bab ii landasan teori ii.1. komunikasi massa ii.1.1...

22
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1. Pengertian Komunikasi Massa Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin “communicatio“. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti sama. Sama yang dimaksud berarti sama makna dan arti. Jadi komunikasi terjadi apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2004:30) Menurut Harold Lasswell (Mulyana, 2005:62) cara yang terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says Shat In Wich Channel To Whom With What Effect ? (Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa ?). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, efek. Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yakni Gerbner “kommunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri (Ardianto, 2004:4). Universitas Sumatera Utara

Upload: buikiet

Post on 02-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

BAB II

LANDASAN TEORI

II.1. Komunikasi Massa

II.1.1. Pengertian Komunikasi Massa

Secara etimologis istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin

“communicatio“. Istilah ini bersumber dari perkataan “communis” yang berarti

sama. Sama yang dimaksud berarti sama makna dan arti. Jadi komunikasi terjadi

apabila terdapat kesamaan makna mengenai suatu pesan yang disampaikan

komunikator dan diterima oleh komunikan (Effendy, 2004:30)

Menurut Harold Lasswell (Mulyana, 2005:62) cara yang terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut : Who Says Shat In Wich Channel To Whom With What Effect ? (Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Efek Apa ?). Jawaban bagi pertanyaan paradigmatik Lasswell merupakan unsur-unsur proses komunikasi yang meliputi komunikator, pesan, media, komunikan, efek.

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

Bittner yakni “komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

media massa pada sejumlah orang besar”. Sedangkan defenisi komunikasi massa

yang lebih rinci dikemukakan oleh ahli komunikasi yakni Gerbner “kommunikasi

massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga

dari arus pesan yang kontiniu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat

industri (Ardianto, 2004:4).

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Komunikasi mempunyai efek tertentu menurut Liliweri, (2004:39), secara umum terdapat tiga efek komunikasi massa, yaitu: (a) efek kognitif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan khalayak berubah dalam hal pengetahuan, pandangan, dan pendapat terhadap sesuatu yang diperolehnya. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, atau informasi. (b) efek afektif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan berubahnya perasaan tertentu dari khalayak. Orang dapat menjadi lebih marah dan berkurang rasa tidak senangnya terhadap suatu akibat membaca surat kabar, mendengarkan radio atau menonton televisi. Efek ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai. (c) efek konatif, dimana pesan komunikasi massa mengakibatkan orang mengambil keputusan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Efek ini merujuk pada prilaku nyata yang dapat diminati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku.

II.1.2. Karakteristik Komunikasi Massa

Adapun karakteristik yang dimiliki oleh komunikasi massa antara lain adalah :

1. Komunikator Terlembagakan.

Sesuai dengan pendapat Wright, bahwa komunikasi massa itu melibatkan

lembaga, dan komunikatornya bergerak dalam organisasi kompleks, maka

proses pemberian pesan yang diberikan oleh komunikator harus bersifat

sistematis dan terperinci.

2. Pesan Bersifat Umum.

Pesan dapat berupa fakta, peristiwa ataupun opini. Namun tidak semua fakta

atau peristiwa yang terjadi di sekeliling kita dapat dimuat dalam media

massa. Pesan komunikasi massa yang dikemas dalam bentuk apapun harus

memenuhi kriteria pengting atau menarik.

3. Komunikannya yang Anonim dan Heterogen.

Komunikan yang dimiliki komunikasi massa adalah anonim ( tidak dikenal )

dan heterogen ( terdiri dari berbagai unsur )

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Keserempakan media massa itu adalah keserempakan kontak dengan

sejumlah besar penduduk dalam jarak yang jauh dari komunikator, dan

penduduk tersebut satu sama lainnya berada dalam keadaan terpisah.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan.

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan

sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa yang digunakan.

Di dalam komunikasi antarpersonal, yang menentukan efektivitas

komunikasi bukanlah struktur, tetapi aspek hubungan manusia, bukan pada

“ apanya “ tetapi “ bagaimana “. Sedangkan pada komuniaksi massa

menekankan pada “ apanya “(Ardianto, 2004:7-8)

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah.

Komunikator dan komunikan tidak dapat terlibat secara langsung, karena

proses pada komunikasi massa yang menggunakan media massa.

