pedoman pamsimas

240

Upload: joy-irman

Post on 12-Jan-2015

13.061 views

Category:

Business


13 download

DESCRIPTION

Pedoman PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat)

TRANSCRIPT

Page 1: Pedoman PAMSIMAS
Page 2: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Umum

PAMSIMAS

PEDOMAN PENGELOLAAN UMUM PAMSIMAS

DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Pedoman Pengelolaan Program PAMSIMAS 1-1 1.2 Latar belakang 1-1 1.3 Landasan Hukum 1-2

1.3.1 Tujuan Umum 1-2 1.3.2 Tujuan Khusus 1-2 1.3.3 Komponen Program 1-3 1.3.4 Sasaran Program 1-3

1.4 Prinsip dan Pendekatan 1-3 BAB 2 ORGANISASI PAMSIMAS

2.1 Umum 2-1 2.2 Tingkat Pusat 2-2 2.2.1 Executing Agency 2-2 2.2.2 Implementing Agency 2-2 2.2.3 Tim Pengarah Pusat (Sterring Committee) 2-2 2.2.4 Tim Teknis Pusat 2-3 2.2.5 Unit Pengelola PAMSIMAS Pusat 2-2 2.2.6 Central Project Implementation Unit 2-8 2.3 Tingkat Propinsi 2-9 2.3.1 Pemerintah Propinsi 2-9 2.3.2 Tim Koordinasi Propinsi 2-9 2.3.3 Tim Teknis Propinsi 2-9 2.3.4 Provincial Project Management Unit 2-10 2.4 Tingkat Kabupaten/Kota 2-14 2.4.1 Pemerintah Kabupaten/Kota 2-14 2.4.2 Tim Koordinasi Kabupaten/Kota 2-15 2.4.3 Tim Teknis Kabupaten/Kota 2-15 2.4.4 District Project Management Unit 2-18 2.5 Tingkat Desa 2-25 2.5.1 Pemerintah Desa/Kelurahan 2-20 2.5.2 Tim Kerja Masyarakat 2-20 2.6 Bantuan Teknis Konsultan 2-25 2.6.1 Konsultan Manajemen Pusat 2-21 2.6.2 Konsultan Manajemen Propinsi 2-22 2.6.3 Fasilitator Masyarakat atau Community Fasilitator 2-23

BAB 3 PERENCANAAN 3.1 Umum 3-1 3.2 Tujuan Perencanaan 3-1

Page 3: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Umum

PAMSIMAS

3.3 Lingkup Perencanaan 3-1 3.3.1 Kegiatan Penentuan Lokasi 3-1 3.3.2 Strategi Perencanaan Program 3-4 3.3.3 Penyusunan RKM dan Konsolidasi Perencanaan 3-4 3.3.4 Mekanisme Perencanaan Anggaran 3-8 3.3.4.1Kategori Komponen 3-11 3.3.4.2Hubungan Komponen dan Kategori 3-12

BAB 4 PENDANAAN

4.1 Organisasi Kerja 4-1 4.1.1 Satuan Kerja PAMSIMAS Pusat 4-1 4.1.2 Satuan Kerja PAMSIMAS Propinsi 4-2 4.1.3 Satuan Kerja PAMSIMAS Kabupaten/Kota 4-2 4.2 Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran 4-30

4.2.1 Prosedur Pencairan Dana 4-30 4.2.2 Pertanggungjawaban 4-30

4.2.3 Prosedur Pertanggungjawaban melalui SPP-GU 4-37 4.2.4 Prosedur Pertanggungjawaban melalui SPP-LS 4-38 4.2.5 Instruksi Kerja Pembuatan Pertanggungjawaban 4-40 4.2.5.1Kuitansi 4-40 4.2.6 Instruksi Kerja Pengecekan Keabsahan Tanda Bukti Pengeluaran 4-40 4.2.7 Tata Cara Pungutan/Penyetoran serta Pelaporan Pajak-Pajak 4-41 4.2.8 Dokumen Pengeluaran 4-41

4.3 Tata Usaha Keuangan Proyek 4.3.1 Dasar Hukum 4-41

4.3.2 Ketentuan Umum Kebendaharaan 4-43 4.3.3 Jenis, Fungsi, dan Bentuk Buku yang Digunakan 4-44 4.3.4 Dokumen dan Cara Pengisian 4-49

4.4 Pengawasan Audit 4-52 4.4.1 Audit Internal 4-52 4.4.2 Audit Eksternal 4-52

BAB 5 PROSES PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PROYEK DI MASYARAKAT

5.1 Proses Perencanaan dan Penyusunan RKM I 5-1 5.1.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi 5-1 5.1.2 Pertemuan Pleno untuk Membahas Hasil Indentifikasi 5-1 5.1.3 Pembentukan Tim Kerja Masyarakat 5-1 5.1.4 Pemilihan Opsi untuk RKM I 5-1 5.1.5 Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I 5-1 5.1.6 Penyusunan RKM I 5-1 5.1.7 Pertemuan Pembahasan RKM I 5-1 5.1.8 Pengajuan RKM I 5-2

5.2 Pelaksanaan Community Led Total Sanitation 5-2 5.3 Implementasi RKM I 5-2

5.3.1 Pelaksanaan Pelatihan di Tingkat Masyarakat 5-2 5.3.2 Pelaksanaan Konstruksi Sarana Air di Masyararakat dan Sekolah 5-2

5.4 Proses Penyusunan RKM II 5-3 5.4.1 Pertemuan Perencanaan Kegiatan RKM II 5-3 5.4.2 Penyusunan RKM II 5-3

Page 4: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Umum

PAMSIMAS

5.4.3 Pertemuan Pembahasan RKM II 5-3 5.4.4 Pengajuan Evaluasi dan Persetujuan RKM II 5-3

5.5 Implementasi RKM II 5-3

5.5.1 Pelatihan tentang Perilaku Hidup Sehat 5-3 5.5.2 Pelaksanaan Kegiatan PHS di Masyarakat dan Sekolah 5-3 5.5.3 Pembangunan Sarana Sanitasi untuk Sekolah 5-4 5.5.4 Penyiapan TKM sebagai Badan Kelola 5-4 5.5.5 Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Badan Kelola 5-4

BAB 6 PENGADAAN

6.1 Pedoman 6-1 6.2 Pelaksana Pengadaan 6-1 6.2.1 Persyaratan/Kriteria Anggota Panitia Pengadaan 6-1 6.2.2 Tugas, wewenang dan tanggung jawab Panitia Pengadaan 6-4 6.3 Pengamat Publik 6-6

6.4 Notaris Publik atau Penggantinya 6-7 6.5 Aspek Hukum yang terkait dengan pengadaan 6-8

6.5.1 Persyaratan Peserta 6-8 6.5.2 Pertentangan Kepentingan 6-8

6.5.3 Tindak Lanjut Penipuan dan Korupsi 6-10 6.5.4 Misprocurement 6-12 6.5.5 Bid Security 6-15 6.5.6 Sanksi 6-16

6.6 Pengadaan Jasa Seleksi Konsultan dan Barang 6-17 6.6.1 Kesepakatan Pelaksanaan 6-17

6.6.2 Seleksi Konsultan 6-17 6.7 Prosedur Pengadaan untuk Partisipasi Masyarakat 6-44

BAB VII SAFEGUARDING

7.1 Tujuan Safeguarding 7-1 7.2 Lingkup Safeguard 7-1 7.3 Sosial 7-2

7.3.1 Permasalahan Sosial 7-2 7.3.2 Proses Seleksi Dana 7-2 7.3.3 Pendekatan Sosial Masyarakat 7-2

7.4 Lingkungan 7-4 7.5 Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali 7-8

7.5.1 Pembebasan Lahan/Pemindahan masyarakat 7-8 7.6 Masyarakat Terisolasi dan Rentan (Isolated and Vulnerable People) 7-9

7.6.1 Prinsip dasar 7-9 7.7 Isu Jender 7-10 7.8 Penanganan Pengaduan 7-14

7.8.1 Tahapan 7-14

Page 5: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Umum

PAMSIMAS

7.8.2 Mekanisme Penanganan Pengaduan di UPM 7-16 7.9 Konsultasi Publik 7-19

BAB VIII RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI

8.1 Matriks Risiko dan Tindakan Pencegahan 8-2 8.2 Lampiran : Penguatan Keterbukaan Informasi di PAMSIMAS 8-18

BAB IX OPERASI DAN PEMELIHARAAN 9.1 Umum 9-1 9.1.1 Definisi 9-1 9.1.2 Tujuan 9-1 9.2 Organisasi 9-2 9.3 Aspek dan Sendi-Sendi Operasi dan Pemeliharaan 9-3

9.3.1 Pengelolaan Prasarana 9-3 9.3.2 Penyampaian Pelayanan 9-3 9.3.3 Tata Cara 9-4 9.3.4 Pendanaan 9-4

9.4 Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota 9-5 BAB X MONITORING DAN EVALUASI

10.1 Tujuan Monitoring dan Evaluasi 10-1 10.2 Lingkup Monitoring dan Evaluasi 10-1

10.2.1 Sistem Monitoring dan Pelaporan Internal 10-1 10.2.2 Pelaksanaan Independen Monitoring Proyek 10-3 10.2.3 Evaluasi Dampak Proyek 10-4

10.3 Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi 10-7

Page 6: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

1-1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Pedoman Pengelolaan Program PAMSIMAS Pedoman Pengelolaan Program PAMSIMAS (Water Supply and Sanitation for Low Income Community-WSSLIC 3) disiapkan oleh Executing dan Implementing Agency yang ditujukan sebagai acuan para pelaksana PAMSIMAS tingkat Pusat, Propinsi, Kabupaten, dan Desa dalam menyelenggarakan kegiatan Program dan pengendalian pelaksanaan program. Untuk lebih memahami rancangan dan kesepakatan pelaksanaan kegiatan PAMSIMAS, para pelaksana diharapkan mempelajari kesepakatan antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia, seperti Project Appraisal Document (PAD), No 42040 IND, Bank Guidelines, Keppres 80 tahun 2003 dan perubahannya tentang Pengadaan Barang dan Jasa serta Surat Edaran Menteri Keuangan. Pedoman ini mencakup uraian secara garis besar tentang pengorganisasian , perencanaan, pendanaan pelaksanaan, pengadaan, pengendalian, safe guarding, perencanaan aksi anti korupsi, operasi dan pemeliharaan, sistem pelaporan dan monitoring serta evaluasi. Sedangkan untuk pelaksanaan di tingkat masyarakat secara rinci dapat dilihat pada Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat.

1.2 Latar Belakang

Berdasarkan laporan WHO-Unicef joint monitoring 2004 kinerja sektor Air Minum & Sanitasi di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan negara lain di Asia Tenggara. Diperkirakan penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah 218 Juta jiwa, dimana 103 Juta jiwa atau 47% belum memiliki akses terhadap sanitasi dan 47 Juta jiwa atau 22% belum memiliki akses terhadap air bersih. Angka yang lebih besar terlihat pada penduduk perdesaan, dimana diperkirakan 62% atau 73 Juta jiwa yang belum memiliki akses terhadap sanitasi dan 31% atau 36 Juta Jiwa yang tidak memiliki akses terhadap air bersih. Hanya 50% dari seluruh penduduk Indonesia yang mendapatkan akses air minum (Susenas, 2002). Di area perdesaan angka ini bahkan lebih rendah yaitu hanya 41%. Pada sektor sanitasi, hanya 10 kota di Indonesia yang memiliki jaringan air limbah dengan tingkat pelayanan sekitar 1,3% dari seluruh jumlah populasi. Sedangkan di daerah perdesaan dilaporkan 52% penduduk yang memiliki akses sanitasi dasar, angka ini diperkirakan lebih rendah karena data ini tidak mencantumkan kepemilikan sarana dan bagaimana standar teknis dan kesehatannya. Cakupan pelayanan air minum dan sanitasi yang rendah ini, berdampak pada kesehatan masyarakat, tingkat perekonomian dan kondisi lingkungan. Dari data kematian bayi yang 35 per 1000 kelahiran di Indonesia (SDKI, 2002) dan angka yang lebih besar terjadi pada masyarakat miskin yaitu 121 per 1000 kelahiran. Dua dari empat penyakit penyebab kematian balita adalah diare dan typus (Depkes 2001,

Page 7: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

1-2

Renstra 2004). Keduanya merupakan penyakit yang diakibatkan oleh permasalahan air dan sanitasi. Indonesia merupakan salah satu negara yang tingkat kejadian typhoid yang tinggi Untuk mengatasi keterbatasan akses terhadap air minum dan sanitasi perlu pendekatan berbeda bagi masyarakat perdesaan yaitu dengan menggunakan Demand Responsive Approach (DRA) sebagai upaya menjamin sustainabilitas program, selain harus berbasis masyarakat agar program ’Cost Effective’ , maka pembangunan infrastruktur harus disertai upaya perubahan nilai dan perilaku hidup bersih masyarakat.. Pemerintah Indonesia sudah menetapkan kerangka Kebijakan Nasional untuk Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Lingkungan yang Berbasis Masyarakat, yang membutuhkan investasi yang cukup besar, yaitu US$ 573 Juta pertahun (Laporan Indonesia untuk Kyoto Global Water Summit, 2003), sedangkan APBN 1994 – 2002 hanya menganggarkan untuk sektor air bersih dan sanitasi 2,5%. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

1.3 Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan Program Nasional Pelayanan Air Minum dan Sanitasi yang Berbasis Masyarakat adalah sebagai berikut: 1. UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air; 2. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 3. PP No. 16 tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum; 4. PP N0. 72 dan 73 tahun 2005 tentang Pemerintahan Desa dan Pemerintahan

Kelurahan; 5. PP No. 7 tahun 2004 tentang RPJMN Renstra 2004 – 2009 Pembangunan

prasarana dan sarana air minum dan sanitasi yang berkelanjutan membutuhkan adanya perubahan perilaku hidup bersih dan sehat guna perbaikan kualitas hidup, tidak hanya berfokus pada infrastruktur, tetapi juga berbasis masyarakat (“community based”);

6. Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat, tahun 2003.

7. Financing Agreement Financing Agreement Credit No 42040 IND

1.3.1 Tujuan Umum Tujuan PAMSIMAS secara umum adalah meningkatkan akses pelayanan air minum dan sanitasi bagi masyarakat miskin perdesaan dan peri-urban, serta meningkatkan nilai dan perilaku hidup sehat dengan membangun/menyediakan prasarana dan sarana air minum serta sanitasi berbasis masyarakat berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh masyarakat. Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas (scaling up) dan pengarusutamaan (mainstreaming) model di daerah lain, dalam upaya mencapai target MDG.

Page 8: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

1-3

1.3.2 Tujuan Khusus a. Meningkatkan perilaku higienis di masyarakat; b. Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana air minum dan sanitasi yang

berkelanjutan; c. Meningkatkan kapasitas lokal (baik pemerintah daerah maupun masyarakat) untuk

memfokuskan dan menyebarluaskan pelaksanaan program air minum dan sanitasi yang berbasis masyarakat;

d. Meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang pembangunan infrastruktur air minum dan sanitasi berbasis masyarakat;

1.3.3 Komponen Program 1. Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan

Lokal; 2. Komponen 2: Peningkatan Kesehatan dan Perilaku Higienis dan Pelayanan

Sanitasi; 3. Komponen 3: Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum; 4. Komponen 4: Hibah Pengembangan Sosial-Ekonomi Lokal; 5. Komponen 5: Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Proyek.

1.3.4 Sasaran Program Sasaran Program ini sebesar 5.000 desa untuk periode pelaksanaan program 5 tahun sejak tahun 2007, dan 1000 desa sebagai sasaran program replikasi pemerintah daerah.

1.4 Prinsip dan Pendekatan Prinsip-prinsip pelaksanaan Program adalah sebagai berikut: 1. Berbasis masyarakat. Seluruh proses perencanaan Pamsimas seperti pemilihan

kebutuhan air dan pelaksanaan kegiatan menyertakan partisipasi aktif masyarakat, tidak terkecuali kaum perempuan. Hal ini sebagai pengejawantahan atas pemenuhan kebutuhan masyarakat atas sarana air minum dan sanitasi, sehingga diharapkan sarana yang terbangun dipelihara dan dikelola oleh masyrakat.

2. Kemitraan, antara pemerintah daerah dengan masyarakat setempat dalam penyelenggaraan kegiatan Pamsimas, dan pemda berperan sebagai fasilitator.

3. Partisipatif, artinya masyarakat terlibat secara aktif dalam seluruh kegiatan Pamsimas mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemanfaatan.

4. Transparansi. Penyelenggaraan kegiatan Pamsimas dilakukan bersama dengan masyarakat dan seluruh kegiatan dapat diakses data/informasinya melalui media oleh masyarakat dan stakeholder.

5. Tanggap kebutuhan. Penyelenggaraan kegiatan Program Pamsimas berdasarkan kebutuhan masyarakat. akan fasilitas air minum, sanitasi, dan program kesehatan, dengan memberi kesempatan seluas-luasnya pada masyarakat untuk memberikan pilihan dan hak bersuara dalam proses PAMSIMAS.

Page 9: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

1-4

6. Tepat Mutu artinya pembangunan yang berkualitas. Semua fasilitas yang dibangun harus memenuhi rancangan/disain dan standar teknik yang ditetapkan, dengan menggunakan bahan-bahan yang berkualitas.

7. Kesinambungan/Keberlanjutan sarana. Sarana yang dibangun dapat menyediakan air bersih secara kontinyu dengan kualitas yang dapat diterima (baik dari sudut pandang pengguna maupun pemerintah) dan memenuhi kebutuhan kuantitas domestik, serta masyarakat turut serta memelihara sarana tersebut agar tetap berfungsi.

8. Keberpihakan pada masyarakat miskin, artinya orientasi kegiatan dalam proses maupun pemanfaatan berguna bagi masyarakat miskin

9. Kesetaraan Jender, artinya program Pamsimas memberikan kesempatan yang sama kepada perempuan, seperti halnya laki-laki, untuk berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemeliharaan/pengelolaan program di masyarakat.

10. Dapat dipertanggung jawabkan. Penyelenggaraan kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan dalam hal tepat sasaran, tepat waktu, tepat pembiayaan dan ketepatan mutu pekerjaan.

Page 10: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-1

BAB 2 ORGANISASI

2.1 Umum Agar program PAMSIMAS dapat terlaksana dengan baik, maka dalam penyelenggaranaannya harus mengikuti struktur organisasi pelaksana secara menyeluruh dari tingkat pusat sampai masyarakat dengan melibatkan komponen-komponen pelaksana dan institusi terkait lainnya. Struktur organisasi PAMSIMAS adalah sebagaimana tercantum pada gambar 2.1.

Gambar 2-1 Struktur Organisasi Pelaksana PAMSIMAS Ket:. : Rincian Organisasi CPMU akan dirincikan pada Gambar 2-2 Struktur Organisasi CPMU

TIM TEKNIS

EXECUTING AGENCY(DITJEN. CIPTA KARYA)

TIM TEKNIS CPMU

TIM KOORDINASIPROPINSI

TIM TEKNIS

TIM KOORDINASIKAUPATEN/KOTA

PPMU

PPIU

PPIU

PPIU

PPIU

KONSULTANPROPINSI

KONSULTANKAB/KOTADPMU

FASILITATORMASYARAKAT

TIM KERJA MASYARAKAT (TKM)/KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS )

PUSAT

PROPINSI

KABUPATEN/KOTA

DESA

Garis Pelaporan

Garis Instruksi

Garis Koordinasi

CPIU

Garis Pembinaan

IMPLEMENTING AGENCY

TIM PENGARAH PUSAT(INTER-DEPT.)

L/OMPW, MOHA (PMD&Bangda),

MOH

CMAC

Page 11: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-2

2.2 Tingkat Pusat

2.2.1 Executing Agency Executing Agency (EA) Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum. EA bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan program secara menyeluruh.

2.2.2 Implementing Agency Implementing Agency (IA) Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS) adalah Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah (Bangda), Depdagri untuk komponen 1a; Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD), Depdagri untuk komponen 1b; dan Direktorat Jenderal PP dan PL, Depkes untuk komponen 2 dan Direktorat Jenderal Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum untuk komponen 3,4 dan 5. IA bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan komponen program yang menjadi tanggung jawab masing-masing CPIU.

2.2.3 Tim Pengarah Pusat (Steering Committee) Tim Pengarah, mempergunakan Tim Pengarah yang sama dengan Tim Pengarah AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan) yang dibentuk dengan SK Kepala Bappenas.

Tugas Tim Pengarah sesuai dengan tugas Tim Pengarah AMPL, antara lain: 1. Merumuskan kebijakan dalam pelaksanaan program; 2. Memberikan arah kebijakan dan memberikan rekomendasi untuk perubahan

kebijakan yang diperlukan dalam pelaksanaan program;

2.2.4 Tim Teknis Pusat Tim Teknis Pusat beranggotakan eselon II dari masing-masing Ditjen Pelaksana Kegiatan, diangkat melalui SK Bappenas yang diketuai oleh Direktur Permukiman dan Perumahan, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas. Tim Teknis bertugas membantu Tim Pengarah dalam: 1. Merumuskan kebijakan operasional dalam pelaksanaan program

PAMSIMAS. 2. Memberikan masukan dalam penyusunan pedoman yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan program termasuk isu-isu yang terkait dengan kemajuan pelaksanaan program;

3. Memberi masukan kepada CPMU mengenai kebijakan pelaksanaan program serta mengambil langkah yang diperlukan khususnya dalam menjamin effektivitas dan effisiensi pendayagunaan dana luar negeri;

2.2.5 Unit Pengelola PAMSIMAS Pusat (Central Project Management Unit (CPMU)) CPMU berkedudukan di Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum (Selaku Executing Agency), yang terdiri dari Ketua CPMU, Liaison Officer Komponen, Asisten Bagian Perencanaan, Asisten Bagian Monitoring dan Evaluasi, Asisten Bagian Pengadaan, dan Asisten Bagian Keuangan. Liaison Officer Komponen PAMSIMAS merupakan perwakilan yang ditunjuk dari

Page 12: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-3

Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pekerjaan Umum. Ketua dan anggota CPMU akan ditunjuk oleh Executing Agency dan bertanggungjawab kepada Executing Agency mengenai pengelolaan dan administrasi program PAMSIMAS secara keseluruhan yang mencakup antara lain: koordinasi kegiatan administrasi program oleh masing-masing instansi

terkait baik vertikal maupun horizontal; koordinasi pengelolaan administrasi penganggaran, penyaluran,

penyerapan dana dan pengisian kembali rekening khusus; monitoring dan evaluasi, audit serta pelaporan Program.

CPMU sebagai pengelola administrasi program akan berkoordinasi dengan CPIU di tingkat pusat dalam penyelenggaraaan PAMSIMAS dan dengan PPMU dan DPMU untuk tingkat propinsi dan kabupaten/kota serta dengan Donor Agency. Untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan program, maka CPMU berkantor di Ditjen. Cipta Karya, Dep. PU dan diperlukan tenaga penuh (full-timer) untuk bekerja di CPMU sesuai dengan tugas dan tanggungjawab yang tertuang dalam struktur organisasi CPMU yang sudah disepakati. Tugas CPMU dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Bertanggung jawab terhadap administrasi dan penyelenggaraan program. 2. Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait baik vertikal maupun

horizontal. 3. Melakukan sosialisasi dan diseminasi program di tingkat pusat dan

mengkoordinasikan pelaksanaan sosialisasi dan diseminasi program di tingkat propinsi.

4. Melaksanakan tugas operasional dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, pengendalian dan evaluasi program dengan mengacu pada Pedoman Pengelolaan Program serta dokumen perjanjian kredit yang sudah disepakati.

5. Mengendalikan jadual pelaksanaan program secara keseluruhan maupun tahunan.

6. Menyampaikan laporan kemajuan pelaksanaan kegiatan secara rutin kepada Tim Pengarah Pusat dan Bank Dunia.

7. Mengkonsolidasikan laporan penyelenggaraan program secara menyeluruh (fisik dan keuangan).

8. Memfasilitasi Pertemuan dan Rapat Tim Pengarah Pusat dan Tim Teknis Pusat.

9. Membantu mempersiapkan proses pengadaan barang dan jasa, termasuk menyiapkan Kerangka Acuan (Terms of Reference), dan perolehan Surat Persetujuan (No Objection Letter - NOL) dari Bank Dunia.

10. Identifikasi dan fasilitasi pemecahan masalah baik yang bersifat administratif, maupun program untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan Program.

Page 13: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-4

11. Memberikan masukan kepada Tim Pengarah/Tim Teknis mengenai tindak lanjut yang diperlukan apabila terjadi keterlambatan pelaksanaan program, termasuk proses pengadaan dipusat dan di propinsi.

12. Mengkaji mutu dan kelengkapan dokumen yang membutuhkan prior review oleh Bank, serta memberikan bantuan teknis kepada PIUs dalam proses pengadaan yang tidak membutuhkan prior review.

13. Mengumpulkan fotocopy SP2D dari seluruh pelaksana anggaran PAMSIMAS untuk kebutuhan pengajuan withdrawal application (WA).

14. Mengajukan permohonan pengisian kembali dana rekening khusus (replenishment), dengan memperhatikan laporan konsolidasi dari PIU-PIU.

15. Mencatat, memantau dan menindak-lanjuti keluhan yang diterima. 16. Mengendalikan tugas Konsultan Advisori Manajemen Pusat (KAMP=Central

Management Advisory Consultant (CMAC)). 17. Menjamin bahwa semua ketentuan kesepakatan pemanfaatan dana

pinjaman dan pencairan dana dipenuhi. 18. Menyusun perencanaan biaya tahunan agar koordinasi kegiatan Program

dapat terlaksana dengan baik. 19. Dibantu CMAC untuk konsolidasi seluruh laporan dana dari DPMU dan

Konsultan Manajemen Propinsi serta menyiapkan Interim un-audited Financial Report (IFR) 3 bulanan dan tahunan dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia untuk Executing Agency dan Bank Dunia sesuai dengan ketentuan yang ada.

20. Memastikan pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Program dan Petunjuk Pelaksanaan Tingkat Desa

21. Memfasilitasi pelaksanaan audit penyelenggaraan program.

Kewenangan CPMU dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Meminta kepada Project Implementing Unit/Implementing Agengy untuk

memperbaiki atau melengkapi dokumen yang membutuhkan prior review oleh Bank,

2. Meminta laporan kepada PIU-PIU mengenai kemajuan pelaksanaan kegiatan dan fotocopy SP2D,

3. Meminta KPKN untuk memangguhkan pembayaran apabila balance dari special account tidak cukup serta tidak terpenuhinya point 1 dan 2 diatas,

4. Mengeluarkan surat teguran apabila terdapat hal-hal yang perlu ditindak-lanjuti, seperti keterlambatan pelaporan, kesalahan prosedur dalam pelaksanaan Program, maupun mis-procurement.

5. Menghentikan atau mencabut penangguhan pembayaran KPPN setelah adanya surat dari Dirjen Perbendaharaan atas permintaan CPMU.

Organisasi CPMU yang dipimpin oleh Ketua PMU terdiri dari 7 bagian yaitu:

• Ketua CPMU; • Liaison Officer Komponen, yang terdiri dari 4 orang Liaison Officer; • Sekretariat; • Bagian Perencanaan; • Bagian Monitoring dan Evaluasi; • Bagian Pengadaan; • Bagian Keuangan.

Page 14: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-5

Gambar 2-2 Struktur Organisasi CPMU

Ketua CPMU Tugas Ketua CPMU adalah: 1. Mengembangkan, memfasilitasi dan membina manajemen program secara

keseluruhan. 2. Melaksanakan operasional CPMU. 3. Memberikan arahan kepada PIU mengenai pelaksanaan program, sesuai

dengan Pedoman Pelaksanaan Program. 4. Melaksanakan koordinasi dalam perencanaan dan pelaksanaan serta

pelaporan Program di Tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten. Kualifikasi Ketua CPMU: 1. Pengalaman dalam pengelolaan program air minum dan penyehatan

lingkungan permukiman dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 2. Pengalaman dalam pengelolaan bantuan luar negeri terutama yang bersifat

pinjaman dan administrasi Program 3. Berpendidikan minimal S1. 4. Dapat berkomunikasi dan menulis dalam bahasa Inggris secara aktif. 5. Diutamakan yang menguasai komputer untuk Spread Sheet, Word Prosesor

dan komunikasi dengan internet atau e-mail. Liaison Officer Liaison Officer bertugas: 1. Memfasilitasi koordinasi antara CPIU dengan CPMU 2. Mengkoordinasikan penyelenggaraan program antara CPMU dengan CPIU; 3. Mengendalikan program kerja dari PIU yang diwakilinya;

KETUA CPMU

SEKRETARIATLIASON OFFICER KOMPONEN 1A

LIASON OFFICER KOMPONEN 1B

LIASON OFFICER KOMPONEN 2

LIASON OFFICER KOMPONEN 3,4,5

BAGIANPERENCANAAN

BAGIAN MONITORING DAN EVALUASI

BAGIAN PENGADAAN

BAGIAN KEUANGAN

Page 15: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-6

Kualifikasi Liason Officer : 1. Pengalaman dalam pengelolaan program air minum dan penyehatan

lingkungan permukiman dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 2. Pengalaman dalam pengelolaan bantuan luar negeri terutama yang bersifat

pinjaman dan administrasi program. 3. Berpendidikan minimal S1. 4. Dapat berkomunikasi dan menulis dalam bahasa Inggris secara aktif. 5. Diutamakan yang menguasai komputer untuk Spread Sheet, Word Prosesor

dan komunikasi dengan internet atau e-mail. Bagian Perencanaan Tugas Bagian Perencanaan: 1. Menyusun rencana kerja tahunan CPMU 2. Memberikan masukan kepada Ketua CPMU mengenai hasil dari monitoring

dan evaluasi untuk ditindaklanjuti dalam rencana kerja 3. Memberikan masukan kepada Ketua. CPMU terhadap penyelesaian

pengaduan yang diterima 4. Menyiapkan format usulan anggaran di Tingkat Pusat, Propinsi dan

Kabupaten. 5. Membantu Ketua. CPMU untuk proses pengajuan anggaran. 6. Melaksanakan monitoring terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan

penyuluhan kesehatan dan pengawasan kualitas air. 7. Memberikan saran evaluasi pekerjaan konsultan sesuai dengan TOR yang

telah disepakati. Kualifikasi Asisten Bagian Perencanaan: 1. Pengalaman dalam program air minum dan penyehatan lingkungan

permukiman dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 2. Mengetahui program dan mampu berkomunikasi dengan sektor terkait

dalam mengembangkan program AMPL. 3. Memahami sistem penganggaran Pemerintah, khususnya dalam

penyusunan RKA-K/L dan dokumen anggaran lainnya. 4. Berpendidikan minimal S1. 5. Bisa berbahasa Inggris. Bagian Monitoring dan Evaluasi Tugas Bagian Monitoring dan Evaluasi: 1. Merumuskan sistem monitoring secara sederhana di lingkungan CPMU. 2. Mengumpulkan laporan-laporan dari PPMU dan DPMU, mengenai laporan

kemajuan pelaksanaan program dan keuangan. 3. Mengidenfikasi permasalahan-permasalahan yang ada, atas dasar hasil

monitoring-evaluasi di lapangan maupun dari laporan yang diterima, dan melaporkannya kepada ketua CPMU.

4. Mengumpulkan data hasil laporan daerah dan melakukan analisa terhadap semua data hasil pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bahan untuk penyusunan laporan.

Page 16: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-7

5. Menyiapkan konsep Laporan Manajemen Program (IFR) sesuai dengan format yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk Project Progress Report/Laporan Pencapaian.

6. Memberikan masukan kepada Ketua CPMU dalam pembinaan Konsultan sesuai hasil monitoring dan evaluasi.

7. Membantu Ketua CPMU untuk memonitor pelaksanaan Pedoman Pelaksanaan Program dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Tingkat Masyarakat.

8. Mengembangkan Management Information System (MIS) dengan realtime Monitoring and Evaluation Information dari daerah ke Pusat setiap 2 minggu.

Kualifikasi Asisten Bagian Monitoring dan Evaluasi: 1. Mempunyai pengalaman dalam melakukan monitoring program. 2. Menguasai program komputer, diutamakan yang mengetahui program

database dan spread sheet. 3. Minimal lulusan S1. 4. Dapat berbahasa Inggris. Bagian Pengadaan Bagian Pengadaan bertugas untuk: 1. Membantu Ka CPMU dalam meneliti kelengkapan dokumen pengadaan

jasa, barang dan konstruksi di Tingkat Pusat, Propinsi dan Kabupaten 2. Menjaga jadual dan proses pengadaan sesuai dengan Financing

Agreement, procurement plan dan dokumen kesepakatan lainnya. 3. Berkoordinasi dengan PIU terkait proses pengadaan. 4. Membantu Ketua CPMU dalam memfasilitasi korespondensi PIU dengan

Bank terkait dengan proses pengadaan, termasuk pengajuan NOL ke Bank Dunia.

5. Memfasilitasi pelatihan masalah pengadaan sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Bank Dunia dan Keppres 80/2003 beserta aturan tambahannya.

6. Memberikan masukan untuk penyusunan laporan IFR sesuai format yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk aspek Procurement Report/Laporan Pengadaan.

7. Menyiapkan rencana pengadaan tahunan. Kualifikasi Bagian Pengadaan: 1. Mempunyai pengalaman dalam proses pengadaan kegiatan International

Competitive Bidding (ICB). 2. Minimal lulusan S1. 3. Mampu berbahasa Inggris. Bagian Keuangan Bagian Keuangan bertugas untuk: 1. Membantu Ketua CPMU menyusun financial planning dan disbursment

planning. 2. Mengkompilasi laporan realisasi penyerapan dana setiap bulan untuk

pengajuan replenishment.

Page 17: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-8

3. Mengkompilasi laporan kontribusi masyarakat dan kontribusi pemerintah daerah.

4. Membantu Ketua CPMU dalam menyusun laporan kemajuan keuangan bulanan, triwulanan, dan tahunan.

5. Memfasilitasi pelatihan masalah administrasi dan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku di lingkungan Bank Dunia dan Pemerintah RI (antara lain Perdirjen Perbendaharaan tentang pencairan dana PAMSIMAS).

6. Bekerjasama dengan Departemen Keuangan untuk mengkoordinasikan dan memfasilitasi pencairan pinjaman.

7. Memfasilitasi semua unit pelaksana program dalam penyusunan laporan keuangan sebagai bahan audit.

8. Memfasilitasi tindak lanjut rekomendasi hasil audit. 9. Menyusun konsep laporan IFR sesuai format yang telah disepakati dengan

Bank Dunia, terutama untuk aspek Financial Report/Laporan Keuangan.

Kualifikasi Bagian Keuangan: 1. Berpengalaman dalam administrasi keuangan kegiatan yang dibiayai dana

luar negeri. 2. Mengetahui mekanisme dan sistem penganggaran pemerintah. 3. S1 diutamakan dari Akuntansi atau D3 Akuntasi.

2.2.6 Central Project Implemention Unit (CPIU) Central Project Implemention Unit (CPIU) dalam PAMSIMAS untuk tingkat pusat terdiri dari Ditjen Bangda sebagai PIU sub-komponen penguatan kelembagaan, Ditjen PMD sebagai PIU sub-komponen pemberdayaan masyarakat, Ditjen PP & PL sebagai untuk sub-komponen peningkatan sanitasi dan perilaku higienis, dan PIU Ditjen Cipta Karya untuk komponen Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Bersih dan Sanitasi, Peningkatan Sosial-Ekonomi Lokal, dan Manajemen Program. Pembentukan CPIU berdasarkan SK Dirjen dari Instansi Teknis terkait. Tugas CPIU adalah: 1. Menyelenggarakan komponen/sub-komponen dari PAMSIMAS 2. Melaksanakan tugas dan operasionalisasi perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, pengendalian dan evaluasi program. 3. Melaporkan kepada ketua CPMU mengenai progres pencairan dan progress

pelaksanaan fisik dari masing-masing komponen/sub-komponen secara periodik.

4. Berkoordinasi dengan instansi terkait (terutama antar CPIU) untuk menjamin keselarasan pelaksanaan program.

5. Mendukung dan memantau Liason Officer Komponen dalam melaksanakan tugasnya

Page 18: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-9

2.3 Tingkat Propinsi

2.3.1 Pemerintah Propinsi Pemerintah Propinsi, dalam hal ini Gubernur, sebagai penanggung jawab

pelaksanaan program di kabupaten/kota sasaran di wilayah propinsi yang bersangkutan. Secara umum bertugas: 1. Gubernur bertanggung jawab terhadap pelaksanaan program. 2. Gubernur bertugas membentuk Tim Koordinasi Propinsi (TKP) dan Tim

Teknis Propinsi (TTP), PPMU (Provincial Project Management Unit) dan PPIU (Provincial Project Implementing Unit).

3. Mengusulkan pejabat Satuan Kerja pelaksanaan anggaran PAMSIMAS di tingkat propinsi kepada Departemen teknis terkait.

2.3.2 Tim Koordinasi Propinsi (TKP) Tim koordinasi dibentuk berdasarkan SK Gubernur, yang diketuai oleh Kepala Bappeprop, dan beranggotakan:

Dinas Bidang Pekerjaan Umum, Cipta Karya Dinas /Badan/Instansi Pemberdayaan Masyarakat, Dinas Kesehatan Instansi terkait sesuai dengan kebutuhan

Tim Koordinasi Propinsi bertugas: 1. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program di

propinsi. 2. Mensosialisasikan program kepada kabupaten/kota. 3. Melakukan analisa masalah kebijakan dan memberikan rekomendasi untuk

perubahan kebijakan yang diperlukan dalam pelaksanaan program 4. Menanggulangi berbagai masalah antar sektor yang timbul dalam

pelaksanaan 5. Memonitor kemajuan program dan melaporkan kepada Gubernur dan

pemerintah Propinsi, 6. Memonitor kegiatan dan mengevaluasi kinerja penyelenggaraan program

2.3.3 Tim Teknis Propinsi (TTP) Tim Teknis Propinsi beranggotakan inter-intansi dari :

Badan Perencanaan Pembangunan Propinsi, Dinas Pekerjaan Umum/Cipta Karya/sepadannya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa/sepadannya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Instansi terkait lainnya sesuai dengan kebutuhan

Tim Teknis Propinsi bertugas membantu TKP dalam: 1. Memberikan pembinaan teknis kepada kabupaten/kota terkait dengan

kebijakan operasional dalam pelaksanaan program; 2. Memberikan pembinaan teknis kepada kabupaten/kota dalam

mengimplementasikan pedoman untuk pelaksanaan seperti pedoman

Page 19: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-10

teknis, pedoman pelaksanaan, pedoman pendanaan, pedoman pemantauan, dan lain sebagainya;

3. Memberi masukan kepada PPMU tentang perkembangan pelaksanaan program serta mengambil langkah yang diperlukan khususnya dalam menjamin effektivitas dan effisiensi dana bantuan luar negeri;

4. Memberikan masukan tentang aspek yang berkaitan dengan kebijaksanaan umum kepada Tim Koordinasi Propinsi;

5. Memberikan masukan kepada PPMU, khususnya mengenai masalah yang berkaitan dengan teknis operasional pelaksanaan program.

2.3.4 Provincial Project Management Unit (PPMU) PPMU berkedudukan di Dinas Pekerjaan Umum/sepadannya. PPMU diangkat melalui SK Gubernur. Organisasi PPMU yang dipimpin oleh Ketua PPMU terdiri dari 7 bagian yaitu:

PPIU Sub-Komponen Penguatan Kelembagaan; PPIU Sub-Komponen Pemberdayaan Masyarakat; PPIU Komponen Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi; PPIU Komponen Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Minum

dan Sanitasi Umum, Bantuan Hibah kepada Kabupaten/Kota dan Desa, Manajemen Program; (Komponen 3,4,5)

Bagian Perencanaan; Bagian Monitoring dan Evaluasi; Bagian Pengadaan Barang, Jasa dan Konstruksi; Bagian Keuangan.

Tugas dan tanggung jawab PPMU terutama menangani manajemen pelaksanaan Program pada seluruh kabupaten/kota, dengan tugas sebagai berikut : 1. Mempersiapkan rencana pembiayaan dan kegiatan Program (budgeting &

programming) untuk kegiatan Program di tingkat propinsi. 2. Mengawasi kegiatan serta melakukan penilaian kinerja dari para konsultan

tingkat Kabupaten/Kota dan Fasilitator Masyarakat. 3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program melalui

kunjungan ke kabupaten/kota. 4. Membuat laporan IFR setiap triwulan kepada CPMU sesuai dengan

petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk pelaksanaan Program, tembusan kepada TKP dan TKK. IFR harus sudah diterima CPMU 1 minggu setelah akhir setiap triwulan.

5. Membantu dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam proses pembuatan audit setiap tahun.

6. Mempersiapkan dan membantu kelancaran kegiatan misi Bank Dunia yang berkaitan dengan Program.

7. Memberikan bimbingan TTK agar melakukan pencatatan terhadap kemajuan Program yang dilaksanakan.

8. Menciptakan jalinan kerja yang baik dengan CPMU dan DPMU, dan memberikan data serta informasi kepada TKP untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan koordinasi pelaksanaan antar kegiatan Program.

Page 20: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-11

9. Melakukan koordinasi dan penyebarluasan informasi mengenai kemajuan Program termasuk laporan keuangan dan lainnya.

10. Melakukan evaluasi kinerja konsultan dan TFM 11. Memonitor kemajuan PMC Bagian Perencanaan Tugas Bagian Perencanaan: 1. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran tahunan Program, termasuk

mengkaji anggaran sektor terkait di Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, menyusun rincian kebutuhan pembiayaan Program, mengintegrasikan komponen pembiayaan kedalam rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAK/L) serta melaksanakan pembahasan anggaran tahunan tersebut dengan sektor terkait.

2. Membantu keterpaduan perencanaan antara sektor terkait, dikaitkan dengan pendanaan Program.

3. Mengkaji perencanaan sektor terkait dikaitkan dengan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan.

4. Mengkontribusikan dan mengkaji dokumen Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) baik fisik maupun usulan pendanaan sebagai dasar penyusunan rencana tahunan.

5. Menyiapkan rancangan perincian dana yang tersedia dikaitkan dengan rencana pendanaan Program dalam upaya antisipasi effektivitas penyusunan anggaran secara global.

6. Bersama tim konsultan melakukan kajian terhadap strategi pendekatan Program sebagai upaya perbaikan (pendekatan Programatik).

7. Menyiapkan format dan mengumpulkan data dalam upaya menunjang penyusunan rencana tahunan di Tingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota.

8. Melaksanakan monitoring terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengawasan kualitas air.

9. Membantu sektor terkait dalam upaya mengembangkan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengawasan kualitas air.

10. Bersama konsultan melakukan kajian terhadap perencanaan dan manajemen Program dikaitkan dengan pengadaan.

11. Memberikan saran evaluasi pekerjaan para konsultan sesuai dengan TOR yang telah disepakati.

Kualifikasi Bagian Perencanaan: 1. Pengalaman dalam program air minum dan penyehatan lingkungan

permukiman dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 2. Mengetahui program dan mampu berkomunikasi dengan sektor terkait

dalam mengembangkan program AMPL. 3. Memahami sistem penganggaran Pemerintah, khususnya dalam

penyusunan RKA-K/L dan dokumen anggaran lainnya. 4. Berpendidikan minimal S1. 5. Bisa berbahasa Inggris. Bagian Monitoring dan Evaluasi Tugas Bagian Monitoring dan Evaluasi:

Page 21: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-12

1. Merumuskan sistem monitoring secara sederhana bagi lingkungan PPMU. 2. Menginventarisasikan dan mengkaji laporan-laporan yang dikoordinir oleh

PPMU, meliputi usulan dan permasalahan yang penting serta pendekatan inovatif yang dapat disebarluaskan ke daerah lain. Mengembangkan serta secara periodik memperbaharui ringkasan data inventarisasi diatas Menginformasikan data tersebut kepada staf PMU yang lain dan kepada sektor terkait di Pusat dan Propinsi.

3. Mengidenfikasi permasalahan-permasalahan atas dasar hasil laporan dan perjalanan dinas, khususnya laporan staf PPMU.

4. Mengakselerasikan laporan-laporan dari masing-masing Propinsi dan Kabupaten melalui PPMU.

5. Memonitoring baik langsung maupun tidak langsung kendala yang menyebabkan keterlambatan laporan, khususnya dari daerah.

6. Memberikan masukan terhadap perbaikan strategi dan perencanaan pelatihan yang selanjutnya akan digunakan untuk memfasilitasi sektor terkait.

7. Mengumpulkan, menganalisa dan selanjutnya memberikan masukan Kerangka Acuan (TOR) dari masing-masing pelatihan, serta mengindentifikasi kelemahan-kelemahan materi-materi pokoknya.

8. Mengumpulkan data hasil laporan daerah dan melakukan analisa terhadap semua data hasil pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bahan untuk penyusunan laporan.

9. Bertanggung jawab pada unit pengelolaan data di PPMU. 10. Membantu sektor terkait dalam menyusun kegiatan pelatihan sebagai

kesepakatan bersama terutama yang menyangkut penjadualan, target group, rencana cakupan dan jenis pelatihan yang akan dilaksanakan.

11. Memonitor kualitas persiapan dan pelaksanaan pelatihan termasuk diantaranya (a) penetapan target dan sasaran lokakarya, (b) pengembangan dan pelaksanaan metodologi pelaksanaan, (c) mengukur jumlah peserta pelatihan sesuai dengan yang direncanakan, (d) perencanaan petunjuk pemilihan peserta, materi panduan dan sistim logistiknya, (e) petunjuk perencanaan pembiayaan pelatihan dan (f) rencana evaluasi pelatihan.

12. Menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan Laporan Manajemen Program sesuai format yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk Project Progress Report/Laporan Pencapaian.

13. Menyiapkan laporan data-data kuantitatif dan kualitatif Kabupaten ke Pusat (CPMU) melalui E-mail.

14. Melaksanakan prosedur administrasi sesuai dengan peraturan/ketentuan yang berlaku dan ketentuan Bank Dunia.

15. Memonitor pelaksanaan Petunjuk Pengelolaan Program dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Tingkat Masyarakat.

16. Memastikan semua pihak yang berkepentingan terhadap semua Petunjuk Pelaksanaan diatas mendapatkan copy yang paling mutakhir.

Kualifikasi Bagian Monitoring dan Evaluasi: 1. Mempunyai pengalaman dalam melakukan monitoring program. 2. Menguasai program komputer, diutamakan yang mengetahui program

database dan spread sheet.

Page 22: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-13

3. Minimal lulusan S1. 4. Dapat berbahasa Inggris. Bagian Pengadaan Bagian Pengadaan bertugas untuk: 1. Membantu dalam proses lanjutan pengadaan jasa, barang dan konstruksi di

Propinsi 2. Menyiapkan data-data yang berkaitan dengan Program PAMSIMAS

terutama yang berkaitan dengan proses pengadaan di tingkat Propinsi. 3. Membantu kegiatan monitoring kegiatan konsultan baik yang berada di

Sektor maupun PMU di Tingkat Propinsi dan Kabupaten sesuai yang tertuang dalam kerangka acuan konsultan.

4. Mengevaluasi kinerja para konsultan sesuai dengan kerangka acuan. 5. Mengumpulkan dan menganalisa semua data hasil pengadaan yang

berkaitan dengan kegiatan Program sebagai bahan kajian dan laporan. 6. Mengumpulkan dan melakukan proses tindak lanjut atas, pembiayaan

kegiatan / pengeluaran melalui SOE. 7. Melakukan koordinasi dengan sektor terkait terhadap semua kegiatan yang

berkaitan dengan konstruksi. 8. Menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan IFR sesuai format

yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk Procurement Report/Laporan Pengadaan.

9. Menyiapkan rencana pengadaan tahunan 10. Memonitor proses pengadaan yang sedang dilaksanakan. 11. Menyusun daftar kontrak yang dibuat untuk pelaksanaan PAMSIMAS di

tingkat Propinsi dan kabupaten untuk bahan usulan disbursment dengan cara SOE setiap bulan.

Kualifikasi Bagian Pengadaan: 1. Mempunyai pengalaman dalam pengelolaan Program dana pinjaman Luar

Negeri. 2. Dapat melakukan analisa harga satuan. 3. Minimal lulusan S1. 4. Diutamakan yang dapat berbahasa Inggris. Bagian Keuangan Bagian Keuangan bertugas untuk: 1. Mengkompilasi dan melakukan sistimatisasi terhadap laporan realisasi

penyerapan dana untuk monitoring terhadap disbursment dana pinjaman setiap triwulanan dan laporan tengah tahunan (semi annual).

2. Mengkompilasi laporan kontribusi masyarakat. 3. Melakukan pengkajian keuangan RKM, mengadakan pemantauan atas

pelaksanaannya baik pada saat pelaksanaan pembangunan maupun pada periode operasi dan pemeliharaannya serta melakukan pengkajian pengelolaan keuangan di tingkat Desa.

4. Menyusun pelaporan realisasi pencairan dana pinjaman secara bulanan sesuai dengan permintaan Bank Dunia.

5. Monitoring pencairan dan penyerapan dana pinjaman secara terpadu.

Page 23: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-14

6. Mengevaluasi pekerjaan para konsultan melalui jalur yang sesuai dengan TOR mereka.

7. Memfasilitasi semua satuan kerja dan unit pelaksana dalam penyusunan laporan keuangan sebagai bahan audit BPKP.

8. Memfasilitasi tindak lanjut rekomendasi BPKP. 9. Memonitor kemajuan pelaksanaan kontrak. 10. Setiap triwulan menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan IFR

sesuai format yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk Financial Report/Laporan Keuangan.

11. Mengkompilasi seluruh dokumen pendukung pencairan dana, seperti SP2D, Bukti Pengeluaran dan SPPB (Surat Perjanjian Penerimaan Bantuan)

Kualifikasi Bagian Keuangan: 1. Berpengalaman dalam pengelolaan Program berbantuan Luar Negeri

khususnya berkaitan dengan dana pinjaman minimal 5 tahun. 2. Mengetahui mekanisme dan sistem penganggaran pemerintah. 3. Minimal S1 yang diutamakan dari Akuntasi.

PPIU Provincial Project Implemention Unit (PPIU) dalam PAMSIMAS untuk tingkat propinsi terdiri dari PIU sub-komponen penguatan kelembagaan, PIU sub-komponen pemberdayaan masyarakat, PIU untuk sub-komponen peningkatan sanitasi dan perilaku higienis, dan PIU komponen Pembangunan Prasarana dan Sarana Air Minum dan Sanitasi, Peningkatan Sosial-Ekonomi Lokal, dan Manajemen Program. Pembentukan PPIU berdasarkan SK Gubernur. Tugas setiap PPIU adalah: 1. Menyelenggarakan komponen/sub-komponen dari PAMSIMAS di tingkat

propinsi 2. Melaksanakan tugas dan operasionalisasi perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, pengendalian dan evaluasi program di tingkat propinsi. 3. Melaporkan kepada ketua PPMU mengenai progres pencairan dan progress

pelaksanaan fisik dari masing-masing komponen/sub-komponen secara periodik.

4. Berkoordinasi dengan instansi terkait (terutama antar PPIU) untuk menjamin keselarasan pelaksanaan program.

2.4 Tingkat Kabupaten/Kota

2.4.1 Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah Kabupaten/Kota , dalam hal ini Bupati/Walikota bertugas: 1. Pemerintah Kabupaten/Kota, sebagai penanggung jawab pelaksanaan

program di desa sasaran di wilayah yang bersangkutan. 2. Bertanggung jawab mengkoordinasikan dan menghimpun laporan

pelaksanaan program. 3. Bupati bertugas membentuk Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) dan Tim

Teknis Kabupaten/Kota (TTK).

Page 24: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-15

2.4.2 Tim Koordinasi Kabupaten/Kota (TKK) Tim koordinasi dibentuk berdasarkan SK Bupati/Walikota, yang diketuai oleh Kepala Bappeda Kabupaten/Kota, dan beranggotakan: Dinas Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya/sepadannya, Kantor Pemberdayaan Masyarakat/sepadannya, Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan instansi terkait sesuai dengan kebutuhan. Tim Koordinasi Kabupaten/Kota bertugas: 1. Mensosialisasikan program kepada masyarakat. 2. Mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan program di

Kabupaten/Kota. 3. Menetapkan desa sasaran program. 4. Menyetujui Rencana Kerja Masyarakat (RKM) 5. Melakukan analisa dalam masalah kebijakan dan memberikan rekomendasi

untuk perubahan kebijakan yang diperlukan dalam pelaksanaan program. 6. Melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan program di wilayahnya. 7. Menanggulangi berbagai ragam masalah antar sektor yang timbul dalam

pelaksanaan. 8. Memonitor kemajuan Program dan melaporkan kepada Bupati/Walikota dan

pemerintah Propinsi, agar selalu memberikan dukungan. 9. Memonitor kegiatan dan mengevaluasi kinerja penyelenggaraan program.

2.4.3 Tim Teknis Kabupaten/Kota Tim Teknis Kabupaten/Kota beranggotakan inter-instansi dari:

• Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten/Kota, • Dinas PU/Cipta Karya/sepadannya, • Dinas /Badan/Instansi Pemberdayaan Masyarakat Desa/sepadannya, • Bagian Organisasi dan Tata Laksana, • Dinas Kesehatan • Dinas Pendidikan.

Ditetapkan berdasarkan SK Bupati/Walikota. Tim Teknis Kabupaten/Kota bertugas membantu TKK dalam: 1. Mempersiapkan dan menyelenggarakan sosialisasi program di tingkat

kabupaten/kota 2. Memberikan pembinaan teknis terkait dengan kebijakan operasional dalam

pelaksanaan 3. Memberikan pembinaan teknis dalam mengimplementasikan pedoman

untuk pelaksanaan seperti pedoman teknis, pedoman pelaksanaan, pedoman pendanaan, pedoman pemantauan, dan lain sebagainya;

4. Mengevaluasi kelayakan calon desa sasaran sesuai kriteria yang sudah ditetapkan.

5. Mengevaluasi Rencana Kerja Masyarakat (RKM). 6. Memberi masukan kepada DPMU tentang perkembangan pelaksanaan

program serta mengambil langkah yang diperlukan khususnya dalam menjamin effektivitas dan effisiensi pendayagunaan dana bantuan luar negeri.

Page 25: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-16

7. Memberikan masukan tentang aspek yang berkaitan dengan kebijaksanaan umum kepada TKK.

8. Membantu menyelaraskan kegiatan PAMSIMAS agar sesuai dengan rencana pembangunan (master plan) kabupaten bersangkutan agar tidak tumpang tindih dengan kegiatan pembangunan lain yang sejenis.

9. Memberikan masukan kepada DPMU, khususnya mengenai masalah yang berkaitan dengan teknis operasional pelaksanaan Program.

10. Secara periodik melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kemajuan kegiatan di lapangan.

2.4.4 District Project Management Unit (DPMU) DPMU berkedudukan di Dinas Pekerjaan Umum/sepadannya. Ketua DPMU dibantu oleh 4 anggota dan dibentuk melalui SK Bupati/Walikota. Organisasi PMU Kabupaten yang dipimpin oleh Ketua PMU terdiri dari 4 bagian yaitu:

• Bagian Perencanaan; • Bagian Monitoring dan Evaluasi; • Bagian Keuangan.

Tugas dan tanggung jawab DPMU terutama menangani manajemen pelaksanaan Program di kabupaten, dengan perincian tugas sebagai berikut : 1. Mempersiapkan rencana pembiayaan dan kegiatan Program (budgeting &

programming) untuk kegiatan Program di kabupaten. 2. Mengawasi kegiatan serta melakukan penilaian kinerja dari para konsultan

tingkat Kabupaten/Kota dan Fasilitator Masyarakat. 3. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan Program melalui

kunjungan ke desa-desa di kabupaten/kota. 4. Membuat laporan IFR setiap triwulan kepada PMU Propinsi dan PMU Pusat

sesuai dengan petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis untuk pelaksanaan Program, tembusan kepada TKPr dan TKK. IFR harus sudah diterima PMU Pusat 1 minggu setelah akhir setiap triwulan.

5. Membantu dan memberikan dukungan sepenuhnya dalam proses pembuatan laporan audit setiap tahun.

6. Mempersiapkan dan membantu kelancaran kegiatan misi Bank Dunia yang berkaitan dengan Program.

7. Memberikan bimbingan TKM agar melakukan pencatatan terhadap kemajuan Program yang dilaksanakan.

8. Menyiapkan rencana pengadaan setiap tahun. 9. Membimbing serta memberikan dukungan untuk proses pemberdayaan

masyarakat dalam membuat rencana kerja masyarakat (RKM). 10. Memastikan penyusunan data disaggregasi gender dan monitoring

kesinambungan dengan mempergunakan MPA/PHAST dari setiap tahapan kegiatan input, proses, output, dan outcomes bersama. Melakukan review dan tindakan turun tangan untuk memastikan kondisi pelibatan dan peranserta gender dalam setiap kegaitan.

11. Membantu dalam proses penyaluran dana Hibah Desa guna pelaksanaan kegiatan di tingkat desa.

Page 26: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-17

12. Menciptakan jalinan kerja yang baik dengan CPMU dan TKK, dan memberikan data serta informasi kepada TKP untuk digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam melakukan koordinasi pelaksanaan antar kegiatan Program.

13. Melakukan koordinasi dan penyebarluasan informasi mengenai kemajuan Program termasuk laporan keuangan dan lainnya.

14. Memonitor dan mengevaluasi kebutuhan untuk meningkatkan kemampuan di kabupaten.

15. Memonitor dan mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan operasional teknis dan administrasi Program.

16. Melakukan evaluasi kinerja konsultan dan TFM 17. Bekerjasama dan memantau kinerja kegiatan Konsultan Manajemen

Propinsi. Ketua DPMU (Kabupaten/Kota) Tugas ketua DPMU adalah: 1. Mengembangkan, memfasilitasi dan melaksanakan manajemen Program

secara keseluruhan di Kabupaten 2. Membangun koordinasi kegiatan perencanaan dan pelaksanaan dan

pelaporan Program di Kabupten 3. Menyusun rencana kerja secara menyeluruh yang digunakan sebagai

acuan operasional di Kabupaten. 4. Mengkoordinasikan keluaran (output) kegiatan para konsultan yang terlibat

dalam Program. 5. Memonitor keluaran tenaga ahli, baik dalam segi kualitas maupun ketepatan

jadualnya dan mengintegrasikan keluaran tersebut dengan komponen Program lain.

6. Mengidentifikasi dan memfasilitasi pemecahan masalah baik yang bersifat administratif, maupun program untuk mengatasi kendala yang timbul dalam pelaksanaan Program.

7. Memfasilitasi pertemuan koordinasi Tim Koordinasi kabupaten, Tim Teknis secara periodik guna membahas & mencari jalan keluar atas permasalahan yang ada.

8. Bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan kegiatan Program. 9. Bersama dengan Konsultan Pendamping Kabupaten menyusun laporan

akhir Program. 10. Memastikan pelaksanaan Petunjuk Pelaksanaan Manajemen Program dan

Petunjuk Pelaksanaan Operasional Tingkat Desa. 11. Memberikan penilaian terhadap kinerja konsultan dan TFM 12. Memberikan masukan informasi kepada PMU Pusat terhadap kinerja

konsultan Konsultan Manajemen Kabupaten. Kualifikasi Ketua PMU Kabupten: 1. Pengalaman dalam pengelolaan program air bersih dan penyehatan

lingkungan permukiman dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat minimal 5 tahun.

