bab ii kajian pustaka a. hakekat pendidikan...

25
20 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan 1. Pengertian PKn Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang bertujuan untuk menjadikan siswa agar menjadi warga negara yang baik atau seperti yang disebutkan oleh banyak pakar dalam bukunya Pak Kosasih sering di sebut to be good citizenshif, yakni warga yang memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian Pendidikan Kewarganegaraan merupakan subjek pembelajaran yang mengemban misi untuk membentuk kepribadian bangsa, yang mempunyai karakter. Pendidikan Kewarganegaraan ini memiliki misi sebagai berikut (Bunyamin Maftuh & Sapriya, 2005:321). a. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik, yang berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political literacy) dan kesadaran politik (political awareness), serta

Upload: others

Post on 29-Nov-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan

1. Pengertian PKn

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang

bertujuan untuk menjadikan siswa agar menjadi warga negara yang

baik atau seperti yang disebutkan oleh banyak pakar dalam bukunya

Pak Kosasih sering di sebut to be good citizenshif, yakni warga yang

memiliki kecerdasan baik intelektual, emosional, sosial maupun

spiritual, memiliki rasa bangga dan tanggung jawab, dan mampu

berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar

tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Dengan demikian

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan subjek pembelajaran yang

mengemban misi untuk membentuk kepribadian bangsa, yang

mempunyai karakter. Pendidikan Kewarganegaraan ini memiliki misi

sebagai berikut (Bunyamin Maftuh & Sapriya, 2005:321).

a. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan politik, yang

berarti program pendidikan ini memberikan pengetahuan, sikap

dan keterampilan kepada siswa agar mereka mampu hidup sebagai

warga negara yang memiliki tingkat kemelekan politik (political

literacy) dan kesadaran politik (political awareness), serta

21

kemampuan berpartisipasi politik (political participation) yang

tinggi.

b. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan hukum, yang

berarti bahwa program pendidikan ini diarahkan untuk membina

siswa sebagai warga negara yng memiliki kesadaran hukum yang

tinggi, yang menyadari akan hak dan kewajibannya, dan yang

memiliki kepatuhan terhadap hukum yang tinggi.

c. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai (value

education), yang berarti melalui Pendidikan Kewarganegaraan

diharapkan tertanam dan tertransformasikan nilai, moral, dan

norma yang dianggap baik oleh bangsa dan negara kepada diri

siswa, sehingga mendukung bagi upaya nation and character

building.

A. Kosasih Djahiri (1994/1995 : 9) mengemukakan bahwa :

Secara umum pendidikan pancasila kewarganegaraan adalah

rekayasa yang terarah terkendali dan berencana untuk menanamkan

nilai moral dan UUD 1945 sebagai kepribadian dan perilaku Warga

Negara, masyarakat bangsa dan Negara Indonesia sehingga dapat

terbina astragatra kehidupan yang berlandaskan Pancasila dan UUD

1945.

22

Berdasarkan pernyataan tersebut, Pendidikan

Kewarganegaraan sangatlah mempunyai peran yang strategis untuk

membangun keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Apalagi ditopang dengan memasukkannya kedalam kurikulum

sekolah-sekolah mulai taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.

Maka dengan dimasukannya Pendidikan Kewarganegaraan pada

tingkat pendidikan yang paling dasar yaitu Taman Kanak-kanak hal

ini dapat memaksimalkan tujuan untuk tercapainya to be good

citizenshif. Hal ini senada dengan tujuan Pendidikan Nasional dalam

Undang-Undang Nomor. 20 Tahun 2003 tentang “Sistem Pendidikan

Nasional” yaitu :

Pendidkan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan

bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan

kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri

serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Dari uraian tersebut Pendidikan Kewarganegaraan memang

sangat penting dan starategis untuk mengemban misi nasional untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Karena dalam konteks ini

PKn pada dasarnya merupakan pendidikan kebangsaan atau

23

pendidikan karakter bangsa. Sehingga segala yang dicita-citakan oleh

Pendidikan Nasional dapat terwujud.

2. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di Sekolah

Segala sesuatu yang dibuat atau direncanakan pastinya tujuan

yang diinginkan sesuai harapannya. Demikian juga dengan

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) secara otomatis memiliki tujuan

tertentu. Adapun tujuan pembelajaran PKn yang dikemukakan oleh A.

