bab ii tinjauan pustaka 2.1 komunikasi 2.1.1 ......menurut potter & perry (2005) bentuk...

52
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 Pengertian Komunikasi Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communico yang berarti membagi (Cherry dalam Cangara, 2009). Berarti pula communis yakni membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan. Harold D. Laswell dalam Cangara (2009) menjelaskan bahwa tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Siapa yang menyampaikan? Apa yang disampaikan? Melalui saluran apa? Kepada siapa dan apa pengaruhnya?” Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, meningkatkan serta mempertahankan kontak dengan orang lain. Komunikasi adalah sebuah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan seseorang untuk berasosiasi dengan orang lain serta lingkungannya. Komunikasi merupakan persitiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dapat dipacu dan ditransmisikan (Potter & Perry, 2005). Tappen (1995) dalam Nursalam (2012) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasehat yang terjadi antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Komunikasi juga merupakan suatu seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah

Upload: others

Post on 11-Nov-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Komunikasi berasal dari bahasa latin yakni communico yang berarti membagi

(Cherry dalam Cangara, 2009). Berarti pula communis yakni membuat kebersamaan

atau membangun kebersamaan. Harold D. Laswell dalam Cangara (2009)

menjelaskan bahwa tindakan komunikasi adalah menjawab pertanyaan “Siapa yang

menyampaikan? Apa yang disampaikan? Melalui saluran apa? Kepada siapa dan apa

pengaruhnya?”

Komunikasi merupakan elemen dasar dari interaksi manusia yang

memungkinkan seseorang untuk menetapkan, meningkatkan serta mempertahankan

kontak dengan orang lain. Komunikasi adalah sebuah proses yang kompleks yang

melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan seseorang untuk

berasosiasi dengan orang lain serta lingkungannya. Komunikasi merupakan persitiwa

yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dapat dipacu dan

ditransmisikan (Potter & Perry, 2005).

Tappen (1995) dalam Nursalam (2012) mendefinisikan komunikasi sebagai

suatu pertukaran pikiran, perasaan, pendapat dan pemberian nasehat yang terjadi

antara dua orang atau lebih yang bekerja sama. Komunikasi juga merupakan suatu

seni untuk dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang mudah

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

sehingga orang lain dapat mengerti serta menerima maksud dan tujuan pemberi

pesan. Marquis & Huston (1998 dalam Nursalam 2012) merancang sebuah diagram

yang menggambarkan proses komunikasi yang terdiri dari komunikator, pesan,

komunikan serta faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi.

2.1.2 Tingkatan Komunikasi

Komunikasi secara garis besar dibagi menjadi tiga tingkatan yakni :

a. Komunikasi Intrapersonal

Faktor internal

Faktor eksternal

Tertulis

Verbal

Non verbal

Faktor internal

Faktor eksternal

Komunikan

Pesan

Komunikator

Gambar 1. Diagram proses komunikasi (Marquis & Houston, 1998)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Komunikasi intrapersonal terjadi didalam diri individu, merupakan model

jenis komunikasi di dalam diri seorang individu atau dialog internal yang terjadi

yang terjadi secara konstan dan tanpa disadari. Tujuan dari komunikasi

interpersonal adalah kesadaran diri yang mempengaruhi konsep diri dan perasaan

dihargai. Konsep diri yang positif dan kesadaran diri yang datang melaui dialog

internal dapat membantu perawat mengekespresikan diri kepada orang lain

misalnya pada klien. Komunikasi interpersonal adalah inti dari praktik

keperawatan karena seorang perawat akan mampu membantu klien jika mereka

berkomunikasi dalam tingkat interpersonal yang bermakna.

b. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang

atau lebih di dalam suatu kelompok kecil. Komunikasi interpersonal merupakan

jenis komunikasi yang paling sering digunakan dalam situasi keperawatan.

Komunikasi interpersonal yang sehat akan berguna dalam pemecahan masalah,

bertukar ide dan pikiran, pengambilan keputusan serta perkembangan pribadi.

Dalam situasi keperawatan akan banyak momen yang akan menantang

perawat dalam melakukan komunikasi interpersonal dengan baik. Setiap

pertemuan dengan klien seperti mengganti cairan infus, mengambil spesimen

darah, mengkaji klien yang baru masuk rawat inap, membutuhkan pertukaran

informasi. Pertemuan dengan anggota staf, dokter, ahli gizi atau profesi lain yang

berhubungan dengan keperawatan, menguji kemampuan komunikasi perawat

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

dengan profesi lain tersebut yang mungkin akan memiliki perbedaan pendapat

serta pengalaman.

c. Komunikasi Publik

Komunikasi publik adalah interaksi dengan sekumpulan orang dalam

jumlah yang besar. Menjadi seseorang komunikator yang kompeten yang mampu

menyampaikan pesan kepada komunikan membutuhkan kemampuan untuk

membayangkan dirinya berbicara pada sebuah kelompok besar. Kemampuan

seorang komunikator seperti penggunaan postur, gerakan tubuh, dan nada bicara

membantu seorang komunikator untuk mengekspresikan pesan yang ingin

disampaikan. Seperti dapat diambil contoh, perawat yang sedang memberikan

promosi kesehatan pada suatu komunitas.

(Potter & Perry, 2005)

Pendapat lain disampaikan oleh Joseph A. DeVito (1982 dalam Cangara

2012) dimana selain ketiga tingkatan komunikasi di atas, adanya komunikasi

massa juga menjadi bagian. Komunikasi masa dapat didefinisikan sebagai proses

komunikasi yang berlangsung dimana pesan dikirim dari sumber kepada penerima

dengan sifat missal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi,

surat kabar, dan film.

Pesan bersifat terbuka dengan khayalak yang variatif, baik dari segi usia,

agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. Ciri dari komunikasi masa

yakni sumber serta penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara

mekanik. Sumber juga merupakan suatu lembaga atau institusi yang terdiri dari

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

banyak orang misalnya reporter, penyiar, editor, teknisi dan sebagainya. Oleh

karena itu, komunikasi massa biasanya disampaikan dengan lebih formal,

terencana serta tersusun dengan baik.

2.1.3 Elemen Proses Komunikasi

Elemen proses komunikasi diyakini penting agar seseorang dapat berinteraksi

dengan efektif dan mewaspadai efek komunikasi diantara mereka. Menurut Potter &

Perry (2005) elemen proses komunikasi terdiri atas :

a. Referen

Referen atau stimulus memotivasi seseorang untuk berkomunikasi dengan

orang lain referen dapat berupa objek, pengalaman, emosi, idea tau tindakan.

Seseorang yang secara sadar memperhitungkan referen dalam interaksi interpersonal

dapat dengan hati-hati mengembangkan serta mengatur pesan.

b. Pengirim

Pengirim atau encorder adalah seseorang yang memprakarsai pesan atau

komunikasi interpersonal. Pengirim menempatkan referen pada suatu bentuk yang

dapat ditransmisikan serta melaksanakan tanggung jawab atas ketepatan isi dan emosi

pesan tersebut.

c. Pesan

Pesan didefinisikan sebagai bentuk informasi yang dikirimkan oleh pengirim.

