bab ii landasan teori 2.1 sistem informasi geografi 2.1.1...

40
7 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan dengan sistem informasi geografi. 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut McLeod (2001, p9), sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang terintegrasi dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan terpadu serta terorganisasi untuk mencapai tujuan yang sama. Menurut O’Brien (2003, p8), sistem merupakan sekumpulan komponen yang berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi yang terorganisasi. Menurut Jogiyanto (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu. Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan kumpulan obyek dan ide yang berasal dari input, untuk kemudian diproses

Upload: vuongmien

Post on 03-Mar-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

 

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Geografi

Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai beberapa pengertian yang berkaitan

dengan sistem informasi geografi.

2.1.1 Pengertian Sistem

Menurut McLeod (2001, p9), sistem adalah himpunan dari unsur-unsur yang

terintegrasi dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu kesatuan yang utuh dan

terpadu serta terorganisasi untuk mencapai tujuan yang sama.

Menurut O’Brien (2003, p8), sistem merupakan sekumpulan komponen yang

berhubungan dan berinteraksi satu sama lain dalam bekerja sama untuk mencapai suatu

tujuan dengan menerima input dan menghasilkan output melalui proses transformasi

yang terorganisasi.

Menurut Jogiyanto (2003, p34), sistem dapat didefinisikan dengan pendekatan

prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan pendekatan prosedur, sistem dapat

didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-prosedur yang mempunyai tujuan tertentu.

Dengan pendekatan komponen, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari

komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan

untuk mencapai tujuan tertentu.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem

merupakan kumpulan obyek dan ide yang berasal dari input, untuk kemudian diproses

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

 

melalui komponen-komponen yang telah terorganisasi sedemikian rupa, sehingga

menghasilkan output yang menjadi tujuan bersama.

2.1.2 Pengertian Informasi

Menurut McLeod (2001, p12), informasi adalah data yang telah diproses dan

memiliki arti bagi manusia.

Menurut O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah diproses atau

data yang telah memiliki arti dan berguna untuk pengguna akhir tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai informasi, dapat ditarik kesimpulan

bahwa informasi merupakan data yang telah diolah dan diorganisasikan ke dalam bentuk

yang sesuai dengan kebutuhan penerimanya.

2.1.3 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi secara teknis dapat didefinisikan sebagai entitas atau kesatuan

formal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik maupun logikal (Prahasta, 2001,

p40).

Menurut O’Brien (2005, p6), sistem informasi adalah penggabungan dari sumber

daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan sumber data

yang mampu mengumpulkan, mengolah, mengubah, dan menyebarkan informasi secara

terorganisir dengan baik dalam sebuah organisasi.

Dengan demikian, sistem informasi merupakan suatu sistem terpadu yang

menggabungkan manusia dan mesin untuk menyajikan informasi.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

 

2.1.4 Pengertian Geografi

Geografi adalah ilmu tentang lokasi serta persamaan dan perbedaan (variasi)

keruangan atas fenomena fisik dan manusia di atas permukaan bumi.

Kata geografi berasal dari bahasa Yunani yaitu geos (bumi atau permukaan

bumi) dan graphien (melukis, mencitrakan, menjelaskan, atau menuliskan), maka

berdasarkan asal katanya geografi dapat diartikan sebagai pencitraan atau pelukisan

bumi.

Dalam arti yang lebih luas, geografi lebih sering diterima sebagai ilmu

pengetahuan yang mempelajari tentang permukaan bumi, penduduk, serta hubungan

timbal balik antara keduanya.

Geografi diartikan pula sebagai ilmu mengenai permukaan bumi, iklim,

penduduk, flora, fauna, serta hasil yang diperoleh dari bumi (Badan Koordinasi Survei

dan Pemetaan Nasional, 2005, p347).

Menurut Richthoffen (dalam Prahasta, 2002, p12), geografi adalah ilmu yang

mempelajari permukaan bumi sesuai dengan referensinya atau studi mengenai area-area

yang berbeda di permukaan bumi dalam pengertian karakteristiknya.

Menurut Vidal de la Blache (dalam Prahasta, 2002, p12), geografi adalah ilmu

pengetahuan mengenai tempat-tempat yang sangat mengonsentrasikan diri pada

kualitas-kualitas dan potensi-potensi suatu negara.

Berdasarkan pengertian di atas, yang dimaksud dengan geografi adalah ilmu

pengetahuan yang secara umum mempelajari tentang bumi dan segala isinya dari inti

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

10 

 

bumi sampai dengan lapisan atmosfer, termasuk di dalamnya daratan, perairan, udara,

serta makhluk hidup dan semua jenis materi.

2.1.5 Pengertian Sistem Informasi Geografi

Definisi SIG (Sistem Informasi Geografi) selalu berkembang, bertambah dan

bervariasi. Hal ini terlihat dari banyaknya definisi SIG yang telah beredar. Selain itu,

SIG juga merupakan bidang kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, digunakan oleh

berbagai disiplin ilmu dan berkembang dengan cepat.

Menurut Burrough (1986, p6), sistem informasi geografi merupakan sistem

informasi yang bertujuan mengumpulkan, menyimpan, menggunakan kembali saat

dibutuhkan, memroses, dan menampilkan data spasial dari dunia sebenarnya untuk

tujuan tertentu.

Menurut Paryono (1994, p1), sistem informasi geografi adalah sistem berbasis

komputer yang digunakan untuk menyimpan, memanipulasi dan menganalisis informasi

geografis.

Sistem informasi geografi adalah sistem yang terdiri dari perangkat keras,

perangkat lunak, data, manusia, organisasi, dan lembaga yang digunakan untuk

mengumpulkan, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi-informasi

mengenai daerah-daerah di permukaan bumi (Chrisman, 1997, p121).

Bersumber dari penelusuran informasi di situs web Wikipedia

(http://en.wikipedia.org/wiki/Geographic_information_system) pada tanggal 6 Oktober

2009, Geographic information system atau geographical information system (GIS)

merupakan sebuah sistem informasi khusus yang dapat mengumpulkan, menyimpan,

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

11 

 

menganalisis, mengelola, mengatur, dan mempresentasikan data yang memiliki

informasi spasial, yakni data yang merujuk pada atau berhubungan dengan keruangan

dan suatu letak kedudukan di permukaan bumi, misalnya data yang teridentifikasi

menurut lokasinya dalam sebuah basis data. Secara teknis, GIS meliputi perangkat lunak

pemetaan dan fitur aplikasinya seperti penginderaan jarak jauh, survei tanah, foto udara,

matematika, fotogrametri, geografi, dan tools yang dapat diimplementasikan dengan

piranti lunak GIS meskipun tidak semua hal yang berkaitan dengan topologi dapat

terakomodasi melalui GIS. Lebih lanjutnya, istilah ini juga mencakup setiap sistem

informasi yang mengintegrasikan, menyimpan, menyunting, menganalisis,

menyebarkan, dan menampilkan informasi geografis. Secara umum yang disebut

aplikasi GIS adalah tools yang memudahkan pengguna untuk menciptakan query

interaktif ataupun pencarian yang direkayasa sendiri oleh pengguna, menganalisis

informasi spasial/keruangan, menyunting data, peta, dan menyajikan hasil dari semua

operasi tersebut. Sebagai tambahan, para praktisi juga memasukkan orang yang

membangun dan mengoperasikannya serta data yang digunakan sebagai bagian dari

sistem ini.