Kosasih Djahiri (1994/1995 : 10) adalah sebagai berikut :

Secara umum tujuan PKn harus ”ajeg” dan mendukung

keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional yaitu : Mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia

seutuhnya, yaitu menusia beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa dan berbudi pekerti luhur memiliki pengetahuan dan

keterampilan kesehatan jasmani dan rohani kepribadian mantap dan

mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

Secara khusus bertujuan untuk : membina moral yang diharapkan

diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu prilaku yang

memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Esa dalam

masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama, prilaku yang

bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang

mendukung persatuan bangsa dan masyarakat yang beraneka ragam

24

kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan bersama di atas

kepentingan perorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran

pendapat kepentingan dapat diatasi melalui musyawarah mufakat

serta prilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan upaya

untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berdasarkan tujuan yang telah disampaikan sebelumnya, maka

dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan salah satu pendidikan

yang amat penting dan strategis dalam membina moral bangsa

Indonesia terutama dalam mendidik para siswa. PKn sangat

berpeluang sekali dalam membentuk karakter bangsa. PKn ada dalam

kurikulum di setiap sekolah. Dengan ini maka semua warga dalam hal

ini siswa mau tidak mau diharuskan untuk mempelajari dan

memahami serta melaksanakan secara langsung dalam kehidupan

sehari-hari segala yang diajarkan dalam Pendidikan

Kewarganegaraan.

Dasim dan Udin (2007/86) mengemukakan bahwa konfigurasi

atau kerangka sistemik PKn dibangun atas dasar paradigma sebagai

berikut :

a. PKn secara kurikuler dirancang sebagai subjek pembelajaran

yang bertujuan untuk mengembangkan potensi individu agar

25

menjadi warga negara Indonesia yang berakhlak mulia, cerdas,

partisipatif, dan bertanggung jawab.

b. PKn secara teoritik dirancang sebagai subjek pembelajaran yang

memuat dimensi-dimensi kognitif, afektif, dan psikomotorik yang

bersifat konfluen atau saling berpenetrasi dan terintegrasi dalam

konteks substansi ide, nilai, konsep, dan moral Pancasila,

Kewarganegaraan yang demokratis, dan bela negara.

c. PKn secara programatik dirancang sebagai subjek pembelajaran

yang menekankan pada isi yang mengusung nilai-nilai (content

embedding values) dan pengalaman belajar (learning experinences)

dalam bentuk berbagai prilaku yang perlu diwujudkan dalam

kehidupan sehari-hari dan merupakan tuntunan hidup bagi

warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara sebagai penjabaran lebih lanjut dari ide, nilai, konsep,

dan moral pancasila, kewarganegaraan yang demokratis, dan bela

negara.

Pendidikan Kewagenegaraan di sekolah mempunyai tujuan

tertentu yang pastinya disesuikan dengan konteks kesekolahan.

Tujuan tersebut merupakan buah dari konfigurasi atau kerangka

sistemik PKn yang dibangun atas dasar paradigma yang dikemukakan

sebelumnya. Tujuan Pkn di sekolah dapat disimak dari profil PPKn

1994, yang menunjukan karakteristik PPKn (Depdikbud : 1993), yaitu :

26

Di SD PKn bertujuan untuk menanamkan sikap dan prilaku

dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan kepada nilai-nilai

pancasila baik sebagai pribadi maupun sebagi anggota masyarakat,

dan membrikan bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di

SLTP. Sementara itu di SLTP, PKn bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai

Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan prilaku sebagai

pribadi, anggota masyarakat dan warga begara yang bertanggung

jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti di jenjang

pendidikan menengah. Sedangkan di SMU, PKn bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan,

memahami, menghayati, dan meyakini nilai-nilai Pancasila sebagai

pedoman berprilaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara sehingga menjadi warga negara yang bertanggungjawab

dan dapat diandalkan, dan memberi bekal kemampuan untuk belajar

lebih lanjut.(Dasim dan Udin :2007, 97).

Berdasarkan uraian sebelumnya Pendidikan Kewarganegaraaan

mempunyai capaian-capaian setiap jenjangnya. Sehingga

memudahkan dalam pelaksanaannya. Sejalan dengan berubahnya

konstitusi, berkaitan dengan Sisdiknas, maka Undang-Undang RI No.

