bab ii landasan teori 2.1 2.1.1 pengertian kreativitas...

22
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kreativitas 2.1.1 Pengertian kreativitas verbal Guilford (1975) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda, belum ada sebelumnya berupa suatu gagasan atau ide, hasil karya, serta respon dari situasi yang tidak terduga. Menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru merupakan suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh orang lain, bisa berupa ide yaitu pemikiran yang dituangkan dalam pendapat yang bisa saja pendapat tersebut berbeda dengan orang lain. Sedangkan hasil karya yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh orang lain bisa berupa seni atau kerajinan bahkan pendapat, selain itu hasil karya merujuk pada hasil perbuatan, kinerja atau karya seseorang dalam bentuk barang atau sebuah pendapat. Respon atau situasi yang tidak terduga merupakan suatu pemikiran atau sikap dimana orang dengan cepat merespon dan melakukan sesuatu dengan cepat, bisa melalui pemikiran kreatif ataupun memperbaiki barang yang rusak. Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya. Interaksi yang unik dapat berupa kegiatan yang dapat mengambangkan kreativitas yang memungkinkan berbeda dengan yang lain. Kreativitas merupakan suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan dan originilitas dalam berpikir dan suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru apakah suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru sehingga

Upload: dangkhuong

Post on 17-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

11

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kreativitas

2.1.1 Pengertian kreativitas verbal

Guilford (1975) menyatakan kreativitas merupakan kemampuan seseorang

untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru atau berbeda, belum ada

sebelumnya berupa suatu gagasan atau ide, hasil karya, serta respon dari situasi

yang tidak terduga. Menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru merupakan

suatu hal yang belum pernah dilakukan oleh orang lain, bisa berupa ide yaitu

pemikiran yang dituangkan dalam pendapat yang bisa saja pendapat tersebut

berbeda dengan orang lain. Sedangkan hasil karya yaitu sesuatu yang dihasilkan

oleh orang lain bisa berupa seni atau kerajinan bahkan pendapat, selain itu hasil

karya merujuk pada hasil perbuatan, kinerja atau karya seseorang dalam bentuk

barang atau sebuah pendapat. Respon atau situasi yang tidak terduga merupakan

suatu pemikiran atau sikap dimana orang dengan cepat merespon dan melakukan

sesuatu dengan cepat, bisa melalui pemikiran kreatif ataupun memperbaiki barang

yang rusak.

Kreativitas akan muncul dari interaksi yang unik dengan lingkungannya.

Interaksi yang unik dapat berupa kegiatan yang dapat mengambangkan kreativitas

yang memungkinkan berbeda dengan yang lain. Kreativitas merupakan suatu

proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan dan originilitas dalam

berpikir dan suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru apakah suatu

gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru sehingga

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

12

proses kreatif dapat muncul dalam tindakan yang dapat menghasilkan suatu

produk baru yang tumbuh dalam keunikan individu. Kreativitas verbal merupakan

proses berpikir yang dapat menghasilkan kemampuan dengan memberikan

berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan, sehingga orang

dapat mengambangkan kreativitas anak yang diwujudkan dalam potensi kreatif

Guilford (1975).

Kreativitas juga berhubungan dengan kemampuan untuk melihat bermacam-

macam kemungkinan penyelesaian masalah berdasarkan informasi yang tersedia

untuk menemukan banyak kemungkinan jawaban baik berupa pemikiran yang

imajinatif dan pemikiran terbuka yang menjajaki bermacam-macam kemungkinan

jawaban terhadap suatu persoalan atau masalah serta fokus pada tercapainya satu

jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah. maka melalui

kreativitas, orang mampu mengadaptasi dalam semua situasi agar tujuannya

tercapai. Perlunya penenkanan arah tujuan yang jelas sehingga penerapan

kreativitas akan berkembang dengan cara menghasilkan banyak gagasan atau ide

yang baru yang akan berakibat pada mengembangan sikap dan cara berpikir

kreatif. Kreativitas verbal mengacu pada kemampuan yang menandai ciri-ciri

kreatif Guilford (1975).

Guilford (1975) menyatakan bahwa proses berpikir kreatif digambarkan

dalam model struktur intelek yang dikelompokkan kedalam tiga matra (dimensi)

yaitu

1. Matra Operasi (proses) yang memuat lima proses berpikir yaitu kognisi

ingatan,berpikir kreatif, berpikir konvergen dan evaluasi yang

mencangkup proses-proses pemikiran. Menurut Guilford (1975) kognisi

adalah penerimaan dan pengenalan kembali informasi atau proses

terbentuknya sebuah pengertian dan pemantapan informasi yang baru

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

13

diperoleh. Berpikir konvergen yaitu pemberian jawaban atau penarikan

kesimpulan yang logis (penalaran) dari informasi yang diberikan dengan

penekanan dan pencapaian jawaban tunggal yang paling tepat, atau satu-

satunya jawaban yang benar. Selain kognisi dan berpikir konvergen ada

berpikir kreatif yaitu memberikan macam-macam kemungkinan jawaban

berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman

jumlah dan kesesuaian. Evaluasi yaitu membuat pertimbangan dengan

membandingkan bahan-bahan informasi sesuai dengan tolak ukur

tertentu.