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi geografi

membahas tentang masalah pengumpulan, pengecekan, pengelolaan, penyimpanan,

pemrosesan (manipulasi), analisis, dan penayangan informasi atau data mengenai

permukaan bumi dari dunia nyata secara otomatis dan akurat melalui komputer untuk

tujuan tertentu.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

12 

 

Teknologi sistem informasi geografi dapat digunakan untuk investigasi ilmiah,

pengelolaan sumber daya, perencanaan pembangunan, kartografi, dan perencanaan rute.

Misalnya SIG dapat membantu pihak berwenang untuk secara cepat menghitung waktu

tanggap darurat saat terjadi bencana alam atau SIG dapat digunakan untuk mencari lahan

basah yang membutuhkan perlindungan dari polusi.

Secara singkat, SIG dapat berguna untuk memberikan nilai tambah pada data

spasial dengan memungkinkan data untuk diorganisasikan dan ditampilkan secara

efisien. Dengan analisis dan penemuan data baru yang dapat dilakukan secara cepat, SIG

menghasilkan informasi yang sangat berguna untuk membantu pengambilan keputusan.

2.2 Komponen Sistem Informasi Geografi

SIG dapat disajikan sebagai suatu paket perangkat lunak dan perangkat keras di

mana komponen-komponen pendukungnya terdiri atas berbagai macam alat yang

digunakan untuk menginput, memanipulasi, menganalisis, dan menghasilkan data

(Burrough, 1986, p7).

2.2.1 Perangkat Keras

Secara umum, perangkat keras terdiri dari beberapa komponen yang saling

terhubung dan bekerja sama (Burrough, 1986, p7), seperti yang ditunjukkan oleh skema

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

13 

 

Gambar 2.1 Skema Perangkat Keras SIG

Central Processing Unit (CPU) dihubungkan dengan disk drive sebagai unit

penyimpanan yang menyediakan tempat untuk menyimpan data dan program. Digitizer,

scanner atau komponen lain yang serupa digunakan untuk mengambil data dari peta dan

komponen lainnya untuk kemudian diubah ke dalam format digital dan dikirim ke CPU.

Plotter, printer atau komponen lain yang serupa digunakan untuk menampilkan hasil

data yang telah diproses.

Tape drive digunakan untuk menyimpan data ke dalam magnetic tape atau untuk

berkomunikasi dengan sistem lainnya. Komunikasi dengan komputer lain dapat

dilakukan dengan menggunakan modem di mana pengguna melakukan kontrol atas

komponen-komponennya melalui Visual Display Unit (VDU).

Sistem informasi geografi dapat digunakan pada berbagai macam jenis komputer

mulai dari Personal Computer (PC) hingga super computer multi-user (Heywood, 2002,

p13), dan dapat ditulis dalam berbagai bahasa pemrograman. Sistem utama berhubungan

Digitizer

Scanner 

CPU

VDU

Disk drive

Printer Ploter

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

14 

 

dengan peralatan-peralatan mahal termasuk monitor dan mesin digitasi sedangkan yang

lainnya dapat dihubungkan secara langsung ke PC.

Pada saat ini, SIG tersedia untuk berbagai platform perangkat keras mulai dari

desktop, workstation, hingga multi-user host yang dapat digunakan oleh banyak orang

secara bersamaan dalam jaringan komputer yang luas, berkinerja tinggi, memiliki ruang

penyimpanan (hard disk) dan kapasitas memori (RAM) yang besar. Walaupun demikian,

fungsionalitas SIG tidak terikat secara ketat melalui karakteristik-karakteristik fisik

perangkat keras ini sehingga keterbatasan memori pada komputer pun dapat diatasi.

Perangkat keras dalam SIG terbagi menjadi tiga kelompok yaitu:

a. Alat masukan (input) sebagai alat untuk memasukkan data ke komputer.

Contoh: scanner, digitizer dan CD-ROM

b. Alat pemrosesan, merupakan sistem komputer yang berfungsi mengolah,

menganalisis dan menyimpan data yang masuk sesuai kebutuhan.

Contoh: CPU, tape drive dan disk drive

c. Alat keluaran (output) yang berfungsi menayangkan informasi geografi sebagai

data dalam proses SIG.

Contoh: VDU, plotter dan printer

2.2.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak merupakan bagian dari sistem yang berfungsi untuk

memasukkan, menyimpan dan menghasilkan data yang diperlukan. Sedangkan

mengenai skema perangkat lunak dalam SIG sendiri dapat dilihat pada gambar 2.2. Bila

dipandang dari sisi lain, SIG juga merupakan sistem perangkat lunak yang tersusun

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

15 

 

secara modular di mana basis data memegang peranan kunci. Setiap subsistem

diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri dari beberapa

modul, hingga tidak mengherankan jika ada perangkat SIG yang terdiri dari ratusan

modul program (*.exe) yang masing-masing dapat dijalankan sendiri secara terpisah.

Gambar 2.2 Skema Perangkat Lunak SIG

Data hasil penginderaan jarak jauh dan tambahan seperti data lapangan dan peta

disatukan menjadi data dasar geografi. Data dasar tersebut dimasukkan ke dalam

komputer melalui unit input untuk disimpan dalam hard disk. Bila diperlukan data yang

telah disimpan tersebut dapat ditayangkan melalui layar monitor atau dicetak untuk

laporan (dalam bentuk peta/gambar). Data ini juga dapat diperbaharui untuk menjaga

agar data tetap sesuai dengan keadaan sebenarnya.

Input tambahan 

Transformasi Penayangan dan

Basis data

Input data

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

16 

 

2.2.3 Data Sistem Informasi Geografi

SIG dapat mengumpulkan dan menyimpan data dan informasi yang diperlukan

baik secara tidak langsung dengan cara mengimpornya dari perangkat-perangkat lunak

SIG yang lain maupun secara langsung dengan cara mendigitasi data spasial dari peta

dan memasukkan data atributnya dari tabel-tabel dan laporan dengan menggunakan

keyboard.

Terdapat dua macam jenis data yang digunakan dalam pengolahan data SIG,

yaitu data spasial dan data non-spasial.

Data spasial adalah data mengenai obyek-obyek atau unsur geografis (baik di

bawah, di atas dan di permukaan bumi) yang dapat diidentifikasi dan mempunyai acuan

lokasi berdasarkan sistem koordinat tertentu. Data spasial yang dikenal juga dengan

sebutan data geografis terdiri dari data grafis yang merupakan elemen gambar dalam

komputer yang dapat berupa titik (node), garis (arc) dan bidang (polygon) dalam bentuk

data vektor ataupun data raster.

