bab ii kajian pustaka -...
TRANSCRIPT
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hakikat Komunikasi
Suprapto (2006:2) menjelaskan bahwa pengertian secara etimologis
komunikasi berarti: (1) istilah yang berasal dari bahasa latin communicatio,
yang bersumber dari kata communis artinya sama yaitu sama makna.
Sedangkan communication berarti memberi tahu atau bertukar pikiran
tentang pengetahuan, informasi atau pengalaman seseorang (throught
communication people share knowledge, information or experience. (2)
komunikasi merupakan proses penyampaian pernyataan oleh seseorang
kepada orang lain, artinya bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang.
(3) komunikasi memiliki tujuan untuk memberi tahu, menyampaikan pikiran
dan perasaan, mengubah pendapat maupun sikap, sedangkan menurut
Wibowo (2011:17) komunikasi merupakan aktivitas menyampaikan apa
yang ada dipikiran, konsep dan keinginan untuk di sampaikan pada orang
lain atau sebagai seni mempengaruhi orang lain untuk memperoleh apa yang
kita inginkan.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi
merupakan proses penyampaian informasi yang melibatkan sejumlah orang
dengan tujuan untuk mempengaruhi orang lain agar memperoleh apa yang
di inginkan.
Berpijak dari kesimpulan tentang hakikat komunikasi, dapat
diperoleh gambaran bahwa komunikasi mempunyai beberapa karakteristik
berikut:
1. Komunikasi merupakan suatu proses artinya serangkaian tindakan atau
peristiwa yang terjadi secara berurutan (ada tahapan atau sekuensi) serta
berkaitan satu sama lainnya dalam kurun waktu tertentu.
10
2. Komunikasi ialah upaya yang disengaja serta mempunyai tujuan. artinya,
kegiatan yang dilakukan secara sadar, disengaja, serta sesuai denga tujuan
atau keinginan dari pelakunya.
3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama dari para pelaku
yang terlibat kegiatan komunikasi akan berlangsung baik apabila pihak-
pihak yang berkomunikasi (dua orang atau lebih) sama-sama ikut terlibat
dan sama-sama mempunyai perhatian yang sama terhadap topik pesan yang
disampaikan.
4. Komunikasi bersifat simbolis. Artinya, tindakan yang dilakukan dengan
menggunakan lambang lambang. Lambang yang paling umum digunakan
dalam komunikasi antar manusia adalah bahasa verbal dalam bentuk kata
kata, kalimat, angka-angka atau tanda-tanda lainnya.
5. Komunikasi bersifat transaksional. Yaitu memberi dan menerima. Dua
tindakan tersebut tentunya perlu dilakukan secara seimbang atau porsional.
6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu. Maksudnya bahwa para
peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada
waktu serta tempat yang sama.
Menurut Efendi (2006:10) mengkategorikan komunikasi dalam tiga
kategori yaitu: (1) komunikasi antar pribadi, (2) komunikasi kelompok, (3)
komunikasi massa. Dari ketiga kategori komunikasi tersebut komunikasi
kelompok atau komunikasi organisasi akan dibahas dalam penelitian ini.
2.2. Strategi Komunikasi
Strategi komunikasi terdiri dari dua suku kata yaitu strategi dan
komunikasi. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata strategi dan
komunikasi dapat diartikan secara harfiah sebagai berikut:
1. Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai
sasaran khusus. Sesuatu yang patut dikerjakan demi kelancaran komunikasi.
2. Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.
3. Strategi komunikasi adalah sesuatu yang patut dikerjakan dan diusahakan
demi terciptanya kelancaran komunikasi.
11
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan
manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang
hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus menunjukkan bagaimana
taktik operasionalnya (Effendy, 2003:300).
Menurut Handoko (1986:272) mendefinisikan kata komunikasi
sebagai suatu proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau
informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut
melibatkan lebih dari sekedar kata- kata yang digunakan dalam percakapan,
tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya.
Perpindahan yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi
bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung
pada keterampilan-keterampilan tertentu (membaca, menulis, mendengar,
berbicara dan lain- lain) untuk membuat sukses pertukaran informasi.
