bab ii landasan teori -...

27
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sukuk 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai obligasi syariah. Sukuk menunjukkan pemilikan atas aset, dimana klaim di dalam sukuk bukan sebuah klaim terhadap cash tetapi merupakan klaim pemilikan atas sekumpulan aset (a pool of assets). Jadi,sukuk pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok antara lain berupa penggunaan konsep margin dan bagi hasil sebagai pengganti bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa sejumlah aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau perjanjian antara pihak yag disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain itu, sukuk juga harus terbebas dari riba, gharar dan maysir. (Sudarsono, 2008:298) Sukuk menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution (AAOIFI, 2002), adalah sertifikat yang menunjukkan nilai yang sama setelah penutupan subscription, penerimaan dari nilai atas sertifikat dan meletakkannya untuk digunakan sebagaimana rencana, pemilikan saham dan hak atas asset yang nampak, penggunaan dan jasa, dan equity atas proyek yang disebutkan atau equity atas aktivitas tertentu. Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia No: 32/DSN MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, obligasi syariah adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain Mudharabah (Muqaradhah/Qiradh), Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna, dan Ijarah. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.

Upload: duongdieu

Post on 16-Mar-2019

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sukuk

2.1.1 Pengertian Sukuk

Sukuk dikenal sebagai obligasi syariah. Sukuk menunjukkan pemilikan atas

aset, dimana klaim di dalam sukuk bukan sebuah klaim terhadap cash tetapi

merupakan klaim pemilikan atas sekumpulan aset (a pool of assets). Jadi,sukuk

pada prinsipnya mirip seperti obligasi konvensional, dengan perbedaan pokok

antara lain berupa penggunaan konsep margin dan bagi hasil sebagai pengganti

bunga, adanya suatu transaksi pendukung (underlying transaction) berupa

sejumlah aset yang menjadi dasar penerbitan sukuk dan adanya akad atau

perjanjian antara pihak yag disusun berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Selain

itu, sukuk juga harus terbebas dari riba, gharar dan maysir. (Sudarsono,

2008:298)

Sukuk menurut Accounting and Auditing Organization for Islamic

Financial Institution (AAOIFI, 2002), adalah sertifikat yang menunjukkan nilai

yang sama setelah penutupan subscription, penerimaan dari nilai atas sertifikat

dan meletakkannya untuk digunakan sebagaimana rencana, pemilikan saham dan

hak atas asset yang nampak, penggunaan dan jasa, dan equity atas proyek yang

disebutkan atau equity atas aktivitas tertentu.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional, Majelis Ulama Indonesia No:

32/DSN MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah, obligasi syariah adalah suatu

surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan

emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk

membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi

hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

Akad yang dapat digunakan dalam penerbitan obligasi syariah antara lain

Mudharabah (Muqaradhah/Qiradh), Musyarakah, Murabahah, Salam, Istishna,

dan Ijarah. Jenis usaha emiten tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

12

Pendapatan (hasil) investasi yang dibagikan emiten kepada pemegang obligasi

harus bersih dari unsur non halal serta sesuai dengan akad yang digunakan.

Menurut Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No.IX.A.13, sukuk

adalah efek syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama

dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:

kepemilikan aset berwujud tertentu, nilai manfaat dan jasa atas aset proyek

tertentu atau aktivitas investasi tertentu, dan kepemilikan atas aset proyek tertentu

atau aktivitas investasi tertentu.

2.1.2 Jenis Struktur Sukuk

a. Ditinjau dari segi jenis akadnya

Mengacu pada Standar Syariah The Accounting and Auditing Organization

for Islamic Financial Institutons (AAOIFI), terdapat 9 jenis akad yang dapat

digunakan dalam penerbitan sukuk, yaitu antara lain Sukuk Ijarah, Sukuk

Mudharabah, Sukuk Salam, Sukuk Musyarakah, Sukuk Istishna’, Sukuk

Murabaha, Sukuk Wakalah, Sukuk Muzara’ah, dan Sukuk Musaqah.(Sudarsono,

2008:301)

1) Sukuk Ijarah

Sukuk Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas barang atau

jasa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang atau jasa itu

sendiri. Sukuk Ijarahadalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan akad

ijarah, dan dapat diklasifikasikan menjadi antara lain:

Sukuk kepemilikan aset berwujud yang disewakan, yaitu sukuk yang

diterbitkan oleh pemilik aset yang disewakan atau yang akan disewakan,

dengan tujuan untuk menjual aset tersebut dan mendapatkan dana dari

hasil penjualan, sehingga pemegang sukuk menjad pemilik aset tersebut.

Sukuk kepemilikan manfaat, yaitu sukuk yang diterbitkan oleh pemilik

aset atau pemilik manfaat aset dengan tujuan untuk menyewakan

aset/manfaat dari aset dan menerima uang sewa, sehingga pemegang

sukuk menjadi pemilik manfaat dari aset.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

13

Sukuk kepemilikan jasa, yaitu sukuk yang diterbitkan dengan tujuan

untuk menyediakan suatu jasa tertentu melalui penyedia jasa (seperti

jasa pendidikan pada universitas) dan mendapatkan fee atas penyediaan

jasa tersebut, sehinggapemegang sukuk menjadi pemilik jasa.

2) Sukuk Mudharabah

Sukuk Mudharabah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian atau akad mudharabah dimana satu pihak menyediakan modal

(rab al-maal) dan pihak lain menyediakan tenaga dan keahlian (mudharib),

keuntungan dari kerja sama tersebut akan dibagi berdasarkan perbandingan

yang telah disetujui sebelumnya. Kerugian yang timbul akan ditanggung

sepenuhnya oleh pihak yang menjadi penyedia modal.

3) Sukuk Salam

Sukuk Salam adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan untuk

mendapatkan dana untuk modal dalam akad salam, sehingga barang yang

akan disediakan melalui akad salam menjadi milik pemegang sukuk.

4) Sukuk Musyarakah

Sukuk Musyarakah adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan

perjanjian atau akad musyarakah dimana dua pihak atau lebih bekerja sama

menggabungkan modal untuk membangun proyek baru, mengembangkan

proyek yang telah ada, atau membiayai kegiatan usaha. Keuntungan maupun

kerugian yang timbul ditanggung bersama sesuai dengan jumlah partisipasi

modal masing-masing pihak.