Pesan yang efektif harus jelas dan terorganisir serta diekspresikan dengan baik oleh

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

pengirim dan diterima baik pula oleh penerima. Informasi harus diberikan sejelas-

jelasnya dengan penerima yang telah siap menerima pesan tersebut.

d. Saluran

Pesan dikirim melalui saluran komunikasi baik sarana visual, pendengaran

bahkan taktil. Ekspresi wajah dapat dijadikan saluran visual untuk menyampaikan

pesan. Kata-kata yang diucapkan tersampaikan melalui saluran audio atau

pendengaran. Sentuhan tangan perawat pun menyampaikan pesan bahwa perawat

berempati pada apa yang dirasakan klien. Disimpulkan bahwa semakin banyak

saluran yang digunakan indivdu untuk berkomunikasi, semakin baik pula

pemahaman yang akan didapat.

e. Penerima

Penerima disebut juga decoder, adalah orang yang menerima pesan yang

dikirmkan kepadanya. Pengirim harus dengan baik membaca sandi atau merspons

pesan yang ditujukan padanya. Adakalanya terjadi kesalahpahaman antara maksud

pengirim pesan dengan penerima pesan karena memang beberapa pesan sering kali

bermakna ganda ketika dinterpretasikan. Semakin banyak kesamaan atara maksud

pengirim dan penerima, maka makna akan tersampaikan dengan baik.

f. Respons

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Respons dalam elemen komunikasi membantu untuk mengungkapkan apakah

makna dari pesan tersebut tersampaikan ataukah tidak. Tujuan dari pesan tidak hanya

memastikan pesan telah sampai namun juga untuk memastikan apakah antara

pengirim dan penerima mencapai sebuah pemahaman yang sama atas pesan yang

dikirim. Respons verbal non verbal yang disampaikan penerima akan menunjukkan

pemahaman penerima atas pesan yang ditujukan padanya pun juga untuk memastikan

apakah pemahaman yang diperlihatkan melalui respon sesuai ataukah tidak dengan

maskud pesan pengirim.

Pendapat lain ditambahkan Charles Osgood, Gerald Miller dan Melvin De

Fleur yakni adanya unsur efek dan feedback dirasa perlu dalam membangun

komunikasi yang sempurna. Perkembangan terakhir yakni munculnya pandangan dari

Joseph De Vito, K. Serono dan Erika Vora yang menilai faktor lingkungan

merupakan unsur yang tidak kalah pentingnya dalam mendukung terjadinya proses

komunikasi (Cangara, 2009).

2.1.4 Bentuk Komunikasi

Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni

komunikasi verbal dan non verbal.

a. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan maupun yang

dituliskan. Kata-kata adalah media atau simbol yang digunakan dalam

mengekspresikan idea atau perasaan, sehingga menimbulkan respon emosional, atau

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

menggambarkan objek, observasi, kenangan atau kesimpulan. Kata-kata juga dapat

digunakan untuk mengungkapkan maksud yang tersembunyi, menguji minat

seseorang dalam hal tingkat kepedulian, atau untuk mengekspresikan kecemasan.

Sebuah kata dapat mengubah makna sebuah kalimat. Bahasa akan menjadi lebih

efektif jika setiap orang yang berkomunikasi memahami pesan yang disampaikan

dengan jelas.

Kode verbal mencakup aspek-aspek berupa :

1) Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila

pesan yang disampaikan dengan kata-kata yang tidak dapat dimengerti, karena

itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi. Dalam praktik

keperawatan, akan berbeda cara penyampaian komunikasi ketika kita

berbicara pada klien dengan kita berbicara dengan sesama profesi.

Penggunaan kosakata yang sesuai dengan lawan bicara kita perlu

diperhatikan. Karena kita tidak akan mungkin mengatakan, “Baik Pak, hari ini

saya akan memasang kateter pada Bapak.” Pesan yang diucapkan dalam

ungkapan yang apat dipahami klien akan membuat komunikasi menjadi

efektif.

2) Racing (kecepatan). Berbicara dengan kecepatan yang cukup, penggunaan

jeda yang tepat atau berbicara dengan tempo yang tidak terlalu lambat dan

berhati-hati, dapat membawa pesan tersampaikan dengan baik. Kecepatan

dalam kata ketika diverbalisasikan selain memunculkan, menghilangkan dan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

memperpanjang jeda, dapat menentukan tingkat komunikasi apakah

memuaskan pendengar atau tidak. Jeda harus digunakan ketika ingin

menunjukan hal tertentu, memberikan waktu bagi penerima ketika

mendengarkan sampai memahami kata-kata yang disampaikan. Perlu

diperhatikan reaksi non verbal yang ditunjukkan klien ketika pesan

disampaikan. Perhatikan apakah reaksi penerima seperti memahami maksud

pesan atau sebaliknya.

3) Intonasi suara : pesan akan terdengar lebih dramatik sehingga pesan akan

menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda.

Intonasi suara yang tidak proporsional merupakan hambatan dalam

berkomunikasi.

4) Humor : Dugan (1989) memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat

membantu menghilangkan stres dan nyeri. Wootsen (1993 dalam Potter &

Perry 2005) menyatakan bahwa tawa membantu melepaskan tegangan yang

berhubungan dengan stres atau sakit, meningkatkan keefektifan perawat

dalam menyediakan dukungan emosi pada klien dan memanusiakan

pengalaman rasa sakit. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan

harus diingat bahwa humor hanya merupakan selingan dalam berkomunikasi.

5) Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat

langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Keringkasan dapat dicapai dengan sempurna dengan menggunakan kata-kata

yang mengekspresikan kesederhanaan makna. Contoh kalimat, “Bapak bisa

memberitahu saya bagian mana yang terasa sakit,” tentu lebih efektif dan

ringkas dibandingkan, “saya ingin Bapak memberitahu saya, pada bagian

mana Bapak merasa sakit.”

6) Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena

berkomunikasi akan berarti seseorang bersedia berkomunikasi, artinya dapat

menyediakan waktu untuk mendengar atau memerhatikan apa yang

disampaikan.

7) Arti denotatif dan konotatif, dimana arti kata denotatif akan memberikan

makna yang sama terhadap kata yang digunakan, sedangkan konotatif

merupakan pikiran, perasaan serta ide dalam suatu kata. Misalnya dapat

diambil contoh, klien mempersepsikan kata serius sebagai suatu kondisi

mendekati kematian, sedangkan perawat akan menggunakan kata kritis untuk

menjelaskan keadaan menuju kematian. Jadi disimpulkan bahwa ketika

berkomunikasi dengan klien perawat harus memilih kata-kata yang tepat

sehingga tidak mudah disalahtafsirkan, terutama penting pada saat

menjelaskan tujuan terapi serta kondisi klien.

b. Komunikasi Non Verbal

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Komunikasi non verbal merupakan transmisi pesan tanpa menggunakan kata

kata, serta merupakan salah satu cara terkuat bagi seseorang untuk mengirimkan

pesan kepada orang lain. Komunikasi non verbal akan selalu kita tampilkan ketika

berhadapan dengan orang lain. Gerakan tubuh memberi makna yang lebih jelas

dengan kata-kata. Maka dari itu dikatakan bahwa komunikasi non verbal lebih kuat

dalam menyampaikan pesan dibandingakan dengan komunikasi verbal.

