input output software - library.binus.ac.id
TRANSCRIPT
7
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum
2.1.1 Sistem Informasi
Menurut O'Brien & Marakas (2011:34) data adalah fakta mentah atau
observasi, yang berupa fenomena fisik atau transaksi bisnis. Data biasanya
diperlakukan sebagai proses yang menambah nilai (data processing atau
information processing) dimana (1) kondisinya dikumpulkan, dimanipulasi,
diatur, (2) isinya dianalisa dan dievaluasi; dan (3) ditempatkan pada konteks yang
sesuai untuk pengguna.
Menurut O'Brien & Marakas (2011:26) sistem adalah sekelompok
komponen yang saling terkait dengan batasan yang jelas, yang bekerja bersama
untuk mencapai tujuan bersama dengan menerima input dan menghasilkan output
dalam proses yang terorganisir.
Menurut O'Brien & Marakas (2011:34) informasi merupakan data yang
sudah diubah menjadi konteks yang berarti dan bernilai bagi pengguna tertentu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah kumpulan
orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang
terorganisir, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.
2.1.1.1 Fungsi Sistem Informasi
• Area fungsional utama dalam bisnis sama pentingnya dengan
kesuksesan bisnis dengan fungsi dari akuntansi, finansial,
manajemen operasi, pemasaran, dan manajemen sumber daya
manusia.
• Contributor penting untuk efisiensi operasioinal, produktivitas dan
moral pegawai, layanan dan kepuasan pelanggan
• Sumber utama informasi dan sokongan yang diperlukan untuk
mempromosikan pengambilan keputusan yang efektif oleh manajer
dan professional bisnis.
• Unsur penting dalam mengembangkan produk dan layanan kompetitif
yang dapat memberikan strategic advantage bagi organisasi di dalam
pasar global.
8
• Kesempatan karir yang dinamis, bermanfaat, menantang untuk jutaan
laki-laki dan perempuan.
• Komponen utama dari sumber daya, infrastruktur, dan keahlian dari
jaringan bisnis perusahaan terkini.
2.1.1.2 Komponen sistem informasi
Menurut O'Brien & Marakas (2011:31) sistem infromasi merupakan
sistem yang menerima data sebagai input dan memproses data tersebut
menjadi informasi sebagai output. Sistem informasi membutuhkan
sumber daya manusia, perangkat keras, perangkat lunak, data, dan
jaringan untuk menjalankan aktivitas input, proses, output, penyimpanan,
dan kontrol sehingga dapat merubah sumber data menjadi informasi
yang bermanfaat.
Sumber : (O'Brien & Marakas, 2011)
• Komponen sumber daya manusia merupakan komponen penting
untuk berjalannya sistem informasi yang sukses. Sumber daya
manusia meliputi end user dan IS specialist. End user merupakan
orang yang menggunakan sistem informasi beserta infromasi yang
diproduksi sistem. IS specialist merupakan orang yang
Gambar 2.1 Komponen Sistem Infromasi
9
mengembangkan dan mengoperasikan sistem informasi agar mampu
menghasilkan informasi yang berguna bagi end user.
• Kompnen perangkat keras meliputi semua peralatan dan material yang
digunakan pada saat aktivitas proses informasi, seperti mesin,
computer, serta data yang berupa kumpulan kertas atau tersimpan
pada disk.
• Komponen perangkat lunak meliputi program dan prosedur. Program
merupakan sekumpulan instruksi operasi untuk mengarahkan dan
mengendalikan perangkat keras komputer. Sementara prosedur
merupakan sekumpulan instruksi operasi yang dibutuhkan orang-
orang untuk menggunakan sistem informasi atau menggunakan
perangkat lunak.
• Komponen data merupakan material yang dicatat untuk disimpan,
diproses, dan dianalisa dengan menggunakan aplikasi perangkat
lunak.
• Komponen jaringan merupakan infrastruktur jaringan untuk
mendukung operasional dan komunikasi bisnis.
2.1.2 Enterprise Resources Planning (ERP)
Menurut Kumar (2010:26) ERP adalah sistem manajemenbisnis yang
terintegrasi dan operasi bisnisnya sudah memiliki standar. ERP dapat
meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Sistem ERP dapat
menstadarisasikan semua aktifitas bisnis kedalam satu sistem yang akan
mencapai standar tertinggi untuk informasi yang mudah diakses, terpercaya,
aman, dan real time.
