bab ii kajian pustaka -...

18
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Kajian teori berisi tentang semua teori yang behubungan dengan penelitian tindakan kelas yang dibuat oleh peneliti. Dalam kajian teori berikut akan membahas mengenai variabel X (model pembelajaran picture and picture) dan variabel Y (hasil belajar). Berikut uraian mengenai hasil belajar dan model pembelajaran picture and picture. 2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „scince‟. Kata „science‟sendiri berasal dari kata dalam Bahasa latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. „Science‟ terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu pengetahuan alam) (Trianto 2010:136). Ilmu pengetahuan Alam menurut Samatowa (2011:3) merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu natural science. Natural artinya alam dan science artinya ilmu pengetahuan, jadi Ilmu Pengetahuan Alam atau science itu pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari tentang alam. Menurut Rustaman, dkk (2008:5) IPA adalah produk, proses dan penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya. Produk IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat melalui proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry). Cakupan yang terdapat dalam IPA meliputi alam semesta keseluruhan, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan luar angkasa, baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera. Oleh karena itu, secara umum IPA dipahami sebagai ilmu kealaman, yaitu ilmu tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Secara umum IPA dipahami sebagai illmu lahir dan berkembang lewat langkah-langkah

Upload: dangdien

Post on 08-May-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

Kajian teori berisi tentang semua teori yang behubungan dengan penelitian

tindakan kelas yang dibuat oleh peneliti. Dalam kajian teori berikut akan

membahas mengenai variabel X (model pembelajaran picture and picture) dan

variabel Y (hasil belajar). Berikut uraian mengenai hasil belajar dan model

pembelajaran picture and picture.

2.1.1 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan

atau Sains yang semula berasal dari bahasa Inggris „scince‟. Kata „science‟sendiri

berasal dari kata dalam Bahasa latin „scientia‟ yang berarti saya tahu. „Science‟

terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan sosial) dan natural science (ilmu

pengetahuan alam) (Trianto 2010:136).

Ilmu pengetahuan Alam menurut Samatowa (2011:3) merupakan

terjemahan dari bahasa Inggris yaitu natural science. Natural artinya alam dan

science artinya ilmu pengetahuan, jadi Ilmu Pengetahuan Alam atau science itu

pengertiannya dapat disebut sebagai ilmu tentang alam. Ilmu yang mempelajari

tentang alam.

Menurut Rustaman, dkk (2008:5) IPA adalah produk, proses dan

penerapannya (teknologi), termasuk sikap dan nilai yang terdapat di dalamnya.

Produk IPA terdiri dari fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori dapat melalui

proses sains, yaitu melalui metode-metode sains atau metode ilmiah (scientific

methods), bekerja ilmiah (scientific inquiry).

Cakupan yang terdapat dalam IPA meliputi alam semesta keseluruhan,

benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan luar angkasa,

baik yang dapat diamati indera maupun yang tidak dapat diamati dengan indera.

Oleh karena itu, secara umum IPA dipahami sebagai ilmu kealaman, yaitu ilmu

tentang dunia zat, baik makhluk hidup maupun benda mati yang diamati. Secara

umum IPA dipahami sebagai illmu lahir dan berkembang lewat langkah-langkah

7

observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian hipotesis melalui

eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan konsep (Trianto

2010:141).

Dari beberapa pengertian IPA diatas maka dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan dunia zat yang merupakan hasil

dari kegiatan manusia melalui metode ilmiah yang berupa pengetahuan, gagasan

dan konsep yang di dalamnya terdiri dari produk, proses dan penerapannya.

2.1.2 Perlunya IPA Diajarkan di SD

Setiap guru harus paham akan alasan mengapa IPA diajarkan di sekolah dasar.

Menurut Samatowa (2011:4) ada berbagai alasan yang menyebabkan satu mata

pelajaran itu dimasukkan ke dalam kurikulum suatu sekolah. Alasan itu dapat

digolongkan menjadi empat golongan sebagai berikut.

a) Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya tidak perlu dipersoalkan

panjang lebar. Kesejahteraan materil bangsa banyak sekali tergantung pada

kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA, sebab IPA merupakan dasar

teknologi, sering disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.

