pedoman_masyarakat pamsimas

108
PEDOMAN PELAKSANAAN PAMSIMAS DI TINGKAT MASYARAKAT Desember 2006 Departemen Pekerjaan Umum Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Departemen Kesehatan Departemen Dalam Negeri The World Bank

Upload: gabriel-efod-virant-pangkerego

Post on 10-May-2017

268 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: pedoman_masyarakat pamsimas

PEDOMAN PELAKSANAAN

PAMSIMAS DI TINGKAT MASYARAKAT

Desember 2006

Departemen Pekerjaan Umum

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional

Departemen Kesehatan

Departemen Dalam Negeri

The World Bank

Page 2: pedoman_masyarakat pamsimas

ii

DAFTAR ISI

Hal

A PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

B PROSES PEMILIHAN DESA/ KELURAHAN ..................................................... 2

1 SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT KABUPATEN ........................................ 3

2 SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT DESA/ KELURAHAN .............................. 6

3 PERNYATAAN MINAT MASYARAKAT ......................................................... 7

4 PENETAPAN DESA/ KELURAHAN SEBAGAI LOKASI KERJA PROYEK PAMSIMAS 9

C PROSES PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PROYEK DI MASYARAKAT ............ 11

1 PROSES PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA MASYARAKAT

(RKM) I ...............................................................................................

12

1.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi ......................................... 14

1.2 Pertemuan Pleno Desa untuk Membahas Hasil Identifikasi dan Analisis

Situasi .......................................................................................

17

1.3 Pembentukan Tim Kerja Masyarakat (TKM) .................................... 19

1.4 Pemilihan Opsi untuk RKM I ......................................................... 21

1.5 Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I .............................................. 22

1.6 Penyusunan RKM I ...................................................................... 24

1.7 Pertemuan Pembahasan RKM I ..................................................... 24

1.8 Pengajuan, Evaluasi, dan Persetujuan RKM I .................................. 26

1.9 Pencairan Dana, Proses Pembukuan, dan Pertanggungjawaban Dana

RKM ..........................................................................................

27

2 PELAKSANAAN COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS) ..................... 33

3 IMPLEMENTASI RKM I ........................................................................... 34

3.1 Pelaksanaan Pelatihan di Tingkat Masyarakat ................................. 34

3.2 Pelaksanaan Konstruksi Sarana Air di Masyarakat dan Sekolah ......... 35

4 PROSES PENYUSUNAN RKM II ............................................................... 38

4.1 Pertemuan Perencanaan Kegiatan untuk RKM II ............................. 39

4.2 Penyusunan RKM II .................................................................... 40

4.3 Pertemuan Pembahasan RKM II .................................................... 40

4.4 Pengajuan, Evaluasi, dan Persetujuan RKM II ................................. 41

5 IMPLEMENTASI RKM II .......................................................................... 41

5.1 Pelatihan Tentang Perilaku Hidup Sehat/ Higienis (PHS) .................... 41

5.2 Pelaksanaan Kegiatan PHS di Masyarakat dan Sekolah ..................... 41

Page 3: pedoman_masyarakat pamsimas

iii

5.3 Pembangunan Sarana Sanitasi untuk Sekolah ................................. 42

5.4 Penyiapan TKM sebagai Badan Pengelola ........................................ 42

5.5 Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Badan Pengelola ........................... 43

D TAHAP PASCA PROYEK: PENGELOLAAN SARANA AIR, SANITASI DAN PROGRAM

KESEHATAN OLEH MASYARAKAT ..................................................................

44

1 Pertanggungjawaban pelaksanaan RKM ..................................................... 44

2 Serah Terima Aset ................................................................................. 44

3 Pengelolaan Kegiatan Pasca Proyek oleh Masyarakat ................................... 45

LAMPIRAN ....................................................................................................... 48

Page 4: pedoman_masyarakat pamsimas

1

PELAKSANAAN PROYEK PAMSIMAS DI TINGKAT MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN

Suatu program penyediaan air minum, sanitasi, dan kesehatan akan efektif

dan berkelanjutan bila berbasis pada masyarakat melalui pelibatan seluruh

masyarakat (perempuan, laki-laki, kaya dan miskin) dan dilakukan melalui

pendekatan yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat (demand

responsive approach)1. Proyek yang tanggap terhadap kebutuhan berarti

bahwa proyek menyediakan sarana dan kegiatan-kegiatan yang masyarakat:

inginkan; bersedia untuk berkontribusi dan membiayai; dan dapat mengelola

dan memelihara. Untuk itu perlu dilakukan suatu usaha memberdayakan

masyarakat agar dapat berpartisipasi secara aktif dalam menyiapkan,

melaksanakan, mengoperasionalkan dan memelihara sarana yang telah

dibangun, serta melanjutkan kegiatan peningkatan derajat kesehatan.

Tujuan dari penyusunan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Proyek PAMSIMAS di

Tingkat Masyarakat ini adalah sebagai panduan bagi para pelaksana proyek

di tingkat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/ Kelurahan agar dapat

melakukan koordinasi, perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan

evaluasi dalam Proyek PAMSIMAS.

Petunjuk Teknis ini terdiri dari tiga bagian, yaitu :

1. Proses Pemilihan Lokasi

Bagian ini terutama akan menguraikan tentang bagaimana suatu lokasi

dipilih untuk mengikuti proyek PAMSIMAS, sehingga sejak awal dapat

dikatakan bahwa prakarsa/ inisiatif proyek berasal dari masyarakat.

2. Proses Perencanaan dan Implementasi Proyek di Masyarakat

Bagian kedua ini akan menjelaskan bagaimana suatu lokasi yang telah

terpilih untuk ikut serta dalam proyek PAMSIMAS melakukan kegiatannya

mulai dari tahap perencanaan yang dilakukan secara partisipatif oleh

masyarakat, serta tahap implementasinya.

1 Gross, Bruce. Van Wijk, Christine and Mukherjee, Nilanjana, 2001. Linking Sustainability With Demand, Gender, and Poverty: A Study in Community-managed Water Supply Projects in 15 Countries; World Bank WSP and IRC International Water and Sanitation Centre

Page 5: pedoman_masyarakat pamsimas

2

3. Pengelolaan Sarana Air, Sanitasi, dan Program Kesehatan oleh Masyarakat

Bagian ketiga ini akan menjelaskan tentang bagaimana desa/ kelurahan

melaksanakan kegiatan-kegiatan pada tahap pasca proyek.

Ketiga bagian di atas adalah kegiatan yang saling berkaitan, dimana setelah

dilakukan pemilihan lokasi kemudian dilakukan proses perencanaan dan

implementasi proyek di lokasi yang bersangkutan, sampai akhirnya

memasuki tahap pasca proyek. Penjelasan lebih lengkap dapat dilihat pada

uraian selanjutnya.

B. PROSES PEMILIHAN LOKASI

Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana suatu lokasi dapat ikut serta

dalam proyek PAMSIMAS. Proses pemilihan lokasi dapat dilihat pada diagram

di bawah ini, sedangkan penjelasan untuk masing-masing kegiatannya

dijabarkan pada halaman berikutnya.

Gambar 1. Diagram Proses Pemilihan Lokasi Proyek PAMSIMAS

Sosialisasi Proyek ini dilaksanakan oleh TKK dan DPMU dengan peserta : aparat dan perwakilan masyarakat desa/ kelurahan (baik laki-laki, perempuan, kaya, miskin) yang akan dilibatkan dalam proyek. Inti dari kegiatan ini adalah peserta dapat mengerti tentang proyek dan mampu untuk melaksanakan Sosialisasi Proyek di tingkat desa/ kelurahan. (2 MINGGU)

SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT KABUPATEN

SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT DESA/

KELURAHAN

Sosialisasi Proyek ini dilaksanakan oleh aparat desa/ kelurahan dengan peserta masyarakat desa/ kelurahan yang akan dilibatkan dalam proyek. Inti dari kegiatan ini adalah peserta dapat mengerti tentang proyek dan peran dan tanggungjawabnya bila ikutserta dalam proyek. (1 MINGGU)

PERNYATAAN MINAT MASYARAKAT

Masyarakat melakukan pertemuan formal maupun informal, dari tingkat dusun/ RW sampai desa/ kelurahan, untuk menentukan apakah akan ikut serta dalam proyek atau tidak. Minat masyarakat ini harus dibuat dalam Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan dalam PAMSIMAS (SPMKP). (1 BULAN)

PENETAPAN DESA/ KELURAHAN SEBAGAI

LOKASI PROYEK

Desa/ kelurahan yang berninat (ditunjukkan dengan SPMKP) kemudian ditetapkan sebagai desa/ kelurahan sasaran penerima proyek dalam daftar pendek (short list) desa/ kelurahan oleh Tim Koordinasi Kabupaten. (1 BULAN)

Page 6: pedoman_masyarakat pamsimas

3

1. Sosialisasi Proyek di Tingkat Kabupaten

Proses pemilihan lokasi untuk Proyek PAMSIMAS dimulai dengan

Sosialisasi Proyek di tingkat kabupaten yang diselenggarakan oleh Tim

Koordinasi Kabupaten (TKK) dengan dibantu Project Management Unit

Kabupaten (DPMU). Kegiatan sosialisasi proyek ini dapat berbentuk

pertemuan atau melalui iklan di media cetak atau elektronik yang intinya

merupakan penginformasian tentang rincian proyek PAMSIMAS seluas

mungkin.

Pertemuan sosialisasi proyek diikuti oleh desa/ kelurahan yang ada di

wilayah kabupaten yang mungkin akan terlibat dalam proyek PAMSIMAS,

dimana TKK mengundang desa/ kelurahan tersebut untuk mengikuti

kegiatan ini.

Untuk menentukan desa/ kelurahan yang akan terlibat dalam proyek

PAMSIMAS, TKK membuat suatu daftar desa/ kelurahan dengan

menggunakan kriteria pada Tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Kriteria Lokasi Proyek PAMSIMAS

No KRITERIA LOKASI SUMBER DATA 1 Indeks kemiskinan desa/ kelurahan yang tinggi BPS 2005 2 Desa/ kelurahan yang terbatas akses terhadap

air minum (rawan air) Potdes, PU, Dinkes

3 Desa/ kelurahan yang terbatas akses terhadap sanitasi

Potdes, PU, Dinkes

4 Desa/ kelurahan dengan prevalensi penyakit diare/ terkait air yang tinggi

Dinkes/ Puskesmas

5 Desa/ kelurahan yang belum mendapatkan proyek sejenis (air minum & sanitasi) dalam 2 tahun terakhir

Bappeda, PU, Dinkes

Apabila data untuk membuat daftar tersebut tidak tersedia, maka TKK

harus membentuk suatu tim survey yang bertugas mengunjungi desa/

kelurahan untuk memberi penilaian terhadap kondisi yang ada

berdasarkan kriteria di atas.

Berdasarkan daftar tersebut, TKK kemudian membuat rangking dengan

memberikan skor terhadap desa/ kelurahan yang bersangkutan agar

dapat menentukan prioritas desa/ kelurahan yang dipilih untuk ikut serta

dalam kegiatan pertemuan sosialisasi proyek.

Page 7: pedoman_masyarakat pamsimas

4

Adapun cara untuk menghitung skor desa/ kelurahan dari daftar calon

lokasi proyek adalah sebagai berikut :

Skor Desa/ Kelurahan = Angka indeks kemiskinan (% penduduk

miskin) + Angka akses air minum (target akses air minum 100% - %

akses sekarang) + Angka akses sanitasi (target akses sanitasi 100% - %

akses sekarang) + Angka penyakit diare (% kejadian diare)

Di samping penilaian di atas, menurut PAMSIMAS Enviromental and Social

Safeguard, untuk desa/ kelurahan yang berasal dari daerah kawasan

lindung, yaitu daerah-daerah yang termasuk dalam kategori: (a) taman

nasional, (b) taman hutan, (c) kelestarian hewan liar, (d) daerah

perlindungan flora, (e) cagar alam, (f) hutan lindung, (g) daerah

kelestarian budaya nasional, (h) bangunan keagamaan/ tradisional, (i)

daerah kelautan, (j) garis pantai, (k) hutan bakau dan rawa-rawa, dan (l)

daerah kemiringan terjal (>40%), maka harus dilakukan pengkajian

dampak lingkungan lebih dahulu sesuai dengan Kep-39/MENLH/8/96

tentang jenis-jenis kegiatan usaha yang mensyaratkan penilaian dampak

lingkungan (AMDAL) untuk jaringan air bersih dan sanitasi yang

menjangkau masyarakat luas. Untuk melakukan hal ini TKK dapat

melibatkan Bapedalda kabupaten.

Jumlah desa/ kelurahan yang akan mengikuti pertemuan sosialisasi dapat

disesuaikan dengan jumlah desa calon penerima proyek yang ditargetkan,

dengan mempertimbangkan dua hal utama sebagai berikut:

1. Rangking desa/ kelurahan dalam Daftar Calon Lokasi Proyek, dimana

menunjukkan prioritas suatu desa/ kelurahan untuk memperoleh

bantuan dari proyek.

2. Lokasi desa/ kelurahan, dimana lokasi-lokasi yang dipilih sebaiknya

masih dalam satu wilayah kecamatan atau kecamatan yang

berdekatan agar menunjang efektivitas dan efisiensi proses

pendampingan kepada masyarakat.

Uraian tentang pelaksanaan sosialisasi proyek di Tingkat Kabupaten dapat

dilihat pada Tabel berikut.

Page 8: pedoman_masyarakat pamsimas

5

Tabel 2. Pelaksanaan Sosialisasi Proyek di Tingkat Kabupaten

Tujuan a. Menjelaskan secara rinci tentang latar belakang dan

tujuan proyek;

b. Menjelaskan kriteria yang harus dipenuhi untuk dapat

terpilih sebagai lokasi proyek;

c. Menjelaskan tanggung jawab masyarakat berkaitan

dengan kontribusi masyarakat (berbentuk uang tunai

dan natura) dalam proyek;

d. Menjelaskan peran dan tanggung jawab masyarakat

berkaitan dengan perencanaan, implementasi, dan

pengelolaan proyek;

e. Menjelaskan bahwa Pemerintah Desa/ Kelurahan akan

bertanggungjawab untuk melakukan Sosialisasi Proyek

di Tingkat Desa/ Kelurahan

Peserta Pertemuan ini harus dihadiri oleh:

o Kepala Desa/ Lurah (beserta aparat Desa/ Kelurahan bila

diperlukan)

o Perwakilan BPD Desa/ Dewan Kelurahan

o Pokja Kecamatan (Camat, Kaurbang, Kasi PMD,

Sanitarian, Kantor Cabang Dinas Pendidikan Nasional,

dst)

Selain itu sebaiknya dihadiri pula oleh:

o Tokoh Masyarakat/ Agama/ Adat dari Desa/ Kelurahan

yang bersangkutan

o LSM di kabupaten yang bersangkutan dan lembaga-

lembaga masyarakat lokal lainnya

Fasilitator/

Narasumber

Tim Koordinasi Kabupaten, dibantu oleh Project

Management Unit Kabupaten (DPMU)

Bahan-

bahan

o Gambaran umum proyek PAMSIMAS (Lampiran 1)

o Komponen proyek (Lampiran 2)

o Gambar Struktur Organisasi Proyek (Lampiran 3)

o Gambar Diagram Proses Pemilihan Desa/ Kelurahan

(Lampiran 4)

o Kriteria lokasi (desa/ kelurahan) proyek PAMSIMAS

Page 9: pedoman_masyarakat pamsimas

6

(Lampiran 5)

o Peran dan tanggung jawab masyarakat dalam proyek

(Lampiran 6)

o Mekanisme penyaluran dana (Lampiran 7)

o Format daftar hadir pertemuan sosialisasi (Lampiran 8)

Pelaporan TKK membuat Laporan tentang pelaksanaan Sosialisasi

Proyek, dilengkapi dengan notulensi acara pertemuan dan

daftar hadir peserta.

Pertemuan sosialiasi proyek ini dapat dilaksanakan di tingkat kabupaten

atau kecamatan tergantung pada kesepakatan dan disesuaikan dengan

kondisi yang ada, sebagai contoh apabila jumlah desa/ kelurahan yang

akan diundang di suatu kecamatan relatif banyak maka pertemuan

sebaiknya dilakukan di tingkat kecamatan untuk lebih menjamin

kehadiran peserta pertemuan.

2. Sosialisasi Proyek di Tingkat Desa/ Kelurahan

Penjelasan tentang rincian Proyek PAMSIMAS juga harus dilakukan

kepada seluruh anggota masyarakat di desa/ kelurahan melalui sosialisasi

proyek di tingkat desa/ kelurahan. Sosialisasi proyek ini dilakukan dalam

suatu pertemuan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa/ kelurahan

dengan nara sumber dari DPMU dan Pokja Kecamatan. Selain berbentuk

pertemuan, penyebaran informasi tentang proyek juga dapat dilakukan

melalui berbagai media, seperti poster dan leaflet yang disebarkan di

seluruh wilayah desa/ kelurahan.

Uraian tentang pelaksanaan pertemuan Sosialisasi Proyek di Tingkat

Desa/ Kelurahan dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 3. Pelaksanaan Sosialisasi Proyek di Tingkat Desa/ Kelurahan

Tujuan a. Menjelaskan secara rinci tentang latar belakang dan

tujuan proyek;

b. Menjelaskan tanggung jawab masyarakat berkaitan

dengan kontribusi masyarakat (berbentuk uang tunai

dan natura) dalam proyek;

c. Menjelaskan peran dan tanggung jawab masyarakat

Page 10: pedoman_masyarakat pamsimas

7

berkaitan dengan perencanaan, implementasi,

pengelolaan dan pemeliharaan sistem sarana yang

dibangun.

Peserta o Anggota masyarakat

o Tokoh masyarakat/ agama/ adat

o Kepala sekolah dan guru SD/ sederajat

Fasilitator/

Narasumber

Aparat Desa/ Kelurahan yang telah mengikuti Sosialisasi

Proyek di kabupaten, dan dibantu oleh DPMU dan anggota

Pokja Kecamatan

Bahan-

bahan

o Gambaran umum proyek PAMSIMAS (Lampiran 1)

o Komponen proyek (Lampiran 2)

o Gambar Struktur Organisasi Proyek (Lampiran 3)

o Gambar Diagram Proses Pemilihan Desa/ Kelurahan

(Lampiran 4)

o Kriteria desa PAMSIMAS (Lampiran 5)

o Peran dan tanggung jawab pemerinbtah dan

masyarakat dalam PAMSIMAS (Lampiran 6)

o Mekanisme penyaluran dana (Lampiran 7)

o Format daftar hadir Sosialisasi Proyek (Lampiran 9)

Laporan Pemerintah Desa/ Kelurahan membuat Laporan tentang

pelaksanaan Sosialisasi Proyek, dilengkapi dengan

notulensi pertemuan, daftar hadir peserta, dan foto-foto.

3. Pernyataan Minat Masyarakat

Tahap terpenting dari pemilihan desa PAMSIMAS adalah pernyataan minat

masyarakat untuk ikut serta dalam PAMSIMAS, dimana hal ini dapat

menunjukkan adanya kebutuhan (demand) masyarakat terhadap

perbaikan sistem penyediaan air minum dan sanitasi. Untuk itu aparat

desa/ kelurahan dan perwakilan masyarakat lainnya harus memfasilitasi

musyawarah di antara anggota masyarakat untuk menyatakan minatnya.

Pertemuan musyawarah ini harus mampu menjangkau seluruh anggota

masyarakat di desa/ kelurahan, sehingga mungkin tidak cukup dilakukan

hanya satu kali di tingkat desa/ kelurahan. Kegiatan tersebut perlu juga

dilakukan di seluruh dusun/ RW atau mungkin dalam lingkup yang lebih

Page 11: pedoman_masyarakat pamsimas

8

kecil lagi. Uraian tentang musyawarah untuk menyatakan minat

keikutsertaan dalam PAMSIMAS dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 4. Musyawarah untuk Pernyataan Minat Masyarakat

Tujuan o Menjelaskan kembali peran dan tanggung jawab

masyarakat dalam proyek, terutama berkaitan dengan

kontribusi uang tunai dan natura;

o Mendiskusikan Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan

dalam PAMSIMAS.

Peserta Anggota masyarakat di desa/ kelurahan

Fasilitator o Aparat Desa/ Kelurahan dan Anggota BPD

Bahan o Peran dan tanggung jawab masyarakat dalam proyek

(Lampiran 6)

o Format Berita Acara Hasil Musyawarah Desa/ Kelurahan

(Lampiran 10)

o Format Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan

PAMSIMAS (Lampiran 11)

Hasil o Keputusan bersama dari masyarakat mengenai

keinginan untuk ikut serta dalam PAMSIMAS, dengan

beberapa ketentuan antara lain harus berpartisipasi

penuh dalam keseluruhan kegiatan, menyediakan

kontribusi masyarakat sesuai ketentuan, ATAU

memutuskan untuk tidak ikut serta dalam proyek.

o Keputusan bersama untuk ikut serta dalam PAMSIMAS

dinyatakan dalam Berita Acara Pertemuan dengan

melampirkan Daftar Nama dan Tanda Tangan

seluruh Kepala Keluarga calon penerima proyek.

o Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan PAMSIMAS

(SPMKP) yang ditandatangani oleh Kepala Desa,

Perwakilan Masyarakat, dan diketahui oleh Camat.

