), dan dari ekspektasi

inflasi. Faktor-faktor terjadinya cost push inflation dapat disebabkan oleh

depresiasi nilai tukar, dampak inflasi luar negeri terutama negara-negara

partner dagang, peningkatan harga-harga komoditi yang diatur pemerintah

(administered price), dan terjadi negative supply shocks akibat bencana

alam dan terganggunya distribusi.

Faktor penyebab terjadi demand pull inflation adalah tingginya

permintaan barang dan jasa relatif terhadap ketersediaannya. Dalam

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

20  

konteks makroekonomi, kondisi ini digambarkan oleh output riil yang

melebihi output potensialnya atau permintaan total (agregate demand)

lebih besar dari pada kapasitas perekonomian. Sementara itu, faktor

ekspektasi inflasi dipengaruhi oleh perilaku masyarakat dan pelaku

ekonomi dalam menggunakan ekspektasi angka inflasi dalam keputusan

kegiatan ekonominya. Ekspektasi inflasi tersebut apakah lebih cenderung

bersifat adaptif atau forward looking. Hal ini tercermin dari perilaku

pembentukan harga di tingkat produsen dan pedagang terutama pada saat

menjelang hari-hari besar keagamaan (lebaran, natal, dan tahun baru) dan

penentuan upah minimum regional (UMR). Meskipun ketersediaan barang

secara umum diperkirakan mencukupi dalam mendukung kenaikan

permintaan, namun harga barang dan jasa pada saat-saat hari raya

keagamaan meningkat lebih tinggi dari komdisi supply-demand tersebut.

Demikian halnya pada saat penentuan UMR, pedagang ikut pula

meningkatkan harga barang meski kenaikan upah tersebut tidak terlalu

signifikan dalam mendorong peningkatan permintaan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

21  

Gambar 2.3 Determinasi Inflasi

Ada beberapa cara mengukur tingkat inflasi, yaitu:

1. GDP Deflator

GDP deflator adalah rasio antara GDP nominal dengan GDP real

dari tahun tersebut. Rumus matematis GDP deflator:

2. Indeks Harga Konsumen

IHn : Indeks harga tahun n (tahun yang dihitung)

: Jumlah harga – harga tahun n (tahun yang dihitung)

: Jumlah harga – harga tahun dasar

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

22  

3. Indeks Harga Perdagangan Besar

Indeks Harga Perdagangan Besar mengukur inflasi berdasarkan

harga-harga barang pada tingkat produsen, metode perhitungannya

sama dengan IHK hanya berbeda jumlah & jenis barang dalam

keranjang. Barang yang termasuk kategori barang ini merupakan

barang mentah dan barang setengah jadi.

II.6.2 Pentingnya Kestabilan Harga

Kestabilan inflasi merupakan prasyarat bagi pertumbuhan ekonomi

yang berkesinambungan yang pada akhirnya memberikan manfaat bagi

peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pentingnya pengendalian inflasi

didasarkan pada pertimbangan bahwa inflasi yang tinggi dan tidak stabil

memberikan dampak negatif kepada kondisi sosial ekonomi masyarakat.

1. Inflasi yang tinggi akan menyebabkan pendapatan riil masyarakat akan

terus turun sehingga standar hidup dari masyarakat turun dan akhirnya

menjadikan semua orang, terutama orang miskin, bertambah miskin.

2. Inflasi yang tidak stabil akan menciptakan ketidakpastian (uncertainty)

bagi pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan. Pengalaman

empiris menunjukkan bahwa inflasi yang tidak stabil akan menyulitkan

keputusan masyarakat dalam melakukan konsumsi, investasi, dan

produksi, yang pada akhirnya akan menurunkan pertumbuhan

ekonomi.

3. Tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dibanding dengan tingkat

inflasi di negara tetangga menjadikan tingkat bunga domestik riil

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

23  

menjadi tidak kompetitif sehingga dapat memberikan tekanan pada

nilai rupiah.

