analisis pengaruh nilai outstanding sukuk, peringkat...
TRANSCRIPT
ANALISIS PENGARUH NILAI OUTSTANDING SUKUK, PERINGKAT
SUKUK, DAN TOTAL ASET TERHADAP ROE PERUSAHAAN
PERIODE 2013-2017
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh
Theresa Dharmayanti
NIM: 11140860000045
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H/2019 M
ii
ANALISIS PENGARUH NILAI OUTSTANDING SUKUK, PERINGKAT
SUKUK, DAN TOTAL ASET TERHADAP ROE PERUSAHAAN
PERIODE 2013-2017
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Theresa Dharmayanti
NIM : 11140860000045
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I
Dr. M Nur Rianto Al Arif, M.Si
NIP.198110132008011006
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H / 2019 M
iii
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Jumat Tanggal Tiga Belas Bulan Juli Tahun Dua Ribu Delapan Belas
telah dilakukan Ujian Komprehensif atas Mahasiswa :
1. Nama : Theresa Dharmayanti
2. NIM : 11140860000045
3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi :”Analisis Pengaruh Penerbitan Sukuk, dan Peringkat
Sukuk Terhadap Profitabilitas Perusahaan Periode 2013-2017”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 13 Juli 2018
1. Endra Kasni Laila Y, S. Ag., M.Si. ( )
NIP. 19720818199803 2 003 Penguji Ahli I
1. Drs. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si (___________________)
NIP.198110132008011006 Penguji Ahli I
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertandatangan di bawah ini:
Nama : Theresa Dharmayanti
No. Induk Mahasiswa : 11140860000045
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Ekonomi Syariah
Dengan ini menyatakan bahwa penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan
dan mempertanggung jawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber
asli atau ijin pemiliknya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas
karya ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
dikenakan sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 25 Januari 2019
(Theresa Dharmayanti)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas Pribadi
Nama : Theresa Dharmayanti
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 23 November 1996
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Belum Menikah
Tinggi/berat : 155cm/48kg
Agama : Islam
Alamat : Kp. Bidara Raya no.89, RT/RW 010/001,
Marunda, Cilincing
Jakarta Utara, DKI Jakarta.
No. Hp : 081310165223
E-mail : [email protected]
Pendidikan Formal
2002-2004 : SDN 02 Tarumajaya
2004-2007 : SDN 19 Rawabadak
vii
2007-2008 : SDN 252 Nikkel
2008-2009 : SMPN 2 Nuha
2009-2011 : SMPN 173 Jakarta
2011-2014 : SMAN 13 Jakarta
2014-2019 : Program Sarjana (S1) Jurusan Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta
Pengalaman Organisasi
1. Koordinator Perlombaan WeShare – Temilreg Jabodetabek 2018 di UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Koordinator Acara IES (Indonesian Economic Summit) 2016 di UIN
Syarif Hidayatullah
3. Staff Divisi Kewirausahaan KSEI LiSEnSi masa amanah 2015-2016
4. Staff Divisi Keilmuan KSEI LiSEnSi masa amanah 2016-2017
5. Staff Divisi Kewirausahaan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi
Syariah masa amanah 2014-2015
Seminar dan Workshop
1. Company visit to BAPPENAS 2016
viii
2. Seminar Edukasi Pengelolaan Keuangan dan Produk Keuangan Bagi
Mahasiswa dan Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta 2017
3. Sekolah Pasar Modal Syariah 2017
4. Company Visit to Kemenkeu 2017
Pengalaman Kerja
1. Pengajar Studia Center 2015-2016
2. Pengajar Latis Privat 2016-sekarang
3. Guru Kelas IV SDS Ruhul Amin 2017-sekarang
4. Pengajar Les Privat 2018-sekarang
Latar Belakang Keluarga
Ayah : Firmansyah
Tempat, Tanggal Lahir : Sanggau, 18 September 1950
Ibu : Tri Rahayu
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 19 September 1971
Alamat : Kp. Bidara Raya no.89, RT/RW 010/001,
Marunda, Cilincing
Jakarta Utara, DKI Jakarta.
Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara
ix
ABSTRACT
Economic growth is supported by all parties involved, one of the parties
who play an important role is industry. Oftenly, Industry collides with the issue of
fresh funds to maintain the existence of the company so that it remains productive.
The solution offered by Islamic economics is to issue investment instruments,
namely sukuk. The issuers need to assess the quality of sukuk conducted by third
parties (credit rating companies) which are expressed in the form of sukuk
ratings. Sukuk ratings are useful for showing the quality sukuk. In addition, the
size of the company which is a reflection of the amount of assets owned by the
company also needs to be seen to review how much the company has developed.
However, is issuing sukuk, doing sukuk rating, and reviewing the size of the
company can affect the company's profitability? This study aims to analyze the
effect of sukuk issuance, sukuk ranking, and company size on the profitability of
the company. The analysis technique used in this study is panel data analysis
techniques using EViews data processing applications. The findings of this study
are that there is no significant effect between sukuk issuance on company
profitability with a significance value 0.1536, and there is no significant effect
between total assets on profitability with a significance value of 0.8009, and there
is no significant effect between sukuk ratings on profitability with a significance
value of 0.0719. Simultaneously, the three independent variables have a
significant effect on the profitability of the company with the F Test value of
0.000521.
Keywords: Sukuk, Credit Rating, Asset, Profitability, Panel Data
x
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi ditopang oleh segenap pihak yang ikut terlibat,
salah satu pihak yang berperan penting adalah perindustrian. Namun, seringkali
perindustrian terbentur dengan masalah dana segar untuk menjaga keberadaan
perusahaan agar senantiasa tetap produktif. Solusi yang ditawarkan oleh ekonomi
Islam adalah dengan mengeluarkan instrumen investasi, yaitu sukuk. Perusahaan
yang menerbitkan sukuk perlu melakukan penilaian kualitas sukuk yang dilakukan
oleh pihak ketiga (credit rating company) yang dinyatakan dalam bentuk
peringkat sukuk yang berguna untuk menunjukkan kualitas sukuk perusahaan.
Selain itu, total aset yang merupakan cerminan besaran aset yang dimiliki
perusahaan juga perlu dilihat untuk meninjau seberapa besar perusahaan tersebut
telah berkembang. Namun, apakah dengan mengeluarkan sukuk, melakukan
pemeringkatan sukuk, dan peninjauan total aset dapat memengaruhi profitabilitas
perusahaan? Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penerbitan
sukuk, peringkat sukuk, dan total aset terhadap profitabilitas perusahaan. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data panel
dengan menggunakan aplikasi pengolah data EViews. Temuan penelitian ini
adalah terdapat pengaruh negatifsignifikan antara penerbitan sukuk terhadap
profitabilitas perusahaan dengan nilai signifikansi 0.1536, serta tidak adanya
pengaruh signifikan antara total aset terhadap profitabilitas dengan nilai
signifikansi 0.8009, dan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara peringkat
sukuk terhadap profitabilitas dengan nilai signifikansi 0.0719. Secara simultan,
ketiga variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan dengan nilai Uji F sebesar 0.000521.
Kata Kunci : Sukuk, Peringkat, Aset, Profitabilitas, Data Panel.
xi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT atas segala berkah, rahmat,
hidayah, serta limpahan ilmuNya yang telah menuntun penulis hingga dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam tercurahkan
kepada Rasulullah SAW yang telah berkorban untuk umatnya yang bahkan belum
pernah beliau temui. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat
mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga skripsi yang berjudul “Analisis
Pengaruh Nilai Outstanding Sukuk, Peringkat Sukuk, dan Total Aset
Terhadap ROE periode 2013-2017” memberikan banyak manfaat bagi seluruh
pihak.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada seluruh
pihak yang telah mendukung proses penulisan skripsi ini, baik doa, maupun
dukungan moral. Ucapan terimakasih ini penulis persembahkan kepada:
1. Allah SWT yang telah menuntun penulis hingga menyelesaikan skripsi
ini, serta tak pernah surut pertolongan dan kasih sayangNya kepada
penulis.
2. Mama yang selalu memanjatkan doa untuk anak-anaknya dalam perih,
maupun senang. Ayah, petuah Ayah tak pernah hilang meski ruh, dan
raga telah terpisah. Semoga ilmu, dan manfaat dari penulisan skripsi
ini menjadi amal jariyah untuk Ayah. Kakak Yohana, dan Gunawan,
terimakasih atas motivasi, dukungan, serta inspirasi yang selalu
tercurah kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc, M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi, dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah melimpahkan ilmu yang berharga kepada penulis.
4. Bapak Dr. Amilin, SE, M.Si, Ak, CA, BKP selaku Wadek Bidang
Akademik, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, MH selaku Wadek
xii
Bidang Administrasi Umum, Bapak Dr. Desmadi Saharudin, MA
selaku Wadek Bidang Kemahasiswaan.
5. Bapak Dr. M. Nur Rianto Al Arif, M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Syariah, dosen pembimbing akademik, dan dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu, motivasi, serta ilmu dalam
membimbing penulis selama menjalani perkuliahan, hingga
penyelesaian skripsi. Semoga Allah SWT memberkahi, dan
menjadikan ilmu bapak sebagai amal jariyah bagi bapak.
6. Ibu RR. Tini Anggraini, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi
Syariah.
7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, khususnya dosen Jurusan
Ekonomi Syariah yang telah melimpahkan ilmu, dan motivasi selama
perkuliahan. Serta jajaran staff karyawan Fakultas Ekonomi, dan
Bisnis yang telah memberikan pelayanan terbaik. Semoga Allah
melimpahkan kebaikan, dan balasan yang baik kepada bapak, dan ibu
semua.
8. Sahabat-sahabat dekat, yaitu Irna Atriani, Lauhul Mahfuzh, Gigih
Ikhsani Utomo, Andre Reva Utama, Vikal Raja dan teman-teman lain
yang tak bisa disebutkan satu per satu namanya. Terimakasih telah
menemani, memotivasi, dan selalu ada kapanpun penulis
membutuhkan sandaran. Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah
agar kelak penulis dapat berjumpa kalian lagi.
9. Teman-teman LiSEnSi, serta teman-teman Ekonomi Syariah 2014.
Semoga Allah mempertemukan kita kembali dalam keadaan terbaik.
Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, sebab itulah, penulis
mengharapkan saran, kritik, dan tanggapan yang membangun.
Wassalamualaikum warrahmatullah wabarakatuh
Jakarta, 25 Januari 2019
Theresa Dharmayanti
xiii
DAFTAR ISI
COVER
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................ vi
ABSTRACT .......................................................................................... ix
ABSTRAK ............................................................................................ x
KATA PENGANTAR .......................................................................... xi
DAFTAR ISI ......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 12
C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 12
xiv
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 12
E. Sistematika Penulisan................................................................. 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 15
1. Rasio Profitabilitas ............................................................... 15
2. Sukuk.................................................................................... 20
3. Peringkat Sukuk ................................................................... 22
4. Ukuran Perusahaan............................................................... 28
B. Penelitian Terdahulu .................................................................. 29
C. Keterkaitan Antar Variabel ........................................................ 36
1. Pengaruh Penerbitan Sukuk Terhadap Profitabilitas............ 36
2. Pengaruh Peringkat Sukuk Terhadap Profitabilitas ............. 38
3. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas ......... 39
D. Kerangka Pemikiran ................................................................... 39
E. Hipotesis ..................................................................................... 41
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................... 42
B. Jenis dan Sumber Data ........................................................................... 43
1. Sumber Data ..................................................................................... 43
2. Karakteristik Data ............................................................................ 43
C. Metode Analisis Data ............................................................................. 44
1. Estimasi Model Data Panel .............................................................. 45
a. Common Effect ........................................................................... 45
xv
b. Fixed Effect ................................................................................ 45
c. Random Effect ............................................................................ 46
2. Pemilihan Model Data Panel ............................................................ 46
a. Uji Chow .................................................................................... 46
b. Uji Hausman............................................................................... 47
3. Pengujian Statistik ............................................................................ 48
4. Uji Simultan (Statistik F) ................................................................. 49
5. Uji Parsial (Uji t) .............................................................................. 49
6. Uji Koefisien Determinan R2 ........................................................... 50
D. Operasional Variabel Penelitian ............................................................. 50
1. Variabel Independen ........................................................................ 50
a. Sukuk.......................................................................................... 50
b. Peringkat .................................................................................... 51
c. Total Aset .................................................................................. 52
2. Variabel Dependen .......................................................................... 52
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ........................................... 53
B. Sekilas Gambaran Umum Perusahaan ................................................... 53
1. PT. Bank Sulselbar ........................................................................... 53
2. PT. Summarecon Agung Tbk ........................................................... 57
3. PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk .......................................... 61
4. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk ................................................. 66
5. PT. Adhi Karya Tbk ......................................................................... 71
xvi
6. PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk ............................................................ 74
C. Analisis ................................................................................................... 78
1. Pemilihan Model Data Panel ............................................................ 78
a. Uji Chow .................................................................................... 80
b. Uji Hausman............................................................................... 82
2. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 82
a. Uji Signifikansi Simultan ........................................................... 83
b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t).................................................... 84
1) Nilai Outstanding Sukuk ...................................................... 85
2) Peringkat Sukuk ................................................................... 85
3) Total Aset ............................................................................ 86
c. Uji Koefisiensi Determinasi R2 ................................................. 87
D. Pembahasan ........................................................................................... 87
1. Konstanta.............................................................................. 87
2. Nilai Outstanding Sukuk ...................................................... 88
3. Peringkat Sukuk ................................................................... 90
4. Total Aset ............................................................................ 92
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 94
B. Saran ...................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 100
LAMPIRAN ...................................................................................................... 104
xvii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
1.1 Pertumbuhan Aset Industri Keuangan Syariah 2013-2017 7
2.1 Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional 21
2.2 Daftar Peringkat Sukuk 22
2.3 Ukuran Perusahaan 28
2.4 Daftar Penelitian Terdahulu 30
3.1 Konversi Peringkat Sukuk 51
4.1 Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Common Effect 79
4.2 Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Fixed Effect 79
4.3 Hasil Pengolahan Uji Chow 80
4.4 Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Random Effect 81
4.5 Hasil Uji Hausman 82
4.6 Koefisien Perusahaan 84
xviii
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
1.1 Pertumbuhan PDB Indonesia Periode 2013-2017 1
1.2 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Periode 2013-2017 2
2.1 Desain Penelitian 40
4.1 Penerbitan Sukuk PT. Bank Sulselbar Periode 2013-2017 54
4.2 Total Aset PT. Bank Sulselbar Periode 2013-2017 55
4.3 ROE PT. Bank Sulselbar Periode 2013-2017 56
4.4 Penerbitan Sukuk PT. Summarecon Agung Tbk Periode 2013-2017 58
4.5 Total Aset PT. Summarecon Agung Tbk Periode 2013-2017 60
4.6 ROE PT. Summarecon Agung Tbk Periode 2013-2017 61
4.7 Penerbitan Sukuk PT. Adira Dinamika Multi Finance Periode 2013-
2017
62
4.8 Total Aset PT. Adira Dinamika Multi Finance Periode 2013-2017 63
4.9 ROE PT. Adira Dinamika Multi Finance Periode 2013-2017 65
4.10 Penerbitan Sukuk PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2013-
2017
67
4.11 Total Aset PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2013-2017 68
4.12 ROE PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2013-2017 70
4.13 Penerbitan Sukuk PT. Adhi Karya Tbk Periode 2013-2017 72
4.14 Total Aset PT. Adhi Karya Tbk Periode 2013-2017 73
4.15 ROE PT. Adhi Karya Tbk Periode 2013-2017 74
xix
4.16 Penerbitan Sukuk PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk Periode 2013-2017 75
4.17 Total Aset PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk Periode 2013-2017 76
4.18 ROE PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk Periode 2013-2017 77
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Data Mentah Penelitian 104
2 Uji Model Common Effect 106
3 Uji Model Fixed Effect 106
4 Uji Chow 107
5 Uji Model Random Effect 108
6 Uji Hausman 109
xxi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi yang pesat merupakan cerminan dari kinerja
seluruh aspek yang menopangnya. Terdapat kerja rumah tangga
konsumsi, rumah tangga produksi, pemerintah, dan luar negeri yang
turut membangun perekonomian Indonesia. Salah satu cara melihat
kinerja ekonomi bangsa Indonesia adalah dengan melihat perolehan
PDB. Terdapat grafik pertumbuhan PDB Indonesia dari tahun 2013-
2017 berdasarkan harga konstan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1
Pertumbuhan PDB Indonesia tahun 2013-2017
Sumber : bps.go.id
Gambar 1.1 menunjukkan bahwa PDB Indonesia senantiasa
mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini merupakan kabar baik
bagi kita, tetapi apakah persentase pertumbuhannya juga selalu
908410543
1154012406
13588
2013 2014 2015 2016 2017
Dalam Triliun Rupiah
2
meningkat? Jawabannya adalah tidak. Pertumbuhan PDB Indonesia
bersifat fluktuatif selama periode 2013-2017. Diagram pertumbuhan
ekonomi Indonesia periode 2013-2017 tergambar pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia periode 2013-2017
Sumber: bps.go.id
Gambar 1.2 memaparkan informasi yang dipublikasikan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa Indonesia mengalami
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 sebesar 5.58%. Kinerja
ekonomi Indonesia selama periode April-Juni 2013 tercatat masih
bertumbuh hingga 5.8 %. Kinerja pertumbuhan ekonomi di atas 5%
merupakan sebuah prestasi tersendiri bagi Indonesia.
Berdasarkan data yang terdapat pada Gambar 1.2, besaran PDB
Indonesia tahun 2013 atas dasar harga berlaku mencapai Rp9.084
5.58
5.014.88
5.03 5.07
2013 2014 2015 2016 2017
Dalam Persen
3
triliun. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 menurut sisi
pengeluaran terjadi pada Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar
5.30 persen, diikuti Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
5.28 persen, Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah yang
tumbuh 4.87 persen, dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto
(PMTB) 4.71 persen. Sementara itu, sektor impor mengalami
pertumbuhan sebesar 1,21 persen.
Perekonomian Indonesia tahun 2014 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
10.542 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp41.8 juta atau
US$3,531.5. Ekonomi Indonesia tahun 2014 tumbuh 5.02 persen
melambat dibanding tahun 2013 sebesar 5.58 persen. Dari sisi
produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha
Informasi dan Komunikasi sebesar 10.02 persen. Dari sisi pengeluaran
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi
Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12.43 persen.
Perekonomian Indonesia tahun 2014 yang diukur berdasarkan
Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp
10542.7 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp41.8 juta atau
US$3.531.5. Pertumbuhan ekonomi Indonesa pada tahun 2014 adalah
5.01%, lebih lambat dibanding tahun 2013. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan
Komunikasi sebesar 10.02%. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan
4
tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 12.43%. Indonesia
kuartal III 2014 mengalami kontraksi 2.06% bila dibandingkan kuartal
sebelumnya (q-to-q). Dari sisi produksi, hal ini disebabkan oleh efek
musiman pada lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
yang kontraksi 22.44%. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh
penurunan ekspor neto.