Pemerintah desa/ kelurahan mengirimkannya kepada

TKK tembusan DPMU.

Laporan Laporan pelaksanaan musyawarah ini harus dilengkapi

dengan Berita Acara Pertemuan, notulensi pertemuan,

daftar hadir peserta, dan foto-foto.

Page 12: pedoman_masyarakat pamsimas

9

Dalam menyatakan minatnya terhadap proyek, faktor sosial-budaya

dalam kehidupan masyarakat perdesaan/ kelurahan perlu diperhatikan,

seperti kebiasaan melakukan musyawarah antara keluarga atau kelompok

dalam situasi yang bersifat non-formal. Minat untuk ikut serta dalam

proyek harus merupakan keputusan dari masyarakat sendiri, sehingga

masyarakat perlu diberikan waktu yang cukup untuk bermusyawarah.

Pada kasus dimana kesepakatan tidak dapat diambil dalam satu kali

pertemuan, terutama apabila masih banyak hal yang perlu didiskusikan

dan dijelaskan, maka sebaiknya diberikan waktu lagi sampai masyarakat

benar-benar dapat mengambil keputusan. Hal ini memang membutuhkan

waktu, tetapi akan memberikan hasil yang baik karena keputusan yang

diambil betul-betul dipahami oleh masyarakat.

Namun batasan waktu untuk mendiskusikan tentang minat untuk ikut

serta dalam proyek tetap perlu diberikan, dimana masyarakat sudah

harus membuat keputusan paling lambat dalam waktu 1 bulan setelah

Sosialisasi Proyek tingkat desa dilakukan.

4. Penetapan Desa/ Kelurahan sebagai Lokasi Proyek PAMSIMAS

Berdasarkan Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan PAMSIMAS (SPMKP)

dari desa/ kelurahan yang telah diterima, maka TKK dengan

mempertimbangkan prioritas desa/ kelurahan (dari hasil rangking) dan

lokasi desa/ kelurahan (pengelompokan wilayah desa/ kelurahan)

menentukan desa/ kelurahan yang akan dilibatkan dalam proyek

PAMSIMAS, dimana jumlahnya disesuaikan dengan target desa/ kelurahan

dalam satu tahun anggaran tertentu.

Daftar desa/ kelurahan yang ditetapkan untuk ikut serta dalam proyek

PAMSIMAS dilampirkan dalam Berita Acara Penetapan Desa/ Kelurahan

yang ditandatangani oleh Ketua TKK (Format dapat dilihat pada Lampiran

12), dan kemudian diumumkan oleh DPMU. Di samping itu, TKK juga

membuat Surat Keputusan tentang Penetapan Suatu Desa/ Kelurahan

sebagai Lokasi Proyek dan mengirimkannya kepada desa/ kelurahan yang

bersangkutan.

Page 13: pedoman_masyarakat pamsimas

10

Pengumuman desa/ kelurahan yang menjadi lokasi PAMSIMAS dapat

dilakukan melalui suatu pertemuan yang dilakukan oleh TKK dengan

mengundang pemerintah desa/ kelurahan untuk mempresentasikan hasil

pemilihan lokasi dan mendiskusikan tindak lanjut di lokasi yang

bersangkutan. Selain itu Hasil Penetapan Lokasi PAMSIMAS tersebut

ditempel baik di kantor DPMU maupun di papan pengumuman kantor

Desa/ Kelurahan agar mudah dilihat oleh masyarakat luas.

Page 14: pedoman_masyarakat pamsimas

11

C. PROSES PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI PROYEK DI

MASYARAKAT

Proses perencanaan dan implementasi proyek PAMSIMAS dapat dilihat pada

diagram di bawah ini, sedangkan penjelasan untuk masing-masing

kegiatannya diuraikan pada halaman selanjutnya.

Gambar 2. Diagram Proses Perencanaan dan Implementasi Proyek PAMSIMAS

5. IMPLEMENTASI RKM II

3. IMPLEMENTASI RKM I

1. PROSES PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA

MASYARAKAT (RKM) I

Kegiatan ini dilakukan untuk memicu peningkatan akses terhadap sarana sanitasi dan bebas dari buang air besar di sembarang tempat, praktek mencuci tangan, dan sebagainya. (Dapat dilakukan bersamaan dengan penyusunan RKM I)

Kegiatan ini dilakukan untuk membangun sarana air di masyarakat dan sekolah. (3 BULAN)

Kegiatan ini meliputi : Pertemuan Perencanaan Kegiatan untuk RKM II, Penyusunan RKM II, Pertemuan Pembahasan RKM II, dan Pengajuan RKM II, Evaluasi dan Persetujuan RKM II. (1,5 BULAN)

Penyiapan TKM dari pelaksana proyek untuk berubah fungsi sebagai Badan Pengelola. (1 MINGGU)

Pelatihan PHS dilakukan untuk guru, tenaga kesehatan, dan unit kesehatan TKM. (1 MINGGU)

4. PROSES PENYUSUNAN RKM II

3.2 PELAKSANAAN KONSTRUKSI SARANA AIR DI MASYARAKAT

DAN SEKOLAH

3.1 PELAKSANAAN PELATIHAN DI TINGKAT MASYARAKAT

Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kapasitas TKM dan masyarakat agar mampu dan terampil dalam mengimplementasikan kegiatan-kegiatan dalam RKM. (1 MINGGU)

2. PELAKSANAAN COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)

Sarana sanitasi (jamban) dibangun di sekolah yang ada dalam lingkungan desa/ kelurahan dengan mempertimbangkan jenis dan jumlah desa/ kelurahan. (1 BULAN)

5.3 PEMBANGUNAN SARANA SANITASI UNTUK SEKOLAH

Guru, tenaga kesehatan, dan unit kesehatan TKM melaksanaan kegiatan PHS di masyarakat dan sekolah. (2 MINGGU)

5.1 PELATIHAN TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT (PHS)

5.2 IMPLEMENTASI PROGRAM PHS DI MASYARAKAT DAN SEKOLAH

5.4 PENYIAPAN TKM SEBAGAI BADAN PENGELOLA

Kegiatan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas Badan Pengelola agar dapat menjaga keberlanjutan proyek. (1 MINGGU)

5.5 PELAKSANAAN PELATIHAN PENGUATAN BADAN PENGELOLA

Kegiatan ini meliputi : Identifikasi dan Analisis Situasi dengan MPA/PHAST, Pertemuan Pleno Desa/ kelurahan untuk Membahas Hasil Identifikasi dan Analisis Situasi, Pembentukan Tim Kerja Masyarakat, Pemilihan Opsi untuk RKM I, Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I, Penyusunan RKM I, Pertemuan Pembahasan RKM I, dan Pengajuan, Evaluasi dan Persetujuan RKM I. (2 BULAN)

Page 15: pedoman_masyarakat pamsimas

12

1. PROSES PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA

MASYARAKAT (RKM) I

Setelah desa/ kelurahan diumumkan sebagai penerima proyek pada tahun

anggaran tertentu dan ditetapkan dengan Surat Keputusan dari TKK,

maka masyarakat dapat memulai pelaksanaan proyek PAMSIMAS yang

diawali dengan proses perencanaan dan penyusunan Rencana Kerja

Masyarakat. Proses ini difasilitasi oleh Tim Fasilitator Masyarakat (TFM)

yang ditunjuk oleh DPMU untuk bekerja di suatu lokasi desa/ kelurahan.

Sebelum perencanaan masyarakat dilaksanakan perlu dilakukan dulu :

a. Pertemuan antara Kepala Desa/ Lurah, Aparat Desa/ Kelurahan, LKMD/

LMD/ BPD, tokoh masyarakat, dan TFM untuk membahas kemungkinan

adanya hambatan masyarakat dalam berpartisipasi pada proses

perencanaan, serta strategi untuk memecahkan masalah tersebut,

sehingga dapat memastikan bahwa perempuan dan laki-laki (baik dari

kelompok tidak mampu dan mampu) terlibat dalam setiap kegiatan

perencanaan proyek.

b. Koordinasi dan konsultasi oleh TFM dengan masyarakat untuk

menyusun jadwal kegiatan dalam proses perencanaan proyek di

masyarakat.

Proses perencanaan masyarakat menghasilkan Rencana Kerja Masyarakat

(RKM), dimana RKM adalah suatu dokumen yang merupakan hasil

perencanaan patisipatif oleh masyarakat berkaitan dengan komponen-

komponen kegiatan dalam PAMSIMAS, sehingga dokumen ini pada

dasarnya adalah proposal proyek.

RKM dalam proyek PAMSIMAS dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) I

Dokumen ini mencakup rincian tentang rencana kegiatan: (a) pelatihan

di tingkat masyarakat dan (b) pembangunan sarana air minum di

masyarakat dan sekolah untuk daerah perdesaan ATAU pembangunan

sarana sanitasi umum untuk daerah pinggiran kota.

2. Rencana Kerja Masyarakat (RKM) II

Dokumen ini mencakup rincian tentang rencana kegiatan: (a) pelatihan

tentang perilaku hidup sehat/ higienis; (b) implementasi program PHS

Page 16: pedoman_masyarakat pamsimas

13

di masyarakat dan sekolah; (c) pembangunan sarana sanitasi untuk

sekolah; dan (d) pelatihan penguatan TKM sebagai badan pengelola.

Proses perencanaan dan penyusunan Rencana Kerja Masyarakat I

dilakukan melalui langkah-langkah pada Gambar sebagai berikut dan

penjelasannya dapat dilihat pada halaman selanjutnya.

Gambar 3. Diagram Proses Perencanaan dan Penyusunan RKM I

Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh TFM menggunakan tools MPA dan PHAST untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada di masyarakat dan analisis situasinya. (2 MINGGU)

1.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi

1.2 Pertemuan Pleno untuk Membahas Hasil Identifikasi dan

Analisis Situasi

Kegiatan ini berbentuk Pertemuan Pleno Masyarakat yang difasilitasi oleh TFM untuk mengulas hasil identifikasi masalah dan analisis situasinya dan mengetahui tindak lanjut sebagai bahan masukan RKM. (1 HARI)

1.3 Pembentukan Tim Kerja Masyarakat

Kegiatan ini difasilitasi oleh TFM untuk membentuk TKM yang merupakan lembaga pelaksana proyek di tingkat desa/ kelurahan, yang dibentuk secara demokratis oleh masyarakat dengan mempertimbangkan kesetaraan sosial (kaya/ miskin) dan gender (perempuan/ laki-laki). (1 MINGGU)

1.4 Pemilihan Opsi untuk RKM I Kegiatan ini merupakan tanggungjawab TKM dan dibantu oleh TFM, dimana TKM memberikan penjelasan kepada kelompok-kelompok masyarakat tentang berbagai opsi yang dapat dipilih untuk RKM I. (4 HARI)

1.6 Penyusunan RKM I

1.7 Pertemuan Pembahasan RKM I

1.8 Pengajuan RKM I

1.5 Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I

Kegiatan ini berbentuk Pleno Masyarakat yang difasilitasi oleh TKM dibantu TFM agar masyarakat dapat memberikan ulasan terhadap berbagai opsi RKM I, serta mengambil keputusan untuk menentukan pilihannya. (1 HARI)

Setelah masyarakat memutuskan pemilihan opsi pembangunan sarana dan pelatihan, maka TKM bersama-sama dengan masyarakat dan dibantu oleh TFM berkewajiban menyusun RKM I. (1 BULAN)

Kegiatan ini berbentuk Pleno Masyarakat yang difasilitasi oleh TKM dibantu TFM untuk memberikan penjelasan tentang Draf RKM, agar masyarakat dapat memberikan ulasan terhadap RKM, dan menyetujui sebelum dikirim kepada DPMU. (1 HARI)

RKM I yang telah ditandatangani oleh TKM, dan diketahui oleh TFM dan Kepala Desa, dikirim kepada DPMU untuk dievaluasi dan disetujui oleh TKK.

Page 17: pedoman_masyarakat pamsimas

14

1.1 Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi

Proses identifikasi dan analisis situasi desa/ kelurahan terdiri dari

kegiatan-kegiatan diskusi menggunakan tools dari Methodology of

Participatory Assessment (MPA)2 dan Participatory Hygiene And

Sanitation Transformation (PHAST)3, yang dilakukan baik di

masyarakat maupun di sekolah. Kegiatan ini secara partisipatif

dilakukan oleh seluruh komponen masyarakat baik perempuan, laki-

laki, kaya, miskin (termasuk masyarakat adat), sementara TFM

hanya memfasilitasi proses tersebut, seperti diuraikan pada Tabel

berikut ini.

Tabel 5. Tools MPA-PHAST untuk Identifikasi Masalah dan

Analisis Situasi

No Tools Keterangan

1 Inventaris Data

Komunitas

Dilaksanakan bersama aparat desa/

kelurahan memanfaatkan data monografi

desa/ kelurahan.

2 Klasifikasi

Kesejahteraan

Dilaksanakan melalui diskusi dengan

kelompok masyarakat campuran

(perempuan-laki-laki, kaya-miskin) dengan

mempertimbangkan keterwakilan semua

dusun/ RW. Digunakan untuk mengetahui

klasifikasi tingkat kesejahteraan yang ada

di masyarakat, dimana hasil klasifikasi

tersebut dapat digunakan untuk melihat

perbedaan akses, kontribusi, kontrol dan

manfaat dari air dan sanitasi di antara

kelompok masyarakat, serta untuk

menentukan peserta pertemuan (kelompok

terfokus) selanjutnya.

3 Pemetaan Sosial Mapping yang sudah dilakukan oleh proyek

lain yang sejenis perlu dipertimbangkan

sebagai referensi. Dilakukan oleh orang-

2 Rincian tentang tools MPA terdapat dalam Fieldbook MPA 3 Rincian tentang tools PHAST terdapat dalam Fieldbook PHAST

Page 18: pedoman_masyarakat pamsimas

15

orang yang mewakili masyarakat

(perempuan, laki-laki, kaya-miskin, dan

mewakili semua dusun dalam desa/

kelurahan). Hasil pemetaan sosial ini

digunakan untuk merencanakan

pengembangan pelayanan sarana air atau

sanitasi yang diinginkan oleh masyarakat,

di samping itu peta juga digunakan untuk

menentukan lokasi diskusi kelompok

terfokus.

4 Perencanaan

Transect Walk dan

Diskusi Kelompok

Terfokus

Untuk merencanakan lokasi transect walk

dan tempat diskusi kelompok terfokus

akan dilakukan.

5 Tinjauan

Pengelolaan Sarana

Dilakukan jika ada badan pengelola, untuk

menilai tentang pengelolaan dan

pengambilan keputusan, sejarah

partisipasi dalam pembangunan sarana,

penilaian pelatihan, pembagian kerja

berdasarkan gender dan waktu kerja, serta

pengelolaan keuangan.

6 Transect Walks

(Penelusuran

Wilayah)

- Pengelolaan Sumber Air

Dilakukan oleh kelompok kecil yang terdiri

dari badan pengelola dan anggota

masyarakat yang memperhatikan

keterwakilan gender. Melalui kegiatan ini

masyarakat dapat menilai kualitas dan

kuantitas air pada sumber air.

- Penilaian Tingkat Kualitas Kerja

Dilakukan seperti pada “Pengelolaan

Sumber Air”. Melalui kegiatan ini

masyarakat dapat mengetahui kualitas

rancangan, kualitas material, kualitas

pengerjaan, kondisi drainase sarana air,

Page 19: pedoman_masyarakat pamsimas

16

serta kualitas konstruksi, operasional dan

pemeliharaan, dan penggunaan jamban

keluarga dan sekolah.

- Penilaian Pelayanan Sarana Air Bersih

Dilakukan seperti pada “Pengelolaan

Sumber Air”. Melalui kegiatan ini

masyarakat dapat mengidentifikasi tingkat

kepuasaan berkaitan dengan kuantitas air,

kualitas air, kesadaran terhadap

pemeriksaan kualitas air, sistem drainase,

kebocoran air pada titik air, dan perkiraan

ketersediaan air.

- Pertemuan dengan Masyarakat yang

Tidak Terlayani

Dilakukan untuk melihat sarana yang

akan diberikan untuk daerah yang belum

terlayani dan kemungkinan

pengembangan oleh masyarakat sendiri.

- Dapat dilakukan pemicuan terhadap

perilaku untuk tidak buang air besar

sembarangan

7 Efektivitas

Penggunaan Sarana

Air Bersih

Dilakukan melalui diskusi kelompok

terfokus, dimana melalui kegiatan ini

masyarakat dapat mengetahui kebiasaan

penggunaan air bersih, serta proporsi

masyarakat yang menggunakan sarana air

yang aman.

8 Efektivitas

Penggunaan Sarana

Sanitasi

Dilakukan melalui diskusi kelompok

terfokus, dimana melalui kegiatan ini

masyarakat dapat mengetahui kebiasaan

buang air besar, serta proporsi masyarakat

yang saat ini telah menggunakan sarana

jamban.

Page 20: pedoman_masyarakat pamsimas

17

9 Hak Suara dan

Pilihan dalam

Pengambilan

Keputusan

Dilakukan melalui diskusi kelompok

terfokus, untuk melihat hak bersuara dan

memilih (voice and choice) masyarakat

dalam pengambilan keputusan untuk

pengadaan sarana air sebelumnya.

10 Alur Penularan

Penyakit dan

Penghambatnya

Dilakukan melalui diskusi kelompok

terfokus agar masyarakat dapat

mengetahui bagaimana alur penularan

penyakit sampai ke manusia. Serta dapat

mengetahui cara memutuskan alur

penyakit tersebut, baik dengan kegiatan

fisik (pembangunan sarana), maupun non

fisik (perubahan perilaku).

Hasil identifikasi dan analisis situasi dengan menggunakan tools MPA

dan PHAST seperti diuraikan di atas dicatat dalam “Buku Catatan

Proses MPA & PHAST“ yang mencakup pula notulensi diskusi,

sehingga dapat dilihat bagaimana keaktifan masyarakat terutama

mereka yang selama ini terpinggirkan. Hasil tersebut dirangkum

dalam suatu laporan yang akan menjadi bagian dari dokumen RKM.

Pada tahap ini proyek PAMSIMAS sudah mulai melakukan proses

awal untuk memonitor dan mengevaluasi proyek, yang nantinya akan

menjadi bagian dari kegiatan Monitoring Keberlanjutan

(Sustainability Monitoring)4 PAMSIMAS, yaitu dengan menggunakan

data yang diperoleh dari proses MPA dan PHAST saat identifikasi dan

analisis situasi desa/ kelurahan sebagai data dasar (baseline data)

untuk melihat bagaimana dampak yang terjadi dan keberlanjutan

proyek dapat dicapai. Kegiatan ini disebut juga dengan Monitoring

Keberlanjutan Tahap I yang akan menjadi tanggung jawab TFM.

1.2 Pertemuan Pleno Desa/ Kelurahan untuk Membahas Hasil

Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi

Hasil identifikasi permasalahan desa/ kelurahan dengan

menggunakan tools MPA dan PHAST setelah dianalisis dan dirangkum 4 Proses kegiatan monitoring keberlanjutan secara lebih rinci bisa dilihat di “Buku Panduan Monitoring Keberlanjutan”

Page 21: pedoman_masyarakat pamsimas

18

dalam sebuah laporan, kemudian disampaikan kepada masyarakat

melalui Pertemuan Pleno Desa/ Kelurahan. Pertemuan Pleno Desa/

Kelurahan untuk membahas hasil identifikasi masalah dan analisis

situasi seperti diuraikan pada Tabel sebagai berikut.

Tabel 6. Pelaksanaan Pertemuan Pleno Desa/ Kelurahan untuk

Membahas Hasil Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi

Tujuan o Masyarakat dapat memberikan ulasan tentang hasil

identifikasi dan analisis situasi untuk merencanakan

pengembangan dari proyek.

o Masyarakat mampu mengidentifikasi tindakan

lanjutan sebagai bahan pengambilan keputusan

dalam pemilihan jenis sarana air, dan perilaku hidup

sehat yang akan ditingkatkan, serta cara

melaksanakan kegiatan tersebut.

Peserta o Peserta mewakili semua dusun/ RW

o Peserta mewakili kelompok kaya-miskin, laki-laki-

perempuan, tua-muda, serta masyarakat adat bila

ada

o Peserta perempuan yang hadir minimal 30% dari

seluruh peserta pertemuan

Fasilitator o Perwakilan masyarakat (peserta diskusi perencanaan

menggunakan tools MPA sebelumnya), mewakili

dusun, perempuan-laki-laki, dan kaya-miskin

o Tim Fasilitator Masyarakat

o Tim DPMU (sebagai nara sumber)

Bahan o Peta Sosial

o Hasil-hasil proses tools MPA dan PHAST

Indikator

pelaksanaan

o Peserta dapat mengulas kembali hasil diskusi

sebelumnya dan menyetujuinya.

o Peserta yang hadir merupakan representasi seluruh

masyarakat desa/ kelurahan.

Laporan Laporan tentang pelaksanaan pertemuan ini dibuat oleh

TKM dan TFM untuk dilaporkan kepada DPMU, dimana

harus dilengkapi dengan notulensi pertemuan, daftar

Page 22: pedoman_masyarakat pamsimas

19

hadir, dan foto-foto.