Perawat harus mewaspadai adanya komunikasi non verbal yang tidak sesuai

ketika berkomunikasi verbal. Seperti ucapan sederhana selamat pagi kepada klien,

jika perawat mengatakannya dengan raut wajah yang keras, tentu klien akan merasa

bahwa perawat tidak bermaksud baik dalam menyampaikan salamnya. Contoh lain

ketika perawat mengatakan bahwa prosedur menyuntik tidak menimbulkan rasa sakit

yang berlebihan namun dengan ekspresi yang datar bahkan marah, tentu klien akan

kehilangan kepercayaan kepada perawat dan akhirnya merasa cemas terhadap

prosedur yang akan dilakukan padanya. Disini terjadi kesalahan antara komunikasi

non verbal yang menyertai komunikasi verbal.

Studi Albert Mahrabian (1971 dalam Cangara 2012) pun menyimpulkan

bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang 7% berasal dari bahasa verbal,

38% dari vokal suara dan 55% berasal dari ekspresi muka. Dengan demikian sangat

perlu berhati-hati bagi perawat saat berkomunikasi dengan klien. Harus ada

kesesuaian antara komunikasi non verbal dan verbal. Mark knapp menyebutkan

fungsi kode non verbal pada komunikasi adalah untuk :

1) Meyakinkan apa yang diucapkan

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

2) Menunjukkan perasaan

3) Menunjukkan jati diri

4) Melengkapi ucapan yang dirasakan belum sempurna

Yang termasuk kode non verbal antara lain :

a) Ekspresi wajah, merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi karena

ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

b) Kontak mata, merupakan sinyal alamiah untuk berkomunikasi. Dengan

mengadakan kontak mata selama berinteraksi atau tanya jawab menandakan

seseorang terlibat dan menghargai lawan bicaranya dengan adanya kemauan

untuk memerhatikan tidak hanya sekedar mendengarkan. Melalui kontak mata

pun juga memberi kesempatan pada seseorang untuk mengobservasi lawan

bicaranya.

c) Sentuhan : sebuah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat

spontan dari komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-

sungguh, dukungan emosional, kasih sayang, atau simpati dapat dilakukan

melalui sentuhan.

d) Postur tubuh dan gaya berjalan : Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri, dan

bergerak dapat memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan

mampu merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatan seseorang.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

e) Sound (suara) : rintihan, menarik napas panjang, tangisan menjadi salah satu

ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila

dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya, pesan

akan lebih tersampai dengan jelas.

f) Gerak isyarat : merupakan kode non verbal yang dapat mempertegas komunikasi.

Menggunakan isyarat sebagai bagian total dar komunikasi seperti mengetuk-

mengetukan kaki atau menggerakan tangan selama berbicara menunjukkan

seseorang dalam keadaan stres bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan

stress.

(Cangara, 2009)

2.1.5 Fungsi Komunikasi

Komunikasi merupakan proses internal yang dapat membantu menyelesaikan

suatu masalah. Fungsi komunikasi bisa ditelusuri dari tipe komunikasi itu sendiri baik

itu komunikasi intrapersonal, komunikasi interpersonal, komunikasi publik ataupun

komunikasi massa. Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal) berfungsi untuk

mengembangkan kreativitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri serta

meningkatkan kematangan berpikir sebelum mengambil keputusan, sedangkan

komunikasi antar pribadi (interpersonal) yakni berusaha meningkatkan hubungan

insani, menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi

ketidakpastian sesuatu serta berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Fungsi komunikasi publik untuk menumbuhkan semangat kebersaman,

memengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur. Terakhir,

fungsi komunikasi massa untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan,

merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kegembiraan dalam hidup

seseorang. Perkembangan teknologi komunikasi yang begitu cepat terutama bidang

penyiaran dan audiovisual menyebabkan fungsi komunikasi massa mengalami

perubahan.

(Cangara, 2012)

Hewitt (1981 dalam Cangara 2012), menjabarkan tujuan proses komunikasi

secara spesifik sebagai berikut :

a. Mempelajari atau mengajarkan sesuatu

b. Mempengaruhi perilaku seseorang

c. Mengungkapkan perasaan

d. Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain

e. Berhubungan dengan orang lain

f. Menyelesaikan sebuah masalah

g. Mencapai sebuah tujuan

h. Menurunkan ketegangan dan menyelesaikan konflik

i. Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orang lain

2.1.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Potter & Perry (2005) menjelaskan bahwa persepsi, nilai, latar belakang

budaya, pengetahuan, peran dan lokasi interaksi memberikan pengaruh terhadap isi

pesan dan bagaimana pesan tersebut disampaikan.

a. Persepsi

Persepsi ialah pandangan pribadi atas apa yang sedang terjadi. Sebuah

komunikasi antara perawat dank lien memerlukan persepsi yang baik karena persepsi

terbentuk atas dasar kesamaan antara apa yang diharapkan kedua belah pihak.

Perbedaan persepsi antar individu dapat menjadi kendala dalam berkomunikasi.

b. Nilai

Nilai merupakan standar yang mempengaruhi tingkah laku. Nilai penting dalam

hidup seseorang terutama dalam hal pengaruh terhadap ekpresi pemikiran dan ide

yang pada akhirnya juga berpengaruh terhadap interpretasi pesan. Dalam komunikasi,

memahami dan menjelaskan sebuah nilai penitng disaat akan membuat sebuah

keputusan. Penting diperhatikan bahwa nilai pribadi dari perawat tidak ikut

mempengaruhi hubungan professional dengan klien.

c. Latar Belakang Budaya

Budaya merupakan jumlah keseluruhan dari cara berbuat, berpikir dan

merasakan. Budaya merupakan bentuk kondisi yang menunjukkan dirinya melalui

tingkah laku. Bahasa, pembawaan, nilai dan gerakan tubuh merefleksikan asal

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

budaya. Budaya akan mempengaruhi klien dan perawat dalam berinteraksi satu sama

lain.

d. Pengetahuan

Komunikasi akan lebih sulit ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain

yang memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda. Pesan akan menjadi tidak jelas jika

kata-kata ataupun ungkapan yang digunakantidak dikenal oleh penerima pesan.

Dalam hal melayani klien, perawat diharapkan dapat berkomunikasi dengan bahasa

yang mudah dipahami oleh klien mengingat tingkat pengetahuan diantaranya yang

mungkin saja berbeda.

e. Peran

Individu berkomunikasi sesuai tatanan yang tepat menurut hubungan dan

peran mereka saat itu. Ketika perawat berkomunikasi dengan rekan sejawat tentu

mereka tahu peran dan hubungan mereka saat itu dan berkomunikasi yang memang

sesuai dengan peran dan hubungan mereka. Namun akan berbeda nantinya ketika

perawat berkomunikasi dengan klien karena saat itu perawat telah memiliki hubungan

dan peran yang berbeda saat berhadapan dengan klien yang pada akhirnya juga

mempengaruhi komunikasi mereka. Perawat harus mampu menjaga jarak mereka

dengan klien dalam batas professional demi terciptanya sebuah komunikasi yang

sesuai.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

f. Lokasi Interaksi/ lingkungan

Orang akan cenderung bisa berkomunikasi jika lokasi interaksi atau

lingkungan mereka nyaman. Ruangan yang hangat, bebas dari kebisingan dan

gangguan adalah lingkungan yang terbaik untuk berkomunikasi. Gangguan

lingkungan dapat mengganggu pesan yang akan disampaikan. Perawat memiliki

semacam kontrol ketika memilih lingkungan untuk berkomunikasi, artinya usaha

perawat dalam memberikan sebuah informasi tidak boleh dihalangi oleh distraksi

lingkungan. Komunikasi harus tepat dan relevan berdasarkan rencana pasien untuk

perawatan.