Data non-spasial (data atribut) merupakan data dalam bentuk teks atau angka,

sesuai dengan karakteristik obyeknya yang bersifat kuantitatif atau kualitatif (Yousman,

2004, p14).

Adapun dalam sistem informasi geografi terdapat dua macam penyajian data

spasial, yaitu model raster dan model vektor.

Model raster menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan struktur matriks atau piksel-piksel yang membentuk grid (bidang referensi

horizontal dan vertikal yang terbagi menjadi kotak-kotak). Setiap piksel memiliki atribut

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

17 

 

tersendiri, termasuk koordinatnya yang unik. Akurasi model ini sangat tergantung pada

resolusi atau ukuran piksel suatu gambar.

Model raster memberikan informasi spasial apa saja yang terjadi di mana saja

dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Dengan model raster, data geografi ditandai

oleh nilai-nilai elemen matriks dari suatu obyek yang berbentuk titik, garis maupun

bidang (Prahasta, 2007, p148).

Model vektor menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan

menggunakan titik-titik, garis-garis dan kurva atau poligon beserta atribut-atributnya.

Bentuk dasar model vektor didefinisikan oleh sistem koordinat Kartesius dua dimensi (x,

y).

Di dalam data vektor, garis atau kurva merupakan sekumpulan titik-titik terurut

yang berhubungan. Sedangkan, bidang atau poligon disimpan sebagai sekumpulan titik-

titik dengan ketentuan bahwa titik awal dan titik akhir memiliki koordinat yang sama

(Prahasta, 2007, p156).

2.2.4 Manajemen Data Sistem Informasi Geografi

Data adalah hasil dari pengamatan yang kita lakukan terhadap dunia nyata. Data

dikumpulkan sebagai fakta atau bukti yang dapat diproses untuk memberikan arti kepada

data tersebut dan mengubahnya menjadi informasi. Jadi dengan memiliki rincian

lengkap, sebuah data berubah menjadi sebuah informasi. Walaupun dalam bahasa

sehari-hari antara data dan informasi terkadang sering tertukar penggunaannya, tapi

sebenarnya dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang jelas antara keduanya. Data

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

18 

 

merupakan suatu bentuk penyimpanan informasi yang harus diterjemahkan terlebih

dahulu untuk menghasilkan suatu informasi baru yang siap pakai.

Data merupakan fakta mentah hasil observasi, umumnya mengenai fenomena

fisik atau transaksi bisnis (O’Brien, 2002, p14).

Menurut Whitten et al (2004, p23), data adalah fakta mentah mengenai orang,

tempat, kejadian, dan hal-hal penting yang ada di dalam organisasi. Setiap fakta tanpa

disertai fakta lainnya secara relatif tidak akan ada artinya.

2.2.5 Pengguna Sistem Informasi Geografi

Dalam penerapan sistem informasi geografi harus ada manusia yang berperan

dalam merencanakan, mengimplementasikan dan mengoperasikan sistem sekaligus

membuat keputusan berdasarkan output yang dihasilkan oleh sistem. Oleh karena itu,

pengenalan terhadap GIS kepada para pengguna merupakan hal yang sangat penting,

bahkan dapat membawa sebuah organisasi ke arah perubahan besar termasuk

restrukturisasi internal, pelatihan ulang staf, dan peningkatan alur informasi. Penelitian

membuktikan bahwa penggunaan sebuah SIG yang berhasil sangat ditentukan oleh

kemampuan dan kinerja sumber daya sebuah organisasi serta ketepatan pemilihan dan

cara implementasi sistem yang baik.

2.3 Keuntungan Penggunaan Sistem Informasi Geografi

Informasi geografis yang disajikan pada peta konvensional boleh jadi merupakan

informasi yang murah dari segi biaya, namun peta tersebut sudah dimanipulasi untuk

memudahkan pembacaan sehingga mengurangi bahkan tidak menampakkan

keasliannya. Sistem informasi geografi menyimpan data seperti apa adanya, sesuai

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

19 

 

dengan ukuran aslinya. Data keruangan yang dimiliki SIG disimpan dalam bentuk

digital menggunakan media penyimpanan digital berkapasitas besar.

Menurut Yousman (2004, p263), beberapa keuntungan penggunaan SIG adalah:

a. SIG mempunyai kemampuan untuk memilih dan mencari detail atau tema yang

diinginkan, menggabungkan suatu kumpulan data dengan kumpulan data lainnya,

melakukan perbaikan data, serta melakukan pemodelan dan menganalisis suatu

keputusan dengan lebih cepat.

b. SIG dengan mudah menghasilkan peta-peta tematik yang dapat digunakan untuk

menampilkan informasi-informasi tertentu. Peta-peta tematik tersebut dapat

dibuat dari peta-peta yang sudah ada sebelumnya, hanya dengan memanipulasi

atribut-atributnya.

c. SIG memiliki kemampuan untuk menguraikan unsur-unsur yang terdapat di

permukaan bumi menjadi beberapa lapisan data spasial. Dengan penggunaan

konsep lapisan dalam pemodelan, permukaan bumi dapat direkonstruksi kembali

atau dirancang dalam bentuk tiga dimensi berdasarkan data ketinggiannya.

Adapun manfaat dari sistem informasi geografi dapat berbeda-beda disesuaikan

dengan fungsi dan bidang pekerjaan yang menggunakan SIG sebagai acuan. Beberapa

manfaat dari sistem informasi geografi yang dapat diterapkan di segala bidang yaitu:

a. SIG memudahkan pengguna dalam melihat fenomena di muka bumi dengan

perspektif yang lebih baik;

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

20 

 

b. SIG mampu mengakomodasi penyimpanan, pemrosesan, dan penayangan data

spasial digital bahkan integrasi data yang beragam, mulai dari citra satelit, foto

udara, peta, dan data statistik;

c. SIG akan mampu memproses data dengan cepat dan akurat;

d. SIG juga mengakomodasi data dinamis serta penyediannya secara tepat waktu;

e. Informasi yang dihasilkan SIG merupakan informasi keruangan dan

kewilayahan, maka informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi

data keruangan yang berkaitan dengan sumber daya alam;

f. SIG dapat menghemat waktu dalam produksi peta, proses pembaharuan peta dan

ruang penyimpanan data;

g. SIG dapat digunakan untuk proses pengambilan keputusan hingga menghasilkan

perencanaan yang lebih baik pada suatu organisasi.

2.4 Pemetaan

Dalam sub-bab ini akan dibahas mengenai berbagai hal yang berhubungan

dengan peta secara garis besar.

