done bab iii landasan teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai...

62
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 EKUITAS PEMEGANG SAHAM : MODAL PERSEROAN dan LABA DITAHAN 3.1.1 MODAL PERSEROAN Ekuitas pemilik dalam perseroan didefinisikan sebagai ekuitas pemegang saham (shareholders equity), atau modal perseroan. Tiga kategori berikut ini biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas pemegang saham yaitu: 1. Modal Saham 2. Tambahan Modal Disetor 3. Laba Ditahan Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan modal disetor, merupakan modal (disetor) kontribusi. Laba ditahan merupakan modal yang diperoleh perusahaan. Modal kontribusi (modal disetor) (Contributed/paid-in capital) adalah total jumlah yang disetorkan ke modal saham-jumlah tersebut diberikan oleh pemegang saham kepada perseroan untuk digunakan dalam bisnisnya. Modal kontribusi meliputi pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang beredar dan agio dikurangi dis agio atas penerbitan saham itu. Modal yang dihasilkan 36

Upload: danghanh

Post on 02-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

36

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 EKUITAS PEMEGANG SAHAM : MODAL PERSEROAN dan

LABA DITAHAN

3.1.1 MODAL PERSEROAN

Ekuitas pemilik dalam perseroan didefinisikan sebagai ekuitas

pemegang saham (shareholders equity), atau modal perseroan. Tiga

kategori berikut ini biasanya muncul sebagai bagian dari ekuitas

pemegang saham yaitu:

1. Modal Saham

2. Tambahan Modal Disetor

3. Laba Ditahan

Dua kategori yang pertama, yaitu modal saham dan tambahan

modal disetor, merupakan modal (disetor) kontribusi. Laba ditahan

merupakan modal yang diperoleh perusahaan. Modal kontribusi (modal

disetor) (Contributed/paid-in capital) adalah total jumlah yang disetorkan

ke modal saham-jumlah tersebut diberikan oleh pemegang saham kepada

perseroan untuk digunakan dalam bisnisnya. Modal kontribusi meliputi

pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang beredar dan agio

dikurangi dis agio atas penerbitan saham itu. Modal yang dihasilkan

36

Page 2: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

37

(earnd capital) adalah modal yang dikembangkan jika bisnis berjalan

dengan menguntungkan; modal initerdiri dari semua laba yang tidak

dibagi yang tetap diinvestasikan dalam perusahaan.

Ekuitas pemegang saham adalah perbedaan antara aktiva dan

kewajiban perusahaan. Oleh karena itu, kepentingan pemilik atau

pemegang saham dalam perusahaan seperti Walt Disney Co. Merupakan

suatu kepentingan residu ((residual interest).. Ekuitas pemilik atau

pemegang saham (stockholders’ /owner’ equity) merupakan kontribusi

kumulatif bersih oleh pemegang saham ditambah laba yang telah ditahan.

Sebagai kepentingan residu, ekuitas pemegang saham tidak memiliki

eksistensi diluar aktiva dan kewajiban perusahaan Disney – ekuitas

pemegang saham sama dengan aktiva bersih. ekuitas pemegang saham

bukan merupakan klaim atas aktiva khusus tetapi klaim atas bagian dari

total aktiva. Jumlahnya tidak dapat ditentukan secara spesifik atau tetap,

karena hal itu tergantung pada profitabilitas perusahaan Disney. Ekuitas

pemegang saham bertambah jika perusahaan memperoleh keuntungan,

dan menurun atau hilang jika perusahaan mengalami kerugian”.9

Struktur permodalan perusahaan

a. Modal Dasar (Authorized Capital)

Merupakan jumlah modal maxsimum saham yang dapat

diterbitkan oleh emiten sesuai dengan anggaran dasar perseroan.

Untuk merubah modal dasar, emiten harus merubah anggaran dasar

9 Donald E. Kieso Jerry J. Weygandt Ferry D. Warfield :Akuntansi Intermediate, Edisi ke-12, Jilid, Tahun 2007, hal 305

Page 3: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

38

melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan disahkan oleh Menteri

Kehakiman.

b. Modal Ditempatkan (Subscribe Capital)

Merupakan sebagian dari Modal Dasar yang telah ditentukan

kepemilikannya, namun tidak menjamin bahwa pemiliknya telah

menyetor seluruh kewajibannya.

c. Modal Disetor (paid Up Capital)

Merupakan modal ditempatkan yang telah disetorkan oleh

para pemegang saham. Bilamana seluruh modal ditempatkan telah

disetor seluruhnya oleh para pemegang sahamnya, maka biasanya

dinyatakan sebagai Modal ditempatkan dan disetor penuh (Subscribed

and paid in capital). Untuk perusahaan yang akan Go Public

(menawarkan sahamnya di bursa), Modal ditempatkan wajib untuk

disetor seluruhnya.

d. Modal Dalam Portepel

Biasanya tidak tercantum dalam neraca, adalah merupakan

selisih antara Modal Dasar dengan Modal Ditempatkan.

e. Agio Saham

Selisih antara setoran pemegang saham dengan nilai nominalnya.

Contoh : PT. Bank Negara Indonesia menawarkan kepada masyarakat

untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal Rp. 500,- per

saham dengan harga penawaran Rp. 850,- per saham. Hal ini berarti

setelah penawaran umum PT. BNI’46 akan memiliki Agio Saham

Page 4: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

39

sebesar Rp. 350,- per lembar saham. Dan jika saham baru yang

dikeluarkan adalah 200 juta lembar, maka Agio Sahamnya akan

menjadi Rp. 70 milyar.

f. Laba Ditahan (Retained Earning)

Merupakan penjumlahan laba yang tidak dibagikan sebagai

deviden dari tahun - tahun sebelumnya sampai sekarang. Saldo laba

tidak dibagi sewaktu-waktu dapat diminta sebagai deviden oleh

pemegang sahamnya melalui Rapat Umum Pemegang Saham.10

3.1.2. JENIS-JENIS SAHAM

Perseroan terbatas (PT) dapat menerbitkan satu jenis saham atau

lebih. Bila perseroan hanya menerbit satu jenis saham saja, maka saham-

saham yang diterbitkan itu saham biasa. Jenis-jenis saham yang dapat

diterbitkan oleh perseroan pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua

kelompok, yaitu:

1. Dilihat dari ada/tidaknya nilai nominal aham, maka terdapat dua

jenis saham, yaitu :

a. Saham dengan nilai nominal (par stock), yaitu saham yang

padanya tercantum adanya nilai nominal.

b. Saham tanpa nilai nominal (par stock), yaitu saham yang

padanya tidak tercantum adanya nilai nominal. 10 karun99oni.wordpress.com/2008/01/08/beberapa-istilah-penting-saham/

Page 5: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

40

2. Dilihat dari hak yang melekat pada saham, maka terdapat dua jenis

saham yaitu:

a. Saham biasa (commo stock), yaitu saham yang tidak mempunyai

hak istimewa dalam hal pembagian deviden dan pembagian

kekayaan perusahaan bila perusahaan dilikuidasi. Pembagian hal

untuk saham bisa dilakukan belakangan setelah pembagian hak

saham prioritas.

b. Saham prioritas (prefered stock), yaitu saham yang mempunyai

hak istimewa untuk didahulukan dalam pembagian deviden atau

pembagi kekayaan perusahaan bila dilikuidasi. Deviden saham

prioritas dinyatakan dengan persen tertentu dari nilai nominal

saham. Saham prioritas masih dapat dibedakan dalam beberapa

jenis, yaitu:

1. Dilihat dari bisa/tidaknya dikonversikan menjadi saham

biasa, maka terdapat dua saham prioritas, yaitu; 1) saham

prioritas yang dapat dikonversikan menjadi saham biasa

(convertible prefered stock), dan 2) saham prioritas yang

tidak bisa dikonversikan menjadi saham biasa (unconvertible

prefered stock).

2. Dilihat dari kumulatif tidaknya, maka terdapat dua jenis

saham prioritas, yaitu; 1) saham prioritas kumulatif, dan 2)

saham prioritas tidak kumulatif. Saham prioritas kumulatif

adalah saham prioritas yang mempunyai hak untuk

Page 6: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

41

dibayarkan terlebih dahulu dalam hal pembagian deviden

atau kekayaan perusahaan bila dilikuidasi. Bila deviden

untuk suatu periode tidak dapat dibayarkan maka deviden

tersebut harus dibayarkan terlebih dahulu pada periode

berikutnya. Sedangkan saham prioritas tidak kumulatif akan

mendapatkan pembagian deviden atau kekayaan perusahaan

bila dilikuidasi setelah dibayarkannya seluruh hak saham

prioritas kumulatif, dan apabila deviden tersebut tidak perlu

dibayar pada periode berikutnya (hangus).

3. Dilihat dari patisipasi tidaknya maka terdapat 2 jenis saham

prioritas, yaitu; 1) saham prioritas tidak berpatisipasi, dan 2)

saham prioritas berpatisipasi.

Saham prioritas yang dinyatakan tidak berpartisipasi

akan menerima deviedn hanya sebesar persentae yang telah

dinyatakan dalam lembar saham. Sedangkan saham prioritas

yang dinyatakan berpartisipasi disamping berhak menerima

deviden sebesar persentase yang tercatum dalam lembar

saham juga berhak atas sisa deviden setelah dibayarkn

deviden saham biasa sebesar prosentase saham prioritas.

Besarnya tambahan hak atas sisa tergantung pada besarnya

pernyataan tingkat pertisipasi saham prioritas yang

bersangkutan. Misalnya dinyatakan berpartisipasi penuh,

maka saham prioritas akan mendapatkan hak yang sama

Page 7: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

42

dengan saham biasa. Atau misal dinyatakan berpartisipasi

sebagian (misalnya 15%), maka disamping mendapatkan hak

deviden sebesar presentase yang dinyatakan juga berhak atas

sisa sehingga keseluruhan penerimaan hak deviden sebesar

tingkat partisipasinya”.11

3.1.3. LABA DITAHAN

Sumber dasar laba ditahan (retained earnings) - laba yang

ditahan untuk digunakan dalam bisnis aktivitas bisnis adalah laba

operasi. Pemegang saham akan menanggung resiko terbesar dalam

operasi perusahaan dan memikul setiap kerugian atau mendapat

keuntungan dari aktivitas perusahaan. Setiap laba yang tidak dibagikan

kepada para pemegang saham akan menjadi tambahan ekuitas pemegang

saham. Laba bersih berasal dari berbagai sumber laba yang dapat

dipertimbangkan, termasuk dari operasi utama perusahaan (seperti

manufaktur dan penjualan produk tertentu), ditambah setiap kegiatan

yang bersifat meniadakan (seperti menghapus penyewaan ruang kantor

yang tidak terpakai), ditambah hasil dari pos-pos luar biasa serta tidak

biasa lainnya. Semua hal ini dapat menambahkan laba bersih yang

kemudian akan meningkatkan laba ditahan. Pos-pos umum yang

menaikan atau menurunkan laba ditahan digambarkan dalam akun

berikut ini : 11 Amad Syafei’i Syakur, Intermediate Accouting, hal 332.

