bab iv hasil penelitian dan pembahasan 4.1 deskripsi...

47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Observasi Awal Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April 2012 diawali dengan dialog awal antara peneliti, kepala sekolah dan guru Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah. Dialog awal dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012 pukul 10.00 WIB diruang kepala sekolah. Peneliti datang dengan membawa surat ijin penelitian. Pertemuan tersebut sekaligus mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan sekaligus mengetahui keadaan awal pembelajaran sebelum diadakan tindakan. Dialog awal kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 April 2012 pukul 09.00 WIB di ruang guru. Berdasarkan pengalaman guru kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti disepakati bahwa masalah yang perlu untuk segera diatasi dalam penelitian ini adalah rendahnya tingkat kemampuan berbicara siswa, keberanian siswa dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan belum ada, keaktifan siswa dalam pembelajaran masih kurang, kemampuan menguasai materi belum optimal. Ketika siswa diminta untuk membaca sebuah bacaan. Selanjutnya, mereka diminta untuk mengungkapkan isi bacaan itu secara lisan di depan kelas, mereka tidak dapat menceritakan isi bacaan tersebut dengan lancar, terstruktur, terurut, dan jelas. Siswa berbicara tersendat-sendat. Di samping itu, pada saat guru bertanya

Upload: buibao

Post on 07-Aug-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1 Observasi Awal

Penelitian mulai dilaksanakan pada bulan April 2012 diawali dengan

dialog awal antara peneliti, kepala sekolah dan guru Kelas V SDN 1 Biluhu

Tengah. Dialog awal dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 4 April 2012 pukul

10.00 WIB diruang kepala sekolah.

Peneliti datang dengan membawa surat ijin penelitian. Pertemuan tersebut

sekaligus mengutarakan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan

dilaksanakan sekaligus mengetahui keadaan awal pembelajaran sebelum diadakan

tindakan.

Dialog awal kedua dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 5 April 2012

pukul 09.00 WIB di ruang guru. Berdasarkan pengalaman guru kelas V SDN 1

Biluhu Tengah dan hasil observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti

disepakati bahwa masalah yang perlu untuk segera diatasi dalam penelitian ini

adalah rendahnya tingkat kemampuan berbicara siswa, keberanian siswa dalam

menjawab dan mengajukan pertanyaan belum ada, keaktifan siswa dalam

pembelajaran masih kurang, kemampuan menguasai materi belum optimal.

Ketika siswa diminta untuk membaca sebuah bacaan. Selanjutnya, mereka diminta

untuk mengungkapkan isi bacaan itu secara lisan di depan kelas, mereka tidak

dapat menceritakan isi bacaan tersebut dengan lancar, terstruktur, terurut, dan

jelas. Siswa berbicara tersendat-sendat. Di samping itu, pada saat guru bertanya

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

53

kepada seluruh siswa tentang makna yang terkandung dari isi bacaan yang telah

dibacanya tersebut, umumnya siswa lama sekali untuk menjawab pertanyaan guru,

karena takut jawabannya itu salah. Apalagi untuk tampil berbicara di depan kelas,

para siswa belum menunjukkan keberanian. Hal itu adalah akibat dari belum

efektifnya pembelajaran berbicara yang dilaksanakan di kelas.

4.1.1.1 Perencanaan Tindakan

Siswa yang menjadi subjek penelitian ini adalah siswa Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah berjumlah 28 siswa. Karakter siswa Kelas V SDN 1 Biluhu

Tengah sendiri pada umumnya berdasarkan hasil angket observasi awal dalam

pembelajaran bahasa Indonesia yaitu siswa memiliki rasa kurang berminat

terhadap pelajaran bahasa Indonesia, alasannya pelajaran ini membosankan

sehingga cenderung pasif dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil serangkaian kegiatan pada observasi awal, terlihat

bahwa pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada keterampilan berbicara

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah belum dapat dilaksanakan dengan baik

sehingga hasil belajar yang dicapai siswa pada aspek ini belum optimal.

Berdasarkan kesepakatan dengan guru mitra yang menjadi kolaborasi tindakan

yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas V

SDN 1 Biluhu Tengah yaitu dengan menerapkan metode sosiodrama dalam

pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan “Memerankan Tokoh”

dengan materi pokok “Teks Drama”.

Sebelum dilaksanakan tindakan peneliti terlebih dahulu menyusun silabus

yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran. Sedangkan rencana

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

54

pelaksanaan pembelajaran (RPP) disusun saat perencanaan tindakan pada masing-

masing siklus (lampiran).

4.1.1.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siswa Kelas V SDN 1 Biluhu

Tengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan

perencanaan tindakan yang telah disusun sebelumnya (lampiran).

Model pembelajaran yang dilakukan adalah dengan penerapan metode

sosiodrama dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada pokok bahasan

“Memerankan Tokoh” dengan materi pokok “Teks Drama”. Sebelum

pembelajaran berbicara dengan metode sosiodrama dan dilaksanakan, terlebih

dahulu dilaksanakan kegiatan awal, yaitu tes awal untuk mengetahui keterampilan

siswa dalam berbicara, dan observasi untuk mengetahui perilaku siswa selama

mengikuti pembelajaran berbicara. Pembelajaran yang dilaksanakan dalam

observasi awal ini belum menggunakan metode sosiodrama. Tes awal dilakukan

dengan memberikan sebuah teks drama untuk diperankan oleh siswa. Teks drama

ini digunakan untuk mengetahui sejauhmana keterampilan siswa Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah dalam berbicara.

Keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah sebelum

dilakukan tindakan (observasi awal) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

55

Tabel 2

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Observasi Awal

No Indikator

Hasil Capaian

Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Menghayati kata-

kata yang

disampaikan

0 0 3 10,71 17 60,72 8 28,57 0 0

2 Menghubungkan

kalimat sesuai

pesan

0 0 0 0 9 32,14 19 67,86 0 0

3 Pengucapan

dengan intonasi

yang tepat

0 0 2 7,14 13 46,43 13 46,43 0 0

4 Keruntutan dan

keberanian dalam

berbicara

0 0 2 7,14 11 39,29 15 53,57 0 0

Rata-Rata 0 0 2 7,14 12 42,86 14 50,00 0 0

Persentase Rata-Rata 0% 7,14% 42,86% 50% 0%

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Data pada tabel 2 di atas menunjukkan bahwa keterampilan berbicara

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah sebelum dilaksanakan tindakan (observasi

awal) untuk kategori kurang terdapat 14 siswa atau dengan persentase 50%.

Kategori cukup terdapat 12 siswa atau dengan persentase 42,86%. Untuk kategori

baik terdapat terdapat 2 siswa atau dengan persentase 7,14%. Untuk kategori

sangat kurang tidak ada. Begitu juga kategori sangat baik belum ada yang

mencapainya. Hasil tersebut juga dapat dilihat pada grafik 1 berikut ini.

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

56

07.14

42.8650

00

20

40

60

80

100

Prosentase (%)

Sangat

Baik

Baik Cukup Kurang Sangat

Kurang

Kategori

Grafik 1. Keterampilan Berbicara Siswa Observasi Awal

Grafik 1 di atas terlihat batang untuk kategori kurang adalah yang paling

tinggi, yaitu pada angka 50%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa

dalam berbicara sebagian besar berada pada kategori kurang, dan sisanya berada

pada kategori baik, yaitu 7,14%, kategori cukup yaitu 42,86%. Sedangkan untuk

kategori sangat baik dan sangat kurang tidak ada atau 0%.

Kegiatan dilanjutkan dengan pre test. Berdasarkan hasil pre test siswa

sebelum penelitian dilakukan masih banyak siswa yang tidak tuntas dalam belajar

sesuai dengan kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia ditetapkan 85%, sebagai ukuran

ketuntasan individual. Suatu pokok bahasan atau sub pokok bahasan dianggap

tuntas secara individual, jika siswa tersebut memperoleh nilai ≥ 80. Sedangkan

kelas dapat dikatakan tuntas belajarnya pada pokok bahasan atau sub pokok

bahasan jika mencapai ≥ 85% siswa yang telah tuntas belajarnya.

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

57

Hasil pre test yang dilakukan guru pada siswa Kelas V SDN 1 Biluhu

Tengah tanggal 6 April 2012, diperoleh data bahwa dari 28 siswa terdapat hanya 6

orang siswa yang tuntas, sementara selebihnya masih terdapat 22 orang siswa

yang belum mencapai ketuntasan belajar. Untuk memberikan gambaran yang

lebih jelas, berikut ini nilai pre test yang diberikan guru pada siswa Kelas V SDN

1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2011/2012

sebelum pelaksanaan tindakan dalam tabel berikut ini.