2.4.1 Pengertian Peta

Peta adalah suatu metode tradisional untuk menyimpan, menganalisis dan

menyajikan data spasial, biasanya berwujud alat peraga yang dapat menyampaikan suatu

ide berupa suatu gambar mengenai tinggi rendahnya suatu daerah, penyebaran

penduduk, jaringan jalan, dan hal lainya yang berhubungan dengan kedudukan dalam

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

21 

 

ruang. Peta dilukiskan dengan skala tertentu dengan tulisan atau simbol sebagai

keterangan yang dapat dilihat dari atas. Peta dapat meliputi wilayah yang luas, dapat

juga hanya mencakup wilayah yang sempit.

Peta merupakan dasar yang penting dalam SIG karena berfungsi sebagai sebuah

sumber data, struktur dalam penyimpanan data dan alat untuk menganalisis dan

mempertunjukkan data.

Menurut Burrough (1986, p13), peta adalah sekumpulan titik, garis dan area yang

digunakan untuk mendefinisikan lokasi dan tempat yang mengacu pada sistem koordinat

beserta dengan penggambaran atribut-atribut non-spasialnya. Peta biasanya

direpresentasikan dalam dua dimensi tapi tidak menutup kemungkinan untuk dapat

dipresentasikan dalam bentuk tiga dimensi.

2.4.2 Jenis Peta

Menurut kegunaannya, peta terdiri dari:

a. General Reference Map (Peta Referensi Umum)

Peta ini digunakan untuk mengidentifikasi dan memverifikasi macam-macam

bentuk geografi seperti fitur tanah, perkotaan, jalan, dan sebagainya.

b. Mobility Map (Peta Mobilitas)

Peta ini bermanfaat bagi masyarakat dalam menentukan jalur dari satu tempat ke

tempat lainnya, digunakan untuk perjalanan darat, laut dan udara.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

22 

 

c. Thematic Map (Peta Tematik)

Peta ini digunakan untuk menunjukkan penyebaran data non-spasial dari obyek

tertentu pada peta, biasanya angka atau warna yang merupakan data hasil olahan.

d. Inventory Map (Peta Inventaris)

Peta ini menunjukkan lokasi dari fitur tertentu yang terdapat di suatu wilayah,

seperti posisi semua taman nasional yang dimiliki oleh provinsi Sumatera Barat.

Menurut isinya, peta terdiri dari:

a. Peta Umum

Melukiskan semua kenampakan pada suatu wilayah secara umum. Kenampakan

adalah keadaan alam atau daerah dengan berbagai bentuk permukaan bumi. Peta

umum dikenal juga dengan sebutan peta topografi. Peta topografi adalah

gabungan dari peta yang berbeda-beda. Peta topografi mengandung kumpulan

data yang bervariasi dalam topik yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

penggunaan lahan, relief atau kontur tanah, dan fitur kultural juga dapat

ditampilkan semuanya secara bersamaan dalam sebuah peta topografi yang sama.

Contoh : peta Indonesia, peta dunia

b. Peta Khusus

Melukiskan kemampuan tertentu atau menonjolkan satu macam data saja pada

wilayah yang dipetakan.

Contoh : peta geologi, peta geomorfologi dan peta populasi

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

23 

 

Menurut skalanya, peta terdiri dari:

a. Peta kadaster : skala antara 1:100 – 1:5.000

b. Peta skala besar : skala antara 1:5.000 – 1:250.000

c. Peta skala sedang : skala antara 1:250.000 – 1:500.000

d. Peta skala kecil : skala antara 1:500.000 – 1:1.000.000

e. Peta geografi : skala > 1:1.000.000

Menurut keadaan obyeknya, peta terdiri dari:

a. Peta Stasioner

Menggambarkan stabilitas atau apakah keadaan obyek yang dipetakan tetap.

Contoh : peta persebaran gunung berapi

b. Peta dinamis

Menggambarkan keadaan atau obyek yang dipetakan mudah berubah.

Contoh : peta arah angin

2.4.3 Pengertian Garis Lintang dan Garis Bujur

Garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude) adalah garis-garis khayal di

permukaan bumi yang dilukis di atas peta, atlas atau bola dunia untuk membantu

menunjukkan kedudukan suatu tempat. Letak dan posisi tempat dirujuk oleh titik

persilangan (koordinat) antara garis lintang dengan garis bujur. Nilai garis lintang

dinyatakan terlebih dahulu, kemudian diikuti oleh nilai garis bujur.

Garis lintang adalah garis-garis paralel pada bola dunia yang sejajar dengan Garis

Ekuator. Garis lintang diukur dalam kiraan (˚) dari Garis Khatulistiwa atau Ekuator (0˚)

tanpa sudut. Garis-garis lintang utama di dunia terdiri dari Garis Khatulistiwa, Garis

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

24 

 

Sartan, Garis Jadi, Garis Artik, dan Garis Anartik. Semua garis lintang berbentuk

lingkaran cincin, kecuali Kutub Utara (90˚LU) dan Kutub Selatan (90˚LS) yang

berbentuk titik untuk menggambarkan poros bumi. Jadi Lintang Utara (LU) berarti

semua posisi atau tempat yang terletak di sebelah Utara Ekuator, sedangkan Lintang

Selatan (LS) berarti semua tempat yang terletak di sebelah Selatan Ekuator.

Yang dimaksud dengan garis bujur adalah garis-garis setengah lingkaran yang

dilukis di sekeliling bola dunia dari bagian atas sampai ke bawah tegak lurus dengan

garis lintang sehingga seolah-olah menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Hal

ini juga berarti semua garis bujur bertemu antara satu sama lain di Kutub Utara dan

Kutub Selatan karena setiap garis berawal dan berakhir di keduanya. Garis bujur utama

(Prime Meridien) adalah garis bujur 0˚ yang melewati kota Greenwich sebagaimana

disepakati bersama secara internasional. Garis-garis bujur di sebelah timur Meridian

diberi nilai 1˚BT hingga 180˚BT, begitu pula dengan garis-garis bujur di sebelah barat

Meridian diberi nilai 1˚BB sampai 180˚BB. Garis bujur 180˚BT dan 180˚BB adalah satu

garis yang sama, hanya berbeda orientasinya sehingga garis bujur ini juga ditulis dengan

180˚ tanpa menyebut Bujur Timur atau Bujur Barat.

2.5 Rekayasa Piranti Lunak

2.5.1 Pengertian Rekayasa Piranti Lunak

Menurut Pressman(2001,p20), rekayasa piranti lunak adalah penerapan

dan penggunaan prinsip-prinsip rekayasa dalam usaha menghasilkan piranti

lunak yang ekonomis, dapat dihandalkan danberkerja secara efisien pada mesin

yang sesungguhnya. Paradigm rekayasa piranti lunak yang sering digunakan

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

25 

 

adalah the Classic Life Cycle atau lebih dikenal dengan Waterfall

model.(Pressman,2001,p28-29).

Gambar 2.3 waterfall model

Gambar diatas adalah tahapan umum dari model proses ini. Akan tetapi Roger S.