2.1.7 Gangguan dan Rintangan Komunikasi

Shannon dan Weaver (1949 dalam Cangara 2012) menjelaskan bahwa

gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu

elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak berlangsung efektif.

Sedangkan rintangan komunikasi ialah adanya hambatan yang menyebabkan proses

komunikasi tidak dapat berlangsung sesuai harapan komunikator dan penerima.

Macam-macam gangguan dan rintangan dalam komunikasi dijelaskan sebagai berikut

:

a. Gangguan Teknis

Gangguan teknis terjadi ketika salah satu alat yang digunakan dalma

berkomunikasi mengalami gangguan sehingga informasi yang ditransmisikan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

melalui saluran mengalami kerusakan. Misalnya gangguan pada stasiun radio atau

televise, gangguan jaringan telepon dan semacamnya.

b. Gangguan Semantik dan Psikologis

Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena

kesalahan bahasa yang digunakan (Blake, 1979). Gangguan semantik terjadi

disebabkan oleh :

1. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak menggunakan jargon bahasa asing

sehingga sulit dimengerti oleh beberapa khayalak.

2. Perbedaan bahasa yang digunakan antara pembicara dengan penerima.

3. Struktur bahasa yang tidak digunakan sebagaimana mestinya sehingga

membingungkan penerima.

4. Adanya latar belakang budaya yang berbeda, dapat menyebabkan perbedaan

persepsi terhadap symbol-simbol bahasa yang digunakan.

c. Rintangan Psikologis

Rintangan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh

persoalan-persoalan di dalam diri individu. Misalnya situasi berduka, perasaan curiga

pada penerima pada sumber, sampai gangguan kejiwaan yang menyebabkan

penerimaan dan pemberian informasi tidak berjalan baik.

d. Gangguan Fisik

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Gangguan fisik adalah gangguan yang disebabkan oleh keadaan geografis

misalnya jarak yang jauh diperparah dengan tidak adanya sarana kantor pos, akses

telepon, jalur transportasi dan semacamnya sehingga komunikasi sulit terjadi.

gangguan fisik juga bisa diartikan adanya gangguan pada fungsi tubuh misalnya

kelelahan atau sakit.

e. Rintangan Status

Rintangan status adalah rintangan yang dikarenakan jarak sosial antar peserta

komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau atasan dengan

bawahan. Perbedaan ini biasanya menuntut perilaku komunikasi yang jauh lebih

formal dan sopan serta selalu memerhatikan kondisi dan etika yang sudah

membudaya dalam masyarakat dimana bawahan cenderung hormat dan patuh

terhadap perkataan atasan.

f. Rintangan Kerangka Berpikir

Rintangan kerangka berpikir disebabkan adanya perbedaan persepsi antara

komunikator dan penerima terhadap pesan yang digunakan dalam berkomuunikasi.

Hal tersebut bisa dikarenakan adanya perbedaan latar belakang pengalaman dan

pendidikan.

g. Rintangan Budaya

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Rintangan budaya disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan

nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Masyarakat

di negara-negara berkembang cenderung lebih mudah menerima informasi dari

sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan mereka seperti bahasa, budaya,

agama dan semacamnya.

2.1.8 Kemampuan

Pengertian kemampuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1993: 522)

adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Poerwadarminta (1992)

mengatakan bahwa kemampuan adalah kesanggupan, kekuatan dan kekayaan.

Menurut Bloom dalam Suprijono (2011), kemampuan terbagi menjadi tiga aspek

yakni : aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Aspek kognitif diukur dari

pengetahuan (knowledge), aspek afektif diukur dari sikap (attitude), dan aspek

psikomotor diukur dari keterampilan (practice).

a. Pengetahuan (Knowladge)

Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui, dan terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui sesuatu berdasarkan suatu proses

sensoris dalam hal ini mata dan telinga terhadap suatu objek. Menurut

Notoatmodjo (2002), pengetahuan mempunyai enam tingkatan yakni :

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

1) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu proses mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari keseluruhan bahan

yang telah dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Kata kerja untuk

mengukur seseorang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain :

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehesion)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan kembali

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan

materi tersebut dengan benar. Orang yang telah paham terhadap suatu objek

atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagianya terhadap objek atau materi yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajaripada suatu kondisi sebenarnya. Aplikasi disini diaetikan

sebagai penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi lain.

4) Analisis (Analysis)

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menghubungkan bagian-bagian

didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis

merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian didasarkan pada suatu

criteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan criteria yang telah ada.

Mubarak dkk (2007) menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi

tingkat pengetahuan individu yaitu :

a) Umur

Pada aspek mental dengan bertambahnya umur maka taraf berpikir

seseorang akan semakin matang.

b) Minat

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan

pada akhirnya memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

c) Lingkungan

Lingkungan akan menyebabkan seseorang mendapatkan pengalaman yang

akan berpengaruh pada cara berpikir, dimana seseorang akan mempelajari

hal-hal yang baik dan juga buruk tergantung pada sifat kelompoknya.

d) Sosial budaya

Sosial budaya berpengaruh pada pengetahuan seseorang. Seseorang yang

memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain,

karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan

memperoleh suatu pengetahuan.

e) Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah pula

mereka menyerap dan memahami pengetahuan yang didapat.

f) Informasi

Informasi yang diterima dari media masa atau media cetak misalnya akan

menambah pengetahuan sehingga informasi berpengaruh terhadap

pengetahuan seseorang.

g) Pengalaman

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya untuk memperoleh

pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman

yang telah didapat.

b. Sikap

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari individu

terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2002). Sikap belum merupakan

suatu tindakan atau aktivitas. Sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan

merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka.

Menurut Sunaryo (2004), sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek baik bersifat intern maupun ektern sehingga manifestasinya

tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari

perilaku tertutup tersebut. Sikap secara realitas menunjukkan adanya kesesuaian

respon terhadap stimulus tertentu.

Menurut Indriastuti (2009) sikap positif maupun negative seseorang

tergantung dari pemahaman individu tersebut terhadap suatu hal, sehingga sikap ini

selanjutnya akan mendorong individu melakukan perilaku tertentu pada saat

dibutuhkan, dan ketika individu menghindari melakukan perilaku tersebut, itu berarti

individu mempunyai sikap negative terhadap perilaku tersebut.

Menurut Allport (1954) sebagaimana dijelaskan dalam Notoatmodjo (2002),

struktur sikap terdiri dari tiga komponen pokok yakni :

1. Komponen kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2. Komponen yang meliputi kehidupan emosional atau evaluasi individu terhadap

suatu objek.

3. Komponen predisposisi atau kesiapan/kecenderungan individu untuk bertindak.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Ketiganya akan membentuk sebuah pemahaman yakni attitude. Dalam hal ini

yang menjadi determinan sikap adalah pengetahuan, berpikir, keyakinan dan emosi.

Adapun tingkat-tingkat sikap (attitude) berdasarkan intensitasnya yakni :

a) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa individu mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).

b) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan serta menyelesaikan tugas

yang diberikan.

c) Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk ikut mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d) Bertanggung jawab (Responsibility)

Individu siap bertanggung jawab dan siap menanggung segala risiko atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya.

Walgito (2001 dalam Sunaryo, 2004) bahwa salah satu faktor penentu

pembentuk sikap adalah faktor komunikasi sosial yakni pemberian informasi yang

didapat oleh individu yang mengakibatkan adanya perubahan sikap pada individu.