Menurut Raihana (2012:77) Enterprise Resource Planning (ERP) adalah
istilah yang mencakup lini produk keseluruhan. Ini adalah sebuah aplikasi
berbasis komputer yang terintegrasi yang digunakan untuk mengelola sumber
daya internal dan eksternal, termasuk aset berwujud, sumber daya keuangan,
bahan, dan sumber daya manusia.
Menurut Stair & Reynalds (2010:20) Sistem Enterprise Resource
Planning (ERP) adalah sekumpulan program terpadu yang mengelola operasi
bisnis penting bagi keseluruhan organisasi. Sistem ERP dapat menggantikan
10
banyak aplikasi dengan satu set program terpadu, membuat sistem yang lebih
mudah digunakan dan lebih efektif.
Menurut O'Brien & Marakas (2011:320) ERP berperan sebagai tulang
belakang cross-functional perusahaan yang mengintegrasikan dan
mengotomatisasi proses bisnis internal dan sistem informasi perusahaan.
Enterprise resource planning merupakan sistem cross-functional perusahaan
dengan sekumpulan modul software yang terintegrasi, yang mendukung proses
bisnis internal dari perusahaan.
Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa ERP adalah sebuah
sistem informasi perusahaan yang dirancang untuk menghubungkan semua
sistem yang terdapat di perusahaan secara real time yang dapat meningkatkan
efektivitas dan efisiensi proses bisnis perusahaan.
2.1.2.1 Keuntungan ERP
1. Kualitas dan efisiensi: ERP menciptakan sebuah framework untuk
mengintegrasi dan meningkatkan proses bisnis internal perusahaan
yang dapat menghasilkan peningkatan secara signifikan dalam
kualitas dan efisiesi customer service, produksi, dan distribusi.
2. Mengurangi biaya: banyak perusahaan melaporkan sistem ERP
membantu pengurangan yang signifikan dalam biaya proses transaksi
serta hardware, software, dan IT support staff dibandingkan dengan
sistem lama yang tidak terintegrasi.
3. Mendukung pengambilan keputusan: ERP menyediakan informasi
cross-functional yang penting mengenai performa bisnis agar
manager dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan mereka
untuk mengambil keputusan yang lebih baik pada waktu yang tepat
di keseluruhan bisnis perusahaan.
4. Keluwesan perusahaan: Implementasi sistem ERP memecah struktur
lama perusahaan yang memiliki batasan departmental dan
fungsionalnya atau disebut ‘silo’ dari proses bisnis, sistem informasi,
dan sumber daya informasi. Hal ini menghasilkan fleksibilitas pada
struktur organisasi, tanggung jawab managerial, dan peran kerja; dan
11
organisasi yang lebih luwes dan adaptif, serta pekerja yang dapat
lebih mudah mengikuti kesempatan bisnis yang baru.
2.1.2.2 Kelemahan ERP
Menurut Magalhaes, Jahankhani, & Hessami (2010:164) Meskipun
ERP dinilai dapat membantu proses bisnis di perusahaan, tetapi ERP
juga memiliki kelemahan antara lain :
1. Terbatasnya kustomisasi pada software ERP
2. Sistem ERP sangat mahal
3. ERP sering dilihat terlalu sulit untuk diadaptasikan ke proses
bisnis spesifik beberapa perusahaan
4. Banyak integrated links yang membutuhkan akurasi tinggi
diaplikasi lain untuk dapat bekerja secara efektif
2.1.3 System Application and Product in Data Proccessing (SAP)
Menurut Wijaya & Darudiato (2009:150) SAP merupakan salahs atu
sistem ERP yang sangat populer di Indonesia. SAP didirikan sekitar tahun 1975
di Jerman oleh 5 orang mantan karyawan IBM. SAP berasal dari Jerman yaitu
Systeme Andwendungen Produkteinder Datenverbeitung atau dalam bahasa ingris
singkatan SAP yaitu System Application and Production in Data Processing.
2.1.3.1 Produk-produk SAP
1. MySAP Business Suite
Paket lengkap dari open enterprise solution yang
menghubungkan semua orang yang dilibatkan, informasi dan proses
dan oleh karena itu meningkatkan efektifitas dari hubungan bisnis.
MySAP Business Suite menawarkan solusi bisnis yang fleksibel
untuk perusahaan yang besar yang mempunyai jumlah user yang
besar dan proses yang secara konstan berubah.
2. MySAP All-in-One
Prepackaged, versi spesifikasi industri dari MySAP Business
Suite dengan built-in content, peralatan, dan metodologi untuk biaya
yang efektif. Solusi mySAP All-in-One menawarkan kombinasi
12
fleksibel out-of-the-box dengan kekuatan dari SAP solusi bisnis kelas
dunia.
