bab ii landasan teori · 6 bab ii landasan teori 2.1 konsep dasar program dalam sebuah proses...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Program
Dalam sebuah proses perancangan program dibutuhkan landasan atau teori
yang dapat mendukung untuk mununjang keberhasilan suatu program sebagai bahan
penjelasan kepada pengguna. Pembahasan mengenai konsep dasar dari program yang
dibahas dalam ruang lingkup penulisan tugas akhir ini adalah pencatatan yang masih
menggunakan cara manual menjadi terkomputerisasi.
2.1.1 Program
Menurut Fakhri (2013:4) “Program adalah algoritma yang ditulis dalam salah
satu bahasa komputer yang dapat dijalankan pada komputer.” Program merupakan
kata, ekpresi, atau pernyataan yang disusun dan dirangkai menjadi satu kesatuan
prosedur, yang berupa urutan langkah, untuk menyelesaikan masalah yang
diimplementasikan dengan menggunakan bahasa pemrograman sehingga dapat
dieksekusi oleh komputer (Sukamaindrayana & Rahman Sidik, 2017).
Adapun standar penyusunan program adalah:
1. Kebenaran logika dan penulisan
2. Waktu minimum untuk penulisan program
3. Kecepatan maksimal eksekusi program
4. Ekspresi penggunaan memori
5. Kemudahan merawat dan mengembangkan program
6. User friendly
7. Protability
7
8. Pemrograman modular
2.1.2 Bahasa Pemrograman
Menurut Kadir (2017:3) menjelaskan bahwa “Pemrograman adalah proses
untuk menyelesaikan masalah dalam bentuk langkah-langkah penyelesaian yang dapat
dikerjakan oleh komputer hingga ke penerjemahan kode dalam suatu bahasa
pemrograman, sehingga masalah tersebut benar-benar dieksekusi oleh komputer”.
Microsoft Visual Studio adalah sebuah Integrated Development Environment
buatan Microsoft Coroporation. Microsoft Visual Studio dapat digunakan untuk
mengembangkan aplikasi dalam native code (dalam bentuk bahasa mesin yang
berjalan di atas Windows) ataupun managed code (dalam bentuk Microsoft
Intermediate Language di atas .NET Framework). Selain itu, Visual Studio juga dapat
digunakan untuk mengembangkan aplikasi Silverlight, aplikasi Windows Mobile (yang
berjalan di atas .NET Compact Framework). Visual Basic mencakup sebuah kode
editor yang didukung oleh fitur intellisense atau yang disebut dengan code refactoring
(Putri & Azpar, 2016).
Menurut Enterprise (2018:15) “Visual Basic merupakan bagian dari Visual
Studio. Jika anda menggunakan Visual Studio 6 maka anda dapat mempelajari Visual
Basic 6”. Visual Studio sendiri berkembang dari tahun ke tahun dan saat buku ini
ditulis, Visual Studio telah mencapai versi 2017. Visual Studio 2017 telah
menggunakan .NET framework sehingga Visual Basic yang dibuat menggunakan
software ini biasa disebut dengan istilah VB.NET yaitu Visual Basic yang berjalan di
atas .NET framework. Berimigrasi dari Visual Basic 6 ke Visual Basic .NET (VB.NET)
tidaklah sulit karena langkah-langkah dan kode-kode pogram pada versi 6 secara
umum tetap dapat digunakan pada versi .NET.
8
2.1.3 Basis Data
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016:43) mengemukakan bahwa “Basis
Data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utamanya adalah memelihara data
yang sudah diolah atau informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan”.
Pada intinya basis data adalah media untuk menyimpan data agar dapat diakses dengan
mudah dan cepat.
Xampp merupakan alat bantu yang menyediakan paket perangkat lunak ke
dalam satu buah paket. XAMPP akan menginstalasi dan mengkonfigurasikannya
secara otomatis atau auto konfigurasi. XAMPP merupakan paket PHP yang berbasis
open source yang dikembangkan oleh sebuah komunitas Open Source. Dengan
menggunakan XAMPP tidak dibingungkan dengan penginstalan program-program
lain, karena semua kebutuhan telah tersedia oleh XAMPP. Yang terdapat pada XAMPP
di antaranya : Apache, MySQL, PHP, FilZilla FTP Server, PHPmyAdmin dll
(Nurmalina, 2017).