5) Sukuk Istishna’

Sukuk Istishna’ adalah sukuk yang diterbitkan berdasarkan perjanjian

atau akadistishna’ dimana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka

pembiayaan suatu proyek/barang. Adapun harga, waktu penyerahan, dan

spesifikasi proyek/barang ditentukan terlebih dahulu berdasarkan

kesepakatan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

14

6) Sukuk Murabaha

Sukuk Murabaha adalah sukuk yg diterbitkan berdasarkan prinsip

jual-beli, penerbit sertifikat sukuk adalah penjual komoditi, sedangkan

investornya adalah pembeli komoditi tersebut.

7) Sukuk Wakalah

Sukuk Wakalah adalah sukuk yang merepresentasikan suatu proyek

atau kegiatan usaha yang dikelola berdasarkan akad wakalah, dengan

menunjuk agen (wakil) tertentu untuk mengelola usaha atas nama

pemegang sukuk.

8) Sukuk Muzara’ah

Sukuk Muzara’ah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan

mendapatkan dana untuk membiayai kegiatan pertanian berdasarkan

akad muzara’ah, sehingga pemegang sukuk berhak atas bagian dari hasil

panen sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam perjanjian.

9) Sukuk Musaqah

Sukuk Musaqah adalah sukuk yang diterbitkan dengan tujuan

menggunakan dana hasil penerbitan sukuk untuk melakukan kegiatan

irigasi atas tanaman berbuah, membayar biaya operasional dan

perawatan tanaman tersebut berdasarkan akad musaqah, dengan

demikian pemegang sukuk berhak atas bagian dari hasil panen sesuai

kesepakatan.

b. Ditinjau dari pihak penerbit

1) Sukuk Korporasi

Sukuk korporasi merupakan jenis obligasi syariah yang diterbitkan oleh

suatu perusahaan yang memenuhi prinsip syariah. Dalam penerbitan sukuk

korporasi terdapat beberapa pihak yang terlibat,yaitu:

1. Obligor adalah emiten yang bertanggung jawab atas pembayaran imbalan

dan nilai nominal sukuk yang diterbitkan sampai dengan sukuk jatuh

tempo.

2. Wali amanat (trustee) untuk mewakili kepentingan investor.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

15

3. Investor yaitu pemegang sukuk yang memiliki hak atas imbalan, margin

dan nilai nominal sukuk sesuai partisipasi masing-masing.

2) Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)

Surat Berharga Syariah Negara selanjutnya disingkat SBSN, atau dapat

disebut sukuk negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan

berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap

aset SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

2.1.3 Dasar Hukum Sukuk

a. Landasan teologis obligasi

Islam adalah sistem kehidupan (way of life), dimana Islam telah

menyediakan berbagai perangkat aturan yang lengkap bagi kehidupan

manusia. Islam mendefinisikan agama bukan hanya berkaitan dengan

spiritualitas atau ritualitas, tetapi agama merupakan serangkaian keyakinan,

ketentuan dan peraturan serta tuntutan moral bagi setiap aspek kehidupan

manusia seperti aspek sosial, ekonomi dan politik.

Hal tersebut sejalan dengan perintah Allah SWT, “Hai orang-orang

yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhan...”(QS Al-

Baqarah:208).

Islam memandang aktivitas ekonomi secara positif. Semakin banyak

manusia terlibat dalam aktivitas ekonomi maka semakin baik, sepanjang

tujuan dari prosesnya sesuai dengan ajaran Islam. Ketakwaan kepada Tuhan

tdak berimplikasi pada penurunan produktivitas ekonomi, sebaliknya justru

dapat mendekatkan kepada Tuhan selama diperoleh dengan cara-cara yang

sesuai dengan nilai-nilai Islam. (Tim Penulis P3EI, 2008:14)

Beberapa ayat Al-Qur’an yang dijadikan landasan hukum dalam

obligasi syariah adalah :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

16

“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-

baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika

benar-benar kepada-Nya saja kamu menyembah”.(QS Al-Baqarah : 172)

“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu. Dihalalkan

bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (Yang

demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang

mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut

yang dikehendaki-Nya”. (QS Al-Maidah : 1)

b. Hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wassalam yang berkaitan dengan

obligasi syariah, antara lain :

“Perjanjian boleh dilakukan diantara kaum muslimin, kecuali

perjanjian yang mengharamkan yang halal atau yang menghalalkan yang

haram, dan kaum muslim terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat

yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram”.(HR. at-

Tirmidzi dari Amr bin Auf)

Hadits Nabi, riwayat Imam Ibnu Majah, al-Daruquthni, dan yang lain,

dari Abu Said al-Khudri, Nabi Saw bersabda:

“Tidak boleh membahayakan (merugikan) diri sendiri maupun orang

lain”. (HR. Ibnu Majah)

“Barang siapa mempekerjakan pekerja, beritahulah upahnya”.(HR.

‘Abd ar-Razzaq dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id al-Khudri)

c. Kaidah fiqh

“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada

dalil yang mengharamkannya”.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

17

d. Dasar Hukum dan Fatwa Sukuk di Indonesia

Terdapat dua peraturan yang terkait dengan sukuk yaitu peraturan dari

Bapepam dan LK yang terkait dengan penerbitan sukuk. Pertama adalah Nomor

KEP-181/BL/2009, yang berisi mengenai definisi dari sukuk. Kedua

adalahPeraturan Nomor IX.A.13 meliputi penawaran umum, kewajiban

penyampaian dokumen kepada Bapepam dan LK, penyampaian pernyataan dari

wali amanat, pengungkap informasi dalam prospektus perjanjian

perwaliamanatan, perubahan

jenis/akad/kegiatan/aset yang mendasari penerbitan sukuk,sama dengan nilai

aset yang tersedia, kewajiban emiten dalam penggunaan dana hasil penawaran

umum, dan syarat-syarat perdagangan sukuk di pasar sekunder.

Sedangkan fatwa Dewan Syariah Nasional mengenai sukuk (obligasi

syariah), yaitu nomor 32/DSN-MUI/IX/2002 tentang obligasi syariah yang

meliputi pengertian obligasi syariah, akad yang dapat digunakan, ketentuan bagi

hasil, penyelesaian perselisihan, dan lain-lain.