Pressman memecah model ini menjadi 6 tahapan meskipun secara garis besar sama

dengan tahapan-tahapan model waterfall pada umumnya. Berikut adalah penjelasan dari

tahap-tahap yang dilakukan di dalam model ini menurut Pressman:

• System / Information Engineering and Modeling. Permodelan ini diawali

dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke

dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat

berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dsb.

Tahap ini sering disebut dengan Project Definition.

• Software Requirements Analysis. Proses pencarian kebutuhan diintensifkan

dan difokuskan pada software. Untuk mengetahui sifat dari program yang akan

dibuat, maka para software engineer harus mengerti tentang domain informasi

dari software, misalnya fungsi yang dibutuhkan, user interface, dsb. Dari 2

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

26 

 

aktivitas tersebut (pencarian kebutuhan sistem dan software) harus

didokumentasikan dan ditunjukkan kepada pelanggan.

• Design. Proses ini digunakan untuk mengubah kebutuhan-kebutuhan diatas

menjadi representasi ke dalam bentuk “blueprint” software sebelum coding

dimulai. Desain harus dapat mengimplementasikan kebutuhan yang telah

disebutkan pada tahap sebelumnya. Seperti 2 aktivitas sebelumnya, maka proses

ini juga harus didokumentasikan sebagai konfigurasi dari software.

• Coding. Untuk dapat dimengerti oleh mesin, dalam hal ini adalah komputer,

maka desain tadi harus diubah bentuknya menjadi bentuk yang dapat dimengerti

oleh mesin, yaitu ke dalam bahasa pemrograman melalui proses coding. Tahap

ini merupakan implementasi dari tahap design yang secara teknis nantinya

dikerjakan oleh programmer.

• Testing / Verification. Sesuatu yang dibuat haruslah diujicobakan. Demikian

juga dengan software. Semua fungsi-fungsi software harus diujicobakan, agar

software bebas dari error, dan hasilnya harus benar-benar sesuai dengan

kebutuhan yang sudah didefinisikan sebelumnya.

• Maintenance. Pemeliharaan suatu software diperlukan, termasuk di dalamnya

adalah pengembangan, karena software yang dibuat tidak selamanya hanya

seperti itu. Ketika dijalankan mungkin saja masih ada errors kecil yang tidak

ditemukan sebelumnya, atau ada penambahan fitur-fitur yang belum ada pada

software tersebut. Pengembangan diperlukan ketika adanya perubahan dari

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

27 

 

eksternal perusahaan seperti ketika ada pergantian sistem operasi, atau perangkat

lainnya.

Pengaplikasian menggunakan model ini mudah, kelebihan dari model ini adalah

ketika semua kebutuhan sistem dapat didefinisikan secara utuh, eksplisit, dan benar

diawal project maka SE dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun

seringkali kebutuhan sistem tidak dapat didefinisikan seeksplisit yang diinginkan, tetapi

paling tidak, problem pada kebutuhan sistem diawal project lebih ekonomis dalam hal

materi (lebih murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan

problem yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.

Meskipun demikian, karena model ini melakukan pendekatan secara urut /

sequential, maka ketika suatu tahap terhambat, tahap selanjutnya tidak dapat dikerjakan

dengan baik dan itu menjadi salah satu kekurangan dari model ini. Selain itu, ada

beberapa kekurangan pengaplikasian model ini, antara lain adalah sebagai berikut:

• Ketika problem muncul, maka proses berhenti, karena tidak dapat menuju ke

tahapan selanjutnya. Bahkan jika kemungkinan problem tersebut muncul akibat

kesalahan dari tahapan sebelumnya, maka proses harus membenahi tahapan

sebelumnya agar problem ini tidak muncul. Hal-hal seperti ini yang dapat

membuang waktu pengerjaan SE.

• Karena pendekatannya secara sequential, maka setiap tahap harus menunggu

hasil dari tahap sebelumnya. Hal itu tentu membuang waktu yang cukup lama,

artinya bagian lain tidak dapat mengerjakan hal lain selain hanya menunggu hasil

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

28 

 

dari tahap sebelumnya. Oleh karena itu, seringkali model ini berlangsung lama

pengerjaannya.

• Pada setiap tahap proses tentunya dipekerjakan sesuai spesialisasinya masing-

masing. Oleh karena itu, ketika tahap tersebut sudah tidak dikerjakan, maka

sumber dayanya juga tidak terpakai lagi. Oleh karena itu, seringkali pada model

proses ini dibutuhkan seseorang yang “multi-skilled”, sehingga minimal dapat

membantu pengerjaan untuk tahapan berikutnya.

Tahapan-tahapan model ini sudah cukup baik dalam artian minimal untuk

melakukan SE, maka harus ada tahapan-tahapan ini. Tahapan-tahapan ini jugalah yang

digunakan oleh model-model yang lain pada umumnya. Ada filosofi yang mengatakan

sesuatu yang sukses diciptakan pertama kali, maka akan terus dipakai didalam

pengembangannya. Hal ini juga berlaku pada waterfall model ini. Mungkin dapat

dikatakan bahwa inilah standar untuk melakukan SE. Akan tetapi, yang mungkin

menjadi banyak pertimbangan mengenai penggunaan dari model ini adalah metode

sequential-nya. Mungkin untuk awal-awal software diciptakan, hal ini tidak menjadi

masalah, karena dengan berjalan secara berurutan, maka model ini menjadi mudah

dilakukan. Sesuatu yang mudah biasanya hasilnya bagus. Oleh karena itu model ini

sangat populer. Akan tetapi, seiring perkembangan software, model ini tentu tidak bisa

mengikutinya. Yang menjadi kelemahan adalah pada pengerjaan secara berurutan tadi,

seperti yang sudah diutarakan sebelumnya. Kelemahan-kelemahan yang lain juga sudah

diutarakan diatas, atau bahkan masih ada yang lainnya.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

29 

 

Dari sini, nantinya akan dikembangkan model-model yang lain, bahkan ada

tahap evolusioner dari suatu model proses untuk mengatasi kelemahan-kelemahan tadi.

Meskipun secara tahapan masih menggunakan standar tahapan waterfall model.

Kesimpulannya adalah ketika suatu project skalanya sedang mengarah kecil bisa

menggunakan model ini. Akan tetapi kalau sudah project besar, tampaknya kesulitan

jika menggunakan model ini.

2.5.2 Elemen pokok RPL

Elemen pokok Rekayasa Piranti Lunak adalah sebagai berikut :

1. Process

Pada proses RPL merupakan perekat yang mengikat lapisan-lapisan

teknologi secara bersama dan memampukan perangkat lunak computer untuk

berkembang secara tepat waktu dan rasional. Proses menggambarkan suatu

kerangka kerja untuk sekumpulan dari Key Process Areas (KPAs) yang harus

diterapkan untuk keefektifan pengiriman dar iteknologi rekayasa piranti lunak.

