bab ii kajian teoretis dan hipotesis tindakan 2.1 hakikat...

22
7 BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Menulis Keterampilan menulis, merupakan salah satu komponen keterampilan berbahasa yang sangat penting, meskipun keempatnya memiliki hubungan yang sangat erat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Namun, keterampilan menulis dan keterampilan membaca berbeda dengan keterampilan menyimak dan keterampilan berbicara. Perbedaannya terletak pada proses kreativitas yang diperlukan dalam keterampilan menulis dan membaca. Seseorang yang membaca dan menulis memerlukan perhatian yang harus benar-benar terfokus pada apa yang dibacanya agar ia bisa menangkap apa yang disampaikan oleh penulis atau apa yang akan disampaikan pada pembaca. Menulis merupakan suatu cara untuk mengetahui dan menemukan apa yang diketahui oleh seseorang yang terekam dalam pikirannya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Pengertian dan hakikat menulis dimaksudkan adalah bahwa untuk melakukan kegiatan menulis diperlukan kegiatan berpikir atau ketika seseorang ingin menulis, ia menggunakan pikirannnya agar ia dapat menghasilkan tulisan. 2.1.1 Pengertian Menulis Menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang- lambang tulisan. Dalam hal ini (M. Atar Semi, 2007:14) mengemukakan bahwa menulis

Upload: dokien

Post on 30-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

7

BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

2.1 Hakikat Menulis

Keterampilan menulis, merupakan salah satu komponen keterampilan

berbahasa yang sangat penting, meskipun keempatnya memiliki hubungan yang sangat

erat yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Namun, keterampilan menulis dan

keterampilan membaca berbeda dengan keterampilan menyimak dan keterampilan

berbicara. Perbedaannya terletak pada proses kreativitas yang diperlukan dalam

keterampilan menulis dan membaca. Seseorang yang membaca dan menulis

memerlukan perhatian yang harus benar-benar terfokus pada apa yang dibacanya agar

ia bisa menangkap apa yang disampaikan oleh penulis atau apa yang akan disampaikan

pada pembaca.

Menulis merupakan suatu cara untuk mengetahui dan menemukan apa yang

diketahui oleh seseorang yang terekam dalam pikirannya. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa Pengertian dan hakikat menulis dimaksudkan adalah bahwa untuk

melakukan kegiatan menulis diperlukan kegiatan berpikir atau ketika seseorang ingin

menulis, ia menggunakan pikirannnya agar ia dapat menghasilkan tulisan.

2.1.1 Pengertian Menulis

Menulis merupakan proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-

lambang tulisan. Dalam hal ini (M. Atar Semi, 2007:14) mengemukakan bahwa menulis

8

memiliki 3 aspek utama, yaitu adanya: 1) tujuan yang hendak di capai penulis, 2)

gagasan yang hendak dikomunikasikan kepada pembaca, 3) sistem pemindahan gagasan

yang berupa sistem bahasa yang baik dan benar.

Dalam (Rendi.http://[email protected] pengertian menulis di akses 16 Januari

2012) dikemukakan beberapa pengertian tentang menulis sebagai berikut:

Menurut Akhadiyah, (1996: 27) menulis adalah aktivitas mengekspresikan ide, gagasan,

pikiran/perasaan ke dalam lambang kebahasaan bahasa tulis. Sedangkan Lerner (1985:

413) mengemukakan bahwa menulis adalah menuangkan ide ke dalam satu bentuk

visual. Soemarmo Markam (1989: 7), mengemukakan bahwa menulis adalah

mengungkapkan bahasa berbentuk simbol gambar.

Menulis dapat dikatakan juga sebagai aktivitas kompleks yang mencakup

gerakan lengan, tangan, jari dan mata secara terintegrasi. Menurut Tarigan (2008 : 22)

menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambaran grafik tersebut. Dari sini dapat dipahami bahwa menulis merupakan suatu

kegiatan untuk menyampaikan informasi kepada pembaca dengan menggunakan huruf-

huruf (lambang-lambang grafik) sebagai sistem tanda.

