bab ii landasan teorilibrary.binus.ac.id/ecolls/ethesisdoc/bab2/tsa-2013-0009 bab 2.pdfkemajuan...
TRANSCRIPT
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teknologi Informasi dalam Bidang Kesehatan
Kemajuan teknologi informasi pada saat ini menjangkau hingga berbagai
bidang, salah satunya yang terkena dampaknya adalah bidang kesehatan.
Penggunaan teknologi di bidang kesehatan bisa juga disebut sebagai telemedika.
Menurut Soegijoko, et.al (2006) Telemedika merupakan aplikasi teknologi
elektronika, komputer dan telekomunikasi dalam teknik biomedika, untuk
melakukan pertukaran informasi kedokteran dari satu tempat ke tempat lain, guna
membantu pelaksanaan prosedur kedokteran, dengan tujuan meningkatkan
kualitas hidup manusia melalui peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat..
Suatu sistem telemedika biasanya dapat tersusun atas komponen-komponen
sebagai berikut:
1. Sejumlah unit (medical stations) berbasis komputer (PC) atau
mikrokontroler
2. Infrastruktur telekomunikasi yang tersedia (baik khusus / dedicated
maupun berupa jaringan publik)
3. Sejumlah modul perangkat lunak telemedika
4. Sejumlah modul perangkat keras telemedika
5. Sejumlah alat kedokteran / kesehatan dan atau alat tambahan lainnya
6. SDM (personil pelayanan kesehatan /operator dan teknik)
12
Selain komponen-komponen yang telah disebutkan sebelumnya, adapun
dibutuhkan infrastruktur komunikasi untuk mendukung sistem telemedika.
Infrastruktur tersebut dapat berupa jaringan khusus (leased line) atau jaringan
publik yang dapat berupa jaringan telepon PSTN, jaringan telepon bergerak
(telepon genggam), jaringan telepon satelit, jaringan telekomunikasi radio,
jaringan Internet dan kombinasi dari penggunaan jaringan yang telah disebutkan
(Soegijoko, et.al, 2006). Masih menurut Soegijoko, et.al (2006) ada beberapa jenis
aplikasi dasar dalam telemedika yang berbasiskan teknologi informasi dan
komunikasi, antara lain:
1. Pencatatan dan pelaporan data pasien
2. Basis data dan evaluasi pelayanan kesehatan
3. Pencatatan dan pelaporan data obat
4. Tele-koordinasi
5. Tele-konsultasi sederhana
6. Pendidikan jarak jauh
Dikutip dari Islam (2007, p1-1), sistem kesehatan oleh WHO didefinisikan
sebagai "semua organisasi, lembaga, dan sumber daya yang dikhususkan untuk
memproduksi tindakan kesehatan". Agar sistem informasi kesehatan dapat
berjalan dengan baik, menurut Islam (2007, p1-17) persyaratan sebagai berikut
haruslah dipenuhi:
1. Kebijakan informasi: standar yang diperlukan sebagai acuan bagi penyedia
informasi.
2. Sumber daya keuangan: investasi untuk penyediaan informasi kesehatan.
13
3. Sumber daya manusia: personil yang terlatih untuk tingkatan tata kelola
yang berbeda.
4. Infrastruktur komunikasi: infrastruktur dan kebijakan untuk manajemen,
perpindahan dan penyimpanan informasi.
5. Koordinasi dan kepemimpinan: mekanisme untuk memimpin sistem
informasi kesehatan secara efektif.
2.2 Mobile Health
Berdasarkan laporan yang dibuat oleh GSMA, AARP dan Waggener
Edstrom Worldwide (2011, p4), teknologi mobile secara bertahap telah melakukan
penetrasi di bidang kesehatan untuk beberapa tahun. Pada saat ini ada banyak
jenis perangkat dan sistem yang bergantung pada jaringan mobile untuk
menyampaikan informasi dan layanan kesehatan. Pada saat ini ada paling tidak
5000 aplikasi ponsel pintar yang berkaitan dengan kesehatan, menawarkan
beragam peralatan untuk membantu konsumen memonitor dan merawat kesehatan
mereka. Menurut GSMA, AARP dan Waggener Edstrom Worldwide, mobile
health atau m-health merujuk pada ketersediaan layanan kesehatan menggunakan
perangkat mobile. Merupakan bagian dari eHealth, dimana mencakupi seluruh
aspek komputasi dan komunikasi elektronik dalam perawatan kesehatan.
Dikutip dari Qiang, et.al (2011, p11), pada awal perkembangannya, m-
health didefinisikan sebagai telemedika nirkabel meliputi penggunaan
telekomunikasi mobile dan teknologi multimedia dan integrasi dengan sistem
penyampaian perawatan kesehatan mobile (Istepanian dan Lacal, 2003).
Ekosistem dari m-health terdiri dari beberapa lingkupan dinamis, yaitu kesehatan,
14
teknologi dan keuangan. Selain ketiga cakupan tersebut, adapun pengaruh dari
pemerintah yang berkuasa untuk mengatur regulasi, kebijakan dan strategi yang
dapat mempengaruhi keseluruhan pengembangan dan penggunaan m-health.
Gambar 2. 1: Ekosistem m-health (Qiang, et.al, 2011, p16) Luasnya industri m-health memungkinkannya untuk melayani kesehatan
untuk individu maupun masyarakat. Hasilnya, pengguna layanan dan aplikasi m-
health terdiri dari pasien individual dan penyedia barang yang berkaitan dengan
kesehatan dan layanan untuk pekerja di bidang kesehatan. Berdasarkan
pengkategorian World Bank, berikut adalah area dimana m-health membuat
perbedaan (Qiang, et.al, 2011, p17):
1. Meningkatkan kualitas dan akses perawatan kesehatan
15
1. Dukungan perawatan: memfasilitasi perawatan masalah kesehatan,
diagnosa atau pencengahan, berhubungan dengan infeksi dan
penyakit kronis.
2. Pelacakan pasien: menggunakan rekaman medis digital melalui
aplikasi mobile untuk mengawasi pasien, sehingga bisa
mendapatkan kondisi terbaru pasien.