7. Stimulasi Alat Indra “ Terbatas “.

Stimulasi alat indra tergantung pada media massa. Pada surat kabar dan

majalah, pembaca hanya melihat, pada media radio khalayak hanya

mendengarkan, sedangkan pada media televisi dan film kita menggunakan

indra pengelihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda ( Delayed ).

Hal ini dikarenakan oleh jarak komunikator dengan komunikan yang

berjauhan dan katakter komunikan yang anonim dan heterogen (Ardianto,

2004:7-8).

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

II.1.3. Fungsi Komunikasi Massa

fungsi dari komunikasi massa adalah sebagai berikut :

a. Penafsiran ( Interpretation )

Fungsi penafsiran ini berbentuk komentar dan opini yang ditujukan

kepada khalayak, serta dilengkapi perspektif ( sudut pandang )

terhadap berita atau tanyangan yang disajikan.

b. Pertalian ( Linkage )

Dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam sehingga

membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang sama

tentang sesuatu.

c. Penyebaran Nilai-nilai ( Transmission Of Values )

Dengan cara media massa itu ditonton, didengar, dan dibaca. Media

massa itu memperlihatkan kepada kita bagaimana mereka bertindak

dan apa yang diharapkan oleh mereka.

d. Hiburan ( Entertainemnt )

Berfungsi sebagai penghibur tiada lain tujuannya adalah untuk

mengurangi ketegangan pikiran khalayak.

e. Fungsi Informasi

Media massa berfungsi sebagai penyebar informasi bagi pembaca,

pendengar, atau pemirsa.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

f. Fungsi Pendidikan

Salah satu cara media massa dalam memberikan pendidikan adalah

dengan melalui pengajaran etika, nilai, serta aturan-aturan yang

berlaku bagi pembaca atau pemirsa.

g. Fungsi Mempengaruhi

Secara implisit terdapat pada tajuk/editorial, Features, iklan, artikel

dan sebagainya.

h. Fungsi Proses Pengembangan Mental.

Media massa erat kaitannya dengan prilaku dan pengalaman

kesadaran manusia.

i. Fungsi Adaptasi Lingkungan

Yakni penyesuaian diri terhadap lingkungan dimana khalayak dapat

beradaptasi dengan lingkungannya dengan dibantu oleh media massa,

ia bisa lebih mengenal bagaimana keadaan lingkungannya melalui

media massa.

j. Fungsi Memanipulasi Lingkungan

Berusaha untuk mempengaruhi, komunikasi yang digunakan sebagai

alat kontrol utama dan pengaturan lingkungan.

k. Fungsi Meyakinkan ( To Persuade )

- Mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai

seseorang.

- Mengubah sikap, kepercayaan, atau nilai seseorang

- Menggerakan seseorang untuk melakukan sesuatu (Effendi,

2003:29).

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

II.1.4. Unsur-unsur Komunikasi Massa

Komunikasi massa merupakan proses yang dilakukan melalui media

massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi

kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam

komunikasi massa adalah:

1. Komunikator

a. Merupakan pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi

informasi modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi, maka

informasi tersebut dengan cepat ditangkap oleh publik

b. Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagai informasi,

pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang

tersebar tanpa diketahui jelas keberadaan mereka.

c. Komunikator juga berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili

institusi formal yang bersifat mencari keuntungan dari penyebaran

informasi tersebut.

2. Media Massa

Media massa merupakan media komunikasi dan informasi yang

melakukan penyebaran secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat

secara massal pula. Media massa adalah institusi yang berperan sebagai

agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah

paradigma utama media massa.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan :

a. Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai media

edukasi.

b. Sebagai media informasi, yaitu media yang setiap saat menyampaikan

informasi kepada masyarakat.

c. Terakhir media massa sebagai media hiburan. (Bungin, 2006:85)

3. Informasi Massa

Informasi massa merupakan informasi yang diperuntukan kepada

masyarakat secara massal, bukan informasi yang hanya boleh dikonsumsi

oleh pribadi. Dengan demikian, maka informasi massa adalah milik

publik, bukan ditujukan kepada individu masing-masing.