Menulis adalah kerja keras, dimana menulis merupakan kerja dengan

keseimbangan konsentrasi yang sulit dilakukan “bukan dengan membelakangi dunia,

melainkan dengan membiarkan segala sesuatu mengada” (Judith Guest dalam Natalie

Goldberg, 2005: 19)

9

De Porter dan Mike Hernacki (2007: 179) menjelaskan bahwa menulis adalah

aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan

otak kiri (logika) . Dalam hal ini yang merupakan bagian logika adalah perencanaan,

outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan tanda baca.

Sementara itu yang termasuk bagian emosional ialah semangat, spontanitas, emosi,

warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegembiraan. Menulis memberikan

kontribusi unik untuk belajar.

Melalui menulis kita dapat membuat kemungkinan-kemungkinan baru tidak

melekat pada berbicara dan observasi semata (Emig, 1977). Secara garis besar dapat

diartikan sebagai berikut menulis adalah proses pembelajaran aktif kunci formal,dan

informal lain, dan menulis adalah terutama (walaupun tidak eksklusif) dalam kegiatan

sosial (Russell, 1997; Young, 1994).

Dari definisi tentang menulis yang telah diuraikan oleh beberapa ahli tersebut

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Menulis merupakan kegiatan menggambarkan ide, gagasan, pikiran, dan

perasaan ke dalam bentuk visual atau bentuk lambang-lambang bahasa grafis

yang sesuai dengan sistem kebahasaan dan dipahami oleh orang lain.

b. Menulis adalah kegiatan yang berfungsi untuk mencatat dan komunikasi.

c. Menulis merupakan aktivitas kompleks dengan keseimbangan konsentrasi yang

melibatkan kemampuan visual (mata) dan kinestetik (gerakan lengan, tangan,

jari) yang saling terintregasi.

10

2.1.2 Kemampuan Menulis

Adapun kemampuan menulis menurut Sabarti, (1996: 2) kemampuan menulis

merupakan kemampuan yang kompleks, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan

keterampilan.

St.Y.Slamet (2008: 72) mengemukakan kemampuan menulis yaitu kemampuan

berbahasa yang bersifat produktif, artinya kemampuan menulis ini merupakan

kemampuan yang menghasilkan dalam hal ini menghasilkan tulisan.

Menurut Sholehan (2008: 9.4) kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang

diperoleh secara otomatis. Solehan menjelaskan bahwa kemampuan menulis seseorang

bukan dibawa sejak lahir melainkan diperoleh melalaui tindak pembelajaran.

Berhubungan dengan cara pemerolehan kemampuan menulis seseorang yang telah

mendapatkan pembelajaran menulis belum tentu memiliki kompetensi menulis dengan

handal tanpa banyak latihan menulis.

Berdasarkan definisi tentang menulis dan kemampuan menulis yang

dikemukakan oleh beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan

menulis adalah kemampuan produktif untuk menggambarkan ide, gagasan, pikiran, dan

perasaan ke dalam bentuk visual yaitu bentuk lambang-lambang bahasa grafis (bahasa

tulis) yang sesuai dengan sistem kebahasaan dengan melibatkan kemampuan visual

(mata) dan kinestetik (gerakan lengan, tangan, dan jari) yang saling terintregasi melalui

proses pembelajaran dan latihan secara terus menerus.

11

2.1.3 Tujuan Menulis

(Rendi.http://[email protected] artikel menulis di akses 16 Januari 2012).

Dalam jurnal internasional oleh David Holliway dikemukakan tentang kepentingan

menulis mulai digerakkan dalam kurikulum pada tahun 1970-an dengan kepentingan

utama dalam membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan akademis dan

kewarganegaraan kemampuan untuk berkomunikasi, dan untuk membantu siswa

menjadi pelajar yang kritis.

Aktivitas menulis adalah sebuah aktivitas yang memiliki tujuan, setiap orang

yang hendak menulis tentu mempunyai tujuan di dalam hati atau pikirannya mengenai

apa yang akan dicapainya dengan menulis. Adapun tujuan menulis adalah :

a. Untuk menceritakan sesuatu

Pengalaman, pemikiran, imajinasi, perasaan, dan intuisi yang dimiliki oleh

pribadi setiap orang sebaiknya dikomunikasikan kepada orang lain dalam bentuk tulisan.

Menceritakan sesuatu kepada orang lain mempunyai maksud agar orang lain atau

pembaca tahu tentang apa yang dialami yang bersangkutan. Pembaca tahu apa yang

diimpikan, dikhayalkan, dan dipikirkan penulis. Dengan demikian akan terjadi kegiatan

berbagi pengalaman, perasaan, dan pengetahuan.

b. Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan

12

Tujuan menulis yang kedua ialah untuk memberikan petunjuk atau pengarahan.