Pengetahuan dasar teknologi adalah IPA.

b) Bila diajarkan IPA menurut cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu mata

pelajaran yang memberikan kesempatan berpikir kritis.

c) Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh

anak , maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan saja.

d) Mata pelajaran ini mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu mempunyai potensi

yang dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.

IPA melatih anak berpikir kritis dan objektif. Pengetahuan yang benar

artinya pengetahuan yang dibenarkan menurut tolak ukur kebenaran ilmu rasional,

yaitu rasional dan objektif. Rasional artinya masuk akal atau logis, diterima oleh

akal sehat. Objektif artinya sesuai dengan objeknya, sesuai dengan kenyataan atau

sesuai dengan pengalaman pengamatan melalui panca indera.

8

2.1.3 Pembelajaran IPA di SD

Menurut Sanjaya (2006:101) pembelajaran adalah proses penambahan

informasi dan kemampuan/kompetensi baru. Ketika seorang guru berpikir

informasi dan kompetensi apa yang harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu

juga berpikir strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai

secara efektif dan efisien.

Pembelajaran menurut Hamalik (2011:50) adalah suatu kombinasi yang

tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan

prosedur yang saling mempengaruhi mencapi tujuan pembelajaran.

Pembelajaran menurut komalasari (2011:3) adalah suatu sistem atau

proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain,

dilaksanakan dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/ pembelajar dapat

mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Dari beberapa pengertian pembelajaran menurut para ahli diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan proses penambahan

kemampuan baru sebagai sebuah strategi yang direncanakan atau didesain dan

digunakan oleh guru untuk menyusun sebuah kombinasi meliputi unsur-unsur

manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling

mempengaruhi mencapi tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

Pembelajaran IPA dalam BNSP (2006:161) menekankan pada pemberian

pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA

sebaiknya dilaksanakan secara inquiri ilmiah (scientific inquiry) untuk

menumbuhkan kemapuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta

mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.

Dapat pula dikatakan bahwa hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses

ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai

produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep,

prinsip, dan teori yang berlaku secara universal (Trianto 2010:141).

9

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses ilmiah berupa konsep,

prinsip dan teori yang menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung

untuk mengembangkan potensi siswa.

Menurut BNSP (2006:162) tujuan mata pelajaran IPA di SD/MI agar

peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut.

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA

yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang

adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,

teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara,

menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

Menurut BNSP (2006:162) ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI

meliputi aspek-aspek berikut.

1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan

dan Interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.

2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.

3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,

cahaya dan pesawat sederhana.

4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-

benda langit lainnya.

Berdasarkan penjabaran diatas maka Standar Kompetesi (SK) dan

Kompetensi Dasar (KD) yang tercantum dalam silabus yang akan digunakan

dalam mata pelajaran IPA adalah sebagai berikut.

10

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

4. Memahami berbagai cara gerak

benda, hubungannya dengan energi

dan sumber energi.

4.2 Mendeskripsikan hasil pengamatan

tentang pengaruh energi panas, gerak,

getaran dalam kehidupan sehari-hari.

4.3 Mengidentifikasi sumber energi dan

kegunaannya.

2.2 Model Pembelajaran Picture and Picture

Mills (dalam Suprijono 2009:45) berpendapat bahwa model adalah bentuk

representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau

sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Model merupakan

interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa

sistem.

Menurut Suprijono (2009:45-46) model pembelajaran merupakan landasan

praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar

yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan

implikasinya pada tingkat operasional di kelas. Model pembelajaran dapat

diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.

Menurut Arends (dalam Suprijono 2009:46) Model pembelajaran ialah

pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di

kelas maupun tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan

digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam

kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Hal ini

sesuai dengan pemikiran Joyce (dalam Trianto 2010:51) bahwa “Each model

guides us as we design instruction to help students achieve various objectives”.

Maksud kutipan tersebut adalah bahwa setiap model mengarahkan kita dalam

merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik mencapai tujuan

pembelajaran.

Dari beberapa pengertian di atas menurut para ahli, dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran adalah pola yang digunakan untuk penyusunan

11

kurikulum, mengatur materi dan memberi petunjuk kepada guru di kelas sebagai

pedoman dalam merencanakan pembelajaran.