2. Pengalaman dalam pengelolaan bantuan luar negeri terutama yang bersifat pinjaman dan administrasi keProgram minimal 2 tahun.

Page 27: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-18

3. Berpendidikan minimal D3 atau sederajat. 4. Dapat berkomunikasi dan menulis dalam bahasa Inggris secara aktif. 5. Diutamakan yang menguasai komputer untuk Spread Sheet, Word Prosesor

dan komunikasi dengan internet atau e-mail. Bagian Perencanaan Tugas Bagian Perencanaan: 1. Mengkoordinasikan penyusunan anggaran tahunan Program, termasuk

mengkaji anggaran sektor terkait di kabupaten, menyusun rincian kebutuhan pembiayaan Program, mengintegrasikan komponen pembiayaan ke dalam rancangan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAK/L) serta melaksanakan pembahasan anggaran tahunan tersebut dengan sektor terkait.

2. Membantu keterpaduan perencanaan antara sektor terkait, dikaitkan dengan pendanaan Program.

3. Mengkaji perencanaan sektor terkait dikaitkan dengan hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan.

4. Mengkontribusikan dan mengkaji dokumen Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM) baik fisik maupun usulan pendanaan sebagai dasar penyusunan rencana tahunan.

5. Menyiapkan rancangan perincian dana yang tersedia dikaitkan dengan Cost Steps pendanaan Program dalam upaya antisipasi effektivitas penyusunan anggaran secara global.

6. Mengumpulkan data dalam upaya menunjang penyusunan rencana tahunan di Tingkat Kabupaten/Kota.

7. Melaksanakan monitoring terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengawasan kualitas air.

8. Memfasilitasi pengembangan kegiatan penyuluhan kesehatan dan pengawasan kualitas air.

9. Melakukan kajian terhadap perencanaan dan manajemen Program dikaitkan dengan pengadaan.

Kualifikasi Bagian Perencanaan: 1. Pengalaman dalam program air minum dan penyehatan lingkungan

permukiman dengan pendekatan pemberdayaan masyarakat. 2. Mengetahui program dan mampu berkomunikasi dengan sektor terkait

dalam mengembangkan program AMPL. 3. Memahami sistem penganggaran Pemerintah, khususnya dalam

penyusunan RKA-K/L dan dokumen anggaran lainnya. 4. Berpendidikan minimal S1. 5. Bisa berbahasa Inggris. Bagian Monitoring dan Evaluasi Tugas Bagian Monitoring dan Evaluasi: 1. Merumuskan sistem monitoring secara sederhana bagi lingkungan DPMU. 2. Menginventarisasikan dan mengkaji laporan-laporan yang dikoordinir oleh

DPMU, meliputi usulan dan permasalahan yang penting serta pendekatan inovatif yang dapat disebarluaskan ke daerah lain. Mengembangkan serta

Page 28: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-19

secara periodic memperbaharui ringkasan data inventarisasi diatas Menginformasikan data tersebut kepada staf PMU yang lain dan kepada sektor terkait di Pusat dan Propinsi.

3. Mengidenfikasi permasalahan-permasalahan atas dasar hasil laporan dan perjalanan dinas, khususnya laporan staf DPMU.

4. Mengakselerasikan laporan-laporan dari masing-masing desa. 5. Memonitoring baik langsung maupun tidak langsung kendala yang

menyebabkan keterlambatan laporan, khususnya dari daerah. 6. Memberikan masukan terhadap perbaikan strategi dan perencanaan

pelatihan yang selanjutnya akan digunakan untuk memfasilitasi sektor terkait.

7. Mengumpulkan data hasil laporan daerah dan melakukan analisa terhadap semua data hasil pelaksanaan kegiatan di daerah sebagai bahan untuk penyusunan laporan.

8. Memonitor kualitas persiapan dan pelaksanaan pelatihan termasuk diantaranya (a) penetapan target dan sasaran lokakarya, (b) pengembangan dan pelaksanaan metodologi pelaksanaan, (c) mengukur jumlah peserta pelatihan sesuai dengan yang direncanakan, (d) perencanaan petunjuk pemilihan peserta, materi panduan dan sistim logistiknya, (e) petunjuk perencanaan pembiayaan pelatihan dan (f) rencana evaluasi pelatihan.

9. Setiap triwulan menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan Laporan Manajemen Program sesuai format yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk Project Progress Report/Laporan Pencapaian dan mengirimkan melalui e-mail kepada PPMU dan CPMU.

10. Membantu Ketua DPMU untuk memonitor pelaksanaan Petunjuk Pengelolaan Program dan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Tingkat Masyarakat.

11. Memastikan semua pihak yang berkepentingan terhadap semua Petunjuk Pelaksanaan diatas mendapatkan copy yang paling mutakhir.

Kualifikasi Bagian Monitoring dan Evaluasi: 1. Mempunyai pengalaman dalam melakukan monitoring program. 2. Menguasai program komputer, diutamakan yang mengetahui program

database dan spread sheet. 3. Minimal lulusan S1. 4. Dapat berbahasa Inggris. Bagian Keuangan Bagian Keuangan bertugas untuk: 1. Mengkompilasi dan melakukan sistimatisasi terhadap laporan realisasi

penyerapan dana untuk monitoring terhadap disbursment dana pinjaman setiap triwulanan dan laporan tengah tahunan (semi annual).

2. Mengkompilasi laporan kontribusi masyarakat. 3. Melakukan pengkajian keuangan RKM, mengadakan pemantauan atas

pelaksanaannya baik pada saat pelaksanaan pembangunan maupun pada periode operasi dan pemeliharaannya serta melakukan pengkajian pengelolaan keuangan di tingkat Desa.

Page 29: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-20

4. Memfasilitasi pelatihan masalah administrasi dan keuangan tentang pelaksanaan peraturan yang berlaku dilingkungan IBRD dan Pemerintah RI.

5. Menyusun pelaporan realisasi pencairan dana pinjaman secara bulanan sesuai dengan permintaan Bank Dunia.

6. Monitoring pencairan dan penyerapan dana pinjaman secara terpadu. 7. Memfasilitasi semua pimpinan Program dalam penyusunan laporan

keuangan sebagai bahan audit BPKP. 8. Memfasilitasi tindak lanjut rekomendasi BPKP. 9. Memonitor kemajuan pelaksanaan kontrak. 10. Setiap triwulan menyiapkan data yang dibutuhkan untuk penyusunan IFR

sesuai format yang telah disepakati dengan Bank Dunia, terutama untuk Financial Report/Laporan Keuangan.

Kualifikasi Bagian Keuangan: 1. Berpengalaman dalam pengelolaan Program berbantuan Luar Negeri

khususnya berkaitan dengan dana pinjaman minimal 5 tahun. 2. Mengetahui mekanisme dan sistem penganggaran pemerintah. 3. Minimal S1 yang diutamakan dari Akuntasi.

2.5 Tingkat Desa

2.5.1 Pemerintah Desa/Kelurahan Pemerintah Desa/Kelurahan, dalam hal ini Kepala Desa/Lurah, bertugas untuk: 1. Menyelenggarakan Roadshow(sosialisasi dan pembentukan

OMS/Pokmas/LKD, KD) dan memfasilitasi musyawarah desa selanjutnya. 2. Menjamin terbentuknya OMS/Pokmas/LKD, KPP dan KD melalui forum

musyawarah tingkat desa. 3. Membantu kelancaran proses persiapan usulan kegiatan sebagai tindak

lanjut dari hasil musyawarah desa. 4. Mengetahui dan menyetujui hasil perencanaan dan hasil pelaksanaan

kegiatan. 5. Menandatangani Surat Pernyataan Penyelesaian Kegiatan (SP2K) yang

dibuat oleh Ketua OMS/Pokmas/LKD. (Apabila kontraktual maka aspek ini sepenuhnya menjadi kendali Satker Sementara)

6. Memfasilitasi KPP untuk pengawasan pelaksanaan kegiatan dan pengelolaan hasil infrastruktur terbangun.

7. Melaksanakan pengendalian dan pelaporan pelaksanaan kegiatan kepada TKK dengan diketahui oleh Tim Kecamatan.

8. Menerima prasarana hasil kegiatan dari Bupati/Walikota dan meneruskan pengelolaannya kepada masyarakat melalui KPP.

2.5.2 Tim Kerja Masyarakat (TKM) Sejalan dengan konsep dan pendekatan Program yang menempatkan masyarakat sebagai pemilik dan pelaksana kegiatan pembangunan disatu desa atau beberapa desa, maka perlu dibentuk Tim Kerja Masyarakat (TKM) yang terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih dari desa bersangkutan secara demokratis dengan memperhatikan kesetaraan jender (gender balance) dalam melaksanakan kegiatan Program. Proses pemilihan serta pembentukan TKM tersebut akan dilakukan selama proses pemberdayaan masyarakat yang dikenal

Page 30: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-21

dengan proses MPA/PHAST dilakukan di desa. Dimana TKM tidak boleh menerima upah dari kegiatan yang dilaksanakannya untuk tingkat desa. TKM diperkuat oleh SK Bupati/Walikota.

2.6 Bantuan Teknis Konsultan

2.6.1 Konsultan Manajemen Pusat (Central Management Advisory Consultant/CMAC) Konsultan Manajemen Pusat (Central Management Advisory Consultant/CMAC) pengadaannya dilaksanakan oleh CPMU. Dalam pengadaannya perlu diperhatikan kesetaraan jender, yang merupakan salah satu persyaratan Program. Konsultan Manajemen Pusat harus menyediakan tenaga ahli yang berkualitas baik internasional maupun tenaga ahli nasional dari bidang ekonomi, kesehatan, teknis, dan manajemen Program yang mampu mendukung pencapaian tujuan dan sasaran PAMSIMAS. Konsultan Manajemen Pusat akan mendukung CPMU dalam implementasi strategi dan kebijakan, penyusunan pedoman, dan penguatan kelembagaan yang mendukung pelaksanaan program dan keberlanjutan paska Program. Tenaga ahli akan bekerja sama dengan instansi/unit pelaksana Program dalam melaksanakan tugasnya dan bekerja sama dengan tenaga ahli lain pada seluruh tingkatan baik di pusat, propinsi maupun daerah. Konsultan Manajemen Pusat, melalui Team Leader, berkewajiban dalam mengendalikan dan mengawasi kemajuan pekerjaan, keluaran dan outcomes dari setiap tenaga ahli. Dalam pelaksanaaannya CPMU akan memberikan arahan kepada Konsultan Manajemen Pusat melalui team leader, dan diteruskan kepada tenaga ahli sektoral sesuai dengan bidangnya. Secara rinci, tugas Konsultan Manajemen Pusat adalah:

1. Menyiapkan dukungan teknis dan manajemen yang sesuai dengan

kebutuhan dengan pendekatan dan metodologi yang memadai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya;

2. Membantu CPMU dalam mengadministrasikan dan mengelola penyelenggaraan program dan Program.

3. Membantu CPMU dalam mempersiapkan rencana dan jadual pelaksanaan Program.

4. Membantu CPMU dalam memantau dan menjamin kelancaran pelaksanaan Program.

5. Membantu CPMU dalam proses pengadaan barang dan jasa, termasuk menyiapkan Kerangka Acuan (Terms of Reference), permintaan Surat Persetujuan Bank Dunia, dan lainnya.

6. Membantu CPMU dalam melaksanakan pengadaan dan melakukan supervisi terhadap tugas Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan yang terlibat dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS.

7. Membantu CPMU dalam menyusun laporan dan auditing dari pelaksanaan Program.

Page 31: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-22

8. Membantu CPMU dalam mempersiapkan dan menyampaikan Project Managemen Report (IFR) setiap triwulan kepada kepada Tim Pengarah dan Bank Dunia.

9. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan yang relevan guna menjamin keberhasilan pelaksanaan Program.

10. Melakukan pengendalian pelaksanaan kegiatan Program termasuk menyusun mekanisme pengawasan, monitoring dan evaluasi.

11. Memberikan bantuan dan dukungan teknis kepada PPMU dan DPMU apabila diperlukan.

12. Membantu CPMU dalam melakukan kegiatan teknis. 13. Membantu CPMU dalam penyusunan pedoman teknis dan pedoman

pelaksanaan Program. 14. Melaksanakan program pelatihan bagi konsultan ditingkat Kabupaten dan

Kecamatan melalui Pihak III pada tahun pertama pelaksanaan.

2.6.2 Konsultan Manajemen Propinsi (Provincial Management Consultant/PMC) Konsultan Manajemen Propinsi (Provincial Management Consultant/PMC) pengadaanya dilaksanakan oleh CPMU. Dalam pengadaannya perlu diperhatikan kesetaraan jender, yang merupakan salah satu persyaratan Program. PMC akan menyediakan tenaga ahli yang berpengalaman dari tenaga ahli manajemen program, tenaga ahli sanitasi dan PERILAKU HIGIENIS , tenaga ahli Air Minum dan Sanitasi, dan tenaga ahli pemberdayaan masyarakat di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Konsultan Manajemen Propinsi (PMAC) bertugas untuk memberikan dukungan teknis kepada propinsi dalam hal ini mendukung PPMU dalam implementasi program dan dalam perluasan dan pengarusutamaan pendekatan pemberdayaan masyarakat, konsultan ini berada di salah satu ibu kota propinsi yang menjadi daerah kerjanya. Pendampingan teknis ini akan mendukung pencapaian sasaran dan outcomes PAMSIMAS melalui dukungan teknis dalam manajemen Program, dukungan teknis dan monitoring-evaluasi di tingkat propinsi, dan dukungan teknis dalam pelaksanaan Program dan keberlanjutan paska Program di tingkat kabupaten/kota sampai tingkat kecamatan dan desa. Tenaga ahli tingkat propinsi akan berkedudukan di PPMU yang berada di ibukota propinsi dari masing-masing propinsi. Sementara tenaga ahli tingkat kabupaten/kota akan berkedudukan di DPMU, dimana dalam pelaksanaannya sebagian besar waktu dari tenaga ahli tersebut berada di tingkat kecamatan dan tingkat desa. Tim fasilitator masyarakat (TFM) akan berkedudukan di desa yang menjadi wilayah penugasannya. Konsultan akan bekerjasama dengan instansi terkait dan tenaga ahli di semua tingkatan baik dari pusat, propinsi, kabupaten sampai tingkat desa. Konsultan Manajemen Propinsi akan berkoordinasi dengan PPMU dan DPMU dalam melaksanakan tugas. Secara rinci tugas PMC adalah:

1. Membantu PPMU dalam mensosialisasikan pedoman teknis dan pedoman

pelaksanaan Program di semua kabupaten/kota dan instansi terkait.

Page 32: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-23

2. Membantu PPMU dan DPMU dalam mengadministrasikan dan mengelola penyelenggaraan program.

3. Membantu PPMU dan DPMU dalam mempersiapkan rencana (termasuk penguatan kelembagaan) dan jadual pelaksanaan Program

4. Membantu PPMU dan DPMU dalam melaksanakan pendampingan teknis dan kegiatan promosi PERILAKU HIGIENIS dan sanitasi.

5. Mengendalikan dan memfasilitasi Tim Fasilitator Masyarakat dalam melaksanakan tugas pendampingan dan penguatan kelembagaan masyarakat.

6. Membantu PPMU dan DPMU dalam memantau dan menjamin kelancaran pelaksanaan Program, termasuk pemantauan yang berkelanjutan.

7. Membantu PPMU dan DPMU dalam melaksanakan pengadaan dan melakukan supervisi terhadap tugas Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan yang terlibat dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS.

8. Membantu PPMU dan DPMU dalam menyusun laporan dan auditing dari pelaksanaan Program, termasuk dalam Project Management Report dan menyampaikan kepada CPMU.

9. Menjalin kerjasama dengan instansi terkait, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Lembaga Sosial Kemasyarakatan yang relevan guna menjamin keberhasilan pelaksanaan Program.

10. Berkoordinasi dengan instansi terkait dalam perluasan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan air minum dan sanitasi.

11. Melakukan pengendalian pelaksanaan kegiatan Program termasuk menyusun mekanisme pengawasan, monitoring dan evaluasi.

2.6.3 Fasilitator Masyarakat (FM) atau Community Facilitator (CF) Fasilitator masyarakat adalah tenaga pendamping yang telah dilatih sehingga mempunyai keterampilan dalam meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat untuk memutuskan, merencanakan, melaksanakan dan mengelola kegiatannya. Setelah dilatih mereka dikontrak untuk pelaksanaan Program PAMSIMAS dibawah supervisi dan bimbingan para konsultan kabupaten sesuai tugas dan fungsi masing-masing. Pengadaan fasilitator masyarakat melalui proses “pengadaan” dengan tahap pelatihan dan “pembentukan” karakter. Dalam melaksanakan kegiatannya FM akan bekerja sebagai tim yang terdiri dari 3 orang minimal satu anggota tim adalah perempuan, dengan latar belakang pendidikan: 1. Teknik; 2. Kesehatan Masyarakat / Kesehatan Lingkungan; 3. Pemberdayaan Masyarakat. Setiap Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) akan bertanggung jawab untuk menangani 3-5 desa per tahun tergantung dari kondisi geografis dan penyebaran desa lokasi Program. Dalam melaksanakan kegiatan di lapangan FM akan berkerja sebagai tim untuk menghadapi masalah di tingkat masyarakat yang cukup beragam dan mencakup antara lain masalah teknis, masalah sosial

Page 33: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-24

budaya, dan masalah perilaku yang membutuhkan ketrampilan yang berbeda-beda. Pengadaan TFM melalui proses pemilihan calon dari Kabupaten/Kota dan Propinsi melalui seleksi yang dilakukan di pusat. Setelah terpilih, kepada TFM tersebut diberikan pelatihan-pelatihan sesuai dengan tugas dan tanggungjawab masing-masing, yang akan diatur dalam manual pengadaan TFM. Selama proses ini berjalan, setiap anggota tim dapat belajar dan menghimpun pengalaman kerja, hingga dikemudian hari dapat menjadi pembina masyarakat yang tangguh. Selesai pelatihan, TFM akan dikontrak oleh perusahaan/firm dan dilibatkan dalam pelaksanaan Program dibawah supervisi dan bimbingan para konsultan tingkat Propinsi Secara operasional TFM bertanggung jawab pada Pemerintah Daerah melalui DPMU. Pada saat Program berakhir masa pelaksanaannya,TFM tersebut merupakan asset daerah yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan pembangunan lain, terutama kegiatan pembangunan yang berbasis pada peran serta masyarakat. Sesuai konsep Program, proses tersebut diatas merupakan salah satu kegiatan komponen pemberdayaan masyarakat (capacity building). FM memfasilitasi masyarakat dalam penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) mendampingi pelaksanaan kegiatan dan tidak boleh berperan sebagai pemasok dan kontraktor. Setiap tim fasilitator yang mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut: 1. Memfasilitasi dan membantu masyarakat untuk dapat membentuk dan

membantu pemilihan anggota TKM secara demokratis dengan mem-perhatikan kesetaraan jender dan kesetaraan kaya miskin.

2. Melakukan kegiatan pemberdayaan dan pendampingan masyarakat pada periode pembuatan RKM, periode pelaksanaan konstruksi sarana air bersih dan sanitasi, dan periode paska konstruksi, yang diantaranya meliputi:

a. Pelaksanaan Rapid Technical Asessment (RPA) bersama dengan masyarakat desa setempat;

b. Bantuan dan bimbingan kepada masyarakat dalam menyiapkan RKM dengan menggunakan metodologi MPA/PHAST;

c. Bantuan dalam memfasilitasi masyarakat untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang berhubungan dengan air dan sanitasi dan menyusun strategi untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan metodologi MPA/PHAST;

d. Pelaksanaan survey teknis dan pembuatan DED; e. Upaya pro-aktif dalam menghimpun sumber daya masyarakat agar

dapat memenuhi konstribusi yang dipersyaratkan; f. Pelaksanaan pelatihan (on-the job training) dan supervisi dalam

pelaksanaan konstruksi dengan pendekatan swakelola masyarakat; g. Pemberian dukungan dan bantuan teknis pada TKM sebagaimana

diperlukan;

Page 34: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

2-25

h. Pelaksanaan pelatihan (on-the-job training) dan supervisi untuk masalah operasional, perawatan dan perbaikan sarana Air Bersih & Sanitasi;

i. Pendampingan dan pelatihan TKM dalam mengelola dana bergulir sanitasi;

j. Bantuan kepada masyarakat dalam melaksanakan monitoring sendiri pada pelaksanaan Program dan juga paska Program.

3. Bertindak sebagai penghubung dan penengah antara TKM dan Konsultan Manajemen Kabupaten.

4. Pendampingan dalam pengelolaan dana sehingga kegiatan di lapangan dapat berjalan secara efisien.

5. Mengambil inisiatif untuk mendapatkan dan memberikan informasi kepada pelaksana Program sejenis untuk menghindari tumpang tindih dan secara bersama dapat mencari solusi dan jalan keluar terhadap masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

6. Menerima keluhan dan pertanyaan tentang Program dan membantu meyakinkan adanya keterbukaan dalam manajemen Program di setiap desa binaan.

7. Memberdayakan TKM dibidang administrasi & keuangan. 8. Melaporkan semua perkembangan kegiatan didesa lokasi Program didaerah

binaan setiap bulan kepada PMU Kabupaten. 9. Menyusun data disaggregasi jender dari setiap tahapan kegiatan input,

proses, output, dan outcomes. Dimungkinkan melakukan tindakan turun tangan untuk memastikan kondisi pelibatan dan peranserta gender dalam setiap kegiatan.

Page 35: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-1

BAB 3 PERENCANAAN 3.1 Umum

Bab perencanaan secara umum membahas mengenai kegiatan dalam tahap persiapan yang dirinci menjadi 4 kegiatan, yaitu: 1. Penentuan Lokasi 2. Strategi Perencanaan Program 3. Penyusunan RKM dan Konsolidasi Perencanaan 4. Mekanisme Perencanaan Anggaran

Perencanaan perlu dilakukan untuk memperkecil kesalahan dalam pelaksanaan/implementasi program PAMSIMAS, agar mencapai hasil (output) dan dampak (outcome) yang optimal bagi masyarakat penerima manfaat, sehingga terwujud pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Jadi perencanaan merupakan awal untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan atau berarti program PAMSIMAS dilakukan dari, oleh dan untuk kepentingan masyarakat itu sendiri. Sehingga dalam pelaksanaannya terdapat kegiatan-kegiatan (pelatihan, pendampingan, advokasi dsb).

3.2 Tujuan Perencanaan Tujuan Perencanaan adalah mempersiapkan program PAMSIMAS dalam upaya

mencapai tujuan dan sasaran sesuai dengan yang ditetapkan pada penentuan kebijakan PAMSIMAS dalam Financing Agreement (FA) dan Project Appraisal Document (PAD)

3.3 Lingkup Perencanaan Perencanaan mencakup penentuan propinsi dan kabupaten/kota sasaran, penentuan

desa sasaran, kegiatan penyiapan dan pengkondisian masyarakat, pendampingan masyarakat, penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM), dan penyiapan dana yang perlu dialokasikan dalam DIPA.

3.3.1 Kegiatan Penentuan Lokasi Pemilihan Propinsi Pemilihan propinsi menggunakan data dari Human Development Report 2004 khususnya untuk Human Development Index dan Human Poverty Index. Propinsi dirangking berdasarkan kedua Index diatas. Hasilnya kemudian dibandingkan dengan penetapan rangking propinsi berdasarkan data susenas, 2004. Kriteria Pemilihan Propinsi: a. Index Kemiskinan berdasarkan data survei nasional b. Terbatasnya akses terhadap air minum dan sanitasi berdasarkan data survei

nasional c. Prevalensi penyakit terkait air dan sanitasi tinggi berdasarkan data survei nasional

Page 36: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-2

d. Bukan daerah CWSHP (Community Water Supply and Health Project) e. Mengikuti Lokakarya pertama yaitu sosialisasi program dan penjaringan minat Pemilihan Kabupaten/Kota Kriteria Penentuan Kabupaten/Kota Pemilihan kabupaten, dari propinsi terpilih dengan kriteria tersebut di atas, dapat ikut dalam PAMSIMAS. Konfirmasi pemilihan didasarkan pada surat minat dari pemerintah kabupaten/kota dan persetujuan untuk menyediakan dana pendamping dan personilnya yang dipergunakan untuk mendanai program pendamping di kabupaten/kota bersangkutan. PAMSIMAS ditargetkan untuk mencakup 5.000 desa yang dinilai pada saat persiapan program, selain itu pemerintah kabupaten/kota: 1. Membuat pernyataan minat keikutsertaan dalam program PAMSIMAS; 2. Bersedia menyediakan dana pendamping minimal sebesar 10% dari total hibah

desa (Rp. 27.500.000/desa). 3. Bersedia membentuk organisasi pengelola program; 4. Menyediakan dana pendukung untuk operasional penyelenggaraan program di

tingkat Kabupaten/Kota; 5. Bersedia melaksanakan replikasi desa, dengan jumlah desa replikasi berdasarkan

kemampuan fiskal kabupaten/kota sebagai berikut : a. Kabupaten/Kota ber-kapasitas fiskal rendah, minimal mereplikasi 1 desa,

untuk tiap 10 desa peserta PAMSIMAS. b. Kabupaten/Kota ber-kapasitas fiskal sedang, minimal mereplikasi 2 desa,

untuk tiap 10 desa peserta PAMSIMAS. c. Kabupaten/Kota ber-kapasitas fiskal tinggi, minimal mereplikasi 3 desa, untuk

tiap 10 desa peserta PAMSIMAS1. Penyelenggaraan replikasi desa dilakukan mulai tahun ke-2 dan seterusnya serta didanai sepenuhnya oleh pemerintah kabupaten/kota dan masyarakat, termasuk di dalamnya penyediaan tenaga pendamping/fasilitator.

1 Sesuai hasil rapat tim pengarah pusat tanggal 20 April 2006, di Ruang Rapat Bina Program Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.

Page 37: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-3

Pemilihan Desa Secara sistematis proses pemilihan desa sasaran PAMSIMAS dilaksanakan sesuai diagram di bawah ini :

Gambar 3-1. Diagram Proses Pemilihan Lokasi Program PAMSIMAS

Penetapan desa dilakukan oleh Tim Koordinasi Kabupaten dengan mengacu pada surat minat masyarakat2 dan selanjutnya dibuat daftar prioritas (ranking) desa sasaran dengan indikator sebagai berikut : Kriteria Pemilihan Desa

No KRITERIA LOKASI SUMBER DATA 1 Indeks kemiskinan Desa/ Kelurahan yang tinggi Podes 2005 2 Desa/ kelurahan yang terbatas akses terhadap air minum

(rawan air) Potdes, PU, Dinkes

3 Desa/ kelurahan yang terbatas akses terhadap sanitasi Potdes, PU, Dinkes 4 Desa/ kelurahan dengan prevalensi penyakit diare/ terkait air

yang tinggi Dinkes/ Puskesmas

5 Desa/ kelurahan yang belum mendapatkan program sejenis (air minum & sanitasi) dalam 2 tahun terakhir

Bappeda, PU, Dinkes

Gambar 3-2. Kriteria Pemilihan Desa

2 Surat minat masyarakat mencakup termasuk kesanggupan memenuhi persyaratan program (kontribusi dana tunai sebesar 4% dan natura [seperti material lokal, tenaga kerja lokal] /in-kind minimal 16% dari total biaya RKM).

SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT KABUPATEN

SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT DESA/

KELURAHAN

PERNYATAAN MINAT MASYARAKAT

PENETAPAN DESA/ KELURAHAN SEBAGAI

LOKASI PROYEK

Masyarakat melakukan pertemuan formal maupun informal, dari tingkat dusun/ RW sampai desa/ kelurahan, untuk menentukan apakah akan ikut serta dalam proyek atau tidak. Minat masyarakat ini harus dibuat dalam Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan dalam PAMSIMAS (SPMKP). (1 BULAN)

Penyelenggara : Aparat Desa/Kelurahan Peserta : Masyarakat desa/ kelurahan yang akan dilibatkan dalam proyek Output : peserta dapat mengerti tentang proyek dan peran dan

tanggungjawabnya bila ikutserta dalam proyek.

Penyelenggara : TKK dan DPMU Peserta : Aparat dan perwakilan masyarakat desa/ kelurahan serta aparat

kecamatan (baik laki-laki, perempuan, kaya, miskin) yang akan dilibatkan dalam proyek.

Output : Peserta mengerti tentang proyek dan mampu untuk melaksanakan Sosialisasi Proyek di tingkat desa/ kelurahan.

Desa/ kelurahan yang berninat (ditunjukkan dengan SPMKP kemudian ditetapkan sebagai desa/ kelurahan sasaran penerima proyek dalam daftar pendek (short list) desa/ kelurahan oleh Tim Koordinasi Kabupaten. (1 BULAN)

Page 38: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-4

Proses pemilihan desa ini sangat penting, terkait dengan pencantuman jumlah desa sebagai tolok ukur dalam DIPA3 Satuan Kerja Penyelenggaraan PAMSIMAS Kabupaten/Kota. Dengan demikian, proses pemilihan desa harus masuk dalam penetapan DIPA sebagai lampiran yang dapat disusulkan sebelum pencairan DIPA. Untuk tahun pertama (2007), jumlah desa sasaran sudah ditentukan dari pusat, yaitu 9 desa/kelurahan per Kabupaten/Kota. Sedangkan nama-nama desa ditetapkan oleh Bupati/Walikota berdasarkan Kriteria Pemilihan Desa Sasaran (gambar 3-2). Untuk tahun berikutnya, jumlah maksimal desa sasaran PAMSIMAS adalah 24 desa (2008) dan 17 desa (2009) per Kabupaten/Kota.

3.3.2 Strategi Perencanaan Program 1. Sumber dana PAMSIMAS berasal dari APBN Murni, APBN PLN, APBD

Kabupaten/Kota dan Masyarakat. 2. Dana APBN dialokasikan melalui Satker di Pusat, Satker di Propinsi dan Satker di

Kabupaten/Kota. 3. Dana APBD Kabupaten/Kota diutamakan sebagai dana pendamping untuk Hibah

Desa dan operasional program di lapangan seperti pembinaan teknis, penyuluhan perilaku higienis, pelatihan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan kegiatan di Kecamatan/desa dan kegiatan lain yang spesifik/khusus di daerah.

4. Dana yang disediakan dari APBN atau APBD tidak bisa diganti dengan PLN (RK). 5. Penyusunan RKM selambat-lambatnya dapat diselesaikan pada bulan Agustus,

sehingga masih mempunyai kesempatan untuk mencairkan dana kegiatan fisik. 6. Usulan target desa per tahun ditentukan berdasarkan kemampuan pendanaan dan

jumlah tim TFM di masing-masing Kabupaten. 7. Satu Tim TFM diperkirakan dapat memfasilitasi 3-5 desa yang dapat disebarkan

pada 2-3 kecamatan. Beban kerja TFM pada tahun ke 2 akan ditinjau kembali berdasarkan kinerja dan kondisi masing-masing kabupaten/kota

3.3.3 Penyusunan RKM dan Konsolidasi Perencanaan

a. Penyusunan RKM Setelah suatu lokasi (desa) terpilih sebagai peserta program PAMSIMAS maka akan dilakukan kegiatan tahap perencanaan, tahap implementasi, dan tahap paska program. Tahapan dan prosedur perencanaan dan penyusunan RKM sesuai dengan Gambar 3-3. Setelah melalui tahap penyaringan maka diumumkan desa yang masuk dalam daftar pendek (short list) penerima program pada tahun anggaran tertentu yang ditetapkan dengan sebuah Surat Keputusan dari TKK. Perencanaan di tingkat desa dilakukan dengan melakukan identifikasi dan analisis situasi mengenai kebutuhan air bersih dan sanitasi lingkungan, sehingga tersusun Rencana Kerja Masyarakat (RKM). RKM merupakan suatu dokumen hasil

3 Nama desa masuk dalam DIPA sebagai lampiran tolok ukur,

Page 39: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-5

perencanaan patisipatif yang dilakukan oleh masyarakat berkaitan dengan komponen kegiatan dalam program PAMSIMAS. Dokumen ini berbentuk proposal kegiatan yang akan dilakukan oleh masyarakat. RKM dalam program PAMSIMAS dibagi menjadi dua, yaitu: 1. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) I

Dokumen ini secara umum mencakup rincian tentang rencana kegiatan: pelaksanaan pelatihan masyarakat; kegiatan pembangunan sarana air minum di masyarakat; maupun pembangunan sarana air minum di sekolah (merupakan kesatuan sistem dengan sarana air minum untuk masyarakat).

2. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) II Dokumen ini secara umum mencakup rincian tentang rencana kegiatan: pelaksanaan pelatihan penguatan badan pengelola; pelatihan tentang perilaku higienis dan implementasi program Perilaku Higienis di masyarakat dan sekolah; serta pembangunan sarana sanitasi untuk sekolah dan atau tempat-tempat umum (misal : puskesmas).

Proses penyusunan RKM I dan II secara garis besar diilustrasikan sebagaimana pada Gambar 3-3. Secara rinci, proses penyusunan RKM I dan RKM II dijabarkan dan mengacu pada Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan di Tingkat Masyarakat (gambar 3-3).

Page 40: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-6

Gambar 3-3 Sistem dan Prosedur Penyusunan RKM

b. Konsolidasi Perencanaan Tingkat Kabupaten Berdasarkan pada RKM dan rencana pelaksanaan kegiatan, DPMU menyusun perencanaan kebutuhan anggaran pelaksanaan untuk pendanaan tahun berikutnya. Kegiatan ini harus sudah dapat disiapkan pada bulan Mei, untuk dapat diusulkan dan diajukan ke Propinsi (melalui PPMU) dan tingkat Pusat (melalui CPMU). Selain itu, DPMU harus mempersiapkan tersedianya dana pendamping untuk pembiayaan RKM melalui APBD Kabupaten/Kota. Untuk itu kebutuhan dana APBD Kabupaten/Kota

Kegiatan ini meliputi Identifikasi dan Analisis Situasi, Pertemuan Pleno Desa untuk Membahas Hasil Identifikasi dan Analisis Situasi dan Pembentukan Tim Kerja Masyarakat, Pemilihan Opsi untuk RKM I, Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I, Penyusunan RKM I, Pertemuan Pembahasan RKM I, dan Pengajuan RKM I. RKM kemudian dievaluasi untuk disetujui.

PROSES PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA

MASYARAKAT (RKM) I

Kegiatan ini dilakukan untuk memicu peningkatan akses terhadap sarana sanitasi dan bebas dari buang air besar di sembarang tempat.

Kegiatan ini dilakukan untuk membangun sarana air di masyarakat dan sekolah , setelah itu dilakukan penyiapan TKM sebagai Badan Pengelola.

Kegiatan ini meliputi Pertemuan Pemilihan Opsi untuk RKM II ,Penyusunan RKM II, Pertemuan Pembahasan RKM II, dan Pengajuan RKM II.

Kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas TKM sebagai badan pengelola agar dapat menjaga keberlanjutan program.

PEMBANGUNAN SARANA SANITASI UNTUK SEKOLAH

Sebelum program peningkatan PERILAKU HIGIENIS dilaksanakan maka sebelumnya dilakukan Pelatihan PERILAKU HIGIENIS untuk guru, tenaga kesehatan, dan unit kesehatan TKM/Badan pengelola. Pelaksanaan kegiatan PERILAKU HIGIENIS kemudian dilakukan di masyarakat dan sekolah.

PENGELOLAAN SARANA AIR MINUM , SANITASI, DAN PROGRAM

KESEHATAN

PELATIHAN TENTANG PERILAKU PERILAKU HIGIENIS DAN

IMPLEMENTASI PROGRAM PERILAKU HIGIENIS DI

MASYARAKAT DAN SEKOLAH

PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUATAN BADAN PENGELOLA

PROSES PENYUSUNAN RKM II

PELAKSANAAN KONSTRUKSI AIR DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH, DAN PENYIAPAN TKM SEBAGAI BADAN

PENGELOLA

PELAKSANAAN PELATIHAN DI TINGKAT MASYARAKAT

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas TKM dan masyarakat agar terampil dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan dalam RKM.

PELAKSANAAN COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)

Sarana sanitasi (jamban) dibangun di sekolah yang ada dalam lingkungan desa dengan mempertimbangkan jenis dan jumlah desa.

Tahap ini merupakan kegiatan-kegiatan pasca konstruksi yang dilakukan baik oleh TKM/Badan Pengelola bersama-sama dengan masyarakat.

Page 41: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-7

diajukan PPMU melalui TKK, untuk diteruskan pada proses pengajuan anggaran. Hal ini terutama terkait dengan kebutuhan dana sebesar 10% sebagai dana pendamping pembiayaan rencana kerja masyarakat.

c.Konsolidasi Perencanaan Tingkat Propinsi Berdasarkan usulan DPMU dan mempertimbangkan rencana pelaksanaan tahun berikutnya serta masukan dari PPIU, pada setiap bulan Juni, PPMU menyusun perencanaan kegiatan dan kebutuhan anggaran, terkait dengan kegiatan pendampingan dan penguatan kelembagaan, serta pelaksanaan RKM tingkat desa. Usulan ini diajukan dan disampaikan kepada CPMU untuk dipersiapkan dalam DIPA tahun berikutnya.

d. Konsolidasi Perencanaan Tingkat Pusat Berdasarkan pada pengajuan dana PPMU, DPMU dan CPIU serta rencana pelaksanaan kegiatan, CPMU menyusun perencanaan kebutuhan anggaran pelaksanaan untuk pendanaan tahun berikutnya. Kegiatan ini harus sudah dapat disiapkan pada bulan Juni (akhir), untuk dapat diusulkan dan diajukan ke Departemen untuk mendapatkan alokasi anggaran. Alokasi pendanaan yang dilakukan CPMU, termasuk penyiapan DIPA Pusat, Propinsi, dan Kabupaten. Selain itu, CPMU harus menyiapkan rencana pendanaan yang harus mencakup seluruh Implementing Unit. e. a Block Grant Dana block grant PAMSIMAS per kabupaten untuk tahun I (2007) telah ditetapkan target penganggarannya, yaitu 9 desa.

Page 42: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-1

Tahun 1 (2007)

Tahun 2 (2008) No Kegiatan Lokasi Personil/Fasilitator

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 1 Identifikasi, Analisis Situasi Desa DPMU & CPIU

2 RKM I Tim Koordinasi Kabupaten

3 CLTS Tim Teknis Kabupaten

Pelatihan Tim Fasilitator Masyarakat

Penyiapan TKM 4 Opsi RKM II

Pembahasan Pengajuan

5 RKM II 6 Evaluasi Proposal (1 bulan) 7 Pelatihan/Penguatan TKM

Pelatihan Perilaku Higienis 8 Pembangunan Sarana Sanitasi

8 Konsolidasi Perencanaan Tingkat Kabupaten Kabupaten DPMU & CPIU (DED, Anggaran, Dana Pendamping)

9 Konsolidasi Perencanaan Tingkat Propinsi Propinsi DPMU & CPIU

(Anggaran, Pendampingan, Penguatan TKM, Pelaksanaan RKM) Tim Koordinasi Propinsi

Tim Teknis Propinsi 10 Konsolidasi Perencanaan Tingkat Pusat Pusat CPMU & PPIU (DIPA Pusat, Propinsi, Kab/Kota) Tim Koordinasi Pusat CMAC

Gambar 3-4 Jadwal Mekanisme dan Konsolidasi Perencanaan

Page 43: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-1

3.3.4 Mekanisme Perencanaan Anggaran DPMU masing-masing Kabupaten/Kota harus merencanakan target kegiatan yang akan dilaksanakan setiap tahun sesuai perkiraan target desa yang akan dicapai, sehingga dapat dihitung jumlah biaya yang dibutuhkan . Hasil perencanaan dan perhitungan tersebut disampaikan kepada TKK untuk di proses lebih lanjut melalui Rapat Koordinasi Pembangunan (Rakorbang) Kabupaten, dan juga disampaikan ke PPMU di Propinsi. Dengan demikian, Pemerintah Daerah Kabupate/Kota dapat menghitung kebutuhan dana untuk Program PAMSIMAS. Kebutuhan dana tersebut kemudian dapat diusulkan ke APBN melalui pertemuan Konsultasi Nasional yang setiap tahun diselenggarakan pada bulan Maret atau awal April. Untuk mempermudah proses perencanaan melalui mekanisme Rakorbang – Konas, maka sebelum penyelenggaraan Rakorbang, program PAMSIMAS perlu menyelenggarakan pertemuan oleh DPMU sebelum Rakorbang di Kabupaten, agar hasil pertemuan dapat disampaikan pada Rakorbang di Kabupaten dan PPMU PAMSIMAS untuk mencegah keterlambatan dan ketidaktahuan Pemerintah Kabupaten dan Propinsi dalam menyediakan dana pendamping, terutama dalam bentuk pembiayaan program pendamping. Data yang diterima oleh PPMU diolah dalam pertemuan perencanaan program tingkat propinsi sebelum pertemuan Rakorbang Propinsi, adapun hasil pertemuan oleh PPMU disampaikan kepada Tim Teknis Propinsi (TTP) untuk disampaikan kepada TKP untuk dibahas dalam pertemuan Rakorbang Propinsi. Untuk itu data perencanaan yang akan dibahas berasal dari Rakorbang Kabupaten dan TKP. Hal yang sama dilakukan CPMU dengan mengolah dan menganalisis seluruh hasil pertemuan perencanaan program dari masing-masing Kabupaten, Propinsi dan Unit terkait di tingkat Pusat untuk dijadikan usulan Program PAMSIMAS secara keseluruhan kepada Pemerintah Pusat dalam menyediakan dana Program. Sehubungan dengan siklus perencanaan tahunan yang berlaku selama ini, maka jadwal perencanaan dapat diusulkan disesuaikan dengan jadual perencanaan dan pengajuan anggaran. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pertemuan Pra-Rakorbang antara lain: 1. Jumlah biaya program untuk Kabupaten/Propinsi bersangkutan 2. Rincian Kegiatan yang dibiayai PLN 3. Rincian Kegiatan yang dibiayai APBD 4. Rincian Kegiatan yang dibiayai APBN 5. Proporsi pendanaan untuk kegiatan yang memerlukan dana pendamping secara

bergandeng (Proporsional untuk kegiatan yang sama) 6. Volume masing-masing jenis kegiatan serta unit cost-nya.

Page 44: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

3-2

Proses perencanaan jumlah desa dan alokasi dana secara sistematis diilustrasikan sebagaimana gambar 3-5.

Identifikasi Analisis Situasi

RKM I

CLTSPelatihan

Penyiapan TKM

Opsi RKM IIPembahasanPengajuan

RKM II

Pelatihan/Penguatan TKM

Pelatihan Perilaku Higienis

Pembangunan Sarana Sanitasidan Program Kesehatan

* DED * Anggaran * Dana Pendamping

* Usulan DPMU - Anggaran * Input PPMU - Pendamping

- Penguatan TKM- Pelaksanaan RKM

* Usulan PPMU - DIPA Pusat * Usulan DPMU & CPIU - DIPA Propinsi

- DIPA Kab/Kota

DPMU

PPMU

CPMU

KAB/KOTA

PROPINSI

PUSAT

DESA

Gambar 3-5 Penyusunan RKM dan Perencanaan Anggaran sesuai Jumlah Desa

Sasaran (untuk 2008 - dst)

Page 45: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 3-3

3.3.4.1 Kategori Komponen Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses perencanaan antara lain adalah kategori pembiayaan dan komponen program.

a. Kategori Pembiayaan Kategori yang telah disepakati dalam pelaksanaan Program PAMSIMAS yang dibiayai IDA berdasarkan sumber dana dapat dirinci menjadi beberapa kategori, yaitu: 1. Barang, Lokakarya dan Workshop dari Komponen A dan E meliputi antara lain:

Materi Pendidikan, Pekaksanaan Pelatihan, Peralatan Kantor, (100% untuk foreign expenditures, 100% local expenditures / ex-factory dan 80% pembelian lokal)

2. Barang, Lokakarya dan Workshop dari Komponen B meliputi antara lain: Materi

Pendidikan, Peralatan Kantor, (100% untuk foreign expenditures, 100% local expenditures / ex-factory dan 80% pembelian lokal)

3. Kategori Hibah digunakan untuk pembangunan sarana air minum dan sanitasi

(70% dari dana hibah). 4. Kategori Konsultan Services atau Jasa Konsultan untuk pembiayaan Konsultan

Internasional, Konsultan Lokal, Monitoring, Studi, maksimal 40 % dari dana yang diperlukan.

5. Kategori Manajemen Program atau Project Management mencakup antara lain:

biaya perjalanan, pertemuan dan workshops, biaya kantor, dan biaya operasional dan pemeliharaan kantor, termasuk biaya sewa kendaraan (60% dibiayai GOI dan 40% dibiayai Bank Dunia).

Seluruh komponen dan kategori pembiayaan tercantum dalam Financing Agreement (FA) tidak dapat dirubah, oleh sebab itu didalam proses penganggaran dan pencairan dana harus diperhatikan agar kategori dana sharing pembiayaan sesuai kesepakatan. Apabila tidak sesuai (tidak benar) maka sekalipun kegiatan tersebut sudah dilaksanakan, tidak dapat dibayar oleh Bank Dunia.

b. Komponen Program

1. Komponen 1: Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan Kapasitas Kelembagaan, komponen ini akan mendukung proses pemberdayaan pada tingkat masyarakat, kabupaten, dan propinsi. Kegiatan yang dilaksanakan dalam komponen ini akan mendukung dan memfasilitasi pembangunan berbasis masyarakat (CDD) dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola prasarana air minum, sanitasi, peningkatan kesehatan lingkungan, serta meningkatkan kemampuan dan membangun komitmen pemerintah pusat, propinsi dan kabupaten dalam upaya mendukung penguatan sistem dan replikasi program pada daerah lain yang belum menjadi target dari program PAMSIMAS.

Page 46: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 3-4

2. Komponen 2: Peningkatan Perilaku Higienis dan Pelayanan Sanitasi, dilakukan melalui pendekatan MPA dan PHAST (participatory hygiene and sanitation transformation), sehingga sikap higienis menjadi perilaku keseharian di sekolah dan masyarakat, selain itu diharapkan siswa sekolah dapat menyebarkan perilaku kesehatannya kepada keluarga. Sedangkan pendekatan pada elemen masyarakat seperti sanitarian, ibu rumah tangga dan penyuluh masyarakat lainnya, diharapkan dapat merubah system nilai dalam penggunaan air dan kesehatan.

3. Komponen 3: Penyediaan Sarana Air Minum dan Sanitasi Umum, komponen

ini menyediakan pilihan teknis terhadap penyediaan prasarana air minum untuk masyarakat dan sanitasi umum untuk wilayah peri-urban. Setiap pilihan prasarana sudah dijelaskan aspek keuntungan dan kerugiannya. Masyarakat yang sudah diberdayakan, dapat menentukan jenis prasarana, melaksanakan perencanaan dan pembangunan fisik, serta dapat mengelola operasional dan pemeliharaan prasarana yang akan dibangun.

4. Komponen 4: Hibah Pengembangan Sosial-Ekonomi Lokal, menyediakan

insentif melalui dua jalur hibah, yaitu (i) jalur hibah kepada pemerintah kabupaten/kota; (ii) jalur hibah kepada masyarakat. Hibah diberikan kepada pemerintah daerah yang mampu melaksanakan replikasi program dengan baik, dan kepada masyarakat dalam upaya meningkatkan ekonomi lokal kepada desa yang mampu melaksanakan program dengan baik, meningkatkan kondisi lingkungan yang sehat, dan memobilisasi masyarakat dengan baik untuk meningkatan akses terhadap air bersih dan sanitasi lingkungan sesuai dengan proposal yang diajukan.

5. Komponen 5: Dukungan Pelaksanaan dan Manajemen Program, dengan

menyediakan dukungan teknis pelaksanaan program komponen 1,2,3 dan memberikan dukungan teknis kepada unit pelaksana (implementation agency). Dukungan teknis terdiri dari (i) dukungan teknis untuk kegiatan pelatihan sektoral, peningkatan kelembagaan, kesehatan, sanitasi, dan air minum pada tingkat desa, kabupaten/kota, propinsi dan tingkat pusat; (ii) Monitoring pengelolaan program dan kualitas pelaksanaan, monitoring-evaluasi finansial dan teknis serta laporan setiap komponen program; (iii) evaluasi dari outcomes program.

3.3.4.2 Hubungan Komponen dan Kategori Dalam upaya memudahkan dalam perencanaan dan pengelolaan pengganggaran, perlu dipahami hubungan antara komponen dan kategori. Komponen adalah kelompok kegiatan yang mempunyai sifat dan tujuan yang sama. Pembiayaan dari satu atau beberapa kegiatan dalam setiap komponen program dibedakan dalam kategori pembiayaan sesuai sifat kegiatannya. Untuk memasukkan rincian kegiatan tersebut ke dalam dokumen anggaran tahunan, pencantumannya menggunakan kode yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Anggaran.

Page 47: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 5 3-5

Gambar 3-6. Korelasi Component/Category dan Expenditure Account dengan Klasifikasi Anggaran

Kategori

No. Uraian

Presen tase (%)

Kode Kegiatan

Kode Sub

Kegiatan

Kode Satker

Expenditure Account

I. Community Empowerment and Local Institutional Development 1. Implementation of CDD processess at community level A. Road show

- Printing materials for roadshows 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% G_SH_A_EA

- Conduct roadshows to province

district, Sub district 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% OC_A_EA

B. Community Facilitator Training

- Conduct workshops and TOT for training providers for preparation of CFT Training 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

1 G_SH_A_EA

- Printing of CF training materials, books and manuals

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Annual upgrade CFT training (including providing Modules / Manual) at provincial level 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of 100% TW_A_EA

Page 48: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 6 3-6

the Project

C. Guidelines for Community empowerment

- Printing of Informed Choice Catalog of Water Supply and peri-urban Sanitation facilities 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% G_SH_A_EA

2873 0474

- Printing of guidelines and supporting materials for sustainability monitoring 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% NBF_A_EA

D. TOT and reviews of training for community facilitation and institutional strengthening

- Conduct TOT for training providers for sustainability monitoring including Multi Stakeholder Assessment 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

- Conduct TOT for training providers for sustainability monitoring including Multi Stakeholder Assessment /a 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% NBF_A_EA

- Training for provincial consultant/GOI staff in sustainability monitoring

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

- Training for provincial consultant/GOI staff in sustainability monitoring /b

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% NBF_A_EA

Page 49: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 7 3-7

E. Conduct MPA stakeholder assessments at district level to assess performance in local government - service delivery using CDD approach 4 40% OC_A_EA F. Strengthening implementation at village level DIST_NBF_A_EA

- MPA/PHAST implementation and CAP preparation 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

DIST_NBF_A_EA

- Support establishment of Village Implementation Teams 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

DIST_NBF_A_EA

- Support Village level training pre implementation 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

- Support Village level training for implementation and post construction 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% DIST_NBF_A_EA

G. Conduct WSS Village Management Groups competitions 0% NBF_A_EA H. Post construction pilot activities (10 districts) --> Workshop / meeting - Districts TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Districts /c DIST_NBF_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of 100%

Page 50: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 8 3-8

the Project

- Provinces TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Provinces /d NBF_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

--> Workshop / meeting I. Facilitate water management group forums 0% NBF_A_EA J. Sosialisasi Pamsimas NBF_A_EA

- Sosialisasi PAMSIMAS kepada Pemda 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

NBF_A_EA

- Sosialisasi PAMSIMAS kepada DPRD 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

2.

Development of mechanisms and capacities of provincial, district and sub-distric institutions for quality programs

A. Orientation for MPA/PHAST and Sustainable WSS 2873 0012 TW_A_EA

- To Provinces 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

0012 TW_A_EA

- To districts 1

Goods, workshops and training 100%

Page 51: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 9 3-9

under Parts A and E of the Project

B. Guidelines and workshops for Strengthening Capacity for Program Management

- Workshops for government personnel to enhance quality of project management,

planning, financial management, monitoring and reporting

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

100%

TW_A_EA

- Workshops for government personnel to enhance quality of project management,

planning, financial management, monitoring and reporting

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

0%

NBF_A_EA

- Institutional Strengthening for establishment and used for sustainability monitoring -->

on the job training, management training, workshops

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

100%

TW_A_EA

- Institutional Strengthening for establishment and used for sustainability monitoring -->

on the job training, management training, workshops

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

0%

NBF_A_EA

Capacity for Program Management C. Incremental budget for program evaluation NBF_A_EA - Incremental budget for M&E at district level 3 Grants 0% NBF_A_EA - Incremental budget for M&E at provincial level 3 Grants 0%

3.

Development of mechanisms and capacities of provincial and distric institutions for scaling up and mainstreaming community driven WSS

A. Strengthening Capacity for Scaling Up and Mainstreaming

- Action Planning workshops for institutionalisation plan at provincial 1 Goods, 100% TW_A_EA

Page 52: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 10 3-10

and district level workshops and training under Parts A and E of the Project

- Development and review of scaling up NBF_A_EA

strategy meeting 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

B. Developing PERDA for WSS OC_A_EA

- Review the regulatory framework and planning for scaling up CDD WSS at provincial and district level 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

C. Strengthening Public Participation in WSS sector TW_A_EA

- Establish and train multi stakeholder groups at district level for scaling up 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

NBF_A_EA

- Establish and train multi stakeholder groups at district level for scaling up 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

TW_A_EA

- Training local service providers for facilitator training 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

NBF_A_EA

- Training local service providers for facilitator training 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

Page 53: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 11 3-11

D. Advocacy to Executive and Legislative G_SH_A_EA

- Printing for advocacy kits of Institutional Strengthening for executive and legislative 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Conduct workshops at provincial level for executive and legislatives TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Conduct workshops at provincial level for executive and legislatives TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

II. Improving Hygiene and Sanitation Behavior and Services 1. Total Sanitation Program

A.

Advocacy and Workshop for CLTS for local opinion and decision makers 2873

0728 NBF_B_EA

- Provincial Workshops 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 0728 NBF_B_EA

- Conduct workshops at district level for CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% NBF_B_EA

- Conduct workshops at district level for CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

Page 54: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 12 3-12

B. CLTS Manual

2873 0474 G_SH_B_EA

- Printing and Distributing of CLTS Manual 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% 0728 TW_B_EA

- National workshop on CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

C. Training of CLTS

0474 TW_B_EA

- Printing and distribution for training manual on CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

TW_B_EA

- TOT for training providers for CLTS including Multi Stakeholder Assessment at central level 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% 0012 TW_B_EA

- Training for provincial and district staff in CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% NBF_A_EA

- Training for provincial and district staff in CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

TW_B_EA

- Master of Training for CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under 100%

Page 55: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 13 3-13

Part B of the Project

0012 TW_B_EA

- Resources Person for District Training 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% 0012 TW_B_EA

- Training of CLTS for sub district/village team / social intermadiaries 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

D. Informed Choice Catalog of Sanitation Options

0474 G_SH_B_EA

- Printing and distributing of Informed Choice Catalog of Sanitation Options manual 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

E. Province Spesific Sanitation options catalogue

0474 TW_B_EA

- Printing and distribution for spesific sanitation option catalogue 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% 0728 TW_B_EA

- Province Workshops of Spesific sanitation options and CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

F. Learning and cross sharing experience for community

NBF_B_EA

- Learning and cross sharing experience for community 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

Page 56: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 14 3-14

NBF_B_EA

- Learning and cross sharing experience for community 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

G. Monitoring and evaluation of village implementation 0657 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

H. Implementing village facilitation process

---> workshops TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% I. Implementing village facilitation process 0728 ---> workshops NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

J. Water Quality Surveillance

1. Water Quality laboratory --> pemeriksaan 3 kali selama 5 tahun untuk 10 tempat per desa Inspeksi sanitasi --> surveillance 2873 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% Pemeriksaan air secara bakteriologis 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

Page 57: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 15 3-15

Pemeriksaan air kimia 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 3 kali selama 5 tahun untuk 10 tempat per desa 2. Quality Assurance NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 3. Water Test Kit for sanitarian /a 0285 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 2. Sanitation and Hygiene Marketing Program A. Sanitation market, costumer and supplier research assessment - Conduct studies of market, consumer and supplier 0620 STUDY_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

- Printing and distribution for research studies on Sanitation & Hygiene Marketing Guidelines 0474 G_SH_B_EA

and prototypal design

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

100%

0728

- Conduct workshops at central level TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Materials production to support marketing G_SH_B_EA 2

Goods, workshop, 100%

Page 58: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 16 3-16

training and studies under Part B of the

Project - Materials production to support marketing NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% B. Sanitation awareness and hygiene promotion campaigns - Printing and distribution for health promotion manual 0474 G_SH_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshops for marketing approach & HP 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Clinic Sanitation manual Printing & distributing 0474 G_SH_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Capacity building 0012 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Monitoring VILLAGE for sanitarian 0657 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Promotion Hygiene and Sanitation 2 Goods, 0% 0065 NBF_B_EA

Page 59: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 17 3-17

workshop, training and

studies under Part B of the

Project - Village CLTS activities 0012 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Public awareness and Demand Creation Campaign OC_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% C. Supply chain and bussiness development - Printing and distribution for supply chain

bussiness development (catalog) 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% G_SH_B_EA

- Supply Chain Building Activities (producing local options catalogue, training and accreditation OC_B_EA

of local masons, etc)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

100%

- Supply Chain Building Activities (producing local options catalogue, training and accreditation NBF_B_EA

of local masons, etc)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

0%

- Promotional events bringing supplier

together with consumer 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% TW_B_EA D.

Orientation MPA/PHAST related to Hygiene and sanitation marketing program

Page 60: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 18 3-18

- Training of Trainer MPA/PHAST 2873 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Master of Trainer MPA/PHAST 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Resouces person for sanitation marketing program TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training MPA/PHAST at Provincial level 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training MPA/PHAST at Provincial level NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Training MPA/PHAST at district level 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training MPA/PHAST at district level 0012 DIST_NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% E. Advocacy and Workshop - Advocacy workshops at provincial level 2 Goods, 0% 0728 NBF_B_EA

Page 61: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 19 3-19

for marketing approach

workshop, training and

studies under Part B of the

Project - Advocacy orientation at district level 0012 NBF_B_EA

for marketing approach 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% F. Sanitation Clinic - National workshop 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Provincial workshops 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - District workshops 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 3. School Hygiene and Sanitation Program A. Developing Inserting Curricula - Developing School Hygiene/Health Curricula --> workshop at central level 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Provincial Workshops for school program 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under 100%

Page 62: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 20 3-20

Part B of the Project

- Provincial Workshops for school program 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - District workshop for inserting curricula 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Developing School Hygiene/Health TW_B_EA

Manual --> workshop at central level 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% B. Training for Teacher and Children - Printing and distribution for training G_SH_B_EA

manual for teacher and children 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - TOT of Teacher training 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for teachers 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for teachers NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the 0%

Page 63: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 21 3-21

Project

- Training for teachers at district level 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for teachers at district level DIST_NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Awareness campaign for school communities TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% C. Monitoring and Supervision of School Program - Training for Monitoring 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for Monitoring NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Surveillance annual 2639 OC_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshop TNA and Training Plan TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

Page 64: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 22 3-22

- Workshop TNA and Training Plan NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - National workshop to review and evaluate

school program 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% TW_B_EA - Supervision /a 0967 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Supervision /b NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 4. Strengthening Local Sanitation and Hygiene Units

A.