Menurut Trisyanto (2017:99) menyimpulkan bahwa “Basis Data sebagai
koleksi dari data-data yang terorganisasi sedemikian rupa sehingga data mudah
disimpan dan dimanipulasikan (diperbaharui, dicari, diolah dengan perhitungan-
perhitungan tertentu, serta dihapus)”.
2.1.4 Model Pengembangan Perangkat Lunak
Pada awal pengembangan perangkat lunak pembuat program secara umum
langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpa menggunakan prosedur
pengembangan perangkat lunak.
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016:28) “model SDLC air terjun
(waterfall) sering juga disebut model sekuensial linier (sequential linear) atau alur
hidup klasik (classic life cycle). Model air terjun menyediakan pendekatan alur hidup
9
perangkat lunak secara sekuensial atau terurut dimulai dari analisis, desain,
pengodean, pengujian, dan tahap pendukung (support)”.
Berikut adalah gambar model air terjun:
Sumber: Sukamto dan Shalahuddin (2016:29)
Gambar II.1
Model Waterfall
1. Analisis Kebutuhan
Pada tahap pengembangan sistem diperlukan komunikasi yang bertujuan untuk
memahami perangkat lunak yang diharapkan oleh pengguna, penulis
melakukan wawancara langsung pada proses pendaftaran di Klinik Permata
Bunda. Proses ini dimulai dengan membuat gambaran yang diperlukan oleh
administrasi Klinik Permata Bunda seperti pendaftaran pasien, data pasien,
data dokter, data diagnosa, data obat, data resep dan data transaksi.
2. Desain
Proses desain akan menterjemahkan syarat kebutuhan kesebuah perancangan
perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat koding. Dalam proses
desain penulis menggambarkan rancangan aplikasi yang berupa ERD (Entity
Relationship Diagram) dan LRS (Logical Record Structure) untuk mengetahui
jalannya proses yang sedang berjalan. Sedangkan dalam merancang program
10
nya penulis menggunakan Visual Basic .Net dan Visual Studio untuk
pengembangan aplikasi dengan menggunakan Xampp untuk database.
3. Pembuatan Kode Program
Setelah membuat rancangan desain, penulis membuat program sesuai dengan
rancangan yang telah dibuat sebelumnya.
4. Penerapan / Pengujian Program
Dalam tahap ini bisa dikatakan final dalam pembuatan sebuah sistem. Setelah
melakukan analisa, design dan pengkodean maka sistem yang sudah jadikan
digunakan oleh user. Penulis melakukan pengujian aplikasi menggunakan
Blackbox Testing yang dimana berfokus pada masukan dan keluaran program.
5. Pemeliharaan
Perangkat lunak yang yang telah dibuat terkadang susah untuk dihapami oleh
pengguna, sehingga perlu mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa
karena mengalami kesalahan karena perangkat lunak harus menyesuaikan
dengan lingkungan (periperal atau sistem operasi baru) baru, atau karena
pelanggan membutuhkan perkembangan fungsional.
2.2. Tools Program
2.2.1. Entity Relationship Diagram (ERD)
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016:53) “ERD adalah bentuk paling awal
dalam melakukan perancangan basis data resional”.
Menurut pendapat Kronke (2006:3740) “Entity Relationship Diagram (ERD)
adalah adalah suatu pemodelan konseptual yang didesain secara khusus untuk
mengidentifikasikan entitas yang menjelaskan data dan hubungan antar data, yaitu
dengan menuliskan dalam cardinality”. Sementara seolah-olah teknik diagram atau
11
alat peraga memberikan dasar untuk desain database relasional yang mendasari sistem
informasi yang dikembangkan. ERD bersama-sama dengan detail pendukung
merupakan model data yang pada gilirannya digunakan sebagai spesifikasi untuk
database (Pratama & Junianto, 2015).
Dalam sistem Entity Relationship Diagram (ERD), terdapat beberapa istilah penting
diantaranya:
1. Entitas (Entity)
Suatu entitas yang dapat berupa orang, tempat, obyek, atau kejadian yang
dianggap penting bagi perusahaan, sehingga segala atributnya harus dicatat dan
disimpan dalam basis data.