1.3 Pembentukan Tim Kerja Masyarakat (TKM)

Tim Kerja Masyarakat (TKM) merupakan lembaga pelaksana proyek

di tingkat desa/ kelurahan yang dibentuk atas persetujuan

masyarakat sendiri. Uraian tentang pelaksanaan pembentukan TKM

dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 7. Pelaksanaan Pembentukan Tim Kerja Masyarakat

Tujuan Masyarakat membentuk TKM, yang dilakukan melalui

langkah-langkah sebagai berikut :

o Masyarakat menyusun tata cara pemilihan anggota

TKM.

o Masyarakat mengusulkan calon anggota TKM sesuai

dengan kapasitasnya dan tanggungjawab dalam TKM

(pekerjaan yang membutuhkan ketrampilan tinggi/

tidak, termasuk pekerjaan yang dibayar/ sukarela).

o Masyarakat memilih anggota TKM secara demokratis,

transparan, dan menjamin keterwakilan anggota TKM

dari seluruh wilayah desa/ kelurahan, kelompok

kaya/ miskin, laki-laki/ perempuan, dan tua/ muda

Peserta o Peserta mewakili kelompok kaya-miskin, laki-laki-

perempuan, tua-muda, serta masyarakat adat bila

ada

o Peserta perempuan yang hadir minimal 30% dari

seluruh peserta pertemuan

Fasilitator o Perwakilan masyarakat

o TFM

Bahan o Contoh Struktur Tim Kerja Masyarakat (Lampiran 13)

o Contoh uraian Tugas dan Tanggungjawab anggota

TKM (Lampiran 14)

o Surat Berita Acara Pembentukan TKM (Lampiran 15)

o Hasil temuan MPA terutama hasil diskusi tentang

“Tinjauan Pengelolaan Pelayanan” dan “Hak Suara

dan Pengambian keputusan”

Page 23: pedoman_masyarakat pamsimas

20

Indikator

pelaksanaan

o Peserta dapat memilih anggota TKM.

o Peserta merupakan representasi seluruh masyarakat

desa/ kelurahan.

o Anggota TKM perempuan yang terpilih minimal 30%

dari seluruh anggota TKM.

Laporan Pelaksanaan pertemuan ini harus dilengkapi dengan

Berita Acara Pembentukan TKM, daftar hadir peserta, dan

foto-foto.

Proses Pembentukan TKM

1) Proses pembentukan TKM mengacu pada hasil diskusi identifikasi

masalah dan analisis situasi, sehingga dapat diketahui

“keberfungsian” dan “kinerja” lembaga/organisasi yang ada sesuai

dengan kriteria PAMSIMAS. Berdasarkan penilaian terhadap

kepengurusan dalam lembaga-lembaga tersebut, ditentukan

bentuk/struktur TKM sesuai dengan kriteria TKM PAMSIMAS yang

diatur dalam Pedoman Umum Pengelolaan PAMSIMAS.

2) Proses pembentukan TKM selanjutnya dilakukan secara

berjenjang, dimana pemilihan calon anggota TKM dimulai di tingkat

dusun/ RW, yaitu dengan menentukan anggota masyarakat dari

masing-masing dusun/ RW yang akan duduk dalam posisi TKM.

Pertemuan ini harus dihadiri oleh semua perwakilan keluarga/ rumah

dari dusun/ RW yang bersangkutan, sehingga anggota masyarakat

yang terpilih benar-benar merupakan representasi masyarakat yang

memperhatikan unsur-unsur dari masyarakat yaitu kaya dan miskin,

laki-laki dan perempuan, tua maupun muda. Hal yang paling penting

dalam proses ini adalah bahwa calon anggota TKM dari dusun/ RW

tersebut dibentuk melalui musyawarah dan disetujui oleh seluruh

anggota masyarakat. Orang-orang yang telah dipilih itu kemudian

ditentukan sebagai calon untuk menduduki posisi tertentu dalam

struktur TKM Desa/ Kelurahan.

Pertemuan pembentukan TKM dilanjutkan di tingkat desa/ kelurahan

dengan dihadiri oleh semua calon anggota TKM yang telah dipilih

Page 24: pedoman_masyarakat pamsimas

21

sebelumnya. Pada pertemuan ini semua calon anggota TKM yang

merupakan representasi dari seluruh dusun di desa/ kelurahan

difasilitasi oleh aparat desa/ kelurahan dan TFM untuk membentuk

TKM sesuai dengan struktur yang dibutuhkan proyek.

Hasil pembentukan TKM dibuat dalam Surat Berita Acara

Pembentukan TKM yang disyahkan oleh Kepala Desa/ Lurah dan

diketahui oleh TFM. Pada surat tersebut harus dinyatakan bahwa

keanggotaan TKM telah dipilih secara demokratis dengan

mempertimbangkan kesetaraan sosial (kaya/ miskin) dan gender

(perempuan/ laki-laki), serta bahwa semua anggota TKM tidak

pernah terlibat dalam tindakan melanggar hukum (korupsi/penipuan)

di masa lalu dan konflik kepentingan dalam pelaksanaan proyek.

Surat ini kemudian dikirimkan oleh pemerintah desa/ kelurahan

kepada DPMU/ TKK untuk dibuatkan Surat Keputusan (SK) Bupati/

Walikota, sehingga TKM akan mempunyai legitimasi dan kekuatan

hukum dalam melaksanakan proyek PAMSIMAS.

1.4 Pemilihan Opsi untuk RKM I

Setelah melalui proses pertama masyarakat memahami tentang

permasalahan di desa/ kelurahannya, serta membentuk TKM, maka

TFM membantu masyarakat melanjutkan proses perencanaan secara

partisipatif untuk memilih opsi-opsi mengatasi permasalahan yang

dihadapinya.

1.4.1. Pemilihan Opsi Sarana Air Minum di Masyarakat

Setelah masyarakat mengetahui keadaan sarana air yang ada

saat ini, maka masyarakat dibantu TFM menentukan jenis

sarana air yang ingin dibangun, serta hal-hal yang harus

dilakukan dalam rangka membangun sarana air yang telah

dipilih. Pemilihan opsi tersebut mempertimbangkan antara

lain:

- topografi

- ketersediaan sumber air

- biaya konstruksi

- ketersediaan lahan untuk konstruksi

Page 25: pedoman_masyarakat pamsimas

22

- biaya operasional dan pemeliharaan.

Di samping itu perlu juga dipertimbangkan keadaan aspek

lingkungan (alam dan budaya) yang akan dipengaruhi oleh

pembangunan sarana air tersebut.

1.4.2. Pemilihan Opsi Sarana Air di Sekolah

Jenis sarana air yang akan dibangun di sekolah merupakan

bagian dari sistem sarana air desa/ kelurahan. Anggota

masyarakat sekolah (kepala sekolah, guru, dan orangtua

siswa) dengan bantuan TFM dapat mengusulkan fasilitas air

lain seperti sarana cuci tangan untuk siswa.

1.4.3. Pemilihan Opsi Pelatihan Masyarakat

Setelah masyarakat memutuskan pemilihan jenis sarana air,

kemudian dibuat suatu rencana pelatihan. TFM membantu

masyarakat untuk mendiskusikan jenis pelatihan yang

dibutuhkan berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan

sarana air sesuai dengan opsi yang dipilih dan pengelolaan

administrasinya.

Proses pemilihan opsi ini merupakan tanggungjawab TKM dan

dibantu oleh TFM, dimana TKM memberikan penjelasan kepada

masyarakat tentang berbagai opsi yang dapat dipilih untuk

dimasukkan dalam RKM I. Proses ini dilakukan dalam pertemuan-

pertemuan informal dengan kelompok-kelompok masyarakat di

seluruh dusun/ RW, dimana dalam pertemuan tersebut yang

terpenting adalah masyarakat sadar bahwa mereka punya pilihan

dan paham dengan konsekuensi atas pilihan yang akan diambil. Alat

bantu untuk proses ini dapat menggunakan Informed Choice

Catalogue (ICC)5 untuk Sarana Air Minum.

Pada pemilihan opsi RKM I di lokasi kelurahan (daerah perkotaan),

jenis opsi dibagi menjadi dua yaitu:

5 Informed Choice Catalogue untuk Sarana Air Minum disediakan oleh Proyek PAMSIMAS

Page 26: pedoman_masyarakat pamsimas

23

1. Opsi Sarana Sanitasi Komunal dengan menggunakan Informed

Choice Catalogue (ICC)6 untuk Sarana Sanitasi. Pemilihan opsi

tersebut mempertimbangkan antara lain: biaya konstruksi,

ketersediaan lahan untuk konstruksi, serta biaya operasional dan

pemeliharaan.

2. Opsi Pelatihan Masyarakat, dimana opsi ini mencakup jenis

pelatihan yang dibutuhkan berkaitan dengan pelaksanaan

pembangunan sarana sanitasi.

1.5 Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I

Hasil pertemuan-pertemuan untuk membahas opsi Sarana Air (baik

di masyarakat dan sekolah), dan Pelatihan Masyarakat yang telah

dilakukan sebelumnya kemudian dibahas dalam pertemuan

pembahasan opsi RKM I. Proses Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I

diuraikan pada Tabel sebagai berikut.

Tabel 8. Pelaksanaan Pertemuan Pembahasan Opsi RKM I

Tujuan o Masyarakat mampu memberikan ulasan terhadap

berbagai jenis pilihan sarana air atau sanitasi dan

kebutuhan pelatihan, serta mampu mengambil

keputusan untuk menentukan pilihannya.

o Masyarakat mampu memberikan ulasan serta

pengambilan keputusan tentang kontribusi yang

diperlukan untuk pembiayaan pembangunan sarana,

serta operasional dan pemeliharaannya.

Peserta o Peserta mewakili semua dusun

o Peserta mewakili kelompok kaya-miskin, laki-laki-

perempuan, tua-muda, serta masyarakat adat bila ada

o Peserta perempuan yang hadir minimal 30% dari

seluruh peserta pertemuan

o Kepala Sekolah, Guru

Fasilitator TKM dan TFM

Bahan o Peta Sosial dan Peta Sekolah yang telah dilengkapi

pilihan jenis sarana air untuk desa, atau pilihan jenis

6 Informed Choice Catalogue untuk Sarana Sanitasi disediakan oleh Proyek PAMSIMAS

Page 27: pedoman_masyarakat pamsimas

24

sarana sanitasi untuk kelurahan.

o Berbagai jenis pilihan sarana air yang dapat menjadi

pilihan masyarakat agar terjadi kesinambungan dan

efektifitas penggunaan sarana (ICC Sarana Air Minum).

o Berbagai jenis pilihan sarana sanitasi yang dapat

menjadi pilihan masyarakat agar terjadi kesinambungan

dan efektifitas penggunaan sarana (ICC Sarana

Sanitasi).

o Informasi tentang perkiraan biaya yang diperlukan

untuk pembangunan sarana, serta biaya untuk

pemeliharaan dan operasional sarana.

o Berbagai jenis pilihan kegiatan pelatihan masyarakat.

Laporan Laporan tentang pelaksanaan pertemuan ini yang dibuat

oleh TKM dan TFM harus dilengkapi dengan notulensi

pertemuan, daftar hadir, dan foto-foto.

1.6 Penyusunan RKM I

Setelah masyarakat memutuskan pemilihan opsi sarana dan

pelatihan maka TKM bersama-sama dengan masyarakat dan dibantu

oleh TFM berkewajiban menyusun RKM I, yang antara lain

mencakup:

o Rancangan Rinci Kegiatan (RRK) tentang pembangunan sarana air

minum (untuk daerah perdesaan) di masyarakat dan sekolah atau

sarana sanitasi (untuk daerah pinggiran kota).

o Rancangan Rinci Kegiatan (RRK) tentang pelatihan bagi

masyarakat.

o Gambar teknis sarana air minum/ sanitasi.

o Rencana biaya pembangunan sarana air minum/ sanitasi.

o Rencana biaya operasional dan pemeliharaan.

o Rencana kontribusi masyarakat (mekanisme pengumpulan, jadwal

pengumpulan, penanggungjawab, dan cara penyimpanan

kontribusi).

o Rencana administrasi keuangan.

o Rencana pengadaan barang dan jasa.

Page 28: pedoman_masyarakat pamsimas

25

Pada saat penyususnan RKM, TFM mendapatkan bantuan/dukungan

teknis dari kedua Konsultan Manajemen Kabupaten (KonKab WSS

dan HCD).

Proses Monitoring Keberlanjutan (dengan menggunakan MPA dan

PHAST) pada tahap ini juga dilakukan, yaitu untuk memonitor

bagaimana kualitas perencanaan masyarakat dibuat dalam RKM,

sebelum RKM tersebut diajukan kepada DPMU, sehingga proyek

diharapkan dapat berkelanjutan. Kegiatan ini disebut juga dengan

Monitoring Keberlanjutan Tahap II dan dilakukan oleh masyarakat

dibantu TFM, melalui verifikasi yang dilakukan oleh Process

Monitoring Consultant (PMC).

1.7 Pertemuan Pembahasan RKM I

Setelah TKM bersama masyarakat dengan bantuan TFM menyusun

RKM I, maka Draf RKM tersebut diinformasikan kepada masyarakat

melalui suatu pertemuan. Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat

dapat memberikan ulasan terhadap RKM yang telah disusun untuk

diperbaiki, dan disetujui sebelum dikirim kepada DPMU. Adapun

uraian tentang pertemuan pembahasan RKM I dapat dilihat pada

Tabel sebagai berikut.

Tabel 9. Pelaksanaan Pertemuan Pembahasan RKM I

Tujuan o Masyarakat mampu memberikan ulasan tentang

draf RKM I yang telah disusun, sehingga ada

persetujuan sebelum dikirim ke DPMU.

o Masyarakat mampu merumuskan tentang besarnya

iuran untuk operasional dan pemeliharaan sarana

air yang diputuskan secara adil, demokratis, dan

transparan.

o Masyarakat mampu menyusun aturan-aturan dan

pengorganisasian pengelolaan dalam implementasi

proyek maupun dalam operasional dan pemeliharaan.

Peserta o Peserta mewakili semua dusun/ RW

o Peserta mewakili kelompok kaya-miskin, laki-laki-

perempuan, tua-muda, serta masyarakat adat bila

Page 29: pedoman_masyarakat pamsimas

26

ada

o Peserta perempuan yang hadir minimal 30% dari

seluruh peserta pertemuan

Fasilitator TKM dan TFM

Bahan o Peta Sosial yang telah dilengkapi tentang rencana

akses masyarakat (rumah tangga) yang akan

menggunakan sarana air dan sumber air yang

digunakan, atau sarana sanitasi untuk daerah peri-

urban

o Data MPA dan PHAST dari proses “Monitoring

Keberlanjutan” tahap I dan II

o Draf Dokumen RKM I, yang mencakup :

- Rancangan rinci tentang pembangunan sarana.

- Pembiayaan yang termasuk dalam RKM I.

- Rencana kontribusi masyarakat untuk

pembangunan sarana, serta operasional dan

pemeliharaannya.

Laporan Laporan tentang pelaksanaan pertemuan ini yang

dibuat oleh TKM dan TFM harus dilengkapi dengan

notulensi pertemuan, daftar hadir, dan foto-foto.

1.8 Pengajuan, Evaluasi, dan Persetujuan RKM I

RKM I yang telah disusun di desa/ kelurahan oleh masyarakat

kemudian diajukan oleh TKM (atas nama masyarakat desa/

kelurahan) kepada DPMU untuk kemudian dievaluasi7 oleh Tim

Evaluasi RKM. Pengajuan ini dapat dilakukan setelah dilakukannya

proses verifikasi terhadap dokumen RKM oleh Process Monitoring

Consultant (PMC). Proses evaluasi RKM I secara garis besar

mencakup :

o Proses perencanaan RKM I di masyarakat

o Kelengkapan dokumen RKM I8

7 Proses evaluasi RKM dapat dilihat pada “Panduan Pelaksanaan Proyek PAMSIMAS” 8 Outline Dokumen RKM dapat dilihat pada “Format RKM I dan II”

Page 30: pedoman_masyarakat pamsimas

27

o Kualitas rancangan kegiatan dalam RKM I (sesuai dengan masing-

masing komponen proyek)

o Kewajaran harga yang diusulkan, untuk membandingkan dengan

harga dalam RKM I

o Pelaksanaan pengadaan sub kontraktor dan pemasok, untuk

melihat kompetensi perusahaan dan penawaran harga pemasok

dan/atau sub kontraktor dalam RKM I. Pengadaan Sub-kontraktor

dalam hal ini dapat dilakukan, apabila diperlukan pekerjaan-

pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh masyarakat, antara

lain i) pengeboran sumur dalam, ii) instalasi set generator

(genset) dan jaringan kelistrikan-nya, iii) instalasi pompa sumur

dalam, dan iv) pembuatan dan instalasi hydraulicram (dongki).

o Dampak lingkungan yang mungkin timbul dari pembangunan

proyek

Setelah evaluasi RKM I dilakukan, kemudian dibuat semacam Surat

Rekomendasi sebagai bahan pertimbangan DPMU untuk membuat

keputusan selanjutnya. Bila ada hal yang perlu diperbaiki pada RKM

I, maka dokumen RKM I tersebut akan dikembalikan kepada TKM

untuk diperbaiki sesuai dengan kajian yang dilakukan Tim Evaluasi.

Pada saat RKM I telah dinyatakan baik, DPMU menyiapkan surat

undangan (yang ditandatangani ketua TKK) dalam rangka

pembahasan RKM I untuk disampaikan kepada TKM, TFM, anggota

TKK, dan Konsultan Kabupaten. Dan apabila dari hasil pertemuan

(rapat kerja) ini TKK menyetujui RKM tersebut, maka TKK

mengesahkan RKM I dengan menerbitkan surat persetujuan terhadap

RKM I.

Tahap selanjutnya dari proses persetujuan RKM ini adalah

pembuatan Surat Perjanjian Kerjasama (SPK)9 yang sesungguhnya

merupakan semacam surat “kontrak” yang berkekuatan hukum

antara TKM (yang mewakili masyarakat desa/ kelurahan) dengan

DPMU (yang mewakili proyek PAMSIMAS) untuk melaksanakan

proyek di desa/ kelurahan yang bersangkutan. Dalam SPK tersebut

antara lain dijelaskan : 9 Format “Surat Perjanjian Kerjasama” dapat dilihat pada Buku Pedoman Pengelolaan Proyek PAMSIMAS

Page 31: pedoman_masyarakat pamsimas

28

- pernyataan kesepakatan kedua belah pihak untuk melaksanakan

kewajiban sesuai dengan ketentuan dalam SPK

- rincian tentang waktu pelaksanaan proyek di desa/ kelurahan

- rincian tentang total jumlah dana proyek (total dana untuk RKM

I ditambah dana 50 juta untuk RKM II), jumlah kontribusi

masyarakat, dan jadwal/ tahapan pengucuran dana yang

disepakati

- rincian tentang prosedur pengadaan (baik barang maupun jasa)

SPK tersebut menandai pula bahwa proyek PAMSIMAS secara efektif

dimulai di desa/ kelurahan yang bersangkutan.

1.9 Pencairan Dana, Proses Pembukuan, dan Pertanggungjawaban

Dana RKM

1.9.1 Pencairan Dana RKM

Dana untuk RKM dari sisi komposisi pembiayaan terdiri dari Dana

Masyarakat sebesar 20 % dan Dana Hibah Desa/ Kelurahan

sebesar 80%. Dana masyarakat merupakan penjumlahan dari

kontribusi masyarakat berbentuk uang tunai sebesar 4% dari nilai

total biaya proyek (yang diusulkan dalam RKM) dan kontribusi

berbentuk in kind (tenaga kerja, material lokal, dan sebagainya)

yang dihitung sebesar 16% dari total biaya proyek. Sedangkan

dana hibah adalah bantuan dana yang diberikan langsung kepada

masyarakat untuk membiayai kegiatan-kegiatan dalam RKM (baik

RKM I dan II) dengan komposisi 70% dari Bank Dunia dan 10%

APBD.

Secara khusus TKM diwajibkan membuka rekening atas nama

Rekening TKM PAMSIMAS Desa/ Kelurahan yang bersangkutan,

dan memberitahukan nomor rekeningnya, yang telah disetor dana

tunai sebesar 4%, kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

Satker PAMSIMAS Kabupaten.

Penyaluran dana masyarakat dilakukan dalam 3 tahap, sebagai

berikut:

Page 32: pedoman_masyarakat pamsimas

29

o Tahap ke-1 sebesar 30% (20% Bank Dunia dan 10% APBD)

pada saat dana tunai (4%) sudah diisikan dalam rekening untuk

memulai kegiatan

o Tahap ke-2 pada saat pekerjaan fisik RKM I mencapai 25%

o Tahap ke-3 pada saat pekerjaan fisik RKM I mencapai 70%,

dimana dana Tahap ke-3 akan dipergunakan untuk membiayai

kegiatan dalam RKM II

Tahapan pencairan dana RKM (baik I dan II) dilakukan seperti

pada Tabel berikut :

Tabel 10. Komposisi dan Tahap Pencairan Dana RKM

KONTRIBUSI MASYARAKAT

RKM

TAHAP PENCAIRAN

DANA TUNAI NATURA

APBD

APBN

TOTAL DANA

PROYEK DALAM

RKM

1 4% 16%* 10% 20% 50% I

2 0% 0% 0% 32% 32%

II 3 0% 0% 0% 18% 18%

TOTAL 4% 16% 10% 70% 100%

* Kontribusi natura sebesar 16% dibuat pada Tahap 1 karena asumsi bahwa kontribusi tersebut harus sudah dinyatakan siap untuk digunakan baik pada Tahap 1, 2, dan 3.