Strengthening of provincial and district unit responsible for environment health and hygiene promotion (including developing guidelines)

- Training and Capacity Building Workshops 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training and Capacity Building Workshops 0012 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Design Impact workshops TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and 100%

Page 65: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 23 3-23

studies under Part B of the

Project - Workshop for monitoring and MDG Targets TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshop for monitoring and MDG Targets NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Training for District Staff (sanitarian, pustu, bidan desa for sanitation and hygiene program TW_B_EA

performance and access)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

100%

- Training for District Staff (sanitarian, pustu, bidan desa for sanitation and hygiene program NBF_B_EA

performance and access)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

0%

B.

Developing guidelines for monitoring program performance and target towards environment health and hygiene

- Baseline and impact related to environment OC_B_EA

health and hygiene 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Baseline and impact related to environment NBF_B_EA

health and hygiene 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Surveilance annual for waterborne diseases 2 Goods, 0% 2873 2639 NBF_B_EA

Page 66: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 24 3-24

workshop, training and

studies under Part B of the

Project - Surveilance annual for waterborne diseases NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% C.

Developing design for monitoring impact of sanitation hygiene intervention

- Cross learning at district level /a OC_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Monitoring for hygiene behavior change OC_B_EA

and sanitation access 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Monitoring for hygiene behavior change NBF_B_EA

and sanitation access 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% III. Water Supply and Public Sanitation Infrastructure 1. Water Supply and Per-Urban Sanitation Infrastructure A. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 100% CBG_EA Facilities as Grant to the villages - Provinsi Sumatera Barat Pamsimas Kota Pariaman 100% 448364 Pamsimas Kota Sawahlunto 100% 448370 Pamsimas Kota Payakumbuh 100% 448389 Pamsimas Kabupaten Dharmasraya 100% 448395

Page 67: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 25 3-25

Pamsimas Kabupaten Pasaman Barat 100% 448409 Pamsimas Kabupaten Agam 100% 448415 Pamsimas Kabupaten Tanah Datar 100% 448421 Pamsimas Kabupaten Lima Puluh Kota 100% 448430 Pamsimas Kabupaten Padang Pariaman 100% 448446 Pamsimas Kota Padang 100% 448452 Pamsimas Kabupaten Solok Selatan 100% 448461 Pamsimas Kabupaten Solok 100% 448477 Pamsimas Kabupaten Pasaman 100% 448483 Pamsimas Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung 100% 448492 - Provinsi Riau Pamsimas Kabupaten Kampar 100% 448503 Pamsimas Kabupaten Rokan Hulu 100% 448512 Pamsimas Kabupaten Indragiri Hulu 100% 448528 Pamsimas Kabupaten Indragiri Hilir 100% 448534 Pamsimas Kabupaten Kuantan Singingi 100% 448540 Pamsimas Kabupaten Bengkalis 100% 448559 - Provinsi Sumatera Selatan Pamsimas Kabupaten OKU Timur 100% 448565 Pamsimas Kabupaten Musi Rawas 100% 448571 Pamsimas Kabupaten OKI 100% 448580 Pamsimas Kabupaten OKU Selatan 100% 448596 Pamsimas Kabupaten Musi Banyuasin 100% 448600 Pamsimas Kabupaten Lahat 100% 448616 Pamsimas Kabupaten Muara Enim 100% 448622 Pamsimas Kabupaten Ogan Ilir 100% 448631 - Provinsi Banten Pamsimas Kabupaten Serang 100% 448647 Pamsimas Kabupaten Lebak 100% 448653 - Provinsi Jawa Barat Pamsimas Kabupaten Tasik Malaya 100% 448662 Pamsimas Kabupaten Sumedang 100% 448678 Pamsimas Kabupaten Garut 100% 448684 Pamsimas Kabupaten Subang 100% 448690 Pamsimas Kabupaten Kuningan 100% 448704

Page 68: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 26 3-26

- Provinsi Jawa Tengah Pamsimas Kota Pekalongan 100% 448710 Pamsimas Kabupaten Kudus 100% 448729 Pamsimas Kota Tegal 100% 448735 Pamsimas Kota Semarang 100% 448741 Pamsimas Kabupaten Pekalongan 100% 448750 Pamsimas Kabupaten Kebumen 100% 448766 Pamsimas Kabupaten Batang 100% 448772 Pamsimas Kabupaten Purbalingga 100% 448781 Pamsimas Kabupaten Brebes 100% 448797 Pamsimas Kabupaten Pemalang 100% 448801 Pamsimas Kabupaten Cilacap 100% 448817 Pamsimas Kabupaten Wonosobo 100% 448823 Pamsimas Kabupaten Klaten 100% 448832 Pamsimas Kabupaten Banyumas 100% 448848 Pamsimas Kabupaten Sragen 100% 448854 Pamsimas Kabupaten Banjarnegara 100% 448860 Pamsimas Kabupaten Boyolali 100% 448879 Pamsimas Kabupaten Kendal 100% 448885 Pamsimas Kabupaten Wonogiri 100% 448891 Pamsimas Kabupaten Purworejo 100% 448905 Pamsimas Kabupaten Magelang 100% 448911 Pamsimas Kabupaten Tegal 100% 488920 Pamsimas Kabupaten Temanggung 100% 448936 Pamsimas Kabupaten Rembang 100% 448942 Pamsimas Kabupaten Blora 100% 448951 Pamsimas Kabupaten Pati 100% 448967 Pamsimas Kabupaten Sukoharjo 100% 448973 Pamsimas Kabupaten Grobogan 100% 448982 Pamsimas Kabupaten Demak 100% 449002 Pamsimas Kabupaten Karanganyar 100% 449018 Pamsimas Kabupaten Semarang 100% 449024 - Provinsi Kalimantan Selatan Pamsimas Kabupaten Barito Kuala 100% 449030 Pamsimas Kabupaten Hulu Sungai Utara 100% 449049

Page 69: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 27 3-27

Pamsimas Kabupaten Hulu Sungai Selatan 100% 449055 Pamsimas Kabupaten Balangan 100% 449061 Pamsimas Kabupaten Tanah Laut 100% 449070 Pamsimas Kabupaten Kota Baru 100% 449086 Pamsimas Kabupaten Tanah Bumbu 100% 449092 Pamsimas Kabupaten Banjar 100% 449106 - Provinsi Nusa Tenggara Timur Pamsimas Kabupaten Alor 100% 449112 Pamsimas Kabupaten Sumba Barat 100% 449121 Pamsimas Kabupaten Timor Tengah Sel. 100% 449137 Pamsimas Kabupaten Lembata 100% 449112 Pamsimas Kabupaten Manggarai Barat 100% 449152 Pamsimas Kabupaten Manggarai 100% 449168 Pamsimas Kabupaten Sikka 100% 449174 Pamsimas Kabupaten Rote Ndao 100% 449180 Pamsimas Kabupaten Timor Tengah Utara 100% 449199 Pamsimas Kabupaten Kupang 100% 449200 Pamsimas Kota Kupang 100% 449219 - Provinsi Sulawesi Barat Pamsimas Kabupaten Mamuju 100% 449225 Pamsimas Kabupaten Majene 100% 449231 Pamsimas Kabupaten Mamuju Utara 100% 449240 - Provinsi Sulawesi Tengah Pamsimas Kabupaten Donggala 100% 449256 Pamsimas Kabupaten Tojo Una - Una 100% 449262 Pamsimas Kabupaten Poso 100% 449271 Pamsimas Kabupaten Buol 100% 449287 Pamsimas Kabupaten Morowali 100% 449293 Pamsimas Kabupaten Banggai Kepulauan 100% 449307 Pamsimas Kabupaten Parigi Moutong 100% 449313 - Provinsi Sulawesi Selatan Pamsimas Kota Makassar 100% 448998 Pamsimas Kota Palopo 100% 449322 Pamsimas Kabupaten Pinrang 100% 449338 Pamsimas Kabupaten Bulukumba 100% 449344

Page 70: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 28 3-28

Pamsimas Kabupaten Wajo 100% 449350 Pamsimas Kabupaten Gowa 100% 449369 Pamsimas Kabupaten Tana Toraja 100% 449375 Pamsimas Kabupaten Sidrap 100% 449381 - Provinsi Gorontalo Pamsimas Kabupaten Pohuwato 100% 449390 Pamsimas Kabupaten Gorontalo 100% 449401 Pamsimas Kabupaten Boalemo 100% 449410 - Provinsi Maluku Pamsimas Kabupaten Maluku Tengah 100% 449426 - Provinsi Maluku Utara Pamsimas Kabupaten Halmahera Barat 100% 449432 Pamsimas Kabupaten Tidore Kepulauan 100% 449441 - Provinsi Irian Jaya Barat Pamsimas Kabupaten Manokwari 449390 B. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 0% - CBG_EA - Facilities as Grant to the villages by APBN (49)

C. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 0% Satker daerah CBG_APBD_EA

- contribution (10%) funded by Local Government

D. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 0% Satker daerah CBG_APBD_EA

- Facilities funded by Local Government

E. Providing Facilitation Services for Water Supply and Peri-urban 3 Grants 0% Satker daerah CBG_APBD_EA

- Sanitation Facilities funded by Local Government F. Community matching Grants: 20% of BG financed 3 Grants 0% Community COM_CONT_EA - by the Loan --> 4% cash and 16% inkind G. Community matching Grants: 20% of BG financed by the 3 Grants 0% Community COM_CONT_EA - Local Government --> 4% cash and 16% inkind IV. District and Village Incentives Grants 1. Innovation Grants for districts A. Socio-economic Development Grant to Villages 3 Grants 0% INNO_GRANTS_DIS_EA 2. Innovation Grants for villages

Page 71: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 29 3-29

A. Socio-economic Development Grant to Villages 3 Grants 0% INNO_GRANTS_VIL_EA V. Implementation Support and Project Management 1. Central Project Management A. National advisory Consultant to the CPMU 40% 466162 CS_E_QCBS_EA B. Technical Assisstance for strengthening MOHA activities - Individual consultant for SWAP preparation 40% NAT_IDV_CON - Idv consultant for Procurement specialist / FMS 40% NAT_IDV_CON - Notary 40% NAT_IDV_CON - Conduct CFT training at provincial level (5 packages) 40% CS_E_QCBS_EA - Conduct New CFT training at provincial level (5 packages) 40% CQ_E_EA 40% STUDIES_EA

- Conduct MPA Stakeholder policy level assessments at provinical level (3rd party)

C.

TA for sanitation market, consumer and supplier research assessment and sanitation awareness and hygiene promotion campaign

- Conduct studies of market, consumer and supplier 40% STUDIES_EA 40% CS_E_QCBS_EA

- Material (printed and electronic media) Audio Visual Development for Health Promotion Program

D. Project management budget for CPMU 0% 466162 NBF_E_EA 2. Provincial and District Management

A. Provincial and District Management Advisory Consultant to the PPMUs and DPMUs

1. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 1 494993 2. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 2 495044 3. Provincial and District Management Advisory 40% 495163 CS_PRV_DIS_E_EA

Page 72: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

C:\upload\1. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan PAMSIMAS\Bab 3 revised after Sosialisasi.doc 30 3-30

Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 3 4. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 4 496055 5. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 5 495596 6. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 6 495684 7. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 7 495967 8. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 8 496752 9. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 9 496174 10. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 10 496240 11. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 11 496582 B. 0% NBF_E_EA

Project management budget for PPMU (15 Propinsi)

C. 0% DIST_NBF_E_EA

Project management budget for DPMU (110 kabupaten/kota)

3. Independent Project Monitoring and Evaluation A. Baseline survey 40% CS_E_QCBS_EA B. Consultant for Independent Project Evaluation 40% CS_E_QCBS_EA C. Independent technical audit 40% CS_E_QCBS_EA

Page 73: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-1

BAB 4 PENDANAAN 4.1. Organisasi Kerja

4.1.1 Satuan Kerja PAMSIMAS Pusat Satuan kerja PAMSIMAS di tingkat pusat terdiri dari 3 satuan kerja, yaitu : (i) Satuan Kerja PAMSIMAS di Departemen Pekerjaan Umum : Satker Dir. Bina

Program (ii) Satuan Kerja PAMSIMAS di Departemen Kesehatan : Satker Dir. Penyehatan

Lingkungan (iii) Satuan Kerja PAMSIMAS di Departemen Dalam Negeri : Ditjen PMD : Satker Setditjen PMD.

Ditjen Bangda : Satker Setditjen Bangda. Organisasi Satuan Kerja PAMSIMAS terdiri dari:

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM (PPP/PSPM) Bendahara

Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Kasatker PAMSIMAS selaku pelaksana dan penangggung jawab DIPA PAMSIMAS pada masing masing Direktorat Jenderal diangkat oleh Menteri . Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Pejabat Eselon II/III dari masing-masing Ditjen terkait yang ditunjuk oleh Menteri dari masing masing Ditjen Pelaksana PAMSIMAS, dan diberi kewenangan untuk menandatangani kontrak/SPK yang bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari kontrak/SPK tersebut dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran. Pejabat Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM Pejabat Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM adalah Kabag Keuangan dari masing-masing Setditjen instansi pelaksana yang ditunjuk oleh Menteri Departemen terkait dan diberi kewenangan untuk melakukan pengujian atas Surat Permintaan Pembayaran (SPP) dan menyetujui/menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM) dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran. Bendahara Bendahara adalah Staf pada masing-masing Ditjen Implementing Agency yang ditunjuk oleh Menteri Departemen terkait dan diberi kewenangan untuk mengelola uang

Page 74: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-2

persediaan Satuan Kerja Sementara dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna.

4.1.2 Satuan Kerja PAMSIMAS Propinsi Satuan kerja di tingkat propinsi di Lingkungan Pekerjaan Umum. Organisasi Satuan Kerja PAMSIMAS Propinsi terdiri dari:

• Kepala Satuan Kerja (Kasatker) • Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) • Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM (PPP/PSPM) • Bendahara

Kepala Satuan Kerja PAMSIMAS Propinsi Kepala Satuan Kerja PAMSIMAS Propinsi, yang juga sebagai Ketua PPMU berkewajiban sebagai kuasa pengguna anggaran. Satuan Kerja Propinsi adalah pejabat pengelola anggaran PAMSIMAS, yang merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk Gubernur, dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA dan bertanggung jawab kepada Gubernur selaku Kasatker Propinsi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Perangkat Daerah ditingkat Propinsi yang ditunjuk oleh Gubernur sesuai dengan KPA yang ditunjuk, dan diberi kewenangan untuk menandatangani kontrak/SPK yang bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari kontrak/SPK tersebut dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran. Sedangkan untuk tugas dan tanggung jawab Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, dan Bendahara dapat dilihat pada penjabaran tugas satuan kerja pusat.

4.1.3 Satuan Kerja PAMSIMAS Kabupaten/Kota Satuan kerja PAMSIMAS di tingkat kabupaten/kota berada di Lingkungan Pekerjaan Umum. Organisasi Satuan Kerja PAMSIMAS Kabupaten/Kota terdiri dari:

• Kepala Satuan Kerja (Kasatker) • Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) • Penguji Pembebanan dan Pejabat Penandatangan SPM (PPP/PSPM) • Bendahara

Kepala Satuan Kerja PAMSIMAS Kabupaten/Kota Selaku Kepala Satuan Kerja PAMSIMAS Kabupaten/Kota, Ketua DPMU berkewajiban sebagai kuasa pengguna anggaran. Satuan Kerja Kabupaten/Kota adalah pejabat pengelola anggaran PAMSIMAS, yang merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) yang ditunjuk Kepala Daerah Kabupaten/Kota, yang diutamakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum/Sepadannya, dan diberi kewenangan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan sesuai dengan Rencana Kerja dan Anggaran yang telah ditetapkan dalam DIPA dan bertanggung jawab kepada Pelaksana Program.

Page 75: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-3

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah Perangkat Daerah ditingkat Kabupaten/Kota yang ditunjuk oleh Menteri Pekerjaan Umum, dan diberi kewenangan untuk menandatangani kontrak/SPK yang bertanggung jawab atas kebenaran material dan akibat yang timbul dari kontrak/SPK tersebut dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Kerja Sementara/Kuasa Pengguna Anggaran. Di tingkat Propinsi PPK terdiri dari: (i) PPK Penguatan Kelembagaan; (ii) PPK Pemberdayaan Masyarakat; (iii) PPK Bantuan Pembangunan Prasarana; (iv) PPK Manajemen Proyek. Sedangkan untuk tugas dan tanggung jawab Pejabat Penguji/Penandatangan SPM, dan Bendahara dapat mengacu pada penjabaran tugas satuan kerja pusat

Page 76: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-4

Korelasi Component/Category dan Expenditure Account dengan Klasifikasi Anggaran

Kategori

No. Uraian

Presen tase (%)

Kode Kegiatan

Kode Sub

Kegiatan

Kode Satker

Expenditure Account

I. Community Empowerment and Local Institutional Development 1. Implementation of CDD processess at community level A. Road show

- Printing materials for roadshows 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% G_SH_A_EA

- Conduct roadshows to province

district, Sub district 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% OC_A_EA

B. Community Facilitator Training

- Conduct workshops and TOT for training providers for preparation of CFT Training 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

1 G_SH_A_EA

- Printing of CF training materials, books and manuals

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Annual upgrade CFT training (including providing Modules / Manual) at provincial level 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

Page 77: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-5

C. Guidelines for Community empowerment

- Printing of Informed Choice Catalog of Water Supply and peri-urban Sanitation facilities 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% G_SH_A_EA

2873 0474

- Printing of guidelines and supporting materials for sustainability monitoring 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% NBF_A_EA

D. TOT and reviews of training for community facilitation and institutional strengthening

- Conduct TOT for training providers for sustainability monitoring including Multi Stakeholder Assessment 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

- Conduct TOT for training providers for sustainability monitoring including Multi Stakeholder Assessment /a 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% NBF_A_EA

- Training for provincial consultant/GOI staff in sustainability monitoring

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100% TW_A_EA

- Training for provincial consultant/GOI staff in sustainability monitoring /b

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% NBF_A_EA

E. Conduct MPA stakeholder assessments at district level to assess performance in local government - service delivery using CDD approach 4 40% OC_A_EA F. Strengthening implementation at village level

Page 78: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-6

DIST_NBF_A_EA

- MPA/PHAST implementation and CAP preparation 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

DIST_NBF_A_EA

- Support establishment of Village Implementation Teams 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

DIST_NBF_A_EA

- Support Village level training pre implementation 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

- Support Village level training for implementation and post construction 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0% DIST_NBF_A_EA

G. Conduct WSS Village Management Groups competitions 0% NBF_A_EA H. Post construction pilot activities (10 districts) --> Workshop / meeting

- Districts TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Districts /c DIST_NBF_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Provinces TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of 100%

Page 79: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-7

the Project

- Provinces /d NBF_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

--> Workshop / meeting I. Facilitate water management group forums 0% NBF_A_EA J. Sosialisasi Pamsimas NBF_A_EA

- Sosialisasi PAMSIMAS kepada Pemda 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

NBF_A_EA

- Sosialisasi PAMSIMAS kepada DPRD 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

2.

Development of mechanisms and capacities of provincial, district and sub-distric institutions for quality programs

A. Orientation for MPA/PHAST and Sustainable WSS 2873 0012 TW_A_EA

- To Provinces 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

0012 TW_A_EA

- To districts 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

B. Guidelines and workshops for Strengthening Capacity for Program Management - Workshops for government personnel to 1 Goods, 100% TW_A_EA

Page 80: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-8

enhance quality of project management,

planning, financial management, monitoring and reporting

workshops and training under Parts A and E of the Project

- Workshops for government personnel to enhance quality of project management,

planning, financial management, monitoring and reporting

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

0%

NBF_A_EA

- Institutional Strengthening for establishment and used for sustainability monitoring -->

on the job training, management training, workshops

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

100%

TW_A_EA

- Institutional Strengthening for establishment and used for sustainability monitoring -->

on the job training, management training, workshops

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

0%

NBF_A_EA

Capacity for Program Management C. Incremental budget for program evaluation NBF_A_EA - Incremental budget for M&E at district level 3 Grants 0% NBF_A_EA - Incremental budget for M&E at provincial level 3 Grants 0%

3.

Development of mechanisms and capacities of provincial and distric institutions for scaling up and mainstreaming community driven WSS

A. Strengthening Capacity for Scaling Up and Mainstreaming TW_A_EA

- Action Planning workshops for institutionalisation plan at provincial and district level 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Development and review of scaling up NBF_A_EA strategy meeting 1

Goods, workshops 0%

Page 81: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-9

and training under Parts A and E of the Project

B. Developing PERDA for WSS OC_A_EA

- Review the regulatory framework and planning for scaling up CDD WSS at provincial and district level 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project

C. Strengthening Public Participation in WSS sector TW_A_EA

- Establish and train multi stakeholder groups at district level for scaling up 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

NBF_A_EA

- Establish and train multi stakeholder groups at district level for scaling up 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

TW_A_EA

- Training local service providers for facilitator training 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

NBF_A_EA

- Training local service providers for facilitator training 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 0%

D. Advocacy to Executive and Legislative G_SH_A_EA

- Printing for advocacy kits of Institutional Strengthening for executive and legislative 1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

- Conduct workshops at provincial level for executive and legislatives 1 Goods, 100% TW_A_EA

Page 82: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-10

workshops and training under Parts A and E of the Project

- Conduct workshops at provincial level for executive and legislatives TW_A_EA

1

Goods, workshops and training under Parts A and E of the Project 100%

II. Improving Hygiene and Sanitation Behavior and Services 1. Total Sanitation Program

A.

Advocacy and Workshop for CLTS for local opinion and decision makers 2873

0728 NBF_B_EA

- Provincial Workshops 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

0728 NBF_B_EA

- Conduct workshops at district level for CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% NBF_B_EA

- Conduct workshops at district level for CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

B. CLTS Manual

2873 0474 G_SH_B_EA

- Printing and Distributing of CLTS Manual 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

- National workshop on CLTS 2 Goods, 100% 0728 TW_B_EA

Page 83: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-11

workshop, training and

studies under Part B of the

Project

C. Training of CLTS

0474 TW_B_EA

- Printing and distribution for training manual on CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% TW_B_EA

- TOT for training providers for CLTS including Multi Stakeholder Assessment at central level 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

0012 TW_B_EA

- Training for provincial and district staff in CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

NBF_A_EA

- Training for provincial and district staff in CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% TW_B_EA

- Master of Training for CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% 0012 TW_B_EA

- Resources Person for District Training 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

- Training of CLTS for sub district/village team / social intermadiaries 2 Goods, 100% 0012 TW_B_EA

Page 84: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-12

workshop, training and

studies under Part B of the

Project

D. Informed Choice Catalog of Sanitation Options

0474 G_SH_B_EA

- Printing and distributing of Informed Choice Catalog of Sanitation Options manual 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

E. Province Spesific Sanitation options catalogue

0474 TW_B_EA

- Printing and distribution for spesific sanitation option catalogue 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

0728 TW_B_EA

- Province Workshops of Spesific sanitation options and CLTS 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100%

F. Learning and cross sharing experience for community

NBF_B_EA

- Learning and cross sharing experience for community 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% NBF_B_EA

- Learning and cross sharing experience for community 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

G. Monitoring and evaluation of village implementation 0657 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under 0%

Page 85: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-13

Part B of the Project

H. Implementing village facilitation process

---> workshops TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% I. Implementing village facilitation process 0728 ---> workshops NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0%

J. Water Quality Surveillance

1. Water Quality laboratory --> pemeriksaan 3 kali selama 5 tahun untuk 10 tempat per desa Inspeksi sanitasi --> surveillance 2873 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% Pemeriksaan air secara bakteriologis 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% Pemeriksaan air kimia 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 3 kali selama 5 tahun untuk 10 tempat per desa 2. Quality Assurance NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under 0%

Page 86: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-14

Part B of the Project

3. Water Test Kit for sanitarian /a 0285 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 2. Sanitation and Hygiene Marketing Program A. Sanitation market, costumer and supplier research assessment - Conduct studies of market, consumer and supplier 0620 STUDY_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Printing and distribution for research studies on Sanitation & Hygiene Marketing Guidelines 0474 G_SH_B_EA

and prototypal design

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

100%

0728

- Conduct workshops at central level TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Materials production to support marketing G_SH_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Materials production to support marketing NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% B. Sanitation awareness and hygiene promotion campaigns

Page 87: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-15

- Printing and distribution for health promotion manual 0474 G_SH_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshops for marketing approach & HP 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Clinic Sanitation manual Printing & distributing 0474 G_SH_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Capacity building 0012 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Monitoring VILLAGE for sanitarian 0657 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Promotion Hygiene and Sanitation 0065 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Village CLTS activities 0012 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Public awareness and Demand Creation Campaign OC_B_EA

2

Goods, workshop,

training and 100%

Page 88: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-16

studies under Part B of the

Project C. Supply chain and bussiness development - Printing and distribution for supply chain

bussiness development (catalog) 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% G_SH_B_EA

- Supply Chain Building Activities (producing local options catalogue, training and accreditation OC_B_EA

of local masons, etc)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

100%

- Supply Chain Building Activities (producing local options catalogue, training and accreditation NBF_B_EA

of local masons, etc)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

0%

- Promotional events bringing supplier

together with consumer 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% TW_B_EA D.

Orientation MPA/PHAST related to Hygiene and sanitation marketing program

- Training of Trainer MPA/PHAST 2873 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Master of Trainer MPA/PHAST 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Resouces person for sanitation marketing program TW_B_EA 2

Goods, workshop, 100%

Page 89: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-17

training and studies under Part B of the

Project - Training MPA/PHAST at Provincial level 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training MPA/PHAST at Provincial level NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Training MPA/PHAST at district level 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training MPA/PHAST at district level 0012 DIST_NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% E. Advocacy and Workshop - Advocacy workshops at provincial level 0728 NBF_B_EA

for marketing approach 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Advocacy orientation at district level 0012 NBF_B_EA

for marketing approach 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% F. Sanitation Clinic - National workshop 0728 NBF_B_EA 2

Goods, workshop, 0%

Page 90: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-18

training and studies under Part B of the

Project - Provincial workshops 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - District workshops 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 3. School Hygiene and Sanitation Program A. Developing Inserting Curricula - Developing School Hygiene/Health Curricula --> workshop at central level 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Provincial Workshops for school program 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Provincial Workshops for school program 0728 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - District workshop for inserting curricula 0728 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Developing School Hygiene/Health 2 Goods, 100% TW_B_EA

Page 91: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-19

Manual --> workshop at central level

workshop, training and

studies under Part B of the

Project B. Training for Teacher and Children - Printing and distribution for training G_SH_B_EA

manual for teacher and children 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - TOT of Teacher training 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for teachers 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for teachers NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Training for teachers at district level 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for teachers at district level DIST_NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Awareness campaign for school communities TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and 100%

Page 92: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-20

studies under Part B of the

Project C. Monitoring and Supervision of School Program - Training for Monitoring 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training for Monitoring NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Surveillance annual 2639 OC_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshop TNA and Training Plan TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshop TNA and Training Plan NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - National workshop to review and evaluate

school program 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% TW_B_EA - Supervision /a 0967 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the 100%

Page 93: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-21

Project - Supervision /b NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% 4. Strengthening Local Sanitation and Hygiene Units

A.

Strengthening of provincial and district unit responsible for environment health and hygiene promotion (including developing guidelines)

- Training and Capacity Building Workshops 0012 TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Training and Capacity Building Workshops 0012 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Design Impact workshops TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshop for monitoring and MDG Targets TW_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Workshop for monitoring and MDG Targets NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Training for District Staff (sanitarian, pustu, bidan desa for sanitation and hygiene program

2 Goods, workshop,

100% TW_B_EA

Page 94: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-22

performance and access)

training and studies under Part B of the

Project

- Training for District Staff (sanitarian, pustu, bidan desa for sanitation and hygiene program NBF_B_EA

performance and access)

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project

0%

B.

Developing guidelines for monitoring program performance and target towards environment health and hygiene

- Baseline and impact related to environment OC_B_EA

health and hygiene 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Baseline and impact related to environment NBF_B_EA

health and hygiene 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Surveilance annual for waterborne diseases 2873 2639 NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% - Surveilance annual for waterborne diseases NBF_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% C.

Developing design for monitoring impact of sanitation hygiene intervention

- Cross learning at district level /a OC_B_EA

2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the 100%

Page 95: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-23

Project

- Monitoring for hygiene behavior change OC_B_EA

and sanitation access 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 100% - Monitoring for hygiene behavior change NBF_B_EA

and sanitation access 2

Goods, workshop,

training and studies under Part B of the

Project 0% III. Water Supply and Public Sanitation Infrastructure 1. Water Supply and Per-Urban Sanitation Infrastructure A. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 100% CBG_EA Facilities as Grant to the villages - Provinsi Sumatera Barat Pamsimas Kota Pariaman 100% 448364 Pamsimas Kota Sawahlunto 100% 448370 Pamsimas Kota Payakumbuh 100% 448389 Pamsimas Kabupaten Dharmasraya 100% 448395 Pamsimas Kabupaten Pasaman Barat 100% 448409 Pamsimas Kabupaten Agam 100% 448415 Pamsimas Kabupaten Tanah Datar 100% 448421 Pamsimas Kabupaten Lima Puluh Kota 100% 448430 Pamsimas Kabupaten Padang Pariaman 100% 448446 Pamsimas Kota Padang 100% 448452 Pamsimas Kabupaten Solok Selatan 100% 448461 Pamsimas Kabupaten Solok 100% 448477 Pamsimas Kabupaten Pasaman 100% 448483 Pamsimas Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung 100% 448492 - Provinsi Riau Pamsimas Kabupaten Kampar 100% 448503 Pamsimas Kabupaten Rokan Hulu 100% 448512 Pamsimas Kabupaten Indragiri Hulu 100% 448528 Pamsimas Kabupaten Indragiri Hilir 100% 448534

Page 96: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-24

Pamsimas Kabupaten Kuantan Singingi 100% 448540 Pamsimas Kabupaten Bengkalis 100% 448559 - Provinsi Sumatera Selatan Pamsimas Kabupaten OKU Timur 100% 448565 Pamsimas Kabupaten Musi Rawas 100% 448571 Pamsimas Kabupaten OKI 100% 448580 Pamsimas Kabupaten OKU Selatan 100% 448596 Pamsimas Kabupaten Musi Banyuasin 100% 448600 Pamsimas Kabupaten Lahat 100% 448616 Pamsimas Kabupaten Muara Enim 100% 448622 Pamsimas Kabupaten Ogan Ilir 100% 448631 - Provinsi Banten Pamsimas Kabupaten Serang 100% 448647 Pamsimas Kabupaten Lebak 100% 448653 - Provinsi Jawa Barat Pamsimas Kabupaten Tasik Malaya 100% 448662 Pamsimas Kabupaten Sumedang 100% 448678 Pamsimas Kabupaten Garut 100% 448684 Pamsimas Kabupaten Subang 100% 448690 Pamsimas Kabupaten Kuningan 100% 448704 - Provinsi Jawa Tengah Pamsimas Kota Pekalongan 100% 448710 Pamsimas Kabupaten Kudus 100% 448729 Pamsimas Kota Tegal 100% 448735 Pamsimas Kota Semarang 100% 448741 Pamsimas Kabupaten Pekalongan 100% 448750 Pamsimas Kabupaten Kebumen 100% 448766 Pamsimas Kabupaten Batang 100% 448772 Pamsimas Kabupaten Purbalingga 100% 448781 Pamsimas Kabupaten Brebes 100% 448797 Pamsimas Kabupaten Pemalang 100% 448801 Pamsimas Kabupaten Cilacap 100% 448817 Pamsimas Kabupaten Wonosobo 100% 448823 Pamsimas Kabupaten Klaten 100% 448832 Pamsimas Kabupaten Banyumas 100% 448848

Page 97: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-25

Pamsimas Kabupaten Sragen 100% 448854 Pamsimas Kabupaten Banjarnegara 100% 448860 Pamsimas Kabupaten Boyolali 100% 448879 Pamsimas Kabupaten Kendal 100% 448885 Pamsimas Kabupaten Wonogiri 100% 448891 Pamsimas Kabupaten Purworejo 100% 448905 Pamsimas Kabupaten Magelang 100% 448911 Pamsimas Kabupaten Tegal 100% 488920 Pamsimas Kabupaten Temanggung 100% 448936 Pamsimas Kabupaten Rembang 100% 448942 Pamsimas Kabupaten Blora 100% 448951 Pamsimas Kabupaten Pati 100% 448967 Pamsimas Kabupaten Sukoharjo 100% 448973 Pamsimas Kabupaten Grobogan 100% 448982 Pamsimas Kabupaten Demak 100% 449002 Pamsimas Kabupaten Karanganyar 100% 449018 Pamsimas Kabupaten Semarang 100% 449024 - Provinsi Kalimantan Selatan Pamsimas Kabupaten Barito Kuala 100% 449030 Pamsimas Kabupaten Hulu Sungai Utara 100% 449049 Pamsimas Kabupaten Hulu Sungai Selatan 100% 449055 Pamsimas Kabupaten Balangan 100% 449061 Pamsimas Kabupaten Tanah Laut 100% 449070 Pamsimas Kabupaten Kota Baru 100% 449086 Pamsimas Kabupaten Tanah Bumbu 100% 449092 Pamsimas Kabupaten Banjar 100% 449106 - Provinsi Nusa Tenggara Timur Pamsimas Kabupaten Alor 100% 449112 Pamsimas Kabupaten Sumba Barat 100% 449121 Pamsimas Kabupaten Timor Tengah Sel. 100% 449137 Pamsimas Kabupaten Lembata 100% 449112 Pamsimas Kabupaten Manggarai Barat 100% 449152 Pamsimas Kabupaten Manggarai 100% 449168 Pamsimas Kabupaten Sikka 100% 449174 Pamsimas Kabupaten Rote Ndao 100% 449180

Page 98: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-26

Pamsimas Kabupaten Timor Tengah Utara 100% 449199 Pamsimas Kabupaten Kupang 100% 449200 Pamsimas Kota Kupang 100% 449219 - Provinsi Sulawesi Barat Pamsimas Kabupaten Mamuju 100% 449225 Pamsimas Kabupaten Majene 100% 449231 Pamsimas Kabupaten Mamuju Utara 100% 449240 - Provinsi Sulawesi Tengah Pamsimas Kabupaten Donggala 100% 449256 Pamsimas Kabupaten Tojo Una - Una 100% 449262 Pamsimas Kabupaten Poso 100% 449271 Pamsimas Kabupaten Buol 100% 449287 Pamsimas Kabupaten Morowali 100% 449293 Pamsimas Kabupaten Banggai Kepulauan 100% 449307 Pamsimas Kabupaten Parigi Moutong 100% 449313 - Provinsi Sulawesi Selatan Pamsimas Kota Makassar 100% 448998 Pamsimas Kota Palopo 100% 449322 Pamsimas Kabupaten Pinrang 100% 449338 Pamsimas Kabupaten Bulukumba 100% 449344 Pamsimas Kabupaten Wajo 100% 449350 Pamsimas Kabupaten Gowa 100% 449369 Pamsimas Kabupaten Tana Toraja 100% 449375 Pamsimas Kabupaten Sidrap 100% 449381 - Provinsi Gorontalo Pamsimas Kabupaten Pohuwato 100% 449390 Pamsimas Kabupaten Gorontalo 100% 449401 Pamsimas Kabupaten Boalemo 100% 449410 - Provinsi Maluku Pamsimas Kabupaten Maluku Tengah 100% 449426 - Provinsi Maluku Utara Pamsimas Kabupaten Halmahera Barat 100% 449432 Pamsimas Kabupaten Tidore Kepulauan 100% 449441 - Provinsi Irian Jaya Barat Pamsimas Kabupaten Manokwari 449390 B. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 0% - CBG_EA

Page 99: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-27

- Facilities as Grant to the villages by APBN (49)

C. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 0% Satker daerah CBG_APBD_EA

- contribution (10%) funded by Local Government

D. Providing Water Supply and Peri-urban Sanitation 3 Grants 0% Satker daerah CBG_APBD_EA

- Facilities funded by Local Government

E. Providing Facilitation Services for Water Supply and Peri-urban 3 Grants 0% Satker daerah CBG_APBD_EA

- Sanitation Facilities funded by Local Government F. Community matching Grants: 20% of BG financed 3 Grants 0% Community COM_CONT_EA - by the Loan --> 4% cash and 16% inkind G. Community matching Grants: 20% of BG financed by the 3 Grants 0% Community COM_CONT_EA - Local Government --> 4% cash and 16% inkind IV. District and Village Incentives Grants 1. Innovation Grants for districts A. Socio-economic Development Grant to Villages 3 Grants 0% INNO_GRANTS_DIS_EA 2. Innovation Grants for villages A. Socio-economic Development Grant to Villages 3 Grants 0% INNO_GRANTS_VIL_EA V. Implementation Support and Project Management 1. Central Project Management A. National advisory Consultant to the CPMU 40% 466162 CS_E_QCBS_EA B. Technical Assisstance for strengthening MOHA activities - Individual consultant for SWAP preparation 40% NAT_IDV_CON - Idv consultant for Procurement specialist / FMS 40% NAT_IDV_CON - Notary 40% NAT_IDV_CON - Conduct CFT training at provincial level (5 packages) 40% CS_E_QCBS_EA - Conduct New CFT training at provincial level (5 packages) 40% CQ_E_EA

Page 100: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-28

40% STUDIES_EA

- Conduct MPA Stakeholder policy level assessments at provinical level (3rd party)

C.

TA for sanitation market, consumer and supplier research assessment and sanitation awareness and hygiene promotion campaign

- Conduct studies of market, consumer and supplier 40% STUDIES_EA 40% CS_E_QCBS_EA

- Material (printed and electronic media) Audio Visual Development for Health Promotion Program

D. Project management budget for CPMU 0% 466162 NBF_E_EA 2. Provincial and District Management

A. Provincial and District Management Advisory Consultant to the PPMUs and DPMUs

1. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 1 494993 2. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 2 495044 3. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 3 495163 4. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 4 496055 5. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 5 495596 6. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 6 495684 7. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 7 495967 8. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 8 496752 9. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 9 496174 10. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 10 496240 11. Provincial and District Management Advisory 40% CS_PRV_DIS_E_EA Consultant to the PPMUs and DPMUs Prov 11 496582

Page 101: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-29

B. 0% NBF_E_EA

Project management budget for PPMU (15 Propinsi)

C. 0% DIST_NBF_E_EA

Project management budget for DPMU (110 kabupaten/kota)

3. Independent Project Monitoring and Evaluation A. Baseline survey 40% CS_E_QCBS_EA B. Consultant for Independent Project Evaluation 40% CS_E_QCBS_EA C. Independent technical audit 40% CS_E_QCBS_EA

Page 102: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-30

4.2. Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran 4.2.1. Prosedur Pencairan Dana

Dalam pelaksanaan proyek PAMSIMAS prosedur pencairan dana sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER- 66/PB/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

4.2.2. Pertanggungjawaban

1. KEGIATAN SWAKELOLA – lihat Prosedur Pertanggungjawab an melalui SPP-GU. (halaman 11)

a. Sebagai pertanggungjawaban atas penggunaan UP/TUP yang diterima, Bendahara

Pengeluaran (BP) harus membuat SPJ. b. SPJ disampaikan kepada Kuasa-PA oleh PK/BP setiap bulan secara bertahap

segera setelah selesai pelaksanaan kegiatan.

c. SPJ dibuat rangkap tiga masing-masing untuk KPPN, P-SPM dan BP.

d. Dalam hal nilai bukti pengeluaran/kuitansi sampai dengan di atas Rp. 10.000.000 pembayarannya dengan cara LS diajukan ke KPPN, sedangkan untuk bukti pengeluaran/kuitansi dengan nilai kurang dari Rp. 10.000.000 dapat diperbanyak melalui SP dan bukti aslinya disimpan di BP sebagai arsip.

e. Bukti pengeluaran/kuitansi PLN dengan porsi pembayaran 100% dibuat satu buah,

sedangkan untuk porsi kurang dari 100% dibuat dua buah yaitu satu buah untuk porsi PLN dan satu buah untuk porsi GOI.

f. Kelengkapan dokumen pelaksanaan kegiatan swakelola :

Untuk dibawah 10 juta: 1) Kegiatan pembelian barang/bahan/ATK/foto copy :

(a) Kuitansi (porsi PLN dan porsi GOI) (b) Faktur barang (c) Tanda terima barang (d) Berita acara penerimaan barang (e) Faktur pajak (f) SSP PPN (g) SSP PPh

Untuk diatas 10 juta sampai dengan 50 juta:

(a) Surat Permintaan (b) Surat Penawaran Harga (c ) BA negosiasi dan penawaran harga (d) Usulan penetapan pemenang

Page 103: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-31

(e) Penetapan pemenang (f) Surat Perintah Kerja (g) BA serah terima pekerjaan (h) BA pembayaran

Untuk diatas 50 juta sampai dengan 100 juta: (a) Pakai tiga pembanding

2) Kegiatan perjalanan dinas : (a) Kuitansi (porsi PLN dan porsi GOI) (b) Rincian biaya perjalanan : Transport dan Lumpsum sesuai kebutuhan (c) Surat tugas dari atasan langsung (d) SPPD dari PK (e) Bukti tiket darat/laut/udara dan boarding pass (f) Laporan tugas/kegiatan

3) Kegiatan pelatihan, seminar, workshop dan sejenisnya : (a) Kuitansi (porsi PLN dan porsi GOI) (b) Daftar penerimaan biaya perjalanan :

Transport & Lumpsum sesuai kebutuhan (c) Surat tugas dari atasan langsung (d) SPPD dari PK (e) SK pelaksanaan kegiatan dari Kuasa-PA (f) TOR kegiatan (g) Bukti tiket darat/laut/udara dan boarding pass (h) Laporan kegiatan

4) Pembiayaan perjalanan dinas (disesuaikan dengan standar biaya TA 2007 sesuai Permen Keu No. 96/PMK.03/2006) (terlampir)

(a) Perhitungan biaya transport dan lumpsum dari Pusat ke Provinsi dan

Kabupaten/Kota atau sebaliknya tetap berpedoman pada harga satuan maksimum yang tercantum dalam RKAKL/DIPA

(b) Perjalanan dinas yang menggunakan kendaraan lain (kapal laut/sungai, darat dan kereta api) tetap berpedoman pada harga satuan/unit cost berdasarkan pada standar harga yang saat itu berlaku.

(c) Mengacu kebijakan untuk APBN untuk para penyelenggara Negara diberikan dalam bentuk lumpsum, maka biaya transport bagi para pejabat/pelaksana diberikan sesuai dengan plafond yang tersedia. Untuk memastikan bahwa perjalanan dilaksanakan, maka sebagai pertanggungjawaban perjalanan dilampiri bukti tiket, airportaks dan boarding pass.

(d) Sebagaimana prinsip bentuk lumpsum (borongan /paket) diatas bagi mereka yang tidak mempunyai kriteria seperti honor nara sumber, pembicara khusus,praktisi atau pejabat yang mendapat dana representasi, pemberian perdiem (lumpsum). Seperti contoh dibawah.

Page 104: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-32

Contoh 1 : Untuk non pejabat/ekspert/nara sumber : X Finance Officer CPCU melakukan perjalanan dinas ke Padang memberikan asistensi penyusunan FMR dan menginap 2 (dua) malam. Berangkat hari Senin pulang hari Rabu, maka perhitungan pembiayaan sebagai berikut : a. Biaya transport menggunakan pesawat udara Jakarta – Padang pp Rp. 2.018.400,- Perdiem 3 hari Gol. III Rp. 900.000,- Jumlah Rp. 2.918.400,- Pertanggungjawaban yang diserahkan adalah sebagai berikut : Surat tugas dari atasan langsung, SPPD, bukti tiket riil + airportaks dan boarding pass (tidak dipersoalkan harganya, karena tiket tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar telah melakukan perjalanan dinas). b. Biaya transport menggunakan darat dan laut Dari tempat asal ke tempat tujuan pp dibayarkan dengan harga tiket tertinggi. Perdiem sesuai hari dan Golongan Pertanggungjawaban yang diserahkan adalah sebagai berikut : Surat tugas dari atasan langsung, SPPD dan tiket riil (tidak dipersoalkan harganya, karena tiket tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar telah melakukan perjalanan dinas). Contoh 2 : Untuk Ekspert/nara sumber : Bapak B adalah seorang Doktor golongan III/d selaku ekspert/nara sumber melakukan perjalanan dinas ke Padang memberikan pembinaan, advokasi dan masukan materi tertentu, dan tidak menginap Berangkat hari Senin pagi pulang hari Senin sore , maka perhitungan pembiayaan sebagai berikut : a. Biaya transport menggunakan pesawat udara

Page 105: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-33

Jakarta – Padang pp Rp. 2.018.400,- Perdiem 1 (satu) hari Golongan III Rp. 300.000,- Honor nara sumber setara Eselon II maks. 3 jam Rp. 1.800.000,-*) Jumlah Rp. 4.118.400,- Pertanggungjawaban yang harus diserahkan adalah sebagai berikut : Bukti tiket riil + airportaks dan boarding pass (tidak dipersoalkan harganya, karena tiket tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar telah melakukan perjalanan dinas). Surat tugas dari atasan langsung dan SPPD yang menyatakan tugas tersebut dilaksanakan 1 (satu) hari. *) Honor Nara Sumber diberikan per jam Rp. 342 ribu Bapak C adalah seorang pejabat Eselon III selaku nara sumber melakukan perjalanan dinas ke Samarinda memberikan informasi dan konsultasi perihal kebijakan anggaran terbaru dan menginap 1 (satu) malam : Berangkat hari Selasa pulang hari Rabu, maka perhitungan pembiayaan sebagai berikut : b. Biaya transport menggunakan pesawat udara Jakarta – Balikpapan pp Rp. 2.505.700,- Balikpapan – Samarinda pp Rp. 500.000,- Perdiem 2 (dua) hari Golongan IV Rp. 600.000,- Honor nara sumber setara Eselon III maks. 3 jam Rp. 1.500.000,-*) Jumlah Rp. 5.105.700,- Pertanggungjawaban yang harus diserahkan adalah sebagai berikut : Bukti tiket riil + airportaks dan boarding pass (tidak dipersoalkan harganya, karena tiket tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar telah melakukan perjalanan dinas ) Surat tugas dari atasan langsung dan SPPD yang menyatakan tugas tersebut dilaksanakan 2 (dua) hari *) Honor Nara Sumber diberikan per jam Rp. 221 ribu Bapak D adalah seorang pejabat Eselon I dan II melakukan perjalanan dinas ke Pontianak memberikan informasi dan konsultasi perihal kebijakan anggaran terbaru dan menginap 1 (satu) malam : Berangkat hari Selasa pulang hari Rabu, maka perhitungan pembiayaan sebagai berikut : c. Biaya transport menggunakan pesawat udara

Page 106: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-34

Jakarta – Pontianak pp Rp. 1.606.200,- Perdiem 2 (dua) hari Golongan IV Rp. 600.000,- Jumlah Rp. 2.206.200,- Pertanggungjawaban yang harus diserahkan adalah sebagai berikut : Bukti tiket riil + airportaks dan boarding pass (tidak dipersoalkan harganya, karena tiket tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar telah melakukan perjalanan dinas ) Surat tugas dari atasan langsung dan SPPD yang menyatakan tugas tersebut dilaksanakan 2 (dua) hari Bapak E adalah seorang pejabat Eselon III dan IV melakukan perjalanan dinas ke Jambi memberikan informasi dan konsultasi perihal kebijakan anggaran terbaru dan menginap 1 (satu) malam : Berangkat hari Kamis pulang hari Jum’at, maka perhitungan pembiayaan sebagai berikut : d. Biaya transport menggunakan pesawat udara Jakarta – Jambi pp Rp. 1.112.000,- Perdiem 2 (dua) hari Golongan IV Rp. 600.000,- Jumlah Rp. 1.712.000,- Pertanggungjawaban yang harus diserahkan adalah sebagai berikut : Bukti tiket riil + airportaks dan boarding pass (tidak dipersoalkan harganya, karena tiket tersebut diperlukan untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan benar-benar telah melakukan perjalanan dinas ) Surat tugas dari atasan langsung dan SPPD yang menyatakan tugas tersebut dilaksanakan 2 (dua) hari

5) Biaya representasi,honor nara sumber/ekspert/praktisi a) Untuk nara sumber disediakan honor :

(1) Pejabat setingkat Eselon I dan II atau yang disamakan (Golongan Pangkat IV/c – IV/e) sebesar Rp. 800 ribu/jam maksimum 3 jam/hari

(2) Pejabat setingkat Eselon III dan IV atau yang disamakan (Golongan Pangkat III/b – IV/b) sebesar Rp. 500 ribu/jam maksimum 3 jam/hari.

(3) Pakar/Pembicara Khusus sebesar Rp. 331 ribu/jam maksimum 3 jam/hari.

(4) Praktisi sebesar Rp. 289 ribu/jam maksimum 3 jam/hari. Pembayaran untuk nara sumber, praktisi atau pembicara khusus (ekspert) dilakukan untuk kegiatan pertemuan, workshop, pelatihan dan perjalanan (bagi mereka yang melakukan kegiatan advokasi, fasilitasi, bimbingan teknis, kajian dan sebagainya), bukti kegiatan disampaikan dalam bentuk makalah, naskah akademik, presentasi, laporan advokasi, fasilitasi, atau bimbingan teknis.

Page 107: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-35

Semua harga satuan dapat berubah sesuai aturan yang berlaku dari Departemen Keuangan.

g. Dalam pelaksanaan tugas pejabat Penguji SPP dan Penerbit SPM pada setiap Satker perlu melakukan verifikasi terhadap pembayaran pelaksanaan kegiatan sesuai rencana/TOR maupun kontrak antara lain :

1) Verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang mendukung Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) (termasuk tiket, boarding pass untuk perjalanan, daftar hadir untuk pertemuan & pelatihan serta tagihan/kuitansi dari pihak ketiga).

2) Memastikan bahwa semua kegiatan didukung oleh laporan 3) Konfirmasi dari pihak ketiga/rekanan yang memberikan jasa kepada proyek

terutama yang berkaitan kredibilitas dan bukti otentik hasil pekerjaan 4) Kofirmasi secara acak kepada peserta pelatihan/workshop 5) Konfirmasi secara acak dari penerima bantuan, contoh tugas belajar 6) Kunjungan lokasi kegiatan (apabila diperlukan) 7) Verifikasi lain (apabila diperlukan)

h. Pejabat Penguji SPP dan Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) pada setiap Satker harus membuat buku catatan sesuai dengan SPP dan SPM yang diterbitkan sebagai bahan monitoring pelaksanaan DIPA.

2. KEGIATAN KONTRAK

a. Pelaksanaan kontrak pengadaan barang/jasa harus berpedoman pada Guidelines

Procurement IBRD Loan dan IDA Credits. b. Pelaksanaan pengadaan/seleksi konsultan harus berpedoman pada Guidelines

Selection and Employment of Consultant by World Bank Barawers. c. Semua pelaksanaan kontrak (barang, jasa dan konsultan) harus tercantum dalam

procurement plan, kontrak di luar procurement plan adalah Ineligible. d. Metode pengadaan barang/jasa dan seleksi konsultan harus berpedoman pada

thresholds yang berlaku di masing-masing PROYEK/Satker. e. Porsi pembayaran kontrak berpedoman pada porsi pembayaran kategori

PROYEK/Satker.

f. Jenis pajak dan besarnya sesuai ketentuan yang berlaku. Pajak atas porsi KREDIT IDA tidak dipungut dan pajak atas porsi GOI dipungut.

g. Dokumen kontrak adalah : 1) Kontrak 2) Evaluasi penawaran (administrasi, teknis dan harga) 3) Berita Acara Pembukaan Penawaran (Bid Opening) 4) Berita Acara Penjelasan (Aanwijzing), bukan merupakan syarat Bank Dunia. 5) Dokumen lelang (Bidding document) untuk pengadaan barang/jasa dan TOR

untuk pengadaan konsultan. 6) Undangan lelang/pengumuman lelang 7) Penawaran harga

Page 108: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-36

8) Proposal teknis dan biaya (khusus untuk konsultan) 9) NOL (bila disyaratkan)

h. Pembayaran kontrak dilakukan dengan pembayaran langsung (LS) kepada rekanan/konsultan.

i. Pembayaran kontrak tidak diperbolehkan menggunakan dana UP/TUP. j. Dokumen pembayaran kontrak :

1) Kontrak 2) Berita Acara Prestasi Kerja/Kemajuan Pekerjaan (konsultan) 3) Berita Acara Penerimaan Barang / Pekerjaan 4) Berita Acara Pembayaran (BAP) Khusus PLN 5) Surat penagihan dari rekanan 6) Surat penyerahan hasil pekerjaan 7) Kuitansi (sesuai porsi pembayaran) 8) Nilai kuitansi porsi PLN adalah nilai fisik porsi PLN 9) Nilai kuitansi porsi GOI adalah nilai fisik porsi GOI + PPN porsi GOI 10) Faktur penjualan (invoice) 11) Surat persetujuan dari penanggungjawab pekerjaan/ pengguna (untuk

konsultan) 12) Faktur pajak 13) SSP PPN 14) SSP PPh

k. Contoh BAP khusus PLN seperti. (lampiran 2) l. Dalam pelaksanaan tugas pejabat Penguji SPP dan Penerbit SPM pada setiap

Satker perlu melakukan verifikasi terhadap pembayaran pelaksanaan kegiatan sesuai rencana/TOR maupun kontrak antara lain : 1) Verifikasi atas kelengkapan dan kebenaran dokumen yang mendukung Surat

Permintaan Pembayaran (SPP) (termasuk tiket, boarding pass untuk perjalanan, daftar hadir untuk pertemuan & pelatihan serta tagihan/kuitansi dari pihak ketiga).

2) Memastikan bahwa semua kegiatan didukung oleh laporan 3) Konfirmasi dari pihak ketiga/rekanan yang memberikan jasa kepada proyek /

Satker terutama yang berkaitan kredibilitas dan bukti otentik hasil pekerjaan 4) Kofirmasi secara acak kepada peserta pelatihan/workshop 5) Konfirmasi secara acak dari penerima bantuan, contoh tugas belajar 6) Kunjungan lokasi kegiatan (apabila diperlukan) 7) Verifikasi lain (apabila diperlukan)

m. Pejabat Penguji SPP dan Penerbit Surat Perintah Membayar (SPM) pada setiap

Satker harus membuat buku catatan sesuai dengan SPP dan SPM yang diterbitkan sebagai bahan monitoring pelaksanaan DIPA.

Page 109: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-37

4.2.3. Prosedur Pertanggungjawaban melalui SPP – GU

Prosedur pertanggungjawaban melalui SPP-GU mulai menerima bukti pengeluaran sampai pengiriman SPM sebagai berikut

Proses Dokumen Ket./Penanggung jawab

# Bendahara Pengeluaran (BP)/ Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

# Bendahara Pengeluaran

# Bendahara Pengeluaran

# Bendahara Pengeluaran

# Bendahara Pengeluaran

# Bendahara Pengeluaran

SPP-GU harus ditandatangani PPK

# Bag. Keuangan - Petugas Verifikasi - Petugas Penerbit SPM lihat Proses verifikasi Halamanl 8.

# P-SPM, BP Mengirim copy SPM dan dokumen pendukungnya ke KPPN tiap tanggal 10 bulan berikutnya

Tdk

Ya

Tdk

Ya

Mulai

Menerima tanda bukti pengeluaran

Tanda bukti pengeluaran

lengkap ?

Kembali ke pembawa/pihak III

Pengesahan tanda bukti pengeluaran

Penyusunan SPP - GU

Penyampaian SPP – GU ke KPA

Disetujui?

Perubahan SPP-GU oleh Bendaharawan

Pengiriman SPP – GU ke Bag. Keu

Stop

1. Kuitansi 2. Faktur pembelian 3. Faktur pajak 4. SPP

1. Kuitansi 2. Faktur pembelian 3. Faktur pajak 4. SPPD 5. SPP

1. Kuitansi 2. Faktur pembelian 3. Faktur pajak 4. SPPD 5. SPP

1. Kuitansi 2. Faktur pembelian 3. Faktur pajak 4. SPPD 5. SPP

1. Kuitansi 2. Faktur pembelian 3. Faktur pajak 4. SPPD 5. SPP

SPP

SPP

Proses Verifikasi & Penandatanganan SPM

Pengiriman SPM-GU ke KPPN

Page 110: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-38

4.2.4. Prosedur Pertanggungjawaban melalui SPP – LS

Prosedur pertanggungjawaban melalui SPP-LS mulai menerima bukti pengeluaran sampai pengiriman SPM sebagai berikut

Ruang lingkup : Menerima bukti pengeluaran s/d pengiriman SPM

Proses Dokumen Keterangan/

Penanggung Jawab

# Bendahara Pengeluaran

# PK /BP # PK / BP # PK # BP • Kriteria Memenuhi

Syarat • Pengecekan

Keabsahan Tanda Bukti Pengeluaran

# Bendahara Pengeluaran

Tidak

Mulai

Menerima dokumen Kontrak dari

PK

Menerima Tanda Bukti Pengeluaran / Tagihan

dari pihak ke - III

Pengesahan tanda bukti pengeluaran

Penyusunan SPP/LS

Tanda bukti Pengeluaran Lengkap ?

1. Kuitansi & Faktur 2. B.A. Pemeriksaan Pekerjaan 3. B.A. Serah Terima 4. B.A. Penyelesaian Pekerjaan

Kembali ke Pembawa/ Pihak III

Kontrak / SPK

Ya

A

1. Kontrak / SPK 2. Kuitansi Faktur 3. B.A. Pemeriksaan Pekerjaan 4. B.A. Serah Terima 5. B.A. Penyelesaian Pekerjaan

1. Kuitansi & Faktur 2. B.A. Pemeriksaan Pekerjaan 3. B.A. Serah Terima 4. B.A. Penyelesaian Pekerjaan

1. Kontrak / SPK 2. Kuitansi Faktur 3. B.A. Pemeriksaan Pekerjaan 4. B.A. Serah Terima 5. B.A. Penyelesaian Pekerjaan

Page 111: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-39

Pengiriman SPM-LS ke KPPN

Proses

Dokumen

Keterangan/

Penanggung Jawab

# BP • Penyelesaian Pajak

yang terbait diselesaiakan sesuai ketentuan yang berlaku, lihat Instruksi kerja

# Bendahara • SPP-LS harus

ditandatangani PPK # KPA

# Bag. Keuangan - Petugas Verifikasi - Petugas P. SPM Halamanl 9 & 10

P-SPM, BP Mengirim copy SPM dan dokumen pendukungnya ke KPPN tiap tanggal 10 bulan berikutnya

Ya

Tidak

Selesai

Penyampaian SPP LS KPA

Perbaikan SPP – LS Oleh Bendahara

Penyampaian SPP-LS ke Bag. Keu.

