bab ii landasan teori a. program pamsimas 1. pengertian

22
BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian PAMSIMAS Program Penyedia Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan salah satu program pemerintah dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui penyediaan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Hal ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai 100% akses masyarakat terhadap air minum yang aman dan sanitasi yang layak secara berkelanjutan pada tahun 2019 atau disebut juga dengan Universal Access 2019. 13 PAMSIMAS juga merupakan perwujudan usaha pemerintah dalam melaksanakan amanah yang sesuai dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang Pembangunan Jangka Panjang yang dikembangkan dalam Perpres RPJM 2015-2019. 14 2. Landasan Hukum Program PAMSIMAS Landasan hukum pelaksanaan Program Nasional Pelayanan Air Minum dan Sanitasi yang Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut: 13 Buku pedoman PAMSIMAS “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat” pdf, 1. 14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Jakarta: Departemen Sosial RI, 1987.

Upload: others

Post on 29-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

15

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Program PAMSIMAS

1. Pengertian PAMSIMAS

Program Penyedia Air Minum dan Sanitasi Berbasis

Masyarakat (PAMSIMAS) merupakan salah satu program pemerintah

dalam rangka menciptakan masyarakat hidup bersih dan sehat melalui

penyediaan layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat. Hal

ini sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mencapai

100% akses masyarakat terhadap air minum yang aman dan sanitasi

yang layak secara berkelanjutan pada tahun 2019 atau disebut juga

dengan Universal Access 2019.13 PAMSIMAS juga merupakan

perwujudan usaha pemerintah dalam melaksanakan amanah yang

sesuai dengan Undang-Undang No. 17 tahun 2007 tentang

Pembangunan Jangka Panjang yang dikembangkan dalam Perpres

RPJM 2015-2019.14

2. Landasan Hukum Program PAMSIMAS

Landasan hukum pelaksanaan Program Nasional Pelayanan Air Minum

dan Sanitasi yang Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut:

13 Buku pedoman PAMSIMAS “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS di Tingkat

Masyarakat” pdf, 1. 14 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, Jakarta: Departemen Sosial RI,

1987.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

16

a. UU No.7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

b. UU No.32 tahun 2004 tenteang Pemerintah Daerah

c. PP No.16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyedia Air

Minum

d. PP No.72 dan 73 tahun 2005 tentang RPJMN Renstra 2004-2009

Pembengunan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang

berkelanjutan membutuhkan adanya perubahan perilaku hidup

bersih dan sehat guna perbaikan kualitas hidup, tidak hanya

berfokus pada infrastruktur , tetapi juga berbasis masyarakat

e. Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan

Lingkungan Berbasis Masyarakat, tahun 2003

f. Financing Agreement Financing Agreement Credit No 42040

IND.15

3. Tujuan Program PAMSIMAS

Tujuan program PAMSIMAS adalah untuk meningkatkan

jumlah warga masyarakat kurang terlayani termasuk masyarakat

berpendapatan rendah di wilayah pedesaan dan peri-urban yang dapat

mengakses pelayanan air minum dan sanitasi yang berkelanjutan,

meningkatkan penerapan nilai dan perilaku hidup bersih dan sehat

dalam rangka pencapaian target Universal Access 2019 melalui

pengarusutamaan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat.

Secara lebih rinci program PAMSIMAS bertujuan untuk:

15 Buku Pedoman Pelaksanaan PAMSIMAS, 2.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

17

a. Meningkatkan praktik hidup bersih dan sehat di masyarakat.

b. Meningkatkan jumlah masyarakat yang memiliki akses air minum

dan sanitasi yang berkelanjutan.

c. Meningkatkan kapasitas masyarakat dan kelembagaan lokal

(pemerintah daerah maupun masyarakat) dalam penyelenggaraan

layanan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat.

d. Meningkatkan efektifitas dan kesinambungan jangka panjang

pembangunan sarana dan prasarana air minum dan sanitasi berbasis

masyarakat.