Untuk penyaluran dana kepada masyarakat, Pejabat Pembuat

Komitmen (PPK) PAMSIMAS di tingkat Kabupaten mengajukan

Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada Kepala

Satuan Kerja (Satker) sebagai Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa

PA dilengkapi dengan :

a. Dokumen Kontrak/ SPK asli yang mencantumkan nomor

rekening masyarakat;

b. Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau Berita Acara

Penyelesaian Pekerjaan (untuk pekerjaan yang belum selesai

100%);

c. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (untuk pekerjaan yang

telah selesai 100%);

Page 33: pedoman_masyarakat pamsimas

30

d. Berita Acara Pembayaran;

e. Kuitansi yang disetujui oleh PA/ Kuasa PA/ Pejabat yang

ditunjuk;

f. Ringkasan kontrak;

g. Bukti setoran awal di Rekening Masyarakat.

Informasi yang terdapat dalam SPP-LS sekurang-kurangnya

memuat: (a) Nomor dan Tanggal DIPA yang dibebankan, (b)

Nomor dan Tanggal Kontrak, (c) Jenis/lingkup pekerjaan, (d)

Jadwal penyelesaian pekerjaan, (e) Nilai pembayaran yang

diminta, (f) Identitas penerima pembayaran (Nama

orang/perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama Bank),

serta (g) tanggal dan jatuh tempo pembayaran.

Untuk pencairan Lump Sum selain dana kepada masyarakat desa/

kelurahan, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) PAMSIMAS di

tingkat Propinsi dan Kabupaten mengajukan Surat Perintah

Pembayaran Langsung (SPP-LS) kepada Kepala Satuan Kerja

(Satker) sebagai Pengguna Anggaran (PA)/ Kuasa PA dilengkapi

dengan :

a. Dokumen Kontrak/ SPK asli yang mencantumkan nomor

rekening rekanan;

b. Surat Pernyataan PA/ Kuasa PA mengenai penatapan rekanan;

c. Berita Acara Pemeriksaan Hasil Pekerjaan atau Berita Acara

Penyelesaian Pekerjaan (untuk pekerjaan yang telah selesai

100%);

d. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (untuk pekerjaan yang

telah selesai 100%);

e. Berita Acara Pembayaran;

f. Kuitansi yang disetujui oleh PA/ Kuasa PA/ Pejabat yang

ditunjuk;

g. Ringkasan kontrak.

Informasi yang terdapat dalam SPP-LS sekurang-kurangnya

memuat: (a) Nomor dan Tanggal DIPA yang dibebankan, (b)

Nomor dan Tanggal Kontrak, (c) Jenis/ lingkup pekerjaan, (d)

Jadwal penyelesaian pekerjaan, (e) Nilai pembayaran yang

Page 34: pedoman_masyarakat pamsimas

31

diminta, (f) Identitas penerima pembayaran (Nama orang/

perusahaan, alamat, nomor rekening dan nama Bank), serta (g)

tanggal dan jatuh tempo pembayaran.

PA/ Kuasa PA melakukan pencatatan penerimaan SPP-LS dalam

buku pengawasan peneriaan SPP-LS dan menyerahkan tanda

terima SPP-LS serta melakukan pemeriksanaan terhadap :

a. kelengkapan berkas SPP-LS

b. keabsahan dokumen pendukung SPP-LS

c. ketersediaan pagu anggaran dalam DIPA untuk memperoleh

keyakinan bahwa tagihan tidak melampaui batas pagu

anggaran

d. pencapaian tujuan/ sasaran kegiatan sesuai dengan spesifikasi

teknis yang telah ditetapkan dalam kontrak

e. kebenaran atas hak tagih, yang menyangkut pihak yang

ditunjuk untuk menerima pembayaran, nilai tagihan yang

harus dibayar (prestasi kerja yang harus dibayar sesuai

dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak),

jadwal waktu pembayaran (yang tercantum dalam DIPA dan

spesifikasi teknis dalam kontrak)

PA/ Kuasa PA menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM)

rangkap 3 (tiga) yang dilaksanakan oleh Pejabat Penanda Tangan

SPM dimana :

a. lembar kesatu dan kedua disampaikan kepada KPPN

Pembayar, dan

b. lembar ketiga sebagai pada kantor satuan kerja yang

bersangkutan.

KPPN menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang

ditujukan kepada kantor cabang Bank Indonesia/ Bank

Pemerintah yang telah ditunjuk. Penerbitan SP2D paling lambat

dalam waktu 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya SPM secara

lengkap. Apabila berkas SPM tidak memenuhi persyaratan,

pengembalian SPM dilakukan paling lambat 1 (satu) hari kerja

sejak diterimanya SPM.

Page 35: pedoman_masyarakat pamsimas

32

Bank Indonesia/ Bank Pemerintah yang telah ditunjuk akan

mendebet dana pinjaman luar negeri dari Rekening Khusus dan

memasukkannya ke rekening TKM. Setelah TKM menerima

pencairan Tahap ke-1, saat itu pula harus menyelenggarakan

pencatatan/ pembukuan sesuai pedoman pembukuan TKM.

1.9.2 Proses Pembukuan Dana RKM

Proses pembukuan dana RKM oleh TKM menggunakan dua

kelompok pembukuan, yaitu Buku Inti dan Buku Pendukung.

Buku Inti terdiri atas:

a. Buku Kas dan Bank

Buku Kas merupakan buku yang diisi berdasarkan

pencatatan semua transaksi yang melalui kas TKM yang

dilakukan dengan menggunakan uang tunai. Buku kas

dapat dipergunakan untuk mengetahui posisi saldo TKM.

Sedangkan Buku Bank merupakan buku yang diisi

berdasarkan transaksi-transaksi yang dilakukan melalui

Bank (bukan tunai), misalnya pembayaran yang dilakukan

dengan Cek/ Bilyet Giro dan lain-lain.

b. Buku Besar

Buku Besar merupakan buku yang diisi berdasarkan

pencatatan atas semua transaksi yang terjadi setiap hari

baik transaksi tunai maupun transaksi melalui bank.

Sedangkan Buku Pendukung merupakan buku yang dibuat

untuk membantu pencatatan transaksi di luar transaksi Kas

dan Bank. Buku Pendukung terdiri atas dua buku, yaitu:

a. Buku Laporan Harian Fisik

Buku yang diisi berdasarkan pencatatan atas biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh TKM dalam melaksanakan kegiatan

pembangunan fisik.

b. Buku Biaya lain-lain

Buku yang diisi berdasarkan pencatatan atas biaya-biaya

yang dikeluarkan oleh TKM dalam melaksanakan

kegiatannya di luar kegiatan pembangunan fisik.

1.9.3 Pertanggungjawaban Dana RKM

Page 36: pedoman_masyarakat pamsimas

33

Secara administrasi, pertanggungjawaban pengelolaan Dana

Hibah Desa/ Kelurahan oleh TKM dilakukan secara periodik

dibawah bimbingan TFM yang mencakup:

a. Laporan pengelolaan keuangan kepada masyarakat dan

pengelola proyek (DPMU) secara periodik.

b. Laporan pembangunan fisik (sarana air minum dan sarana

sanitasi di sekolah), kegiatan pelatihan masyarakat, dan

program kesehatan kepada masyarakat dan pengelola proyek

(DPMU) secara periodik.

Laporan di atas disampaikan melalui suatu pertemuan di tingkat

desa/ kelurahan yang bertujuan untuk mempertanggungjawabkan

penggunaan dana RKM untuk kegiatan-kegiatan proyek, dimana

TKM dengan dibantu oleh TFM menjadi penyelenggara pertemuan

ini dan mengundang pemerintah desa/ kelurahan, perwakilan

seluruh anggota masyarakat, dan DPMU. Pertemuan ini dilakukan

setelah penggunaan dana suatu tahap selesai dan akan

mengajukan dana tahap berikutnya.

Mekanisme pertanggungjawaban dana ini dilakukan untuk

mendukung transparansi pelaksanaan proyek di masyarakat,

dimana penyelenggaraan kegiatan dilakukan secara terbuka dan

diketahui oleh seluruh unsur masyarakat. Di samping melalui

pertemuan masyarakat, hal tersebut harus didukung pula dengan

menyediakan media komunikasi dan informasi yang akurat dan

mudah diakses oleh masyarakat, seperti menyediakan Papan

Informasi.

2. PELAKSANAAN COMMUNITY LED TOTAL SANITATION (CLTS)

Fasilitator Masyarakat yang telah terlatih tentang CLTS10 melaksanakan

kegiatan ini dengan masyarakat untuk merubah perilaku hidup bersih dan

sehat, antara lain yaitu :

- Buang air besar pada tempatnya

- Membuang kotoran bayi/ balita pada tempatnya

10 Rincian tentang CLTS dapat dilihat pada Fieldbook CLTS

Page 37: pedoman_masyarakat pamsimas

34

- Mencuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, membersihkan

kotoran bayi dan sebelum makan

Pada tahap awal pelaksanaan CLTS, masyarakat diberdayakan dalam

merencanakan, membuat aturan, dan mencari sumberdaya untuk

mencapai kondisi bebas 100% dari praktek buang air besar di sembarang

tempat, sehingga setiap rumah tangga dapat mengambil keputusan

sendiri untuk menentukan jenis jamban (baik pribadi maupun komunal)

yang akan mereka bangun. Dimana Pelaksanaannya sudah bisa dimulai

saat RKM I telah diajukan dan menunggu persetujuan dari TKK/ DPMU.

Fasilitator Masyarakat (dalam hal ini bisa juga dibantu oleh sanitarian,

petugas PMD Kecamatan, dan lain-lain) beserta TKM dapat bekerjasama

dengan natural leader yang ada di desa dalam melaksanakan CLTS. Hal

ini disebabkan natural leader biasanya muncul dari pelaksananaan

pendekatan CLTS, dan mereka dapat memainkan peranan penting dalam

replikasi dan penyebaran CLTS. Para natural leader tersebut diharapkan

mampu menggerakkan masyarakat untuk menyatukan sumberdaya yang

dimiliki untuk mencapai suatu kondisi dimana akses terhadap sarana

sanitasi telah menyeluruh, kemudian mendeklarasikan bahwa desa

mereka adalah desa yang telah bebas dari praktek buang air besar di

sembarang tempat.

Setelah kegiatan pemicuan ini dilakukan, masyarakat dibantu oleh TFM

melakukan monitoring terhadap kegiatan yang sedang dilaksanakan

dengan menggunakan metode partisipatif yang melibatkan seluruh

masyarakat, sehingga kondisi dimana akses terhadap sarana sanitasi

yang menyeluruh dapat dicapai oleh desa yang bersangkutan. Pada

awalnya monitoring dapat dilakukan secara harian untuk melihat

perkembangan pencapaian kondisi bebas 100% dari praktek buang air

besar di sembarang tempat, dimana hal ini juga bisa memberikan

rekomendasi apakah “pemicuan” harus dilakukan kembali. Temuan-

temuan penting dari pelaksanaan CLTS yang berkaitan dengan perilaku

masyarakat dalam hal kesehatan dan kebersihan, atau dalam hal ini

praktek buang air besar dan cuci tangan akan dijadikan masukan pada

proses perencanaan RKM II.

Page 38: pedoman_masyarakat pamsimas

35

3. IMPLEMENTASI RKM I

3.1 Pelaksanaan Pelatihan di Tingkat Masyarakat

Untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melaksanakan

kegiatan proyek dapat dicapai melalui pelaksanaan pelatihan yang

dilakukan oleh TFM, konsultan kabupaten, maupun pihak lain bila

dibutuhkan. Pelatihan untuk tahap pelaksanaan konstruksi air minum

untuk daerah perdesaan atau sanitasi untuk daerah peri-urban yang

diperlukan harus sesuai dengan kebutuhan TKM dan masyarakat, agar

mampu dan terampil dalam melakukan kegiatan yang tertuang di

dalam RKM I.

Materi pelatihan untuk masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan

RKM I antara lain adalah :

o Pengadaan barang dan jasa untuk pekerjaan konstruksi

o Konstruksi sarana air minum/ sanitasi

o Pembukuan dan pengelolaan keuangan proyek

o Pemberdayaan masyarakat/ kesetaraan gender

o Community Led Total Sanitation (CLTS)

Kegiatan pelatihan ini menitikberatkan pada peningkatan pengetahuan

masyarakat tentang hal-hal yang berkaitan dengan perencanaan

pembangunan sarana. Sementara ketrampilan masyarakat akan lebih

ditingkatkan pada saat pelaksanaan pembangunan konstruksi sarana

melalui kegiatan on the job training, dimana TFM mendampingi

sekaligus melatih masyarakat agar mampu secara swadaya

membangun sarananya. Usaha lain untuk meningkatkan kapasitas

masyarakat dapat dilakukan dengan cara pendampingan secara terus

menerus oleh TFM selama proses pelaksanaan proyek.

3.2 Pelaksanaan Konstruksi Sarana Air Minum di Masyarakat dan

Sekolah

3.2.1 Persiapan Konstruksi Sarana Air Minum di Masyarakat dan

Sekolah

Pelaksanaan konstruksi dilaksanakan setelah pencairan dana dari

RKM I dan setelah dilaksanakan pelatihan bagi TKM dan

Page 39: pedoman_masyarakat pamsimas

36

masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan

konstruksi. Sebelum dilaksanakan pembangunan maka TKM dan

TFM perlu melakukan dulu persiapan yang meliputi antara lain :

1. Memeriksa kembali atau bila perlu merubah Jadwal

Pelaksanaan Konstruksi Sarana yang telah disusun di dalam

RKM I sebelumnya dengan kondisi terkini.

2. Memeriksa kembali terhadap saldo rekening TKM, untuk

memastikan bahwa kontribusi masyarakat berupa uang tunai

di rekening TKM yaitu minimal sebesar 4% dari kebutuhan

dana RKM I telah terkumpul.

3. Memeriksa dan mempersiapkan kontribusi masyarakat berupa

tenaga dan material (natura) yaitu minimal sebesar 16% dari

kebutuhan dana RKM I telah siap/ tersedia.

Pembangunan konstruksi sarana oleh masyarakat memanfaatkan

organisasi dan sumberdaya yang telah ditentukan sebelumnya,

yaitu TKM dan kontribusi masyarakat baik dalam bentuk uang

tunai maupun natura (tenaga kerja, material lokal, dan

sebagainya), serta melalui sumber pendanaan dari Rekening TKM

dimana penggunaannya dibukukan sesuai aturan yang ada. Pada

tahap ini TFM berkewajiban untuk mendampingi, memberikan

bimbingan teknis dan persetujuan terhadap kegiatan yang telah

dan sedang dilaksanakan.

Pelatihan agar masyarakat mampu dan terampil pada tahap

pelaksanaan pembangunan ini diperlukan sesuai dengan

kebutuhan TKM dan masyarakat. Sistem pelatihan yang sebaiknya

digunakan pada tahap ini adalah pelatihan sambil bekerja (on the

job training), yang bertujuan agar materi pelatihan lebih mudah

untuk diserap oleh masyarakat.

Pelatihan sambil bekerja (on the job training) tentang konstruksi

sarana air disesuaikan dengan kebutuhan TKM dan masyarakat,

dimana pelatihan ini dilakukan oleh Konsultan Kabupaten dan TFM

dan mencakup antara lain :

o Cara-cara membuat dan membaca gambar teknis

Page 40: pedoman_masyarakat pamsimas

37

o Pengetahuan tentang spesifikasi teknis dan batasan-

batasannya

o Tata cara pengawasan pekerjaan (quality control) dan

perhitungan kemajuan pembangunan fisik

o Administrasi dan keuangan pelaksanaan pembangunan (serta

akuntabilitas dan transparansi)

3.2.2 Pelaksanaan Konstruksi Sarana Air di Masyarakat dan Sekolah

TKM dan masyarakat dengan dukungan TFM, secara terus

menerus melakukan monitoring kemajuan pembangunan selama

pelaksanaan pekerjaan konstruksi, seperti pengadaan material/

bahan, kualitas pekerjaan, administrasi keuangan, dan

sebagainya, sehingga dapat segera diambil langkah-langkah bila

terjadi penyimpangan.

Kualitas pelaksanaan pekerjaan konstruksi merupakan salah satu

faktor yang akan menentukan kesinambungan dari sarana yang

telah dibangun, oleh karena itu pengendalian kualitas pekerjaan

merupakan fokus utama dalam pelaksanaan pembangunan

konstruksi sarana air bukannya pencapaian kuantitas atau

kemajuan fisik saja. Hal ini disebabkan pelaksana pembangunan

ini adalah masyarakat yang relatif kurang terampil dan dikelola

oleh TKM yang kemungkinan besar baru pertama kali mengelola

pelaksanaan konstruksi, sehingga untuk tetap menjaga kualitas

pelaksanaannya peran Konsultan Kabupaten dan TFM dalam

melakukan dukungan teknis, supervisi, dan pendampingan

terhadap masyarakat menjadi sangat penting.

3.2.3 Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa untuk Konstruksi

Sarana Air di Masyarakat dan Sekolah

Proses pelaksanaan kegiatan pembangunan konstruksi sarana air/

sanitasi semaksimal mungkin dapat dilaksanakan secara mandiri

oleh masyarakat sendiri. Untuk kegiatan yang memerlukan

keahlian dan atau peralatan khusus yang tidak dapat dilakukan

sendiri oleh masyarakat, dapat di-pihak ketiga-kan. Proses

Page 41: pedoman_masyarakat pamsimas

38

pengadaan yang melibatkan pihak ketiga ini harus sesuai dengan

Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Bank Dunia.

Proses Pengadaan Barang dan Jasa tersebut dimulai dengan

mengumumkan rencana pengadaan barang dan jasa kepada

seluruh masyarakat dan pihak lain yang dipasang di papan

pengumuman di tempat-tempat umum oleh TKM selaku Panitia

Pengadaan. Pengumuman tersebut antara lain menjelaskan

tentang barang/ peralatan yang ingin diadakan seperti jenis,

kualitas, volume/ kuantitas, tempat dan jadwal pengirimannya.

Untuk pengadaan barang, material, dan peralatan bernilai

dibawah Rp. 15 juta harus mendapat penawaran dari 3 supplier

berbeda dengan kualitas yang sama dan harus memilih harga

yang termurah. Daftar barang dan peralatan yang ditawarkan

tersebut harus ditandatangani dan di cap oleh supplier.

Sedangkan untuk pengadaan barang dan peralatan bernilai lebih

dari Rp. 15 juta diperlukan proses pelelangan. TKM harus

melakukan survei awal terhadap supplier yang memiliki

pengalaman dalam pengadaan barang yang diinginkan dengan

mengumpulkan informasi tentang harga satuan dan sebagainya.

Untuk menjamin adanya keterbukaan maka proses lelang ini bisa

dilakukan dengan melibatkan masyarakat desa/ kelurahan,

dimana dari (minimal) 3 dokumen peserta lelang tentang

penawarannya yang telah dikirim dalam amplop tertutup

kemudian dibuka satu persatu di depan warga desa/ kelurahan.

Bila ada kecurigaan dalam proses lelang, maka harus segera

dilakukan klarifikasi. Pada saat ini, masyarakat desa/ kelurahan

memilih pemenang lelang dan TKM kemudian akan menyerahkan

kontrak dalam bentuk kesepakatan atas kualitas material, waktu

pengiriman, harga satuan dan besarnya. Pengadaan barang ini

secara rinci harus dibuat dalam suatu perjanjian resmi yang akan

menjadi dasar bagi setiap kegiatan pengadaan barang.

Sementara untuk pengadaan jasa maka dipersyaratkan untuk

mengkontrak sub kontraktor pekerjaan sipil atau pemberi jasa

Page 42: pedoman_masyarakat pamsimas

39

yang terdekat11. Dimana TKM harus mengumpulkan informasi

sehubungan dengan keahlian atau kinerja pekerjaan kontraktor

atau pemberi jasa untuk menghindari pengeluaran banyak uang

untuk hasil yang kurang produktif. Pengadaan jasa ini juga

dilakukan melalui proses yang kurang lebih sama dengan

pengadaan barang.

Untuk melihat kesesuaian antara rencana konstruksi sarana air dan

kegiatan lain dalam RKM dengan realisasi kegiatannya maka dilakukan

Monitoring Keberlanjutan Tahap III dengan menggunakan MPA dan

PHAST, yang dilakukan oleh masyarakat dibantu TFM.

4. PROSES PENYUSUNAN RKM II

Proses penyusunan RKM II sudah dapat dimulai pada saat pembangunan

fisik mencapai 50% atau setelah pencairan dana tahap kedua akan

dikucurkan. Hal ini dikarenakan pencairan dana tahap ketiga proyek

(setelah pembangunan fisik dianggap 100% selesai) adalah untuk

membiayai kegiatan-kegiatan dalam RKM II. Adapun proses penyusunan

RKM II diuraikan sebagai berikut.