Pada tahun 2015, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4.88%,
lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar 5.01%.
Peningkatan belanja pemerintah menjadi faktor utama yang
memengaruhi peningkatan pertumbuhan tersebut. Hal ini sejalan
dengan kemajuan proyek infrastruktur pemerintah yang signifikan,
seiring dengan peningkatan penyerapan belanja modal pemerintah
yang meningkat 38.8% sampai dengan Oktober 2015.
Selain itu, menurut Bank Indonesia (BI), konsumsi rumah tangga juga
dinilai masih cukup kuat, yang tercermin dari membaiknya daya beli.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2016 sebesar 5.03%,
lebih tinggi dari pencapaian pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015
yang hanya sebesar 4.88%. Perekonomian Indonesia tahun 2016 yang
diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku mencapai Rp 12406.8 triliun dan PDB perkapita mencapai Rp
47.96 juta atau US$ 3605.1. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi
dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Keuangan, dan Asuransi sebesar
5
8.90%. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang
melayani Rumah tangga sebesar 6.62%.
Berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga
berlaku, perekonomian Indonesia pada tahun 2017 mencapai Rp
13588.8 triliun, dan PDB perkapita mencapai Rp 51.89 juta atau US$
3876.8. Ekonomi Indonesia tahun 2017 tumbuh 5.07% lebih tinggi
dibanding capaian tahun 2016 sebesar 5.03%. Dari sisi produksi,
pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Informasi dan
Komunikasi sebesar 9.81%. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan
tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor Barang dan Jasa sebesar
9.09%. Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh
Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar 9.25%. Dari sisi
pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Ekspor
Barang dan Jasa sebesar 8.50 %.
Ekonomi Indonesia 2017 bila dibandingkan tahun sebelumnya(q-to-
q) mengalami kontraksi sebesar 1.70%. Dari sisi produksi, hal ini
disebabkan oleh efek musiman pada Lapangan Usaha Pertanian,
Kehutanan, dan Perikanan yang mengalami kontraksi 21.60%. Dari
sisi pengeluaran disebabkan oleh penurunan ekspor neto.
Mulai memasuki era industri 4.0, Indonesia tengah mempersiapkan
diri. Pemerintah telah meresmikan peta jalur industri 4.0 yang telah
disusun oleh Kementerian Perindustrian. Namun, masih terdapat
6
beberapa halangan bagi pelaku ekonomi yang harus dihadapi, salah
satunya adalah permodalan. Hal yang memberatkan pelaku industri
dalam memperoleh modal adalah bunga bank. Direktur Jenderal
Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto, mengakui
bahwa bunga bank di Indonesia memang masih sangat tinggi.
Sehingga, industri mencari cara agar dapat mendanai usahanya agar
tetap terus berjalan, yaitu dengan mengeluarkan sukuk.
Menurut peraturan OJK, sukuk adalah efek syariah berupa
sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili
bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided
share) , atas aset yang mendasarinya. Sukuk merupakan bukti bahwa
ekonomi syariah berkembang pesat dan sesuai dengan kebutuhan
dunia. Sukuk telah menjadi sumber alternatif pembiayaan anggaran
Negara di beberapa Negara seperti Indonesia, Malaysia, Uni Emirat
Arab, Bahrain, Brunei Darussalam, Qatar, dan Pakistan. Pada tahun
2007 saja, aset sukuk internasional telah mencapai 70 miliar dolar AS
(Fatah, 2011).
Selain diterbitkan oleh negara, sukuk juga telah diterbitkan oleh
perusahaan yang disebut sukuk korporasi.
7
Tabel 1.1
Pertumbuhan Aset Industri Keuangan Syariah 2013-2017
Jenis
Industri
Aset
2013
Aset
2014
Aset
2015
Aset
2016
Aset
Agustus
2017
Aset
September
2017
Aset
Oktober
2017
Market
Share
2017
Perbankan
Syariah 248.11 278.92 304.00 365.03 389.74 n.a n.a 3.44%
Asuransi
Syariah 16.66 22.36 26.52 33.24 38.66 n.a n.a 4.94%
Pembiayaan
Syariah 24.64 31.67 22.35 35.74 37.61 n.a n.a 8.11%
IKNBS
lainnya 8.25 12.25 16.03 19.69 22.89 n.a n.a 2.77%
Sukuk
Korporasi 7.55 7.12 9.90 11.88 14.26 14.10 14.40 3.89%
Reksa Dana
Syariah 9.43 11.16 11.01 14.91 20.62 21.43 20.88 5.07%
Sukuk
Negara 169.29 208.40 296.07 411.37 524.71 536.56 540.27 16.99%
Sumber: ojk.go.id
Tabel 1.1 menunjukkan pertumbuhan kinerja aset, dan pangsa
pasar industri lembaga keuangan syariah periode 2013-2017. Aset
terbesar dimiliki oleh perbankan syariah, sementara aset terkecil
dimiliki oleh sukuk korporasi. Sementara itu, ditinjau dari pangsa
pasar yang ada, sukuk Negara memukul rekor pangsa pasar terbesar
yaitu 16.99% , dan pangsa pasar terkecil dimiliki oleh IKNB syariah
yaitu 2.77%. Hal ini dikarenakan dukungan pemerintah yang cukup
besar pada sektor sukuk Negara yang notabene adalah sumber
alternatif pembiayaan anggaran Negara, serta sumber dana
infrastruktur, dan pembangunan lainnya.
8
Selain itu, Tabel 1.1 menunjukkan bahwa perkembangan sukuk
korporasi yang beredar di Indonesia masih jauh dibandingkan dengan
total sukuk dan obligasi konvensional yang beredar. Dalam periode
lima tahun terakhir, pertumbuhan aset sukuk korporasi mengalami
penurunan, yaitu sebesar 5.7% dari sebelumnya sebesar 7.55% pada
tahun 2013, turun menjadi sebesar 7.12% pada tahun 2014. Kemudian
mengalami tren peningkatan sejak 2015 hingga 2017 dengan nilai
peningkatan berturut-turut adalah 9.90%, 11.88%, dan 14.40%.
Peningkatan aset sukuk korporasi terbesar terjadi pada tahun 2014
yaitu meningkat sebesar 21.21%. Aset sukuk korporasi pada tahun
2017 tidak seiring dengan pangsa pasar yang tercipta, yaitu pangsa
pasar sukuk korporasi hanya sebesar 3.89%.
Informasi pertumbuhan aset sukuk korporasi, serta pangsa pasar
yang tergambar pada Tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa sukuk adalah
sumber pembiayaan alternatif yang dapat digunakan oleh perusahaan
dalam mendapatkan dana segar. Selain itu, sukuk juga perlu
pengembangan untuk meningkatkan pangsa pasar, dan aset sukuk
korporasi.
Dalam Islam, investasi yang halal dianjurkan oleh Rasulullah.
Mereka yang mempunyai aset dianjurkan untuk tidak menjualnya,
tetapi mesti berusaha untuk mengembangkan aset yang lebih banyak
untuk dijadikan sebagai modal. Oleh karena itu, sumber dana dan harta
9
yang telah dianugerahkan oleh Allah hendaklah dimanfaatkan sebaik-
baiknya sesuai syariah (Hulwati, 2017).
Anjuran untuk melakukan investasi dalam mengalirkan harta kita
sesuai dengan teori uang menurut pandangan Islam, yaitu uang tidak
boleh diendapkan, melainkan dialirkan (money flow concept). Dalam
hal ini, setiap investor siap untuk mengalirkan hartanya ke dalam pasar
modal, namun mereka membutuhkan pedoman dan pertimbangan
dalam menginvestasikan hartanya. Ada beberapa cara yang dapat
ditempuh untuk meninjau pertimbangan dalam berinvestasi, yaitu
melihat reputasi perusahaan melalui laporan tahunan dan keuangannya,
serta melihat peringkat dari obligasi yang dikeluarkannya. Dalam hal
ini, peringkat sebagai indikasi kualitas obligasi syariah maupun
obligasi konvensional. Dilansir dari portal berita daring Kontan,
pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk mencerminkan
kemampuan emiten memenuhi kewajibannya. Adapun teknis
pemeringkatan sukuk korporasi agak berbeda dengan pemeringkatan
obligasi korporasi konvensional. Dalam penerbitan sukuk,
pemeringkatan juga dilakukan dengan menelaah aset dasar atau
underlying asset yang digunakan sebagai jaminan untuk pelunasan
utang. Dengan adanya underlying asset tentunya menjadikan sukuk
sebagai instrumen investasi yang aman. Karena, penerbitan sukuk
berkaitan dengan aset riil yang dimiliki oleh masing-masing
perusahaan.
10
Menurut Sawir (2004), perusahaan dengan aset yang besar
cenderung lebih mudah melakukan penetrasi ke dalam dunia pasar
modal, serta memperoleh pinjaman. Ukuran perusahaan juga
menentukan kekuatan tawar-menawar dalam kontrak keuangan.
Perusahaan besar biasanya dapat memilih pendanaan dari berbagai
bentuk hutang dan investasi. Semakin besar jumlah uang yang
digunakan, maka semakin besar kemungkinan pembuatan kontrak
yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti
dari penggunaan kontrak standar hutang.
Dari pemaparan di atas dapat diketahui bahwa nilai outstanding
sukuk, peringkat sukuk, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh
terhadap profitabilitas emiten. Hal ini didukung oleh beberapa
penelitian terdahulu, seperti temuan Arundina dkk (2015) yang
mengatakan bahwa perusahaan membutuhkan sumber lain kecuali
sumber internal. Pasar dengan suntikan sukuk ke perusahaan memiliki
kinerja yang lebih baik daripada waktu yang menggunakan penerbitan
bursa efek.
Begitu pula dengan Krichene dan Khoufi (2016) yang melakukan
penelitian mengenai investasi dan peringkat. Hasil temuannya
menunjukkan bahwa peringkat kredit merupakan faktor utama dalam
menentukan struktur modal perusahaan atau leverage. Hasil ini
menguraikan pengaruh kebijakan manajerial dalam keputusan yang
mempengaruhi struktur modal. Harapan untuk meraih kembali
11
peringkat investasi mendorong para manajer untuk mengurangi
masalah utang mereka. Namun, setelah nilai investasi tercapai, para
manajer akan meningkatkan lagi masalah utang mereka, bukannya
menurunkan penerbitan utang mereka untuk mempertahankan
peringkat investasi mereka.
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Masril (2018)
yang berjudul Pengaruh CAR, DAR dan Total Aset terhadap Laba
Bersih pada Makanan dan Minuman 2012-2016 di BEI. Hasil
penelitian Masril adalah DAR berpengaruh negatif terhadap laba
bersih makanan dan minuman 2012-2016 di BEI, total aset
berpengaruh positif terhadap laba bersih makanan dan minuman 2012-
2016 di BEI, CAR tidak berpengaruh terhadap laba bersih makanan
dan minuman 2012-2016 di BEI.
Penelitian-penelitian terdahulu yang telah disebutkan sebelumnya
memaparkan bahwa perusahaan yang menerbitkan sukuk memiliki
profitabilitas yang lebih tinggi, kemudian peringkat tidak
memengaruhi profitabilitas, tapi memengaruhi manajemen perusahaan
untuk dapat memperoleh modal yang lebih tinggi, serta total aset yang
memengaruhi profitabilitas perusahaan. Temuan-temuan tersebut
menggugah peneliti untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pengaruh Nilai Outstanding Sukuk, Peringkat Sukuk,
dan Total Aset Terhadap ROE Perusahaan Periode 2013-2017”.
12
B. Rumusan Masalah
Perusahaan yang membutuhkan modal untuk terus dapat
melaksanakan produksi dan meningkatkan kinerjanya memiliki satu
alternatif pembiayaan, yaitu sukuk. Dengan dikeluarkannya sukuk,
perusahaan harus memiliki peringkat sukuk agar dapat memberikan
gambaran kepada investor, serta merupakan salah satu unsur
keterbukaan perusahaan terhadap investor dalam dunia investasi.
Penerbitan sukuk juga tidak terlepas dari underlying asset yang juga
merupakan jaminan keamanan dari penerbitan sukuk tersebut. Dari
ringkasan pemaparan tersebut, permasalahan yang akan dipecahkan
dalam penelitian ini adalah apakah penerbitan sukuk, peringkat sukuk,
serta total aset dapat memengaruhi ROE perusahaan periode 2013-
2017 secara simultan dan parsial?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Menganalisis pengaruh nilai outstanding sukuk, peringkat sukuk,
dan total aset terhadap ROE
2. periode 2013-2017 secara simultan.
3. Menganalisis pengaruh nilai outstanding sukuk, peringkat sukuk,
dan total aset terhadap ROE periode 2013-2017 secara parsial.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini dapat dirasakan oleh beberapa pihak, yaitu:
1. Bagi Peneliti
13
Penelitian ini adalah sarana bagi peneliti dalam mendalami
ilmu ekonomi Islam, serta cara kerja pasar modal, pentingnya
reputasi dan proses baik yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dalam mempertahankan keberadaan perusahaan.
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada
investor terkait pengaruh nilai outstanding sukuk, peringkat, serta
total aset terhadap profitabilitas perusahaan. Informasi seperti ini
dapat memengaruhi pertimbangan investor dalam berinvestasi.
3. Bagi emiten
Hasil penelitian ini dapat menjadi cerminan dan referensi
bagi emiten dalam mengkaji kinerja manajemen, serta kebijakan
perusahaan untuk meningkatkan profitabilitas perusahaannya.
4. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi kumulatif
yang nantinya bisa menjadi sumber kajian kebijakan terkait
korelasi perindustrian, dan instrumen pembiayaan syariah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini memiliki 5 bab. Masing-
masing bab menjelaskan bagiannya masing-masing secara terperinci
dan berkesinambungan. Berikut adalah sistematika penulisan dalam
penelitian ini, yaitu terdiri dari:
BAB I : PENDAHULUAN
14
Bab ini memuat latar belakang penelitian secara garis besar hingga
mengerucut, gap penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini memuat teori-teori yang menjadi acuan dasar dalam penelitian.
Sistematika bab ini terdiri dari landasan teori, penelitian terdahulu,
keterkaitan antar variabel, kerangka pemikiran, dan hipotesis.
BAB III: METODOLOGI
Bab ini memuat sistematika atau urutan pengolahan data dalam
penelitian ini mulai dari ruang lingkup penelitian, metode penentuan
sampel, tahap anlisis data, metode analisis data, dan operasional
variabel penelitian.
BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Bab ini memuat pemaparan, analisis, dan pembahasan dari hasil
pengolahan data pada bab sebelumnya. Bab ini terdiri dari sekilas
gambaran umum objek penelitian, analisis dan pembahasan.
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini memuat ringkasan dan kesimpulan dari hasil penelitian yang
telah dilakukan, serta saran yang dapat diterapkan oleh berbagai pihak
yang terlibat dalam objek penelitian ini.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Rasio Profitabilitas
Kinerja suatu perusahaan perlu diukur, salah satu caranya adalah
dengan mengukur rasio keuangan. Terdapat empat aspek rasio dalam
mengukur rasio keuangan perusahaan, yaitu :
1) Rasio Likuiditas
2) Rasio Aktivitas
3) Rasio Solvabilitas
4) Rasio Profitabilitas
Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan adalah rasio
profitabilitas. Konsep profitabilitas ini dalam teori keuangan sering
digunakan sebagai indikator kinerja fundamental perusahaan mewakili
kinerja manajemen. Menurut Kasmir (2011), rasio profitabilitas
merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Umumnya dimensi profitabilitas
memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai perusahaan. Hubungan
kausalitas ini menunjukkan bahwa apabila kinerja manajemen
perusahaan yang diukur menggunakan dimensi-dimensi profitabilitas
dalam kondisi baik, maka akan memberikan dampak positif terhadap
keputusan investor dalam menanamkan modalnya, baik melalui
16
penerbitan saham maupun surat utang. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kinerja fundamental perusahaan yang diproksikan melalui dimensi
profitabilitas perusahaan memiliki hubungan kausalitas terhadap nilai
perusahaan melalui indikator harga saham, dan struktur modal
perusahaan berkenaan dengan besarnya komposisi utang perusahaan
(Harmono, 2009).
Dalam aspek rasio profitabilitas, terdapat tujuh variabel terukur
(indikator), yaitu:
1) Net Profit Margin = Laba bersih setelah pajak
Penjualan
2) Gross Profit Margin = Laba Kotor (EBIT)
Penjualan
3) ROA = Laba Bersih Setelah Pajak
Total Asset
4) ROE =Laba Bersih Setelah Pajak-dividen
Modal Sendiri-Nilai Nominal Saham
5) EPS = Laba setelah Pajak
Jumlah lembar saham beredar
6) ROI = Profit Margin x TATO
7) Laba bersih setelah pajak x Penjualan = Laba bersih
Penjualan Total Aktiva Total Aktiva
17
Martono dan Harjito (2011) menambahkan bahwa, profitabilitas
merupakan kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari modal
yang diperoleh untuk menghasilkan laba tersebut. Kinerja manajerial
dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat
profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi. Adanya kemampuan
memperoleh laba dengan menggunakan semua sumber daya
perusahaan maka tujuan-tujuan perusahaan akan tercapai. Penggunaan
semua sumber daya tersebut akan memungkinkan perusahaan untuk
memperoleh laba yang tinggi.
Profitabilitas diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh
perusahaan dengan sejumlah perkiraan yang menjadi tolak ukur
keberhasilan perusahana seperti jumlah aktiva perusahaan maupun
penjualan investasi, sehingga dapat diketahui efektifitas pengelolaan
keuangan dan aktiva oleh perusahaan (Munawir, 2004).
Salah satu sumber daya yang dapat dimanfaatkan adalah sumber
pembiayaan alternatif berbasis syariah, yaitu sukuk. Sukuk yang
ditopang oleh underlying asset merupakan keunggulan yang dapat
ditawarkan oleh perusahaan penerbit sukuk, karena dapat menjamin
keamanan investor dalam berinvestasi. Selain underlying asset, sukuk
juga memiliki peringkat yang diterbitkan oleh pihak ketiga, yaitu
perusahaan pemeringkat kredit. Perusahaan pemeringkat kredit
menerbitkan peringkat, fungsinya sebagai ukuran kualitas sukuk
18
tersebut. Hal ini merupakan bentuk transparansi perusahaan yang
mengeluarkan sukuk kepada investor.
Jenis-jenis rasio profitabilitas yang umum digunakan oleh
perusahaan adalah ROA, ROE dan EPS. Return On Asset (ROA)
adalah rasio yang menunjukkan hasil (Return) atas jumlah aktiva yang
digunakkan dalam perusahaan. Return on Equity (ROE) adalah rasio
untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.