4. Komponen-Komponen dalam Program PAMSIMAS

a. Komponen 1 : Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan

Kelembagaan Daerah

Komponen 1 merupakan komponen yang merupakan

komponen yang berorientasi pada dukungan upaya-upaya

intervensi pada tingkat komunitas lokal, kota atau kabupaten dan

tingkat provinsi. Komponen ini akan memfasilitasi pemberdayaan

masyarakat dalam perencanaan dan pengelolaan air minum,

program perbaikan hygiene dan sanitasi, menumbuhkan komitmen

stakeholder dan meningkatkan kapasitas pemerintahan kota atau

kabupaten, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.

Dengan demikian komponen 1 pada prinsipnya adalah

proses-proses yang dilakukan dalam rangka meningkatkan

keberdayaan masyarakat dan meningkatkan kapasitas pemerintah.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

18

Melalui pelaksanaan Komponen 1, diharapkan masyarakat mampu

menjadi pelaku utama/subyek pembangunan, khususnya

pelaksanaan program Pamsimas dengan didukung peran

pemerintah baik pusat maupun daerah sebagai fasilitator dan

regulator. Dalam komponen ini mempunyai tujuan sebgai berikut:

1) Memampukan masyarakat untuk mengorganisasi,

merencanakan, mengelola dan menjaga kesinambungan

program perbaikan layanan air minum, sanitasi dan hygiene.

2) Memperkuat kapasitas kelembagaan masyarakat dalam rangka

menjamin kualitas pengelolaan program.

3) Membangun komitmen dan peningkatan kapasitas perangkat

pemerintah kota/kabupaten, provinsi dan pusat dalam hal

pengarusutamaan dan replikasi atau perluasan program

Pamsimas, baik di lokasi sasaran saat ini maupun di luar lokasi

sasaran program Pamsimas di wilayahnya.16

b. Komponen 2 : Peningkatan Perilaku Higienis dan Pelayanan

Sanitasi

Komponen ini bertujuan untuk membantu masyarakat dan

institusi lokal dalam pencegahan sanitasi buruk dan air yang tidak

bersih yang mengakibatkan penyakit diare. Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) adalah perilaku dasar yang dianjurkan kepada

16 Buku pedoman PAMSIMAS “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS di Tingkat

Masyarakat” pdf, 16.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

19

masyarakat untuk dapat mencapai status kesehatan yang lebih baik.

PHBS adalah bentuk perwujudan paradigma sehat dalam

kehidupan perorangan, keluarga, dan masyarakat.

Untuk memperoleh dampak kesehatan yang maksimal,

terutama untuk mengurangi insiden diare serta berbagai penyakit

yang berhubungan dengan air, upaya peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat akan dilakukan oleh program Pamsimas, baik

melalui program promosi PHBS berbasis keluarga, masyarakat

maupun melalui sekolah. Promosi PHBS ditujukan pada semua

lapisan masyarakat, khususnya kaum wanita dan anak-anak. Hal ini

akan mendukung dan melengkapi komponen pembangunan sarana

dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan.

Promosi PHBS dilaksanakan melalui keluarga, institusi

lokal atau desa, fasilitas umum seperti sekolah, tempat ibadah, dan

melalui media massa baik cetak maupun elektronik Komponen 2

akan mendorong upaya-upaya untuk menjamin bahwa rumah

tangga sasaran memperoleh akses perbaikan fasilitas air minum

dan sanitasi yang mereka pilih sesuai penerapann perbaikan sarana

dan prasarana air minum dan sanitasi secara efektif dan progresif.17

c. Komponen 3 : Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi

Komponen ini menyediakan pilihan teknis terhadap

penyediaan prasarana air minum untuk masyarakat perdesaan dan

17 http://new.pamsimas.org diakses pada tanggal 5 Agustus 2019.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

20

sanitasi umum untuk wilayah peri-urban. Setiap pilihan prasarana

sudah dijelaskan aspek keuntungan dan kerugiannya. Masyarakat

yang sudah diberdayakan, dapat menentukan jenis prasarana,

melaksanakan perencanaan dan pembangunan fisik, serta dapat

mengelola operasional dan pemeliharaan prasarana yang akan

dibangun. Peningkatan sarana dan prasarana air minum yang

memungkinkan masyarakat miskin, kaum perempuan dan

kelompok marginal lainnya untuk memperoleh ketersediaan

jumlah air yang memadai dengan kualitas sesuai dengan standar

kesehatan, serta mudah dijangkau akan dilakukan baik melalui

pembangunan sarana dan prasarana air minum yang baru maupun

melakukan rehabilitasi terhadap sarana dan prasarana air minum

yang telah rusak ataupun yang tidak lagi berfungsi, baik karena

kurangnya pemeliharaan maupun terbatasnya ketersediaan sumber

air.