Page 8: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

43

Retained Earnings 1 Net loss 1 Net income

2 Prior period adjustment (error corrections) 2

Prior period adjustment (error corrections)

And certain changes in accounting principle

and certain changes in accounting principle

3 Cash or scrip dividends 3Adjustment due to quasi-reorganization.

4 Stock dividends 5 Some treasury stock transactions Sumber : Kieso, Weygandt & Warfield : Intermidiate Accounting, Weley & Sons. Edisi ke-10, tahun 2001, hal. 812.

3.1.4. DIVIDEN

Kebijakan dividen merupakan salah satu faktor penting yang

harus diperhatikan oleh manajemen dalam mengelola perusahaan. Hal

ini karena kebijakan dividen memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap banyak pihak, baik perusahaan yang dikelola itu sendiri,

maupun pihak lain seperti pemegang saham dan kreditur. Bagi

perusahaan, pembagian dividen akan mengurangi kas perusahaan

sehingga dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan operasi maupun

investasi akan berkurang. Bagi pemegang saham, dividen merupakan

Page 9: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

44

satu bentuk pengembalian atas investasi mereka. Sedangkan bagi

kreditur, pembagian dividen merupakan salah satu signal positif bahwa

perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar bunga dan pokok

pinjaman. Masyarakat umum juga memandang bahwa perusahaan yang

mampu membayar dividen sebagai perusahaan yang memiliki

kredibilitas.

Mengingat dampak yang signifikan tersebut maka rencana

pembagian dividen oleh manajemen harus didasari dengan pertimbangan

yang seksama, yaitu dengan memperhatikan sekurang-kurangnya aspek

keuangan dan aspek hukum. Aspek keuangan wajib diperhatikan karena

pembagian dividen tidak dapat dilepaskan dari faktor-faktor keuangan

yang antara lain mencakup kemampuan keuangan perusahaan, proyeksi

usaha perusahaan dan harapan pemegang saham secara ekonomi untuk

mendapatkan tingkat pengembalian dari investasi mereka. Aspek hukum

wajib diperhatikan karena pembagian dividen harus dilaksanakan sesuai

dengan peraturan dan perundangan-undangan yang berlaku. Meskipun

tujuannya adalah meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, namun

apabila pembagian dividen dilaksanakan tanpa memperhatikan

ketentuan yang berlaku maka dapat berdampak negatif baik bagi

manajemen dan perusahaan, maupun bagi pemegang saham.

Page 10: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

45

A. Aspek Keuangan

Berikut ini adalah beberapa hal terkait dengan aspek keuangan yang

harus diperhatikan dalam melakukan kebijakan dividen.

Likuiditas perusahaan

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh

kewajiban jangka pendek ataupun mendanai kegiatan operasional perusahaan.

Semakin tinggi tingkat likuiditas suatu perusahaan semakin tinggi pula

kemampuan perusahaan tersebut melakukan pembagian dividen tunai.

Sebaliknya, semakin rendah likuiditas perusahaan semakin kecil kemampuan

perusahaan untuk memberikan dividen tunai.

Tingkat pertumbuhan perusahaan

Tahapan perkembangan suatu perusahaan dapat dikelompokkan menjadi

beberapa kelompok, antara lain growth, mature, dan decline. Pada tahap growth,

perusahaan memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi, baik melalui ekspansi

maupun aksi korporasi lainnya. Pada tahap ini perusahaan membutuhkan dana

yang besar untuk menopang tingkat pertumbuhan tersebut. Oleh karena itu, dalam

hal manajemen memandang bahwa perusahaan memiliki atau berpotensi untuk

memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi maka alokasi kelebihan dana ditujukan

pertama kali untuk menunjang pertumbuhan tersebut. Sebaliknya jika manajemen

memandang bahwa perusahaan berada pada tahap mature atau decline maka akan

Page 11: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

46

lebih bermanfaat untuk melakukan pembagian dividen yang lebih tinggi.

Preferensi pemegang saham: dividen vs capital gain

Preferensi pemegang saham, apakah lebih memilih dividen atau capital

gain, merupakan hal penting yang harus dipertimbangkan oleh manajemen dalam

memutuskan untuk membagi dividen. Hal ini karena keuntungan yang diperoleh

pemodal atas investasi pada saham selalu berasal dari salah satu atau kedua hal

tersebut. Berbeda dengan dividen yang merupakan pengembalian dari perusahaan,

capital gain adalah pengembalian yang didapat pemegang saham dari

perdagangan atas saham yang dimilikinya. Seorang pemodal akan menikmati

keuntungan berupa capital gain apabila harga jual saham lebih tinggi dari harga

belinya. Sebaliknya, pemodal tersebut akan mengalami kerugian, atau capital loss,

apabila harga jual saham lebih rendah dari harga belinya.

Harga pasar saham

Harga pasar saham juga merupakan hal yang relevan untuk diperhatikan

oleh manajemen dalam menentukan kebijakan dividen. Dalam hal manajemen

merasa bahwa sahamnya tidak likuid karena harga pasar yang sangat tinggi, maka

manajemen dapat memutuskan untuk melakukan pembagian dividen dalam

bentuk saham. Pembagian dividen saham dapat memberikan beberapa keuntungan

bagi perusahaan seperti saham perusahaan akan menjadi lebih likuid dan

kewajiban pembayaran dividen dapat terpenuhi tanpa mengurangi kas perusahaan.

Page 12: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

47

Namun demikian bukan berarti tidak terdapat risiko dalam melakukan

pembagian dividen saham. Penambahan jumlah saham beredar memang

menyebabkan saham yang tidak likuid karena harga yang terlalu tinggi menjadi

lebih likuid. Namun apabila penambahan saham tersebut terlalu besar maka nilai

saham tersebut bisa menjadi sangat rendah sehingga dapat merugikan pemegang

saham. Dalam hal manajemen memandang bahwa harga pasar saham terlalu

rendah maka manajemen dapat melakukan pembelian kembali (buy back) saham.

Dengan buy back saham, maka saham yang beredar di pasar akan semakin

berkurang sehingga harganya akan meningkat. Dengan peningkatan harga

tersebut maka buy back saham akan memberikan keuntungan bagi pemegang

saham dalam bentuk capital gain.

Dalam prakteknya, faktor-faktor yang terkait dengan aspek keuangan

tersebut di atas tidak berdiri sendiri akan tetapi saling terkait. Sebagai contoh,

walaupun perusahaan mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi, manajemen

dapat memutuskan untuk melakukan pembagian dividen yang tinggi. Hal ini

dimungkinkan misalnya jika perusahaan mempunyai akses yang baik pada pasar

keuangan dimana kebutuhan dana dapat terpenuhi melalui penerbitan efek

ataupun pinjaman. Hal yang sama juga terjadi pada perusahaan yang memiliki

banyak kewajiban. Perusahaan dapat melakukan perpanjangan kewajiban tersebut

ataupun dengan melakukan konversi hutang menjadi modal sehingga kebutuhan

dana untuk pembayaran kewajiban menjadi lebih rendah.

Page 13: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

48

B. Aspek Hukum

Disamping memperhatikan aspek keuangan, pembagian dividen juga

harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Di Indonesia, peraturan

perundang-undangan yang perlu diperhatikan dalam pembagian dividen adalah

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dan bagi

perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia juga wajib memperhatikan

Peraturan Bursa Efek Indonesia No. II-A tentang Perdagangan Efek. Pada intinya

peraturan-peraturan tersebut dimaksudkan sebagai bagian dari perlindungan

modal perusahaan, keterbukaan informasi bagi pemegang saham dan kesempatan

bagi pemodal untuk memperdagangkan saham-saham yang mengandung dividen

(setelah RUPS memutuskan untuk membagi dividen sampai dengan tanggal

daftar pemegang saham yang berhak menerima dividen).

Berikut ini adalah beberapa hal terkait dengan aspek hukum yang

perlu diperhatikan oleh manajemen dalam melakukan pembagian dividen.

Kondisi yang harus dipenuhi untuk membagi dividen

Sehubungan dengan kondisi yang harus dipenuhi dalam membagi

dividen, terdapat persyaratan yang berbeda bagi dividen yang dibagikan setelah

tahun buku berakhir dengan dividen yang dibagikan sebelum tahun buku

Perseroan berakhir (untuk selanjutnya dividen yang dibagikan sebelum tahun

buku berakhir disebut dengan dividen interim).

Page 14: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

49

1. Dividen setelah tahun buku berakhir

Dalam melakukan pembagian dividen setelah tahun buku berakhir,

Perseroan harus memenuhi 2 (dua) persyaratan. Pertama, Perseroan wajib

memiliki saldo laba yang positif. Kedua, Perseroan wajib memiliki cadangan

yang mencapai paling sedikit 20% dari jumlah modal yang ditempatkan

dan disetor.

Kewajiban untuk memiliki saldo laba positif ini diatur dalam ayat 3

pasal 7 Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas. Kewajiban ini dipertegas

dalam penjelasan ayat tersebut yang menyatakan bahwa “dalam hal laba

bersih Perseroan dalam tahun buku berjalan belum seluruhnya menutup

akumulasi kerugian Perseroan dari tahun buku sebelumnya, Perseroan tidak

dapat membagikan dividen karena Perseroan masih mempunyai saldo laba

bersih negatif”. Adapun kewajiban untuk memiliki cadangan paling sedikit

20% dari jumlah modal yang disetor dan ditempatkan diatur dalam ayat 3

pasal 70 Undang-Undang tentang PerseroanTerbatas. Kedua persyaratan

tersebut terkait dengan logika bisnis yang normal, dimana perusahaan hanya

dapat membagi laba apabila memang memiliki saldo laba dan dalam

rangka menutup kerugian yang mungkin dialami dimasa yang akan

datang maka perusahaan harus menyisihkan sebagian keuntungannya

sebagai cadangan.

2. Dividen Interim

Page 15: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

50

Dalam melakukan pembagian dividen interim, maka disamping

wajib memenuhi 2 (dua) persyaratan yang berlaku dalam pembagian dividen

setelah tahun buku berakhir, Perseroan juga wajib memenuhi 3 (tiga)

persyaratan berikut. Pertama, pembagian dividen interim diatur dalam

anggaran dasar Perseroan. Kedua, pembagian dividen interim tidak

menyebabkan kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil daripada

jumlah modal ditempatkan dan disetor ditambah cadangan wajib. Ketiga,

pembagian dividen interim tidak mengganggu atau menyebabkan Perseroan

tidak dapat memenuhi kewajibannya pada kreditor atau mengganggu

kegiatan Perseroan.

Terkait dengan kondisi yang wajib dipenuhi dalam melakukan

pembagian dividen, walaupun perusahaan bersaldo laba negatif tidak dapat

membagi dividen bukan berarti manajemen harus menunggu sampai laba

bersih perusahaan cukup banyak untuk menutup saldo laba negatif tersebut.

Perusahaan dapat menutup saldo laba negatif tersebut dengan melakukan

Kuasi Reorganisasi. Melalui Kuasi Reorganisasi ini seluruh aktiva dan

kewajiban perusahaan dinilai kembali dan selisih penilaian kembali tersebut

digunakan untuk menutup saldo laba negatif. Kuasi Reorganisasi ini diatur

dalam Peraturan Bapepam No.IX.L.1 tentang Kuasi Reorganisasi.

