bab ii landasan teori 2.1 manajemen logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan...

50
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik 2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik Secara historis dalam logistik atau distribusi fisik ini tercangkup dua kegiatan utama yaitu pengangkutan dan penyimpanan. Biasanya, kegiatan pengangkutan dan penyimpanan dipandang sebagai kegiatan yang terpisah. Menurut Swastha (1990:321) pengangkutan adalah pemindahan barang melalui suatu jalan atau jalur yang mengambil tempat di antara lembaga-lembaga saluran atau antara lembaga saluran dengan konsumen. Sedangkan, penyimpanan atau penggudangan merupakan pengamanan barang-barang selama dibutuhkan. Manajemen logistik merupakan aliran barang secara baik, efektif dan efisien mulai dari pengiriman barang dari pemasok atau supplier ke toko, penyimpanan yang baik di dalam gudang, pendistribusiannya hingga barang tersebut sampai kepada konsumen untuk dikonsumsi, selain itu juga di dalam manajemen logistik memiliki jasa pelayanan serta informasi mengenai produk yang dimilikinya di dalam penjualan barang. Manajemen Logistik merupakan suatu tanggungjawab untuk membuat dan mengatur sistem guna mengatasi aliran bahan baku dan barang jadi (Swasta, 1990:322).

Upload: others

Post on 12-Aug-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Manajemen Logistik

2.1.1 Pengertian Manajemen Logistik

Secara historis dalam logistik atau distribusi fisik ini tercangkup

dua kegiatan utama yaitu pengangkutan dan penyimpanan. Biasanya,

kegiatan pengangkutan dan penyimpanan dipandang sebagai kegiatan

yang terpisah. Menurut Swastha (1990:321) pengangkutan adalah

pemindahan barang melalui suatu jalan atau jalur yang mengambil

tempat di antara lembaga-lembaga saluran atau antara lembaga saluran

dengan konsumen. Sedangkan, penyimpanan atau penggudangan

merupakan pengamanan barang-barang selama dibutuhkan.

Manajemen logistik merupakan aliran barang secara baik,

efektif dan efisien mulai dari pengiriman barang dari pemasok atau

supplier ke toko, penyimpanan yang baik di dalam gudang,

pendistribusiannya hingga barang tersebut sampai kepada konsumen

untuk dikonsumsi, selain itu juga di dalam manajemen logistik

memiliki jasa pelayanan serta informasi mengenai produk yang

dimilikinya di dalam penjualan barang.

Manajemen Logistik merupakan suatu tanggungjawab untuk

membuat dan mengatur sistem guna mengatasi aliran bahan baku dan

barang jadi (Swasta, 1990:322).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

10

The Council of Logistic Management (1998) mendefinisikan

Manajemen Logistik merupakan bagian dari proses Supply Chain yang

berfungsi untuk merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan

keefisienan dan keefektifan aliran dan penyimpanan barang, pelayanan

dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik

konsumsi (point of consumption) dalam tujuannya untuk memenuhi

kebutuhan para pelanggan.

Menurut Swasta (1990) manajemen logistik mempunyai tugas

lain yaitu dengan menentukan macam sistem logistik yang dipakai,

memilih logistik privat atau logistik agen, memilih jenis alat angkutan

umum, mendisain organisasi logistik, menentukan logistik mix

menentukan operasi gudang, menentukan operasi gudang.

Menurut Bowesox (2002:13) manajemen Logistik adalah unik

karena ia nerupakan satu aktivitas perusahaan yang tertua tetapi juga

termuda. Aktivitas logistik (lokasi fasilitas, transportasi, inventarisasi,

komunikasi, dan pengurusan dan penyimpanan) telah dilaksanakan

orang semenjak awal spesilisasi komersil.

Pendapat Ballou (2004) mengenai definisi dari logistik adalah

“Logistic or Supply Chain is a collection funtional activities

(transportation, inventory, control, etc.) which are repeated many times

throughout the chanel through which raw materials are converted into

finished products and consumer value is added.”

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

11

Logistik atau Supply Chain adalah kegiatan pengumpulan

fungsional (transportasi, persediaan, kontrol, dll) yang diulang berkali-

kali di seluruh chanel di mana bahan baku diubah menjadi produk jadi

dan nilai konsumen ditambahkan.

Logistik merupakan suatu bagian yang integral dalam kegiatan

saluran. Adapun tugas umum dari manajemen logistik adalah

mengadakan keseimbangan antara biaya dan penghasilan untuk

mencapai laba tertentu (Swastha,1990:322)

Logistik merupakan suatu istilah yang dipinjam dari militer

yang menjelaskan suatu proses secara strategik mengelola aliran efisien

dan penyimpanan sejumlah bahan mentah, persediaan dalam proses,

dan persediaan barang jadi dari titik asal sampai ke titik konsumsi (

Daniel, 2001:31)

Menurut Bowersox (2002:13) logistik merupakan proses

pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan

barang, suku cadang dan barang jadi dari para suplaier, di antara

fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan.

Menurut Simamora (2000:730) distribusi fisik atau logitik ini

melibatkan perencanaan, penerapan dan pengendalian arus fisik bahan-

bahan baku dan barang jadi dari titik asal ke titik konsumen untuk

memenuhi kebutuhan pelanggan pada keuntungan tertentu.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

12

2.1.2 Sektor Logistik ASEAN

Logistik meliputi beragam subsektor yang bisa dikelompokan ke

tiga kelompok (US International Trade Commission 2005) (Hollweg

and Wong,2009) :

a. Manajemen transportasi dan jasa konsultasi supply chain, yang

termasuk di dalamnya desain jaringan (network design),

pengembangan strategi distribusi, penyimpanan, pergudangan,

penanganan kargo, jasa agensi transportasi dan perantara

kepabeanan.

b. Jasa yang terkait dengan freight logistics services, termasuk

subsector maritim, inland waterways, udara, kereta api, dan jasa

transportasi jalan raya.

c. Jasa termasuk sejumlah input lainnya atau nilai tambah, termasuk

jasa perdagangan ritel dan pemasok besar, jasa pengepakan, real

state, dan jasa konsultasi manajemen

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

13

Gambar 2.1

Sektor Logistik-Penggerak Pertumbuhan

Sumber: Deloitte,2009 (dalam buku Kesiapan Indonesia Menuju Pasar Tunggal dan Basis

Produksi ASEAN:2015)

Sektor Logistik berperan penting dalam upaya untuk

menciptakan industri dan perekonomian yang kompetitif. Sektor

logistik juga berperan penting dalam upaya menggerakan perekonomian

secara umum sebagaimana dijelaskan dalam Gambar 2.1 yang

menjelaskan peranan sektor logistik dalam menggerakan pertumbuhan

ekonomi. Jalur pertumbuhan dari sektor logistik ini bisa melalui

berbagai saluran, seperti investasi infrastuktur transportasi,

globalization sistem pengolahan, tenaga kerja yang berkualitas, dan

tumbuhnya perusahaan third party logistic (3PL). Biaya logistik

merupakan fungsi langsung dari infrastruktur transportasi suatu negara

dan profesionalisme dalam memberikan jasa logistik (Deloitte, 2009)

Pengiriman yang efisien pada jasa logistik ditunjukan dengan

kemampuan memindahkan atau mentransfer barang dan jasa secara

Penggerak

pertumbuhan

Struktur pajak tidak

langsung

Peningkatan

permintaan jasa 3PL

Pengakuan manajemen logistik

sebagai tool

Investasi infrastruktur

transportasi

Tenaga kerja

berkualitas

Globalisasi sistem

manufaktur

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

14

cepat, bisa diandalkan, dan harga yang murah. Ketersediaan jaringan

transportasi lokal, nasional, dan internasional mempengaruhi biaya

transportasi dan kemudahan penggerakan barang. Jaringan logistik atau

transportasi menentukantingkat konektivitas antara importor dan

eksportir pada waktu yang tepat dan harga yang murah (Hanouz and

Geiger, 2010)