2. Matra Konten (materi) menunjukkan bermacam-macam materi yang

digunakan meliputi figural simbolik dan perilaku. Simbol mewakili objek

tertentu yang disimbolisasikan sedangkan figural merupakan kemampuan

dengan memberikan dua atau lebih garis dan mengkombinasikan

sebanyak mungkin. Dalam kreativitas simbolik dihadapkan dengan

pertanyaan masalah berupa simbol. Simbol dapat berbentuk angka, huruf

dan kata.

3. Matra produk menunjukkan hasil dan proses tertentu yang diterapkan

mencangkup enam bentuk yaitu unik, kelas, hubungan, sistem,

transformasi dan implikasi. Kelas merupakan kemampuan membuat

perubahan dari satu kelas atau golongan ke kelas atau kelas lain. Dalam

hal ini operasi kreativitas yang mengolah bahan figural dan simbolik

menghasilkan enam jenis produk berupa unit, kelas, hubungan, sistem,

transformasi dan implikasi. Unit adalah pertanyaan tugas yang dilakukan

dengan memberi bahan dasar yang darinya sebanyak mungkin objek

nyata diminta dibuat. Dalam bentuk figural, pernyataan dapat dilakukan

dengan meminta siswa membuat sebanyak mungkin gambar objek nyata

dari sebuah lingkaran dalam waktu tertentu. Hubungan dilakukan dengan

melengkapi struktur dan hubungan dari dua hal. Transformasi melibatkan

kemampuan memanipulasi objek yang diberikan kepada siswa sebanyak

mungkin. Implikasi kemampuan membuat antisipasi dan prediksi

terhadap keadaan-keadaan tertentu di masa yang akan datang sedangkan

sistem melibatkan urutan rasional dari langkah yang bermakna.

2.1.2 Aspek-aspek kreativitas verbal

Guilford (1975) mengemukakan bahwa kreativitas merupakan

kemampuan seseorang yang dapat menghasilkan macam-macam idea atau

gagasan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan kreativitas verbal adalah :

1. Fluency (kelancaran)

Kelancaran dalam berpikir merupakan kemampuan untuk memproduksi

sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat

melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda, menggunakan

bermacam-macam cara pemikiran kreativitas dan mudah menghasilkan cara

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

14

berpikir yang baru. Anak dapat memberikan lebih dari satu jawaban, gagasan,

pertanyaan hasil atau produk dan kemampuan untuk memberikan berbagai cara

atau saran dalam melakukan berbagai hal sehingga dapat mengatasi suatu

masalah. selain itu anak juga diharapkan dapat menghasilkan banyak ide dengan

pemikiran yang cepat. Pada aspek kelancaran yang ditekankan adalah kuantitas

bukan kualitas. Anak dapat menghasilkan sejumlah ide dengan cepat yang sesuai

dengan fungsi atau kegunaan yang diminta. Gagasan atau ide yang dihasilkan

dapat berupa kata tunggal ataupun kompleks, dapat berupa gambar, cerita dan

kalimat-kalimat pendek yang merupakan kesatuan sebagai hasil dari pemikiran.

Guilford (1975) mengemukakan bahwa kelancaran diartikan dengan

mengeluarkan pemikiran yang dengan mudah mengalir, baik alam bentuk

kebebasan intelektual, verbal, atau yang lainnya.

2. Fleksibility (fleksibilitas)

Guilford (1975) menyatakan bahwa fleksibilitas mencerminkan

kemampuan untuk cepat menghasilkan berbagai pemikiran yang berkembang

menjadi sebuah pemikiran yang berbeda dan berkaitan dengan satu sikap tertentu.

Fleksibilitas pada dasarnya bergatung pada kecepatan menghasilkan berbagai

pemikiran yang berbeda bersamaan dengan suatu sikap. Fleksibilitas juga terkait

dengan pengubahan pola pikir yang dilakukan oleh seseorang dalam menghadapi

suatu problematika tertentu dan kemampuan yang berhubungan dengan kesiapan

mengubah arah atau modifikasi informasi.