Sementara itu, Earning Per Share (EPS) adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur keberhasilan manajemen dalam mencapai keuntungan
bagi pemegang saham. Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya
akan menggunakan satu rasio untuk merepresentasikan profitabilitas
perusahaan yaitu ROE.
Return on Equity (ROE) adalah indikator seberapa
menguntungkan perusahaan relatif terhadap modalnya. ROE
memberikan gambaran tentang seberapa efisien manajemen dalam
menggunakan modalnya untuk menghasilkan pendapatan. Dihitung
dengan membagi pendapatan tahunan perusahaan dengan total
modalnya, ROE ditampilkan sebagai persentase. ROE yang terus
meningkat adalah petunjuk bahwa manajemen memberikan lebih
banyak uang kepada investor, yang diwakili oleh ekuitas. ROE
baiknya dilihat rata-rata selama 5 hingga 10 tahun agar dapat memberi
gagasan yang lebih baik tentang pertumbuhan secara historis. Nilai
ROE antara 15% dan 20% umumnya dianggap baik
19
(Miraeassetmf.co.in). ROE dipilih sebagai variabel dependen karena
dinilai layak mewakili rasio profitabilitas perusahaan.
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang mendukung variabel-
variabel independen berupa penerbitan sukuk, peringkat sukuk, dan
ukuran perusahaan terhadap profitabilitas. Fadaee, dan Samani (2016)
meneliti Pengaruh Obligasi Syariah Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Pada Pasar Modal Teheran. Hasilnya adalah terdapat pengaruh yang
signifikan antara obligasi syariah terhadap profitabilitas perusahaan
yang terdaftar pada Pasar Modal Teheran. Kemudian ada Krichene
dan Khoufi (2016) dengan hasil temuannya yang menunjukkan bahwa
peringkat kredit merupakan faktor utama dalam menentukan struktur
modal perusahaan atau leverage, atau dengan kata lain peringkat kredit
mendorong suntikan investasi lebih besar. Selain itu, terdapat
penelitian Masril (2018) yang menyatakan bahwa total aset
berpengaruh positif terhadap laba bersih makanan, dan minuman 2012-
2016 di BEI.
Berdasarkan pemaparan di atas, variabel yang dipakai dalam
penelitian ini untuk menelaah faktor-faktor yang memengaruhi ROE
adalah nilai outstanding sukuk, peringkat sukuk, dan total aset.
20
2. Sukuk
Berdasarkan definisi yang diperoleh dari DJPPR Kemenkeu, istilah
sukuk berasal dari bahasa Arab yang merupakan bentuk jamak dari
‘sakk’ yang berarti dokumen atau sertifikat, dan bentuk pluralnya
adalah sukuk. Menurut Accounting and Auditing Organization for
Islamic Finance Institution (AAOIFI, 2008) sukuk adalah sertifikat
dengan nilai yang sama yang mewakili saham yang tidak terbagi dalam
kepemilikan aset berwujud, hasil dan jasa atau (dalam kepemilikan)
aset proyek tertentu atau kegiatan investasi khusus.
Berdasarkan keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) nomor KEP-181/BL/2009, sukuk
didefinisikan sebagai efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian yang tidak
tertentu (tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share)
atas:
1. Aset berwujud tertentu (a’yan maujudat);
2. Nilai manfaat atas aset berwujud (manafi’ul a’yan) tertentu
baik yang sudah ada maupun yang ada;
3. Jasa (al khadamat) yang sudah ada maupun yang akan ada
4. Aset proyek tertentu (maujudat masyru’ mu’ayyan); dan/atau
5. Jasa atas asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu;
atau
21
6. Kegiatan investasi yang telah ditentukan (nasyath istitmarin
khashah)
Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
Kementerian Keuangan RI (DJPPR Kemenkeu RI) menjabarkan tujuh
perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional yang terdapat pada
Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Perbedaan Sukuk dan Obligasi Konvensional
No. Unsur Sukuk Obligasi
Konvensional
1 Prinsip
Dasar
Surat berharga yang diterbitkan
berdasarkan prinsip syariah, sebagai
bukti kepemilikan/penyertaan terhadap
suatu aset yang menjadi dasar
penerbitan sukuk
Pernyataan utang
tanpa syarat dari
penerbit
2 Underlying
asset
Memerlukan underlying asset sebagai
dasar penerbitan
Tidak ada
3 Fatwa/opini
syariah
Memerlukan fatwa/opini syariah untuk
menjamin kesesuaian sukuk dengan
prinsip syariah
Tidak ada
4 Penggunaan
dana
Tidak dapat digunakan untuk hal-hal
yang bertentangan dengan prinsip
syariah
Tidak ada
5 Return Berupa imbalan bagi hasil, margin,
capital gain
Bunga, capital
gain
Sumber : DJPPR Kemenkeu
22
3. Peringkat sukuk
Pada umumnya, definisi pemeringkatan kredit mengacu pada
penilaian mengenai tingkat kelayakan kredit (creditworthiness) suatu
entitas atau transaksi. Definisi peringkat kredit meliputi baik
kemampuan (capacity) maupun kemauan (willingness) untuk
membayar kewajiban-kewajibannya (Direktorat Kredit, BPR, dan
UMKM, 2009).
Berdasarkan data dari lembaga pemeringkat Indonesia, yaitu
PEFINDO, Tabel 2.2 memuat daftar kategori peringkat/rating sukuk
beserta penjelasan artinya.
Tabel 2.2
Daftar Peringkat Sukuk
No. Peringkat Keterangan
1 idAAA(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
AAA adalah instrument dengan peringkat paling
tinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi
komitmen keuangan jangka panjangnya dalam
kontrak pendanaan syariah relatif dibandingkan
emiten lainnya di Indonesia adalah superior.
2 idAA+(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
AA+ hanya berbeda sedikit dengan peringkat
tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi
komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak
pendanaan syariah relatif dibandingkan emiten
indonesia lainnya adalah sangat kuat. 3 idAA(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat AA
hanya berbeda sedikit dengan peringkat tertinggi.
Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen
keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan
syariah relatif disbanding emiten indonesia lainnya
adalah sangat kuat.
23
4 idAA-(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idAA-(sy) hanya berbeda sedikit dengan peringkat
tertinggi. Kemampuan emiten untuk memenuhi
komitmen keuangan jangka panjang atas kontrak
pendanaan syariah relatif dibanding emiten
Indonesia lainnya adalah sangat kuat.
5 idA+(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idA+(sy) mengindikasikan bahwa kemampuan
emiten untuk memenuhi komitmen keuangan
jangka panjang dalam kontrak pendanaan syariah
relatif dibanding emiten Indonesia lainnya adalah
kuat.
6 idA(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idA(sy) mengindikasikan bahwa kemampuan emiten
untuk memenuhi komitmen keuangan jangka
panjang dalam kontrak pendanaan syariah relatif
dibanding emiten Indonesia lainnya adalah kuat.
Namun demikian, mungkin akan terpengaruh oleh
perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi
dibandingkan instrumen yang peringkatnya lebih
tinggi.
7 idA-(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat idA-
(sy) mengindikasikan bahwa kemampuan emiten
untuk memenuhi komitmen keuangan jangka
panjang dalam kontrak pendanaan syariah relatif
dibanding emiten Indonesia lainnya adalah kuat.
Namun demikian, mungkin akan terpengaruh oleh
perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi
dibandingkan instrumen yang peringkatnya lebih
tinggi.
8 idBBB+(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBBB=(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang memadai. Namun demikian, kondisi
ekonomi yang memburuk atau perubahan
keadaan akan lebih mungkin memperlemah
kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen
keuangan jangka panjang kontrak pendanaan
syariah, relatif terhadap emiten Indonesia
lainnya.
9 idBBB(sy) Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBBB(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang memadai. Namun demikian, kondisi
ekonomi yang memburuk atau perubahan
keadaan akan lebih mungkin memperlemah
kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen
keuangan jangka panjang kontrak pendanaan
24
syariah, relatif terhadap emiten Indonesia
lainnya.
10 idBBB-(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBBB-(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang memadai. Namun demikian, kondisi
ekonomi yang memburuk atau perubahan
keadaan akan lebih mungkin memperlemah
kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen
keuangan jangka panjang kontrak pendanaan
syariah, relatif terhadap emiten Indonesia
lainnya.
11 idBB+(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBB+(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang sedikit lemah. Kemampuan untuk
memenuhi komitmen keuangan jangka
panjangnya berdasarkan kontrak pendanaan
syariah relatif dibanding emiten Indonesia
lainnya, akan sangat terpengaruh oleh keadaan
yang merugikan karena ketidakpastian bisnis,
keuangan atau perekonomian.
12 idBB(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBB(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang sedikit lemah. Kemampuan untuk
memenuhi komitmen keuangan jangka
panjangnya berdasarkan kontrak pendanaan
syariah relatif dibanding emiten Indonesia
lainnya, akan sangat terpengaruh oleh keadaan
yang merugikan karena ketidakpastian bisnis,
keuangan atau perekonomian.
13 idBB-(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idBB-(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang sedikit lemah. Kemampuan untuk
memenuhi komitmen keuangan jangka
panjangnya berdasarkan kontrak pendanaan
syariah relatif dibanding emiten Indonesia
lainnya, akan sangat terpengaruh oleh keadaan
yang merugikan karena ketidakpastian bisnis,
keuangan atau perekonomian.
25
14 idB+(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idB+(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang lemah. Kemampuan untuk memenuhi
komitmen keuangan jangka panjang
berdasarkan kontrak pendanaan syariah, relatif
dibanding emiten Indonesia lainnya, akan
sangat mungkin diperlemah oleh adanya kondisi
buruk bisnis, keuangan atau perekonomian.
14 idB(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idB(sy) mengindikasikan parameter proteksi yang
lemah. Kemampuan untuk memenuhi
komitmen keuangan jangka panjang
berdasarkan kontrak pendanaan syariah, relatif
dibanding emiten Indonesia lainnya, akan
sangat mungkin diperlemah oleh adanya kondisi
buruk bisnis, keuangan atau perekonomian.
15 idB-(sy)
Instrumen pendanaan syariah dengan peringkat
idB-(sy) mengindikasikan parameter proteksi
yang lemah. Kemampuan untuk memenuhi
komitmen keuangan jangka panjang
berdasarkan kontrak pendanaan syariah, relatif
dibanding emiten Indonesia lainnya, akan
sangat mungkin diperlemah oleh adanya kondisi
buruk bisnis, keuangan atau perekonomian.
16 idCCC(sy)
Instrumen pendanaan syariah berperingkat
idCCC(sy) adalah rentan untuk gagal bayar, dan
tergantung terhadap perbaikan kondisi bisnis
dan keuangan emiten untuk dapat memenuhi
komitmen keuangan jangka panjangnya dalam
kontrak pendanaan syariah.
17 idD(sy) Instrumen pendanaan syariah berperingkat
idD(sy) manakala mengalami gagal bayar pada
saat pertama kali atas komitmen keuangan
jangka panjangnya dalam kontrak pendanaan.
Sumber : Pefindo
26
Dikutip dari buku terbitan Sweet & Maxwell Asia tahun 2010
yang berjudul Sukuk, lembaga pemeringkat sebagai pihak ketiga,
memberikan pendapat yang independen dan obyektif, tentang
kemungkinan bahwa kewajiban oleh penerbit (atau pencetusnya) akan
dipenuhi tepat waktu. Umumnya, skala yang digunakan oleh lembaga
pemeringkat kredit mirip dengan yang dimiliki emiten dengan
idAAA(sy) yang dianggap sebagai tingkat risiko, dan komitmen kualitas
terbaik yang kemungkinan besar tidak akan dipenuhi. Jika masalah /
sukuk gagal bayar atau pembayaran pokok, umumnya dimasukkan ke
dalam kategori idD(sy). Perusahaan pemeringkat dalam menentukan
peringkat suatu efek bersifat utang mendasarkan pada berbagai
pertimbangan peringkat (rating rationale) baik yang bersifat yang
mendukung (supporting factors) maupun faktor yang membatasi
(offsetting factors) bagi perusahaan penerbit surat utang dengan
berdasarkan metodologi pemeringkatan yang ditetapkan untuk suatu
industri (Wijayanto,2015).
Suatu sukuk yang dinilai oleh lembaga pemeringkat yang
kredibel memberikan manfaat bagi para pemangku kepentingan yang
berbeda. Manfaat spesifik satu sama lain dari konstituen diuraikan di
bawah ini:
1) Penerbit / pencetus: Peringkat memberi penerbit alat untuk
menyoroti kekuatan sukuk yang bersangkutan. Peringkat
27
membantu mengembangkan persaingan sehat antara
penerbit sukuk.
2) Investor: Investor dapat mengandalkan pendapat objektif
dan independen dari pihak ketiga tentang kualitas masalah,
sehingga membantu mereka untuk membuat keputusan
investasi mereka. Selain itu, lembaga pemeringkat (tidak
seperti kebanyakan investor institusional, dan individu)
terus memantau peringkat yang dikeluarkan untuk sukuk
tertentu, dan setiap perubahan signifikan dalam kualitas
masalah segera diberitahukan secara publik melalui
perubahan peringkat. Ini memberi investor kepastian bahwa
mereka akan mendapatkan informasi tentang perubahan apa
pun dalam kualitas investasi mereka, dan dengan demikian
mereka dapat menyesuaikan keputusan mereka sesuai
dengan itu.
3) Pemerintah, dan regulator: Peringkat memfasilitasi
pertumbuhan yang teratur dari sektor ini, peringkat juga
dapat membantu regulator untuk menyusun kebijakan.
28
4. Ukuran Perusahaan
Menurut Riyanto (2001) ukuran perusahaan merupakan gambaran
besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva,
jumlah penjualan, dan rata-rata penjualan.
Sementara itu, menurut Suwito, dan Herawati (2005) mengatakan
bahwa ukuran perusahaan adalah skala dimana dapat diklasifikasikan
besar kecil perusahaan menurut berbagai cara, dimana ukuran
perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu perusahaan besar
(large firm), perusahaan menengah (medium firm), dan perusahaan
kecil (small firm).
Ukuran perusahaan pun diklasifikasikan menjadi beberapa jenis
dalam UU No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro,Kecil, dan
Menengah seperti yang terpapar dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3
Ukuran Perusahaan
Ukuran Usaha Kriteria
Mikro Aset s/d 50 juta rupiah
Omzet/ tahun s/d 300 juta rupiah
Kecil Aset >50 juta rupiah s/d 500 juta rupiah
Omzet >300 juta rupiah s/d
2,5 milyar rupiah
Menengah Aset >500 juta rupiah s/d 10 milyar rupiah
Omzet > 2,5 milyar rupiah
s/d 50 milyar rupiah
Besar Aset > 10 milyar rupiah
Omzet > 50 milyar rupiah
Sumber : Amalia (2016)
29
Tabel 2.3 menunjukkan terdapat empat jenis ukuran perusahaan,
yaitu mikro, kecil, menengah dan besar. Studi yang dilakukan oleh
Amalia (2016) mengungkapkan bahwa jumlah perusahaan mikro yaitu
sebesar 98.79% dari total perusahaan yang ada di Indonesia. Angka
tersebut merupakan angka yang besar, mengingat usaha mikro adalah
usaha yang menopang perekonomian Indonesia. Sementara itu jumlah
perusahaan skala kecil hanya 1.11%, disusul oleh perusahaan skala
menengah hanya 0.09%, dan perusahaan besar hanya menguasai
0.01%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan masyarakat dalam
menguasai bidang bisnis cukup signifikan, akan tetapi kemampuan
masyarakat dalam mengembangkan aset, dan ukuran perusahaan masih
lemah. Hal ini disebabkan oleh kurangnya akses perbankan yang dapat
dirasakan oleh masyarakat pelaku ekonomi mikro.
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi untuk menjelaskan keterkaitan atau
kesamaan masalah penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.
30
Tabel 2.4
Daftar Penelitian Terdahulu
No. Peneliti Judul Hasil Penelitian
1 Putri dan
Herlambang
(2015)
Pengaruh
Penerbitan
Sukuk Ijarah
Terhadap
Return On
Asset, Return
On Equity, dan
Earning Per
Share Emiten
di Bursa Efek
Indonesia
tahun 2009-
2013
Sukuk berpengaruh
terhadap ROA dan
EPS, tetapi tidak
memengaruhi ROE.
2 Luper Loprev dan
Isaac M Kwanum
(2012)
Capital
Structure and
Firm
Performance:
Evidence from
Nigeria
Terdapat hubungan
positif antara Total
Debt to Equity (TDE)
terhadap ROA, dan
menunjukkan
hubungan negative
terhadap ROE.
Sementara Short term
debt to total asset
(STDTA) dan long
term debt to total asset
(LTDTA)berhubungan
negatif dan tidak
signifikan dengan
31
ROA dan ROE.
3 Ikrom Ramadhan
(2013)
Pengaruh
Penerbitan
Obligasi
Syariah
Terhadap
Profitabilitas
Hasil pengujian
pengaruh penerbitan
obligasi syariah pada
profitabilitas (ROA)
0,2%. Pengaruh
penerbitan obligasi
syariah pada
profitabilitas (ROE)
1,3%. Berdasarkan
analisis tersebut
terlihat bahwa
kontribusi penerbitan
obligasi syariah sangat
kecil terhadap
Profitabilitas (ROA
dan ROE).
4 Afef Feki
Krichene dan
Walid Khoufi
(2016)
The Effects of
Credit Ratings
Grades’
Change on
Capital
Structure: S &
P 500
Temuan ini
menunjukkan bahwa
peringkat kredit
merupakan faktor
utama dalam
menentukan struktur
modal perusahaan atau
leverage. Hasil ini
menguraikan
pengaruh kebijakan
manajerial dalam
keputusan yang
mempengaruhi
32
struktur modal.
Harapan untuk meraih
kembali peringkat
investasi mendorong
para manajer untuk
mengurangi masalah
utang mereka. Namun,
setelah nilai investasi
tercapai, para manajer
akan meningkatkan
lagi masalah utang
mereka, bukannya
menurunkan
penerbitan utang
mereka untuk
mempertahankan
peringkat investasi
mereka.
5 Devi Prasetya
(2008)
Analisis
Perbedaan
Kinerja
Perusahaan
Sebelum dan
Sesudah
Penerbitan
Obligasi
Syariah Ijarah
di Indonesia:
Period 2003-
2007
Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa
tidak terdapat
perbedaan yang
signifikan pada
Current Ratio, ROA,
Debt to Total Asset
Ratio. Sedangkan
pada Rasio Total Asset
Turnover terdapat
perbedaan kinerja
yang signifikan antara
sebelum dan sesudah
33
penerbitan obligasi
syariah ijarah selama
periode 2003-2007.