Menurut Azwar (1995 dalam Sunaryo, 2004), terdapat komponen emosional yang

membentuk sikap, dimana dimensi subjektif individu baik perasaan senang ataupun

tidak senang terhadap suatu hal banyak dipengaruhi oleh apa yang kita percayai

sebagai sesuatu yang benar. Jadi komunikasi perawat dipersepsikan sebagai sesuatu

yang baik sehingga menimbulkan sikap positif.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Faktor yang mempengaruhi pembentukan dan pengubahan sikap dibedakan

menjadi faktor internal dan eksternal (Sunaryo, 2004). Faktor internal meliputi motif,

sikap, serta motivasi yang bekerja dalam diri individu pada saat tertentu serta

mengarahkan minat dan perhatian (faktor psikologis), juga perasaan sakit, lapar, haus

(faktor fisiologis). Sedangkan faktor ekternal berasal dari luar individu seperti

stimulus untuk membentuk dan mengubah sikap. Faktor ekternal mencakup

pengalaman, situasi, norma, dan hambatan yang dihadapi individu dalam masyarakat.

Menurut Sunaryo (2004), secara garis besar pengukuran sikap dibedakan

menjadi dua cara yakni secara langsung dan tidak langsung.

1) Secara langsung

a) Langsung berstruktur

Cara ini mengukur sikap dengan cara menggunakan pertanyaan-pertanyaan

yang telah disusun sedemikian rupa dalam suatu alat yang telah ditentukan

dan langsung diberikan kepada subjek yang diteliti. Misalnya dengan

menggunakan skala borgardus (jawaban ya dan tidak) dan dengan skala

likert (kategori jawaban yang umumnya terdiri dari satu lima jawaban seperti

setuju, tidak setuju, ragu-ragu, dan lain-lain).

b) Langsung tak berstruktur

Cara ini merupakan pengukuran sikap yang sederhana dan tidak diperlukan

persiapan khusus, misalnya dengan melakukan wawancara , pengamatan

langsung atau survei.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

2) Secara tidak langsung

Cara pengukuran sikap dengan menggunakan tes. Pada umumnya menggunakan

skala sematik-differential yang terstandar.

c. Psikomotor

Suatu sikap pada diri individu yang belum tentu terwujud dalam suatu

tindakan. Agar sikap individu terwujud dalam suatu tindakan nyata maka diperlukan

pendukung atau fasilitas (Sunaryo, 2004). Menurut Rais dan Saembodo (1998)

keterampilan merupakan kecakapan atau kemahiran yang dimiliki seseorang untuk

melakukan suatu pekerjaan dan hanya dapat diperoleh melalui praktek ,baik latihan

maupun melalui pengalaman. Menurut Mardapi (2003), keterampilan psikomotor ada

enam tahap, yaitu: gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perseptual, gerakan

fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursif.

1. Gerakan refleks adalah respons motorik atau gerak tanpa sadar yang muncul

ketika bayi lahir.

2. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah pada keterampilan komplek yang

khusus.

3. Kemampuan perseptual adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motorik atau

gerak.

4. Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan gerakan terampil.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

5. Gerakan terampil adalah gerakan yang memerlukan belajar, seperti keterampilan

dalam olah raga.

6. Komunikasi nondiskursif adalah kemampuan berkomunikasi dengan

menggunakan gerakan.

2.1.9 Kemampuan Komunikasi

a. Definisi Kemampuan Komunikasi

Kemampuan komunikasi adalah kecakapan atau kesanggupan penyampaian

pesan, gagasan, atau pikiran kepada orang lain dengan tujuan orang lain tersebut

memahami apa yang dimaksudkan, baik secara langsung atau tidak langsung.

Kemampuan/kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan seseorang untuk

berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989 dalam Payne 2005).

b. Komponen Kemampuan Komunikasi

Brian Spitzberg dan William Cupach (dalam Payne, 2005) menyatakan bahwa

terdapat tiga komponen kemampuan komunikasi, yaitu: knowledge, skills, dan

motivation.

1) Knowledge

Untuk mencapai tujuan dari komunikasi, individu harus memiliki

pengetahuan yang dibutuhkan dalam berkomunikasi secara efektif dan tepat.

Spitzberg dan Cupach mengemukakan bahwa pengetahuan akan lebih ditekankan

pada “bagaimana” sebenarnya komunikasi daripada “apa” itu komunikasi.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Pengetahuan- pengetahuan tersebut diantaranya seperti mengetahui apa yang harus

diucapkan, tingkah laku seperti apa yang harus diambil dalam situasi yang berbeda,

bagaimana orang lain akan menanggapi dan berperilaku, siapa yang diajak

berkomunikasi, serta memahami isi pesan yang disampaikan. Pengetahuan ini

dibutuhkan agar komunikasi dapat berjalan secara efektif dan tepat. Pengetahuan ini

akan bertambah seiring tingginya pendidikan dan pengalaman. Oleh karena itu,

semakin seseorang mengetahui bagaimana harus berkomunikasi dalam situasi yang

berbeda maka kemampuan atau kemampuan

berkomunikasinya akan semakin baik.

2). Motivation

Motivasi dalam hal ini merupakan hasrat atau keinginan seseorang untuk

melakukan komunikasi atau menghindari komunikasi dengan orang lain. Motivasi

biasanya berhubungan dengan tujuan-tujuan tertentu seperti untuk menjalin hubungan

baru, mendapatkan informasi yang diinginkan, terlibat dalam pengambilan keputusan

bersama, dan lain sebagainya. Semakin individu memiliki keinginan untuk

berkomunikasi secara efektif dan meninggalkan kesan yang baik terhadap orang lain,

maka akan semakin tinggi motivasi individu untuk berkomunikasi. Dalam hal ini,

tanggapan yang diberikan orang lain akan mempengaruhi keinginan individu dalam

berkomunikasi. Jika individu terlalu takut untuk mendapat tanggapan yang tidak

dinginkan, maka keinginannya untuk berkomunikasi akan rendah.

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

3) Skills

Skill meliputi tindakan nyata dari perilaku, yang merupakan kemampuan

seseorang dalam mengolah perilaku yang diperlukan dalam berkomunikasi secara

tepat dan efektif. Kemampuan ini meliputi beberapa hal seperti other-orientation,

social anxiety, expressiveness, dan interaction management.

a) Other-orientation adalah tingkah laku yang menunjukkan bahwa individu tertarik

dan memperhatikan orang lain. Dalam hal ini, individu mampu mendengar,

melihat dan juga merasakan apa yang disampaikan orang lain baik secara verbal

maupun nonverbal. Other-orientation akan berlawanan dengan self-centeredness

dimana individu hanya memperhatikan dirinya sendiri dan kurang tertarik dengan

orang lain dalam berkomunikasi.

b) Social anxiety meliputi bagaimana kemampuan individu mengatasi kecemasan

dalam berbicara dengan orang lain dan menunjukkan ketenangan dan percaya

diri dalam berkomunikasi.

c) Expressiveness mengarah pada kemampuan dalam berkomunikasi yang

menunjukkan kegembiraan, semangat, serta intensitas dan variabilitas dalam

perilaku komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan vokal yang

beragam, wajah yang ekspresif, penggunaan vocabulary yang luas, serta gerak

tubuh.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

d) Interaction management merupakan kemampuan untuk mengelola interaksi

dalam berkomunikasi, seperti pergantian dalam berbicara serta pemberian

feedback atau respon.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Komunikasi Individu