3. SAP Business One
Sesuatu yang mudah digunakan untuk bisnis dan solusi untuk
manajemen operasional untuk bisnis dinamik dengan ukuran
karyawan antara sepuluh sampai beberapa ribu. Solusi ini mudah
namun sangat kuat, menyediakan dengan segera dan melengkapi
gambaran operasi bisnis dan aktifitas pelanggan.
2.1.3.2 Modul – Modul SAP
1. Sales and Distribution (SD)
Modul ini memungkinkan pengelolaan seluruh aspek kegiatan
penjualan: pemesanan, promosi, persaingan, penjualan lead,
pelacakan panggilan, perencanaan, kampanye mail, dan sebagainya.
Fitur berguna lainnya termasuk informasi ketersediaan produk segera
dan kemampuan untuk membuat kutipan awal. Pelanggan
mendapatkan keuntungan dengan layanan yang lebih baik dan lebih
cepat dan dapat menerima konfirmasi pesanan langsung melalui fax
atau surat.
2. Material Management (MM)
Modul material management meliputi semua kegiatan yang
berkaitan dengan akuisisi material dan kontrol inventori. Dalam
akuisisi material meliputi rangkaian aktivitas request for quotation,
limitasi permintaan, perbandingan harga vendor , perjanjian, status
order, dan seterusnya. Dalam kontrol inventori dilakukan
pengawasan stok dan pergerakannya akan selalu dicatat langsung.
Selain itu modul ini juga mengatur invoice verification untuk
menangani informasi yang berkaitan dengan akuntansi.
3. Human Resource (HR)
Modul human resource meliputi semua proses bisnis yang
mengatur semua kebutuhan akan sumber daya manusia secara
efisien, mulai dari seleksi pelamar hingga penggajian dan
pengembangan personel.
13
4. Financial Accounting (FI)
Modul ini meruakan aspek operasional akuntansi umum dan
informasi keuangan untuk perusahaan. Modul ini terhubung dan
terintegrasi dengan modul lain seperti human resource dan logistik.
Menurut buku dari Anonim (2006:56) berdasarkan proses bisnis yang ada
berkaitan dengan modul SAP Material Management, proses bisnis dibagi
menjadi beberapa bagian yaitu :
- Determination of requirements: user yang bertanggung jawab dari
department dapat menyebarkan permintaan material kepada department
Purchasing melalui Purchase Requitition. Jika perusahaan sudah mengatur
prosedur MRP untuk suatu material di dalam material master, maka sistem
SAP R/3 akan menghasilkan purchase requisition secara otomatis.
- Determination of source of supply: purchaser dapat menggunakan pemilihan
pemasok untuk membuat request for quotation (RFQ) dan kemudian
memasukkan quotation ke dalamnya. purchaser juga dapat merujuk pada
purchase orders, contracts dan conditions yang sudah tersedia di dalam sistem
untuk melakukan proses ini.
- Vendor selection: sistem mensimplikasikan pemilihan vendor dengan
membuat price comparison dari beberapa quotation. Sistem biasanya akan
mengirim surat penolakan secara otomatis.
- Purchase order handling: purchase order dapat dibuat secara manual atau
otomatis dari sistem. Ketika purchase order dibuat, data dapat disalin dari
dokumen lain seperti purchase requisition atau quotation, untuk mengurangi
aktivitas input ke dalam sistem. Pembuatan purchase order juga dapat
merujuk pada outline agreement.
- Purchase order monitoring: merupakan tahap memonitor status dari
purchase order di dalma sistem. Contohnya seperti memonitor apakah
pengiriman atau invoice untuk purchase order sudah dilakukan atau belum.
Bagian pembelian dapat mengingatkan vendor untuk outstanding deliveries
(pengiriman yang batas waktunya sudah dekat).
- Goods receipt: Goods receipt dibuat saat barang sudah datang dengan
merujuk kepada purchase order. Untuk membuat goods receipts digunakan
movement type, agar dapat mengetahui apakah barang masuk gudang (stock)
atau langsung digunakan (non-stock). Goods receipt dibuat dengan
14
mencocokkan barang yang sampai dengan barang yang di order yang tertera
pada purchase order. Movement type digunakan untuk membedakan status
perpindahan barang yang terjadi. Contoh movement type yaitu goods receipts,
release goods receipt, transfer postings. Movement type berfungsi sebagai
kontrol yang penting dalam inventory management. Movement type
menentukan jenis barang yang akan diupdate ke financial accounting, serta
menentukan screen layout saat membuat dokumen atau saat update quantity
fields.