Dalam kaitannya dengan fleksibilitas adalah Anak dapat menghasilkan

gagasan, jawaban, yang bervariasi, serta memiliki kemampuan untuk melihat

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

15

suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Anak memiliki kemampuan

untuk mengubah cara pendekatan dan cara pemikiran dan biasanya penekanannya

pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban. Jadi semata-mata bukan

banyak jawaban yang diberikan yang menentukan kualitas seseorang, tetapi juga

ditentukan oleh kualitas atau mutu dari jawaban. Fleksibilitas adalah Anak dapat

menyelesaikan masalah variasi dari ide-ide yang bebas dari hambatan atau

keterpaksaan. Anak dapat fleksibel dalam menghadapi berbagai masalah. Anak

dapat fleksibel dalam menghadapi suatu masalah sampai di dapat hasil dari

pemecahan masalah yang anak hadapi. Selain itu kecepatan berpikir ini

merupakan kemampuan untuk cepat menghasilkan banyak pemikiran dalam posisi

tertentu dengan membantu syarat-syarat tertentu pula.

3. Orisinality (keaslian)

Orisinilitas merupakan salah satu aspek yang penting dalam kreativitas.

Pemikiran-pemikiran ini muncul dari seseorang dan menjadi hak miliknya, serta

mencerminkan karakter kepribadiannya. Dengan demikian orang yang memiliki

orisinilitas itu adalah orang yang berpikir dengan sendirinya. Orisinalitas adalah

Anak dapat menghasilkan ide-ide yang luar biasa, jarang ditemui dan juga unik.

Biasanya anak menghasilkan ide yang lebih jauh dari kenyataan yang ada atau

hanya ada di imajinasi anak saja. Oleh Karena itu, dianggap sebagai ide yang lain

dari biasanya. Orisinilitas dapat mempunyai arti sebagai kemampuan untuk

menciptakan hal-hal baru walaupun sesungguhnya yang diciptakan itu tidak perlu

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

16

berupa hal-hal yang baru sama sekali, tapi merupakan gabungan (kombinasi)

darihal-halyang sudah ada sebelumnya.

4. Elaboration (keterperincian atau penguraian)

Elaboration merupakan kemampan dalam mengemukakan suatu gagasan

dan menambah atau memperinci detail-detail dari suatu objek gagasan atau situasi

sehingga lebih menarik. Elaboration adalah Anak dapat mengembangkan suatu

gagasan, produk atau hasil karya untuk menambah atau memperinci detail-detail

dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. Anak

memiliki kemampuan dalam menambah atau melengkapi unsur-unsur paling

penting pada jawaban-jawaban yang diberikan, agar dapat menghasilkan jawaban-

jawaban yang lebih lengkap dan jelas. Dalam hal ini dapat juga merupakan

aktivitas untuk merangkai sebuah idea tau jawaban yang umum dan simpel agar

menjadi lebih khusus atau mendetail. Serta menjadi suatu runtutuan atau

sistematik yang merupakan tahapan penting untuk sampai pada pelaksanaan ide

tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa elaborasi sebagai suatu

kemampuan untuk memperkaya dan mengembangkan suatu kemampuan untuk

memperkaya dan mengembangkan suatu gagasan, poduk dengan menambah

memeperinci dan melengkapi sesuatu.

Guilford (dalam Munandar,2002) setiap orang pada dasarnya memiliki

potensi kreatif dan kemampuan mengungkapkan dirinya secara kreatif. Yang

terpenting dalam dunia pendidikan adalah meningkatkan kreativitas dan

mengambangkannya. Pengembangan kreativitas dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

17

a. Person

Seseorang yang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian tertentu seperti

mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai daya imajinasi yang kuat,

mempunyai minat yang besar, tekun dan ulet dalam mengerjakan tugas-tugasnya.

Kreativitas adalah ungkapan keunikan individu dalam interaksi dengan

lingkungan. Dari pribadi yang unik inilah yang diharapkan timbul ide baru dan

produk yang inovatif.

b. Proses

Seseorang yang senang dan berminat untuk melibatkan diri dalam proses

kreatif. Melibatkan diri secara kreatif maksudnya adalah kecenderungan untuk

selalu melihat dan membentuk kombinasi baru dari unsur-unsur yang diamati dari

lingkungan atau dari pemikirannya. Untuk mengambangkan kreativitas siswa,

perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara aktif. Penting dalam hal

memberi kebebasan kepada siswa untuk mengekspresikan dirinya secara kreatif.