Sesuai dengan kebijakan umum dalam Kebijakan

Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Berbasis Masyarakat, maka dalam upaya membangun atau

merehabilitasi sarana dan prasarana air minum dan penyehatan

lingkungan pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan tanggap

kebutuhan, yang menempatkan masyarakat pada posisi teratas

dalam pengambilan keputusan, baik dalam hal pemilihan sistem

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

21

yang akan dibangun, pola pendanaan, maupun tata cara

pengelolaannya.

Pelaksanakan kegiatan pembangunan sarana dan

prasarana air minum dan sanitasi dalam program Pamsimas

didasarkan pada kebutuhan riil masyarakat setempat dan pilihan

prasarana dan sarana yang diinformasikan (Informed Choice)

kepada masyarakat. Pilihan yang diinformasikan tersebut

menyangkut seluruh aspek pembangunan air minum dan

penyehatan lingkungan, seperti aspek teknologi, pembiayaan,

lingkungan, sosial dan budaya serta kelembagaan pengelolaan.

d. Komponen 4: Insentif Desa/Kelurahan dan Kabupaten/Kota

Insentif diberikan dalam upaya mendorong keberlanjutan

pemanfaatan dan pengembangan hasil kegiatan (konstruksi).

Insentif merupakan tambahan pendanaan untuk digunakan

desa/kelurahan dan kabupaten/kota dalam pencapaian target

pembangunan air minum dan sanitasi perdesaan dengan

pendekatan Pamsimas. Pelaksanaan insentif tetap mengharuskan

adanya kontribusi masyarakat (dalam in-cash dan in-kind) dan

pengajuan proposal kegiatan dari desa/kelurahan.

Hibah Insentif Desa (HID) diberikan kepada

desa/kelurahan yang telah menunjukkan kinerja yang baik dalam

pelaksanaan Program Pamsimas untuk digunakan dalam

pengembangan Sarana Penyediaan Air Minum dan Sanitasi

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

22

(SPAMS) atau untuk meningkatkan kinerja pengoperasian dan

pemeliharaan sarana, perluasan, dan pengembangan sistem lebih

lanjut. Hibah Insentif Kabupaten (HIK) diberikan kepada

kabupaten/kota yang telah menunjukkan kinerja dan

kepemimpinan yang baik dalam pelaksanaan Program Pamsimas

untuk digunakan dalam pengembangan atau optimalisasi SPAMS

terbangun di desa/kelurahan yang telah mendapat program

Pamsimas.

e. Komponen 5: Dukungan Manajemen Pelaksanaan Program18

Komponen ini bertujuan untuk memberikan dukungan

bagi masyarakat dalam melaksanakan program mulai dari tahap

perencanaan sampai tahap penguatan keberlanjutan pemanfaatan

dan pengembangan hasil kegiatan Pamsimas. Dukungan teknis

tersebut diantaranya yaitu:

1) Dukungan teknis untuk kegiatan pelatihan sektoral,

peningkatan kelembagaan, kesehatan, sanitasi, dan air minum

pada tingkat desa, kabupaten/kota, provinsi dan tingkat pusat.

2) Monitoring pengelolaan program dan kualitas pelaksanaan,

monitoring evaluasi finansial dan teknis serta laporan setiap

komponen program.

3) Evaluasi dari outcomes program (hasil dari program tersebut).

