bab ii komunitas
DESCRIPTION
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan penduduk.TRANSCRIPT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala
bidang salah satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi
yang dilakukan di bidang kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan
tekhnologi, maka terjadi peningkatan usia harapan hidup warga Indonesia dan ini
memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan derajat/status kesehatan
penduduk.
Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai
peningkatan derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat
pembangunan kesehatan yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
dengan tujuan agar dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal,
sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Agar tujuan
tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif dari seluruh
anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah
diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa
setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang
kesehatan. Dengan berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi
pergeseran, antara lain: perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan
promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu masyarakat berobat ke unit-unit
pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang bersifat aktif. Hal ini
akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk ikut
berperan serta secara aktif dalam uoaya peningkatan status kesehatannya.
Masyarakat atau komunitas sebagai bagian dari subyek dan obyek pelayanan
kesehatan dan dalam seluruh proses perubahan hendaknya perlu dilibatkan secara
lebih aktif dalam usaha peningkatan status kesehatannya dan mengikuti seluruh
kegiatan kesehatan komunitas. Hal ini dimulai dari pengenalan masalah kesehatan
sampai penanggulangan masalah dengan melibatkan individu, keluarga dan
kelompok dalam masyarakat.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu; keluarga
dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakn
konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara
mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program
Studi S1 keperawatan (FIK) UM Surabaya melaksanakan Praktik Klinik
Keperawatan Komunitas di RW 16 Kecamatan Semampir kelurahan Wonokusumo
Surabaya dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga,
kelompok dan masyarakat.
Pendekatan keluarga dilakukan dengan cara setiap mahasiswa mampunyai
satu keluarga binaan dengan resiko tinggi sebagai kasus keluarga yang tersebar di
RW 16 Pendekatan secara kelompok dlakukan dengan cara pembentukan kelompok
kerja kesehatan, pembentukan kelompok kerja lanjut usia, memberdayakan kader
kesehatan dan PKK serta mendayagunakan kelompok karang taruna. Dengan
pendekatan dari masing-masing komponen diharapkan dapat memberikan hasil
yang lebih nyata kepada masyarakat. Sedangkan pendekatan masyarakat sendiri
dilakukan melalui kerjasama yang baik dengan instansi terkait, Pokjakes dan
seluruh komponen desa untuk mengikut sertakan warga dalam upaya pencegahan
dan peningkatan kesehatan. Masyarakat yang dimotori oleh Pokjakes diharapkan
dapat mengenal masalah kesehatan yang terjadi di wilayahnya, membuat keputusan
tindakan kesehatan bagi anggota keluarga/masyarakatnya, mampu memberikan
perawatan, menciptakan lingkungan yang sehat serta memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada di masyarakat.
Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa
mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk
bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi
perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komunitad dan
pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam
upaya meningkatkan status kesehatannya.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan pengalaman praktik klinik keperawatan komunitas,
mahasiswa mampu menerapkan asuhan kepeawatan komunitas pada setiap area
pelayanan keperawatan di komunitas dengan pendekatan proses keperawatan
komunitas dan pengorganisasian komunitas.
2
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan praktik klinik keperawatan komunitas, mahasiswa
mampu:
1) Menerapkan strategi yang tepat dalam mengkaji komunitas
2) Menentukan diagnosa kesehatan dan keperawatan komunitas untuk
komunitas yang spesifik berdasarkan analisa epidemiologi
3) Menerapkan pendidikan kesehatan yang spesifik dan strategi
organisasi komunitas dalam mengadakan perubahan serta peningkatan
kesehatan komunitas
4) Melaksanakan perawatan kesehatan komunitas berdasarkan faktor
resiko personal, sosial dan lingkungan
5) Mengkoordinasi sumber-sumber yang ada di komunitas untuk
meningkatkan kesehatan komunitas
6) Menerapkan proses penelitian dan pengetahuan penelitian untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan
7) Mendemonstrasikan karakteristik peran profesional, berfikir kritis,
belajar mandiri dengan keterapilan komunikasi yang efektif dan kepemimpinan
di dalam komunitas.
1.3 Manfaat
1.3.1 Untuk Mahasiswa
1) Dapat mengaplikasikan konsep kesehatan komunitas secara nyata
kepada masyarakat.