Strategi komunikasi merupakan paduan dari perencanaan
komunikasi (communication planning) dan manajemen komunikasi
(communication management) untuk mencapai suatu tujuan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, strategi komunikasi harus dapat menunjukkan
bagaimana operasionalnya secara taktis harus dilakukan, dalam arti kata
bahwa pendekatan (approach) dapat berbeda sewaktu- waktu bergantung
dari situasi dan kondisi (Effendy, 2003:301). Agar tujuan komunikasi
organisasi dapat dicapai dengan baik maka dibutuhkan beberapa tahapan
dalam strategi komunikasi sebagai berikut :
1. Penyusunan Pesan Komunikasi
Wilbur Schramm (dalam Arifin, 1994:68) menetapkan syarat-syarat
keberhasilan pesan informasi :
a. Pesan harus direncanakan dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
pesan itu dapat menarik perhatian sasaran yang dituju.
12
b. Pesan haruslah menggunakan tanda-tanda yang didasarkan pada
pengalaman yang sama antara sumber dan sasaran, sehingga kedua
pengertian itu bertemu.
c. Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi daripada sasaran dan
menyarankan cara-cara untuk mencapai kebutuhan itu.
d. Pesan harus menyarankan sesuatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
yang layak bagi situasi kelompok di mana kesadaran pada saat
digerakkan untuk memberikan jawaban yang dikehendaki.
Selanjutnya Wilbur Schramm (dalam Arifin, 1994:69)
mengemukakan tentang tanda-tanda komunikasi (sign of communication)
sebagai berikut :
a. Availability, berarti isi pesan itu mudah diperoleh sebab dalam persoalan
yang sama orang selalu memilih yang paling mudah, yaitu yang tidak
terlalu banyak meminta energi atau tenaga.
b. Contrast, berarti pesan itu, dalam hal menggunakan tanda-tanda dan
medium memiliki perbedaan yang tajam dengan keadaan sekitarnya.
2. Penetapan Teknik Komunikasi
Komunikasi pada teknik penyampaian atau mempengaruhi itu dapat
dilihat dari dua aspek yaitu : menurut cara pelaksanaan dan menurut bentuk
isinya. Hal tersebut dapat diuraikan lebih lanjut, bahwa yang pertama,
semata-mata melihat komunikasi itu dari segi pelaksanaannya dengan
melepaskan perhatian dari isi pesannya. Sedang yang kedua, yaitu melihat
komunikasi itu dari segi bentuk pernyataan atau bentuk pesan dan maksud
yang dikandung. Oleh karena itu yang pertama menurut cara pelaksanaanya,
dapat diwujudkan dalam dua bentuk, yaitu :
a. Redundancy (Repetition)
Redundancy atau retition, adalah cara mempengaruhi khalayak dengan jalan
mengulang-ngulang pesan kepada khalayak. Dengan teknik ini sekalian
banyak manfaat yang dapat di tarik darinya. Manfaat itu atara lain bahwa
khalayak akan lebih memperhatikan pesan itu, karana justru berkontras
13
dengan pesan yang tidak diulang-ulang, sehingga ia akan lebih banyak
mengikat perhatian.
b.Canalizing
Canalizing adalah memahami dan meneliti pengaruh kelompok terhadap
individu atau khalayak. Untuk berhasilnya komunikasi ini, maka haruslah
dimulai dari memenuhi nilai-nilai dan standard kelompok dan masyarakat
dan secara berangsur-angsur merubahnya ke arah yang dikehendaki. Akan
tetapi bila hal ini kemudian ternyata tidak mungkin, maka kelompok tersebut
secara perlahan-lahan dipecahkan, sehingga anggota-anggota kelompok itu
sudah tidak memiliki lagi hubungan yang ketat. Dengan demikian pengaruh
kelompok akan menipis dan akhirnya akan hilang sama sekali. Dalam
keadaan demikian itulah pesan-pesan akan mudah diterima oleh
komunikan.redundancy (repetition) dan Canalizing. Sedang yang kedua
menurut bentuk isinya dikenal teknik-teknik informatif, persuasif, edukatif,
dan koersif (Arifin, 1994:73) :
a. Informatif
Teknik Informatif adalah suatu bentuk isi pesan, yang bertujuan
mempengaruhi khalayak dengan jalan memberikan penerangan. Penerangan
berarti menyampaikan sesuatu apa adanya, apa sesungguhnya, di atas fakta-
fakta dan data-data yang benar serta pendapat-pendapat yang benar pula.