18 Buku pedoman PAMSIMAS “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS di Tingkat

Masyarakat” pdf, 18.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

23

4) Kemajuan alih kelola fungsi-fungsi serta tanggungjawab

program kepada pemerintah lokal.19

B. Maqashid Syari’ah menurut Imam Syatibi

1. Pengertian Maqashid Syari’ah

Maqashid syari’ah secara etimologi terdiri dari dua kata, yaitu

maqashid dan syariah. Maqashid merupakan bentuk jamak dari

maqshud berarti kesengajaan atau tujuan. Sedangkan syari’ah berarti

jalan menuju air, atau berarti juga jalan menuju ke arah sumber

kehidupan. Awalnya syari’ah menunjuk pengertian “ad-din” atau

agama dalam makna totalitas. Dalam al-Quran syari’ah berarti jalan

terang dan nyata untuk keselamatan dan kesuksesan manusia di dunia

dan akhirat.20

Secara terminologi, maqashid syari’ah merupakan tujuan

akhir dari syariah yaitu mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Yusuf

Qardhawi menjelaskan bahwa maqashid syari’ah adalah tujuan yang

menjadi target setiap teks dan hukum partikular untuk direalisasikan

dalam kehidupan manusia. Baik berupa perintah, larangan, dan mubah.

Untuk individu, keluarga, jama‘ah, dan umat. Sedangkan menurut

Jasser Auda, maqashid syari’ah adalah prinsip-prinsip yang

menyediakan jawaban atas pertanyaan kenapa zakat dijadikan rukun

Islam, apa manfaat puasa, mengapa dilarang minum alkohol, dan

19 Buku pedoman PAMSIMAS “Pedoman Pelaksanaan Kegiatan PAMSIMAS di Tingkat

Masyarakat” pdf, 19. 20 Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), 277.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

24

pertanyaan sejenisnya tentang hukum Islam, karena mencakup hikmah

di balik hukum.

Dalam penggunaan ungkapan maqashid, Imam Syatibi tidak

menjelaskan secara terperinci. Ia menggunakan kata yang berbeda-beda

namun memiliki makna yang sama, yaitu kemaslahatan atau

kesejahteraan manusia. Kata-kata itu antara lain; maqashid al-syariah,

al-maqashid al-syar’iyyah, dan maqashid min syar’i al-hukm.

Maqashid syari’ah berakhir pada kemaslahatan. Bertujuan untuk

tegaknya kemaslahatan sosial, yang harus dipertanggungjawabkan

untuk dirinya sendiri dan kepada Allah. Diturunkannya syariah untuk

dilaksanakan sesuai maqashid atau tujuannya agar tercipta kehidupan

yang adil, kebahagiaan sosial, dan ketenangan bermasyarakat.21

2. Sumber dan Dasar Maqashid Syari’ah

a. Sumber Maqashid Syari’ah

Didalam Al-Qur’an Allah swt.menyebutkan beberapa kata

syari’at diantaranya sebagai mana yang terdapat dalam Q.S al-

Jassiyah ayat 18 dan Q.S asy-Syura ayat 13 :

ء الذين ل ي علمون اثم جعلناك على شريعة من المر فاتبعها ول ت تبع أهو Artinya: “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syari’at

(peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syari’at itu dan

janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak

mengetahui.”( Q.S.al-Jassiyah ayat 18 )22

21 Ibid., 280. 22 Depertemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahan, 811

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

25

نا به ي نا إليك وما وص ين ما وصى به نوحا والذي أوحي شرع لكم من الد

ين أقيموا أن إب راهيم وموسى وعيسى كب ر يه ف ت ت فرقوا ول الد

إليه وي هدي شاء ي من إليه يجتبي الله وهم إليه تدع ما المشركين على

ينيب من

Artinyanya: “Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama

apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah

Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan

kepada Ibrahim, Musa dan Isa iaitu: Tegakkanlah agama dan

janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-

orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya. Allah

menarik kepada agama itu orang yang dikehendaki-Nya dan

memberi petunjuk kepada (agama-Nya) orang yang kembali

(kepada-Nya).” (asy-Syura ayat 13)23

Perkataan syari’at apabila disebut para ulama boleh terdiri

kepada dua pengertian, yaitu:

1. Seluruh agama yang mencakup akidah, ibadah, adab, akhlak,

hukum dan mu’amalat.