Pada tahun 2004, negara ASEAN setuju untuk menentukan

sektor prioritas dalam The ASEAN Framework Agreement for the

Integration of Priority Sectors sebagai upaya untuk meliberalisasi sektor

tersebut. Dibulan Agustus 2007, ASEAN menambahkan logistik

sebagai salah satu sektor prioritas dan menyetujui ASEAN Sectoral

Integration Protocol for Logistics Services Sector. Dalam hubungannya

dengan liberalisasi sektor logistik, ASEAN’s Logistics Protocol

mencangkup empat komponen pokok yaitu:

a. Kepabeanan atau fasilitas transportasi dengan komponen utamanya

adalah adopsi standar internasional yang dibentuk oleh WTO dan

WCO.

b. Peningkatan kemampuan penyedia jasa logistik melalui berbagai

fasilitas perdagnagan dan logistik juga asistensi kepada penyedia

jasa logistik di ASEAN, termasuk di dalamnya dukungan terhadap

usaha kecil dan menengah dan pembentukan jaringan di antara

sesama penyedia jasa logistik di ASEAN.

c. Pengembangan sumber daya manusia untuk petugas logistik dan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

15

kepabeanan dan termasuk sektor swasta;

d. Infrastruktur dan investasi, dengan pembangunan koridor logistik

transportasi ASEAN.

2.1.3 Proses Logistik menurut Saluran

Menurut Revzan (dalam buku Manajemen Pemasaran Modern,

1990:285) mengatakan bahwa saluran merupakan suatu jalur yang

dilalui oleh arus barang-barang dari produsen ke perantara akhirnya

sampai pada pemakai.

Menurut Walters (dalam buku Manajemen Pemasaran

Modern,1990:286) mengatakan bahwa saluran merupakan sekelompok

pedagang dan agen perusahaan yang mengkombinasikan antara

pemindahan fisik dan nama dari suatu produk untuk menciptakan

kegunaan bagi pasar tertentu.

Menurut American Marketing Assosiation saluran merupakan

suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar perusahaan

yang terdiri atas agen,dealer, pedagang besar, dan pengecer, melalui

mana suatu produk atau jasa dipasarkan.

Saluran logistik terdiri dari sejumlah perusahaan independen

yang bersama-sama menyerahkan produk dan berbagai material ke

lokasi yang tepat pada waktu yang tepat. Sejumlah fungsi harus

dilaksanakan secara bersama-sama oleh anggota saluran ini dalam

proses logistik tersebut.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

16

Arus logistik dalam suatu saluran adalah ibarat mekanisme gigi

kunci inggris. Gerakan fisik yang paling ekonomis adalah gerakan satu

arah yang menuju kepada lokasi terakhir nasabah.

Menurut Simamora (2000:731) dari sudut distribusi fisik atau

logistik, layanan pelanggan adalah kemampuan sistem saluran untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan, pemakai industrial, atau perantara

saluran (seperti para pengecer) dalam hal-hal:

a) Waktu siklus pesanan, yang mengacu kepada seberapa lama

perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah

pesanan.

b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

pengiriman. Hal ini kemungkinan merupakan elemen yang paling

penting dari layanan distribusi-terutama bagi perusahaan yang

menerapkan sistem tepat waktu.

c) Komunikasi yang terjadi diantara pembeli dan penjual, yang

memungkinkan kedua belah pihak memecahkan masalah pada

tahap yang sangat dini.

d) Kemudahan, berarti bahwa sistem cukup luwes untuk

mengakomodasikan kebutuhan khusus dari pelanggan yang

berbeda.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

17

Saluran logistik yang paling umum adalah kombinasi antara

logistik sendiri dan logistik umum dengan jalur sebagai berikut:

Gambar 2.2

Metode Pengkombinasian Logistik

Menurut Irawan (1990:323)Manajer logistik mempunyai

beberapa pilihan untuk mengadakan kombinasi antara pengangkutan dan

penyimpanan dalam saluran pemasaran. Gambar 2.2 menunjukan suatu

gambaran tentang pilihan tersebut. Dalam hal ini terdapat tiga macam

pilihan yakni:

a. Memindahkan barang-barang seluruhnya dengan alat sendiri.

b. Menggunakan agen untuk melaksanakan kegiatan logistik.

c. Menggunakan beberapa kombinasi antara logistik umum ddan logistik

sendiri.

Produsen

Gudang

sendiri

Gudang

umum

Alat angkut

sendiri

Alat angkut

umum

Pedagang besar dan

pengecer

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

18

2.1.4 Komponen-komponen sistem logistik

Berjalannya kegiatan logistik tentu saja didukung oleh

komponen-komponen yang ada dalam sistem logistik tersebut. Menurut

Bowersox(2002:63) di dalam sistem logistik terdapat komponen-

komponen yang antara lain terdiri dari:

a) Struktur lokasi fasilitas

Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian

lokasi ke mana dan melalui mana material dan produk diangkut.

Untuk tujuan perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi

pabrik, gudang, dan toko pengecer. Jika digunakan jasa khusus dari

perusahaan pengangkutan atau gudang, maka fasilitas ini

merupakan bagian terpenting dari jaringan kerja tersebut.

b) Transportasi

Kecepatan pelayanan transport adalah waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan pengangkutan. Kecepatan itu

berkaitan dengan transport yang mampu memberikan pelayanan

yang lebih cepat dan tarif tinggi, selain itu berkaitan pada lebih

cepat pelayanan maka lebih pendek waktu produksi barangnya.

c) Persediaan

Pengadaan material dilaksanakan dalam sistem logistik untuk

alasan yang berbeda dengan pengadaan produk jadi. Dengan

pentahapan waktu MRP, tuijuan yang terpenting adalah

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

19

mempertahankan kontinuitas jadwal produksi dengan komitmen

yang minimum pengadaan persedian.

d) Komunikasi

Komunikasi adalah kegiatan yang tidak boleh diabaikan

dalam sistem logistik. Kecepatan arus informasi itu juga berkaitan

langsung dengan integrasi dari fasilitas, transportasi dan

persediaan. Semakin efisien desain sistem logistik suatu perusahaan

maka akan semakin peka terhadap gangguan dalam arus informasi.

e) Penanganan (handling) dan penyimpanan.

Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan ini meliputi

pergerakan atau movement, pengepakan, dan containerization

(pengemasan). Jadi semakin sedikit produk ditangani maka

semakin terbatas atau efisien arus total fisiknya. Jika diintegrasikan

secara efektif maka handling dapat mengurangi masalah dengan

kecepatan dan kemudahan melalui sistem tersebut.

Dalam konteks yang strategis, fokus pusat pada logistik adalah

komitmen pada persediaan. Produk dan material dipandang sebagai

kombinasi dari kegunaan bentuk, waktu, tempat dan pemilikan. Jika

sebuah perusahaan tidak secara konsisten memenuhi kebutuhan waktu

dan tempat, maka ia tidak secara efisien dicapai, sehingga laba dan

pengembalian atas investasi akan dibahayakan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

20

2.2 Manajemen Produksi

2.2.1 Pengertian Produksi

Produksi adalah salah satu faktor penting dalam kegiatan suatu

perusahaan yang berhubungan untuk menciptakan atau menghasilkan

barang atau jasa. Pengertian produksi atau operasi dapat lebih luas dan

jelas dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli:

Menurut Assauri dalam bukunya “Manajemen Produksi dan

Operasi” (2004:10) mengemukakan bahwa pengertian produksi dan

operasi dalam arti luas sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan

masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) tercakup semua

kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa serta kegiatan lain yang

mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk

tersebut.

Pengertian produksi menurut Prawirosentono dalam bukunya

yang berjudul “Manajemen Operasi” (2001:1)mengatakan bahwa

produksi adalah proses kegiatan yang mengubah bahan baku menjadi

barang lain yang mempunyai nilai tambah lebih tinggi.