c. Press atau dorongan

Yaitu kondisi yang dapat mendorong atau menghambat seseorang untuk

bertindak kreatif. Dorongan bisa berasal dari luar atau dari dalam diri (motivasi

pribadi). Jika kedua kondisi menunjang akan lebih memungkinkan untuk

bertindak kreatif. Untuk mewujudkan kreativitas siswa diperlukan dorongan dan

dukungan dari lingkungan yang berupa apresiasi, dukungan pemberian pujian dan

dorongan didalam diri siswa sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Bakat kreatif

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

18

dapat berkembang dalam lingkungan yang mendukung, tetapi dapat pula dihambat

dalam lingkungan yang kurang mendukung.

d. Produk

Ditinjau dari produk kemampuan berpikir merupakan kemampuan untuk

menghasilkan sesuatu yang baru. Baik itu untuk individu yang menciptakan atau

untuk lingkungannya. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan

produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan yaitu

sejauhmana keduanya mendorong seseorang untuk melibatkan dirinya dalam

proses kreatif.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Orang kreatif lebih banyak memiliki cara-cara berpikir divergen dari pada

konvergen. faktor yang mempengaruhi pemikiran pada individu adalah faktor-

faktor yang berhubungan dengan aptitude dan non uptitude karena berpikir

kreativitas meliputi kelancaran, kelenturan dan orisinilitas. Ini ditunjukkan dengan

kemampuan berpikir secara kreatif sedangkan secara non aptitude atau afektif

meliputi kepercayaan diri, keuletan dan kemandirian.

Adapun faktor kebebasan yang dikemukakan Guilford (dalam Alkhalili 2005)

adalah

1. Faktor kebebasan

a. Kefasihan kata yaitu menyusun huruf dalam beberapa kata dengan cepat.

b. Ketepatan memutuskan yaitu menciptakan beberapa kata tertentu dan

memiliki makna secara tepat.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

19

c. Kebebasan berpikir yaitu kecepatan mengeluarkan pemikiran dalam

mengambil sikap.

d. Kebebasan berekspresi yaitu kebebasan mengungkapkan berbagai

pemikiran.

Perbedaan antara kebebasan berekspresi dengan factor kebebasan berpikir

menunjukkan bahwa kemampuan untuk menciptakan pemikiran itu berbeda dari

kemampuan untuk membentuk pemikiran-pemikiran dalam suatu rangkaian kata.

2.1.4 Pengukuran Kreativitas Verbal

Pada penelitian ini Kreativitas verbal siswa diukur dengan menggunakan

skala kreativitas verbal yang disusun oleh Munandar (1999) dimana aspek-aspek

penyusunannya menggunakan aspek kreativitas verbal dari Guilford (1975) yaitu

kelancaran berpikir, keluwesan berpikir, elaborasi, originilitas. Subjek diminta

merespon sejumlah pernyataan dengan memilih empat buah pilihan jawaban yang

paling sesuai sampai yang paling tidak sesuai dengan dirinya.

2.2 Kecerdasan Emosional

2.2.1 Pengertian

Goleman (2001) mendefinisikan kecerdasan emosional sebagai

kemampuan memantau dan mengendalikan perasaan sendiri dan orang lain, serta

menggunakan perasaan-perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan.

Kecerdasan emosional atau emotional intelligence adalah kemampuan

mengenali perasaan kita sendiri dan perasaan orang lain, kemampuan memotivasi

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

20

diri sendiri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan

dalam hubungan dengan orang lain agar terekspresikan secara tepat dan efektif

(Goleman, 2001).

Dalam penelitian ini, kecerdasan emosional yang dimaksud adalah

kemampuan siswa untuk dapat mengerti dan memahami perasaan-perasaan diri

sendiri, mengelola emosi diri sendiri, mampu memotivasi diri sendiri dan orang

lain, serta mempunyai rasa empati terhadap orang lain sesuai pendapat Goleman

(2001).

2.2.2 Aspek Kecerdasan Emosional

Salovey (Goleman, 2001; 2005) menempatkan kecerdasan pribadi Gardner

dalam definisi dasar tentang kecerdasan emosional yang dicetuskannya, seraya

memperluas kemampuan ini menjadi lima wilayah utama, yaitu :