3. Supply chain management: aplikasi yang mengumpulkan data
penjualan dan inventori untuk membantu procurement dan
pemesanan.
4. Pembiayaan kesehatan: penggunaan smartcard, voucher, asuransi
dan pinjaman untuk layanan kesehatan.
5. Layanan darurat: akses tambahan teknologi mobile yang
meningkatkan layanan dan respon untuk kondisi darurat, misalnya
untuk pemanggilan ambulans.
2. Membuat sumber daya manusia sektor kesehatan lebih efisien
1. Mendukung pengambilan keputusan untuk hal klinis: peralatan
mobile yang dapat membantu pekerja kesehatan menyediakan
perawatan berdasarkan praktik terbaik.
2. Penyimpanan yang lebih baik: pekerja kesehatan membutuhkan
lebih sedikit waktu dalam birokrasi dan mendapatkan lebih banyak
waktu dalam menyediakan perawatan ketika mereka harus
melaporkan data melalui aplikasi mobile.
16
3. Menangkap dan menggunakan informasi kesehatan yang real-time
1. Pengawasan: kumpulan data masalah kesehatan yang sedang
berkembang, sehingga memberikan pasien dan praktisi cakupan
yang lebih besar untuk pengambilan keputusan yang lebih cepat
tanpa bertatap muka.
2. Manajemen bencana: setelah bencana alam, aplikasi dapat
digunakan untuk mengumpulkan data medis, melaporkan area
mana yang paling membutuhkan bantuan dan perawatan medis
darurat.
3. Pertanggung jawaban penyampaian perawatan kesehatan:
memungkinkan pasien untuk medapatkan informasi secara cepat
sehingga mereka dapat memahami diagnosa dan perawatan mereka
dan dapat mengecek rekaman medis mereka.
4. Pencegahan penyakit dan mempromosikan kesehatan publik
1. Pencegahan penyakit: aplikasi untuk jejaring sosial dapat membuat
hubungan antara pasien dan penyedia perawatan kesehatan untuk
berbagi pengetahuan dan pengalaman.
2. Edukasi dan kesadaran: beberapa negara menggunakan permainan,
kuis dan mekanisme non-tradisional lainnya dalam menyampaikan
informasi kesehatan.
17
Gambar 2. 2: Pengahalang dalam mengimplementasikan m-health secara
global
Pada tahun 2009 diadakan survei untuk mengidentifikasi penghalang
dalam implementasi m-health oleh WHO. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar
2.2, dimana menunjukkan bahwa yang paling tinggi adalah mengenai prioritas
sistem kesehatan (52%), dan yang paling rendah adalah infrastruktur yang
tertinggal (26%) (WHO, 2011, p63). Kebanyakan sistem kesehatan terbebani oleh
tantangan untuk membuat keputusan. M-health saat ini tidak memiliki dasar bukti
yang kuat untuk memverifikasi dampaknya pada hasil kesehatan dan sistem
kesehatan. Kurangnya pengetahuan mengenai aplikasi m-health dan hasilnya
untuk kesehatan publik menduduki posisi kedua tertinggi (47%) sebagai
penghalang. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya evaluasi dan studi mengenai
aplikasi m-health. Selanjutnya pada posisi ketiga ada kebijakan negara yang tidak
mengenali m-health sebagai pendekatan untuk masalah yang berkaitan dengan
kesehatan. Hasilnya tidak mengejutkan, karena mengingat m-health masih pada
tahap awal penggunaan dan pengembangan. Studi terkini mengindikasikan bahwa
18
keamanan informasi, kerahasiaan pasien, pengukuran terstandar dan sistem yang
dapat berinter-operasi diidentifikasikan sebagai hal-hal yang dapat menjadi
tantangan yang dihadapi sebelum memilih m-health sebagai inisiasi strategis.
Keefektifan biaya menjadi penghalang keempat tertingi, banyak negara tidak
mengetahui keefektifan biaya yang dimiliki oleh m-health. Perlu dicatat bahwa
keefektifan biaya merupakan salah satu elemen sistem kesehatan yang
memerlukan sumber daya sepanjang pengoperasian biaya, infrastruktur,
pengetahuan dan ahli teknis.
2.3 E-Business
Berdasarkan definisi dari IBM (1997) e-business adala transformasi dari
proses bisnis utama melalui penggunaan teknologi Internet (Chaffey, 2009, p13).
Menurut Chaffey sendiri e-business atau electronic business adalah seluruh
pertukaran informasi yang menggunakan mediasi elektronik, baik dalam
organisasi dan dengan pemegang kekuasaan di luar organisasi yang berada dalam
cakupan proses bisnis.
2.4 E-Commerce
Pada umumnya e-commerce didefinisikan sebagai pembelian dan
penjualan melalui menggunakan Internet. Pada kenyataannya e-commerce
melibatkan tidak hanya transaksi keuangan elektronik antara pelanggan dengan
organisasi. E-commerce merupakan seluruh transaksi keuangan antara sebuah
organisasi dan pihak ketiga dengan mediasi Internet. Dengan definisi tersebut,
transaksi non-finansial seperti permintaan pelanggan akan dianggap sebagai
19
bagian dari e-commerce. E-commerce difasilitasi oleh berbagai teknologi digital
yang memungkinkan komunikasi elektronik. Teknologi tersebut dapat berupa
komunikasi Internet melalui web sites dan email, atau wireless maupun mobile
dan digital television (Chaffey, 2009, pp 10-11).
2.5 Mobile Commerce
Mobile commerce indentik dengan penggunaan perangkat nirkabel seperti
telepon genggam untuk transaksi informasi dan keuangan. Menurut Chaffey
(2009, p177), mobile commerce atau m-commerce adalah komunikasi dan
transaksi elektronik menggunakan perangkat mobile seperti laptop, PDA dan
telepon genggam, biasanya menggunakan sambungan nirkabel. Keuntungan
dengan menggunakan jaringan nirkabel atau mobile adalah penggunanya dapat
mengakses dari manapun dan nyaman digunakan karena tidak memerluka
sambungan tetap seperti dengan kabel (Chaffey, 2009, p179).