Menurut Hamdani (2011:89) model pembelajaran picture and picture

adalah “model pembelajaran yang menggunakan gambar dipasangkan atau

diurutkan menjadi urutan logis”. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif,

kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran ini mengandalkan gambar

sebagai media dalam proses pembelajaran.

Menurut Ahmadi (2011:58) Picture and Picture adalah suatu model

belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan

logis. Picture and picture ini berbeda dengan media gambar dimana picture and

picture berupa gambar yang belum disusun secara berurutan dan yang

menggunakannya adalah siswa, sedangkan media gambar berupa gambar utuh

yang digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran. Dengan adanya

penyusunan gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami

konsep materi dan melatih berfikir logis dan sistematis.

Model Pembelajaran Picture and Picture ini merupakan suatu model

pembelajaran menggunakan media gambar. Diantara media pendidikan, gambar

merupakan media yang paling sering dipakai. Media gambar merupakan suatu alat

peraga berupa media yang termasuk media visual dimana pesan yang akan

disampaikan dituangkan kedalam simbouk media visual dimana pesan yang akan

disampaikan dituangkan kedalam simbol komunikasi visual diam atau tidak

bergerak. Media gambar terdiri dari dua dimensi, mempunyai panjang dan lebar.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa model pembelajaran picture and picture merupakan model pembelajaran

menggunakan media gambar yaitu media yang dapat dinikmati oleh indera dan

berupa kartu dalam bentuk carta ukuran besar yang dipasangkan/diurutkan

menjadi urutan logis.

12

2.2.1 Langkah-langkah Dalam Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini menurut

Hamdani (2011:89) adalah sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi

Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka

siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya. Disamping

itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator ketercapaian KD,

sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta

didik.

2) Memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai

pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum

permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat

dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik

perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik yang

baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih

jauh tentang materi yang dipelajari.

3) Guru menyediakan gambar-gambar yang akan digunakan (berkaitan dengan

materi). Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif

dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan

oleh guru atau oleh temannya. Dengan picture atau gambar kita akan

menghemat energi kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang

diajarkan. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat

memodifikasikan gambar atau mengganti gambar dengan video atau

demontrasi yang kegiatan tertentu.

4) Guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan

gambar-gambar yang ada. Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi,

karena penunjukan secara langsung kadang kurang efektif dan siswa merasa

terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa merasa

memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan. Gambar-gambar yang

sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutkan, dibuat, atau di modifikasi.

13

5) Guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan

urutan gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan

cerita, atau tuntutan KD dengan indicator yang akan dicapai. Ajaklah

sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu

sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

6) Dari alasan tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan

Konsep materi yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai. Dalam

proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-

penekanan pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi,

menuliskan atau bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal

tersebut penting dalam pencapaian KD dan indikator yang telah ditetapkan.

Pastikan bahwa siswa telah menguasai indikator yang telah ditetapkan.

7) Guru menyampaikan kesimpulan. Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa

mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi pelajaran.

Menurut Hanafiah (2010:42) langkah-langkah model pembelajaran picture

and picture adalah sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan kompetensi dasar yang ingin dicapai.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.

4) Guru menunjuk atau memanggil peserta didik secara bergantian memasang dan

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6) Dari alasan urutan gambar tersebut, guru mulai menanamkan konsep atau

materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan/rangkuman.

Menurut Lusita (2011:77) langkah-langkah yang dapat dilakukan pada

model pembelajaran picture and picture sebagai berikut.

1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2) Menyajikan materi sebagai pengantar.

3) Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan

dengan materi.

14

4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang atau

mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

5) Guru menanyakan alasan dan dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

6) Dari alasan dan urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep

atau materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

7) Kesimpulan berupa rangkuman.

Menurut Suprijono (2010:125-126) langkah-langkah model pembelajaran

picture and picture adalah sebagai berikut.

a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b) Menyajikan materi sebagai pengantar.

c) Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan

materi.

d) Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

e) Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi

sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g) Kesimpulan/rangkuman.