Bila seseorang mengajari orang lain bagaimana mengerjakan sesuatu dengan tahapan

yang benar, berarti orang tersebut sedang memberikan petunjuk atau pengarahan.

c. Untuk menjelaskan sesuatu

Berikutnya menulis bertujuan untuk menjelaskan sesuatu, dalam hal ini sebuah

tulisan dikatakan dapat menjelaskan sesuatu apabila setelah membaca tulisan tersebut

pembaca menjadi paham, pengetahuannya bertambah, dan dapat bertindak dengan

lebih baik pada masa yang akan datang.

d. Untuk meyakinkan

Ada kalanya menulis bertujuan untuk meyakinkan orang lain tentang pendapat

atau pandangannya mengenai sesuatu. Penulis perlu meyakinkan orang lain tentang

pandangannya karena orang sering berbeda pendapat tentang banyak hal.

e. Untuk merangkum

Menulis untuk merangkum, tujuan semacam ini umumnya dijumpai pada

kalangan murid sekolah dari jenjang sekolah dasar hingga jenjang perguruan tinggi.

Dengan menuliskan rangkuman akan lebih mudah dalam mempelajari isi buku yang

panjang dan tebal. Akan lebih mudah menguasai bahan pelajaran dengan membaca

rangkuman dibandingkan jika tidak dirangkum. (M. Atar Semi, 2007:15).

2.1.4 Manfaat Menulis

Kegiatan menulis banyak memiliki manfaat, seperti yang diungkapkan oleh

Sabarti dalam St.Y. Slamet, (2008: 169) yaitu :

13

a. Dapat mengenali kemampuan dan potensi pribadi yang berkaitan dengan

permasalahan yang sedang ditulis.

b. Dapat mengembangkan dan menghubung-hubungkan beberapa gagasan

atau pemikiran.

c. Dapat memperluas wawasan dan kemampuan berpikir, baik dalam bentuk

teoritis maupun dalam bentuk berpikir terapan.

d. Dapat menjelaskan dan mempertegas permasalahan yang kabur.

e. Dapat menilai gagasan sendiri secara objektif.

f. Dapat memotivasi diri untuk belajar dan membaca lebih giat.

g. Dapat membiasakan diri untuk berpikir dan berbahasa secara tertib.

2.2 Huruf Kapital

2.2.1 Pengertian Huruf Kapital

Dalam (Rendi.http://bahasaindonesiasmisgn.blogspot/com artikel huruf kapital

di akses 19 Januari 2012) dikemukakan bahwa Huruf kapital disebut juga huruf besar.

Huruf kapital adalah huruf yang berukuran dan berbentuk khusus (lebih besar dari huruf

biasa), biasanya digunakan sebagai huruf pertama dari kata pertama dalam kalimat,

huruf pertama nama diri, dan sebagainya.

2.2.2 Jenis Jenis Huruf Kapital

Adapun jenis – jenis huruf kapital digunakan sebagai berikut :

a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal

kalimat.

Misalnya : Kita harus bekerja keras.

14

b. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.

Misalnya : Adik bertanya, ”Kapan kita pulang?”

c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang

berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk

Tuhan.

Misalnya : Allah, Yang Maha Kuasa, Islam.

d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.

Misalnya : Sultan Hasanuddin, Nabi Ibrahim.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,

keturunan, dan keagamaan yang tidak diikuti mana orang.

Misalnya : Dia baru saja diangkat menjadi sultan.

e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsure nama jabatan dan

pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama

orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.

Misalnya : Wakil Presiden Adam Malik.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang

tidak diikuti nama orang, atau nama tempat.

Misalnya : Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor

jenderal.

f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur – unsur nama orang.

15

Misalnya : Amir Hamzah, Wage Rudolf Supratman.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama oang yang digunakan

sebagai nama jenis atau satuan ukuran.

Misalnya : Mesin diesel,10 volt.

g. Huruf kapital dipakai dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku

bangsa, dan bahasa.

Misalnya : Bangsa Indonesia, suku Sunda.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa

yang dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.