4.1 Pertemuan Perencanaan Kegiatan dalam RKM II

4.1.1Kegiatan Perilaku Hidup Sehat/ Higienis (PHS) di masyarakat

dan sekolah

Hasil tool PHAST (Alur Penularan Penyakit dan Penghambatnya)

dan temuan-temuan yang diperoleh dari kegiatan CLTS yang

telah dilakukan dapat mengetahui berbagai perilaku tidak sehat

yang masih terjadi di masyarakat, sehingga kemudian dapat

didiskusikan oleh masyarakat dengan difasilitasi TFM cara untuk

merubah dan meningkatkannya. Usaha-usaha untuk

meningkatkan perilaku tersebut dituangkan dalam bentuk

kegiatan-kegiatan peningkatan PHS yang akan dimasukkan ke

11 Pengadaan Sub-kontraktor dalam hal ini dapat dilakukan, apabila diperlukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain i) pengeboran sumur dalam, ii) instalasi set generator (genset) dan jaringan kelistrikan-nya, iii) instalasi pompa sumur dalam, dan iv) pembuatan dan instalasi hydraulicram (dongki).

Page 43: pedoman_masyarakat pamsimas

40

dalam RKM II. Salah satu bentuk kegiatan yang harus ada

dalam peningkatan PHS ini adalah praktek cuci tangan.

4.1.2 Kegiatan Pelatihan tentang Perilaku Hidup Sehat/ Higienis (PHS)

Setelah masyarakat memutuskan kegiatan peningkatan PHS,

maka dirancang rencana pelatihan untuk menunjang

pelaksanaan kegiatan tersebut baik di sekolah maupun di

masyarakat. Sehingga masyarakat dengan bantuan TFM

mendiskusikan jenis pelatihan yang dibutuhkan oleh guru,

tenaga kesehatan, dan unit kesehatan TKM sebagai pelaksana

kegiatan usaha peningkatan PHS.

4.1.3 Jenis Sarana Sanitasi di Sekolah

Pada pertemuan ini juga disepakati dengan pihak sekolah dan

masyarakat tentang jenis dan jumlah sarana sanitasi yang akan

dibangun di sekolah.

4.1.4 Kegiatan Pelatihan Pelatihan Penguatan Badan Pengelola

RKM II juga akan mendanai pelatihan bagi Badan Pengelola

sebagai suatu organisasi yang akan menjaga keberlanjutan

sarana dan melanjutkan program kesehatan pada tahap pasca

proyek. Untuk itu perlu dirancang suatu kegiatan pelatihan

untuk memperkuat Badan Pengelola dalam melaksanakan tugas

dan tanggungjawabnya.

Adapun topik pelatihan yang dapat dijadikan pilihan kegiatan

pelatihan bagi Badan Pengelola antara lain adalah :

• Peningkatan kapasitas individu dan institusi

- Manajemen konflik

- Kepemimpinan dalam organisasi

- Manajemen keuangan untuk operasional dan

pemeliharaan

• Peningkatan sarana air

- Pelestarian sumber air

- Pengembangan sarana air

- Penentuan biaya dan iuran air

• Peningkatan sarana sanitasi

Page 44: pedoman_masyarakat pamsimas

41

- Pelatihan pembuatan jamban yang sesuai dengan opsi

sarana sanitasi setempat

• Peningkatan kesehatan masyarakat

- Kebersihan diri (personal hygiene)

- Pencegahan penyakit-penyakit berbasis air dan

lingkungan (disamping diare)

• Pelatihan lainnya

- Usaha-usaha ekonomi produktif berbasis air

- Monitoring Keberlanjutan

4.2 Penyusunan RKM II

Setelah masyarakat memutuskan kegiatan PHS di masyarakat dan

sekolah, kegiatan pelatihan tentang PHS bagi pelaksana kegiatan PHS

masyarakat dan sekolah, kegiatan pembangunan sarana sanitasi di

sekolah, serta pelatihan penguatan Badan Pengelola, maka TKM

bersama-sama dengan masyarakat dan dibantu oleh fasilitator

berkewajiban menyusun RKM II. Proses ini kurang lebih sama dengan

proses penyusunan RKM I.

4.3 Pertemuan Pembahasan RKM II

Sama halnya dengan pertemuan pembahasan RKM I, pertemuan

pembahasan RKM II juga dilakukan agar masyarakat bisa memberikan

ulasan tentang draf RKM II yang telah disusun oleh TKM bersama

perwakilan masyarakat, sehingga ada perbaikan sebelum dikirim

kepada DPMU. Proses ini kurang lebih sama dengan proses

pembahasan RKM I.

4.4 Pengajuan, Evaluasi, dan Persetujuan RKM II

RKM II yang telah disusun di desa/ kelurahan oleh masyarakat

diajukan ke DPMU untuk dievaluasi. Apabila RKM II dinyatakan layak

dan bisa dilaksanakan, dana proyek kemudian dikucurkan langsung

kepada rekening TKM. Proses ini kurang lebih sama dengan proses

pengajuan dan evaluasi RKM I, sedangkan untuk persetujuan RKM II

cukup dilakukan oleh DPMU dengan melihat pada kegiatan-kegiatan

yang diusulkan untuk didanai oleh RKM II (sebesar Rp. 50 juta). Hal ini

Page 45: pedoman_masyarakat pamsimas

42

disebabkan karena dana RKM II tersebut telah disetujui oleh TKK

(pada proses persetujuan RKM I) untuk dikucurkan setelah kegiatan

RKM I selesai dilaksanakan.

5. IMPLEMENTASI RKM II

5.1 Pelatihan Tentang Perilaku Hidup Sehat (PHS)

Sebelum program PHS diimplementasikan maka dilakukan terlebih

dahulu pelatihan untuk guru, tenaga kesehatan, dan unit kesehatan

dalam TKM. Pelatihan ini dilakukan oleh TFM dan dibantu oleh nara

sumber dari berbagai pihak yang terkait, dimana kegiatan ini bertujuan

untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan guru, tenaga

kesehatan, dan unit kesehatan tentang hal-hal yang berkaitan dengan

kegiatan peningkatan PHS.

5.2 Pelaksanaan Kegiatan PHS di Masyarakat dan Sekolah

5.2.1 Kegiatan PHS di Masyarakat

Pelaksanaan kegiatan peningkatan PHS di masyarakat

dikoordinir oleh TKM dengan dibantu TFM, dimana pelaksanaan

kegiatan PHS dilakukan oleh individu atau lembaga terkait baik

di dalam maupun dari luar desa. Pelaksanaan kegiatan ini

menggunakan metode partisipatori sesuai dengan kegiatan

yang diusulkan dalam RKM II. Materi kegiatan ini dapat

dikembangkan oleh TFM bekerjasama dengan lintas program.

5.2.2 Kegiatan PHS di Sekolah

Pelaksanaan Kegiatan Peningkatan PHS di sekolah harus saling

mengisi dengan usaha kesehatan di masyarakat, dimana

kegiatan ini dilaksanakan oleh guru sekolah dibantu oleh TFM

dan tenaga kesehatan. Materi kegiatan ini dapat

dikembangkan oleh TFM bekerjasama dengan lintas program.

5.3 Pembangunan Sarana Sanitasi untuk Sekolah

Pelaksanaan konstruksi sarana sanitasi sekolah dilaksanakan setelah

pencairan dana dari RKM II, dan setelah dilaksanakan pelatihan bagi

TKM dan masyarakat yang berkaitan dengan pelaksanaan

Page 46: pedoman_masyarakat pamsimas

43

pembangunan konstruksi sarana sanitasi. Pada tahap ini TFM

mendampingi, memberikan bimbingan teknis dan persetujuan

terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Sarana sanitasi di sekolah

sebaiknya mempertimbangkan tipe jamban yang memenuhi syarat

kesehatan dan jumlahnya cukup untuk siswa dan guru sesuai dengan

standar yang ada di Departemen Pendidikan Nasional.

5.4 Penyiapan TKM sebagai Badan Pengelola

Pada tahap implementasi RKM II ini juga dipersiapkan perubahan

tugas dan tanggung jawab TKM yang tadinya sebagai organisasi

pelaksana proyek menjadi suatu organisasi yang akan mengoperasikan

dan memelihara sarana yang telah terbangun, serta sebagai pihak

yang akan melanjutkan usaha-usaha peningkatan kesehatan di

masyarakat. Seperti halnya pada TKM, bentuk organisasi Badan

Pengelola dapat pula disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat

(apabila ingin berbeda dengan TKM), namun tetap harus

mengakomodasi hal-hal yang bisa menunjang kesinambungan proyek.

Pada saat ini juga disiapkan pula surat keputusan tentang

pengangkatan Badan Pengelola yang ditandatangani oleh Kepala Desa/

Lurah.

Secara umum tugas dan tanggungjawab dari Badan Pengelola adalah

sebagai berikut :

1. Merealisasikan kegiatan yang tertuang dalam RKM yang berkaitan

dengan tahap pasca konstruksi.

2. Mengelola pemakaian air sesuai kesepakatan masyarakat.

3. Menetapkan penentuan tarif/ iuran air untuk pengoperasian dan

pemeliharaan sesuai dengan kesepakatan masyarakat.

4. Menghimpun dan mengadministrasikan iuran untuk pengoperasian

dan pemeliharaan sarana air.

5. Mengorganisir masyarakat untuk pemeliharaan dan perbaikan

sarana.

6. Mengorganisasi kegiatan pelestarian sumber air, termasuk

meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kelestarian

sumber air.

Page 47: pedoman_masyarakat pamsimas

44

7. Mengidentifikasi cara-cara untuk meningkatkan pendanaan atau

pengembangan sarana di masa datang.

8. Mengorganisir kegiatan peningkatan Perilaku Hidup Sehat di

masyarakat dan sekolah.

9. Menyelenggarakan administrasi organisasi dan administrasi

keuangan pengelolaan sarana air.

10. Menyelenggarakan rapat, menyusun pelaporan, dan

pertanggungjawaban pengurus Badan Pengelola dalam rangka

menunjang akuntabilitas dan transparansi.

11. Mengkoordinasi monitoring terhadap peningkatan dalam

penggunaan dan keberfungsian sarana air dan sanitasi yang telah

dibangun, serta mengidentifikasi resiko yang berkaitan dengan

keberlanjutan sarana.

12. Mengembangkan jaringan kerja dengan pihak-pihak lain (baik

pemerintah maupun swasta) untuk peningkatan kapasitas

masyarakat dan kelembagaan, peningkatan kesehatan, serta

keberlanjutan sarana yang telah terbangun.

5.5 Pelaksanaan Pelatihan Penguatan Badan Pengelola

Peningkatan kapasitas bagi TKM sebagai Badan Pengelola sangat

diperlukan dalam rangka menjamin terwujudnya kesinambungan

proyek. Untuk itu TFM dan individu atau lembaga terkait baik dari

dalam maupun luar desa/ kelurahan perlu terlibat dalam pelatihan

untuk penguatan Badan Pengelola tersebut.

D. TAHAP PASCA PROYEK : PENGELOLAAN SARANA AIR MINUM,

SANITASI DAN PROGRAM KESEHATAN OLEH MASYARAKAT

1. Pertanggungjawaban pelaksanaan RKM

Pertanggungjawaban ini adalah pertanggungjawaban akhir dari TKM

terhadap pelaksanaan kegiatan-kegiatan dalam RKM dan penggunaan

dananya. Untuk itu TKM (dibantu aparat desa) harus mengundang

masyarakat dalam rangka penyampaian pertanggungjawaban tersebut.

Di samping Laporan pelaksanaan kegiatan RKM, TKM juga harus

membuat Laporan Pertanggungjawaban Dana yang dilengkapi dengan

Page 48: pedoman_masyarakat pamsimas

45

surat Berita Acara Pertanggungjawaban Dana (Format terlampir pada

Lampiran 16) yang ditandatangani oleh Ketua TKM dan Konsultan

Kabupaten. Laporan ini kemudian disampaikan kepada DPMU dan TKK,

sebagai laporan akhir mengenai penggunaan dana pada keseluruhan

dana RKM.

2. Serah Terima Pengelolaan Aset

Setelah TKM melakukan pertemuan pertanggungjawaban pelaksanaan

RKM, dimana pembangunan sarana (baik air maupun sanitasi) dan

pelaksanaan program lain dalam RKM sudah selesai dan dinyatakan

layak dimanfaatkan untuk masyarakat oleh TKK dan DPMU, maka

dibuat Surat Pernyataan Penyelesaian Pelaksanaan Pekerjaan (SP4).

SP4 tersebut ditandatangani oleh Ketua DPMU dan Ketua TKM.

Kemudian PMU Kabupaten melaporkannya kepada Bupati

(ditembuskan kepada Tim Koordinasi Kabupaten) berkaitan dengan

penyelesaian pekerjaan proyek.

Setelah itu, Bupati secara resmi menyerahkan sarana yang telah

dibangun kepada masyarakat sebagai aset masyarakat dengan

membuat surat Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Sarana (Format

terlampir pada Lampiran 18). Untuk selanjutnya masyarakat

mengoperasikan dan memelihara sarana yang telah terbangun, serta

meneruskan kegiatan peningkatan Perilaku Hidup Sehat/ Higienis

(PHS) baik di masyarakat dan di sekolah. Pada tahap ini, meskipun

proyek di suatu lokasi sudah dianggap selesai namun masih tetap

diperlukan pembinaan kepada masyarakat untuk menjamin

keberlanjutan proyek. Untuk itu, TKK dan DPMU, melalui Pokja

Kecamatan dan TFM masih perlu mendampingi masyarakat dalam

melakukan pengelolaan sarana dan melanjutkan kegiatan-kegiatan

lainnya.

3. Pengelolaan Kegiatan Pasca Proyek oleh Masyarakat

Kegiatan pada tahap pasca proyek untuk konstruksi (sarana air minum

atau sanitasi) adalah pengelolaan dan pemeliharaan sarana yang telah

dibangun melalui proyek, disamping berlanjutnya program kesehatan

oleh masyarakat, seperti pencapaian akses 100% masyarakat

Page 49: pedoman_masyarakat pamsimas

46

terhadap sarana sanitasi yang aman dan terbebas dari praktek buang

air besar di tempat terbuka, dan praktek cuci tangan.

Pada tahap ini, berfungsinya Badan Pengelola untuk operasional dan

pemeliharaan menjadi penting peranannya untuk keberlanjutan proyek

sarana air dan sanitasi. Badan Pengelola berfungsi setelah surat

keputusan dari Pemerintah Desa/ Kelurahan (yang ditandatangani oleh

Kepala Desa/ Lurah), sehingga SK Bupati untuk TKM tidak lagi berlaku.

Badan Pengelola juga sudah harus memiliki aturan-aturan organisasi

dan operasional sarana. Aturan tersebut disusun dan diputuskan

bersama-sama secara musyawarah antar anggota Badan Pengelola

dengan masyarakat agar semua pihak dapat mengetahui dan

mematuhinya.

Peningkatan kapasitas bagi Badan Pengelola pada tahap pasca proyek

tetap dibutuhkan mengingat perannya terhadap keberlanjutan proyek.

Sehingga pelatihan lanjutan untuk memperkuat kapasitas mereka

masih perlu diberikan dan tentunya disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat. Di samping pelatihan, penguatan kapasitas Badan

Pengelola juga bisa dicapai dengan peningkatan jaringan kerja bagi

Badan Pengelola, karena pada Tahap pasca proyek ini TFM sudah tidak

lagi berada di desa/ kelurahan yang bersangkutan secara intensif

seperti pada saat perencanaan dan implementasi proyek. Hal ini antara

lain dapat dicapai dengan :

o mendorong pembentukan kelembagaan lintas desa/ kelurahan,

yang berbentuk aliansi kerja dari beberapa Badan Pengelola di

tingkat Kabupaten (atau bahkan propinsi). Hal ini dapat difasilitasi

oleh DPMU, dimana lembaga lintas desa/ kelurahan dibentuk

berdasarkan kesepakatan antar desa/ kelurahan dengan struktur

organisasi dan mekanisme pembentukan yang sesuai kebutuhan

semua desa/ kelurahan.

o mendorong pembuatan jaringan bagi Badan pengelola dengan

seluruh stakeholder proyek PAMSIMAS, dimana hal ini bisa

ditempuh dengan cara DPMU memfasilitasi Badan Pengelola agar

memperoleh akses terhadap berbagai pihak untuk tetap

Page 50: pedoman_masyarakat pamsimas

47

mendukung programnya meskipun proyek PAMSIMAS sudah

selesai.

o mendorong pembentukan jaringan kerja bagi Badan Pengelola

dengan pihak-pihak lain di luar proyek, sebagai contoh LSM lokal

untuk mendukung kegiatan dan meningkatkan kapasitasnya. Hal ini

dapat dilakukan dengan cara DPMU menciptakan akses Badan

Pengelola dengan LSM yang mempunyai visi dan misi yang sama

dengan PAMSIMAS.

Sedangkan untuk membiayai operasional dan pemeliharaan sarana yang

telah dibangun maka dibutuhkan dana yang bersumber dari masyarakat

dalam bentuk iuran, dimana iuran air seharusnya dihitung berdasarkan

kebutuhan operasional dan pemeliharaan sarana, serta rencana

pengembangan sarana di masa datang. Mekanisme pendanaan sarana ini

seperti halnya proses di masyarakat lainnya ditentukan pula melalui

keputusan bersama. Sehingga secara singkat dapat dikatakan bahwa

keterlibatan masyarakat (baik laki-laki dan perempuan, kaya atau miskin)

dalam operasional dan pemeliharaan sangat diperlukan untuk

keberlanjutan sarana.

Setelah 1 tahun konstruksi air selesai dibangun dan dimanfaatkan oleh

masyarakat, Monitoring Keberlanjutan Tahap IV dilakukan untuk

mengetahui bagaimana dampak dari kegiatan yang dilakukan oleh TKM

dan masyarakat melalui RKM, berkaitan dengan sarana yang telah

dibangun dan promosi kesehatan (bebas dari praktek buang air besar

sembarangan, cuci tangan, dan program kesehatan lainnya) melalui

PAMSIMAS. Kegiatan ini dilakukan secara mandiri oleh masyarakat

dengan melibatkan TFM bila memang diperlukan. Monitoring

Keberlanjutan pada tahap ini juga dapat membantu masyarakat untuk

melakukan identifikasi kemungkinan yang akan terjadi pada sistem sarana

mereka sehingga dapat diambil langkah pencegahan sehingga dampak

proyek PAMSIMAS akan selalu berkelanjutan.

Page 51: pedoman_masyarakat pamsimas

48

LAMPIRAN

Page 52: pedoman_masyarakat pamsimas

49

LAMPIRAN 1.

Gambaran Umum Proyek PAMSIMAS

Tujuan program nasional ini secara keseluruhan adalah meningkatkan akses masyarakat

miskin perdesaan dan peri-urban terhadap air minum dan sanitasi serta praktek perilaku

hidup sehat dengan membangun model penyediaan prasarana dan sarana air minum dan

sanitasi yang berbasis masyarakat yang berkelanjutan dan mampu diadaptasi oleh

masyarakat.

Program ini akan menjadi model untuk direplikasi, diperluas (”scaling-up”) dan

diarusutamakan (”mainstreaming”) di daerah lain, dalam upaya mencapai target MDG.

Tujuan Khusus Proyek:

1. Untuk meningkatkan praktek hidup sehat di masyarakat;

2. Untuk meningkatkan akses terhadap sarana air dan sanitasi yang berkelanjutan;

3. Untuk meningkatkan kapasitas lokal (baik pemerintah lokal maupun masyarakat)

untuk mengarusutamakan dan menyebarluaskan model program air bersih dan sanitasi

yang berbasis masyarakat;

4. Untuk meningkatkan efektifitas dan keberlanjutan jangka panjang dari infrastruktur

sarana air bersih dan sanitasi yang berbasis masyarakat; dan

5. Untuk mengarahkan peningkatan dari prakarsa pembangunan ekonomi desa/

kelurahan dalam mendukung operasional dan pemeliharaan infrastruktur yang telah

dibangun.

Page 53: pedoman_masyarakat pamsimas

50

LAMPIRAN 2.

Komponen Proyek PAMSIMAS

Komponen 1 Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan Kelembagaan, yang

membiayai pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan lokal untuk

mengarusutamakan dan menyebarluaskan pendekatan PAMSIMAS terhadap peningkatan

air, sanitasi, dan kesehatan.

Komponen 2 mendukung kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan sanitasi dan perilaku

sehat, termasuk penyebaran CLTS, kesehatan dan sanitasi sekolah, dan promosi sanitasi/

kesehatan.

Komponen 3 menyediakan dana hibah untuk penyiapan dan implementasi sarana air di

desa dan sarana sanitasi sekolah.

Komponen 4 menyediakan Dana Hibah untuk Inovasi Pembangunan dan Insentif bagi

desa/ kelurahan dan untuk memotivasi kabupaten-kabupaten dalam mengarusutamakan

dan menyebarluaskan PAMSIMAS.

Komponen 5 mendukung bantuan teknis dan manajemen proyek yang efektif dan efisien.

Page 54: pedoman_masyarakat pamsimas

51

LAMPIRAN 3.

STRUKTUR ORGANISASI DALAM PROYEK PAMSIMAS

Page 55: pedoman_masyarakat pamsimas

52

LAMPIRAN 4.

Diagram Proses Pemilihan Lokasi Proyek PAMSIMAS

Roadshow ini dilaksanakan oleh TKK dibantu DPMU dengan peserta : aparat dan perwakilan masyarakat desa/ kelurahan (baik laki-laki, perempuan, kaya, miskin) yang akan dilibatkan dalam proyek. Inti dari kegiatan ini adalah peserta dapat mengerti tentang proyek dan mampu untuk melaksanakan roadshow di tingkat desa/ kelurahan.