2.1.4 Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional

Jika dibandingkan dengan obligasi konvensional, sukuk membutuhkan

instrumen penyertaan atas aset, sedangkan obligasi sebagai sebuah kontrak atas

utang dimana penerbit wajib membayar pemegang obligasi pada waktu tertentu,

sekaligus dengan bunga dan pokok. Perbedaaan yang mengemuka antara sukuk

dengan obligasi konvensional pada underlying asset yang digunakan. Di dalam

sukuk, underlying asset dibutuhkan sebagai jaminan bahwa penerbitan sukuk

didasarkan nilai yang sama dengan aset yang tersedia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

18

Tabel 2.1

Perbandingan antara Sukuk dan Obligasi

Sumber : Sudarsono, 2008

2.2 Sukuk Ritel (SR)

2.2.1 Pengertian Sukuk Ritel (SR)

Menurut Fatwa DSN-MUI Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat

Berharga Syariah Negara, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat

disebut sukuk negara, adalah surat berharga negara yang diterbitkan berdasarkan

prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian (حصة) kepemilikan aset SBSN, baik

dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Surat Berharga Syariah Negara Ritel (Sukuk Ritel) adalah surat berharga

negara yang diterbitkan berdasarkan prinsip syariah sebagai bukti atas bagian

penyertaan terhadap aset surat berharga syariah negara, yang dijual kepada

individu atau perseorangan warga negara Indonesia melalui agen penjual, dengan

volume minimum yang telah ditentukan. (www.dmo.or.id)

2.2.2 Karakteristik Sukuk Ritel

Karakteristik sukuk sebagaimana mengacu pada definisi sukuk yang harus

sejalan dengan syariah, maka pemerintah memberikan karakteristik sukuk sebagai

berikut (Buku Tanya Jawab SBSN, 2010:8) :

Keterangan Sukuk Obligasi Konvensional

Penerbit Pemerintah dan korporasi Pemerintah dan korporasi Underlying Asset Perlu Tidak perlu

Sifat instrumen Sertifikat kepemilikan/penyertaan atas suatu aset

Instrumen pengakuan utang

Penghasilan Imbalan, bagi hasil, dan margin Bunga/kupon, capital gain Jangka waktu Pendek dan menengah Menengah dan panjang Pihak yang terkait

Obligator, SPV, investor, trustee Obligator/issue dan investor

Price Harga pasar Harga pasar Investor Islami dan konvensional konvensional Pembayaran pokok Bullet atau amortisasi Bullet atau amortisasi

Penggunaan hasil penerbitan Harus sesuai dengan syariah Bebas

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

19

1. Sebagai bukti kepemilikan suatu aset berwujud atau hak manfaat, pendapatan

berupa imbalan (kupon)/margin/bagi hasil dan sesuai jenis akad yang

digunakan;

2. Terbebas dari unsur riba, gharar, dan maysir;

3. Penerbitannya melalui wali amanat berupa Special Purpose Vehicle (SPV);

4. Memerlukan underlying asset (sejumlah tertentu aset yang akan menjadi

objek perjanjian);

5. Penggunaan proceeds harus sesuai prinsip syariah.

2.2.3 Tujuan penerbitan Sukuk Ritel

Sukuk memiliki kesamaan tujuan dalam penerbitannya sebagaimana

obligasi umum. Penerbitan obligasi dilakukan oleh perusahaan atau pemerintah

yang membutuhkan dana, baik untuk ekspansi bisnisnya atau untuk memenuhi

kebutuhan keuangan perusahaan atau negara dalam jangka pendek maupun

panjang.

Dalam Undang-Undang tentang SBSN pasal 4 dijelaskan bahwa tujuan

penerbitan sukuk tersebut adalah untuk membiayai APBN termasuk membiayai

pembangunan proyek. Yang dimaksud dengan membiayai proyek adalah

membiayai pembangunan proyek-proyek yang telah mendapat alokasi dalam

APBN, termasuk proyek infrastruktur dalam sektor energi, telekomunikasi,

perhubungan, pertanian, industri manufaktur, dan perumahan rakyat.

2.2.4 Keuntungan Sukuk Ritel (SR)

Terdapat beberapa keuntungan yang diperoleh investor dalam berinvestasi

pada sukuk ritel, antara lain :

a. Pembayaran imbalan/kupon dan nilai nominal SR dijamin oleh negara

berdasarkan Undang-Undang SBSN dan Undang-Undang APBN setiap

tahunnya,sehingga SR tidak mempunyai risiko gagal bayar.

b. Pada saat diterbitkan (pasar perdana), imbalan /kupon SR ditawarkan lebih

tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito bank BUMN.

c. Imbalan/kupon dengan jumlah tetap (fixed coupon) sampai pada tanggal jatuh

tempo.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

20

d. Imbalan/kupon SR dibayar setiap bulan.

e. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme bursa efek atau

transaksi di luar bursa efek (over the counter).

f. Tersedia kuotasi harga beli (bid price) dari agen penjual yang dapat

dieksekusi kepada nasabahnya yang membeli di pasar perdana.

g. Berpotensi memperoleh capital gain bila dijual pada harga yang lebih tinggi

dari pada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di pasar

sekunder.

h. Dapat dipinjamkan atau digadaikan kepada pihak lain, termasuk jaminan

dalam rangka transaksi efek sesuai kebijakan dan mengikuti ketentuan dan

pesyaratan yang berlaku pada masing-masing pihak.

i. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta mendukung

pembiayaan pembangunan nasional.

j. Memberikan akses kepada investor untuk berpartisipasi dalam aktivitas pasar

keuangan dengan cara dan metode yang tidak bertentangan dengan prinsip-

prinsip syariah.

2.2.5 Dasar Hukum dan Fatwa-Fatwa Sukuk Ritel

Dasar hukum SBSN yaitu peraturan Bapepam dan LK yang khusus terkait

dengan penerbitan sukuk nomor IX.A.13 yang didalamnya mengatur penawaran

umum, kewajiban penyampaian dokumen kepada Bapepam dan LK, penyampaian

pernyataan dari wali amanat, pengungkap informasi dalam prospektus perjanjian

perwaliamanatan, perubahan jenis/akad/kegiatan/aset yang mendasari penerbitan

sukuk, kewajiban emiten dalam penggunaan dana hasil penawaran umum, dan

syarat-syarat perdagangan sukuk di pasar sekunder.