Tabel 3

Nilai Pre Test Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Sebelum Pelaksanaan Tindakan (Observasi Awal)

No Nama Siswa Nilai

Kriteria

Nilai No Nama Siswa Nilai

Kriteria

Nilai

T TT T TT

1 Abas Akoli 60 - 15 Mukrain Ain 82 -

2 Rizal Abdul 63 - 16 Hariyanti Bano 82 -

3 Raski Apadu 70 - 17 Mislan Rahmawati 65 -

4 Fitran Ahmad 63 - 18 Helmilia Ahmad 62 -

5 Samsul Jinaba 62 - 19 Apriyunita Saleh 61 -

6 Rahim Laji 50 - 20 Anggun Fitra M. 62 -

7 Rahman Laji 63 - 21 Ardeani J. Popa 62 -

8 Aldo Parera 52 - 22 Kasmin Yones 65 -

9 Marlina Apadu 65 - 23 Nerci Ayuba 62 -

10 Wisda R. Moha 82 - 24 Merlin Dunggio 68 -

11 Uyan P. Natsir 55 - 25 Herlin Parera 83 -

12 Sri Yolanda 60 - 26 Supriani Nalia 60 -

13 Hijrah Dumbela 82 - 27 Elis Dunggio 60 -

14 Nindrawati J. 82 28 Sri Apriyani I. 65 -

Jumlah 909 3 11 Jumlah 939 3 11

Jumlah nilai : 1848

Jumlah nilai maksimal ideal : 2800

Rata-rata nilai tercapai : 66,0

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Berdasarkan data pada tabel 3 tentang nilai pre test siswa Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebelum pelaksanaan tindakan,

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

58

dapat dijelaskan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan guru di Kelas V SDN

1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum pelaksanaan

tindakan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 66,0 dan ketuntasan

belajar mencapai 21,43 atau hanya ada 6 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa belum tuntas belajar,

karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 80 hanya sebesar 21,43%.

Berikut ini dapat dilihat rekapitulasi hasil pre test keterampilan berbicara

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah sebelum pelaksanaan tindakan (observasi

awal) dalam tabel berikut ini.

Tabel 4

Rekapitulasi Nilai Pre Test Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Observasi Awal

No Kategori Rentang Nilai Frekuensi Persentase

%

Rata-Rata

Nilai

1 Sangat Baik 90 - 100 0 0

1848

2800

2 Baik 75 - 89 6 21,43

3 Cukup 60 - 74 19 67,86

4 Kurang 40 - 59 3 10,71

5 Sangat Kurang 0 - 39 0 0

Jumlah 28 100 66,0

Sumber Data: Olahan Data Primer dari Kegiatan Siswa, 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai pre test siswa Kelas

V SDN 1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia sebelum

pelaksanaan tindakan berada pada kategori cukup sejumlah 19 siswa atau 67,86%,

berada pada kategori baik sejumlah 6 siswa atau 21,43%, berada pada kategori

kurang sejumlah 3 siswa atau 10,71%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa nilai

pre test siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia sebelum pelaksanaan tindakan berada pada kategori cukup.

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

59

Setelah melihat nilai pre test yang diperoleh siswa Kelas V SDN 1 Biluhu

Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dan masalah-masalah pembelajaran

yang dihadapi guru di atas, maka masalah-masalah tersebut perlu dipecahkan

melalui penelitian tindakan kelas. Untuk itu peneliti melakukan diskusi untuk

memecahkan permasalahan tersebut.

Hasil kerja kolaborasi antara guru Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah, kepala

sekolah dan peneliti disepakati bahwa asumsi penyebab masalah yaitu: berbagai

kemungkinan penyebab masalah yang dijelaskan di atas kemudian dianalisis

melalui kerja kolaborasi. Melalui hasil kolaborasi tersebut peneliti dan guru Kelas

V SDN 1 Biluhu Tengah sepakat bahwa penyebab masalah yang paling dominan

adalah pembelajaran yang cenderung satu arah sehingga berpusat pada guru dalam

proses pembelajaran.

Berdasarkan pada penyebab masalah yang telah disepakati oleh rekan

kolaborasi, kegiatan dilanjutkan dengan dialog untuk membahas perencanaan

solusi masalah ini dilakukan dalam satu rangkaian dialog awal. Tindakan solusi

masalah yang ditawarkan dalam penelitian ini yaitu melalui penerapan metode

sosiodrama dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

Tindakan pembelajaran melalui metode sosiodrama akan diterapkan pada

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah yang akan dikembangkan pada setiap siklus

tindakan melalui perencanaan yang terevisi. Dengan penerapan metode

sosiodrama dalam pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan dapat mengubah

pembelajaran yang semula siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah hanya pasif

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

60

menjadi lebih aktif dalam berbicara, sehingga dapat meningkatkan keterampilan

berbicaranya.

4.1.2 Hasil Penelitian Siklus 1

Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan melalui 4 (empat) tahap yaitu:

tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan tahap

analisis dan refleksi yaitu sebagai berikut.

4.1.2.1 Tahap Perencanaan Siklus

Pada tahap perencanaan dilakukan persiapan pembelajaran. Langkah awal

yang dilakukan yaitu menyusun rencana pembelajaran yang merupakan program

kerja guru dalam melaksanakan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Sebelum

dilaksanakan tindakan terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP). Pembelajaran yang akan dilaksanakan berpedoman pada

RPP yang telah disusun yaitu selama 2 jam pelajaran (2x35 menit) dengan materi

ajar yaitu “Teks Drama Terjaring Operasi”. Pada tahap ini selain menyusun

rencana pembelajaran juga membuat instrumen lembar observasi kegiatan guru

dan kegiatan siswa. Selain menyiapkan instrumen lembar observasi juga

menyiapkan perangkat soal tertulis untuk mengevaluasi pemahaman siswa

Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam pembelajaran aspek berbicara.

4.1.2.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus 1

Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah

dipersiapkan. Tindakan yang akan dilakukan secara garis besar adalah

pembelajaran pada aspek berbicara dengan metode sosiodrama.

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

61

Pelaksanaan tindakan siklus 1 dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu

untuk pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 yaitu

dimulai pukul 08.30 – 09.40 WIB. Jumlah siswa yang hadir sebanyak 28 siswa.

Selain melaksanakan tindakan peneliti juga mengadakan observasi selama

pembelajaran berlangsung. Pada tahap ini, dilakukan tiga tahap proses belajar

mengajar, yaitu apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi.

Pada tahap apersepsi, siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses

pembelajaran. Guru memberikan penjelasan kepada siswa mengenai tujuan

pembelajaran serta manfaat yang akan diperoleh siswa setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran tersebut. Setelah siswa siap mengikuti kegiatan pembelajaran,

selanjutnya proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode

sosiodrama dilaksanakan. Siswa berkelompok, kemudian mendramatisasikan

sebuah masalah sosial yang telah mereka tentukan sebelumnya dengan cara

membuat dialog yang berjudul “Terjaring Operasi”, kemudian memerankannya

di depan kelas. Kelompok lain menyimak penampilan siswa sambil menunggu

saat tampil. Setelah satu kelompok selesai tampil kelompok lain menanggapi dan

mengkritisi. Guru mengamati dan menilai kemampuan siswa dalam berbicara

pada beberapa kelompok yang sudah tampil. Kepada setiap kelompok yang sudah

tampil, guru mengevaluasi penampilan mereka dan memberikan masukan kepada

siswa jika ada yang kurang dari penampilan mereka khususnya dalam menghayati

kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai dengan pesan yang

ada dalam teks drama, pengucapan dengan intonasi yang tepat, keruntutan dan

keberanian siswa dalam memerankan tokoh yang ada dalam teks drama.

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

62

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 1 ini diakhiri dengan kegiatan

penutup yaitu guru melakukan evaluasi tertulis kepada siswa. Setelah evaluasi

selesai guru mengadakan tanya jawab kepada siswa bagaimana perasaan yang

dialaminya tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukannya. Setelah tanya

jawab guru kembali mengorganisasi siswa agar duduk diam untuk menutup

kegiatan pembelajaran.

Selanjutnya pada pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran siklus I pada

pertemuan 2 yang dilaksanakan pada hari Senin tanggal 16 April 2012, juga

diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa. Kemudian guru mengecek

kehadiran siswa, setelah semua siswa lengkap, guru melakukan apersepsi. Guru

memberikan penjelasan kepada siswa mengenai kegiatan pembelajaran yang akan

dilakukan aalah lanjutan dari kegiatan pembelajaran minggu kemarin yaitu

memerankan tokoh yang ada dalam naskah drama. Kepada kelompok yang belum

tampil diminta untuk maju di depan kelas memerankan tokoh yang ada dalam

naskah drama. Kelompok lain menyimak penampilan siswa sambil menunggu saat

tampil. Setelah satu kelompok selesai tampil kelompok lain menanggapi dan

mengkritisi. Guru mengamati dan menilai kemampuan siswa dalam berbicara

pada kelompok yang sudah tampil. Setelah semua kelompok yang sudah tampil,

guru mengevaluasi penampilan mereka dan memberikan masukan kepada siswa

jika ada yang kurang dari penampilan mereka khususnya dalam menghayati kata-

kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai dengan pesan yang ada

dalam teks drama, pengucapan dengan intonasi yang tepat, keruntutan dan

keberanian siswa dalam memerankan tokoh yang ada dalam teks drama.

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

63

Kegiatan pembelajaran pada pertemuan 2 juga diakhiri dengan kegiatan

penutup dengan terlebih dahulu diadakan post test untuk mengetahui hasil belajar

siswa (lampiran). Hampir semua siswa merasa kaget dan tidak siap jika diadakan

post test. Tetapi akhirnya post test berjalan dengan baik walaupun ada beberapa

siswa yang masih bingung mengerjakannya. Setelah post test berakhir peneliti

memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi berikutnya yang akan

dibahas pada pertemuan selanjutnya.

4.1.2.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Siklus 1

Pemantauan adalah mengamati kegiatan dan tingkah laku siswa selama

penelitian berlangsung. Dalam melakukan pengamatan peneliti dibantu oleh guru

mitra yang menjadi kolaborator yaitu kepala sekolah dan guru Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah. Sasaran yang diamati adalah penampilan siswa ketika

memerankan tokoh sebuah dialog dengan menggunakan bahasa Indonesia yang

baik dan benar yang meliputi: menghayati kata-kata yang disampaikan,

menghubungkan kalimat sesuai dengan pesan yang ada dalam teks drama,

pengucapan dengan intonasi yang tepat, keruntutan dan keberanian siswa dalam

memerankan tokoh yang ada dalam teks drama.