2. Sisi hukum amal di dalam agama Di dalam tulisan ini, kami

memlilih yang kita maksudkan syari’at adalah seluruh maksud

Islam kerana akidah adalah pokok, asas dan banggunan seluruh

agama.

Dalam istilah para ulama, Maqashid Asy-Syari’ah adalah:

tujuan yang menjadi target nash dan hukum-hukum partikular untuk

23 Ibid., 779.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

26

direalisasikan dalam kehidupan manusia, baik berupa perintah,

larangan, dan mubah.

Untuk individu, keluarga, jamaah dan umat. Boleh juga

disebut dengan hikmah-hikmah yang menjadi tujuan ditetapkan

hukum. Baik yang diharuskan ataupun tidak. Karena dalam setiap

hukum yang disyari’atkan oleh Allah untuk hamba-Nya pasti

terdapat hikmah.24

b. Dasar Maqashid Syari’ah

Pada prinsipnya, mashlahat dunia dan mafsadahnya bisa

diketahui dengan akal pikiran manusia, sehingga begitu pula

perintah dan larangan Allah SWT. Bisa dipahami oleh hamba karena

perintah dan larangan Allah tersebut dibangun di atas mashlahat.

Allah menjelaskan hal ini secara eksplisit dalam beberapa

firmannya, di antaranya firman Allah SWT Q.S al-A’raf ayat 157:

ي الذي ي ال نه مكتوبا عندهم جدو ذين ي تبعون الرسول النبي الم

هاهم عن المنكر ويحل لهم نجيل يأمرهم بالمعروف وي ن وراة وال في الت

هم إصرهم وال الطيبات ويحرم عليهم الخبائث وي غللل التي ضع عن

لنور الذي ونصروه وات ب عوا ا وعزروه به آمنوا فالذين كانت عليهم

المفلحون هم أولئك أنزل معه

24 Oni Sahroni dan Adiwarman A. Karim, Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam: Sintesis

Fikih dan Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 53.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

27

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, Nabi yang

Ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan

Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan

yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar

dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan

bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-

beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-

orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan

mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al

Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S al-A’raf

ayat 157)25.

Firman Allah SWT Q.S Al-A’raf ayat 33:

ثم والب غي بغير الحق ها وما بطن وال قل إنما حرم ربي الفواحش ما ظهر من

ون ما لم ي ن زل به سلطانا وأن ت قولوا على الله ما ل ت علم وأن تشركوا بالله

Artinya: Katakanlah: "Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan

yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan

perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar,

(mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang

Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan (mengharamkan)

mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui." (Q.S

Al-A’raf ayat 33)26

Asy-Syatibi menyebutkan beberapa hal untuk mengenali

Maqashid Syariah yaitu:

1. Memahami Maqashid Syariah sesuai dengan ketentuan bahasa

Arab karena nash-nash Al-Qur’an dan Al-Hadis menggunakan

bahasa Arab.

25 Depertemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahan, 244. 26 Depertemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahan, 224

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

28

2. Memahami الوامر والنواهي (Al-Awamir wa an-nawahi) yaitu perintah

dan larangan Allah SWT. Karena dibalik perintah atau larangan

terkandung maksud dan tujuan.

3. Mengetahui dalam setiap perintah dan larangan. Allah (Illat‘) علة

Swt. Karena dengan mengetahui ‘Illat, maka akan mengenalkan

pada hikmah dan maqashid dalam perintah dan larangan Allah

SWT.

4. Memahami Maqashid ashliyah wa) مقاصداصلية ومقاصدتباعية

maqashid taba’iyyah) yaitu maqashid inti dan maqashid

pelengkap. Misalnya dalam shalat, maqashid aslinya adalah

ketundukan kepada Allah SWT. dan maqashid pelengkapnya di

antaranya mewujudkan hati yang bersih. Dengan mengetahui

maqashid taba’iyyah (maqashid pelengkap), maka akan diketahui

maqashid ashliyah (maqshid inti).