- Invoice verification: dibuat dengan merujuk pada purchase order atau
delivery order, sehingga dapat diperiksa perhitungan dan keakuratan dari
invoice. Ketersediaan data purchase order dan goods receipt memungkinkan
untuk mengecek jumlah dan harga yang tercantum di invoice.
- Payment processing: mengotorisasi pembayaran untuk kewajiban kreditur.
Financial accounting menjalankan proses in secara berkala.
Setiap proses bisnis ini akan dilakukan penentuan prioritas terhadap
requirement yang telah diidentifikasi akan dikategorikan berdasarkan tingkat
prioritas tertentu.
Sumber : (Anonim, 2006)
Gambar 2. 2 Procurement Cycle
15
2.1.4 Proses Bisnis
Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer (2012:49) Proses
bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang berkaitan yang berkerja bersama-
sama di keseluruhan organisasi untuk mencapai tujan organisasi. Umumnya
tujuan organisasi yaitu untuk memuaskan kebutuhan konsumer.
Menurut Laudon & Laudon (2011:19) Proses bisnis mengacu pada
serangkaian tugas dan perilaku yang berhubungn secara logis bahwa organisasi
berkembang dari waktu ke waktu untuk menghasilkan tujuan bisnis yang spesifik
dan cara yang unik dimana kegiatan ini diatur dan dikoordinasikan. Contoh dari
proses bisnis seperti mengamebangkan produk baru, menghasilkan dan
memenuhi pesanan, menciptakan rencana pemasaran, memperkerjakan seorang
karyawan dan cara-cara organisasi mencapai proses bisnis tersebut dapat menjadi
sumber kekuatan kompetitor
2.1.5 Evaluasi
Menurut Zikmund, Babin, Carr, & Griffin (2009:10) Evaluasi merupakan
pengukuran dan penilaian formal dan objektif mengenai apakah aktivitas, proyek,
atau program sudah mencapai tujuannya.
Menurut Suharsimi, Jabar, & Safrudin (2008:2) Evaluasi adalah kegiatan
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu. Informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam pengambilan sebuah
keputusan. Fungsi utama evaluasi adlaha menyediakan informasi-informasi yang
berguna untuk pihak yang menentukan keputusan untuk menentukan kebijakan
yang diambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.
Menurut Boulmetis & Dutwin (2011:19) Evaluasi adalah proses
sistematis dalam mengumpulkan dan menganalisa data untuk menentukan apakah
suatu tujuan program atau projek sudah atau sedang dicapai, dan sejauh mana
tujuan tersebut tercapai. Dari sana, evaluasi juga dapat membantu untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari program atau proyek, serta
membantu untuk pengambilan keputusan. Evaluasi dapat mengidentifikasi
perbedaan antara bagaimana keadaan program saat ini dan bagaimana keadaan
yang diinginkan.
16
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupaka
kegiatan mengumpulan informasi yang digunakan untuk mengidentifikasi
kekuranag dan kelebihan suatu sistem.
2.1.6 Teknik Pengumpulan Data
2.1.6.1 Observasi
Menurut Zikmund, Babin, Carr, & Griffin (2009:239) Observasi
adalah proses pencatatan pola-pola orang, objek, dan kejadian secara
sistematik.
Observasi dapat menjadi alat untuk penelitian ilmiah ketika:
- Observasi memiliki tujuan penelitian yang dirumuskan
- Observasi direncanakan secara sistematis
- Obsersvasi tersebut dicatat secara sistematis, dan berkaitan dengan
proposisi umum
- Observasi meliputi pemeriksaan atau kontrol pada validitas dan
reliabilitas.
2.1.6.2 Interview
Menurut Zikmund, Babin, Carr, & Griffin (2009:209) interview
personal merupakan bentuk dari komunikasi langsung dimana orang
yang menginterview bertanya kepada responden bertatapan muka.
Metode yang serbaguna dan fleksible ini merupakan komunikasi 2 arah
antara interviewer dan responden. Interview personal memiliki
kesempatan untuk adanya timbal balik dan klarifikasi.
2.1.7 Flowchart
Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer (2012:231) sistem
flowchart menggambarkan suatu sistem beserta input, proses, dan outpunya
dengan detail. Sistem flowchart memberikan informasi mengenai dokumen-
dokumen dan proses-proses yang terjadi di dalam sistem, serta siapa saja yang
terlibat di dalam sistem.
17
Menurut Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer (2012:249) Secara
konsep, sistem flowchart menunjukkan kombinasi dari data flow diagram logis
dan data flow diagram fisik, karena sistem flowchart memberikan detail dari
proses yang terjadi (persepsi logis) serta sumberdaya fisik yang digunakan untuk
melakukan proses tersebut (persepsi fisik).