ROAD SHOW DI TINGKAT KABUPATEN

ROAD SHOW DI TINGKAT DESA/

KELURAHAN

Roadshow ini dilaksanakan oleh aparat desa/ kelurahan dengan peserta masyarakat desa/ kelurahan yang akan dilibatkan dalam proyek. Inti dari kegiatan ini adalah peserta dapat mengerti tentang proyek dan peran dan tanggungjawabnya bila ikutserta dalam proyek.

PERNYATAAN MINAT MASYARAKAT

Masyarakat melakukan pertemuan formal maupun informal, dari tingkat dusun sampai desa/ kelurahan, untuk menentukan apakah akan ikut serta dalam proyek atau tidak. Minat masyarakat ini harus dibuat dalam Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan dalam PAMSIMAS (SPMKP).

PENETAPAN DESA/ KELURAHAN SEBAGAI LOKASI KERJA PROYEK

Desa/ kelurahan yang berninat (ditunjukkan dengan SPMKP) kemudian ditetapkan sebagai desa/ kelurahan sasaran penerima proyek dalam daftar pendek (short list) desa/ kelurahan oleh Tim Koordinasi Kabupaten

Page 56: pedoman_masyarakat pamsimas

53

LAMPIRAN 5.

KRITERIA LOKASI SASARAN PROYEK PAMSIMAS No KRITERIA LOKASI 1 Adanya kontribusi masyarakat berupa:

- Natura (material lokal, tenaga kerja, dan lain-lain) sebesar 16% - Dana tunai sebesar 4% dari total biaya proyek

2 Kesanggupan masyarakat untuk: - membiayai operasional dan pemeliharaan - membayar/ mengumpulkan iuran

3 Indeks Kemiskinan yang tinggi di Desa/ Kelurahan 4 Desa/ Kelurahan yang terbatas akses terhadap air minum 5 Desa/ Kelurahan yang terbatas akses terhadap sarana sanitasi 6 Desa/ Kelurahan dengan prevalensi penyakit terkait air (diare) yang tinggi 7 Desa/ Kelurahan yang belum mendapatkan proyek sejenis (air minum & sanitasi)

dalam 2 tahun terakhir

Page 57: pedoman_masyarakat pamsimas

54

LAMPIRAN 6.

PERSYARATAN KEIKUTSERTAAN DALAM PROYEK PAMSIMAS

(PERAN DAN TANGGUNGJAWAB MASYARAKAT)

1. Bantuan diterima berdasarkan pada keinginan, kemauan dan kebutuhan nyata seluruh

lapisan masyarakat desa/ kelurahan.

2. Bantuan hanya akan digunakan untuk pengadaan sarana air bersih, sanitasi dan

pengembangan perilaku hidup sehat di sekolah dan masyarakat.

3. Masyarakat dibantu oleh Tim Fasilitator Masyarakat akan berpartisipasi dalam

membuat Rencana Kegiatan Masyarakat (RKM).

4. Masyarakat akan membentuk Tim Kerja Masyarakat secara partisipatif dan

perwakilan yang duduk di dalamnya mencerminkan kesetaraan gender dan sosial.

5. Masyarakat akan berpartisipasi penuh dalam seluruh tahapan proyek, mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemeliharaan dan keberlanjutan proyek.

6. Menyediakan kontribusi sebesar 16% berupa natura (material dan atau tenaga) dan

4% berupa uang tunai dari total biaya proyek.

7. Membayar iuran untuk operasional dan pemeliharaan sarana yang telah dibangun

serta menunjang kegiatan lainnya.

8. Mengelola dana secara terbuka dan diketahui oleh seluruh masyarakat.

9. Bersedia menerima pembatalan apabila dalam jangka waktu yang telah ditetapkan

saat dinyatakan sebagai desa terpilih, tidak dapat merealisasikan kontribusi

sebagaimana tercantum pada butir 6, dan menghasilkan RKM sebagaimana tercantum

pada butir 3.

Page 58: pedoman_masyarakat pamsimas

55

LAMPIRAN 7.

Mekanisme Penyaluran Dana Proyek PAMSIMAS

*disarankan bank lokal sama dengan bank operasional KPPN

MASYARAKAT

CPMU Dirjen

Perbendaharaan Departemen Keuangan

BANK DUNIA

KPPN

IFR = Implementation and Financial ReportFMR: Finance, Procurement, Physical Progress

Invoice

SPM-LS UP/TUP

Draft Permohonan Penarikan Dana Didukung FMR konsoli-dasi: financial, Procurement & Physical Progress

Permohonan Penarikan Dana Didukung FMR Konsolidasi

BANK INDONESIA

Peraturan Dirjen Perbendaharaan

REPLENISHMENT

SP2D

REIMBURSEMENT

DPMU SPP-LS UP/TUP FMR

Sub Comp.

PUSA

T PR

OP

KA

B/K

OTA

PPMU

* BANK LOKAL (REKENING

MASYARAKAT)

Ka Satker PPK

Satker/PPK APBD Propinsi : - Tim Koordinasi Prop - PPMU - Adm. Umum PPK Pamsimas Prop

Satker/PPK APBD Kab./Kota : - Tim Koordinasi Kab/Kota - DPMU - Adm. Umum PPK Pamsimas Kab/Kota

Page 59: pedoman_masyarakat pamsimas

56

Lanjutan ...

Mekanisme Penyaluran Dana Proyek PAMSIMAS

PELAKS. FISIK : 40 / 40 / 20

JKT

DIPA APBN 70%

PUSAT

PROPINSI

KABUPATEN/KOTA

SKPD

DIPA APBD10%

DANA MASYARAKAT

4%

16%

PENDANAAN

APBD

KONS

Ka. Satker AKa. Satker A

RekeningOMS

Bupati/Menteri?Bupati

SKPD

Masyarakat

Page 60: pedoman_masyarakat pamsimas

57

LAMPIRAN 8.

DAFTAR HADIR PERTEMUAN SOSIALISASI PROYEK

DI TINGKAT KABUPATEN No Nama L/P Jabatan Alamat Tanda Tangan

................................,............. Ketua TKKabupaten Ketua PMU Kabupaten ..................... Kabupaten ........................ (.............................) (...................................)

Page 61: pedoman_masyarakat pamsimas

58

LAMPIRAN 9.

DAFTAR HADIR SOSIALISASI PROYEK DI TINGKAT DESA/ KELURAHAN

No Nama L/P Alamat Tanda Tangan

..................,.......................... Kepala Desa/ Lurah ............. Ketua DPMU Kecamatan ..................... Kabupaten ........................ (.............................) (...................................)

Page 62: pedoman_masyarakat pamsimas

59

LAMPIRAN 10.

BERITA ACARA HASIL MUSYAWARAH DESA/ KELURAHAN

Kami telah melakukan musyawarah desa/ kelurahan yang diselenggarakan pada :

Peserta No Tanggal Tempat Perempuan Laki-laki 1. 2. 3. 4. 5. ...

Secara keseluruhan hasil musyawarah desa/ kelurahan dapat disimpulkan bahwa masyarakat sepakat untuk ikut serta dalam proyek PAMSIMAS. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan seperlunya. Mengetahui: Kepala Desa/ Lurah Ketua BPD Desa/ Kelurahan ………………… …………………………… ………………………..

Page 63: pedoman_masyarakat pamsimas

60

LAMPIRAN 11.

SURAT PERNYATAAN MINAT KEIKUTSERTAAN PAMSIMAS

Propinsi : ………………………… Kabupaten/Kota : ............……………. Kecamatan : ………………………… Desa/Kelurahan : ………………….… No : ………………………… Tanggal : ………………………… Yang bertanda tangan di bawah ini

1. Nama : …………………………………………………………………………… Jabatan: Kepala Desa/Lurah ……............….., Kecamatan ………………..…

Kabupaten/Kota ………………………........………………………….… Alamat: ...………………………………………………………………………….. ................................................................................................................................... 2. Nama : .………………………………………………………………………...…

Bertindak selaku wakil masyarakat Desa/Kelurahan …..............………................. Alamat : …………………………………………………………………………….

.........………………………….................…………………………………………. Dengan ini kami menyatakan berminat untuk ikut serta dan sanggup memenuhi kontribusi sesuai dengan ketentuan proyek PAMSIMAS yang berlaku. Surat pernyataan ini kami buat sebenar-benarnya atas dasar persetujuan seluruh lapisan masyarakat desa kami yang kami adakan pada hari……….., tanggal.……, bulan….....…., tahun…….., di Desa/Kelurahan …………….., sesuai dengan persetujuan masyarakat yang tertuang dalam Berita Acara Hasil Musyawarah Desa. Kepala Desa/ Lurah Wakil Masyarakat Desa/Kelurahan ………………. Desa/Kelurahan ….………… …………………………… ……………………….. Tanda tangan dan Cap Tanda Tangan

Mengetahui, Camat

Kecamatan* ……………………

………………………………... Tanda Tangan dan Cap

*Menyesuaikan dengan kondisi setempat

Page 64: pedoman_masyarakat pamsimas

61

LAMPIRAN 12.

BERITA ACARA PENETAPAN LOKASI

Pada hari ini ……...., tanggal ……..……....……...................…., di …………..…………. Telah dilaksanakan penetapan lokasi proyek PAMSIMAS yang didasarkan atas Surat Pernyataan Minat Keikutsertaan PAMSIMAS (SPMKP) yang diterima oleh Tim Koordinasi Kabupaten, berisi tentang :

1. Kesiapan kontribusi masyarakat berupa : - Natura (material lokal, tenaga kerja, dan lain-lain) sebesar minimal 16% dari

total biaya proyek - Uang tunai sebesar minimal 4% dari total biaya proyek

2. Kesanggupan masyarakat untuk : - melaksanakan operasional dan pemeliharaan sarana terbangun - membiayai (mengumpulkan iuran) operasional dan pemeliharaan sarana

terbangun

Dan dengan mempertimbangkan kriteria desa/ kelurahan antara lain :

1. Angka indeks kemiskinan 2. Angka akses air minum 3. Angka akses sanitasi 4. Angka kejadian penyakit diare 5. Tidak ada proyek sejenis dalam 2 tahun terakhir

Lokasi desa/ kelurahan yang dilibatkan dalam proyek PAMSIMAS di kabupaten ..................... dapat dilihat pada daftar terlampir. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

…………,……………………… Ketua Tim Koordinasi Kabupaten

………………………………… Anggota:

1. …………………

2. …………………

3. …………………

4. …………………

5. …………………

Page 65: pedoman_masyarakat pamsimas

62

Lampiran Berita Acara Penetapan Lokasi

Daftar Lokasi Proyek PAMSIMAS Tahun Anggaran : …………………….. Kabupaten/ Kota : ………………….….

No. Nama Desa/ Kelurahan Kecamatan Keterangan

…………,……………………… Ketua TK Kabupaten ………..……

..............................................

Page 66: pedoman_masyarakat pamsimas

63

LAMPIRAN 13.

TIM KERJA MASYARAKAT (TKM) Sejalan dengan konsep dan pendekatan proyek PAMSIMAS yang menempatkan masyarakat

sebagai pelaksana proyek di tingkat masyarakat, maka perlu dibentuk suatu organisasi masyarakat

yang disebut Tim Kerja Masyarakat (TKM) yang terdiri dari anggota masyarakat yang dipilih dari

desa/ kelurahan bersangkutan secara demokratis dengan memperhatikan kesetaraan gender

(minimal jumlah perempuan 30% dari total jumlah anggota TKM) dan sosial (adannya

keseimbangan antara anggota masyarakat kaya dan miskin).

Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari TKM dapat disusun sesuai dengan berbagai aspek kultural dan

tradisi setempat, namun secara garis besar struktur TKM dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

STRUKTUR ORGANISASI TIM KERJA MASYARAKAT

Penasehat Ketua

Wakil Ketua

Sekretaris

Unit Pengelola Keuangan/Bendahara

(UPK)

Unit Kerja Teknis Air Bersih & Sanitasi

(UKT)

Unit Kerja KesehatanMasyarakat &

Sekolah (UKK)

Page 67: pedoman_masyarakat pamsimas

64

LAMPIRAN 14.

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB TKM

Tugas dan tanggungjawab anggota-anggota TKM adalah sebagai berikut :

- Penasehat

Penasehat TKM merupakan orang yang dihormati oleh masyarakat setempat yang

bertugas untuk memberikan masukan kepada pelaksanaan proyek di desa/ kelurahan yang

bersangkutan, yang mencakup antara lain :

o Memberikan masukkan untuk perencanaan yang diusulkan oleh masyarakat.

o Memberi wawasan terhadap setiap kegiatan yang akan dilaksanakan oleh proyek.

o Memberi masukkan kepada TKM dalam setiap pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan pengelolaan proyek.

- Ketua

Ketua yang dipilih adalah orang yang dianggap mampu untuk memimpin dalam

pelaksanaan kegiatan proyek yang mencakup antara lain:

o Menyusun, melaksanakan, dan mempertanggungjawabkan RKM.

o Memimpin setiap pertemuan yang diselenggarakan oleh TKM.

o Memeriksa dan menyetujui pengajuan pencairan dan pengeluaran dana yang diajukan

oleh Unit Pengelola Keuangan/ Bendahara.

o Melakukan pengawasan terhadap setiap kegiatan yang dilakukan.

o Bertanggung jawab melaporkan hasil kemajuan kegiatan yang telah dilaksanakan

kepada masyarakat, serta mengirimkan laporan tersebut kepada DPMU setiap bulan.

- Wakil Ketua

Wakil ketua adalah orang yang bertugas membantu ketua dalam pelaksanaan kegiatan

proyek yang mencakup antara lain :

o Membantu ketua dalam melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap semua kegiatan.

o Membantu ketua dalam menyusun laporan bulanan berdasarkan data yang telah

dikumpulkan oleh masing-masing unit.

o Mewakili ketua apabila ketua TKM berhalangan.

Page 68: pedoman_masyarakat pamsimas

65

- Sekretaris

Sekretaris adalah orang yang bertugas untuk antara lain:

o Menjalankan operasional administrasi kegiatan proyek.

o Menyusun laporan bulanan berdasarkan data yang telah dikumpulkan oleh masing-

masing unit.

- Unit Kerja Teknis :

• Menyiapkan dan melaksanakan pembuatan RKM (terutama yang menyangkut bidang teknis);

• Membantu dalam pelaksanaan desain sarana air bersih masyarakat dan sanitasi institusi;

• Membelanjakan material dan peralatan yang dibutuhkan untuk pembangunan konstruksi sarana air bersih masyarakat dan sarana sanitasi institusi;

• Mengorganisir tukang untuk pelaksanaan konstruksi proyek;

• Mengorganisir tenaga gotong royong dalam pembangunan konstruksi proyek;

• Mengawasi jalannya pelaksanaan konstruksi sarana air bersih dan sanitasi;

• Mengoperasikan, memelihara, dan memperbaiki sarana air bersih dan sanitasi;

• Membantu masyarakat yang ingin membangun sarana sanitasi pribadi;

• Memonitor pelayanan air bersih pada masyarakat;

• Membuat laporan kondisi dan pelayanan sarana air bersih;

• Melakukan tender secara terbuka bagi pekerjaan yang memerlukan bantuan pihak ketiga;

• Mengorganisir pengumpulan material dan atau tenaga kerja sejumlah 16% dari total biaya proyek.

Unit Pengelola Keuangan (Bendahara) :

• Mengorganisir terkumpulnya kontribusi masyarakat dalam bentuk tunai sebesar 4% dari biaya proyek;

• Bersama unit teknis membelanjakan dan membayar kebutuhan material untuk kontruksi;

• Membayar tenaga tukang/ ahli yang disewa untuk pembangunan;

• Membuat catatan pembukuan seluruh pengeluaran;

• Membuat laporan keuangan bulanan;

• Melaksanakan pekerjaan administrasi proyek sebagaimana diperlukan;

Page 69: pedoman_masyarakat pamsimas

66

Unit Kerja Kesehatan :

• Menyiapkan dan melaksanakan pembuatan RKM II yang menyangkut perubahan perilaku hidup bersih dan peningkatan kesehatan masyarakat;

• Melaksanakan promosi kesehatan dan sanitasi pada masyarakat;

• Memonitor dan membuat laporan tentang pelaksanaan program promosi kesehatan dan sanitasi yang dilaksanakan di desa/ kelurahan dan juga di sekolah;

• Bekerjasama dengan guru sekolah dalam upaya PHBS;

• Memonitor kualitas air dan lingkungan.

Page 70: pedoman_masyarakat pamsimas

67

LAMPIRAN 15.

BERITA ACARA PEMBENTUKAN TKM Pada hari ini ……………..., tanggal ……..……………., di desa/ kelurahan …………..…………. telah dilaksanakan Pemilihan dan Pembentukan Tim Kerja Masyarakat (TKM) untuk melaksanakan kegiatan Rencana Kerja Masyarakat (RKM) bersama dengan masyarakat, dengan susunan anggota TKM terdiri dari:

Ketua : ……………………………………… (L/P) Wakil Ketua : ……………………………………… (L/P) Sekretaris : ……………………………………… (L/P) Ketua UPK : ……………………………………… (L/P) Anggota : ……………………………………… (L/P) ……………………………………… (L/P) ……………………………………… (L/P) Ketua UKT : …………………………………….... (L/P) Anggota : ……………………………………… (L/P) ……………………………………… (L/P) ……………………………………… (L/P) Ketua UKK : ……………………………………… (L/P) Anggota : ……………………………………… (L/P) ……………………………………… (L/P) ……………………………………… (L/P)

Susunan Keanggotaan Tim Kerja Masyarakat ini telah dipilih secara demokratis dengan mempertimbangkan kesetaraan sosial (kaya/ miskin) dan gender (perempuan/ laki-laki). Dan menyatakan bahwa semua anggota TKM tidak pernah terlibat dalam tindakan melanggar hukum (korupsi/penipuan) di masa lalu dan konflik kepentingan dalam pelaksanaan proyek. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Mengetahui, Kepala Desa/ Lurah Koordinator TFM Ketua TKM ……………… ………………….. ………………….

Page 71: pedoman_masyarakat pamsimas

68

LAMPIRAN 16.

BERITA ACARA PERTANGGUNG JAWABAN DANA

Hari ini ……………….. Tanggal …………….. Bulan ……………. Tahun ......... Kami

yang bertanda tangan dibawah ini, telah melakukan peninjauan lapangan dan pemeriksaan

administrasi keuangan : Desa/ Kelurahan ………………….. Kecamatan ………………..

Kabupaten …………………………….. dengan hasil :

TKM telah melaksanakan pembangunan sub proyek, hasil telah diperiksa Konsultan

Kabupaten dan dinilai sesuai rencana proyek yang tercantum pada Surat Perjanjian

Kerjasama (SPK) Nomor ………………………..

Arsip administrasi pada saat pemeriksaan sudah memenuhi persyaratan dengan status

penerimaan dan pengeluaran sebagai berikut :

1. Jumlah dana yang telah terserap : Rp. …………………...

a. Jumlah dana yang telah digunakan : Rp. …………………...

b. Saldo rekening di BRI Unit : Rp. ……………………

c. Saldo Kas di desa : Rp. ……………………

2. Jumlah dana yang belum terserap : Rp. …………………...

Jumlah : Rp. …………………….

Demikian Berita Acara ini kami buat dalam keadaan sehat dan tanpa ada unsur paksaan

dari pihak manapun, untuk dipergunakan seperlunya dan dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya.

Ketua TKM Konsultan Kabupaten

Desa ………………

( ) ( )

Page 72: pedoman_masyarakat pamsimas

69

LAMPIRAN 17.

SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

PROYEK PAMSIMAS

No. : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini kami : I. Nama :

Jabatan : Ketua TKM Desa/ Kelurahan …………… Kecamatan……………………

Kabupaten…………………. Alamat : Selanjutnya disebut Pihak Pertama II. Nama : Jabatan : Ketua PMU Kabupaten Kabupaten :…………………….. Propinsi …………………….. Alamat : Selanjutnya disebut Pihak Kedua Berdasarkan Surat Perjanjian Kerjasama Proyek PAMSIMAS …………….. (Jenis Pekerjaan), di Desa/ Kelurahan …………….. Kecamatan ……………………. Kabupaten .……………… ………..No. …………………… Tanggal …………………… Pihak kesatu telah melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dibawah ini sepenuhnya (100%) Jenis Pekerjaan : …………………………………………………………………….. …………………………………………………………………….. …………………………………………………………………….. …………………………………………………………………….. …………………………………………………………………….. …………………………………………………………………….. Jumlah Bantuan : Rp. ……………………………( ……………………………… ) Demikian surat pernyataan ini, untuk dipergunakan seperlunya dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pihak Pertama Pihak Kedua Ketua TKM Ketua PMU Kabupaten (…….………………..) (…………………………….)

Page 73: pedoman_masyarakat pamsimas

70

LAMPIRAN 18.

BERITA ACARA PENYERAHAN SARANA

PROYEK PAMSIMAS Pada hari ………………, tanggal ………………., di ………….., dengan telah selesainya pembangunan Sarana Air Bersih berupa …………….. sebanyak …… unit ATAU sarana Sanitasi Komunal berupa …… sebanyak …… unit di desa/ kelurahan …………, maka sarana tersebut diserahkan sebagai aset desa/ kelurahan dan dikelola secara berkelanjutan untuk masyarakat. Pengelolaan sarana dilakukan oleh masyarakat melalui Badan Pengelola Desa/ Kelurahan yang dibentuk dan dipilih oleh masyarakat. Demikian Berita Acara ini dibuat untuk digunakan seperlunya.