5. Memahami سكوت الشرع (Sukut syaari’) yaitu Allah SWT tidak

menjelaskan hukum tertentu, khususnya dalam masalah ibadah.

Misalnya ketika Allah SWT menjelaskan tata cara ibadah

tertentu, maka selebihnya adalah bid’ah, dan itu salah satu

maqashidnya.

6. Memahami استقراء (Istiqro’) yaitu meneliti hukum dalam

masalah furu’, masalah-masalah detail hukum untuk menemukan

satu maqashid (tujuan) dan ‘illat yang menjadi titik persamaan

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

29

seperti kulliyatu al-khomsah (5 hajat manusia) yang dihasilkan

dari istiqro’ tersebut. Kelima hajat manusia tersebut yakni:

a. Menjaga Agama (Hifdz al-din)

b. Menjaga Jiwa (Hifdz al-nafs)

c. Menjaga Akal (Hifdz al-‘aql)

d. Menjaga Keturunan (Hifdz al-nasl)

e. Menjaga Harta (Hifdz al-maal)

Kelima kebutuhan ini bertujuan memenuhi tujuan-tujuan berikut,

yaitu:

1) Dharuriyat, yaitu kebutuhan wajib agar terpenuhinya

kebutuhan dunia dan akhirat, yang jika ditinggalkan maka

akan membuat kehidupan ini menjadi rusak.

2) Hajiyat, yaitu kebutuhan yang meringankan beban masyaqah

(kesuliatan) setiap manusia.

3) Tahsiniyyat, kebutuhan pelengkap.

7. Memahami مسالك التعليل (Masalik at-ta’lil) yaitu cara

mengetahui ‘illat dengan menggunakan ijma’, nash, tanbih dan

munasabah. Terkhusus tanbih dan munasabah. Terkhusus tanbih

dan munasabah itu biasanya digunakan untuk mengungkap

maqashidjuz’iyyah (maqashid khusus) dan bukan

maqashid‘ammah (maqashid umum).27

27 Subhan, M. Tafsir Maqashidi: Kajian Tematik Maqasid al-Syari’ah, (Lirboyo: Lirboyo

Press,2013), 102.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

30

Karena syariat ini adalah syariat Allah SWT, dan setiap

target dalam syariat islam itu adalah target Allah SWT. Jika

Maqashid Syari’ah itu tidak berdalil, maka itu sama halnya

berdusta kepada Allah SWT, karena mengisbatkan sesuatu yang

bukan hukum Allah Swt dan ini terlarang28 sebagaimana firman

Allah SWT Q.S al-Isra’ ayat 36 :

مع إن ول ت قف ما ليس لك به علم و والبصر الس ا كل الفمسئول عنه كان أولئك

Artinya: “dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak

mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya

pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta

pertanggungan jawabnya.” (Q.S al-Isra’ ayat 36)29

3. Tingkatan Maqashid Syari’ah

Al Syatibi membagi maqashid menjadi tiga kategori.

Pembagian ini berdasarkan peran dan fungsi suatu mashlahah terhadap

keberlangsungan kehidupan makhluk. Tiga kategori tersebut antara

lain:

a. Dharuriyyat

Dari segi bahasa dapat diartikan sebagai kebutuhan

mendesak atau darurat. Sehingga dalam kebutuhan dharuriyyat,

apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi, maka akan mengancam

keselamatan umat manusia di dunia maupun di akhirat. Maqashid

28 Oni Sahroni dan Adiwarman A. Karim, Maqashid Bisnis dan Keuangan Islam: Sintesis

Fikih dan Ekonomi, (Cet. I; Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 5 29 Depertemen Agama RI, Al- qur’an dan Terjemahan, 425.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

31

Dharuriyyat meliputi Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama), Hifdz

An-Nafs (Memelihara Jiwa), Hifdz Al’Aql (Memelihara Akal),

Hifdz An-Nasl (Memelihara Keturunan), Hifdz Al-Maal

(Memelihara Harta)30. Dengan penjelasan sebagai berikut:

1) Menjaga Agama (Hifdz al-Din)