2.6 Knowledge Management
Knowledge menurut Toffler (1990) adalah sumber kekuatan yang paling
berkualitas dan kunci untuk menggeser kekuatan yang menghadang di depan,
dikutip dari buku The Knowledge-Creating Company (Nonaka dan Takeuchi,
1995). Knowledge bisa disimpulkan sebagai informasi dan pengalaman yang
dimiliki oleh individu yang dapat digunakan sebagai bahan untuk berkembang
menjadi yang lebih baik.
Knowledge terdiri dari dua jenis, yaitu tacit knowledge dan explicit
knowledge. Tacit knowledge adalah pengetahuan yang sulit untuk dipindahkan
20
atau dibagikan ke orang lain. Tacit knowledge biasanya diperoleh dari pemahaman
dan pengalaman oleh individu, dan berada dalam pikiran masing-masing individu.
Oleh sebab itu pengetahuan jenis ini sangat personal dan sulit untuk diungkapkan
atau dikomunikasikan jelas. Explicit knowledge adalah pengetahuan yang bisa
dibagikan dengan mudah. Pengetahuan jenis ini dapat didokumentasikan dengan
cara disimpan dalam database misalnya. Penyampaian explicit knowledge bisa
dilakukan dengan cara peragaan atau penjelasan. Contoh nyata dari explicit
knowledge adalah buku manual penggunaan suatu alat, prosedur memasak (bisa
berupa tulisan maupun video). Hal yang perlu diperhatikan dalam organisasi
adalah bagaimana caranya menyimpan tacit knowledge setiap individu di
organisasi ke dalam sistem pengetahuan organisasi.
Agar seluruh pengetahuan yang ada dalam individu dapat disimpan dan
disebarkan, maka dibutuhkan sesuatu yang mampu mengubah tacit knowledge
menjadi explicit knowledge. Berikut adalah SECI model (Nonaka dan Takeuchi,
1995), menggambarkan konversi dari satu jenis knowledge ke jenis lainnya.
Melalui model tersebut terdapat empat jenis penciptaan pengetahuan,
antara lain socialization, externalization, internalization dan combination,
berikut penjelasannya:
1. Socialization, adalah bentuk transfer tacit knowledge ke tacit knowledge.
Cara mentransferkan knowledge adalah dengan melakukan sosialisasi
pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki oleh individu, misalnya
dengan melakukan sharing. Seringkali model ini disebut sebagai transfer
of information.
21
2. Externalization, merupakan transfer pengetahuan dari tacit knowledge ke
explicit knowledge. Pengetahuan atau pengalaman dari individu
diartikulasikan menjadi analogi, hipotesis, konsep atau model yang bisa
dimengerti oleh individu lain.
3. Combination, yaitu transfer dari explicit knowledge ke explicit knowledge.
Pada model ini, pengetahuan yang ada, dikumpulkan dalam suatu sistem
yang memanajemen pengetahuan untuk dikombinasikan sehingga dapat
memunculkan pengetahuan yang baru, misalnya dengan diskusi dalam
meeting.
4. Internalization, adalah transfer pengetahuan dari explicit knowledge
menjadi tacit knowledge. Pengetahuan yang ada pada individu yang
diperoleh melalui tiga model sebelumnya diimplementasikan, sehingga
individu tersebut mendapatkan pembelajaran atau pengalaman, kemudian
didokumentasikan ke dalam sistem. Seringkali transfer jenis ini disebut
learning by doing. Agar pengetahuan yang ada dalam individu dapat
dibagikan ke individu yang lain dibutuhkan knowledge management
(KM). Pengetahuan akan menjadi lebih berguna jika dapat dibagikan,
digunakan dan bermafaat bagi penggunanya.
2.7 SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
SWOT merupakan kependekan dari strength (kekuatan), weakness
(kelemahan), opportunity (peluang), threat (ancaman). Analisis SWOT
merupakan alat bisnis yang popular selama bertahun-tahun. Kebanyakan
perencana bisnis setuju bahwa analisis SWOT harus dikerjakan pada awal proses
22
perencanaan (Blake, et.al, 2005, p1). Analisis SWOT merupakan proses paling
umum dalam perencanaan strategis, menyediakan kerangka untuk
mengkategorikan luasnya berbagai masukan dari ahli teknis, keuangan dan ahli
lainnya dalam memfasilitasi pengambilan keputusan. Analisis ini menyediakan
gambaran yang baik untuk meninjau dan mengukur strategi, posisi dan arah
perusahaan atau bisnis (Theofilidi dan Vougiouklakis, 2009, p3).
Dikutip dari Blake, et.al (2005, p1), analisis SWOT berfungsi untuk
analisis kekuatan dan kelemahan dari internal serta peluang dan ancaman dari
eksternal untuk operasi. Elemen pertama, kekuatan menggambarkan kekuatan dari
operasi, misalnya menjadi produsen dengan harga rendah. Elemen internal lainnya
dari SWOT adalah kelemahan. Pemeriksaan kelemahan meliputi identifikasi
operasi mana yang tidak berjalan dengann baik. Elemen eksternal pertama dari
SWOT adalah peluang. Peluang meliputi situasi yang menguntungkan dalam
lingkungan bisnis, dimana operasi dapat mengambil keuntungan. Penting untuk
diketahui bahwa seluruh operasi memiliki beberapa peluang, mampu
mengidentifikasi peluang-peluang tersebut menunjukkan analisis yang baik.
Elemen terakhir dari analisis SWOT adalah ancaman eksternal yang dihadapi oleh
operasi. Dengan mengesampingkan ukuran profitabilitas, seluruh operasi
menghadapi ancaman. Ancaman tersebut dapat beragam seperti hubungan penting
yang tidak berjalan dengan baik. Apapun ancamannya, operasi harus memiliki
perencanaan untuk menyelesaikan masalahnya.
y
m
(
Gam
yang dipert
memperjelas
(2007, p3) m
1. K
2. K
3. P
m
4. P
m
5. K
6. K
Gambar
mbar 2.3 me
timbangkan
s perbedaan
memaparkan
Kekuatan dan
Kekuatan dan
Peluang dan
mendatang.