Misalnya : Mengindonesiakan kata asing

h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari

raya, dan peristiwa sejarah.

Misalnya : Bulan Agustus, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah tang tidak

dipakai sebagai nama.

Misalnya : Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan

bangsanya.

i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.

Misalnya : Asia Tenggara, Danau Toba, Jalan Diponegoro

16

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak

memakai unsur nama diri.

Misalnya : Berlayar ke teluk, pergi ke arah tenggara.

j. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara,

lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali

kata seperti dan.

Misalnya : Republik Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai hruf pertama kata yang bukan nama resmi

Negara, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen

resmi.

Misalnya : Menjadi sebuah republik.

k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang

sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan

ketatanegaraan, serta dokumen resmi.

Misalnya : Perserikatan Bangsa – Bangsa.

l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua

unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan

judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang, dan untuk yang

tidak terletak pada posisi awal.

Misalnya : Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.

17

m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,

pangkat, dan sapaan.

Misalnya : Dr. doctor

Sdr. saudara

n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata petunjuk hubungan

kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang

dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.

Misalnya : ”Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.

Besok Paman akan datang.

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan

kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.

Misalnya : Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.

o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.

Misalnya : Surat Anda telah kami terima ( As’ad Sungguh, 2005: 5-10).

p. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama pada kata, seperti kerterangan,

catatan, dan misalnya yang didahului oleh pernyataan lengkap dan diikuti

oleh paparan yang berkaitan dengan pernyataan lengkap itu.

http://id.wikisource.org/w/index.php?title=Pedoman_Umum_Ejaan_

Bahasa_Indonesia_yang_Disempurnakan&oldid=26951

1.3 Hakikat Metode Pemberian Tugas

18

Metode pemberian tugas ini biasa disebut dengan metode tugas atau penugasan

yaitu suatu metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa

melakukan kegiatan belajar. Metode pemberian tugas menjadi salah satu cara

penyampaian pembelajaran yang dirancang untuk peserta didik agar bersemangat untuk

mencari dan menemukan sendiri jawaban atas tugas yang diberikan.

2.3.1 Pengertian Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas adalah metode yang dimaksudkan memberikan tugas-

tugas kepada siswa baik untuk di rumah atau yang dikarenakan di sekolah dengan

mempertanggung jawabkan kepada guru

Roestiyah (2001:135) mengemukakan melalui metode pemberian tugas siswa

mendalami dan mengalami sendiri pengetahuan yang dicari disamping itu siswa dapat

mengembangkan daya pikir sendiri, daya inisiatif, daya kreatif, tanggung jawab dan

melatih berdiri sendiri.

Sumantri (1999:151) menjelaskan metode pemberian tugas, atau penugasan

diartikan sebagai suatu cara interaksi pembelajaran yang ditandai dengan adanya tugas

dari guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara perorangan

atau berkelompok.

Dalam (Rendi.http://www.sarjanaku.com/2011/05/metode-pemberian-

tugas.html di akses 23 Juli 2012) dikemukakan bahwa pemberian tugas adalah metode

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melaksanakan tugas berdasarkan

petunjuk guru secara langsung. Dengan metode ini siswa dapat mengenali fungsinya

secara nyata. Tugas dapat diberikan secara kelompok atau perotangan.

19

Sagala dalam Soli Abimanyu, (2010: 26) mengemukakan bahwa metode

pemberian tugas adalah cara penyajian bahan pelajaran dengan cara memberikan tugas

tertentu agar siswa melkukan kegiatan belajar, dan kemudian hasil pelaksanaan tugas

itu dilaporkan kepada guru.

Pemberian tugas merupakan sarana yang baik untuk merangsang dan

mengarahkan kegiatan belajar, baik di dalam maupun di luar kelas. Tugas membentu

siswa mengembangkan sikap yang baik (favorable) terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Melalui penyelesaian tugas, siswa mendapat kepercayaan diri karena pencapaiannya,

dan setiap tugas yang diselesaikan dipandang sebagai motivasi untuk mengerjakan lebih

baik pemberian tugas dapatmerupakan sarana untuk mengembangkan kebiasaan belajar

yang baik dan kerja yang tidak tergantung (Lardizabel et el, 1978:236) dalam (Ahmad

Fauzi.http://literatur karya.blogspot.com/2010/12/metode-pemeberian-tugas

peningkatan.html diakses 23 Juli 2012).