Selain itu, fatwa-fatwa yang terkait dengan Surat Berharga Syariah Negara

diantaranya :

a. Fatwa DSN-MUI Nomor 69/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga

Syariah Negara;

b. Fatwa DSN-MUI Nomor 70/DSN-MUI/VI/2008 tentang Metode

Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara;

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

21

c. Fatwa DSN-MUI Nomor 71/DSN-MUI/VI/2008 tentang Sale and Lease

Back;

d. Fatwa DSN-MUI Nomor 72/DSN-MUI/VI/2008 tentang Surat Berharga

Syariah Negara Ijarah Sale and Lease Back;

e. Fatwa DSN-MUI Nomor 76/DSN-MUI/VI/2010 tentang SBSN Ijarah Asset

To Be Leased (Sukuk Milkiyah al-Maujudat al-Mu‟ajjarah).

2.3 Teori Permintaan

Menurut Budiono (26:2002) dalam Wafa (2010), dalam teori ekonomi

tradisional ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan, yaitu :

a. Harga barang

b. Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut

c. Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat

d. Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat

e. Citra rasa atau selera masyarakat

f. Jumlah penduduk

g. Ramalan keadaan di masa yang akan datang

Persamaan ini biasanya digambarkan dengan X = f (Px, Py, Pz, M, S)

Harga dan permintaan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin

banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu

barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.

Gambar 2.1

Kurva Pergeseran Permintaan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

22

Adapun penjelasan pengaruh faktor lain selain harga barang terhadap

permintaan dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Harga barang lain

Hubungan antara suatu barang dengan berbagai jenis-jenis barang

lainnya dapat dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :

1. Barang lain itu merupakan barang pengganti

Suatu barang dinamakan barang pengganti kepada barang lain

apabila ia dapat menggantikan fungsi barang lain tersebut. Kopi dan teh

adalah barang yang dapat saling menggantikan fungsinya. Seorang yang

suka minum teh selalu dapat menerima minuman kopi apabila teh tidak

ada.

Harga barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang

yang dapat digantikannya. Sekiranya harga barang pengganti bertambah

murah maka barang yang digantikannya akan mengalami pengurangan

dalam permintaan.

2. Barang lain itu merupakan barang pelengkap

Apabila suatu barang selalu digunakanbersama-sama dengan barang

lainnya maka barang tersebut dinamakan barang pelengkap kepada barang

lain tersebut.Gula adalah barang pelengkap pada kopi atau teh karena pada

umumnya kopi dan teh yang kita minum harus dibubuhi gula.

Kenaikan atau penurunan permintaan barang pelengkap selalu

sejalan dengan perubahan permintaan barang yang digenapinya. Kalau

permintaan terhadap kopi atau bertambah begitu juga sebaliknya.

3. Kedua barang tidak mempunyai kaitan sama sekali (barang netral)

Permintaan terhadap beras dan terhadap buku tulis tidak mempunyai

hubungan sama sekali, maksudnya perubahan permintaan dan harga beras

tidak akan mempengaruhi permintaan buku tulis begitu juga sebaliknya.

b. Pendapatan para pembeli

Pendapatan para pembeli merupakan faktor yang sangat penting dalam

menentukan corak permintaan terhadap berbagai barang. Perubahan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

23

pendapatan selalu menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai

jenis barang.

2.4 Teori Pemintaan pada Pasar Modal

Menurut Wafa (2010), dalam pasar modal tingkat permintaan atas saham

dipengaruhi oleh beberapa hal dengan mengacu permintaan umum di atas. Dari

beberapa teori yang sudah umum dan merujuk pada teori permintaan umum

barang dan jasa diketahui bahwa diantara faktor yang mempengaruhi tersebut

adalah :

a. Dividen

b. Harga saham

c. Harga saham lain

d. Tingkat likuiditas

e. Suku bunga SBI

f. Pajak

g. Deposito perbankan

h. Preferensi

Teori tersebut diperkuat oleh penelitian sebelumnya oleh Diana (2006),

bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen kas, EPS, DER, IHSG.

Sedangkan dalam obligasi dan produk semisalnya, dalampenelitianyang

dilakukan oleh Richard Noviandi Lubis (2009) yang berjudul “Analisis Pengaruh

Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, dan GDP Terhadap Permintaan Obligasi

Swasta di Indonesia”, menunjukkan bahwa nilai kurs dan GDP memiliki pengaruh

positif terhadap peningkatan jumlah permintaan obligasi swasta, sedangkan suku

bunga deposito memiliki pengaruh negatif. Namun secara keseluruhan variabel

independen (nilai kurs, suku bunga deposito, dan GDP) dapat menjelaskan

variabel dependen (permintaan obligasi swasta).

Selain itu, dalam penelitian Wafa (2010) tentang faktor-faktor yang

mempengaruhi permintaan Sukuk Negara RitelSeri SR-001 menjelaskan bahwa

variabel independen (harga sukuk, harga obligasi ritel, tingkat bagi hasil deposito,

dan tingkat suku bunga) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat

pemintaan sukuk negara ritel (SR-001) baik secara parsial maupun simultan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

24

Adapun faktor-faktor yang umum digunakan sebagai variabel penelitian

terdahulu, diantaranya :

a. Suku Bunga SBI

b. Produk Domestik Bruto

c. Likuiditas Emiten

d. Harga Obligasi

e. Harga Obligasi Lain

f. Deposito Perbankan

g. Preferensi

2.5 Kurs

Menurut Sawaldjo Puspopranoto (2004 : 212), kurs adalah harga dimana

mata uang suatu negara dipertukarkan dengan mata uang negara lain disebut nilai

tukar (kurs).Misalnya, nilai mata uang rupiah terhadap Dollar AS. Nilai tukar

yang lazim disebut kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya

stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang

stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan

dunia usaha.

Menurut Santi Lina (2011), secara garis besar, sejak tahun 1970 Indonesia

telah menerapkan tiga sistem nilai tukar, yaitu :

1. Sistem nilai tukar tetap (mulai tahun 1970 sampai tahun 1978)

Menurut sistem kurs tetap (fixed exchange rate), nilai tukar mata uang

suatu negara terhadap mata uang negara lainnya ditetapkan oleh pemerintah.

Walaupun nilai tukar ditetapkan oleh pemerintah, namun tidak berarti bahwa

tidak ada perubahan permintaan dan penawaran atas suatu mata uang di pasar

valuta asing. Dampak dari perubahan permintaan dan penawaran mata uang

asing di pasar valuta asing tersebut akan diredam oleh pemerintah. Jika terjadi

kelebihan penawaran, pemerintah akan membelinya. Sebaliknya, jika terjadi

kelebihan permintaan terhadap mata uang asing tertentu, pemerintah akan

menjual persediaan mata uang yang dimilikinya.