Pada siklus I ini ada beberapa perilaku yang terdeskripsi berdasarkan hasil

observasi. Pada awal pembelajaran sebelum masuk materi, siswa terlihat senang

mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru dalam menyampaikan

apersepsi disertai dengan humor. Begitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran

dan materi apa yang akan diajarkan, siswa banyak yang mengeluh. Mereka merasa

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

64

malas untuk belajar berbicara. Terlihat hanya 40% siswa yang masih bersemangat

dalam mengikuti pembelajaran.

Setelah guru menjelaskan metode pembelajaran apa yang akan digunakan

dan meminta beberapa siswa untuk maju ke depan dan memerankan sebuah dialog

drama seperti yang mereka lihat di sinetron-sinetron yang ada di telivisi, sebagian

siswa yang sebelumnya kelihatan malas kelihatan lebih bersemangat, meskipun

mereka masih kelihatan bingung dengan pola pembelajaran guru yang merupakan

hal baru bagi mereka.

Pada siklus I ini, keaktifan siswa masih sangat kurang. Tidak ada siswa

yang bertanya maupun menanggapi penjelasan yang disampaikan guru. Kegiatan

berdiskusi, kerjasama antar siswa dalam kelompok masing-masing sudah

kelihatan terjalin baik. Kemudian ketika siswa diminta untuk memerankan dialog

sesuai dengan naskah drama, masih banyak perilaku negatif yang diperlihatkan

siswa. Terlihat dalam berbicara yang diungkapkan melalui tokoh dalam peran

masing-masing masih banyak pilihan kata yang tidak sesuai, penghayatan yang

kurang sesuai, pelafalan dan intonasi salah, serta tidak runtut. Beberapa siswa

masih terlihat menghafalkan dialognya dan cenderung kurang lancar dalam

berbicara, karena kurang berani dalam berbicara.

Ketika teman lain maju ke depan untuk memerankan dialognya, banyak

siswa yang kurang memperhatikan. Beberapa siswa masih asyik mengobrol

sendiri dengan temannya, dan ada juga yang sibuk menghapalkan dialognya

sendiri. Setelah akhir pembelajaran, dan siswa diminta untuk memberikan

tanggapan pada penampilan temannya, hanya beberapa siswa yang memberikan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

65

tanggapan. Pada siklus I ini, kelas masih terlihat kurang hidup. Hanya sebagian

siswa yang aktif dalam pembelajaran. Komunikasi antara guru dengan siswa

belum terjadi dengan baik, terlihat siswa yang masih cenderung pasif dan kurang

bersemangat.

Hasil tindakan pada siklus I ini dapat diketahui bahwa siswa kurang

berminat dengan pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya pembelajaran

berbicara. Minat belajar berbicara yang kurang pada siswa disebabkan karena

menurut mereka berbicara dengan bahasa Indonesia sangat sulit. Setelah

mengikuti pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama,

sebagian besar siswa mengaku senang mengikutinya. Menurut mereka dalam

pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama, mereka

mendapatkan kebebasan belajar dan berekspresi. Sambil belajar berbicara, siswa

juga berlatih menguasai naskah drama dan bagaimana cara memerankannya.

Menurut mereka pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode

sosiodrama cukup menyenangkan dan tidak membuat mereka cepat jenuh.

Meskipun mereka merasa senang dengan pembelajaran berbicara dengan

menggunakan metode sosiodrama, tetapi mereka masih mengalami beberapa

kesulitan dalam berbicara. Kesulitan yang dialami antara lain, penguasaan

kosakata yang kurang sehingga menyebabkan mereka kesulitan dalam

menyampaikan gagasan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang tepat.

Kesulitan lain yang dialami siswa adalah mengenai pelafalan kosakata yang benar

sehingga mempengarui kelancaran mereka dalam berbicara.

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

66

Kesulitan yang dialami siswa seperti yang telah diungkapkan di atas

merupakan hal yang patut dimaklumi, meskipun mereka telah mengikuti

pembelajaran berbicara dengan menggunakan metode sosiodrama. Mengingat

latar belakang mereka yang sebagian besar barada pada lingkungan yang

kesehariannya dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Gorontalo dan dialek

Manado. Daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan berbeda-beda, sehingga

tingkat penguasaan siswa terhadap materi berbeda-beda pula.

Hal-hal yang ingin disampaikan siswa dalam pembelajaran berbicara

dengan menggunakan metode sosiodrama adalah guru harus lebih banyak

memberikan contoh kosakata dalam bentuk ragam bahasa yang baik dan benar,

sehingga dengan banyak menguasai kosakata siswa dapat menghubungkan

kosakata yang diketahuinya menjadi kalimat-kalimat yang runtut. Yang kedua

guru juga harus memberikan contoh pelafalan kosakata dengan intonasi yang

tepat.

Selama observasi dan pemantauan berlangsung guru mitra memberikan

penilaian terhadap keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

dan kemampuan guru dalam menerapkan metode sosiodrama. Data pemantauan

dan evaluasi terkait dengan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dapat dilihat

pada aspek hasil penelitian berikut.

1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Kegiatan guru diamati dengan menggunakan lembar pengamatan yang

berpedoman pada format penilaian yang tersedia meliputi 12 (dua belas)

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

67

kriteria penilaian, sebagaimana terlampir. Berdasarkan penilaian pengamat

diperoleh data sebagaimana nampak pada tabel berikut ini.

Tabel 5

Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I

No. Rentang

Nilai

Kategori

Penilaian Jumlah

Persentase

(%)

1. 90 – 100 Sangat Baik 1 8.33

2. 75 – 89 Baik 10 83.34

3. 60 – 74 Cukup Baik 1 8.33

4. 40 – 59 Kurang Baik 0 0

5. 0 - 39 Tidak Baik 0 0

Jumlah Total 12 100

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah melalui metode demonstrasi,

diperoleh hasil pengamatannya bahwa semua aspek pembelajaran tersebut

di atas dilaksanakan oleh guru dengan baik. Hal ini dapat dijelaskan dari 12

(dua belas) kriteria kegiatan guru yang dinilai terdapat 10 aspek (83.34%) yang

mendapat penilaian dengan kategori baik dalam hal: menarik perhatian siswa

dan membangkitkan motivasi belajarnya, penampilan guru, kesesuaian

penggunaan metode sosiodrama dengan pokok bahasan, kejelasan dalam

menerangkan materi, kemampuan menggunakan media, keterampilan dan

ketepatan menggunakan metode sesuai dengan prosedur, melakukan evaluasi.

Ada 1 aspek (8.33%) berada pada kategori sangat baik dalam kejelasan suara

menjelaskan materi. Meskipun masih ada 1 aspek (8.33%) berada pada

kategori cukup baik dalam hal: menutup kegiatan pembelajaran dengan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

68

memberikan tugas kepada siswa. Sehingga diharapkan pada tindakan siklus

berikutnya aspek ini dapat diperbaiki oleh guru dan meningkat ke arah yang

lebih baik.

2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Data hasil pengamatan kegiatan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

terkait dengan peningkatan keterampilan berbicaranya melalui metode

sosiodrama, diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan kegiatan

siswa berdasarkan 4 (empat) aspek yang diamati yaitu: menghayati kata-kata

yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai pesan dengan lancar,

pengucapan dengan intonasi yang tepat, dan keruntutan dan keberanian dalam

berbicara yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran.

Pengamatan ini menggunakan checklist (), dengan tujuan untuk

mengetahui keterampilan siswa dalam berbicara saat pembelajaran pada

masing-masing aspek yang dinilai. Lembar pengamatan kegiatan siswa

diberikan kepada guru mitra dan harus diisi semua tanpa terkecuali.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siklus I dengan menggunakan

lembar pengamatan kegiatan siswa pada masing-masing aspek yang diamati

diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Menghayati kata-kata yang disampaikan

Pada aspek menghayati kata-kata yang disampaikan ini penilaian

dipusatkan pada tepat atau tidaknya atau kesesuaian kata siswa yang

disampaikan dengan ekspresi, mimik karakter tokoh dalam bermain drama.

Hasil tindakan siklus 1 pada aspek menghayati kata-kata yang disampaikan

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

69

dalam bermain drama oleh siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah diperoleh

data bahwa keterampilan siswa berbicara pada aspek ini untuk kategori

sangat baik belum ada siswa yang mencapainya atau 0%. Kategori baik

dicapai 7 siswa atau 25%. Untuk kategori cukup dicapai 21 siswa atau 75%.