……………, ………………..

Yang Menerima Yang Menyerahkan Badan Pengelola Desa/ Kelurahan ................... Bupati Kabupaten .......................

…….……………………….. ……………………………

Page 74: pedoman_masyarakat pamsimas

71

LAMPIRAN 19.

Bulan ke-6 Bulan ke-121 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Proses Pemilihan Lokasia Road Show di Kabupaten/Kecamatan 2 minggub Road Show di Desa/Kelurahan 1 mingguc Pernyataan Minat Masyarakat 1 buland Pemilihan desa/ kelurahan sebagai lokasi kerja Proyek 1 bulan

2 Proses Perencanaan dan Implementasi Proyek di Masyarakata Proses perencanaan dan penyusunan RKM I 2 bulanb Proses evaluasi dan persetujuan RKM I oleh TKK 1 bulanc Pelaksanaan CLTS SPB*d Implementasi RKM I

c.1 Pelaksanaan Pelatihan di Tingkat Masyarakat 1 mingguc.2 Pelaksanaan Konstruksi Sarana Air di Masyarakat dan Sekolah 3 bulan

d Proses penyusunan RKM II 1,5 bulane Implementasi RKM II

e.1 Pelatihan tentang PHS 1 minggue.2 Implementasi program PHS di masyarakat dan sekolah 2 minggue.3 Pembangunan sarana sanitasi untuk sekolah 1 bulane.4 Penyiapan TKM sebagai Badan Pengelola 1 minggue.5 Pelaksanaan Pelatihan Penguatan 1 minggu

f Pengelolaan SAB/S dan Program Kesehatan*SPB: Selama Proyek Berlangsung

Jadwal Pelaksanaan Proyek PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat

No. Kegiatan Durasi Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4 Bulan ke-5 Bulan ke-7 Bulan ke-8 Bulan ke-9 Bulan ke-10 Bulan ke-11

Page 75: pedoman_masyarakat pamsimas

LAMPIRAN

FORMAT RENCANA KERJA MASYARAKAT I PROGRAM PAMSIMAS

Dokumen RKM I terdiri dari :

- Halaman sampul

- Surat pengantar

- Bagian Pertama RKM I

- Bagian Kedua RKM I

- Lampiran

HALAMAN SAMPUL

Halaman sampul berisi : Judul, nama Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan Propinsi, serta

tahun penyusunan RKM I.

SURAT PENGANTAR

Surat pengantar memuat tentang maksud disusun dan diajukannya RKM I, yang

ditandatangani oleh Ketua TKM, Sekretaris TKM, dan Koordinator TFM, serta diketahui

oleh Kepala Desa.

BAGIAN PERTAMA

1.1 PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan secara singkat tentang proses terpilihnya desa sebagai lokasi

proyek, proses perencanaan kegiatan oleh masyarakat, dan latar belakang diusulkannya

pembangunan sarana air minum di desa.

1.2 TUJUAN

Dalam bab ini diuraikan tujuan yang hendak dicapai oleh masyarakat berkaitan dengan

tujuan Proyek PAMSIMAS.

Page 76: pedoman_masyarakat pamsimas

1.3 RENCANA KEGIATAN

Berdasarkan rincian kegiatan pada Bagian Kedua RKM, jelaskan secara singkat

kegiatan yang direncanakan tentang :

• Pembangunan sarana air minum di masyarakat dan sekolah

• Kegiatan pelatihan masyarakat

Agar uraian tersebut lebih jelas dapat menggunakan tabel seperti dibawah ini.

A. Pembangunan Sarana Air Minum di Masyarakat dan Sekolah

1. Rencana Pembangunan Sarana Air Minum

Volume Kegiatan Jenis Sarana Air yang Ada Sekarang

Jenis Sarana Air Minum yang Direncanakan

Jenis Pekerjaan Konstruksi Satuan Jumlah

2. Rencana Peningkatan Akses Masyarakat Terhadap Sarana Air Minum

Jumlah KK Miskin Jumlah KK Menengah

Jumlah KK Kaya Jumlah Total Nama Dusun

Akses saat ini

Rencana akses

Akses saat ini

Rencana akses

Akses saat ini

Rencana akses

Akses saat ini

Rencana akses

Page 77: pedoman_masyarakat pamsimas

B. Rencana Kegiatan Pelatihan untuk Masyarakat

Peserta Pelatihan Jenis Pelatihan Perem-

puan Laki-laki Jumlah

Tempat Pelatihan

Penyelenggara Pelatihan

1.4 RENCANA BIAYA

1. Untuk menyusun rencana biaya masing-masing jenis kegiatan dapat menggunakan

format “Rincian Biaya” terlampir yang dapat dimodifikasi.

2. Berdasarkan perhitungan rencana biaya seperti di atas, agar dibuat rekapitulasi biaya

dengan menggunakan format “Total Pembiayaan” seperti terlampir.

1.5 KONTRIBUSI MASYARAKAT

1. Kontribusi Uang Tunai

Kontribusi dalam bentuk uang tunai dibuktikan dengan daftar keluarga yang

memberikan kontribusi tersebut. Format “Daftar Kontribusi Tunai” seperti contoh

terlampir.

2. Kontribusi In-kind

Kontribusi dalam bentuk in-kind dibuktikan dengan menggunakan format “Daftar

Kesanggupan Kontribusi In-kind“ seperti contoh terlampir.

1.6 JADWAL KEGIATAN

Rencana kegiatan yang diusulkan disusun dalam suatu jadwal pelaksanaan kegiatan.

Format “Jadwal Pelaksanaan Kegiatan” seperti contoh terlampir.

Page 78: pedoman_masyarakat pamsimas

1.7 USULAN SUB KONTRAKTOR

TKM dengan dibantu oleh TFM akan memilih kontraktor/ pemasok untuk diusulkan

sebagai pelaksana bagian pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat

sendiri dengan mensyaratkan adanya: penawaran harga dan pengalaman kerja di bidang

yang sejenis dengan yang akan dilaksanakannya. Calon-calon pemasok/ sub kontraktor

tersebut diajukan berdasarkan persyaratan yang ada kepada DPMU untuk dievaluasi

oleh Tim Evaluasi RKM.

1.8 STRUKTUR ORGANISASI TKM

Gambarkan struktur TKM, dilengkapi dengan nama, jenis kelamin, serta tugas dan

tanggungjawabnya.

BAGIAN KEDUA

2.1 RANCANGAN RINCI KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

a. Analisis Kebutuhan Pelatihan

Uraikan tentang ketersedian tenaga di desa yang mempunyai pengalaman dalam

bidang pengorganisasian, keuangan, dan pelaksanaan pembangunan sarana air.

Analisis penilaian kebutuhan pelatihan mengacu pada tool MPA ”Penilaian

Pelatihan - akses dan penggunaannya”.

Uraikan pula jenis pelatihan yang direncanakan berkaitan dengan rencana

pembangunan sarana air minum di masyarakat dan sekolah.

b. Jenis Pelatihan

Uraikan jenis pelatihan, serta keterangan tentang waktu dan lama pelatihan, peserta

pelatihan (termasuk cara menentukan peserta pelatihan), dan penyelenggara

pelatihan.

c. Rencana Biaya Pelatihan

Berdasarkan atas jenis pelatihan di atas, maka disusun rencana biaya dengan

menggunakan format terlampir.

d. Rencana Pelaksanaan

Uraikan tentang rencana pelaksanaan pelatihan berdasarkan jenis pelatihan yaitu

apakah dengan sistem kelas dan on the job training, dan apakah dikelola sendiri

oleh TKM atau dipihakketigakan.

Page 79: pedoman_masyarakat pamsimas

2.2 RANCANGAN RINCI KEGIATAN PEMBANGUNAN SARANA AIR MINUM DI

MASYARAKAT DAN SEKOLAH

a. Analisis Situasi Penggunaan Air di Masyarakat

Uraikan tentang jenis sarana air yang selama ini dipakai oleh masyarakat, kebiasaan

penggunaan air untuk kebutuhan sehari-hari baik pada musim hujan dan kemarau,

cakupan pelayanan sarana air yang ada, kuantitas serta kualitas airnya.

b. Kriteria Desain Pembangunan Sarana Air Minum

Uraikan tentang kriteria desain pembangunan sarana air minum, yang meliputi

kebutuhan air pada 15 tahun yang akan datang disesuaikan dengan proyeksi

penduduk, pemenuhan kebutuhan air sebanyak 60 liter per hari per orang, cakupan

penduduk yang mendapat pelayanan air minum.

c. Analisis Kebutuhan Air

Analisis kebutuhan air dengan memperhitungkan jumlah penduduk, tingkat pelayanan

sarana, jenis sarana air minum yang dapat dipilih, kebutuhan dalam rumah tangga,

kebutuhan maksimal tiap hari, serta kebutuhan pada jam puncak.

d. Jenis Sarana Air Minum dan Tingkat Pelayanan yang Diinginkan Masyarakat

Uraikan tentang jenis sarana air minum yang ingin dibangun, ditinjau dari segi biaya

konstruksi, biaya operasional dan pemeliharaan, serta kemampuan teknis masyarakat

untuk operasional dan pemeliharaan.

e. Detailed Engineering Design (Rincian Desain Teknis)

• Perencanaan tentang tingkat pelayanan sarana air minum yang akan dibangun,

sebagai contoh : kran umum atau sambungan rumah untuk sistem perpipaan.

• Perencanaan tentang tingkat cakupan sarana yang mempertimbangkan penerima

manfaat sesuai tingkat kesejahteraannya (miskin, menengah, kaya).

• Perencanaan hidrolis rinci, seperti : peletakan pipa, penentuan dimensi dan jenis

pipa, gradien/ kemiringan hidrolis, titik-titik yang mengalami tekanan air paling

besar dalam sistem perpipaan, dan sebagainya.

• Perhitungan kapasitas pompa dan kebutuhan energinya, apabila digunakan untuk

sistem perpipaan non gravitasi.

• Gambar teknik rinci dari sistem sarana yang akan dibangun, termasuk komponen-

komponen utamanya, seperti : bangunan penangkap/ perlindungan mata air,

Page 80: pedoman_masyarakat pamsimas

pengolahan air, pipa transmisi dan distribusi, bak reservoar, hidran/ kran umum,

sambungan rumah, dan sebagainya.

• Spesifikasi teknis dari material dan peralatan yang dibutuhkan.

• Penempatan sistem sarana seperti : hydran/ kran umum dan sebagainya.

f. Rencana Biaya

• Rincian biaya yang disusun untuk pembangunan sarana dalam RKM bersumber

pada data dari DED. Selain itu, penyusunan rincian biaya tersebut harus

didasarkan pada harga dasar atau harga setempat dari paling tidak tiga

pembanding. Dalam perincian biaya tersebut harus dapat dipisahkan asal sumber

pendanaan seperti : Dana hibah desa (Pemerintah dan Bank Dunia) dan Kontribusi

masyarakat (uang tunai dan in-kind), serta juga pajak yang menjadi tanggung

jawab pelaksanaan. Untuk menyusun rincian biaya dapat menggunakan Format

terlampir.

• Komposisi pendanaan dirinci berdasarkan: sumber dana, jumlah dana, dan

persentase, serta keterangan lain.

• Tahapan pencairan dana dilaksanakan sesuai dengan tahapan yang tercantum

dalam Pedoman Pengelolaan Proyek PAMSIMAS.

g. Rencana Pelaksanaan

Uraikan tentang cara melaksanakan pembangunan sarana air minum berdasarkan jenis

pekerjaan, serta prosedur pengadaan barang dan jasa.

2.3 TATA CARA PENGUMPULAN KONTRIBUSI

Kontribusi dapat dikumpulkan sesuai dengan karakteristik mata pencaharian dari

masyarakat desa yang bersangkutan. Dimana untuk pengumpulan kontribusi uang tunai

dapat dilakukan antara lain dengan cara :

• Mengumpulkan hasil bumi (pertanian) kepada anggota TKM untuk kemudian dijual

kepada pedagang.

• Mengumpulkan uang tunai dengan cara diangsur agar tidak memberatkan.

2.4 RENCANA OPERASIONAL DAN PEMELIHARAAN

Setelah sarana air minum selesai dibangun, masyarakat secara swadaya akan melakukan

kegiatan operasional dan pemeliharaan (O&P), serta pengembangan terhadap sarana

Page 81: pedoman_masyarakat pamsimas

yang ada. Untuk melaksanakan kegiatan tersebut maka dibutuhkan suatu perencanaan

biaya (pendanaan) dan suatu organisasi/ badan pengelola untuk pengoperasian dan

pemeliharaan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

2.4.1 Pendanaan

• Sumber dana O&P berasal dari masyarakat berupa iuran penggunaan air yang

ditentukan berdasarkan kesepakatan masyarakat melalui musyawarah desa.

• Kebutuhan biaya O&P didasarkan atas biaya riil untuk kegiatan O&P, dimana

cara perhitungan untuk menentukan Iuran Penggunaan Air dapat dilihat pada

Buku Petunjuk Teknis Penyediaan Sarana Air Minum. Hal-hal yang perlu

dipertimbangkan dalam menghitung biaya tersebut antara lain adalah :

⎯ Biaya penggantian komponen yang rusak, seperti : kran pada kran umum,

ventilasi udara, kerekan timba sumur, pompa tangan, pompa listrik, genset,

dan sebagainya sesuai dengan sarana yang dibangun;

⎯ Biaya perbaikan sarana, seperti : pipa yang bocor, lantai sumur yang retak,

bak penampung yang bocor, dan sebagainya;

⎯ Pembelian bahan bakar bila sistem menggunakan energi, seperti : solar,

listrik, dan sebagainya;

⎯ Pembelian bahan pengolahan air, seperti : kaporit, tawas, dan sebagainya;

⎯ Honorarium anggota Badan Pengelola;

⎯ Cadangan uang tunai untuk mengantisipasi apabila terjadi kerusakan, dan

juga pengembangan sarana di masa datang.

2.4.2 Badan Pengelola

• Agar pelaksanaan O&P dapat berjalan lancar maka diperlukan suatu

organisasi untuk mengelola sarana air minum yang telah dibangun, yang

disebut dengan Badan Pengelola.

• Badan Pengelola pada dasarnya adalah TKM yang pada saat pelaksanaan

proyek berfungsi sebagai pengelola proyek di masyarakat yang kemudian

berubah fungsi untuk mengoperasionalkan dan memelihara sarana.

• Pelaksanaan O&P ini harus dilengkapi dengan aturan yang disesuaikan dengan

kondisi setempat yang disusun dan diputuskan bersama-sama secara

musyawarah oleh masyarakat.

Page 82: pedoman_masyarakat pamsimas

2.5 DAMPAK LINGKUNGAN

Uraian tentang analisis terhadap dampak lingkungan dan cara penanggulangan dampak

dari kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Dimana dalam perencanaan ini

sudah harus mempertimbangkan perencanaan drainase untuk air buangan, jarak sumber

air dengan sumber pencemar (seperti : resapan cubluk maupun septik tank ataupun

kandang hewan), perlindungan terhadap sumber air, dan sebagainya.

2.6 RENCANA MONITORING DAN EVALUASI YANG PARTISIPATIF DAN

MEKANISME PELAPORAN KEGIATAN PROYEK

Pada prinsipnya proses monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan proyek PAMSIMAS

dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat, dimana dalam RKM I hal yang perlu

dimonitor adalah kegiatan-kegiatan pada tahap perencanaan dan pelaksanaan.

Sedangkan pelaporan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam RKM I merupakan

tanggungjawab TKM kepada masyarakat. Pelaporan tersebut dapat disampaikan dalam

forum pertemuan TKM dan Masyarakat, dan informasinya diberikan pada Papan

Informasi Proyek yang ada di desa.

LAMPIRAN RKM I

1. Peta Lokasi Proyek;

2. Peta Sosial;

3. Status tanah yang akan digunakan sebagai lokasi pembangunan;

4. Pernyataan tersedianya dana kontribusi masyarakat (4% tunai) dari Bank dimana TKM

membuka rekening;

5. Pernyataan dan bukti kontribusi masyarakat (in cash 4% dan in kind 16%).

Page 83: pedoman_masyarakat pamsimas

Kegiatan : .................................... RINCIAN BIAYA

RENCANA KERJA MASYARAKAT I (Format dapat dimodifikasi)

Sumber Dana No Kegiatan Pokok

Rincian Kegiatan

Unit Satuan

Volume Kegiatan

Unit Cost

Jumlah Biaya Hibah Kontribusi

Sasaran Lokasi Pelaksana

Page 84: pedoman_masyarakat pamsimas

TOTAL PEMBIAYAAN RKM I

Sumber Dana

Kegiatan Hibah

Kontribusi

Total

a. Pembangunan Sarana Air Minum di Masyarakat dan Sekolah

215.000.000

b. Pelatihan Masyarakat dan Dana Operasional TKM 10.000.000

Total 225.000.000

Mengetahui, Fasilitator Masyarakat Ketua TKM

(...................................) (………………………)

Page 85: pedoman_masyarakat pamsimas

DAFTAR KONTRIBUSI (UANG TUNAI) DESA ............................. KEC ..................................

No Nama Alamat Jenis

kelamin Besarnya kontribusi

(Rp)

Tanda tangan/cap

jempol

Page 86: pedoman_masyarakat pamsimas

DAFTAR KESANGGUPAN KONTRIBUSI IN-KIND DESA ............................ KEC ...............................

No Nama Alamat Jenis

kelamin Jenis

kontribusi Volume Satuan Waktu Kontribusi Tanda

tangan/cap jempol

Page 87: pedoman_masyarakat pamsimas

JADWAL KEGIATAN PROYEK PAMSIMAS TAHUN ANGGARAN .........................................

Kabupaten : .................................. Kecamatan : .................................. Desa : ..................................

B U L A N URAIAN PEKERJAAN

UNIT VOLUME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Mengetahui, Fasilitator Masyarakat Ketua Tim Kerja Masyarakat (………………….) (…………………….)

Page 88: pedoman_masyarakat pamsimas

LAPORAN IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS SITUASI PROYEK PAMSIMAS

I. Ringkasan Identifikasi Masalah dan Analisis Situasi 1. Jumlah penduduk, tingkat kesejahteraan, dan akses penggunaan sarana air bersih dan

sanitasi

Jumlah Rumah tangga yang mempunyai akses Dusun Penduduk Rumah Tangga (kk) Sarana air minum Sarana sanitasi 1. 2. 3. 4. 5.

Total 2. Identifikasi masalah dan analisis situasi

Masalah Siapa yang terkena masalah Dimana

Penyebab terjadinya masalah

Pemecahan masalah

Potensi yang dimiliki untuk

pemecahan masalah

Page 89: pedoman_masyarakat pamsimas

II. Lampiran 1. Ringkasan pelaksanaan kegiatan identifikasi masalah dan analisis situasi

menggunakan MPA dan PHAST

Waktu Jumlah peserta Tanggal

Mulai Selesai Jenis

kegiatan Lokasi

kegiatan Kelompok

diskusi Perempuan Laki-laki Total

3. Lembar catatan dan skoring MPA dan PHAST

Page 90: pedoman_masyarakat pamsimas

LAMPIRAN

RENCANA KERJA MASYARAKAT II PROGRAM PAMSIMAS

Dokumen RKM II terdiri dari :

- Halaman sampul

- Surat pengantar

- Bagian Pertama RKM II (Ringkasan RKM II)

- Bagian Kedua RKM II (Rincian RKM II)

- Lampiran

HALAMAN SAMPUL

Halaman sampul berisi : Judul, nama Desa, Kecamatan, Kabupaten, dan Propinsi, serta

tahun penyusunan RKM II.

SURAT PENGANTAR

Surat pengantar memuat tentang maksud disusun dan diajukannya RKM II, yang

ditandatangani oleh Ketua TKM, Sekretaris TKM, dan Koordinator TFM, serta diketahui

oleh Kepala Desa.

BAGIAN PERTAMA

1.1 PENDAHULUAN

Pada bagian ini dijelaskan secara singkat tentang latar belakang diusulkannya

pembangunan sanitasi di sekolah dan program kesehatan di desa tersebut, serta proses

perencanaan kegiatan oleh masyarakat.

1.2 TUJUAN

Dalam bab ini diuraikan tujuan yang hendak dicapai oleh masyarakat berkaitan

dengan tujuan Proyek PAMSIMAS.

Page 91: pedoman_masyarakat pamsimas

1.3 RENCANA KEGIATAN

Berdasarkan rincian kegiatan dijelaskan secara singkat kegiatan yang direncanakan

tentang :

• Kegiatan pembangunan sarana sanitasi di sekolah

• Kegiatan peningkatan perilaku hidup sehat di masyarakat dan sekolah

• Kegiatan pelatihan masyarakat

Agar uraian tersebut lebih jelas dapat menggunakan tabel seperti dibawah ini.

A. Rencana Pembangunan Sarana Sanitasi di Sekolah

Jenis sarana sanitasi yang ada

sekarang

Jumlah yang ada sekarang

Jenis sarana sanitasi yang akan dibangun

Jumlah sarana sanitasi yang

akan dibangun

B. Rencana Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Sehat B. 1. Masyarakat

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Sasaran Kegiatan Pelaksana Kegiatan

Page 92: pedoman_masyarakat pamsimas

B. 2. Sekolah

Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Sasaran Kegiatan Pelaksana Kegiatan

C. Rencana Kegiatan Pelatihan Masyarakat

Peserta Pelatihan Jenis Pelatihan Perem-

puan Laki-laki Jumlah

Tempat Pelatihan

Penyelenggara Pelatihan

Page 93: pedoman_masyarakat pamsimas

1.4 RENCANA BIAYA

1. Untuk menyusun rencana biaya masing-masing jenis kegiatan dapat menggunakan

format “Rincian Biaya” terlampir.