Sedangkan menurut Jay dan Renderdalam bukunya “Operations

and Productivity” (2001:4)mengatakan bahwa:Productions is the

creation of goods and services”.

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dijelaskan bahwa

pengertian produksi atau operasi adalah suatu kegiatan

mentransformasikan input menjadi outputtermasuk segala kegiatan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

21

menghasilkan barang dan jasa serta kegiatan lainnya yang mendukung

dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki

2.2.2 Tugas dan Fungsi Manajemen Produksi

Menurut Taylor (1990) manajemen produksi semakin

berkembang dan memiliki 4 tugas yaitu meliputi:

a. Pengembangan terhadap ilmu pengetahuan bagi masing-masing

unsur dari kerja untuk mengganti metode kerja yang telah

dipraktekan.

b. Seleksi secara ilmiah, latihan dan pengembangan para pekerja

untuk membagikan kesempatan para pekerja untuk memilih

spesilisasinya yang paling tepat bagi dirinya.

c. Pengembangan terhadap semangat dan mental para pekerja dengan

pendekatan antara pekerja dan manajer untuk menuimbulkan

suasana kerja yang baik.

d. Pembagian kerja dan tanggung jawab yang seimbang terhadap

semua pekerja maupun manajer. Bidang ini merupakan pembagian

kerja antara pekerja dan manajer yang merupakan bagian yang

penting di dalam perencanaan dan pengawasan.

Menurut Gitosudarmo (1976:13) di dalam manajemen produksi

terdapat fungsi pengawasan yang meliputi:

a. Supervisi yang menjamin agar kegiatan dilaksanakan dengan baik.

b. Pembandingan berusaha mengecek apakah hasil kerja sesuai

dengan yang dikehendaki.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

22

c. Koreksi berusaha menghilangkan kesulitan atau penyimpangan

baik daripada pekerjaan maupun merubah rencana yang dipandang

2.3 Strategi Saluran Distribusi

2.3.1 Fungsi-fungsi saluran distribusi

Saluran distribusi adalah jaringan organisasi yang melakukan

fungsi-fungsi yang menghubungkan rodusen dengan pengguna akhir.

Saluran distribusi terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling

tergantung dan saling berhubungan, yang berfungsi sebagai suatu

sistem atau jaringan, yang bersama-sama berusaha menghasilkan dan

mendistribusikan sebuah produk ke pengguna akhir (Cravens:28).

Untuk menyampaikan produk-produk dari produsen ke

pengguna akhir diperlukan beberapa fungsi. Fungsi-fungsi saluran

distribusi diantaranya terdiri dari :

1. Transportasi.

Transportasi menghilangkan jarak di antara pembeli dan penjual.

Ini dilakukan dengan fungsi distribusi fisik.

2. Pemrosesan dan penyimpanan barang.

Ini menyangkut pemecahan jumlah yang besar menjadi pesanan

individual,sambil tetap menjaga persediaan dan mengumpulkan

pesanan untuk dikirimkan.

3. Periklanan dan promosi penjualan.

Mengkomunikasikan ketersediaan, tempat,dan ciri-ciri produk.

4. Penetapan harga.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

23

Menetepakan basis pertukaran diantara penjual dan pembeli.

5. Pengurangan resiko

Dilakukan melalui mekanisme seperti asuransi, kebijakan retur

yang kemungkinan terjual di masa depan.

6. Komunikasi

Mencangkup kontak penjualan langsung, pesanan tertulis dan

konfirmasi, dan arus informasi antara penjual dan pembelian.

2.4 Efisiensi dan Efektifitas

2.4.1 Pengertian Efisiensi

Efisiensi dan efektivitas merupakan 2 macam kriteria yang biasa

digunakan untuk menentukan prestasi suatu pusat pertanggungjawaban.

Menurut Dearden yang di terjemahkan oleh agus Maulana

dalam bukunya yang berjudul “Sistem Pengendalian

Manajemen”,pengertian efisiensi adalah kemampuan suatu unit usaha

untuk mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi selalu dikaitkan

dengan tujuan organisasi yang harus dicapai oleh perusahaan(Maulana,

1992:46).

Dalam kamus besar (1995:250) pengertian efisiensi adalah

kemampuan menjalankan tugas dengan baik dan tepat (dengan tidak

membuang-buang waktu,tenaga dan biaya).

Pengertian efisiensi itu sendiri telah didefinisikan oleh banyak

pakar ekonomi dan manajemen, diantara adalah pengertian Efisiensi

menurut Hasibuan(1994:07) yaitu perbandingan terbaik antara input

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

24

(masukan ) dan output (hasil), antara keuntungan dengan biaya (antara

hasil pelaksanaan dengan sumber yang digunakan), seperti halnya juga

hasil optimal yang dicapai dengan penggunaan sumber yang terbatas.

Sedangkan menurut Supriyono (1997:35) dalam bukunya yang

berjudul “Akuntansi Manajemen II” mendefinisikan efisiensi adalah

juka suatu unit dapat bekerja dengan baik, sehingga dapat mencapai

hasil atau tujuan yang diharapkan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi

merupakan kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya

untuk memperoleh hasil tertentu dengan menggunakan masukan (input

yang serendah-rendahnya) untuk menghasilkan suatu keluaran (output),

dan juga merupakan kemampuan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

dengan benar.

Suatu pusat pertanggungjawaban dikatakan efisiensi jika pusat

pertanggungjawaban tersebut :

a. Menggunakan sumber, atau biaya atau masukan lebih kecil untuk

menghasilkan keluaran dalam jumlah yang sama.

b. Mengguanakan sumber, atau biaya, atau masukan yang sama untuk

menghasilkan keluaran dalam jumlah yang lebih besar.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

25

2.4.2 Perbandingan Efisiensi dari Segi Usaha dan Segi Hasil

Efisiensi adalah suatu asas dasar tentang perbandingan terbaik

antara suatu usaha dengan hasilnya (Gie, 2000:171). Perbandingan itu

dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

a. Segi Usaha.

Suatu kegiatan dapat dikatakan efisien kalau sesuatu hasil

tertentu tercapai dengan usaha yang sekecil-kecilnya. Pengertian

usaha dapat dikembalikan pada lima unsur yang dapat juga disebut

sumber-sumber kerja, yaitu pikiran, tenaga, waktu, ruang, dan benda

(termasuk uang).

Gambar 2.3 Efisiensi Kerja dari Segi Usaha

Sumber: Gie,2000 (dalam buku Manajemen Perkantoran Efektif,

Efisien dan Profesional)

Usaha huruf C adalah yang efisien karena memberikan

perbandingan yang terbaik dilihat dari sudut usaha, yaitu paling

sedikit mengeluarkan lima sumber kerja untuk mencapai hasil

tertentu yang diharapkan.

C Usaha

Terkecil

B Usaha Lebih Kecil

Hasil

Tertentu

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

26

b. Segi Hasil.

Suatu kegiatan dapat disebut efisien kalau dengan suatu usaha

tertentu memberikan hasil yang sebanyak-banyaknya, baik mengenai

mutunya ataupun jumlah satuan hasil itu

Gambar 2.4 Efisiensi Kerja dari Segi Hasil

Sumber: Gie,2000 (dalam buku Manajemen Perkantoran Efektif,

Efisien dan Profesional)

Hasil huruf C adalah yang efisien karena menunjukan

perbandingan yang terbaik ditinjau dari sudut hasil yang paling besar

mengenai jumlah atau mutunya.

2.4.3 Pencapaian Efisiensi Kerja

Sedarmayanti (2001:114) menyatakan bahwa efisiensi kerja

dapat tercapai apabila:

a. Berhasil Guna atau Efektif.

Usaha

Tertentu

A

Hasil

Tertentu

B

Hasil Lebih

Besar

C

Hasil

Terbesar

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

27

Yaitu untuk menyatakan bahwa kegiatan telah dilaksanakan dengan

tepat artinya target tercapai sesuai waktu yang ditetapkan.

b. Ekonomis.