Sedangkan siswa yang mendapatkan kategori kurang dan sangat kurang

tidak ada lagi atau 0%. Jadi rata-rata nilai keterampilan siswa Kelas V

SDN 1 Biluhu Tengah dalam berbicara pada aspek menghayati kata-kata

yang disampaikan berada pada kategori cukup dengan persentase 75%.

b. Menghubungkan kalimat sesuai pesan dengan lancar

Pada aspek ini penilaian difokuskan pada kemampuan siswa

menghubungkan kata-kata sesuai dengan kalimat yang ada dalam teks

drama yang diperankan. Hasil tindakan siklus 1 pada aspek ini diperoleh

data bahwa keterampilan siswa berbicara pada aspek ini untuk kategori

sangat baik belum ada siswa yang mencapainya atau 0%. Kategori baik

dicapai 1 siswa atau 3,57%. Untuk kategori cukup dicapai 27 siswa atau

96,43%. Sedangkan siswa yang mendapatkan kategori kurang dan sangat

kurang tidak ada lagi atau 0%. Jadi rata-rata nilai keterampilan siswa

Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam berbicara pada aspek ini berada pada

kategori cukup dengan persentase 96,43%.

c. Pengucapan dengan intonasi yang tepat

Pada aspek ini penilaiannya difokuskan pada kesesuaian tinggi

rendahnya nada kalimat yang diucapkan siswa dan penekanan siswa dalam

mengucapkan tiap kata saat memerankan drama. Hasil tindakan siklus 1

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

70

pada aspek ini diperoleh data bahwa keterampilan siswa berbicara pada

aspek ini untuk kategori sangat baik belum ada siswa yang mencapainya

atau 0%. Kategori baik dicapai 4 siswa atau 14,29%. Untuk kategori cukup

dicapai 24 siswa atau 85,71%. Sedangkan siswa yang mendapatkan kategori

kurang dan sangat kurang tidak ada lagi atau 0%. Jadi rata-rata nilai

keterampilan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam berbicara pada

aspek ini berada pada kategori cukup dengan persentase 85,71%.

d. Keruntutan dan keberanian dalam berbicara

Pada aspek ini penilaian difokuskan pada kemampuan siswa

berbicara dengan lancar, jelas dan runtut dengan ekspresi yang sesuai

dengan karakter tokoh, tanpa ada kecemasan atau takut salah dalam

berbicara. Hasil tindakan siklus 1 pada aspek ini diperoleh data bahwa

keterampilan siswa berbicara pada aspek ini untuk kategori sangat baik

belum ada siswa yang mencapainya atau 0%. Kategori baik dicapai 6 siswa

atau 21,43%. Untuk kategori cukup dicapai 22 siswa atau 78,57%.

Sedangkan siswa yang mendapatkan kategori kurang dan sangat kurang

tidak ada lagi atau 0%. Jadi rata-rata nilai keterampilan siswa Kelas V

SDN 1 Biluhu Tengah dalam berbicara pada aspek ini berada pada kategori

cukup dengan persentase 78,57%.

Adapun keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

setelah dilakukan tindakan siklus 1 berdasarkan 4 (empat) aspek yang diamati

yaitu: menghayati kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

71

pesan dengan lancar, pengucapan dengan intonasi yang tepat, dan keruntutan

dan keberanian dalam berbicara dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Siklus I

No Indikator

Hasil Capaian

Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Menghayati

kata-kata yang

disampaikan

0 0 7 25,00 21 75,00 0 0 0 0

2 Menghubungkan

kalimat sesuai

pesan

0 0 1 3,57 27 96,43 0 0 0 0

3 Pengucapan

dengan intonasi

yang tepat

0 0 4 14,29 24 85,71 0 0 0 0

4 Keruntutan dan

keberanian

dalam berbicara

0 0 6 21,43 22 78,57 0 0 0 0

Rata-Rata 0 0 5 17,86 23 82,14 0 0 0 0

Persentase Rata-Rata 0% 17,86% 82,14% 0% 0%

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Data pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa keterampilan berbicara

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah setelah dilaksanakan tindakan siklus 1

untuk kategori baik terdapat 5 siswa atau dengan persentase 17,86%. Untuk

kategori cukup terdapat terdapat 23 siswa atau dengan persentase 82,14%.

Untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak ada. Begitu juga kategori

sangat baik belum ada yang mencapainya. Hasil tersebut juga dapat dilihat

pada grafik 2 berikut ini.

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

72

0

17.86

82.14

0 00

20

40

60

80

100

Prosentase (%)

Sangat

Baik

Baik Cukup Kurang Sangat

Kurang

Kategori

Grafik 2. Keterampilan Berbicara Siswa Siklus I

Grafik 2 di atas terlihat batang untuk kategori cukup adalah yang paling

tinggi, yaitu pada angka 82,14%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan

siswa dalam berbicara setelah diadakan tindakan siklus I sudah berada pada

kategori cukup, dan selebihnya berada pada kategori baik, yaitu 17,86%.

Sedangkan untuk kategori sangat baik, kategori kurang dan sangat kurang tidak

ada atau 0%.

Kegiatan dilanjutkan dengan pos test. Berdasarkan hasil pos test siswa

setelah diadakan tindakan siklus I sudah hampir sebagian siswa tuntas dalam

belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Hasil pre test yang

dilakukan guru pada siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah tanggal 16 April

2012, diperoleh data bahwa dari 28 siswa terdapat hanya 6 orang siswa yang

tuntas, sementara selebihnya masih terdapat 22 orang siswa yang belum

mencapai ketuntasan belajar. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas,

berikut ini nilai pos test yang diberikan guru pada siswa Kelas V SDN 1

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

73

Biluhu Tengah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2011/2012

setelah pelaksanaan tindakan siklus I dalam tabel berikut ini.

Tabel 7

Nilai Pos Test Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

No Nama Siswa Nilai

Kriteria

Nilai No Nama Siswa Nilai

Kriteria

Nilai

T TT T TT 1 Abas Akoli 70 - 15 Mukrain Ain 85 -

2 Rizal Abdul 73 - 16 Hariyanti Bano 85 -

3 Raski Apadu 80 - 17 Mislan Rahmawati 82 -

4 Fitran Ahmad 72 - 18 Helmilia Ahmad 80 -

5 Samsul Jinaba 73 - 19 Apriyunita Saleh 70 -

6 Rahim Laji 60 - 20 Anggun Fitra M. 72 -

7 Rahman Laji 73 - 21 Ardeani J. Popa 72 -

8 Aldo Parera 62 - 22 Kasmin Yones 75 -

9 Marlina Apadu 75 - 23 Nerci Ayuba 72 -

10 Wisda R. Moha 80 - 24 Merlin Dunggio 80

11 Uyan P. Natsir 65 - 25 Herlin Parera 85 -

12 Sri Yolanda 80 - 26 Supriani Nalia 70 -

13 Hijrah Dumbela 86 - 27 Elis Dunggio 80 -

14 Nindrawati J. 85 - 28 Sri Apriyani I. 82

Jumlah 1034 5 9 Jumlah 1090 8 6

Jumlah nilai : 2124

Jumlah nilai maksimal ideal : 2800

Rata-rata nilai tercapai : 75,86

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Berdasarkan data pada tabel 7 tentang nilai pos test siswa Kelas V

SDN 1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia setelah pelaksanaan

tindakan siklus I, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran aspek berbicara dengan

menggunakan metode sosiodrama yang telah dilakukan guru di Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah pelaksanaan

tindakan siklus I diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa adalah 75,86 dan

ketuntasan belajar mencapai 46,43 atau sudah terdapat 13 siswa dari 28 siswa

sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara klasikal siswa

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

74

belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 80 hanya sebesar

46,43%.

Berikut ini dapat dilihat rekapitulasi hasil pos test keterampilan

berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah setelah pelaksanaan tindakan

siklus I dalam tabel berikut ini.

Tabel 8

Rekapitulasi Nilai Pos Test Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus I

No Kategori Rentang

Nilai Frekuensi

Persentase

%

Rata-Rata

Nilai

1 Sangat Baik 90 - 100 0 0

2124

2800

2 Baik 75 - 89 15 53,57

3 Cukup 60 - 74 13 46,43

4 Kurang 40 - 59 0 0

5 Sangat Kurang 0 - 39 0 0

Jumlah 28 100 75,86

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai pos test siswa

Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah

pelaksanaan tindakan siklus I berada pada kategori cukup sejumlah 13 siswa

atau 46,43%, berada pada kategori baik sejumlah 15 siswa atau 53,57%, berada

pada kategori kurang tidak ada lagi atau 0%. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa nilai pos test siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia setelah pelaksanaan tindakan siklus I berada pada kategori

baik.

4.1.2.4 Tahap Analisis dan Refleksi Siklus 1

Refleksi tindakan kelas siklus I ini mendiskusikan hasil observasi tindakan

kelas yang telah dilakukan. Dari kegiatan refleksi ini diperoleh beberapa hal yang

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

75

dapat dicatat sebagai masukan untuk perbaikan pada tindakan selanjutnya yaitu

sebagai berikut; 1) Keadaan kelas masih gaduh pada saat pembelajaran

berlangsung; 2) Kebanyakan siswa tidak berani mengajukan pertanyaan walaupun

belum jelas; 3) Banyak siswa yang tidak memperhatikan pada saat kelompok yang

maju memerankan tokoh yang dalam naskah drama; 4) Keberanian siswa untuk

membuat kata-kata sendiri sesuai dengan naskah drama masih kurang; 5) Alokasi

waktu yang digunakan masih belum sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP); 6) Keaktifan berbicara didominasi oleh siswa yang pandai;

7) Pembelajaran sosiodrama belum dapat diterapkan secara maksimal.

Hasil analisis dan refleksi pada tindakan kelas siklus I dievaluasi bersama

peneliti bersama guru kelas. Hasil analisis tersebut diharapkan dapat mengatasi

kesalahan yang ada pada siklus I. Hasil analisis tersebut adalah sebagai

berikut: 1) Perlu adanya komunikasi yang ramah, terbuka dan komunikatif untuk

memberikan kesan bersahabat dan tidak menakutkan agar keberanian siswa untuk

berbicara dapat tumbuh; 2) Guru harus membimbing siswa secara menyeluruh;

3) Guru sesering mungkin untuk meningkatkan dan memotivasi aktivitas belajar

siswa; 4) Guru harus mampu mengendalikan kelas; 5) Alokasi waktu yang

direncanakan harus dilaksanakan seefektif mungkin.