a. Kesadaran Diri

Kesadaran diri merupakan suatu kemampuan untuk mengenali perasaan

sewaktu perasaan itu terjadi. Kemampuan ini merupakan dasar dari kecerdasan

emosional. Para ahli psikologi menggunakan istilah metamood untuk menyebut

kesadaran seseorang akan emosinya sendiri. Menurut John Mayer (Goleman,

2005) kesadaran diri adalah waspada baik terhadap suasana hati maupun pikiran

tentang suasana hati. Bila kurang waspada maka individu menjadi mudah larut

dalam aliran emosi dan dikuasai oleh emosi. Kesadaran diri belum menjamin

penguasaan emosi, namun menjadi salah satu prasyarat penting untuk

mengendalikan emosi sehingga individu mudah menguasai emosinya. Orang yang

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

21

mempunyai kesadaran emosi menyadari apa yang sedang kita pikirkan dan apa

yang kita rasakan saat ini. Kesadaran akan emosi merupakan kecakapan

emosional dasar yang melandasi terbentuknya kecakapan-kecakapan lain,

misalnya kendali diri akan emosi. (Goleman, 2001) Kesadaran diri berarti

mengetahui apa yang kita rasakan pada suatu saat, dan menggunakannya untuk

memandu pengambilan keputusan diri sendiri, memiliki tolak ukur yang realistis

atas kemampuan diri dan kepercayaan diri yang kuat.

b. Mengelola Emosi

Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani

perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai

keseimbangan dalam diri individu. Menjaga agar emosi yang merisaukan tetap

terkendali merupakan kunci menuju kesejahteraan emosi. Emosi berlebihan, yang

meningkat dengan intensitas terlampau lama akan mengoyak kestabilan kita.

Mampu mengelola emosi berarti mampu melakukan pengaturan diri, yaitu

menangani emosi sedemikian sehingga berdampak positif kepada pelaksanaan

tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum

tercapainya suatu sasaran, serta mampu pulih kembali dari tekanan emosi

(Goleman, 2001). Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menghibur diri

sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan atau ketersinggungan dan akibat-

akibat yang ditimbulkannya serta kemampuan untuk bangkit dari perasaan-

perasaan yang menekan.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

22

c. Memotivasi Diri Sendiri

Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu sehingga

menuntun seseorang untuk menuju sasaran, dan membantu dalam mengambil

inisiatif dan bertindak secara efektif untuk bertahan menghadapi kegagalan dan

frustasi. Orang yang mempunyai motivasi diri serta dapat memanfaatkan emosi

secara produktif memliki ketekunan dalam usaha mencapai tujuan, kemampuan

untuk menguasai diri, bertanggung jawab, dapat membuat rencana-rencana

inovatif-kreatif ke depan dan mampu menyesuaikan diri dan optimis.

d. Mengenali Emosi Orang Lain (Empati)

Kemampuan untuk mengenali emosi orang lain disebut juga empati.

Kemampuan seseorang untuk mengenali orang lain yaitu merasakan yang

dirasakan oleh orang lain, mampu memahami perspektif mereka, menumbuhkan

hubungan saling percaya dan menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang.

Individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap sinyal-

sinyal sosial yang tersembunyi yang mengisyaratkan apa-apa yang dibutuhkan

orang lain sehingga ia lebih mampu menerima sudut pandang orang lain, peka

terhadap perasaan orang lain dan lebih mampu untuk mendengarkan orang lain.

Rosenthal dalam penelitiannya menunjukan bahwa orang-orang yang

mampu membaca perasaan dan isyarat non verbal lebih mampu menyesuaikan diri

secara emosional, lebih popular, lebih mudah bergaul, dan lebih peka (Goleman,

2005). Seseorang yang mampu membaca emosi orang lain juga memiliki

kesadaran diri yang tinggi. Semakin mampu terbuka pada emosinya sendiri,

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

23

mampu mengenal dan mengakui emosinya sendiri, maka orang tersebut

mempunyai kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.

e. Membina Hubungan

Keterampilan untuk berhubungan dengan orang lain merupakan kecakapan

emosional yang mendukung keberhasilan dalam bergaul dengan orang lain dan

sesuatu kemampuan yang menunjang popularitas, kepemimpinan, dan

keberhasilan antar pribadi. Membina hubungan dengan orang lain yaitu

menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dengan

cermat membaca situasi dan jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar,

menggunakan keterampilan-keterampilan ini untuk mempengaruhi dan

memimpin, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja

sama dan bekerja dalam tim.

Keterampilan dalam berkomunikasi merupakan kemampuan dasar dalam

keberhasilan membina hubungan. Individu sulit untuk mendapatkan apa yang

diinginkannya dan sulit juga memahami keinginan serta kemauan orang lain.

Seseorang berhasil dalam pergaulan karena mampu berkomunikasi dengan lancar

pada orang lain. Orang-orang ini populer dalam lingkungannya dan menjadi

teman yang menyenangkan karena kemampuannya berkomunikasi.

Salah satu kemampuan yang berpengaruh dalam kecerdasan emosional

adalah mengenali emosi orang lain yang ditunjukkan dengan sikap empati.