Dari beberapa langkah-langkah yang telah dijelaskan diatas maka dapat

diambil kesimpulan tentang langkah-langkah model pembelajaran picture and

picture.Pada awal pertemuan guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai,

menyajikan materi sebagai pengantar, guru menunjukkan/memperlihatkan

gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi, guru menunjuk/memanggil

siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan

yang logis, guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut,

kemudian dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan membuat

kesimpulan/rangkuman.

2.2.2 Ciri-ciri Model Pembelajaran Picture and Picture

Menurut Hamdani (2011:89) model pembelajaran picture and picture

memiliki ciri-ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model apapun yang

15

digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses

pembelajaran. Inovatif setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru,

berbeda dan selalu menarik minat peserta didik. Dan kreatif, setiap pembelajarnya

harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk menghasilkan sesuatu atau

dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda, teknik atau

cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Model pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam

proses pembelajaran. Sehinngga sebelum proses pembelajaran guru sudah

menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam

bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT

dapat menggunakan Power Point atau software yang lain.

2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture

Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut.

1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.

2) Melatih berpikir logis dan sistematis.

3) Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek

bahasan dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir.

4) Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.

5) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

6) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat.

Kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut.

1) Memakan banyak waktu.

2) Banyak siswa yang pasif.

3) Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.

4) Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain.

5) Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat, dan biaya yang cukup memadai.

6) Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2.2.4 Sintaks Model Pembelajaran Picture and Picture

Pembelajaran dengan model pembelajaran picture and picture menurut Agus

Suprijono (2010) dalam Cooperative Learning. Berikut ini merupakan langkah-

langkahnya.

16

Tabel 2.2

Langkah-langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

NO TAHAP KEGIATAN

1. Kegiatan Awal - Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

- Menyajikan materi sebagai pengantar

- Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar

kegiatan berkaitan dengan materi.

2. Kegiatan Inti - Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi

urutan yang logis.

- Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan

gambar tersebut.

- Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan

gambar tersebut.

3. Kegiatan Akhir - Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai

menanamkan konsep/materi sesuai dengan

kompetensi yang ingin dicapai.

- Kesimpulan/rangkuman

2.2.5 Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam Standar

Proses

Berikut ini merupakan penerapan pembelajaran IPA dengan menggunakan model

pembelajaran picture and picture adalah sebagai berikut.

Tabel 2.3

Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Dalam Standar Proses

NO TAHAP KEGIATAN

1. Pendahuluan 1. Guru menyampaikan salam.

2. Guru mengabsensi siswa.

3. Guru melakukan motivasi dan apersepsi

kepada siswa.

4. Menyampaikan tujuan pembelajaran.

2. Inti :

Eksplorasi

1. Guru menyampaikan materi sebagai

pengantar.

2. Guru bertanya jawab dengan siswa

seputar materi.

3. Guru memperlihatkan gambar-gambar

kegiatan berkaitan dengan materi.

Elaborasi 1. Guru membagi siswa ke dalam

kelompok kecil (satu kelompok 5-6

siswa).

2. Guru membagikan lembar kerja

17

kelompok dan alat peraga berupa

gambar untuk didiskusikan.

3. Siswa diminta untuk mengelompokkan

masing-masing gambar dan

menempelkan pada tabel lembar kerja

kelompok.

4. Siswa diberi kesempatan untuk

berdiskusi.

5. Siswa melakukan presentasi di depan

kelas.

6. Siswa menjelaskan dasar

pengelompokkan gambar.

7. Dari hasil diskusi tersebut, guru mulai

menanamkan konsep atau materi sesuai

dengan kompetensi yang ingin dicapai.

Konfirmasi 1. Siswa bersama guru menyimpulkan

hasil presentasi.

2. Guru bertanya tentang hal-hal yang

belum diketahui siswa.

3. Guru bersama siswa menyimpulkan

materi yang telah dipelajari.

3. Penutup 1. Guru menanyakan refleksi

pembelajaran yang telah dilakukan.

2. Siswa mengerjakan soal-soal evaluasi

secara individu.

2.3 Belajar dan Hasil Belajar

2.3.1 Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), belajar adalah berusaha

memperoleh kepandaian atau ilmu. Beberapa definisi belajar menurut para ahli

sebagai berikut.

a) Menurut Gage (dalam hardini 2012:3) belajar adalah proses dimana suatu

organisme berubah perilakunya akibat dari pengalaman.

b) Menurut Skinner (dalam hardini 2012:3) belajar adalah “suatu proses adaptasi

atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga

dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responsnya

menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar, responsnya menurun.

