bab ii kcc

5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Ektraksi Ekstraksi adalah suatu metoda pemisahan suatu unsur atau senyawa yang terdistribusi dalam dua pelarut yang saling tidak bercampur. Diantara berbagai jenis metoda pemisahan, ekstraksi pelarut atau ekstraksi air merupakan metoda pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat mikro maupun makro. Prinsip metoda ini didasarkan fasa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang saling tidak bercampur. Batasnya adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam kedua fasa pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisa pada semua skala kerja. Mula - mula metoda ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi suatau metoda yang cukup baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion - ion logam dalam jumlah makrogram (Fany, 2012). Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fasa dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang - ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode

Upload: mia-yunita

Post on 15-Sep-2015

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

lap tk.3

TRANSCRIPT

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian EktraksiEkstraksi adalah suatu metoda pemisahan suatu unsur atau senyawa yang terdistribusi dalam dua pelarut yang saling tidak bercampur. Diantara berbagai jenis metoda pemisahan, ekstraksi pelarut atau ekstraksi air merupakan metoda pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat mikro maupun makro. Prinsip metoda ini didasarkan fasa distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang saling tidak bercampur. Batasnya adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam kedua fasa pelarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif, pemurnian, memperkaya, pemisahan serta analisa pada semua skala kerja. Mula - mula metoda ini dikenal dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi suatau metoda yang cukup baik, sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion - ion logam dalam jumlah makrogram (Fany, 2012).Ada suatu jenis pemisahan lainnya dimana pada satu fasa dapat berulang-ulang dikontakkan dengan fase yang lain, misalnya ekstraksi berulang - ulang suatu larutan dalam pelarut air dan pelarut organik, dalam hal ini digunakan suatu alat yaitu ekstraktor sokshlet. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Metode sokshlet merupakan metode ekstraksi dari padatan dengan solvent (pelarut) cair secara kontinu. Alatnya dinamakan sokshlet (ekstraktor sokshlet) yang digunakan untuk ekstraksi kontinu dari sejumlah kecil bahan. Istilah - istilah berikut ini umumnya digunakan dalam teknik ekstraksi:1. Bahan ekstraksi: Campuran bahan yang akan diekstraksi.2.Pelarut (media ekstraksi): Cairan yang digunakan untuk melangsungkan ekstraksi.3. Ekstrak: Bahan yang dipisahkan dari bahan ekstraksi.4. Larutan ekstrak: Pelarut setelah proses pengambilan ekstrak.5. Rafinat (residu ekstraksi): Bahan ekstraksi setelah diambil ekstraknya.6. Ekstraktor: Alat ekstraksi.7. Ekstraksi padat - cair: Ekstraksi dari bahan yang padat.8. Ekstraksi cair - cair (ekstraksi dengan pelarut = solvent extraction): Ekstraksi dari bahan ekstraksi yang cair.Proses ekstraksi juga dapat digunakan untuk mereaksikan suatu senyawa dengan cara mengekstraknya dari pelarut awal ke pelarut lainnya berdasarkan perbedaan yang disebutkan sebelumnya. Pada ekstraksi ion logam dengan metode ekstraksi pelarut terlebih dahulu ion tersebut dilarutkan pada fasa air. Kemudian ion logam tersebut diekstrak ke dalam fasa organik. Misal pada ekstraksi digunakan logam M dengan bilangan oksidasi n, dan larutan pengekstrak ditizon (fasa organik) HDz. Mn+ (aq) + n HDz M(Dz)n (org) + n H+ Metode ekstraksi pelarut ini merupakan salah satu tahapan yang penting dalam suatu prosedur analisis. Jika suatu solut terdistribusi antara dua cairan yang tak saling bercampur, maka pada keadaan yang berkesetimbangan terdapat hubungan definit antara konsentrasi solut pada kedua cairan yang bersangkutan (Adie, 2012).

2.2 Klasifikasi EktraksiEkstraksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu:2.2.1 Ekstraksi padat - cairPada ekstraksi padat - cair, satu atau beberapa komponen yang dapat larut dipisahkan dari bahan padat dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi, yaitu ketika bahan ekstraksi dicampur dengan pelarut, maka pelarut menembus kapiler - kapiler dalam bahan padat dan melarutkan ekstrak. Larutan ekstrak dengan konsentrasi yang tinggi terbentuk di bagian dalam bahan ekstraksi. Dengan cara difusi akan terjadi kesetimbangan konsentrasi antara larutan tersebut dengan larutan di luar bahan padat.Syarat - syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai unjuk kerja ekstraksi atau kecepatan ekstraksi yang tinggi pada ekstraksi padat - cair, yaitu:a. Karena perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fase padat dan fase cair, maka bahan itu perlu sekali memiliki permukaan yang seluas mungkin.b. Kecepatan alir pelarut sedapat mungkin besar dibandingkan dengan laju alir bahan ekstraksi.c. Suhu yang lebih tinggi (viskositas pelarut lebih rendah, kelarutan ekstrak lebih besar) pada umumnya menguntungkan unjuk kerja ekstraksi.

2.2.2 Ekstraksi Cair - CairPada ekstraksi cair - cair, satu komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair - cair terutama digunakan, bila pemisahan campuran dengan cara destilasi tidak mungkin dilakukan (misalnya karena pembentukan azeotrop atau karena kepekaannya terhadap panas) atau tidak ekonomis (Sukma, 2012).

2.3 Hukum DistribusiMenurut hukum distribusi Nernst bila dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.Dalam campuran solute akan terdistribusi dengan sendirinya ke dalam dua pelarut tersebut, setelah di kocok - kocok, kemudian dibiarkan maka akan terjadi 2 fasa yang terpisah. Perbandingan kosentrasi solute di dalam kedua pelarut tersebut tetap dan merupakan suatu tetapan pada suhu tetap. Tetapan tersebut dikenal dengan tetapan distrbusi atau koefisien distribusi.Koefisien distribusi (Kd) dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:Kd = C1/C2 atau Kd = Co/CaC1 atau Ca adalah kosentrasi solute dalam pelarut pertama atau pelarut airC2 atau Co adalah kosentrasi solute dalam pelarut dua atau pelarut organikSesuai dengan kesepakatan, kosentrasi solute dalam pelarut organik dituliskan di bawah. Dari rumus diatas apabila harga Kd besar, solut secara kuantitatif akan cenderung terdistribusi lebih banyak dalam pelarut organik demikian sebaliknya.Rumus diatas dapat berlaku jika1. Solute tidak terionisasi dalam salah satu pelarut.2. Solute tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut.Zat terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi reaksi lain ( Mimir, 2012).