Peluang dan
meliputi fakt
Kekuatan dan
Kelemahan d
r 2. 3: Diagr
enunjukkan
dalam me
n dari masin
observasiny
n kelemahan
n kelemahan
n ancaman
n ancaman b
tor internal.
n peluag me
dan ancaman
ram SWOT
deskripsi m
elakukan an
ng-masing el
ya sebagai be
n menggamb
n biasanya b
menggamb
biasanya ber
erupakan fak
n merupakan
(Smawfield
masing-masin
nalisis deng
lemen analis
erikut:
barkan situas
ersifat intern
arkan kead
rsifat ekster
ktor positif.
n faktor nega
d, 2007)
ng dari seti
gan SWOT
sis SWOT,
si pada masa
nal.
aan pada m
rnal, tetapi
atif.
23
iap elemen
T. Untuk
Smawfield
a sekarang.
masa akan
dapat juga
24
Menurut Pearce dan Robinson (2008) dari diagram SWOT dapat dibagi menjadi
kuadran-kuadran. Kuadaran pertama adalah kuadran Strength-Opportunity (SO),
kemudian kuadran Strength-Threat (ST), selanjutnya kuadran Weakness-
Opportunity (WO) dan terakhir adalah Weakness-Threat (WT). Kuadran SO
menyatakan tanggapan strategis untuk mencoba memanfaatkan peluang utama.
Pada kuadran ST menggambarkan kekuatan yang diidentifikasi untuk menghadapi
ancaman atau situasi yang kurang menguntungkan. Selanjutnya di kuadran WO
menggambarkan bahwa perusahaan menghadapi peluang yang ada, namun
terhadap dengan kelemahan yang dimilikinya. Terakhir adalah kuadran WT
merupakan situasi yang paling tidak menguntungkan, karena perusahaan
mendapatkan ancaman besar dari lingkungan karena memiliki sumber daya yang
lemah.
2.8 Segmentation, Targeting dan Positioning
Segmentation dan targeting merupakan proses yang digunakan marketers
untuk mengidentifikasi pelanggan yang sesuai dengan produk atau jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan mereka (Bygrave dan Zacharakis, 2007, p169). Masih
menurut Bygrave dan Zacharakis Segmen merupakan kelompok pelanggan yang
didefinisikan dengan karakteristik tertentu yang dapat bersifat demografis,
psikografis atau behavioral. Karakterisitik demografis meliputi usia, pendidikan,
jenis kelamin dan penghasilan. Karakteristik psikografis meliputi penggambaran
seperti, aktif, individualis, pengambil resiko dan time-pressured. Terakhir
karakteristik behavioral meliputi sifat pelanggan seperti brand loyalty dan
kemauan untuk mengadopsi produk baru.
25
Targeting membandingkan segmen yang telah didefinisikan, kemudian
memilih yang paling menarik untuk dijadikan target utama. Penentuan target pasar
penting karena akan mengarahkan bisnis dalam menentukan strategi pemilihan
pelanggan. Segmen yang menarik dapat diukur dari jumlahnya, growth rate dan
potential profit. Keputusan targeting harus merefleksikan tujuan jangka panjang
dan kapabilitas perusahaan. Positioning berkaitan dengan pandangan rival dan
pelanggan mengenai produk yang dimiliki. Biasanya positioning meggambarkan
apa yang ditawarkan oleh perusahaan yang terkait pada atribut yang dimiliki oleh
produk tersebut, misalnya saja harga, kualitas dan kenyamanan.
2.9 Marketing Mix
Marketing mix atau bauran pemasaran adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan kombinasi taktik yang digunakan bisnis untuk mencapai
tujuannya dengan memasarkan produk atau jasanya dengan efektif kepada
pelanggan atau kelompok tertentu (CIM, 2009, p2). Hal tersebut penting karena
bisnis perlu memastikan bahwa pemasaran mereka telah mencapai kombinasi
yang sesuai dan tepat antara produk, orang (konsumen), harga, lokasi dan waktu.
Seperti dikutip dari Rafiq dan Ahmed (1995), versi popular dari konsep bauran
pemasaran adalah 4P (product, place, price dan promotion) yang dipopulerkan
oleh McCarthy (1964). Menurut Rafiq dan Ahmed, 4P memiliki kelebihan sebagai
berikut:
1. Sederhana dan mudah dimengerti
2. Mudah diingat
3. Alat pengajaran yang baik, terutama untuk mengenalkan pemasaran
26
4. Hemat
5. Sangat berguna sebagai kerangka konsep
6. Mampu beradaptasi pada berbagai masalah
Selain memiliki kelebihan, ternyata menurut Rafiq dan Ahmed, 4P juga memiliki
kelemahan sebagai berikut:
1. Terlalu sederhana, tidak cukup luas cakupannya
2. Kurang partisipan dan proses
3. Kuranganya hubungan / integritas antar variabel
4. Kurangnya relasi pemasaran
Berikut akan dijabarkan masing-masing elemen dari 4P sesuai dengan paparan
dari CIM (2009, pp 2-4). Elemen pertama dari 4P adalah product (produk),
dimana pada bagian ini untuk mengidentifikasi, mengantisipasi dan memuaskan
kebutuhan pelanggan. Produk dan jasa diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan. Caranya adalah dengan mengadakan riset dan menggunakan sistem
yang berfungsi untuk mengumpulkan feedback dari pelanggan. Elemen kedua
adalah place (tempat), yang berarti distibusi dari produk bergantung pada jenis
produk atau jasa yang dipasarkan. Pemilihan tersebut akan mempengaruhi
keputusan dalam pemberian harga dan jenis promosi yang digunakan. Selanjutnya
adalah elemen harga (price), dimana ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan, sebagai berikut:
1. Target konsumen yang diharapkan membeli produk atau jasa. Jangan
mengatur harga terlalu rendah ataupun terlalu tinggi.