Indikator individu dalam memelihara agama adalah

dengan cara semaksimal mungkin menjalankan rukun iman

dan Islam. Rukun iman dan Islam merupakan dua dasar agama

yang akan mendorong manusia memahami hakekat

kehidupannya, apabila tidak terpenuhi akan membahayakan

kehidupannya dunia dan akhirat. Bentuk ibadah seperti sholat

berjamaah, puasa, haji, dan zakat merupakan program Islam

dalam mewujudkan lingkungan yang baik, yang di dalamnya

disertai dengan apresiasi sosial bagi yang mematuhi norma

moral dan hukuman bagi yang melanggarnya. Pentingnya

rukun iman dalam Islam ditegaskan dalam Al-Qur‘an sebagai

berikut:

يا أي ها الذين آمنوا آمنوا بالله ورسوله والكتاب الذي ن زل على

لله با يكفر ومن رسوله والكتاب الذي أن زل من ق بل

وكتبه وملئكته وم الخر ف قد ضل ضلل بعيداوالي ورسله

30 Hamka Haq, Al-Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah dalam Kitab Al-Muwafaqat,

(Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2007), 95

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

32

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman

kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah

turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan

sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-

malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari

Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-

jauhnya.”(QS. An-Nisa:136)31

2) Menjaga Jiwa (Hifdz al-Nafs)

Syatibi menegaskan tentang pentingnya pemenuhan

penghidupan manusia dalam menjamin kemaslahatan.

Penghidupan manusia bergantung pada terpenuhinya sandang,

pangan, dan papan. Karena dalam menggapai ridho Allah

SWT. dibutuhkan kesehatan fisik yang kuat agar dapat

beraktifitas. Tanpa fisik yang kuat seseorang akan kesulitan

memenuhi kebutuhan, baik dunia maupun akhirat. Seseorang

akan kesulitan dalam beramal sholeh, beribadah dengan baik,

dan usaha kebaikan lain tanpa kondisi fisik yang sehat dan

terjaga (bahaya kematian). Oleh karena demikian, segala

bentuk yang dapat menunjang kesehatan fisik (terhindar dari

bahaya kesehatan dan kematian) menjadi mutlak dilakukan

seperti terpenuhinya sandang, pangan, dan papan.32

3) Menjaga Akal (Hifdz al-‘Aql)

Syariat hadir dalam memberikan perlindungan

terhadap hamba-Nya agar menjaga akalnya. Caranya yaitu

31 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: CV. Karya Utama, 2005),

131. 32 Hamka Haq, Al-Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah dalam Kitab Al-Muwafaqat.,

97.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

33

dengan mendorong kemampuan manusia untuk berfikir atau

meningkatkan intelektualnya. Bahkan menurut Syatibi, hal-hal

yang dituntut untuk memenuhi kualitas intelektual merupakan

cara mewujudkan kemaslahatan. Karena Allah memuji

manusia yang selalu memperbaiki dirinya dengan

meningkatkan kualitasnya agar menjadi pribadi yang

bertaqwa.

Kehidupan berkualitas apabila ditunjang dengan akal

yang sehat. Menghindari terganggunya akal dan

mengupayakan peningkatannya adalah kewajibannya

manusia. Kewajiban manusia menjauhi setiap hal yang dapat

mengganggu kesehatan akal. Sedangkan upaya

peningkatannya menurut Yusuf Qaradhawi adalah dengan

meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan.

4) Menjaga Keturunan (Hifdz al-Nasl)

Dalam al-muwafaqat karangan Syatibi, menjaga

keturunan merupakan bagian dari aspek muamalah (habl min

al-nasl). Perlindungan keturunan oleh syariah memberikan

ketegasan bahwa sebagai seorang hamba manusia memiliki

hak untuk menikah, memiliki anak, dan membesarkan anak-

anak.

