bab ii komunitas

34
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk. Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan. Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini

Upload: doni-purwanto

Post on 12-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.

TRANSCRIPT

Page 1: Bab II Komunitas

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala

bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi

yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan

tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini

memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan

penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat

pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)

dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,

sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan

tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh

anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah

diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa

setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan

derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan

mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang

kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi

pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan

promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit

pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini

akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut

berperan serta secara aktif dalam uoaya peningkatan status kesehatannya.

Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan

kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara

lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh

kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan

sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan

kelompok dalam masyarakat.

Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga

dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn

konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya

Page 2: Bab II Komunitas

menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara

mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program

Studi S1 keperawatan (FIK) UM Surabaya melaksanakan Praktik Klinik

Keperawatan Komunitas di RW 16 Kecamatan Semampir kelurahan Wonokusumo

Surabaya dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,

kelompok dan masyarakat.

Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai

satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di

RW 16 Pendekatan secara kelompok dlakukan dengan cara pembentukan kelompok

kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader

kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan

pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil

yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri

dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan

seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan

dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan

dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan

tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan

perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang ada di masyarakat.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa

mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk

bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi

perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitad dan

pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam

upaya meningkatkan status kesehatannya.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,

mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area

pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan

komunitas dan pengorganisasian komunitas.

2

Page 3: Bab II Komunitas

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa

mampu:

1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas

2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk

komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi

3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi

organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan

kesehatan komunitas

4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor

resiko personal, sosial dan lingkungan

5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk

meningkatkan kesehatan komunitas

6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk

mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan

7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,

belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan

di dalam komunitas.

1.3 Manfaat

1.3.1 Untuk Mahasiswa

1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata

kepada masyarakat.

2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan

keperawatan komunitas

3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana

dalam menghadapi dinamika masyarakat

4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan

hubungan interpersonal.

1.3.2 Untuk Masyarakat

1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif

dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

3

Page 4: Bab II Komunitas

2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari

masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah

kesehatan yang di alami masyarakat.

3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan

mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.

1.3.3 Untuk Pendidikan

1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya

khususnya di bidang keperawatan komunitas.

2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model

praktek keperawatan komunitas selanjutnya.

1.3.4 Untuk Profesi

1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi

secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.

2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas

sehingga profesi mampu mengembangkannya.

3) Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.

4

Page 5: Bab II Komunitas

BAB 2

TINJAUAN TEORI

Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi

setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal.

Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam

kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya

manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.

Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh

pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk

menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat berperan

aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui

perawatan kesehatan komunitas.

2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas

Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan

khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan

erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota

profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan

masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada

individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan

terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,

penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan

dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan

masyarakat.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan

kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan

Page 6: Bab II Komunitas

keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut

American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:

1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks

2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen

pelayanan kesehatan

3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil

pendidikan dan penelitian melandasi praktek.

4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu

dikembangkan di tatanan kesehatan utama.

Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi

dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:

1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan

2. Meerupakan bidang khusus keperawatan

3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial

(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)

4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat

baik yang sehat maupun yang sakit.

5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.

6. Melibatkan partisipasi masyarakat

7. Bekerja secara team (bekerjasama)

8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku

9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah

10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan

masyarakat secara keseluruhan.

Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan

komunitas adalah:

1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima

semua orang

2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini

komunitas

3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu

terjalin kerjasama yang baik

4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat

mendukung maupun mengahambat

6

Page 7: Bab II Komunitas

5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan

6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang

Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat

dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan

komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan

pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-

kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada

strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi

keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal

penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan

manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat.

2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan

untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya

manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.

3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima

oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan

4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan

upaya kuratif dan rehabilitatif

5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung

secara berkesinambungan

6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer

pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling

mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan

kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat

7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara

berkesinambungan dan terus menerus

8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia

harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam

pelayanan kesehatan mereka sendiri.

7

Page 8: Bab II Komunitas

2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas

2.2.1 Tujuan Umum

Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.

2.2.2 Tujuan Khusus

Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok

khusus dan msyarakat dalam hal:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi

2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah

3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah

kesehatan/keperawatan

4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi

5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah

kesehatan/keperawatan

6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan

kesehatan/keperawatan

7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri

(self care).

8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan

9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam

menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera

10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap

masalah kesehatan.