Dalam pembagian informasi komunikasi, Jawoto (dalam Arifin, 1994:74)
membagi teknik informatif menjadi dua yaitu :
1) Memberikan informasi tentang fakta semata-mata, juga fakta bersifat
kontroversial.
2) Memberikan informasi dan menuntun umum ke arah pendapat.
Teknik informatif ini, lebih ditujukan pada penggunaan akal pikiran
khalayak, dan dilakukan dalam bentuk pernyataan berupa :
keterangan, penerangan dan berita.
14
b.Persuasif
Persuasif berarti, mempengaruhi dengan jalan membujuk. Dalam hal ini
khalayak digugah baik pikirannya, maupun dan terutama perasaannya.
Situasi mudah terkena sugesti ditentukan oleh kecakapan untuk
mengsugestikan atau menyarankan sesuatu kepada komunikan
(suggestivitas), dan mereka itu sendiri diliputi oleh keadaan mudah untuk
menerima pengaruh (suggestibilitas). Jadi di pihak menugesti khalayak,
dan menciptakan situasi bagaimana khalayak itu supaya mudah terkena
sugesti, adalah proses kental sebagai hasil penerimaan yang tidak kritis
dan di realisasikan dalam perbuatan kepercayaan atau cita-cita yang
dipengaruhi orang lain.
b. Edukatif
Teknik edukatif, sebagai salah satu usaha mempengaruhi khalayak dari
suatu pernyataan umum yang dilontarkan, dapat diwujudkan dalam
bentuk pesan yang akan berisi : pendapat-pendapat, fakta-fakta, dan
pengalaman-pengalaman. Mendidik berarti memberikan sesuatu ide
kepada khalayak apa sesungguhnya, di atas fakta-fakta, pendapat dan
pengalaman yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi kebenaran,
dengan disengaja, teratur dan berencana, dengan tujuan mengubah
tingkah laku manusia ke arah yang diinginkan.
c. Koersif
Koersif berarti mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa. Teknik
koersif ini biasanya dimanifestasikan dalam bentuk peraturan-peraturan,
perintah-perintah dan intimidasi-intimidasi. Untuk pelaksanaanya yang
lebih lancar biasanya dibelakangnya berdiri suatu kekuatan yang cukup
tangguh.
2.3. Komunikasi Antar Budaya
2.3.1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya
Andrea L. Rich dan Dennis M. Ogawa (dalam Liliweri, 2009:12)
menyatakan bahwa komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar
orang-orang yang berbeda kebudayaannya, misalnya antara suku bangsa,
15
etnik, ras dan kelas sosial. Budaya bertanggung jawab atas seluruh
perbendaharaan perilaku komunikatif dan makna yang dimiliki setiap orang.
Konsekuensinya perbendaharaan-perbendaharaan yang dimiliki dua orang
yang berbeda budaya akan berbeda pula, yang dapat menimbulkan segala
macam kesulitan.
Pengaruh budaya atas individu dan masalah-masalah dari balik pesan
terlukis pada gambar berikut :
Gambar 2.1
Komunikasi Antarbudaya (Liliweri, 2009:14)
Tiga budaya diwakili dalam model pada gambar 2.1 oleh tiga bentuk
geometrik yang berbeda. Budaya A dan Budaya B relatif serupa dan masing-
masing diwakili oleh suatu segi empat. Budaya C sangat berbeda dengan
budaya A dan budaya B, perbedaan yang lebih besar ini tampak pada
melingkar budaya C dan jarak fisiknya dari budaya A dan budaya B.
2.3.2. Prinsip – Prinsip Komunikasi Antarbudaya
Menurut DeVito (1996:488), komunikasi antarbudaya memiliki lima prinsip
sebagai berikut :
1. Relativitas Bahasa
Gagasan umum bahwa bahasa memengaruhi pemikiran dan perilaku
paling banyak disuarakan oleh para antropologis linguistik.