2) Belajar menjadi model profesional dalam menerapkan asuhan
keperawatan komunitas
3) Meningkatkan kemampuan berfikir kritis, analitis, dan bijaksana
dalam menghadapi dinamika masyarakat
4) Meningkatkan keterampilan komunikasi, kemandirian dan
hubungan interpersonal.
1.3.2 Untuk Masyarakat
1) Mendapatkan kesempatan seluas-luasnya untuk berperan aktif
dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.
3
2) Mendapatkan kemampuan untuk mengenal, mengerti dan menyadari
masalah kesehatan dan mengetahui cara penyelesaian masalah
kesehatan yang di alami masyarakat.
3) Masyarakat mengetahui gambaran status kesehatannya dan
mempunyai upaya peningkatan status kesehatan tersebut.
1.3.3 Untuk Pendidikan
1) Salah satu tolak ukur keberhasilan Program Studi S1 Keperawatan
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya
khususnya di bidang keperawatan komunitas.
2) Sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengembangan model
praktek keperawatan komunitas selanjutnya.
1.3.4 Untuk Profesi
1) Upaya menyiapkan tenaga perawat yang profesional, berpotensi
secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang telah ditentukan.
2) Memberikan suatu model baru dalam keperawatan komunitas
sehingga profesi mampu mengembangkannya.
3) Salah satu bukti profesionalisme keperawatan telah terwujudkan.
4
BAB 2
TINJAUAN TEORI
Tujuan Pembangunan Kesehatan Nasional adalah untuk mencapai hidup sehat bagi
setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan amsyarakat yang optimal.
Dengan demikian pembangunan di bidang kesehatan mempunyai arti penting dalam
kehidupan nasional khususnya dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang erat kaitannya dengan pembinaan dan pengembangan sumber daya
manusia sebagai salah satu modal dasar pembangunan nasional.
Berdasarkan tujuan pembangunan nasional yang ingin dicapai oleh
pemerintah Indonesia, maka direncanakanlah suatu strategi pendekatan untuk
menggalang potensi yang ada pada masyarakat sehingga masyarakat dalat berperan
aktif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatannya secara mandiri melalui
perawatan kesehatan komunitas.
2.1 Perawatan Kesehatan Komunitas
Perawatan kesehatan menurut Ruth B. Freeman (1961) adalah sebagai suatu lapangan
khusus di bidang kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan
erorganisasi diterapkan dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota
profesi kesehatan lain dan kepada tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan
masyarakat. Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada
individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok yang mempengaruhi kesehatan
terhadap keseluruhan penduduk, peningkatan kesehatan, pemeliharaan kesehatan,
penyuluhan kesehatan, koordinasi dan pelayanan keperawatan berkelanjutan
dipergunakan dalam pendekatan yang menyeluruh terhadap keluarga, kelompok dan
masyarakat.
Keperawatan komunitas perlu dikembangkan di tatanan pelayanan
kesehatan dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan
keperawatan komunitas. Sedangkan asumsi dasar keperawatan komunitas menurut
American Nurses Assicoation (ANA, 1980) didasarkan pada asumsi:
1. Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks
2. Pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tersier merupakan komponen
pelayanan kesehatan
3. Keperawatan merupakan sub sistem pelayanan kesehatan, dimana hasil
pendidikan dan penelitian melandasi praktek.
4. Fokus utama adalah keperawatan primer sehingga keperawatan komunitas perlu
dikembangkan di tatanan kesehatan utama.
Adapun unsur-unsur perawatan kesehatan mengacu kepada asumsi-asumsi
dasar mengenai perawatan kesehatan masyarakat, yaitu:
1. Bagian integral dari pelayanan kesehatan khususnya keperawatan
2. Meerupakan bidang khusus keperawatan
3. Gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu sosial
(interaksi sosial dan peran serta masyarakat)
4. Sasaran pelayanan adalah individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit.
5. Ruang lingfkup kegiatan adalah upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif dengan penekanan pada upaya preventif dan promotif.
6. Melibatkan partisipasi masyarakat
7. Bekerja secara team (bekerjasama)
8. Menggunakan pendekatan pemecahan masalah dan perilaku
9. Menggunakan proses keperawatan sebagai pendekatan ilmiah
10. Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan
masyarakat secara keseluruhan.