2.3 Sasaran

Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah

kesehatan/perawatan.

2.3.1 Individu

8

Page 9: Bab II Komunitas

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut

mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris

endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga

lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.

2.3.2 Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala

keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah

tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan

lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat

keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh

terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.

2.3.3 Kelompok Khusus

Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan

jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan

terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan

petumbuhannya, seperti:

a. Ibu hamil

b. Bayi baru lahir

c. Balita

d. Anak usia sekolah

e. Usia lanjut

2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan

bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:

a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin

lainnya.

b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,

jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.

3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:

a. Wanita tuna susila

b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba

c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu

d. Dan lain-lain

4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:

9

Page 10: Bab II Komunitas

a. Panti wredha

b. Panti asuhan

c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)

d. Penitipan balita

2.3.4 Masyarakat

Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup

lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka

sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.

Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling

tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama

anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,

kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.

2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas

Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan

kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan

(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan

kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan

masyarakatnya (resosialisasi).

Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang

ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya

kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.

2.4.1 Upaya Promotif

Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:

1) Penyuluhan kesehatan masyarakat

2) Peningkatan gizi

3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan

4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan

5) Olahraga secara teratur

6) Rekreasi

7) Pendidikan seks

10

Page 11: Bab II Komunitas

2.4.2 Upaya Preventif

Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan

gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat melalui kegiatan:

1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil

2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun

kunjungan rumah

3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di

rumah

4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui

2.4.3 Upaya Kuratif

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota

keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah

kesehatan, melalui kegiatan:

1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)

2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan

rumah sakit.

3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.

4) Perawatan payudara

5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir

2.4.4 Upaya Rehabilitatif

Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-

penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu

yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,

dilakukan melalui kegiatan:

1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,

patah tulang mapun kelainan bawaan

2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,

misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual

yang mungkin dilakukan oleh perawat

11

Page 12: Bab II Komunitas

2.4.5 Upaya Resosialitatif

Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan

kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-

kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,

misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita

Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi

meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang

mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah

kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan

pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.

2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas

Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan

yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja

perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai

berikut:

1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,

kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health

nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan

kesehatan masyarakat.

2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi

4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi

5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan

lebih lanjut

6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat

7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan

8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah

kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian

kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha

pendekatan ilmiah keperawatan.

9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti

10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait.

12

Page 13: Bab II Komunitas

11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan

kesehatan.

2.6 Model Pendekatan

pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan

masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving

approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan

pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).

Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah

kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat

diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan

sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat

kesehatan masyarakat.

Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan

terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann

keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai

memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila

pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap

masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi

masyarakat disebut community approach.

2.7 Metode

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang

digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang

keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:

2.7.1 Pengkajian

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam

mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan

masyarakat adalah:

1) Pengumpulan Data

13

Page 14: Bab II Komunitas

Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui

wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen

pengumpulan data dalam menghimpun informasi.

Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor

lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.

Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;

nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.

Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan

dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;

komunikasi; ekonomi dan rekreasi.

Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan

efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.

2) Analisa Data

Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan

disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data

memerlukan pemikiran yang kritis.

Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor

yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.

Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke

(1987) maslah tersebut terdiri dari:

a. Masalah sehat sakit

b. Karakteristik populasi

c. Karakteristik lingkungan

3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan

Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan

prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman

resiko atau wellness.

Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:

a. Masalah yang ditetapkan dari data umum

b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan

14

Page 15: Bab II Komunitas

Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang

lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan

masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:

a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat

b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat

c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat

d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat

Kriteria skala prioritas:

a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi

masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk

segera ditanggulangi.

b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun

waktu tertentu

c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat

menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat

d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan

berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut

biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul

(Effendi Nasrul, 1995).

2.7.2 Perencanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:

1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan

2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan

keperawatan

3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.

2.7.3 Pelaksanaan

Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi

masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat

adalah:

1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi

terkait

15

Page 16: Bab II Komunitas

2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

dalam mengatasi masalah kesehatannya

3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat

Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:

a. Pencegahan Primer

Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan

diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan

khusus terhadap penyakit.

b. Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk

menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat

keparahan.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil

stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai

pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu

mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari

ketidakmampuannya.

2.7.4 Penilaian/Evaluasi

Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-

hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil

akhir (output).

Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan

perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan

dalam melaksanakan penilaian, yaitu:

1) Daya guna

2) Hasil guna

3) Kelayakan

4) Kecukupan

Fokus evaluasi adalah:

1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan

2) Perkembangan atau kemajuan proses

3) Efisiensi biaya

16

Page 17: Bab II Komunitas

4) Efektifitas kerja

5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu

berapa?

Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:

Keterangan:

: peran masyarakat

: peran perawat

pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam

menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada

klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.

Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan

lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan

tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat

mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas

pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah

pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperaw

17

Page 18: Bab II Komunitas

BAB III

PENGKAJIAN

Asuhan Keperawatan komunitas dan Analisa Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh mahasiswa

melalui praktek keperawatan masyarakat berlangsung mulai tanggal 14 Oktober sampai 11 Desember

2009. Dalam praktek keperawatan komunitas ini kelompok II mendapat praktek di RW XVI RT 06 dan

07 kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya.

2.1 Tahapan Persiapan

Kegiatan praktek Keperawatan Komunitas dan Analisa kesehatan lingkungan diawali dengan kegiatan

penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan tanggalo 14 Oktober 2009 di Balai RW XVI kelurahan

Wonokusumo kecamatan Semampir Surabaya.

2.2 Tahap pelaksanaan

2.2.1 Pengkajian

a. RW XVI termasuk kelurahan Wonokusumo yang terdiri dari 9 RT dimana 1-9 RT dijadikan sebagai

target sasaran dalam pengkajian asuhan keperawtan komunitas dengan mayoritas penduduk suku Madura.

Batas wilayah yang dijadikan target pengkajiaraaraan, sebelalah utara dibatasi oleh desa bulak, sebelah

selatan desa tenggumung, sebelah barat desa pegirian, dan sebelah timur desa bulak banteng. RT 1-9 yang

ada di RW XVI memiliki vasilitas umum seperti masjid, taman kanak-kanak, PAUD, TPA, sebuah balai

RW dan 2 posyandu.transportrasi yang ada di RT 01 – 09 yaitu sepeda montor, becak, bemo dengan

kondisi jalan yaitu paving.

Kegiatan rutin yag biasa dilakukan warga RW 16 meliputi pengajian, rapat ibu ibu PKK, rapat

ketua RT setiap 1 bulan sekali.posyandu yang dilakukan ibu ibu kader dan petugas puskesmas

RT 01 – 09 terdiri dari……..KK dengan ……..jiwa yang terdiri dari……anak usia balita,……

anak usia sekolah,…..orang remaja,……orang usia produktif dan ……orang lanjut usia

Setelah dilakukan pengkjajian data pada tanggal 14 - ….. desember 2009 dengan tehnik

wawancara dan observasi di dapatkan data sebagai berikut :

18

Page 19: Bab II Komunitas

(1) Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin :

Berdasarkan table di atas, umur penduduk terbanyak laki laki dan perempuan adalah……… hal ini menunjukan bahwa penduduk di wilayah RT 01 – 09 desa tenggumung wetan adalah usia produktif,sehingga memudahkan untuk mencari tenaga / sumberdaya manusia yang potensial.

(2) Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan

Berdasarkan diagram disamping, distribusi penduduk yang paling banyak mempunyai pendidikan tingkat…..yaitu…..orang (…..%). Sedangkan tinbgkat pendidikan …….paling kecil yaitu…orang (….%).

(3) Distribusi berdasarkan pekerjaan

19

Page 20: Bab II Komunitas

Berdasarkan diagram batang diatas, sebagian besar penduduk bekerja disektor……yaitu sebesar….orang(…..%), tetapi masih banyak penduduk yang tidak bekerja yaitu….orang.

(4) Disrtibusi penduduk berdasarkan agama.

Berdasarkan diagram batang diatas mayoritas agama yang dianut warga RT 01 – 09 adalah islam yaitu…..orang.(…..%)

B) lingkungan fisik

C) Sumber Air

20

Page 21: Bab II Komunitas

D) pembuangan sampah

E) pembuangann limbah

F) kandang ternak

21

Page 22: Bab II Komunitas

G) kondisi kesehatan Umum

H) Ibu hamil dan menyusui

I) Balita

J) remaja

22

Page 23: Bab II Komunitas

K) usia lanjut

23

Page 24: Bab II Komunitas

BAB IV

ANALISA MASALAH

24