Dengan demikian, belajar diartikan sebagai suatu perubahan dalam

kemungkinan atau peluang terjadinya respons”.

18

c) Menurut Robert M Gagne (dalam hardini 2012:4) belajar adalah suatu proses

yang kompleks dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas

disebabkan stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang

dilakukan oleh pelajar.

Hamalik (2008:36) Belajar adalah modifikasi atau memperkuat tingkah

laku melalui pengalaman dan latihan. Belajar juga diartikan sebagai suatu proses

perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungannya.

Seseorang yang belajar pasti akan mengalami perubahan pada tingkah lakunya

dimana mengarah pada pematangan atau pendewasaan.

Menurut Hamdani (2011: 21-22) belajar adalah perubahan tingkah laku

atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti dengan membaca,

mengamati, mendengarkan, meniru. Belajar akan lebih baik jika subjek belajar

mengalami atau melakukannya.

Berdasarkan beberapa definisi belajar tersebut dapat disimpulkan bahwa

belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah laku seseorang berubah sebagai

akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan. Perubahan tingkah laku atau

penampilan, dengan serangkaian kegiatan seperti dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru.

2.3.2 Hasil Belajar

Menurut Purwanto (2010:3) hasil belajar adalah suatu yang digunakan

untuk menilai hasil pelajaran yang telah diberikan siswa dalam waktu tertentu.

Belajar disini lebih pada suatu yang digunakan dalam proses pembelajaran yang

digunakan untuk menilai hasil pelajaran yang telah di berikan kepada siswa.

Sudjana (2010:22), Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang

dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Keberhasilan guru

dalam mengajar dan keberhasilan siswa dalam belajar dapat diketahui melalui

hasil belajar. Dalam kegiatan akhir pelajaran diadakan evaluasi belajar yang

bertujuan untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Setiap proses

belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar yang

dicapai siswa.

19

Simpulan dari beberapa pengertian hasil belajar di atas adalah suatu

kemampuan yang dimiliki siswa yang digunakan untuk menilai hasil pelajaran

yang telah diberikan siswa dalam waktu tertentu setelah ia menerima pengalaman

belajarnya. Untuk selanjutnya yang dimaksud hasil belajar dalam penelitian ini

adalah hasil penilaian yang diperoleh dari mata pelajaran IPA kelas 3 semester 2

SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Salatiga.

2.3.2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Sri Anitah (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

sebagai berikut.

a) Faktor dari dalam (intern) diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha,

motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan.

b) Faktor dari luar (ekstern) diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar

diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik ( termasuk suasanan kelas

dalam belajar, seperti riang gembira, menyenangkan), lingkungan sosial

budaya, lingkungan keluarga, program sekolah (temasuk dukungan komite),

guru, pelaksana pembelajaran, dan teman sekolah. Guru merupakan faktor

yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil belajar, karena guru

merupakan sutradara di dalam kelas.

2.3.2.2 Mengukur Hasil Belajar

Cara untuk mengukur hasil belajar adalah dengan melakukan evaluasi hasil

belajar. Menurut Hamalik (2008:159) evaluasi hasil belajar adalah “keseluruhan

kegiatan pengukuran (pengumpulan dan dan informasi), pengolahan, penafsiran,

dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang

dicapai siswa setelah melakukan kegiatan hasil belajar dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan”. Hasil belajar menunjuk pada prestasi

belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat

perubahan tingkah laku siswa. Tujuan evaluasi hasil belajar adalah sebagai

berikut.

a) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya

mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan.

20

b) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina

kegiatan-kegiatan belajar siswa lanjut, baik keseluruhan kelas

maupun masing-masing individu.

c) Untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-

kesulitannya dan menyarankan kegiatan-kegiatan remidial

(perbaikan).

d) Untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal

kemajuaanya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan

upaya perbaikan.

e) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,

sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi

warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas.

f) Untuk membimbing siswa memilih sekolah, atau jabatan yang

sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya.