Key process areas merupakan bentuk dasar bagi control managemen dari

proyek-proyek piranti lunak dan menerapkan konteks dimana metode teknis

daapt diterapkan. Produk kerja (model, dokumen, data, laporan, bentuk, dll) yang

diproduksi, kualitas yang dipastikan, dan perubahan yang diatur dengan baik.

2. Methods

Metode Rekayasa Pirantil Lunak menyediakan teknik bagaimana cara

untuk membangun piranti lunak. Metode yang meliputi suatu ruang lingkup

tugas yang luas yang meliputi analisa kebutuhan , desain , konstruksi program,

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

30 

 

pengujian, dan dukungan. Metode rekayasa Piranti Lunak bergantung pada

sekumpulan prinsip-prinsip dasar yang memerintah tiap area dari teknologi dan

meliputi kegiatan modeling dan teknik deskriptif lainnya.

3. Tools

Peranan Rekayasa Piranti lunak menyediakan dukungan yang otomatis

dan semi - Otomatis bagi proses dan metode-metodenya. Ketika peralatan itu

terintegrasi, maka informasi yang dibentuk oleh suatu alat dapat digunakan oleh

yang lainnya, suatu sistem yang mendukung perkembangan piranti lunak disebut

Computer-Aideds Software (CASE), telah didirikan. CASE merupakan

kombinasi dari software, hardware, dan suatu basis data rekayasa piranti lunak

(sebuah tempat penyimpanan yang berisi informasi penting tentang analisis,

desain, konstruksi program, dan pengujian ) untuk menciptakan suatu lingkungan

analogis rekayasa piranti lunak untuk CAD/CAE (computer-aided design/

engineering) untuk peragkat keras

2.6 Data

2.6.1 Pengertian Data

Menurut McLeod, et al(2007,p15), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-

angka yang relatif tidak berhenti bagi pemakai.

Dua sifat data :

a. Shared : data dapat digunakan oleh beberapa pengguna.

b. Integrated : data merupakan kesatuan, sedapat mungkin

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

31 

 

menghindari pengulangan sehingga data menjadi lebih valid.

2.6.2 Pengertian Basis Data

Pengertian basis data adalah kumpulan data yang terhubung satu

sama lain secara logikal, dan deskripsi data itu dirancang untuk

memenuhi kebutuhan informasi dalam suatu organisasi (Connolly, 2005,

p15). Basis data adalah kumpulan data-data yang digunakan oleh sistem

aplikasi dari perusahaan ( Date, 2000, p10). Basis data adalah kumpulan

data-data yang disimpan dalam suatu format yang telah distandarisasi,

dirancang untuk dibagikan kepada banyak user (Post, 2005, p2). Basis

data adalah seperangkat file yang terinterelasi dan terkoordinasi secara

terpusat (Romney, 2003, p82).

2.6.3 Database Management System

Database Management System (DBMS) adalah sebuah system

software yang memperbolehkan user untuk menggambarkan, membuat,

menjaga, dan mengontrol akses ke basis data (Connolly, 2005, p16).

Database Management System (DBMS) adalah suatu kumpulan data

yang interelasi dan seperangkat program untuk mengakses data-data

tersebut (Silberschatz, 2002, p1). Fasilitas yang disediakan DBMS antara

lain (Connolly, 2005, p16) :

• Memperbolehkan user untuk mendefinisikan data, membuat

spesifikasi tipe data, dan constraint pada data yang akan disimpan dalam

basis data. Biasanya menggunakan Data Definition Language (DDL).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

32 

 

Constraint adalah peraturan konsistensi nilai pada basis data yang tidak

dapat dilanggar.

• Memperbolehkan user untuk menambah data, mengubah data,

menghapus data, dan mengambil data dari basis data. Biasanya

menggunakan suatu Data Manipulation Language (DML). Bahasa yang

umum digunakan adalah Structured Query Language (SQL).

• Menyediakan fungsi-fungsi untuk mengontrol akses ke basis

data :

� Sistem keamanan (Security system), mencegah user yang tidak

berwenang agar tidak mengakses ke basis data.

� Sistem integritas (Integrity system), menjaga konsistensi data

yang disimpan.

� Sistem kontrol (Concurency control), mengijinkan agar data

dapat dipakai bersama-sama oleh user lainnya.

� Sistem kontrol perbaikan (Recovery control system),

memperbaiki atau mengembalikan basis data ke kondisi

sebelumnya jika terjadi kerusakan pada perangkat keras dan

perangkat lunak.

� Katalog yang dapat diakses user (User-accessible catalog),

catatan yang berisi deskripsi data pada basis data.

Database Application Program adalah suatu program komputer

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

33 

 

yang berinteraksi dengan basis data sesuai dengan permintaan DBMS

(Connolly, 2005, p17). Komponen lingkungan DBMS antara lain

(Connolly, 2005, p18) :

1. Perangkat keras (hardware)

Perangkat keras dapat berupa komputer tunggal personal,

mainframe tunggal, hingga jaringan komputer. Perangkat keras

dapat tergantung pada kebutuhan perusahaan dan DBMS yang

digunakan.

2. Perangkat lunak (software)

Program aplikasi yang digunakan biasanya adalah 3rd GL

(third generation language) , seperti C, C++, Java, Visual Basic,

COBOL, Fortran, Ada, Pascal, atau bahkan 4th GL (fourth

generation language) seperti SQL yang digabungkan pada 3rd GL.

3. Data (data)

Data merupakan komponen yang paling penting dari

lingkungan DBMS. Data berperan sebagai penghubung antara

komponen mesin dengan komponen manusia.

4. Prosedur (procedure)

Prosedur mengandung instruksi dan peraturan yang

mengatur rancangan dan kegunaan basis data, seperti bagaimana

masuk ke dalam DBMS, menjalankan dan menghentikan DBMS,

dan bagaimana membuat cadangan data dari basis data.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

34 

 

5. Manusia (people)

Manusia merupakan komponen terakhir yang terlibat

langsung dengan sistem, termasuk didalamnya adalah Database

Administrator (DBA), perancang basis data, pengembang aplikasi,

dan pemakai akhir.

Keuntungan DBMS antara lain (Connolly, 2005, p26) :

• Kontrol redundansi data

Pendekatan basis data berusaha menghapus redundansi

dengan menggabungkan file sehingga data yang sama tidak akan

disimpan kembali. Bagaimanapun, pendekatan basis data tidak

menghapus redundansi secara keseluruhan, tetapi mengontrol

jumlah redundansi yang terdapat pada basis data. Pada waktu

yang berbeda, beberapa data yang duplikat diperlukan untuk

meningkatkan performance.

• Konsistensi data

Dengan menghapus atau mengontrol redundansi, maka

akan mengurangi resiko ketidakkonsistensian yang akan muncul.

Jika sebuah data disimpan hanya satu kali pada basis data, update

apapun terhadap nilai data tersebut hanya dilakukan satu kali dan

nilai baru tersedia untuk user.

• Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

35 

 

Dengan integrasi dari data operasional, maka

memungkinkan perusahaan untuk menurunkan informasi

tambahan dari data yang sama.