2. Bahasa sebagai Cermin Budaya
Semakin besar perbedaan budaya, semakin besar perbedaan komunikasi
baik dalam bahasa maupun dalam isyarat-isyarat nonverbal. Makin besar
Budaya A Budaya B
Budaya C
16
perbedaan antara budaya (dan, karenanya, makin besar perbedaan
komunikasi), makin sulit komunikasi dilakukan.
3. Mengurangi Ketidakpastian
Semakin besar perbedaan antarbudaya, semakin besar ketidakpastian dan
ambiguitas dalam komunikasi.
4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antarbudaya
Semakin besar perbedaan antarbudaya, makin besar kesadaran diri
(mindfulness) para partisipan selama komunikasi.
5. Memaksimalkan Hasil Interaksi
Untuk memaksimalkan interaksi dalam komunikasi antarbudaya terdapat
tiga implikasi penting yaitu : pemberian hal positif, terus melibatkan diri
dalam komunikasi dan membuat makna prediksi yang akan menghasilkan
bentuk positif dari komunikasi.
2.3.3. Efektivitas Komunikasi Antarbudaya
Gudykunst (dalam Liliweri 2009:227), jika dua orang atau lebih
berkomunikasi antarbudaya secara efektif maka mereka akan berurusan
dengan satu atau lebih pesan yang ditukar (dikirim dan diterima) mereka
harus bisa memberikan makna yang sama atas pesan. Dengan demikian
komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang dihasilkan oleh
kemampuan para partisipan komunikasi karena keberhasilan menekan
sekecil mungkin kesalahpahaman.
Menurut Schramm (dalam Liliweri, 2001:171), untuk mendapatkan hasil
yang positif dalam komunikasi antarbudaya perlu diperhatikan syarat-syarat
sebagai berikut :
1. Menghormati anggota budaya lain sebagai manusia
2. Menghormati budaya lain sebagaimana apa adanya dan bukan
sebagaimana yang di kehendaki.
3. Menghormati hak anggota budaya yang lain untuk bertindak berbeda dari
cara bertindak.
4. Komunikator lintas budaya yang kompeten harus belajar menyenangi
hidup bersama orang dari budaya yang lain.
17
Maka agar maksud komunikasi dipahami dan diterima serta dilaksanakan
bersama, harus dimungkinkan adanya peran serta untuk mempertukarkan
dan merundingkan makna diantara semua pihak dan unsur dalam
komunikasi yang pada akhirnya akan menghasilkan keselarasan dan
keserasian.
2.3.4. Hambatan – Hambatan Komunikasi Antarbudaya
Menurut Barna dan Rubenm (dalam DeVito, 1996:490), terdapat lima
hambatan dalam komunikasi antarbudaya yaitu:
1. Pengabaian perbedaan antara individu dan kelompok yang secara kultural
berbeda;
2. Pengabaian perbedaan antara kelompok kultural yang berbeda;
3. Pengabaian perbedaan dalam makna;
4. Pelanggaran adat kebiasaan kultural; dan
5. Penilaian perbedaan secara negatif.
Untuk mengatasi hambatan-hambatan dari komunikasi antarbudaya
diperlukan penyamaan dari tujuan-tujuan komunikasi dan mengurangi
etnosentrisme (persepsi terhadap hal-hal yang paling benar dan tepat).
2.4. New Media
2.4.1. Internet sebagai New Media
Internet adalah salah satu bentuk dari media baru (new media). Internet
dinilai sebagai alat informasi paling penting untuk dikembangkan
kedepannya. Internet memiliki kemampuan untuk mengkode, menyimpan,
memanipulasi dan menerima pesan. Internet merupakan sebuah media
dengan segala karakteristiknya. Internet memiliki teknologi, cara
penggunaan, lingkup layanan, isi dan image sendiri. Internet tidak dimiliki,
dikendalikan atau dikelola oleh sebuah badan tunggal tetapi merupakan
sebuah jaringan komputer yang terhubung secara intensional dan beroperasi
berdasarkan protokol yang disepakati bersama. Sejumlah organisasi
khususnya provider dan badan telekomunikasi berperan sebagai operator
internet (McQuail, 2009:28).