4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II

Pelaksanaan tindakan siklus II juga dilakukan melalui 4 (empat) tahap

yaitu: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap pemantauan dan evaluasi, dan

tahap analisis dan refleksi yaitu sebagai berikut.

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

76

4.1.3.1 Tahap Perencanaan Siklus II

Berdasarkan hasil dari tindakan kelas siklus I, maka rencana tindakan

kelas siklus I perlu direvisi dan hasilnya akan digunakan sebagai acuan

pelaksanaan tindakan kelas siklus II.

Berbagai revisi yang disepakati bersama guru kelas yaitu: 1) Dalam setiap

pertemuan guru perlu mengoptimalkan pemberian motivasi untuk meningkatkan

aktivitas belajar siswa; 2) Skenario pembelajaran diupayakan lebih menarik lagi

agar minat dan semangat belajar siswa semakin meningkat; 3) Proses

pembelajaran harus berpusat pada siswa; 4) Guru lebih meningkatkan bimbingan

kepada siswa secara menyeluruh; 5) Pengefektifan alokasi waktu pembelajaran.

Pembelajaran tindakan kelas siklus II dilaksanakan berdasarkan hasil revisi

dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat yang dilaksanakan

selama 2 jam pelajaran dengan materi ajar yaitu teks drama “Jahil” (lampiran).

Pembelajaran juga menerapkan metode sosiodrama seperti pada tindakan kelas

siklus I.

4.1.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Tindakan pada siklus II adalah penyempurnaan tindakan pada siklus I.

Tindakan siklus II juga dilaksanakan dua kali pertemuan yaitu pertemuan 1 pada

hari jumat tanggal 20 April 2012 dan pertemuan 2 pada hari jumat tanggal 27

April 2012. Jumlah siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah yang hadir adalah

sebanyak 28 siswa.

Page 26: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

77

Tindakan siklus II pada pertemuan 1 yang dilaksanakan hari Jumat

tanggal 20 April 2012 pembelajaran dimulai dengan memberikan motivasi pada

siswa agar mempunyai semangat belajar sehingga dapat meningkatkan

kemampuan berbicaranya. Kegiatan selanjutnya adalah peneliti mengulas inti

materi pelajaran pertemuan sebelumnya. Sebagian siswa memperhatikan dan ada

beberapa siswa yang bertanya dari materi sebelumnya. Untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi, peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan

kepada siswa. Dari jawaban yang diberikan dapat diketahui bahwa sebagian siswa

sudah siap untuk belajar. Materi sebelumnya jelas, kemudian peneliti mulai masuk

ke sub pokok bahasan selanjutnya.

Berdasarkan hasil pengamatan, siswa mulai tenang dan tidak ramai,

kemudian peneliti meminta kelompok yang mendapat giliran maju ke depan untuk

memerankan tokoh sesuai dengan naskah drama. Pada saat kelompok memainkan

peran terlihat kelompok yang lain sudah mulai tenang dan memperhatikan

kelompok yang maju. Kemudian dilanjutkan tanya jawab, pada pertemuan ini

terlihat siswa sudah banyak yang berani mengajukan pertanyaan. Kelompok yang

maju sudah dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dengan lancar.

Kemudian peneliti memberikan penegasan terhadap meteri tersebut dan

dilanjutkan siswa dibantu peneliti menyimpulkan tentang materi yang telah

disampaikan.

Kegiatan selanjutnya diadakan post test untukk mengetahui hasil belajar

siswa. Siswa sudah tidak kaget lagi ketika diadakan post test karena mereka sudah

tahu sebelumnya dan siswa mulai paham dengan apa maksud setiap akhir tindakan

Page 27: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

78

dengan diberi post test. Setelah waktu yang diberikan habis, siswa mengumpulkan

jawabannya. Selama observasi berlangsung guru kelas dan peneliti memberikan

penilaian untuk aspek afektif dan kognnitif. Sebelumnya guru memberikan

motivasi pada siswa untuk giat belajar sebelum pelajaran berakhir.

Tindakan siklus II pada pertemuan 2 yang dilaksanakan hari Jumat

tanggal 27 April 2012 kegiatan pembelajaran dimulai dengan memberi motivasi

kepada siswa tentang pentingnya belajar bahasa Indonesia khususnya aspek

kemampuan berbicara baik dalam bidang akademik maupun dalam kehidupan

sehari-hari. Selain itu peneliti juga memberikan pujian kepada siswa yang

mendapat nilai baik dari hasil post test sebelumnya, dan bagi yang nilainya masih

kurang peneliti memberi motivasi lagi agar lebih semangat belajar.

Setelah itu peneliti memberikan gambaran secara umum tentang materi

yang akan dipelajari. Kesiapan siswa dalam menghadapi pelajaran sudah lebih

baik. Hal ini terbukti ketika peneliti memberikan pertanyaan-pertanyaan yang

mengarah pada materi siswa antusias untuk menjawab. Siswa sudah berani

menyampaikan ide atau gagasan dalam pembelajaran. Setelah itu peneliti meminta

kelompok yang mendapat giliran maju ke depan untuk memerankan tokoh yang

telah didapatkan. Pada saat kelompok memerankan tokoh drama terlihat

kelompok lain sudah tenang dan memperhatikan kelompok yang maju. Kemudian

dilanjutkan tanya jawab terlihat hampir seluruh siswa mengacungkan jari untuk

bertanya kemudian kelompok yang maju menunjuk siswa-siswa yang ingin

bertanya. Kelompok yang maju menjawab pertanyaan-pertanyaan yang

disampaikan selain itu kelompok yang tidak mendapat giliran maju mulai

Page 28: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

79

menanggapi dan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum

terjawab, disini terlihat diskusi yang sudah hidup. Kemudian peneliti memberikan

penegasan terhadap materi tersebut dan dilanjutkan siswa dibantu peneliti

menyimpulkan tenteng materi yang telah disampaikan.

Kemudian guru membagikan soal post test untuk dikerjakan masing-

masing siswa dan tidak diperbolehkan mengerjakan terlebih dahulu, siswapun

diam menunggu teman lain mendapatkan soal. Setelah semua siswa mendapatkan

soal siswa diberikan waktu selama 20 menit untuk mengerjakan, jawaban

dikumpulkan oleh salah satu siswa dan memberikannya pada guru. Begitu

pelajaran berakhir sebelumnya guru berpesan agar siswa senantiasa belajar

berbicara agar dapat meningkatkan prestasinya.

4.1.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi Siklus II

Pada siklus II masih dilakukan observasi untuk memperoleh data berupa

perilaku siswa selama mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode

sosiodrama, serta untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku siswa dari

siklus I. Observasi pada siklus II ini masih dilakukan peneliti dengan bantuan

guru mitra.

Sasaran observasi meliputi, 1) semangat siswa dalam mengikuti

pembelajaran, 2) keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran, 3) keaktifan

siswa dalam berdiskusi, 4) keaktifan siswa dalam bertanya, 5) kualitas pertanyaan

siswa, 6) kekritisan siswa, 7) kekreativan siswa dalam praktik berbicara,

8) perhatian siswa terhadap penampilan temannya, 9) tanggapan siswa terhadap

penampilan temannya, dan 10) keseriusan siswa saat tes berbicara.

Page 29: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

80

Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa semangat siswa dalam

mengikuti pembelajaran berbicara pada siklus II ini lebih baik dari pada siklus I.

Terlihat seluruh siswa bersemangat dalam mengikuti pembelajaran, siswa juga

tampak serius mengikuti pembelajaran. Siswa sudah mulai aktif bertanya dan

menanggapi penjelasan guru. Siswa yang aktif bertanya antara lain Rahman Laji,

Ardeani Popa, Nerci Ayuba dan Elis Dunggio. Kualitas pertanyaan yang diajukan

siswa sudah cukup baik, rata-rata mereka bertanya tentang bagaimana menghayati

kata-kata yang disampaikan dalam berbicara, cara pelafalan, dan menghubungkan

kalimat sesuai dengan pesan. Kekritisan siswa pada siklus II ini mencapai kategori

baik, hal ini berdasarkan hasil pengamatan, beberapa siswa sering menanggapi

penjelasan guru dan memberikan komentar terhadap penampilan temannya.

Saat berdiskusi, terlihat semangat siswa dan kerja sama yang cukup baik

di antara mereka. Ketika diminta maju memerankan tokoh sesuai dengan dialog

yang ada pada naskah drama, siswa tampak antusias mengerjakannya. Dialog-

dialog siswa sudah cukup baik, hanya beberapa siswa yang pilihan katanya kurang

tepat, tetapi sebagian besar sudah tepat. Siswa juga sudah mampu berbicara

dengan intonasi dan pelafalan yang tepat. Begitu juga dengan sikap yang mereka

tunjukkan saat berbicara sudah sesuai dengan penghayatan dan dikemukakan

secara runtut. Mereka juga sangat ekspresif ketika memerankan tokoh. Siswa yang

tidak maju terlihat memperhatikan penampilan temannya. Hampir semua siswa

memberikan tanggapan terhadap penampilan temannya.

Page 30: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

81

Pada siklus II ini kelas juga tampak lebih hidup, komunikasi antara guru

dengan siswa maupun antar siswa cukup baik. Guru senantiasa melakukan tanya

jawab dengan siswa peran guru di kelas sangat baik. Selama proses pembelajaran,

guru mampu memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Pengelolaan

kelas yang dilakukan guru semakin baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa tindakan

yang telah dilakukan pada siklus II mampu menggeser perilaku negatif siswa

menjadi perilaku positif.