Dalam usaha mencapai efektifitas yang termaksud, maka biaya

tenaga kerja, material, peralatan, waktu, ruangan dan lain-lainya,

telah dipergunakan dengan setepat-tepatnya.

c. Pelaksanaan Kerja dapat Dipertanggungjawabkan.

Yaitu untuk membuktikan bahwa dalam pelaksanaan kerja,

sumber-sumber telah dimanfaatkan dengan setepat-tepatnya dan

dilaksankan dengan penuh tanggung jawab sesuai dengan yang

ditetapkan.

d. Pembagian Kerja Nyata.

Yakni berdasarkan pemikiran bahwa tidak mungkin manusia

seorang diri mengerjakan segala macam pekerjaan dengan baik,

sebab bagaimanapun juga kemauan setiap orang pasti terbatas (real

and factual distribution of work/DW). Oleh sebab itu harus ada

pembagian kerja yang nyata yaitu benar-benar berdasarkan beban

kerja (volume of work/VW). Ukuran kemampuan kerja dan waktu

yang tersedia.

e. Rasionalitas Wewenang dan Tanggung Jawab.

Artinya jangan sampai terjadi seseorang mempunyai wewenang

yang lebih besar dan tanggung jawabnya. Wewenang harus sama

dan seimbang dengan tanggung jawabnya.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

28

f. Prosedur Kerja Praktis, Bekerja, dan dapat dilaksanakan .

Yaitu pelaksanaan kerja yang dapat dipertanggungjawabkan serta

pelayanan kerja yang memuaskan tersebut haruslah merupakan

kegiatan operasional yang dapat dilaksanakan dengan lancar.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

efisiensi kerja akan tercapai apabila berhasil guna atau efektif,

ekonomis, pelaksanaan kerjanya dapat dipertanggungjawabkan,

terdapat pembagian kerja yang nyata, rasionalitas wewenang dan

tanggung jawab, terdapat keseimbangan, serta terdapat prosedur yang

praktis yang dapat dipahami oleh seluruh pegawai lingkungan kantor.

2.4.4 Pengertian Efektifitas.

Menurut Mahmudi (2005:92) mendefinisikan efektifitas

merupakan hubungan antara output dengan tujuan, semakin besar

kontribusi (sumbangan) output terhadap pencapaian tujuan,

makasemakin efektif organisasi, program atau kegiatan

Efektivitas berfokus pada outcome (hasil), program, atau

kegiatan yang dinilai efektif apabila output yang dihasilkan dapat

memenuhi tujuan yang diharapkan atau dikatakan spending wisely.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektivitas adalah

menggambarkan seluruh siklus input, proses dan output yang

mengacu pada hasil guna daripada suatu organisasi, program atau

kegiatan yang menyatakan sejauhmana tujuan (kualitas, kuantitas, dan

waktu) telah dicapai, serta ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

29

mencapai tujuannya dan mencapai target-targetnya. Hal ini berarti,

bahwa pengertian efektivitas yang dipentingkan adalah semata-mata

hasil atau tujuan yang dikehendaki.

Menurut pendapat Markus Zahnd dalam bukunya Perancangan

Kota Secara Terpadu mendefinisikan efektivitas dan efisiensi, sebagai

berikut:

“Efektivitas yaitu berfokus pada akibatnya, pengaruhnya atau

efeknya,sedangkan efisiensi berarti tepat atau sesuai untuk

mengerjakan sesuatudengan tidak membuang-buang waktu, tenaga

dan biaya”.(Zahnd, 2006:200-2001)

Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa efektivitas lebih

memfokuskan pada akibat atau pengaruh sedangkan efisiensi

menekankan pada ketepatan mengenai sumber daya, yaitu mencakup

anggaran, waktu, tenaga, alat dan cara supaya dalam pelaksanaannya

tepat waktu. Lebih lanjut menurut Agung Kurniawan dalam bukunya

Transformasi Pelayanan Publik mendefinisikan efektivitas, sebagai

berikut:

“Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan tugas, fungsi

(operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau

sejenisnya yang tidak adanya tekanan atau ketegangan diantara

pelaksanaannya”.(Kurniawan, 2005:109).

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

secara singkat pengertian daripada efisiensi dan efektivitas adalah,

efisiensi berarti melakukan atau mengerjakan sesuatu secara benar, ,

sedangkan efektivitas melakukan atau mengerjakan sesuatu tepat pada

sasaran. Tingkat efektivitas itu sendiri dapat ditentukan oleh

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

30

terintegrasinya sasaran dan kegiatan organisasi secara menyeluruh,

kemampuan adaptasi dari organisasi terhadap perubahan

lingkungannya. Mengaju pada penjelasan diatas, maka untuk

mencapai tujuan organisasi secara efektif perlu adanya harmonisasi

kemampuan sumberdaya dengan menggunakan sarana yang lain

sehingga sasaran yang akan dacapai menjadi jelas.Pencapaian sasaran

tersebut dapat dikatakan efektif apabila adanya keharmonisan. Setiap

pekerjaan pegawai dalam organisasi sangat sangat menentukan bagi

pencapaian hasil kegiatan seperti yang telah direncanakan terlebih

dahulu. Untuk itu faktor keefektifannya banyak mempengaruhi kepada

kemampuan aparatur dan organisasi dalam melaksanakan tugas dan

kewenangannya. Tingkat pencapaian tujuan aparatur dalam suatu

organisasi dikatakan efektif apabila pencapaian itu sesuai dengan

tujuan organisasi dan memberikan hasil yang bermanfaat.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

31

2.4.5 Ukuran Efektifitas

Menurut pendapat Gibson Ivancevich Donnelly dalam bukunya

Prilaki, Struktur, Proses (1996:34) menyebutkan bahwa ukuran

efektivitas organisasi, sebagai berikut :

a. Produksi adalah merupakan kemampuan organisasi untuk

memproduksi jumlah dan mutu output sesuai dengan permintaan

lingkungan.

b. Efesiensi adalah merupakan perbandingan (ratio) antara output

dengan input.

c. Kepuasaan adalah merupakan ukuran untuk menunjukan tingkat

dimana organisasi dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

d. Keunggulan adalah tingkat dimana korganisasi dapat dan benar-

benar tanggap terhadap perubahan internal dan eksternal.

e. Pengembangan adalah merupakan mengukur kemampuan

organisasi untuk meningkatkan kapasitasnya dalam menghadapi

tuntutan masyarakat.

Sehubungan dengan hal-hal yang dikemukakan di atas, maka

ukuran efektivitas organisasi merupakan suatu standar akan

terpenuhinya mengenai sasaran dan tujuan yang akan dicapai serta

menunjukan pada tingkat sejauh mana organisasi, program/kegiatan

melaksanakan fungsi-fungsinya secara optimal. Membahas masalah

ukuran efektivitas memang sangat bervariasi tergantung dari sudut

terpenuhinya beberapa kriteria akhir.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

32

2.4.6 Pendekatan Efektivitas

Gibson (2000:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai

efektivitas yaitu:

a. Pendekatan Tujuan

Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi

efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas

digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi

dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan

tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai

kriteria untuk menilai efektifitas serta mempunyai pengaruh kuat

atas pengembangan teori dan praktik manajemen dan perilaku

organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana bagaimana

melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah

teori sistem.

b. Pendekatan Teori Sistem

Teori ini menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan

proses pengeluaran dan mengadaptasi terhadap lingkungan yang

lebih luas yang menopang organisasi.

c. Pendekatan Multiple Constituency

Pendekatan ini adalah perspektif yang menekankan pentingnya

hubungan relatif diantara kepentingan kelompok individual suatu

organisasi. Dengan pendekatan yang memungkinkan

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

33

mengkombinasikan tujuan pendekatan sistem guna memperoleh

pendekatan yang lebih tepat bagi efektifitas organisasi.

Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan

dalam efektivitas organisasi:

a. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach).

Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat

dilihat dari pencapaian tujuannya (ends) daripada caranya (means).

Kriteria pendekatan yang populer digunakan adalah

memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain

sebaginya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini

dekenal dengan Manajemen By Objectives (MBO) yaiutu falsafah

manajemen yang menilai keefektifan organisasi dan anggotanya

dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan.

b. Pendekatan sistem.

Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan

kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah

sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan

memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar

dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi

tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan

hidupnya.

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

34

c.Pendekatan konstituensi-strategis.

Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi

itu di dalam lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan

dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.

d. Pendekatan nilai-nilai bersaing.

Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan diatas,

masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-

masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing nilai

selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup di mana organisasi

itu berada.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

35

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian menurut Sugiyono dalam buku “Metode Penelitian

Kuantatif, Kualitatif, dan R&D” (2012:2) menyatakan bahwa metode penelitian

pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan

keguanaan tertentu. Suatu penelitian kualitatif dirancang agar hasil penelitiannya

memiliki kontribusi terhadap teori dengan ini penelitian kualitatif memiliki

keunikan tersendiri sehingga berbeda dengan penelitian kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan penulis dengan cara pendekatan kualitatif yaitu

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan

dari yang diamati oleh penulis. Metode ini terdiri dari :

3.1 Desain Penelitian

Menurut Umar (2005:84-85) desain penelitian merupakan Rencana dan

struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban

atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.

Pada penelitian ini dilakukan secara langsung atau studi kasus terhadap

objek yang di teliti dan memfokuskan pada suatu masalah mengenai Strategi

Logistik Produk Furniture pada PT Jati Agung Arsitama dalam Menghadapi

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

3.2 Jenis Data

3.2.1 Jenis Data

a) Data Primer

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

36

Menurut Sugiyono (2012:137) data primer merupakan

sumber data yang berlangsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data primer diperoleh secara langsung oleh

penulis pada saat melakukan praktik magang kerja di PT Jati

Agung Arsitama. Data tersebut berupa dokumen-dokumen

berkaitan dengan ekspor diantaranya adalah :

a. Invoice

b. Packinglist

c. COO

d. Bill of Lading

e. Certificate of Fumigation

f. Nota Pelayanan Ekspor (NPE)

g. Profile perusahaan

b) Data Sekunder

Menurut Sugiyono (2010:193) dalam buku “Metode

Penelitian kualitatif dan Kuantitatif’ data sekunder merupakan

sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data pendukung ini penulis peroleh dari buku-

buku, jurnal, dan sumber-sumber lain yang berkaitan mengenai

manajemen logistik, pemasaran, produktivitas, dan transportasi

yang mendukung strategi logistik secara efektif dan efisien dalam

menghadapi MEA.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

37

3.3 Metode Pengumpulan Data

3.3.1 Wawancara

Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam.

Menurut Nasution (2010:113) dalam bukunya yang berjudul Metode

Research menjelaskan bahwa wawancara adalah suatu bentuk

komunikasi atau percakapan yang bertujuan untuk memperoleh

informasi dalam keadaan saling berhadapan atau melalui telepon.

Metode wawancara dilakukan oleh penulis pada saat

melaksanakan praktik magang kerja dengan cara in-depth interview

(wawancara mendalam).Menurut Satori dan Komariyah dalam bukunya

“Metodologi Penelitian Kualitatif”, In-depth Interview merupakan suatu

proses mendapatkan informasi untuk kepentingan penelitian dengan

cara dialog antara peneliti sebagai pewawancara dengan informan atau

yang memberi informasi dalam konteks observasi partisipasi. In-depth

interview dilakukan penulis dengan Kepala HRD, Pihak WAYCO dan

bagian distribusi pada PT Jati Agung Arsitama.

3.3.2 Studi Pustaka

Menurut Satori dan Komariah (2011:105) dalam bukunya yang

berjudul “Metode Penelitian Kualitatif” menjelaskan bahwa studi

kepustakaan merupakan pendukung penelitian yang berasal dari

pandangan ahli dalam bentuk yang tertulis berupa referensi

buku,jurnal,laporan penelitian atau karya ilmiah lainnya. Teknik

pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari buku atau

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

38

referensi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik ini dapat

membantu penulis dalam memecahkan masalah yang terjadi pada PT

Jati Agung Arsitama.

3.3.3 Observasi

Menurut Satori dan Komariah (2011:105) observasi merupakan

pengamatan terhadap suatu objek yang diteliti secara langsung maupun

tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam

penelitian untuk mengetahui keberadan objek, situasi, konteks dan

maknanya dalam upaya mengumpulkan data penelitian.

Dalam penelitian ini penulis melihat secara langsung mengenai

kegiatan yang dilakukan di bagian produksi pada PT Jati Agung

Arsitama seperti pemilihan bahan baku, pengovenan kayu, lalu dibagian

distribusi seperti penyaluran barang melalui pihak WAYCO,

penyimpanan barang pada saat di gudang dan dibagian proses

trasportasi seperti stuffing.

3.4 Teknik Analisis Data

3.4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan kegiatan yang paling penting

dalam analisis data. Penulis mengumpulkan data dengan cara

wawancara, studi pustaka dan observasi dari PT Jati Agung Arsitama

tentang efektifitas dan efisiensi strategi logistik khususnya distribusi,

produksi, dan transportasi dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi

Asean (MEA).

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

39

3.4.2 Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan dari penyaringan data dari

catatan di lapangan dan data yang ada pada PT Jati Agung Arsitama.

Penulis memilih data yang dirasa relavan dengan tema yang penulis

tulis. Data yang penulis dapatkan antara lain Invoice, Packing List,

COO, Bill Of Lading, Sertifikat of Fumigation, Nota Pelayanan Ekspor

(NPE), Profil Perusahaan, Daftar Harga Produk. Data-data tersebut ada

beberapa data yang tidak penulis sebutkan antara lain adalah data Daftar

Harga Produk.

3.4.3 Display Data

Display data merupakan kegiatan mendeskripsikan sekumpulan

informasi yang memberikan penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Penulis menyajikan dalam bentuk teks naratif dan bersifat

deskriptif serta penyajiannya yang juga berbentuk tabel dan gambar.

3.4.4 Verivikasi dan Penegasan Kesimpulan

Kegiatan terakhir ini berupa kesimpulan kegiatan dan

menentukan makna data yang telah disajikan. Data yang telah

dianalisis yaitu data seperti wawancara yang selanjutnya dijelaskan

dalam bentuk kata-kata untuk mendeskripsikan fakta yang ada yaitu

tentang strategi logistik dalam menghadapi MEA pada PT Jati Agung

Arsitama yang berupa jawaban dari pertanyaan penelitian pada bab

pendahuluan.

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT Jati Agung Arsitama

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Jati Agung Arsitama merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak di bidang ekspor yang menjual industri kayu jati atau mebel.

PT Jati Agung Arsitama sendiri beralamat di Jalan Raya Grogol No. 52

Sukoharjo Jawa Tengah, Indonesia. Perusahaan ini berdiri pada tanggal

28 Mei 1975 dengan nama CV Jati Agung melalui Akta Notaris No.102

oleh Maria Theresia Budi Santoso S.H. CV Jati Agung dahulunya

bergerak sebagai pemborong bangunan (kontraktor) dan industri kayu

jati.

Seiring perkembangan jaman dengan adanya Undang-Undang

pemerintah mengenai badan usaha pada tanggal 14 Agustus 1989 CV

Jati Agung mengubah namanya menjadi PT Jati Agung. Karena

terdapat persamaan nama dari CV Jati Agung menjadi PT Jati Agung

akta tersebut ditolak oleh Departemen Kehakiman. Kemudian PT Jati

Agung mengubah namanya menjadi PT Jati Agung Arsitama pada

tanggal 15 November 1990 dengan Akta Notaros No.59 oleh Ny. Sri

Widiati Adi Sucipto SH.