Kebaikan sistem kurs tetap adalah bahwa sistem ini mampu memberikan

kepastian mengenai nilai tukar. Namun sistem ini pun banyak mengandung

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

25

kelemahan, diantaranya pemerintah harus memiliki cadangan devisa yang besar

untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan untuk melakukan intervensi pasar.

2. Sistem nilai tukar mengambang terkendali (sejak tahun 1978)

Pada sistem ini, nilai tukar pada dasarnya ditentukan oleh kekuatan

penawaran dan permintaan. Nilai kurs bebas bergerak untuk naik atau turun.

Namun, untuk menghindari gejolak yang terlalu tajam, pemerintah melakukan

intervensi atau campur tangan sampai batas-batas yang telah ditentukan,

misalnya 5% di atas atau di bawah kurs keseimbangan. Batas yang digunakan

untuk mengatakan bahwa perubahan nilai tukar dianggap terlalu tajam

ditentukan oleh bank sentral. Campur tangan pemerintah dalam mempengarui

nilaikurs ini dapat dilakukan secara langsung (membeli maupun menjual valuta

asing di pasar) maupun secara tidak langsung (misalnya, melalui pengaturan

tingkat bunga). Apabila pemerintah melakukan campur tangan secara langsung,

maka sistem kurs valuta asing yang dianut disebut dirty floating (mengambang

kotor). Sedangkan jika pemerintah melakukan campur tangan secara tidak

langsung, maka sistem kurs valuta asing yang dianut sebagai clean floating

(mengambang bersih). Dibandingkan dengan sistem kurs bebas, sistem kurs

mengambang terkendali lebih memberikan kepastian yang lebih baik bagi para

eksportir dari importir tentang besarnya nilai tukar yang akan berlaku untuk satu

periode.

3. Sistem nilai tukar mengambang bebas (free floating exchange rate system)

(sejak 14 Agustus 1997)

Kurs bebas adalah nilai kurs uang ditentukan oleh kekuatan pasar, yang

biasa juga disebut kurs mengambang. Keuntungan dari sistem kurs bebas adalah

bahwa tingkat kurs yang berlaku selalu sama dengan tingkat kurs keseimbangan.

Jadi, tidak ada masalah pasar gelap dan akibat negatifnya. Dalam sistem kurs

devisa yang betul-betul mengambang tidak ada masalah surplus atau defisit

neraca pembayaran, sebab bekerjanya pasar selalu menyeimbangkan jumlah

devisa yang masuk dengan devisa yang keluar. Sistem ini dilaksanankan apabila

syarat-syarat berikut dapat dipenuhi.

a. Kurs ditentukan sepenuhnya oleh kekuatan pasar

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

26

b. Tidak ada pembatasan penggunaan valuta asing

2.6 Suku Bunga

2.6.1 Pengertian Suku Bunga

Suku bunga adalah harga dari penggunaan uang atau bisa juga dipandang

sebagai sewa atas penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari

meminjam uang untuk menggunakan daya belinya dan biasanya dinyatakan dalam

persen (%). (Taufik, 2004)

Bunga bank dapat diartikan sebagai balas jasa yang diberikan oleh bank

yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau

menjual produknya. Bunga juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar

kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh

nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). (Kasmir, 2002:121)

Dalam kegiatan perbankan sehari-hari ada dua macam bunga yang diberikan

kepada nasabahnya, yaitu :

1. Bunga simpanan yaitu bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas

jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan

merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya.

2. Bunga pinjaman yaitu bunga yang diberikan kepada para peminjam atau

harga yang harus dibayar oleh nasabah pinjaman kepada bank. Contohnya,

bunga kredit.

Kedua macam bunga ini merupakan komponen utama faktor biaya dan

pendapatan bagi bank. Bunga simpanan merupakan biaya dana yang harus

dikeluarkan bank kepada nasabah sedangkan bunga pinjaman merupakan biaya

yang harus dikeluarkan nasabah atas dana yang dipinjamnya dari bank. Baik

bunga simpanan maupun bunga pinjaman masing-masing saling mempengaruhi.

Sebagai contoh seandainya bunga pinjaman tinggi, maka secara otomatis bunga

simpanan juga berpengaruh naik dan begitupun sebaliknya.

2.6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga

Agar keuntungan yang diperoleh bank dapat maksimal, maka pihak

manajemen bank harus pandai dalam menentukan besar kecilnya komponen suku

bunga. Hal ini disebabkan apabila salah dalam menentukan besar kecilnya

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

27

komponen suku bunga maka akan dapat merugikan bank itu sendiri. Faktor-faktor

yang mempengaruhi suku bunga, yaitu :

1. Kebutuhan Dana

Faktor kebutuhan dana dikhususkan untuk dana simpanan, yaitu

seberapa besar kebutuhan dana yang diinginkan. Apabila bank kekurangan

dana, sementara permohonan peminjaman uang meningkat, maka yang

dilakukan oleh bank agar hal tersebut cepat terpenuhi adalah dengan

meningkatkan suku bunga simpanan. Namun peningkatan suku bunga

simpanan akan mengakibatkan pula meningkatnya suku bunga pinjaman.

Sebaliknya apabila dana yang ada dalam simpanan di bank banyak, sementara

permohonan pinjaman sedikit maka bunga simpanan akan turun.

2. Target Laba yang Diinginkan

Faktor ini dikhususkan untuk bunga pinjaman. Hal ini disebabkan target

laba merupakan salah satu komponen dalam menentukan besar kecilnya suku

bunga pinjaman. Jika laba yang diinginkan besar maka bunga pinjaman juga

besar dan demikian sebaliknya. Namun untuk menghadapi pesaing target laba

dapat diturunkan seminimal mungkin.

3. Kualitas Jaminan

Kualitas jaminan juga diperuntukkan bagi bunga. Semakin likuid

jaminan (mudah dicairkan) yang diberikan, maka semakin rendah bunga

kredit yang diberikan dan demikian sebaliknya.

4. Kebijaksanaan Pemerintah

Dalam menentukan bunga simpanan maupun bunga pinjaman, bank

tidak boleh melebihi batasan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Artinya,

ada batasan maksimal dan minimal untuk suku bunga yang diizinkan.

Tujuannya adalah agar bank dapat bersaing secara sehat.