2. Biaya apa saja yang diperlukan untuk menyediakan atau meproduksi.
3. Berapa harga yang ditawarkan competitor.
27
Elemen terakhir adalah promotion, atau promosi yang dapat terdiri dari 5 jenis,
yaitu pengiklanan, promosi penjualan, relasi publik, pemasaran langsung dan
penjualan personal. Pemasaran dapat dikombinasikan satu sama lain, hanya saja
bergantung pada anggaran yang dimiliki dan pesan yang ingin disampaikan
kepada target (konsumen).
Selain 4P tersebut CIM juga ada membahas elemen lainnya dalam bauran
pemasaran, yaitu people, process dan physical evidence. People yang dimaksud
adalah orang-orang yang bekerja di organisasi yang akan menentukan kualitas
dari jasa yang akan diterima oleh pelanggan. Karyawan yang bahagia, ahli dan
termotivasi akan membuat pelanggan bahagia juga. Kemudian mengenai proses
yang ada dalam penyampaian produk atau jasa kepada pelanggan. Proses tersebut
dapat mempengaruhi persepsi pelanggan kepada penyedia produk atau jasa. Ada
empat hal yang sebaiknya diperhatikan mengenai elemen proses ini, antara lain:
1. Melihat pada keseluruhan proses yang ada dalam penyampaian produk
ke pelanggan. Identifikasi apakah ada tahapan yang mengakibatkan
keterlambatan? Bagaimana cara meningkatkannya?
2. Apakah pelanggan tetap mendapatkan informasi mengenai apa yang
sedang terjadi?
3. Apakah karyawan memegang janji yang telah mereka berikan kepada
pelanggan?
4. Sebagaimana efektif penanganan komplain pelanggan yang dimiliki?
Terakhir adalah elemen physical evidence, yaitu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan gambaran bisnis yang dimiliki melalui bentuk fisik, misalnya
saja gedung, penampilan karyawan, dsb. Hal tersebut muncul ketika pelanggan
28
tidak
menila
2.10
Model
harus
mengi
setiap
menur
1.
bisa menye
ai melalui im
Five For
G
Model five
l yang dibua
menemukan
indentifikasi
pasar (Reck
rut Recklies
Bargaining
Yang dim
dibutuhkan
tergantung
entuh apapu
mage yang ad
rces
Gambar 2. 4
e forces dik
at oleh Porte
n peluang dan
lima kekua
klies, 2001,
(2001, pp 2-
g power of s
aksud oleh
n untuk men
g dengan pe
un dari apa
da.
4: Five forc
kenalkan ole
er berlandask
n ancaman
atan kompeti
p1). Penjab
-4) adalah se
uppliers (ke
pemasok di
nyediakan p
emasok dap
yang akan
es (Recklies
eh Michael
kan pandang
dalam lingk
itif yang me
baran lima k
ebagai beriku
ekuatan pema
isini adalah
roduk atau j
pat mengura
mereka be
s, 2001, p2)
E. Porter p
gan strategi
kungan luar o
embentuk se
kekuatan ko
ut:
asok)
seluruh sum
jasa. Hubun
angi pilihan
eli, mereka
pada tahun 1
perusahaan
organisasi. P
etiap industr
ompetitif ters
mber daya
ngan yang te
n strategis u
akan
1980.
yang
Porter
i dan
sebut
yang
erlalu
untuk
29
organisasi. Kekuatan pemasok cenderung kuat dalam kondisi seperti
dibawah ini:
1. Pasar didominasi oleh sedikit pemasok besar.
2. Tidak ada substitusi untuk pemasok tersebut.
3. Biaya untuk pindah pemasok tinggi.
2. Bargaining power of customers (kekuatan pelanggan)
Kekuatan pelanggan menentukan seberapa besar pelanggan dapat
memaksakan tekanan pada marjin dan volume. Kekuatan pelanggan
cenderung tinggi ketika:
1. Pembelian dalam jumlah besar.
2. Produk tidak terdiferensiasi dan dapat digantikan oleh banyak
substitut.
3. Perpindahan produk relatif mudah dan tidak membutuhkan biaya yang
relatif tinggi.
4. Pelanggan memiliki marjin yang rendah dan sensitif terhadap harga.
5. Pelanggan dapat menghasilkan produk tersebut.
6. Pelanggan mengetahui biaya produksi produk.
3. Threat of new entrants (Ancaman pendatang baru)
Kompetisi dalam sebuah industri akan menjadi lebih tinggi, lebih mudah
bagi perusahaan lain untuk memasuki industri yang sama. Ancaman dari
pendatang baru dapat bergantung pada sejauh mana hambatan untuk
masuk, biasanya sebagai berikut:
1. Skala ekonomi (persyaratan minimum untuk operasi yang dapat
menguntungkan)
30
2. Tingginya biaya investasi awal dan biaya tetap.
3. Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan.
4. Perlindungan terhadap properti intelektual seperti paten, lisensi, dan
sebagainya.
5. Kelangkaan sumber daya yang penting.
6. Akses bahan mentah yang dikuasai oleh pemain yang telah ada.
7. Jalur distribusi dikendalikan oleh pemain yang telah ada.
8. Pemain yang telah ada memiliki hubungan yang dekat dengan
pelanggan, misalnya dengan kontrak jangka panjang.
9. Biaya pergantian yang tinggi bagi pelanggan.
10. Tindakan hukum dan pemerintahan.
4. Threat of substitutes (Ancaman dari substitusi)
Ancaman dari substitusi ada ketika tersedia produk alternatif yang lebih
murah harganya atau performanya lebih baik dengan fungsi yang sama.
Mereka berpotensi untuk menarik jumlah volume pasar yang cukup berarti
dan dapat mengurangi volume penjualan potensial untuk pemain yang
telah ada. Kategori ini dapat termasuk juga produk pelengkap
(komplemen). Mirip dengan ancaman terhadap pendatang baru, ancaman
dari subsitusi dapat ditentukan oleh faktor seperti:
1. Kesetiaan terhadap merek oleh pelanggan.
2. Hubungan yang dekat dengan pelangga.
3. Harga performa produk pengganti.
4. Tren pada saat ini.
31
5. Competitive rivalry between existing players (persaingan antara pemain
yang sudah ada)
Kekuatan ini menggambarkan intensitas persaingan antara pemain yang
telah ada dalam suatu industri. Tekanan kompetisi yang tinggi
menghasilkan penekanan pada harga, marjin dan profit bagi setiap
perusahaan dalam industri. Kompetisi antara pemain yang telah ada
cenderung tinggi ketika:
1. Terdapat banyak pemain dangan ukuran yang hampir sama.
2. Para pemain memiliki strategi yang mirip.
3. Tidak terdapat terlalu banyak diferensiasi antar pemain dan produknya,
cenderung banyak kompetisi harga.