• Data yang berbagi

File biasanya dimiliki oleh orang atau departemen yang

menggunakannya. Disisi lain, basis data adalah milik

keseluruhan organsisasi dan dapat dibagi-bagi kepada user yang

berhak mengaksesnya.

• Meningkatkan integritas data

Integritas data merujuk pada validitas dan konsistensi data

yang disimpan. Integritas biasanya digambarkan dalam bentuk

constraint, yang merupakan peraturan yang konsisten pada basis

data yang tidak diijinkan untuk dilanggar.

• Meningkatkan keamanan

Keamanan basis data adalah perlindungan basis data dari

user yang tidak memiliki hak akses. Hal ini dapat dilakukan

dengan cara membuat username dan password untuk

mengidentifikasi user yang mempunyai hak akses ke basis data.

Akses yang diberikan kepada user dapat dibatasi oleh jenis

operasi yaitu insert, update, delete, dan retrieval data.

• Menjalankan standar

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

36 

 

Integrasi memungkinkan DBA mendefinisikan dan

menjalankan standar yang diperlukan. Standar ini dapat meliputi

standar departemen, organisasi, nasional, atau internasional untuk

pemformatan data dalam memfasilitasi pertukaran data antar

sistem, aturan penamaan, standar dokumentasi, prosedur update,

dan aturan akses.

• Meningkatakan maintenance melalui independensi data

Pada sistem berbasis file, deskripsi data dan logika untuk

mengakses data dibangun ke dalam setiap program aplikasi,

membuat program bergantung pada data. Pada DBMS, deskripsi

data dan aplikasi dipisahkan sehingga membuat aplikasi terpisah

dari perubahan deskripsi data. Ini disebut dengan independensi

data.

• Meningkatkan concurrency

DBMS mengatur akses ke basis data dimana jika terjadi

akses terhadap data secara bersamaan , maka akses yang satu

tidak akan mengganggu akses yang lainnya sehingga tidak terjadi

kehilangan informasi .

Kerugian DBMS antara lain (Connolly, 2005, p29) :

• Kompleksitas

Perancang dan pengembang basis data, data dan database

administrator, serta user harus memahami keseluruhan

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

37 

 

fungsionalitas DBMS yang kompleks. Kegagalan dalam

memahami sistem dapat membawa ke keputusan rancangan yang

buruk dimana akan terdapat konsekuensi yang serius untuk

perusahaan.

• Ukuran (size)

Fungsionalitas yang kompleks menjadikan DBMS sebagai

sebuah perangkat lunak yang membutuhkan tempat penyimpanan

yang sangat besar dan jumlah memori yang besar untuk

menjalankan DBMS secara efisien.

• Biaya DBMS

Biaya untuk suatu DBMS sangat bervariasi tergantung

pada lingkungan dan fungsionalitas yang diberikan.

• Biaya perangkat keras tambahan

Kebutuhan tempat penyimpanan untuk DBMS dan basis

data membutuhkan pembelian tempat penyimpanan tambahan.

Selain itu, untuk mendapatkan performance yang diinginkan,

maka diperlukan untuk membeli mesin yang lebih besar untuk

menjalankan DBMS. Penambahan perangkat keras baru akan

menghasilkan pengeluaran biaya tambahan.

• Biaya konversi

Biaya tambahan untuk melakukan konversi aplikasi yang

telah ada agar berjalan pada DBMS dan perangkat keras yang

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

38 

 

baru. Selain itu juga meliputi biaya tambahan untuk pelatihan staff

untuk menggunakan sistem baru dan mungkin mempekerjakan

staff ahli untuk membantu dalam melakukan konversi dan

menjalankan sistem baru.

• Performance

DBMS digunakan untuk memenuhi banyak permintaan aplikasi

sehingga beberapa aplikasi tidak berjalan sesuai yang seharusnya.

2.6.3 Primary Key

Menurut Connolly dan Begg (2005, p79), Primary Key merupakan

sebuah atribut atau himpunan atribut yang bersifat unik yang dipilih untuk

mengidentifikasi tuple atau record dalam sebuah tabel. Unik di sini memiliki arti

tidak boleh ada duplikat atau key yang sama untuk dua atau lebih tuple/record

dalam sebuah tabel.

2.6.4 Foreign Key

Foreign Key berdasarkan Connolly dan Begg (2005, p79) adalah sebuah

atribut atau himpunan atribut dalam sebuah tabel yang merujuk pada key yang

terdapat pada tabel lain. Foreign Key berfungsi untuk menggambarkan hubungan

antara satu tabel dengan tabel yang lainnya.

2.6.5 Entity Relationship Diagram

Entity relationship diagram menunjukkan hubungan antar data

berdasarkan persepsi nyata yang terdiri dari sekumpulan obyek dasar yang

disebut entitas dan hubungan antar entitas-entitas tersebut.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

39 

 

Jenis mapping cardinality menurut Eaglestone (2001, p125), antara lain:

a. One to one

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau

hanya satu y, dan setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x.

b. One to many

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x berhubungan ke satu atau

lebih y, tetapi setiap satu y berhubungan dengan satu atau hanya satu x.

c. Many to many

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke

satu atau lebih y, dan setiap satu y mungkin berhubungan dengan satu atau lebih

x.

d. Zero or one to many

Hubungan antara entitas x dan y di mana setiap satu x mungkin berhubungan ke

satu atau lebih y, tetapi setiap satu y hanya berhubungan ke satu x atau tidak

sama sekali.

2.7 Statechart Diagram

Menurut Whitten, et al (2004,p700-701), statechart Diagram adalah Diagram

UML yang menggambarkan macam-macam keadaan yang dapat dimiliki objek peristiwa

yang memicu terjadinya transisi antar keadaan, dan aturan-aturan yang mengatur transisi

tersebut. Suatu objek berganti keadaan saat nilai atributnya berubah. Statechart Diagram

tidak diperlukan untuk semua objek. Statechart Diagram dibuat hanya untuk objek yang

secara jelas memiliki keadaan yang dapat diidentifikasi dan perilaku yang kompleks.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

40 

 

Statechart Diagram diawali dengan keadaan awal (lingkaran hitam penuh) dan transisi

melewati berbagai keadaan dalam daur hidup objek (segi empat tidak bersudut) sampai

mencapai keadaan akhir (lingkaran hitam penuh dengan lingkaran diluranya). Panah

menggambarkan kejadian yang memicu perubahan keadaan ke keadaan lainnya.

2.8 Component Diagram

Menurut Whitten, et al(2004, p502), Component Diagram digunakan untuk

menggambarkan organisasi dari sistem dan ketergantungnan dari komponen perangkat

lunak dalam sistem. Component Diagram dapat juga digunakan untuk menunjukkan

bagaimana kode program dibagi menjadi modul-modul.