2. Atribut (Atribute)
Setiap entitas mempunyai karakterisik tertentu yang dinamakan dengan atribut.
3. Relasi (relationship)
Hubungan antara dua atau lebih entitas yang saling berkaitan.
Menurut Romney (2009:596) ada tiga tipe relasi (relationship), yaitu:
a. One-to-one relationship (1:1) Dimana maximum cardinality setiap entity
adalah 1. Contoh: Satu nasabah bank hanya memiliki satu account.
b. One-to-many relationship (1:N). Dimana maximum cardinality dari suatu
entity adalah 1 dan maximum cardinality dari entity lain adalah N.
Contoh: Satu nasabah bank dapat memiliki lebih dari satu account.
c. Many-to-many relationship (M:N). Dimana maximum cardinality kedua entity
yang berhubungan adalah N.
Contoh : Satu nasabah dapat memilliki beberapa account dan satu account
dapat dimiliki oleh beberapa nasabah (rekening bersama).
12
4. Identifier
Merupakan nama atribute yang digunakan untuk mengidentifikasi suatu entitas,
Ada tiga jenis identifier diantaranya Primary Key, Secondary Key, dan Foreign
Key. Dalam penulisan tugas akhir ini hanya menggunakan Primary Key dan
Foreign Key, berikut ini penjelasan dari Primary Key dan Foreign Key:
a. Primary Key merupakan suatu kode identifikasi yang bersifat unik yang
ditunjukkan oleh masing-masing record dalam sistem. Tujuan dari Primary
key adalah untuk menunjukkan lokasi tiap catatan di dalam suatu file
mengenai catatan-catatan serupa.
b. Foreign Key merupakan atribute yang merupakan Primary key dari relasi lain
yang ditarik/dihubungkan ke suatu relasi.
5. Kardinalitas (Cardinality)
Merupakan kendala-kendala yang timbul dalam hubungan antar entitas.
2.2.2. Logical Record Structure (LRS)
LRS (Logical Record Structure) merupakan representasi dari struktur record-
record pada tabel-tabel yang terbentuk dari hasil antar himpunan entitas
(Sukamaindrayana & Rahman Sidik, 2017).
2.2.3. Pengkodean
Pengkodean digunakan untuk mengklasifikasikan data yang dimasukan
kedalam komputer ataupun untuk mengambil macam-macam informasi, kode dapat
terbentuk dari kumpulan angka, huruf atau simbol lainnya (Sukamaindrayana &
Rahman Sidik, 2017).
Menurut Mustakini (2017:384) “Kode digunakan untuk tujuan
mengklasifikasikan data, memasukan data ke dalam komputer dan mengambil
bermacam-macam informasi yang berhubungan dengannya. Kode dapat dibentuk dari
13
kumpulan angka, huruf, dan karakter-karakter khusus (misalnya %, /, &, $, dan
lain sebagainya)”. Angka merupakan simbol yang banyak digunakan pada sistem kode
akan tetapi kode yang berbentuk angka lebih dari 6 digit akan sangat sulit untuk di
ingat kode numerik (numeric code) menggunakan 10 macam kombinasi angka di
dalam kode. Kode alphabetik (alphabetic code) menggunakan 26 kombinasi huruf
untuk kodenya. Kode alphanumerik (alphanumeric code) merupakan kode yang
menggunakan gabungan angka, huruf, dan karakter-karakter khusus meskipun kode
numerik, alphabetik dan alphanumerik merupakan kode yang paling banyak
digunakan di dalam sistem informasi, tetapi kode yang lain juga mulai banyak
digunakan, seperti misalnya kode batang (bar code). Ada beberapa macam tipe dari
kode yang dapat digunakan di dalam sistem informasi, diantaranya adalah kode
mnemonik (mnemonic code), kode urut (sequential code), kode blok (block code),
kode grup (group code), dan kode desimal (decimal code), masing-masing tipe dari
kode tersebut mempunyai kebaikan dan kelemahannya tersendiri. Dalam praktek, tipe-
tipe kode yang ada dapat dikombinasikan (Azis & Tasikmalaya, 2018).
