bab ii kajian pustaka -...
TRANSCRIPT
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Kajian teori berisi tentang semua teori yang behubungan dengan penelitian
tindakan kelas yang dibuat oleh peneliti. Dalam kajian teori berikut akan
membahas mengenai variabel X (model pembelajaran picture and picture) dan
variabel Y (hasil belajar). Berikut uraian mengenai hasil belajar dan model
pembelajaran picture and picture.
2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan
atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „scince‟. Kata „science‟sendiri
berasal dari kata dalam Bahasa latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. „Science‟
terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu
pengetahuan alam) (Trianto 2010:136).
Ilmu pengetahuan Alam menurut Samatowa (2011:3) merupakan
terjemahan dari bahasa Inggris yaitu natural science. Natural artinya alam dan
science artinya ilmu pengetahuan, jadi Ilmu Pengetahuan Alam atau science itu
pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari
tentang alam.
Menurut Rustaman, dkk (2008:5) IPA adalah produk, proses dan
penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya.
Produk IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat melalui
proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific
methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).
Cakupan yang terdapat dalam IPA meliputi alam semesta keseluruhan,
benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan luar angkasa,
baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.
Oleh karena itu, secara umum IPA dipahami sebagai ilmu kealaman, yaitu ilmu
tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Secara
umum IPA dipahami sebagai illmu lahir dan berkembang lewat langkah-langkah
7
observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui
eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep (Trianto
2010:141).
Dari beberapa pengertian IPA diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA
adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan dunia zat yang merupakan hasil
dari kegiatan manusia melalui metode ilmiah yang berupa pengetahuan, gagasan
dan konsep yang di dalamnya terdiri dari produk, proses dan penerapannya.
2.1.2 Perlunya IPA Diajarkan di SD
Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar.
Menurut Samatowa (2011:4) ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata
pelajaran itu dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat
digolongkan menjadi empat golongan sebagai berikut.
a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan
panjang lebar. Kesejahteraan materil bangsa banyak sekali tergantung pada
kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar
teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
Pengetahuan dasar teknologi adalah IPA.
b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis.
c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh
anak , maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan saja.
d) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi
yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar
artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu rasional,
yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh
akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau
sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.
8
2.1.3 Pembelajaran IPA di SD
Menurut Sanjaya (2006:101) pembelajaran adalah proses penambahan
informasi dan kemampuan/kompetensi baru. Ketika seorang guru berpikir
informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu
juga berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
Pembelajaran menurut Hamalik (2011:50) adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi mencapi tujuan pembelajaran.
Pembelajaran menurut komalasari (2011:3) adalah suatu sistem atau
proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,
dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Dari beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses penambahan
kemampuan baru sebagai sebuah strategi yang direncanakan atau didesain dan
digunakan oleh guru untuk menyusun sebuah kombinasi meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapi tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pembelajaran IPA dalam BNSP (2006:161) menekankan pada pemberian
pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA
sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (scientific inquiry) untuk
menumbuhkan kemapuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta
mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses
ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai
produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep,
prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto 2010:141).
9
Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD adalah ilmu pengetahuan yang
mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses ilmiah berupa konsep,
prinsip dan teori yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung
untuk mengembangkan potensi siswa.
Menurut BNSP (2006:162) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA
yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,
menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Menurut BNSP (2006:162) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI
meliputi aspek-aspek berikut.
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan Interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana.
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya.
Berdasarkan penjabaran diatas maka Standar Kompetesi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam silabus yang akan digunakan
dalam mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut.
10
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)
4. Memahami berbagai cara gerak
benda, hubungannya dengan energi
dan sumber energi.
4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan
tentang pengaruh energi panas, gerak,
getaran dalam kehidupan sehari-hari.
4.3 Mengidentifikasi sumber energi dan
kegunaannya.
2.2 Model Pembelajaran Picture and Picture
Mills (dalam Suprijono 2009:45) berpendapat bahwa model adalah bentuk
representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau
sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan
interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa
sistem.
Menurut Suprijono (2009:45-46) model pembelajaran merupakan landasan
praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar
yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan
implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat
diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,
mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.