2.1.7.1 Simbol – simbol flowchart
Flowchart disusun dengan simbol-simbol. Simbol ini dipakai debagai
alat bantu menggambarkan proses bisnis. Simbol-simbol yang dipakai
antara lain :
Tabel 2. 1 Simbol-simbol Flowchart
Simbol Nama Simbol Penjelasan
Terminator
Simbol untuk permulaan atau
akhir dari suatu kegiatan
Dokumen
Sebuah dokumen atau
laporan dokumen dapat
dibuat dengan tangan atau
dicetak komputer
Multipel dokumen
Dimana terdapat lebih dari 1
copy dokumen yang sama,
atau lebih dari 1 dokumen
berbeda yang digabungkan
Manual input
Simbol untuk pemasukan
data secara manual on-line
keyboard
Manual process
Proses yang dilakukan oleh
orang. Contohnya
menghitung manual ada
berapa banyak invoice dalam
satu batch yang perlu
diproses
18
Computer process
Proses yang dilakukan secara
otomatis. Contohnya
pemesanan yang masuk ke
sistem akan digunakan untuk
update file account
receivable
Offline process
Proses yang dilakukan secara
elektronik. Contohnya scan
data menggunakan barcode
reader.
On-page connector
Menggabungkan dua lokasi
yang berbeda di dalam 1
halaman flowchart yang
sama.
Off-page connector
Menggabungkan dua lokasi
yang berbeda pada halaman
flowchart yang berbeda juga.
Temporary paper data
store
Data kertas yang disimpan
dapan disusun berdasarkan
urutan angka (N), huruf (A),
atau kronologi (C).
Permanent paper data
store
Data kertas yang disimpan
dapan disusun berdasarkan
urutan angka (N), huruf (A),
atau kronologi (C).
On-screen display
Data ditampilkan pada layar
computer atau monitor
General journal of
general ledger
Buku besar
Garis alir
Aliran dokumen / proses
Garis alir
Aliran data / informasi
A
n
n
19
Transmisi
Mengirim data dari dua
tempat yang berbeda melalui
link telekomunikasi
Annotation
Digunakan untuk komentar
tambahan
Barang fisik atau
benda yang bergerak
di dalam proses
Contohnya barang yang
dikirmkan dari supplier.
Sumber : Considine, Parkes, Olesen, Blount, & Speer (2012:249)
2.1.8 Use Case Diagram
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:160) use case adalah aktivitas
yang dilakukan oleh sistem yang umumnya merupakan respon dari permintaan
yang dilakukan oleh user.
Pada gambar 2.3 menunjukkan notasi pada use case diagram. Bentuk
orang menunjukkan aktor (user) yang berinteraksi dengan sistem untuk
melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu. Sebagai contoh aktor dapat memberikan
input kedalam dan menerima informasi dari suatu aplikasi. Bentuk oval
menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan aktor dan sistem untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Garis penghubung menggambarkan hubungan dari aktifitas
aktor ke dalam sistem.
20
Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012:160)
2.1.9 Use Case Description
Menurut Satzinger, Jackson, & Burd (2012:121) use case description
menjelaskan detail proses dari suatu use case. Gambar 2.4 merupakan contoh dari
use case description. Use case description terdiri dari 11 baris deskripsi yang
merincikan suatu use case. Use case name adalah nama use case. Scenario adalah
sekumpulan aktivitas dalam use case dan merepresentasikan jalur yang unik pada
use case. Triggering event adalah hal yang menyebabkan use case tersebut
terjadi. Brief description menggambarkan ringkasan dari suatu use case. Actor
adalah orang yang menjalankan use case. Related use case adalah use case lain
yang berhubungan dengan use case tersebut. Stakeholder adalah orang yang
berkaitan dengan use case tersebut, termasuk orang yang memberikan input atau
menerima output. Precondition adalah kondisi yang harus dipenuhi sebelum
menjalankan use case. Postcondition adalah kondisi yang dapat dilakukan setelah
use case tersebut dilaksanakan. Flow of activities adalah alur aktivitas yang
terdapat dalam use case.
Gambar 2. 3 Notasi Use Case Diagram
21
Sumber : Satzinger, Jackson, & Burd (2012:121)
2.2 Teori Khusus
2.2.1 Material Management
Menurut Arnold, Chapman, & Clive (2008:10) materials management
merupakan suatu konsep dimana terdapat satu department di dalam perusahaan
yang bertanggung jawab atas aliran material di dalamnya, mulai dari pemasok,
kemudian masuk tahap produksi, hingga akhirnya sampai pada pengguna.