1. Kode Mnemonik (mnemonic code)
Digunakan untuk tujuan supaya mudah di ingat. Kode mnemonik dibuat dengan
dasar singkatan atau mengambil sebagian karakter dari item yang akan di wakili
dengan kode ini. Sebagai contoh kode “P” untuk mewakili pria dan kode “W’
untuk wanita akrab untu mudah diingat. Umumnya kode mnemonik
menggunakan huruf, akan tetapi dapat juga menggunakan gabungan huruf dan
angka misalnya barang dagangan komputer IBM pc dengan ukuran memori 640
Kb, colour monitor, dapat dikodekan menjadi K-IBM- PC-640- CO supaya lebih
mudah diingat. Kebaikan dari kode ini adalah mudah diingat dan kelemahannya
adalah kode dapat menjadi terlalu panjang.
14
2. Kode Urut (Sequential Code)
Kode yang ini disebut juga kode seri (serial code) merupakan kode yang nilainya
urut antara satu kode dengan kode berikutnya.
3. Kode Blok Urut (Block Code)
Mengklasifikasikan item ke dalam kelompok blok tertentu yang mencerminkan
suatu klasifikasi tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan.
4. Kode Decimal (Decimal Kode)
Mengklasifikasikan kode atas dasar 10 unit angka desimal dimulai dari angka 0
sampai dengan angka 9 atau dari 00 sampai dengan 99 tergantung dari
banyaknya kelompok.
5. Kode Grup (group code)
Mmerupakan kode yang berdasarkan field-field, dan tiap field-field nya
mempunyai arti.
6. Kode Batang (barcode)
Sebagai kumpulan kode yang berbentuk garis, dimana masing-masing ketebalan
setiap garis berbeda sesuai dengan isi kodenya.
2.2.4. HIPO (Hierarchy Input Proses Output)
1. Pengertian HIPO
Trisyanto (2017:82) mengungkapkan bahwa “HIPO (Hierarchy Plus Input
Proses Output) merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh IBM,
HIPO sebenarnya adalah alat dokumentasi program”. Akan tetapi sekarang, HIPO juga
banyak digunakan sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus
pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul didalam
sistem digambarkan oleh fungsi utamanya.
15
HIPO merupakan alat dokumentasi program yang berdasarkan fungsinya untuk
meningkatkan efisiensi usaha perawatan program. Dokumen ini dilaksanakan dengan
mempercepat lokasi dalam kode pada fungsi program yang akan dimodifikasi. Atau
dapat dikatakan bahwa HIPO dikembangkan agar tersedia suatu teknik untuk
mendokumentasikan fungsi program (Rian, 2014).
2. Tingkatan diagram HIPO
a. Daftar Isi Visual/ Visual Tabel of Contents (VTOC)
Terdiri dari satu diagram hirarki atau lebih. Visual tabel of contents
menggambarkan seluruh program HIPO baik rinci maupun ringkasan yang
terstruktur. Pada diagram ini nama dan nomor dari program HIPO
diitentifikasikan. Struktur paket diagram dan hubungan fungsi juga
diidentifikasikan dalam bentuk hirarki. Keterangan masingmasing fungsi
diberikan pada bagian penjelasan yang diikutsertakan dalam diagram ini.
b. Diagram Ringkasan/ Overview Diagram
Suatu seri diagram fungsional. Masing-masing diagram dihubungkan
dengan salah satu fungsi sistem. Diagram ringkasan menggambarkan fungsi
dan referensi utama dari sistem. Fungsi dan referensi ini diperlukan program
untuk memperluas fungsi sampai uraian yang terkecil. Diagram ini berisi
input, proses dan output dari fungsi khusus. Input pada diagram ini berisis
item-item data yang dipakai oleh proses, sedangkan proses merupakan
urutan langkah-langkah yang menelaskan fungsi yang sedang dijalankan
untuk menghasilkan suatu output. Output berisikan item-item data yang
dihasilkan dan diubah oleh proses. Anak panah pada diagram ringkasan dari
input ke proses menunjukan hubungan antara item data di input dan langkah-
langkah proses, sedangkan anak panah dari proses ke output menunjukan
16
hubungan tahap-tahap proses dan item data output. Penjelasan tentang
tahap-tahap proses, item data input dan output diberikan pada bagian
extended description.