2. Berdasarkan perhitungan rencana biaya seperti di atas, agar dibuat rekapitulasi biaya

dengan menggunakan format “Total Pembiayaan” seperti terlampir.

1.5 JADWAL KEGIATAN

Rencana kegiatan yang diusulkan disusun dalam suatu jadwal pelaksanaan kegiatan.

Format “Jadwal Pelaksanaan Kegiatan” seperti contoh terlampir.

1.6 USULAN SUB KONTRAKTOR

TKM dengan dibantu oleh TFM akan memilih kontraktor/ pemasok untuk diusulkan

sebagai pelaksana bagian pekerjaan yang tidak mampu dikerjakan oleh masyarakat

sendiri dengan mensyaratkan adanya: penawaran harga dan pengalaman kerja di

bidang yang sejenis dengan yang akan dilaksanakannya. Calon-calon pemasok/ sub

kontraktor tersebut diajukan berdasarkan persyaratan yang ada kepada DPMU untuk

dievaluasi oleh Tim Evaluasi RKM.

BAGIAN KEDUA

2.1 RANCANGAN RINCI PEMBANGUNAN SARANA SANITASI DI SEKOLAH

a. Analisis Jenis Sarana Sanitasi Sekolah yang Ada

Berdasar atas proses identifikasi dan analisis situasi, diuraikan tentang jenis,

jumlah dan kualitas sarana sanitasi di sekolah.

b. Pemilihan Jenis Sarana Sanitasi Yang Akan Dibangun Di Sekolah

Uraikan tentang keinginan masyarakat tentang jenis sarana sanitasi yang akan

dibangun di sekolah dalam rangka menyediakan akses terhadap sarana sanitasi

bagi siswa-siswi sekolah di desanya.

c. Rincian Biaya

Uraikan rincian biaya pembangunan sarana sanitasi di sekolah, dengan

menggunakan format yang ada.

Page 94: pedoman_masyarakat pamsimas

d. Rencana Pelaksanaan

Uraikan tentang rencana pelaksanaan pembangunan sarana sanitasi di sekolah

dalam rangka menyediakan akses bagi semua anggota masyarakat sekolah.

2.2 RANCANGAN RINCI KEGIATAN PENINGKATAN PERILAKU HIDUP

SEHAT

a. Analisis Kebutuhan Peningkatan PHS di Masyarakat dan di Sekolah

• Dalam menyusun rencana kegiatan ini harus dipisahkan antara kegiatan di

masyarakat dan di sekolah, akan tetapi tetap harus ada keterkaitan di antara

kedua kegiatan tersebut.

• Dalam menganalisis permasalahan menunjukkan ada hubungan antara

masalah kesehatan dengan masalah penyediaan air minum dan masalah

sanitasi.

• Dalam menganalisis masalah kesehatan dan sanitasi yang dilaksanakan oleh

masyarakat dan dibantu oleh TFM, sebaiknya melibatkan juga tenaga dari

Puskesmas, kantor cabang Dinas Pendidikan Nasional, dan kantor

Pengembangan Masyarakat di Desa untuk menjamin kesinambungan

program ini setelah pasca proyek.

b. Rencana Kegiatan Peningkatan PHS di Masyarakat dan Sekolah

Uraikan dengan jelas jenis kegiatan di masyarakat dan sekolah tentang: rincian

kegiatan, volume kegiatan, sasaran, cara melaksanakan, waktu pelaksanaan, alat

bantu yang dibutuhkan dan pembiayaannya.

c. Rencana Biaya

Berdasarkan rencana kegiatan tersebut disusun suatu rencana biaya dengan

menggunakan format terlampir.

d. Metoda Pelaksanaan

Berdasarkan atas rencana kegiatan peningkatan PHS dan rencana biaya tersebut

maka disusun rencana pelaksanaannya, sehingga ada pengorganisasian yang

jelas tentang cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Page 95: pedoman_masyarakat pamsimas

2.3 RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN TENTANG PHS

a. Analisis Kebutuhan Pelatihan

Uraikan pula jenis pelatihan yang direncanakan berkaitan dengan pelaksanaan

peningkatan PHS di masyarakat dan sekolah.

b. Jenis Pelatihan

Uraikan jenis pelatihan, lamanya pelatihan, peserta pelatihan, dan penyelenggara

pelatihan.

c. Rencana Biaya Pelatihan

Berdasar atas opsi/ jenis pelatihan tersebut, disusun rencana biaya dengan

menggunakan format terlampir.

d. Rencana Pelaksanaan

Diuraikan tentang rencana pelaksanaan pelatihan apakah dikelola sendiri atau

diserahkan kepada pihak ketiga.

2.4 RANCANGAN RINCI KEGIATAN PELATIHAN UNTUK BADAN

PENGELOLA

a. Analisis Kebutuhan Pelatihan

Uraikan jenis pelatihan yang direncanakan berkaitan pelatihan bagi Badan

Pengelola untuk pengelolaan dan pemeliharaan sarana yang telah dibangun.

b. Jenis Pelatihan

Uraikan jenis pelatihan, lamanya pelatihan, peserta pelatihan, dan penyelenggara

pelatihan.

c. Rencana Biaya Pelatihan

Berdasar atas opsi/ jenis pelatihan tersebut, disusun rencana biaya dengan

menggunakan format terlampir.

d. Rencana Pelaksanaan

Diuraikan tentang rencana pelaksanaan pelatihan apakah dikelola sendiri atau

diserahkan kepada pihak ketiga.

2.4 RENCANA MONITORING DAN EVALUASI YANG PARTISIPATIF DAN

MEKANISME PELAPORAN KEGIATAN PROYEK

Seperti pada RKM I, proses monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan RKM II juga

dilaksanakan secara partisipatif oleh masyarakat. Pelaporan kegiatan yang telah

Page 96: pedoman_masyarakat pamsimas

dilaksanakan dalam RKM II merupakan tanggungjawab TKM kepada masyarakat.

Pelaporan tersebut dapat disampaikan dalam forum pertemuan TKM dan Masyarakat,

dan informasinya diberikan pada Papan Informasi Proyek yang ada di desa.

LAMPIRAN :

1. Peta Sekolah di Lokasi Proyek;

2. Peta Sosial;

Page 97: pedoman_masyarakat pamsimas

Program: ....................................

RINCIAN BIAYA RENCANA KERJA MASYARAKAT II

(Format dapat dimodifikasi)

Sumber Dana No Kegiatan

Pokok Rincian Kegiatan

Unit Satuan

Volume Kegiatan

Unit Cost

Jumlah Biaya Hibah Kontribusi

Sasaran Lokasi Pelaksana

Page 98: pedoman_masyarakat pamsimas

TOTAL PEMBIAYAAN RKM II

Sumber Dana

Kegiatan Hibah

Kontribusi

Keterangan

a. Pelatihan Masyarakat 10.000.000

b. Kegiatan Peningkatan Perilaku Hidup Sehat: 25.000.000

b.1. Kegiatan di Masyarakat ..................

b.2. Kegiatan di Sekolah .................

c. Kegiatan Pembangunan Sarana Sanitasi/ Jamban dan Cuci Tangan di Sekolah

15.000.000

Total 50.000.000

Mengetahui : Fasilitator Masyarakat Ketua TKM (..........................................) (………………………)

Page 99: pedoman_masyarakat pamsimas

JADWAL KEGIATAN PROYEK PAMSIMAS

TAHUN ANGGARAN .........................................

Kabupaten : .................................. Kecamatan : .................................. Desa : ..................................

B U L A N URAIAN PEKERJAAN

UNIT VOLUME 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)

Mengetahui: Fasilitator Masyarakat Ketua Tim Kerja Masyarakat (………………….) (…………………….)

Page 100: pedoman_masyarakat pamsimas

C:\upload\pedoman_masyarakat\2. Buku Pedoman Pelaksanaan PAMSIMAS di Tingkat Masyarakat\d. Panduan_EVALUASI_RKM.doc

PANDUAN PROSES EVALUASI

RENCANA KERJA MASYARAKAT

PROGRAM NASIONAL PAMSIMAS

Desember 2006

Page 101: pedoman_masyarakat pamsimas

1

PROSES EVALUASI RENCANA KERJA MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN

Panduan ini berisi tentang bagaimana Rencana Kerja Masyarakat (RKM) dalam

proyek PAMSIMAS yang telah disusun oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh

Tim Fasilitator Masyarakat (TFM) kemudian dikaji dan dievaluasi sebelum

dinyatakan layak untuk didanai dan dilaksanakan dalam proyek.

Tujuan dari disusunnya Panduan ini adalah agar pihak pelaksana proyek di

kabupaten atau dalam hal ini Tim Koordinasi Kabupaten (TKK) dan Unit

Manajemen Proyek Kabupaten (District Project Management Unit/ DPMU)

dapat mengetahui prosedur evaluasi RKM dalam proyek PAMSIMAS. Sebelum

diuraikan bagaimana proses evaluasi dilakukan, dalam penjelasan berikut

terlebih dahulu akan dibahas tentang Tim Evaluasi RKM yang akan berperan

dalam proses evaluasi tersebut.

B. PROSES EVALUASI RKM

1. PEMBENTUKAN TIM EVALUASI RKM

Kuasa Pengguna Anggaran satker PAMSIMAS dinas yang menangani ke-

Cipta Karya-an Kabupaten (KPA) harus membentuk suatu Tim Evaluasi

RKM dalam rangka pelaksanaan evaluasi RKM (baik RKM I maupun II). Tim

Evaluasi RKM ini seperti halnya pada Tim Teknis lainnya dalam PAMSIMAS

harus terdiri dari orang-orang yang berasal dari Dinas yang menangani ke-

Cipta Karya-an, Dinas Kesehatan, dan Dinas/ Kantor PMD, serta Badan

Pengendalian Lingkungan Daerah (Bapedalda) bila diperlukan.

Anggota Tim minimal harus terdiri dari 5 orang, dengan susunan tim terdiri

atas seorang Ketua, seorang Sekretaris, dan tiga orang anggota. Adapun

tugas pokok dari Tim Evaluasi RKM antara lain adalah :

• Melakukan evaluasi dan survey terhadap:

- Proses perencanaan di masyarakat

- Kelengkapan dokumen RKM

Page 102: pedoman_masyarakat pamsimas

2

- Kualitas rancangan kegiatan dalam RKM (sesuai dengan masing-masing

komponen proyek)

- Kewajaran harga yang diusulkan, untuk membandingkan dengan harga

dalam RKM

- Pelaksanaan pengadaan sub kontraktor dan pemasok, untuk melihat

kompetensi perusahaan dan penawaran harga pemasok/sub kontraktor

dalam RKM

- Dampak lingkungan yang mungkin timbul dari proyek

• Membuat Berita Acara Hasil Evaluasi RKM

• Membuat Laporan Hasil Evaluasi RKM kepada TKK

2. EVALUASI TERHADAP RKM

Rencana Kerja Masyarakat (RKM) yang telah disusun oleh masyarakat

dengan difasilitasi oleh TFM akan diverifikasi oleh Process Monitoring

Consultant (PMC), untuk kemudian dapat diajukan kepada DPMU. DPMU

selanjutnya akan menyerahkan RKM yang telah diverifikasi (oleh PMC)

untuk dievaluasi oleh Tim Evaluasi RKM, yang telah dibentuk oleh TKK.

Sesuai dengan tugas pokok dari Tim maka proses evaluasi dilakukan

melalui langkah-langkah sebagai berikut:

a. Evaluasi terhadap proses perencanaan di masyarakat

Seperti telah diuraikan pada Petunjuk Teknis Pelaksanaan Proyek di

Tingkat Masyarakat, dimana proses perencanaan di masyarakat harus

dilakukan secara partisipatif oleh seluruh komponen masyarakat. Maka

evaluasi berkaitan dengan hal ini dilakukan dengan melihat bukti-bukti

pelaksanaan proses perencanaan yang dilampirkan pada RKM, yang

dapat ditunjukkan dengan: Laporan Kegiatan MPA/PHAST, Daftar Hadir

Pertemuan Masyarakat, foto-foto, dan lain-lain.

b. Evaluasi terhadap kelengkapan dokumen RKM

Evaluasi ini dilakukan dengan melihat pada kelengkapan dokumen RKM

sehingga RKM dapat dinyatakan sah karena sudah sesuai dengan

persyaratan dari proyek.

Page 103: pedoman_masyarakat pamsimas

3

c. Evaluasi terhadap kualitas rancangan kegiatan dalam RKM

Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah kegiatan-kegiatan yang

direncanakan dalam RKM sudah sesuai dengan kegiatan dari masing-

masing komponen proyek.

d. Evaluasi terhadap kewajaran harga dalam RKM

Harga dalam RKM yang diajukan oleh TKM untuk didanai proyek

sebelum mendapat persetujuan, akan dinilai dan dianalisa terlebih

dahulu oleh Tim Evaluasi, dengan cara survey ke minimal tiga pemasok

setempat.

Dalam proses evaluasi RKM ini perlu ditentukan indikator penilaian

terhadap kewajaran harga sebagai berikut:

1. Harga-harga yang ditawarkan oleh TKM dianggap wajar dengan

membandingkan harga pasar dimana tidak melebihi perbedaan harga

satuannya sebesar 5%.

2. Volume pekerjaan yang ditawarkan harus sesuai dengan volume

pekerjaan yang ditujukan dalam Detailed Engineering Design (DED).

3. Item-item pekerjaan yang ditawarkan dalam RKM harus sama

dengan gambar dan spesifikasi dalam DED.

Hasil evaluasi terhadap kewajaran harga dalam RKM ini apabila disetujui

kemudian dimuat dalam Berita Acara Persetujuan Evaluasi Penawaran

Harga.

e. Evaluasi terhadap pelaksanaan pengadaan sub kontraktor1 dan pemasok

Evaluasi ini hanya dilakukan untuk melihat kompetensi perusahaan dan

penawaran harga sub kontraktor/ pemasok dalam RKM. Adapun

indikator penilaian RKM terhadap kewajaran sub kontraktor/ pemasok

yang diusulkan oleh TKM untuk menentukan rangking (bukan untuk

menggugurkan pemilihan) adalah:

1 Pengadaan Sub-kontraktor dalam hal ini dapat dilakukan, apabila diperlukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain i) pengeboran sumur dalam, ii) instalasi set generator (genset) dan jaringan kelistrikan-nya, iii) instalasi pompa sumur dalam, dan iv) pembuatan dan instalasi hydraulicram (dongki).

Page 104: pedoman_masyarakat pamsimas

4

1. Perusahaan yang diajukan berbadan hukum yang dikuatkan dengan

adanya bukti Akta Notaris.

2. Perusahaan yang diajukan TKM memiliki kemampuan dan

pengalaman kerja yang sesuai dengan pekerjaan yang akan

dilaksanakan. Kemampuan sub kontrak/ pemasok dapat dilihat dari

pengalaman sebelumnya, misalnya selama 3 tahun terakhir tetap

bergerak dibidang yang sama. Apabila calon perusahaan tidak

memiliki kemampuan dan pengalaman yang memadai, maka

diragukan kemampuannya untuk melaksanakan suatu pekerjaan.

3. Sumber daya yang dimiliki pada umumnya dapat dilihat dari

ketersedian peralatan, tenaga ahli, dan kemampuan keuangan dari

calon kontraktor/ pemasok.

4. Perusahaan tersebut tidak mempunyai catatan pengalaman (track

record) yang tidak baik di masyarakat setempat atau sekitarnya;

misalnya pernah meninggalkan pekerjaan pada waktu pelaksanaan

masih berjalan.

5. Pemilik perusahaan tidak berkoalisi dengan TKM dan DPMU, serta

tidak mempunyai keterkaitan hubungan keluarga.

6. Bagi pemasok, harus memiliki surat penunjukan sebagai distributor/

supplier.

Untuk melaksanakan evaluasi ini dapat digunakan dengan format

terlampir.

f. Evaluasi dampak lingkungan yang mungkin timbul dari proyek

Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melihat rencana Pelestarian

Lingkungan dalam dokumen RKM, dimana memuat kegiatan-kegiatan

yang berusaha untuk menjaga dampak pembangunan sarana terhadap

lingkungan, seperti pelestarian sumber air, sarana pembuangan limbah

air, dan lain-lain.

g. Membuat Berita Acara Hasil Evaluasi RKM

Hasil kajian dan evaluasi terhadap RKM oleh Tim Evaluasi dituangkan

dalam suatu Surat Berita Acara Hasil Evaluasi RKM yang isinya berkaitan

Page 105: pedoman_masyarakat pamsimas

5

dengan persetujuan terhadap RKM atau masih dibutuhkan revisi pada

RKM.

h. Membuat Laporan Hasil Evaluasi RKM kepada TKK

Hal terakhir yang harus dilakukan oleh Tim Evaluasi adalah membuat

laporan tentang pelaksanaan kegiatan evaluasi terhadap suatu RKM

untuk disahkan oleh TKK dan DPMU. Rekomendasi yang dapat diberikan

oleh Tim adalah bahwa suatu RKM layak untuk diterima dalam proyek

dan bisa melanjutkan proses dalam proyek selanjutnya atau RKM

tersebut harus direvisi apabila masih terdapat kesalahan dan dilengkapi

apabila masih ditemukan kekurangan dari dokumen RKM.

Page 106: pedoman_masyarakat pamsimas

6

LAMPIRAN 1.

PEDOMAN EVALUASI RKM

1. Kelengkapan Dokumen RKM, Proses Perencanaan, dan Kualitas Rancangan

Kegiatan dalam RKM

Kelengkapan

No.

Hal yang Dievaluasi Ada Tidak ada

1. Gambaran Umum desa yang menguraikan tentang aspek geografis, demografi, sosial ekonomi, dan hasil analisis situasi hasil perencanaan dengan metoda MPA-PHAST

2. Rencana Kegiatan Pelatihan (menguraikan tentang tenaga terampil yang ada saat ini dan kebutuhan pelatihan yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan pembangunan sarana air, sanitasi, kesehatan, dan administrasi proyek).

3. Rencana Kegiatan Bidang Kesehatan (menguraikan tentang masalah kesehatan saat ini dan program kesehatan yang akan dilaksanakan baik di masyarakat maupun sekolah).

4. Rencana Kegiatan Sarana Sanitasi (menguraikan tentang akses sarana sanitasi saat ini dan uraian metoda untuk pengembangannya melalui CLTS).

5. Rencana Kegiatan Sarana Air Bersih (menguraikan tentang akses pelayanan air saat ini dan yang akan datang dan jumlah sarana air bersih yang akan dibangun).

6. Rencana Kegiatan Manajemen Proyek (Administrasi), yang menguraikan tentang kegiatan operasional TKM.

7. Rencana anggaran/ biaya.

8. Lampiran

Page 107: pedoman_masyarakat pamsimas

7

2. Kewajaran Harga No. Kegiatan Lengkap Tidak

Lengkap 1. 2. 3. 4.

Tabel perbandingan harga terhadap minimal 3 toko Analisa kewajaran harga dari data butir 1. Berita Acara Persetujuan Evaluasi Kewajaran Harga. Laporan Hasil Evaluasi Tim Evaluasi.

3. Perusahaan Sub Kontraktor/ Pemasok

No BIODATA & PENGALAMAN PERUSAHAAN Lengkap Tidak Lengkap1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Bentuk, nama alamat dan No. Telp. Perusahaan Nama, jabatan, alamat dan No. Telp. Penanggung jawab perusahaan (tidak berstatus pegawai negeri Sipil/ABRI)* Daftar Rekanan Mampu Pemerintah Setempat (DRM). Lampirkan satu lembar copinya. ** Sub Bidang Pekerjaan dalam DRM/TDR (klasifikasi dan kualifikasi) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)** Tanggal dan Nomor Pembayaran Pajak Terakhir (Berlaku s/d ......) Nomor dan tanggal Akte Pendirian dan Nama Notaris.** Nomor dan tanggal Akte Pendiri dan Nama Notaris.** Nomor dan tanggal Surat ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJUK) dan atas nama siapa.** Jumlah Modal yang disetor Jumlah Modal Kerja/Usaha Jumlah Kekayaan Bersih **** Jumlah Tenaga Inti (Full time) dan tenaga lain (Part time) Peralatan pokok yang dimiliki Perusahaan

Page 108: pedoman_masyarakat pamsimas

8

13. 14.

Pengalaman Perusahaan dalam 3 tahun terakhir, sebutkan bidang usahanya. ***** Garansi Barang yang di pasok (sebutkan lamanya).

Catatan: * Nama penanggung jawab perusahaan tidak cacat di masyarakat dan tidak masuk dalam daftar hitam ** Dokumen ini harus ada dan jelas serta masih berlaku *** Sub bidang pekerjaan harus sesuai dengan pekerjaan yang akan dilaksanakan **** Jumlah kekayaan bersih minimal 20% terhadap nilai kontrak ***** Pengalaman pekerjaan dengan pekerjaan yang sejenis/setara minimal satu pekerjaan.