Menurut Arends (dalam Suprijono 2009:46) Model pembelajaran ialah
pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Hal ini
sesuai dengan pemikiran Joyce (dalam Trianto 2010:51) bahwa “Each model
guides us as we design instruction to help students achieve various objectives”.
Maksud kutipan tersebut adalah bahwa setiap model mengarahkan kita dalam
merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran.
Dari beberapa pengertian di atas menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan
11
kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran.
Menurut Hamdani (2011:89) model pembelajaran picture and picture
adalah “model pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan logis”. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif,
kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran.
Menurut Ahmadi (2011:58) Picture and Picture adalah suatu model
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan
logis. Picture and picture ini berbeda dengan media gambar dimana picture and
picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang
menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh
yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya
penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami
konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis.
Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan suatu model
pembelajaran menggunakan media gambar. Diantara media pendidikan, gambar
merupakan media yang paling sering dipakai. Media gambar merupakan suatu alat
peraga berupa media yang termasuk media visual dimana pesan yang akan
disampaikan dituangkan kedalam simbouk media visual dimana pesan yang akan
disampaikan dituangkan kedalam simbol komunikasi visual diam atau tidak
bergerak. Media gambar terdiri dari dua dimensi, mempunyai panjang dan lebar.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa model pembelajaran picture and picture merupakan model pembelajaran
menggunakan media gambar yaitu media yang dapat dinikmati oleh indera dan
berupa kartu dalam bentuk carta ukuran besar yang dipasangkan/diurutkan
menjadi urutan logis.
12
2.2.1 Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Picture and Picture
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut
Hamdani (2011:89) adalah sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka
siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping
itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD,
sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta
didik.
2) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum
permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat
dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik
perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang
baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih
jauh tentang materi yang dipelajari.
3) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan
materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif
dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan
oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar kita akan
menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang
diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat
memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau
demontrasi yang kegiatan tertentu.
4) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan
gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,
karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa
terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa
memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang
sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.
13
5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan
urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan
cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah
sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu
sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.
6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan
Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam
proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-
penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,
menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal
tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.
Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.
7) Guru menyampaikan kesimpulan. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa
mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.
Menurut Hanafiah (2010:42) langkah-langkah model pembelajaran picture
and picture adalah sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
4) Guru menunjuk atau memanggil peserta didik secara bergantian memasang dan
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan/rangkuman.
Menurut Lusita (2011:77) langkah-langkah yang dapat dilakukan pada
model pembelajaran picture and picture sebagai berikut.
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
14
4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau
mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan dan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan dan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep
atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Kesimpulan berupa rangkuman.
Menurut Suprijono (2010:125-126) langkah-langkah model pembelajaran
picture and picture adalah sebagai berikut.
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b) Menyajikan materi sebagai pengantar.
c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi.
d) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g) Kesimpulan/rangkuman.
Dari beberapa langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas maka dapat
diambil kesimpulan tentang langkah-langkah model pembelajaran picture and
picture.Pada awal pertemuan guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,
menyajikan materi sebagai pengantar, guru menunjukkan/memperlihatkan
gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi, guru menunjuk/memanggil
siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan
yang logis, guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut,
kemudian dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan membuat
kesimpulan/rangkuman.
2.2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran Picture and Picture
Menurut Hamdani (2011:89) model pembelajaran picture and picture
memiliki ciri-ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang
15
digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses
pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,
berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan kreatif, setiap pembelajarnya
harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau
dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau
cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Sehinngga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam
bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT
dapat menggunakan Power Point atau software yang lain.
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut.
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2) Melatih berpikir logis dan sistematis.
3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek
bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.
4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat.
Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut.
1) Memakan banyak waktu.
2) Banyak siswa yang pasif.
3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.
5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.
6) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2.2.4 Sintaks Model Pembelajaran Picture and Picture
Pembelajaran dengan model pembelajaran picture and picture menurut Agus
Suprijono (2010) dalam Cooperative Learning. Berikut ini merupakan langkah-
langkahnya.