Setuju

1. SPP – LS 2. Kuitansi & Faktur 3. B.A. Pemeriksaan Pekerjaan 4. Serah Terima 5. B.A. Penyelesaian Pekerjaan

SPP – LS Surat Pernyataan untuk SPP – LS

S P M – LS Pekerjaan

1. SPP – LS 2. Kuitansi & Faktur 3. B.A. Pemeriksaan Pekerjaan 4. Serah Terima 5. B.A. Penyelesaian Pekerjaan

A

Proses Verifikasi & Penandatanganan SPM

Page 112: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-40

4.2.5. Instruksi Kerja Pembuatan Pertanggungjawaban

Disamping pengujian setiap tanda bukti pengeluaran seperti tercantum diatas, khususnya untuk kuitansi, SPK dan Berita Acara harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

4.1.3.1 Kuitansi Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Anggaran No. 66/PB/2005 tanggal27 Desember 2005, telah ditetapkan bahwa setiap penulisan angka di dalam kuitansi tagihan baik yang dibayarkan dari UP/TUP maupun SPM Langsung tidak diperkenankan terdapat angka desimal atau sen. Ketentuan ini merupakan salah satu persyaratan tambahan untuk syahnya suatu tanda bukti pengeluaran.

Persyaratan lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut : 1. Harus atas nama jabatan dan tidak diperkenankan atas nama pribadi. Contohnya :

Satker Peningkatan Upaya Kesehatan Provinsi Jambi. 2. Jumlah uang yang ditulis dengan angka harus sama dengan yang ditulis dengan

huruf; 3. Uraian redaksi kuitansi harus singkat, jelas dan berkaitan dengan tujuan pengeluaran

menurut RKAKL ; 4. Tidak terdapat coret-coretan, hapusan dan perubahan tulisan; 5. Harus ditulis dengan huruf latin dan menggunakan bahasa resmi; 6. Harus ditulis dengan mesin tulis, tinta atau potlot tinta; 7. Harus bermeterai cukup sesuai dengan ketentuan yang berlaku; 8. Harus ditandatangani oleh yang berhak menerima uang dengan tinta/potlot tinta dan

mencantumkan nama terang ; 9. Pembayaran antar instansi pemerintah kuitansinya bebas materai, dan jika yang

berhak menerima pembayaran menempelkan materai, dalam kuitansi tersebut maka materai tersebut tidak boleh dibayar.

10. Tanggal kuitansi telah jatuh tempo dan belum kadaluarsa; 11. Membubuhi tanda lunas dibayar dan tanda tangan basah untuk lembar asli dan

tembusan (selebihnya dengan cap); 12. Apabila penagih berhalangan datang untuk menerima pembayaran dapat memberi

kuasa pada seorang yang telah dewasa dan tidak di bawah pengampuan (curatele) dengan surat kuasa dan ditandatangani oleh kedua belah pihak diatas materai;

13. Jika kuitansi hilang di kantor Bendaharawan untuk bukti pembayaran dapat diganti : a. Kuitansi pengganti yang dibubuhi pernyataan diatas materai dari yang berhak,

bahwa jika kemudian hari ternyata kuitansi tersebut lebih dari satu kali dibayar yang bersangkutan bersedia mengembalikan dengan segera;

b. Kuitansi duplikat disertai keterangan tertulis dari 2 (dua) orang saksi yang dikenal Bendaharawan Bagian Proyek bahwa mereka bersedia mengganti kerugian kepada negara jika kemudian hari ternyata/terbukti terjadi double tagihan.

4.2.6. Instruksi Kerja Pengecekan Keabsahan Tanda Bukti Pengeluaran

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam menguji sahnya suatu bukti pengeluaran adalah sebagai berikut :

Page 113: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-41

1. Pengujian terhadap pengeluaran apakah sesuai dengan tujuan pengeluaran berdasarkan Kontrak untuk SPP-LS dan Rencana Kerja Anggararan Kementrian/Lembaga (RKAKL) dan ROP untuk SPP-GU;

2. Pengujian kelengkapan tanda bukti pengeluaran untuk sahnya tagihan Berita Acara Pemeriksaan oleh Tim pengawas untuk pekerjaan yang dikontrakkan sesuai ketentuan pembayaran dikontrak;

3. Pengujian terhadap tersedianya dana untuk mendukung pengeluaran tersebut; 4. Pengujian terhadap kebenaran angka dalam kuitansi/faktur dan kelengkapan

lainnya, baik berupa perjumlahan maupun perkalian. 5. Laporan hasil perjalanan. 6. TOR/Kerangka Acuan 7. Bukti tiket dan boarding pass yang digunakan

4.2.7. Tata cara Pungutan/Penyetoran serta Pelaporan Pajak-Pajak

Dalam rangka pengelolaan/penatausahaan keuangan proyek perihal pemungutan/penyetoran pajak-pajak sesuai dengan edaran dari Ditjen Anggaran Depkeu RI No. SE-84/A/71/0696 tanggal 11 Juni 1996 seperti (lampiran 3 )

4.2.8. Dokumen Pengeluaran

Untuk penatausahaan keuangan adanya bukti otentik setiap pengeluaran sangat diperlukan, sebagai acuan pada buku ini, kami sajikan contoh dokumen pengeluaran yang dapat dipergunakan di unit kerja didaerah pada halaman 16 s/d 23.

4.3. Tata Usaha Keuangan Proyek 4.3.1. Dasar Hukum

Dalam penatausahaan keuangan proyek bantuan pinjaman luar negeri maka harus selalu berpedoman pada :

1. Keputusan Presiden R.I. No. 42 tahun 2002 tentang Pelaksanaan Anggaran

Pendapatan dan belanja Negara, (Lembaran Negara RI No. 73 tahun 2002, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4214), sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan Keputusan Presiden No. 72 tahun 2004 (Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 92, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4418)

2. Keputusan Presiden R.I. Nomor 32 Tahun 1986 yang telah disempurnakan dengan

Keputusan Presiden R.I. No. 10 Tahun 1988 dan Nomor 74 Tahun 1993 tentang Tim Pendayagunaan Pelaksanaan Proyek-Proyek Pembangunan dengan Dana Luar Negeri (TP-DLN).

3. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 27/MK.3/8/1994 dan Nomor

Page 114: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-42

166/KET/8/1994 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Keppres R.I. Nomor 16 Tahun 1994.

4. Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan

Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor 185/KMK.03/1995 dan Nomor 031/KET/5/1995 tentang Tatacata Perencanaan, Pelaksanaan/Penatausahaan dan Pemantauan Pinjaman/Hibah Luar Negeri dalam rangka APBN.

5. Keputusan Menteri Negara Pembangunan Nasional/Ketua BAPPENAS Nomor KEP.

122/KET/7/1994 tentang Tatacara pengadaan dan Biaya Jasa Konsultasi. 6. Surat Keputusan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan/ Ketua BAPPENAS

Nomor 4020/MK/1997 tanggal 14 Juli 1997 tentang Penyampaian DUP dan Usulan Proyek PHLN.

7. Surat Edaran Deputi BPKP Bidang pengawasan BUMN dan BUMD Nomor

SE.3982/D.IV/1993 tanggal 2 Maret 1993 tentang Pemeriksanaan Akuntan dan pelaporan Proyek-Proyek yang mendapat Loan atau Grant (tidak termasuk PIR, PRPTE dan CIDA).

8. Surat Edaran Bersama Deputi Ketua Bidang Pembiayaan dan Pengendalian Pelaksanan BAPPENAS dan Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan Nomor 901/D.IV/2/1996 dan Nomor SE/16/A/21/0296 atau Ketentuan Pengantinya.

9. Surat Edaran Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan BUMN dan BUMD Nomor

SE.02.00.07.4166/D.IV/1998 tanggal 27 Februari 1998, tentang Pedoman Laporan Keuangan Pokok dan Laporan Hasil Audit Proyek-Proyek yang Mendapat Pinjaman dan Hibah dari Luar Negeri.

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 134/PMK.06/2005 tanggal 27 Desember 2005,

tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran atas beban APBN. (lampiran 1)

11. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER- 66/PB/2005 tanggal 28 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. (lampiran 1)

12. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Pembayaran Proyek – Proyek yang Dibiayai Dengan Dana Kredit Bank Dunia IDA Credit 42040 IND (The Third Water and Sanitation for Low Income Communities Project - PAMSIMAS).

13. Surat Edaran Direktur Jenderal Anggaran Departemen Keuangan tentang Petunjuk

Pelaksanaan Penyaluran dan Pencairan yang Dibiayai Dengan Dana Kredit Bank Dunia IDA Credit 4204 IND (The Third Water and Sanitation for Low Income Communities Project - PAMSIMAS khususnya Kategori 4 (Hibah Masyarakat).

Ketentuan/dasar hukum pelaksanaan penatausahaan keuangan PAMSIMAS akan berpedoman pada ketentuan baru yang terus berkembang/ berubah sesuai dengan kebijakan pengelolaan keuangan dari Pemerintah dan Bank Dunia.

Page 115: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-43

4.3.2. Ketentuan Umum Kebendaharaan

Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja negara/daerah dalam rangka pelaksanaan APBN/APBD pada kantor/satuan kerja kementrian lembaga/lembaga/pemerintah daerah sebagaimana diamanatkan dalam UU Perbendaharaan maka dia harus melakukan penatausahaan/pencatatan atas semua kegiatan proyek sesuai ketentuan. Pencatatan oleh Bendahara dan atau Pemegang Uang Muka dengan buku-buku yang telah ditentukan dikenal sebagai Pembukuan Bendahara. Prosedur Pembukuan Bendahara ada pada halaman 31. Pelaksanaan pembukuan oleh bendahara ini dilakukan terhadap bukti-bukti atas penerimaan dan pengeluaran yang dilakukan bendahara, baik penerimaan ataupun pengeluaran dengan uang tunai/kas maupun dengan Cek/Giral, sedang Bendahara dalam menyimpan uangnya bisa dalam brankas untuk uang tunai maupun dalam simpanan Bank Pemerintah ataupun Kantor Pos Giro pada rekening proyek atas nama Bendahara. Jasa giro pada waktu pembukuan rekening proyek, agar Bendahara membuat pernyataan tentang penyetoran jasa giro yang disetorkan langsung ke kas negara oleh pihak bank.

Mengacu pada Keputusan Menteri Keuangan No. 134/PMK.06/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran beban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) antara lain :

1. Dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Kantor

Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) melaksanakan penerimaan dan pengeluaran secara giral.

2. Pembayaran atas Beban Anggaran Belanja Negara dilakukan dengan :

a. Sebagai pembayaran langsung kepada yang berhak (dimana uangnya tidak

melalui Bendahara atau LS), minimum Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).

b. Dengan melalui persediaan Uang Persediaan (UP)/Tambahan Uang Persediaan (TUP) kepada Bendahara Pengeluaran yaitu Bendahara yang menerima dana UP tersebut kemudian membayarkannya kepada yang berhak sesuai ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan mekanisme baru pembayaran dalam pelaksanaan APBN maka Bendahara Pengeluaran menerima dana UP melalui rekening Bendahara dengan pemindahbukuan dari rekening Kas Negara/Bendaharawan Umum atas dasar SP2D Giro Dana UP/TUP (SP2D UP/TUP) yang diterbitkan oleh KPPN. sesuai dengan pasal 7 (7) c. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan No. PER-66/PB/2005 tanggal 28 Desember 2005 (lampiran 1).

Page 116: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-44

3. Untuk keperluan pembayaran tunai sehari–hari setiap Bendahara pengeluaran (Satker) diizinkan mempunyai persediaan uang tunai setinggi-tingginya Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) Mekanismenya adalah Bendahara pengeluaran mengambil uang (tunai) dana UP/TUP yang berada di rekening Bendahara dan tentunya atas uang tunai tersebut harus disimpan di brankas Bendahara. Dengan demikian Uang/Dana yang dikelola bendahara (disimpan) bisa berada di Bank, Giro POS ataupun di brankas Bendahara.

Dasar pembukuan Bendahara didasarkan pada ketentuan peraturan/perundangan sebagai berikut :

Undang-Undang Perbendaharaan Indonesia (Indische Comttabilitet Wet) Staatsblad 1925 No. 448 sebagaimana telah diubah dan ditambah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 tahun 1968 (lembaran Negara No. 53 Tahun 1968). Keputusan Presiden No. 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran pendapatan dan Belanja Negara. Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 332/M/1968 tanggal 26 September 1968 tentang Buku Kas Umum dan Cara Mengerjakannya. Keputusan Menteri Keuangan No. 134/PMK.06/2005 tangal 27 Desember 2005 tentang Mekanisme pembayaran dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor : PER-66/PB/2005 tanggal 28 Desember 2005 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN.

4.3.3. Jenis, Fungsi dan Bentuk Buku yang Digunakan

1. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep. 332/M/V/9/1968 pasal 1 ayat 2 menyatakan bahwa bagi setiap Bendahara dan Pemegang Uang Muka yang mengurus uang negara harus mempunyai Buku Kas Umum dan mencatat semua penerimaan dan pengeluaran.

Catatan pada Buku Kas Umum itu dilakukan sebelum pembukuan pada buku-buku kepala dan dalam register-register.

2. Jenis buku yang digunakan dalam pembukuan Bendahara adalah sebagai berikut :

a. Buku Kas Umum Buku Kas Umum mempunyai fungsi untuk mencatat semua penerimaan maupun semua pengeluaran baik yang berbentuk tunai maupun giral juga untuk penerimaan dan pengeluaran yang sifatnya perbaikan/pembetulan kesalahan pembukuan. Bentuk Buku Kas Umum yang digunakan dalam pengurusan keuangan oleh Bendahara Pengeluaran yang bersumber dari dana APBN adalah Buku Kas Umum Skonto.

Page 117: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-45

b. Buku Pembantu Pengawasan Kredit Per Mata Anggaran Kegiatan (WASDITMAK) Setelah dicatat dalam Buku Kas Umum transaksi tersebut dicatat dalam Buku Pengawasan Kredit per MAK sesuai dengan Mata Anggarannya dimana kegiatan tersebut dibebankan.

c. Buku Pembantu Kas Tunai

Pencatatan dalam Buku Kas Tunai yaitu sepanjang penerimaan/pengeluaran dari transaksi tersebut dilaksanakan dengan pembayaran/penerimaan secara Tunai.

d. Buku Pembantu Bank Pencatatan dalam Buku Pembantu Bank yaitu sepanjang penerimaan/pengeluaran dari transaksi dilaksanakan melalui Bank, dengan cara antara lain dengan penerbitan Cek, penarikan Cek, penerimaan pembayaran dengan Cek, dll.

e. Buku pembantu Persekot/Panjar

Pencatatan transaksi dalam Buku Persekot/Panjar dilaksanakan setelah Persekot tersebut dicatat dalam Buku Kas Umum sepanjang dana tersebut termasuk pembiayaan Uang Muka/Persekot sesuai dengan peraturan yang berlaku. Persekot ini juga harus dicacat sebelumnya dalam Buku pembantu Kas Tunai sepanjang diterima/dikeluarkan dengan Tunai.

Buku Pembantu Pungutan/Penyetoran Pajak Pencatatan dalam Buku Pengutan/Penyetoran Pajak dilaksanakan setelah transaksi tersebut dicatat dalam buku-buku tersebut diatas sepanjang transaksi tersebut harus dipungut pajak sesuai dengan peraturan yang berlaku, karena sebagaimana diketahui bahwa Bendaharawan adalah wajib pungut (WAPU). Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP – 402 /MK/11/6/1971 tanggal 2 Juni 1971. Buku Pembantu Pungutan/Penyetoran Pajak ini berfungsi untuk memonitor atas pengutan dan penyetoran pajak yang dipungut selaku wajib pungut pajak. Sesuai degan ketentuan yang berlaku, Bendaharawan proyek ditunjuk sebagai WAJIB PUNGUT PAJAK atas pembayaran yang dilakukannya, baik yang membebani dana APBN maupun APBD untuk PPn dan PPh (Pasal 21,22,23,25).

3. Dalam pelsaksanaan pengelolaan keuangan proyek diwajibkan setiap Satker

menyampaikan laporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). ke KPPN, paling lambat tanggal 5. Petunjuk singkat (pedoman penyusunan laporan pada lampiran 6).

4. Untuk mempermudah pelaksanaan pembukuan disajikan instruksi kerja pencatatan

pembukuan bendahara, prosedur, cara pengisian buku kas umum, kas tunai, pembantu bank, panjar dan buku pungutan/penyetoran pajak, pada halaman 30 s/d 36.

Page 118: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-46

Transaksi Dokumen Pencatatan Pada Buku (lihat dokumen & cara pengisian

halaman 31 s/d 35 )

Sisi Pencatatan Uraian Pencatatan Penanggung Jawab

A. Penerimaan 1) Penerimaan surat SP2D 1 Buku Kas Umum 1. Penerimaan (D) 1. Diterima SPM.DU lembar ke-5 No…tgl.. 1. Bendahara Pengeluaran

Perintah Pencairan Lembar ke-5 2. Buku Bank 2. Penerimaan (D) 2. Diterima SPM.DU lembar ke-5 No…tgl.. 2. Bendahara Pengeluaran

Dana UP (SP2-D) UP 3. Buku UP 3. Penerimaan (D) 3. Diterima SPM.DU lembar ke-5 No…tgl.. 3.Pembantu Bendahara P 2) Penerimaan Surat Perintah SP2D-TUP 1.Buku Kas Umum 1. Penerimaan (D) 1. Diterima SPM.T.U lembar ke-5 No…tgl.. 1. Bendahara Pengeluaran Pencairan Dana Tambahan Lembar ke-5 2. Buku Bank 2. Penerimaan (D) 2. Diterima SPM.TU lembar ke-5 No…tgl.. 2. Bendahara Pengeluaran Uang Persediaan (SP2D-TUP) 3. Buku GUP 3. Penerimaan (D) 3. Diterima SPM.TU lembar ke-5 No…tgl.. 3.Pembantu Bendahara P 3)Penerimaan Surat SP2D-GUP 1 Buku Kas Umum 1. Penerimaan (D) 1. Diterima SPM.GU lembar ke-5 No…tgl.. 1. Bendahara Pengeluaran Perintah Pencairan Dana Lembar ke-5 2. Buku Bank 2. Penerimaan (D) 2. Diterima SPM.GU lembar ke-5 No…tgl.. 2. Bendahara Pengeluaran Penggantian 3. Buku GUP 3. Penerimaan (D) 3. Diterima SPM.GU lembar ke-5 No…tgl.. 3.Pembantu Bendahara P SP2D-GUP 4. Buku WASDITMAK

(Sesuai MAK yang terkait) 4.Posisi Penggantian UYHD

pada kolom ‘Ganti’ 4. Diterima SPM.GU lembar ke-5 No…tgl.. 4.Pembatu Bendahara P

1. – Diterima SPM.LS lembar ke 5 No..tgl.. 4) Penerimaan Surat SP2D-LS 1. – Penerimaan (D) - Dibayar kepada PT …dengan SPM.LS No… tgl… 1. Bendahara P Perintah Pencairan Dana Lembar ke-5 1. Buku Kas Umum – Pengeluaran (K) 2. – Diterima Potongan PPn dari PT… Langsung (SP2D-LS) 2. Buku Pajak 2. – Penerimaan (D) - Diterima Potongan PPh dari PT…

– Pengeluaran (K) - Diterima Potongan PPn dari PT… 2.Pembantu Bendahara P 3. Buku WASDITMAK 3. Cara Pembayaran - Diterima Potongan PPh dari PT… (sesuai MAK yang Terkait) Pada Kolom ‘SP2D.L.S’ 3. – Dibayar kepada PT …dengan SP2D.LS No… tgl… 3.Pembantu Bendahara P

5)Penerimaan Surat Perintah SP2D-Nihil Penerimaan (D) - Diterima SP2D.GU Nihil lembar ke-5 No…tgl.. Pencairan Dana Nihil(SP2D-Nihil) Lembar ke-5 Buku Kas Umum Pengeluaran (K) - Potongan Diterima SP2D.GU Nihil lembar ke-5No..tgl.. Bendahara Pengelauaran 6)Penerimaan Uang Cek 1. Buku Kas Umum 1. – Penerimaan (D) 1-Diterima Uang dari Bank untuk Kas dengan Cek No..tgl.. 1. Bendahara Pengeluaran dari Bank – Pengeluaran (K) -Pergeseran Uang atas cek No…tgl…. 2.Pembantu Bendahara P

2. Buku Bank 2. Pengeluaran (K) 2.Diambil Uang untuk Kas dengan Cek No…. Tgl…… 3.Pembantu Bendahara P 3. Buku Tunai 3. Penerimaan (D) 3.Diterima Uang dari Bank untuk Kas dengan Cek No..tgl..

7)Penerimaan dan Faktur Pajak 1. Buku Kas Umum 1. – Penerimaan (D) 1. – Diterima Pajak dari PT…. 1. Bendahara Pengeluaran Penyetoran Pajak (copy) – Pengeluaran (K) - Disetor Pajak dari PT…

2. Buku Kas Tunai 2. – Penerimaan (D) 2. – Diterima Pajak dari PT…. 2.Pembantu Bendahara P – Pengeluaran (K) - Disetor Pajak dari PT… Surat Setoran 3. Buku Pajak 3. – Penerimaan (D) 3. – Diterima Pajak dari PT…. 3.Pembantu Bendahara P Pajak (copy) – Pengeluaran (K) - Disetor Pajak dari PT…

8)Penerimaan Kwitansi 1. Buku Kas Umum 1. Penerimaan (D) 1.Diterima Pengembalian Panjar/Porsekor dari 1. Bendahara Pengeluaran Panjar/Porsekot/Uang Penerimaan 2. Buku Kas Tunai 2. Penerimaan (D) 2.Diterima Pengembalian Panjar/Porsekor dari 2.Pembantu Bendahara P

TABEL 1 INSTRUKSI KERJA PENCATATAN PEMBUKUAN BENDAHARA

Page 119: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-47

Persekot 3. Buku Pajak 3. Pengeluaran (K) 3.Diterima Pengembalian Panjar/Porsekor dari 3.Pembantu Bendahara P B. Pengeluaran 1)Dibayar Tunai Kepada….. � Kwitansi 1. Buku Kas Umum 1.Pengeluaran (K) 1. Dibayar Pembelian 1. Bendahara Pengeluaran Per Kas (GU) � Faktur/Nota 2. Buku Kas Tunai 2.Pengeluaran (K) 2. Dibayar Pembelian 2.Pembantu Bendahara P

� BA Serah Terima /Pekerj

3. Buku UP 3.Pengeluaran (K) 3. Dibayar Pembelian 3.Pembantu Bendahara P

� Surat Perintah Kerja 4. Buku WASDITMAK 4.Posisi Ganti pada Kolom “Belum”

4. Dibayar Pembelian 4.Pembantu Bendahara P

2)Dibayar per Bank � Kwitansi 5. Buku Kas Umum 1. Pengeluaran (K) 1. Dibayar Pembelian … 1. Bendahara Pengeluaran Kepada…… � Faktur/Nota 6. Buku Kas Tunai 2. Pengeluaran (K) 2. Dibayar Pembelian… cek No… 2.Bendahara Pengeluaran

� B A Serah Terima/Pek. 7. Buku UP 3. Pengeluaran (K) 3. Dibayar Pembelian 3.Pembantu Bendahara P � Surat Perintah Kerja 4.Posisi Ganti pada

Kolom “Belum” 4. Dibayar Pembelian 4.Pembantu Bendahara P

� Bukt2i sah Lainnya

Page 120: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-48

Tdk

PROSEDUR PEMBUKUAN

Proses Dokumen Keterangan/ Penanggung Jawab

Bendahara P

Bendahara P

Bendahara P

Petujuan diberikan pada bukti transaksi (Kwitansi, SP2D, Check)

Bendahara P

Pengisian :

Buku Kas Umum

Buku Wasdikmak

Buku Kas Tunai

Buku Pemb. Bank

Buku Pemb. UP/TUP

Buku Pemb. Panjar/Persekot

Buku Pemb. Pungutan/Penyetoran Umum

Mulai

Menerima Bukti Penerimaan/Pengeluaran

SP2D

Tentukan buku yang harus diisi sesuai transaksi dan dokumen yang diterima

SP2D

Bukti Penerimaan/ Pengeluaran

ya

Lihat Instruksi kerja pencatatan pembukuan bendahara hal 9

Tolok Ukur, MAK dan Kategori Sesuai

Kembali ke

Pemberi Bukti

Penerimaan/

Meminta Persetujuan untuk pembukuan

kepada PK

A

Pembukuan/Pencatatan

Memberi nomor Regristrasi dan mengarsipkan SP2D serta Bukti Pendukung Lihat Proses Pengendalian

Arsip

Selesai

Page 121: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-49

4.3.4. Dokumen dan Cara Pengisian

1) BUKU KAS UMUM (Penerimaan) (Pengeluaran) Tgl Uraian No. &

MAK Tanda Bukti

Jumlah

4.2 Rp

Tgl Uraian No. & MAK

Tanda Bukti

Jumlah Rp.

1 2 3 4 1 2 3 4

Kolom Penerimaan

Nomor : 1. Diisi tanggal pembukuan Saldo awal/penerimaan 2. Uraian singkat mengenai transaksi/mutasi keuangan yang terjadi 3. Nomor Bukti & MAK 4. Jumlah penerimaan

Kolom Pengeluaran

Nomor : 1. Diisi tanggal pembukuan pengeluaran 2. Uraian singkat mengenai transaksi mutasi keuangan yang terjadi 3. Nomor Bukti & MAK 4. Jumlah pengeluaran

Pada saat melakukan penutupan buku mudah didapatkan jumlah yang seimbang antara Total Jumlah Penerimaan dan Total Jumlah Pengeluaran.

2) BUKU KAS TUNAI Tgl. Uraian No.& MAK

Tanda Bukti Penerimaan

Rp. Pengeluaran

Rp. Saldo (Rp.)

1 2 3 4 5 6

Page 122: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-50

Nomor : 1. Diisi tanggal penerimaan/pengeluaran/saldo awal sesuai tanggal pembukuan pada BKU

2. Uraian singkat mengenai transaksi/mutasi keuangan yang terjadi 3. Nomor Bukti & MAK pembukuan sesuai dengan BKU 4. Jumlah penerimaan berupa kas/uang tunai 5. Jumlah pengeluaran/pembayaran dengan kas/tunai 6. Jumlah Saldo Awal/Saldo setelah ada penerimaan/ pengeluaran (4,5)

3) BUKU PEMBANTU BANK Tgl.

Uraian No.& MAK

Tanda Bukti Penerimaan

Rp. Pengeluaran

Rp. Saldo (Rp.)

1 2 3 4 5 6

Kolom : 1. Diisi tanggal penerimaan/pengeluaran/saldo awal sesuai tanggal

pembukuan pada BKU 2. Uraian singkat mengenai transaksi/mutasi keuangan yang terjadi 3. Nomor Bukti & MAK Pembukuan sesuai dengan BKU 4. Jumlah penerimaan Penggantian/Pengesahan UP/TUP 5. Jumlah pengeluaran/pembayaran sebesar kwitansi 6. Jumlah Saldo Awal/Saldo setelah ada penerimaan/ pengeluaran (4,5)

4) BUKU PEMBANTU PANJAR/PERSEKOT

Kolom : 1. Diisi tanggal pembukuan sesuai dengan BKU 2. Uraiansingkat tenatng pembayaran persekot/ panjar atau

penerimaan pertanggung jawaban/ Kontra Pos Persekot

Tgl. Uraian No. Tanda Bukti Penerimaan Rp.

Pengeluaran Rp.

1 2 3 4 5

Page 123: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-51

3. Nomor Bukti pembayaran persekot/Kontra Pos Persekot 4. Jumlah pertanggungjawaban/Kontra Pos Persekot 5. Jumlah pembayaran persekot/panjar.

5) BUKU PEMBANTU PUNGUTAN / PENYETORAN PAJAK

Penerimaan Pengeluaran

Tgl Uraian No.

Tanda Bukti

Jumlah Rp. Tgl. Uraian

No. Tanda Bukti

Jumlah Rp.

1 2 3 4 1 2 3 4

Kolom Penerimaan Nomor : 1. Diisi tanggal pembukuan penerimaan sesuai BKU

2. Uraian atas pengutan pajak 3. Nomor bukti pengutan pajak sesuai BKU 4. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPn 5. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPh. 21 6. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPh. 22 7. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPh. 25 8. Jumlah pajak yang telah dipungut (no. 4,5,6,7)

Kolom Pengeluaran Nomor : 1. Diisi tanggal pembukuan penerimaan sesuai BKU

2. Uraian atas pungutan pajak 3. Nomor bukti pengutan pajak sesuai BKU 4. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPn 5. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPh. 21 6. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPh.22 7. Jumlah pajak yang dipungut untuk PPh. 25 8. Jumlah pajak yang telah dipungut (no. 4,5,67)

Page 124: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

4-52

4.8 Pengawasan/Audit Pengawasan keuangan dan kinerja teknis dilakukan untuk semua sistem pemerintah yang terlibat sebagai PIU oleh BPKP dalam audit tahunan dengan sample pelaksana ditingkat masyarakat termasuk kinerja TFM, Konsultan dan Bank Lokal yang terlibat dalam Hibah desa. Hasil pengawasan terhadap TKM, TFM, Perusahaan Konsultan dan cabang-cabang Bank harus memelihara pencatatan untuk kegiatan mereka selama 3 tahun dan harus menyediakan kepada pengawas independen bila diperlukan.

4.8.1 Audit Internal 1. Audit internal akan dilaksanakan oleh BPKP dan Inspektorat Jenderal pada setiap

interval 3 bulan untuk kelompok pengeluaran yang berbeda. 2. Itjen dari Departemen Pekerjaan Umum ditugaskan untuk melaksanakan monitoring

realisasi anggaran Departemen Pekerjaan Umum. 3. Tugas Itjen:

• Melakukan internal audit kegiatan PAMSIMAS di tingkat pusat dan propinsi • Dapat menggunakan tenaga akuntan apabila diperlukan

4. Laporan hasil audit dikirim ke auditor ekternal dan Bank sebagai informasi 5. BPKP akan melakukan audit terhadap kegiatan di tingkat masyarakat / desa dengan

jumlah desa yang diaudit minimal 10%. Laporan hasil audit BPKP dapat diberikan ke Bank apabila diperlukan.

6. Verifikasi yang dilakukan Itjen dan BPKP: • Melakukan verifikasi kelengkapan dan kebenaran semua dokumem SPP (termasuk

tiket dan boarding pass perjalanan , daftar hadir pertemuan dan pelatihan dan tagihan dari pihak ketiga.;

• Memastikan semua kegiatan didukung dengan laporan ; • Memkonfirmasi kinerja pihak ketiga untuk proyek ; • Mengkonfirmasi secara acak peserta workshop/pelatihan • Mengkonfirmasi secara acak, penerima bantuan proyek; • Mengunjungi lokasi (bila diperlukan); • Verifikasi lainnya (Bila diperlukan).

4.8.2 Audit Eksternal Audit keuangan dilakukan setiap tahun dan laporan hasil audit harus diserahkan ke Bank 6 bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Audit eksternal dilakukan juga terhadap PIU beserta mitra kerjanya (TKM, TFM), konsultan, dan Bank lokal. Semua laporan audit tahunan tersedia untuk umum. Untuk mendapatkan laporan audit tahunan, dapat menghubungi CPMU PAMSIMAS, Ditjen Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum.

Page 125: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

5-1

BAB 5 PROSES PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PROYEK DI

MASYARAKAT 5.1. Proses Perencanaan dan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) I 5.1.1. Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh TFM menggunakan

tools MPA dan PHAST untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di masyarakat dan analisis situasinya. (2 MINGGU).

5.1.2. Pertemuan Pleno untuk Membahas Hasil Identifikasi dan Analisis Situasi Kegiatan ini berbentuk Pertemuan Pleno Masyarakat yang difasilitasi oleh TFM untuk

mengulas hasil identifikasi masalah dan analisis situasinya dan mengetahui tindak lanjut sebagai bahan masukan RKM. (1 HARI).

5.1.3. Pembentukan Tim Kerja Masyarakat Kegiatan ini difasilitasi oleh TFM untuk membentuk TKM yang merupakan lembaga pelaksana proyek di tingkat desa/ kelurahan, yang dibentuk secara demokratis oleh masyarakat dengan mempertimbangkan kesetaraan sosial (kaya/ miskin) dan gender (perempuan/ laki-laki). (1 MINGGU)

5.1.4. Pemilihan Opsi untuk RKM I Kegiatan ini merupakan tanggungjawab TKM dan dibantu oleh TFM, dimana TKM memberikan penjelasan kepada kelompok-kelompok masyarakat tentang berbagai opsi yang dapat dipilih untuk RKM I. (4 HARI)

5.1.5. Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I Kegiatan ini berbentuk Pleno Masyarakat yang difasilitasi oleh TKM dibantu TFM agar masyarakat dapat memberikan ulasan terhadap berbagai opsi RKM I, serta mengambil keputusan untuk menentukan pilihannya. (1 HARI)

5.1.6. Penyusunan RKM I Setelah masyarakat memutuskan pemilihan opsi pembangunan sarana dan pelatihan, maka TKM bersama-sama dengan masyarakat dan dibantu oleh TFM berkewajiban menyusun RKM I. (1 BULAN)

5.1.7. Pertemuan Pembahasan RKM I Kegiatan ini berbentuk Pleno Masyarakat yang difasilitasi oleh TKM dibantu TFM untuk memberikan penjelasan tentang Draf RKM, agar masyarakat dapat memberikan ulasan terhadap RKM, dan menyetujui sebelum dikirim kepada DPMU. (1 HARI)

5.1.8. Pengajuan RKM I

Page 126: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

5-2

RKM I yang telah ditandatangani oleh TKM, dan diketahui oleh TFM dan Kepala Desa, dikirim kepada DPMU untuk dievaluasi dan disetujui oleh TKK.

5.2. PELAKSANAAN COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)

Fasilitator Masyarakat yang telah terlatih tentang CLTS melaksanakan kegiatan ini dengan masyarakat untuk merubah perilaku hidup bersih dan sehat, antara lain yaitu : - Buang air besar pada tempatnya - Membuang kotoran bayi/ balita pada tempatnya - Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, membersihkan kotoran

bayi dan sebelum makan 5.3. IMPLEMENTASI RKM I 5.3.1. PELAKSANAAN PELATIHAN DI TINGKAT MASYARAKAT

Materi pelatihan untuk masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan RKM I antara lain adalah : - Pengadaan barang dan jasa untuk pekerjaan konstruksi - Konstruksi sarana air minum/ sanitasi - Pembukuan dan pengelolaan keuangan proyek - Pemberdayaan masyarakat/ kesetaraan gender - Community Led Total Sanitation (CLTS)

5.3.2. PELAKSANAAN KONSTRUKSI SARANA AIR DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH PERSIAPAN : Pelatihan sambil bekerja (on the job training) tentang konstruksi sarana air disesuaikan dengan kebutuhan TKM dan masyarakat, dimana pelatihan ini dilakukan oleh Konsultan Kabupaten dan TFM dan mencakup antara lain : - Cara-cara membuat dan membaca gambar teknis - Pengetahuan tentang spesifikasi teknis dan batasan-batasannya - Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan perhitungan kemajuan

pembangunan fisik - Administrasi dan keuangan pelaksanaan pembangunan (serta akuntabilitas dan

transparansi) PELAKSANAAN KONSTRUKSI : TKM dan masyarakat dengan dukungan TFM, secara terus menerus melakukan monitoring kemajuan pembangunan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seperti pengadaan material/ bahan, kualitas pekerjaan, administrasi keuangan, dan

Page 127: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

5-3

sebagainya, sehingga dapat segera diambil langkah-langkah bila terjadi penyimpangan. PENGADAAN BARANG & JASA Proses pelaksanaan kegiatan pembangunan konstruksi sarana air/ sanitasi semaksimal mungkin dapat dilaksanakan secara mandiri oleh masyarakat sendiri. Untuk kegiatan yang memerlukan keahlian dan atau peralatan khusus yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh masyarakat, dapat di-pihak ketiga-kan. Proses pengadaan yang melibatkan pihak ketiga ini harus sesuai dengan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Bank Dunia.

5.4. PROSES PENYUSUNAN RKM II 5.4.1. Pertemuan Perencanaan Kegiatan RKM II

Kegiatan Perilaku Hidup Sehat/ Higienis (PHS) di masyarakat dan sekolah - Kegiatan Pelatihan tentang Perilaku Hidup Sehat/ Higienis (PHS) - Jenis Sarana Sanitasi di Sekolah - Kegiatan Pelatihan Pelatihan Penguatan Badan Pengelola

5.4.2. Penyusunan RKM II Setelah perencanaan kegiatan di atas selesai, maka TKM bersama-sama dengan masyarakat dan dibantu oleh fasilitator berkewajiban menyusun RKM II. Proses ini kurang lebih sama dengan proses penyusunan RKM I.

5.4.3. Pertemuan Pembahasan RKM II Masyarakat bisa memberikan ulasan tentang draf RKM II yang telah disusun oleh TKM bersama perwakilan masyarakat, sehingga ada perbaikan sebelum dikirim kepada DPMU.

5.4.4. Pengajuan, Evaluasi, dan Persetujuan RKM II RKM II yang telah disusun di desa/ kelurahan oleh masyarakat diajukan ke DPMU untuk dievaluasi. Apabila RKM II dinyatakan layak dan bisa dilaksanakan, dana proyek kemudian dikucurkan langsung kepada rekening TKM. Proses ini kurang lebih sama dengan proses pengajuan dan evaluasi RKM I

5.5. IMPLEMENTASI RKM II 5.5.1. Pelatihan Tentang Perilaku Hidup Sehat (PHS)

Sebelum program PHS diimplementasikan maka dilakukan terlebih dahulu pelatihan untuk guru, tenaga kesehatan, dan unit kesehatan dalam TKM.

5.5.2. Pelaksanaan Kegiatan PHS di Masyarakat dan Sekolah PHS di Masyarakat : - dikoordinir TKM, dibantu TFM

- menggunakan metode parsipatori

Page 128: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

5-4

PHS di Sekolah : - oleh guru, dibantu TFM dan tenaga kesehatan 5.5.3. Pembangunan Sarana Sanitasi untuk Sekolah

- dilaksanakan setelah pencairan dana dari RKM II, dan setelah dilaksanakan pelatihan bagi TKM dan masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan konstruksi sarana sanitasi.

- TFM mendampingi, memberikan bimbingan teknis dan persetujuan terhadap kegiatan yang dilaksanakan.

- Sanitasi sekolah mempertimbangkan tipe jamban yang memenuhi syarat kesehatan dan jumlahnya cukup untuk siswa dan guru sesuai dengan standar yang ada di Departemen Pendidikan Nasional.

5.5.4. Penyiapan TKM sebagai Badan Pengelola Perubahan tugas dan tanggung jawab TKM yang semula sebagai organisasi pelaksana proyek menjadi suatu organisasi yang akan mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah terbangun, serta sebagai pihak yang akan melanjutkan usaha-usaha peningkatan kesehatan di masyarakat. Seperti halnya pada TKM, bentuk organisasi Badan Pengelola dapat pula disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat (apabila ingin berbeda dengan TKM), namun tetap harus mengakomodasi hal-hal yang bisa menunjang kesinambungan proyek.

5.5.5. Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Badan Pengelola Peningkatan kapasitas bagi TKM sebagai Badan Pengelola sangat diperlukan dalam rangka menjamin terwujudnya kesinambungan proyek. Untuk itu TFM dan individu atau lembaga terkait baik dari dalam maupun luar desa/ kelurahan perlu terlibat dalam pelatihan untuk penguatan Badan Pengelola tersebut.

TAHAP PASCA PROYEK Pengelolaan Sarana Air, Sanitasi, dan Program Kesehatan oleh Masyarakat 1. Pertanggungjawaban pelaksanaan RKM

Pertanggungjawaban ini adalah pertanggungjawaban akhir dari TKM tentang pelaksanaan kegiatan dalam RKM dan penggunaan dana.

TKM (dibantu aparat desa) harus mengundang masyarakat untuk menyampaikan pertanggungjawaban. TKM harus membuat Laporan Pelaksanaan Kegiatan RKM dan Laporan Pertanggungjawaban Dana yang dilengkapi dengan Surat Berita Acara Pertanggungjawaban Dana.

Laporan ini disampaikan kepada DPMU dan Tim Koordinator Kabupaten.

2. Pengelolaan Aset di Tingkat Masyarakat & Kabupaten/Kota Setelah pertemuan pertanggungjawaban pelaksanaan, dibuat Surat Pernyataan

Penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan (SP4).

Page 129: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

5-5

Bupati kemudian menyerahkan pengelolaan aset kepada Kelompok Masyarakat (TKM) dengan Berita Acara serah terima pengelolaan.

TKM harus bertanggung jawab atas pengoperasian dan pemeliharaan aset yang diserahterimakan.

Aset yang diserahterimakan harus dicatat dan didokumentasikan pada Dokumen Inventarisasi kekayaan milik negara (IKMN) oleh Satker PAMSIMAS KAbupaten/Kota dan diberi kode registrasi sesuai Keputusan Menteri Keuangan No. 18/KMK/018/1999. Inventarisasi termasuk dokumen as built drawing.

3. Pengelolaan Kegiatan Proyek oleh Masyarakat

Kegiatan pada tahap pasca proyek untuk konstruksi adalah pengelolaan dan pemeliharaan sarana serta berlanjutnya program kesehatan oleh masyarakat.

Fungsi Badan Pengelola dalam operasional dan pemeliharaan menjadi penting untuk keberlanjutan proyek.

Untuk membiayai operasional dan pemeliharaan sarana dibutuhkan dana yang bersumber dari masyarakat dalam bentuk iuran.

Monitoring dampak kegiatan dilakukan oleh TKM dan masyarakat melalui RKM.

Page 130: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-1

BAB 6 PENGADAAN BARANG DAN JASA Pengadaan barang dan jasa dalam program PAMSIMAS akan mengacu pada peraturan pelaksanaan pengadaan yang berlaku, yaitu :. 6.1 Pedoman (Guidelines) Pedoman pengadaan program PAMSIMAS mengacu pada :

1. Financing Agreement No. CR 42040 - IND (PAMSIMAS) 2. “Guideline Procurement under IBRD Loans and IDA Credit” Mei 2004 3. “Guideline Selection and Employment of Consultants by World Bank Borrower”

Mei 2004 4. Keputusan Presiden RI Nomor 80 Tahun 2003 dan revisi yang berlaku tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah, dan/atau aturan perubahannya. (dimana jika terjadi konflik akan mengacu pada Petunjuk Pengadaan dari Bank Dunia)

5. Undang-Undang No. 1/2005 tentang Perbendaharaan Negara 6. Project Appraisal Document, edisi 1 Juni 2006

Pedoman Operasional ini wajib digunakan untuk setiap proses/pelaksanaan pengadaan barang dan jasa pada kegiatan Pamsimas setiap tahun anggaran. Penyimpangan prosedur dari penjelasan yang tertera pada Pedoman ini akan menyebabkan dikenakannya sanksi sesuai dengan tindak/tingkat penyimpangan yang dilakukan oleh masing masing pihak yang terkait dalam proses / pelaksanaan pengadaan. Demikian juga dapat berakibat proses pengadaan dinyatakan misprocurement yang mengakibatkan dikuranginya pinjaman (credit) sebesar nilai barang atau jasa yang mengalami kesalahan pengadaan. 6.2 Pelaksana Pengadaan Proses Pengadaan akan mengikuti syarat dari petunjuk pengadaan yang telah ditentukan di atas, sesuai dengan jenis pengadaan, kelompok pengadaan di “procurement plan” pemeriksaan dan persetujuan dari Bank sesuai ketentuan “prior” atau “post” review dan syarat lain di bab ini. Metoda pengadaan yang berlaku dalam Program PAMSIMAS adalah Pengadaan Konsultan (QCBS, SBCQ, Individual Consultant), Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi (NCB, dan Shopping)

6.2.1 Persyaratan/Kriteria Anggota Panitia Pengadaan :

1). Kriteria Anggota Panitia Pengadaan a) Di tingkat CPMU:

Page 131: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-2

Kualifikasi Personil sebagai Ketua / Anggota Panitia Pengadaan: i ) Personil Ketua dan Anggota Panitia Pengadaan berasal dari Staf Direktorat

Jenderal Cipta Karya atau Staf Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya yang berpendidikan minimal S1, dalam hal ketiadaan personil yang masuk dalam kualifikasi anggota panitia dapat menggunakan PNS Direktorat Jenderal Lain dalam lingkungan Departemen PU atau kalau diperlukan dengan persetujuan Bank Dunia me-rekruit Konsultan Spesialis Pengadaan dan atau Tenaga Ahli Profesional lainnya misalnya ahli dibidang community empowerment dan local institutional development.

ii ) Baik Ketua dan Anggota Panitia dari instansi Pemerintah maupun Tenaga Ahli Profesional harus pernah menjadi anggota panitia pengadaan dalam proyek-proyek dilingkungan Departemen Pekerjaan Umum atau Departemen lain sesuai dengan keahlian masing-masing dengan pengalaman minimal 5 (lima) tahun untuk Ketua Panitia, minimal 2 (dua) tahun untuk anggota Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Proyek/Program, diutamakan dengan sumber dana Bank Dunia atau Badan Keuangan Internasional lainnya.

iii ) Wajib memberikan Curriculum Vitae (CV) untuk dinilai kapasitas sebagai ketua maupun anggota panitia pengadaan barang dan jasa, dan CV personil panitia pengadaan terlebih dahulu oleh Bank Dunia.

iv ) Menguasai bahasa Inggris baik lisan dan tulisan secara aktif v ) minimal 75% dari anggota sudah mengerti mengenai Keppres 80/2003, yang

dinilai dari keterlibatan anggota dalam panitia pengadaan minimal dalam 3 (tiga) pengadaan pada kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir. Dimana pengalaman tersebut diperoleh dalam NCB (National Competitive Bidding) dari kegiatan yang didanai oleh Bank Dunia lebih diprioritaskan penilaiannya.

vi ) Ketua Tim Pengadaan dan 50% dari jumlah anggota dapat berpengalaman/turut berperan aktif dalam panitia pengadaan yang dinilai baik (satisfactory) oleh Bank untuk pengadaan konsultan (QCBS) sesuai dengan pedoman Bank untuk minimal 2(dua) pengadaan dalam kurun waktu 3(tiga) tahun.

vii ) minimal 1 anggota panitia pengadaan menguasai mekanisme dan sistem pembayaran serta penganggaran APBN, dan mampu memfasilitasi penyiapan dokumen terkait penganggaran, termasuk klarifikasi dengan KPPN, Bappenas dan auditor.

viii ) minimal 60% dari anggota tim pengadaan menguasai permasalahan teknis, dan mempunyai pendalaman mengenai latar belakang dan dasar pemikiran dari pengadaan barang dan jasa (pada pengadaan konsultan, anggota tersebut minimal mengetahui penugasan konsultan secara teknis), atau untuk

Page 132: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-3

kasus pengadaan barang, panitia harus mengetahui substansi dari spesifikasi teknis dari barang yang diadakan yang sesuai dengan kebutuhan.

Untuk keperluan pengambilan keputusan, jumlah keseluruhan anggota Panitia Pengadaan harus ganjil. Jumlah keseluruhan Panitia Pengadaan Program Pamsimas tingkat CPMU adalah 7 orang. b) Di tingkat PPMU/DPMU Kualifikasi Personil Ketua/Anggota Panitia Pengadaan: i ) Personil Ketua Panitia Pengadaan dan anggota panitia adalah Staf pada

PPMU/DPMU dari unsur PNS yang berpendidikan minimal S1. ii ) Berpengalaman dalam mengelola proyek-proyek; diutamakan dengan sumber

dana Bank Dunia atau Badan Keuangan Internasional lainnya minimal 3 (tiga) tahun.

iii ) Untuk menilai kapasitas sebagai ketua maupun anggota panitia pengadaan barang dan jasa, personil ybs wajib memberikan Curriculum Vitae (CV) dan kalau diperlukan dapat dinilai oleh Bank Dunia tentang kualifikasi personil panitia pengadaan dari CV masing-masing ketua dan anggota panitia.

Jumlah keseluruhan Panitia Pengadaan Program PPMU tingkat Provinsi/Kabupaten minimal 5 orang dan berjumlah ganjil.

2). SK Pengangkatan Panitia Pengadaan CV dari Ketua dan calon anggota panitia disampaikan kepada Bank Dunia untuk dinilai kapasitasnya, Khusus untuk Calon Ketua dan anggota panitia dari Provinsi dan Kabupaten terlebih dahulu disampaikan kepada CPMU untuk diinformasikan ke Bank Dunia. Hasil evaluasi CV terhadap kapasitas personil Ketua dan anggota panitia yg memenuhi persyaratan, menentukan keabsahan personil ybs untuk ditetapkan sebagai Ketua / anggota Panitia Pengadaan. SK Pengangkatan Panitia Pengadaan di tingkat Pusat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Cipta Karya; di tingkat provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Provinsi dan di tingkat kabupaten ditetapkan oleh Kepala Dinas Prasarana dan Permukiman Kabupaten.

Page 133: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-4

6.2.2 Tugas, wewenang dan tanggung jawab Panitia Pengadaan adalah :

a). Mempelajari dan memahami dokumen proyek yang terkait dengan pengadaan antara lain: Financing Agreement (FA) CR 42040 - IND,

b). Penyebarluasan Final Procurement Plan maupun pengumuman pengadaan secara umum (General Procurement Notice/GPN) yang telah disetujui oleh Bank Dunia akan diatur publikasi nya oleh Bank Dunia melalui Portal UNDB online dan d.g. Market serta website http://www.pu.go.id.

c). Memahami Procurement Plan (PP) yang telah disetujui oleh Bank Dunia, Ketua Panitia dengan dibantu oleh Konsultan Pengadaan berkewajiban untuk melaksanakan pengadaan sesuai dengan ketentuan yang disepakati di PP; menjaga agar penetapan pemenang dapat dikeluarkan sebelum jaminan penawaran kadaluarsa (“bid validity”); dapat mengambil keputusan yang tidak bertentangan dengan prosedur.

d). Menyiapkan dan membuat Dokumen Pengadaan (Barang dan Jasa Konstruksi dengan metode NCB); Request for Quotation (Barang dan Jasa Konstruksi serta jasa lainnya dengan metode shopping). Jumlah paket dokumen yang disiapkan berdasarkan pada PP yang disetujui Bank Dunia untuk setiap Tahun Anggaran.

e). Menyiapkan dan membuat dokumen Request for Proposal (RFP) untuk QCBS/CQS untuk lembaga Konsultan. Jumlah paket RFP yang disiapkan berdasarkan pada Procurement Plan (PP) yang disetujui Bank Dunia untuk setiap Tahun Anggaran.

f). Melaksanakan pengadaan mulai dari pembuatan dan penyebaran undangan/advertensi; pemasukan dan pembukaan dokumen penawaran, evaluasi dokumen penawaran (Bid Evaluation Report) sesuai ketentuan metode pengadaan sampai dengan penandatangan kontrak dan apabila ada amandemen dan atau addendum kontrak masih menjadi tugas panitia pengadaan untuk mengevaluasi dan pembuatan amandemen dan atau addendum kontraknya.

g). Membuat Berita Acara pemasukan dan pembukaan proposal penawaran (proposal Teknis dan proposal Biaya), Berita Acara Evaluasi Penawaran Proposal Teknis maupun Proposal Biaya lengkap dengan usulan pemenang dan membuat Kontrak maupun amandemen dan atau addendum kontrak.

h). Melakukan pemeriksaan di website http://www.pu.go.id, http://www.worldbank.org dan atau Procurement Specialist Bank Dunia untuk mendapatkan daftar perusahaan supplier, konstruksi, dan atau konsultan, serta konsultan individu yang masuk dalam daftar hitam (blacklist); serta membantu menginformasikannya secara terbuka melalui website, dan

Page 134: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-5

menyiapkan surat pemberitahuan kepada unit pengadaan yang lain. i). Meneliti setiap profil perusahaan supplier, konstruksi dan atau konsultan; serta

CV individual konsultan yang berminat untuk berpartisipasi dalam pelelangan ataupun seleksi konsultan baik melalui perkenalan yang disampaikan langsung ke CPMU, PPMU, DPMU maupun melalui alamat Electronic mail [email protected].

j). Bila ada indikasi adanya "conflict of interest", ataupun lainnya yang tidak wajar, ketua panitia harus melakukan konfirmasi sesuai dengan informasi yang disampaikan oleh peminat tersebut. Setiap temuan adanya indikasi hal yang tidak wajar, dibuat laporan tertulis dan disampaikan kepada Koordinator Kegiatan serta Penanggung Jawab Kegiatan, termasuk saran-saran yang diperlukan. Keputusan untuk menindaklanjuti hal ini atau tidak adalah tergantung dari Penanggung Jawab Kegiatan.

k). Mendokumentasikan dengan baik setiap proses pengadaan dari penyiapan dokumen lelang (NCB), permintaan untuk pengajuan proposal (Request For Proposal/RFP), pemasangan iklan, pemasukan dan pembukaan penawaran, dokumen evaluasi penawaran (bid evaluation document) sampai dengan penetapan pemenang, penandatanganan kontrak, termasuk setiap pengaduan, sanggahan yang terjadi apabila ada, termasuk korespondensi ke atau dari berbagai pihak. Harus didokumentasikan dan diberi nomer registrasi yang terkait dengan no.urut pada PP yang telah disetujui Bank Dunia untuk setiap tahun anggaran.

l). Mengumumkan pemenang lelang termasuk hasil evaluasi kepada peserta lelang melalui website http://www.pu.go.id.

m). Memantau/mengkaji pelaksanaan kontrak: pengadaan barang, jasa konstruksi dan jasa lainnya dan atau jasa konsultan, apakah kualitas barang/konstruksi yang dikirimkan/dibangun dll, apakah personil yang ditugaskan sesuai dengan lingkup penugasan, TOR, spesifikasi teknis dan jadwal kegiatan rekanan.

n). Apabila dalam tugasnya menemukan indikasi hal hal yang berkaitan dengan tindak penipuan dan atau lainnya, harus dibuat laporan kepada Pelaksana dan Ketua CPMU, maupun Penanggung Jawab Kegiatan (PJK) untuk kemudian diteruskan kepada Pejabat Pembuat Komitmen/Kuasa Pengguna Anggaran, tergantung jenis temuan. Tindak lanjut dari kondisi ini adalah menjadi tanggung jawab PJK.

o). Mencatat dan meneruskan setiap bentuk pengaduan dalam aspek procurement yang terjadi di CPMU, PPMU dan DPMU dan meneruskan pada yang berwenang untuk ditindak-lanjuti.

p). Mencatat penyelesaian pengaduan dalam aspek procurement yang

Page 135: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-6

telah/belum selesai ditangani termasuk waktu penyelesaian. q). Membuat laporan pengadaan serta umpan balik berdasarkan kasus yang

terjadi apabila ada. Laporan pengadaan ini disampaikan juga ke Unit Pengadaan CPMU, guna mendukung proses peningkatan kapasitas di bidang pengadaan.

Secara rinci tugas untuk panitia pengadaan di propinsi mengacu pada tugas pokok dan fungsi panitia pengadaan tingkat pusat.

6.3 Pengamat Publik Seorang wakil dari masyarakat berfungsi sebagai pengamat independen (pengamat publik) dalam rangka untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik dalam pelaksanaan pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi serta Jasa lainnya dengan metoda NCB; dan Seleksi jasa konsultan dengan metoda QCBS 1). Kriteria Pengamat Publik

Pengamat publik yang diseleksi dari anggota masyarakat, yang : a). Memiliki integritas, b). Mampu menjaga kerahasiaan pengadaan (cofidentiality), c). Tidak terlibat / tidak memiliki hubungan bisnis dalam bentuk apapun dengan

penyedia barang/jasa (termasuk hubungan sebagai anggota asosiasi penyedia barang/jasa) yang sedang dilelang.

Kerangka acuan (Terms of Reference) pengamat publik akan disusun oleh

CPMU, yang akan dikirimkan ke anggota masyarakat setelah mendapatkan NOL dari Bank Dunia.

2). Proses Seleksi Pengamat Publik

Proses seleksi dapat dilakukan secara langsung oleh Penanggung Jawab Kegiatan Pamsimas dengan meminta secara tertulis kepada beberapa anggota masyarakat sebagai wakil end user dalam pelaksanaan proses pelelangan yang akan dilelangkan Pengamat Publik yang terpilih harus menyampaikan surat pernyataan kesanggupan sebagai pengamat publik (lihat lampiran ... ).

Page 136: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-7

3). Tugas dan Tanggung Jawab Pengamat Publik

Pengamat publik bertugas memantau proses pengadaan, apakah telah sesuai dengan peraturan yang berlaku, transparan, dan tidak ada indikasi KKN ataupun conflict of interest. Rincian tugas Pengamat Publik adalah sbb: • Menghadiri proses pengadaan berdasarkan undangan yang dikirimkan oleh

Panitia Pengadaan selambat lambatnya 1 minggu sebelumnya; apabila yang bersangkutan berhalangan hadir maka harus menyampaikan pemberitahuan secara tertulis.

• Mengamati dan mencatat proses pengadaan dengan menghadiri (i) rapat penjelasan lelang, jika ada, (ii) pembukaan dokumen penawaran teknis, dan (iii) pembukaan dokumen penawaran harga. Pada proses pengadaan yang dihadiri tersebut turut menandatangani Berita Acara, dan mengisi formulir laporan pengamatan.

Pengamat publik bertugas setelah menerima SK Penugasan yang diterbitkan oleh Ketua CPMU ditingkat pusat, Ketua PPMU di Provinsi dan Kabupaten, yang berisi (i) Rincian tugas sebagaimana diuraikan pada butir-butir diatas, (ii) Batasan kewenangan sebagai pengamat publik.

6.4 Notaris Publik atau Penggantinya Tugas dan Tanggung Jawab Notaris Publik atau Penggantinya

a). bertugas: i ) Menghadiri dan menyaksikan seluruh proses pembukaan proposal ii ) Menandatangani Berita Acara Pembukaan Dokumen Proposal iii ) Menandatangani Berita Acara serah terima dokumen proposal teknis (1

copy) dan biaya (semua berkas), dari Panitia iv ) Membawa dan mengarsipkan satu copy Dokumen Proposal teknis dari

seluruh calon konsultan yang memasukan proposal ditempat yang aman (deposit box).

v ) Membawa dan Mengarsipkan semua berkas Dokumen Proposal biaya dari seluruh calon Konsultan yang memasukan proposal; dalam keadaan utuh belum dibuka atau dengan kondisi sebagaimana dinyatakan dalam Berita Acara serah terima dokumen ditempat yang aman (deposit box).

Page 137: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-8

vi ) Membawa kembali dokumen proposal biaya dari tempat penyimpanan keruang sidang panitia pengadaan untuk pembukaan proposal biaya dan menyerahkan semua berkas proposal biaya kepada Panitia untuk proses selanjutnya, sesuai dengan waktu yang ditetapkan pada surat undangan.

vii ) Menyaksikan proses pembukaan proposal biaya Konsultan yang lulus teknis dan menandatangani berita acara.

viii ) Mengarsipkan kembali satu copy dokumen proposal biaya yang dibuka dan semua berkas dokumen yang tidak dibuka dalam keadaan utuh.

ix ) Setelah menerima tembusan surat pemberitahuan pemenang seleksi konsultan, mengembalikan semua dokumen proposal yang diarsipkan kepada Panitia Pengadaan

b). Notaris Publik atau Penggantinya wajib menjaga kerahasiaan dokumen yang diarsipkan (cofidentiality).

c). Notaris Publik atau Penggantinya bertanggung jawab kepada kepala Satker Pamsimas/CPMU.