Gambar 2. 4 Use Case Description
22
Materials management merupakan suatu kordinasi fungsi yang bertanggung
jawab untuk merencanakan dan mengatur aliran material. Tujuan materials
management yaitu untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya perusahaan,
dan menyediakan customer service yang diminta. Materials management
merupakan balancing art dengan tujuan untuk mengantarkan apa yang
diinginkan oleh pengguna, pada waktu dan tempat yang mereka inginkan, dengan
biaya yang minimum. Kendala umum dari materials management yaitu untuk
menyeimbangkan antara prioritas dan kapasitas. Pengguna memiliki permintaan,
dimana materials management harus merencanakan prioritas perusahaan agar
dapat memenuhi permintaan pengguna tersebut. Sementara kapasitas yaitu
kemampuan sistem untuk menghasilkan barang.
2.2.1.1 Organizational level di Modul Material Management
Menurut Anonim (2006:44) Struktur organisasi dalam SAP modul
Material Management direpresentasikan oleh organizational level
berikut :
1. Client : level hirarki tertinggi dalam SAP R/3, yang berupa
sekumpulan dari unit legal, organisasional, bisnis atau administratif
dengan tujuan y ang sama. Contoh : group korporasi.
2. Company code : mempresentasikan unit akuntansi independen di
dalam suatu client. Setiap company code memiliki neraca dan
laporan laba rugi sendiri. Contoh: perusahaan subsidiary, member
dari grup korporasi.
3. Plant : Unit operasional di dalam company code. Contoh: fasilitas
produksi, kantor cabang.
4. Storage Location : Unit organisasi yang memfasilitasi diferensiasi
stok material di dalam plant.
5. Purchasing Organization : Organizational unit yang bertanggung
jawab dalam pembelian material atau service untuk satu atau
beberapa plant, serta melakukan negosiasi kondisi pembelian
dengan vendor . Purchasing organization memiliki tanggung jawab
legal untuk semua transaksi pembelian eksternal.
23
6. Purcahing group : Purchasing organization dibagi menjadi
purchasing group (buyer group), yang bertanggung jawab untuk
aktivitas pembelian sehari-hari. Purchasing group juga dapat bekerja
untuk beberapa purchasing organization.
Sumber : Anonim (2006:44)
2.2.2 Procurement
Menurut Turban & Leidner (2008:234) Procurement adalah koordinasi
semua aktifitas-aktifitas yang berhubungan dengan pembelian barang-barang dan
jasa yang dibutuhkan untuk melengkapi misi organisasi.
Menurut Weele (2010) Procurement adalah perolehan barang atau jasa.
Hal ini menguntungkan bahwa barang atau jasa yang tepat dan bahwa mereka
yang dibeli dengan biaya terbaik untuk memenuhi kebutuhan pembeli dalam hal
kualitas dan kuantitas, waktu dan lokasi.
Jadi dapat disimpulakan bahwa procurement adalah suatu kegiatan
pengadaan barang dan jasa dari vendor. Mulai dari memilih vendor sampai
barang diterima oleh bagian gudang.
2.2.2.1 Metode-Metode Procurement
Menurut Turban & Leidner (2008:233) perusahanaa-perusahaan
menggunakan metode-metode yang berbeda untuk memperoleh barang
Gambar 2. 5 Organizational Levels in the Procurement Process
24
dan jasa tergantung pada apa dan dimana mereka membeli, jumlah yang
dibutuhkan dan berapa jumlah budget yang tersedia. Metode-metode
utama procurement adalah sebagai berikut :
1. Membeli dari manufaktur, penjual grosir, atau pengecer dari
katalog-katalog mereka dan memungkinkan bernegosiasi.
2. Membeli dari katalog yang yang terhubung dengan memeriksa
katalog-katalog penjual atau membeli dari mal –mal industri.
3. Membeli dari situs pelalangan umum dimana organisasi
berpartisipasi sebagai salah satu pembeli.
4. Bergabung dengan suatu kelompok sistem pembelian dimana
memeriksa permintaan partisipan, menciptakan jumlah besar
2.2.3 Analisa Fit/Gap
Menurut Pol & Paturkar (2011:10) Anallisis fit/gap merupakan metode
yang digunakan untuk mengevaluasi setiap area fungsional dari proses bisnis
dalam mencapai tujuan perusahaan dengan cara mengidentifikasi setiap
komponen atau data dari sistem apakah fit atau gap.