5. Jangka Waktu

Baik untuk bunga simpanan maupun bunga pinjaman, faktor jangka

waktu sangat menentukan. Semakin panjang jangka waktu pinjaman, maka

semakin tinggi bunganya. Hal ini disebabkan besarnya kemungkinan risiko

macet di masa yang akan datang. Begitupun sebaliknya jika pinjaman

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

28

berjangka waktu pendek, maka bunganya relatif rendah. Akan tetapi untuk

bunga simpanan berlaku sebaliknya, semakin panjang jangka waktu maka

bunga simpanan semakin rendah dan sebaliknya.

6. Reputasi Perusahaan

Reputasi perusahaan juga sangat menentukan suku bunga terutama

untuk bunga pinjaman. Bonafiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh

kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya

karena biasanya perusahaan bonafid kemungkinan risiko kredit macet di masa

mendatang relatif kecil dan demikian sebaliknya perusahaan yang kurang

bonafid kemungkinan risiko kreditnya macetnya cukup besar.

7. Produk yang Kompetitif

Produk yang kompetitif sangat menentukan besar kecilnya pinjaman.

Kompetitif maksudnya adalah produk yang dibiayai sangat laris di pasaran.

Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah

jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif. Hal ini disebabkan

produk yang kompetitif tingkat perputaran produknya tinggi, sehingga

pembayarannya diharapkan lancar.

8. Hubungan Baik

Biasanya bunga pinjaman dikaitkan dengan faktor kepercayaan kepada

seseorang atau lembaga. Dalam prakteknya, bank menggolongkan

nasabahnya antara nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (sekunder).

9. Persaingan

Dalam kondisi tidak stabil dan bank kekurangan dana sementara, maka

tingkat persaingan dalam memperebutkan dana simpanan cukup ketat. Oleh

karena itu, bank harus bersaing ketat dengan bank lainnya.

2.7 Produk Domestik Bruto

2.7.1 Pengertian Produk Domestik Bruto(PDB)

Produk Domestik Bruto merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan

oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu, atau merupakan jumlah nilai

barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. (www.bps.go.id)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

29

Sedangkan menurut McEachern (2000:146) dalam suatu blog

(www.informasiku.com), PDB artinya mengukur nilai pasar dari barang dan jasa

akhir yang diproduksi oleh sumber daya yang berada dalam suatu negara selama

jangka waktu, biasanya satu tahun. PDB juga dapat digunakan untuk mempelajari

perekonomian dari waktu ke waktu atau untuk membandingkan beberapa

perekonomian pada suatu saat.

2.7.2 Tipe-Tipe PDB

Terdapat dua tipe PDB, diantaranya :

1. PDB dengan harga berlaku atau PDB nominal, yaitu nilai barang dan

jasa yang dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut

harga yang berlaku pasda tahun tersebut.

2. PDB dalam harga tetap atau PDB riil, yaitu nilai barang dan jasa yang

dihasilkan suatu negara dalam suatu tahun dinilai menurut harga yang

berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk

menilai barang dan jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun lain.

Angka-angka PDB merupakan hasil perkalian jumlah produksi (Q) dan

harga (P), jika harga-harga naik dari tahun ke tahun karena inflasi, maka besarnya

PDB akan naik pula, tetapi belum tentu kenaikan tersebut menunjukkan jumlah

produksi (PDB riil). Mungkin kenaikan PDB hanya disebabkan oleh kenaikan

harga, sedangkan volume produksi tetap atau merosot.

2.7.3 PDB Berdasarkan Pendekatan

a. PDB Berdasarkan Pendekatan Pengeluaran

Menurut McEachern (2000:149), untuk memahami pendekatan

pengeluaran pada PDB dengan membagi pengeluaran agregat menjadi empat

komponen, yaitu konsumsi, investasi, pembelian pemerintah, dan ekspor netto.

1. Konsumsi atau secara lebih spesifik pengeluaran konsumsi perorangan

adalah pembelian barang dan jasa akhir oleh rumah tangga selama satu

tahun. Contohnya : dry cleaning, potong rambut, perjalanan udara, dan

sebagainya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

30

2. Investasi atau secara lebih spesifik investasi domestik swasta bruto adalah

belanja pada barang kapitan baru dan tambahan untuk persediaan.

Contohnya : bangunan dan mesin baru yang dibeli perusahaan untuk

menghasilkan barang dan jasa.

3. Pembelian pemerintah atau secara lebih spesifik konsumsi dan investasi

bruto pemerintah, mencakup pembelanjaan pada barang dan jasa, dari

pembersihan jalan sampai pembersihan ruang pengadilan, dari buku

perpustakaan sampai upah petugas perpustakaan. Di dalam pembelian

pemerintah ini tidak mencakup keamanan sosial, bantuan kesejahteraan

dan asuransi pengangguran karena pembayaran tersebut mencerminkan

bantuan pemerintah kepada penerimanya dan tidak mencerminkan

pembelian pemerintah.

4. Ekspor netto, sama dengan nilai ekspor barang dan jasa suatu negara

dikurang dengan impor barang dan jasa negara tersebut. Ekspor netto tidak

hanya meliputi nilai perdagangan barang, tetapi juga jasa.

Dalam pendekatan pengeluaran, pengeluaran agregat negara sama

dengan penjumlahan konsumsi (C), investasi (I), pembelian pemerintah (G),

dan ekspor netto (X-M). Penjumlahan komponen tersebut menghasilkan

pengeluaran agregat atau GDP = C+I+G+(X-M).

b. PDB Berdasarkan Pendekatan Pendapatan

Menurut McEachern (2000:151), pendapatan agregat sama dengan

penjumlahan semua pendapatan yang diterima pemilik sumber daya dalam

perekonomian (karena sumber dayanya digunakan dalam proses produksi).

Sistem pembukuan double-entry dapat memastikan bahwa nilai output agregat

sama dengan pendapatan agregat yang dibayarkan untuk sumber daya yang

digunakan dalam produksi output tersebut, yaitu upah, bunga, sewa, dan laba

dari produksi. Jadi, pengeluaran agregat = PDB = pendapatan agregat. Suatu

produk jadi biasanya diproses oleh beberapa perusahaan dalam perjalanannya

menuju konsumen. Misalnya meja kayu, mulanya sebagai kayu mentah,

kemudian dipotong oleh perusahaan pertama, dipotong sesuai kebutuhan mebel

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

31

oleh perusahaan kedua, dibuat meja oleh perusahaan ketiga, dan dijual oleh

perusahaan keempat.