6.5 Aspek Hukum Yang Terkait Dengan Pengadaan

Pelaksanaan Pengadaan wajib menggunakan prinsip transparansi, akuntabilitas, ekonomis, efisien dengan memberi kesempatan seluas luasnya kepada yang berminat (sesuai prinsip kompetisi terbuka untuk public procurement).

6.5.1 Persyaratan Peserta (Eligibility)

Pada prinsipnya semua perusahaan ataupun individu dari semua negara yang memiliki kapasitas pelayanan/keahlian dan standar kualifikasi sebagaimana dipersyaratkan pada TOR/spesifikasi di Dokumen Lelang maupun Dokumen Request For Proposal, kecuali yang termasuk dalam blacklist pemerintah atau dalam blacklist Bank Dunia. Nama perusahaan/individu konsultan yang masuk dalam daftar blacklist pemerintah didapatkan dari Sekjen Departemen PU melalui Sekditjen Cipta Karya pada setiap awal tahun anggaran dan website http://www.pu.go.id. Sedangkan blacklist Bank Dunia dapat diperoleh dari website Bank Dunia atau procurement specialist/task team leader. Blacklist tersebut disebarluaskan oleh CPMU kepada PPMU dan DPMU.

6.5.2 Pertentangan Kepentingan (Conflict of interest)

Tiga katagori utama dari pertentangan kepentingan yang dapat menyebabkannya

Page 138: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-9

Konsultan didiskualifikasi, tetapi tidak terbatas hanya pada kondisi umum dibawah ini yakni:

a) Konflik dalam lingkup kegiatan yang dapat bertentangan kepentingannya;

contoh : Pengadaan barang dan pekerjaan konstruksi yang akan datang, yang mungkin berkaitan dengan penugasannya sebagai tenaga ahli (TA) saat ini yaitu memberikan jasa konsultansi, dimana salah satu inputnya memberikan rekomendasi tentang usulan penerimaan bantuan untuk Kabupaten. Dalam kaitan ini semua TA yang terlibat dalam proses evaluasi/verifikasi untuk penetapan penerimaan hibah tidak diperkenankan bertindak sebagai supplier/kontraktor;

b) Konflik dalam penugasan yang dapat bertentangan kepentingannya; contoh:

(i). Tenaga Ahli/Konsultan yang terlibat dalam persiapan proyek / perencanaan, tidak diperkenankan untuk ditugaskan sebagai Konsultan untuk pelaksanaan, karena Konsultan tersebut akan memperoleh manfaat yang lebih bila dibandingkan dengan Konsultan lain yang tidak terlibat dalam penugasan sebelumnya, dan juga berminat mengikuti seleksi; hal ini tidak sejalan dengan konsep kompetisi terbuka untuk ”public procurement”; (ii) Salah satu output Konsultan yaitu menyiapkan TOR kegiatan untuk pekerjaan selanjutnya; dalam hal ini Konsultan sengaja membuat salah satu TOR sesuai dengan keahliannya, agar penugasannya dapat diperpanjang, ataupun ditugaskan kembali dengan penugasan lain yang tetap berkaitan;(iii) Konsultan secara simultan dalam waktu penugasan yang sama memberikan jasa konsultansinya pada beberapa pemberi kerja yang memilki kepentingan berbeda namun masih terkait satu sama lain, hal ini dapat merugikan salah satu Pemberi Kerja.

c) Konflik kepentingan akibat adanya hubungan keluarga / busines;

Apabila personil komisaris atau direksi Konsultan atau Para Penawar Pengadaan Barang dan Jasa memiliki hubungan keluarga dekat maupun hubungan keluarga yang diperluas dengan anggota Panitia maupun Pejabat Eselon I sampai dengan eselon IV Departemen Pekerjaan Umum, maka hubungan tersebut harus diberitahukan secara tertulis yang dilampirkan dalam pernyataan minat / proposal.

Demikian juga dalam hal hibah masyarakat, apabila perwakilan kelompok

Page 139: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-10

masyarakat memiliki hubungan keluarga dekat maupun hubungan keluarga yang diperluas dengan (ii) anggota Panitia Evaluasi ditingkat provinsi maupun kabupaten, (ii) personil komisaris atau direksi Konsultan Management yang terkait, (iii) Pejabat Eselon I sampai dengan eselon IV ditingkat province maupun kabupaten, maka hubungan tersebut harus diberitahukan secara tertulis yang dilampirkan dalam proposal.

Untuk mencegah terjadinya pertentangan kepentingan tsb di atas, maka setiap Penanggung Jawab Kegiatan di instansi pelaksana kegiatan harus memastikan bahwa rekanan (perusahaan/individu) yang terlibat dalam kegiatan PAMSIMAS tidak dalam posisi "conflict of interest", yaitu dengan meneliti profil perusahaan/CV yang disampaikan dan apabila diperlukan melakukan konfirmasi kepada pihak yang terkait sesuai dengan yang tertera pada data tsb. Biodata yang disampaikan Perusahaan/individu peserta lelang/seleksi konsultan adalah sah secara hukum, apabila yang bersangkutan memalsukan keterangan yang tercantum, berarti tindak pemalsuan tersebut dapat dikatagorikan dalam tindak penipuan. Berdasarkan hasil klarifikasi tersebut Penanggung Jawab Kegiatan dapat mengajukan usulan kepada Kuasa Pengguna Anggaran untuk menganulir (mendiskualifikasikan) keikutsertaan perusahaan/individu tersebut dalam proses pengadaan selanjutnya ataupun usulan untuk mendiskualifikasi-kannya apabila yang bersangkutan sudah ditugaskan. Usulan tersebut harus jelas, termasuk tindak lanjut yang akan dilaksanakan, serta kejelasan apabila ada konsekwensi biaya yang sudah dikeluarkan kepada rekanan yang bersangkutan; dan dilengkapi dengan dokumen pendukung. Keputusan dari KPA dan usulan PJK disampaikan kepada Bank Dunia.

6.5.3 Tindak Penipuan dan Korupsi (Fraud and Corruption)

Peserta Pengadaan tidak diperkenankan untuk mengikuti proses pengadaan apabila terlibat dalam tindak penipuan dan korupsi. Adapun tindakan yang dilarang untuk dilakukan selama proses pengadaan adalah tindakan-tindakan KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme), sbb:

a). "Corrupt Practice" (tindak korupsi) adalah berarti menawarkan,

Page 140: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-11

memberikan, menerima atau meminta/memohon sesuatu barang ataupun jasa sehingga dapat mempengaruhi pengambilan keputusan dari pejabat yang ditugaskan menangani proses pengadaan atau di dalam pengawasan pelaksanaan kontrak.

b). "Fraudulent Practice" (tindak penipuan) adalah berarti menyajikan/ mengemukakan fakta yang tidak benar sehingga dapat mempengaruhi proses pengadaan atau pelaksanaan kontrak yang mengakibatkan kerugian negara peminjam (Pernerintah Indonesia), dan termasuk praktek-praktek kolusi antara peserta lelang (sebelum atau sesudah pemasukan penawaran) antara lain merencanakan untuk membuat haarga satuan tertentu, tidak kornpetitif dan merugikan Pernerintah dari keuntungan yang dapat diperoleh apabila kompetisi pengadaan dilakukan secara terbuka dan bebas. Karena kondisi "conflid of interest", ini dapat menimbulkan konsekwensi biaya ataupun sanksi administrasi lainnya, maka harus tertulis dengan jelas pada Kontrak Perjanjian Hibah

c). “Collusive Practices" (tindak kolusi) adalah suatu pengaturan antara 2 (dua) atau lebih penawar, dengan atau tanpa sepengetahuan pengguna barang/jasa yang ditujukan untuk rnenetapkan harga penawaran pada tingkat yang artifisial, dan non-kompetitif.

d). “Coercive Practices" (tindak koersif/pemaksaan) adalah tindakan membahayakan atau mengancarn untuk membahayakan secara langsung atau tidak langsung individu dan atau aset miliknya, dalam rangka mempengaruhi partisipasinya dalam proses pengadaan atau mempengaruhi pelaksanaan kontrak. Indikasi adanya pelanggaran tersebut bisa diperoleh dari berbagai sumber, yaitu: a). Pengaduan baik dari internal institusi ybs, pihak yang dirugikan, dan atau

masyarakat; b). Hasil audit BPKP, ataupun audit independen lainnya; c). Temuan Itjen / supervisi / M&E internal Instansi Pelaksana Kegiatan; dan d). Temuan dari Bank Dunia, misalnya pada saat melaksanakan missi

supervisi, post review, ataupun audit independen. Instansi Pelaksana Kegiatan berkewajiban menindak lanjuti indikasi KKN tersebut, sesuai dengan informasi yang diterima. Sebagai bagian dari internal control system, di tingkat pelaksana Kegiatan, Penanggung Jawab Kegiatan , dan petugas Monitoring dan Evaluasi berkewajiban untuk membuat laporan

Page 141: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-12

kasus yang terjadi dengan dilengkapi dokumen pendukung untuk dilaporkan kepada KPA, serta rekomendasi tindak lanjutnya. KPA kemudian menentukan penyidikan yang akan dilaksanakan, apakah akan dilimpahkan ke Itjen atau BPKP Penyidik, ataupun audit independen lainnya, tergantung dari kasus yang terjadi dan independensi dari institusi yang akan ditugaskan untuk mendapatkan opini yang benar sesuai kondisi di lapangan. KPA akan menetapkan langkah selanjutnya berdasarkan rekomendasi investigator. apakah menutup kasus bila tidak terbukti atau jika ada indikasi kuat atau terbukti terjadinya KKN maka dapat dilakukan hal-hal berikut ini: (a) Dilanjutkan dengan tindakan hukum untuk tindak pidana korupsi; (b) Dikenakan tindakan administratif; (c) Rekanan yang bersangkutan diberikan sanksi sesuai ketentuan di kontrak

. (d) Rekanan yang bersangkutan dimasukkan dalam daftar hitam (blacklist)

dari Bank Dunia maupun Instansi Pelaksana Kegiatan dan disebarluaskan melalui website http://www.pu.go.id.

(e) Tembusan laporan tindak lanjut yang merespon terhadap temuan adanya indikasi KKN, juga disampaikan ke Bank Dunia lengkap dengan data pendukung. Langkah langkah yang dianggap baik, cepat dalam merespon dan dampaknya terhadap pelaksanaan kegiatan dapat dipublikasikan di website http://www.pu.go.id sebagai sarana pertukaran pengalaman, sebaiknya diberikan juga fasilitas agar para pembaca bila berminat dapat merespon langsung di website http://www.pu.go.id perihal kasus tsb ataupun berbagi pengalamannya dalam menangani kasus KKN.

Dalam hal adanya indikasi KKN sebagaimana tersebut di atas Bank Dunia dapat melakukan penyidikan tersendiri berdasarkan keputusan Management di Bank Dunia yang memiliki keluasaan/kebebasan dalam mencari informasi baik di tingkat Institusi Pelaksana Kegiatan PAMSIMAS maupun di tingkat Rekanan sesuai dengan ketentuan hukum yang mendasarinya.

6.5.4 Misprocurement

Misprocurement adalah terminologi khusus yang digunakan oleh Bank Dunia untuk menyatakan bahwa Bank Dunia tidak dapat membiayai pembayaran/pengeluaran-pengeluaran untuk belanja barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, serta jasa konsuItan yang dilaksanakan tidak sesuai dgn

Page 142: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-13

prosedur pengadaan yang telah ditetapkan di dalam PMM/PIM termasuk dasar peraturan yang melandasinya; dan tidak sesuai dengan Procurement Plan yang telah disetujui oleh Bank Dunia pada setiap tahun anggaran. Contoh: Penyimpangan prosedur, misalnya : (i) Pemasangan advertensi tidak dilakukan dengan benar (misalnya: informasi tidak jelas/mengarah pada rekanan terbatas/iklan tersebut hanya ada pada koran dengan jumlah eksemplar terbatas saja yang tidak sesuai dengan peraturan koran nasional dengan jangkauan dan oplah yang dikeluarkan Bank Dunia); (ii) Pengadaan dengan metode yang berbeda yang telah tercantum dalam Procurement Plan, (iii) Pengadaan yang dilaksanakan tidak tercantum dalam Procurement Plan. Apabila kasus ini terjadi di satuan kerja di luar CPMU, walaupun penyaluran dana melalui mekanisme kontrak, kasus yang terjadi harus dilaporkan kepada ketua satker karena kemungkinannya ada konsekwensi terhadap dana/ pembiayaan pengganti. Walaupun kontrak pengadaan barang, pekerjaan konstruksi/ jasa lainnya, dan jasa konsultansi pemenangnya diumumkan dan kontraknya ditandatangani setelah menerima NOL dari Bank Dunia; dalam hal ini Bank Dunia tetap berhak untuk menyatakan "misprocurement" apabila terbukti bahwa dasar penetapan NOL yang telah disampaikan oleh proyek berdasarkan informasi yang tidak benar; ataupun bila persyaratan dan ketentuan ("term and condition") pada kontrak telah dilakukan perubahan tanpa adanya persetujuan dari Bank Dunia Dasar bagi Bank Dunia untuk menilai apakah kontrak tertentu baik untuk pengadaan barang/jasa konstruksi dan jasa lainnya, serta jasa konsultansi, dinyatakan misprocurement adalah atas dasar review pada saat missi supervisi Bank Dunia, ataupun hasil SOE post review/audit/penyelidikan yang dilakukan Bank Dunia, tanpa dipengaruhi oleh hasil review siapapun. Apabila kontrak/pekerjaan yang diinvestigasi tersebut terbukti masuk dalam katagori "misprocurement", maka surat perihal "Declaration of Misprocurement" akan diterbitkan dan ditujukan Menteri Keuangan dan ditembuskan kepada Dirjen Cipta Karya, serta instansi yang terkait lainnya: Dirjen Perbendaharaan, KPPN, Bappenas, dan Unit Pelaksana Kegiatan terkait. Dan surat tsb akan ditindak lanjuti dengan mengirimkan surat kepada Menteri Keuangan perihal keharusan "Refunds due to Misprocurement", sehingga Depkeu harus mengembalikan pendanaan tersebut kepada Bank Dunia apabila sudah di-replenish-kan ke Bank Dunia, sebesar total keseluruhan nilai kontrak yang dinyatakan "misprocured". Serta nilai

Page 143: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-14

alokasi Loan untuk komponen/kategori tersebut akan dikurangi dengan jumlah nilai kontrak yang dinyatakan misprocured. Akibat yang ditimbulkan dari kasus misprocurement terhadap instansi pelaksana kegiatan adalah: Instansi Pelaksana Kegiatan terkait harus mengembalikan dana, sejumlah nilai kontrak yang dinyatakan "misprocured", dengan menganggarkan pada tahun berikutnya, apabila mungkin menganggarkan pada tahun anggaran berjalan, melalui mekanisme perubahan anggaran (revisi DIPA). Instansi Pelaksana Kegiatan harus menindak lanjuti hal tersebut dengan rekanan yang bersangkutan, yang tindak lanjutnya akan tergantung sekali dari penyebab misprocurement, status kontrak, progress pelaksanaan pada tingkat Pelaksana Kegiatan kemungkinannya ada beberapa alternatif, yaitu: a). Rekanan telah terseleksi dan kontrak sudah ditanda tangani; tetapi belum

dilakukan pembayaran; b). Rekanan sudah dibayar, tetapi belum 100% dari nilai Kontrak; c). Rekanan sudah dibayar 100% dari nilai Kontrak

(1). Tindak Lanjut penyelesaian akibat misprocurement:

Pengalokasian dana pengganti nilai kontrak yang misprocurernent apabila misprocurement terjadi di CPMU: a. Penanggung jawab kegiatan terlebih dahulu rnengajukan permohonan kepada

Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Anggaran (KPA/PA) untuk mengalokasikan dana pengganti tsb dengan sumber pendanaan rupiah murni, dengan melampirkan kronologis misprocurement/data pendukung yang diperlukan; dan apakah akan dianggarkan pada tahun anggaran berjalan atau pada tahun anggaran berikutnya; sebagai anggaran untuk melanjutkan/menyelesaikan pekerjaan.

b. Berdasarkan persetujuan KPA/PA; pengalokasian dana pengganti

dianggarkan berdasarkan "Tata cara perubahan/pergeseran anggaran" untuk pengalokasian di TA berjalan atau untuk pengalokasian pada TA berikutnya. Klasifikasi jenis belanja untuk dana pengganti termasuk jenis belanja "Pembiayaan" dengan "MAK 712321 Pengembalian penarikan pinjaman program Credit " dengan sumber pendanaan rupiah murni;

c. Sub-kegiatan jenis belanja terkait dgn kontrak "misprocured" harus tetap

Page 144: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-15

dilaksanakan agar objektivitas kegiatan dapat dicapai, maka selain mengalokasikan dana pengganti RK; juga harus mengalokasikan dana RM untuk sub-kegiatan/jenis belanja tsb, agar tetap dapat dilaksanakan.

d. SPM-LS utk penggantian dana tersebut merupakan tanda bukti instansi

pelaksana kegiatan sudah melaksanakan penggantian dana. Sedangkan penggantian dana ke Bank Dunia ditransfer oleh Dep.Keu melalui DJPB.

e. Bila diperlukan proses hukum bagi pihak yang terlibat (terutama bila

penyebabnya KKN), maka KPA terlebih dahulu akan meminta penyidikan kasus kepada Itjen Dep PU/BPKP untuk mengambil keputusan selanjutnya.

(2). Penyelesaian dengan rekanan:

Penyelesaian dengan rekanan didasarkan pada dokumen kontrak; progress kegiatan dan pembayaran, serta penyebab misprocurement, dilakukan melalui hal-hal berikut: (i) Instansi pelaksana kegiatan mengirimkan surat kepada rekanan dan memberitahukan perihal kasus misprocurement, serta konsekwensi yang harus ditanggung oleh instansi pelaksana kegiatan, dan akibatnya terhadap Kontrak kerja dgn rekanan yang bersangkutan; (ii) Mengundang rekanan untuk: menjelaskan kasus tsb apakah Rekanan ikut terlibat (KKN) atau tidak. Untuk kasus KKN sanksi yang diterapkan adalah sesuai dengan ketentuan pada kontrak; (iii) Apabila rekanan tidak terlibat maka kontrak tetap diamandemen untuk mengamandemen sumber dana.

6.5.5 Bid Security (jaminan penawaran)

Para peserta peminat lelang apabila pada dokumen penawarannya diminta melampirkan bid security/ Jaminan penawaran sesuai dengan ketentuan dan format yang tercantum dalam dokumen lelang/Standard Bidding Documents pada Bidding Data Sheet/Lembar Data Penawaran, yaitu : format bid security, besarnya nilai jaminan penawaran adalah fix (bukan dengan nilai maksimal atau sebesar-besarnya) yg diterbitkan dari Bank (bukan dari Asuransi atau lembaga Keuangan lainnya) yang mempunyai reputasi baik, masa berlaku bidding security (minimal tanggal jatuh temponya 30 hari setelah masa berlakunya periode pelelangan) untuk memberi kesempatan panitia pengadaan bila sewaktu waktu jaminan penawaran tsb diperlukan. Apabila peserta lelang tidak merespon ketentuan pada dokumen lelang dalam

Page 145: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-16

menyediakan bid security, maka Panitia Pengadaan berhak untuk mengklasifikasikan dokumen penawarannya sebagai ”un-responsive” dan ditolak. Untuk metode shopping untuk pengadaan barang dan jasa konstruksi dan jasa lainnya tidak disyaratkan ada bid security. Instansi Pelaksana Kegiatan harus menyelesaikan evaluasi penawaran dan mengumumkan pemenang lelang dalam periode masa berlakunya jaminan penawaran. Perpanjangan masa penawaran hanya bisa dilaksanakan dengan justifikasi yang khusus. Hal ini tidak bisa dilakukan untuk mengakomodir keterlambatan dari Panitia Lelang dalam melakukan evaluasi proposal penawaran, dan jika ini yang terjadi maka dapat menjadi dasar bagi Bank untuk menyatakan misprocurement. Instansi Pelaksana Kegiatan bila mengajukan permohonan perpanjangan berlakunya masa jaminan penawaran kepada penawar untuk menyelesaikan proses evaluasi, harus mengajukannya secara tertulis berikut justifikasi-nya, dalam hal ini peserta lelang dapat menolak permintaan Instansi Pelaksana Kegiatan.

6.5.6 Sanksi Dalam kaitannya dengan pengadaan barang dan jasa, pelanggaran prosedur dan pelaksanaan kontrak pihak yang terkait; ataupun temuan / hasil pengawasan wajib ditindak lanjuti dengan memberikan sanksi kepada yang berbuat kesalahan sebagaimana peraturan yang berlaku, yaitu:

• Kepada para pihak terkait dalam pelaksanaan pengadaan termasuk penyedia atau pengguna barang dan jasa yang ternyata terbukti melanggar ketentuan dan prosedur pengadaan dikenakan sanksi; Sanksi bagi pengguna yang melakukan kesalahan dapat berupa tindakan administrasi, tuntutan ganti rugi, atau diproses melalui gugatan perdata, pengaduan tindak pidana. Sanksi bagi penyedia barang/jasa yang bersalah dapat dikenakan sanksi administrasi, misalnya dikenakan sanksi tidak diikut sertakan dalam pengadaan untuk kurun waktu tertentu / permanen atau dituntut berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku (i.e lihat Keppres 80/2003, pasal 35 perihal penghentian dan pemutusan kontrak, pasal 37 sanksi, dan pasal 49 tindak lanjut pengawasan).

• Khusus untuk tindak pidana korupsi mengacu pada undang undang Korupsi yang berlaku. Penanggung jawab kegiatan, staf yang menangani program PAMSIMAS dapat menggunakan buku ”Memahami untuk membasmi” yang diterbitkan KPK, sebagai pedoman kerja.

Page 146: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-17

6.6 Pengadaan Jasa Seleksi Konsultan dan Barang 6.6.1 Kesepakatan Pelaksanaan

Kesepakatan pengaturan proses seleksi konsultan dan pelaksanaan pengadaan untuk Program PAMSIMAS sesuai dengan FA mengenai Procurement and Consultants’ Services. Hal-hal yang diatur dalam bagian tersebut yaitu :

1. Petunjuk Pengadaan Konsultan dan Pengadaan Barang dan Jasa Konstruksi, yang diterbitkan oleh Bank Dunia;

2. Kesepakatan mengenai prosedur pengadaan fisik dan barang serta seleksi konsultan sesuai Financing Agreement

6.6.2 Seleksi Konsultan A. Acuan Yang digunakan

Acuan utama yang digunakan dalam pelaksanaan seleksi konsultan Program PAMSIMAS mengacu pada 6.1 mengenai Pedoman (Guidelines)

Adapun posisi Keppres Nomor 80/2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah tidak sepenuhnya dapat digunakan untuk pelaksanaan pengadaan kegiatan-kegiatan Program PAMSIMAS yang didanai Credit Bank Dunia. Hal ini dikarenakan kemungkinan terjadinya konflik/tidak kesepakatan terhadap aturan-aturan yang diberlakukan pada pelaksanaan tahapan seleksi, misalnya dalam hal pelaksanaan pengumuman, penerapan prosedur prakualifikasi, pelaksanaan tender ulang, dan aturan/keharusan pembentukan joint venture/sub konsultan. Bila terjadi konflik pengertian terhadap aturan seleksi, maka acuannya dikembalikan menurut Petunjuk Pengadaan Bank Dunia yang berlaku.

B. Prinsip-Prinsip Umum Yang Selalu Harus Diperhatikan Prinsip-prinsip umum yang harus selalu diperhatikan oleh Executing Agency dan Implementing Agency serta Panitia Pengadaan dalam mempersiapkan, melaksanakan dan mengadministrasi kontrak pekerjaan Program PAMSIMAS yang didanai sebagian dan atau seluruhnya dari pinjaman Bank Dunia adalah :

1. Selalu mengutamakan perolehan kualitas jasa layanan konsultasi yang terbaik;

2. Selalu berorientasi kepada perolehan nilai ekonomis dan efisiensi; 3. Selalu memberikan kesempatan dan perlakuan yang sama kepada semua

peserta pelelangan yang berasal dari semua negara yang eligible (tidak restrictive);

4. Selalu mendukung peningkatan/pengembangan dan pemanfaatan jasa konsultan nasional di negara-negara berkembang; dan

5. Selalu menciptakan iklim transparansi dan kompetisi dalam proses seleksi konsultan.

Page 147: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-18

C. Procurement Plan Sebagai bagian dari persiapan proyek, Procurement Plan harus disiapkan untuk disampaikan ke Bank Dunia. Procurement Plan harus diperbaharui setiap tahun atau saat dibutuhkan, sepanjang masa pelaksanaan, dan harus dilakukan dengan tata cara yang sudah disetujui Bank Dunia. Procurement Plan harus dipublikasikan ke anggota Panitia Pengadaan baik di tingkat Pusat, Propinsi, Kota dan Kabupaten

D. Revisi Procurement Plan (PP) Selama pelaksanaan tahun anggaran berjalan, kemungkinannya dapat terjadi

perubahan rencana kegiatan sebagai respon berdasarkan pada hasil Monitoring dan Evaluasi Proyek, ataupun evaluasi kinerja (District performance evaluation); ataupun akibat terjadinya kekeliruan penganggaran pada dokumen anggaran yang telah disyahkan; ataupun terjadinya kendala didalam pelaksanaan; maka PP harus direvisi sesuai dengan perubahan rencana kegiatan; atau kebutuhan waktu yang diperlukan pada jadwal rencana PP. Sebelum proses pengadaan dilaksanakan, setiap perubahan PP pada tahun anggaran berjalan terlebih dahulu harus disampaikan ke Bank Dunia untuk persetujuannya.

Tabel 6-1 : Paket Pengadaan Barang dan Metoda serta Jadwal Pelaksanaan

Ref.

No.

Name of packages

Contract

Description

Estimated Cost (US$)

Procure-

ment Method

Prequali-fication (yes/no)

Domestic

Preference (yes/no)

Review

by Bank

(Prior / Post)

Expected

Bid-Opening

Date

Imple-men-ting

agen-cies

1 2 3 4 5 6 7 8 Sub – Component 1.1: Implementation of CDD Process at Community level

1 A1.1 Printing materials for roadshows

76,500 NCB No No Post Feb-07 MoHA-PMD

2 A1.2

Printing of CF training materials, books and manuals1

12,240 Shopping No No Feb-07 MoHA-PMD

3 C.1

Printing of Informed Choice Catalog of Water Supply and peri-urban Sanitation facilities2

40,800 Shopping No No Feb-08 MPW-HS

4 C.2

Printing of guidelines and supporting materials for

5,141 Shopping No No Feb-07 MPW-HS

1 The additional printing of CF training materials, will be procured on 2009 is US$ 4,080 2 The additional printing of ICC for WSS, will be procured each year up to 2012, US$ 40,800

Page 148: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-19

Ref.

No.

Name of packages

Contract

Description

Estimated Cost (US$)

Procure-

ment Method

Prequali-fication (yes/no)

Domestic

Preference (yes/no)

Review

by Bank

(Prior / Post)

Expected

Bid-Opening

Date

Imple-men-ting

agen-cies

1 2 3 4 5 6 7 8 sustainability monitoring

Sub – Component 1.3: Development of mechanisms and capacities of provincial and district institutions for scaling up and mainstreaming community driven WSS

5 A2.1

Printing for advocacy kits of Institutional Strengthening for executive and legislative3

1,734 Shopping No No Feb-07 MoHA-RD

Sub-Component 2.1 : Total Sanitation Program

6 B.1

Printing and Distributing of CLTS Manual4

22,440 Shopping No No Feb-07 MoH-DCEH

7 B.2

Printing and distributing of Informed Choice Catalog of Sanitation Options manual5

1,642 Shopping No No Feb-07 MoH-DCEH

Sub-Component 2.2: Sanitation and Hygiene Marketing Program

8 B.3

Printing and distribution for research studies on Sanitation & Hygiene Marketing Guidelines and prototypal design6

2,601 Shopping No No Feb-07 MoH-DCEH

9 B.4

Materials production to support marketing7

3,213 Shopping No No Feb-08 MoH-DCEH

10 B.5

Printing and distribution for health promotion manual

51,000 NCB No No Post Feb-08 MoH-DCEH

11 B.6

Clinic Sanitation manual Printing & distributing

11,424 Shopping No No Feb-08 MoH-DCEH

12 B.7

Printing and distribution for supply chain business

62,730 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

3 The additional printing of advocacy kits, will be procured on 2009 and 2010 each US$ 1,734 4 The additional printing of CLTS manual, will be procured on 2009; US$ 22,440 5 The additional printing of Sanitation option manual, will be procured each year up to 2011, US$ 1,642 6 The additional printing of Sanitation hygiene marketing guidelines, will be procured in 2009, US$ 2,601 7 The additional printing of Material prod. support marketing, will be procured each year up to 2011, US$ 3,213

Page 149: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-20

Ref.

No.

Name of packages

Contract

Description

Estimated Cost (US$)

Procure-

ment Method

Prequali-fication (yes/no)

Domestic

Preference (yes/no)

Review

by Bank

(Prior / Post)

Expected

Bid-Opening

Date

Imple-men-ting

agen-cies

1 2 3 4 5 6 7 8 development (catalog)8

Sub-Component 2.3: School Hygiene and Sanitation Program

13 B.8

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Sumbar

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

14 B.9

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Riau

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

15 B.10

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Sumsel

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

16 B.11

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Jabar

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

17 B.12

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Banten

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

18 B.13

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Jateng

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

19 B.14

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Kalsel

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

20 B.15

Printing and distribution for training manual for teacher and children for NTT

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

8 The additional printing of supply chain business development, will be procured in 2009, US$ 62,730

Page 150: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-21

Ref.

No.

Name of packages

Contract

Description

Estimated Cost (US$)

Procure-

ment Method

Prequali-fication (yes/no)

Domestic

Preference (yes/no)

Review

by Bank

(Prior / Post)

Expected

Bid-Opening

Date

Imple-men-ting

agen-cies

1 2 3 4 5 6 7 8

21 B.16

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Sulteng

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

22 B.17

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Sulbar

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

23 B.18

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Sulsel

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

24 B.19

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Gorontalo

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

25 B.20

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Maluku

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

26 B.21

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Maluku Utara

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

27 B.22

Printing and distribution for training manual for teacher and children for Irjabar

55,250.25 NCB No No Post Feb-07 MoH-DCEH

Tabel 6-2 : Paket Pengadaan Konsultan dan Metoda serta Jadual Pelaksanaan

Ref. No.

Name of packages

Description

of Assignment

Estimated

Cost

Selection Method

Review

by Bank

(Prior / Post)

Expected Proposals

Submission Date

Implementing Agencies

1 2 3 4 5 6

Page 151: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-22

Sub-Component 2.2: Sanitation and Hygiene Marketing Program

28 B.23

Studies of market, consumer and supplier

180,000

CQS

Prior

Jan-07

MoH - DCEH

29 B.24

Studies of market, consumer and supplier

180,000

CQS

Prior

July-08

MoH- DCEH

Sub-Component 5.1: Central Project Management

30

C.3

Central Management Advisory Consultant to the Central Project Management

2,315,400 QCBS Prior Dec 26, 2006 MPW-HS

31 A2.2

Individual consultant for SWAP preparation9

91,800 INDV Post Feb-07 MoHA-RD

32 C.4

Idv consultant for Procurement specialist / FMS

73,440 INDV Post Feb-07 MPW-HS

33 WB

Public Notary (for the entire Project Duration)

51,000 INDV Post Mar 07 WB grant

34 A1.29

MPA Stakeholder policy level assessments for provincial level

15,300 CQS Post Sep-08 MoHA-PMD

35. B.25

Consultant for audio visual development for health promotion program

1,428,000 QCBS Prior July-08 MoH-DCEH

Sub-Component 5.2: Provincial and District Management

36 C.5

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Consultant Sumbar I

2.320.759,35

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

9 TOR subject to be approved by the Bank, intermittent assignment from 2007-2009, for each fiscal year the performance of individual consultant shall be evaluated by project management

Page 152: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-23

37 C.6

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Consultant Sumbar II

2.555.458,49

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

38 C.7

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Consultant Riau

2.061.756,99

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

39 C.8

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Sumsel

2.512.181,08

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

40 C.9

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Banten Jabar

2.791.834,41

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

41 C.10

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Jateng I

2.823.697,89

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

42 C.11

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Jateng II

3.340.933,33

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

43 C.12

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Jateng III

3.340.933,33

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

Page 153: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-24

44 C.13

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Kalsel

2.771.787,72

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

45 C.14

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs NTT

3.412.575,27

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

46 C.15

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Sulteng

2.344.900,00

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

47 C.16

Prov and districts adv.Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Sulbar & Sulsel

3.386.283,33

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

48 C.17

Prov and districts adv. Ma-nagement Cons. to PPMU and DPMUs Gorontalo, Maluku, M l k

2.550.571,29

QCBS Prior Feb 2007 MPW-HS

Sub-Component 5.3: Independent Ptoject Monitoring and Evaluation

49 C.18 Baseline

Survey 408,000 QCBS Prior Jan-07 MPW-HS

50 C.19 Independent Project M & E Impact

1,224,000 QCBS Prior Jan-07 MPW-HS

51 C.20 Independent Technical Audit10

102,000 CQS Prior Jan-08 MPW-HS

Community Facilitator Teams

10 The independent technical audit will be reselected in 2010 and 2012

Page 154: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-25

52 C.21 CFTs for Sumbar I

1.240.806,45

IC Post Feb 2007 MPW-HS

53 C.22 CFTs for Sumbar II

1.418.064,52

IC Post Feb 2007 MPW-HS

54 C.23 CFTs for Consultant Riau

1.063.548,39

IC Post Feb 2007 MPW-HS

55 C.24 CFTs for Sumsel

1.418.064,52

IC Post Feb 2007 MPW-HS

56 C.25 CFTs for Banten Jabar

1.240.806,45

IC Post Feb 2007 MPW-HS

57 C.26 CFTs for Jateng I

1.595.322,58

IC Post Feb 2007 MPW-HS

58 C.27 CFTs for Jateng II

1.949.838,71

IC Post Feb 2007 MPW-HS

Page 155: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-26

59 C.28 CFTs for Jateng III

1.949.838,71

IC Post Feb 2007 MPW-HS

60 C.29

CFTs for Kalsel

1.418.064,52

IC Post Feb 2007 MPW-HS

61 C.30 CFTs for NTT

2.545.967,74

IC Post Feb 2007 MPW-HS

62 C.31 CFTs for Sulteng

1.430.483,87

IC Post Feb 2007 MPW-HS

63 C.32 CFTs for s Sulbar & Sulsel

2.247.903,23

IC Post Feb 2007 MPW-HS

64 C.33

CFTs for Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Irjabar

1.659.677,42

IC Post Feb 2007 MPW-HS

E. Penerapan Prior dan Post Review Jasa Konsultan Mengacu kepada Financing Agreement Bank Dunia akan menjalankan proses “Prior Review dan “Post Review” sebagai bagian dari review/supervisi terhadap pelaksanaan proses seleksi konsultan dan pembayaran kontrak pekerjaan bantuan teknis (TA). Pada Prinsipnya, Prior Review akan dijalankan untuk setiap kontrak TA pertama di masing-masing unit pelaksana dan untuk TA-TA seterusnya dengan nilai kontrak pekerjaan minimum sama US$ 100.000 untuk kontrak pekerjaan TA dengan perusahaan, atau sama

Page 156: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-27

minimum US$ 50.000 tetapi lebih kecil US$ 100.000 untuk kontrak pekerjaan TA kepada individu ; selengkapnya dapat dilihat pada tabel 6.3 berikut ini

Tabel 6.3 Thresholds untuk Prior Review dan Thresholds untuk Metode Pengadaan

Jenis Pengadaan Thresholds untuk

Prior Review (dalam US$ )

Thresholds untuk Metode Pengadaan

(dalam US$ )

Keterangan

1 2 3 4 Pekerjaan Sipil dan Jasa Lainnya non Jasa Konsultansi

• Estimasi nilai kontrak > US$ 100,000

• NCB (≥ USD 50,000); and;

• Shopping (<US$50,000);

NOL dari WB diperlukan untuk kontrak prior review pada tahap: - Dok. lelang, format pengi-klanan dan draft

kontrak. - Hasil/Berita Acara Pembukaan Penawaran,

Berita Acara Evaluasi Penawaran Teknis dan Biaya, dan usulan pemenang serta draft kontrak.

Pengadaan Barang

• Estimasi nilai kontrak > US$ 100,000

• NCB (≥ US$ 50,000); and;

• Shopping (<US$50,000);

NOL dari WB diperlukan untuk kontrak prior review pada tahap: - Dokumen lelang, format pengiklanan - Hasil/Berita Acara Pembukaan Pe-nawaran,

Berita Acara Evaluasi Penawaran Teknis dan Biaya, dan usulan pemenang,dan draft kontrak.

Jasa Konsultansi11

• Estimasi nilai kontrak ≥ US$ 100,000 (Firms)

• QCBS (≥US$ 200,00)

• CQS (<USD 200,00)

NOL dari WB diperlukan untuk kontrak prior review pada tahap: - Daftar Pendek (short list) dan RFP; dan HPS

(harga perhi-tungan sendiri) - Hasil/Berita Acara Evaluasi Proposal Teknis

maupun Berita Acara Proposal Biaya - Hasil/Berita Acara Evaluasi gabungan proposal

teknis dan proposal biaya dan Berita Acara Negosiasi berikut Draft Kontrak

- Catatan: NOL (Form 384) dari Bank Dunia untuk kontrak1 prior review yang telah dikontrak harus dilampirkan pada saat mengajukan SPM-LS untuk pembayaran pertama jasa konsultansi ≥ US$ 100,000 (Firms) dengan form 384-C dan untuk pembayaran pertama kontrak pengadaan barang ≥ US$100,000 dgn form 384-P.

- Untuk alokasi dana yang jumlahnya lebih kecil dari threshold untuk prior review, maka jenis pengadaan tersebut akan diklasifikasikan kepada post review; sedangkan pemilihan metoda pengadaan tergantung dari jumlah alokasi dana dari setiap jenis pengadaan tersebut termasuk pada cakupan pendanaan yang terkait.

11 Untuk kontrak > USD 400,000 Perusahaan Konsultan yang dimasukkan dalam daftar pendek (short list ) tidak boleh lebih dari 2 perusahaan yang berasal dari satu negara dan minimal satu perusahaan berasal dari negara berkembang, kecuali perusahaan yang memenuhi syarat tidak teridentifikasi. Sedangkan nilai kontrak < USD 400,000 perusahaan yang dimasukkan dalam daftar pendek (short list ) dapat seluruhnya konsultan Nasional yang memenuhi syarat.

Page 157: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-28

Sumber : Financing Agreement No. CR 42040 - IND (PAMSIMAS) dan Project Apparaisal Document, edisi 1 Juni 2006

D.1 Metode Seleksi Konsultan Pengadaan Jasa Konsultan dan Barang yang Diterapkan Pemilihan metoda seleksi konsultan pada dasarnya ditentukan oleh tingkat kompleksitas, tujuan dan cakupan serta ketersediaan sumber daya dari pekerjaan yang akan dikerjakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip umum pada bagian B. di atas. Metode seleksi konsultan untuk paket-paket Program PAMSIMAS yang telah disepakati menggunakan Quality-and-Cost Based Selection (QCBS), Selection Base Consultant Qualification (CQS) dan Individual Consultant.

Sistem Quality and Cost-Based Selection (QCBS) yaitu sistem seleksi melalui kompetisi diantara konsultan yang telah ditetapkan masuk dalam daftar pendek konsultan yang akan diundang (shortlist), berdasarkan kualitas (proposal teknis) dan penawaran biaya yang diajukan. Pemenang ditentukan berdasarkan Nilai Kombinasi Terbaik dari Penawaran Teknis dan Penawaran Biaya, yang dilanjutkan dengan negosiasi/klarifikasi kontrak. Selection Based on the Consultants’ Qualifications (CQS) yaitu metode ini dipergunakan untuk pekerjaan yang kecil dimana tanpa menggunakan kompetisi untuk persiapan dan penilaian proposal. Pada kasus seperti ini, Executing Agency harus menyiapkan TOR, meminta Pernyataan minat dan informasi mengenai kompetensi konsultan yang relevan dengan penugasan, kemudian membuat shortlist, dan memilih konsultan yang sesuai dengan kualifikasi dan referensi. Konsultan terpilih diminta untuk mengirimkan Proposal Teknik dan Keuangan kemudian diundang untuk negosiasi kontrak.

D.2 Prosedur dan Pelaksanaan QCBS 1. Penyiapan dan Persetujuan Kerangka Acuan Kerja (TOR) : Sesuai dengan para. 2.3 Bank Guidelines, hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam penyiapan TOR yaitu sebagai berikut : a. TOR seyogyanya komprehensif tetapi tidak terlalu rinci dan kaku,

sehingga memungkinkan peserta pelelangan untuk mengusulkan metodologi, pendekatan dan jumlah serta jadwal penugasan personil yang dianggap paling tepat menurutnya;

b. TOR harus secara jelas mendefinisikan maksud dan tujuan, sasaran dan lingkup penugasan. Dimana penetapan lingkup penugasan harus mempertimbangkan alokasi dana yang tersedia;

c. TOR sekurang-kurangnya harus memuat hal-hal sbb: • Pendahuluan berupa uraian mengenai latar belakang,

permasalahan/rasional, maksud dan wilayah studi, nama pengguna

Page 158: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-29

jasa, sumber pendanaan, referensi penunjang yang diperlukan untuk penyusunan proposal;

• Penjelasan ringkas mengenai tujuan, sasaran dan keluaran yang ingin dicapai serta lingkup dan batasan penugasan termasuk perkiraan jangka waktu dan tahapan penyelesaian pekerjaan;

• Input Jasa Konsultan meliputi jenis dan kualifikasi tenaga ahli dan tenaga pendukung serta perkiraan jumlah person-months yang diperlukan;

• Pengaturan Pelaksanaan Pekerjaan termasuk organisasi penanganan dan unit kerja pengendali, lingkup kewenangan yang dilimpahkan kepada konsultan dan pengaturan hak kepemilikan terhadap hasil pelaksanaan pekerjaan;

• Sistematika Pelaporan; dan • Fasilitas Pendukung yang akan disediakan oleh pihak pengguna jasa.

d. Sebelum pengumuman/REOI perlu diminta komentar Bank, terhadap draft TOR yang telah disiapkan dalam Bahasa Indonesia, dan diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris.

2. Penyiapan OE: Owner Estimate (OE) dibuat oleh Panitia dan disahkan Pengguna Jasa/Satker

untuk digunakan sebagai salah satu acuan dan bahan pembahasan anggaran dan pertimbangan dalam penilaian (tetapi bukan satu-satunya acuan penilaian) usulan, dengan memperhatikan RAB atau pagu dana yang tersedia serta ketentuan-ketentuan sbb: HPS terdiri dari 2 kategori: yaitu (a) Remuneration dan (b) Direct Reimbursable Cost ,dan selanjutnya masing-masing dibagi lagi berdasarkan komponen pembiayaan dalam mata Uang Asing atau rupiah);

3. Pengumuman/Request for Expression of Interest (REOI): Pengumuman secara luas diperlukan dalam rangka penyusunan Shortlist atau

Daftar Pendek Konsultan yang akan diundang mengikuti pelelangan. Sesuai Paragraf 2.5 dan Appendix 4 Guidelines Bank, pengumuman rencana pengadaan jasa konsultan dilakukan dengan memperhatikan ketentuan sbb: a. Dalam setiap pengumuman pekerjaan, harus menginformasikan kembali

bahwa pengumuman mengikuti General Procurement Notice (GPN) yang telah dimuat pada United Nations Development Business (UNDB) 16 Pebruari 2003 Nomor. WB.600. Untuk pemuatan pengumuman dalam UNDB dapat dilakukan melalui CPMU atau secara “self service” dikirim langsung ke Bank’s procurement website address at: http://procurement.worlbank.org. setelah mendapatkan password. Password dapat diminta melalui e-mail ke [email protected];

Page 159: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-30

b. Setiap paket jasa konsultan harus diumumkan minimal di Media Massa yang memiliki peredaran luas secara nasional (ditetapkan 3 pilihan, yaitu di Jakarta Post/Kompas/Suara Pembaruan) dan Media Elektronik (homepage: http://www.pu.go.id ) dengan memberikan waktu yang cukup bagi yang berminat untuk mengikuti pendaftaran dan menyampaikan dokumen yang dipersyaratkan (Bank Dunia mengsyaratkan minimal 14 hari);

c. Persyaratan pendaftaran harus dibuat seminimal mungkin dan terbatas pada hal-hal yang memang diperlukan untuk dapat melakukan penilaian terhadap kualifikasi dan kemampuan perusahaan/konsultan yang bersangkutan; dan

d. Executing Agency atau Panitia yang terkait harus menyampaikan photocopy pengumuman kepada konsultan yang telah menyampaikan minat sebagai tanggapan terhadap GPN, baik yang disampaikan melalui surat, fax maupun melalui e-mail ke CPMU.

4. Penyusunan dan Persetujuan Shortlist : Penyusunan shortlist merupakan tanggung jawab panitia dengan pengesahan Satker, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : a. Shortlist ditentukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap kualifikasi dan

kapabilitas perusahaan yang telah mendaftar dan menyatakan berminat, dengan memberikan prioritas bagi mereka yang memiliki kualifikasi yang sesuai;

b. Shortlist terdiri dari 6 perusahaan yang mewakili wilayah geografis negara anggota, dengan catatan: Wakil dari satu negara tidak lebih dari 2 perusahaan dan minimal 1 perusahaan dari negara berkembang, kecuali bila tidak ada perusahaan dari negara berkembang yang memenuhi syarat kualifikasi atau tidak ada yang dipandang mampu. Laporan Evaluasi Shortlist disusun oleh Panitia dan disahkan oleh Satker yang menggambarkan kondisi, klasifikasi dan kapabilitas perusahaan yang dituangkan dalam narasi dari semua perusahaan yang masuk shortlist, dan selanjutnya diproses oleh Satker untuk memperoleh NOL dari Bank Dunia;

c. Untuk pekerjaan dengan nilai “kecil”, dimungkinkan bahwa shortlist seluruhnya terdiri dari konsultan nasional, namun tetap terbuka bagi konsultan asing (bila ada yang berminat dan memiliki kualifikasi yang sesuai);

d. Terhadap jumlah/daftar short list yang diajukan untuk perolehan NOL, Bank Dunia berhak untuk meminta “penambahan dan/atau pengurangan”

Page 160: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-31

jumlah peserta, dan terhadap shortlist yang telah disahkan Bank tidak diperkenankan untuk adanya perubahan tanpa sepengetahuan Bank;

e. Hasil final penyusunan shortlist yang telah mendapat NOL Bank harus diinformasikan kepada seluruh konsultan yang telah menyampaikan minat untuk mengikuti pelelangan dimaksud;

f. Penyampaian Shortlist untuk paket-paket pekerjaan di Propinsi/ Kabupaten/Kota diajukan oleh Panitia dengan pengesahan Satker ke Bank Dunia, dengan tembusan ke CPMU dan PPMU dengan lampiran lengkap

5. Penyusunan dan Persetujuan RFP: Penyusunan RFP (Request for Proposal) atau Dokumen Lelang oleh Panitia dengan pengesahan Sakker dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan sbb : a. Keharusan menggunakan Standar RFP Bank Dunia; b. Isi Dokumen RFP terdiri dari :

• Letter of Invitation (LOI) atau Surat Undangan; • Information to Consultants (ITC) berisi informasi yang diperlukan oleh

konsultan, a.l. mencakup prosedur seleksi, kriteria evaluasi berikut pembobotan penilaian yang digunakan, perkiraan input tenaga ahli yang diperlukan dan ketentuan mengenai masa berlakunya penawaran (yang berkisar antara 60 - 90 hari). Untuk QCBS, ITC tidak boleh mencantumkan pagu dana (karena biaya sudah diperhitungkan sebagai faktor dalam evaluasi), tetapi sebenarnya sudah terindikasikan dalam jumlah person-month tenaga ahli yang diperlukan;

• Format Standar Proposal Teknis; • Format Standar Proposal Biaya; • TOR; dan • Format Standar Kontrak.

Draft RFP (beserta Shortlist) yang disusun oleh Panitia dengan pengesahan Satker (Untuk Propinsi, harus diketahui oleh PPMU yang bersangkutan), diajukan ke Bank Dunia melalui CPMU atau langsung ke Bank dengan tembusan ke CPMU. Untuk perolehan NOL Bank terhadap Usulan Shortlist dan RFP, dapat digunakan Surat Pengantar seperti Form 1B pada Lampiran A.1 .

6. Pengiriman Undangan dan Rapat Penjelasan :

Page 161: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-32

a. Pengiriman undangan dilaksanakan oleh Panitia untuk pemasukan penawaran (Letter of Invitation) kepada konsultan yang masuk dalam shortlist dilakukan setelah RFP berikut Shortlist disetujui Bank Dunia;

b. Rapat Penjelasan Pekerjaan dapat dilaksanakan secepatnya. Dalam hal ini tidak ada batasan waktu yang pasti, tetapi perlu diperhitungkan waktu yang cukup bagi para peserta untuk mempelajari RFP, misalnya 7 hari terhitung dari tanggal surat undangan;

c. Berita Acara Rapat Penjelasan berisikan mengenai informasi tempat dan waktu rapat penjelasan, wakil konsultan yang hadir, penjelasan singkat tentang pekerjaan, serta pertanyaan dan jawaban ke peserta. Berita Acara harus ditandatangani oleh wakil konsultan (misalnya 2 konsultan), dimana Copy Berita Acara harus segera disampaikan ke Bank Dunia dan kepada konsultan yang masuk shortlist.

7. Pemasukan dan Pembukaan Proposal : a. Batas waktu pemasukan penawaran ditetapkan panitia dengan

memperhitungkan alokasi waktu yang cukup bagi para peserta untuk menyiapkan proposal (tergantung dari jenis dan sifat/kompleksitas pekerjaan, yang pada umumnya antara 4 minggu s/d 3 bulan terhitung mulai tanggal pengiriman undangan);

b. Penyampaian dokumen penawaran dilakukan dengan sistem 2 (dua) sampul sesuai batas waktu dan tempat penyampaian dokumen penawaran sebagaimana ditetapkan dalam Lembar Data pada Lampiran ITC;

c. Pembukaan proposal teknis dilakukan segera setelah batas waktu pemasukan penawaran berakhir, sedangkan dokumen penawaran biaya tetap dalam keadaan tertutup. Penawaran yang disampaikan melebihi batas waktu yang telah ditetapkan dinyatakan gugur dan dikembalikan tetap dalam keadaan tertutup.

d. Berita Acara Pembukaan Proposal berisikan mengenai informasi tempat dan waktu pembukaan, wakil konsultan yang hadir, dan hasil Kelulusan/penerimaan Proposal. Berita Acara Pembukaan Proposal harus ditandatangani oleh wakil konsultan (misalnya 2 konsultan), dimana Copy Berita Acara harus segera disampaikan ke Bank Dunia dan kepada konsultan yang masuk shortlist.

8. Evaluasi Proposal Teknis : Penilaian kualitas penawaran teknis dilakukan dengan cara memberikan nilai terhadap dokumen penawaran teknis sesuai dan konsisten dengan sistem penilaian serta pembobotan yang telah ditetapkan dalam RFP dengan kisaran bobot sbb :

Page 162: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-33

UNSUR YANG DINILAI KISARAN BOBOT KETERANGAN • Pengalaman Perusahaan 5 – 10 point (Bila ada batasan

waktu, ditetapkan dlm ITC)

• Metodologi 20 – 50 point (Sub-kriteria & bobotnya ditetapkan dlm ITC)

• Kualifikasi Tenaga Ahli 30 - 60 point (Sub-kriteria & bobotnya ditetapkan dlm ITC)

• Alih Pengetahuan 0 – 10 point (tergantung jenis dan sifat pekerjaan)

• Partisipasi staf Nasional 0 – 10 point (tergantung jenis dan sifat pekerjaan)

JUMLAH = 100 Point

a. Pengalaman perusahaan dinilai berdasarkan pengalaman melaksanakan kegiatan sejenis dengan mempertimbangkan nilai pekerjaan dan posisi perusahaan dalam Joint Venture / Sub Konsultan, berdasarkan porsi yang menjadi tanggung jawab ybs dalam pelaksanaan pekerjaan yang dimaksud. Batasan kurun waktu untuk penilaian pengalaman, bila ada, harus dicantumkan pada Information to Consultant (ITC), Lihat Lampiran A.2;

b. Dalam melakukan evaluasi bagian metodologi proposal teknis, minimum 3 (tiga) sub kriteria yang harus dinilai, yaitu terhadap (i) Pendekatan dan Metodologi, (ii) Rencana Kerja, dan (iii) Organisasi dan pengaturan personel/staffing. Tetapi dengan mempertimbangkan sifat dan jenis dari penugasan, penilaian terhadap metodologi dapat dirinci lebih dari 3 sub-kriteria penilaian yaitu terhadap: (i) pemahaman dan responsiveness terhadap TOR; (ii) kualitas metodologi penanganan; (iii) program kerja & jadwal pelaksanaan kegiatan, termasuk kesesuaiannya dengan lingkup dan jadwal penugasan tenaga ahli; (iv) jumlah person-month tenaga ahli yang diusulkan; (v) produk /deliverable yang akan dihasilkan; dan (vi) fasilitas pendukung yang diusulkan dalam melaksanakan pekerjaan, lihat Lampiran A.2;

c. Sub-unsur yang dinilai dalam penilaian kualifikasi tenaga ahli meliputi antara lain: (1) latar belakang dan tingkat pendidikan yang dibuktikan

Page 163: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-34

dengan copy ijazah; (2) pengalaman kerja profesional yang relevan dengan memperhatikan kesesuaian jenis keahlian dengan lingkup penugasan yang ditangani; (3) pengalaman bekerja di Indonesia atau negara-negara berkembang di kawasan Asia; dan (4) kemampuan berbahasa Indonesia bagi tenaga ahli asing dan bahasa Inggris bagi ahli nasional. Khusus bagi ketua tim (Team Leader), dinilai pula pengalaman yang bersangkutan sebagai Ketua/Wakil Ketua Tim, lihat Lampiran A.2;

d. Ditentukan peringkat berdasarkan nilai evaluasi teknis dari penawaran-penawaran yang di atas batas lulus atau passing grade (yang harus ditentukan sebelumnya dan dicantumkan dalam ITC), dan dibuat berita acara hasil evaluasi terhadap penawaran teknis dengan melampirkan ringkasan penjelasan mengenai kelebihan/kekurangan yang dituangkan dalam narasi secara jelas dari masing-masing penawaran. Hasil evaluasi proposal teknis disampaikan kepada Bank untuk mendapatkan NOL.

e. Setelah urutan peringkat hasil evaluasi teknis mendapat NOL Bank Dunia dan ditetapkan oleh Pimpro, Panitia mengumumkan urutan peringkat berikut nilai evaluasi teknis dari penawaran yang di atas batas lulus serta mengundang seluruh peserta yang mendapat nilai evaluasi teknis di atas passing grade (misalnya > 70) untuk hadir dalam rapat pembukaan penawaran biaya dengan menginformasikan tanggal, tempat dan waktunya (diberikan tenggang waktu sejak pengumuman tidak kurang dari 2 minggu);

f. Peserta yang tidak lulus evaluasi teknis dapat mengambil kembali proposal biayanya (dalam keadaan masih tertutup) setelah proses seleksi selesai dan pemenang ditetapkan;

g. Laporan Evaluasi Teknis disusun oleh Panitia dan disahkan Satker yang menggambarkan kondisi (Strengths and Weaknesses) yang dituangkan dalam narasi dari semua usulan (Consultant Guidelines para 2.18), selanjutnya diproses oleh Satker untuk memperoleh NOL dari Bank Dunia. Lihat Lampiran A.3 : Summary of evaluation result, penyajian narasi strength and weakness plan

9. Pembukaan Penawaran Biaya : Panitia melakukan notifikasi kepada semua konsultan memenuhi syarat teknis sesuai hasil evaluasi teknik yang telah mendapat NOL dari Bank dengan surat. Pembukaan penawaran biaya dilakukan secara terbuka dengan kehadiran para peserta yang memilih untuk mengikuti hadir, dengan memperhatikan hal-hal sbb : a. Panitia membuka sampul proposal biaya, membacakan dengan jelas agar

terdengar oleh semua peserta dan menuliskan Nilai hasil evaluasi

Page 164: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-35

Proposal Teknis dan Besaran Usulan Biaya dari masing-masing peserta, serta menetapkan nilai tukar (kurs) untuk setiap mata uang asing yang digunakan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam dokumen RFP;

b. Panitia membuat Berita Acara Hasil Pembukaan Penawaran Biaya tersebut untuk ditandatangani oleh Panitia dan 2 orang wakil dari peserta (bila ada), dan segera menyampaikan satu copy lembar berita acara kepada Bank Dunia.

10. Evaluasi Penawaran Biaya dan Evaluasi Gabungan Proposal Teknis dan Biaya: Penawaran Biaya dan Evaluasi Gabungan Penawaran Teknis dan Biaya dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Panitia melakukan koreksi aritmatik terhadap setiap penawaran biaya,

termasuk perhitungan konversi untuk mendapatkan total biaya dalam satu mata uang (single currency) yang telah ditetapkan sebelumnya dalam RFP, dan menuliskan hasil koreksi aritmatik untuk setiap penawaran;

b. Evaluasi biaya didasarkan atas Total Biaya Penawaran diluar pajak pertambahan nilai;

c. Evaluasi dilakukan sesuai metodologi dan kriteria sebagaimana tercantum dalam RFP;

d. Penawar dengan biaya terendah diberi nilai 100, untuk selanjutnya nilai penawar lain yang lebih tinggi dapat dihitung nilainya secara proporsional dengan nilai lebih rendah.

e. Selanjutnya ditentukan Nilai Akhir atau Nilai Gabungan dari nilai usulan/penawaran teknis dan nilai penawaran biaya dari semua peserta dengan cara perhitungan sbb :

NILAI AKHIR = (Nilai Usulan Teknis x Bobot Usulan Teknis) +

(Nilai Usulan Biaya x Bobot Usulan Biaya)

f. Bobot Usulan/Penawaran Teknis dan Bobot Usulan Biaya ditetapkan sebelumnya berdasarkan jenis dan sifat pekerjaan, dan harus dicantumkan dalam dokumen RFP. Bobot Usulan Biaya pada umumnya berkisar antara (10 – 30)%;

g. Hasil dari perhitungan nilai gabungan (nilai akhir) diinformasikan kepada Bank Dunia dan dijadikan dasar penetapan urutan peringkat akhir;

h. Panitia membuat berita acara evaluasi usulan biaya dan evaluasi gabungan usulan teknis dan biaya yang mencantumkan nama, total biaya penawaran, nilai usulan teknis, nilai usulan biaya dan nilai gabungan

Page 165: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-36

usulan teknis dan biaya dari masing-masing peserta untuk disertakan dalam penyampaian informasi kepada Bank;

i. Hasil Evaluasi Gabungan disusun oleh Panitia dan disahkan Satker untuk selanjutnya diproses Satker (untuk Propinsi harus diketahui oleh Kepala PPMU) dengan tembusan ke CPMU untuk diinformasikan kepada Bank Dunia. Surat Pengantar penyampaian informasi kepada Bank untuk Hasil Evaluasi Gabungan, dapat digunakan Form 3 Lampiran A.5a dan A.5 b.