2.4 Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini juga didasarkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh beberapa

peneliti menggunakan model pembelajaran picture and picture. Sulastri (2012)

dalam Penelitian Tindakan Kelas yaitu “Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui

Metode Pembelajaran Picture and Picture siswa kelas IV semester I SDN

Slungkep 02 Kecamatan Kayet kabupaten pati tahun 2011/2012. Penelitian ini

adalah penelitian tindakan kelas yang dilakukan melalui 2 siklus dengan setiap

siklus tahapnya adalah perencanaan tindakan, observasi dan refleksi. Hasil

penelitian menunjukkan penerapan metode picture and picture dengan KKM 6,5

dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV semester I

SDN Slungkep 02 Kecamatan Kayet kabupaten pati tahun 2011/2012, hal ini

dapat dilihat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap siklus dimana pada pra siklus

ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3% naik menjadi 16

siswa atau 72,7% pada siklus I, meningkat lagi pada siklus II menjadi 19 siswa

atau 86,4%. Demikian juga peningkatan juga terjadi pada keaktifan siswa dimana

pada pra siklus keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa

atau 31,8% naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus I dan terakhir pada

siklus II menjadi 20 siswa atau 90,9%. Dari hasil ini ketuntasan dan keaktifan

belajar sudah mencapai indikator yaitu 80% ke atas. Dengan kata lain hasil

belajar siswa dengan menggunakan metode picture and picture telah tuntas atau

mencapai KKM yang diharapkan.

21

Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan

masukkan bagi para siswa dan memberi dorongan kepada siswa agar senantiasa

meningkatkan hasil belajarnya.

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan oleh Mustika Arif

Jayanti yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Picture and Picture Untuk

Meningkatkan Ketuntasan Belajar Siswa” menunjukkan bahwa model

pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan ketuntasan belajar dan

keaktifan siswa. Hasil observasi didapatkan telah terjadi peningkatan ketuntasan

hasil belajar dari kondisi awal sebelum ada tindakan sebesar 61,76% menjadi

91,18% pada akhir tindakan. Demikian pula dengan Penelitian Tindakan Kelas

yang dilakukan oleh Adesta Panam Nugraha pada tahun 2010 yang berjudul

“Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui

pembelajaran aktif tipe picture and picture. Sebelum dilakukan tindakan kelas

dari 38 siswa yang tuntas belajar hanya 14 siswa atau sekitar 36,84% dab setelah

diadakan tindakan kelas ketuntasan belajar siswa sebanyak 38 siswa atau 100%.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran picture and

picutre dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran.

2.5 Kerangka Pikir

Alur kerangka berifikir yang ditujukan untuk mengarahkan jalannya penelitian

agar tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan, maka kerangka berpikir

dilukiskan dalam sebuah gambar skema agar penelitian mempunyai gambaran

yang jelas dalam melakukan penelitian. Adapun skema itu adalah sebagai berikut.

22

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pikir

Kondisi Awal Hasil belajar kurang dalam mata

pelajaran IPA dengan metode ceramah.

Penggunaa model pembelajaran picture

and picture dalam mata pelajaran IPA .

Tindakan

Hasil belajar meningkat pada mata

pelajaran IPA.

Kondisi Akhir

Siswa memasang dan mengurutkan

gambar-gambar menjadi urutan yang

logis dengan kelompoknya, serta

menjelaskan dasar pemikiran urutan

gambar tersebut, kemudian membuat

laporan untuk dipresentasikan,

melakukan penyimpulan, dan evaluasi.

Siswa ikut aktif dan termotivasi di dalam

proses belajar mengajar.

23

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian kajian teori dan kerangka berpikir diatas, maka dirumuskan

suatu hipotesis tindakan sebagai berikut.

1) Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture

pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD

Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Salatiga Semester 2 Tahun

2012/2013.

2) Penerapan model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran IPA

dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 3 SD Negeri Kutowinangun 07

Kecamatan Tingkir Salatiga yaitu dengan menerapkan proses pembelajarannya

sesuai dengan langkah-langkah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

b. Menyajikan materi sebagai pengantar.

c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan

dengan materi.

d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.

e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.

f. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan

konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.

g. Kesimpulan/rangkuman.