Page 16: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

51

Persetujuan Organ Perseroan

Seperti halnya dengan kondisi yang harus dipenuhi oleh Perusahaan untuk

melakukan pembagian dividen, ketentuan mengenai organ perseroan yang berhak

menyetujui pembagian dividen juga dibedakan antara pembagian dividen setelah

tahun buku berakhir dan dividen interim.

Pembagian dividen setelah tahun buku berakhir wajib mendapat

persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham terlebih dahulu. Sedangkan

pembagian dividen interim, sepanjang memenuhi kondisi yang telah disebutkan

pada butir i di atas, cukup ditetapkan berdasarkan keputusan direksi setelah

memperoleh persetujuan Dewan Komisaris. Dalam hal setelah tahun buku

berakhir ternyata Perseroan menderita kerugian, maka dividen interim yang telah

dibagikan harus dikembalikan oleh pemegang saham kepada Perseoan. Apabila

pemegang saham tidak dapat mengembalikan dividen interim tersebut, maka

Direksi dan Dewan Komisaris bertanggung jawab secara tanggung renteng atas

kerugian Perseroan yang diderita sebagai akibat dari pembayaran dividen interim.

Adapun alasan pembagian dividen interim dapat dilakukan cukup dengan

keputusan direksi adalah karena sumber dananya hanya berasal dari laba bersih

tahun yang sedang berjalan sehingga jumlahnya lebih terbatas.

Jadwal pembagian dividen

Untuk perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, setelah rencana

pembagian dividen mendapat persetujuan RUPS maka manajemen wajib

menyampaikan laporan mengenai hasil RUPS yang memuat keterangan-

Page 17: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

52

keterangan mengenai pembagian dividen kepada Bursa dalam jangka waktu

selambat-lambatnya 2 (dua) hari bursa setelah RUPS diselenggarakan. Dalam hal

Perseroan bermaksud untuk membagikan dividen interim maka wajib

menyampaikan hasil rapat direksi yang menyangkut pembagian dividen interim

selambat-lambatnya dalam jangka waktu 2 (dua) hari bursa setelah rapat direksi

dimaksud.

Selanjutnya bursa akan mengumumkan hasil RUPS atau rapat direksi

tersebut selambat-lambatnya pada hari bursa berikutnya setelah pemberitahuan

diterima oleh Bursa. Tanggal pencatatan saham dalam daftar pemegang saham

untuk penetapan hak pemegang saham guna menerima dividen wajib dilakukan

paling cepat 16 hari bursa sejak pengumuman oleh bursa. Hal ini dimaksudkan

agar terdapat kesempatan bagi pemodal untuk mentransaksikan saham-saham

tersebut sebelum periode saham yang mengandung dividen tersebut berakhir.

Selanjutnya, pelaksanaan pembagian dividen wajib dilakukan selambat-lambatnya

10 hari bursa setelah tanggal pencatatan dalam daftar pemegang saham guna

penetapan pemegang saham yang berhak menerima dividen.

Demikianlah beberapa hal terkait dengan aspek keuangan dan aspek

hukum yang perlu diperhatikan dalam menentukan kebijakan dividen. Hal-hal

tersebut penting diketahui oleh manajemen karena segala kegiatan perusahaan

tidak dapat dilepaskan dari aspek keuangan dan aspek hukum”.12

12 I Made B. Tirthayartra, Ludy Arlianto, diterbitkan di Warta Bapepam-LK, Edisi Juli 2008

Page 18: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

53

Jenis-jenis Dividen

Pembagian dividen umumnya didasarkan atas akumulasi laba (yaitu laba

ditahan) atau atas beberapa pos modal lainnya seperti tambahan modal disetor.

Dividen memiliki jenis sebagai berikut:

1. Dividen tunai

2. Dividen properti (dividend in kind)

3. Dividen likuidasi

4. Dividen saham

3.2 KUASI REORGANISASI

Kuasi reorganisasi adalah suatu cara penyehatan kembali atas laporan

keuangan. Biasanya dilakukan apabila perusahaan dalam jangka waktu tertentu

mengalami kerugian terus-menerus dan pemegang saham menghendaki adanya

manajemen dan situasi operasi yang baru. Sehingga perlu dilakukan kuasi

reorganisasi.

Syarat dilakukannya kuasi-reorganisasi adalah:

1. Disetujui rapat pemegang saham.

2. Seluruh aktiva harus disesuaikan kedalam nilai yang wajar.

3. Nilai saham diturunkan ke dalam nilai yang lebih rendah sampai dengan

cukup untuk menutup defisit.

Page 19: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

54

4. Penurunan nilai saham dibebankan ke dalam rekening agio saham

sebelum ditutupkan kedalam rekening laba yang ditahan.

5. Selisih penyesuaian aktiva perusahaan dibebankan langsung kedalam

rekening laba yang ditahan.

6. Setelah kuasi reorganisasi, rekening laba ditahan harus menunjukan saldo

nol.

7. Rekening laba yang ditahan dengan saldo nol harus diberi tanggal

diadakannya kuasi reorganisasi selama 8 tahun.13

Sesuai dengan Undang-Undang perseroan terbatas (PT) menyatakan

bahwa suatu perusahaan yang mempunyai saldo laba ditahan negatif atau defisit

maka perusahaan tersebut tidak boleh mengumumkan serta melakukan

pembayaran dividen kepada para pemegang saham selama modal disetor

perusahaan menurun karena defisit. Kondisi perusahaan dengan saldo debit pada

akun laba ditahan harus mengakumulasi laba yang memadai untuk meniadakan

(offset) defisit sebelum dividen boleh dibayarkan.

Kondisi ini tentunya akan sangat menyulitkan perusahaan dan para

pemegang saham untuk dapat melaksanakan pembagian dividen, karena para

pemegang saham harus menunggu sampai laba cukup besar agar dapat

diakumulasikan untuk menutup defisit laba ditahan. Tentunya yang menjadikan

pertanyaan adalah sampai kapan perusahaan dapat memperoleh laba untuk

menutup defisit tersebut, sedangkan pada masa yang akan datang sulit diramalkan 13 Dr. Mas’ud Machfoedz, M.B.A., Akt. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 2, Hal. 302.

Page 20: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

55

bahwa kondisi perusahaan akan membaik atau malah akan semakin buruk

keadaannya.14

Oleh karena itu, suatu perusahaan yang mempunyai keuntungan usaha

setiap tahun namun memerlukan waktu yang cukup lama agar akumulasi

keuntungan itu dapat menutup defisit laba ditahan, sedangkan dimasa mendatang

rencana operasional perusahaan dalam waktu yang tidak terlalu lama dapat

dicapai dengan baik, maka perusahaan dapat melakukan eliminasi defisit yang

terpaksa dilakukan lewat kuasi-reorganisasi. Lebih jelasnya kuasi-reorganisasi

adalah suatu prosedur eliminasi defisit yang memperbolehkan perusahaan

melanjutkan usaha dengan cara seolah-olah sama seperti reorganisasi secara

hukum tanpa kesulitan dengan biaya-biaya dan kerumitan reorganisasi legal. 15

Secara teoritis Schroder & Clark (1998:681-682) menyebutkan latar

belakang suatu perusahaan yang menderita kerugian berkepanjangan selama

bertahun-tahun akan kesulitan untuk menarik modal baru. Para kreditur dan

pemegang saham ingin selalu menerima hasil (imbal balik) dari investasinya,

namun tahun-tahun yang tidak menguntungkan membatasi kemampuan

perusahaan untuk membayar bunga atau dividen.

Suatu kuasi-reorganisasi akan memberikan kemampuan bagi perusahaan

untuk membayar dividen lebih cepat dari yang seharusnya dan dapat

mempengaruhi harga pasar perusahaan dibandingkan jika tidak dilakukan kuasi-

14 Undang-Undang Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007 pasal 71 15 PSAK No. 51 (Revisi 2003) Definisi paragraf 09

Page 21: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

56

reorganisasi. Karenanya suatu perusahaan yang tidak dapat membayar dividen

karena laba ditahan yang negatif akan dapat menambah modal baru dengan cara

yang ekonomis jika perusahaan tersebut sudah lebih dahulu melakukan kuasi-

reorganisasi. Hal ini menguatkan pernyataan Modigliani dan Miller yang dikutip

Schroder & Clark bahwa ”pembayaran dividen yang sesungguhannya tidak

mempengaruhi nilai pasar suatu perusahaan, sedangkan kemampuan membayar

dividen memang mempengaruhi pasar.”

Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam melakukan kuasi-

reorganisasi menurut Schroeder & Clark (1998:682) adalah:

1. Aktiva diturunkan nilainya pada nilai wajarnya terhadap laba ditahan atau

tambahan modal disetor.

2. Defisit laba ditahan dieliminasi terhadap tambahan modal disetor atau modal

resmi (legal).

3. Saldo laba ditahan sebesar nol diberi tanggal dan tanggal ini harus

dipertahankan sampai keadaan tersebut kehilangan maknanya (biasanya 5

tahun sampai 10 tahun ).

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 21

menggambarkan kuasi-reorganisasi dari sudut latar belakang dan lebih

menekankan pada penilaian kembali (penurunan) nilai aktiva tetap semata dan

nominal saham, sedang pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 51

lebih menekankan pada proses reorganisasinya dan menekankan penilaian

kembali bukan saja pada akun-akun aktiva tetapi termasuk juga akun-akun

kewajiban.

Page 22: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

57

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor. 51 tentang Akuntansi

kuasi-reorganisasi yang telah disetujui dalam rapat Komite Standar Akuntansi

Keuangan pada tanggal 19 Juni 1998 dan telah disahkan oleh Pengurus Pusat

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 15 Juli 1998.

PSAK Nomor 51 pada paragraf 01 mengungkapkan latar belakang

diperbolehkannya dilakukan Kuasi Reorganisasi. Kerugian berulang atau

kerugian besar yang diderita suatu perusahaan bisa menyebabkan timbulnya saldo

negatif atau defisit. Perusahaan dalam kondisi defisit mungkin akan mengalami

kesulitan dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Kreditur, investor, dan

pemasok bahan baku mungkin memandang perusahaan semacam ini memiliki

risiko yang tinggi sehingga cenderung menghindarinya.

Yang lebih buruk bila defisit yang terjadi menyebabkan perusahaan

melanggar perjanjian kredit (debt covenant) tertentu. Misalnya yang

mengharuskan perusahaan mempertahankan saldo laba positif, sehingga

diharuskan segera membayar kewajibannya. Hal-hal semacam ini bisa mendorong

perusahaan ke arah kebangkrutan, meskipun mungkin dari segi prospek bisnis,

perusahaan masih memiliki peluang untuk hidup dan berkembang pada masa

mendatang.16

PSAK Nomor 51 pada paragraf 02 menyebutkan kuasi-reorganisasi

merupakan prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi

ekuitasnya dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aktiva dan

kewajibannya, tanpa melalui reorganisasi secara hukum. Dengan ini diharapkan 16 PSAK No. 51 (Revisi 2003) pendahuluan paragraf 01

Page 23: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

58

perusahaan bisa meneruskan usahanya secara lebih baik, seolah-olah seperti mulai

dari awal yang baik (fresh start), dengan neraca yang menunjukan nilai sekarang

dan tanpa dibebani defisit.17

PSAK Nomor 51 pada paragraf 03 kuasi-reorganisasi hanya boleh

dilakukan bila terdapat keyakinan yang cukup bahwa setelah kuasi-reorganisasi

perusahaan akan bisa mempertahankan status kelangsungan usahanya (going

concern) dan berkembang dengan baik. Meskipun operasi perusahaan defisit di

masa lalu, tetapi masih memiliki prospek baik di masa mendatang. Prospek ini

bisa timbul dari pengembangan produk dan pasar baru, masuknya grup

manajemen baru, atau adanya peningkatan kondisi perekonomian yang dapat

mendorong peningkatan hasil operasi. Keadaan going concern ini memiliki

implikasi bahwa perusahaan yang sedang menghadapi tuntutan kepailitan dari

krediturnya tidak diperkenankan untuk melakukan kuasi-reorganisasi.18

PSAK Nomor 51 paragraf 04 menunjukan bahwa kuasi-reorganisasi

(quasi-reorganization) dibedakan dengan true-reorganization, atau yang lazim

disebut corporate restructuring, dalam hal keberadaan arus dana secara nyata.