11. Negosiasi Kontrak dan Persetujuan Draft Kontrak: Setelah peringkat akhir ditetapkan, Panitia mengundang konsultan peringkat pertama untuk negosiasi kontrak. Negosiasi kontrak dilakukan oleh panitia dengan pemimpin perusahaan atau wakil perusahaan yang memperoleh kuasa penuh (dinyatakan dengan surat kuasa) untuk memperoleh kemantapan dan kejelasan teknis dan biaya dengan ketentuan sbb : a. Negosiasi tidak boleh mengubah secara signifikan sasaran yang telah

ditetapkan dalam TOR; b. TOR Final dan metodologi yang disepakati (termasuk dalam hal disepakati

adanya perubahan terhadap TOR dan metodologi penanganan), harus diuraikan dalam “Description of Services” dan merupakan satu kesatuan dari dokumen kontrak;

c. Penggantian terhadap “personil inti” yang semula diusulkan tidak diperkenankan, kecuali apabila masa berlaku penawaran seperti tercantum dalam NRP sudah berakhir (misalnya akibat keterlambatan) atau karena alasan-alasan khusus yang tidak dapat dihindarkan dan tak terduga;

d. Negosiasi tidak boleh merubah “harga satuan” (unit cost) yang diajukan konsultan (karena biaya sudah diperhitungkan sebagai faktor dalam penilaian), kecuali terdapat hal-hal khusus untuk mendapat pengecualian;

e. Kedua belah pihak, harus sudah mengerti secara jelas dan tegas mengenai pencantuman dan kewajiban membayar pajak sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku;

f. Panitia membuat Berita Acara Hasil Negosiasi khususnya yang terkait dengan pernyataan tentang telah/tidak tercapainya kesepakatan pelaksanaan pekerjaan;

g. Selanjutnya bila kesepakatan/negosiasi telah diselesaikan, dilanjutkan dengan negosiasi dan penyiapan Draft Kontrak berdasarkan kesepakatan hasil negosiasi serta menyampaikan hasilnya kepada pengguna jasa agar dapat diteruskan untuk mendapat persetujuan Bank Dunia serta menjadi bahan pertimbangan bagi penetapan pemenang;

Page 166: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-37

h. Dalam hal tidak dicapai kesepakatan pada negosiasi dengan peringkat pertama, panitia dapat menghentikan proses negosiasi dan mengundang konsultan peringkat berikutnya untuk melakukan klarifikasi dan negosiasi, setelah sebelumnya dilakukan konsultasi dengan Bank Dunia dan mendapat persetujuannya. Panitia harus menjelaskan alasan dihentikannya negosiasi kepada ybs;

i. Hasil negosiasi disusun oleh Panitia dan disahkan Satker, untuk selanjutnya diproses Satker (untuk Porpinsi harus diketahui oleh Kepala PPMU) melalui CPMU atau langsung kepada Bank dengan tembusan ke CPMU untuk perolehan NOL Bank Dunia. Form 4 Lampiran A.4, untuk permohonan NOL Bank Dunia terhadap Hasil Negosiasi dan Draft Kontrak

12. Penetapan dan Pengumuman Pemenang : Penetapan pemenang dilakukan oleh pejabat yang berwenang dengan surat

seperti Lampiran A.6a, setelah diterimanya NOL Bank Dunia terhadap negosiasi dan Draft Kontrak. Panitia mengumumkan keputusan tentang penetapan pemenang pelaksanaan seleksi konsultan tersebut dan menyampaikan secara tertulis kepada seluruh peserta. Bila terjadi sanggahan dari peserta, Satker harus segera memberi tanggapan dan penjelasan secara tertulis untuk dapat diterima oleh pihak penyanggah/peserta tersebut. Setelah semua sanggahan dijawab maka Ka.Satker menerbitkan Surat Penunjukan Pemenang dengan surat seperti Lampiran A.6b.

13. Penandatangan Kontrak, Persetujuan Pembayaran dan Mobilisasi Konsultan :

a. Finalisasi kontrak dilakukan segera setelah diterimanya NOL Draft Kontrak dari Bank Dunia, sehingga penandatanganan kontrak dapat secepatnya dilakukan sebagai dasar bagi pengguna jasa untuk mengeluarkan Surat Perintah Mulai Kerja (Notice to Proceed) seperti Lampiran A.7;

b. Satker menyampaikan Dokumen Kontrak yang telah ditandatangani berikut 2 (dua) copy Ringkasan Kontrak Lampiran A.9 kepada Bank Dunia, dengan surat pengantar seperti Lampiran A.8;

c. Proposal yang tidak berhasil menjadi pemenang dikembalikan dengan surat.

Ringkasan mengenai tahapan pelaksanaan dan pemberi persetujuan proses seleksi konsultan dengan Metode QCBS seperti tabel 6.4 berikut ini.

Tabel 6.4 Tahapan Pelaksanaan Seleksi Konsultan dengan Metode QCBS

Page 167: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-38

No. Tahapan Penang-

gung jawab Pengesahan/ persetujuan

Maks. Waktu Pelaksa-naan

(hari kerja) Keterangan

1. Penyusunan TOR, HPS & draft iklan PO Penanggung Jawab Kegiatan (PJK)

12

2. Permintaan NOL untuk TOR, HPS, & draft iklan dan GPN/REOI

PO Bank Dunia 7

3. Penyusunan draft RFP Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 7

Penyusunan TOR harus mengacu pada “scope of services” yang disepakati pada overall program. Panitia Pengadaan dlm menyusun draft RFP dapat difasilitasi oleh Konsultan Pengadaan

4. Pemasangan GPN/REOI PO PJK / Bank Dunia 1

5. Pemasangan iklan di Surat Kabar Panitia Pengadaan

PJK / Panitia Pengadaan

1

Apabila terjadi perbe-daan jadwal yang ada pada GPN & Suratkabar, maka yang digunakan adalah jadwal yang paling akhir

6. Pemasukan Expression of Interest Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan Minimal 14

7. Penyusunan Daftar Pendek Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 14 Tata cara pemb short list lihat lamp.... - hal 18, 34,35, 68,69 buku konsultan

8. NOL Bank Dunia atas RFP dan shortlist Konsultan NOL Bank Dunia atas RFP dan shortlist Konsultan

Bank Dunia Bank Dunia 10

9. Pengiriman LOI dan RFP kepada konsultan yang masuk dalam Shortlist

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 14 Apabila tidak ada respon dari Konsultan yang mendapatkan LOI dan RFP, maka Panitia Pengadaan dapat meminta klarifikasi tertulis. Apabila tidak ada respon tertulis dari Konsultan sampai batas waktu yang ditentukan, maka Panitia Pengadaan dapat mengganti Konsultan tersebut dengan meminta NOL dai Bank Dunia.

10. Rapat penjelasan pekerjaan/pre-bid conference

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 1 Mengundang pengamat publik

11. Penyiapan Proposal Konsultan Konsultan Minimal 4 minggu

12. Pembukaan Proposal Teknis Panitia Pengadaan

Panitia, Notaris, Pengamat publik & wakil peserta

1 Mengundang pengamat publik dan notaris, @ 1 (satu) copy proposal teknis & seluruh berkas proposal biaya sesuai dengan berita acara diarsipkan oleh Notaris

13. Evaluasi Proposal Teknis Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 21

Page 168: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-39

No. Tahapan Penang-

gung jawab Pengesahan/ persetujuan

Maks. Waktu Pelaksa-naan

(hari kerja) Keterangan

14. NOL Bank Dunia atas Evaluasi Teknis Bank Dunia Bank Dunia 10

15. Penyampaian undangan Pembukaan proposal biaya

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 7 Mengundang Pengamat Publik dan Notaris untuk hadir di Pembukaan proposal biaya.

16. Pembukaan proposal biaya Panitia Pengadaan

Panitia, Notaris, Pengamat publik & wakil peserta

1 1 copy proposal biaya yang telah dibuka dan seluruh berkas proposal biaya yang tidak dibuka/tidak lulus diarsipkan oleh Notaris

17. Evaluasi Proposal Biaya & gabungan serta peringkat Konsultan

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 7

18. Pengiriman Laporan Evaluasi (final) kepada Bank Dunia sebagai informasi

Panitia Pengadaan

PJK 3

19. Mengirim undangan negosiasi kepada rangking 1 terpilih

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 10

20. Negosiasi dan penyiapan draft kontrak Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan 7

21. Penyampaian draft kontrak dan Berita Acara hasil negosiasi ke Bank Dunia

Panitia Pengadaan

PJK 1

22. NOL Bank Dunia atas draft kontrak Bank Dunia Bank Dunia 10

23. Pengumuman Pemenang Panitia Pengadaan

PJK 1 Mengirimkan tembusan SK Pemenang kepada Notaris dan Pengamat Publik.

24. Serah terima dokumen teknis dan biaya dari Notaris kepada Panitia

Notaris Panitia Pengadaan & Notaris

1

25. Penyiapan dan Penandatanganan Kontrak Panitia Pengadaan

PPK 2

D.3 Prosedur dan Pelaksanaan CQS Tahapan dan prosedur pengadaan dengan sistem CQS pada umumnya sama atau mengikuti prosedur pengadaan dengan sistem QCBS, kecuali dijelaskan lain pada uraian berikut ini : 1. Penyiapan TOR (sama dengan sistem QCBS).; 2. Penyusunan OE atau HPS (sama dengan sistem QCBS); 3. Pengumuman/Request for Expression of Interest (REOI) (sama dengan sistem

QCBS);

Page 169: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-40

4. Penyusunan dan Persetujuan Short List (Pada tahapan ini sudah dicantumkan 6 peringkat terbaik nama perusahaan calon pemenang);

5. Penyusunan dan Persetujuan RFP (sama dengan sistem QCBS); 6. Pengiriman Undangan dan Pemasukan Penawaran (sama dengan sistem

QCBS); 7. Pemasukan Penawaran dan Pembukaan Dokumen Penawaran (sama dan

mengikuti prosedur untuk sistem QCBS); 8. Evaluasi Proposal Teknis mengikuti sistem QCBS, kecuali bahwa pada

pengumuman peringkat hasil evaluasi teknis dinyatakan bahwa konsultan dengan nilai usulan teknis terbaik diundang dengan surat, untuk (i) melakukan klarifikasi serta negosiasi biaya dan kontrak; atau (ii) menyampaikan penawaran biaya serta dilanjutkan dengan klarifikasi dan negosiasi, tergantung dari sistem pemasukan penawaran yang dipilih;

9. Negosiasi Biaya mengikuti prosedur untuk sistem QCBS; 10. Penetapan dan Pengumuman Pemenang (sama dengan sistem QCBS); 11. Penandatangan Kontrak, Persetujuan Pembayaran dan Mobilisasi Konsultan

(sama dengan sistem QCBS).

Ringkasan mengenai tahapan pelaksanaan seleksi konsultan dengan metode CQS dapat dilihat pada tabel 6.5 berikut ini.

Tabel 6.5 Tahapan Pelaksanaan Seleksi Konsultan dengan Metode CQS

No. Tahapan Penanggung-

jawab Pengesahan/ persetujuan

Maks. Waktu Pel. Pek (hari kerja)

Keterangan

1. Penyusunan TOR,Draft iklan,HPS, RFP Panitia Peng. PJK 14

2. NOL Bank Dunia atas TOR, HPS Bank Dunia Bank Dunia 10

3. Pemasangan Iklan Panitia Pengadaan

PJK / Panitia Pengadaan

14

3. Penerimaan Expression of interest (EOI) konsultan

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan

14 Terhitung dari tanggal undangan

4. Penyusunan Daftar Pendek Panitia Pengadaan

PJK 3

5. NOL Bank Dunia utk daftar pendek, peringkat Konsultan dan RFP

Panitia Pengadaan

PJK 7 Hanya untuk kontrak > USD 100.000,-

6. Mengundang konsultan peringkat tertinggi dari Daftar Pendek dan memberikan RFP kepada konsultan dengan peringkat tertinggi yang tercantum dalam Daftar Pendek

Panitia Pengadaan

PJK 3

7. Penyiapan Proposal Konsultan Konsultan 14

Page 170: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-41

No. Tahapan Penanggung-

jawab Pengesahan/ persetujuan

Maks. Waktu Pel. Pek (hari kerja)

Keterangan

8. Penutupan penerimaan proposal dan Pembukaan Proposal

Panitia Pengadaan

Panitia P/calon Konsultan

1

9. Evaluasi Proposal Teknis dan Biaya Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan

7

10. Negosiasi dan penyusunan draft konrak Panitia Pengadaan

Panitia Penga-daan / PJK

2

11. NOL untuk draft Kontrak dari Bank Dunia PJK Bank Dunia Hanya utk ktrak >US$ 100.000,-

12. Penetapan Pemenang Panitia Pengadaan

PPK 1

13. Penyiapan dan Penandatanganan Kontrak Panitia Pengadaan

PPK 3

Tabel 6.6 Tahapan Pelaksanaan Seleksi Individual Konsultan

No. Tahapan Penanggung-

jawab Pengesahan/ persetujuan

Maks. Waktu Pel. Pek (hari kerja)

Keterangan

1. Penyusunan TOR, HPS Panitia PJK 10

2. NOL Bank Dunia atas TOR Bank Dunia Bank Dunia 7

3. Mengirimkan surat permintaan CV / Mereview CV Individual Konsultan dan menyeleksi Konsultan Individu

Panitia Pengadaan

Panitia Pengadaan

1 Minimal 3 CV / calon Idv.Cons

4. Klarifikasi lingkup kegiatan dan biaya dengan Konsultan Idv terpilih

Panitia Pengadaan

Panitia Penga-daan / PJKK

5

5. Penyiapan dan Penandatanganan Kontrak Panitia Pengadaan

PPK 3

D.4 Pengadaan Fisik Barang a. Pengadaan dengan metoda NCB

Disepakati untuk menerapkan sistem pelelangan yang terbuka tanpa diskriminasi, dengan sistem post kualifikasi, tanpa negosiasi dan dengan kriteria evaluasi yang jelas tertera di dokumen lelang (yaitu pemenang ditentukan berdasarkan harga yang terendah). Pengaturan pengadaan NCB secara garis besar mengacu kepada Bank GUidelines. Untuk tanggung jawab pelaksanaan sesuai dengan Metode National Competitive Bidding (NCB). Metoda National Competitive Bidding (NCB) dapat dilihat pada Tabel 6.7

Page 171: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-42

Penanggung Jawab dan Pengesahan Pengadaan dengan Metode NCB dapat dilihat pada Tabel 6.7 berikut ini.

Tabel 6.7 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan dengan Metode NCB

No. Tahapan Penanggung-

jawab Pengesah-an/ per-setujuan

Maks. Waktu Pelaksanaan

Pekerjaan (hari kerja)

Keterangan

1. Penyiapan Dokumen Lelang, Anggaran Biaya dan Draft iklan

PO / Panitia PJK 21

2. NOL untuk dokumen lelang / TOR utk jasa non Konsultan dari Bank Dunia

PJK Bank Dunia 5 Dok. Lelang utk kontrak > US $ 100,000

3. Pengumuman di media cetak, papan pengumuman resmi dan website

Panitia Pengadaan - 1

4. Pengambilan Dokumen Lelang dan penyiapan penawaran

Panitia Pengadaan dan Supplier atau

Kontraktor atau Jasa

- 30 hari kalender Terhitung dari tgl pengumum-an dikoran s/d 1 hari sebelum batas akhir pemasukan penawaran

5. Pembukaan Penawaran Panitia Pengadaan Panitia Peng-adaan/ calon

Rekanan

1

6. Evaluasi Penawaran Panitia Pengadaan Panitia Pengadaan

7

7. NOL Bank Dunia untuk Laporan Evaluasi (final)

Bank Dunia Bank Dunia 10 Utk nilai kontrak > US $ 100,000

8. Pengumuman Pemenang Panitia Pengadaan

PPK 1

9. Penyiapan dan pengiriman draft Kontrak ke Bank Dunia

Panitia Penga-daan / PJK

PPK 7 Utk nilai kontrak > US $ 100,000

10. NOL Bank Dunia untuk Draft Kontrak Bank Dunia Bank Dunia 10

11. Penandatanganan kontrak dan pengiriman kontrak ke Bank WB

Panitia Pengadaan PPK 5

12. Form 384-P diterbitkan Bank Dunia untuk kontrak

Bank Dunia Bank Dunia 10

Utk nilai kontrak > US $ 100,000

Page 172: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-43

D.5 Pengadaan Barang/Jasa Konstruksi dengan Metoda Shopping (National Shopping) Pengadaan barang dengan nilai tidak lebih dari USD 50,000 atau ekiuvalen dari nilai paket kontrak, dan nilai agregat tidak lebih dari USD 500,000 ekiuvalen menggunakan metode national shopping Dokumen standar untuk pengadaan barang/jasa konstruksi yang mengikuti prosedur PSW (Procurement of Small Works) disepakati untuk memakai request for quotation yang berisikan hal-hal sbb :

1. Permintaan kepada tiga supplier untuk memasukkan penawaran pada waktu tertentu;

2. Spesifikasi teknis dari barang/jasa yang akan dipesan termasuk gambar-gambar teknis yang diperlukan;

3. Bill of Quantity; 4. Kontrak standar yang akan dipakai mencantumkan hal-hal sbb :

a. Barang/jasa yang akan dilaksanakan; b. Tempat pengiriman barang atau tempat pelaksanaan jasa konstruksi

tersebut; c. Waktu penyelesaian pekerjaan (konstruksi) atau pengiriman barang; d. Total biaya yang disepakati termasuk cara-cara pembayaran serta masa

pemeliharaan/garansi; e. Hak serta kewajiban yang harus di taati oleh kedua belah pihak.

Tabel 6.8 Tahapan Pelaksanaan Pengadaan dengan Metode Shopping

No. Tahapan Penanggung-

jawab Penge-sahan/ per-setujuan

Maks. Waktu Pelaksanaan

Pekerjaan (hari kerja)

Keterangan

1. Penyiapan TOR atau Spesifikasi Teknis, RFQ, anggaran biaya dan draft pengiriman undangan

PO / Panitia Pengadaan

PJK 14

2. NOL untuk TOR pengadaan jasa non konsultan ke Bank Dunia

PJK Bank Dunia 5

2. Menyampaikan undangan kepada minimal 3 (tiga) supplier/kontraktor dengan dilampirkan spesifikasi teknis

Panitia Pengadaan Panitia Pengadaan

2

3. Penyiapan Penawaran Supplier atau - 10 hari Terhitung dari tanggal

Page 173: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-44

Kontraktor/Jasa undangan

4. Pembukaan dan Evaluasi Penawaran Panitia Pengadaan Panitia Pengadaan

1 hari

5. Pengumuman Pemenang Panitia PPK 3 hari

6. Penyiapan & Penandatanganan Kontrak Pantia Penga-daan/PJK

PPK 2 hari

Dengan memperhatikan dan kondisi “superceed” dari supplemental letter on NCB procedures seperti pada Lampiran E.1b

D.6 Direct Contracting/Penunjukan Langsung

Penunjukan langsung kontrak adalah kontrak tanpa kompetisi dan bisa dengan metode yang sesuai seperti keadaan : a. kontrak yang ada untuk barang yang ditetapkan sesuai dengan prosedur yang

bisa disetujui oleh Bank, dan bisa diperpanjang atau dilanjutkan dengan pekerjaan/barang tambahan atau yang sejenis. Bank akan menyetujui apabila dalam hal ini tidak ada keuntungan yang diperoleh dalam kompetisi ini, dengan harga yang layak. Ketentuan semacam ini bila dipertimbangkan lebih dahulu dimasukkan dalam kontrak asli

b. Standardisasi dari peralatan, sukucadang harus cocok dengan peralatan yang ada dan bisa dipertimbangkan untuk pengadaan tambahan dari supplier pertama. Untuk pembelian semacam ini harus dipertimbangkan akan keaslian surat dari peralatan yang sesuai dengan jumlahnya dari tambahan barang yang baru sesuai dengan permintaan awal dan harganya tetap layak. Keuntungan lain dari metoda ini akan dipertimbangkan atau ditolak atas dasar yang persetujuan bank.

c. Peralatan yang diminta berasal dan bisa didapat dari satu sumber. Kontraktor bertanggung jawab atas proses penunjukkan itu. Rancangan proses yang mengharuskan pembelian dari barang-barang yang sangat dibutuhkan dari supplier khusus sebagai syarat-syarat dari jaminan pelaksanaan pekerjaan.

d. Ada pengecualian bila terjadi bencana alam maka hal tersebut diperbolehkan. e. Sesudah kontrak ditandatangani peminjam harus mampu mempublikasikan di

Website UNDB online dan dg market, yang dicantumkan adalah nama kontraktor, harga, lama pekerjaan dan lingkup pekerjaan secara ringkas dari kontrak itu. Publikasi ini bisa dikerjakan secara triwulan dalam format yang ringkas dengan mencantumkan kurun waktu sebelumnya.

6.7 Prosedur pengadaan untuk Partisipasi Masyarakat (community participation) dalam:

a. Pekerjaan Konstruksi Dalam pembangunan fasilitas air bersih, masyarakat dapat melaksanakannya secara bersama-sama/berpartisipasi, yang wujud kontribusi dari masyarakat tersebut dapat

Page 174: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

6-45

dalam bentuk tenaga, bahan-bahan bangunan, bahkan tanah masyarakat itu sendiri. Kontribusi/partisipasi masyarakat tersebut dapat seluruhnya atau sebagian merupakan tenaga dan atau upah yang dibayarkan atas pekerjaan yang dilakukannya. Pekerjaan konstruksi dengan menggunakan partisipasi masyarakat mengikuti ketentuan sbb : - rencana bangunan dan desain teknis untuk pekerjaan konstruksi yang sangat kecil

harus berdasarkan persetujuan pemerintah dan desain teknisnya harus sesuai dengan ketentuan teknis lokal

- pelaksanaan pekerjaan konstruksi/sub proyek mencakup : (i) lump-sum yang spesifik, harga/biaya tetap berdasarkan estimasi pekerjaan secara tertulis termasuk bagian yang akan dikerjakan oleh masyarakat; (ii) penjelasan secara detail, mengenai spesifikasi dasar, waktu penyelesaian pekerjaan dan gambar-gambar teknis yang diperlukan

Apabila masyarakat tidak mempunyai kapasitas untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi, masyarakat (berdasarkan persetujuan terlebih dahulu dari Menteri Pekerjaan Umum yang telah ditetapkan dalam persiapan pelaksanaan sub proyek) dapat melaksanakan kontrak pekerjaan konstruksi yang nilai pekerjaannya kecil dengan mengikuti metoda shopping. Kontrak dilakukan berdasarkan lump-sum, kontrak berdasarkan biaya tetap, dengan cara mengundang minimal 3 (tiga) kontraktor yang berkualitas yang dikirim kepada kontraktor tersebut secara tertulis. Undangan meliputi spesifikasi dasar, waktu mulai dan selesainya pekerjaan, format persetujuan yang dapat diterima Bank Dunia dan gambar-gambar yang relevan. Penawaran dari kontraktor akan dibuka di depan kelompok masyarakat dan dibacakan secara keras. Pemenang kontrak diberikan kepada kontraktor yang mempunyai penawaran dengan harga terendah.

b. Pengadaan Barang Tata cara pengadaan barang dilakukan dengan metoda shopping, dengan memperbandingkan minimal 3 (tiga) penawaran harga dari pemasok local yang mempunyai reputasi baik dengan menggunakan format yang tercantum dalam PIM. Sebelumnya, undangan dikirimkan secara tertulis kepada minimal 3 (tiga) pemasok local. Penawaran dibuka dalam pertemuan yang dihadiri oleh anggota-anggota masyarakat (untuk menjamin akuntabilitas) dan dibacakan secara keras. Pemenang adalah pemasok yang menawarkan harga terendah. Untuk lokasi subproyek yang berada dalam wilayah terpencil, tidak diharapkan untuk mendapatkan pemasok local yang berasal jauh dari lokasi studi, dan apabila penawaran yang diperoleh kurang dari 3 (tiga) penawar, dapat dilakukan direct contracting. Kelompok partisipasi masyarakat yang akan melaksanakan metoda ini, seluruh proses pengadaan harus tercatat. Untuk pengadaan barang dengan nilai pengadaan kurang dari Rp. 15 juta per paket kegiatan (setara dengan US$ 1,612) dapat dilakukan pembelian yang berasal dari pemasok local setelah melakukan ‘survei’ untuk memperbandingkan harga dengan mendatangi minimal 3 (tiga) pemasok. Apabila penawaran harga yang diperoleh berdasarkan hasil survey kurang dari 3 (tiga), hasil perbandingan harga dapat diterima dengan mempertimbangkan ketidak tersediaan pemasok lainnya. Survei harga harus dilaksanakan oleh 2 (dua) orang anggota masyarakat yang telah diberi kepercayaan oleh masyarakat dan mempunyai independensi dan integritas.

Page 175: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-1

BAB 7 “SAFEGUARDING”

7.1 Tujuan Safeguarding Kerangka terpadu safeguard dalam rangka pelestarian lingkungan, pembebasan tanah dan pemukiman kembali (resettlement) serta safeguard bagi warga terisolasi dan rentan (Isolated and Vurnerable People) dikembangkan dalam PAMSIMAS. Kerangka ini untuk menjamin bahwa seluruh subproyek yang dilaksanakan sesuai dengan kebijakan safeguard Bank Dunia dan peraturan perundangan terkait yang berlaku baik di tingkat Nasional, Provinsi maupun daerah. Kerangka safeguard ini dirancang untuk menjamin bahwa subproyek yang dilaksanakan paling maksimum hanya mengakibatkan dampak negatif yang minimal terhadap warga, lahan dan lingkungan sekitarnya. Kerangka safeguard dimaksudkan untuk menyediakan panduan bagi seluruh pihak yang terlibat dalam melakukan analisis, perencanaan, pelaksanaan, operasi dan pemantauan subproyek sesuai dengan persyaratan dari Bank Dunia dan peraturan perundangan yang berlaku di Indonesia mengenai dampak lingkungan, pembebasan lahan dan pemukiman kembali (land aquistition and resettlement), dan warga terisolasi dan rentan (Isolated and Vumerable People) Kerangka pengelolaan Lingkungan Hidup dan Sosial membahas kebijakan umum dan panduan yang mengatur sasaran sebagai berikut:

• Menjaga kesehatan manusia; • Mencegah atau memberikan kompensasi kerugian atas kehilangan mata pencaharian; • Menjaga kerusakan Lingkungan Hidup yang diakibatkan oleh pembangunan secara

individu atau bersama-sama; • Mendorong tercapainya dampak positif bagi Lingkungan Hidup; • Menghindari atau meminimalkan dampak sosial, ekonomi dan Lingkungan Hidup yang

tidak diinginkan. Proyek telah diklasifikasikan sebagai Kategori B karena kemungkinan besar tidak akan mengakibatkan dampak berarti yang tidak diinginkan terhadap Lingkungan Hidup dan Sosial, sesuai dengan pendekatan berbasis masyarakat terhadap pengadaan air minum dan sanitasi. 7.2 Lingkup Safeguard Sesuai dengan karakteristik subproyek yang didanai dalam PAMSIMAS, kerangka safeguard PAMSIMAS terdiri dari 3 komponen yakni:

1. Safeguard Lingkungan. Kerangka safeguard lingkungan ini dimaksudkan sebagai upaya membantu peserta kota/kabupaten agar dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko lingkungan yang tidak diinginkan, promosi manfaat lingkungan, dan mewujudkan keterbukaan, dengan melakukan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak dan stakeholder lainnya.

Page 176: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-2

2. Safeguard pengadaan tanah dan pemukiman kembali (land acquisition and

resettlement). Kerangka ini dimaksudkan sebagai upaya membantu peserta kota/kabupaten agar dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam penanganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi manfaat sosial, dan mewujudkan keterbukaan dengan melakukan konsultasi publik dengan warga yang terkena dampak pemindahan dan stakeholder lainnya; dan

3. Safeguard bagi masyarakat terisolasi dan rentan (Isolated and Vumerable People) Kerangka ini dimaksudkan sebagai upaya membantu peserta kota/kabupaten agar dapat melakukan evaluasi secara sistematik dalam pananganan, pengurangan dan pengelolaan resiko sosial yang tidak diinginkan, promosi manfaat sosial, dan mewujudkan pelaksanaan keterbukaan dengan melakukan konsultasi publik dengan warga terisolasi dan rentan yang terkena dampak dan stakeholder lainnya.

7.3 Sosial 7.3.1 Permasalahan Sosial

Permasalahan sosial yang penting adalah dengan tidak mengikutsertakan masyarakat rentan/ masyarakat kurang beruntung, seperti kelompok perempuan, kelompok miskin, kelompok etnik minoritas, dan masyarakat terisolasi serta rentan (bila mereka ada) dalam proses pemilihan desa peserta atau pada pengambilan keputusan kebutuhan sarana air bersih bagi masyarakat.

7.3.2 Proses Seleksi Desa.

PAMSIMAS sudah menetapkan kriteria pra-kualifikasi untuk desa-desa peserta proyek, diantaranya, jumlah rumah tangga berpenghasilan rendah dan tingkat penyediaan air minum dan sanitasi rendah tetapi disisi lain, proyek juga membutuhkan penyertaaan dana desa-desa peserta sebesar 20% ( 4% tunai dan 16% barang)dari biaya proyek sebagai perwujudan partisipasi masyarakat. Tetapi kriteria ini juga menjadi kendala desa-desa miskin untuk ber-partipasi dalam PAMSIMAS.

Penyebaran informasi kadang-kadang tidak menyentuh desa-desa terpencil untuk berpartisipasi di PAMSIMAS , bahkah ketika informasi dapat disampaikan, masyarakat sering mengalami hambatan untuk memahami proses aplikasi karena formula dan bahasa yang rumit. Untuk itu, sebaiknya mekanisme dalam proses seleksi dilakukan dengan bahasa yang sederhana agar memudahkan pemahaman masyarakat tidak mampu dan kurang beruntung.

7.3.3 Pendekatan Sosial Masyarakat

Pengambilan keputusan masyarakat harus memberikan pemahaman mengenai manfaat proyek dan pelayanan yang berpihak kepada masyarakat miskin. PAMSIMAS akan menggunakan pendekatan sesuai kebutuhan (“demand reponsive approach”) untuk meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat, termasuk kelompok tidak mampu. Umumnya di desa-desa didominasi elit desa sehingga kadang-kadang suara kelompok

Page 177: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-3

miskin dan kurang beruntung tidak dapat didengar, hal ini harus diantisipasi sebelumnya dengan tidak melaksanakan proyek untuk menghindari tidak tercapainya keberpihakan pada masyarakat miskin. Pengalaman WSLIC-2 menunjukkan proyek ini dianggap memuaskan dalam hal meningkatnya jasa pelayanan distribusi air minum di desa perserta dan bahwa masyarakat miskin diuntungkan oleh proyek ini, pelayanan yang berpihak pada masyarakat miskin tidak secara langsung dan berkelanjutan dapat dicapai. Misalnya: di salah satu desa, masyarakat kaya dapat membeli pompa listrik dan memasang pipa ke rumah langsung dari sumbernya; tetapi masyarakat miskin tidak dapat berbuat demikian. Masalah-masalah ketersediaan air minum akan muncul selama musim kemarau, dimana penduduk miskin akan lebih rendah aksesnya dibandingkan penduduk kaya.

Pemilihan sub-proyek.. Proyek harus memastikan bahwa penyebaran informasi mencapai seluruh desa di

setiap kabupaten PAMSIMAS dan bahwa masyarakat sadar adanya keberadaan program ini. Formulir aplikasi dan pengumuman mengenai PAMSIMAS harus dibuat sesederhana mungkin dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh penduduk termasuk kelompok tidak mampu dan diumumkan melalui media/alat komunikasi yang dapat menjangkau seluruh masyarakat, melalui iklan radio, di kendaraan umum atau lahan publik.

Pengambilan Keputusan Masyarakat. PAMSIMAS akan menerapkan tindakan sebagai berikut:

Diikutsertakannya kelompok masyarakat tidak berdaya didalam Pedoman Proyek (Kerangka Acuan Kerja dan Pedoman untuk Fasilitator, Rapat Pengambilan Keputusan) akan dijelaskan pada Konsultan Manajemen Kabupaten (KMK/DMC), Fasilitator Masyarakat (FM) dan staf proyek melalui pendidikan atau pelatihan mengenai penerapan konsep tersebut. Pemberian kesempatan khusus harus diberikan agar terjadi proses pengambilan keputusan yang adil diantara kelompok elite dan kelompok masyarakat tidak berdaya, melalui pemberian informasi dan perencanaan yang transparan dengan mengikutsertakan masyarakat secara aktif di tingkat desa.

Terciptanya sebuah sistem bagi kelompok masyarakat tidak berdaya dan untuk memastikan manfaat proyek, seperti subsidi silang untuk pemeliharaan fasilitas air minum atau iuran air minum. Tim Fasilitator Msyarakat (TFM) akan memfasilitasi masyarakat agar tercipta sistem untuk kelompok masyarakat miskin sebagai upaya perwujudan kesetaraan akses terhadap air minum. Menerapkan mekanisme pemetaan sosial penduduk dengan mengelompokkan masyarakat kedalam golongan: mampu, menengah dan tidak mampu pada proyek PAMSIMAS, yang bebas dari dominasi kelompok elite. Pemetaan ini dapat digunakan agar terjamin kesetaraan hak penggunaan/akses air minum (Dengan menyetujui subsidi silang dan pemilihan fasilitas lokasi) untuk masyarakat, dengan membagi beban dan manfaat secara adil oleh seluruh masyarakat dan untuk mengukur kemajuan proyek. Seluruh pemegang saham, termasuk rumah tangga di seluruh lapisan masyarakat, fasilitator dan pelaksana proyek harus

Page 178: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-4

menggunakan alat/sistem yang transparan untuk perencanaan sub-proyek dan pengukuran kinerja pembangunan.

Pemilihan konsultan proyek perlu mengacu kepada kesetaraan gender, termasuk dalam proses rekrutmen, sehingga dapat tercipta proyek yang sensitif terhadap kesetaraan gender.

TFM memegang peranan penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender dalam masyarakat dan memfasilitasi proses sensitif terhadap gender. TFM harus mengajak kelompok perempuan untuk lebih berperan terutama karena kelompok perempuan adalah pemakai utama air minum dalam rumah tangga dengan memberi pelatihan dasar mengenai gender, disusul dengan pemberian lapangan kerja. Sistem pemantauan perlu diberikan kepada TFM untuk meningkatkan pemahaman fasilitator agar sensitif terhadap kesetaraan gender.

Perlunya penilaian midterm bidang sosial untuk memperkirakan skala dan arah dampak yang timbul secara spesifik dalam: peran-serta kelompok tidak berdaya diseluruh siklus proyek, dan perlakuan khusus bagi masyarakat miskin dalam hal biaya penggunaan/ iuran lainnya. Evaluasi dampak sosial yang behubungan dengan hal-hal tersebut diatas perlu dilakukan di akhir proyek.

7.4 Lingkungan

Dari aspek Lingkungan Hidup, komponen pembangunan fisik dari PAMSIMAS besar kemungkinan akan dilaksanakan berbagai kondisi iklim, geologis, pertanian, dan wilayah ekologi Indonesia yang bervariasi. Kemungkinan besar PAMSIMAS akan mengikutsertakan daerah yang mengalami kekeringan dan membutuhkan sumber air minum, seperti halnya daerah-daerah rawan bencana alam. Dimana pada beberapa daerah kemungkinan berada di lokasi yang rawan dan berpotensi untuk mengalami kerusakan Lingkungan Hidup baik fisik maupun biotik. Prosedur pengkajian Lingkungan Hidup Indonesia secara umum telah diterima oleh Bank Dunia dan akan diterapkan dalam PAMSIMAS; dimana penilaian safeguarding untuk pembangunan sistem baru dilaksanakan melalui cara sbb:

AMDALs (Penilaian Dampak Lingkungan Hidup) dimaksudkan untuk mencegah dan mengendalikan sedini mungkin dampak-dampak negatif yang timbul pada periode persiapan, pelaksanaan dan pasca pemanfaatan proyek. Sesuai dengan petunjuk Bank’s Operational Policies on Environmental Assessment (O.P. 4.01), peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan pemerintah yang terkait dengan pengelolaan lingkungan untuk setiap proyek yang didanai publik, disyaratkan adanya studi AMDAL. AMDAL diperlukan untuk proyek berskala besar seperti: daerah konservasi laut, daerah rawa-rawa, daerah resapan air pada daerah seputar danau, daerah penampungan air, daerah seputar mata air, daerah penelitian, daerah rawan bencana, daerah hutan bakau, daerah tepi pantai, daerah hutan lindung, dan daerah kelestarian budaya.

Skala sub-proyek PAMSIMAS pada umumnya (yang berbasis masyarakat) relatif

kecil sehingga tidak diperlukan UKL-UPLs. Untuk pengembangan sumber air minum PAMSIMAS yang menghasilkan antara 100 sampai 500 liter/detik atau

Page 179: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-5

satu sistem air minum yang melayani daerah antara 250 sampai 1500 Ha, disyaratkan adanya UKL-UPL yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan subproyek.

Sub-proyek yang diajukan di dalam dan di seputar lokasi sensitif seperti daerah terlindung atau daerah penampungan air, disyaratkan adanya UKL-UPL .

Pedoman teknis untuk pengelolaan Lingkungan Hidup diterapkan pada seluruh kegiatan untuk pembangunan prasarana dan sarana desa, khususnya untuk penyediaan air minum dan hibah desa pada Komponen 4.

Potensi resiko Lingkungan Hidup biasanya dihubungkan terutama dengan komponen penyediaan air minum masyarakat (Komponen 3) dan pembangunan wilayah desa dan kabupaten (Komponen 4). Komponen penyediaan air minum akan memfasilitasi masyarakat untuk merencanakan, membangun dan mengelola sistem penyediaan air minum berdasarkan pilihan menu teknis. Karena sebagian besar sub-proyek berskala kecil, dampak berarti terhadap Lingkungan Hidup diharapkan tidak akan terjadi. Selain itu, daftar pilihan teknis tidak akan mengikutsertakan pilihan yang diketahui berdampak terhadap kerusakan Lingkungan Hidup, dan masyarakat setempat diharapkan akan bertanggung jawab penuh dalam tahap operasi sistem penyediaan air. Proses pemilihan lokasi untuk penyediaan air minum juga mensyaratkan uji kualitas air minum untuk memastikan lokasi tersebut memenuhi standar air minum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Manfaat bersih lingkungan diharapkan akan tumbuh sejalan dengan meningkatnya sanitasi lingkungan. Jenis dampak positif dan negatif bagi Lingkungan Hidup yang mungkin akan diakibatkan oleh proyek ini antara lain: Dampak Positif Meningkatkan kualitas dan jumlah air minum yang disalurkan kepada para

pelanggan, menghasilkan dampak positif terhadap kesehatan masyarakat. Meningkatnya akses pelayanan sarana jamban, akan menyebabkan

berkurangnya penurunan arus, yang akan meningkatkan kualitas air, tanah dan mengurangi penyakit yang disebarkan melalui air.

Sistem pembuangan yang meningkat, dengan mengurangi pecah/kebocoran pipa, dengan memperbaiki sistem pembuangan limbah disekeliling sistem air minum.

Meningkatnya pengolahan limbah rumah tangga dan limbah tinja, akan mengurangi polusi terhadap sumber air.

Penguatan kapasitas masyarakat dalam penggunaan teknologi sederhana untuk memonitor kualitas air minum; dan

Meningkatnya kesadaran masyarakat akan masalah kesehatan dan Lingkungan Hidup.

Dampak Negatif

Anggapan bahwa peningkatan jumlah pasokan air minum akan menjadikan penanganan masalah limbah (baik air minum dan limbah rumah tangga) menjadi lebih rumit.

Meningkatnya persaingan dalam hal penggunaan sumber air minum

Page 180: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-6

Meluasnya titik cakupan distribusi air minum akan menyebabkan bertambahnya kebutuhan dana untuk memonitor sarana yang meluas;

Perencanaan yang buruk atau pembangunan fasilitas sanitasi yang tidak layak dapat menyebabkan pencemaran silang antara jamban dan air sumur, yang berdampak buruk pada kualitas air sumur;

Pedoman teknis untuk pengelolaan Lingkungan Hidup akan dijelaskan dalam Pedoman Teknis Safeguarding PAMSIMAS. Pedoman tersebut akan menggambarkan rancangan spesifikasi, prosedur konstruksi, dan prosedur operasi untuk pemeliharaan air minum dan sistem sanitasi yang layak, sehingga dapat mengurangi adanya kekhawatiran terhadap dampak buruk Lingkungan Hidup. . Sebelum disetujui oleh DPMU, proyek penyediaan air minum masyarakat akan diperiksa oleh Tim Teknis, melalui konsultasi dengan Bapedal Daerah, untuk memastikan bahwa AMDAL/UKL-UPL benar-benar tidak perlu dilakukan. Batas pemeriksaan sebagaimana dijelaskan sebelumnya akan digunakan untuk menentukan syarat AMDAL/UKL-UPL. Pemeriksaan kedua akan dilaksanakan untuk menentukan apakah suatu proyek ada didalam atau diluar daerah sensitif.

Proyek yang mempunyai dampak pada daerah sensitif memerlukan syarat khusus untuk pencarian lokasi, perencanaan, dan skema pengoperasian & pengelolaan penyediaan air minum, yang akan dibahas secara rinci didalam Pedoman Teknis Safeguarding PAMSIMAS. Seluruh hasil pemeriksaan akan disimpan oleh DPMU untuk diperiksa oleh CPMU setiap enam bulan. DPMU akan melaporkan Sub-Proyek yang membutuhkan AMDAL/UKL-UPL ke CPMU dan Kantor Bank Dunia di Jakarta. Kegiatan inisiatif yang masuk dalam daftar aktifitas yang tidak diizinkan (daftar negatif) berlaku untuk menunjang Lingkungan Hidup. Oleh karena itu, kegiatan tersebut tidak dapat didanai oleh Komponen-4:

Penggunaan pestisida, zat perusak ozone, tembakau atau produk tembakau; Penggunaan bahan yang mengandung asbes; Kegiatan yang menghasilkan limbah cair atau gas yang membahayakan

lingkungan, kecuali kebutuhan sanitasi rumah tangga; Bahan berbahaya dan sampah, termasuk penggunaan, pembuatan, penyimpanan

atau kegiatan yang menghasilkan sampah berbahaya; Sub-proyek atau kegiatan yang berpotensi mengakibatkan degradasi atau

konversi yang berarti pada daerah hutan atau habitat alami; Pengeboran atau penggalian karang hidup.

DPMU bertanggung jawab atas penggunaan daftar negatif dan apabila diperlukan adanya penambahan/revisi pada daftar tersebut akan dilakukan dengan bantuan Pengawas Lingkungan Hidup dari CPMU. Sebagai kegiatan perdana, komponen ini akan dimonitor dan dievaluasi dengan cermat, termasuk perkiraan dampak residual bagi sosial dan Lingkungan Hidup. Untuk komponen penyediaan air minum bagi masyarakat, mitigasi akan menggunakan pendekatan Standard Baku Operasi yang dibuat khusus untuk proyek penyediaan air

Page 181: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-7

minum dan melampirkan opsi jenis proyek yang kemungkinan akan dipilih masyarakat, yang harus diperiksa oleh Ahli Lingkungan Hidup terlebih dahulu. Sebelas jenis proyek umum telah direncanakan, mulai dari skema sumur sederhana, sampai ke skema pemakaian gravitasi, dari pompa, sampai ke sistem pemeliharaan. Sistem pencarian lokasi yang generik, jenis konstruksi dan dampak OM akan dibahas lebih lanjut, termasuk pelaksanaan mitigasi dan monitoring. Pelaksanaan Standar Baku Operasi ini akan disampaikan kepada fasilitator masyarakat(FM) dan masyarakat. PAMSIMAS telah merancang dan akan memberikan modul Lingkungan Hidup pada pelatihan formal untuk fasilitator pada pemmbahasan tentang keberlanjutan prasarana dan sarana air minum dan sanitasi. Pendidikan dan pelatihan ini mendiskusikan variasi kondisi Lingkungan Hidup yang berasal dari satu daerah ke daerah lainnya, dan diharapkan akan meningkatkan kesadaran masyarakat yang lebih luas mengenai pengelolaan Lingkungan Hidup dan pemahamani oleh FM. Modul pendidikan dan pelatihan akan dikembangkan dan disampaikan oleh pendidik kompeten dari institusi nasional , dengan pengawasan dan petunjuk seorang spesialis Lingkungan Hidup di CPMU. Komponen hibah pembangunan desa dan kabupaten (Klomponen 4) akan menggunakan pendekatan daftar negatif, seperti yang dijelaskan diatas. Sumber daya yang cukup akan dialokasikan untuk pemeriksaan di lokasi proyek sebagai proses monitoring dampak Lingkungan Hidup yang terjadi akibat pelaksanaan hibah dan untuk melakukan perubahan prosedur pemeriksaan apabila diperlukan. Pelatihan Orientasi Umum dalam pelaksanaan kerangka Safeguarding termasuk pemeriksaan penyaringan, evaluasi Lingkungan Hidup dan prosedur monitoring akan diberikan kepada seluruh staff Departemen Pekerjaan Umum (Cipta Karya) di pusat dan di kabupaten, institusi pelaksana lainnya, termasuk Departemen Dalam Negeri, Departemen Kesehatan, serta Pemerintah Kabupaten (Bapedalda). Salah satu hasil dari pelatihan orientasi adalah pasal persetujuan agar keberlanjutan Lingkungan Hidup dimasukkan kedalam proposal Perjanjian Kerjasama pemerintah pusat dan kabupaten dalam pelaksanaan PAMSIMAS. Pemantauan Lingkungan Hidup di lapangan akan menjadi tugas Departemen Pekerjaan Umum melalui DPMU, fokus utama adalah pada tahap konstruksi dan operasional dalam sub-proyek penyediaan air minum bagi masyarakat. Panduan Operasional Proyek akan menyertakan prosedur monitoring lapangan; yang akan dikembangkan oleh Ahli Lingkungan Hidup CPMU. Staf DPMU dan fasilitator akan mendapatkan pelatihan dalam mengaplikasikan prosedur tersebut, prosedur lengkap akan disimpan oleh DPMU dan dirangkum dua tahun sekali sebagai masukan untuk misi supervisi rutin. CPMU akan membuat kerangka kerja yang tepat untuk memonitor Lingkungan Hidup dan membuat laporan untuk disetujui oleh Bank Dunia dalam waktu 6 bulan pertama sejak Pinjaman dinyatakan efektif. Evaluasi Sosial dan Lingkungan Hidup untuk memperkirakan skala dan arah dari dampak yang timbul akan dilakukan secara terfokus dan terarah pada: komponen penyediaan air minum; dan kinerja desa penerima hibah. Hasil evaluasi akan menentukan sejauh mana kebutuhan akan penyesuaian terhadap pendekatan

Page 182: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-8

Safeguarding, yang berhubungan dengan pemeriksaan, masalah teknis perencanaan dan pelaporan dan pemantauan.

7.5 Pengadaan Tanah dan Permukiman Kembali Pengadaan tanah dan pemukiman kembali biasanya terjadi jika subproyek berlokasi di atas tanah yang bukan milik pemerintah atau telah ditempati oleh swasta/masyarakat selama lebih dari satu tahun. Prinsip utama pengadaan tanah adalah bahwa semua langkah yang diambil harus dilakukan untuk meningkatkan, atau sedikitnya memperbaiki, pendapatan dan standar kehidupan warga yang terkena dampak akibat kegiatan pengadaan tanah ini.

7.5.1 Pembebasan Lahan / Pemindahan masyarakat Beberapa konstruksi sarana air minum dan sanitasi kemungkinan melibatkan proses pengambilan tanah minim, yaitu kurang dari 100m2. Karena proyek hanya membutuhkan luas tanah yang kecil, masyarakat diharap memakai lahan umum atau secara sukarela memberikan lahan yang diperlukan proyek agar manfaatnya dapat dirasakan seluruh masyarakat. Sehubungan dengan sumbangan lahan, hal yang harus diingat adalah:1) dominasi pemberi lahan, yang biasanya seorang kaya, disekitar lokasi pembangunan dan 2) cara kekerasan dalam pengambilan tanah. Dalam proyek ini tidak akan ada pemindahan penduduk dan pengambilan tanah secara paksa, dan penguasaan lahan dan aset produktif lainnya diusahakan seminimal mungkin. Perlu lokasi alternatif untuk pembangunan fasilitas sanitasi yang akan dibangun (jalur pipa, lokasi sumur, dll) dalam upaya menghindari penguasaan lahan dan aset produktif lainnya (bangunan, tanaman, dll). Karena proyek hanya membutuhkan luas tanah yang kecil, masyarakat diharapkan memakai lahan umum atau secara sukarela memberikan lahan yang diperlukan untuk proyek agar diperoleh manfaat bagi seluruh masyarakat. Prinsip:

Tidak ada pemindahan penduduk yang disebabkan oleh proyek Bila ada usulan (proposal) yang pembangunannya akan mengganggu

keberadaan aset-aset yang produktif (gedung dan tanah), diharuskan untuk mencari alternatif lokasi lain bagi fasilitas yang hendak dibangun

Lahan yang diperlukan bagi kebutuhan proyek diusahan menggunakan lokasi publik atau diusahakan lewat kontribusi warga bagi proyek dan akan dicatat dalam RKM. Segala bentuk kontribusi dari warga (lahan, pohon, dan aset lain) harus dicatat dalam RKM

Warga yang mengkontribusikan lahannya bagi proyek bukan orang miskin dan jumlah lahan yang dikontribusikan tidak mempengaruhi aset produktifnya

Warga harus dikonsultasikan lewat pertemuan desa mengenai kebutuhan lahan bagi proyek. Dalam proses konsultasi tersebut, warga berhak untuk menolak lahannya dipakai bagi proyek. Proses konsultasi juga digunakan untuk mendapatkan persetujuan dari keseluruhan warga mengenai lokasi fasilitas yang akan dibangun

Page 183: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-9

Masalah yang tidak dapat diselesaikan di tingkat masyarakat akan ditangani oleh Bupati untuk dicarikan jalan keluarnya

Prinsip Kompensasi Aparat desa harus menjamin bahwa pemberian kompensasi dilakukan secara terbuka dan besaran kompensasi didasarkan pada standar kelayakan setempat, berdasarkan musyawarah antara pemilik aset dan aparat desa. Dana hibah tidak dapat digunakan untuk membayar ganti rugi. Berikut ini beberapa standar yang bisa digunakan sebagai standar musyawarah:

• Penggantian tanah berdasarkan harga pasar lokal • Material dan bantuan untuk pemindahan bangunan • Penggantian terhadap kerusakan atau pengurangan hasil panen sesuai dengan

pasaran • Pembayaran aset diluar hasil panen

Proses Konsultansi Aparat desa harus menjamin bahwa semua pemilik tanah dan aset lainnya di lokasi proyek telah dilibatkan dalam pertemuan. Pertemuan harus menggambarkan proses diskusi, kesepakatan yang dicapai termasuk:

• Kontribusi secara sukarela, nama pemilik aset, jenis aset yang terkena, besarannya dan alasan mengapa mau berkontribusi

• Ganti rugi tanah dan aset lainnya, nama pemilik aset, rincian ganti rugi sebagai berikut:

Contoh Perincian:

• Jenis • Jumlah ganti rugi • Tanah pertanian (M2) • Area lainnya:

- Tanah lainnya (M2) - Rumah yang tergusur (unit/M2)

• Pohon dan tanaman pertanian yang rusak • Dampak lainnya • Tanda tangan dari masyarakat dan kepala desa • Catatan semua keluhan sebagai dampak dari pembangunan • Peta yang menunjukkan area yang terkena proyek

Catatan:

1. Ganti rugi tidak dapat dimasukkan dalam pembiayaan yang didanai oleh dana hibah desa

2. Pengalihan/sewa tanah/aset untuk sarana dilakukan dengan persetujuan tertulis 7.6 Masyarakat Terisolasi dan Rentan (Isolated and Vulnerable People) 7.6.1 Prinsip Dasar

PAMSIMAS tidak menargetkan masyarakat terisolasi dan rentan (Isolated and Vulonerable People) secara khusus, tetapi melihatnya sebagai bagian dari kelompok tidak beruntung secara keseluruhan, yang merupakan bagian dari penduduk kurang

Page 184: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-10

beruntung sehingga mudah dipengaruhi secara negatif akibat pembangunan proyek karena karakteristik khusus dan secara ekonomi termarginalkan. Sebagai proyek berbasis masyarakat, PAMSIMAS tidak seharusnya berdampak negatif bagi masyarakat tersebut, tapi beberapa keadaan bisa mengakibatkan mereka tersingkirkan dari proyek, yang mempunyai posisi ‘subordinasi’ pada struktur lingkungan sosial. Beberapa suku menolak sistem modern, beberapa mempunyai struktur hierarki, dan identitas unik; hal ini dapat mengasingkan mereka dari proses perencanaan dan manfaat proyek. Perlu perlakuan khusus untuk memastikan suara masyarakat ini didengar dan mengikutsertakan secara aktif dalam proses pengambilan keputusan sesuai dengan karakteristiknya spesifik lokal. PAMSIMAS akan memberlakukan persyaratan khusus seperti tempat di mana masyarakat tersebut tinggal.

Pengalaman KDP di suku Baduy (Jawa Barat) adalah contoh yang baik untuk praktek adaptasi yang berhasil. Suku Baduy mempunyai peraturan untuk menolak pembangunan yang dilakukan oleh pihak luar, proyek tidak diperkenankan tanpa mendapatkan persetujuan dari pemimpin suku didaerah perbatasan dan sekitarnya. Ada kemungkinan PAMSIMAS memasuki lokasi di mana masyarakat tersebut berada. Oleh karena itu, kerangka kerja yang mengikut-serakan masyarakat tersebut dalam proses pengambilan keputusan serta hak dan kepentingan mereka dijelaskan lebih lanjut (Annex 10b) sesuai dengan OP 4.10. Kerangka singkat ini akan diperinci lebih lanjut dan diterapkan untuk memastikan kegiatan proyek dapat memberikan manfaat budaya yang layak dalam menerima informasi. TFM dan staf proyek lainnya akan dilatih dalam penerapan pedoman proyek. Selain kerangka kerja yang akan dirancang, beberapa prinsip yang perlu diingat oleh proyek adalah:

Keterlibatan LSM/stakeholder yang mempunyai keahlian dan mengerti karakteristik lokal masyarakat tersebut dan perlunya berperan serta dalam memperoleh informasi PAMSIMAS.

Pembicaraan langsung dengan masyarakat tersebut mengenai pendapat mereka terhadap proyek termasuk hak mereka untuk menolak/menyetujui keikutsertaan mereka, dan untuk menjelaskan mengenai sarana dan kebiasaan sanitasi kepada mereka.

Pendekatan adaptasi terhadap menu pilihan teknis untuk disesuaikan dengan sistem khusus milik masyarakat tersebut yang tidak ada dalam daftar proyek.

Meningkatkan kualitas informasi dengan perbaikan sarana dan materi bahasa daerah

Mekanisme pemantauan khusus perlu dilakukan dalam pelaksanaan PAMSIMAS di lokasi masyarakat tersebut berada untuk mendapatkan peran serta maksimal mereka.

7.7 Isu Jender

Sebagian besar kelompok perempuan masih sering berkecimpung didalam bagian non-teknis lunak proyek, dan panitia air minum seringkali didominasi oleh kelompok laki-laki. Pengalaman WSLIC-2 menunjukkan bahwa pemilihan Tim Kerja Masyarakat (TKM) dan Badan Pengelola (BP) pengguna air minum dilakukan dengan tidak memperhatikan kesetaraan gender. Perlunya peningkatan perhatian pada kelompok perempuan karena

Page 185: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-11

seringkali mereka tidak diikutsertakan dalam kelompok pengambilan keputusan, padahal sebagian besar pengelola air minum masyarakat adalah kaum peremuan terutama pada masyarakat berpenghasilan rendah Peran serta kelompok perempuan yang rendah disebabkan karena kurangnya kesempatan yang diberikan FM, karena kurangnya pengetahuan mengenai kesetaraan jender.

Rencana Kerangka Jender untuk PAMSIMAS

Kegiatan Pengukuran 1 Kebijakan dan

Pedoman • Mencakup kebijakan pengarusutamaan (meanstreaming )jender

kedalam Juknis yang meliputi pengukuran sebagaimana tertera dibawah ini.

• Mencakup pedoman operasional untuk pengarus utamaan jender kedalam Juklak dan disebarluaskan ke seluruh tim manajemen proyek.

• Mengembangkan satu brosur dan poster yang mudah dimengerti pengguna untuk menjelaskan kebijakan dan pedoman jender dalam istilah yang sederhana dan disebarluaskan ke seluruh komponen masyarakat (stakeholders) dan pemerintah.

• Kerangka Acuan (TORs) untuk konsultan untuk memenuhi kebijakan kesetaraan jender.

2 Seleksi Konsultan • Memberi kesempatan kepada mencari perempuan untuk posisi konsultan yang tertuang dalam usulan lelang konsultan tersebut.

• Mempersyaratkan keseimbangan jender diantara tim teknis kabupaten dan Provinsi (minimum 30% perempuan atau lelaki).

3 Seleksi fasilitator masyarakat (FM)

• PPMU akan menjabarkan dalam iklan bahwa perempuan secara aktif di didorong dan dianjurkan untuk mengajukan lamaran untuk berpartisiapasi dalam proyek.

• Dalam Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) minimal terdapat 1 perempuan adalah seorang perempuan atau laki-laki..

• Mensyaratkan 50% bagi kesetaraan jender didalam sub-bidang (sub-discplines) untuk fasilitator masyarakat (yaitu teknik, pengembangan masyarakat, kesehatan)

4 Orientasi • Menyiapkan orientasi kebijakan jender dan pedoman untuk unit pelaksana proyek (project implementing units), tim koordinasi dan konsultan diseluruh tingkatan, sehingga terdapat pemahaman yang sama terhadap tanggung-jawab untuk pengarusutamaan jender.

5 Peningkatan Kemampuan (Capacity building) untuk konsultan teknis dan fasilitator masyarakat (FM)

• Menyiapkan pelatihan untuk konsultan Pusat, Provinsi dan Kabupaten dan fasilitator masyarakat (FM)sehingga mereka dapat menerapkan pendekatan pengarusutamaan di wilayahnya dan melakukan alih ketrampilan kepada petugas dan pegawai lainnya.

• Melakukan indentifikasi ahli gender setempat (local gender specialists) (misalnya LSM perempuan (Woman’s NGO)) yang dapat membantu pendampingan (coaching) fasilitator dan perencanaan strategi peran serta masyarakat.

• Evaluasi pelatihan akan mencakup penilaian kesetaraan jender.

Page 186: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-12

Kegiatan Pengukuran • Menyiapkan pengukuran kinerja fasilitator masyarakat (FM) yang dapat

dengan baik mendorong /menganjurkan perempuan desa untuk turut berperan-serta dalam Pamsimas

6 Petugas pelaksanaan pelatihan

• Persyaratan mengharuskan tim pelatihan terdapat minimum 30% pelatih perempuan atau lelaki..