Dimana individu yang memiliki kemampuan empati lebih mampu menangkap

perasaan orang lain, lebih peka dan mampu mendengarkan orang lain. Hoffman

(dalam Goleman, 2001) melihat adanya proses alamiah empati sejak bayi dan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

24

masa-masa selanjutnya. Hal ini berhubungan dengan perilaku altruistik dimana

salah satu aspek dalam altruis adalah empati, yaitu kemampuan seseorang untuk

mengetahui perasaan orang lain dan ikut berperan dalam membantu kebutuhan

dan kepentingan orang lain.

2.2.3 Faktor Kecerdasan Emosional

Goleman (2005) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi

kecerdasan emosi dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor internal yaitu faktor

otak. Mengungkapkan bagaimana arsitektur otak memberi tempat istimewa bagi

amigdala sebagai penjaga emosi, penjaga yang mampu membajak otak. Amigdala

berfungsi sebagai semacam gudang ingatan emosional dan demikian makna

emosional itu sendiri hidup tanpa amigdala merupakan kehidupan tanpa makna

pribadi sama sekali. Faktor lain yang mempengaruhi kecerdasan emosional adalah

faktor eksternal yaitu yang datang dari luar individu. Sepanjang perkembangan

sejarah manusia menunjukkan seseorang sejak kecil mempelajari keterampilan

sosial dasar maupun emosional dari orang tua dan kaum kerabat, tetangga, teman

bermain, lingkungan pembelajaran di sekolah dan dari dukungan sosial lainnya.

Demikian pula pada kecerdasan emosional seseorang sangat dipengaruhi oleh

lingkungan dan tidak bersifat menetap. Faktor eksternal yang mempengaruhi

kecerdasan emosional yaitu a) pengaruh keluarga, b) lingkungan sekolah, dan c)

lingkungan sosial.

Demikianlah beberapa hal yang mempengaruhi kecerdasan emosi yang secara

garis besar dipengaruhi oleh faktor dari dalam individu dan faktor dari luar

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

25

individu selanjutnya kedua faktor ini saling berinteraksi dalam proses belajar dan

latihan selama rentang kehidupannya

2.3 Efikasi Diri

2.3.1 Pengertian Efikasi Diri

Bandura (dalam Feist & Feist, 2010) mendefinisikan efikasi diri sebagai

keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk

kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan.

Bandura beranggapan bahwa keyakinan atas efikasi seseorang adalah landasan

dari manusia. Manusia yang yakin bahwa dirinya dapat melakukan sesuatu yang

mempunyai potensi untuk dapat mengubah kejadian di lingkungannya, akan lebih

mungkin untuk bertindak dan lebih mungkin untuk menjadi sukses daripada

manusia yang mempunyai efikasi diri yang rendah.

Efikasi diri tidak hanya merupakan konsep global atau yang

digeneralisasikan, seperti harga diri (self-esteem) atau kepercayaan diri (self-

confidence) (Feist & Feist, 2010). Walaupun self-efficacy adalah karakteristik

internal yang mempengaruhi perilaku dan reaksi dalam cara yang relatif konstan

dan terprediksi, self-efficacy juga ditentukan oleh situasi. Orang dapat mempunyai

self-efficacy yang tinggi dalam satu situasi dan mempunyai self-efficacy yang

rendah dalam situasi lainnya.

Efikasi diri yang tinggi dan rendah berkombinasi dengan lingkungan yang

responsif untuk menghasilkan empat variabel prediktif (Bandura dalam Feist &

Feist, 2010) berikut ini : (a) Ketika efikasi diri yang tinggi dan lingkungan

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

26

responsif, hasil yang bisa diperkirakan adalah kesuksesan. (b) Saat efikasi diri

rendah berkombinasi dengan lingkungan yang responsif, manusia mungkin akan

merasa depresi karena mengobservasi bahwa orang lain dapat berhasil melakukan

suatu tugas yang terlalu sulit untuknya. (c) Saat seseorang dengan efikasi diri

yang tinggi menemui situasi lingkungan yang tidak responsif, biasanya akan

meningkatkan usahanya untuk mengubah lingkungan. Orang tersebut dapat

melakukan protes-protes, kegiatan aktivis sosial, atau bahkan kekuatan untuk

memulai perubahan; namun saat semua usaha tersebut gagal, Bandura

berhipotesis bahwa orang tersebut akan menyerah malakukan hal tersebut dan

mencari lingkungan baru yang lebih responsif. (d) Terakhir, saat efikasi diri yang

rendah dikombinasikan dengan lingkungan yang tidak responsif, orang-orang

akan merasa apatis, segan, dan tidak berdaya (Feist & Feist, 2010).