4. Laju pertumbuhan pasar rendah.
5. Penghalang untuk keluar tinggi, misalnya perlengkapan yang sangat
khusus dan mahal.
2.11 Kewirausahaan
Kewirausahaan adalah proses penciptaan ide bisnis dan kemauan untuk
mengambil resiko dalam membuat, mengatur dan mengelola bisnis. Orang yang
mengatur, mengelola dan menanggung resiko dalam memulai bisnis disebut
dengan pengusaha. (Madura, 2007, p9). Madura dalam bukunya juga menyatakan
bahwa pengusaha memiliki upaya untuk mengidentifikasi peluang bisnis. Ketika
mereka menemukan suatu peluang bisnis, mereka akan berupaya untuk
mengivestasikan uang mereka untuk menciptakan bisnis tersebut. Pada saat
mereka melakukan investasi bisnis baru, mereka menghadapi resiko bahwa
32
keuntungan dari bisnis tersebut mungkin tidak setinggi yang diharapkan, dan ada
kemungkinan juga bisnis tersebut memiliki pengeluaran yang melebihi
pendapatannya.
Pengusaha menyadari bahwa jika mereka terlalu melebihkan potensi
keuntungan dari bisnis tersebut atau tidak dapat mengelola bisnisnya, maka akan
menghadapin kehilangan modal yang diinvestasikan. Untuk mengurangi resiko
tersebut, pengusaha harus berhati-hati dan realistis sebelum memutuskan untuk
menginvestasikan modal mereka dalam menciptakan suatu bisnis yang baru.
Pengusaha yang dapat mengembangkan ide bisnis dengan baik dan dapat
melayani kebutuhan konsumen serta dapat mengelola bisnis secara efisien akan
mendapat penghargaan berupa keuntungan yang besar (Madura, 2007, pp 10-11).
Orang-orang tidak terlahir langsung sebagain pengusaha. Untuk menjadi
seorang pengusaha merupakan sebuah pilihan bagi orang yang tidak ingin bekerja
menjadi karyawan. Menjadi pengusaha ada kelebihan dan kekurangannya masing-
masing menurut Madura (2007, pp 193-194). Berikut ini akan dipaparkan
kelebihan dengan menjadi seorang pengusaha, antara lain:
1. Sebagai pengusaha memiliki kemungkinan untuk mendapatkan
penghasilan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan bekerja atau
menjadi karyawan.
2. Dengan menjadi pengusaha bisa menjadi atasan bagi diri sendiri dan
menjalakan bisnis dengan cara yang diinginkan.
3. Karena yang mengendalikan adalah diri sendiri, tidak perlu khawatir
akan ditindas oleh atasan atau dipecat.
33
4. Mengerjakan bisnis sendiri akan memberikan kepuasan terhadap apa
yang telah dibuat, dan membuat diri lebih giat bekerja karena hasilnya
akan terasa secara langsung, yaitu mendapatkan keuntungan yang lebih
tinggi dari bisnis.
Selain kelebihan yang telah disebutkan diatas, berikut adalah kekurangan dengan
menjadi seorang pengusaha, antara lain:
1. Pengusaha mungkin dapat mengalami kerugian besar, bahkan dapat
kehilangan seluruh investasi dalam bisnis.
2. Walaupun pengusaha sendiri yang mengendalikan bisnis, pengusaha
harus memastikan bawa fungsi-fungsi pada bisnis telah benar. Selain
meskipun pengusaha yang berkuasa atas bisnisnya, tidak boleh
melewati pekerjaan sesuka hatinya. Pendapatan bisnis bergantung pada
seberapa baik bisnis tersebut dikelola setiap harinya.
3. Pengusaha sebagai pemilik bisnis tidak mungkin untuk dipecat, namun
memiliki kemungkinan untuk kehilangan sumber penghasilan jika
bisnisnya gagal.
Pada umumnya, pengusaha cenderung memiliki karakteristik tertentu yang
membedakan dirinya dengan orang lain. Mungkin karakteristik seorang pengusaha
ada banyak dan beragam, namun berikut ini adalah profil pengusaha menurut
Madura (2007, pp 194-195) yang dominan:
1. Memiliki toleransi terhadap resiko: Pengusaha bersedia untuk
menerima resiko kehilangan investasinya.
2. Kreativitas: Pengusaha mengenali cara-cara untuk meningkatkan
kepuasan pelanggan mereka, dapat mendeteksi kebutuhan pelangga
34
akan suatu produk atau layanan yang tidak tersedia, kemudia
berusahan untuk memenuhi kebutuhan akan produk atau jasa tersebut.
Kemungkinan lainnya adalah pengusaha menemukan bahwa produk
atau jasa yang telah ada memiliki kelemahan dan berusaha
memperbaiki kelemahan tersebut.
3. Inisiatif: Pengusaha harus bersedia mengambil inisiatif untuk membuat
ide-ide mereka menjadi kenyataan. Mereka dapat mengenali tantangan
dan beradapan langsung dengan tantangan tersebut. Agar dapat
memiliki inisiatif pengusahan harus gigih dan memiliki ambisi.
Seluruh karakteristik tersebut dibuthkan dalam menjadi seorang pengusaha.