Double counting dihindari dengan cara hanya memperhitungkan nilai

pasar dari meja pada saat dijual kepada pengguna akhir atau dengan cara

menghitung nilai tambah pada setiap tahap produksi. Nilai tambah dari setiap

perusahaan sama dengan harga jual barang perusahaan tersebut dikurangi

dengan jumlah yang dibayarkan atas input perusahaan lain. Nilai tambah dari

setiap tahap mencerminkan pendapatan atas pemilik sumber daya pada tahap

yang bersangkutan. Penjumlahan nilai tambah pada semua tahap produksi sama

dengan nilai pasang barang akhir dan penjumlahan nilai tambah seluruh barang

dan jasa akhir adalah sama dengan PDB berdasarkan pendekatan pendapatan.

2.8 Harga Obligasi

Seoranginvestor harus memahami konsep penilaian produk yang dijadikan

investasinya. Obligasi sebagai instrumen investasi jangka panjang mempunyai

karakteristik penilaian yang spesifik dan berbeda dengan instrumen investasi

lainnya seperti saham.

Pada setiap pembelian investasi seorang investor yang menyimpannya

seperti waktu jatuh tempo akan menerima pendapatan dalam bentuk kupon

(tingkat suku bunga) dari obligasi tersebut. Kenaikan dan penurunan tingkat suku

bunga setiap saat dipengaruhi oleh aspek risiko sistematis yang disebabkan oleh

pasar dan juga oleh aspek non sistematis. Kenaikan ataupun penurunan tingkat

suku bunga perbankan serta tingginya inflasi bisa menjadi pemicu fluktuasi yang

mempengaruhi pendapatan obligasi.

Konsep penilaian obligasi yang bentuk pendapatannya dikenal dengan

istilah yield pada dasarnya dikembangkan atas dasar nilai intrinsik dari obligasi

tersebut. Selain itu besarnya aliran dana yang dihasilkan dari kupon obligasi

tersebut merupakan faktor penting dalam penilaian sebuah obligasi.

Calon investor obligasi harus memperhatikan bahwa harga obligasi setiap

saat bisa berubah-ubah sesuai dengan situasi dan kondisi pasar yang

mempengaruhinya. Harga obligasi merupakan fungsi langsung dari reinvestment

rate serta fungsi kebalikan dari discount rate. Jika discount rate dan expecting

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

32

yield naik, maka harga obligasi cenderung turun. Disamping faktor yang mendasar

seperti tersebut diatas masih banyak variabel lainnya seperti tingkat inflasi,

kondisi perekonomian, kinerja emiten, likuiditas, dan aspek-aspek lainnya.

Obligasi syariah pricing (harga) merupakan gambaran daritransaksi yang

terjadi di sektor riil. Naik turunnya harga merupakangambaran yang jelas

mengenai hal yang terjadi kinerja dan kegiatan yangdilakukan perusahaan

tersebut. Obligasi syariah dikeluarkan untukmendanai dan membiayai suatu

proyek, sehinggapricing yang adamerupakan gambaran tentang proyek itu dimasa

sekarang dan masadepannya. (Anggraini, 2010)

2.9 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Agus KhoirulWafa (2010) yang

berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan Sukuk Negara

Ritel (SR-001) Periode Maret 2009-Juni 2010 ” dengan menggunakan metode

analisis Vector Autoregressif (VAR). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

variabel independen (harga sukuk, harga obligasi ritel, tingkat bagi hasil deposito,

dan tingkat suku bunga) mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat

pemintaan sukuk negara ritel (SR-001) periode Maret 2009-Juni 2010 baik secara

parsial maupun simultan.

Penelitian yang dilakukan oleh YunitaAnggraini (2010) yang berjudul

“Pemodelan Sukuk Ijarah Indosat Dengan Metode System Dynamics” dengan

menggunakan sistem dinamik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dari

keempat variabel independen (x), yaitu suku bunga SBI, kurs rupiah,inflasi, dan

indeks obligasi, maka yang dapat dijadikan skenario sebagaisebagai analisis

kebijakan bagi sukuk ijarah itu sendiri adalah suku bungaSBI dan Inflasi karena

kedua variabel ini yang paling terkait denganobligasi syariah khususnya obligasi

syariah (sukuk) ijarah.

Penelitian yang dilakukan oleh Rio Hartanto Syafirdi (2006) yangberjudul

”Harga Obligasi Syariah Di Pasar Sekunder (Studi Kasus: Obligasi Indosat

Syariah Mudharabah)” dengan menggunakan metode analisis Regresi Berganda.

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel-variabel seperti suku bunga,

inflasi, kinerja perusahaan, tidak mempengaruhi obligasi syariah terutama obligasi

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

33

Indosat syariah mudharabah 2002. Variabel yang mempengaruhi adalah kurs

rupiah terhadap US dollar dan harga obligasi Indosat syariah Mudharabah 2002

pada 1 bulan sebelumnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Richard Noviandi Lubis (2009) yang

berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Suku Bunga Deposito, dan GDP

Terhadap Permintaan Obligasi Swasta di Indonesia” dengan menggunakan

metode Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa

nilai kurs dan GDP memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan jumlah

permintaan obligasi swasta, sedangkan suku bunga deposito memiliki pengaruh

negatif. Namun secara keseluruhan variabel independen (nilai kurs, suku bunga

deposito, dan GDP) dapat menjelaskan variabel dependen (permintaan obligasi

swasta).

Penelitian yang dilakukan oleh Wenda Meles Tri Nilasari (2011) yang

berjudul “Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia Terhadap

Harga Obligasi Syariah yang Listing di BEI pada Tahun 2008-2009” dengan

menggunakan analisis regresi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa variabel

inflasi dan tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap harga obligasi

syariah yang listing di BEI tahun 2008-2009. Kemudian, inflasi berpengaruh

terhadap tingkat suku bunga SBI tahun 2008-2009.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdillah (2006) yang berjudul “Strategi

Perusahaan Dengan Pendekatan Sistem Dinamik (Studi Kasus PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk)” dengan menggunakan sistem dinamik. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistem dinamik, maka

dapat dilakukan skenario kebijakan melalui simulasi model strategi perusahaan

yang selanjutnya dapat dilihat dari hasil posisi perusahaan yang diperoleh dengan

menggunakan matriks General Electric.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

34

Tabel 2.2

Hasil Penelitian Empiris

Peneliti Tahun Judul Metode Penelitian Hasil Penelitian

Mohammad Agus

Khoirul Wafa

2010

Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Permintaan

Sukuk Negara Ritel-1 (SR-001)