Berdasarkan hasil tindakan pada siklus II diketahui bahwa siswa sangat

senang mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode sosiodrama. Mereka

mulai bisa menikmati pola pembelajaran yang diterapkan guru. Kebebasan yang

diberikan guru saat pembelajaran membuat mereka leluasa dalam belajar dan

berekspresi melalui kegiatan bermain peran. Jadi mereka mendapatkan

pengalaman yang bermakna setelah mengikuti pembelajaran berbicara dengan

metode sosiodrama.

Ketika ditanya tentang perasaan mereka mengikuti pembelajaran bahasa

Indonesia, semuanya mengaku senang. Mereka mengaku senang dengan cara

mengajar guru yang sering diselingi humor, juga terhibur dengan penampilan

siswa lain saat memerankan tokoh. Mereka juga sangat termotivasi dalam

berbicara, karena mereka akan merasa malu ketika melakukan kesalahan di depan

teman-temannya. Ketika diminta berbicara di depan kelas, mereka tidak takut lagi,

dua di antara ketiga siswa yang diwawancarai mengaku sudah percaya diri dalam

berbicara di depan kelas.

Page 31: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

82

Pada siklus II ini kesulitan-kesulitan yang dialami siswa sudah dapat

diatasi. Perbendaharaan kata siswa semakin bertambah, mereka sudah bisa

melafalkan bunyi-bunyi kata-kata dengan intonasi yang tepat, sehingga mereka

sudah mampu berbicara dengan lancar. Tetapi mereka masih kesulitan menyusun

kalimat yang baik dan benar. Selain itu, mereka masih bingung memilih kata yang

sesuai dengan lawan bicara mereka. Siswa yang nilai tesnya rendah mengaku

kesulitan dalam pelafalan dengan intonasi yang tepat. Meskipun sebagian besar

siswa sudah meningkat keterampilan berbicara, mereka masih ingin menambah

perbendaharaan kata bahasa Indonesia, agar lebih baik dalam berbicara.

Data pemantauan dan evaluasi terkait dengan kegiatan pembelajaran pada

siklus I ini dapat dilihat pada aspek hasil penelitian berikut.

1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru

Kegiatan guru pada siklus II juga diamati dengan menggunakan lembar

pengamatan yang berpedoman pada format penilaian yang tersedia meliputi 12

(dua belas) kriteria penilaian, sebagaimana terlampir. Berdasarkan penilaian

pengamat diperoleh data sebagaimana nampak pada tabel berikut ini.

Tabel 9

Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus II

No. Rentang

Nilai

Kategori

Penilaian Jumlah

Persentase

(%)

1. 90 – 100 Sangat Baik 6 50,00

2. 75 – 89 Baik 6 50,00

3. 60 – 74 Cukup Baik 0 0

4. 40 – 59 Kurang Baik 0 0

5. 0 - 39 Tidak Baik 0 0

Jumlah Total 12 100

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Page 32: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

83

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan

berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah melalui metode sosiodrama,

diperoleh hasil pengamatannya bahwa semua aspek pembelajaran tersebut

di atas dilaksanakan oleh guru dengan sangat baik. Hal ini dapat dijelaskan dari

12 (dua belas) kriteria kegiatan guru yang dinilai terdapat 6 aspek (50%) yang

mendapat penilaian dengan kategori sangat baik dalam hal: menarik perhatian

siswa dan membangkitkan motivasi belajarnya, menjelaskan prosedur

pembelajaran yang akan dilaksanakan, kejelasan suara, kesesuaian penggunaan

metode sosiodrama dengan pokok bahasan, Kejelasan dalam menerangkan

materi dalam bermain drama serta kejelasan dalam memberikan contoh, dan

meninjau kembali pembelajaran yang telah dilakukan dan memberikan

kesempatan bertanya kepada siswa. Sementara kemampuan menggunakan

media, keterampilan dan ketepatan menggunakan metode sesuai dengan

prosedur, melakukan evaluasi, menutup kegiatan pembelajaran dengan

memberikan tugas kepada siswa berada pada kategori baik.

2. Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa

Data hasil pengamatan kegiatan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

terkait dengan peningkatan keterampilan berbicaranya melalui metode

sosiodrama pada siklus II, diperoleh dengan menggunakan lembar pengamatan

kegiatan siswa berdasarkan 4 (empat) aspek yang diamati yaitu: menghayati

kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai pesan dengan

Page 33: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

84

lancar, pengucapan dengan intonasi yang tepat, dan keruntutan dan keberanian

dalam berbicara yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran.

Pengamatan pada siklus II ini juga menggunakan checklist (), dengan

tujuan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam berbicara saat

pembelajaran pada masing-masing aspek yang dinilai. Lembar pengamatan

kegiatan siswa diberikan kepada guru mitra dan harus diisi semua tanpa

terkecuali.

Berdasarkan hasil pengamatan kegiatan siklus I dengan menggunakan

lembar pengamatan kegiatan siswa pada masing-masing aspek yang diamati

diperoleh hasil sebagai berikut.

a. Menghayati kata-kata yang disampaikan

Hasil tindakan siklus II pada aspek menghayati kata-kata yang

disampaikan dalam bermain drama oleh siswa Kelas V SDN 1 Biluhu

Tengah diperoleh data bahwa keterampilan siswa berbicara pada aspek ini

untuk kategori sangat baik belum ada siswa yang mencapainya atau 0%.

Kategori baik dicapai 23 siswa atau 82,14%. Untuk kategori cukup 5 siswa

atau 17,86%. Sedangkan siswa yang mendapatkan kategori kurang dan

sangat kurang tidak ada lagi atau 0%.

Dengan demikian rata-rata nilai keterampilan siswa Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah dalam berbicara pada aspek menghayati kata-kata yang

disampaikan berada pada kategori baik dengan persentase 82,14%.

Page 34: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

85

b. Menghubungkan kalimat sesuai pesan dengan lancar

Hasil tindakan siklus II pada aspek ini diperoleh data bahwa

keterampilan siswa berbicara untuk kategori sangat baik belum ada siswa

yang mencapainya atau 0%. Kategori baik dicapai 25 siswa atau 89,29%.

Untuk kategori cukup dicapai 3 siswa atau 10,71%. Sedangkan siswa yang

mendapatkan kategori kurang dan sangat kurang tidak ada lagi atau 0%. Jadi

rata-rata nilai keterampilan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam

berbicara pada aspek ini berada pada kategori baik dengan persentase

89,29%.

c. Pengucapan dengan intonasi yang tepat

Hasil tindakan siklus II pada aspek ini diperoleh data bahwa

keterampilan siswa berbicara untuk kategori sangat baik belum ada siswa

yang mencapainya atau 0%. Kategori baik dicapai 25 siswa atau 89,29%.

Untuk kategori cukup dicapai 3 siswa atau 10,71%. Sedangkan siswa yang

mendapatkan kategori kurang dan sangat kurang tidak ada lagi atau 0%. Jadi

rata-rata nilai keterampilan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam

berbicara pada aspek ini berada pada kategori baik dengan persentase

89,29%.

d. Keruntutan dan keberanian dalam berbicara

Hasil tindakan siklus II pada aspek ini diperoleh data bahwa

keterampilan siswa berbicara untuk kategori sangat baik belum ada siswa

yang mencapainya atau 0%. Kategori baik dicapai 23 siswa atau 82,14%.

Untuk kategori cukup dicapai 5 siswa atau 17,86%. Sedangkan siswa yang

Page 35: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

86

mendapatkan kategori kurang dan sangat kurang tidak ada lagi atau 0%. Jadi

rata-rata nilai keterampilan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam

berbicara pada aspek ini berada pada kategori baik dengan persentase

82,14%.

Untuk lebih jelasnya keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1

Biluhu Tengah setelah dilakukan tindakan siklus II berdasarkan 4 (empat)

aspek yang diamati yaitu: menghayati kata-kata yang disampaikan,

menghubungkan kalimat sesuai pesan dengan lancar, pengucapan dengan

intonasi yang tepat, dan keruntutan dan keberanian dalam berbicara dapat

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 10

Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Siklus II

No Indikator

Hasil Capaian

Sangat

Baik Baik Cukup Kurang

Sangat

Kurang

Jlh % Jlh % Jlh % Jlh % Jlh %

1 Menghayati

kata-kata yang

disampaikan

0 0 23 82,14 5 17,86 0 0 0 0

2 Menghubungkan

kalimat sesuai

pesan

0 0 25 89,29 3 10,71 0 0 0 0

3 Pengucapan

dengan intonasi

yang tepat

0 0 25 89,29 3 10,71 0 0 0 0

4 Keruntutan dan

keberanian

dalam berbicara

0 0 23 82,14 5 17,86 0 0 0 0

Rata-Rata 0 0 24 85,71 4 14,29 0 0 0 0

Persentase Rata-Rata 0% 85,71% 14,29% 0% 0%

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Page 36: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

87

Data pada tabel 10 di atas menunjukkan bahwa keterampilan berbicara

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah setelah dilaksanakan tindakan siklus II

untuk kategori baik sudah terdapat 24 siswa atau dengan persentase 85,71%.

Kategori cukup tinggal sejumlah 4 siswa atau dengan persentase 14,29%.

Untuk kategori kurang dan sangat kurang tidak ada. Begitu juga kategori

sangat baik belum ada yang mencapainya. Hasil tersebut juga dapat dilihat

pada grafik 3 berikut ini.