18
2.4.2. Kelebihan dan Manfaat New Media
New media (media baru atau media online) memiliki kelebihan kecepatan
melakukan sebuah interaksi, lebih efisien, lebih murah, lebih cepat untuk
mendapatkan sebuah informasi baru dan ter-update informasinya.
Kelemahannya adalah pada jaringan koneksi internet, jika pengguna tidak
mendapatkan akses internet yang memadai maka tidak dapat memperoleh
informasi sesuai kebutuhan. New media juga memiliki manfaat dalam hal
akses, yaitu dapat diakses dimanapun dan kapanpun, serta termasuk ke
dalam komunikasi massa karena pesan yang disampaikan dapat di lihat oleh
khalayak luas (Bagdakian, 2004:14).
2.5. Internet sebagai Media Komunikasi
Internet merupakan salah satu komunikasi melalui media massa. Karena
pesan yang di sampaikan melalui internet juga bersifat umum
komunikannya juga heterogen, komunikatornya juga melembaga, internet
juga menimbulkan keserempakan, namun melalui internet, komunikasi tidak
selalu berlangsung satu arah, tapi biasa juga dan seringkali berlangsung
memutar atau sirkuler. Artinya tidak dapat dipastikan mana komunikan dan
mana komunikatornya. Karena jika yang satu mengirimkan pesan maka
pesan itu akan langsung dibalas juga oleh pihak yang satunya. Internet tak
ubahya sebuah master key. Pertama, untuk membuka semua pintu informasi
dan data di seluruh dunia. Kedua untuk membuka the managed news, berita
maupun data yang direkayasa untuk tujuan-tujuan subyektif tertentu. Ketiga,
untuk meluaskan bandingan (Reddick dan King, 1996:15).
2.6. Computer Medicated Communication
Thurlow et. al (2007:15) mendefinisikan Computer Medicated
Communication (CMC) adalah: Computer Mediated Communication is a
process of human communication via computer, involving people, situated
in particular context, engaged in process to shaped media for variety of
purpose. Yaitu: suatu proses komunikasi yang dilakukan melalui komputer,
yang melibatkan manusia yang terjadi pada konteks tertentu, dimana
didalamnya melibatkan proses pembentukan media untuk berbagai tujuan.
19
Dapat dikatakan bahwa CMC adalah suatu proses komunikasi atau
pertukaran informasi yang dilakukan melalui medium, dalam hal ini
komputer adalah mediumnya. Dalam prakteknya, CMC biasanya
dihubungkan secara lebih spesifik dengan komunikasi manusia pada,
melalui atau menggunakan internet dan website (Thurlow, 2007:16). Dalam
penelitian ini yang menjadi objek penelitian merupakan salah satu bentuk
dari internet (New Media). Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan oleh
penulis merupakan bentuk dari Computer Mediated Communication.
2.7. Situs Jejaring Sosial Facebook
2.7.1. Situs Jejaring Sosial
Firmansyah (2010:10) mengemukakan bahwa situs jejaring sosial
merupakan sebuah situs berbasis pelayanan yang memungkinkan
penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia,
serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs
tersebut. Tampilan dasar situs jejaring sosial ini menampilkan halaman
profil pengguna, yang di dalamnya terdiri dari identitas diri dan foto
pengguna.
Jejaring sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari elemen-elemen
individual atau organisasi. Jejaring ini menunjukkan jalan dimana mereka
berhubungan karena kesamaan sosialitas, mulai dari mereka yang dikenal
sehari-hari sampai dengan keluarga (Nawawi, 2008:139).
Setiap situs jejaring sosial memiliki daya tarik yang berbeda. Namun pada
dasarnya tujuannya sama yaitu untuk berkomunikasi dengan mudah dan
lebih menarik karena ditambah fitur-fitur yang memanjakan penggunanya.
Dengan beberapa penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa situs
jejaring sosial merupakan layanan berbasis website atau aplikasi dimana
digunakan untuk bersosialisasi dan berkomunikasi dengan pihak lain baik
dengan teman, keluarga, maupun suatu komunitas yang memiliki tujuan
yang sama.