4. Gatekeeper

Merupakan penyeleksi informasi informasi. Sebagaimana diketahui bahwa

komunikasi massa dijalankan oleh beberapa orang dalam organisasi media

massa, mereka inilah yang akan menyeleksi informasi yang akan disiarkan

atau tidak disiarkan.

5. Khalayak

Khalayak merupakan massa yang menerima informasi massa yang

disebarkan oleh media massa, mereka ini terdiri dari publik pendengar

atau pemirsa sebuah media massa.

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

6. Umpan Balik

Umpan balik dalam komunikasi massa umumnya mempunyai sifat

tertunda sedangkan dalam komunikasi tatap muka bersifat langsung. Akan

tetapi, konsep umpan balik tertunda dalam komunikasi massa ini telah

dikoreksi karena semakin majunya teknologi, maka proses penundaan

umpan balik menjadi sangat tradisional (Bungin, 2006:71).

II.2. Teori Agenda Setting

Agenda setting menjelaskan begitu besarnya pengaruh media--berkaitan

dengan kemampuannya dalam memberitahukan kepada audiens mengenai isu -

isu apa sajakah yang penting. Sedikit kilas balik ke tahun 1922, kolumnis walter

lippman mengatakan bahwa media memiliki kemampuan untuk menciptakan

pencitraan - pencitraan ke hadapan publik.

McCombs and Shaw melakukan analisis dan investigasi terhadap jalannya

kampanye pemilihan presiden pada tahun 1968, 1972, dan 1976. Pada

penelitiannya yang pertama (1968), mereka menemukan dua hal penting, yakni

kesadaran dan informasi. Dalam menganalisa fungsi agenda setting media ini

mereka berkesimpulan bahwa media massa memiliki pengaruh yang cukup

signifikan terhadap apa yang pemilih bicarakan mengenai kampanye politik

tersebut, dan memberikan pengaruh besar terhadap isu - isu apa yang penting

untuk dibicarakan.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Agenda setting merupakan penciptaan kesadaran publik dan pemilihan isu

- isu mana yang dianggap penting melalui sebuah tayangan berita. Dua asumsi

mendasar dari teori ini adalah (http://sulastomo.blogspot.com/2010/12/teori-

agenda-setting.html):

1. Pers dan media tidak mencerminkan realitas yang sebenarnya,

melainkan mereka membentuk dan mengkonstruk realitas tersebut.

2. Media menyediakan beberapa isu dan memberikan penekanan lebih

kepada isu tersebut yang selanjutnya memberikan kesempatan kepada

publik untuk menentukan isu mana yang lebih penting dibandingkan

dengan isu lainnya.

Kekuatan media dalam mempengaruhi khalayak

Dalam agenda setting, yang menentukan kekuatan media dalam

mempengaruhi khalayak dijelaskan dalam konsep need for orientation

(McCombs, Maxwell & Reynolds: 2002). Konsep ini menyediakan penjelasan

teoritis untuk keragaman di dalam proses agenda-setting, melampau kategori isu

obtrusive (isu yang dialami langsung) dan unobtrusive (tidak dialami langsung)

oleh khalayak.

Need for orientation didasarkan pada konsep psikolog Edward Tolman

general theory of cognitive mapping yang menyatakan bahwa manusia

membentuk peta di dalam pikirannya untuk membantu mengarahkan lingkungan

ekseternalnya. Konsep ini mirip dengan gagasan Lippmann tentang pseudo-

environment – lingkungan yang diciptakan oleh media. Selanjutnya konsep need

for orientation juga menyatakan bahwa ada perbedaan individu dalam

kebutuhannya akan orientasi terhadap isu dan juga perbedaan dalam kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

akan latar belakang informasi terhadap isu tertentu (McCombs, Maxwell &

Reynolds: 2002).

Secara konseptual, need for orientation diefinisikan dalam dua konsep,

yaitu relevansi dan ketidakmenentuan; yang peran masing-masing terjadi secara

berurutan. Relevansi adalah yang pertama kali menentukan apakah media akan

mempengaruhi agenda atau tidak. Bila individu merasa media dianggap memiliki

tingkat relevansi yang tinggi terhadap informasi yang dibutuhkan individu, besar

kemungkinan media akan berpengaruh kuat terhadap individu tadi. Sedangkan

pada tahap kedua, ketidakmenentuan menunjukkan apakah individu sudah

memiliki/menentukan terhadap isu yang menjadi agenda media. Dalam konteks

pemilihan umum, ketidakmenentuan ini bisa diligat pada posisinya sebagai

decided/undecided voters. Media akan sangat berpengaruh terhadap individu yang

memiliki tingkat relevansi dan ketidak menentuan yang tinggi.