2.9 Use-Case Diagram

Menurut Ambler, Scott W (2006), use-case Diagram secara grafik menggambarkan

interaksi antara sistem, hal-hal di luar sistem,dan user. Dengan kata lain, mereka

menggambarkan siapa yang akan memakai sistem dan dengan cara itu seorang user akan

berinteraksi dengan sistem. Use-case merupakan urutan langkah yang secara tindakan

saling terkait (skenario), baik termotivasi maupun secara manual, untuk tujuan

melengkapi satu tugas bisnis tunggal.

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

41 

 

Gambar 2.4 Contoh Diagram Use-case

Notasi yang digunakan dalan use-case Diagram antara lain:

1. Actor

Adalah posisi yang dimiliki user terhadap sistem. Yang menjadi actor dapat berupa

manusia, hardware atau sistem lain yang berhubungan dengan sistem yang berjalan.

Atau actor adalah sesuatu yang memerlukan interaksi dengan sistem untuk bertukar

informasi.

2. Use-case symbol

Menggambarkan sekumpulan urutan, dimana setiap urutan mewakili intervensi antara

actor dengan sistem. Use case symbol merepresentasikan fungsionalitas sistem secara

keseluruhan.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

42 

 

2.9.1 Deskripsi Use-case

Bagian umum kejadian adalah deskripsi use-case, yaitu langkah demi langkah mulai

dengan pelaku menginisialisasi use-case dan melanjutkannya hingga akhir kejadian

bisnis. Dimana dalam deskripsi use-case terdapat:

� Nama use-case (use-case), merupakan nama dari suatu use-case.

� Aktor (actor), pelaku yang berpartisipasi di dalam suatu use-case.

� Tujuan (goals), tujuan dari use-case.

� Prakondisi (precondition), batasan pada keadaan sistem sebelum use-case

dapat dieksekusi.

� Ringkasan (summary), deskripsi ringkasan pendek yang berisi jumlah kalimat

yang menunjukkan secara garis besar tujuan use-case dan berbagai

kegiatannya.

� Related use-case, use-case yang saling berhubungan.

� Langkah-langkah (steps), menjelaskan setiap langkah dari use-case dengan

menggunakan dua kolom, dimana kolom sebelah kiri menunjukkan aksi dari

pelaku dan kolom sebelah kanan merupakan respon yang diberikan oleh sistem.

2.10 IMK (Interaksi Manusia dan Komputer)

Menurut Shneiderman (1998, p55), IMK adalah studi tentang interaksi antara manusia

dan komputer. IMK sering dianggap sebagai titik temu antara sains computer, sains

perilaku, dan perancangan serta beberapa studi ilmu lainnya. Interaksi antara manusia

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

43 

 

dan computer terjadi pada user interface yang termasuk perangkat lunak dan perangkat

keras. 8 Aturan emas dalam perancangan interface yaitu :

1. Konsistensi

Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan istilah yang digunakan pada

prompt, menu, serta layar bantuan.

2. Memungkinkan pengguna untuk menggunakan shortcut

Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk meningkatkan kecepatan interaksi,

sehingga diperlukan singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas makro.

3. Memberikan umpan balik yang informatif

Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu sistem umpan balik. Untuk

tindakan yang sering dilakukan dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik

yang sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang penting, maka umpan balik

sebaiknya lebih substansial. Misalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol

pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.

4. Merancang dialog untuk menghasilkan suatu penutupan

Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu kelompok dengan bagian awal,

tengah, dan akhir. Umpan balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara

yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan kelompok tindakan berikutnya.

5. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana

Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna tidak dapat melakukan kesalahan

fatal. Jika kesalahan terjadi, sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

44 

 

memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami untuk penanganan

kesalahan.

6. Mudah kembali ke tindakan sebelumnya

Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena pengguna mengetahui kesalahan

yang dilakukan dapat dibatalkan; sehingga pengguna tidak takut untuk mengekplorasi

pilihan-pilihan lain yang belum biasa digunakan.

7. Mendukung tempat pengendali internal (internal locus of control)

Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem akan merespon tindakan yang

dilakukan pengguna daripada pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.

Sebaiknya sistem dirancang sedemikan rupa sehingga pengguna menjadi inisiator

daripada responden.

8. Mengurangi beban ingatan jangka pendek

Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan yang sederhana atau banyak

tampilan halaman yang sebaiknya disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan

untuk kode, mnemonic, dan urutan tindakan.

2.11 Asuransi jiwa

2.11.1 Pengertian Asuransi jiwa

Menurut Djojosoedarso, Soeisno (2005,p7), Asuransi Jiwa adalah polis asuransi yang

membayar manfaat atas kematian kepada penerima manfaat atau ahli waris apabila

tertanggung atau peserta utama meninggal dunia. Produk ini dibentuk untuk memberikan

perlindungan ekonomis kepada seseorang, sehingga apabila terjadi suatu resiko keluarga

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

45 

 

yang ditinggalkan tetap akan hidup layak sesuai tanpa harus menurunkan standart

hidupnya. Definisi Asuransi Jiwa menurut UU No. 2 Tahun 1992 berbunyi seperti ini:

“Asuransi jiwa adalah perjanjian, antara 2 (dua) pihak atau lebih dengan mana pihak

Penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang

yang diasuransikan”.

Manfaat proteksi jiwa ini adalah jaminan kepastian terhadap tertanggung dan

keluarga dalam menghadapi berbagai resiko kehidupan. Ketika dalam resiko, maka

manfaat asuransi pasti akan tetap memberikan seluruh manfaat dana pendidikan, dana

pensiun maupun santunan meninggal yang direncanakan tanpa harus melanjutkan

pembayaran preminya. Kepastian ini tertuang secara rinci didalam polis yang memiliki

kekuatan dan dasar hukum yang sah.

2.11.2 Definisi asuransi dilihat dari fungsinya

Untuk membantu membangun keamanan finansial seseorang, polis asuransi jiwa yang

dibutuhkan untuk membantu melindungi orang yang mereka cintai dalam peristiwa

kematian pemilik polis. Asuransi jiwa bisa datang dalam berbagai bentuk, tapi semua

memiliki satu manfaat utama; jumlah polis Anda akan dibayarkan kepada penerima

secara langsung setelah kematian seseorang dan akan bebas pajak penghasilan. Hidup

asuransi juga dapat memberikan keuntungan tambahan untuk membangun diri sendiri

keuntungan pajak pendapatan untuk pensiun atau untuk membantu memberikan aset

untuk melawan pajak estat.

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Geografi 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2010-1-00216-IF Bab 2.pdfformal yang terdiri dari berbagai sumber daya fisik

46 

 

2.11.3 Pengertian Polis

Menurut Djojosoedarso (2005, p72), polis adalah surat perjanjian yang mengatur segala

hak dan kewajiban dari masing – masing pihak.

2.11.4 Pengertian Premi

Menurut Djojosoedarso (2005, p127), premi asuransi adalah pembayaran dari

tertanggung kepada penanggung, sebagai imbalan jasa atas pengalihan risiko kepada

penanggung.