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang ekspor

di kota Sukoharjo. PT Jati Agung dapat menghasilkan produk yang

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

41

berkualitas tinggi dan berbentuk klasik seperti kayu bangunan, kursi,

meja, rak, almari dan lain sebagainya.

PT Jati Agung Arsitama dalam membuat produk-produknya selalu

mengutamakan kualitas produk yang tinggi karena produk tersebut

diekspor ke luar negeri. Untuk menjaga kualitas produknya PT Jati

Agung sangat memperhatikan mengenai proses produksi dan tidak

boleh dalam keadaan cacat atau russak. Selain itu dalam memberikan

pelayanan dan penjualan produk PT Jati Agung Arsitama sangat

mengutamakan kepuasan pelanggan atau buyer.

4.1.2 Lokasi Perusahaan

PT Jati Agung Arsitama sebagai perusahaan wood-working,

furniture dan decorative art berlokasi di :

Head Office : Jalan Kaliwingko No.52, Jawa Tengah-Indonesia.

Telp (0271) 636789, Fax (0271) 52989

Factory Showroom : Jalan Raya Grogol Sukoharjo Jawa Tengah-

Indonesia

Telp (0271) 621970, Fax (0271) 622584

4.1.3 Struktur Organisasi Logistik PT Jati Agung Arsitama.

Berdasarkan keputusan Menteri Kehakiman dan menyesuaikan

persaturan Negara maka pemerintah mengeluarkan Akta Notaris No.9

tentang penambahan saham dan struktur organiasai pada tanggal 19

Februari 2000. Struktur organisasi PT Jati Agung Arsitama terdiri dari:

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

42

Gambar 4.1 Strruktur Organisasi PT Jati Agung Arsitama

Sumber: PT Jati Agung Arsitama

Direktur Utama

Wakil Direktur

Devisi

Div.Keuangan

Div. Pengawasan

Div. Penjualan

Div. Personalia

Div. Pemasaran

Div. Produksi

Div. Ekspor

Bagian

Bag. Desain

Bag. Produksi Barang

Bag. Finishing

Bag. Packing

Bag. Stuffing

Bag. Gudang

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

43

a. Direktur Utama

Direktur Utama adalah orang yang memimpin perusahaan dan

bertindak sebagai pembuat keputusan sekaligus bertanggung jawab

pada kelangsungan perusahaan.

b. Wakil Direktur (manajemen representatif)

Wakil direktur adalah orang yang bertindak sebagai wakil dari

direktur dan mempunyai wewenang mengatur, mengawasi, serta

bertanggung jawab atas satuan kerja secara keseluruhan atau semua

devisi yang mencangkup semua kegiatan fungsional satuan kerja.

c. Devisi dan Bagian untuk logistik terdiri dari :

1. Devisi Pengawasan

Devisi pengawasan mempunyai tugas menilai kualitas produk

dan mengatasi semua keluhan pembeli.

2. Devisi Keuangan:

Devisi keuangan bertugas untuk mengelola keuangan dalam

perusahaan dan juga membuat laporan keuangan perusahaan. Di

PT Jati Agung Arsitama ini devisi keuangan terbagi menjadi dua

bagian diantaranya adalah:

a. Devisi Sumber Daya Manusia (SDM)

Devisi Sumber Daya Manusia (SDM) mempunyai tugas

untuk mempersiapkan pekerjaan calon karyawan baru dan

pemilihan calon tenaga kerja baru di perusahaan.

b. Devisi Pengadaan.

Page 36: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

44

Devisi pengadaan mempunyai tugas melaksanakan

koordinasi dan menyiapkan bahan pembinaan di bidang

perencanaan kebutuhan, pengadaan dan distribusi.

3. Devisi Produksi

Devisi produksi mempunyai tugas untuk mengawasi dan

mengontrol jalannya proses produksi.

4. Devisi Pemasaran

Devisi pemasaran mempunyai tugas mengelola kegiatan

pemasaran serta memelihara barang hasil produksi yang belum

dipasarkan.

5. Bagian Stuffing

Bagian Stuffing mempunyai tugas untuk menyiampkan dan

memasukan barang ke container yang kemudian di ekspor.

6. Bagian Gudang

Bagian gudang mempunyai tugas untuk mengawasi dan menjaga

barang-barang yang masih tersimpan dalam gudang.

4.1.4 Produk yang Dihasilkan

PT Jati Agung Aristama dalam menghasilkan produk sangat

memperhatikan kualitas produk. Kualitas produk tersebut dapat dilihat

pada saat memproduksi suatu barang. Dalam memproduksi suatu

barang tentu saja bahan baku sangat mempengaruhi buyer dalam

memilih produk yang akan dibeli. Faktor lain yang mempengaruhi

Page 37: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

45

produk yang akan dihasilkan sehingga dapat berkualitas ialah karyawan

dan mesin-mesin yang terdapat di PT Jati Agung Arsitama.

PT Jati Agung Arsitama mempunyai karyawan yang ulet dan

tentu saja kreatif dalam menghasilkan barang. Dengan kreativitas yang

dimiliki karyawan dalam menghasilkan produk dapat menarik buyer

dalam membeli produk PT Jati Agung Arsitama. PT Jati Agung

Arsitama memiliki tenaga kerja sebanyak 100 orang yang terdiri dari 40

karyawan (Adminitrasi kantor dan pabrik) dan 60 karyawan (Tenaga

kerja lapangan pabrik). Mesin-mesin yang terdapat di PT Jati Agung

sangat lengkap dalam memproduksi suatu barang. Dengan mesin yang

lengkap dapat memudahkan karyawan dalam memproduksi dan tentu

saja akan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi.

Produk-produk yang dihasilkan oleh PT Jati Agung antara lain

berupa Slade bad, Bookcase, Plint cabinet, Italian side chair with

leather, Vatavia stool, Empire stool, Lazi scroo rottan, Streamer strool,

Lazi scrool leather, Coffee table, Coctail console 2 drawer, Sofa table

with cabriole leg, dan Television table.

4.1.5 Proses Produksi

Proses produksi di PT Jati Agung dilakukan dengan cara, amtara

lain:

a. Pembelahan kayu dari glondongan menjadi papan sesuai dengan

ukuran yang diinginkan.

Page 38: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

46

b. Pengovenan papan kayu yang masih basah hingga kayu benar-

benar kering, pengovenan ini dilakukan supaya kayu tidak

berubah bentuk dan mudah dalam pengerjaannya.

c. Pemotongan yaitu pembentukan potongan kayu sesuai dengan

ukuran yang telah ditetapkan.

d. Perakitan barang yaitu menyambung antara bagian lain sehingga

membentuk suatu produk setengah jadi.

e. Finishing yaitu penyempurnaan akhir barang yang berkualitas

dan siap dikirim.

4.2. Laporan Magang Kerja pada PT Jati Agung Arsitama

4.2.1 Lokasi Magang Kerja

Alamat : Jalan Raya Grogol No.52 Sukoharjo Jawa Tengah-

Indonesia.

Telp : (0271) 636789 , Fax (0271) 529889.

Email : [email protected]

4.2.2 Waktu pelaksanaan

Pelaksanaan Magang kerja dilakukan selama 4 hari dalam satu

minggu selama 2 bulan. Pelaksanaan magang tersebut dilakukan oleh

penulis dan kelompok magang mulai tanggal 11 Januari – 11 Maret

2016, dari hari Senin sampai Kamis. Jam kerja pada PT Jati Agung

Arsitama pada pukul 10.00 – 16.00 WIB.

Page 39: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

47

4.3 Pembahasan

4.3.1 Strategi Logistik pada PT Jati Agung Arsitama dalam Menghadapi

MEA.