Di samping faktor need for orientation itu, riset belakangan juga

menunjukkan bahwa dampak agenda-setting terjadi secara kuat di kalangan yang

terdidik. Di samping tingkat pendidikan, kredibilitas juga menentukan tingkat

pengaruh media dalam agenda-setting.

Mengingat bahwa agenda setting berada pada domain dengan asumsi powerful media effect, maka sebenarnya efek media terhadap khalayak memang besar. Hanya saja tidak serta merta demikian. Ada faktor-faktor yang mengekskalasi tingkat kekuatan pengaruh agenda setting. Di antaranya adalah langsung-tidak langsung jenis pengalaman terhadap isu yang sedang diagendakan, tingkat need for orientation yang ada pada khalayak, tingkat pendidikan serta tingkat kredibilitas media yang melakukan setting terhadap agenda tertentu Wanta, (W & Ghanem, S, “Effects of Agenda Setting” in Preiss, R.W et. Al Eds.2007).

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

II.3. Media Massa dan Televisi

II.3.1. Media Massa

Media memiliki peran sentral dalam menyaring informasi dan membentuk opini

masyarakat sementara peran lainnya adalah menekankan pentingnya media massa

sebagai alat kontrol sosial. Dari segi makna, “media massa” adalah alat/sarana

untuk menyebar-luaskan berita, analisis, opini, komentar, materi pendidikan dan

hiburan. Sedangkan dari segi etimologis, “media massa” adalah “komunikasi

massa” yang memiliki arti sebutan lumrah di kalangan akademis untuk studi

“media massa”.

Ada beberapa bentuk media massa yang kita kenal sekarang ini, yaitu:

1. Surat Kabar

Koran (dari bahasa Belanda: Krant, dari bahasa Perancis courant) atau

surat kabar adalah suatu penerbitan yang ringan dan mudah dibuang,

biasanya dicetak pada kertas berbiaya rendah yang disebut kertas koran,

yang berisi berita-berita terkini dalam berbagai topik. Topiknya bisa

berupa even politik, kriminalitas, olahraga, tajuk rencana, cuaca. Surat

kabar juga biasa berisi karikatur yang biasanya dijadikan bahan sindiran

lewat gambar berkenaan dengan masalah-masalah tertentu, komik, TTS dan

hiburan lainnya (http://id.wikipedia.org/wiki/Koran).

2. Majalah

Tipe suatu majalah ditentukan oleh khalayak yang dituju. Artinya, sejak

awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

apakah anak-anak, remaja, wanita dewasa, pria dewasa, atau untuk

pembaca umum dari remaja sampai dewasa (Ardianto, 2004:112).

Meskipun sama-sama sebagai media cetak, majalah tetap berbeda dengan

surat kabar karena majalah memiliki karakteristik tersendiri, yaitu:

a. Penyajian lebih dalam.

b. Nilai aktualitas lebih lama, berbeda dengan surat kabar yang

aktualitasnya hanya satu hari nilai aktualitas majalah bisa sampai satu

minggu.

c. Gambar atau foto lebih banyak dikarenakan memiliki jumlah halaman

yang lebih banyak.

d. Cover, menarik atau tidaknya suatu majalah ditentukan pada tipe dari

majalahnya serta konsistensi majalah tersebut dalam menampilkan ciri

khas majalahnya.

3. Radio

Radio adalah media massa elektronik tertua dan sangat luwes, keunggulan

radio adalah dimana saja, dan sangat beragam. Kekuatan radio dalam

mempengaruhi khalayak sudah dibuktikan dari masa ke masa di berbagai

negara.

4. Televisi

Menurut agee dari sebuah media komunikasi yang ada, televisilah yang

paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Sebanyak 99% orang

Amerika memiliki televisi di rumahnya. Tayangan televisi mereka dijejali

hiburan, berita, dan iklan. Mereka menghabiskan waktu menonton televisi

sekita tujuh jam dalam sehari (Ardianto, 2004:128). Sama dengan fungsi

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

media massa lainnya, fungsi televisi juga memberi informasi, mendidik,

membujuk, dan menghibut.