Tiga langkah utama dalam metode analisa fit/gap, antara lain :
1. Menentukan ranking requirement
Langkah ini berdasarkan pada skala prioritas. Ranking yang digunakan pada
tahap ini dibagi menjadi 3, yaitu :
- High : Menjelaskan bahwa kebutuhan tersebut sangat penting bagi
operasional perusahaan dan tanpa kebutuhan tersebut, perusahaan tidak
dapat berfungsi.
- Medium : Menjelaskan bahwa kebutuhan tersebut tidak terlalu penting
terhadap bisnis perusahaan tetapi jika kebutuhan tersebut dipenuhi akan
meningkatkan proses bisnis yang berjalan secara signifikan di
perusahaan.
- Low : Menjelaskan bahwa kebutuhan tersebut tidak penting bagi
perusahaan dan kebutuhan tersebut dapat dicapai dengan melalui
berbagai solusi.
25
2. Menentukan Degree of Fit
Pada langkah ini ditentukan dari seberapa besar tingkat fit atara proses bisnis
dengan sistem yang berjalan pada perusahaan. Kode yang digunakan dalam
menentukan degree of fit yaitu :
- F (Fit) : Kebutuhan secara keseluruhan dapat dipenuhi oleh
sistem
- P (Partial Fit) : Sistem memiliki fungsionalitas yang mencukupi
kebutuhan. Modifikasi data customization akan tetap diidentifikasi untuk
memenuhi kebutuhan secara penuh.
- G (Gap) : Sistem tidak dapat memenuhi kebutuhan secara
keseluruhan. Alternatif yang disarankan diidentifikasi dan dibuat
rekomendasi. Mungkin akan menciptakan rekomendasi untuk sistem
tersebut.
3. Menetukan Gap Resolution
Jika terdapat proses bisnis yang gap, maka akan diberikan rekomendasi untuk
menyelesaikan gap tersebut
Menurut Remenyi, Bannister, & Money (2007:180) gap terjadi karena
adanya perbedaan antara ekspektasi dan kinerja sesungguhnya yang terjadi. Gap
bernilai positif jika kinerja yang dicapai melebihi ekspektasi, sedangkan Gap
yang bernilai negatif jika sebaliknya, kinerja yang dicapai dibawah ekspektasi,
yang mengindikasikan perlunya peningkatan kinerja. Analisa Gap juga dapat
digunakan untuk penerapan automasi dalam sistem dan pengukurannya
menggunakan bantuan kuisioner yang dibagi menjadi beberapa bagian untuk
mengukur atribut/kriteria yang penting bagi efektivitas dari sistem dan bagian
selanjutnya untuk mengukur kinerja dari sistem informasi yang ada berdasarkan
atribut/kriteria yang sama.
Langkah pertama dalam melakukan analisa fit/gap adalah menentukan
apakah suatu requirement memiliki tingkat high, medium, atau low.
Tahap selanjutnya pada analisa fit/gap adalah degree of fit yang
mengevaluasi user requirement, menentukan apakah proses yang sedang berjalan
26
sekarang sudah fit atau gap setelah dibandingkan dengan user requirement, dan
menentukan rekomendasi atas gap pada user requirement.
Selanjutnya adalah analisa fit/gap report result yang menerangkan hasil
dari fit/gap analysis report dalam bentuk presentase yaitu presentase jumlah user
requirement yang fit dan gap, presentase jumlah user requirement yang fit atau
gap pada tingkat high, medium, dan low.
Setelah mengetahui hasil-hasil analysis report result, perlu dilakukan
Business Process List. Tahap ini akan dilakukannya pendaftaran proses bisnis
yang menunjukkan daftar proses apa saja yang berubah dan tidak berubah atau
proses apa saja yang dihilangkan dengan proses bisnis yang diusulkan.Tahap
terakhir pada analisa fit/gap yaitu Gap Resolution. Gambaran secara detil
mengenai rekomendasi yang telah dibuat pada fit/gap analysis report dan
merupakan langkah-langkah teknis ke sistem serta gambaran dampak bisnis atas
rekomendasi yang diberikan baik dari segi perubahan proses bisnis, perubahan
struktur organisasi, dan peraturan procurement.
2.2.4 Analisa Resiko
Menurut Marchewka (2015:182) Analisa risiko dilakukan untuk
menentukan ancaman apa yang membutuhkan perhatian atau respon. Tujuan dari
analisa ini yaitu untuk menentukan dampak yang mungkin ditimbulkan oleh
risiko pada suatu sistem, dan kemudian untuk memprioritaskan risiko sehingga
strategi penanganan risiko yang efektif bisa dikembangkan. Dalam melakukan
analisa risiko diperlukan pemahaman akan risiko sistem, informasi yang
dibutuhkan untuk mengatur risiko dan membuat keputusan, memahami dampak
risiko dan keputusan yang diambil untuk risiko tersebut.