20
2.7.2 Facebook
1. Pengertian Facebook
Facebook adalah sebuah layanan jejaring sosial dan situs web yang
diluncurkan pada 4 Februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark
Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 Mei 1984. Pada
awal masa kuliahnya, situs jejaring sosial ini keanggotaannya masih
dibatasi untuk mahasiswa dari Harvard College. Dalam dua bulan
selanjutnya, keanggotaannya diperluas ke sekolah lain di wilayah Boston
(Boston College, Universitas Boston, MIT, Tufts), Rochester, Stanford,
NYU, Northwestern, dan semua sekolah yang termasuk dalam Ivy
League. Sampai akhirnya, pada September 2006, Facebook mulai
membuka pendaftaran bagi siapa saja yang memiliki alamat email. Fitur
yang ditawarkan Facebook sebagai situs jejaring sosial membuat banyak
orang menggunakannya (Anwari, 2010:84).
2. Fungsi Facebook sebagai Media Komunikasi
Menurut Mangkulo (2010:49), sebelum menggunakan Facebook sebagai
media yang akan digunakan menjadi sarana penunjang proses
komunikasi, terlebih dahulu dibuat sebuah desain fungsi yang dapat
diaplikasikan pada sistem komunikasi online yaitu sebagai berikut:
a. Fungsi untuk Penyampaian Materi Komunikasi
Banyak cara yang ditawarkan Facebook untuk menyampaikan materi
yang berhubungan dengan suatu pokok bahasan dari sebuah
komunikasi, beberapa cara tersebut adalah dengan share
link/photo/video, membuat status yang relevan dengan pokok bahasan
materi, dan membuat resume pokok bahasan materi dengan fitur note
atau docs pada group.
b. Fungsi untuk Jadwal Kegiatan
Pengguna Facebook dapat membuat jadwal kegiatan secara online
dengan menggunakan Facebook. Dengan adanya fungsi ini, anggota
dapat melihat jadwal kapan saja dan dimana saja. Pembuatan jadwal
21
tersebut dengan cara menggunakan aplikasi acara yang bergambar
kalender yang ada pada akun Facebook.
c. Fungsi untuk Melakukan Diskusi
Facebook dapat dilakukan sebagai sarana untuk melakukan diskusi
baik antara pengurus dengan anggota, maupun anggota dengan
anggota. Dalam diskusi tersebut dapat dibahas berbagai topik yang
berhubungan dengan materi kegiatan yang dibahas di dalam forum.
Dengan adanya Facebook, diskusi materi kegiatan dapat dilakukan
dimana saja dan kapan saja. Menurut Patria dan Yulianto (2010),
interaksi (diskusi) pada Facebook dapat dilakukan dengan cara-cara
berikut:
1. Asynchronous (pengurus dan anggota tidak berada dalam waktu
yang bersamaan)
a) Melalui fitur message
b) Melalui fitur comment
2. Synchronous (pengurus dan anggota berada dalam waktu yang
bersamaan).
Interaksi ini dilakukan melalui fitur chatting yang ada pada
Facebook. Dengan begitu, baik pengurus maupun anggota dapat
dengan mudah berdiskusi maupun bertukar informasi.
2.8. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Pertiwi (2013), melakukan penelitian dengan judul: Peran Facebook dalam
Komunikasi Interpersonal Studi Deskriptif Kualitatif tentang Peran
Facebook sebagai Media dalam Komunikasi Interpersonal antara Guru dan
Murid di SMP Maria Immaculata. Situs jejaring sosial FB mengakomodir
guru untuk berkomunikasi dengan muridnya sebagai teman. Sisi positif dari
hubungan guru-murid di FB adalah leburnya batasan pendidik dengan anak
didik, karena dalam FB seluruh individu terkait sebagai teman. Sisi
negatifnya, hubungan yang terjalin menjadi tidak fair ketika di sisi lain
sekolah ingin menjadi teman, sejajar, tapi di sisi lain sekolah
22
memberlakukan peraturan di dunia maya. Terlebih lagi tidak ada peraturan
tertulis yang mengatur guru dalam berjejaring.