5. Film

Film adalah bentuk dominan dari komunikasi massa visual dibelahan

dunia ini. Lebih dari ratusan juta orang menonton film di bioskop, film

televisi, dan film video laser setiap minggunya. Seperti halnya televisi,

tujuan khalayak menonton film terutama adalah ingin memperoleh

hiburan. Akan tetapi film dapat terkandung unsur informatif maupun

edukatif bahkan persuasi (Ardianto, 2004:136).

6. Komputer dan Internet

Menurut Laquey, internet merupakan jaringan longgar dari ribuan

komputer yang menjangkau jutaan orang di seluruh dunia (Ardianto,

2004:142). Dewasa ini internet telah tumbuh menjadi sedemikian besar

dan berdaya sebagai alat informasi dan komunikasi yang tidak dapat

diabaikan (Ardianto, 2004:57-58).

II.3.2. Televisi

Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang berfungsi

sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom

(hitam-putih) maupun berwarna. Kata "televisi" merupakan gabungan dari kata

tele "jauh" dari bahasa Yunani dan visio ("penglihatan") dari bahasa Latin,

sehingga televisi dapat diartikan sebagai “alat komunikasi jarak jauh yang

menggunakan media visual/penglihatan.” (http://id.wikipedia.org/wiki/televisi)

Pada tahun 1884, Paul Gottlieb Nipkow, seorang mahasiswa 23 tahun di

Jerman, mematenkan sistem televisi elektromekanik yang menggunakan cakram

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Nipkow

Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI

menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-

17 pada tanggal 17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai

siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 pukul 14.30

WIB yang menyiarkan secara langsung upacara pembukaan Asian Games ke-4

dari stadion utama Glora Bung Karno. (Milla Day, 2004: 16)

, sebuah cakram berputar dengan serangkaian lubang yang disusun secara

spiral ke pusat cakaram yang digunakan dalam proses perasteran. (Morrisan,

2008: 6)

Pada dasarnya televisi mempunyasi sifat sebagai berikut, dapat didengar

dan dilihat bila ada siaran, dapat diliaht dan didengar kembali bila diputar

kembali, daya rangsang sangat tinggi, elektris, harga relatif mahal, daya jangkau

besar. (Morrisan, 2008: 11)

Adapun dampak yang ditimbulkan dari media televisi adalah sebagai berikut: (Wawan, 1996: 100)

1. Dampak kognitif, yaitu kemampuan seorang individu atau pemirsa menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa. Contoh, acara kuis di televisi.

2. Dampak peniruan, yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan televisi. Contoh, model pakaian, model rambut, dari bintang televisi yang kemudian digandrungi atau ditiru secara fisik.

3. Dampak prilaku, yakni proses tertananmya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Contoh, tayangan Rahasia Ilahi yang mengimplementasikan kehidupan religi bagi masyarakat.

Dari teori ini dapat ditarik kesimpulan bahwa, media massa secara pasti

dapat mempengaruhi pemikiran dan tindakan khalayak. Media membentuk opini

publik untuk membawanya kepada perubahan.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

II.4. Opini Publik

II.4.1. Sejarah dan Defenisi Opini Publik

Istilah Opini Publik diserap secarah utuh dari bahasa inggris – public

opinion, yang kemudian disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia. Istilah

Opini Publik itu digunakan antara lain oleh Omi Abudrrahman ( 1986 ), Kartadi

Suhandang ( 1973 ) dan M.O. Tambunan ( 1994 ). Namun, pakar yang lain seperti

Astrid Susanto ( 1975 ) dan Anwar Arifin ( 1998 ) lebih suka menggunakan istilah

pendapat umum sebagai terjemahan dari istilah public opinion (Sunarjo, 2005:22)

Opini Publik sebagai sebuah fenomena dalam kehidupan sosial dan politik

mulai banyak dikenal dan dipakai pada akhir abad ke-18 di Eropa dan Amerika

Serikat. Pemakaian istilah itu terutama berkaitan dengan politik dan komunikasi

politik tatkala Alquin menyerukan, “ vox populi, vox dei “ ( suara rakyat adalah

suara Tuhan ).