• Seluruh program pelatihan dinilai oleh konsultan CD/Social Inclusion tingkat nasional atau Provinsi tentang kesetaraan jender sebelum diajukan lebih lanjut.

7 Proses masyarakat • Fasilitator masyarakat (FM) melaksanakan pengukuran yang mencakup advokasi kepada kepala desa, bekerja dengan pemimpin perempuan dan kelompok perempuan dari sejak proses masyarakat untuk mendukung peran-serta dan apabila diperlukan mengadakan kelompok terarah (focus group) yang terpisah untuk lelaki dan perempuan.

• Fasilitator masyarakat (FM) mendorong perempuan untuk turut dalam pemilihan tim pelaksanaan desa dan kelompok manajemen serta mempertimbangkan cara agar tercapai keseimbangan jender (misalnya lelaki dan perempuan memilih secara terpisah wakil-wakil lelaki dan perempuan).

• Konsultan kabupaten akan memantau keseimbangan jender dari perempuan dan lelaki (dari kelompok miskin dan kelompok mampu) selama perencanaan masyarakat dan kegiatan pelaksanaan dan mengarahkan setiap kesenjangan yang timbul.

• Tidak ada RKM yang dapat di setujui apabila Tim Pelaksanaan Desa yang menyiapkan semuanya terdiri dari lelaki dan di kuasai dari rumah tangga kelas atas, dan dengan tanpa bukti yang nyata bahwa jumlah perempuan dan lelaki yang sepantasnya telah turut berperan serta dalam proses pengambilan keputusan, untuk menyetujui usulan RKM.

8 Peningkatan Kemampuan Masyarakat

• Memberikan pelatihan kepemimpinan untuk perempuan desa termasuk bidan desa dan kader kesehatan.

• Membahas semua masalah yang berkaitan dengan gender dengan masyarakat dan menemukan kebutuhan untuk pelatihan kesadaran/analisis jender yang dimasukan dalam Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM).

9 Dana insentif sosial ekonomis (komponen 4)

• Melakukan analisis jender dalam mengembangkan pelaksanaan dana ini untuk melakukan penilaian seperti biaya/manfaat dari perempuan dan lelaki.

• Mencakup kinerja dalam melakukan promosi kesetaraan jender dalam sub-proyek PAMSIMAS sebagai kriteria evaluasi untuk kedua hibah dalam hal kelembagaan dan kemanfaatan bagi masyarakat.

• Mendororng (menganjurkan) pertemuan-pertemuan perempuan (misalnya melalui kelompok perempuan yang ada) dalam peran serta desa untuk mengumpulkan pemikiran (idea) untuk membuat usulan desa.

10 Pengarus-utamaan (mainstreaming) dan pengembangan

• Menyatukan prinsip-prinsip pengarus-utamaan jender kedalam pengembangan strategi untuk pengarus-utamaan dan pengembangan peningkatan CDD WSS

Page 187: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-13

Kegiatan Pengukuran peningkatan (scaling up) pendekatan CDD untuk WSS

• Meningkatkan kemampuan LSM atau lembaga/organisasi dan perorangan untuk pelatihan jender untuk meningkatkan sumber daya setempat yang ada dalam pengembangan peningkatan CDD dan WSS.

• Mencakup data dan analisis jender kedalam alat advokasi dan kegiatan advokasi dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya jender dalam WSS.

11 Pemantauan dan evaluasi

• CD/Inklusi Sosial konsultan tingkat nasional /Provinsi secara teratur melakukan kunjungan lapangan dan mengkaji kemajuan dalam pengarusutamaan jender pada pelatih fasilitator

• Memperoleh kepastian tentang format monev, terhimpunnya data untuk berperan serta dalam progam pelatihan dan kegiatan masyarakat dan data ini hendaknya di masukan dalam MIS.

• Memperoleh kepastian bahwa pemantauan keberlanjutan melibatkan peran serta perempuan dan lelaki dan bahwa data jender yang tidak terhimpun dapat dikumpulkan dan tercatat.

• Konsultan CD/Inklusi Sosial tingkat pusat melakukan secara teratur analisis jender dari data pemantuan keberlanjutan dan menyiapkan laporan kepada CPMU.

• Kontraktor harus mencakup kemajuan tentang perolehan jender dalam laporan triwulan.

• PMR harus mencakup dalam laporan kemajuan partisipasi dan perolehan jender. Bank Dunia akan mengikutkan seorang spesialis jender dalam setiap misi supervisinya.

12 Manajemen Pengetahuan

• Mengumpulkan cerita-cerita dari masyarakat tentang pencapaian kesetaraan jender dan menyebarkannya melalui situs lokal, bulletin, dan bentuk lain.

• Melakukan pengkajian midterm “in-depth gender” melalui pihak ketiga dan mengembangkan rencana tindak lanjut terhadap rekomendasi yang diberikan.

• Fasilitator masyarakat (FM) dianjurkan untuk mengembangkan forum fasilitator setempat melalui pertemuan rutin dengan petugas dari proyek lain ditingkat kabupaten (misalnya KDP,UPP2,ILGR) dan juga dari LSM.

Page 188: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-14

7.8 Penanganan Pengaduan

Penanganan pengaduan masyarakat yang dikembangkan pada dasarnya menggunakan pendekatan yang bersifat proaktif, sehingga perlu dibentuk unit-unit pengaduan masyarakat (UPM) untuk PAMSIMAS, yang berlokasi di tingkat desa (UPM-TKM); tingkat Kabupaten (UPM-DPMU); tingkat Provinsi (UPM-PPMU) dan tingkat Pusat (UPM-CPMU). Dengan adanya pengaduan diharapkan akan terjadi penyempurnaan program dan memperkecil kesalahan, sehingga mengurangi konflik sosial di masyrakat., Dalam menangani setiap pengaduan dan permasalahan berdasarkan prinsip-prinsip: a. Rahasia Identitas pelapor pengaduan harus dirahasiakan. b. Berjenjang Pengaduan pertama ditangani di tingkat lokal atau ditempat subjek diadukan,

misal bila permasalahan muncul tingkat desa, maka pertama kali yang bertanggung jawab untuk menangani masalah adalah masyarakat desa tersebut difasilitasi oleh TFM, dan Tim Koordinasi Kecamatan dan pelaku di jenjang atasnya memantau perkembangan penanganan masalah. Bila pelaku di jenjang keberadaan subyek (pemerintah daerah) belum berhasil menangani pengaduan, maka pemerintah pusat akan memberi rekomendasi penyelesaian atau bahkan turut memfasilitasi proses penyelesaiannya.

c. Transparansi dan Partisipatif Dalam menindak lanjuti pengaduan masyarakat harus diikut sertakan dalam proses penyelesaiannya dan difasilitasi oleh TFM dan Tim Koordinasi Kabupaten, sebagai upaya meningkatkan rasa memiliki (sense of ownership) terhadap sarana air minum dan kebersihan lingkungan.

d. Proporsional Penanganan pengaduan harus fokus dan disuaikan dengan jenis masalahnya. e. Objektif

Penagaduan yang diterima di tindak lanjuti dengan melakukan verifikasi dan uji silang (cross check) sesuai prosedur dan sebagai upaya menghindari adanya pemihakan.

Dalam program PAMSIMAS setiap keluhan/pengaduan termasuk Surat kaleng akan ditangani dan ditindak lanjuti sesuai prosedur, dan perundangan yang berlaku dan mendapat bantuan hukum dari pemerintah daerah.

7.8.1 Tahapan Tahapan penanganan pengaduan adalah sebagai berikut: a. Registrasi dan Dokumentasi

Page 189: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-15

Registrasi atau pencatatan dan dokumentasi di dalam buku arsip (logbook) dimaksudkan sebagai mekanisme kontrol

b. Pengelompokkan dan Distribusi Pengaduan yang telah dicatat/diregistrasi dan didokumentasikan, dan didistribusikan sesuai dengan jenjang kewenangan masing-masing subyek, isu dan status pengaduan. Jika ditemukan kasus-kasus yang berdampak luas atas keberadaan kasus tersebut, maka pendistribusiannya harus dikendalikan. Secara umum inti masalah pengaduan masyarakat dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu: 1. Kategori ringan. Merupakan pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan

pelanggaran/penyimpangan adminisitrasi dan prosedur; 2. Kategori sedang. Merupakan pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan n

pelanggaran/penyimpangan penentuan target sasaran (penerima manfaat) dalam pelaksanaan program;

3. Kategori berat. Merupakan pengaduan masyarakat yang berkaitan dengan pelanggaran/penyimpangan/penyelewengan dana.

c. Uji Silang dan Analisis

Kasus dari hasil pengaduan tersebut selanjutnya dilakukan uji silang untuk mendapatkan: 1. Kepastian pokok permasalahan yang muncul; 2. Kepastian status kasus. Kasus tersebut apakah sudah ditangani, diselesaikan,

dalam proses penanganan, dalam proses uji silang, proses analisa dsb.; 3. Mendapatkan informasi tambahan. Hasil uji silang merupakan masukan untuk menganalisis permasalahan yang muncul untuk meningkatkan akurasi dalam penyusunan alternatif penanganan untuk memberikan rekomendasi tentang penanganan kasus.

d. Tindak Turun Tangan Tindak turun tangan didasarkan atas rekomendasi dari hasil uji silang dan analisis,

yang dilakukan secara berjenjang sesuai dengan wilayah kewenangan masing-masing.

e. Pemantauan dan Investigasi Lanjutan Pemantauan dimaksudkan sebagai alat kendali penanganan pengaduan, sehingga

diketahui perkembangan penyelesaian kasusnya. f. Penyelesaian Masalah

Dalam penyelesaian masalah mengedepankan prinsip transparansi dan partisipasi, berarti proses penyelesaian harus dilakukan secara terbuka dan melibatkan masyarakat sebagai pelaku sedangkan aparat dan konsultan atau fasilitator masyarakat (FM) hanya memfasilitasi proses penyelesaian masalah.

g. Umpan Balik

Page 190: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-16

Umpan balik (feed back) merupakan tanggapan balik masyarakat terhadap penyelesaian kasus yang muncul. Hal ini dapat berupa: 1. Menerima dan menganggap kasus telah selesai; 2. Menerima dengan beberapa catatan persyaratan dan memberikan informasi

tambahan; 3. Menolak tanpa alasan; 4. Menolak dengan alasan; 5. Tidak ada tanggapan sama sekali. Hasil umpan balik dituangkan melalui Berita Acara dan dilampirkan dalam laporan bulanan. Umpan balik tersebut juga merupakan masukan bagi kasus yang mungkin muncul sebagai dampak dari tindakan (tindak turun tangan), dengan demikian menjadi masukan bagi pelaku PAMSIMAS sebagai pengaduan lanjutan.

Gambar 7.1. Tahapan Penanganan Pengaduan

Page 191: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-17

7.8.2 Mekanisme penanganan Pengaduan di UPM 1. Pengaduan yang masuk dapat diperoleh melalui kotak pos, email, surat yang

langsung ditujukan ke alamat instansi, telepon/fax, kotak pengaduan TKM, media masa maupun temuan lapangan.

2. Identifikasi permasalahan, dengan mencatat isi pengaduan tersebut kedalam

formulir atau buku register pengaduan yang terdiri dari : a. Tanggal pengaduan b. Nama pengadu (boleh tidak diisi)/alamat email c. Isi pengaduan d. Kepada siapa/institusi mana pengaduan tersebut ditujukan.

3. Lakukan pemetaan masalah atas pengaduan yang masuk dengan

mengkategorikannya menjadi kelompok tertentu sesuai dengan isi dari pengaduan, meliputi : a. Kebijakan b. Manajemen/Organisasi Proyek c. Pembangunan Fisik d. Pengelolaan Keuangan e. Pemberdayaan f. Pelatihan g. Kesetaraan Jender h. Dll.

4. Perumusan dalam menangani pengaduan, namun sebelumnya perlu dilakukan

verifikasi dan investigasi atas kebenaran dari pengaduan tersebut - dilakukan oleh Konsultan Manajemen di Kabupaten, Konsultan Manajemen di propinsi dan Pembantu Team Leader CMAC di pusat, selambat-lambatnya 1 (satu) minggu sejak pengaduan diterima.

5. Jika pengaduan sudah dapat ditangani, hasilnya segera disampaikan kepada

pengadu yang bersangkutan serta di catat kembali dalam buku register pengaduan sebagai basis data pengaduan yang tertangani – dilakukan oleh staff Monev DPMU, PPMU dan CPMU, dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak pengaduan diterima.

6. Jika pengaduan tidak dapat ditangani, maka dapat dilanjutkan kepada tingkat

diatasnya untuk dicarikan penyelesaiannya, dengan mekanisme yang sama. 7. Untuk pengaduan yang yang bermuatan “penyimpangan” dilakukan oleh tim kerja

yang ditunjuk khusus oleh Kepala CPMU, tugas pokok tim kerja ini meliputi : a. Melakukan uji kebenaran informasi di lapangan melalui mekanisme “check and

recheck”. b. Melakukan klarifikasi terhadap pihak-pihak utama yang berpotensi terlibat dalam

kasus “penyimpangan”. c. Memberikan penilaian atas fakta yang ada, sehingga nampak jelas seberapa

jauh tingkat penyimpangannya.

Page 192: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-18

d. Menyusun laporan dan sekaligus rekomendasi tindakan penanganan yang disampaikan kepada kepala CPMU, selanjutnya sesuai mekanisme yang ada kepala CPMU akan menindaklanjuti penanganannya sesuai dengan rekomendasi tim kerja atau meneruskan kepada pihak yang lebih berwenang untuk memberikan keputusan/penanganan,

e. Kegiatan a s/d dilakukan dalam waktu 2 (dua) minggu sejak diserahkannya “pengaduan” kepada tim kerja.

8. Apapun bentuk penanganan yang akan diputuskan harus mempertimbangkan :

a. Prinsip obyektivitas, ketidakberpihakan (independen) dan adil. b. Menjunjung tinggi azas kemanfaatan yang lebih luas, khususnya menyangkut

kelancaran implementasi PAMSIMAS. c. Terbuka untuk dilakukan pengujian kembali bilamana dikemudian hari ternyata

ditemukan fakta lain yang lebih benar. Dengan demikian, mekanisme “rehabilitasi” mendapat peluang yang sejajar dengan mekanisme “hukuman” (punishment).

9. Sebaliknya, terhadap berbagai pengaduan yang ternyata dinilai memberikan

kontribusi yang tinggi terhadap keberhasilan implementasi PAMSIMAS, dimana hasil kinerjanya jauh melampau target minimal yang diharapkan, sepatutnya juga memperoleh “imbalan” (reward) yang sepantasnya. Bentuk-bentuk imbalan tersebut dapat berupa : a. Kelayakan memperoleh publisitas b. Ucapan terima kasih dan penghargaan secara resmi c. Piagam penghargaan

10. Penyelenggaraan pencatatan dan pelaporan dikelola oleh staff Monev DPMU (dibantu oleh PMC), staff Monev PPMU (dibantu oleh PLO) dan staff Monev CPMU (dibantu oleh Assistan Team Leader CMAC)

Mekanisme penanganan pengaduan ini disusun semata-mata untuk membangun kinerja para pelaku utama implementasi PAMSIMAS di lapangan yang senantiasa positif dan integratif dengan tuntutan prinsip dan prosedur proyek PAMSIMAS. Dengan demikian dapat meminimalkan kemungkinan terjadinya “penyimpangan” dalam upaya pencapaian sasaran proyek.

Tahapan dan Mekanisme Penanganan Pengaduan No Tahapan Mekanisme Personel/Fasilitator 1 Pengaduan diregistrasi • Catat kotak pos, email, alamat, telepon, fax,

kotak pengaduan TKM, media massa maupun temuan lapangan

UPM-TKM TFM

2 Dokumentasi • Tanggal pengaduan • Nama pengadu • Isi pengaduan • Kepada siapa / instansi

UPM – TKM

3 Kategori dan distribusi • Kategori ringan • Kategori sedang

• Pemetaan pengaduan • Kebijakan • Manajemen/organisasi proyek

UPM - TKM

Page 193: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

7-19

• Kategori berat • Pembangunan fisik • Pengelola keuangan • Pemberdayaan • Pelatihan • Kesetaraan jender

4 Uji silang • Verifikasi • Investigasi

• Pengumpulan data • Verifikasi dan klasifikasi (dilakukan di

lapangan) • Investigas (dilakukan di lapangan)i

Konsultan Manajemen Kabupaten Konsultan Manajemen Propinsi Pembantu TL CMAC

5 Rekomendasi • Hasil uji silang UPM-TKM memberi rekomendasi penyelesaian pada masyarakat dengan tindakan hukum (bila perlu)

TKM TFM

6 Tindak turun tangan dan penyelesaian masalah (maks 2 minggu)

• Bila dapat diselesaikan sendiri oleh masyarakat dan difasilitasi oleh TFM dibuat BA

Konsultan Manajemen Kabupaten Konsultan Manajemen Propinsi Pembantu TL CMAC

7 Tindak turun tangan DPMU dan PPMU

Sesuai dengan 1 sampai dengan 5 Konsultan Manajemen Kabupaten Konsultan Manajemen Propinsi Pembantu TL CMAC

8 Tindak turun tangan CPMU ( 2 minggu setelah diusulkan pada tim kerja)

• Check dan recheck • Klasifikasi kasus • Pengumpulan fakta

Tim Kerja Khusus

7.9 Konsultasi publik

Pendekatan proyek PAMSIMAS berbasis masyarakat, dan dibuat berdasarkan pengalaman WSLIC-2, melalui dua tahapan yang telah dinilai berhasil dalam penyediaan air minum dan sanitasi. Komponen 1 adalah pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan untuk mendorong pelaksanaan pendekatan Community Driven Development (CDD) dalam perencanaan, pelaksanaan dan paska kontruksi program pengelolaan air minum, sanitasi dan hygiene. Secara khusus hal ini akan mendorong masyarakat dalam penyiapan RKM berdasarkan pilihan masyarakat atas penyediaan air minum dan perubahan perilaku. Selain itu proyek PAMSIMAS mempunyai pendekatan peningkatan kesadaran masyarakat berpenghasilan rendah dengan membantu masyarakat berpartisipasi dalam merencanakan, melaksanakan dan mengelola sarana air minum dan sanitasi secara transparan dan terbuka. Elemen utama pendekatan Safeguarding PAMSIMAS telah dikembangkan oleh Departemen Pekerjaan Umum dan selanjutnya akan didiskusikan dengan perwakilan daerah. Kerangka Sosial dan Lingkungan Hidup ini telah diumumkan melalui situs resmi www.pu.go.id dan PAD telah diumumkan ke masyarakat melalui Pusat Informasi Proyek di Jakarta dan Washington.

Page 194: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-1

BAB 8 RENCANA TINDAK ANTI KORUPSI Rencana Tindakan Pencegahan Korupsi dalam proyek PAMSIMAS dilakukan sesuai dengan 6 (enam) elemen utama yang sudah di-identifikasi oleh tim Bank Dunia untuk Pencegahan Anti Korupsi di Indonesia meliputi:

1. Penguatan Keterbukaan dan Transparansi, 2. Pencegahan Risiko Kolusi, 3. Pencegahan Risiko Penyalah-gunakan wewenang dan Pemalsuan, 4. Pengawasan oleh Masyarakat Madani, 5. Sistim Penanganan Keluhan, dan 6. Ketentuan Sanksi dan Tindakan Perbaikan yang jelas

Beberapa produk hukum di Indonesia yang merupakan landasan dalam pemberantasan korupsi, yaitu: 1. Undang-Undang No. 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme; 2. Undang-Undang No. 31 tahun 1999 juncto Undang-Undang No. 20 Tahun 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 3. Undang- undang No. 30 tahun 2002 tentang Pembentukan Komite Pemberantasan

Korupsi (KPK); 4. Peraturan Pemerintah No. 68 tahun 1999 tentang Tata Cara Pelaksanaan Peran Serta

Masyarakat dalam Penyelenggaraan Negara; 5. Keputusan Presiden No. 80 tahun 2003 tentang Tata Cara Pengadaan Barang dan Jasa

Pemerintah; 6. Keputusan Presiden No. 59 tahun 2004 tentang Pembentukan Pengadilan Tindak Pidana

Korupsi pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat; 7. Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi; dan 8. Kepmen Kimpraswil No. 225/KPTS/M/2004 tanggal 13 April 2004 tentang Tata Cara

Penanganan Masukan dari Masyarakat di lingkungan Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah.

Rencana Pencegahan Korupsi ini telah dipublikasikan di dalam situs www.pu.go.id, dan telah disepakati oleh Executing Agency (Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum) dan para Implemeting Agencies (Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Lingkungan Pemukimam, Departemen Kesehatan; Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah dan Ditjen Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Departemen Dalam Negeri; dan Pusat Pembinaan Kesegaran Jasmani, Departemen Pendidikan Nasional) untuk dipergunakan dalam PAMSIMAS. Tabel Tindakan Pencegahan Korupsi telah dipersiapkan sesuai dengan risiko Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang terjadi pada proyek sejenis dan disesuaikan dengan mekanisme pelaksanaan proyek, sebagaimana berikut:

Page 195: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-2

8.1 Matriks Risiko Korupsi dan Tindakan Pencegahan Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Persiapan kriteria pemilihan dalam dokumen penawaran

Sedang Petunjuk Pengadaan tidak diikuti dengan benar mengakibatkan pengadaan di bawah standar

Pedoman untuk persiapan spesifikasi /kriteria pemilihan dalam dokumen penawaran atau RFP dipersiapkan sesuai dengan petunjuk Bank, meliputi saran untuk melaksanakan survei sederhana tentang ketersediaan produk di pasaran dan alternatif untuk menggunakan jasa konsultan untuk menentukan spesifikasi atau Kerangka Acuan/TOR dalam pengadaan barang-barang, peralatan, pekerjaan atau pelayanan yang tergolong kompleks.

Pengiklanan

Tinggi Iklan yang tidak layak: misalnya pemberian persyaratan yang membatasi kompetisi, informasi yang tidak lengkap, penggunaan surat kabar dengan sirkulasi terbatas dlsb

Iklan palsu

Membuat format standar pengumuman untuk proyek yang disetujui oleh Bank, dicantumkan dalam panduan proyek (Project Manual)

Memuat pengumuman pelelangan dalam situs resmi pemerintah, untuk mempermudah konsultan yang berminat selain pengumuman pelelangan standar sebagaimana yang diwajibkan dalam panduan.

Menentukan kriteria minimum suratkabar yang akan digunakan untuk memuat pengumuman lelang, dan pedoman keterbukaan informasi mengenai paket pengadaan di dalam panduan proyek

Salinan pengumuman lelang dari surat kabar yang asli harus disimpan untuk keperluan audit

Persiapan Perkiraan Harga Pemilik (Owner Estimate, OE)

Tinggi Me-mark-up perkiraan harga pemilik (OE) dan informasi perkiraan harga pemilik dibocorkan kepada kontraktor/konsultan agar harga “mark-up” dimasukkan ke dalam penawaran/proposal.

Kolusi antar pemain untuk memperkaya diri; berbagi keuntungan antar pemain. Kurangnya standar informasi ‘cost/base’

Pedoman untuk mempersiapkan perkiraan harga pemilik untuk kontrak konsultan akan ditentukan dalam panduan proyek, termasuk keperluan untuk mencantumkan perincian perkiraan harga, anjuran untuk melaksanakan survei sederhana terhadap harga pasar, dan pengelolaan database berisi hasil survei dan pembelian sebelumnya, yang dapat dijangkau oleh semua unit pelaksana.

Page 196: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-3

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan mempersulit apakah perkiraan harga asli dan perkiraan harga pemilik masuk akal.

Pengumuman rencana pengadaan, termasuk perkiraan nilai kontrak.

Pengumuman besarnya nilai kontrak. Kapasitas Panitia Pengadaan Barang

Tinggi

Pertimbangan terhadap proses evaluasi calon anggota panitia pengadaan yang tidak independen. Keputusan cenderung condong mengikuti kemauan peserta lelang/konsultan atas “perintah” atasan atau pihak lain.

Tiga orang tenaga ahli akan dikontrak sebagai anggota panitia pengadaan barang

Mengundang kelompok masyarakat sipil yang bersedia menjadi pengamat dari proses pengadaan barang secara sukarela

Mengkontrak satu orang konsultan pengadaan secara individual untuk membantu panitia pengadaan barang. Laporan konsultan tersebut akan menjadi bagian dari pengambilan keputusan panitia pengadaan barang.

CV semua anggota panitia pengadaan barang harus disiapkan dalam dokumen sebagai landasan bahwa anggota panitia memenuhi kualifikasi. Perjanjian hukum akan mencantumkan secara eksplisit pasal yang menyatakan bahwa Bank akan menyatakan misprocurement bila kualifikasi panitia pengadaan tidak memuaskan.

Persiapan RFP (Permintaan Proposal)

Sedang Kriteria dibuat agar cocok dengan konsultan tertentu

Menyiapkan pedoman yang jelas untuk kriteria persiapan RFP dalan panduan proyek

Daftar Pendek (shortlist)

Tinggi Manipulasi informasi mengenai perusahaan atu individu yang masuk dalam daftar pendek agar perusahaan atau individu tertentu dimasukkan dalam daftar pendek

Desakan/tekanan dari atasan untuk agar perusahaan tertentu dimasukkan dalam daftar pendek seringkali mengakibatkan perusahaan yang tidak masuk kualifikasi masuk dalam daftar pendek

Diperlukan penjelasan mengenai alasan pemilihan perusahaan atau individu yang masuk dalam daftar pendek. Pedoman untuk pembuatan penjelasan tersebut akan dipersiapkan dan dicantumkan dalam panduan proyek.

Selama proses shortlisting, panitia pengadaan barang bertanggung jawab untuk melakukan ’pengecekan yang diperlukan’ (due diligence) atas informasi mengenai konsultan yang diusulkan untuk dimasukkan ke dalam daftar pendek.

Page 197: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-4

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Rapat Pra-Lelang

Sedang Jika rapat pra-lelang untuk pengadaan barang sederhana dan pekerjaan ringan untuk dilaksanakan, beberapa peserta lelang mungkin tidak diuntungkan

Peserta lelang tidak diwajibkan menghadiri rapat pra-lelang. Spesifikasi harus dijelaskan dalam dokumen pelelangan. Klarifikasi dapat dilakukan melalui korespondensi tertulis dan jawaban akan dikirimkan kepada semua peserta/perusahaan yang masuk dalam daftar pendek. Pedoman yang tepat mengenai hal ini akan disiapkan oleh Unit Pengelola Proyek tingkat Pusat (Central Project Management Unit) CPMU dan dimuat dalam panduan proyek.

Pembukaan proposal teknis dan keuangan

Tinggi Manipulasi Berita Acara Pembukaan Penawaran Lelang

Pengumuman secara terbuka untuk ICB, NCB, QCBS and QBS, dilakukan sesuai dengan pedoman Bank Dunia, dan akan dihadiri oleh pejabat pengadaan barang, bendahara dan perwakilan auditor internal. Pengamat dari masyarakat sipil didorong untuk hadir.

Pengadaan ditingkat masyarakat, mengikuti prinsip kompetisi, ketidakberpihakan dan sepenuhnya transparan agar masyarakat mendapat pelayanan terbaik sesuai kebutuhan mereka.

Berita acara pembukaan proposal harus dikirim ke Bank sebagai informasi dalam waktu 2 minggu untuk pengadaan yang tergolong prior review.

Penyimpanan proposal teknis dan keuangan ditempat aman untuk menjaga kerahasiaan

Tinggi Kolusi antara konsultan dan panitia pengadaan untuk merubah proposal teknis dan/atau keuangan yang sebelumnya sudah masuk dan dibuka

Notaris publik yang disumpah, akan dihadirkan sebagai saksi resmi dalam pembukaan proposal teknis dan keuangan, dan mengesahkan berita acara pengumuman proposal teknis/keuangan. Notaris tersebut juga harus menyimpan ditempat yang aman satu salinan dari proposal teknis yang diajukan oleh setiap konsultan (segera setelah dibuka), Semua salinan dari proposal keuangan (sebelum dibuka) dan satu salinan dari proposal keuangan (segera setelah dibuka).

Page 198: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-5

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Evaluasi Proposal

Tinggi Keterlambatan dalam mengevaluasi Proposal teknis dan/atau proposal keuangan memungkinkan terjadinya praktik “tawar-menawar”.

Executing agency akan menyiapkan pedoman dan menyelenggarakan pelatihan bagaimana cara melaksanakan klarifikasi dan tawar-menawar sesuai dengan petunjuk Bank. Pedoman ini akan dimuat dalam panduan proyek.

Laporan evaluasi teknis harus selesai dalam waktu 4 minggu dan proposal untuk pemenang kontrak dan draft kontrak harus tersedia dalam waktu 4 minggu setelah penyelesaian laporan evaluasi teknis atau setelah Bank tidak keberatan (yang mana yang belakangan). Perjanjian hukum akan mencantumkan secara eksplisit pasal yang menyatakan bahwa Bank akan menyatakan misprocurement bila ketentuan ini tidak dipenuhi.

Laporan evaluasi harus dikirim ke Bank setelah 6 minggu dari waktu penyerahan penawaran/proposal. Kegagalan memenuhi ketentuan ini akan dianggap kegagalan dalam melakukan ’pengecekan yang diperlukan’ (due diligence). Penanganan yang tepat sasaran dan tepat waktu yang dapat diterima oleh Bank diperlukan untuk memperbaiki kegagalan tersebut.

Perpanjangan masa berlaku pelelangan

Tinggi Perpanjangan masa berlaku pelelangan dapat meningkatkan risiko penyalahgunaan proses.

Permintaan perpanjangan masa berlaku pelelangan selama 8 minggu atau lebih, memerlukan persetujuan lebih dahulu dari Bank. Tanpa alasan yang kuat Bank Dunia tidak akan memberikan persetujuan dan perpanjangan masa berlaku dapat dianggap misprocurement

Penentuan Pemenang Kontrak

Tinggi Panitia mungkin memanggil calon pemenang prospektif dan menawar nilai kontrak.

Kolusi dan nepotisme dalam penentuan pemenang kontak

Tidak ada tawar-menawar untuk harga satuan dalam seleksi yang kompetitif

Pemenang kontrak wajib dipublikasikan

Page 199: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-6

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Reputasi konsultan/peserta lelang

Tinggi Peserta Lelang/Konsultan mungkin terlibat dalam konflik kepentingan, dan/atau terlibat dalam praktek korupsi/penipuan pada masa lalu

Sebagai bagian dari proposal yang diserahkan, peserta lelang/konsultan harus menandatangai pernyataan resmi yang menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam situasi konflik kepentingan, dan/atau terlibat dalam kegiatan korupsi/penipuan di masa yang lalu – yang jika tidak mereka akan dikeluarkan dari pelelangan dan akan diambil tindakan hukum oleh pemerintah. Semua peserta lelang/konsultan yang bermaksud mengikuti pelelangan paket pengadaan barang yang ada di dalam proyek ini, diminta untuk menginformasikan sejak awal bila anggota dewan komisaris/direksi dan anggota keluarga dekat mereka adalah: (i) anggota panitia lelang dari pelelangan yang akan diikuti dan juga (ii) eselon I – IV dari departemen yang terlibat dalam proyek.

Kualitas produk/jasa

Sedang Produk/jasa yang diberikan di bawah kualitas yang disebutkan di dalam TOR, dan pegawai pemerintah dapat mengambil uang pembayaran di belakang (kickback) dari perbedaan tersebut

Melakukan supervisi kontrak dengan kualitas rendah secara sengaja, dan menerima kickback dari konsultan/supplier/kontraktor

Membentuk komite yang independen dan memenuhi kualifikasi untuk mengkaji dan menilai kinerja dari kontraktor/supplier/konsultan Memastikan bahwa kinerja fasilitator dievaluasi secara rutin Meningkatkan mekanisme penanganan keluhan Mendorong sistem penghargaan dan sanksi sesuai dengan Keppres 80/2003

Penyerahan proposal biaya

Sedang Melakukan mark-up untuk mendapatkan kickback

Pemberian kontrak diumumkan secara terbuka, setidaknya nama supplier dan harga penawarannya. Rencana pengadaan barang dirancang sedemikian rupa agar hanya beberapa paket kontrak pengadaan barang yang relatif kecil bisa dilaksanakan dengan cara shopping, dan pembelian barang lainnya akan disalurkan melalui dana hibah untuk masyarakat

Page 200: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-7

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Reputasi dari Supplier

Tinggi Supplier mungkin dalam situasi konflik kepentingan, dan/atau terlibat tindakan korupsi/penipuan di masa lalu

Sebagai bagian dari proposal yang diserahkan, supplier diharuskan menandatangani pernyataan resmi yang menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam situasi konflik kepentingan, dan/atau terlibat dalam praktik korupsi/penipuan di masa yang lalu yang jika tidak mereka akan dikeluarkan dari pelelangan dan akan diambil tindakan hukum oleh pemerintah

Semua supplier yang bermaksud mengikuti pelelangan paket pengadaan barang yang ada di dalam proyek ini, diminta untuk menginformasikan sejak awal bila anggota dewan komisaris/direksi dan anggota keluarga dekat mereka adalah: (i) anggota panitia lelang dari pelelangan yang akan diikuti dan juga (ii) eselon I – IV dari departemen yang terlibat dalam proyek.

Pembelian barang/peralatan/material oleh masyarakat

Tinggi Tekanan/desakan dari pegawai pemerintah untuk membeli barang/peralatan/material kepada supplier tertentu

Kickback kepada pegawai pemerintah Lemahnya pendokumentasian di tingkat masyarakat

TKM Tim Kerja Masyarakat) melakukan pengadaan semua material/peralatan tanpa melibatkan masyarakat desa (anggota masyarakat terpilih) sebagai panitia pengadaan

Kurangnya kapasitas TKM tentang kualitas material/peralatan

TKM membeli material/peralatan dari satu supplier.

Lemahnya pendokumentasian nota pembelian.

Mengumumkan secara terbuka besarnya anggaran sub proyek yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Dalam desain proyek, pekerjaan yang harus diselesaikan di tingkat masyarakat lebih merupakan pekerjaan berbasis output. Oleh karena itu, hibah desa menjadi kontrak antara pemerintah daerah dengan kelompok masyarakat untuk menghasilkan output tertentu (contoh : fasilitas air bersih dan sanitasi di tingkat desa) Menggunakan forum desa yang terbuka sebagai media untuk pertanggungjawaban proses pengadaan dan manajemen keuangan Mengumumkan kepada publik daftar kontrak dan ringkasan pembelian barang Menyediakan fasilitator untuk masyarakat desa untuk membantu dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengelola pembukuan Konsultan pengawas/LSM akan dikontrak untuk

Page 201: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-8

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Material/peralatan yang dibeli oleh warga akan dikenakan PPN.

Fasilitator/DPMU mengarahkan TKM untuk membeli material dari supplier tertentu dengan potongan harga (tanpa mempertimbangkan kualitas material)

Panitia Pengadaan memanggil calon pemenang kuat dan melakukan tawar-menawar besarnya kontrak

Kolusi dan nepotisme dalam penentuan pemenang kontrak.

memantau pelaksanaan kegiatan di tingkat masyarakat TFM,TKM dan wakil masyarakat harus dilibatkan sebagai anggota dalam panitia pengadaan barang Pelatihan untuk pengadaan barang akan dilaksanakan oleh executing agency. Dalam pengadaan barang, material dan peralatan bernilai dibawah Rp. 15.000.000,- panitia harus mendapat penawaran dari 3 supplier berbeda dengan kualitas yang sama dan harus memilih harga yang termurah. Daftar barang dan peralatan dengan harga yang ditawarkan harus ditandatangani dan dicap oleh supplier. Proses pelelangan diperlukan untuk pengadaan barang dan peralatan bernilai lebih dari Rp.15 juta. Dimungkinkan untuk mengadakan barang secara kolektif dengan desa lain untuk mengurangi harga. Tim pengadaan barang harus melakukan survei awal terhadap supplier yang memiliki pengalaman dalam pengadaan barang yang sesuai dan mengumpulkan informasi dalam retail dan harga satuan. Dibutuhkan minimal 3 penawar yang berminat yang mengirimkan penawarannya dalam amplop tertutup dan dibuka satu persatu dalam forum desa desa di depan warga desa. Bila ada kecurigaan dalam proses lelang, harus dilakukan klarifikasi. Warga desa akan memilih pemenang dan tim akan memberikan kontrak berdasarkan perjanjian atas kualitas material, waktu pengiriman, harga satuan dan jumlah Untuk setiap material/peralatan yang diterima, tim pengadaan harus meminta dan mendokumentasikan nota pembelian asli; dan memastikan material/peralatan tersebut sama dengan yang tertera dalam

Page 202: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-9

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan kontrak/perjanjian. Untuk material yang disuplai oleh masyarakat desa sendiri, harga tidak termasuk PPN. Untuk material yang diadakan kontraktor/supplier, diasumsikan bahwa harga termasuk PPN, dan merupakan tanggung-jawab kontraktor/supplier untuk membayar pajak, bukan masyarakat desa. Penjelasan mengenai barang/peralatan seperti jenis, kualitas, volume/kuantitas, tempat dan jadwal pengiriman, syarat pemaketan dan pengiriman, harus ditempelkan dalam papan informasi. Kontrak dipersyaratkan dalam mempekerjakan kontraktor pekerjaan sipil atau pemberi jasa yang berada di dekat lokasi. Panitia harus mengumpulkan informasi sehubungan dengan keahlian atau kinerja pekerjaan kontraktor atau penyedia jasa untuk menghindari pengeluaran uang lebih untuk hasil yang kurang produktif.

Reputasi dari kelompok masyarakat penerima hibah

Tinggi Kelompok Masyarakat mungkin dalam situasi konflik kepentingan, dan/atau terlibat kegiatan korupsi/penipuan pada masa lalu.

Sebagai bagian dari proposal yang diserahkan, kelompok masyarakat diharuskan menandatangani pernyataan resmi yang menyatakan bahwa mereka tidak terlibat dalam situasi konflik kepentingan, dan/atau terlibat dalam praktik korupsi/penipuan di masa yang lalu yang jika tidak mereka akan dikeluarkan dari pelelangan dan akan diambil tindakan hukum oleh pemerintah. Pernyataan ini akan dipublikasikan di forum desa. Semua kelompok masyarakat diminta untuk menginformasikan sejak awal bila anggota dewan komisaris/direksi dan anggota keluarga dekat mereka adalah: (i) anggota panitia lelang dari pelelangan yang

Page 203: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-10

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan akan diikuti dan juga (ii) eselon I – IV dari departemen yang terlibat dalam proyek.

Perencanaan teknis sebagai menu dari opsi teknis

Sedang Keterlambatan dalam membuat disain teknis akan menguntungkan konsultan.

Terdapat kemungkinan perkiraan anggaran (RAB) untuk konstruksi menjadi tinggi karena lemahnya kinerja konsultan atau survei yang tak lengkap; hal ini akan berakibat pada biaya total konstruksi khususnya kontribusi masyarakat

Pengawasan teknis yang kurang layak oleh Konsultan Teknis DPMU atau Kajian yang tidak independen oleh Konsultan Pengawas Proses (PMC) dapat menambah biaya total atau disain yang buruk dengan kemungkinan tingkat kegagalan yang tinggi

Rencana pengadaan barang secara rinci harus disatukan dalam perjanjian hukum dan akan menjadi dasar bagi setiap kegiatan pengadaan barang. Tim evaluasi RKM bertanggung jawab untuk memeriksa proposal biaya, sesuai dengan perencanaan PAMSIMAS. Konsultan kabupaten juga harus memeriksa perencanaan biaya sebelum evaluasi.

Pelaksanaan sub proyek sebagai hibah masyarakat

Sedang Kelompok masyarakat tidak mempunyai kapasitas dan sumber daya yang memadai untuk melaksanakan kegiatan/pekerjaan yang dibutuhkan untuk hibah masyarakat, dapat berakibat kepada buruknya kinerja dan kualitas produk

Konsultan manajemen regional dikontrak untuk membantu masyarakat.

TFM akan mengkaji kemampuan kelompok masyarakat dan pelatihan yang diperlukan. Hal ini memerlukan persetujuan konsultan kabupaten dan pengawasan oleh PMC.

Perencanaan Pengadaan Barang

Tinggi Risiko kickback, dan mark-up Rencana pengadaan barang dipasang di tempat umum

Keseluruhan Pengadaan barang

Tinggi Risiko kickback, praktik kolusi dalam pemberian kontrak untuk penawar yang disukai, penurunan kualitas produk/jasa

Meningkatkan keterbukaan, penanganan keluhan dan sanksi seperti yang dicantumkan dalam Keppres 80/2003

Meningkatkan kapasitas pegawai yang terlibat dalam pengambilan keputusan dalam proses pengadaan

Page 204: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-11

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan barang, termasuk mengkontrak konsultan

Meningkatkan sistem pengendalian (internal dan eksternal) termasuk melibatkan masyarakat madani dalam pengambilan keputusan atas kegiatan pengadaan barang.

Mengembangkan panduan proyek. Penunjukan Unit Pelaksana Proyek (Satker) and stafnya (pembuat komitmen, bendahara, pemegang uang muka, pembuat SPM) pada tingkat Kabupaten tidak didasarkan pada wewenang dan kualifikasi fungsional mereka. Ada dua alasan yang mungkin melandasi penunjukan tersebut: (i) Proyek dianggap kurang prioritas oleh pihak lain; (ii) Pilih kasih (favoritism)

Sedang Minimnya kapasitas dan transparansi dapat mengakibatkan tindakan kolusi.

Panduan proyek harus mencakup: (i) kriteria pemilihan dan indikator kinerja manajer proyek, bendahara, staf perencanaan, dan staf keuangan; (ii) mensyaratkan adanya penilaian kinerja tahuan sesuai kriteria tersebut; (iii) Persyaratan CPMU untuk melaksanakan pelatihan yang memadai tentang panduan proyek untuk semua staf.

Proses Rekruitmen TFM, PMU dlsb.

Tinggi Risiko tindakan kolusi untuk me-rekrut konsultan yang disukai.

Risiko minimnya kapasitas staf PMU.

Meningkatkan keterbukaan, penanganan keluhan dan sanksi seperti yang dicantumkan dalam Keppres 80/2003 Supervisi oleh Bank dan Pemerintah Indonesia akan dilengkapi dengan pemantauan independen oleh masyarakat madani Hasil seleksi konsultan harus mendapatkan persetujuan Bank berupa NOL (No Objection Letter) untuk menghindari konsultan yang masuk daftar hitam dalam proyek Bank lainnya Proyek akan mengadakan pelatihan tentang pengelolaan dan keuangan proyek

Page 205: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-12

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Evaluasi rutin terhadap kinerja konsultan (perlu dipertimbangkan penghargaan terhadap konsultan dengan kinerja terbaik). Pemilihan semua personil harus dilaksanakan melalui mekanisme yang sepenuhnya jujur, obyektif dan transparan sesuai petunjuk Bank. Panitia seleksi diharuskan menunjukkan komitmen mereka untuk mewujudkan proses seleksi yang jujur, obyektif dan transparan dan menghindari penyalahgunaan wewenang dan diskresi dalam pemilihanb untuk memenuhi kepentingan pribadi, keluarga, kelompok dan/atau kepentingan lainnya dengan menandatangani ‘Pakta Integritas’ sesuai dengan peraturan pemerintah yang relevan (Keppres 80/2003). Kriteria seleksi dibuat berdasarkan prinsip meritokrasi bahwa hanya yang paling berkualitas yang akan direkrut. TFM akan diseleksi berdasarkan kinerja mereka setelah melalui pelatihan pra-tugas.

Publikasi Laporan Audit

Rendah Risiko bahwa informasi mengenai kemajuan dan hasil pelaksanaan proyek (termasuk tindakan penyalah-gunaan, kolusi dan nepotisme jika ada) tidak tersedia.

Executing Agency dan Implementing Agency harus mengadakan audit tahunan oleh pihak ketiga, yang mencakup audit terhadap pengadaan dan hasil pelaksanaan (‘end-use check’, kualitas dan kuantitas barang, pekerjaan atau jasa, verifikasi pembayaran, perbandingan harga antara harga kontrak dan harga pasar, dll) Membuat laporan audit dan semua tanggapan oleh pemerintah tersedia untuk umum segera setelah penerimaan laporan akhir yang disiapkan sesuai dengan persetujuan pinjaman/kredit.

Mekanisme Akuntabilitas Sub-projek

Sedang Kurangnya pengalaman DPMU dapat mengakibatkan penyalahgunaan dana.

Menggunakan pengawasan proyek dan supervisi untuk mengurangi risiko.

Pemilihan Desa Sasaran Rendah Lemahnya transparansi dan proses yang Menghindari konflik kepentingan dengan menyediakan

Page 206: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-13

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan berpihak. Konflik kepentingan. pedoman kriteria pemilihan masyarakat penerima

manfaat PAMSIMAS (lihat panduan proyek) Penunjukan Tim yang mengelola hibah desa di tingkat masyarakat

Rendah Penunjukan calon yang tidak berkualitas. Pemilihan tidak dilakukan berdasarkan kemampuan dan konsensus masyarakat, tetapi pada kedekatan kekeluargaan antara calon dan elit desa.

Menetapkan kriteria mekanisme seleksi tim pengelola hibah desa yang disepakati; Mengumumkan kriteria kepada masyarakat dan mengadakan penilaian kinerja tahunan. Nama-nama calon harus diumumkan sekurang-kurangnya seminggu sebelum pemilihan

Terbatasnya diseminasi informasi yang terkait proyek.

Rendah Informasi terbatas untuk Unit Pelaksana. Diseminasi tujuan dan aturan proyek dan peraturan-peraturan melalui pertemuan-pertemuan dan rapat kerja di tingkat Kabupaten Pastikan bahwa kantor-kantor PAMSIMAS mengetahui peran dan tanggungjawabnya dan bagaimana masing-masing bertanggung-jawab terhadap agendanya

Diseminasi informasi

Sedang Informasi dipegang oleh kelompok tertentu

Setiap informasi terkait peoyek harus disebarluaskan secara terbuka kepada masyarakat dan pihak-pihak lain untuk mengendalikan dan memantau kinerja dan dampak program Fasilitator harus memastikan bahwa desa-desa miskin, terpencil dan kelompok wanita (dlsb.) memperoleh informasi yang diterima sebagaimana masyarakat lainnya Penguatan mekanisme penanganan pengaduan dan sanksi untuk mereka yang membatasi informasi

Pemilihan lokasi proyek (desa)

Sedang Negosiasi mungkin dilaksanakan dalam pemilihan desa antara executing agency dan perwakilan dari kabupaten

Pemilihan desa harus benar-benar berdasarkan data kemiskinan dan tingkat kebutuhan masyarakat atas air dan sanitasi Meningkatkan mekanisme oleh Bank

Pelatihan Konsultan

Sedang Dilaksanakan dengan tidak layak, tidak dilaksanakan sesuai dengan jadwal

Mengundang perwakilan organisasi masyarakat madani untuk berpartisipasi dalam pelatihan dan melaporkan kualitas pelatihan

Pembayaran Gaji Konsultan Keterlambatan pembayaran gaji Meningkatkan penanganan keluhan dan sanksi atas

Page 207: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-14

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan (TFM)

Sedang konsultan dapat memberikan dampak terhadap kinerja proyek seperti penyalahgunaan dana dan peningkatan harga (markup).

keterlambatan pembayaran.. Mekanisme penilaian kinerja konsultan oleh perusahaan dan harus dikaji dan disetujui oleh Bank? Executing agency (dengan bantuan Bank) akan menyiapkan prosedur operasional baku untuk konsultan.

Pembayaran

Tinggi Laporan/dokumen pendukung fiktif seperti biaya perjalanan dan pengeluaran untuk workshop/ pelatihan.

Menyiapkan pedoman (sebagai bagian dari panduan proyek) untuk mengawasi klaim pengeluaran yang ditunjang oleh bukti-bukti yang relevan, termasuk laporan kegiatan, absensi, tiket, tanda terima pembayaran, etc (lihat panduan proyek). Membandingkan laporan harga di lokasi yang berbeda dan memberikan perhatian atas perbedaan yang diakibatkan masalah dalam akses dan ruang lingkup aktifitas, dll. Karena keterbatasan kemampuan, audit internal oleh Inspektorat Jenderal mensyaratkan adanya bantuan teknis. Hal ini berdasarkan kerangka acuan yang disetujui oleh Bank sebelum negosiasi, termasuk, antara lain, sebuah pengkajian atas pengendalian internal terhadap implementing agency proyek dan pernyataan bahwa semua pencairan dana proyek dilakukan merupakan pengeluaran yang layak dibiayai. Hasil dari pengkajian ini akan di laporkan kepada Bank dan external auditor.

Pengarsipan

Sedang Dokumen proyek (seperti pengadaan barang, keuangan, kontrak, audit, laporan pelaksanaan, data fisik dan keuangan, surat masuk dan keluar dan dokumen pengujian kualitas ) sengaja tidak disediakan untuk menutupi praktik korupsi.

Menetapkan pedoman yang jelas dalam panduan proyek dalam pengarsipan pengadaan barang dan pembukuan keuangan dan penanganan lanjut bila arsip tidak dipelihara, termasuk penundaan pembayaran dan penggantian personil bila diperlukan. Membuat pedoman penyebarluasan informasi mengenai kontrak-kontrak yang sudah diputuskan Membuat data proyek yang layak dan sistem

Page 208: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-15

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan pembukuan

Penanganan Keluhan

Sedang Keluhan tidak ditangani secara memadai

Membangun mekanisme penanganan keluhan secara rinci, termasuk penelusuran keluhan dan pengukuran efektifitas penerapan sistem ini. Termasuk di dalamnya menempelkan pengumuman dan deskripsi singkat mengenai hibah desa di ruang publik seperti balai desa, mesjid, dll.

Penyaluran Dana

Sedang Penyuapan terhadap pejabat pemerintah dan desa baik oleh kontraktor maupun oleh masyarakat penerima manfaat

Menetapkan kriteria yang transparan untuk pembayaran dan penyaluran hibah (dari DPMU kepada masyarakat) dalam panduan proyek. Hal ini akan dikaji secara berkala oleh fasilitator dan secara acak oleh tim monitoring dan evaluasi.

Pelatihan masyarakat

Sedang Peserta pelatihan hanya terdiri dari kelompok tertentu tanpa melibatkan orang miskin.

Memastikan pelatihan masyarakat melibatkan sebanyak mungkin peserta yang berasal dari kelompok masyarakat yang berlainan dan menerapkan perimbangan jender untuk mencegah nepotime.

Pemerintah desa

Sedang Keterlibatan aparat desa (Kades) dalam setiap tahap proses dapat menyebabkan resiko intervensi pemerintah.

TKM membuat laporan kemajuan dan penggunaan uang secara berkala kepada masyarakat Papan pengumuman dipasang di desa untuk menginformasikan kegiatan proyek. Memastikan transparansi informasi dan penyebarluasan secara memadai untuk mencegah upaya kolusi dan nepotisme. Meningkatkan penanganan pengaduan. Pada tingkat desa, pengkajian dilakukan setiap 3 bulan oleh masyarakat sendiri, dibantu fasilitator bila diperlukan. Audit terhadap pembukuan desa akan dilakukan berdasarkan sampel dan kebutuhan untuk menyelesaikan masalah.

Penyaluran dan penggunaan dana

Tinggi Resiko keterlambatan pelaksanaan proyek

Pencairan dana di tingkat desa dilakukan

Menyederhanakan proses penyaluran dana. Executing agency harus menyiapkan prosedur operasi baku untuk penyaluran dan penggunaan dana

Page 209: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-16

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan secara sekaligus.

Resiko ketidaklengkapan/ ketidaksesuaian dokumentasi keuangan

Pedoman penyerahan dokumen lengkap yang menjadi persyaratan surat perintah membayar kepada KPN Depkeu akan tercantum dalam pedoman proyek. Hal ini merupakan langkah penting karena standar tindakan yang ditetapkan pemerintah perlu diperkuat untuk mengurangi resiko korupsi. Penggunaan dana harus tranparan – ditempelkan di papan pengumuman Pencairan dana di desa dilakukan berdasarkan kebutuhan di setiap tahap pelaksanaan, setelah FM dan TKM menyerahkan estimasi anggaran. Pemantauan oleh masyarakat, Proyek akan mempekerjakan tim independen sebagai auditor untuk memastikan bahwa pengeluaran memiliki dasar Staf keuangan dan manajemen dalam CPMU dan PPMU akan mengawasi dan mengaudit aspek keuangan. Membentuk tim yang berfungsi untuk memberikan pelatihan pembukuan dan manajemen proyek Peningkatan dalam penanganan keluhan, dan sanksi untuk mereka yang mencairkan dana tidak sesuai peraturan. Forum pertanggungjawaban desa akan dilaksanakan dan dihadiri oleh seluruh anggota masyarakat.

Pengembangan organisasi institusional desa dalam operasi dan pemeliharaan

Sedang Kemampuan tim operasional dan pemeliharaan dalam mengelola, mengoperasikan dan menjaga sarana dan juga dalam menetapkan tarif operasional dan pemeliharaan.

Resiko adanya praktik kolusi

Konsultan/executing agency memberikan peningkatan kapasitas dalam operasional dan pemeliharaan Memastikan adanya mekanisme transparansi.

Page 210: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

8-17

Peta Risiko Korupsi Resiko Kesempatan adanya Korupsi Tindakan Pencegahan Pemilihan Tim Kerja Masyarakat (TKM)

Sedang Resiko nepotisme Kemampuan TKM Forum desa tidak mengikutsertakan masyarakat miskin, penduduk terpencil dan kelompok perempuan

Penunjukan langsung bukannya pemilihan wakil

TKM harus dipilih melalui pertemuan masyarakat yang dihadiri oleh semua anggota masyarakat. Anggota TKM harus bertanggungjawab dalam pelaksanaan proyek. Executing agency memberikan pelatihan TKM . PMC harus mengkaji, memantau dan menyetujui proses seleksi

Surat Pernyataan minat mengenai kontribusi tunai sebesar 4% dari total biaya konstruksi

Sedang Resiko kecurangan Resiko pejabat daerah meminjamkan lebih dahulu kontribusi masyarakat sehingga berakibat ybs mempengaruhi jalannya proses selanjutnya.

Surat pernyataan minat harus diketahui dan ditandatangani oleh masyarakat termasuk kelompok masyarakat yang terpinggirkan

Page 211: Pedoman PAMSIMAS

8.2 Lampiran: Penguatan Keterbukaan Informasi di PAMSIMAS.

Berikut adalah contoh bagaimana PAMSIMAS akan mengurangi risiko korupsi melalui penguatan keterbukaan informasi. Dengan berkonsultasi kepada pihak Bank, Implementing Agency akan menetapkan mekanisme dalam hal apa media dan kelompok masyarakat madani dapat terlibat untuk mengawasi kemajuan proyek (lihat juga tentang Pengawasan oleh Masyarakat Madani, di bawah). Mekanisme ini akan dirinci dalam Panduan Proyek dan mencakup kegiatan berbagi informasi dengan media. Fotokopi kliping media akan dikirimkan ke CPMU untuk dibahas dan diarsip. Tindakan lain terkait penyebarluasan dokumen PAMSIMAS kepada publik dijabarkan di dalam matriks berikut. Penyebaran dokumen PAMSIMAS kepada publik antara lain: a Executing dan Implementing Agencies serta Bank Dunia menyediakan kepada

publik segera setelah selesainya kajian mid-term proyek dilaksanakan sesuai dengan perjanjian pinjaman, laporan kajian mid-term dan aide memoire yang dipersiapkan untuk tujuan tersebut.

b Executing dan Implementing Agencies serta Bank Dunia dapat menyediakan kepada publik segera setelah menerima semua laporan akhir audit (keuangan atau selain itu, termasuk laporan audit yang disetujui) yang disiapkan sesuai dengan perjanjian pinjaman dan semua tanggapan resmi dari pemerintah terkait dengan laporan tersebut.

c Executing dan Implementing Agencies serta Bank Dunia menyediakan segera untuk publik: : • Semua rencana dan jadwal pengadaan tahunan, termasuk informasi terbaru; • Apabila diminta, semua dokumen lelang dan permintaan proposal yang

dikeluarkan sesuai dengan persyaratan pengadaan dalam perjanjian pinjaman, dengan bea yang wajar untuk membayar biaya cetak dan pengiriman. Dalam hal dokumen yang diminta adalah dokumen lelang dan permintaan proposal dari peserta lelang yang menunjukkan ketertarikan, dokumen terkait hanya akan disediakan setelah pemberitahuan pemberian kontrak kepada perusahaan pemenang. Masing-masing dokumen tersebut akan disediakan sampai satu tahun setelah penyelesaian kontrak dimasukkan dalam pertanyaan untuk barang, pekerjaan atau jasa;

• Apabila diminta semua daftar pendek konsultan, dan dalam kasus pra-kualifikasi, daftar-daftar supplier pra-kualifikasi.

• Membuka kepada semua peserta lelang dan semua pihak yang memasukkan proposal untuk kontrak tertentu, segera setelah pemberitahuan penghargaan kontrak kepada pemenang lelang, ringkasan evaluasi semua lelang dan proposal untuk kontrak yang diajukan. Informasi dalam ringkasan tersebut akan dibatasi pada daftar peserta lelang, semua nilai lelang dan proposal keuangan yang dibacakan pada saat pembukaan penawaran lelang dan proposal keuangan, penawaran dan proposal yang dinyatakan tidak-tanggap (bersama dengan alasan untuk penilaian itu), nama pemenang lelang dan nilai

Page 212: Pedoman PAMSIMAS

kontrak. Ringkasan tersebut akan disediakan kepada publik, segera setelah diminta;

• Mempublikasikan secara luas informasi penghargaan kontrak untuk semua

kontrak, segera setelah pemberian kontrak; • Setelah diminta oleh perorangan atau perusahaan, daftar semua kontrak yang

diberikan dalam tiga bulan sebelum tanggal permintaan mengenai suatu proyek, termasuk nama penyedia/supplier/konsultan, nilai kontrak, jumlah peserta lelang/proposal, metoda pengadaan yang diikuti dan tujuan dari kontrak.

• Panduan pengelolaan proyek • Akses yang mudah kepada publik untuk mendapatkan versi Indonesia dari

Rencana Anti Korupsi proyek; • Konsolidasi Program Kerja Tahunan dan harus disetujui oleh Bank.

Hampir semua dokumentasi di atas harus ditempatkan secara lengkap dalam situs proyek dan dalam bentuk cetakan (hardcopies). Beberapa dokumen akan diringkas agar memberikan akses yang lebih baik terhadap informasi utama. Rincian lengkap tentang bagaimana masing-masing dokumen tersebut di atas akan disediakan oleh Executing and Implementing agencies akan dituangkan dalam panduan proyek. Format sederhana, ringkas, dalam bentuk standar akan disiapkan untuk memastikan adanya pelaporan kemajuan tahunan untuk lembaga non-pemerintah dan media tingkat nasional dan lokal. Data dari laporan tersebut akan dipublikasikan setiap bulan dalam situs maya proyek oleh CPMU. Informasi terpenting mengenai kontrak, kemajuan pelaksanaan, dan rapat kerja dan lain-lain kegiatan terkait proyek akan dimuat dalam laporan tersebut. Situs tersebut juga memuat data dasar mengenai jumlah, jenis dan status keluhan untuk setiap propinsi dan kabupaten. Satu ringkasan informasi dan kemajuan proyek, termasuk masalah dan solusinya, akan dimuat dalam IFR (Interin Un-Audited Financial Report) dan dipaparkan kepada forum masyarakat madani (misalnya LSM) dalam bentuk cetakan di tingkat pusat dan propinsi. IFR akan dibuat tahunan dan akan ditempatkan dalam situs proyek.