16
Tabel 2.2
Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
NO TAHAP KEGIATAN
1. Kegiatan Awal - Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
- Menyajikan materi sebagai pengantar
- Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
2. Kegiatan Inti - Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi
urutan yang logis.
- Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
- Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan
gambar tersebut.
3. Kegiatan Akhir - Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai
menanamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
- Kesimpulan/rangkuman
2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam Standar
Proses
Berikut ini merupakan penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan model
pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut.
Tabel 2.3
Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam Standar Proses
NO TAHAP KEGIATAN
1. Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam.
2. Guru mengabsensi siswa.
3. Guru melakukan motivasi dan apersepsi
kepada siswa.
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Inti :
Eksplorasi
1. Guru menyampaikan materi sebagai
pengantar.
2. Guru bertanya jawab dengan siswa
seputar materi.
3. Guru memperlihatkan gambar-gambar
kegiatan berkaitan dengan materi.
Elaborasi 1. Guru membagi siswa ke dalam
kelompok kecil (satu kelompok 5-6
siswa).
2. Guru membagikan lembar kerja
17
kelompok dan alat peraga berupa
gambar untuk didiskusikan.
3. Siswa diminta untuk mengelompokkan
masing-masing gambar dan
menempelkan pada tabel lembar kerja
kelompok.
4. Siswa diberi kesempatan untuk
berdiskusi.
5. Siswa melakukan presentasi di depan
kelas.
6. Siswa menjelaskan dasar
pengelompokkan gambar.
7. Dari hasil diskusi tersebut, guru mulai
menanamkan konsep atau materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Konfirmasi 1. Siswa bersama guru menyimpulkan
hasil presentasi.
2. Guru bertanya tentang hal-hal yang
belum diketahui siswa.
3. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
3. Penutup 1. Guru menanyakan refleksi
pembelajaran yang telah dilakukan.
2. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi
secara individu.
2.3 Belajar dan Hasil Belajar
2.3.1 Belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha
memperoleh kepandaian atau ilmu. Beberapa definisi belajar menurut para ahli
sebagai berikut.
a) Menurut Gage (dalam hardini 2012:3) belajar adalah proses dimana suatu
organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman.
b) Menurut Skinner (dalam hardini 2012:3) belajar adalah “suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga
dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya
menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar, responsnya menurun.
Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam
kemungkinan atau peluang terjadinya respons”.
18
c) Menurut Robert M Gagne (dalam hardini 2012:4) belajar adalah suatu proses
yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas
disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang
dilakukan oleh pelajar.
Hamalik (2008:36) Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah
laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.
Seseorang yang belajar pasti akan mengalami perubahan pada tingkah lakunya
dimana mengarah pada pematangan atau pendewasaan.
Menurut Hamdani (2011: 21-22) belajar adalah perubahan tingkah laku
atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti dengan membaca,
mengamati, mendengarkan, meniru. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar
mengalami atau melakukannya.
Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa
belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai
akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan. Perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru.
2.3.2 Hasil Belajar
Menurut Purwanto (2010:3) hasil belajar adalah suatu yang digunakan
untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan siswa dalam waktu tertentu.
Belajar disini lebih pada suatu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang
digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah di berikan kepada siswa.
Sudjana (2010:22), Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Keberhasilan guru
dalam mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui melalui
hasil belajar. Dalam kegiatan akhir pelajaran diadakan evaluasi belajar yang
bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Setiap proses
belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang
dicapai siswa.
19
Simpulan dari beberapa pengertian hasil belajar di atas adalah suatu
kemampuan yang dimiliki siswa yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran
yang telah diberikan siswa dalam waktu tertentu setelah ia menerima pengalaman
belajarnya. Untuk selanjutnya yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini
adalah hasil penilaian yang diperoleh dari mata pelajaran IPA kelas 3 semester 2
SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Salatiga.
2.3.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Sri Anitah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
sebagai berikut.
a) Faktor dari dalam (intern) diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha,
motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan.
b) Faktor dari luar (ekstern) diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik ( termasuk suasanan kelas
dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial
budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (temasuk dukungan komite),
guru, pelaksana pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor
yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, karena guru
merupakan sutradara di dalam kelas.