Jadi dapat disimpulkan pemberian tugas menjadi salah satu cara penyampaian

pembelajaran yang dirancang untuk peserta didik agar bersemangat untuk mencari dan

menemukan sendiri jawaban atas tugas yang diberikan. Selain itu menumbuhkan rasa

tanggung jawab dan sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Tetapi yang perlu

diperhatikan dalam memberikan tugas kepada siswa adalah jangan memberikan tugas

terlalu banyak dan sukar, karena dapat mengakibatkan siswa putus asa.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Metode Pemberian Tugas

1. Tujuan

Tujuan metode pemberian tugas membuat siswa aktif seperti dikemukakan oleh

Soli Abimanyu (2010:26) adalah memperdalam bahan ajar yang ada, untuk mengecek

20

pengasaan siswa terhadap bahan yang telah dipelajari, dan membuat siswa ktif belajar,

baik secara individu maupun kelompok.

Yang menjadi tujuan untuk pemberian tugas menurut Roestiyah (2001:135)

menjelaskan tujuan dari metode pemberian tugas adalah agar siswa memiliki hasil

belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama

melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu dapat

terintegrasi. Selanjutnya Sumantri (1999:151) adalah merangsang siswa untuk aktif

belajar secara individual maupun kelompok.

Dalam(Jhoni.id.shvoog.com/social-sciences/education/2255217pengertian -

metode-pemberian-tugas/#ixzz21WtL.yeu9 di akses 23 Juli 2012) dikemukakan bahwa

penggunaan metode pemberian tugas bertujuan untuk menumbuhkan proses

pembelajaran yang eksploratif, mendorong perilaku kreatif, membiasakan berfikir

komprehensif, dan memupuk kemandirian dalam prosespembelajaran.

Metode pemberian tugas digunakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil

belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan – latihanselama

mengarjakan tugas. Dari proses seperti itu, siswa dalam mempelajari sesuatu dapat

lebihterintegrasi akibat pendalaman dan pengalaman siswa yang berbeda – beda pada

saat mengahadpi masalah atau situasi yang baru. Disamping itu, siswa juga dididik untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, aktivitas dan rasa tanggung jawab serta

kemampuan siswa untuk memanfaatkan waktu belajar secara efektif engan mengisi

kegiatan yang berguna dan konstruktif.

(Rendi.http://scribd.com/doc/83027725/metode-pemberian-tugas diakses 23 Juli 2012).

21

2. Manfaat

Metode pembelajaran yang digunakan secara tepat dan terencana dapat

bermanfaat untuk :

a) Menumbuhkan kebiasaan belajar secara mandiri dalam lingkungan

bersama (kolektif) maupun sendiri

b) Melatih cara mencari informasi secara langsung dari sumber belajar

yang terdapat di lingkungan sekolah, runah, dan masyarakat

c) Menumbuhkan suasana belajar yang menggairahkan

(Jhoni.id.shvoog.com/social-sciences/education/2255217pengertian -

metode-pemberian-tugas/#ixzz21WtL.yeu9 di akses 23 Juli 2012)

2.3.3 Jenis – Jenis Metode Pemberian Tugas

Adapun jenis – jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa yang dapat

membantu berlangsungnya proses belajar mengajar seperti yang diposkan oleh Rahmat

dalam (http;//rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/05/pembelajaran-behasa-

dengan.html) yaitu,

a. Tugas membuat rangkuman

b. Tugas membuat makalah

c. Menyelasaikan soal

d. Tugas mengadakan observasi

e. Tugas memeraktekkan sesuatu

f. Tugas mendemonstrasikan observasi

2.3.4 Alasan Penggunaan Metode Pemberian Tugas

22

Mengapa guru menggunakan metode pemerian tugas ? Alasan penggunaan

metode pemeberian tugas menurut Soli Abimanyu (2010:26-27) adalah karena metode

tersebut :

a. Siswa diaktifkan baik secara mental maupun fisik dalam menguasai

meteri pelajaran.

b. Siswa akan lebih mudah mengusai materi pelajaran dan siswa

diperluas pengetahuannya tentang materi pelajaran tersebut.

c. Siswa dibiasakan tidak cepat puas dengan apa yang dipelajari dari

materi ajar yang telah ada sehingga dapat dikembangkan sikap ingin

tahu dan haus akan ilmu pengetahuan.

d. Siswa akan termotivasi dan dilatih problem solving.