Tedori opini publik mengusulkan bahwa jika media berita berdampak pada

preferensi kebijakan publik, isi media perlu menyediakan bias arah yang

konsisten. Bias arah yang konsisten dari berita ('satu-sisi arus informasi') mungkin

memerlukan penekanan yang konsisten di kedua positif atau aspek-aspek negatif

dari suatu peristiwa atau isu. Namun, jika seseorang terkena kedua sisi masalah,

individu ini tidak mungkin akan terpengaruh oleh pesan-pesan karena mereka

membatalkan satu sama lainnya. Efek ini dijuluki sebagai 'dua sisi arus informasi.

Hal ini diungkapkan pada jurnal penelitian (ClaesH De Vreese, 2006:Vol 44. No

2. pp. 419–36).

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Adapun beberapa faktor defenisi Pendapat umum yakni sebagai berikut (Arifin, 2010:119)

1. Adanya Isu ( Presence of an issue ). Pertama-tama harus terdapat konsensus yang sesungguhnya bahwa pendapat umum berkumpul di sekitar suatu isu ( issue ). Dalam ungkapan sehari-hari, pendapat umum sering muncul sebagai istilah yang sangat umum, yang melukiskan sesuatu seperti sikap bersama ( collective attitude ) atau suasana hati masyarakat ( public mood ). Carlyle berpendapat bahwa “ pendapat umum adalah kebohongan yang paling besar di dunia “. Untuk tujuan kita, isu dapat didefenisikan sebagai suatu situasi kontemporer dimana mungkin terdapat ketidak pastian.

2. Hakikat Masyarakat ( The Nature of Publics ). Yakni harus ada kelompok orang yang dapat dikenal yang berkepentingan dengan persoalan tersebut. Ini adalah masyarakat. Gagasan mengenai suatu masyarakat yang digunakan disini dipopulerkan oleh Jhon Dewey, terutama dalam bukunya The Public and its Problems ( Masyarakat dan Masalahnya ).

3. Kompleks Preferensi pada Masyarakat. Yakni mengacu pada totalitas pendapat para masyarakat tentang suatu isu. Hal tersebut mencakup gagasan pendistribusian pendapat menurut arah dan intervensinya ( setuju atau menolak arah tindakan yang disarankan berkaitan dengan isu tersebut. Masyarakat yang menaruh perhatian pada isu dengan sendirinya akan terbagi ke dalam dua atau lebih sudut pandang yang berbeda.

4. Ekspresi Pendapat ( Expression of Opinion ). Kata-kata yang diucapkan atau dicetak merupakan bentuk yang paling biasa dari ekspresi pendapat, tetapi sewaktu-waktu gerak-gerik - kepalan tangan, lambaian tangan, bahkan tarikan nafas orang banyak, sudah cukup untuk menunjukan ekspresi orang tersebut.

5. Jumlah Orang yang Terlibat ( Number of Persons Involved ). Adanya besaran masyarakat yang menaruh perhatian terhadap isu.

Adapun yang menjadi karakteristik opini publik menurut Hendley Cantril (

Gauging Public Opinion ) dalam Arifin ( 1998 : 119-120 ) dari lembaga penelitian

Opini Publik dari Universitas Princeton mengumpulkan prinsip yang merupakan

karakteristik opini publik adalah sebagai berikut :

1. Opini publik sangat peka ( govoeling ) terhadap peristiwa-peristiwa penting.

2. Peristiwa-peristiwa yang bersifat luar biasa dapat menggeser opini publik seketika dari suatu ekstremis yang satu ke yang lainnya. Opini publik itu baru akan mencapai stabilitasnya apabila kejadiannya dari peristiwa itu memperlihatkan garis-garis besar yang jelas.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

3. Opini pada umumnya lebih banyak ditentukan oleh peristiwa-peristiwanya dari pada oleh kata-kata, kecuali kata-kata itu sendiri merupakan suatu peristiwa.

4. Pernyataan liasan dan garis-garis tindakan merupakan hal yang teramat penting dikala opini belum terbentuk dan dikala orang-orang berada dalam keadaan suggestible dan mencari keterangan dari sumber-sumber terpercaya.