Dalam true reorganization ada kemungkinan untuk mengubah kewajiban menjadi

ekuitas, mengubah tanggal jatuh tempo dan tingkat bunga kewajiban, mengurangi

tunggakan bunga atau menunda pembayarannya, mengubah golongan saham, atau

menyuntikkan dana segar dalam mewujudkan modal saham dan/atau kewajiban.

17 Sumber: PSAK No. 51 (Revisi 2003) Pendahuluan paragraf 02 18 Sumber: PSAK No. 51 (revisi 2003) Pendahuluan paragraf 03

Page 24: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

59

Dalam kuasi-reorganisasi arus dana yang nyata seperti itu tidak ada, yang ada

adalah penilaian kembali seluruh aktiva dan kewajiban pada nilai wajarnya dan

penghapusan defisit ke tambahan modal setoran dan modal saham . Karena itu

reorganisasi semacam ini ini disebut reorganisasi semu. Tujuan utamanya adalah

untuk menghilangkan defisit dan menampilkan aktiva dan kewajiban pada nilai

sekarang.

Jadi kuasi-reorganisasi sama sekali tidak melakukan tindakan nyata seperti

mengubah tanggal jatuh tempo atau tingkat suku bunga, tidak ada arus kas dana

secara nyata yang berupa modal atau hutang. PSAK nomor 51 memperbolehkan

kuasi -reorganisasi murni tanpa ada pemasukan modal baru (segar).

PSAK Nomor 51 paragraf 05 menyebutkan bahwa kuasi-reorganisasi bisa

berdiri sendiri atau dibarengi dengan corporate restructuring, dengan masuknya

investor baru. Sebagai contoh apabila dalam satu kuasi-reorganisasi akun

tambahan modal setoran dan modal saham tidak mampu menyerap defisit, maka

true-reorganization dengan jalan menambah modal setoran harus dilakukan.

PSAK Nomor 51 pada paragraf 09 mengemukakan tentang pengertian dan

istilah-istilah dibawah ini harus dipahami dalam kaitannya dengan pernyataan

standar ini.

a) Kuasi-reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara

hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan

kewajiban pada nilai yang wajar dan mengeliminasi saldo defisit.

b) Tambahan modal setoran adalah seluruh dana yang diperoleh perusahaan

dari transaksi modal, selain modal saham yang dicatat sebesar nilai

Page 25: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

60

nominal. Agio saham (paid in capital in excess of par) dan selisih harga jual

kembali treasury stock dari harga perolehannya (paid in capital from treasury

stock) merupakan contoh dari tambahan modal setoran.

PSAK Nomor 51 pada paragraf 10 perihal Pengakuan dan Pengukuran,

kuasi -reorganisasi bukan sekedar cara untuk menampilkan posisi keuangan yang

lebih baik dengan cara penghapusan (eliminasi) defisit. Kuasi-reorgnisasi

merupakan cara untuk menyelamatkan perusahaan yang terbebani dengan defisit

yang material, sementara perusahaan tersebut sesungguhnya memiliki prospek

usaha yang baik.

PSAK Nomor 51 paragraf 11 syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh suatu

perusahaan untuk melakukan kuasi-reorganisasi adalah:

a) Perusahaan mengalami defisit dalam jumlah yang material;

b) Perusahaan harus memiliki status kelancaran usaha dan memiliki prospek

yang baik pada saat kuasi-reorganisasi dilakukan;

c) Perusahaan tidak sedang menghadapi permohonan kepailitan;

d) Tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku; dan

e) Saldo ekuitas sesudah kuasi-reorganisasi harus positif.

Sehingga pada PSAK Nomor 51 paragraf 11 mengenai syarat-syarat

kuasi -reorganisasi tersebut diatas dapat dijelaskan lebih jauh bahwa:

1. Perusahaan Mengalami Defisit modal dalam jumlah yang material, dalam

PSAK Nomor 51 tidak memberikan penjelasan lebih lanjut tentang masing-

masing dari ke lima syarat-syarat kuasi-reorganisasi tersebut. Apapun bentuk

badan hukumnya tidak dipermasalahkan, dan jumlah materialitas defisit tidak

Page 26: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

61

dikaitkan dengan besarnya tambahan modal setoran. Syarat pertama hanya

mensyaratkan materialitas, tidak perlu apakah kejadiannya berulang atau

berturut-turut selama beberapa tahun. Tetapi pendahuluan dalam PSAK

Nomor 51 terjadinya defisit kerugian berulang atau kerugian besar, yang

materialitasnya dapat dimengerti batasannya secara akuntansi.

2. Syarat Kelancaran Usaha dan Adanya Kuasi-Reorganisasi

Ketentuan mengenai status kelancaran usaha dari Badan Pengawas Pasar

Uang dan Modal mensyaratkan ketentuan yang lebih spesifik dibandingkan

dengan PSAK Nomor 51. untuk memenuhi asas keterbukaan informasi, yang

melakukan Kuasi Reorganisasi harus mengungkapkan hasil analisis

manajemen terhadap penyebab kerugian yang signifikan disertai dengan

penanggulangannya. Persyaratan mengharuskan manajemen harus mampu

menggambarkan langkah-langkah yang lebih nyata dimasa yang akan datang

tentang kelangsungan hidup perusahaan yang melakukan kuasi-reorganisasi.

Penjelasan tersebut diatas sesuai dengan ketentuan yang disebut pada

paragraf 03 Accounting Research Bulletin Nomor 43 Bab 7A, yang

menekankan jika perusahaan memperkirakan masih mengalami kerugian

terus, jangan melakukan Kuasi Reorganisasi. Hal ini sekaligus menguatkan

ketentuan terakhir dari PSAK Nomor 51, bahwa saldo ekuitas sesudah kuasi-

reorganisasi harus positif. Kalau kinerja sesudah Kuasi Reorganisasi masih

negatif, maka tujuan dari kuasi-reorganisasi tidak tercapai. Itu sebabnya syarat

Page 27: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

62

ini sangat menentukan sebelum mengambil keputusan melakukan kuasi-

reorganisasi.

3. Tidak Sedang Menghadapi Permohonan Kepailitan

Kondisi perekonomian Indonesia pada era tahun 1997 telah

menimbulkan kesulitan yang sangat besar terhadap perekonomian nasional

terutama kemampuan dunia usaha dalam mempertahankan kelangsungan

usahanya. Bahkan kemampuan dari dunia usaha untuk dapat memenuhi

kewajiban pembayaran kepada para kreditur, supplier (pemasok) mengalami

hambatan. Karena situasi dan kondisi dan infrastruktur perekonomian

Indonesia pada tahun 1997 menyebabkan Undang-Undang tentang kepailitan

atau Faillissement Verordening yang diundang dalam staat blad tahun 1905

nomor 217 juncto staatsblad tahun 1906 nomor 348 tersebut jarang

dimanfaatkan. Untuk itu maka diterbitkan Peraturan Pemerintah atau Undang-

Undang Kepailitan sebagai langkah penyempurnaan terhadap Undang-

Undang Kepailitan yang sudah ada untuk memenuhi kebutuhan yang

mendesak, yaitu dengan telah disyahkanya Undang-Undang Nomor 37 Tahun

2004 tentang Kepailitan dan penundaan Kewajiban Pembayaran Utang pada

tanggal 8 Oktober 2004.

4. Tidak Bertentangan Dengan Peraturan Perundangan Yang Berlaku

Ketentuan keempat paragraf 11 PSAK Nomor 51 yang mengatakan

Kuasi Reorganisasi tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang

berlaku tidak mendapat penjelasan lebih lanjut dalam PSAK 51 tersebut.

Namun pada PSAK Nomor 21 tentang Akuntansi Ekuitas pada paragraf 43

Page 28: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

63

secara specifik mengatakan : ”Kuasi-reorganisasi merupakan prosedur

penataan kembali ekuitas yang dilakukan dalam hal perusahaan menderita

kerugian terus menerus dan terdapat defisit dalam jumlah yang sanngat

materiil. Tindakan ini harus didasarkan atas keputusan formal pemegang

saham”.

5. Saldo Ekuitas Sesudah Kuasi-Reorganisasi Harus Positif

Persyaratan ini dapat terpenuhi tergantung pada kemampuan

manajemen membuat perencanaan kedepan, yaitu melalui SWOT (Strengths,

Weaknesses, Opportunities, Threats) dan alat-alat perencanaan yang lain

sehingga dihasilkan rencana operasi yang lebih realistis aktual dan hasilnya

dapat memenuhi harapan yang direncanakan.

PSAK Nomor 51 paragraf 14 sampai dengan 17 menyinggung mengenai

penilaian aktiva dan kewajiban secara singkat saja tidak ada penjelasan tambahan

kecuali memberikan contoh empat teknik penilaian. Pernyataan terebut adalah

sebagai berikut :

”14. Dalam melakukan kuasi-reorganisasi aktiva dan kewajiban harus

dinilai kembali dengan nilai wajar”.

”15. Nilai wajar aktiva dan kewajiban ditentukan sesuai dengan nilai

pasar. Bila nilai pasar tidak tersedia, estimasi nilai wajar dilakukan dengan

mempertimbangkan harga aktiva sejenis dan tehnik penilaian yang paling sesuai

dengan karakteristik aktiva dan kewajiban yang bersangkutan”.

Page 29: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

64

Beberapa contoh teknik penilaian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Nilai sekarang (present value) atau arus kas diskonto (discounted cash flow)

dengan mempertimbangkan tingkat resiko yang dihadapi;

b. Model penentuan harga opsi (option-pricing models);

c. Penentuan harga matriks (matrix pricing) dan

d. Analisis fundamental (fundamental analysis).19

Penjelasan PSAK No. 51 paragraf 18,19:

Setelah perusahaan selesai melakukan kuasi-reorganisasi maka saldo laba

ditahan menjadi nol. Meskipun hal tersebut merupakan perbaikan atas defisit pada

saldo laba ditahan tetapi tetap tidak memberikan kesan baik bagi investor. Dengan

saldo laba ditahan positif sesuai dengan Undang-Undang perseroan terbatas maka

dimungkinkan perusahaan untuk dapat melakukan pembagian dividen.

Adapun isi paragraf tersebut adalah:

”18. Perusahaan harus menyusun neraca per tanggal kuasi-reorganisasi,

neraca ini harus dibandingkan dengan neraca sebelum kuasi-reorganisasi”.