6 Hantartik (2013) Pengaruh Nilai
Penerbitan
Sukuk dan
Rating Sukuk
terhadap
Reaksi Pasar
Hasil pengujian
hipotesis
menunjukkan bahwa:
pertama, Nilai dan
rating penerbitan
obligasi syariah
(sukuk) secara
simultan tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap cumulative
abnormal return
saham. Kedua, Nilai
penerbitan obligasi
syariah (sukuk) tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap cumulative
abnormal return
saham. Ketiga, Rating
penerbitan obligasi
syariah (sukuk) tidak
mempunyai pengaruh
yang signifikan
terhadap cumulative
abnormal return
saham.
34
7 Sajjadi et al
(2007)
The Effective
Factors on the
Profitability of
Companies
Listed Tehran’s
Stock
Exchange.
Temuan menyatakan
bahwa jika tiga
kriteria profitabilitas,
efisiensi aset, dan
efisiensi yang
disesuaikan dari aset
didefinisikan,
variabel-variabel
seperti ukuran
perusahaan, rasio
modal terhadap aset
dan rasio utang
terhadap aset akan
efektif pada
profitabilitas, tetapi
jenis industri, usia
perusahaan dan biaya
iklan tidak efektif
dalam hal
profitabilitas.
8 Aloui (2015) Price
Discovery and
Regime Shift
Behavior in the
Relationship
between Sharia
Stock and
Sukuk
Hasil penelitian Aloui
et al membuktikan ada
hubungan yang
signifikan antara harga
saham di pasar dan
pembiayaan melalui
sukuk.
9 Arundina dkk
(2015)
The Predictive
Accuracy of
Penelitian ini
menunjukkan bahwa
35
Sukuk Ratings:
Multinominal
Logistic and
Neural
Network
Inferences
perusahaan untuk
pembiayaan mereka
membutuhkan sumber
lain kecuali sumber
internal. Pasar dengan
suntikan sukuk ke
perusahaan memiliki
kinerja yang lebih
baik daripada waktu
yang menggunakan
penerbitan bursa efek.
10 J Aloy Niresh dan
T Velnampy
(2014)
Firm Size and
Profitability: A
Study of Listed
Manufacturing
Firms in Sri
Lanka
Hasil studi yang
dilakukan adalah
lemahnya pengaruh
ukuran perusahaan
terhadap profitabilitas
perusahaan yang ada
di Sri Lanka
11 Victor P Tandi
dkk (2018)
Pengaruh
Struktur Modal
dan
Pertumbuhan
Aset terhadap
Profitabilitas
Perusahaan
Otomotif yang
Terdaftar di
BEI Periode
2013-2016
Variabel pertumbuhan
aset tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas
perusahaan otomotif
periode 2013-2016.
36
12 Masril (2018) Pengaruh
CAR, DAR
dan Total Aset
terhadap Laba
Bersih pada
Makanan dan
Minuman
2012-2016 di
BEI
DAR berpengaruh
negatif terhadap laba
bersih, total aset
berpengaruh positif
terhadap laba bersih,
CAR tidak
berpengaruh terhadap
laba bersih .
13 Abor (2005) The Effect Of
Capital
Structure on
Profitability:
an Empirical
Analysis of
Listed Firms in
Ghana
Utang jangka pendek
memengaruhi
profitabilitas secara
positif, sementara
utang jangka pendek
memengaruhi
profitabilitas secara
negatif.
C. Keterkaitan Antar Variabel
1. Pengaruh Nilai Penerbitan Sukuk Terhadap Profitabilitas
Studi yang telah dilakukan terlebih dahulu oleh Sajjadi dkk (2007),
hasil temuannya menyatakan bahwa jika tiga kriteria profitabilitas,
efisiensi aset, dan efisiensi yang disesuaikan dari aset didefinisikan,
variabel-variabel seperti ukuran perusahaan, rasio modal terhadap aset
dan rasio utang terhadap aset akan efektif pada profitabilitas, tetapi
jenis industri, usia perusahaan dan biaya iklan tidak efektif dalam hal
profitabilitas. Temuan Sajjadi dkk diperkuat oleh Arundina dkk (2015)
37
yang menyebutkan bahwa pasar dengan suntikan sukuk ke perusahaan
memiliki kinerja yang lebih baik daripada waktu yang menggunakan
penerbitan bursa efek. Pada tahun yang sama, Aloui dkk (2015)
melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
sukuk dengan harga saham.. Hasil penelitian Aloui dkk membuktikan
ada hubungan yang signifikan antara harga saham di pasar dan
pembiayaan melalui sukuk.Pun begitu dengan Fadaee, dan Samani
(2016). Para akademisi ini meneliti Pengaruh Obligasi Syariah
Terhadap Profitabilitas Perusahaan Pada Pasar Modal Teheran.
Hasilnya adalah terdapat pengaruh yang signifikan antara obligasi
syariah terhadap profitabilitas perusahaan yang terdaftar pada Pasar
Modal Teheran.
Akan tetapi, hal bertolak belakang ditemukan oleh Abor (2005)
yang mengatakan bahwa utang jangka panjang berpengaruh negative
signifikan terhadpa profitabilitas. Sementara itu, temuan Ramadhan
(2013) menyatakan bahwa hasil pengujian pengaruh penerbitan
obligasi syariah pada profitabilitas (ROA) hanyalah sebesar 0.2%.
Sementara itu, pengaruh penerbitan obligasi syariah pada profitabilitas
(ROE) hanyalah sebesar 1.3%. Berdasarkan analisis tersebut terlihat
bahwa kontribusi penerbitan obligasi syariah sangat kecil terhadap
Profitabilitas (ROA dan ROE). Hasil penelitian Putrid an Herlambang
(2015) yang mengatakan bahwa sukuk tidak berpengaruh terhadap
ROE.
38
2. Pengaruh Peringkat Sukuk Terhadap Profitabilitas
Dalam penelitian terdahulu yang dijadikan acuan, belum
ditemukan adanya variabel dependen berupa profitabilitas, tetapi
berupa return saham. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu
yang mengemukakan pengaruh peringkat terhadap kinerja perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Hantartik (2013), yaitu rating
penerbitan obligasi syariah (sukuk) tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap cumulative abnormal return saham. Selain
Hantartik, penelitian yang mengulas tentang efek peringkat kredit
dilakukan oleh Krichene, dan Khoufi (2016). Hasil temuannya
menunjukkan bahwa peringkat kredit merupakan faktor utama dalam
menentukan struktur modal perusahaan atau leverage. Hasil ini
menguraikan pengaruh kebijakan manajerial dalam keputusan yang
mempengaruhi struktur modal. Harapan untuk meraih kembali
peringkat investasi mendorong para manajer untuk mengurangi
masalah utang mereka. Namun, setelah nilai investasi tercapai, para
manajer akan meningkatkan lagi masalah utang mereka, bukannya
menurunkan penerbitan utang mereka untuk mempertahankan
peringkat investasi mereka.
3. Pengaruh Total Aset terhadap Profitabilitas
Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Niresh, dan
Velnampy (2014) menyebutkan bahwa lemahnya pengaruh ukuran
perusahaan terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang
39
terdaftar di Sri Lanka. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh
Tandi dkk (2018) menyebutkan bahwa variabel pertumbuhan aset tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan otomotif periode 2013-
2016. Hasil yang bertentangan dikemukakan penelitian yang dilakukan
oleh Masril (2018). Hasil penelitian Masril adalah total aset
berpengaruh positif terhadap laba bersih makanan dan minuman 2012-
2016 di BEI, CAR tidak berpengaruh terhadap laba bersih makanan
dan minuman 2012-2016 di BEI.
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting (Priandana, 2009). Kerangka pemikiran
dikemukakan ketika dalam penelitian tersebut melibatkan dua variabel
atau lebih. Apabila peneliti hanya membahas sebuah variabel atau lebih
secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan
deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga argumentasi terhadap
variasi besaran variabel yang diteliti (Sugiyono,2012). Dalam penelitian
ini, sukuk sebagai pembiayaan perusahaan untuk meningkatkan kinerja
produksi perusahaan pun tak lepas dari perhatian para perusahaan
pemeringkat obligasi. Selain itu, perusahaan yang memiliki aset besar
memiliki kesempatan lebih besar untuk memperoleh pinjaman. Agar lebih
mudah dipahami,desain penelitian tergambar dalam Gambar 2.1
40
Gambar 2.1
Desain Penelitian
Sumber: Hasil pengembangan peneliti, 2018
Analisis Pengaruh Nilai Outstanding Sukuk, Peringkat Sukuk, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap ROE Perusahaan Periode 2013-2017
Nilai Outstanding Sukuk Peringkat Sukuk Total Aset
ROE Perusahaan
Uji Model Common
Effect Uji Model Fixed Effect
Uji Chow
H0 diterima= common
effect
H0 ditolak= fixed effect
Uji Model Random Effect
Uji Haussman
H0 diterima= random effect H0 ditolak= fixed effect
Analisis dan Pembahasan
41
E. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara, suatu tesis sementara yang
harus dibuktikan kebenarannya melalui penyelidikan (Yusuf,2014).
Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Berdasarkan rumusan masalah dan
kerangka pemikiran teoritis yang telah diuraikan, maka hipotesis penelitian
yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
Hipotesis 1
H0 : Nilai outstanding sukuk tidak berpengaruh terhadap ROE
perusahaan
H1 : Nilai outstanding sukuk berpengaruh terhadap ROE perusahaan
Hipotesis 2
H0 : Peringkat sukuk tidak berpengaruh terhadap ROE perusahaan
H1 : Peringkat sukuk berpengaruh terhadap ROE perusahaan
Hipotesis 3
H0 : Total aset tidak berpengaruh terhadap ROE perusahaan
H1 : Total aset berpengaruh terhadap ROE perusahaan.
42
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menganalisis pengaruh nilai outstanding sukuk,
peringkat sukuk, dan total aset terhadap ROE perusahaan periode 2013-
2017. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah E-views
dan Microsoft excel.
Objek penelitian ini terbatas pada satu rasio profitabilitas yaitu
ROE sebagai variabel dependen, serta nilai outstanding sukuk, peringkat
sukuk perusahaan, dan total aset sebagai variabel independen periode
2013-2017. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif
atau numerik.
Penelitian ini termasuk penelitian empiris yang menggunakan data
sekunder yang diperoleh dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), lembaga
pemeringkat efek yaitu Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO), serta
laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan periode 2013-2017.
Data penelitian ini termasuk ke dalam jenis data panel, yaitu jenis
data yang berasal dari gabungan data time series dan cross section.
Menurut Gujarati dalam Suliyanto (2011), data panel adalah pool data,
kombinasi data time series dan cross section, micropanel data,
longitudinal data, analisis even history dan analisis cohort.
43
B. Jenis dan Sumber Data
1. Sumber Data
Studi literatur dipiilh sebagai sumber data untuk penelitian ini.
Sumber data yang diperoleh dari jurnal ilmiah, buku teks, laporan
tahunan perusahaan, dan sebagainya dilakukan untuk memperoleh data
yang valid.
2. Karakteristik Data
Karakter data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
panel, yaitu kombinasi dari data time series, dan cross section. Berikut
adalah beberapa kelebihan data panel dibandingkan data time series
maupun cross section menurut Suliyanto (2011), yaitu:
a. Data panel memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi. Dengan
panel data, kita dapat mengestimasikan karakteristik untuk setiap
individu berdasarkan heterogenitasnya.
b. Data panel mampu memberikan data yang lebih informatif, lebih
bervariasi, serta memiliki tingkat kolinieritas yang rendah.
c. Data panel cocok untuk studi perubahan dinamis.
d. Data panel mampu mendeteksi dan mengukur pengaruh yang tidak
dapat diobservasi dengan data time series murni atau cross section
murni.
e. Data panel mampu mempelajari model perilaku yang lebih
kompleks.
44
C. Metode Analisis Data
Tahapan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yang
pertama adalah mengumpulkan data terlebih dahulu. Data-data yang
terkumpul bersumber dari laporan tahunan perusahaan, OJK, Pefindo,
serta sumber literatur lainnya. Kemudian, data ditabulasi dengan
menggunakan Microsoft excel. Untuk data peringkat sukuk yang berupa
data ordinal dikonversi ke dalam bentuk data nominal dengan
menggunakan MSI (Method Succecive Interval). Setelah tabulasi selesai,
selanjutnya adalah tahap uji data panel dengan menggunakan software E
Views 9.0. Pada pengolahan data menggunakan E Views, tahap pertama
adalah dengan menguji data menggunakan model common effect,
kemudian menguji data dengan menggunakan model fixed effect. Setelah
dilakukan pengujian dua model, langkah selanjutnya adalah melakukan uji
Chow untuk menentukan model mana yang tepat digunakan antara model
common effect dan fixed effect. Apabila H0 diterima, maka common effect
akan dipilih. Apabila H1 diterima, maka fixed effect lah yang dipilih.
Apabila hasilnya H1 diterima, maka dilakukan lagi tahap selanjutnya yaitu
uji model random effect. Setelah menguji dengan model random effect,
maka selanjutnya dilakukan tahap terakhir yaitu uji Haussman untuk
menentukan model mana yang lebih tepat, apakah model fixed effect atau
random effect. Jika menerima H0 maka random effect dipilih, namun jika
menerima H1 fixed effect maka dipilih.
45
1. Estimasi Model Data Panel
Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk
mengestimasi model regresi dengan data panel. Ada tiga
pendekatan yaitu pendekatan common effect, fixed effect dan
random effect. Berikut adalah penjelasan dari masing- masing
pendekatan untuk mengestimasi model regresi data panel:
a. Common effect
Dalam pendekatan common effect tidak
memperhatikan dimensi individu maupun waktu.
Diasumsikan bahwa perilaku data antarperusahaan sama
dalam berbagai kurun waktu, serta intersep maupun
slope adalah sama baik antarwaktu maupun
antarperusahaan.
b. Fixed effect
Model yang mengasumsikan adanya perbedaan
intersep dikenal dengan model regresi fixed effect.
`Teknik model fixed effect adalah teknik mengestimasi
data panel dengan menggunakan variabel dummy untuk
menangkap adanya perbedaan intersep. Pengertian fixed
effect ini didasarkan adanya perbedaan intersep antara
perusahaan namun intersepnya sama antarwaktu. Di
samping itu, model ini juga mengasumsikan bahwa
46
koefisien regresi (slope) tetap antarperusahaan dan
antarwaktu.
c. Random effect
Dimasukkannya variabel dummy di dalam model
fixed effect bertujuan untuk mewakili ketidaktahuan kita
tentang model yang sebenarnya. Namun, ini juga
membawa konsekuensi berkurangnya derajat kebebasan
yang pada akhirnya mengurangi efisiensi parameter.
Masalah ini dapat diatasi dengan menggunakan variabel
gangguan (error terms) dikenal sebagai random effect.
Di dalam model ini kita akan mengestimasi data panel
dimana variabel gangguan mungkin saling berhubungan
antarwaktu dan antarindividu.
2. Pemilihan Model Data Panel
Dalam penelitian ini, setelah melakukan penelitian antara
tiga model yang ada metode kuadrat kecil (pooled least
square/PLS),metode efek tetap (fixed effect),dan metode efek
random (random effect). Pemilihan model dapat dilakukan
dengan uji chow dan uji hausman.
a. Uji Chow
Uji Chow (F statitistik) adalah pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui apakah model yang
digunakan adalah common effect atau fixed effect
47
(Nachrowi dan Usman, 2006) dalam (Kartini, 2016).
Dalam uji chow hipotesisnya sebagai berikut:
H0 = Common Effect
H1 = Fixed Effect
Penguji uji Chow menggunakan software E-views
adalah dengan menggunakan uji likelihood ratio, lalu
yang menjadi dasar penolakan dalam hipotesis di atas
adalah dengan membandingkan perhitungan F-hitung
dengan F-tabel atau membandingkan nilai
probabilitasnya dengan α=5%. Perbandingan yang
dimaksud adalah apabila F-hitung pada uji Chow lebih
besar dari pada F-tabel, atau nilai probabilitas lebih
kecil dari 0.05 maka H0 ditolak, sebaliknya jika F-
hitung lebih kecil dari F-tabel atau nilai probabilitasnya
lebih besar dari 0.05 maka H0 diterima dan model lain
yang lebih tepat digunakan adalah Common effect.
b. Uji Hausman
Uji Hausman digunakan untuk menentukan apakah
menggunakan model fixed effect atau model random
effect yang lebih tepat (Nachrowi dan Usman, 2006)
dalam (Kartini, 2016). Hipotesis dalam uji Hausman
adalah sebagai berikut:
H0 = Random Effect
48
H1 = Fixed Effect
Statistik uji Hausman ini mengikuti distribusi
statistic chi-squares dengan derajat kebebasan sebanyak
k, dimana k adalah jumlah variabel independen.
Hipotesis null pada uji Hausman adalah model random
effect lebih baik, jika nilai Hausman lebih kritis
daripada nilai kritis chi-squares, maka hipotesis null
ditolak, yang berarti model estimasi yang lebih tepat
adalah fixed effect. Sebaliknya apabila nilai statistik
Hausman lebih kecil dari nilai kritis chi-squares maka
hipotesis null diterima yang artinya model yang tepat
untuk regresi data panel adalah random effect.
3. Pengujian Statistik
Persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Yit = α + β1X1it + β2X2it +β3X3it+εit
ROEit = α + β1 NILAI_OUTSTANDINGit + β2
PERINGKAT_SUKUKit +β3 TOTAL_ASET
it+εit
Masing-masing memiliki arti:
ROEit = ROE Perusahaan
α = Konstanta
β1- β3 = Koefisien regresi
49
NILAI_OUTSTANDINGit = Nilai outstanding
Sukuk
PERINGKAT_SUKUKit = Peringkat sukuk
TOTAL_ASETit = Total aset
εit = Error regresi
4. Uji Simultan (Statistik F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel
independen yang dimasukkan ke dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama
sama memengaruhi variabel dependen maka digunakan tingkat
signifikansi sebesar 0,05 atau 5%.
5. Uji Parsial (Uji t)
Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui apakah
masing-masing variabel independen memengaruhi variabel
dependen. Langkah yang digunakan untuk mengetahui hal ini
adalah dengan menentukan level of significance- nya. level of
significance yang digunakan adalah sebesar 5% atau 0,05. Jika
signifikansinya t>0,05 maka H0 ditolak, yang berarti variabel
independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Jika signifikansinya t<0,05 maka H0
diterima yang berarti variabel independen berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
50
6. Uji koefisien determinasi (Adj R2)
Uji koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Adj R2 adalah
diantara 0 dan 1. Jika nilai Adj R2 berkisar hampir satu, maka
semakin kuat kemampuan variabel dalam menjelaskan variasi
variabel dependen.
D. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang ditentukan oleh peneliti untuk
kemudian dipelajari hingga diperoleh suatu informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini diklasifikasikan menjadi: (1) Variabel
independen (bebas), yaitu variabel yang menjelaskan dan mempengaruhi
variabel dependen (terikat), (2) Variabel dependen (terikat), yaitu variabel
yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen (bebas).