2.3.2 Sumber Efikasi Diri

Bandura (1997) menyatakan bahwa efikasi diri dapat diperoleh, dipelajari,

dan dikembangkan dari empat sumber informasi yaitu Enactive attainment and

performance accomplishment (pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi),

Vicarious experience (pengalaman orang lain), Verbal persuasion (persuasi

verbal), Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis dan

psikologis). Di mana pada dasarnya keempat hal tersebut adalah stimulasi atau

kejadian yang dapat memberikan inspirasi atau pembangkit positif (positive

arousal) untuk berusaha menyelesaikan tugas atau masalah yang dihadapi. Hal ini

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

27

mengacu pada konsep pemahaman bahwa pembangkitan positif dapat

meningkatkan perasaan atas efikasi diri (Bandura, dalam Lazarus et.al., 1980).

Adapun sumber-sumber efikasi diri tersebut, yaitu:

Pertama, Enactive attainment and performance accomplishment

(pengalaman keberhasilan dan pencapaian prestasi) yaitu sumber ekspektasi

efikasi diri yang penting, karena berdasar pengalaman siswa secara langsung.

Siswa yang pernah memperoleh suatu prestasi, akan terdorong meningkatkan

keyakinan dan penilaian terhadap efikasi dirinya. pengalaman keberhasilan siswa

ini meningkatkan ketekunan dan kegigihan dalam berusaha mengatasi kesulitan,

sehingga dapat mengurangi kegagalan.

Kedua, Vicarious experience (pengalaman orang lain) yaitu mengamati

perilaku dan pengalaman orang lain sebagai proses belajar siswa. Melalui model

ini efikasi diri siswa dapat meningkat, terutama jika siswa merasa memiliki

kemampuan yang setara atau bahkan merasa lebih baik dari pada orang yang

menjadi subjek belajarnya. Siswa mempunyai kecenderungan merasa mampu

melakukan hal yang sama. Peningkatan efikasi diri siswa ini dapat meningkatkan

motivasi untuk mencapai suatu prestasi. Peningkatan efikasi diri ini akan menjadi

efektif jika subjek yang menjadi model tersebut mempunyai banyak kesamaan

karakteristik antara siswa dengan model, kesamaan tingkat kesulitan tugas,

kesamaan situasi dan kondisi, serta keanekaragaman yang dicapai oleh model.

Ketiga, Verbal persuasion (persuasi verbal) yaitu siswa mendapat bujukan

atau sugesti untuk percaya bahwa siswa dapat mengatasi masalah-masalah yang

akan dihadapinya. Persuasi verbal ini dapat mengarahkan siswa untuk berusaha

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

28

lebih gigih untuk mencapai tujuan dan kesuksesan. Akan tetapi efikasi diri yang

tumbuh dengan sumber-sumber efikasi diri ini biasanya tidak bertahan lama,

apalagi jika kemudian siswa mengalami peristiwa traumatis yang tidak

menyenangkan.

Keempat, Physiological state and emotional arousal (keadaan fisiologis

dan psikologis). Situasi yang menekan kondisi emosional dapat mempengaruhi

efikasi diri. Gejolak emosi, goncangan, kegelisahan yang mendalam dan keadaan

fisiologis yang lemah yang dialami siswa akan dirasakan sebagai suatu isyarat

akan terjadi peristiwa yang tidak diinginkan, maka situasi yang menekan dan

mengancam akan cenderung dihindari.

Empat hal tersebut dapat menjadi sumber bagi tumbuh dan

berkembangnya efikasi diri siswa. Dengan kata lain, efikasi diri dapat diupayakan

untuk meningkat dengan membuat manipulasi melalui empat hal tersebut.

2.3.3 Dimensi-Dimensi Efikasi Diri

Bandura (1997) menyebutkan bahwa dimensi-dimensi dalam efikasi diri,

meliputi:

a. Besar Pengharapan

Adalah besarnya harapan terhadap kemungkinan hasil dari suatu perilaku,

yaitu suatu perkiraan bahwa perilaku atau tindakan tertentu menyebabkan hasil

tertentu yang bersifat khusus. Besar pengharapan efikasi diri (self efficacy) dapat

diketahui melalui indikator-indikator dibawah ini:

1) Tingkat kesulitan tugas yang diyakini dapat diselesaikan.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

29

2) Analisis pilihan perilaku yang akan dicoba (merasa mampu dilakukan).

3) Upaya menghindari situasi dan perilaku yang dirasa melampaui batas

kemampuannya.

b. Luas Pengharapan

Merupakan keyakinan sejauh mana perilaku tertentu akan menimbulkan

konsekuensi atau hasil tertentu, konsekuensi-konsekuensi akan terjadi bila suatu

perilaku dilakukan oleh seseorang, hanya saja kemampuan seseorang untuk

menampilkan perilaku terbatas maka pengharapan seseorang terhadap suatu

konsekuensi atau hasil terbatas pula. Hal ini merupakan luas bidang perilaku yang

diyakini berhasil dicapai siswa dengan indikator:

1) Pengharapan terbatas pada bidang perilaku khusus yaitu

keyakinan/kemantapan dalam menjalankan bidang tugas selama ini.