Periode Maret 2009-Juni 2010

analisis Vector

Autoregressif (VAR)

secara parsial harga sukuk, harga obligasi ritel, tingkat bagi hasil deposito, dan tingkat suku bunga mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemintaan sukuk negara ritel (SR-001)

Yunita Anggraini 2010

Pemodelan Sukuk Ijarah Indosat

Dengan Metode System Dynamics

sistem dinamik

suku bunga SBI, kurs rupiah,inflasi, dan indeks obligasi, maka yang dapat dijadikan skenario sebagaisebagai analisis kebijakan bagi sukuk ijarah itu sendiri adalah suku bungaSBI dan Inflasi karena kedua variabel ini yang paling terkait denganobligasi syariah khususnya obligasi syariah (sukuk) ijarah

Rio Hartanto Syafirdi

2006

Harga Obligasi Syariah Di Pasar Sekunder (Studi Kasus: Obligasi Indosat Syariah Mudharabah)

Analisi Regresi

Berganda

suku bunga, inflasi, kinerja perusahaan, tidak mempengaruhi obligasi syariah terutama obligasi indosat syariah mudharabah 2002. Variabel yang mempengaruhi adalah kurs rupiah terhadap US dollar dan harga obligasi Indosat syariah Mudharabah 2002 pada 1 bulan sebelumnya

Richard Noviandi

Lubis 2009

Analisis Pengaruh Nilai

Kurs, Suku Bunga Deposito,

dan GDP Terhadap

Permintaan Obligasi Swasta

di Indonesia

Ordinary Least

Square

nilai kurs dan GDP memiliki pengaruh positif terhadap peningkatan jumlah permintaan obligasi swasta, sedangkan suku bunga deposito memiliki pengaruh negatif. Namun secara keseluruhan variabel independen (nilai kurs, suku bunga deposito, dan GDP) dapat menjelaskan variabel dependen (permintaan obligasi swasta).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

35

Sumber : Olahan Penulis

2.10 Kerangka pemikiran

Sumber : Hasil Olahan Penulis

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran

Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwa peningkatan terhadap

permintaan sukuk ritel Indonesia akan membantu pemerintah untuk mencapai

Wenda Meles Tri Nilasari

2011

Pengaruh Inflasi dan Tingkat Suku

Bunga Bank Indonesia

Terhadap Harga Obligasi Syariah yang Listing di

BEI pada Tahun 2008-2009

Analisis Regresi

variabel inflasi dan tingkat suku bunga SBI tidak berpengaruh terhadap harga obligasi syariah yang listing di BEI tahun 2008-2009. Kemudian, inflasi berpengaruh terhadap tingkat sukku bunga SBI tahun 2008-2009.

Abdillah 2006

Strategi Perusahaan

Dengan Pendekatan

Sistem Dinamik (Studi Kasus PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

Sistem Dinamik

menggunakan sistem dinamik, maka dapat dilakukan skenario kebijakan melalui simulasi model strategi perusahaan yang selanjutnya dapat dilihat dari hasil posisi perusahaan yang diperoleh dengan menggunakan matriks General Electric.

Kurs Rupiah (X2)

Produk Domestik

Bruto (X3)

Harga Sukuk Ritel SR-001(X4)

Harga Obligasi

Ritel ORI-004 (X5)

Suku Bunga Deposito 1 bulan (X1)

Faktor-faktor yang mempengaruhi

permintaan SR-001

Permintaan sukuk ritel SR-001

Jumlah penerbitan sukuk ritel di masa yang akan datang

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

36

tujuan-tujuannya juga memberikan kesempatan pada investor kalangan menengah

untuk ikut berpartisipasi di dalamnya. Oleh karena itu untuk memaksimalkan

produk ini, perlu adanya kebijakan yang dapat memunculkan minat masayarakat

terhadap sukuk ritel. Baik itu dari sisi intern yang dimiliki sukuk ritel, maupun

faktor-faktor eksternal.

Dari sisi intern, sukuk ritel memiliki keunggulan-keunggulan yang telah

dijelaskan pada bab sebelumnya. Sedangkan dari sisi eksternal, pemintaan

terhadap sukuk riteldi pasar sekunder dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor

berdasarkan penelitian terdahulu juga mengacu pada teori permintaan di pasar

modal menurut Wafa (2010) yang merujuk pada teori permintaan umum barang

dan jasa, bahwa diantara faktor yang dapat mempengaruhi ialah faktor suku bunga

deposito 1 bulan. Suku bunga yang tinggi akan membuat investasi di sektor

perbankan konvensional menjadi menarik. Tingginya suku bunga tersebut

disebabkan oleh perbankan yang mengacu terhadap BI rate, sehingga perbankan

akan menetapkan suku bunga deposito 1 bulan menyesuaikan dengan fluktuasi

yang terjadi. Suku bunga deposito ini akan mempengaruhi terhadap penentuan

suku bunga simpanan pula.Kemudian faktor kurs yang dapat memberikan peluang

bagi pemilik dana untuk meraih keuntungan dari perbedaan kurs mata uang antar

negara. Setelah itu, faktor produk domestik bruto di Indonesia yang dapat

mencerminkan peningkatan pendapatan masyarakat, sehingga dapat

mengindikasikan bahwa ketika pendapatan masyarakat di suatu negara meningkat

maka investasi terhadap sukuk ritel pun ikut meningkat yang nantinya akan

terlihat pada frekuensi perdagangan di pasar sekunder. Selanjutnya, harga sukuk

ritel dan harga obligasi konvensional di bursa efek dapat menjadi pertimbangan

untuk memutuskan pemilihan produk investasi karena harga akan menentukan

apakah si investor akan mendapatkan keuntungan dari pembelian tersebut atau

tidak.

Berdasarkan kelima faktor di atas, permintaan sukuk ritel di pasar sekunder

dapat terpengaruh oleh perubahan yang terjadi pada kelima faktor tersebut.

Kemudian, laju permintaan sukuk ritel tersebut akan mempengaruhi terhadap

penetapan jumlah penerbitan sukuk ritel di masa yang akan datang. Ketika

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI - digilib.polban.ac.iddigilib.polban.ac.id/files/disk1/90/jbptppolban-gdl-delasartik... · LANDASAN TEORI. 2.1 Sukuk . 2.1.1 Pengertian Sukuk Sukuk dikenal sebagai

37

terdapat perubahan pada jumlah penerbitan sukuk ritel, maka akan mempengaruhi

pula terhadap kelima faktor di atas.