1. Variabel Independen
a. Nilai Outstanding Sukuk
Penerbitan sukuk dalam penelitian ini adalah diukur dari
nilai outstanding sukuk atau nilai sukuk yang beredar. Data
nilai outstanding sukuk didapat dari web OJK yang diterbikan
tahun 2013-2017.
51
b. Peringkat Sukuk
Peringkat adalah indikator kualitas suatu obligasi baik
konvensional maupun syariah yang dilakukan oleh PT.
PEFINDO. Peringkat sukuk berfungsi sebagai bahan
pertimbangan investor dalam berinvestasi, serta bahan acuan
emiten atas kualitas kinerja keuangan dan obligasi yang
ditawarkan. Peringkat sukuk yang berupa data ordinal
kemudian diklasifikasikan menjadi data nominal dengan cara
memberikan kode dummy. Sumber dasar klasifikasi peringkat
adalah pada penelitian Sudaryanti, Mahfudz, dan Wulandari
(2011). Pada penelitian ini, klasifikasi yang diberikan penulis
disesuaikan pada rentang peringkat yang diperoleh oleh
perusahaan yang dijadikan objek penelitian, yaitu hanya
berkisar pada rentang peringkat AAA sampai A-. Tabel 3.1
menunjukkan peringkat dan klasifikasi sukuk.
Tabel 3.1
Konversi Peringkat Sukuk
Peringkat Sukuk Klasifikasi
AAA 7
AA+ 6
AA 5
AA- 4
A+ 3
A 2
A- 1
Sumber: Data diolah
52
c. Total Aset
Ukuran perusahaan menurut Riyanto (2001) merupakan
gambaran besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan
oleh total aktiva, jumlah penjualan, dan rata-rata penjualan.
Dalam penelitian ini, proksi yang menjelaskan variabel ukuran
perusahaan adalah total aset perusahaan. Data total aset
perusahaan diambil dari laporan tahunan masing-masing
perusahaan.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi oleh
variabel independen. Dalam penelitian ini terdapat satu rasio
profitabilitas yang diproksikan untuk menjelaskan profitabilitas
suatu perusahaan yaitu ROE (Return On Equity). Return on Equity
adalah rasio profitabilitas yang menunjukan persentase keuntungan
(laba bersih) yang diperoleh perusahaan sehubungan dengan
keseluruhan modal.
Rumus ROE (Return On Equity):
ROE = Laba Bersih Setelah Pajak
Modal
53
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah perusahaan yang menerbitkan sukuk
dalam kurun waktu 2013 sampai 2017. Terdapat 6 perusahaan yang
menjadi objek penelitian yaitu PT. Bank Sulselbar, PT. Summarecon
Agung Tbk, PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk, PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk, PT. Adhi Karya Tbk, dan PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk.
B. Sekilas Gambaran Umum Perusahaan
1. PT. Bank Sulselbar
PT. Bank Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, selanjutnya disebut
“Bank Sulselbar” atau “Bank” atau “Perseroan” didirikan pada tanggal
23 Januari 1961 sesuai dengan Akta notaris Raden Kadiman di Jakarta.
Pada tahun 2007, perseroan membentuk unit usaha syariah yang
menjalankan kegiatan perbankan dengan prinsip-prinsip syariah
(www.banksulselbar.co.id). PT. Bank Sulselbar berkembang menjadi
bank yang diminati oleh masyarakat Sulawesi Barat dan Sulawesi
Selatan. Untuk meningkatkan kinerjanya, PT. Bank Sulselbar
mengeluarkan sukuk sebesar Rp 100 miliar pada 2013. Berikut adalah
gambar pertumbuhan aset, dan penerbitan sukuk yang dilakukan oleh
PT. Bank Sulselbar periode 2013-2017.
54
Gambar 4.1
Nilai Outstanding Sukuk PT. Bank Sulselbar Periode
2013-2017
Sumber: OJK
PT. Bank Sulselbar mengeluarkan obligasi konvensional yang
digunakan untuk modal kerja dan ekspansi ke sektor kredit produktif
melalui penyaluran kredit jangka panjang khususnya untuk usaha kecil
dan menengah (UKM), sedangkan sukuk digunakan untuk membayar
kembali sukuk yang jatuh tempo. Hal tersebut sejalan dengan target
perseroan pada yang fokus untuk memperbesar porsi penyaluran kredit
ke segmen produktif hingga 40% dari total pinjaman yang bakal
disalurkan. Pada Februari 2016, PT Pefindo menaikan peringkat
obligasi PT. Bank Sulselbar menjadi idA+ dari sebelumnya idA. Selain
itu, peringkat sukuk PT. Bank Sulselbar juga naik menjadi idA+(sy)
dari sebelumnya idA (sy) dengan prospek stabil. Pefindo menerangkan
kenaikan peringkat tersebut mencerminkan kemampuan bank dalam
menjaga indikator keuangan di tingkat yang sangat baik dan tetap
100 100 100
6550
2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Outstanding Sukuk (Dalam Miliar Rupiah)
55
mempertahankan posisi pasar yang kuat di wilayah Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat. Kedua wilayah dinilai memiliki tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan memberikan potensi untuk
terus bertumbuh. Sementara dengan sumber dana itu, pertumbuhan
total aset terlampir pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2
Total Aset PT. Bank Sulselbar Periode 2013-2017
Sumber: Laporan keuangan PT. Bank Sulselbar
Gambar 4.2 memperlihatkan pertumbuhan total aset yang dimiliki
oleh PT. Bank Sulselbar selalu mengalami peningkatan. Pada tahun
2014 terjadi peningkatan sebesar 25.28% dari sebelumnnya pada tahun
2013 dengan pencapaian total aset sebesar Rp 8.70 triliun menjadi Rp
10.90 triliun, pada tahun 2015 terjadi peningkatan sebesar 5.50% dari
sebelumnya pada tahun 2014 dengan pencapaian total aset sebesar Rp
10.90 triliun menjadi Rp 11.50 triliun, pada tahun 2016 terjadi
peningkatan sebesar 40.86% dari sebelumnnya pada tahun 2015
dengan pencapaian total aset sebesar 11.50 triliun menjadi Rp 16.20
triliun, dan pada tahun 2017 terjadi peningkatan sebesar 8.02% dari
8.7010.90 11.50
16.20 17.50
2013.00 2014.00 2015.00 2016.00 2017.00
Total Aset (Dalam triliun rupiah)
56
sebelumnnya pada tahun 2016 dengan pencapaian total aset sebesar Rp
16.20 triliun menjadi 17.50 triliun rupiah. Pencapaian terbesar terjadi
pada tahun 2016 yaitu mengalami peningkatan total aset sebesar
40.86%. Untuk melihat kinerja suatu perusahaan, tidaklah cukup hanya
dengan melihat pertumbuhan total asetnya saja, melainkan juga dapat
dilihat dari rasio keuangannya yang terlampir pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3
ROE PT. Bank Sulselbar periode 2013-2017
Sumber: Laporan keuangan PT. Bank Sulselbar
Gambar 4.3 menunjukkan pertumbuhan ROA PT. Bank Sulselbar
periode 2013-2017. Pada tahun 2013 PT. Bank Sulsebar meraih ROE
sebesar 25.49%, kemudian bertumbuh menjadi 27.92% pada tahun
2014. Kemudian pada tahun 2015 PT. Bank Sulsebar meraih ROE
sebesar 33.61%, kemudian naik sebesar 1.5% menjadi 34.10% pada
tahun 2016. Pencapaian ROE tertinggi terjadi pada tahun 2016. ROE
PT. Bank Sulselbar turun cukup drastic menjadi 25.50%. pencapaian
ROE yang cenderung didominasi oleh tren meningkat diraih karena
kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada 2016 yang
25.4927.92
33.61 34.10
25.50
2013 2014 2015 2016 2017
ROE (Dalam Persen)
57
melonjak dua kali lipat dibandingkan pertumbuhannya pada tahun
2013 yang tumbuh mencapai Rp 11 triliun, tumbuh 44.76%. Selain
peningkatan pada DPK, Bank Sulselbar juga mengalami peningkatan
pada penyaluran kredit yang mencapai Rp11.8 triliun, naik sebesar
27.52% dari posisi tahun sebelumnya. Kualitas kredit tetap pula berada
pada level terjaga dimana rasio NPL sebesar 0.47%. Kinerja keuangan
yang dinilai cukup baik ini juga memiliki nilai perolehan laba sebelum
pajak perseroan pada tahun lalu mencapai Rp 841 miliar. Perolehan
laba tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 24.59% dari tahun
sebelumnya yang tercatat Rp 675 miliar (banksulselbar.co.id).
2. PT. Summarecon Agung Tbk
PT. Summarecon Agung Tbk didirikan pada tahun 1975 oleh
Soetjipto Nagaria dan rekan-rekannya untuk melakukan konstruksi dan
pengembangan real estat (www.summarecon.com). PT. Summarecon
Agung Tbk mengeluarkan sukuk pada tahun 2013 sebesar Rp 150
miliar untuk melakukan ekspansi bisnis. Penerbitan sukuk PT.
Summarecon Agung Tbk periode 2013-2017 tergambar pada Gambar
4.4.
58
Gambar 4.4
Penerbitan Sukuk PT. Summarecon Agung Tbk
Periode 2013-2017
Sumber: OJK
PT. Summarecon Agung Tbk (SMRA), pengembang properti yang
dikenal kawasan Summarecon Kelapa Gading, menerbitkan obligasi
dan sukuk ijarah senilai total Rp 115 miliar pada tahun 2013dengan
penerbitan tertinggi tahun 2016 dan 2017 yaitu Rp600 miliar. Dilansir
dari berita daring market.bisnis.com, Direktur Utama Summarecon
Agung Johanes Mardjuki mengatakan bahwa sebagian besar dana
obligasi, dan sukuk digunakan untuk pengembangan usaha sekitar 70%
dana yang diperoleh dari hasil penawaran umum obligasi digunakan
untuk pengembangan usaha di bidang properti. Sementara sisanya
sebesar 30% dimanfaatkan sebagai modal kerja perseroan. Adapun
besaran Obligasi Berkelanjutan I Tahap I 2013 ditargetkan dapat
meraup Rp 450 miliar dari total Rp 1,4 triliun. Sementara Sukuk Ijarah
115
240
450
600 600
2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Penerbitan Sukuk (Dalam Miliar Rupiah)
59
Berkelanjutan I Tahap I 2013 ditargetkan meraih Rp 150 miliar dari
total Rp 600 miliar.
Peringkat sukuk PT. Summarecon Agung Tbk pun tak luput dari
perhatian. Pefindo memberi peringkat sukuk PT. Summarecon Agung
Tbk stabil pada idA+(sy) sejak tahun 2013 hingga 2017. Berdasarkan
publikasi laporan oleh Pefindo, efek utang jangka panjang dengan
peringkat A+ mengindikasikan bahwa kemampuan obligor untuk
memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang
tersebut, dibandingkan dengan obligor lain adalah kuat. Hal tersebut
ditandai dengan markah + pada peringkat sukuk PT. Summarecon
Agung Tbk. Walaupun demikian, kemampuan obligor mungkin
terpengaruh oleh perubahan keadaan dan kondisi ekonomi. Peringkat
mencerminkan posisi pasar PT. Summarecon Agung Tbk yang kuat di
dalam industri properti, kualitas aset yang baik, dan pendapatan
berulang yang cukup. Namun, peringkat dibatasi oleh struktur
permodalan yang agresif dan perlindungan arus kas yang lemah, risiko
pengembangan proyek di area baru, dan karakter industri yang rentan
perubahan kondisi makroekonomi.
Sementara itu, kinerja perusahaan tidak cukup ditinjau hanya
dengan peringkat yang diterbitkan oleh perusahaan pemeringkat kredit,
melainkan juga perlu ditinjau dari rasio keuangan yang dimiliki PT.
Summarecon Agung Tbk periode 2013-2017.
60
Gambar 4.5
Total Aset PT. Summarecon Agung Tbk periode 2013-
2017
Sumber: Laporan keuangan PT. Summarecon Agung Tbk
Gambar 4.5 memperlihatkan lonjakan total aset yang terjadi pada
tahun 2014 sebesar Rp 25.3 triliun, sebelumnya pada tahun 2013 total
aset hanya tercatat sebesar Rp 14.2 triliun. Itu artinya bahwa terjadi
pertumbuhan sebesar 78%. Sementara itu penurunan total aset terjadi
pada tahun 2015 yaitu pencapaian tercatat sebesar Rp 18.7 triliun, dari
sebelumnya tercatat sebesar Rp25.3 triliun, penurunan yang terjadi
yaitu sebesar 26%. Penurunan dan lonjakan total aset yang signifikan
tersebut dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi. Industri properti
memang sangat rentan dan sensitif terkait kondisi makroekonomi. PT.
Summarecon Agung Tbk berupaya meningkatkan dan memperbaiki
kinerja dengan menerbitkan sukuk, dan meningkatkan total aset.
Kinerja perusahaan berdasarkan rasio keuangan terlampir pada
Gambar 4.6.
14.2
25.3
18.720.8 21.6
2013 2014 2015 2016 2017
Total Aset (Dalam Triliun Rupiah)
61
Gambar 4.6
ROE PT. Summarecon Agung Tbk Periode 2013-2017
Sumber: Laporan keuangan PT. Summarecon Agung Tbk
Kinerja terbaik menurut rasio profitabilitas tercatat pada tahun
2014, yaitu ROE sebesar 25%.. Penurunan terbesar pada tahun 2015
dari sebelumnya 25% menjadi 14%. Disusul dengan penurunan pada
tahun berikutnya dari sebelumnya 14% menjadi 7%. Hal ini beriringan
dengan penerbitan sukuk, dan total aset yang sama-sama mengalami
peningkatan pada tahun 2014, dan mengalami penurunan pada 2015.
3. PT Adira Dinamika Multifinance Tbk
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk atau Adira Finance
didirikan pada tahun 1990 dan mulai beroperasi pada tahun 1991.
Sejak awal, Adira Finance berkomitmen untuk menjadi perusahaan
pembiayaan terbaik dan terkemuka di Indonesia. Adira Finance hadir
untuk melayani beragam pembiayaan seperti kendaraan bermotor baik
baru ataupun bekas. Melihat adanya potensi ini, Adira Finance mulai
melakukan penawaran umum melalui sahamnya pada tahun 2004.
24.00 25.00
14.00
7.00 6.00
2013 2014 2015 2016 2017
ROE (Dalam Persen)
62
Pada 2012, Adira Finance menambah ruang lingkup kegiatannya
dengan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah (www.adira.co.id).
Pada tahun 2013 PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
mengeluarkan sukuk sebesar Rp 379 miliar. Grafik penerbitan sukuk
terlampir pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7
Nilai Outstanding PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
periode 2013-2017
Sumber: OJK
Penerbitan sukuk yang dilakukan oleh PT. Adira Dinamika
Multi Finance Tbk bertujuan untuk mendorong ekspansi bisnis dan
peningkatan kinerja. Ekspansi bisnis yang dimaksud adalah pelebaran
sayap PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk untuk meraih pangsa
pasar yang lebih besar, yaitu pasar ekonomi syariah. PT. Adira
Dinamika Multi Finance Tbk berusaha menyesuaikan diri dengan
pilihan masyarakat yang beragam, salah satunya adalah pembiayaan
syariah. Meski pangsa pasar syariah masih belum bisa mengejar
345 353
765
332
572
2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Outstanding Sukuk (Dalam Miliar rupiah)
63
pangsa pasar konvensional, PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
tetap mengeluarkan sukuk yang nilainya fluktuatif. Sukuk terbesar
dikeluarkan pada tahun 2015 yaitu sebesar Rp 765 miliar.
Meskipun penerbitan sukuk fluktuatif, tetapi tidak dengan
peringkat sukuk PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang
diberikan oleh pefindo. Pefindo memberikan peringkat sukuk PT.
Adira Dinamika Multi Finance Tbk stabil pada idAAA(sy) sejak 2014.
Sebelumnya PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk memperoleh
peringkat idAA+(sy) pada tahun 2013. Peringkat idAAA(sy) adalah
peringkat yang paling tinggi yang diberikan Pefindo untuk semua
industri. Peringkat idAAA(sy) diperoleh PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk karena kesiapan PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
untuk membayar sukuk jatuh tempo tersebut, didukung oleh saldo kas
dan setara kas perusahaan. Kemampuan PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya,
relatif terhadap obligor lainnya adalah superior. Sementara itu, kinerja
perusahaan tidak cukup ditinjau hanya dengan peringkat yang
diterbitkan oleh perusahaan pemeringkat kredit, melainkan juga perlu
ditinjau dari grafik pertumbuhan total aset yang dimiliki PT. Adira
Dinamika Multi Finance Tbk periode 2013-2017 yang terlampir pada
Gambar 4.8.
64
Gambar 4.8
Total Aset PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk
Periode 2013-2017
Sumber: Laporan keuangan PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk
Gambar 4.8 menujukkan tren menurun yang dialami oleh PT.
Adira Dinamika Multi Finance Tbk sejak tahun 2013-2016, kemudian
berhasil naik lagi pada tahun 2017. Pada tahun 2013 total aset PT.
Adira Dinamika Multi Finance Tbk tercatat sebagai total aset tertinggi
periode 2013-2017, yaitu sebesar Rp 309 triliun. Kemudian menurun
menjadi Rp 299 triliun pada tahun 2014. Penurunan tidak hanya
sampai disitu saja, penurunan juga terjadi pada 2015-2016 yaitu
masing-masing sebesar Rp 277 triliun dan Rp 276 triliun. Pada tahun
2017 berhasil melonjak hingga tercatat total aset sebesar Rp 294
triliun.
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk berupaya meningkatkan
dan memperbaiki kinerja dengan menerbitkan sukuk, dan
309
299
277 276
294
2013 2014 2015 2016 2017
Total Aset (Dalam Triliun Rupiah)
65
meningkatkan total aset. Untuk itu, perlunya meninjau rasio keuangan
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk yang terlampir pada Gambar
4.9.
Gambar 4.9
ROE PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk Periode
2013-2017
Sumber: Laporan keuangan PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk
Gambar 4.9 memperlihatkan pergerakan ROE PT. Adira Dinamika
Multi Finance Tbk yang fluktuatif. ROE terbesar terjadi pada tahun
2013, yaitu sebesar 31.20%. Kemudian pada tahun 2014 PT. Adira
Dinamika Multi Finance Tbk mengalami penurunan kinerja
profitabilitas dari sebelumnya 31.20% menjadi 15.80%. hal ini terus
terjadi hingga tahun 2015 yang masih mengalami tren penurunan.
Akan tetapi tren peningkatan terjadi sepanjang tahun 2016-2017, yaitu
masing-masing mencatatkan kinerja profitabilitas yang diproksikan
oleh ROE sebesar 21.60% dan 26.50%.