Keyakinan keperawatan komunitas yang mendasari praktik keperawatan
komunitas adalah:
1. Pelayanan kesehatan sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat diterima
semua orang
2. Penyusunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan dalam hal ini
komunitas
3. Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima pelayanan perlu
terjalin kerjasama yang baik
4. Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan komunitas baik bersifat
mendukung maupun mengahambat
6
5. Pencegahan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan
6. Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang
Berdasarkan pada asumsi dasar dan keyakinan yang mendasar tersebut, maka dapat
dikembangkan falsafah keprawatan komunitas sebagai landasan praktik keperawatan
komunitas. Dalam falsafah keperawatan komunitas, keperawatan komunitas merupakan
pelayanan yang memberikan perhatian etrhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-sosio-
kultural dan spiritual) terhadap kesehatan komunitas, dan memberikan prioritas pada
strategi pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi
keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma keperawatan yang terdiri dari 4 hal
penting, yaitu: manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan sehingga dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur dan
manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2. Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasrkan kemanusiaan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi terwujudnya
manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat pada umumnya.
3. Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat diterima
oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya kesehatan
4. Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif
5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan
6. Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai konsumer
pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu hubungan yang saling
mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam kebijaksanaan dan pelayanan
kesehatan ke arah peningkatan status kesehatan masyarakat
7. Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan secara
berkesinambungan dan terus menerus
8. Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya, ia
harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif dalam
pelayanan kesehatan mereka sendiri.
7
2.2 Tujuan Perawatan Kesehatan Komunitas
2.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal agar dapat menjalankan fungsi kehidupan sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki.
2.2.2 Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan berbagai kemampuan individu, keluarga, kelompok
khusus dan msyarakat dalam hal:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi
2) Menetapkan masalah kesehatan/keperawatan dan prioritas masalah
3) Merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah
kesehatan/keperawatan
4) Menanggulangi masalah kesehatan/keperawatan yang mereka hadapi
5) Penilaian hasil kegiatan dalam memecahkan masalah
kesehatan/keperawatan
6) Mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan
kesehatan/keperawatan
7) Meningkatkan kemampuan dalam memelihara kesehatan secara mandiri
(self care).
8) Menanamkan perilaku sehat melalui upaya pendidikan kesehatan, dan
9) Lebih spesifik lagi adalah untuk menunjang fungsi Puskesmas dalam
menurunkan angka kematian bayi, ibu dan balita serta diterimanya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera
10) Tertanganinya kelompok-kelompok resiko tinggi yang rawan terhadap
masalah kesehatan.
2.3 Sasaran
Sasaran perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, baik yang sehat maupun yang sakit yang mempunyai masalah
kesehatan/perawatan.
2.3.1 Individu
8
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan/keperawatan karena ketidakmampuan merawat diris
endiri oleh suatu hal dan sebab, maka akan dapat mempengaruhi anggota keluarga
lainnya baik secara fisik, mental maupun sosial.
2.3.2 Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, terdiri atas kepala
keluarga, anggota keluarga lainnya yang berkumpul dan tinggal dalam suatu rumah
tangga karena pertalian darah dan ikatan perkawinan atau adopsi, satu dengan
lainnya saling tergantung dan berinteraksi. Bila salah satu atau beberapa anggotat
keluarga mempunyai masalah kesehatan/keperawatan, maka akan berpengaruh
terhadap anggota keluarga lainnya dan keluarga-keluarga yang ada disekitarnya.
2.3.3 Kelompok Khusus
Kelompok khusus adala kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan
terhadap masalah kesehatan. Termasuk diantaranya adalah:
1) Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan
petumbuhannya, seperti:
a. Ibu hamil
b. Bayi baru lahir
c. Balita
d. Anak usia sekolah
e. Usia lanjut
2) Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan
bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita penyakit menular, seperti: TBC, Lepra, AIDS, penyakit kelamin
lainnya.
b. Penderita dengan penyakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus,
jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit, diantaranya:
a. Wanita tuna susila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok-kelompok pekerja tertentu
d. Dan lain-lain
4) Lembaga sosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranya adalah:
9
a. Panti wredha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusat rehabilitasi (cacat fisik, mental dan sosial)
d. Penitipan balita
2.3.4 Masyarakat
Masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup dan bekerjasama cukup
lama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka
sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah ditetapkan dengan jelas.