II.6.3 Perkembangan Inflasi di Indonesia

Seperti halnya yang terjadi pada negara-negara berkembang pada

umumnya, fenomena inflasi di Indonesia masih menjadi satu dari berbagai

faktor ekonomi makro yang meresahkan pemerintah terlebih lagi bagi

masyarakat. menjelang akhir pemerintahan orde baru (sebelum krisis

moneter tahun 1998) angka inflasi tahunan dapat ditekan sampai satu digit,

tetapi secara umum masih mengandung kerawanan jika dilihat dari

seberapa besar prosentase kelompok masyarakat golongan miskin yang

menderita akibat inflasi. lebih-lebih setelah semakin berlanjutnya krisis

moneter yang kemudian diikuti oleh krisis ekonomi dan diperparah dengan

semakin besarnya presentase golongan masyarakat miskin. sehingga bisa

dikatakan bahwa meskipun angka inflasi di Indonesia termasuk dalam

kategori tinggi, tetapi dengan meninjau presentase golongan ekonomi

bawah yang menderita akibat inflasi cukup besar, maka sebenernya dapat

dikatakan bahwa inflasi di Indonesia telah masuk dalam stadium awal dari

inflasi berat. Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan.

Apabila tingkat inflasi tinggi, sudah dipatikan akan mempengaruhi

pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan

ekonomi.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

24  

II.7 Suku Bunga Bank Indonesia

Suku bunga Bank Indonesia adalah suku bunga kebijakan yang

mencerminkan sikap kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan

diumumkan kepada publik. Suku bunga Bank Indonesia diumumkan oleh Dewan

Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan

diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui

pengelolaan likuiditas (liquidity management) di pasar uang untuk mencapai

sasaran operasional kebijakan moneter.

Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan

suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight (PUAB O/N). Pergerakan di suku

bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga

deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.

Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian,

Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan

diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia

akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah

sasaran yang telah ditetapkan. (Bank Indonesia, Laporan Tahunan Bank

Indonesia). Tingkat suku bunga bank Indonesia merupakan daya tarik bagi

investor menanamkan investasinya dalam bentuk deposito atau SBI sehingga

investasi dalam bentuk saham akan tersaingi.

Menurut Cahyono (2000) terdapat 2 penjelasan mengapa kenaikan suku

bunga dapat mendorong harga saham ke bawah. Pertama, kenaikan suku bunga

mengubah peta hasil investasi. Kedua, kenaikan suku bunga akan memotong laba

perusahaan. Hal ini terjadi dengan dua cara. Kenaikan suku bunga akan

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

25  

meningkatkan beban bunga emiten, sehingga labanya bisa terpangkas. Selain itu,

ketika suku bunga tinggi, biaya produksi akan meningkat dan harga produk akan

lebih mahal sehingga konsumen mungkin akan menunda pernbeliannya dan

menyimpan dananya di bank. Akibatnya penjualan perusahaan menurun.

Penurunan penjualan perusahaan dan laba akan menekan harga saham. (h.117)

II.7.1 Penetapan Suku Bunga Bank Indonesia

Jadwal Penetapan dan Penentuan:

• Penetapan respons (stance) kebijakan moneter dilakukan setiap

bulan melalui mekanisme RDG Bulanan dengan cakupan

materi bulanan.

• Respon kebijakan moneter (BI Rate) ditetapkan berlaku sampai

dengan RDG berikutnya

• Penetapan respon kebijakan moneter (BI Rate) dilakukan

dengan memperhatikan efek tunda kebijakan moneter (lag of

monetary policy) dalam memengaruhi inflasi.

• Dalam hal terjadi perkembangan di luar prakiraan semula,

penetapan stance Kebijakan Moneter dapat dilakukan sebelum

RDG Bulanan melalui RDG Mingguan.

II.7.2 Besar Perubahan Suku Bunga Bank Indonesia

Respon kebijakan moneter dinyatakan dalam perubahan BI Rate

(secara konsisten dan bertahap dalam kelipatan 25 basis poin (bps). Dalam

kondisi untuk menunjukkan intensi Bank Indonesia yang lebih besar

terhadap pencapaian sasaran inflasi, maka perubahan BI Rate dapat

dilakukan lebih dari 25 bps dalam kelipatan 25 bps. (www.bi.go.id)

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

26  

II.8 Nilai Tukar Mata Uang

Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

perjanjian yang dikenal sebagai nilai tukar mata uang terhadap pembayaran saat

kini atau di kemudian hari, antara dua mata uang masing-masing negara atau

wilayah.