2.3.5 Kekuatan dan Kelemahan Metode Pemberian Tugas

Menurut Soli Abimanyu (2010:27) bahwa metode pemberian tugas mempunyai

kekuatan dan kelemahan sebagai berikut :

1) Kekuatan metode pemberian tugas adalah :

a) Pengetahuan yang dipelajari lebih meresap, tahan lama, daln lebih otentik

b) Melatih siswa untuk berani mengambil inisiatif, bertanggung jawab, dan

berdiri sendiri.

c) Tugas yang diberikan guru dapat memperdalam, memperkaya, atau

memperluas wawasan siswa tentang apa yang dipelajari.

d) Siswa dilatih kebiasaan mencari dan mengolah informasi sendiri.

e) Metode ni jika dilakukan berbagai variasi dapat menggairahkan siswa

belajar.

23

2) Keterbatasan metode pemberian tugas adalah :

a) Bagi siswa yang mals cenderung melakukan kecurangan atau mereka hanya

meniru pekerjaan orang lain

b) Ada kalanya tugas itu dikerjakan oleh orang lain sehingga siswa tidak

memperoleh hasil belajar apa – apa.

c) Jika tugas yang diberikan guru telalu berat dapat menimbulkan stress pada

siswa

d) Ada kalanya guru member tugas tanpa menyebutkan sumbernya, akibatnya

siswa sulit untuk menyelesaikannya.

2.3.6 Cara Mengatasi Kelemahan Metode Pemberian Tugas

Menurut Soli Abimanyu (2010:28) bahwa beberapa cara yang dapat dilakukan

untuk mengatasi kelemahan metode pemberian tugas antara lain :

1) Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya jelas, sehingga mereka

tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakannya

2) Beri waktu yang cukup untuk menyelesaikan tugas yang diberikan

3) Tugas yang diberikan harus diawasi secara sistematis agar siswa

belajar dengan sungguh – sungguh.

4) Tugas yang telah dikerjakan dan telah diserahkan pada guru harus

dikoreksi dan diberi catatan – catatan perbaikan dan kemudian

dikembalikan pada siswa.

5) Tugas yang diberikan hendaknya menarik minat siswa dan mendorong

siswa untuk menyelesaikannya.

2.3.7 Langkah-Langkah Pelaksanaan Pemberian Tugas

24

Dalam menggunakan pemberian tugas menurut Djamara dan Zain (1996:97)

menyarankan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Fase pemberian tugas

2) Langkah pelaksanaan tugas

3) Fase mempertanggung jawabkan tugas

Untuk lebih jelasnya langkah-langkah tersebut diuraikan sebagai berikut:

1) Fase pemberian tugas

Tugas yang diberikan kepada siswa hendaknya mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut :

a) Tugas yang akan dicapai

b) Jenis tugas yang jelas atau tepat sehingga siswa mengerti apa yang ditugaskan

tersebut

c) Tugas sesuai dengan kemampuan siswa

d) Ada petunjuk atau sumber yang dapat membantu pekerjaan siswa

e) Menyediakan waktu yang cukup untuk mengerjakan tugas tersebut

2) Langkah pelaksanaan tugas

Kegiatan-kegiatan yang diperhatikan dalam langkah ini adalah sebagai berikut:

a) Diberikan bimbingan/pengawasan oleh guru

b) Diberikan dorongan sehingga anak mau bekerja

c) Diusahakan dikerjakan oleh siswa sendiri tidak menyuruh orang lain.

d) Diajarkan agar siswa mencatat hasil yang diperoleh dengan baik.

3) Fase mempertanggung jawabkan tugas

25

Hal-hal yang dikerjakan pada fase ini adalah sebagai berikut :

a) Laporan siswa / tertulis dari apa yang telah dikerjakannya

b) Ada tanya jawab / diskusi kelas

c) Penilaian hasil pekerjaan siswa baik dengan tes maupun dengan non tes atau

cara lainnya.

Soli Abimanyu (2010:28-29) menjelaskan pula bahwa langkah – langkah

pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas meliputi :

1) Kegiatan persiapan

a) Merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b) Menyiapkan pokok – pokok materi pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang telah ditetapkan.

c) Menyiapkan tugas – tugas kegiatan yang akan diberikan pada siswa.