Masyarakat merupakan kelompok individu yang saling berinteraksi, saling
tergantung dan bekerjasama untuk mencapai tujuan. Dalam berinteraksi sesama
anggota masyarakat akan muncul banyak permasalahan, baik permasalahan sosial,
kebudayaan, perekonomian, politik maupun kesehatan khususnya.
2.4 Ruang Lingkup Perawatan Kesehatan Komunitas
Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan kesehatan dan pengobatan
(kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan mengembalikan serta memfungsikan
kembali baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan
masyarakatnya (resosialisasi).
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang
ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya
kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif.
2.4.1 Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan:
1) Penyuluhan kesehatan masyarakat
2) Peningkatan gizi
3) Pemeliharaan kesehatan perseorangan
4) Pemeliharaan kesehatan lingkungan
5) Olahraga secara teratur
6) Rekreasi
7) Pendidikan seks
10
2.4.2 Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan
gangguan terhadap kesehatan terhadap individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat melalui kegiatan:
1) Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
2) Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui Posyandu, Puskesmas maupun
kunjungan rumah
3) Pemberian vitamin A dan yodium melalui Posyandu, Puskesmas ataupun di
rumah
4) Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan meyusui
2.4.3 Upaya Kuratif
Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah
kesehatan, melalui kegiatan:
1) Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
2) Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari Puskesmas dan
rumah sakit.
3) Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas.
4) Perawatan payudara
5) Perawatan tali pusat bayi baru lahir
2.4.4 Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-
penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu
yang menderita penyakit yang sama, misalnya Kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya,
dilakukan melalui kegiatan:
1) Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita Kusta,
patah tulang mapun kelainan bawaan
2) Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu,
misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual
yang mungkin dilakukan oleh perawat
11
2.4.5 Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adala upaya mengembalikan individu, keluarga dan
kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-
kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit,
misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita
Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Disamping itu, upaya resosialisasi
meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang
mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah
kesehatan yang mereka derita. Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan
pengertian atau batasan-batasan yang jeals dan dapat dimengerti.
2.5 Kegiatan Praktik Keperawatan Komunitas
Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan perawat mempunyai lahan
yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat pelayanan kesehatan wilayah kerja
perawat, tetapi secara umum kegiatan praktik keperawatan komunitas adalah sebagai
berikut:
1) Memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat.
2) Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat dalam rangka merubah perilaku
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
3) Konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi
4) Bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka hadapi
5) Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan penanganan
lebih lanjut
6) Penemuan kasus pada tingakat individu, keluarga, kelompok dan amsyarakat
7) Sebagai penghubung antara masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan
8) Melaksanakan asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah
kesehatan masyarakat, perencanaan kesehtan, pelaksanaan dan penilaian
kegiatan dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha
pendekatan ilmiah keperawatan.
9) Mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan asuhan keperawatan komuniti
10) Mengadakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait.
12
11) Memberikan ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan
kesehatan.
2.6 Model Pendekatan
pendekatan yang digunakan perawat dalam memecahkan masalah kesehatan
masyarakat yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
secara keseluruhan adalah pendekatan pemecahan masalah (problem solving
approach) yang dituangkan dalam proses keperawatan dengan memanfaatkan
pendekatan epidemiologi yang dikatkan dengan upaya kesehatan dasar (PHC).
Pendekatan pemecahan masalah dimaksudkan bahwa setiap masalah
kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyakrakat akan dapat
diatsi oleh perawat melalui keterampilan melaksanakan intervensi keperawatan
sebagai bidang keahliannya dalam melaksanakan profesinya sebagai perawat
kesehatan masyarakat.
Bila kegiatan perawatan komunitas dan keluarga menggunakan pendekatan
terhadapat keluarga binaan disebut dengan family approach, maka bila pembinaann
keluarga berdasarkan atas seleksi kasus yang datang ke Puskesmas yang dinilai
memerlukan tindak lanjut disebut dengan case approach, sedangkan bila
pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pendekatan yang dilakukan terhadap
masyarakat daerah binaan melalui survei mawas diri dengan melibatkan partisipasi
masyarakat disebut community approach.
2.7 Metode
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat, metode yang
digunakan adalah proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah di dalam bidang
keperawatan, melalui tahap-tahap sebagai berikut:
2.7.1 Pengkajian
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan perawat kesehatan masyarakat dalam
mengkaji masalah kesehatan baik di tingkat individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat adalah:
1) Pengumpulan Data
13
Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi individu, keluarga, kelompok khusus dan masyarakat melalui
wawancara, observasi, studi dokumentasi dengan menggunakan instrumen
pengumpulan data dalam menghimpun informasi.