Nominal nyata atau real exchange rate ( RER ) dinyatakan sebagai

Dimana Pf adalah tingkat harga luar negeri dan P dengan tingkat harga

domistik, P dan Pf harus memiliki nilai yang sama dalam beberapa acak pilihan

dengan dasar tahun. Oleh karena itu, dasar tahun adalah RER = e.

Sarno (2002) menyatakan bahwa RER sebenarnya hanya ada pada teori

ideal. Dalam praktik, terdapat banyak mata uang asing dan harga ke tingkat nilai

yang dipertimbangkan. bersamaan dengan ini, model perhitungan semakin

menjadi lebih rumit. Selain itu, model ini didasarkan pada purchasing power

parity (PPP) yang dapat berarti sebuah konstan dari RER. secara empiris dalam

penentuan nilai konstan RER tidak akan bisa disadari, karena keterbatasan pada

data. dalam PPP akan menyiratkan bahwa RER adalah tingkat di mana suatu

organisasi dapat memperdagangkan barang dan jasa dari satuan ekonomi

(misalnya negara) untuk orang perorang yang lain. Misalnya, jika harga yang

meningkat 10% di Inggris dan pada mata uang Jepang akan sekaligus menghargai

10% terhadap mata uang Inggris serta harga barang akan tetap konstan untuk

seseorang di Jepang. Sedangkan bagi orang di Inggris masih akan tetap berkaitan

dengan kenaikan harga 10% di dalam negerinya. Ini juga menyebutkan bahwa

harga atau nilai dasar tarif yang ditetapkan pemerintah dapat merupakan ikutan

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

27  

dalam mempengaruhi nilai tukar, untuk membantu untuk mengurangi tekanan

harga. PPP akan terus muncul hanya dalam jangka panjang (3-5 tahun), ketika

harga akhir menjadi sama terhadap paritas daya beli. (h.59).

Naik turunnya nilai tukar mata uang bisa terjadi dengan berbagai cara,

yakni bisa dengan cara dilakukan secara resmi oleh pemerintah suatu negara yang

menganut sistem managed floating exchange rate, atau bisa juga karena tarik

menariknya kekuatan‐kekuatan penawaran dan permintaan di dalam pasar (market

mechanism) dan lazimnya perubahan nilai tukar mata uang tersebut bisa terjadi

karena empat hal, yaitu:

1. Depresiasi (depreciation), adalah penurunan harga mata uang nasional

berbagai terhadap mata uang asing lainnya, yang terjadi karena tarik

menariknya kekuatan‐kekuatan supply and demand di dalam pasar

(market mechanism).

2. Appresiasi (appreciation), adalah peningkatan harga mata uang

nasional terhadap berbagai mata uang asing lainnya, yang terjadi

karena tarik menariknya kekuatan‐kekuatan supply dan demand di

dalam pasar (market mechanism).

3. Devaluasi (devaluation), adalah penurunan harga mata uang nasional

terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara

resmi oleh pemerintah suatu negara.

4. Revaluasi (revaluation), adalah peningkatan harga mata uang nasional

terhadap berbagai mata uang asing lainnya yang dilakukan secara

resmi oleh pemerintah suatu negara.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

28  

II.9 Penelitian Sebelumnya

Agrawal et al (2010) menganalisa hubungan antara return Nifty dan nilai

tukar India Rupee dengan US Dollar. Uji statistik diterapkan untuk mempelajari

perilaku dan dinamika dari kedua variabel tersebut. Penelitian ini juga

menyelidiki dampak dari kedua seri waktu satu sama lain. Periode penelitian telah

diambil dari Oktober, 2007 sampai Maret, 2009 dengan menggunakan indeks

penutupan harian. Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa return Nifty serta nilai

Tukar non-terdistribusi normal. Melalui uji akar unit, itu juga ditemukan bahwa

kedua waktu variabel, nilai tukar dan return Nifty memiliki hasil yang stasioner

pada tingkat bentuk itu sendiri. Korelasi antara return Nifty dan nilai tukar

ternyata negatif. Penelitian selanjutnya hubungan kausal antara kedua variabel

menggunakan uji kausalitas Granger didapatkan adanya hubungan searah antara

return Nifty dan nilai tukar.