2) Pengharapan yang menyebar meliputi berbagai bidang perilaku yaitu

keyakinan atau kemantapan dalam menjalankan tugas lain yang belum

pernah dikerjakannya.

c. Kemantapan Pengharapan

Harapan akan dapat membentuk perilaku secara tepat. Suatu keyakinan

bahwa seseorang akan berhasil dalam bertindak sesuai dengan hasil yang

diharapkan. Aspek ini menunjukkan bahwa harapan orang berkaitan dengan

kesanggupan melakukan sesuatu perilaku yang dikehendaki. Kemantapan

pengharapan tergantung pada situasi beberapa informasi berupa persepsi dari hasil

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

30

tindakan yang didapatkan melalui kehidupan, modeling, peristiwa verbal dan

keadaan emosi yang mengancam. Dapat dilihat melalui indikator di bawah ini:

1) Bertahan dalam usahanya yaitu bertahan dalam menghadapi tugas dan

tantangan pekerjaan sebagai siswa.

2) Keuletan dalam berusaha dalam menghadapi tugas-tugas tantangan

studi.

2.3.4 Ciri-Ciri Efikasi Diri

Bandura (1997) memaparkan mengenai perbedaan ciri-ciri orang yang

mempunyai self-efficacy yang tinggi dan rendah, antara lain:

a. Orang yang mempunyai self-efficacy rendah (yang ragu-ragu akan

kemampuannya):

1. Orang yang menjauhi tugas-tugas yang sulit.

2. Berhenti dengan cepat bila menemui kesulitan.

3. Memiliki cita-cita yang rendah dan komitmen yang buruk untuk tujuan

yang telah dipilih.

4. Berfokus pada akibat yang buruk dari kegagalan.

5. Cenderung mengurangi usaha karena lambat memperbaiki keadaan dari

kegagalan yang dialami, mudah mengalami stres dan depresi.

b. Orang yang mempunyai self-efficacy tinggi (yang mempunyai kepercayaan

yang kuat akan kemampuannya):

1. Mendekati tugas-tugas yang sulit sebagai tantangan untuk dimenangkan.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

31

2. Menyusun tujuan-tujuan yang menantang dan memelihara komitmen

untuk tugas-tugas tersebut.

3. Mempunyai usaha yang tinggi atau gigih.

4. Memiliki pemikiran strategis.

5. Berpikir bahwa kegagalan yang dialami karena usaha yang tidak cukup

sehingga diperlukan usaha yang tinggi dalam menghadapi kesulitan.

6. Cepat memperbaiki keadaan setelah mengalami kegagalan.

7. Mengurangi stres.

2.4 Penelitian yang Relevan

Penelitian pertama dari Sanchez-Ruiz dkk (2010) dengan judul The

relationship between trait emotional intelligence and creativity across subject

domains. Dalam penelitian Sanchez-Ruiz dkk (2010) ditemukan hasil hubungan

yang positif signifikan antara kepribadian kreatif dengan kecerdasan emosional

global dengan r = 0,29 dan p<0,01.

Penelitian kedua dari Kisti & Fardana (2012) dengan judul hubungan

antara self efficacy dengan kreativitas pada siswa SMK, dari penelitian ini

didapatkan hasil ada hubungan yang positif dan signifikan antara self efficacy

dengan kreativitas dengan r = 0,479 dan p<0,01.

Penelitian dengan hasil yang berbeda dari Maryati (2008) yang berjudul

hubungan antara kecerdasan emosi dan keyakinan diri (self-efficacy) dengan

kreativitas pada siswa akselerasi. Hasil analisis korelasi : rx1y = 0,143; p = 0,288

(p > 0,05), berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosi

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 2.1.1 Pengertian kreativitas verbalrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/5211/3/T1_132007803_BAB II.pdfkreativitas verbal Guil. ... kinerja atau karya seseorang

32

dengan kreativitas. Hasil analisis korelasi rx2y = 0,059; p = 0,370 (p > 0,05)

berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara keyakinan diri dengan

kreativitas.

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dengan kreativitas verbal

siswa Teknik Produksi Pakaian Jadi SMK Muhammadiyah Suruh.

2. Ada hubungan yang signifikan antara kecerdasan emosional dengan

kreativitas verbal siswa Teknik Produksi Pakaian Jadi SMK

Muhammadiyah Suruh.

.