”19. Untuk laporan keuangan tahunan harus menyajikan neraca akhir

periode sebelum Kuasi Reorganisasi, neraca per tanggal kuasi-reorganisasi dan

neraca akhir periode terakhir”.

19 PSAK No. 51 (Revisi 2003) paragraf 15

Page 30: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

65

Dapat disimpulkan bahwa PSAK Nomor 51 mensyaratkan bahwa untuk

menyusun laporan keuangan dalam rangka kuasi-reorganisasi, ada tiga tanggal

penting yang harus diungkapkan, yaitu:

a. Neraca akhir periode sebelum kuasi-reorganisasi

b. Neraca per tanggal kuasi-reorganisasi dan

c. Neraca akhir periode terakhir

Segera sesudah kuasi-reorganisasi dilakukan, saldo laba ditahan

menjadi nol. Walaupun hal itu merupakan perbaikan atas defisit, saldo nol pada

laba ditahan tidak memberikan kesan yang baik. Hanya perusahaan yang dengan

laba ditahan positif dapat mengumumkan deviden non-likwidasi. Karena itu,

menurut Gibson (1988:84) menggunakan tanggal selain tanggal akhir tahun fiskal

adalah menguntungkan dalam kuasi-reorganisasi. Jika perusahaan menghasilkan

laba sebelum akhir tahun, laba ditahan akan positif dan kemungkinan pembagian

deviden.

Menurut Accounting Research Bulletin (ARB) Nomor 43 Bab VA,

menyatakan bahwa tanggal kuasi-reorganisasi tersebut harus diusahakan sedekat

mungkin dengan diperolehnya persetujuan dari pemegang saham, namun juga

jangan mendekati tanggal penutupan tahun fiskal. Selanjutnya ARB Nomor 43

Bab V A dan ARB Nomor 46 mensyaratkan sesudah kuasi-reorganisasi, akun

laba ditahan yang baru harus dibuat dan diberi judul terpisah dan diberi tanggal

yang menunjukan bahwa reklasifikasi berjalan sejak tanggal efektif eliminasi

defisit sampai dengan 10 tahun sesudah kuasi-reorganisasi.

Page 31: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

66

3.3. AKUNTANSI AKTIVA TETAP

Aktiva adalah manfaat ekonomi pada masa yang akan datang yang

dikendalikan suatu entitas bisnins. Aktiva tetap memberikan mafaat ekonomi

pada masa yang akan datang yang sifatnya non-moneter dan jangka panjang. Sifat

non moneter dan jangka panjang mengakibatkan nilai aktiva tersebut bersifat

tetap, sehingga disebut “aktiva tetap” istilah “aktiva tetap” lazim digunakan di

Indonesia. Penggunaan istilah ini sebernarnya agak rancu, sebab nilai aktiva tetap

belum tentu bersifat tetap. Nilai aktiva tetap dapat berubah-ubah sebagai akibat

inflasi dan adanya perubahan pola manfaat ekonomi yang diperoleh. Di Amerika

Serikat dan Inggris, istilah “Aktiva tetap” atau “fixed asset” tidak lazim

digunakan. Aktiva tetap berwujud disebut dengan “property, plant and

equipment’ atau ‘tangible noncurrent operating assets’, sedangkan aktiva tetap

tidak berwujud disebut dengan ‘tangible assets’.

International Accounting Standard (IAS) 16 tentang, Plant, Property and

equipment’ menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud

adalah aktiva yang digunakan untuk penyediaan barang atau jasa, disewakan

kepada pihak lain, untuk tujuan administratif dan diharapkan dapat digunakan

selama lebih dari satu periode. Dan IAS 38 tentang, ‘Intangible Assets’

memberikan definisi aktiva tidak berwujud sebagai aktiva non-moneter yang

dapat diidentifikasi dan tidak memiliki wujud fisik. Dewan Standar Akuntansi

Page 32: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

67

Keuangan (DSAK) yang berada dibawah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),

mengadopsi IAS 16 menjadi PSAK 16 (Revisi 2007) tentang “Aktive tetap”.

Prinsip Akuntansi Aktiva Tetap

Terdapat empat permasalahan akuntansi keuangan aktiva tetap,

sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

1. Jumlah biaya yang harus diakui sebagai harga perolehan aktiva tetap pada saat

perolehan awal hingga dapat digunakan atau dioperasikan,

2. Perubahan nilai aktiva tetap terkait dengan revaluasi maupun penurunan nilai

(impairment),

3. Alokasi aktiva tetap ke dalam beban depresiasi atau amortisasi setiap periode

pelaporan keuangan selama masa manfaat aktiva tetap tersebut,

4. Pelepasan aktiva tetap.

IAS 16 dan IAS 38 memberikan dua alternatif bagi entitas bisnis dalam

menyajikan aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud. Kedua alternatif tersebut

adalah pendekatan model biaya dan model revaluasi. DSAK telah

memberlakukan PSAK 16 (revisi 2007) yang merupakan adopsi dari IAS 16.

Penerapan pendekatan model revaluasi harus dicermati dengan hati-hati oleh para

praktisi pelaporan keuangan terutama jika dikaitkan dengan peraturan perpajakan

dan peraturan terkait lainnya. Pengadopsian pendekatan model revaluasi akan

berdampak terhadap besarnya nilai aktiva tetap yang disajikan pada neraca dan

penentuan besarnya beban depresiasi dan amortisasi pada laporan laba rugi.

Page 33: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

68

Model Biaya

Model biaya atau cost model adalah pendekatan yang mengharuskan harga

perolehan digunakan sebagai nilai aktiva tetap setelah pengakuan awal. Sebelum

diberlakukan PSAK 16 (revisi 2007), model biaya adalah satu-satunya

pendekatan yang dugunakan dalam menilai aktiva tetap baik berwujud maupun

tidak berwujud. Depresiasi dilakukan atas harga perolehan dan nilai tercatat

aktiva setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan penurunan nilai aktiva tetap.

Model Revaluasi

IAS 16 dan IAS 38 mengijinkan aktiva tetap baik berwujud maupun tidak

berwujud dinilai dengan menggunakan pendekatan wajar atau revaluation model.

Pendekatan revaluation model mengharuskan pencatatan aktiva tetap berdasarkan

nilai revaluasi atau nilai wajar setelah dikurangi dengan akumulasi penurunan

nilai. IAS 16 secara sederhana mendefinisikan nilai wajar sebagai jumlah yang

diperoleh dari penjualan aktiva tetap dalam transaksi antara pihak-pihak yang

bebas (arm’s length transaction). Bedasarkan IAS 16 maupun PSAK 16 (revisi

207), nilai wajar ditentukan dengan menggunakan market-based evidence yang

dilakukan oleh penilai independen yang profesional. Jika tidak terdapat market-

based evidence, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan pendekatan “biaya

pengganti yang didepresiasikan” atau depreciated replecement cost dan

“pendapatan revaluasi dilakukan terhadap kelompok aktiva tetap, bukan secara

individu. Revaluasi aktiva tetap tidak bisa dilakukan secara sebagian. Secara

Page 34: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

69

konseptual, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan tiga hirarki sebagai

berikut:

Berdasarkan hirarki diatas, nilai wajar ditentukan dengan tiga langkah,

langkah pertama dilakukan dengan mempergunakan harga pasar resmi atau

quoted market price suatu pasar yang aktif atau pasar dengan kondisi dimana

terdapat permintaan dan penawaran. Apabila harga pasar resmi tidak dapat

diperoleh, nilai wajar ditentukan dengan melakukan langkah kedua yaitu

menggunakan nilai aktiva sejenis atau price of similar assets pada suatu pasar

aktif. Apabila nilai aktiva sejenis tidak juga dapat diperoleh, manajemen dapat

Harga pasar resmi pada

pasar yang aktif

Harga aktiva sejenis pada suatu pasar yang aktif

Penilaian yang dilakukan oleh penilai yang independen

LANGKAH I

LANGKAH II

LANGKAH III

Page 35: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

70

menggunakan hasil penilaian yang dilakukan oleh penilai indepeden. Tidak

semua penentuan nilai wajar aktiva harus melalui ketiga langkah tersebut. Dalam

menentukan nilai wajar aktiva tanah dan bangunan, jasa penilai independen

langsung digunakan apabila sulit menentukan harga pasar.

Seberapa seringkah revaluasi atas aktiva tetap dilakukan? Frekuensi

revaluasi tergantung pada perubahan yang material dari nilai wajar aktiva tetap

yang direvaluasi. Revaluasi dilakukan terhadap kelompok aktiva tetap, bukan

aktiva secara individual. Berdasarkan IAS 16 paragraf 35, pencatatan revaluasi

aktiva tetap dilakukan dengan dua teknik pencatatan sebagai berikut:

1. Penyajian kembali dilakukan secara proporsional terhadap nilai tercatat bruto

aktiva tetap sehinga nilai tercatatnya sama dengan nilai revaluasi atau;

2. Eliminasi dilakukan terhadap nilai tercatat bruto dan nilai tercatat neto

disajikan kembali sebesar nilai revaluasi.

Sebagai contoh tehnik pencatatan 1 dilakukan dengan penyajian kembali

nilai tercatat bruto dan akumulasi depresiasinya.

Kasus IV:

Aktiva tetap berupa bangunan yang diperoleh pada tangal 1 januari 2004

dengan nilai perolehan sebesar Rp. 15.000.000 ditaksir memiliki masa manfaat

selama 15 tahun. Pada akhir tahun 2008 diperkirakan aktiva tersebut memiliki

nilai pengganti sebesar Rp. 20.000.000. nilai pengganti yang didepresiakan adalah

sebesar 10/15xRp. 20.000.000 atau sebesar Rp. 13.333.333. Dengan demikian,

nilai tercatat bruto aktiva ditentukan sebesar Rp. 20.000.000 dan nilai akumulasi

Page 36: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

71

depresiasi adalah sebesar Rp. 6.666.667. jurnal pencatatan yang dilakukan akibat

revaluasi adalah sebagai berikut:

Surplus revaluasi disajikan sebagai bagian dari ekuitas dan didebetkan

apabila terjadi penurunan nilai dan pelepasan aktiva dikemudian hari. Apabila

teknik pencatatan 2 yang digunakan, maka nilai tercatat bruto aktiva tetap

dieliminasi terhadap akumulasi depresiasinya dan kemudian nilai perolehannya

dinaikan sebesar nilai revaluasi atau sebesar Rp. 13.333.333. jurnal pencatatan

yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

Surplus revaluasi dicatat berasarkan aktiva tetap yang terkait dengan

revaluasi tersebut. Perlakuan akuntansi atas surpus revaluasi dijelaskan pada tabel

berikut:

NO. KETERANGAN DEBET CREDIT 1 Bangunan 5.000.000

Akumulasi depresiasi 1.666.667 Surplus revaluasi 3.333.333

NO. KETERANGAN DEBET CREDIT 1 Akumulasi depresiasi 5.000.000

Bangunan 5.000.000

2 Bangunan 3.333.333 Surplus revaluasi 3.333.33

Page 37: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

72

NO. KONDISI PERLAKUAN AKUNTANSI 1 Penambahan nilai tercatat Selisih diakui sebagai bagian dari aktiva tetap akibat revaluasi ekuitas dengan membentuk pos baru bernama, "surplus revaluasi" 2 Penurunan nilai tercatat Selisih diakui sebagai rugi tahun aktiva tetap berjalan, 3 Penurunan nilai tercatat Selisih diakui sebagai pengurang aktiva tetap yang sebelumnya terhadap "surplus revaluasi" mengalami penambahan hingga surplus tersebut habis atau akibat revaluasi hingga kembali ke original cost, dan apabila masih ada selisih maka Selisih diakui sebagai rugi tahun berjalan, 4 Penambahan nilai tercatat aktiva Selisih diakui sebagai laba tahun tetap yang sebelumnya mengalami berjalan hingga sebesar rugi yang penurunan nilai diakui sebelumnya atau hingga kembali ke original cost, dan bila masih ada selisih, maka selisih diakui sebagai bagian "surplus realuasi" 5 Pelepasan akiva tetap, baik melalui "Surplus revaluasi" ditransfer atau penjualan maupun disposal diklasifikasikan ke laba ditahan.