Keberlanjutan hidup yang baik dalam sebuah

keluarga bergantung pada persiapan dan perencanaan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

34

seseorang terhadap keluarganya, seperti penanaman nilai-nilai

spiritual, fisik dan mental yang kuat melalui pendidikan

akhlak, baik dikeluarga maupun di lembaga pendidikan.33

5) Menjaga Harta (Hifdz al-Maal)

Harta merupakan amanah Allah SWT. yang akan

dipertanggungjawabkan. Bentuk pertanggungjawaban

pemeliharaannya dengan memperhatikan halal haramnya

proses mendapatkan, pengelolaan, dan pengembangannya.

Tanpa kontrol halal haramnya harta dapat menjadi bumerang

yang menjerumuskan seseorang dalam kesesatan dunia dan

akhirat.34 Seperti peringatan Allah SWT. dalam Al-Qur‘an:

كم عن ذ يا أي ها الذين آمنوا ل ت لهكم أموالكم كر ول أول

لك ي فعل ومن الله الخاسرون هم فأولئك ذ

Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan

anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah.

Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah

orang-orang yang merugi.” (QS.al-Munafiqun:9)35

b. Hajiyyat

Secara bahasa berarti kebutuhan-kebutuhan sekunder.

Apabila kebutuhan ini tidak terwujud tidak sampai mengancam

33 Hamka Haq, Al-Syatibi Aspek Teologis Konsep Mashlahah dalam Kitab Al-Muwafaqat.,

98. 34 Pusat Pengkajian dan Pengembangan Ekonomi Islam UII Yogyakarta, Ekonomi Islam,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 6. 35 Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Surabaya: CV. Karya Utama, 2005),

811.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

35

keselamatan, namun akan mengalami kesulitan. Untuk

menghilangkan kesulitan tersebut, dalam Islam terdapat hukum

rukhshah (keringanan), yaitu hukum yang dibutuhkan untuk

meringankan beban, sehingga hukum dapat dilaksanakan tanpa

rasa tertekan dan terkekang.

Menurut Abdul Wahab, dalam lapangan ibadat, Islam

mensyariatkan beberapa hukum rukhshah (keringanan) bilamana

kenyatannya mendapat kesulitan dalam menjalankan perintah-

perintah taklif. Misalnya, Islam membolehkan tidak berpuasa

bilamana dalam perjalanan dalam jarak tertentu dengan syarat

diganti pada hari yang lain dan demikian juga halnya dengan orang

yang sedang sakit. Kebolehan meng-qashar shalat adalah dalam

rangka memenuhi kebutuhan hajiyyat ini.36

c. Tahsiniyyat

Secara bahasa berarti hal-hal penyempurna. Tingkat

kebutuhan ini berupa kebutuhan pelengkap. Apabila kebutuhan ini

tidak terpenuhi, maka tidak akan mengancam dan tidak

menimbulkan kesulitan. Tingkat kebutuhan ini berupa kebutuhan

pelengkap, seperti dikemukakan oleh al-Syatibi, hal-hal yang

merupakan kepatutan menurut adat istiadat, menghindarkan hal-

halyang tidak enak dipandang mata, dan berhias dengan keindahan

yang sesuai dengan tuntutan norma dan akhlak. Dalam berbagai

36 Ibid., 99.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Program PAMSIMAS 1. Pengertian

36

bidang kehidupan, seperti ibadat, mu’amalat, dan ’uqubat, Allah

telah mensyariatkan hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan

tahsiniyat.37

4. Cara Menjaga Maqashid Syari’ah

Untuk mewujudkan tujuan syariah, hendaklah manusia

mampu memenuhi dan menjaga lima unsur pokok. Kelima

perlindungan itu, dalam Islam adalah sesuatu yang harus dilindungi.

Allah menghendaki manusia untuk mengagungkan dan menjaganya.

Penjagaan ini dapat di tempuh dengan dua cara, yaitu:

a. Dari segi ada (min nahiyah al-wujud), yakni menjaga dan

memelihara sesuatu yang dapat membuat langgengnya lima unsur

tersebut.

b. Dari segi tidak ada (min nahiyah al-adam), yakni, mencegah

sesuatu yang dapat menyebabkan hilangnya lima unsur tesebut.38

37 Ibid., 103. 38 Adiwarman Azwar Karim, Sejarah pemikiran Ekonomi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2004), 284.