Page 213: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

9-1

BAB 9 OPERASI DAN PEMELIHARAAN 9.1 Umum

Untuk kesinambungan proyek PAMSIMAS perlu dibentuk organisasi operasional dan pemeliharaan (O&P), yang bertujuan untuk keberlanjutan bagi pelayanan dan pelestarian aset yang telah dibangun oleh masyarakat, salah satu prasarana dan sarana yang dibangun adalah sarana air minum. Dalam pelaksanaannya keterlibatan kaum perempuan lebih signifikan akrena merupa pengguna, oleh sebab itu perlu partisipasi aktif perempuan dalam operasional dan pemeliharaan. Beberapa daerah yang memilih penggunaan teknologi penyediaan air minum, contohnya perpipaan sehingga masyarakat perlu mendapat pelatihan untuk dapat menggunakan dan mememelihara sarana air minum agar tetap berfungsi dengan baik dengan mekanisme operasi dan pemeliharaan yang baik.

9.1.1 Definisi Operasi dan pemerliharaan (O&P) adalah upaya pemanfaatan dan pemeliharaan Prasarana dan Sarana secara optimal oleh masyarakat pengguna dengan pembinaan pemerintah daerah secara berkesinambungan. Dalam PAMSIMAS pemeliharaan prasarana dan sarana menjadi tanggung jawab pengguna yang dibentuk melalui Musyawarah Desa.

9.1.2 Tujuan Tujuan operasi dan pemeliharaan (O&P) dalam PAMSIMAS adalah sebagai berikut: 1. Agar Prasarana dan sarana yang telah terbangun tetap berfungsi sesuai dengan

kualitas dan umur pelayanan sesuai rencana; 2. Menjamin pemeliharaan yang tepat waktu dan tepat sasaran, serta penghematan

biaya pemeliharaan; 3. Memberikan peluang kepada masyarakat/kelompok masyarakat/lembaga

masyarakat untuk mengoperasikan dan mengoptimalkan aset yang ada sebagai sumber daya serta meningkatkan kapasitas masyarakat dengan penciptaan peluang pelatihan dan pendidikan baik teknis maupun non teknis.

Pelestarian kegiatan melalui operasi dan pemeliharaan merupakan tahapan pasca pelaksanaan yang dikelola dan merupakan tanggungjawab masyarakat. Namun demikian dalam melakukan tahapan tersebut masyarakat tetap berpegangan pada prinsip-prinsip PAMSIMAS. Hasil yang diharapkan dari upaya pelestarian melalui operasi dan pemeliharaan adalah: 1. Penerapan prinsip-prinsip PAMSIMAS dalam pelaksanaan pembangunan secara

partisipatif di masyarakat; 2. Jaminan berfungsinya prasarana dan sarana yang telah dibangun secara

berkelanjutan, guna meningkatkan kualitas hidup dan tingkat perekonomian masyarakat;

Page 214: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

9-2

3. Tumbuhnya kemampuan masyarakat dalam pengelolaan sumber-sumber pembiayaan untuk pemanfaatan dan pemeliharaan;

4. Meningkatnya fungsi kelembagaan masyarakat di desa dan kecamatan dalam pengelolaan hasil kegiatan;

5. Tumbuhnya rasa memiliki terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan sehingga prasarana dan sarana tersebut dapat dipelihara dengan baik dan digunakan sesuai fungsinya, sehingga akan ada pengembangan sarana dimasa datang.

9.2 Organisasi

Agar pelaksanaan operasional dan pemeliharaan dapat berjalan lancar maka diperlukan organisasi untuk mengelola sarana air minum setelah masa pelaksanaan konstruksi. Setelah proyek selesai, maka dilakukan serah terima sarana (Buku Pedoman Pelaksanaan PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat, lampiran 19) dari Bupati kepada Badan Pengelola/Kelurahan. Badan Pengelola dapat berupa organisasi TKM atau organisasi baru, sesuai dengan kesepakatan dengan masyarakat. Pada tahap ini berfungsinya Badan Pengelola untuk operasional dan pemeliharaan menjadi penting peranannya untuk keberlanjutan proyek sarana air minum dan sanitasi. Badan Pengelola ini berfungsi setelah adanya keputusan dari Pemerintah Desa dan Kelurahan (yang ditanda tangani oleh Kepala Desa/Lurah). Badan pengelola juga harus memiliki aturan-aturan organisasi dan operasional prasarana dan sarana, yang disusun dan diputuskan bersama-sama secara musyawarah antar anggota Badan Pengelola dengan masyarakat agar semua pihak dapat mengetahui dan mematuhinya. Organisasi Badan Pengelola diusahakan sederhana yaitu hanya terdiri dari Ketua, Bagian Administrasi dan Keuangan serta Bagian Teknis. Badan Pengelola harus mempunyai aturan sesuai dengan kondisi setempat yang mengatur bagaimana air dibagi, siapa penerima manfaat, besarnya iuran yang harus dibayar, waktu pembayaran iuran serta siapa petugas yang melakukan pemeriksaan dan perbaikan kalau terjadi kerusakan dan setiap pengguna wajib untuk memelihara sarana dan prasaran yang ada dan jika terjadi pelanggaran dapat ditindak. Peningkatan kapasitas Badan Pengelola tetap dibutuhkan terhadap keberlanjutan proyek, sehingga masih diperlukan pelatihan lanjutan disamping untuk memperkuat kapasitas juga peningkatan jaringan kerja bagi Badan Pengelola. Badan Pengelola dapat berupa Kelompok Pengelola dan Pemelihara (KPP), atau institusi sejenis lainnya.

Page 215: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

9-3

9.3 Aspek dan Sendi-Sendi Operasi dan Pemeliharaan

Pelestarian kegiatan PAMSIMAS sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan masyarakat dalam mengoperasikan, memanfaatkan, dan memelihara prasarana dan sarana yang ada. Secara umum aspek yang perlu diperhatikan dalam pelestarian adalah pengelolaan prasarana dan sarana, penyampaian pelayanan, dan tata cara pemeliharaan.

9.3.1 Pengelolaan Prasarana

Pengelolaan prasarana merupakan aspek dan sendi utama pelestarian prasarana terbangun. Pengelolaan prasarana dan sarana perlu memperhatikan beberapa hal: Kinerja prasarana yang dikelola Jumlah Prasarana dan Sarana yang tersedia Jumlah Prasarana dan Sarana yang digunakan Target/sasaran perencanaan Standar prosedur operasional dan pemeliharaan Standar kriteria teknis prasarana dan sarana Rencana pengembangan sarana di masa datang

Dari beberapa hal tersebut di atas, kelompok pengguna diharapkan mampu menindaklanjuti pengoperasian dan pemeliharaan (O&P) secara tepat. Melalui kegiatan O&P tersebut diharapkan dapat dicapai umur teknis prasarana dan sarana sesuai dengan target yang direncanakan serta standar perencanaan yang direncanakan. Dalam pelaksanaan pelestarian Prasarana & Sarana, diharapkan pemerintah kabupaten/kota dapat berperan aktif memberikan dukungan teknis kepada masyarakat (penyuluhan) agar mereka mampu mengoperasikan dan memanfaatkan prasarana dan sarana yang ada. Untuk mencapai keberhasilan pengelolaan, Badan Pengelola harus melakukan langkah-langkah berikut: Melakukan pemantauan rutin untuk mengetahui kondisi prasarana dan sarana,

mengetahui kerusakan sedini mungkin agar dapat disusun rencana perawatan dan pemeliharaan yang baik

Melakukan rehabilitasi secara tepat waktu Melakukan evaluasi kinerja pelayanan secara berkala Melakukan pengelolaan sesuai standar operasional prosedur yang ada

9.3.2 Penyampaian Pelayanan

Badan pengelola bertanggung jawab menjaga penyampaian pelayanan infrastruktur terbangun. Hal-hal yang harus diperhatikan adalah: Infrastruktur terbangun harus mampu melayani seluruh sasaran pelayanan atau

pemanfaat, sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan dalam Musyawarah Desa.

Badan Pengelola harus menjaga agar kualitas dan kuantitas pelayanan infrastruktur terbangun sesuai dengan rencana dan memelihara Prasarana dan Sarana yang ada

Page 216: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

9-4

9.3.3 Tata Cara

Badan pengelola perlu menyusun tata cara, yang akan menjadi acuan dalam melakukan kegiatannya. Selain tata cara untuk operasional kegiatan, juga diperlukan peraturan untuk organisasi Badan pengelola itu sendiri, dimana didalamnya diatur hak dan kewajiban anggota serta pengurusnya, lama periode kepengurusan serta mekanisme pemilihannya, musyawarah berkala untuk pertanggung-jawaban pengurus, dan sebagainya. Tata cara ini disusun oleh pengurus bersama warga pemanfaat, dimusyawarahkan bersama dalam forum musyawarah desa, dan setelah dicapai mufakat disahkan oleh Kepala Desa. Setiap desa dapat mengembangkan tata cara kerjanya sendiri, sesuai dengan kondisi, kemampuan dan budaya yang ada di daerahnya masing-masing. Sedangkan secara khusus, untuk prasarana air minum dan irigasi perdesaan, akan dioperasikan dan dikelola oleh masyarakat pemanfaat yang tergabung dalam organisasi pengelola yang mempunyai kemampuan dan kesiapan teknis dan finansial. Dalam upaya mencapai keberhasilan pengelolaan perlu didukung organisasi yang handal, dimana organisasi tersebut harus: 1. Mampu mengorganisasikan anggotanya untuk mendukung program kerja yang

telah dibuat; 2. Dapat menjamin kepentingan pengguna dan mencarikan alternatif pemecahan

permasalahan yang dihadapi; 3. Mampu melakukan hubungan kerja dengan lembaga lain di luar Badan Pengelola; 4. Mampu menerapkan sanksi organisasi bagi anggotanya yang melanggar

peraturan.

Selain itu dalam upaya melestarikan prasarana terbangun perlu adanya dukungan kemampuan teknis, seperti: 1. Kemampuan menyusun rencana operasional dan pemeliharaan; 2. Kemampuan untuk mempelajari prinsip dasar cara kerja prasarana terbangun, dan

melakukan inventarisasi kerusakan serta usulan perbaikannya; 3. Kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan operasi dan pemeliharaan (O&P)

serta pelaksanaannya. 9.3.4 Pendanaan

Sumber dana berasal dari masyarakat berupa iuran yang dihitung berdasarkan kesepakatan bersama akan kebutuhan operasional dan pemeliharaan dan rencana pengembangan sarana di masa datang . Pendanaan diperuntukkan bagi operasional dan pemeliharaan ditambah upah tenaga untuk melakukan operasional dan pemeliharaan serta orang yang bertugas untuk melakukan perbaikan kalau terjadi kerusakan. Komponen yang perlu dipertimbangkan dalam menghitung biaya pengoperasian dan pemeliharaan meliputi: 1. Biaya penggantian komponen yang rusak sesuai dengan sistim sarana yang

dibangun; 2. Biaya perbaikan sarana; 3. Biaya Operasional (solar, listrik; kaporit, tawas dl) 4. Honorarium pengelola,

Page 217: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

9-5

5. Depresiasi alat/sarana Terkait dengan pendanaan prasarana dan sarana terbangun, Badan Pengelola perlu mengenal tipe dan jenis prasarana. Secara umum berdasar pengguna/pemanfaatnya, prasarana dan sarana dapat dikategorikan sebagai berikut: 1. Prasarana Umum

Adalah prasarana terbangun yang dimanfaatkan oleh banyak orang (publik) tanpa pembatasan, sanitasi komunal, bak PAH.

2. Prasarana dan Sarana Kelompok Adalah prasarana terbangun dan sarana yang dimanfaatkan oleh sekelompok anggota masyarakat tertentu secara terbatas, misalnya hidran umum, penampung mata air dsb.

Sesuai dengan tipe dan jenis prasarana dan sarana, dapat disusun mekanisme pendanaan pengelolaannya. Pendanaan untuk prasarana dan sarana kelompok dapat dilakukan dengan mekanisme penarikan pembayaran atas penggunaan/pemanfaatan prasarana dan sarana. Penarikan pembayaran pemanfaatan prasarana dan sarana tersebut dimungkinkan melalui pengenaan tarif kepada pengguna. Sedangkan pendanaan untuk prasarana umum, yang dimanfaatkan oleh orang banyak dapat dilakukan melalui iuran bersama masyarakat desa. Pada dasarnya yang membiayai Badan Pengelola adalah warga pemanfaat prasarana berlandaskan gotong royong dan kesadaran bahwa pemeliharaan, perbaikan, dan pengembangan prasarana adalah tugas bersama,. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan pengurus Badan Pengelola untuk mencari sumber dana di luar iuran warga pemanfaat, diantaranya adalah: 1. Bantuan Pemerintah Desa.

Kepala Desa dapat memberikan bantuan kepada Badan Pengelola yang bersumber dari APBD yang sudah dituangkan dalam peraturan desa, tentu saja hal ini disesuaikan dengan kemampuan desa masing-masing.

2. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat. Pengurus Badan Pengelola dapat mencari sumber dana dari Ormas, LSM, Orsospol, atau Yayasan selama bantuan ini tidak bersifat mengikat

3. Usaha lain yang sesuai dengan peraturan yang ada. 9.4 Dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota

Sesuai dengan definisi pelestarian yang telah disebut sebelumnya, Pemerintah Kabupaten/Kota sebagai pembina atau fasilitator kegiatan PAMSIMAS diharapkan dapat meneruskan bantuannya pada tahap pelestarian. Bentuk pembinaan dan bantuan yang diberikan dapat berupa bantuan teknis dan/atau bantuan pendanaan. Secara rinci mengenai Operasi dan Pemeliharaan mengacu pada Petunjuk Teknis Pelaksanaan Proyek PAMSIMAS di tingkat Masyarakat.

Page 218: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

10-1

BAB 10 MONITORING DAN EVALUASI

Monitoring merupakan proses yang dilakukan terus menerus sepanjang tahapan program mulai dari persiapan, perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan dan pelestarian. Hasil dari kegiatan pemantauan digunakan untuk perbaikan kualitas pelaksanaan dan penyesuaian perencanaan, serta menjadi input evaluasi pelaksanaan program maupun dasar pembinaan kepada pelaku-pelaku PAMSIMAS dan masyarakat 10.1 Tujuan Monitoring dan Evaluasi

Tujuan umum monitoring dan evaluasi kinerja proyek adalah untuk mengetahui dan mengendalikan kinerja pelaksanaan dan kemajuan proyek, dampak proyek, dan pengambilan keputusan terhadap kebutuhan perubahan pengelolaan proyek. Monitoring & evaluasi dimaksudkan untuk mengukur efisiensi, efektivitas dan manfaat serta kesinambungan kegiatan proyek. Secara khusus, tujuan monitoring dan evaluasi proyek antara lain untuk: 1. Memantau kemajuan pelaksanaan proyek; 2. Memantau proses pelaksanaan; 3. Mengevaluasi dampak untuk menentukan apakah kegiatan atau intervensi yang

dilakukan telah mencapai tujuan yang telah ditetapkan bagi penerima manfaat dan stakeholder lainnya,

4. Memantau kinerja pelaksana dan institusi pelaksana proyek dalam menjamin keberhasilan proyek.

10.2 Lingkup Monitoring dan Evaluasi PAMSIMAS meliputi; 10.2.1 Sistem Monitoring dan Pelaporan Internal

CPMU bertanggung-jawab untuk penerapkan sistim monitoring PAMSIMAS pada tingkat desa, kabupaten, propinsi dan tingkat pusat. Sistem monitoring ini akan membantu desa dan kabupaten dalam merencanakan dan memantau program air, sanitasi dan perubahan perilaku higienis, serta pihak terkait lainnya dapat mengawasi kemajuan pelaksanaan proyek. Secara umum Sistem Monitoring meliputi proses Pengumpulan dan Pemanfaatan Data di tingkat Desa. Data awal dikumpulkan sebagai bagian dari proses perencanaan di desa: • Rencana Kerja Masyarakat untuk Air (RKM1): Masyarakat mengkaji ketersediaan

dan penggunaan sistem air minum dan sanitasi yang ada, kinerja, pengelokaan aspek keuangan dengan menggunakan MPA. Masyarakat dibantu untuk membuat opsi pilihan untuk peningkatan sarana air minum dan sanitasi yang mereka inginkan dengan menggunakan katalog air minum dan sanitasi.

• Community-led Total Sanitation (CLTS). Pendekatan ini digunakan untuk membantu masyarakat perilaku higienis sanitasi yang ada dan menganalisa konsekuensi yang ditimbulkan.

• Rencana Kerja Masyarakat untuk Perilaku Higienis, Sarana Sanitasi Sekolah dan Pengelolaan Sarana Air Minum dan Sanitasi (RKM 2). Masyarakat menilai perilaku higienis dan sarana sanitasi masyarakat yang dilakukan (termasuk perilaku cuci

Page 219: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

10-2

tangan) dan menetapkan sasaran untuk perbaikannya dengan menggunakan pendekatan PHAST. Proses ini juga mencakup penilaian perilaku higinis di sekolah dan menetapkan sasaran untuk perbaikannya.

RKM membutuhkan kira-kira 2-4 minggu untuk penilaian masyarakat dan pemilihan opsi; dan 9 bulan untuk implementasi, sehingga seluruh siklus terjadi dalam satu tahun. Kampanye sanitasi total akan dilaksanakan setelah pelaksanaan persiapan RKM1 dan sebelum konstruksi dilaksanakan. Secara umum pola untuk penilaian dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: • Data awal (baseline) dan rencana untuk perbaikan akan dilakukan oleh masyarakat

dengan bantuan teknis dari TFM • Data awal dan rencana akan dikaji oleh Konsultan Kabupaten • Kemajuan akan dikaji oleh konsultan dan masyarakat, setelah pelaksanaan

konstruksi dan kegiatan lainnya sebagaimana tercantum dalam RKM yang disetujui • Masyarakat melaksanakan kegiatan tindak lanjut terhadap dampak proyek satu

tahun setelah pelaksanaan konstruksi.

Data yang dikumpulkan meliputi akses pelayanan terhadap rumah tangga miskin dan non-miskin, kepuasan pengguna terhadap pelayanan air yang berfungsi, kualitas perencanaan, pengelolaan dan pembiayaan oleh masyarakat pengguna sejauh mana kesetaraan jender dan sosial dalam memperoleh manfaat dan beban proyek. Hasil penilaian akan dipaparkan dan dikaji oleh masyarakat luas melalui pertemuan-pertemuan wajib di desa yang mensyaratkan kuorum kehadiran mayoritas rumah-tangga di desa sasaran. Proses pelaksanaan penilaian ini akan dijabarkan dalam petunjuk teknis MPA1 dan PHAST2 serta Pedoman Teknis Monitoring dan Evaluasi.

TFM bertanggung-jawab untuk memelihara pencatatan tentang pelatihan yang dilaksanakan di desa, termasuk daftar peserta pelatihan sesuai karakteristiknya (jenis kelamin, umur, status sosial-ekonomi, suku dlsb). Hasil Monitoring pengumpulan dan pemanfaatan data ditingkat desa akan dilaporkan secara internal ketingkat Kabupaten/Kota/Propinsi/Pusat

TFM dan Konsultan Kabupaten bertanggung-jawab untuk memastikan bahwa data dari penilaian tingkat desa dan catatan tentang pelatihan tingkat desa dimasukkan dalam database di tingkat Kabupaten, yang selanjutnya akan diakses dan dikompilasi di tingkat propinsi dan Pusat secara online.

Database Keberlanjutan. Database Monitoring Keberlanjutan akan dibangun berdasarkan penilaian masyarakat dan berisi informasi tentang: • Kinerja/Fungsi pembangunan sistem Program Sarana dan prasarana air minum

dan sanitasi 1 The World Bank. Sustainability Planning and Monitoring in Community Water Supply and Sanitation. A Guide on the Methodology for Participatory Assessment (MPA) for Community-Driven Development Programs. 2 Participatory Hygiene and Sanitation Transformation Manual

Page 220: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

10-3

• Efektifitas penggunaan sisterm oleh masyarakat miskin dan masyarakat mampur. • Kualitas dari sistem manajemen WS • Ketersediaan biaya operasi dan pemeliharaan • Kesetaraan gender dan kaya/miskin dalam proses perencanaan, pelaksanaan,

operasi dan pemeliharaan sistem air minum dan sanitasi dan intervensi pemberdayaan masyarakat.

• Mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan yang berbasis masyarakat. Database Peningkatan Kapasitas. Data ini akan merekam kegiatan pelatihan yang dibiayai proyek dan jenis penerima manfaat dari pelatihan di desa dan pelatihan kelembagaan untuk petugas Kabupaten dan pihak lainnya. Database Penyaluran Dana. Kabupaten akan memelihara database penyaluran dana yang akan memberikan informasi tentang aliran dana dan kemajuan proyek (untuk desa-desa dengan tahapan yang berlainan). Tiga jenis database akan menggunakan system kodifikasi yang sama (seperti kode desa) agar dapat saling dihubungkan. Data akan dipakai oleh DPMU/PPMU/CPMU sebagai alat manajemen untuk pengendalian kualitas dan pemantauan kemajuan terhadap pencapaian sasaran MDG. Pemerintah Kabupaten akan secara rutin memberikan umpan balik kepada desa sehingga masyarakat dapat membandingkan hasil dari desa-desa lain, guna memotivasi masyarakat untuk perbaikan kondisi selanjutnya. Informasi akan disebar-luaskan kepada pihak-pihak lainnya di Kabupaten/Propinsi/Pusat, termasuk DPRD, melalui proses kajian tahunan untuk mendorong agar terjadi proses pemantauan pelaksanaan proyek yang lebih transparan khususnya dalam alokasi dan Pemanfaatan dana publik dan pengenalan program berbasis masyarakat untuk perluasan dan peng-arus-utamaan di masa yang akan datang.

10.2.2 Pelaksanaan Independen Monitoring Proyek

Pengawasan Publik sebagaimana dikemukakan dalam bagian mekanisme pelaksanaan di dalam PPP, pemantauan mandiri oleh masyarakat akan dilaksanakan dan dilembagakan dalam masing-masing pelaksana proyek (Implementing Agencies). Sebagai tambahan, Rapat-rapat Akuntabilitas Publik akan diselenggarakan di setiap Kabupaten proyek pada awal dan akhir setiap siklus pekerjaan. Rapat pertama akan diadakan sebelum pengadaan dilaksanakan, sehingga wakil-wakil masyarakat madani serta stakeholder lainnya dapat memantau proses pengadaan secara transparan. Rapat kedua pada setiap tahap penyelesaian pekerjaan di lapangan. Rapat-rapat ini harus diselenggarakan dengan benar sesuai petunjuk teknis yang disusun terpisah. Agenda rapat akan disebar-luaskan kepada kalayak luas, sedikitnya dua minggu sebelum pelaksanaan agar kelompok masyarakat madani, seperti LSM lokal, Universitas dlsb tertarik untuk hadir. Dalam rapat-rapat ini, konsultan dan staf proyek akan memberikan paparan secara rinci tentang cakupan, biaya dan kemajuan proyek di kabupaten/propinsi dan memberi cukup kesempatan kepada para hadirin untuk bertanya langsung kepada manajemen proyek. Rapat-rapat ini akan terbuka untuk seluruh masyarakat umum tanpa kecuali. Walaupun rapat-rapat diadakan oleh

Page 221: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

10-4

Follow-up Follow-upBaseline 24 months 48 months

Treatment * * *50 communities

Control * * *50 communities

Pemerintah Daerah, sedikitnya satu orang staf dan konsultan nasional akan hadir sebagai narasumber inti. Daftar hadir dan notulen harus dikirimkan kepada CPMU. Cara ini dilakukan sebagai salah satu upaya mitigasi terhadap risiko terjadinya korupsi pada “komponen lunak”.

10.2.3 Evaluasi Dampak Proyek Tujuan Studi ini akan menentukan (i) sejauh mana PAMSIMAS meningkatkan ketersediaan dan Pemanfaatan sarana air minum dan sanitasi dan perubahan perilaku higinis (iii) bagaimana perubahan tersebut berdampak pada derajat kesehatan, Pemanfaatan waktu dan kegiatan peningkatan pendapatan (iv) faktor-faktor yang mendukung keberhasilan proyek (v) tingkat biaya-efektif pendekatan PAMSIMAS dan sejauh mana proyek ini dapat mengurangi ketimpangan anggaran untuk mencapai MDG.

Disain Studi. Disain Studi akan mencakup survei awal (baseline) sebelum pelaksanaan PAMSIMAS dilakukan dan survei follow-up dilaksanakan pada masyarakat dan rumah tangga yang sama pada 24, 48 dan 60 bulan sejak survei awal. Separuh desa dalam survei awal dijadwalkan akan menerima manfaat PAMSIMAS dalam 6 bulan setelah survei baseline, sedangkan separuh desa lainnya akan memperoleh manfaat PAMSIMAS 24 bulan kemudian atau lebih. Kelompok desa pertama akan diperlakukan sebagai kelompok intervensi dan kelompok desa kedua sebagai pembanding.

Pemilihan Desa. Oleh karena banyak desa yang akan berpartisipasi dalam proyek, maka desa intervensi dan desa kontrol akan dipilih dari lokasi sasaran PMASIMAS sesuai pentahapan alami intervensinya. Desa-desa yang menerima bantuan dalam tahun pertama akan menjadi kelompok intervensi dan desa-desa di tahun berikutnya dapat menjadi pembanding. Agar tidak bias, desa-desa di kedua kelompok dipilih secara acak. Kelompok intervensi dan kelompok kontrol akan terdiri dari 50 desa, yang tersebar di 15 Kabupaten.

Page 222: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Umum Pelaksanaan

PAMSIMAS

10-5

Ukuran sampel. Rumah-tangga dan anak sekolah akan dipilih dari masing-masing desa atau di setiap sekolah sebagai sampel yang mewakili sasaran proyek. Untuk menjamin akurasi, jumlah sampel ditentukan berdasarkan teknik statistik dengan batas kepercayaan tertentu. Teknik stratifikasi dapat digunakan untuk menjamin akurasi jumlah sampel dengan batas kepercayaan tertentu. Sampel untuk survey data dasar dan tindak lanjut diupayakan terpisah. Kontrol grup di lokasi non-sasaran dimungkin dapat dilakukan.

Data yang dikumpulkan. Evaluasi diharapkan dapat melacak perubahan yang terjadi dari serangkaian indikator dampak seperti Pemanfaatan sarana air minum dan sanitasi, perubahan perilaku buang tinja dan cuci tangan, Pemanfaatan waktu, kegiatan peningkatan pendapatan rumah tangga dan serangkaian indikator gizi dan kesehatan (seperti diare dalam 2 minggu sebelumnya). Data perlu dianalisis dalam distribusi jender, kesejahteraan, kelompok suku, tingkat pendidikan dan karakteristik lainnya.

Evaluasi juga akan menggambarkan biaya perbaikan akses dan Pemanfaatan air minum dan sanitasi dan meneliti proses bagaimana tujuan pembangunan sektoral dipengaruhi oleh keputusan masyarakat dan juga menggambarkan keberhasilan pendekatan multi-sektoral.

Pada survei tindak lanjut 2, 4 dan 6 tahun kemudian, tim evaluasi akan mengumpulkan data yang serupa dari rumah tangga dan murid yamg sama. Jika mungkin, evaluator proyek akan menggunakan observasi langsung perilaku rumah-tangga. Tim juga akan mengkaji pelaporan administratif dan menyelenggarakan kelompok diskusi terfokus atau wawancara antar-muka untuk menilai proses yang mempengaruhi pencapaian tujuan pembangunan sektoral.

Perubahan-perubahan dalam indikator dampak untuk desa sasaran proyek dan non-proyek juga akan dilacak menggunakan survei-survei nasional seperti Susenas dan SDKI.

Page 223: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Proyek

PAMSIMAS

Draft Final September 2006 10-6

Skema Monitoring dan Evaluasi PAMSIMAS

RKM 1 CLTS RKM 2 TRAINING EVALUASI DAMPAK Akses Sumber Air dan Sanitasi sebagai Profil Pemanfaatan Air Masyarakat

Community behavior re. Human excreta disp[osal

Perilaku Cuci Tangan & Higiene; Perilaku Higienis di sekolah

-Kegiatan dilaksanakan - Peserta - Dampak training

-Akses/Pemanfaatan, Perilaku Higienis, Sosial-ekonomi, Data Rumah Tangga, Proses Pengambilan Keputusan, Proses Fasilitasi

Data yang dikumpulkan

Alat partisipatoris Contoh: MPA & PHAST

Alat partisipatoris PRA

Alat partisipatoris Contoh: MPA & PHAST Berbasis Komunitas -Survei RumahTangga/Desa, Hasil Triangulasi

Data,Wawancara terstruktur dan informal Metodologi/Alat dipergunakan

TKM & TFM TKM & TFM TKM & TFM TKM & TFM Konsultan Independen Penanggung-jawab

Kabupaten Kabupaten Kabupaten Kabupaten Central PMU Arah pelaporan

Masyarakat

Saat tahapan selesai Saat tahapan selesai Saat tahapan selesai Per program training

Awal, Tengah, Akhir Proyek Frekuensi

↓ ↓ ↓ ↓

SIM Database Keberlanjutan Indikator Dampak Proyek: 1,2 & 5 - 13

Database Penguatan Kapasitas Indikator Dampak: 4

IMIS Keuangan Indikator Dampak 3

Kabupaten

Database Kabupaten ter-integrasi

Propinsi

Kegiatan Training Propinsi ↓

Pemanfaatan Dana Propinsi ↓

Pusat

↓ ↓

↓ ↓

↓ ↓ Kegiatan Training

Pusat ↓

Pemanfaatan Dana Pusat ↓

↓ ↓ ↓ ↓

Database Pusat ter-integrasi

Page 224: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Proyek

PAMSIMAS

Draft Final September 2006 10-7

10.3 Pelaporan Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelaporan hasil monitoring dan evaluasi mengacu pada matriks berikut dibawah ini :

Matrik Sasaran Pencapaian Kinerja Proyek, Pengumpulan Data dan Pelaporan

Target Koleksi Data dan Pelaporan Indikator Hasil Data

Dasar Yr 1 Yr 2 Yr 3 Yr 4 Yr 5 Yr 6 Frekuensi dan jenis laporan

Alat Pengumpulan

Data Penaggung-jawab Pengumpulan Data

Penambahan jumlah penduduk dengan akses terhadap perbaikan sarana air minum berdasarkan status sosial-ekonomi

Penambahan jumlah penduduk dengan akses terhadap perbaikan sarana sanitasi, berdasarkan status sosial-ekonomi

0 0

0 0

0, 5-1juta 1-2 juta

1-2 juta 2-3 juta

2-3 juta 3-5 juta

3-5 juta 5-8 juta

6-7 juta 6-10 juta

Laporan kumulatif tahunan, berdasarkan Laporan RincianKemajuan oleh DPMU.

Data SIM Monitoring Keberlanjutan & Survei Rumah Tangga

DPMU melaporkan ke CPMU, berdasarkan data SIM Monitoring Keberlanjutan yang dikumpulkan dalam penilaian partisipatoris & oleh tim evaluasi independen.

Komponen 1 • Jumlah desa dengan RKM

yang disetujui. • Rencana Pengembangan

Kapasitas dan Rencana Aksi MDG ada, untuk mendukung adopsi dan pengarus-utamaan pendekatan PAMSIMAS dalam rangka pencapaian sasaran lokal MDG.

• Persentase Anggaran Tahunan Kabupaten dialokasikan untuk perbaikan pelayanan Air Minum dan Sanitasi

0 NA TBD

0

600

1350 50% 50%

2,550

3,850

5000 100% 100%

Laporan kumulatif tahunan, berdasarkan Laporan RincianKemajuan oleh DPMU.

Laporan Proyek & Dokumen Anggaran Kabupaten.

CPMU, dengan masukan/ laporan DPMU.

Page 225: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Proyek

PAMSIMAS

Draft Final September 2006 10-8

Target Koleksi Data dan Pelaporan Indikator Hasil Data

Dasar Yr 1 Yr 2 Yr 3 Yr 4 Yr 5 Yr 6 Frekuensi dan jenis laporan

Alat Pengumpulan

Data Penaggung-jawab Pengumpulan Data

• Jumlah Kabupaten yang mereplikasi pendekatan PAMSIMAS di luar desa sasaran proyek

none

20 dari 70

30 dari 70

50 of 70

70 dari 70

Komponen 2: % masyarakat bebas buang

tinja di tempat terbuka/sembarangan.

% masyarakat mengadopsi program cuci tangan.

% sekolah di daerah proyek dengan perbaikan sarana sanitasi dan program perilaku hidup bersih dan sehat.

0 0 0%

0%

10% 10% 12%

20% 20% 27%

40% 40% 51%

60% 60% 77%

80% 80% 95%

Laporan kumulatif tahunan, berdasarkan Laporan RincianKemajuan oleh DPMU.

Survei Evaluasi Perilaku pada awal, tengah, and akhir proyek

Data SIM Monitoring Keberlanjutan & Survei Rumah Tangga Survei acak Evaluasi Perilaku

DPMU melaporkan ke CPMU, berdasarkan data SIM Monitoring Keberlanjutan dari penilaian partisipatoris & oleh tim evaluasi independen. Badan yang dikontrak oleh Dinkes propinsi, mengumpulkan/melacak data di beberapa titik di masing-masing propinsi.

Komponen 3: % desa dengan perbaikan

system air minum yang berfungsi dan memuaskan mayoritas masyarakat sasaran

% desa dengan perbaikan system air minum yang dikelola dan dibiayai secara efektif

N/A N/A

0% 0%

90% 90%

90% 90%

90% 90%

90% 90%

90% 90%

Laporan kumulatif tahunan, yang berasal dari SIM Monitoring

Data SIM Monitoring Keberlanjutan & Survei Rumah Tangga

DPMU melaporkan ke CPMU, berdasarkan data SIM Monitoring Keberlanjutan dari penilaian partisipatoris & oleh tim evaluasi independen.

Page 226: Pedoman PAMSIMAS

Pedoman Pengelolaan Proyek

PAMSIMAS

Draft Final September 2006 10-9

Target Koleksi Data dan Pelaporan Indikator Hasil Data

Dasar Yr 1 Yr 2 Yr 3 Yr 4 Yr 5 Yr 6 Frekuensi dan jenis laporan

Alat Pengumpulan

Data Penaggung-jawab Pengumpulan Data

Komponen 4 Jumlah desa & Kabupaten yang

melampaui kriteria kinerja proyek dan memperoleh hibah suplemen

0

N/A

N/A

100-200 desa/5 kabupaten/kota

250-500 desa/ 10 kabupaten/kota

400-800 desa/ 15 kabupaten/kota

500-1000 desa/ 20 kabupaten/kota

Laporan kwartal DPMU dan Kajian tahunan oleh propinsi

Laporan proyek

CPMU, dengan masukan/laporan dari DPMU.

Komponen 5 Struktur dan Alat monitoring

proyek (IMIS, M&E) memberikan informasi secara teratur tentang kualitas implementasi proyek.

0

100% Kabupaten melaksana-kan

100% Kabupaten melaksana-kan

100% Kabupaten melaksana-kan

Kabupaten melaksana-kan

100% Kabupaten melaksana-kan

100% Kabupaten melaksana-kan

Laporan kwartal DPMU dan Kajian tahunan oleh propinsi

IMIS, Data SIM Monitoring Keberlanjutan

DPMU, Kajian Laporan Semester oleh CPMU

Laporan Pelaksanaan di tingkat masyarakat akan dikirim ke DPMU. Dari DPMU akan mengirimkan laporan tersebut ke PPMU untuk disampaikan ke CPMU. Semua arsip laporan akan disimpan di DPMU.

Page 227: Pedoman PAMSIMAS

FORM-1B: CONTOH PERMOHONAN NOL 1-RFP & SHORTLIST

Nomor : ……….. , ……. Lampiran : 1 (satu) bundel dokumen Kepada Yth Kepala CPMU PAMSIMAS Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru JAKARTA 12110

Perihal : PAMSIMAS - Permohonan NOL Bank Dunia untuk Shortlist Konsultan dan Dokumen Lelang untuk pekerjaan … … … … … … … … … … … … … … … (Paket No. Pusat/Propinsi… … … … … … … )

Menunjuk surat Panitia Pengadaan Jasa Konsultan untuk pekerjaan … … … … … … … Nomor: … … … … … tanggal … … … … …, (terlampir), bersama ini kami sampaikan dengan hormat Daftar Pendek (Shortlist) Konsultan dan Dokumen Lelang (RFP) untuk Paket PAMSIMAS Nomor: … … … … … … …, untuk dapat kiranya dimohonkan persetujuan Bank Dunia.

Penyusunan shortlist dilakukan berdasarkan hasil evaluasi terhadap kemampuan … konsultan yang telah

menyampaikan minat mengikuti pelelangan, sesuai dengan ketentuan yang tertuang dalam Guidelines Bank Dunia yang berlaku.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

(Khusus untuk paket di Propinsi)

Mengetahui Kasatker … … Kepala PPMU … … …

… … … … … … … … … … … … … … … NIP. … … … … … … NIP. … … … … … …

Tembusan Yth :

1. Bp. Gubernur (Eselon I untuk Paket Pusat) … … … … … 2. Kepala Dinas/Instansi Penanggung jawab Paket (Unit Eselon II terkait) … … … … … 3. Panitia Pengadaan Paket PAMSIMAS No. … … … … …

Lampiran A.1

Page 228: Pedoman PAMSIMAS

FORM-2: PERMOHONAN NOL 2-TEHNICAL EVALUATION

Nomor : … ……….., …… Lampiran : 1 (satu) bundel dokumen Kepada Yth Kepala CPMU PAMSIMAS Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru JAKARTA, 12110

Perihal : PAMSIMAS - Permohonan NOL Bank Dunia untuk Hasil Evaluasi Proposal Teknis untuk pekerjaan … … … … … … … … … … … … … … … … … … … (Paket No. Pusat/Propinsi … … … … … … … )

Menunjuk surat Panitia Pengadaan Jasa Konsultan untuk pekerjaan … … … … … … … Nomor: … … … … … tanggal … … … … …, …… (terlampir), bersama ini kami sampaikan dengan hormat usulan peringkat teknis sesuai hasil evaluasi yang telah dilakukan terhadap proposal teknis konsultan untuk Paket PAMSIMAS Nomor: … … … … … … …, sebagai berikut: (Rincian hasil evaluasi teknis terlampir)

Peringkat Nama Konsultan Nilai Teknis

I … … II … … III … … dst sesuai jumlah proposal yang lulus teknis

Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sertakan dokumen proposal teknis dari ketiga konsultan

peringkat teratas. Selanjutnya, diharapkan agar dapat kiranya hasil tersebut di atas diteruslanjutkan dan dimohonkan

persetujuan Bank Dunia. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

(Khusus untuk paket di Propinsi)

Mengetahui Kasatker … … Kepala PPMU … … …

… … … … … … … … … … … … … … … NIP. … … … … … … NIP. … … … … … …

Tembusan Yth : 1. Bp. Gubernur(Eselon I untuk Paket Pusat) … … … … … 2. Kepala Dinas/Instansi Penanggung jawab Paket (Unit Eselon II terkait) … … … … … 3. Panitia Pengadaan Paket PAMSIMAS No. … … … … …

Lampiran A.2

Page 229: Pedoman PAMSIMAS

Contoh : Ringkasan Format Tabel Tabulasi Hasil Evaluasi Teknis Proposal bagian dari Lampiran Laporan Evaluasi

NO. CRITERIA/SUB CRITERIA Weight

SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS

I. Specific Experience of Consultant 5-10% Number of projects 0 - 1 2-3 4-5 >5

Related to the Assignment Grade P S G VG

Score 0-20 40 - 60 80 - 100 100

1.1 Experience relevant to Scope of TA Package .. % P = Poor

S = Satisfactory

1.2 Same Experience to TA Package .. % G= Good

(Lead Firm 70% & Members JV/Sub.Consultant 30%) VG = Very Good

II Adequacy of the Proposed Workplan and 20-50% Grade P S G VG

Methodology Responding to the TOR Score 30 70 90 100

2.1 Understanding of Project .. %

2.2 Quality of Methodology and Innovativeness .. %

2.3 Workplan and Staffing Schedule ..%

III. Personnel 30-60%

3.1 Team Leader .. %

Relevant education and experience .. % Graduate D3 S1 S2 S3

Score 60 - 75 75 - 90 90 -100 100

Relevant Project Experience .. % Experience (years) < 10 10 - < 12 >=12

50 80 - 95 100

Language and Experience in Similar Condition .. % Grade P S G VG

<= 50 70 90 100

3.2 Other Key Team Member .. % Graduate D3 S1 S2 S3

Score 60 - 75 75 - 90 90 -100 100

3.2.1 National Expert Experience (years) < 10 10 - < 12 >=12

Specialist (1) .. % 50 80 - 95 100

Relevant education and experience .. % Grade P S G VG

Relevant Project Experience .. % 30 70 90 100

Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.2 Specialist (2) .. %

Relevant education and experience .. %

Relevant Project Experience .. %

Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.3 Expertise Expert (1) .. %

Relevant education and experience .. %

Relevant Project Experience .. %

Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.4 Expertise Expert (2) .. %

Relevant education and experience .. %

Relevant Project Experience .. %

Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.5 Other Expertise Expert .. %

Relevant education and experience .. %

Relevant Project Experience .. %

Language and Experience in Similar Condition .. %

Anggota

SCORING BOARD

Anggota Anggota

FIRM (1) FIRM (2)

Ketua Panitia

TOTAL SCORE

TECHNICAL RANKING

FIRM (6)FIRM (5)FIRM (4)(FIRM (3)

Anggota

Page 230: Pedoman PAMSIMAS

INDIVIDUAL OF EVALUATION SHEET OF TECHICAL PROPOSAL FOR TA………………………

NO. CRITERIA/SUB CRITERIA WeightSCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS SCORE POINTS

I. Specific Experience of Consultant 5-10% Number of projects 0 - 1 2-3 4-5 >5 Related to the Assignment Grade P S G VG

Score 0-20 40 - 60 80 - 100 1001.1 Experience relevant to Scope of TA Package .. % P = Poor

S = Satisfactory1.2 Same Experience to TA Package .. % G= Good (Lead Firm 70% & Members JV/Sub.Consultant 30%) VG = Very GoodII Adequacy of the Proposed Workplan and 20-50% Grade P S G VG

Methodology Responding to the TOR Score 30 70 90 1002.1 Understanding of Project .. %2.2 Quality of Methodology and Innovativeness .. %2.3 Workplan and Staffing Schedule ..%III. Personnel 30-60%3.1 Team Leader .. %

Relevant education and experience .. % Graduate D3 S1 S2 S3Score 60 - 75 75 - 90 90 -100 100

Relevant Project Experience .. % Experience (years) < 10 10 - < 12 >=1250 80 - 95 100

Language and Experience in Similar Condition .. % Grade P S G VG<= 50 70 90 100

3.2 Other Key Team Member .. % Graduate D3 S1 S2 S3Score 60 - 75 75 - 90 90 -100 100

3.2.1 National Expert Experience (years) < 10 10 - < 12 >=12Specialist (1) .. % 50 80 - 95 100Relevant education and experience .. % Grade P S G VGRelevant Project Experience .. % 30 70 90 100Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.2 Specialist (2) .. %Relevant education and experience .. %Relevant Project Experience .. %Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.3 Expertise Expert (1) .. %Relevant education and experience .. %Relevant Project Experience .. %Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.4 Expertise Expert (2) .. %Relevant education and experience .. %Relevant Project Experience .. %Language and Experience in Similar Condition .. %

3.2.5 Other Expertise Expert .. %Relevant education and experience .. %Relevant Project Experience .. %Language and Experience in Similar Condition .. %

FIRM (4) FIRM (5) FIRM (6)SCORING BOARD FIRM (1) FIRM (2) (FIRM (3)

TOTAL SCORETECHNICAL RANKING

Page 231: Pedoman PAMSIMAS

FORM-4: PERMOHONAN NOL 3-DRAFT CONTRACT

Nomor : … ……….., ……. Lampiran : 1 (satu) bundel dokumen Kepada Yth

Kepala CPMU PAMSIMAS JlPattimura No. 20 – Kebayoran Baru JAKARTA, 12110

Perihal : PAMSIMAS - Permohonan NOL Bank Dunia terhadap Draft Kontrak pekerjaan … … … … … … … … … … … (Paket No. Pusat/Propinsi … … … … … … )

Menunjuk surat Panitia Pengadaan Jasa Konsultan untuk pekerjaan … … … … … … … Nomor: … … … … … tanggal … … … … …, 2002 (terlampir), bersama ini kami sampaikan dengan hormat hasil Klarifikasi Teknis dengan konsultan calon pemenang peringkat pertama, berikut Draft Kontrak untuk pekerjaan tersebut di atas.

Pilihan (situasional): Perlu kami sampaikan bahwa tidak ada perubahan yang mendasar baik dalam hal personil maupun rencana kerja dan

biaya pelaksanaan pekerjaan, terhadap usulan semula. (Dalam hal terjadi perubahan agar dijelaskan secara garis besarnya). Mohon periksa Berita Acara Hasil Klarifikasi/Negosiasi terlampir untuk rinciannya.

Terlampir kami sertakan Draft Dokumen Kontrak untuk pekerjaan tersebut di atas sesuai format standar kontrak Bank Dunia,

dengan nilai sebesar US$ … … … … + Rp. … … … … (tidak termasuk 10% PPN). Dimohon agar dapat kiranya diteruslanjutkan untuk mendapat persetujuan Bank Dunia.

Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

(Khusus untuk paket di Propinsi)

Mengetahui Kasatker … … Kepala PPMU … … …

… … … … … … … … … … … … … … … NIP. … … … … … … NIP. … … … … … …

Tembusan Yth :

1. Bp. Gubernur (Eselon I untuk Paket Pusat) … … … … … 2. Kepala Dinas/Instansi Penanggungjawab Paket (Unit Eselon II terkait) … … … … … 3. Panitia Pengadaan Paket PAMSIMAS No. … … … … …

Lampiran A.4

Page 232: Pedoman PAMSIMAS

EVALUATION SHEET OF COST PROPOSALS (for QCBS)PAMSIMAS Package No. : … … … … … … … … … … TOTAL AMOUNT OF COST PROPOSAL

AdjustedNo. FIRM'S NAME TOTAL BID SCORING FORMULA SCORE

(Lead Firm) in Single Currency Out of 100(Excl. 10% VAT)

1 C1 US$ 550,000 550,000 x 100 100.0550,000

2 C2 US$ 650,000 550,000 x 100 84.62650,000

3 C3 US$ 560,000 550,000 x 100 98.21560,000

4 C4 US$ 680,000 550,000 x 100 80.88680,000

5 C5 US$ 710,000 550,000 x 100 77.46710,000

Page 233: Pedoman PAMSIMAS

SUMMARY OF FINAL EVALUATION SHEETProject : PAMSIMASServices : Package No. … … … … … … … … … … … … … …

I TECHNICAL EVALUATION ( X = 70-100 %) FOR EXAMPLE X = 80%FIRMS' NAME TECHNICAL SCORE TOTAL TECHNICAL

FIRM'S APPROACH &No. LEAD ASSOCIATES EXPERIENCE METHODOLOGY PERSONNEL SCORE RANKING R E M A R K

( … … %) ( … … %) ( … … %)

1 C1 82.50 I

2 C2 80.20 II

3 C3 79.50 III

4 C4 76.40 IV

5 C5 72.60 V

II FINANCIAL EVALUATION ( Y = 0-30 %) FOR EXAMPLE Y = 20%FIRM'S NAME SCORE OF TOTAL COST TOTAL FINANCIAL

No. LEAD FIRMS ASSOCIATE SCORE RANKING REMARK

1 C1 100.00 100.0 I

2 C2 84.62 84.6 III

3 C3 98.21 98.2 II

4 C4 80.88 80.9 IV

5 C5 77.46 77.5 V

III TOTAL COMBINED TECHNICAL & FINANCIAL (FINAL) EVALUATIONFIRM'S NAME TECHNICAL ASPECT FINANCIAL ASPECT TOTAL

No. WEIGHTED WEIGHTED COMBINED FINALLEAD FIRM'S ASSOCIATE SCORE WEIGHT (%) SCORE SCORE WEIGHT (%) SCORE SCORE RANKING

1 C1 82.50 80.0 66.00 100.00 20.0 20.00 86.00 I

2 C2 80.20 80.0 64.16 84.62 20.0 16.92 81.08 III

3 C3 79.50 80.0 63.60 98.21 20.0 19.64 83.24 II

4 C4 76.40 80.0 61.12 80.88 20.0 16.18 77.30 IV

5 C5 72.60 80.0 58.08 77.46 20.0 15.49 73.57 V

Page 234: Pedoman PAMSIMAS

KOP SURAT ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Nomor : … … … … … ………, … ………… Lampiran : - Perihal : Penetapan Pemenang Lelang Pekerjaan

………………………………………………………. (PAMSIMAS No. ……………………………….)

Kepada Yth.

Ketua Panitia Pelelangan Pekerjaan ………….. ……………………………………………………………….(PAMSIMAS No. …………………………)

di -

Dengan hormat, Menunjuk Surat Saudara Nomor: ……………………… tanggal … …….. 2007 perihal Usulan Penetapan Pemenang Lelang

Pekerjaan ………………………………………… dan setelah mempelajari usulan dimaksud serta meneliti Berita Acara Hasil Klarifikasi Negosiasi Nomor: ………………………………. tanggal … …………….. 2007 serta Surat Bank Dunia tanggal … ………… 2007 perihal Persetujuan (NOL) terhadap Draft Kontrak Hasil Negosiasi, maka untuk pelelangan pekerjaan ………………………………… (Paket ……………) ditetapkan:

PEMENANG :

Nama Perusahaan : …………………………………………………………………………… Alamat : …………………………………………………………………………… NPWP : …………………………………………. Harga : ………………………………………………………………………….. (………………………………………………..)

yang terdiri dari:

Mata Uang Asing: USD ……………………. (……………………………………………………………………)

dan Mata Uang Lokal: Rp. …………………….

(……………………………………………………………………) Demikian untuk diketahui dan dilaksanakan sebaik-baiknya.

Kasatker

………………………. NIP. ……………….

Tembusan disampaikan Kepada Yth. : 1. Dirjen/Gubernur (sebagai laporan) 2. Direktur/Sekretaris Daerah 3. Kepala PPMU-PAMSIMAS 4. Task TL PAMSIMAS, WBOJ 5. Kepala CPMU-PAMSIMAS 6. Arsip

Lampiran A.6a

Page 235: Pedoman PAMSIMAS

KOP SURAT

SURAT KEPUTUSAN KASATKER PAMSIMAS PUSAT/PROVINSI

Nomor : …………………………………….

TENTANG

PENUNJUKAN PEMENANG PELELANGAN PEKERJAAN PAKET PAMSIMAS NO. …………………….. (………………………………….………………..)

Kasatker WJEMP Pusat/Propinsi ……….. untuk paket No. …………. “………………………………”, setelah : MENIMBANG : a. Bahwa hasil evaluasi pelelangan pekerjaan ………………………………………….. (Paket

No. ……………………………..), Tahun Anggaran 200… oleh Panitia Pengadaan Jasa Konsultan PAMSIMAS Pusat/Propinsi telah diselesaikan sebagaimana mestinya.

b. Bahwa pemenang pelelangan pekerjaan tersebut telah ditetapkan sesuai Surat Penetapan Kasatker PAMSIMAS Pusat/Propinsi ………. Nomor: ………………………………………….. … 200.. dan telah mendapat persetujuan (NOL) Bank Dunia tanggal … April 200….

MENGINGAT : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) No. 18 Tahun 2003 tentang

Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Instansi Pemerintah; 2. Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: S-42/A/2000 dan Nomor: S-2262/D.2/05/2000 tentang Juknis Pelaksanaan Keppres No. 18 Tahun 2003;

3. Guidelines Selection and Employment of Consultants by World Bank Borrowers, January 1997 revised September 1997, January 1999 and May 2004;

M E M U T U S K A N

MENETAPKAN : SURAT KEPUTUSAN PEMIMPIN PROYEK PAMSIMAS PUSAT/PROPINSI ……

TENTANG PENUNJUKAN PEMENANG PELELANGAN PEKERJAAN ……………………………… ( …………………….) :

Nama Konsultan : PT. ………………………………. berasosiasi dengan

……………………………………

A l a m a t : ………………………………………………………………… Nomor NPWP : ………………………………………………………………. Ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan Jasa Konsultan untuk ……………………………….., paket PAMSIMAS No. …………………………. :

Lampiran A.6b

Page 236: Pedoman PAMSIMAS

Nilai Pekerjaan : Rp. …………………….. termasuk PPN 10%.

(………………………………………………………….)

yang terdiri dari:

Mata Uang Asing: USD ……………. (……………………………………. Dolar Amerika)

dan

Mata Uang Lokal: Rp. ……………………. (…………………………………………………….. Rupiah)

Demikian keputusan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : ……………….. Pada Tanggal : … ……. 200.. KASATKER PAMSIMAS ……………

…………………………………. NIP. ………………………

Tembusan Disampaikan Kepada Yth. :

1. Dirjen/Gubernur (sebagai laporan) 2. Dir/ Sekretaris Daerah Propinsi ……………… 3. Ka. Kanwil Ditjen Anggaran, Provinsi 4. Kepala PPMU-Provinsi 5. Task TL PAMSIMAS, WBOJ 6. Kepala CPMU-PAMSIMAS 7. Arsip

bappeda\disk3a-3\penunjukan-3a3

Page 237: Pedoman PAMSIMAS

KOP SURAT Our Ref. : …………… … , 2007 Encl. : To …………………………………………. …………………………………………. JAKARTA, 12110

Subject : PAMSIMAS No. …………… : Notice to Proceed

Dear Sirs/Madams,

As a follow up to the Contract Award for the consultancy services for ….………… (…………………….) dated ……………, 200… and the Contract Agreement No. ……. dated ….. …l 200…, we hereby request you to mobilize the agreed personnel for the services above in accordance with the staffing schedule in Appendix F, starting on ……….., 200….

For effective utilization of the professional staff inputs, we would highly appreciate if you could ensure that the office set up would have been completed in a timely manner.

Thank you for your attention and cooperation.

Sincerely yours,

…………………………. Project Manager for ……………….

CC :

1. Dirgen/Governor/ ……………………….. 2. Dir/Secretary of the Province/ ….. 3. Head of …… Regional Office of DG Budget 4. Head of PPMU PAMSIMAS……… 5. Task TL PAMSIMAS, WBOJ 6. Head of CPMU PAMSIMAS 7. File

Lampiran A. 7

Page 238: Pedoman PAMSIMAS

FORM-5: PERMOHONAN FORM 384 C

Nomor : ……………., ……. Lampiran : 1 (satu) bundel dokumen Kepada Yth

Kepala CPMU-PAMSIMAS Jl. Pattimura No.20 – Kebayoran Baru JAKARTA, 12110

Perihal : PAMSIMAS - Permohonan Form 384C Bank Dunia untuk Dokumen Kontrak dan Pembayaran Pekerjaan … … … … … … … … … … … … … … (Paket No. Pusat/Propinsi … … … … … … )

Menunjuk surat Bank Dunia tanggal … … … , …….mengenai persetujuan terhadap Hasil

Klarifikasi/Negosiasi dan Draft Kontrak untuk pekerjaan … … … … … … … … … , bersama ini kami sampaikan dengan hormat 2 (dua) copy Dokumen Kontrak yang telah ditandatangani berikut Ringkasan Kontrak dalam Bahasa Inggris untuk:

Nama Konsultan : … … … … … … … … … … in association with … … … … … … … … …. Pekerjaan : CONSULTANT SERVICES for “… … … … … … … … …” (Package No. …

… … … … … …) under PAMSIMAS Nomor Kontrak : … … … … … … … Tanggal … … … … … … … …, …….. Nilai Kontrak : USD. … … … … … + IDR. … … … … … … (Tidak termasuk 10% PPN) Porsi Pembiayaan : 100% dari IDA Credit No. 42040-IND

Selanjutnya di mohon agar dapat kiranya diteruslanjutkan guna mendapat persetujuan

pembayaran (Form 384C) dari Bank Dunia. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terima kasih.

(Khusus untuk paket di Propinsi)

Mengetahui Kasatker … … Kepala PPMU … … …

… … … … … … … … … … … … … … … NIP. … … … … … … NIP. … … … … … …

Tembusan Yth :

1. Bp. Gubernur (Eselon I untuk Paket Pusat) … … … … … 2. Kepala Dinas/Instansi Penanggung jawab Paket (Unit Eselon II terkait) … … … … … 3. Panitia Pengadaan Paket PAMSIMAS No. … … … … …

Lampiran A.8

Page 239: Pedoman PAMSIMAS

CONTRACT SUMMARY (……..Project Title…….)

1. Credit / Loan No. : PAMSIMAS……………/……………………… 2. Name of Consultant : … … … … … … … … … … … … … … … … 3. Contract No. and Date : No. ……… Date:………… 4. Commencement of Services : …………………………………………………… 5. Consultant Domicile in : - Office Address of Consultant (untuk JV semuanya)

- Address of Project Office 6. Value of Contract : Total original contract value in USD… … … … …*) Currency USD… … … … …plus IDR… … … …(Excl.Vat) 7. Loan Category : 2 (..) 8. Brief Description of Services : (Jelaskan secara singkat pekerjaan yang dilakukan , lihat deskripsi pekerjaan di RFP) 9. Percentage Eligible for : 100% IBRD Financing 10. Amount Eligible for : USD… … … …plus IDR … … … … … … … … IBRD Financing 11. Payment Terms : - Advance Payment = … …%

-…………………..(sebagai contoh : Bi-monthly) 12. Completion Date of Contract : … … … … … … … … … … … Date : ………………,200.. Signed by: Kasatker

… … … … … … … NIP. … … … … …

*) Exchange rate : 1USD = IDR ………………….

Lampiran A.9

Page 240: Pedoman PAMSIMAS

SURAT PERNYATAAN Kami Perusahaan Konsultan PT......................................, yang beralamat di Jalan...................., dengan akta pendirian Perusahaan No...................................., menyatakan bahwa komisaris dan atau pendiri perusahaan, dan direktur perusahaan konsultan kami tidak mempunyai hubungan keluarga dan atau bisnis dengan Panitia Pengadaan Proyek Pamsimas, Pejabat eselon I sampai dengan IV di lingkungan Departemen PU dan Pejabat Eselon I sampai dengan IV di Propinsi .......................(sebutkan nama propinsi yang perusahaannya telah masuk dalam Daftar Pendek). Kami memberikan informasi ini dengan sebenar-benarnya dan apabila kami melanggar hal-hal yang telah kami nyatakan dalam Surat Pernyataan ini, kami bersedia dikenakan sanksi, baik sanksi moral, sanksi administrasi serta dituntut ganti rugi dan pidana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (isi tempat, tanggal, bulan, tahun) Yang bertanggung jawab Direktur Konsultan PT..... nama komisaris perusahaan Tanda tangan Tanda tangan ( nama direktur perusahaan) ( )