Menurut Broder & Tucker (2012:168) menjelaskan bahwa terdapat
banyak metode analisa resiko dan kerentanan. Metode tersebut antara lain
Operational Risk Management (ORM), CARVER+Shock, dan Vulnerability Self
Assessment Tool (VSAT). Oprational Risk Management (ORM) merupakan
sebuah metode analisa yang digunakan untuk mengenali manfaat dan resiko cara
kerja yang menentukan arah terbaik dari suatu tindakan yang diambil. Resiko
yang diteliti itu dapat merupakan akibat dari proses yang tidak memadai atau
gagal, dari orang, sistem, maupun kejadian-kejadian diluar sistem.
27
Menurut Shirouyehzad, Dabestani, & Badakhshian (2011:254) Analisa
resiko bertujuan untuk menemukan risiko yang mungkin terjadi bila tidak
diterapkan rekomendasi yang disarankan. Risiko-risiko ini akan dirangkum
dalam suatu tabel yang dinamakan risk analysis ranking dan pemetaan risiko ke
dalam suatu matriks yang dinamakan probability/impact matrix dengan
mengidentifikasi risiko-risiko yang dapat muncul apabila rekomendasi yang
diberikan tidak dijalankan.
Sebelum masuk pada tahap terakhir pada analisa fit/gap yaitu Gap
Resolution, dilakukan Risk Analysis yang mengidentifikasi risiko yang mungkin
terjadi apabila perusahaan tidak menjalankan rekomendasi yang diberikan, dan
menentukan user requirement atau proses yang mana yang menjadi prioritas
pertama, kedua, ketiga dan seterusnya untuk diterapkan sesuai rekomendasi yang
diberikan. Dalam penentuan prioritas ini difokuskan pada proses yang memiliki
risiko dengan probability High dan impact High.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk analisa resiko yaitu:
Pertama menentukan kemungkinan-kemungkinan masalah yang terjadi pada
setiap requirement. Kemungkinan-kemungkinan ini terjadi jika perusahaan tidak
menerapkan rekomendasi yang diberikan.
Kedua, dilakukan pengukuran Probability (kemungkinan) terjadinya risiko
dengan penilaian sebagai berikut:
Tabel 2.2 Probability
Peringkat Deskripsi
High Jika rekomendasi tidak diterapkan, maka kemungkinan risiko
yang muncul relatif tinggi
Medium Jika rekomendasi tidak diterapkan, maka kemungkinan risiko
yang muncul cukup tinggi
Low Jika rekomendasi tidak diterapkan, maka kemungkinan risiko
yang muncul cukup rendah
Sumber : Shirouyehzad, Dabestani, & Badakhshian (2011:254)
28
Ketiga, dilakukan pengukuran dampak yang ditimbulkan dari risiko dengan penilaian sebagai berikut:
Tabel 2.3 Risk Impact Rank
Peringkat Deskripsi
High Dampak yang ditimbulkan risiko sangat mempengaruhi
aktivitas operasional atau proses bisnis perusahaan
Medium Dampak yang ditimbulkan risiko cukup mempengaruhi
aktivitas operasional atau proses bisnis perusahaan.
Low
Dampak yang ditimbulkan risiko sangat kecil atau tidak
mempengaruhi aktivitas operasional atau proses bisnis
perusahaan.
Sumber : Shirouyehzad, Dabestani, & Badakhshian (2011:254)
2.2.5 Kerangka Pemikiran
Menurut Gregor (2007) Kerangka pemikiran merupakan suatu diagram
yang menjelaskan secara garis besar alus dalam proses sebuah penelitian.
Kerangka pemikiran dirancang oleh peneliti berdasarkan pertanyaan penelitian
dan mempresentasikan beberapa konsep dan hubungan antar konsep-konsep
tersebut.
Menurut Sugiyono (2010) kerangka pemikiran yang baik yaitu
menjelaskan secara teoristis peraturan variabel yang akan diteliti. Perlu
dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen. Oleh karena itu
pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka
berfikir.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kerangka pemikiran
merupakan alur pelaksanaan penelitian yang dirancang untuk menarik hubungan
antara konsep-konsep yang akan digunakan dalam penelitian.
29
Gambar 2. 6 Kerangka Pemikiran
30