31.20
15.80 15.80
21.60
26.50
2013 2014 2015 2016 2017
ROE (Dalam Persen)
66
4. PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (Bank Muamalat Indonesia)
memulai perjalanan bisnisnya sebagai Bank Syariah pertama di
Indonesia pada 1 November 1991 atau 24 Rabi’us Tsani 1412 H.
Pendirian Bank Muamalat Indonesia digagas oleh Majelis Ulama
Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari
Pemerintah Republik Indonesia. Sejak resmi beroperasi pada 1 Mei
1992 atau 27 Syawal 1412 H. Dengan strategi bisnis yang terarah Bank
Muamalat Indonesia akan terus melaju mewujudkan visi menjadi “The
Best Islamic Bank and Top 10 Bank in Indonesia with Strong Regional
Presence” (www.bankmuamalat.co.id). Pada tahun 2013 PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk mengeluarkan sukuk sebesar Rp 700 miliar.
Penerbitan sukuk PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk periode 2013-
2017 terlampir pada Gambar 4.10.
67
Gambar 4.10
Nilai Outstanding PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
Periode 2013-2017
Sumber: OJK
Gambar 4.10 memperlihatkan bahwa nilai outstanding
sukukPT. Bank Muamalat Indonesia Tbk yang dinilai fluktuatif, yaitu
senilai Rp 1256 pada tahun 2013, dan tertinggi pada tahun 2015 dan
2016 yaitu Rp1500 miliar. Dilansir dari berita daring Kompas, dana
yang diperoleh dari penerbitan sukuk digunakan untuk meningkatkan
rasio kecukupan modal, seiring dengan rencana pertumbuhan aset dan
pertumbuhan pembiayaan.
Nilai outstanding PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk fluktuatif,
begitu juga dengan peringkat PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk yang
tercatat memiliki peringkat idA+(sy) pada tahun 2013, kemudian
meningkat menjadi idAA-(sy) pada tahun 2014. Kemudian
menurunkembali menjadi idA+(sy) pada 2015. Peringkat terus menurun
sampai tahun 2017 menjadi idA(sy) Peringkat ini mengindikasikan
bahwa PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk masih bisa memenuhi
12561420 1500
1020
700
2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Outstanding Sukuk (Dalam Miliar Rupiah)
68
komitmen keuangan jangka panjangnya. Meskipun demikian, PT.
Bank Muamalat Indonesia Tbk masih memiliki risiko tinggi yang
dipengaruhi oleh kondisi makroekonomi. Inilah yang menyebabkan
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk memperoleh peringkat yang
fluktuatif.
Tren stabil yang dialami PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk pada
penerbitan sukuk tidak terjadi pada total aset PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk periode 2013-2017 yang terlihat fluktuatif. Tren
fluktuatif total aset PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dapat dilihat
pada Gambar 4.11.
Gambar 4.11
Total Aset PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode
2013-2017
Sumber: Laporan tahunan PT. Bank Muamalat Indonesia
Tbk
Gambar 4.11 memperlihatkan pergerakan total aset yang
dimiliki oleh PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk yang fluktuatif. Tren
menurun dialami PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk pada tahun 2015-
54
62
5756
62
2013 2014 2015 2016 2017
Total Aset (Dalam Triliun Rupiah)
69
2016. Pada tahun 2013 PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk berhasil
mencatatkan total aset sebesar Rp 54 triliun. Meningkat sebesar 14.8%
menjadi Rp 62 triliun pada tahun 2014. Akan tetapi menurun sebesar
8% menjadi Rp 57 triliun pada tahun 2015. Dan terus menurun, tetapi
tidak begitu signifikan pada tahun 2016 yang hanya sebesar 1.8%,
tercatat total aset sebesar Rp 56 triliun, lebih kecil Rp 1 triliun
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Akan tetapi PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk berhasil meningkatkan total aset menjadi Rp
62 triliun pada tahun 2017, peningkatan terjadi sebesar 9% dari tahun
sebelumnya. Hal ini dikarenakan kinerja yang kurang optimal. Terjadi
beberapa permasalahan dalam PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk,
seperti NPF yang dinilai besar yaitu 7%. Sementara itu, PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk membutuhkan dana segar untuk
memperbaiki kesehatan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.
Kesehatan kinerja PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk tak lepas
dari kinerja keuangan yang diproksikan oleh ROA. Pertumbuhan ROA
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk terlampir pada Gambar 4.12.
70
Gambar 4.12
ROE PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk Periode 2013-2017
Sumber: Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat TbkIndonesia
Tbk
Gambar 4.12 menunjukkan kinerja profitabiltas PT. Bank
Muamalat Indonesia Tbk yang mengalami tren penurunan. Pada tahun
2013 tercatat dengan ROE tertinggi dibandingan tahun-tahun
selanjutnya, yaitu sebesar 11.41%. Tren menurun terjadi pada tahun
2014. Pada tahun 2014 ROE menurun menjadi 2.20%. Pada tahun
2015 terjadi peningkatan dari 2.20% menjadi 2.78%. Begitu pula
dengan tahun 2016, yang mengalami tren peningkatan dari 2.78%
menjadi 3%. Akan tetapi, pada tahun 2017 terjadi tren penurunan yang
cukup drastis yaitu dari 3% menjadi 0.87%.
11.41
2.202.78 3.00
0.87
2013 2014 2015 2016 2017
ROE (Dalam Persen)
71
5. PT. Adhi Karya Tbk
Architecten-Ingenicure-en Annemersbedrijf Associatie Selle en
de Bruyn, Reyerse en de Vries N.V. (Assosiate N.V.) merupakan
Perusahaan milik Belanda yang menjadi cikal bakal pendirian ADHI
hingga akhirnya dinasionalisasikan dan kemudian ditetapkan sebagai
PN Adhi Karya pada tanggal 11 Maret 1960. Nasionalisasi ini menjadi
pemacu pembangunan infrastruktur di Indonesia. Berdasarkan
pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, pada tanggal 1
Juni 1974, ADHI berubah status menjadi Perseroan Terbatas. Hingga
pada tahun 2004 ADHI telah menjadi perusahaan konstruksi pertama
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adanya intensitas persaingan
dan perang harga antarindustri konstruksi menjadikan Perseroan
melakukan redefinisi visi dan misi: Menjadi Perusahaan Konstruksi
terkemuka di Asia Tenggara. Visi tersebut menggambarkan motivasi
Perseroan untuk bergerak ke bisnis lain yang terkait dengan inti bisnis
Perseroan melalui sebuah tagline yang menjadi penguat yaitu “Beyond
Construction” (www.adhi.co.id).
Pada tahun 2013 PT. Adhi Karya Tbk mengeluarkan sukuk
sebesar Rp 379 miliar. Grafik penerbitan sukuk PT. Adhi Karya Tbk
periode 2013-2017 terlampir pada Gambar 4.13.
72
Gambar 4.13
Nilai Outstanding PT. Adhi Karya Tbk Periode 2013-2017
Sumber: OJK
Gambar 4.13 menunjukkan penerbitan sukuk yang dilakukan oleh
penerbitan sukuk PT. Adhi Karya Tbk periode 2013-2017. PT. Adhi
Karya Tbk periode 2013-2017 memiliki nilai outstanding sukuk yang
cenderung fluktuatif. Dilansir dari berita daring Kontan, PT. Adhi
Karya Tbk menggunakan dana sukuk Mudharabah berkelanjutan ini
untuk proyek pembangunan The Royal Kamuela Beach Resort
Senggigi Tahap II dengan nilai kontrak Rp 76.5 miliar
dan pembangunan RSUD Syarifah Ambami Ratu Ebu Bangkalan
dengan nilai kontrak Rp 73.3 miliar.
Tren fluktuatif yang terjadi pada nilai outstanding PT. Adhi Karya
Tbk tidak dialami pada peringkat sukuk PT. Adhi Karya Tbk.
Peringkat yang diberikan Pefindo pada sukuk PT. Adhi Karya Tbk
mengalami tren menurun pada tahun 2016, yaitu peringkat idA(sy) pada
tahun 2013-2015, dan menurun menjadi idA-(sy) pada 2016-2017.
Perolehan peringkat ini dinilai dari kemampuan PT. Adhi Karya Tbk
198238 250 250
175
2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Outstanding Sukuk (Dalam Miliar Rupiah)
73
dalam memenui komitmen keuangan jangka panjang. Akan tetapi,
industri konstruksi relatif rentan terhadap kondisi makroekonomi.
Tren fluktuatif pada nilai outstanding sukuk, dan peringkat sukuk
berbeda dengan total aset PT. Adhi Karya Tbk yang mengalami tren
peningkatan periode 2013-2017 yang terlampir pada Gambar 4.14.
Gambar 4.14
Total Aset PT. Adhi Karya Tbk Periode 2013-2017
Sumber: Laporan Keuangan PT. Adhi Karya Tbk
Peningkatan pada total aset PT. Adhi Karya Tbk terjadi di semua
periode 2013-2017. Pada tahun 2013, aset PT. Adhi Karya Tbk tercatat
sebesar Rp 97 miliar. Meningkat pada tahun 2014 sebesar 7.2%
menjadi Rp 104 triliun. Peningkatan terus terjadi pada tahun 2015
sebesar 61.5% menjadi Rp 168 triliun Peningkatan sebesar 19.6%
terjadi pada tahun 2016 menjadi Rp 201 triliun. Begitu pula tren
peningkatan terjadi pada tahun 2017 sebesar 40.8% menjadi Rp 283
triliun. Kinerja keuangan PT. Adhi Karya Tbk diwakili oleh rasio
97 104
168201
283
2013 2014 2015 2016 2017
Total Aset (Dalam Triliun Rupiah)
74
profitabilitas yang diproksikan oleh ROA yang terlampir pada Gambar
4.15.
Gambar 4.15
ROE PT. Adhi Karya Tbk Periode 2013-2017
Sumber: Laporan Keuangan PT. Adhi Karya Tbk
Gambar 4.15 menunjukkan ROE PT. Adhi Karya Tbk periode
2013-2017. Terjadi penurunan ROE pada PT. Adhi Karya Tbk periode
2013 sampai 2016. Masing-masing yaitu sebesar 37.80%, 25.10%,
11.90%, dan 6.50%. Akan tetapi terjadi peningkatan pada tahun 2017
menjadi 9.60%.
6. PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk merupakan perusahaan
multinasional yang memproduksi makanan yang bermarkas di Jakarta,
Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1959. Perusahaan ini
menghasilkan berbagai macam-macam bahan makanan. Untuk
memenuhi permintaan pasar akan produk-produk makanan yang terus
tumbuh, PT Tiga Pilar Sejahtera didirikan pada tahun 1992 dan
menjadi perusahaan publik pada 2003 (www.tigapilar.com).
37.80
25.10
11.90
6.509.60
2013 2014 2015 2016 2017
ROE (Dalam Persen)
75
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengeluarkan sukuk pada tahun
2013 sebesar Rp 300 miliar. Grafik penerbitan sukuk PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk terlampir pada Gambar 4.16.
Gambar 4.16
Nilai Outstanding Sukuk PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Periode 2013-2017
Sumber: OJK
Gambar 4.16 menunjukkan nilai outstanding sukuk PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk periode 2013-2017. Dapat dilihat bahwa PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk nilai outstanding sukuk sebesar Rp 300
miliar stabil pada tahun 2013-2015. Akan tetapi PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk memiliki nilai outstanding sukuk yang lebih besar
lagi pada tahun 2016 dan 2017 sebesar Rp 1500 miliar. PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk mengeluarkan sukuk untuk memperbaiki
kinerjanya yang dinilai buruk. Sejumlah pemberitaan miring terkait
PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk beredar, seperti beras oplosan yang
diproduksi oleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.
300 300 300
1500 1500
2013 2014 2015 2016 2017
Nilai Outstanding Sukuk (Dalam Miliar Rupiah)
76
Dana segar memang selalu dibutuhkan untuk memperbaiki situasi
yang buruk, atau meningkatkan kinerja. Akan tetapi, peringkat stabil
diperoleh PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk dari Pefindo sejak tahun
2013-2016 dengan peringkat idA(sy), sayangnya PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk tidak bisa mempertahankan peringkatnya pada 2017,
sehingga peringkatnya menurun menjadi idA-(sy) Peringkat ini diperoleh
atas komitmen keuangan jangka panjang PT. Tiga Pilar Sejahtera Food
Tbk dinilai kurang baik. Gambaran peringkat saja tidak cukup untuk
menilai kualitas perusahaan, total aset dapat menggambarkan kondisi
keuangan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk yang terlampir pada
Gambar 4.17.
Gambar 4.17
Total Aset PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk Periode 2013-
2
0
1
2
0
1
7
Sumber: Laporan Keuangan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
Gambar 4.17 menunjukkan total aset PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk yang terus meningkat pada tahun 2013-2016. Total aset
5
7.3
9 9.28.7
2013 2014 2015 2016 2017
Total Aset (Dalam Triliun Rupiah)
77
yang dicapai PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk pada tahun 2013
adalah sebesar Rp 5 triliun. Pada tahun 2014 PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk kembali meningkatkan asetnya menjadi Rp 7.3 triliun,
peningkatan terjadi sebesar 46%. Pada tahun 2015 PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk kembali meningkatkan asetnya menjadi Rp 9
triliun, peningkatan terjadi sebesar 23.3%. Pada tahun 2016 PT. Tiga
Pilar Sejahtera Food Tbk kembali meningkatkan asetnya menjadi Rp
9.2 triliun, peningkatan terjadi sebesar 2.2%. Namun pada 2017, PT.
Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk mengalami penurunan total aset sebesar
5% menjadi Rp 8.7 triliun.
Aset dengan tren menurun tidak dialami pada ROA PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food Tbk periode 2013-2017. Grafik ROA PT. Tiga Pilar
Sejahtera Food periode 2013-2017 terlampir pada Gambar 4.18.
Gambar 4.18
ROE PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk periode 2013-2017
Sumber: Laporan Keuangan PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk
13.209.20 9.42
16.87
-24.87
2013 2014 2015 2016 2017
ROE (Dalam Persen)
78
Gambar 4.18 menunjukkan bahwa ROE PT. Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk periode 2013-2017 mengalami tren yang fluktuatif. Pada
tahun 2013 ROE PT. Tiga Pilar Sejahtera Food tercatat sebesar
13.20%. Kemudian menurun pada tahun 2014 menjadi 9.20%. Pun
begitu pada tahun 2015 tercatat hanya sebesar 9.42%. akan tetapi
meningkat pada tahun 2016 menjadi 16.87%. akan tetapi terjadi
penurunan yang sangat drastis menjadi -24.87% pada tahun 2017.
C. Analisis Data
Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan mengenai ROE
(Return On Equity) sebagai variabel dependen, serta nilai outstanding
sukuk, peringkat sukuk, dan total aset sebagai variabel independen.
Menggunakan E Views 9.0. Adapun hasil uji empiris yang telah dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan Model Data Panel
Dalam pengolahan data panel, terdapat 3 model yaitu
common effect, fixed effect, dan random effect. Tahap pertama
yang harus dilakukan adalah dengan menguji variabel dengan
model common effect, dan fixed effect terlebih dahulu.
79
Tabel 4.1
Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Common
effect
Variabel Coefficient Std. Error t-statistic Prob
C 314.9189 76.25780 4.129661 0.0003
PNBT -8.840662 2.600534 -3.399557 0.0022
PRKT -3.819307 2.701272 -1.413892 0.1693
ASET -4.191608 8.048079 -0.520821 0.6069
Adjusted R-squared 0.481621
Prob (F-statistic) 0.000149
Sumber : Data diolah
Tabel 4.1 adalah tabel hasil pengolahan data dengan E
Views 9.0 dengan model common effect sebagai tahap pertama
dalam pengolahan data 3 model. Setelah menguji dengan
model common effect, tahap selanjutnya adalah dengan menguji
menggunakan model fixed effect yang tergambarkan dalam
Tabel 4.2.
Tabl 4.2
Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Fixed effect
Variabel Coefficient Std. Error t-statistic Prob
C 412.5380 109.6166 3.763462 0.0011
PNBT -6.720576 4.539909 -1.480333 0.1536
PRKT 1.097013 4.296241 0.255343 0.8009
80
ASET -16.54805 8.729733 -1.895597 0.0719
Adjusted R-squared 0.574005
Prob (F-statistic) 0.000521
Sumber: Data diolah
Tabel 4.2 adalah tabel hasil pengolahan data dengan
menggunakan model fixed effect sebagai tahap kedua dalam
pengolahan data. Tahap selanjutnya adalah dengan memastikan
model yang lebih tepat untuk digunakan, apakah menggunakan
common effect atau fixed effect. Uji Chow digunakan untuk
memastikan model yang tepat
a. Uji Chow
Uji Chow adalah uji yang digunakan untuk
menentukan model yang tepat diantara model common
effect dan fixed effect. Di bawah ini adalah tabel hasil
pengolahan data dengan E Views 9.0
Tabel 4.3
Hasil Pengolahan Data Uji Chow
Effect Test Statistic d.f Prob
Cross-section F 2.127718 (5,21) 0.1019
Cross-section Chi-square 12.295654 5 0.0310
Sumber: Data diolah
81
Untuk melihat model mana yang tepat
digunakan, kita dapat melihat nilai probabilitas Chi-
square. Hipotesis tes ini adalah sebagai berikut:
H0 : Common effect
H1 : Fixed effect
Hasil pengolahan data dapat dilihat pada Tabel 4.3, nilai
probabilitas Chi-Squarenya adalah 0.0310, atau di
bawah 0.05 . Dengan tingkat keyakinan sebesar 95%,
maka H0 ditolak. Sehingga, model yang tepat
digunakan adalah fixed effect.
b. Uji Hausman
Tabel 4.4
Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Random effect
Variabel Coefficient Std. Error t-statistic Prob
C 314.6107 68.23587 4.610636 0.0001
PNBT -8.500451 2.257764 -3.764986 0.0009
PRKT -3.788391 2.416006 -1.568038 0.1290
ASET -2.106200 3.087793 -0.682105 0.5012
Adjusted R-squared 0.483432
Prob (F-statistic) 0.000142
82
Sumber: data diolah
Hasil uji random effect tercantum pada tabel 4.4.
Uji hausman dilakukan setelah uji random effect. Uji
random effect dilakukan apabila nilai probabilitas chi-
square pada uji chow di bawah 0.05.
Setelah dilakukan uji random effect, selanjutnya
adalah melakukan uji hausman untuk menentukan
model yang tepat digunakan untuk dianalisis, yaitu
antara model fixed effect atau random effect.
Tabel 4.5
Hasil Uji Hausman
Test Summary Chi-sq Statistic Chi-sq d.f Prob
Cross-section
random 10.673475 3 0.0136
Sumber: data diolah
Tabel 4.5 menunjukkan hasil Uji hausman yang
telah dilakukan. Untuk melihat hasil uji hausman, kita
dapat melihat nilai probabilitasnya. Pada tabel 4.5, nilai
probabilitasnya adalah 0.0136 atau menolak H0, yaitu
menerima model fixed effect untuk dijadikan alat
analisis.