Ali et al (2010) menganalisa hubungan kausal antara indikator makro-

ekonomi dan indeks harga saham di Pakistan. Data dari bulan Juni 1990 sampai

Desember 2008 digunakan untuk menganalisis hubungan kausal antara variabel-

variabel makro-ekonomi dan indeks harga saham di Pakistan. Indikator

makroekonomi meliputi; inflasi, nilai tukar, dan indeks produksi industri,

sedangkan indeks bursa saham diwakili oleh harga penutupan indeks bursa efek

Karachi, yang merupakan bursa saham terbesar di Pakistan. Uji statistik yang

digunakan dalam penelitian ini unit root Augmented Dickey Fuller test,

Johansen's co-integrasi dan Uji kausalitas Granger. Penelitian ini menemukan co-

integrasi antara indeks produksi industri dan harga penutupan indeks bursa efek

Karachi. Namun, tidak ada hubungan kausal yang ditemukan antara indikator

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

29  

makro-ekonomi dan harga penutupan indeks di Pakistan. Ini mempunyai arti

bahwa indikator kinerja makro-ekonomi tidak dapat digunakan untuk

memprediksi indeks bursa efek Karachi dan indeks bursa efek Karachi di Pakistan

tidak mencerminkan makro-ekonomi kondisi negara.

Ahmad et al (2010) menganalisa hubungan antara return saham, suku

bunga dan nilai tukar dalam perekonomian Pakistan. Untuk ini, data yang

digunakan dalam penelitian ini meliputi tingkat suku bunga jangka pendek, nilai

tukar rupee terhadap US dollar dan indeks harga saham KSE-100 periode 1998-

2009. Sebuah model regresi berganda diterapkan untuk menguji signifikansi

perubahan suku bunga dan nilai tukar pada return saham. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa baik perubahan suku bunga dan perubahan nilai tukar

memiliki dampak yang signifikan terhadap return saham selama periode

penelitian.

Rahman et al (2009) menganalisa hubungan antara harga saham dan nilai

tukar tiga negara berkembang di Asia Selatan yaitu Bangladesh, India dan

Pakistan. Dalam penelitian ini menganalisa rata-rata nilai tukar nominal bulanan

dolar AS dalam hal Bangladesh Taka, India Rupee dan Pakistan Rupee dan harga

penutupan bulanan indeks bursa efek Dhaka, indeks bursa efek Bombay dan

Indeks Bursa Efek Karachi periode Januari 2003 sampai dengan Juni 2008. Hasil

empiris menunjukkan bahwa nilai tukar dan harga penutupan bulanan mempunyai

data runtut waktu yang tidak stasioner. Kemudian dengan menggunakan

Johansen's co-integrasi, untuk menguji adanya kemungkinan hubungan

kointegrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan kointegrasi

antara harga penutupan bulanan dan nilai tukar. Dan terakhir dilakukan uji

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

30  

kausalitas Granger untuk mengetahui hubungan kausal antara harga penutupan

dan nilai tukar. Hasil menunjukkan tidak ada hubungan kausal antara harga saham

dan nilai tukar di ketiga negara.

Gay (2008) menganalisa hubungan antara harga saham dan variabel

makroekonomi di negara berkembang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan runtut waktu antara harga penutupan indeks saham dan

variabel makroekonomi. nilai tukar dan harga minyak untuk Brazil, Rusia, India,

dan China (BRIC). Pada penelitian ini ditemukan ada hubungan yang signifikan

antara nilai tukar dan harga minyak dengan pasar indeks harga saham di negara

BRIC. Dalam penelitian ini juga ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan

antara return saham pasar sekarang dan masa lalu pada indeks saham Brazil,

Rusia, India, dan Cina.

Bogetić et al (2006) menganalisa penyebab utama dari tingginya inflasi

Belarus selama periode 1996-2001. Dalam penelitian ini diperkirakan ada dua

kecenderungan independen stokastik umum: pendapatan dan nilai tukar. Mereka

menyimpulkan bahwa nilai tukar dan upah secara empiris merupakan variabel

penting yang menjelaskan dinamika harga di Belarus. Hasil penelitian didapat

adanya hubungan yang signifikan antara pendapatan dan nilai tukar dengan

tingginya inflasi di Belarus.