2.3.2.2 Mengukur Hasil Belajar
Cara untuk mengukur hasil belajar adalah dengan melakukan evaluasi hasil
belajar. Menurut Hamalik (2008:159) evaluasi hasil belajar adalah “keseluruhan
kegiatan pengukuran (pengumpulan dan dan informasi), pengolahan, penafsiran,
dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang
dicapai siswa setelah melakukan kegiatan hasil belajar dalam upaya mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Hasil belajar menunjuk pada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat
perubahan tingkah laku siswa. Tujuan evaluasi hasil belajar adalah sebagai
berikut.
a) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan.
20
b) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan-kegiatan belajar siswa lanjut, baik keseluruhan kelas
maupun masing-masing individu.
c) Untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-
kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remidial
(perbaikan).
d) Untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal
kemajuaanya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan
upaya perbaikan.
e) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi
warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas.
f) Untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang
sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.
2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh beberapa
peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture. Sulastri (2012)
dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui
Metode Pembelajaran Picture and Picture siswa kelas IV semester I SDN
Slungkep 02 Kecamatan Kayet kabupaten pati tahun 2011/2012. Penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap
siklus tahapnya adalah perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan penerapan metode picture and picture dengan KKM 6,5
dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV semester I
SDN Slungkep 02 Kecamatan Kayet kabupaten pati tahun 2011/2012, hal ini
dapat dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pada pra siklus
ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16
siswa atau 72,7% pada siklus I, meningkat lagi pada siklus II menjadi 19 siswa
atau 86,4%. Demikian juga peningkatan juga terjadi pada keaktifan siswa dimana
pada pra siklus keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa
atau 31,8% naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus I dan terakhir pada
siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9%. Dari hasil ini ketuntasan dan keaktifan
belajar sudah mencapai indikator yaitu 80% ke atas. Dengan kata lain hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode picture and picture telah tuntas atau
mencapai KKM yang diharapkan.
21
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukkan bagi para siswa dan memberi dorongan kepada siswa agar senantiasa
meningkatkan hasil belajarnya.
Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan oleh Mustika Arif
Jayanti yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk
Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa” menunjukkan bahwa model
pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan ketuntasan belajar dan
keaktifan siswa. Hasil observasi didapatkan telah terjadi peningkatan ketuntasan
hasil belajar dari kondisi awal sebelum ada tindakan sebesar 61,76% menjadi
91,18% pada akhir tindakan. Demikian pula dengan Penelitian Tindakan Kelas
yang dilakukan oleh Adesta Panam Nugraha pada tahun 2010 yang berjudul
“Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui
pembelajaran aktif tipe picture and picture. Sebelum dilakukan tindakan kelas
dari 38 siswa yang tuntas belajar hanya 14 siswa atau sekitar 36,84% dab setelah
diadakan tindakan kelas ketuntasan belajar siswa sebanyak 38 siswa atau 100%.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran picture and
picutre dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.
2.5 Kerangka Pikir
Alur kerangka berifikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian
agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka berpikir
dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian mempunyai gambaran
yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah sebagai berikut.
22
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pikir
Kondisi Awal Hasil belajar kurang dalam mata
pelajaran IPA dengan metode ceramah.
Penggunaa model pembelajaran picture
and picture dalam mata pelajaran IPA .
Tindakan
Hasil belajar meningkat pada mata
pelajaran IPA.
Kondisi Akhir
Siswa memasang dan mengurutkan
gambar-gambar menjadi urutan yang
logis dengan kelompoknya, serta
menjelaskan dasar pemikiran urutan
gambar tersebut, kemudian membuat
laporan untuk dipresentasikan,
melakukan penyimpulan, dan evaluasi.
Siswa ikut aktif dan termotivasi di dalam
proses belajar mengajar.
23
2.6 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka dirumuskan
suatu hipotesis tindakan sebagai berikut.
1) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture
pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD
Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Salatiga Semester 2 Tahun
2012/2013.
2) Penerapan model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran IPA
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Kutowinangun 07
Kecamatan Tingkir Salatiga yaitu dengan menerapkan proses pembelajarannya
sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan
dengan materi.
d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan/rangkuman.