Soler dan Jorda (2007), berdasarkan hasil penelitiannya mengungkapkan

bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan atau

kemampuan seorang individu, terutama individu bilingual, di antaranya yaitu:

a) Acquisition Context : Kemampuan komunikasi seorang individu yang dipengaruhi

oleh context acquisition atau perolehan bahasa individu tersebut. Terdapat tiga

konteks perolehan bahasa, yakni naturalistic contex, dimana individu tidak belajar

bahasa di dalam kelas dan hanya berkomunikasi secara natural di luar sekolah;

instructed context, dimana individu belajar bahasa secara formal di kelas dan mixed

context, dimana individu belajar bahasa di dalam kelas dan juga di luar kelas secara

natural.

b) Usia : Usia saat seorang individu pertama kali memepelajari suatu bahasa akan

mempengaruhi kemampuan bahasa dan komunikasi individu tersebut. Seorang

individu yang mempelajari bahasa, terutama bahasa kedua, pada usia yang lebih

muda dapat memiliki kemampuan bahasa dan komunikasi yang lebih baik daripada

individu yang mulai mempelajari bahasa lebih lambat.

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

c) Frekuensi penggunaan bahasa kedua : Frekuensi atau seberapa sering suatu bahasa

digunakan dalam kehidupan sehari-hari akan mempengaruhi kemampuan bahasa dan

komunikasi seorang individu. Semakin sering suatu bahasa digunakan dalam

kehidupan sehari-hari maka akan semakin baik kemampuan individu dalam bahasa

tersebut.

d) Jenis kelamin

Jenis kelamin seorang individu juga dapat mempengaruhi kemampuann bahasa dan

komunikasinya, namun pengaruh ini tidak terlalu besar dampaknya. Soler dan Jorda

(2007) mengungkapkan bahwa wanita memiliki kemampuan bahasa dan komunikasi

yang sedikit lebih baik daripada laki-laki.

e) Usia

Usia juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan atau

kemampuan komunikasi dan bahasa seseorang. Individu yang lebih tua dikatakan

dapat memiliki kemampuan yang lebih baik dari individu yang lebih muda dalam

berkomunikasi.

f) Level pendidikan

Tingkat atau level pendidikan seorang individu juga dapat mempengaruhi

kemampuannya dalam berkomunikasi. Sebagian besar individu yang memiliki

pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan kemampuan berbahasa dan komunikasi

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

yang lebih baik dari individu yang memiliki pendidikan lebih rendah. Cooley dan

Roach (dalam Salleh, 2006), menambahkan bahwa dalam kemampuan komunikasi

terdapat beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan Antara lain : kondisi

fisiologis, seperti umur, jenis kelamin dan minat; kondisi psikologis, seperti kognitif,

emosi, kepribadian, dan motivasi; serta lingkungan sosial individu yang membentuk

kategori fisiologis dan psikologis yang menjadi syarat minimal agar individu dapat

dikatakan kompeten.

2.2 Belajar

2.2.2 Metode Pembelajaran

1. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti jalan

atau cara dimana dalam ilmu filsafat dan ilmu pengetahuan, metode diartikan

sebagai cara memikirkan atau memeriksa sesuatu hal menurut suatu rencana

tertentu. Sedangkan didalam dunia pengajaran metode adalah rencana

penyajian bahan yang menyeluruh dengan urutan yang sistematis berdasarkan

approach tertentu (bersifat filosofis atau aksioma) (Hidayat, 1987). Sedangkan

menurut Sanjaya (2009), metode adalah suatu upaya pengimplementasian

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.

Soekamto dan Winataputra (1995) mendefinisikan metode

pembelajaran sebagai kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar bagi para siswa untuk

mencapai tujuan pembelajaran dan berfungsi sebagai pedoman bagi para

perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Metode pembelajaran meliputi

semua hal yang termasuk didalam proses pengajaran mulai dari pemilihan

bahan, urutan bahan, penyajian bahan, hingga pengulangan bahan (Hidayat,

1987).

2. Jenis Metode Pembelajaran

Menurut M. Sobri Sutikno (2009) metode pembelajaran ialah cara-cara

penyajian materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses

pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai tujuan tertentu.

Jenis-jenis metode pembelajaran antara lain :

a. Metode ceramah

Metode ceramah ialah penerangan dan penuturan secara lisan oleh

guru atau pengajar terhadap kelas. Dalam pelaksanaan ceramah untuk

menjelaskan uraiannya, pengajar dapat menggunakan alat-alat bantu seperti

gambar-gambar. Peranan murid dalam metode ceramah adalah mendengarkan

dengan teliti serta mencatat pokok pentingnya yang dikemukakan oleh guru.

b. Metode Tanya Jawab

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Pada metode tanya jawab, pengajar pada umumnya berusaha

menanyakan apakah siswa telah mengetahui fakta tertentu yang sudah

diajarkan. Pada metode diskusi, pertanyaan guru lebih diarahkan untuk

merangsang siswa mempergunakan fakta yang lebih kompleks. Pertanyaan

tidak bersifat faktuil, dan jawabannya tidak mutlak / tunggal.

c. Metode Diskusi

Suatu metode yang digunakan apabila menemukan persoalan –

persoalan/ masalah-masalah yang tidak dapat dipecahkan hanya dengan satu

jawaban atau satu cara saja dan perlu menggunakan banyak pengetahuan dan

macam-macam cara pemecahan dan mencari jalan yang terbaik serta

pembahasannya memerlukan lebih dari dua orang, yakni masalah-masalah

yang memerlukan kerjasama dengan musyawarah.

d. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi ialah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan

dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

e. Metode karyawisata/ pengalaman lapangan

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Metode karyawisata adalah metode mengajar yang dirancang terlebih

dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa membuat laporan dan

didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta didampingi oleh

pendidik, yang kemudian dibukukan.

f. Metode Penugasan

Pembelajaran dengan menggunakan metode penugasan berarti guru

memberi tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Tugas yang

diberikan guru dapat berupa masalah yang harus dipecahkan dan prosedurnya

tidak diberitahukan. Metode penugasan ini dapat mengembangkan

kemandirian siswa, merangsang untuk belajar lebih banyak, membina disiplin

dan tanggung jawab siswa, dan membina kebiasaan mencari dan mengolah

sendiri informasi. Kekurangan metode ini terletak pada sulitnya mengawasi

mengenai kemungkinan siswa tidak bekerja secara mandiri.

g. Metode Eksperimen Laboratorium

Eksperimen adalah cara penyajian pelajaran di mana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang

dipelajari. Dalam proses pembelajaran melalui eksperimen siswa diberi

kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu

Page 37: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

proses,mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik

kesimpulan sendiri tentang suatu objek, keadaan atau proses tertentu.

h. Metode Bermain Peran / Simulasi

Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk

‘menghadirkan’ peran-peran yang ada dalam dunia nyata ke dalam suatu

‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang kemudian dijadikan

sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap isi dari

bermain peran tersebut. Misalnya: menilai keunggulan maupun kelemahan

masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan saran/ alternatif

pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Metode ini lebih

menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan

pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran.

3. Ceramah

a. Pengertian Metode Ceramah

Menurut Muhibbin Syah (2000) metode ceramah yaitu sebuah metode

mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Metode ceramah

dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk

menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan

literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.