Adrangi et al (2002) menganalisa hubungan inflasi, pengeluaran dan

indeks saham di Brazil. Ditemukan hubungan negatif antara return indeks saham

dan inflasi.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

31  

Gan et al (2006) menganalisa hubungan antara makroekonomi dengan

indeks saham Selandia Baru NZSE40 periode Januari 1990 sampai dengan Januari

2003 dengan menggunakan uji Johansen's Maximum Likelihood dan Uji

kausalitas Granger untuk menentukan apakah Indeks Saham Selandia Baru

merupakan indikator utama untuk variabel makroekonomi. Hasil yang didapat

dari penelitian tersebut adalah NZSE40 tidak ditentukan oleh tingkat bunga,

jumlah uang beredar dan GDP riil. tidak ada bukti bahwa Indeks Saham Selandia

Baru merupakan indikator utama untuk perubahan variabel makroekonomi.

Mansur (2009) meneliti hubungan tingkat SBI dan kurs dollar AS terhadap

indeks harga saham gabungan bursa efek Indonesia periode tahun 2000 sampai

2002. Hasil penelitian menunjukan bahwa besarnya pengaruh dari dalam negeri

memberikan hasil bahwa secara bersama-sama tingkat suku bunga SBI dan kurs

dollar AS memberikan pengaruh yang signifikan. tetapi secara individual

menyimpulkan bahwa tingkat suku bunga SBI dalam periode 2000 sampai 2002

ternyata tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap indeks harga saham

gabungan di BEI. Pengaruh yang signifikan diberikan oleh kurs dollar AS dan

besarnya pengaruh kurs dollar AS terhadap IHSG BEI sebesar 51,55% dengan

arah pengaruh negatif. artinya apabila rupiah terdepresiasi terhadap dollar AS

maka IHSG cenderung akan melemah dan begitu juga sebaliknya, apabila rupiah

terapresiasi terhadap dollar AS maka IHSG akan mengalami penguatan.

Pasaribu et al (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh variabel

makroekonomi terhadap IHSG periode 2000 sampai 2008, data diamati secara

triwulan. Variabel yang termasuk didalam variabel makroekonomi yaitu : inflasi,

tingkat SBI, rata-rata jumlah uang beredar, produk domestik bruto, kurs tengah

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

32  

rupiah terhadap dollar, transaksi berjalan (komponen dalam neraca pembayaran),

indeks Hang Seng, indeks Dow Jones, Minyak dunia dan Fed Rate. Mereka

menemukan kecenderungan pasar modal Indonesia lebih terpengaruh pada

sentimen yang berasal dari luar negeri, seperti indeks regional dan harga minyak

mentah dunia yang harus menjadi perhatian investor.

Alam et al (2009) menganalisa dua faktor penting pertumbuhan ekonomi

suatu Negara yaitu tingkat suku bunga dan indeks saham periode Januari 1988

sampai Maret 2003 dan juga menunjukkan hubungan empiris antara indeks saham

dan suku bunga selama lima belas negara maju dan berkembang Australia,

Bangladesh, Kanada, Chile, Kolombia, Jerman, Italia, Jamaika, Jepang, Malaysia,

Meksiko, Filipina, Afrika, Spanyol, dan Venezuela. Hubungan antara harga saham

dan tingkat suku bunga, dan perubahan harga saham serta perubahan tingkat

bunga ditentukan melalui runtut waktu dan regresi. Untuk semua negara

ditemukan bahwa tingkat suku bunga memiliki hubungan negatif yang signifikan

dengan harga saham dan untuk enam negara itu ditemukan bahwa perubahan suku

bunga memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan perubahan harga saham.

II.10 Hipotesis

Penelitian ini membahas ada tidaknya korelasi antara indeks bursa

Indonesia khususnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhadap data

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelumnya, data nilai tukar mata uang

sebelumnya, data tingkat suku bunga Bank Indonesia sebelumnya, dan data

tingkat inflasi sebelumnya.

Hipotesis yang ingin dibuktikan kebenarannya secara statistik dalam

penelitian ini adalah tidak ada korelasi antara Indeks Harga Saham Gabungan

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI - Library & Knowledge Centerlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/BAB II_11-47.pdf · LANDASAN TEORI II.1 Investasi ... saham-saham yang memenuhi kriteria

33  

(IHSG) terhadap data Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebelumnya, data

nilai tukar mata uang sebelumnya, data tingkat suku bunga Bank Indonesia

sebelumnya, dan data tingkat inflasi sebelumnya.