Ismail (2014), melakukan penelitian dengan judul: Peran Grup
“Perpustakaan Pustakawan dan Pemustaka” pada Media Sosial Facebook
sebagai Sarana Komunikasi Para Pecinta Perpustakaan. Perpustakaan dan
pustakawan berperan sebagai salah satu penyampai dan penyebar informasi
yang di butuhkan oleh masyarakat, sesaui dengan perkembangan jaman ini
mau tidak mau perpustakaan dan pustakwan harus mau bertranformasi
untuk menjadi penyampai informasi atau sebagai sumber informasi yang up
date baik dari segi penampilan maupun dari segi sistem informasinya.
Dengan adanya grup yang membahas tentang dunia perpustakaan para
pustakawan maupun masyarakat yang peduli akan perpustakaan dapat saling
bertukar informasi yang tujuannya yaitu demi kemajuan dunia pendidikan,
demi kemajuan anak bangsa, demi kemajuan Negara.
Damanik (2015), melakukan penelitian dengan judul: Peran
Facebook dan Twitter sebagai Media Mencari Jodoh pada Gay di Medan.
keberadaan gay tersebar diseluruh kawasan Kota Medan. Oleh karena itu
untuk mempermudah interaksi dan mencari jodoh mereka menggunakan
media perantara berupa media sosial online seperti Facebook dan Twitter
dengan membuat akun asli atau palsu. Mereka sering mempromosikan diri
dengan menuliskan peran, identitas diri, alamat, dan nomor kontak pada
group-group Facebook dan Twitter. Jaringan media sosial online Facebook
dan Twitter ini dibuat karena sifat dari media sosial saling berkaitan dan
menghubungkan satu sama lain. Selain itu jaringan gay di dunia nyata juga
sengaja dibentuk oleh komunitas gay untuk tujuan khusus yaitu sebagai
wadah dan akses pelayanan kesehatan bagi gay. Hal ini karena gaya
berpacaran gay ternyata berbeda dengan gay berpacaran heteroseksual,
dimana para gay sering berganti-ganti pasangan dan melakukan hubungan
seksual demi menghilangkan rasa bosan atau mencari sensasi baru. Berganti
pasangan itu dilakukan karena prinsip tidak adanya ikatan resmi. Pada
23
prinsipnya komunitas gay belum mendapatkan penerimaan masyarakat dan
mendapat restu dari keluarga.
Dari ketiga penelitian di atas memiliki perbedaan dengan penelitian
yang disusun penulis diantaranya: (1) Fokus penelitian ini terletak pada
strategi komunikasi, (2) pada penelitian ini etnis yang tergabung dalam
organisasi berjumlah 21 dan (3) penelitian ini menggambarkan upaya
menyatukan pandangan dan kerukunan antar etnis dan komunitas di Kota
Salatiga.
2.9. Kerangka Pikir Penelitian
Pengelolaan informasi kegiatan Forum PANTAS melibatkan tiga aktivitas
yang saling berkaitan yaitu: (1) Materi kegiatan, (2) Jadwal kegiatan dan (3)
diskusi kegiatan. Dalam proses perencanaan dan penyebaran informasi
kegiatan oleh Forum PANTAS dibutuhkan media yang bertujuan
memberikan kemudahan kepada para anggota dalam menyampaikan pesan
dan informasi dalam organisasi dan dapat merangsang anggota untuk
menyalurkan ide atau gagasan, sehingga dapat membangkitkan minat dan
semangat para anggota forum PANTAS untuk meningkatkan eksistensi dan
mencapai tujuan organisasi yang sebaik-baiknya.
Grup Keluarga Facebook adalah media yang digunakan dalam
menyampaikan pesan dan informasi kegiatan Forum PANTAS, hal ini
didukung oleh kemudahan akses yang dimiliki Facebook sehingga mudah
dijangkau oleh setiap penggunanya. Pertimbangan lain Facebook memiliki
sejumlah fitur interaksi antar sesama pengguna yang diantaranya adalah
fitur wall (dinding) tempat sesama pengguna mengirimkan pesan-pesan
terbuka, tempat untuk memasang foto dan berbagi foto, berbagi tautan dari
website dan membuat file atau dokumen grup.