Satu tahun berlalu, Indonesia sudah menjadi pasar bebas bukan

hanya untuk perputaran barang dan jasa melainkan juga modal dan

tenaga kerja terampil bagi negara-negara ASEAN. Pasalnya Indonesia

telah bertekad untuk membentuk komunitas ekonomi bersama

sembilan negara di Asia Tenggara. Komunitas ekonomi tersebut diberi

nama ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi

ASEAN (MEA).

Sesuai dengan ASEAN economic community (AEC) blueprint,

salah satu poin penting untuk mendukung berjalannya proses MEA

ialah jasa logistik. Logistik disini merupakan rantai pasok yang

menangani arus barang, transportasi, distribusi, produksi dengan jenis,

kualitas, jumlah, waktu, tempat yang dikehendaki konsumen secara

efektif dan efisien dari titik awal sampai ke tangan konsumen. Pada

umumnya proses logistik ini berawal dari pembelian bahan dasar

ataupun barang setengah jadi, yang kemudian diberangkatkan menuju

pabrik untuk diolah menjadi barang jadi. Berikut merupakan alur

logistik PT Jati Agung Arsitama:

Page 40: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

48

Gambar 4.2 Alur Logistik PT Jati Agung Arsitama

Sumber: PT Jati Agung Arsitama

Di dalam pabrik, tentu saja tidak terlepas dari pergerakan bahan

baku. Aktivitas di dalam pabrik PT Jati Agung Arsitama dimulai dari

penerimaan raw material dari supplier, disimpan dan dilakukan proses

produksi pertama, setelah terjadi kesepakatan antara buyer dengan

agen lalu agen menghubungi perusahaan untuk melakukan proses

produksi tahap kedua sampai bahan jadi. Tentu saja proses produksi

tersebut mengambil bahan baku atau raw material dari kayu jati yang

telah disimpan pada gudang persediaan barang. Kemudian dilakukan

pengetesan, pengepakan dan diberi label. Selanjutnya barang disimpan

di gudang lalu siap dikirim ke buyer. Dengan adanya alur logistik

tersebut perusahaan PT Jati Agung Arsitama menggunakan

Raw Material

PT Jati Agung Arsitama

Raw Material disimpan di pabrik

Agen

Buyer

Proses Produksi

Packaging

Shipping

Buyer

Page 41: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

49

pendekatan Inventory. Pendekatan inventory atau persediaan

merupakan barang yang disimpan pada perusahaan untuk digunakan

atau dijual di masa yang akan datang. PT Jati Agung Arsitama dalam

persediaan barang atau inventory menyimpan bahan baku seperti kayu

jati besar yang belum diolah. Kayu jati tersebut umumnya dibeli pada

supplier yang berasal dari Sulawesi lalu disimpan untuk persediaan

produksi barang jika terdapat pemesanan.

Di dalam aktivitas logistik ini diperlukan adanya koordinasi

perusahaan dalam bidang perencanaan, produksi dan transportasi.

Kenyataannya tidaklah mudah untuk mengkoordinasikan aktivitas

tersebut. Perusahaan membutuhkan strategi logistik contohnya seperti

kemampuan IT untuk mensikronkan agar proses perencanaan,

produksi dan transportasi dapat berjalan dengan lancar. Strategi

logistik khususnya dalam bidang transportasi dapat diwujudkan

dengan adanya koordinator logistik yang disebut juga third party

logistics (3PL). 3PL merupakan perusahaan yang menyediakan

pelayanan transportasi yang berada di luar perusahaan. Saat ini 3PL

memiliki fitur sebagai berikut:

1. Service provider logistik yang terintegrasi.

2. Service provider yang berdasarkan kontrak

3. Konsultan service provider.

Saat ini PT Jati Agung Arsitama telah menggunakan fitur 3PL

dengan service provider yang terintegrasi. Service provider yang

Page 42: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

50

terintegrasi merupakan aktivitas yang berhubungan dengan IT dalam

mengontrol aliran barang. Di dalam 3PL ini pemilik barang atau pihak

PT Jati Agung Arsitama memperkerjakan berbagai elemen

sumberdaya luar dari rantai supply (supply chain) ke dalam satu 3PL

company yang mampu mengelola fungsi pengurusan barang seperti

pabean dan bea masuk, freight forwarding, distribusi dan

penyelesainnya. Dengan adanya 3PL ini PT Jati Agung Arsitama

sangat terbantu dalam kegiatan logistik untuk mengontrol aliran

barang dengan transportasi yang sudah ditentukan.

Dalam mendukung strategi logistik tersebut peran distribusi

dan produksi tak kalah penting bagi perusahaan dalam melancarkan

kegiatan logistik. Untuk kegiatan ekspor sendiri PT Jati Agung

Arsitama menggunakan pihak perantara dalam proses distribusi.

Perantara atau penyalur barang pada PT Jati Agung Arsitama adalah

dengan menggunakan agen. Dalam proses ekspor terdapat saluran

distribusi yang diterapkan oleh perusahaan. Saluran distribusi yang

diterapkan oleh PT Jati Agung Arsitama yaitu produsen atau

perusahaan PT Jati Agung Arsitama memilih agen sebagai

penyalurnya, dengan adanya agen tersebut membantu proses

komunikasi antara perusahaan dengan buyer yang berada di luar

negeri. Setelah terdapat kesepakatan antara buyer dan agen, agen

tersebut menghubungi perusahaan dengan mencantumkan pesanan

buyer secara lengkap dengan jumlah, harga, dan alamat pelabuhan

Page 43: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

51

(port of destination) yang telah ditentukan oleh konsumen. Setelah

perusahaan menyetujui mengenai pesanan tersebut perusahaan

menghubungi perantara atau agen untuk menyampaikan produknya

kepada konsumen. Agen dari PT Jati Agung Arsitama ini merupakan

pihak WAYCO yang memiliki usaha eksporimport di Singapore.

Dengan adanya persamaan usaha tersebut dapat membantu

perusahaan PT Jati Agung Arsitama dalam melakukan kegiatan

ekspor. Agen ini bukan hanya bekerja sebagai penyalur barang saja

namun juga mengawasi barang yang disimpan oleh perusahaan untuk

dikirim ke konsumen.

Dengan adanya perdagangan bebas atau MEA ini strategi

distribusi yang diterapkan oleh agen pada PT Jati Agung Arsitama

ialah memilih moda transportasi yang cepat dan berkualitas.

Dengan pengiriman yang cepat sampai ke tangan konsumen dan

tidak adanya kerusakan barang maka produsen akan tetap

mempercayai agen sebagai penyalurnya dan dapat memuaskan

konsumen. Pemilihan moda transportasi tersebut tidak lepas oleh

faktor infrastruktur dalam mendukung berjalannya perdagangan

bebas. Mengingat bahwa infrastruktur yang berada di Indonesia

masih kurang efisien dan efektif sehingga diperlukan pembenahan

supaya proses transportasi dapat berjalan dengan lancar.

Pembenahan infrastruktur tersebut sudah diwujudkan dengan

pembangunan jalan dan pelabuhan. Dalam adanya tindakan

Page 44: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

52

pengembangan investasi infrastruktur dan transportasi multimoda

dapat mendukung sektor logistik dalam menghadapi pasar bebas

atau MEA.

Strategi distribusi berikutnya yang diterapkan oleh produsen

atau PT Jati Agung Arsitama adalah dengan menyeleksi saluran

distribusi lainnya. Jika terjadi kesalahan pada pemilihan saluran

maka dapat menghambat bahkan memacetkan proses distribusi. PT

Jati Agung Arsitama memilih distributor yang telah lama bekerja

sama dengan perusahaan dan tentu saja yang profesional dalam hal

distribusi barang, karena jika sampai terdapat kerusakan barang

konsumen tidak mau tau dan itu tetap menjadi tanggung jawab dari

perusahaan. Strategi distribusi berikutnya adalah mengenai biaya.

Untuk memilih distributor faktor biaya juga harus diperhitungkan.

Distributor sendiri dapat meringankan kerugian dan memperingan

biaya penjualan. Jika distributor mampu meringankan biaya

tersebut maka perusahaan akan terus menggunakan perantara dan

perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya.