2. Pengujian Hipotesis
Hasil Uji Hausman menyatakan bahwa model fixed
effect adalah model yang paling tepat digunakan, maka
83
beberapa pengujian hipotesis di bawah ini dilihat berdasarkan
Tabel 4.2.
Tabel 4.2.
Hasil Pengolahan Data Panel dengan Model Fixed effect
Variabel Coefficient Std. Error t-statistic Prob
C 412.5380 109.6166 3.763462 0.0011
PNBT -6.720576 4.539909 -1.480333 0.1536
PRKT 1.097013 4.296241 0.255343 0.8009
ASET -16.54805 8.729733 -1.895597 0.0719
Adjusted R-squared 0.574005
Prob (F-statistic) 0.000521
Sumber: Data diolah
a. Uji Signifikansi Simultan
Uji signifikansi simultan atau dikenal dengan istilah uji
F adalah pengujian apakah variabel independen secara
bersama-sama memengaruhi variabel dependen atau tidak.
Untuk mengetahui hasil uji F dapat dilihat dari nilai
Prob(F-statistic). Berdasarkan Tabel 4.2, Prob F-statistic
adalah 0.000521. Karena nilai signifikansinya lebih kecil
dari 5% atau 0.05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu
nilai oustanding sukuk, peringkat sukuk dan total aset
84
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas perusahaan.
b. Uji Signifikansi Parsial (uji t)
Uji signifikansi parsial atau dikenal dengan uji t adalah
pengujian yang digunakan untuk melihat apakah masing-
masing variabel dependen memegaruhi variabel dependen
atau tidak. Model yang terpilih adalah model Fixed effect,
sehingga nilai koefisien masing-masing perusahaan dapat
dilihat dan dibandingkan. Nilai koefisien masing-masing
perusahaan dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6
Koefisien Perusahaan
Nama Perusahaan Koefisien
_SMR—C -1.304691
_ADR—C 11.48242
_BSSB—C -0.803554
_TPS—C -10.28504
_ADHI—C -3.310334
_MLT—C 4.221200
Sumber : data diolah
Tabel 4.6 menunjukkan koefisien masing-masing
perusahaan. Koefisien tertinggi diperoleh oleh PT Adira
Dinamika Multi Finance Tbk, kemudian disusul oleh PT
Bank Muamalat Indonesia Tbk, PT Bank Sulawesi Selatan
dan Sulawesi Barat Tbk, PT Summarecon Agung Tbk, PT
Adhi Karya Tbk, dan PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk.
85
Pada Tabel 4.2 dapat dilihat pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen.
1) Nilai Outstanding Sukuk
Berdasarkan Tabel 4.2 nilai outstanding sukuk
memiliki nilai probabilitas sebesar 0.8009, lebih
besar dari 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
outstanding sukuk tidak berpengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan yang
mengeluarkan sukuk periode 2013-2017. Dari uji t
tersebut dapat menjawab hipotesis 1 yaitu menerima
H0 yang hipotesisnya berbunyi bahwa nilai
outstanding sukuk tidak memengaruhi profitabilitas
perusahaan.
2) Peringkat Sukuk
Berdasarkan Tabel 4.2 peringkat sukuk memiliki
nilai probabilitas sebesar 0.1693, lebih besar dari
0.05. Hal ini menunjukkan bahwa peringkat sukuk
tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan yang mengeluarkan sukuk periode
2013-2017. Dari uji t tersebut dapat menjawab
hipotesis 2 yaitu menerima H0 yang hipotesisnya
berbunyi bahwa peringkat sukuk tidak
memengaruhi profitabilitas perusahaan.
86
3) Total Aset
Berdasarkan Tabel 4.2 total aset memiliki nilai
probabilitas sebesar 0.0719, lebih besar dari 0.05.
Hal ini menunjukkan bahwa total aset tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
perusahaan yang mengeluarkan sukuk periode
2013-2017. Dari uji t tersebut dapat menjawab
hipotesis 3 yaitu menerima H0 yang hipotesisnya
berbunyi bahwa total aset memengaruhi
profitabilitas perusahaan.
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) adalah uji yang
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh variabel
independen menjelaskan variabel dependen. Berdasarkan
nilai Adjusted R-squared pada Tabel 4.4, yaitu sebesar
0.574005, artinya kemampuan variabel independen dapat
menjelaskan variabel dependen sebesar 57.40%, lalu
sisanya yaitu sebesar 42.60% dijelaskan oleh faktor lain
yang tidak termasuk dalam penelitian ini. Nilai Adjusted R-
squared yang sebesar 57.40% disebabkan oleh banyaknya
faktor yang memengaruhi kinerja perusahaan, serta fokus
penelitian yang dilakukan agar penelitian tetap berjalan
87
pada jalur yang telah didesain oleh peneliti. Beberapa faktor
lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini
adalah TATO, dan DR yang merupakan variabel
independen pada penelitian yang ditulis oleh Barus, dan
Leilani (2013), serta faktor makroekonomi dan faktor
eksternal yang merupakan variabel independen pada
penelitian Gul dkk (2011). Faktor-faktor pada penelitian
Gul, Barus, dan Leilani tidak dimasukkan ke dalam
penelitian ini karena fokus penelitian ini hanya pada
instrumen investasi syariah.
D. Pembahasan
Analisis regresi data panel yang telah dilakukan bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi profitabilitas perusahaan
yang mengeluarkan sukuk periode 2013-2017 dengan menggunakan
variabel independen berupa nilai outstanding sukuk, peringkat sukuk,dan
total aset. Berdasarkan uji Hausman yaitu uji untuk menentukan model
yang lebih cocok antara fixed effect atau random effect, maka model yang
terpilih adalah model estimasi fixed effect. Berdasarkan model estimasi
yang terpilih, maka persamaan regresi yang terbentuk adalah :
ROEit = 412.5380 -6.720576 NILAI_OUTSTANDINGit +
1.097013PERINGKAT_SUKUKit -16.54805TOTAL_ASETit
1. Konstanta
88
Nilai konstanta pada persamaan regresi yang terbentuk adalah
412.5380. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jika nilai variabel
independen yaitu nilai outstanding sukuk, peringkat sukuk dan total
aset =0,maka nilai profitabilitasnya adalah 412.5380%.
2. Nilai Outstanding Sukuk
Nilai outstanding sukuk pada persamaan regresi yang terbentuk
adalah -6.720576. sementara itu, nilai probabilitas yang terbentuk
adalah di atas 0.05 yang berarti tidak adanya pengaruh signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan periode 2013-2017. Hipotesis yang
terbukti pada variabel ini adalah menerima H0. Temuan ini sejalan
dengan hasil penelitian Putri dan Herlambang (2015) yang
mengatakan bahwa sukuk tidak berpengaruh terhadap ROE. Akan
tetapi, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Abor (2005)
yang mengatakan bahwa utang jangka panjang pengaruh negatif
terhadap ROE. Temuan ini bertolak belakang dengan hasil penelitian
Fadaee, dan Samani (2016) yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara obligasi syariah terhadap
profitabilitas perusahaan yang terdaftar pada Pasar Modal Teheran.
Begitu pula dengan hasil penelitian Arundina dkk (2015) yang
bertolak belakang dengan hasil penelitian ini, yang menganalisis
kebutuhan pasar produksi terhadap rasio sukuk periode 2010-2014,
dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa perusahaan
membutuhkan sumber lain kecuali sumber internal. Pasar dengan
89
suntikan sukuk ke perusahaan memiliki kinerja yang lebih baik
daripada waktu yang menggunakan penerbitan bursa efek. Aloui dkk
(2015) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan sukuk dengan harga saham. Hasil penelitian Aloui dkk
membuktikan ada hubungan yang signifikan antara harga saham di
pasar dan pembiayaan melalui sukuk. Sem\entara itu, temuan
Ramadhan (2013), menyatakan bahwa hasil pengujian pengaruh
penerbitan obligasi syariah pada profitabilitas (ROA) hanyalah
sebesar 0,2%. Sementara itu, pengaruh penerbitan obligasi syariah
pada profitabilitas (ROE) hanyalah sebesar 1,3%. Berdasarkan
analisis tersebut terlihat bahwa kontribusi penerbitan obligasi syariah
sangat kecil terhadap Profitabilitas (ROA dan ROE).
Temuan dalam penelitian ini sesuai dengan teori profitabilitas.
Rasio profitabilitas memberikan ukuran tingkat efektivitas
manajemen suatu perusahaan. Kinerja setiap perusahaan akan dapat
dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang
dikelolanya tinggi. Adanya kemampuan memperoleh laba dengan
menggunakan semua sumber daya perusahaan maka tujuan-tujuan
perusahaan akan tercapai (Kasmir, 2014). Temuan dalam penelitian
ini juga menunjukkan berhasil/ tidak berhasilnya manajemen
perusahaan dalam mengalirkan dana sukuk ke pos-pos yang efektif
meningkatkan profitabilitas. Bila dilihat dari grafik nilai outstanding
sukuk dan pertumbuhan ROE masing-masing perusahaan pada sub
90
bab gambaran umum perusahaan, perusahaan yang bergerak dibidang
keuangan memiliki tren pergerakan ROE yang meningkat.
3. Peringkat Sukuk
Hasil pengujian data panel pada penelitian ini menyebutkan
bahwa peringkat sukuk tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, yaitu peringkat sukuk memiliki nilai probabilitas
sebesar -3.819307 atau menerima H0. Hal ini selaras dengan temuan
Hantartik (2013), yaitu peringkat penerbitan obligasi syariah (sukuk)
tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap cumulative
abnormal return saham. Sementara itu, temuan penelitian ini tidak
selaras dengan hasil penelitian Krichene dan Khoufi (2016), yaitu
hasil temuannya menunjukkan bahwa peringkat kredit merupakan
faktor utama dalam menentukan struktur modal perusahaan atau
leverage. Dalam penelitian Krichene dan Khoufi menguraikan
pengaruh kebijakan manajerial dalam keputusan yang memengaruhi
struktur modal, serta fungsi peringkat untuk meningkatkan utang.
Dalam penelitian ini, terdapat 6 perusahaan dan hanya 1
perusahaan yang berhasil memperoleh peringkat tertinggi yang
diberikan oleh perusahaan pemeringkat kredit Pefindo, yaitu hanya
PT. Adira Dinamika Multi Finance Tbk. 5 perusahaan lainnya rata-
rata mendapatkan peringkat idA+(sy), idA(sy), dan idA-(sy). PT. Adira
Dinamika Multi Finance Tbk mendapatkan peringkat tertinggi sebab
mampu mempertahankan komitmennya dalam memenuhi
91
kewajibannya sebagai penerbit sukuk. PT. Adira Dinamika Multi
Finance Tbk mendapatkan peringkat idAA+(sy) pada tahun 2013,
kemudian memperoleh peringkat tertinggi pada tahun 2014 sampai
2017. Meskipun memperoleh peringkat sukuk dengan predikat paling
tinggi, tingkat pergerakan ROE PT. Adira Dinamika Multi Finance
Tbk belum mampu menyaingi ROE PT. Bank Sulselbar yang
memiliki tren peningkatan tiap tahunnya kecuali di tahun 2017, serta
memperoleh peringkat sukuk idA(sy) pada tahun 2013 sampai 2015,
dan meningkat menjadi idA+(sy) pada tahun 2016 dan 2017. Hal ini
menunjukkan bahwa peringkat memang tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap profitabilitas. Peringkat atau rating hanyalah
satu dari sekian banyak indikator yang digunakan para investor untuk
memilih investasi. Beberapa diantaranya adalah dengan melakukan
forecasting, melihat tren pergerakan saham, hingga isu-isu terkini.
Meskipun variabel peringkat sukuk tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap profitabilitas, peringkat sukuk masih dapat
digunakan untuk memantau kualitas sukuk, dan kesehatan
perusahaan. Sukuk yang memiliki peringkat tinggi (idAAA(sy))
dimiliki oleh perusahaan yang mampu melunasi investasi jangka
panjangnya dengan sangat baik dan memiliki posisi yang kuat pada
sektor industri yang sama. Sehingga, dapat dikatakan bahwa peringkat
berfungsi sebagai cerminan kemampuan perusahaan dalam melunasi
92
komitmen keuangan jangka panjangnya, bukan faktor yang
memengaruhi profitabilitas perusahaan.
4. Total Aset
Hasil pengujian data panel pada penelitian ini menyebutkan
bahwa total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Temuan ini bertentangan dengan penelitian Niresh dan Velnampy
(2014) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki
pengaruh yang lemah terhadap profitabilitas perusahaan manufaktur
di Sri Lanka. Perbedaan hasil penelitian terjadi karena perbedaan
kondisi ekonomi Negara, serta karakter industri yang diteliti. Akan
tetapi, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Tandi dkk
(2018), yaitu variabel pertumbuhan aset tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan otomotif periode 2013-2016. Hal ini terjadi
karena fokus penelitian Tandi dkk pada perusahaan otomotif, seperti
yang kita tahu bahwa scope perusahaan otomotif berbeda dengan
perusahaan lain di Indonesia, karena hanya terdapat segelintir
perusahaan saja yang memproduksi otomotif, sementara itu pangsa
pasar industri otomotif dinilai cukup besar. Hasil penelitian Masril
(2018) pun berbeda, yaitu aset berpengaruh positif terhadap
profitabilitas pada perusahaan makanan dan minuman periode 2012-
2016. Perbedaan hasil penelitian terjadi karena karakter industri
makanan dan minuman yang merupakan industri penghasil kebutuhan
pokok.
93
Ukuran perusahaan yang dicerminkan dengan total aset tidak
berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas terjadi apabila
peningkatan laba bersih tidak selaras dengan peningkatan total
ekuitas. Hampir setiap tahun perusahaan mengalami kenaikan jumlah
total aset. Akan tetapi, hampir setiap tahun pula tren penurunan ROE
terjadi. Contoh nyata terjadi pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
yang memiliki tren pertumbuhan total aset yang fluktuatif meningkat
setiap tahunnya, akan tetapi kenaikan total aset PT. Bank Muamalat
Indonesia Tbk tidak diiringi dengan kenaikan ROE. Pergerakan yang
terjadi cenderung menunjukkan pergerakan yang sebaliknya. Ketika
PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk mengalami peningkatan pada
total asetnya, sementara itu ROE PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk
menurun. Hal ini juga terjadi pada PT. Adhi Karya Tbk periode 2013-
2016. Fenomena ini terjadi karena perusahaan besar memiliki sistem
keuangan yang rumit, sebab perusahaan besar membutuhkan dana
yang cukup besar pula untuk terus mempertahankan keberadaannya.
Sehingga, dana-dana segar yang masuk digunakan untuk berekspansi
terlebih dahulu atau untuk menyehatkan kondisi keuangan. Ekspansi
bisnis yang terarah akan menghasilkan keuntungan dalam jangka
panjang. Dalam jangka pendek, ekspansi bisnis akan meningkatkan
tingkat aset, tetapi tidak dengan laba yang besar.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang
memengaruhi profitabilitas dengan objek penelitian yakni 6 perusahaan
yang mengeluarkan sukuk periode 2013-2017. Berdasarkan analisis dan
pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, kesimpulannya
adalah sebagai berikut:
1. Secara simultan, variabel independen berupa nilai outstanding sukuk,
peringkat sukuk dan total aset memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap ROE perusahaan periode 2013-2019. Hal ini ditunjukkan oleh
F-Probability yang bernilai 0.000521.
2. Secara parsial, nilai outstanding sukuk tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROE perusahaan periode 2013-2017. Hal ini ditunjukkan oleh
nilai probabilitasnya yang di atas 5%
3. Peringkat sukuk tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE
perusahaan periode 2013-2017. Hal ini ditunjukkan oleh nilai
probabilitasnya yang di atas 5%.
4. Total aset tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE perusahaan. Hal
ini ditunjukkan oleh nilai probabilitasnya yang di atas 5%.
5. Variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen sebesar
57.40%, hal ini ditunjukkan oleh nilai adjusted R squared yang tinggi.
Sementara itu, sisanya yaitu sebesar 42.60% dijelaskan oleh faktor lain
95
yang tidak dimasukkan ke dalam penelitian ini sebagai variabel
independen. Beberapa faktor lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam
penelitian ini adalah TATO, dan DR yang merupakan variabel
independen pada penelitian yang ditulis oleh Barus, dan Leilani
(2013), serta faktor makroekonomi dan faktor eksternal yang
merupakan variabel independen pada penelitian Gul dkk (2011).
Faktor-faktor pada penelitian Gul, Barus, dan Leilani tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini karena fokus penelitian ini hanya
pada instrumen investasi syariah.
B. Saran
1. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini berguna bagi perusahaan karena merupakan
gambaran pengaruh nilai outstanding sukuk terhadap ROE perusahaan.
Adapun impilkasi dari penelitian ini adalah terkait pengelolaan dana
sukuk agar lebih efektif dalam meningkatkan performa perusahaan.
Beberapa diantaranya adalah :
a. Pengalokasian dana sukuk ke dalam pos-pos yang memiliki
perputaran dana yang cepat dan efektif. Untuk perbankan,
sukuk dapat digunakan sebagai sarana likuiditas perusahaan.
Untuk mengantisipasi terjadinya NPF, dan menjalankan fungsi
utama perbankan sebagai lembaga yang memberikan pelayanan
berupa penyediaan sumber dana, perbankan dapat mengadakan
program CSR yang bergerak di bidang ekonomi mikro, seperti
96
halnya bantuan qardul hasan, atau pinjaman lunak tanpa margin
kepada pegiat UM (Usaha Mikro). Mengingat reputasi
perusahaan dan citra perusahaan juga merupakan salah satu
pertimbangan investor dalam berinvestasi. Untuk perusahaan
non perbankan, dana sukuk dapat digunakan untuk melakukan
ekspansi bisnis dengan cara membuka cabang, atau melakukan
inovasi produk. Selain inovasi produk, perusahaan juga dapat
memanfaatkan fintech sebagai sarana aksesibilitas produk
kepada konsumen agar lebih dekat dengan masyarakat selaku
konsumen utama.
b. Selain itu, menjaga peringkat kredit perlu diperhatikan karena
meski pengaruhnya tidak signifikan terhadap profitabilitas,
peringkat kredit berfungsi sebagai cerminan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi komitmen keuangan jangka
panjangnya. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjaga
keseimbangan arus kas, patuh terhadap peraturan/ regulasi, dan
menghindari larangan syariah adalah hal yang perlu
diaplikasikan dalam menjalankan roda manajerial untuk
mempertahankan keberadaan dan reputasi perusahaan.
c. Bagi perusahaan pemeringkat, perlunya mempublikasikan
peringkat dalam bentuk angka agar hasil penelitian lebih valid
dan mudah diukur.