c. Diagram Rinci/ Detail Diagram
Suatu seri diagram fungsional dan masing-masing diagram dihubungkan
dengan sebuah sub-fungsi sistem diagram rinci merupakan diagram yang
paling rendah dalam diagram yang terdapat dalam paket HIPO. Diagram
rinci berisi unsur-unsur paket dasar. Fungsi dari diagram ini adalah
menjelaskan fungsi-fungsi khusus, menunjukan item-item output dan input
yang khusus dan menunjukan diagram rinci lainnya.
2.2.5. Diagram Alir Program (Flowchart)
1. Pengertian Flowchart
Menurut Trisyanto (2017:80) menyimpulkan bahwa “Flowchart merupakan
bagan yang menjelaskan secara rinci langkah-langkah dari proses program. Bagan alir
program dibuat dari derivikasi bagan alir sistem”.
Mustakini (2017:795) “Flowchart adalah bahan (chart) yang menunjukkan alir
(flow) di dalam program atau prosedur sistem secara logika”. (Yulia, 2017)
2. Bentuk Flowchart
Bentuk-bentuk flowchart atau diagram alur yang sering digunakan didalam
proses pembuatan suatu program adalah sebagai berikut:
a. Bagan Alir Program (Program Flowchart)
b. Simbol-simbol yang menggambarkan proses secara rinci dan detail antara
instruksi yang satu dengan instruksi yang lainnya didalam suatu program
komputer yang bersifat logika.
c. Bagan Alir Sistem (System Flowchart)
17
d. Simbol-simbol yang menggambarkan arus pekerjaan secara keseluruhan
atau menjelaskan urutan dari prosedur secara detail didalam suatu system
komputerisasi.
e. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart)
f. Disebut juga bagan alir formulir (from flowchart) atau paperwork flowchart
yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-
tembusannya.
g. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart) Merupakan bagan alir yang
mirip dengan bagan alir sistem, yaitu untuk menggambarkan prosedur
didalam system.
h. Bagan Alir Proses (Proses Flowchart) Merupakan bagan alir yang banyak
digunakan untuk menggambarkan suatu prosedur.
3. Teknik Pembuatan
a. General Way
Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini biasanya dipakai didalam
menyusun logika suatu program, yang menggunakan pengulangan proses
secara tidak langsung (Non-DirectLoop).
b. Iteration Way
Teknik pembuatan flowchart dengan cara ini biasanya dipakai untuk logika
program yang cepat serta bentuk permasalahan yang kompleks. Dimana
pengulangan proses yang terjadi bersifat langsung (Direct-Loop).
2.2.6. Implementasi dan Pengujian Unit
Pengimplementasian sistem yang akan penulis buat ini bertujuan untuk
memudahkan untuk mendapatkan informasi, dan untuk proses pengujian yang penulis
lakukan terhadap program Blackbox Testing yang cenderung dapat menemukan hal-
18
hal seperti fungsi yang tidak benar atau tidak ada, kesalahan antarmuka (interface
errors), kesalahan pada struktur data dan akses basis data, kesalahan peformansi
(performance errors), kesalahan inisialisasi dan terminasi (Pratama & Junianto, 2015).
Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2016:275), “Black box testing adalah
perangkat lunak dari segi spesifikasi fungsional tanpa menguji desain dan kode
program”. Pengujian yang dilakukan pada kesempatan ini, menggunakan metode
black box testing. Pengujian dimaksudkan untuk mengetahui fungsi-fungsi, masukan
dan keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan dan
pengujian dengan metode black box testing memungkinkan pengembang software
untuk membuat himpunan kondisi input yang akan melatih seluruh syarat-syarat
fungsional suatu program. Adapun beberapa kategori kesalahan yang diuji oleh black
box testing (Ahluwalia & Approach, 2016), diantaranya:
a. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang.
b. Kesalahan interface.
c. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal.
d. Kesalahan performa.
e. Kesalahan inisialisasi dan terminasi.