Memiliki toleransi terhadap resiko diperlukan dalam berinvestasi pada bisnis yang
baru. Kreativitas diperlukan tidak hanya pada saat penciptaan ide bisnis, namun
dapat juga digunakan dalam mendeteksi produk baru yang akan dikembangkan
serta untuk mengiklankan produk. Kreativitas juga diperlukan dalam memperluas
lini produk bisnis dan bersaing dengan perusahaan lain yang memproduksi produk
sejenis. Inisiatif dan ambisi diperluka untuk memperoleh informasi sebelum
membuat keputusan mengenai dimana tempat untuk memproduksi, berapa banyak
akan diproduksi, bagaimana promosinya dan cara mendapatkan pembiayaannya.
2.12 Business Plan
Sebuah business plan merupakan sebuah dokumen tertulis yang
merincikan usaha atau bisnis yang diusulkan. Perencanaan tersebut harus
menggambarkan status pada saat ini, kebutuhan yang diharapkan dan hasil yang
diproyeksikan dari bisnis baru. Setiap aspek dari bisnis perlu dicakup, proyek,
35
pemasaran, riset dan pengembangan, manufaktur, manajemen, resiko kritis,
pendanaan, dan milestone atau penjadwalan. Business plan merupakan peta jalan
bagi pengusaha agar perusahaanya sukses (Kuratko dan Hodgetts, 2007, p351).
Menurut Kuratko dan Hodgetts (2007, pp 353-354), bagi pengusaha
business plan memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Waktu, usaha, penelitian dan disiplin dibutuhkan untuk menyusun
business plan mendorong pengusaha untuk melihat usaha tersebut secara
kritis dan objektif.
2. Analisis kompetitif, ekonomi dan keuangan termasuk dalam subyek
business plan pengusaha untuk menutup pengawasan asumsinya mengenai
keberhasilan usaha.
3. Karena seluruh aspek usaha harus terdapat dalam perencanaan, pengusaha
mengembangkan dan memerika strategi operasi dan hasil yang diharapkan
untuk evaluator luar.
4. Business plan mengkuantifikasi tujuan, menyediakan tolak ukur untuk
membandingkan perkiraan dengan hasil yang sebenarnya.
5. Business plan menyediakan pengusaha sebuah alat komunikasi untuk
menuntun usaha menuju kesuksesan.
Selain memiliki manfaat bagi pengusaha, business plan juga memiliki
manfaat bagi sumber pendana yang membacanya, antara lain:
1. Business plan menyediakan rincian potensi pasar dan perencanaan untuk
mengamankan pangsa pasar tersebut.
36
2. Melalui laporan keuangan prospektif, business plan menggambarkan
kemampuan bisnis untuk membayar hutang atau memberikan
pengembalian yang memadai kepada ekuitas.
3. Perencanaan mengidentifikasi resiko kritis dan peristiwa penting dengan
membahas rencana darurat yang memberikan kesempatan untuk
keberhasilan usaha.
4. Dengan menyediakan gambaran yang komprehensif dari seluruh operasi,
business plan memberikan sumber keuangan yang jelas, dokumen singkat
yang berisi informasi yang diperlukan untuk bisnis dan evaluasi keuangan.
5. Untuk sumber pendana yang tidak memiliki pengetahuan dari pengusaha
atau usaha, business plan menyediakan panduan yang berguna untuk
menilai kemampuan pengusaha individu dalam hal perencanaan dan
kemampuan manajerial
2.13 Pembiayaan Usaha
Menurut McKeever (2011, pp 51-59), kebanyakan pada saat memulai
bisnis, modal didapatkan dari tujuh sumber daya yang tersedia. Ketujuh sumber
daya tersebut jika diurutkan berdasarkan frekuensinya adalah sebagai berikut:
1. Simpanan orang yang memulai usaha
Kebanyakan usaha dibiayai melalui simpanan pribadi. Jika melakukan
pembiayaan dengan metode ini, tidak perlu khawatir akan kewajiban untuk
membayar pinajaman atau membuat investor senang.
37
2. Uang dari teman dekat dan saudara
Bantuan yang diberikan dapat berupa hadiah, pinjaman atau investasi
berupa ekuitas. Perbedaan besarnya tampak dari ketersediaan uang dan
bunga pinjaman atau pengembalian investasi. Selain itu ada alternative
pinjaman, yaitu pinjaman hybrid, dimana peminjam memberikan pinjaman
dengan bunga yang rendah atau tanpa bunga sama sekali dan memberitahu
bahwa bisa dikembalikan ketika sudah mampu.
3. Melakukan pengecekan kebutuhan kas dan melakukan pemotongan biaya
Kurangi pengeluaran untuk hal-hal yang kurang atau tidak penting.
Caranya mungkin bisa memulai bisnis di rumah atau meminjam peralatan
mahal yang telah dimiliki oleh bisnis yang telah ada daripada membelinya.
4. Menjual atau menjaminkan aset
Cara lain untuk mendapatkan uang adalah dengan yang telah ada atau
menjaminkannya. Perlu diingat bahwa dengan meminjamkan menjual aset,
maka pemberi pinjaman akan mendapatkan hak milik atas aset tersebut.
Aset akan dikembalikan jika seluruh uang pinjaman telah dikembalikan
beserta dengan bunganya. Jika gagal melunasi pinjaman beserta bunganya,
maka pemberi pinjaman akan mengambil aset tersebut.
5. Uang dari pendukung atau pihak lain yang tertarik pada bisnis yang dibuat
Banya jenis bisnis memiliki pengikut yang setia. Pelanggan yang peduli
terhadap bisnis seperti pemilik bisnis itu sendiri. Konsumen tersebut
bersedia mendukung pemilik bisnis dengan kondisi yang berbeda
dibandingkan dengan investor komersil.
38
6. Pinjaman dari bank
Bank selalu ingin melihat business plan yang digunakan untuk pengajuan
peminjaman. Mereka menarik perhatian pemilik tabungan untuk menaruh
deposit, dan menggunakan deposit tersebut untuk dipinjamkan kepada
pencari dana. Ketika mereka meminjamkan dana, mereka memberikan
bunga yang cukup untuk memenuhi biaya pendanaan mereka dan
menghasilkan keuntungan. Setiap transaksi yang dibuat dengan bank akan
menjadi pinjaman dan memiliki jadwal pembayaran. Bank meminimalkan
resiko dengan memastikan peminjamnya memiliki aset yang cukup untuk
membayar mereka kembali, walaupun bisnis yang dikembangakn sedang
buruk.