Pengkajian yang diperlukan adalah inti komunitas beserta faktor
lingkungannya. Elemen pengkajian komunitas menurut Anderson dan MC.
Forlane (1958) terdiri dari inti komunitas, yaitu meliputi demografi; populasi;
nilai-nilai keyakinan dan riwayat individu termasuk riwayat kesehatan.
Sedangkan faktor lingkungan adalah lingkungan fisik; pendidikan; keamanan
dan transportasi; politik dan pemerintahan; pelayanan kesehatan dan sosial;
komunikasi; ekonomi dan rekreasi.
Hal diatas perlu dikaji untuk menetapkan tindakan yang sesuai dan
efektif dalam langkah-langkah selanjutnya.
2) Analisa Data
Analisa data dilaksanakan berdasarkan data yang telah diperoleh dan
disusun dalam suatu format yang sistematis. Dalam menganalisa data
memerlukan pemikiran yang kritis.
Data yang terkumpul kemudian dianalisa seberapa besar faktor stressor
yang mengancam dan seberapa berat reaksi yang timbul di komunitas.
Selanjutnya dirumuskan maslah atau diagnosa keperawatan. Menurut Mueke
(1987) maslah tersebut terdiri dari:
a. Masalah sehat sakit
b. Karakteristik populasi
c. Karakteristik lingkungan
3) Perumusan Masalah dan Diagnosa Keperawatan/Kesehatan
Kegiatan ini dilakukan diberbagai tingkat sesuai dengan urutan
prioritasnya. Diagnosa keperawtan yang dirumuskan dapat aktual, ancaman
resiko atau wellness.
Dasar penentuan masalah keperawatan kesehatan masyarakat antara lain:
a. Masalah yang ditetapkan dari data umum
b. Masalah yang dianalisa dari hasil kessenjangan pelayanan kesehatan
14
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk enentukan tindakan yang
lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan
masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan:
a. Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b. Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c. Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d. Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala prioritas:
a. Perhatian masyarakat, meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi
masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk
segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun
waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan
berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut
biaya, sumber daya, srana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul
(Effendi Nasrul, 1995).
2.7.2 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah:
1) Menetapkan tujuan dan sasaran pelayanan
2) Menetapkan rencana kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan dan
keperawatan
3) Menetapkan kriteria keberhasilan dari rencana tindakan yang akan dilakukan.
2.7.3 Pelaksanaan
Pada tahap ini rencana yang telah disusun dilaksanakan dengan melibatkan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sepenuhnya dalam mengatasi
masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi. Hal-hal yang perlu
dipertimbangkan dalam pelaksanaan kegiatan perawatan kesehatan masyarakat
adalah:
1) Melaksanakan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan instansi
terkait
15
2) Mengikutsertakan partisipasi aktif individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatannya
3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat
Level pencegahan dalam pelaksanaan praktik keperawatan komunitas terdiri atas:
a. Pencegahan Primer
Pencegahan yang terjadi sebelum sakit atau ketidak fungsinya dan
diaplikasikannya ke dalam populasi sehat pada umumnya dan perlindungan
khusus terhadap penyakit.
b. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder menekankan diagnosa diri dan intervensi yang tepat untuk
menghambat proses patologis, sehingga memprependek waktu sakit dan tingkat
keparahan.
c. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier dimulai pad saat cacat atau terjadi ketidakmampuan sambil
stabil atau menetap atau tidak dapat diperbaiki sama sekali. Rehabilitasi sebagai
pencegahan primer lebih dari upaya menghambat proses penyakit sendiri, yaitu
mengembalikan individu kepada tingkat berfungsi yang optimal dari
ketidakmampuannya.
2.7.4 Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan hasil
akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai dengan
perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus dipertimbangkan
dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
1) Daya guna
2) Hasil guna
3) Kelayakan
4) Kecukupan
Fokus evaluasi adalah:
1) Relevansi atau hubungan antara kenyataan yang ada dengan pelaksanaan
2) Perkembangan atau kemajuan proses
3) Efisiensi biaya
16
4) Efektifitas kerja
5) Dampak: apakah status kesehatan meningkat/menurun, dalam rangka waktu
berapa?