97
2. Bagi Investor
Hasil penelitian ini berguna bagi investor dalam
mempertimbangkan instrumen investasi mana yang patut dipilih, serta
tingkat keamanan dari investasi tersebut. Terlebih bagi investor pemula
yang membutuhkan instrumen investasi yang lebih aman dan
menguntungkan. Peringkat kredit, laporan keuangan tahunan, grafik
pergerakan harga saham dan isu-isu penting dapat dijadikan
pertimbangan dalam berinvestasi. Berikut ini adalah beberapa hal yang
dapat dilakukan oleh investor terkait opsi investasi:
a. Perusahaan yang memiliki ROE di atas 15% adalah perusahaan
yang mampu mempertahankan kinerja perusahaannya dengan
baik. Maka dari itu, investor dapat memilih perusahaan yang
memiliki ROE di atas 15% sebagai sarana berinvestasi.
b. Aset tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE, hal ini
disebabkan oleh ketidakseimbangan pertumbuhan modal
dengan pertumbuhan laba. Oleh karena itu, investor dapat
mempertimbangkan investasi tidak hanya pada perusahaan
besar, melainkan juga dapat mempertimbangkan investasi pada
perusahaan yang sedang berkembang dan memiliki tren
pertumbuhan laba yang meningkat minimal dalam kurun waktu
5 tahun.
98
3. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini bisa menjadi referensi bagi pemerintah sebagai
sumber kajian strategis dalam hal investasi, serta merupakan sumber
pencerminan untuk memperbaiki kinerja keuangan. Dalam penelitian
ini, sukuk tidak berpengaruh terhadap ROE, hal ini merupakan sinyal
bagi seluruh pihak. Berikut adalah beberapa hal yang dapat dijadikan
referensi bagi pemerintah untuk diterapkan dalam rangka
meningkatkan profitabilitas perusahaan:
a. Lebih giat melakukan upaya literasi sukuk yang disertai
edukasi kondisi makroekonomi, serta pengelolaan dana kepada
perusahaan-perusahaan yang berpotensi menghasilkan
profitabilitas yang besar, dan terbentur masalah dana segar.
Tentunya, hal ini dapat menjadi alternatif pengembangan
usaha-usaha yang cukup mapan.
b. Selain penerbitan sukuk, peringkat juga dapat dijadikan acuan
pemerintah untuk memantau kualitas sukuk korporasi yang ada
di Indonesia. Pemantauan dapat ditindaklanjuti dengan kajian
ilmiah strategis terkait pemetaan industri yang rawan terkena
dampak goncangan krisis, atau kondisi makroekonomi.
c. Selain itu, pertumbuhan aset yang tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas merupakan sinyal bagi pemerintah untuk
menelaah kembali kondisi industri di Indonesia apakah
dipengaruhi oleh faktor eksternal atau internal. Apabila
99
dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti krisis ekonomi dunia,
maka pemerintah dapat mengantisipasi dengan cara
meningkatkan daya saing, seperti peningkatan kualitas ekspor.
Serta, penguatan pasar dalam negeri, dengan cara
meningkatkan daya beli masyarakat.
d. Regulasi yang dapat diterapkan adalah dengan membuat
roadmap dan blueprint sukuk korporasi yang dapat diterapkan
mulai dari BUMN. Roadmap yang dimaksud adalah roadmap
mengenai milestone yang perlu dicapai pemerintah dengan
menggunakan dana sukuk untuk mengembangkan BUMN dan
menyehatkan kondisi keuangan BUMN. Seperti halnya
membuat skala prioritas industri yang perlu suntikan dana
sukuk, kemudian membuat target-target pencapaian, serta
memetakan kendala dan ancaman yang mungkin dapat terjadi.
4. Bagi Peneliti
Disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan
penelitian ini seperti menambahkan variabel lain, memperpanjang
periode penelitian, jenis sukuk yang lebih terperinci, serta metode
penelitian yang lebih bervariatif, agar cakupan penelitian lebih luas
dan menjawab persoalan yang muncul, serta menghadirkan solusi
efektif.
100
DAFTAR PUSTAKA
Abor, J. 2005. The Effect Of Capital Structure on Profitability: an Empirical
Analysis of Listed Firms in Ghana. The Journal of Risk Finance, Vol. 6(5):
438-445.
Accounting and Auditing Organisation for Islamic Financial Institutions
(AAOIFI). 2008. Shariah Standard n.17 Investment Sukuk. Bahrain.
Aloui, C. 2015. Price Discovery and Regime Shift Behavior in the Relationship
between Sharia Stock and Sukuk. Pacific-Basin Finance Journal, Vol. 34:
121-135.
Amalia, E. 2016. Keuangan Mikro Syariah. Jakarta: Gramata Publishing.
Arundina, T, M.A Omar, M. Kartiwi. 2015. The Predictive Accuracy of Sukuk
Ratings: Mutinominal Logistic, and Neural Network Process. Pacific-basin
Finance Journal, Vol. 34: 273-292.
Barus, A. C & Leilani. 2013. Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Profitabilitas Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Ekonomi Mikroskil, Vol. 3(2): 111-121.
Direktorat Kredit, BPR, dan UMKM. 2009. Kajian Mengenai Persyaratan
Pembentukan Credit Rating System Untuk UMKM di Indonesia. Jakarta:
Bank Indonesia.
DJPPR KEMENKEU RI. 2010. Tanya Jawab SBSN. Jakarta: KEMENKEU RI
Fadae, M & D.H Samani. 2016. The Effect of Applying the Islamic Bonds
(Sukuk) on the Company’s Profitability in Iran’s Capital Market.
International Business Management, Vol. 10:6243-6249.
Fatah, D.A. 2011. Perkembangan Obligasi Syariah (Sukuk) di Indonesia: Analisis
Peluang, dan Tantangan. Jurnal Al-‘Adalah, Vol. 10 (1): 35-45.
Gul, S, F. Irshad & K. Zaman. 2011. Factors Affecting Bank Profitability in
Pakistan. The Romanian Economic Journal, Vol. 14(39): 61-87.
Hantartik. 2013. Pengaruh Nilai Outstanding Sukuk dan Rating Sukuk terhadap
Reaksi Pasar. Skripsi. Kudus: Universitas Muria Kudus.
101
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan: Berbasis Balanced Scorecard . Jakarta:
Bumi Aksara.
Hulwati. 2017. Investasi Sukuk: Perspektif Ekonomi Syariah. JEBI (Jurnal
Ekonomi,dan Bisnis Islam), Vol. 2(1): 85-96.
Kartini. 2016. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pengungkapan Islamic Social
Reporting (ISR) pada Perusahaan yang Masuk Jakarta Islamic Index
Periode 2011-2014. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kasmir. 2011. Kewirausahaan.Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Kasmir, 2014. Analisis Laporan Keuangan . Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada
Krichene, A. F & W. Khoufi. 2016. The Effects of Credit Ratings Grades’Change
on Capital Structure: S & P 500. The International Journal of Engineering
and Science, Vol. 5(2): 48-57.
Loprev, L & I.M Kwanum. 2012. Capital Structure and Firm Performance:
Evidence from Nigeria. International Journal of Business and Management
Tomorrow, Vol. 2(3): 3-6.
Martono & Harjito, A . 2011. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: EKONISIA.
Masril. 2018. Pengaruh CAR, DAR, Total Aset Terhadap Laba Bersih Pada
Makanan dan Minuman 2012-2016 di BEI. Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil,
Vol. 8(1): 79-84.
Niresh, J.A & T. Velnampy. 2014. Firm Size and Profitability: A Study of Listed
Manufacturing Firms in Sri Lanka. International Journal of Business and
Management, Vol. 9(4): 57-64.
Prasetya, D. 2008. Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah
Penerbitan Obligasi Syariah Ijarah di Indonesia: Period 2003-2007.
Skripsi. Depok: Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
Priandana, M. S & S. Muis. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi, dan Bisnis.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Putri, R A A & L. Herlambang. 2015. Pengaruh Penerbitan Sukuk Ijarah
Terhadap Return On Asset, Return On Equity, dan Earning Per Share
102
Emiten di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013. JESTT, Vol. 2(2):459-
472.
Riyanto, B. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE
Ramadhani, I. 2013. Pengaruh Penerbitan Obligasi Syariah Terhadap
Profitabilitas. Jurnal Etikonomi, Vol. 12(2): 149-164.
Munawir, S. 2004. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Sajjad, H. dkk. 2007. The Effective Factors on the Profitability of Companies
Listed Tehran’s Stock Exchange. Economic Research Journal, Vol. 80: 73-
49.
Sawir, A. 2004. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Sudaryanti, N., A.A. Mahfudz, & R. Wulandari. 2011. Analisis Determinan
Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi. TAZKIA Islamic Finance and
Business Review. Vol. 6:2.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D. Bandung:
Alfabeta.
Sukirno, S. 2002. Teori Pengantar Ekonomi Mikro. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada
Suliyanto. 2011. Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.
Yogyakarta: Andi
Suwito, E & A. Herawati. 2005. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan
Terhadap Tindakan Laba yang Dilakukan oleh Perusahaan Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi, VIII: 136-146.
103
Sweet & Maxwell Asia. 2010. Sukuk. Malaysia: Sweet & Maxwell Asia.
Tandi, V.P. dkk. 2018. Pengaruh Struktur Modal dan Pertumbuhan Aset terhadap
Profitabilitas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di BEI Periode 2013-
2016. Jurnal EMBA, Vol. 6(2): 629-637.
Widardjono, A. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya Disertai
Panduan EViews. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wijayanto, S. 2015. Strategi Jitu Investasi Obligasi Korporasi: Sudut Pandang
Investasi dari Seorang Analis. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo
Yusuf, M. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Grup.
www.adhi.co.id
www.adira.co.id
www.bankmuamalat.co.id
www.banksulselbar.co.id
www.Kemenperin.go.id
www.kontan.co.id
www.Miraeassetmf.co.in
www.ojk.go.id
www.Pefindo.com
www.summarecon.com
www.tigapilar.com
104
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Mentah Penelitian
Perusahaan Tahun
Nilai Outstanding
(Dalam rupiah)
Peringkat
Total Aset
(Dalam rupiah)
ROE
(%)
PT Summarecon
Agung Tbk 2013.00 115000000000.00 2.20 14200000000000.00 24
PT Summarecon
Agung Tbk 2014.00 240000000000.00 2.20 25300000000000.00 25
PT Summarecon
Agung Tbk 2015.00 450000000000.00 2.20 18700000000000.00 14
PT Summarecon
Agung Tbk 2016.00 600000000000.00 2.20 20800000000000.00 7
PT Summarecon
Agung Tbk 2017.00 600000000000.00 2.20 21600000000000.00 6
PT Adhi Karya Tbk 2013.00 198000000000.00 3.00 9700000000000.00 37.80
PT Adhi Karya Tbk 2014.00 238000000000.00 3.00 10400000000000.00 25.10
PT Adhi Karya Tbk 2015.00 250000000000.00 3.00 16800000000000.00 11.90
PT Adhi Karya Tbk 2016.00 250000000000.00 2.00 20100000000000.00 6.50
PT Adhi Karya Tbk 2017.00 175000000000.00 2.00 28320000000000.00 9.60
PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2013.00 1256000000000.00 2.20 54000000000000.00 11.41
PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2014.00 1420000000000.00 1.7 62000000000000.00 2.20
PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2015.00 1500000000000.00 2.20 57000000000000.00 2.78
PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2016.00 1020000000000.00 3.00 56000000000000.00 3
PT Bank Muamalat
Indonesia Tbk 2017.00 700000000000.00 3.00 62000000000000.00 0.87
PT Adira Dinamika
Multi Finance Tbk 2013.00 345000000000.00 1.58 30900000000000.00 6.00
PT Adira Dinamika
Multi Finance Tbk 2014.00 353000000000.00 1.00 29900000000000.00 31.20
PT Adira Dinamika
Multi Finance Tbk 2015.00 765000000000.00 1.00 2.77E+13 15.80
PT Adira Dinamika
Multi Finance Tbk 2016.00 332000000000.00 1.00 27600000000000.00 15.80
105
PT Adira Dinamika
Multi Finance Tbk 2017.00 572000000000.00 1.00 29400000000000.00 21.60
PT Bank Sulawesi
Selatan dan Sulawesi
Barat Tbk
2013.00 100000000000.00 3.00 8700000000000.00 25.49
PT Bank Sulawesi
Selatan dan Sulawesi
Barat Tbk
2014.00 100000000000.00 3.00 10900000000000.00 27.92
PT Bank Sulawesi
Selatan dan Sulawesi
Barat Tbk
2015.00 100000000000.00 3.00 11500000000000.00 33.61
PT Bank Sulawesi
Selatan dan Sulawesi
Barat Tbk
2016.00 50000000000.00 2.20 16200000000000.00 34.10
PT Bank Sulawesi
Selatan dan Sulawesi
Barat Tbk
2017.00 50000000000.00 2.20 17500000000000.00 25.50
PT Tiga Pilar
Sejahtera Tbk 2013.00 300000000000.00 2.00 5000000000000.00 13.20
PT Tiga Pilar
Sejahtera Tbk 2014.00 300000000000.00 2.00 7300000000000.00 9.20
PT Tiga Pilar
Sejahtera Tbk 2015.00 300000000000.00 2.00 9000000000000.00 9.42
PT Tiga Pilar
Sejahtera Tbk 2016.00 1500000000000.00 2.00 9200000000000.00 16.87
PT Tiga Pilar
Sejahtera Tbk 2017.00 1500000000000.00 3.00 8700000000000.00 -24.87
106
Lampiran 2 Uji Model Common Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/25/19 Time: 11:53
Sample: 2013 2017
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 314.9189 76.25780 4.129661 0.0003
PNBT? -8.840662 2.600534 -3.399557 0.0022
PRKT? -3.819307 2.701272 -1.413892 0.1693
ASET? -4.191608 8.048079 -0.520821 0.6069
R-squared 0.535246 Mean dependent var 15.61667
Adjusted R-squared 0.481621 S.D. dependent var 13.02146
S.E. of regression 9.375265 Akaike info criterion 7.437593
Sum squared resid 2285.286 Schwarz criterion 7.624419
Log likelihood -107.5639 Hannan-Quinn criter. 7.497360
F-statistic 9.981191 Durbin-Watson stat 1.421675
Prob(F-statistic) 0.000149
Lampiran 3 Uji Model Fixed Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled Least Squares
Date: 03/25/19 Time: 11:54
Sample: 2013 2017
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 412.5380 109.6166 3.763462 0.0011
PNBT? -6.720576 4.539909 -1.480333 0.1536
PRKT? 1.097013 4.296241 0.255343 0.8009
ASET? -16.54805 8.729733 -1.895597 0.0719
Fixed Effects
(Cross)
107
_SMR--C -1.304691
_ADR--C 11.48242
_BSSB--C -0.803554
_TPS--C -10.28504
_ADHI--C -3.310334
_MLT--C 4.221200
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.691521 Mean dependent var 15.61667
Adjusted R-squared 0.574005 S.D. dependent var 13.02146
S.E. of regression 8.498880 Akaike info criterion 7.361071
Sum squared resid 1516.850 Schwarz criterion 7.781430
Log likelihood -101.4161 Hannan-Quinn criter. 7.495547
F-statistic 5.884499 Durbin-Watson stat 2.196939
Prob(F-statistic) 0.000521
Lampiran 4 Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: Untitled
Test cross-section fixed effects
Effects Test Statistic d.f. Prob.
Cross-section F 2.127718 (5,21) 0.1019
Cross-section Chi-square 12.295654 5 0.0310
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROE?
Method: Panel Least Squares
Date: 03/25/19 Time: 11:54
Sample: 2013 2017
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 314.9189 76.25780 4.129661 0.0003
PNBT? -8.840662 2.600534 -3.399557 0.0022
108
PRKT? -3.819307 2.701272 -1.413892 0.1693
ASET? -4.191608 8.048079 -0.520821 0.6069
R-squared 0.535246 Mean dependent var 15.61667
Adjusted R-squared 0.481621 S.D. dependent var 13.02146
S.E. of regression 9.375265 Akaike info criterion 7.437593
Sum squared resid 2285.286 Schwarz criterion 7.624419
Log likelihood -107.5639 Hannan-Quinn criter. 7.497360
F-statistic 9.981191 Durbin-Watson stat 1.421675
Prob(F-statistic) 0.000149
Lampiran 5 Uji Random Effect
Dependent Variable: ROE?
Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 03/26/19 Time: 13:52
Sample: 2013 2017
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Swamy and Arora estimator of component variances
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 314.6107 68.23587 4.610636 0.0001
PNBT? -8.500451 2.257764 -3.764986 0.0009
PRKT? -3.788391 2.416006 -1.568038 0.1290
ASET? -2.106200 3.087793 -0.682105 0.5012
Random Effects
(Cross)
_SMR—C 0.000000
_ADR—C 0.000000
_BSSB--C 0.000000
_TPS--C 0.000000
_ADHI--C 0.000000
_MLT--C 0.000000
Effects Specification
S.D. Rho
Cross-section random 0.000000 0.0000
Idiosyncratic random 8.386781 1.0000
Weighted Statistics
109
R-squared 0.536870 Mean dependent var 15.71667
Adjusted R-squared 0.483432 S.D. dependent var 12.95642
S.E. of regression 9.312125 Sum squared resid 2254.608
F-statistic 10.04657 Durbin-Watson stat 1.426932
Prob(F-statistic) 0.000142
Unweighted Statistics
R-squared 0.536870 Mean dependent var 15.71667
Sum squared resid 2254.608 Durbin-Watson stat 1.426932
Lampiran 6 Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: Untitled
Test cross-section random effects
Test Summary
Chi-Sq.
Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Cross-section random 10.673475 3 0.0136
** WARNING: estimated cross-section random effects variance is
zero.
Cross-section random effects test comparisons:
Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.
PNBT? -6.519795 -8.500451 14.127330 0.5982
PRKT? 1.232961 -3.788391 12.415562 0.1541
ASET? -7.318150 -2.106200 4.076021 0.0098
Cross-section random effects test equation:
Dependent Variable: ROE?
Method: Panel Least Squares
Date: 03/26/19 Time: 13:59
Sample: 2013 2017
Included observations: 5
Cross-sections included: 6
Total pool (balanced) observations: 30
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
110
C 410.9807 108.2130 3.797887 0.0011
PNBT? -6.519795 4.384613 -1.486972 0.1519
PRKT? 1.232961 4.272312 0.288593 0.7757
ASET? -7.318150 3.689240 -1.983647 0.0605
Effects Specification
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.696582 Mean dependent var 15.71667
Adjusted R-squared 0.580994 S.D. dependent var 12.95642
S.E. of regression 8.386781 Akaike info criterion 7.334516
Sum squared resid 1477.100 Schwarz criterion 7.754875
Log likelihood -101.0177 Hannan-Quinn criter. 7.468992
F-statistic 6.026417 Durbin-Watson stat 2.235227
Prob(F-statistic) 0.000447