Di Indonesia, pengakuan surplus revaluasi yang ditetapkan berdasarkan

revaluasi model dapat menimbulkan permasalahan pajak apabila ditafsirkan

secara salah. Sebelum dikeluarkan PSAK 16 (Revisi 2007), PSAK 16 tentang,

“Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain” paragraf 66 menetapkan bahwa Standar

Akuntansi Keuangan (SAK) tidak memperkenankan penilaian kembali aktiva

tetap sepanjang ada ketentuan pemerintah yang membolehkan.

Page 38: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

73

Berbeda dengan revaluasi aktiva tetap yang ditetapkan dalam PSAK 16,

revaluasi yang diperbolehkan PSAK 16 (Revisi 2007) adalah konsekuensi dari

adopsinya revaluation model sebagai alternatif penilaian aktiva tetap. Revaluasi

tersebut tidak hanya revaluasi yang mengakibatkan kenaikan, tetapi juga

penurunan nilai aktiva tetap. Oleh sebab itu, surplus revaluasi yang berasal dari

pengadopsian revaluation model tidak memberikan manfaat ekonomi apapun dan

wajib dikoreksi pada saat dilakukan rekonsiliasi fiskal. Kekawatiran manajemen

terhadap kemungkinan pengenaan pajak atas surplus revaluasi tentunya hal yang

harus mendapat perhatian otoritas perpajakan di Indonesia.

IAS 38 juga mengijinkan pendekatan model revaluasi sebagaimana diatur

dalam IAS 16. namun DSAK belum melakukan adopsi atas IAS 38, sehingga

pendekatan model revaluasi belum diperkenankan.20

3.4. ASPEK PERPAJAKAN

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 menyebutkan

bahwa yang dimaksud dengan pajak adalah sebagai berikut: Pajak adalah

kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan

20Marisi P. Purba, Akuntansi Aktiva Tetap tahun 2008 halaman 35

Page 39: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

74

imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-

besarnya kemakmuran rakyat. 21

Berdasarkan Undang-Undang nomor 36 TAHUN 2008 tentang Perubahan

keempat atas Undang-Undang nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan,

diatur bahwa:

Pasal 4 ayat (1)

Yang menjadi objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan

ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari

Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau

untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan

dalam bentuk apapun.

Pasal 4 ayat (2)

Yaitu mengatur tentang penghasilan dapat dikenakan pajak bersifat final

Pasal 6 ayat (2)

Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan

mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun.

Pajak Penghasilan Final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu

bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan yang

dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan jenis penghasilan

lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak final. 21 Undang-Undang nomor 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1.

Page 40: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

75

Pasal 4OBJEK PAJAK

PENGHASILAN

UU PAJAK PENGHASILAN

Ayat 1Setiap tambahan kemampuan ekonomis yg diterima atau diperoleh WP, baik yg berasal dari IndonesiaMaupun dari luar Indonesia, yg dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan WP yangBersangkutan dengan nama dan bentuk apapun, termasuk sebagaimana disebut pada huruf a s/d huruf s.

Ayat 2Penghasilan dikenakan pajak bersifat final, sebagaimana disebut pada huruf a s/d huruf e

Ayat 3Yang dikecualikan dari objek pajak sebagaimana yg disebutkan pada huruf a s/d huruf n

3.5 Konsep Perpajakan Tentang Kuasi-Reorganisasi

Kuasi-reorganisasi adalah suatu tehnik pembukuan atau prosedur

akuntansi. Karena itu perlu diperjelas dari sisi pajak tentang pengertian

pembukuan. Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara

teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,

kewajiban dan modal, penghasilan dan biaya serta jumlah harga perolehan dan

penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan penyusunan laporan keuangan

Page 41: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

76

berupa neraca dan laporan laba rugi pada setiap periode akhir tahun pajak

sehingga dapat dihitung besarnya kewajiban pajak yang terutang.22

Berdasarkan Undang-Undang nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir

dengan Undang-Undang nomor 28 Tahun 2007 antara lain mengatur:

a. Pasal 1 angka 29 : Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan

secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang

meliputi harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga

perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun

laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode Tahun

Pajak tersebut.

b. Pasal 28 Ayat 1 : Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha

atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia, wajib

menyelenggarakan pembukuan.

c. Pasal 28 Ayat 3 : Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan

dengan memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan

usaha yang sebenarnya.

d. Pasal 28 Ayat 5 : Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat asas dan

dengan stelsel akrual atau stelsel kas.

22 Undang-Undang nomor 28 Tahun 2007 tenteng Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 29

Page 42: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

77

e. Pasal 28 Ayat 6 : Perubahan terhadap metode pembukuan dan atau tahun

buku, harus mendapat persetujuan dari Direktur Jenderal Pajak.

f. Pasal 28 Ayat 7 : Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri dari catatan

mengenai harta, kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan

pembelian, sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.

g. Pasal 28 ayat 9 : Pencatatan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) terdiri atas

data yang dikumpulkan secara teratur tentang peredaran atau penerimaan

bruto dan/atau penghasilan bruto sebagai dasar untuk menghitung jumlah

pajak yang terhutang, termasuk penghasilan yang bukan objek pajak dan/atau

yang dikenai pajak yang bersifat final.

Dengan demikian pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau

sistem yang lazim dipakai di Indonesia misalnya berdasarkan Standard Akuntansi

Keuangan, kecuali peraturan perundang- undangan perpajakan menentukan lain.

Dengan perkataan lain, fiskus menetapkan bahwa cara atau sistem pembukuan

yang dipakai di Indonesia, kalau tidak ada cara atau sistem lain yang ditetapkan

oleh Direktorat Jenderal Pajak, maka cara atau sistem pembukuan yang berlaku di

Indonesia hanyalah yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Indonesia.

Dengan demikian, PSAK No. 51 yaitu Akuntansi Kuasi Reorganisasi adalah

sistem pembukuan yang diakui Direktorat Jenderal Pajak. Dari jenis-jenis pajak

yang berlaku di Indonesia. Kuasi Reorganisasi berkaitan dengan pajak

penghasilan.23 23 Surat Dirjen Pajak No. S-185/PJ.42/2003 tanggal 7 April 2003.

Page 43: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

78

Undang-Undang Nomor 36 Thun 2008 yang merupakan perubahan

keempat atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan,

pasal 2 menyatakan bahwa yang menjadi subjek pajak adalah: a1) orang pribadi,

a2) warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak;

b) badan dan c) bentuk usaha tetap. Pajak penghasilan termasuk dalam kategori

pajak subjektif. Artinya, pajak dikenakan karena ada subjeknya, yakni mereka

yang telah memenuhi kriteria pemajakan seperti telah ditetapkan dalam peraturan

perpajakan. Dengan demikian badan usaha yang melakukan kuasi-

reorganisasi adalah merupakan subjek pajak. selanjutnya perlu ditentukan apa

saja yang menjadi objek pajak. Sesuai dengan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 36

Tahun 2008 ayat 1 disebutkan: yang menjadi objek pajak adalah penghasilan ,

yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib

Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat

dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang

bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang diperjelas dalam

ayat 1 huruf a sampai dengan huruf s dan pada ayat 2 Penghasilan yang dapat

dikenakai pajak besifat final dari huruf a sampai dengan huruf e.

Untuk kepentingan perpajakan, sekurangnya ada 2 pendekatan

penghasilan (keuntungan), yaitu pendekatan sumber (source concept of income)

dan pendekatan pertambahan (accreation concept of income). Pada pendekatan

sumber, tanpa adanya sumber asal aliran secara berulang-ulang, suatu

pertambahan kemampuan ekonomis tidak dianggap penghasilan. Sedangkan

Page 44: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

79

pendekatan pertambahan lebih menekankan pada kenaikan manfaat ekonomis

seperti yang dirumuskan oleh Gunadi (2000:44) yang menyatakan : keuntungan

merupakan kenaikan manfaat ekonomis (selain pendapatan) yang timbul dari

pelaksanaan aktivitas perusahaan. Keuntungan, misalnya dapat berasal dari

pengalihan aktiva perusahaan. Pengertian Penghasilan dapat menjangkau

keuntungan yang belum direalisasi (accrual basic), misalnya selisih lebih atas

revaluasi aktiva tetap. Penghasilan dapat pula menambah, mengurangi atau

menimbulkan berbagai jenis aktiva dan menyelesaikan kewajiban.

Dalam pelaksanaan kuasi-reorganisasi atau Reorganisasi Semu ini tidak

ada aturan khusus tentang perlakuan pajak. Ketentuan umum yang berlaku untuk

kuasi-reorganisasi ini menurut Gunadi (2001:76-78) ada 3 langkah yang harus

dilakukan, yaitu:

1. Penilaian kembali aktiva

2. Pengurangan dan eliminasi defisit

3. Pengurangan nilai modal

Tahap 1.

Dalam melakukan penilaian kembali aktiva tetap sebagaimana diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 79/PMK.03/2008 Tanggal 23 Mei

2008 Tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan

Perpajakan disebutkan dalam :

Page 45: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

80

Pasal 1

(1) Perusahaan dapat melakukan penilaian kembali aktiva tetap

perusahaan untuk tujuan perpajakan, dengan syarat telah memenuhi

semua kewajiban pajaknya sampai dengan masa pajak terakhir

sebelum masa pajak dilakukannya penilaian kembali.

Pasal 2

(1) Untuk melakukan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan,

perusahaan mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak.

(2) Direktur Jenderal Pajak diberi wewenang untuk menerbitkan surat

keputusan penilaian kembali aktiva tetap perusahaan atas permohonan

yang diajukan oleh perusahaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

Pasal 3

(1) Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan terhadap:

a. Seluruh aktiva tetap berwujud, termasuk tanah yang berstatus hak

milik atau hak guna bangunan; atau

b. Seluruh aktiva tetap berwujud tidak termasuk tanah, yang terletak

atau berada di Indonesia, dimiliki, dan dipergunakan untuk

mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang

merupakan Objek Pajak.

(2) Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka

Page 46: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

81

waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak penilaian kembali aktiva tetap

perusahaan terakhir yang dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan ini.