5. Pada umumnya opini publik tidak mendahului keadaan-keadaan darurat, ia hanya mereaksi keadaan itu.

6. Secara psikologis, opini pada dasarnya ditentukan oleh kepentingan pribadi.

7. Opini atau pendapat tidaklah bertahan lama, kecuali jika orang-orang merasa bahwa kepentingan pribadinya benar-benar tersangkut dan jika pendapat yang dibangkitkan oleh kata-kata diperkuatkan oleh peristiwa-peristiwa.

8. Apabila kepentingan pribadi telah tersangkut, opini tidaklah mudah diubah.

9. Jika suatu pendapat didukung oleh suatu mayoritas yang tidak terlalu kuat dan jika pendapat tidak mempunyai bentuk kuat pula, maka fakta yang nyata ada kecenderungan mengalihkan pendapat dari arah penderitaan.

10. Pada saat kritis, rakyat menjadi lebih peka ( govoeling ) terhadap kemampuan pemimpinnya dan apabila mereka mempunyai kepercayaan terhadapnya, maka mereka akan rela untuk lebih banyak memberikan tanggung jawab dari pada biasanya, akan tetapi apabila kepercayaan mereka itu kurang, maka toleransi merekapun berkurang dari biasanya (Arifin 1998 : 119-120).

II.4.2. Proses Pembentukan Opini Publik

Gorge Carslake Thompson dalam “The Nature Of Public Opinion”

(Sastropoetro, 1990:106) mengemukakan bahwa dalam suatu publik yang

menghadapi issue dapat timbul berbagai kondisi yang berbeda-beda, yaitu :

1. Mereka dapat setuju terhadap fakta yang ada atau merekapun boleh tidak

setuju.

2. Mereka dapat berbeda dalam pemikiran atau estimation, tetapi juga boleh

tidak berbeda pandangan.

3. Perbedaan yang lain ialah bahwa mungkin mereka mempunyai sumber

data yang berbeda-beda.

Hal-hal yang diutarakan itu merupakan sebab timbulnya kontroversi

terhadap isu-isu tertentu. Selanjutnya dikemukakannya bahwa orang-orang yang

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

mempunyai opini yang tegas, mendasarkan kepada rational grounds atau alasan

yang rasional yang berarti “dasar-dasar yang masuk akal dan dapat dimengerti

oleh orang lain”.

Kemudian dalam hubungannya dengan penilaian terhadap suatu opini

publik, perlu diperhitungkan empat pokok, yaitu:

1. Difusi, apakah pendapat yang ditimbulkan merupakan suara terbanyak,

akibat adanya kepentingan golongan.

2. Persistence,kepastian atau ketetapan tentang masa berlangsungnya isu

karena disamping itu, pendapatpun perlu diperhitungkan.

3. Intensitas, ketajaman terhadap isu

4. Reasonableness, atau suatu pertimbangan yang tepat dan beralasan.

Menurut R.P. Abelson (1998) unsur-unsur pembentukan opini adalah sebagai berikut:

1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief) 2. Apa yang sebenarnya dirasakan untuk menjadi sikapnya (attitude) 3. Persepsi (perception), yaitu sebuah proses memberikan makna yang

berakar dari beberapa faktor, yakni : a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut

seseorang/masyarakat. b. Pengalaman masa lalu/kelompok tertentu menjadi landasan atau

pendapat atau pandangan. c. Nilai-nilai yang dianut (moral, etika, dan keagamaan yang dianut

atau nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat). d. Berita-berita dan pendapat-pendapat yang berkembang yang

kemudian mempunyai pengaruh terhadap pandangan seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat (Cutlip, 2006:262).

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Dengan demikian maka proses pembentukan opini publik tersebut dapat

dilihat melalui gambar berikut (Ruslan, 1999:56)

Gambar 2 Proses Pembentukan Opini Publik

Pada bagan “proses pembentukan opini publik” menggambarkan mulai

dari persepsi seorang sehingga terbentuknya suatu opini publik, yaitu berakar dari

latar belakang budaya, pengalaman masa lalu, nilai-nilai yang akan melahirkan

suatu interpretasi atau pendirian seseorang, dan pada akhirnya akan terbentuk

suatu opini publik, apakan nantinya mendukung, atau menentang atau berlawanan.