Page 38: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Sedangkan menurut Roestiyah (2008) metode ceramah merupakan suatu metode

pengajaran yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau

uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.

Adapun tujuan penggunaan metode ceramah dalam pembelajaran adalah :

a. Untuk mengerahkan peserta pembelajaran memperoleh pemahaman yang

jelas mengenai masalah yang dihadapi

b. Untuk melibatkan peserta pembelajaran dalam berpikir melalui pemecahan

masalah

c. Memperoleh umpan balik dari siswa tentang kualitas pemahamannya dan

mengatasi kesalahpahaman

d. Untuk membantu siswa dalam apresiasi dan memproses penalaran serta

penggunaan bukti dalam memecah keraguan

b. Langkah-langkah persiapan metode ceramah

Moedjiono (2006) menyebutkan persiapan ceramah menyangkut penulisan

bahan ceramah, penggunaan alat bantu dan pengorganisasian kelas. Berkenaan

dengan hal tersebut persiapan ceramah meliputi hal-hal berikut :

1) Persiapkan dengan cermat segala sesuatu yang diperlukan untuk mendukung

keefektifan penggunaan ceramah. Ceramah yang baik jika dipersiapkan secara

baik keseluruhan aspek yang diperlukan sejak awal ceramah sampai dengan

akhir ceramah

Page 39: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

2) Siapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan ceramah yang akan

dilaksanakan

3) Tuliskan ide-ide pokok sebagai topik inti

4) Hubungkan tiap-tiap ide pokok secara logis dan sistematis

5) Susunlah contoh dan ilustrasi untuk masing-masing satuan tujuan

6) Urutkan ide-ide pokok secara logis dan sistematis

7) Memberi tanda bagi ide pokok secara logis dan sistematis

8) Berikan tanda pada bagian sajian yang diperkirakan dapat memancing

partisipasi siswa

9) Kembangkanlah kesimpulan secara ringkas kemudian hubungkan satu sama

lain

10) Perhatikan susunan fisik kelas agar semua siswa dapat menyimak ceramah

dengan baik

c. Kelebihan Metode Ceramah

Kelebihan metode ceramah ialah :

1) Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan

2) Efisien dari sisi waktu dan biaya

3) Dapat menyampaikan materi yang banyak

4) Mendorong dosen menguasai materi

5) Lebih mudah mengontrol kelas

6) Peserta didik tidak perlu persiapan

Page 40: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

7) Peserta didik dapat langsung menerima ilmu pengetahuan

(Zaini dkk, 2008)

d. Kelemahan Metode Ceramah

Kelemahan metode ceramah ialah :

1) Mudah terganggu oleh hal-hal yang bersifat visual dan rentan terhadap

kebisingan

2) Kapasitas otak yang lebih cepat melupakan informasi yang dianggap sebagai

hal yag dominan

3) Metodenya cenderung membosankan

4) Feed back relatif rendah

5) Menggurui dan melelahkan

6) Kurang melekat pada ingatan peserta didik

7) Kurang terkendali, baik waktu maupun materi

8) Monoton

(Zaini dkk, 2008)

4. Bermain peran

a. Pengertian Metode Bermain Peran (Role Playing)

Metode bermain peran (role playing) adalah metode pembelajaran yang

merupakan bagian dari simulasi yang diarahkan untuk mengkreasi peristiwa

Page 41: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

sejarah, mengkreasi peristiwa-peristiwa aktual, atau kejadian-kejadian yang

muncul pada masa mendatang (Sanjaya, 2009).

Sedangkan menurut Suyatno (2009) metode bermain peran adalah suatu

cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan

penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa

dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Berdasarkan dua

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode bermain peran merupakan

metode pembelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan serta

pengkreasian peristiwa-peristiwa yang diimajinasikan dengan cara memerankan

tokoh hidup atau mati.

Bermain peran merupakan bentuk aktivitas pembelajaran yang dirancang

untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang spesifik. Peran-peran dapat

didefinisikan secara jelas yang memiliki interaksi yang memungkinkan

dieskplorasi dalam keadaan yang bersifat simulasi (Zaini dkk, 2008).

b. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Metode Bermain Peran

Sanjaya (2009) menjabarkan langkah-langkah pembelajaran dengan

menggunakan metode bermain peran sebagai berikut :

1) Persiapan

a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai.

b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan

disimulasikan.

Page 42: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan

yang harus dimainkan pemeran, serta waktu yang disediakan.

d. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya khusunya pada

siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.

2) Pelaksanaan

a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.

b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.

c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat

kesulitan.

d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan

untuk mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang

sedang disimulasikan.

3) Penutup

a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita

yang disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan

kritik dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.

b. Merumuskan kesimpulan

c. Kelebihan Metode Bermain peran (Bermain Peran)

Beberapa kelebihan dari penggunaan metode bermain peran

Page 43: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

diantaranya :

1 Dapat dijadikan bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang

sebenarnya baik di kehidupan keluarga, masyarakat ataupun lingkungan

kerja.

2 Dapat mengembangkan kreatifitas siswa, karena melalui bermain peran,

siswa diberi kesempatan untuk memainkan perannya sesuai dengan topic

yang telah ditentukan.

3 Dapat mengembangkan rasa percaya diri.

4 Dapat memperkaya pengetahuan, sikap serta keterampilan yang

diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematik.

5 Dapat meningkatkan gairah siswa dalam belajar.

(Sanjaya, 2009)

d. Kelemahan Metode Bermain peran (Bermain Peran)

Sedangkan kelemahan yang dimiliki metode bermain peran adalah:

1 Pengalaman yang diperoleh saat bermain peran tidak selalu sesuai

dengan kenyataan di lapangan.

2 Fungsi simulasi sebagai metode pembelajaran menjadi kurang maksimal

karena pengelolaan sarana prasarana yang ridak baik.

3 Faktor psikologis seperti perasaan malu dan takut sering memengaruhi

siswa dalam melakukan bermain peran.

(Sanjaya, 2009)

Page 44: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

2.3.3 Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie. Kemudian

dalam bahasa Indonesia menjadi ”prestasi” yang berarti hasil usaha. Istilah

prestasi belajar (achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning

outcome). Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek

pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak

peserta didik. Menurut Arifin (2009:12) prestasi belajar merupakan suatu

masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena

sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut

bidang dan kemampuan masing-masing.

Winkel (1996:482) mengatakan bahwa prestasi belajar yang diberikan

oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan

tujuan instruksional, menampakkan hasil belajar. Dari tepat atau tidak

tepatnya prestasi belajar dapat ditarik kesimpulan mengenai dimilikinya

kemampuan internal. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI:895)

prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang

dilambangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes

atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dalam hal ini prestasi belajar

merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti

kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan,

Page 45: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses

belajar.