Pasal 4

(1) Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan harus dilakukan

berdasarkan nilai pasar atau nilai wajar aktiva tetap tersebut yang

berlaku pada saat penilaian kembali aktiva tetap yang ditetapkan oleh

perusahaan jasa penilai atau ahli penilai, yang memperoleh izin dari

Pemerintah.

(2) Dalam hal nilai pasar atau nilai wajar yang ditetapkan oleh perusahaan

jasa penilai atau ahli penilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ternyata tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya, Direktur

Jenderal Pajak menetapkan kembali nilai pasar atau nilai wajar aktiva

yang bersangkutan.

(3) Penilaian kembali aktiva tetap perusahaan dilakukan dalam jangka

waktu paling lama 1 (satu) tahun sejak tanggal laporan perusahaan jasa

penilai atau ahli penilai.

Pasal 5

Atas selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai

sisa buku fiskal semula, dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final

sebesar 10% (sepuluh persen).

Page 47: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

82

Pasal 6

Perusahaan yang karena kondisi keuangannya tidak memungkinkan untuk

melunasi sekaligus Pajak Penghasilan yang terutang sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 5, dapat mengajukan permohonan pembayaran

secara angsuran paling lama 12 (dua belas) bulan sesuai ketentuan Pasal 9

ayat (4) Undang-Undang nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007.

Pasal 7

(1) Sejak bulan dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan

berlaku ketentuan sebagai berikut:

a. Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap yang telah memperoleh

persetujuan penilaian kembali adalah nilai pada saat penilaian

kembali.

b. Masa manfaat fiskal aktiva tetap yang telah dilakukan penilaian

kembali aktiva tetap perusahaan disesuaikan kembali menjadi

masa manfaat penuh untuk kelompok aktiva tetap tersebut.

c. Perhitungan penyusutan dimulai sejak bulan dilakukannya

penilaian kembali aktiva tetap perusahaan.

(2) Untuk bagian tahun pajak sampai dengan bulan sebelum bulan

dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan berlaku

ketentuan sebagai berikut:

Page 48: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

83

a. Dasar penyusutan fiskal aktiva tetap adalah dasar penyusutan

fiskal pada awal tahun pajak yang bersangkutan.

b. Sisa masa manfaat fiskal aktiva tetap adalah sisa manfaat fiskal

pada awal tahun pajak yang bersangkutan.

c. Perhitungan penyusutannya dihitung secara prorata sesuai dengan

banyaknya bulan dalam bagian tahun pajak tersebut.

(3) Penyusutan fiskal aktiva tetap yang tidak memperoleh persetujuan

penilaian kembali aktiva tetap perusahaan, tetap menggunakan dasar

penyusutan fiskal dan sisa manfaat fiskal semula sebelum

dilakukannya penilaian kembali aktiva tetap perusahaan.

Pasal 8

(1) Dalam hal Perusahaan melakukan pengalihan aktiva tetap berupa:

a. Aktiva tetap kelompok 1 (satu) dan kelompok 2 (dua) yang telah

memperoleh persetujuan penilaian kembali sebelum berakhirnya

masa manfaat yang baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7

ayat (1) huruf b; atau

b. Aktiva tetap kelompok 3 (tiga), kelompok 4 (empat), bangunan,

dan tanah yang telah memperoleh persetujuan penilaian kembali

sebelum lewat jangka waktu 10 (sepuluh) tahun, maka atas selisih

lebih penilaian kembali diatas nilai sisa buku fiskal semula,

dikenakan tambahan Pajak Penghasilan yang bersifat final dengan

Page 49: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

84

tarif sebesar tarif tertinggi Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan

dalam negeri yang berlaku pada saat penilaian kembali dikurangi

10% (sepuluh persen).

(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi:

a. Pengalihan aktiva tetap perusahaan yang bersifat force majeur

berdasarkan keputusan atau kebijakan Pemerintah atau keputusan

Pengadilan;

b. Pengalihan aktiva tetap perusahaan dalam rangka penggabungan,

peleburan, atau pemekaran usaha yang mendapat persetujuan; atau

c. Penarikan aktiva tetap perusahaan dari penggunaan, karena

mengalami kerusakan berat yang tidak dapat diperbaiki lagi.

(3) Selisih antara nilai pengalihan aktiva tetap perusahaan dengan nilai

sisa buku fiskal pada saat pengalihan merupakan keuntungan atau

kerugian berdasarkan ketentuan Undang-Undang nomor 7 TAHUN

1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000.

Pasal 9

(1) Selisih lebih penilaian kembali aktiva tetap perusahaan di atas nilai

sisa buku komersial semula setelah dikurangi dengan Pajak

Penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus dibukukan

Page 50: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

85

dalam neraca komersial pada perkiraan modal dengan nama "Selisih

Lebih Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Tanggal ............".

(2) Pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal

saham tanpa penyetoran yang berasal dari kapitalisasi selisih lebih

penilaian kembali aktiva tetap perusahaan, sampai dengan sebesar

selisih lebih penilaian kembali secara fiskal sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 5, bukan merupakan Objek Pajak berdasarkan Pasal 4

ayat (1) huruf g Undang-Undang nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak

Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan

Undang-Undang nomor 17 TAHUN 2000 jo. Pasal 1 huruf b Peraturan

Pemerintah nomor 138 TAHUN 2000 tentang Penghitungan

Penghasilan Kena Pajak dan Pelunasan Pajak Penghasilan Dalam

Tahun Berjalan.

(3) Dalam hal selisih lebih penilaian kembali secara fiskal sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) lebih besar daripada selisih lebih penilaian

kembali secara komersial sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

pemberian saham bonus atau pencatatan tambahan nilai nominal

saham tanpa penyetoran yang bukan merupakan Objek Pajak

sebagaimana dimaksud pada ayat (2), hanya sampai dengan sebesar

selisih penilaian kembali secara komersial.

Page 51: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

86

Tahap 2.

Pengurangan dan eliminasi defisit kerugian secara pajak pada suatu tahun

dapat dikompensasikan secara vertikal dengan keuntungan secara pajak lima

tahun berikutnya. Kompensasi tersebut tidak berlaku bila penghasilan perusahaan

telah dikenakan pajak yang bersifat final. Sehingga bila perusahaan melakukan

revaluasi aktiva untuk tujuan perpajakan, maka selisih lebih atas hasil revaluasi

aktiva tersebut dapat dikompensasikan dengan akumulasi kerugian pajak yang

terjadi pada 5 tahun sebelumnya. Selisih lebih atas hasil revaluasi aktiva setelah

dikompensasikan dengan akumulasi kerugian pajak, akan dikenakan pajak

penghasilan yang bersifat final sebesar 10% sebagaimana telah ditur dalam PMK

79/PMK.03/2008 tanggal 23 Mei 2008. Dan selanjutnya selisih lebih atas hasil

revaluasi aktiva setelah pajak akan dieliminasi ke akun modal.

Tahap 3.

Dalam kuasi-reorganisasi ada beberapa cara dalam melakukan eliminasi

defisit yaitu antara lain sbb;

1. Akun modal disetor lebih besar dari pada defisit akun laba ditahan sehingga

proses eliminasi defisit laba ditahan perusahaan cukup sederhana yaitu dengan

melakukan debet atas akun modal disetor atas defisit laba ditahan

2. Jumlah modal disetor tidak cukup material untuk didebet dengan akun defisit

laba ditahan, sehingga perusahaan dalam kuasi-reorganisasi melakukan

Page 52: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

87

revaluasi aktiva dan atas selisih lebih hasil revaluasi aktiva setelah pajak dapat

untuk mengkredit laba ditahan tahun lalu.

3. Menutup defisit dengan agio saham

4. Menutup defisit laba ditahan dengan cara menabah setoran modal disetor oleh

pemegang saham atau setoran modal dari pemegang saham baru.

Pada cara pertama menyebabkan adanya penurunan nilai modal disetor

sebesar defisit laba ditahan (sehingga laba ditahan menjadi nol). Yang mana

pengurangan modal disetor ini bukan merupakan adanya pengambalian setoran

modal atau pembagian dividen kepada pemegang saham. Dalam persepsi

perpajakan penurunan modal disetor bukan merupakan kerugian secara pajak

bagi pemegang saham, karena bagi pemegang saham yang sahamnya lebih dari

pada 25% akan mencatat investasi ini dengan methode equity dan pemegang

saham akan melakukan pendebetan kerugian pada anak perusahaan, lawannya

kredit akun investasi. Kerugian pada anak perusahaan (investasi) secara pajak

belum diakui sepanjang perusahaan tersebut belum melakukan divestasi atas

investasinya tersebut atau dapat dikatakan merupakan kerugian secara komersial

bukan kerugian secara pajak.

Pada cara kedua dimana jumlah modal disetor tidak cukup material untuk

didebet dengan akun defisit laba ditahan, sehingga perusahaan dalam kuasi-

reorganisasi melakukan revaluasi aktiva, maka penjelasannya seperti apa yang

telah kami jelaskan pada tahap kedua tersebut diatas.

Page 53: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

88

Pada cara ketiga yaitu apabila perusahaan dalam akun modal terdapat agio

maka perusahaan ada kalanya menutup defisit laba ditahan dengan agio tersebut.

Penutupan defisit laba ditahan secara komersial dan bukan secara pajak adalah

kebijakan dari segi bisnis semata. Oleh karena agio bukan merupakan penghasilan

yang telah dikenakan pajak sehingga hal ini tidak diperbolehkan didebet ke defisit

laba ditahan secara pajak. Timbulnya agio dapat berasal dari setoran modal

pemegang saham yang nilainya sebesar nilai nomial namun dalam valuasi harga

saham tersebut telah melebihi dari pada harga nominalnya, sehingga atas selisih

lebih tersebut dicatat pada akun kredit agio saham.

Pendebetan atas defisit laba ditahan oleh agio saham tersebut

menyebabkan adanya perbedaan antara jumlah akun laba ditahan secara komersial

dengan jumlah akun defisit laba ditahan secara pajak. Pemisahan antara

keperluan pajak dengan komersial tentunya harus tetap dipertahankan.

Artinya, dengan tindakan tersebut perusahaan tidak kehilangan haknya untuk

memperhitungkan (kompensasi) kerugian pajak dengan penghasilan tahun

berikutnya (kecuali bila perusahaan penghasilannya telah dikenakan pajak

final).

Setelah pelaksanaan kuasi-reorganisasi dimana akun laba ditahan

komersial telah positif namun akun laba ditahan secara pajak masih bersaldo

negatif maka sesuai dengan Undang-Undang Perseroan, perusahaan tersebut

diperkenankan untuk melakukan pembagian dividen namun dengan konsekuensi

atas pembagian dividen tersebut tetap dikenakan pemungutan pajak sebesar 15%

Page 54: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

89

tidak final. Dimana hal tersebut telah diatur dalam Undang-Undang Perpajakan

Nomor 38 Tahun 2008 pasal 4 ayat 1 huruf g dan atas pasal 4 ayat 3 huruf f yang

mana tidak dapat dipakai sebagai acuan karena pembagian dividen berasal dari

laba yang ditahan komersial bukan pajak (akun laba ditahan pajak masih negatif).