0

85.71

14.29

0 00

20

40

60

80

100

Prosentase (%)

Sangat

Baik

Baik Cukup Kurang Sangat

Kurang

Kategori

Grafik 3. Keterampilan Berbicara Siswa Siklus II

Grafik 3 di atas terlihat batang untuk kategori baik adalah yang paling

tinggi, yaitu pada angka 85,71%. Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan

siswa dalam berbicara setelah diadakan tindakan siklus II mengalami

peningkatan sudah berada pada kategori baik, yaitu ada 24 siswa atau 85,71%

yang sudah baik dalam berbicara, dan selebihnya da 4 siswa berada pada

kategori cukup, yaitu 14,29%. Sedangkan untuk kategori sangat baik, kategori

kurang dan sangat kurang tidak ada atau 0%.

Page 37: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

88

Kegiatan dilanjutkan dengan pos test. Berdasarkan hasil pos test siswa

setelah diadakan tindakan siklus II sudah hampir semua siswa tuntas dalam

belajar sesuai dengan kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Hasil pos test yang

dilakukan guru pada siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah tanggal 27 April

2012, diperoleh data bahwa dari 28 siswa sudah terdapat 24 siswa yang tuntas,

sementara selebihnya masih terdapat 4 siswa yang belum mencapai ketuntasan

belajar. Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini nilai pos test

yang diberikan guru pada siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2011/2012 setelah pelaksanaan tindakan

siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 11

Nilai Pos Test Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

No Nama Siswa Nilai

Kriteria

Nilai No Nama Siswa Nilai

Kriteria

Nilai

T TT T TT 1 Abas Akoli 85 - 15 Mukrain Ain 85 -

2 Rizal Abdul 85 - 16 Hariyanti Bano 87 -

3 Raski Apadu 85 - 17 Mislan Rahmawati 85 -

4 Fitran Ahmad 90 - 18 Helmilia Ahmad 82 -

5 Samsul Jinaba 85 - 19 Apriyunita Saleh 83 -

6 Rahim Laji 73 - 20 Anggun Fitra M. 85 -

7 Rahman Laji 83 - 21 Ardeani J. Popa 85 -

8 Aldo Parera 73 - 22 Kasmin Yones 90 -

9 Marlina Apadu 85 - 23 Nerci Ayuba 82 -

10 Wisda R. Moha 82 - 24 Merlin Dunggio 88 -

11 Uyan P. Natsir 75 - 25 Herlin Parera 93 -

12 Sri Yolanda 85 - - 26 Supriani Nalia 75 -

13 Hijrah Dumbela 92 - 27 Elis Dunggio 85 -

14 Nindrawati J. 85 - 28 Sri Apriyani I. 85 -

Jumlah 1163 11 3 Jumlah 1190 13 1

Jumlah nilai : 2353

Jumlah nilai maksimal ideal : 2800

Rata-rata nilai tercapai : 84,04

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Page 38: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

89

Berdasarkan data pada tabel 11 tentang nilai pos test siswa Kelas V

SDN 1 Biluhu Tengah Mata Pelajaran Bahasa Indonesia setelah pelaksanaan

tindakan siklus II, dapat dijelaskan bahwa pembelajaran aspek berbicara

dengan menggunakan metode sosiodrama yang telah dilakukan guru di Kelas

V SDN 1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah

pelaksanaan tindakan siklus II diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa

adalah 84,04 dan ketuntasan belajar mencapai 85,71 atau sudah terdapat 24

siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa

secara klasikal siswa sudah tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh nilai

≥ 80 sudah mencapai 85,71%.

Berikut ini dapat dilihat rekapitulasi hasil pos test keterampilan

berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah setelah pelaksanaan tindakan

siklus II dalam tabel berikut ini.

Tabel 12

Rekapitulasi Nilai Pos Test Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

Setelah Pelaksanaan Tindakan Siklus II

No Kategori Rentang

Nilai Frekuensi

Persentase

%

Rata-Rata

Nilai

1 Sangat Baik 90 - 100 0 0

2353

2800

2 Baik 75 - 89 24 85,71

3 Cukup 60 - 74 4 14,29

4 Kurang 40 - 59 0 0

5 Sangat Kurang 0 - 39 0 0

Jumlah 28 100 84,04

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahwa nilai pos test siswa

Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah

pelaksanaan tindakan siklus II berada pada kategori baik yaitu sejumlah 24

Page 39: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

90

siswa atau 85,71%, berada pada kategori cukup sejumlah 4 siswa atau 14,29%,

berada pada kategori kurang tidak ada lagi atau 0%. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa nilai pos test siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah pelaksanaan tindakan siklus II

mengalami peningkatan yaitu berada pada kategori baik.

4.1.3.4 Tahap Analisis dan Refleksi Siklus II

Refleksi terhadap hasil tindakan kelas siklus 2 dilaksanakan setelah

pelaksanaan tindakan siklus 2 pertemuan kedua berakhir. Kegiatan refleksi ini

mendiskusikan hasil observasi tindakan yang dilakukan.

Refleksi pada pertemuan pertama, ada beberapa hal yang diperoleh dari

kegiatan refleksi sebagai masukan perbaikan pada tindakan pertemuan

selanjutnya, yaitu: 1) Pembelajaran siklus 2 lebih baik jika dibanding dengan

pembelajaran tindakan kelas siklus I; 2) Siswa mengalami peningkatan keberanian

bertanya, meskipun masih terbatas; 3) Keberanian siswa untuk mengeluarkan ide

atau gagasan dan mengajukan pertanyaan mulai meningkat; 4) Siswa yang semula

malu-malu dan takut bertanya menjadi lebih berani dan percaya diri;

5) Kemampuan siswa sudah terlihat mulai meningkat, ini terlihat pada hasil yang

dicapai oleh siswa.

Dari hasil refleksi pertemuan tersebut, maka dievaluasi bersama dengan

guru kelas dan diperoleh kesepakatan sebagai berikut: 1) Dorongan dan

bimbingan kepada siswa perlu ditingkatkan karena masih ada siswa yang kurang

semangat dalam mengikuti pelajaran; 2) Memperbaiki komunikasi dengan

Page 40: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

91

pembelajaran terbuka, bersahabat dan menyenangkan; 3) Lebih menghargai dan

merespon pendapat siswa dengan baik.

Dari hasil refleksi pertemuan kedua diperoleh hasil beberapa hal, yaitu:

1) Pembelajaran pada tindakan kelas siklus II pertemuan 2 jauh lebih baik

dibanding pada pertemuan pertama; 2) Keberanian siswa dalam bertanya,

menyampaikan ide atau gagasan mengalami peningkatan; 3) Pemusatan perhatian

siswa sudah baik; 4) Pembelajaran dengan metode sosiodrama diterapkan dengan

optimal, terbukti siswa sudah lebih paham dalam memerankan tokoh yang ada

dalam naskah drama dibandingkan pada pertemuan sebelumnya, pada pertemuan

ini hampir semua siswa berpartisipasi aktif dalam pembelajaran yang akan terlihat

pada hasil belajar yang dicapai; 5) Pembelajaran dengan metode sosiodrama

memberikan manfaat bagi adanya peningkatan pada banyak hal baik dari segi

siswa, guru, maupun proses pembelajaran pada setiap siklus.

Hasil analisis dan refleksi pada tindakan kelas siklus 2 dievaluasi bersama

guru kelas dan diperoleh hasil yaitu: 1) Keaktifan siswa dalam pembelajaran

mengalami peningkatan yang sangat memuaskan dan siswa tidak takut lagi

mengemukakan pendapat; 2) Hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang

sangat berarti, ini terlihat pada hasil nilai siklus yang makin meningkat; 3) Dengan

penerapan metode sosiodrama dalam pembelajaran bahasa Indonesia secara benar

dan optimal, melibatkan siswa secara aktif belajar berbicara.

Berdasarkan pembelajaran secara keseluruhan dari tindakan kelas siklus I

sampai berakhirnya tindakan kelas siklus II, usaha untuk mengatasi permasalahan

Page 41: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

92

yaitu rendahnya kemampuan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

melalui metode sosiodrama sudah mengalami peningkatan.

4.2 Pembahasan

Pembahasan pada penelitian ini meliputi pembahasan peningkatan

kemampuan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dan perubahan

perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran berbicara dengan metode

sosiodrama.

Pembahasan hasil penelitian ini berdasarkan hasil penelitian yang telah

diperoleh, meliputi hasil Observasi awal, siklus I dan siklus II. Penelitian tindakan

kelas ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Pembahasan hasil

penelitian mengacu pada nilai hasil keterampilan berbicara dicapai siswa Kelas V

SDN 1 Biluhu Tengah melalui metode sosiodrama. Aspek-aspek yang dinilai

meliputi aspek menghayati kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat

sesuai pesan dengan lancar, pengucapan dengan intonasi yang tepat ketika

berbicara, keruntutan dan keberanian dalam berbicara.

Sebelum dilaksanakan pembelajaran berbicara dengan menggunakan

metode sosiodrama, terlebih dahulu dilakukan kegiatan Observasi awal untuk

mengetahui kondisi awal siswa, yaitu bagaimana keterampilan berbicara siswa

Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah. Kegiatan Observasi awal dilakukan dengan

memberikan tes awal (pre test). Setelah mengetahui hasil tes Observasi awal,

peneliti melakukan tindakan siklus I dan siklus II, yaitu pembelajaran berbicara

dengan menggunakan metode sosiodrama.

Page 42: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

93

Guru dalam memulai pembelajaran baik siklus I maupun siklus II selalu

mempresensi siswa terlebih dahulu, selanjutnya melakukan apersepsi dengan

menanyakan keadaan siswa untuk menciptakan suasana komunikatif antara guru

dengan siswa. Guru juga menyelingi dengan humor untuk menumbuhkan

semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara.