Pendirian merupakan apa yang dirasakan seseorang dan timbul attitude sebagai

sikap yang dapat tersembunyi dalam diri seseorang, dan dapat dalam bentuk

simbol, bahasa tubuh, verbal, mimik muka, serta makna daru suatu warna yang

dipakainya.

Opini seseorang itu kemudian secara akumulatif dapat berkembang

menjadi suatu konsensus (kesepakatan), dan ter-kristalisasi jika masyarakat dalam

Faktor

Penentu

- Latar belakang budaya

- Pengalaman masa lalu

- Nilai-nilai yang dianut

- Berita yang bercabang

Proses

pembentukan

Persepsi Opini Konsensus Opini Publik

Sikap

Cognitive

Behavior

Affect

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

kelompok tertentu mempunyai kesamaan visi, ide, nilai-nilai yang dianut, latar

belakang dan hingga tujuan yang hendak dicapai dikemudian hari akan terbentuk

menjadi opini publik.

II.4.3. Kekuatan Opini Publik

Telah dikemukan bahwa opini publik atau pendapat umum sebagai satu

kesatuan pernyataan suatu hal yang besifat kontroversial, merupakan suatu

penilaian sosial atau social judgement. Oleh karena itu, maka pada pendapat

publik melekat beberapa kekuatan yang sangat diperhatikan (Eddy Yehuda,

Drs.,M.S.-http://humasbdg.wordpress.com/2008/04/12/kekuatan-opini-publik/) :

1. Opini publik dapat menjadi suatu hukuman sosial terhadap orang atau

sekelompok orang yang terkena hukuman tersebut. Hukuman sosial

menimpa seseorang atau sekelompok orang dalam bentuk rasa malu, rasa

dikucilkan, rasa dijauhi, rasa rendah diri, rasa tak berarti lagi di tengah

masyarakat, menimbulkan frustasi sehingga putus asa, dan bahkan ada

yang karena itu lalu bunuh diri atau mengundurkan diri dari jabatannya.

2. Opini publik sebagai pendukung bagi kelangsungan berlakunya norma

sopan santun dan asusila, baik antara yang muda dengan yang lebih tua,

maupun antara yang muda dengan sesamanya.

3. Opini publik dapat mempertahankan eksistensi suatu lembaga dan bahkan

bisa juga menghancurkan suatu lembaga.

4. Opini publik dapat mempertahankan atau menghancurkan suatu

kebudayaan.

5. Opini publik dapat pula melestarikan norma sosial.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

II.5. Berita

Menurut Hepwood memberikan pengertian berita sebagai laporan pertama

dari kejadian yang penting sehingga dapat menarik perhatian umum. (Pereno,

2002:6) Secara umum berita adalah laporan kejadian yang baru saja terjadi dari

kejadian yang penting dan disampaikan secara benar dan tidak memihak sehingga

dapat menarik perhatian para pembaca berita.

Dalam berita juga terdapat jenis-jenis berita yaitu( Romli, 2003:3 )

1. Straight News: berita langsung, apa adanya, ditulis secara singkat dan lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar berisi berita jenis ini, jenis berita Straight News dipilih lagi menjadi dua macam :

:

a. Hard News: yakni berita yang memiliki nilai lebih dari segi aktualitas dan kepentingan atau amat penting segera diketahui pembaca.

b. Soft News, nilai beritanya di bawah Hard News dan lebih merupakan berita pendukung.

2. Depth News: berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan.

3. Investigation News: berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber.

4. Interpretative News: berita yang dikembangkan dengan pendapat atau penelitian penulisnya/reporter.

5. Opinion News: berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu hal, peristiwa, kondisi poleksosbudhankam, dan sebagainya.

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI II.1. Komunikasi Massa II.1.1 ...repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32702/3/Chapter II.pdf · sistem tertentu dan disesuaikan karakteristik media massa

Unsur-Unsur Berita

Dalam Berita Harus terdapat unsur-unsur berita yaitu :

(8) What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa?

(9) Who - siapa yang terlibat di dalamnya?

(10) Where - di mana terjadinya peristiwa itu?

(11) When - kapan terjadinya?

(12) Why - mengapa peristiwa itu terjadi?

(13) How - bagaimana terjadinya?

(14) What next - terus bagaimana?

Universitas Sumatera Utara