Dalam kegiatan logistik ini peran produksi dapat dilakukan

oleh PT Jati Agung Arsitama dengan menciptakan produk-produk

yang berkualitas dan lebih kreatif. Sampai saat ini tercatat ada 13

produk baru yang dihasilkan oleh PT Jati Agung Arsitama

diantaranya adalah Slade bad, Bookcase, Plint cabinet, Italian side

chair with leather, Vatavia stool, Empire stool, Lazi scroo rottan,

Page 45: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

53

Streamer strool, Lazi scrool leather, Coffee table, Coctail console

2 drawer, Sofa table with cabriole leg, dan Television table. Untuk

menghasilkan produk yang berkualitas tersebut tentu saja peran

sumber daya manusia sangat berpengaruh dalam proses produksi.

Jika dengan kreativitas yang dimiliki tenaga kerja tersebut

perusahaan dapat menghasilkan produk yang lebih cepat dengan

jenis, kualitas, jumlah, waktu, tempat yang dikehendaki konsumen

secara efektif dan efisien, maka buyer dari luar negeri akan lebih

tertarik dan mempercayai pada PT Jati Agung Arsitama.

Strategi produksi lainnya yang diterapkan oleh PT Jati

Agung Arsitama dalam menghadapi perdagangan bebas ini ialah

dengan menetapkan produk yang memiliki standar mutu. Dengan

adanya standar mutu tersebut tentu saja buyer akan lebih

mempercayai perusahaan bahwa produk tersebut berkualitas.

Namun hingga saat ini untuk produk mebel dari PT Jati Agung

Arsitama sendiri belum mempunyai standar mutu atau ISO. Standar

ISO tersebut hanya terdapat pada usaha jenis contraktor saja yang

menggunakan ISO 9001 : 2000 No. 83340, mengingat bahwa PT

Jati Agung Arsitama bukan hanya memproduksi mebel namun

mulanya PT Jati Agung Arsitama juga mempunyai usaha di bidang

contractor. Seharusnya perusahaan PT Jati Agung Arsitama

menetapkan Strandar ISO 9001:2008 yang terbaru mengenai

sebagai sistem pengendali mutu produk di dalam perusahaan

Page 46: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

54

tersebut mulai dari tahap awal produksi sampai dikirim ke

pelanggan.

Dengan adanya pasar bebas yang sedang berlangsung ini

PT Jati Agung Arsitama strategi yang akan diterapkan adalah

dengan menggunakan standar mutu ISO apalagi perusahaan PT Jati

Agung Arsitama ini sudah lama terjun di bidang ekspor-impor

tentu saja standar mutu tersebut juga harus diterapkan.

4.3.2 Keefektifan dan Keefisiensi Strategi Logistik pada PT Jati Agung

Arsitama

Sektor Logistik mempunyai peranan strategis dalam

menentukan daya saing ekonomi suatu negara. Dengan adanya strategi

distribusi, produksi dan transportasi yang berjalan dengan baik oleh

PT Jati Agung Arsitama sangat menentukan tingkat efektifitas dan

efisiensi operasional perusahaan. Dengan adanya strategi logistik

memilih perusahaan 3PL yang bergerak dibidang transportasi tentu

saja perusahaan Jati Agung lebih efektif dan efisien dalam

melancarkan proses ekspornya. Apalagi perusahaan tersebut sudah

dibantu dengan kecanggihan IT untuk mengontrol arus barang dan

disini perusahaan juga bergantung pada transportasi yang dipilih

sehingga dapat mengurangi tugas produsen.

Untuk kegiatan distribusi yang telah diterangkan diatas peran

perantara sangat menentukan keefektifan dan keefisiensi perusahaan.

Dengan adanya peran perantara tersebut tentu saja perusahaan

Page 47: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

55

mendapatkan beberapa keuntungan yaitu mengurangi tugas produsen

(PT Jati Agung Arsitama) dalam kegiatan distribusi untuk mencapai

konsumen atau buyer. Disini produsen cukup menghubungi perantara

atau agen untuk menyampaikan produknya kepada konsumen. Dengan

adanya perantara tersebut dimaksudkan oleh PT Jati Agung Arsitama

lebih efektif dan efisien dalam mengirim barang.

Selanjutnya,untuk strategi produksi sendiri telah diterangkan juga

bahwa PT Jati Agung merekrut tenaga kerja yang bekerja tepat dan

cepat dengan jenis, kualitas, jumlah, waktu, tempat yang dikehendaki

konsumen. PT Jati Agung Arsitama sendiri memiliki jumlah tenaga

kerja sebanyak 60 di bidang lapangan pabrik. Tentu saja dengan

adanya jumlah tenaga kerja yang banyak dapat membantu proses

produksi sehingga bisa efektif dan efisien. Sebagai contoh bahwa PT

Jati Agung Arsitama pernah memproduksi barang sebanyak 83pcs

yang akan dikirim ke negara Afrika Selatan, biasanya PT Jati Agung

Arsitama dengan orderan tersebut bisa mengerjakannya hingga satu

bulan namun dengan adanya tenaga kerja yang banyak dan cepat

dalam pengerjaannya PT Jati Agung Arsitama dapat memproduksi

barang tersebut kurang dari satu bulan, maka dengan contoh tersebut

PT Jati Agung Arsitama lebih efektif dan efisien.

Dengan adanya efektifitas dan efisiensi strategi logistik yang

dijalankan PT Jati Agung Arsitama, pendekatan efektifitas yang

dijalankan perusahaan menurut teori yang ada menggunakan teori

Page 48: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

56

pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa untuk

meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu

diperhatikan adanya sumber daya manusianya, mempertahankan diri

secara internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan

teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya

organisasi tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi

kelangsungan hidupnya. Untuk perusahaan PT Jati Agung Arsitama

sendiri dalam sumber daya manusia atau SDM perusahaan telah

merekrut tenaga kerja yang cepat dan kreatif dalam upaya efektifitas

produksi. Perusahaan PT Jati Agung Arsitama juga telah mempunyai

mesin-mesin teknologi yang canggih yang diharapkan bisa

mengefektifitaskan proses ekspor.

Page 49: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

57

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari pembahasan mengenai Strategi Logistik PT Jati Agung Arsitama

dalam Menghadapi MEA, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai

berikut :

5.1.1 Dalam rangka menghadapi pasar bebas MEA, PT Jati Agung Arsitama

telah menetapkan strategi logistik yaitu dengan memperkerjakan

berbagai elemen sumberdaya luar dari rantai supply (supply chain) ke

dalam satu 3PL company yang mampu mengelola fungsi pengurusan

barang.

5.1.2 Dengan adanya strategi yang telah dijalankan oleh PT Jati Agung

Arsitama, dapat dinilai bahwa perusahaan tersebut sudah efektif dan

efisien dalam logistik khususnya distribusi, produksi dan transportasi.

Dengan teori yang ada PT Jati Agung Arsitama menggunakan

pendekatan sistem untuk mengetahui efektifitas perusahaan.

Pendekatan ini mengacu pada SDM dan teknologi.

5.2 Saran

5.2.1 Perusahaan seharusnya menetapkan standar ISO 9001:2008 sebagai

sistem pengendali mutu produk di dalam perusahaan tersebut mulai

dari tahap awal produksi sampai dikirim ke pelanggan, sehingga

strategi logistik khususnya produksi dapat berjalan dengan baik guna

mendukung Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

Page 50: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Logistik · 2019. 8. 1. · perusahaan menerima, memproses, dan menhirimkan sebuah pesanan. b) Keteladanan, yang berkaitan dengan konsistensi/keandalan

58

5.2.2 Pemerintah seharusnya lebih mendukung strategi logistik tersebut..

Peran pemerintah tersebut dapat diwujudkan dengan pembenahan

infrastruktur di Indonesia sehingga dapat mendukung proses

berjalannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).