Pengertian yang lebih umum mengenai prestasi belajar ini

dikemukakan oleh Moh. Surya (2004:75), yaitu “prestasi belajar adalah hasil

belajar atau perubahan tingkah laku yang menyangkut ilmu pengetahuan,

keterampilan dan sikap setelah melalui proses tertentu, sebagai hasil

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Dari pengertian tentang prestasi belajar tersebut maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari kegiatan belajar yang

ingin dicapai. Adapun tinggi rendahnya prestasi seseorang tidaklah sama. Ada

siswa yang memiliki prestasi belajar yang baik adapula siswa yang memiliki

prestasi belajar yang kurang buruk, tergantung bagaimana siswa tersebut

dalam proses belajar. Untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi siswa perlu

diukur dengan tes dan dapat dibuktikan dengan angka-angka. Dengan kata

lain prestasi belajar adalah hasil perbuatan belajar yang dapat dinyatakan

dengan angka-angka yang tertera dalam nilai ulangan harian atau buku raport

siswa yang dapat digunakan untuk membuktikan tingkat keberhasilan siswa

dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa yang sungguh-sungguh dalam

belajarnya akan mendapatan prestasi yang baik dan memuaskan sehingga

akan memotivasi siswa tersebut untuk lebih baik dan giat dalam belajar.

Sedangkan siswa yang kurang sungguh-sungguh dalam belajarnya akan

mendapatkan prestasi belajar yang buruk sehingga tidak memuaskan hatinya.

Page 46: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut Sudjana (2011) prestasi belajar yang dicapai seseorang

dipengaruhi oleh dua faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu

sendiri dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau lingkungan. Faktor

yang datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor

kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang

dicapai. Seperti yang dikemukakan oleh Clark dalam Sudjana (2011) bahwa

prestasi belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa

dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan.

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi

berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal)

maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sangat penting artinya dalam

rangka membantu siswa dalam mencapai prestasi belajar yang memuaskan

dan maksimal. Menurut Ahmadi dan Supriyono (2004), faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar yaitu:

1) Faktor internal

Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun

yang diperoleh, yang termasuk faktor ini misalnya penglihatan,

Page 47: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

pendengaran, struktur tubuh dan sebagainya. Drever (dalam Walgito

2004) mengatakan bahwa memori merupakan salah satu karakter yang

dimiliki oleh seseorang, dimana pengalaman berguna yang kita

lupakan akan mempengaruhi perilaku dan pengalaman yang akan

datang, yang mana ingatan itu bukan hanya meliputi recall (mengingat

kembali) dan recognition (mengenali) atau apa yang disebut dengan

menimbulkan kembali ingatan.

b) Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang

diperoleh terdiri atas faktor intelektif dan faktor non-intelektif. Faktor

intelektif meliputi faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

Sedangkan faktor non-intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi dan

penyesuaian diri.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal terdiri atas:

a) Faktor sosial yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat dan lingkungan kelompok.

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi

dan kesenian.

Page 48: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

c) Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar dan

iklim.

d) Faktor lingkungan spiritual dan keamanan.

Faktor-faktor di atas saling berinteraksi secara langsung

ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar. Setelah

diuraikan banyak tentang faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar, maka menurut Ahmadi dan Supriyono (2004) dapat

digolongkan menjadi tiga macam yaitu:

1) Faktor-faktor stimulus belajar

Faktor stimulus belajar yaitu segala hal diluar individu

untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulus dalam

hal ini mencakup material, penugasan, serta suasana lingkungan

eksternal yang harus diterima dipelajari oleh pelajar. Beberapa hal

yang berhubungan dengan faktor-faktor stimulus belajar yaitu

panjangnya bahan pelajaran, kesulitan bahan pelajaran, berartinya

bahan pelajaran, berat ringannya tugas dan suasana lingkungan

eksternal.

2) Faktor-faktor metode belajar

Metode mengajar yang dipakai oleh guru sangat

mempengaruhi metode belajar yang dipakai oleh si pelajar. Oleh

karena itu, metode yang dipakai oleh guru menimbulkan

Page 49: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

perbedaan yang berarti bagi proses belajar. Faktor-faktor metode

belajar terdiri atas kegiatan berlatih atau praktek, overlearning dan

drill, resitasi selama belajar, pengenalan tentang hasil-hasil

belajar, belajar dengan keseluruhan dan dengan bagian-bagian,

penggunaan modalitas indra, bimbingan dalam belajar serta

kondisi-kondisi insentif.

3) Faktor-faktor individual

Faktor individual sangat besar pengaruhnya terhadap

belajar seseorang dibandingkan dengan faktor stimuli dan metode

belajar. Faktor individual tersebut terdiri atas kematangan, faktor

usia kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman

sebelumnya, kapasitas mental, kondisi kesehatan jasmani, kondisi

kesehatan rohani, minat, bakat serta motivasi. Supaya siswa dapat

mencapai prestasi belajar yang memuaskan maka harus

diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

yang telah diuraikan sebelumnya. Selain itu kemampuan

intelektual siswa sangat menentukan keberhasilan siswa dalam

memperoleh prestasi. Untuk mengetahui berhasil tidaknya

seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu evaluasi atau

penilaian yang bertujuan untuk mengetahui prestasi yang

diperoleh siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung.

Page 50: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

Dalam dunia pendidikan, menilai merupakan salah satu kegiatan

yang tidak dapat ditinggalkan. Menilai merupakan salah satu

proses belajar dan mengajar. Di Indonesia, kegiatan menilai

prestasi belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat dalam

sebuah buku laporan yang disebut rapor. Dalam rapor dapat

diketahui sejauhmana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa

tersebut berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran.

2.4 Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Ceramah dengan Kombinasi

Ceramah dan Bermain peran Terhadap Kemampuan Komunikasi

Menurut Muhibbin Syah (2000) metode ceramah yaitu sebuah metode

mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Sedangkan secara garis

besar terdapat empat macam pendekatan bermain peran yang digunakan di kelas

diantaranya : bermain peran berbasis keterampilan (skills-based approach), bermain

peran berbasis isu (issued-based), bermain peran berbasis problem (problem-based),

dan bermain peran berbasis spekulasi (speculative-based).

Demi meningkatkan kemampuan komunikasi, metode ceramah diperlukan

untuk meningkatkan aspek kognitif (pengetahuan) serta aspek afektif (sikap).

Sedangkan pada aspek psikomotor (keterampilan) akan menggunakan pendekatan

aktivitas bermain peran skills-based approach karena dalam pendekatan ini peserta

akan diminta untuk : (1). Memperoleh suatu keterampilan, kemampuan atau sikap

Page 51: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal

yang sering dilatih melalui perilaku model dengan seperangkat kriteria; (2). Melatih

keterampilan sampai benar-benar terinternalisasi dengan mengikuti kriteria yang ada;

(3). Mendemonstrasikan keterampilan tersebut kepada yang lain dengan tujuan

penilaian atau evaluasi.

(Zaini, dkk, 2008)

Pada penelitian yang berjudul “Pengaruh Pelatihan Komunikasi Interpersonal

Terhadap Kemampuan Komunikasi Bagi Tenaga Kesehatan di di Rumah Sakit Umum

Dr. Soedono Madiun” didapatkan hasil bahwa melalui pelatihan komunikasi yakni

dengan kombinasi metode ceramah, bermain peran dan games mampu meningkatkan

kemampuan komunikasi dalam hal sikap dan keterampilan meskipun ternyata tidak

berpengaruh terhadap pengetahuan. Hal ini memperkuat pemahaman bahwa dengan

kombinasi metode pembelajaran ceramah dan bermain peran, akan meningkatkan

kemampuan komunikasi baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor jika

dibandingkan dengan pemberian metode ceramah saja.

Page 52: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi 2.1.1 ......Menurut Potter & Perry (2005) bentuk komunikasi dibagi menjadi dua, yakni komunikasi verbal dan non verbal. a. Komunikasi Verbal