2) Kegiatan pelaksanaan

a) Kegiatan pembukaan

Mengajukan pertanyaan apersepsi untuk mengingatkan siswa terhadap

materi yang telah diajarkan.

Memotivasi siwa dengan mengemukakan ceritayang ada di masyarakat

yang ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan

Mengemukakan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai

b) Kegiatan inti pelajaran

Guru menerangkan secara garis besar materi pelajaran yang akan

diajarkan

Guru menjelaskan rincian tugas dan cara mengerjakannya

26

Siswa mengerjakan tugas sesuai dengan petunjuk atau cara penyelesaian

tugas tyang diberikan oleh guru termasuk antaranya adalah menggunakan

lembar kegiatan siswa

Jika tugas itu direncanakan untuk diselesaikan di rumah, maka siswa

diberitahu kapan hasil penyelesaian tugas itu harus diserahkan pada guru

untuk diperiksa oleh guru

c) Kegiatan mengakhiri pelajaran

Guru menyuruh siswa merangkum materi yang telah diajarkan melalui

kegiatan pemberian tugas itu.

Guru melakukan evaluasi

Guru melakukan tindak lanjut yang kemungkinannya dapat berupa

memberikan penjelasan tentang materi yang belum dikuasai siswa atau

member tugas tambahan untuk memperdalam atau menambah

penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.

2.4 Kajian Penelitian yang Relevan

Berdasarkan kajian yang dilakukanpeneliti terkait dengan judul yang

diteiti, peneliti mengacu pada beberapa penelitian yang relevan, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1) Rahmawaty Mabuia. 2011. Menulis skripsi yang berjudul “Meningkatkan

Kemampuan Menulis Cerpen Melalui Metode Karya Wisata Pada Siswa

Kelas V SDN 9 Bone Kecamatan Bone Kabupaten Bone Bolango”.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak

27

tiga siklus, memperoleh data yaitu pada prasiklus memperoleh 12% dari

17 orang jumlah siswa memperoleh nilai maksimal 65, pada siklus I

memperoleh 60 % dari 17 orang jumlah siswa memperoleh nilai 65 ke

atas, setelah dikenai tindakan pada siklus berikutnya (siklus II) maka 75 %

dari 17 orang jumlah siswa memperoleh hasil tes 65 ke atas. Dengan

demikian penelitian tindakan kelas dinyatakan berhasil.

2) Sri Wahyuni Mile. 2011. Menulis skripsi yang berjudul “Meningkatkan

Kemampuan Siswa Menyelesaikan Operasi Penjumlahan Pecahan Yang

Penyebutnya Sama Melalui Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas

IV SDN No.85 Kota Tengah Kota Gorontalo”. Berdasarkan data yang

diperoleh dari pelaksanaan tindakan siklus I pada peningkatan kemampuan

siswa menyelesaikan operasi penjumlahan pecahan yang penyebutnya

sama melalui metode pemberian tugas, bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai 6,5 yaitu 19 orang atau mencapai 65 % dan daya serap

71,68 %. Dengan demikian, masih terdapat 35% dari jumlah siswa yang

memperoleh nilai minimal 6,5. Sedangkan pada siklus II dari segi

kemampuan siswa dalam proses pembelajaran. Siswa yang memperoleh

nilai minimal 6,5 berjumlah 5 orang atau 18%. Siswa yang memperoleh

nilai maksimal 6,5 ke atas berjumlah 24 orang atau 82% dan daya serap

mencapai 80,48%.

2.5 Hipotesis Tindakan

28

Berdasarkan kerangka teoritik dan konseptual dalam penelitian ini maka

dirumuskan hipotesis sebagai berikut : “Jika guru menerapkan metode pemberian

tugas pada materi penulisan huruf kapital, maka keterampilan menulis siswa

meningkat”.

2.6 Indikator Kinerja

Penelitian ini dinyatakan berhasil mencapai tujuan melalui indikasi peningkatan

kualitas model pembelajaran pemberian tugas. Secara operasional indikator

keberhasilan kinerja adalah sebagian besar siswa memiliki kemampuan dalam menulis

huruf kapital yakni 65 % meningkat menjadi 75 %.