Pengalaman Kuasi Reorganisasi beberapa perusahaan Indonesia

Berikut kami sampaikan contoh beberapa perusahaan yang telah

melakukan kuasi-reorganisasi sbb:

• PT. Bank International Indonesia Tbk

• PT. Bank Tabungan Negara tahun 2008

• PT. Tri Polyta Indonesia Tbk

• PT. Puspentindo

• PT. Suparma Tbk tahun 2005

• PT. Citra Marga Nusaphala Tbk tahun 2004

• PT. Langgeng Makmur Industri Tbk

• PT. Mas Murni Indonesia Tbk

• PT. Capitalinc Finance tahun 2006

• PT. Bank Central Asia Tbk tahun 2000

• PT. Bank Mandiri Tbk tahun 2003

• PT. Bank CIMB Niaga Tbk tahun 2003

• PT. Inti Keramik Alamasri Industri Tbk tahun 2006

• PT. Sierad Produce Tbk Tbk tahun 2009

Page 55: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

90

PT. Inti Keramik Alamasri Industri Tbk

PT. Inti Keramik Alamasri Tbk. Bergerak dalam bidang usaha Industri

keramik, yaitu termasuk salah satu bidang usaha yang mengalami pukulan berat

akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan yang berdampak pada kegiatan

usaha perusahaan. Keadaan ini mengakibatkan perusahaan mengalami kesulitan

dalam menjalankan operasinya, sehingga perusahaan dan anak perusahaan

mengalami defisit sebesar Rp. 557.636 juta dan pada modal disetor sebesar Rp.

327 milyar sesuai dengan laporan keuangan perusahaan pada tanggal 31

Desember 2006.

Agar perusahaan dan anak perusahaan dapat memulai awal yang baik

(fresh start) dengan neraca konsolidasi menunjukan nilai sekarang dan tanpa

dibebani dengan defisit, maka perusahaan dan anak perusahaan perlu melakukan

kuasi-reorganisasi sesuai dengan PSAK No. 51 (Revisi 2003). Sehingga sesuai

dengan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa pada tanggal 29

Juni 2007 menyetujui kuasi-reorganisasi sesuai dengan Standar Akuntansi

Keuangan yang berlaku di Indonesia dan ketentuan hukum dan perundang-

undangan yang berlaku yang mengatur mengenai hal tersebut.

PT. Bank Central Asia Tbk “BCA”.

Pada tanggal 31 Oktober tahun 2000 BCA melakukan kuasi-reorganisasi

dengan cara merevaluasi aktiva dan kewajiban serta mereklasifikasi atau

mengeliminasi defisit laba ditahan tersebut dengan tambahan modal disetor dan

Page 56: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

91

agio. BCA telah memenuhi syarat untuk melakukan kuasi-reorganisasi karena

perusahaan mengalami sbb :

a. Terjadinya kerugian material pada tahun 1998 akibat defisit laba ditahan yang

disebabkan bukan karena kesalahan manajemen namun karena keadaan diluar

kendali perusahaan yaitu krisis ekonomi yang melanda Asia yang berdampak

ke Indonesia.

b. Dalam laporan keuangan yang berakhir 31 Oktober 2000 pada saat terjadinya

kuasi-reorganisasi total ekuitas sebesar (Rp. 19.569 milyar) atau saldo debit,

tetapi sesudah defisit sebesar Rp. 25.853 milyar dieliminasi, maka saldo

ekuitas menjadi Rp. 6.284 milyar terdiri dari modal disetor Rp. 1.471 milyar

selain itu ada tambahan modal disetor Rp. 3.6 trilyun serta hasil revaluasi

aktiva sebesar Rp. 1.043 milyar. saldo akun goodwill positif bernilai Rp.

28.740 milyar dan saldo goodwill negatif bernilai Rp. 17.820 milyar.

c. BCA telah mendapat persetujuan dari para pemegang saham, Bank Indonesia

dan Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan kuasi-reorganisasi.

d. BCA dengan melakukan kuasi-reorganisasi sebagaimana disebut diatas

membuat defisit laba yang ditahan menjadi positif maka sesuai dengan

Undang Undang Perseroan Terbatas BCA dapat melakukan pembagian

deviden.

Page 57: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

92

PT. Sierad Produce Tbk

Perseroan pada tahun 2001 telah berhasil melakukan restrukturisasi

seluruh pinjaman, dimana sebagian pinjaman perusahaan telah diubah menjadi

saham, obligasi konversi dan penjadwalan ulang kembali hutang leasing. Dan

pada tahun 2005 seluruh hutang obligasi dan hutang leasing tersebut telah diubah

menjadi kepemilikan saham perseroan. Meskipun restrukturisasi hutang perseroan

telah seluruhnya selesai dilaksanakan dan sejak tahun 2006 hingga 30 Juni 2009

perseroan telah berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp. 100,587 miliar,

Namun perseroan masih memiliki akumulasi kerugian yang signifikan pada

neraca perseroan per tanggal 30 Juni 2009 sebesar Rp. 2.377 milyar dimana

kerugian ini terutama sebagai akibat dari kerugian selisih kurs akibat krisis

ekonomi tahun 1997.

Agar neraca perseroan dapat menunjukan nilai sekarang dan tanpa

dibebani oleh defisit, maka perseroan bermaksud melakukan kuasi-reorganisasi

sesuai dengan PSAK no. 51 (Revisi 2003). Kuasi-reorganisasi merupakan

prosedur akuntansi yang mengatur perusahaan merestrukturisasi ekuitasnya

dengan menghilangkan defisit dan menilai kembali seluruh aset dan

kewajibannya. Dengan ini diharapkan perusahaan dapat meneruskan usahanya

secara lebih baik, seolah-olah mulai dari awal yang baik (fresh start).

Pelaksanaan kuasi-reorganisasi secara hukum dan secara akuntansi, yaitu

dengan cara sebagai berikut:

Page 58: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

93

a. Menurunkan modal dasar perseroan;

b. Menurunkan modal ditempatkan dan modal disetor Perseroan dengan

menurunkan nilai nominal saham Perseroan; dan

c. Menjumpakan (set off) antara jumlah dari agio yang timbul sebagai akibat

penurunan modal sebagaimana dimaksud diatas dan selisih hasil revaluasi aset

dan kewajiban Perseroan dengan saldo defisit Perseroan.

Oleh karena pelaksanaan kuasi-reorganisasi PT. Sierad Produce Tbk

adalah secara hukum dan akuntansi, maka sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku, penurunan modal perseroan sebagaimana

dimaksud diatas dilaksanakan dengan memperhatiakan hal-hal sebagai berikut:

a. Diperolehnya persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa; dan

b. Diperolehnya persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia (“Menkumham”) atas pengubahan Anggaran Dasar

Perseroan sehubungan dengan pengurangan modal perseroan.

Page 59: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

94

Struktur modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor sebelum

adanya penurunan adalah sebagai berikut;

Modal dasar Rp. 8.831.637.901.700 terdiri dari: Seri A lembar 73.099.900 Rp. 365.499.500.000 nominal Rp. 5.000 Seri B lembar 650.686.609 Rp. 1.952.059.827.000

nominal Rp. 3.000

Seri C lembar 65.140.785.747 Rp. 6.514.078.574.700

nominal Rp. 100

Modal ditempatkan dan modal disetor Rp. 3.184.291.525.400

terdiri dari: Seri A lembar 73.099.900 Rp. 365.499.500.000 nominal Rp. 5.000 Seri B lembar 650.686.609 Rp. 1.952.059.827.000

nominal Rp. 3.000

Seri C lembar 8.667.321.984 Rp. 866.732.198.400

nominal Rp. 100

Page 60: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

95

Struktur modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor setelah

adanya penurunan adalah sebagai berikut;

Modal dasar Rp. 3.842.092.971.055 terdiri dari: Seri A lembar 73.099.900 Rp. 28.874.460.500 nominal Rp. 395 Seri B lembar 650.686.609 Rp. 257.021.210.555

nominal Rp. 395

Seri C lembar 35.561.973.000 Rp. 3.556.197.300.000

nominal Rp. 100

Modal ditempatkan dan modal disetor Rp. 1.152.627.869.455

terdiri dari: Seri A lembar 73.099.900 Rp. 28.874.460.500 nominal Rp. 395 Seri B lembar 650.686.609 Rp. 257.021.210.555

nominal Rp. 395

Seri C lembar 8.667.321.984 Rp. 866.732.198.400

nominal Rp. 100

Sesuai dengan ketentuan Pasal 46 ayat (2) UUPT, persetujuan

Menkumham sebagaimana dimaksud dalam butir 2 diatas hanya akan diberikan

apabila:

Page 61: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

96

1. Tidak terdapatnya keberatan tertulis dari kreditur Perseroan dalam jangka

waktu 60 hari sejak tanggal diumumkannya keputusan pengurangan modal

perseroan dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar harian; atau

2. Tercapainya penyelesaian atas keberatan yang diajukan kreditur (jika ada

kreditur yang mengajukan keberatan secara tetulis); atau

3. Gugatan kreditur (jika ada) ditolak oleh pengadilan berdasarkan putusan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Setelah pengurang modal Perseroan sebagaimana dimaksud diatas

menjadi efektif, yaitu pada tanggal diperolehnya persetujuan dari Menkumham

atas pengubahan Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana tersebut diatas, maka

dalam buku Perseroan akan tercatat adanya tambahan agio sebesar Rp. 2.031,6

miliar. Disamping agio tersebut, berdasarkan hasil revaluasi atas aset dan

kewajiban perseroan tercatat adanya selisih lebih sebesar Rp. 108,3 miliar.

Sehingga jumlah keseluruhan agio yang berasal dari penurunan modal Perseroan

dan hasil revaluasi atas aset dan kewajiban perseroan kemudian dijumpakan

dengan akun Saldo Defisit Perseroan. Setelah kedua tahapan kuasi-reorganisasi

tersebut dilaksanakan, diharapkan Perseroan akan dapat memulai awal yang baik

(fresh start) dengan cara menunjukan nilai sekarang dan tanpa dibebani dengan

defisit.

Dampak pelaksanaan kuasi-reorganisasi dan penurunan Modal terhadap

posisi Perseroan yang berpedoman pada PSAK no. 51 (Revisi 2003) tentang

Akuntansi Kuasi-Reorganisasi, perseroan merencanakan untuk melaksanakan

kuasi-reorganisasi berdasarkan laporan keuangan konsolidasi Perseroan per

Page 62: done BAB III Landasan Teorithesis.binus.ac.id/doc/bab3/Bab 3__10-75.pdf · pos-pos seperti nilai pari dari semua saham yang ... untuk memiliki saham perusahaan yang bernilai nominal

97

tanggal 30 Juni 2009. Dampak dari pelaksanaan kuasi-reorganisasi terhadap

posisi ekuitas Perseroan adalah sebagai berikut:

5. Posisi ekuitas per tanggal 30 Juni 2009 adalah sebagai berikut;

Keterangan Sebelum Kuasi Penyesuaian Proforma Setelah Reorganisasi Proforma Kuasi-Reorganisasi

a. Modal Saham 3.184.291.525.400 (2.031.663.655.945) 1.152.627.869.455 b. Tambahan Modal Disetor/ 237.474.479.595 (237.472.722.756) 1.756.839 agiosaham-bersih c. Defisit (2.377.518.090.350) 2.377.518.090.350 - Jumlah Ekuitas 1.044.247.914.645 108.381.711.649 1.152.629.626.294