Perubahan ini dapat diamati seperti gambar dibawah ini:
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien dalam
menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih besar daripada
klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada perawat.
Tujuan akhir perawatan komunitas adalah kemandirian keluarga yang terkait dengan
lima tugas kesehatan, yaitu: mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan
tindakan kesehatan, merawat anggota keluarga, menciptakan lingkungan yang dapat
mendukung upaya peningkatan kesehatan keluarga serta memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan yang tersedia, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah
pemecahan masalah keperawatan yaitu melalui proses keperaw
17
BAB III
PENGKAJIAN
Asuhan Keperawatan komunitas dan Analisa Kesehatan Lingkungan yang dilaksanakan oleh mahasiswa
melalui praktek keperawatan masyarakat berlangsung mulai tanggal 14 Oktober sampai 11 Desember
2009. Dalam praktek keperawatan komunitas ini kelompok II mendapat praktek di RW XVI RT 06 dan
07 kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya.
2.1 Tahapan Persiapan
Kegiatan praktek Keperawatan Komunitas dan Analisa kesehatan lingkungan diawali dengan kegiatan
penerimaan mahasiswa yang dilaksanakan tanggalo 14 Oktober 2009 di Balai RW XVI kelurahan
Wonokusumo kecamatan Semampir Surabaya.
2.2 Tahap pelaksanaan
2.2.1 Pengkajian
a. RW XVI termasuk kelurahan Wonokusumo yang terdiri dari 9 RT dimana 1-9 RT dijadikan sebagai
target sasaran dalam pengkajian asuhan keperawtan komunitas dengan mayoritas penduduk suku Madura.
Batas wilayah yang dijadikan target pengkajiaraaraan, sebelalah utara dibatasi oleh desa bulak, sebelah
selatan desa tenggumung, sebelah barat desa pegirian, dan sebelah timur desa bulak banteng. RT 1-9 yang
ada di RW XVI memiliki vasilitas umum seperti masjid, taman kanak-kanak, PAUD, TPA, sebuah balai
RW dan 2 posyandu.transportrasi yang ada di RT 01 – 09 yaitu sepeda montor, becak, bemo dengan
kondisi jalan yaitu paving.
Kegiatan rutin yag biasa dilakukan warga RW 16 meliputi pengajian, rapat ibu ibu PKK, rapat
ketua RT setiap 1 bulan sekali.posyandu yang dilakukan ibu ibu kader dan petugas puskesmas
RT 01 – 09 terdiri dari……..KK dengan ……..jiwa yang terdiri dari……anak usia balita,……
anak usia sekolah,…..orang remaja,……orang usia produktif dan ……orang lanjut usia
Setelah dilakukan pengkjajian data pada tanggal 14 - ….. desember 2009 dengan tehnik
wawancara dan observasi di dapatkan data sebagai berikut :
18
(1) Distribusi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin :
Berdasarkan table di atas, umur penduduk terbanyak laki laki dan perempuan adalah……… hal ini menunjukan bahwa penduduk di wilayah RT 01 – 09 desa tenggumung wetan adalah usia produktif,sehingga memudahkan untuk mencari tenaga / sumberdaya manusia yang potensial.
(2) Distribusi penduduk berdasarkan pendidikan
Berdasarkan diagram disamping, distribusi penduduk yang paling banyak mempunyai pendidikan tingkat…..yaitu…..orang (…..%). Sedangkan tinbgkat pendidikan …….paling kecil yaitu…orang (….%).
(3) Distribusi berdasarkan pekerjaan
19
Berdasarkan diagram batang diatas, sebagian besar penduduk bekerja disektor……yaitu sebesar….orang(…..%), tetapi masih banyak penduduk yang tidak bekerja yaitu….orang.
(4) Disrtibusi penduduk berdasarkan agama.
Berdasarkan diagram batang diatas mayoritas agama yang dianut warga RT 01 – 09 adalah islam yaitu…..orang.(…..%)
B) lingkungan fisik
C) Sumber Air
20
D) pembuangan sampah
E) pembuangann limbah
F) kandang ternak
21
G) kondisi kesehatan Umum
H) Ibu hamil dan menyusui
I) Balita
J) remaja
22
K) usia lanjut
23
BAB IV
ANALISA MASALAH
24