Sebelum masuk ke materi, guru mengarahkan siswa ke pokok bahasan

berbicara dengan tanya jawab tentang pengetahuan dan pengalaman siswa yang

berkaitan dengan materi. Setelah siswa terpancing dengan pokok bahasan yang

akan diberikan, guru mulai menyampaikan tujuan pembelajaran hari itu dan

kegiatan yang akan dilakukan selama dua jam pelajaran.

Pada kegiatan inti dari proses pembelajaran ini, guru membagi siswa

menjadi 7 kelompok. Satu kelompok terdiri dari 4 orang sesuai dengan tempat

duduknya. Selanjutnya kepada masing-masing kelompok, guru memberikan

contoh naskah drama. Masing-masing kelompok diminta untuk maju dan

memerankan teks drama tersebut. Penampilan diamati dan dinilai oleh guru

sebagai nilai tes awal. Selanjutnya guru menyampaikan materi tentang

kemampuan berbicara dengan aspek yang perlu diperhatikan adalah menghayati

kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai pesan dengan lancar,

pengucapan dengan intonasi yang tepat ketika berbicara, keruntutan dan

keberanian dalam berbicara.

Tugas kelompok selanjutnya adalah mendramatisasikan sebuah masalah

sosial yang dekat dengan kehidupan mereka dan masalah tersebut sudah mereka

pelajari sebelumnya. Setelah teks drama ditentukan, tiap kelompok maju dan

Page 43: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

94

mempraktekkannya di depan kelas. Setiap satu kelompok selesai, dilakukan

diskusi untuk menanggapi penampilan kelompok tersebut. Guru memberikan

penegasan atas hasil diskusi siswa. Kegiatan selanjutnya adalah tes kemampuan

berbicara. Tes dilakukan secara berkelompok, dengan mendramatisasikan dan

memerankan sebuah masalah sosial yang ada dalam naskah drama yang sudah

dipilih. Guru menilai keterampilan berbicara siswa saat tampil di depan kelas.

Hasil tes yang diperoleh merupakan nilai keterampilan berbicara setelah dilakukan

pembelajaran berbicara dengan metode sosiodrama. Hasil tes keterampilan

berbicara dan ketuntasan belajar siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 13

Rekapitulasi Peningkatan Keterampilan Berbicara dan Ketuntasan Belajar

Siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

No Kegiatan

Pembelajaran

Peningkatan

Keterampilan Berbicara

Peningkatan Ketuntasan

Belajar

Jumlah

(Siswa)

Persentase

(%) Kategori

Jumlah

(Siswa)

Persentase

(%) Kategori

1 Observasi

awal 14 50,00 Kurang 6 21,43 Tuntas

2 Siklus I 23 82,14 Cukup 13 46,43 Tuntas

3 Siklus II 24 85,71 Baik 24 85,71 Tuntas

Sumber Data: Olahan Data Primer, 2012

Data pada tabel 13 di atas merupakan rekapitulasi hasil tes keterampilan

berbicara Observasi awal, siklus I dan siklus II. Dari tabel tersebut dapat dilihat

bahwa rata-rata keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah

mengalami peningkatan dari Observasi awal, siklus I dan siklus II. Pada

Observasi awal keterampilan berbicara siswa yang diamati pada aspek:

Page 44: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

95

menghayati kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai pesan,

pengucapan dengan intonasi yang tepat, keruntutan dan keberanian dalam

berbicara diperoleh data dari 28 siswa hanya terdapat 2 orang siswa atau 7,14%

yang mencapai kategori baik, 12 siswa atau 42,86% yang mencapai kategori

cukup, dan 14 siswa atau 50% yang mencapai kategori cukup. Hal ini

menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam berbicara pada Observasi awal

berada pada kategori kurang dengan nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa

adalah 66,0 dan ketuntasan belajar mencapai 21,43%. Berdasarkan hasil tersebut,

diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa masih tergolong rendah.

Keterampilan siswa dan pola pembelajaran guru yang menjadi penyebab utama

kondisi ini. Keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah masih

rendah. Keterampilan dalam menghayati kata-kata yang disampaikan,

menghubungkan kalimat sesuai pesan, pengucapan dengan intonasi yang tepat,

keruntutan dan keberanian dalam berbicara kurang. Guru selama ini dalam

pembelajarannya masih cenderung pada pola pembelajaran konvensional.

Hasil tindakan siklus I keterampilan berbicara siswa yang diamati pada

aspek: menghayati kata-kata yang disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai

pesan, pengucapan dengan intonasi yang tepat, keruntutan dan keberanian dalam

berbicara meningkat yaitu dari 28 siswa sudah terdapat 23 siswa atau 82,14%

berada pada kategori cukup dan 5 siswa atau 17,86% berada pada kategori baik.

Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam berbicara pada siklus I

berada pada kategori cukup dengan nilai rata-rata hasil belajar yang dicapai siswa

adalah 75,86 dan ketuntasan belajar mencapai 46,43%. Namun hasil siklus I

Page 45: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

96

ternyata belum memenuhi target pencapaian ketuntasan belajar, oleh karena itu

dilakukan tindakan siklus II.

Setelah dilaksanakan tindakan siklus II keterampilan berbicara siswa

mengalami peningkatan berada pada kategori baik yaitu sudah terdapat 24 siswa

atau 85,71% siswa yang sudah baik dalam menghayati kata-kata yang

disampaikan, menghubungkan kalimat sesuai pesan, pengucapan dengan intonasi

yang tepat, keruntutan dan keberanian dalam berbicara. Peningkatan keterampilan

berbicara siswa ini juga diikuti dengan peningkatan ketuntasan belajar yang

dicapai siswa yaitu dari Observasi awal siswa yang tuntas belajar hanya mencapai

21,43% atau 6 siswa. Setelah dilaksanakan tindakan siklus I ketuntasan belajar

mengalami peningkatan yaitu sudah terdapat 13 siswa atau 46,43% yang tuntas

dalam belajar. Dilanjutkan dengan siklus II mengalami peningkatan yang

signifikan dimana sudah terdapat 24 siswa atau 85,71% yang tuntas dalam belajar.

Peningkatan keterampilan berbicara dan ketuntasan belajar yang dicapai

siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah setelah dilaksanakan tindakan merupakan

bukti keberhasilan metode sosiodrama dalam meningkatkan kemampuan siswa

dalam berbicara. Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan metode sosiodrama,

kemampuan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah masih kurang, setelah

dilaksanakan pembelajaran dengan metode sosiodrama pada siklus I dan siklus II,

kemampuan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah mengalami

peningkatan. Pada siklus I masih pada kategori cukup, setelah dilakukan

perbaikan pada siklus II kemampuan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu

Page 46: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

97

Tengah menjadi baik. Untuk lebih jelasnya hasil tersebut dapat dilihat pada grafik

berikut ini.

Peningkatan kemampuan siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah dalam

berbicara diikuti dengan perubahan perilaku siswa. Sebelum dilakukan tindakan,

kondisi awal menunjukkan lebih dari 50% siswa kurang bersemangat dalam

mengikuti pembelajaran. Ketika diminta praktik berbicara, mereka mengeluh dan

terlihat malas. Mereka mengaku kurang berminat dengan pembelajaran bahasa

Indonesia, khususnya berbicara, karena menurut mereka sangat sulit. Pada siklus I

siswa masih menunjukkan sikap negatif dalam menerima pelajaran. Masih ada

beberapa siswa yang tidak disiplin dalam mengikuti pembelajaran. Perhatian

siswa belum terfokus pada pembelajaran dan mereka belum berani menanggapi

penjelasan guru. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata mereka masih bingung

dengan metode sosiodrama yang diterapkan guru. Siswa juga mengaku kesulitan

berbicara bahasa.

Masalah-masalah yang muncul pada siklus I, menjadi dasar bagi guru

untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Pada siklus II pembelajaran

dengan metode sosiodrama masih dilakukan. Perbaikan dilakukan dengan

memberikan contoh cara menghayati kata-kata yang disampaikan,

menghubungkan kalimat sesuai pesan, pengucapan dengan intonasi yang tepat,

keruntutan dan keberanian dalam berbicara. Guru juga memberi latihan-latihan

untuk meningkatkan penguasaan kosakata dan penyusunan kalimat yang efektif.

Pada siklus II ini lebih ditekankan adanya komunikasi antara guru dengan siswa

sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

Page 47: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi …eprints.ung.ac.id/5953/9/2012-1-86206-151410316-bab4-16082012071212.pdfTengah berpedoman pada rencana pelaksanaan pembelajaran

98

Hasil observasi menunjukkan adanya perubahan perilaku negatif siswa

menjadi perilaku positif. Berarti perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru pada

siklus II ini membawa pengaruh positif pada siswa. Semangat dan keaktifan siswa

dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Siswa sudah berani bertanya maupun

memberikan tanggapan atas penjelasan guru atau saat siswa lain bermain drama.

Perilaku positif selama proses pembelajaran sangat mempengaruhi keterampilan

berbicara siswa. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil tes berbicara dari

Observasi awal, siklus I dan siklus II.

Berdasarkan data peningkatan hasil tes dan perubahan perilaku siswa yang

dijelaskan di atas, membuktikan keefektifan metode sosiodrama dalam

meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah.

Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi: “Jika guru menggunakan

metode sosiodrama dalam pembelajaran, maka keterampilan berbicara siswa

Kelas V SDN 1 Biluhu Tengah Kecamatan Biluhu Kabupaten Gorontalo akan

meningkat” dapat diuji dan dibuktikan kebenarannya.