7. Venture capital
Seorang venture capitalist adalah orang yang menginvestasikan uang
dalam bentuk ekuitas dalam sebuah bisnis dengan harapan mendapatkan
profit di masa mendatang. Venture capitalist amatir bertaruh kepada ide
pengusaha untuk ekspansi atau bisnis baru. Mereka menginvestasikan
uang dengan harapan dapat memperkaya diri mereka. Pengusaha perlu
untuk menunjukkan pada calon investor bagaimana investor akan
mendapatkan keuntungan dengan berinvestasi ke dalam bisnis yang
dimiliki.
McKeever menyarankan agar meminjam uang separuh dari jumlah yang
diperlukan, terutama pada saat memulai bisnis yang baru. Jika pada tahap
memperluas bisnis yang telah ada, pastikan bahwa pembayaran kas dapat
ditangani dengan baik yang dimana penting untuk pembayaran pinjaman.
39
Biasanya meminjam terlalu banyak lebih membahayakan daripada meminjam
terlalu sedikit. Jika menghadapi situasi dimana harus meningkatkan jumlah kas,
sebaiknya melakukan penjualan aset daripada melakukan peminjaman (Mckeever,
2011, p60).
2.14 Business Model (Model Bisnis)
Menurut Bygrave dan Zacharakis (2007, p126), setiap perusahaan
memiliki model bisnis yang terdiri dari dua komponen, yaitu revenue model dan
cost model. Revenue model merincikan seluruh sumber pendapatan yang dimiliki
oleh bisnis. Pendapatan tersebut dapat digolongkan menjadi kategori. Semakin
banyak kategori yang dimiliki, maka semakin banyak pula informasi yang dapat
diperoleh mengenai bagaimana performa bisnis yang dimiliki. Cost model
mengidentifikasi bagaimana pengeluaran dari sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan uang. Termasuk di dalamnya adalah cost of goods sold (COGS) dan
biaya operasi. Pada dasarnya model bisnis direpresentasikan dengan income
statement. Dengan memahami model bisnis yang dimiliki akan membantu
pengusaha dalam membuat keputusan yang mengarahkan kepada kondisi dimana
revenue yang didapat bisa lebih besar walaupun dengan biaya yang lebih rendah,
2.15 Arus Kas
Sebuah perusahaan memerlukan kas untuk menjalankan bisnisnya. Tanpa
adanya kas, maka tidak akan ada bisnis. Laporan arus kas berfungsi untuk
mengawasi bagian penting ini. Menurut Bygrave dan Zachakarakis (2007, p311),
laporan arus kas berisikan transaksi yang melibatkan kas. Hal yang paling sering
40
membingungkan adalah bagaimana cara menyusun laporan arus kas. Pertama
dimulai dari baris bawah (laba) pada laporan laba-rugi, dan dikerjakan secara
backward, menghilangkan seluruh transaksi yang tidak bersifat kas. (Bygrave dan
Zachakarakis, 2007, p312). Laporan laba rugi juga merincikan apapun yang telah
dibayarkan secara kas, walaupun barang atau jasa tersebut belum digunakan pada
periode yang bersangkutan. Setelah melakukan penyesuain tersebut, maka dari
laporan arus kas akan didapatkan penyajian transaksi yang murni bersifat kas.
2.16 Build-Up Method
Menurut Bygrave dan Zachakarakis (2007, pp 312-314), para ilmuwan
menemukan sugesti bahwa orang membuat keputusan lebih baik dengan
memecahkan masalah menjadi keputusan-keputusan yang lebih kecil. Ketika
memikirkan mengenai proses perencanaan bisnis, maka akan muncul rentetan
pertanyaan yang membantu untuk menjawab sebuah pertanyaan besar, yaitu
apakah bisnis tersebut merupakan peluang yang menarik? Kemudian dilakukanlah
evaluasi industri dari bisnis tersebut, kompetisinya, pelanggannya, dan
sebagainya. Berdasarkan analisis tersebut, akan didapatkan keputusan apakah
bisnis akan dijalankan atau tidak. Salah satu proses analisis bisnis adalah dengan
menyusun laporan keuangan (pro-forma). Pada metode build-up, akan dirincikan
apa yang menjadi sumber penghasilan dalam keseharian bisnis. Selanjutnya nilai
tersebut akan dikalikan dengan jumlah hari bisnis berjalan dalam setahun, untuk
mendapatkan pendapatan tahunan. Hal yang sama juga diaplikasikan untuk biaya.
Mencatat pendapatan dan biaya dengan basis harian akan membantu dalam
memberikan proyeksi keuangan tahunan yang lebih realistis.
41
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluru sumber
pendapatan. Tahap kedua adalah mengidentifikasi seluruh biaya. Setelah
mendapatkan setiap bagian komponennya, tahap selanjutnya adalah memikirkan
seberapa banyak pendapatan yang dapat dihasilkan dalam waktu satu tahun.
Berikut adalah checklist yang diperlukan dalam metode build-up:
1. Mengidentifikasi seluruh sumber pendapatan
2. Menentukan pendapatan pada “typical day”
3. Memahami revenue driver yang dimiliki
1. Seberapa banyak pelanggan yang akan dilayani
2. Seberapa banyak mereka akan membayar untuk setiap produk
3. Seberapa sering mereka akan membeli
4. Memvalidasi asumsi revenue driver
1. Riset utama (berbicara kepada pelanggan, menghadiri trade show,
dan sebagainya)
2. Riset sekunder (laporan industri, laporan perusahaan, dan
sebagainya)
5. Mengkombinasikan kembali, mengalikan pendapatan “typical day” dengan
jumlah hari dalam setahun.
6. Menentukan cost of goods sold (COGS) untuk “typical day”
7. Mengkombinasikan kembali, mengalikan COGS dengan jumla hari dalam
setahun
8. Menentukan pengeluaran operasi dengan time frame yang paling tepat
9. Memperjelas biaya operasi
10. Menyusun preliminary income statement