2 Tahun 1989 tentang Sisdiknas diganti menjadi Undang-Undang RI

27

No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Khusus berkenaan dengan

Pendidikan Kewarganegaraan, didalam UU Sisdiknas No.20 tahun

2003 tersebut ditegaskan bahwa materi kajian pendidikan

kewarganegaraan wajib termuat baik dalam jurikulum pendidikan

dasar dan menegah , maupun kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 37).

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang

memfokuskan pada pembentukan warganegara yang memahami dan

mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi

warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang

diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945 (BNSP,2006).

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan jenjang

pendidikan dasar per minggu itu bertujuan agar peserta didik

memiliki kemampuan sebagai berikut (Dasim & Udin ; 2007. 99) :

a. Berfikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi

isu kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secra aktif dan bertanggungjawab, dan bertindak

secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan

bernegara, serta anti-korupsi

c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk

diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar

dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.

28

d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia

secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi.

3. Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

Sebagaimana lazimnya suatu bidang studi yang diajarkan

disekolah, materi keilmuan mata pelajaran kewarganegaraan

mencakup dimensi pengetahuan, keterampilan, dan nilai. Berdasarkan

perkembangannya, tujuan PKn adalah partisipasi yang bermutu dan

bertanggung jawab dari warga negara dalam kehidupan politik dan

masyarakat baik pada tingkat lokal maupun nasional. Dari tujuan

tersebut maka diperlukan penguasaan terhadap pengetahuan dan

pemahaman tertentu, pengembangan intelektual dan partisipatori,

pengembangan karakter dan sikap mental tertentu, dan komitmen

yang benar terhadap nilai dan prinsip dasar demokrasi konstitusional.

Berdasarkan kompetensi yang disebutkan diatas, PKn memiliki tiga

dimensi atau komponen utama (2007:186).

Secara garis besar Mata Pelajaran Kewarganegaraan terdiri dari:

a. Dimensi pengetahuan kewarganegaraan (Civics knowledge) yang

mencakup bidang politik, hukum dan moral. Secara lebih

terperinci, materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi

29

pengetahuan tentang prinsip-prinsip dan proses demokratis,

lembaga pemerintah dan nonpemerintah, identitas nasional,

pemerintah berdasar hukum (rule of law) dan peradilan yang bebas

tidak memihak, konstitusi, sejarah nasional, hak dan kewajiban

warga Negara, hak asasi manusia, hak sipil dan hak politik.

b. Dimensi keterampilan kewarganegaraan (civics skill) meliputi

keterampilan partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan

bernegara, misalnya : berperan secara aktif mewujudkan

masyarakat madani (civil society), keterampilan mempengaruhi dan

memonitoring jalannya pemerintah, proses pengambilan

keputusan politik, keterampilan memecahkan masalah-masalah

sosial, keterampilan mengadakan koalisi, kerjasama, dan mengelola

konflik.

c. Dimensi nilai-nilai kewarganegaraan (civics values) mencakup

antara lain percaya diri, komitmen, penguasaan atas nilai religius,

norma dan moral luhur, nilai keadilan, demokratris, toleransi,

kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan pers,

kebebasan berserikat dan berkumpul, dan perlindungan terhadap

minoritas.

Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dipandang sebagai mata

pelajaran yang memegang peranan penting dalam membentuk warga

30

Negara yang baik karena sesuai dengan falsafah bangsa dan konstitusi

Negara Republik Indonesia.

4. Ruang Lingkup Materi PKn di Persekolahan

Mata pelajaran Kewarganegaraan merupakan bidang kajian

interdisipliner, artinya materi keilmuan kewarganegaraan dijabarkan

dari beberapa disiplin ilmu.

Antara lain ilmu politik, ilmu Negara, ilmu tata Negara, hukum

sejarah, ekonomi, moral, dan filsafat. Dalam Standar isi (BNSP,2006)

dijelaskan mengenai ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan,

yakni meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi : Hidup rukun dalam

perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa

Indonesia, sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan Negara,

Keterbukaan dan jaminan keadilan.

b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi : Tertib dalam

kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku

di masyarakat, Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistem hhukum

dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional.

31

c. Hak asasi manusia meliputi : Hak dan kewajiban anak, Hak dan

kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan

Internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan

perlindungan HAM.

d. Kebutuhan warga Negara meliputi : Hidup gotong royong,

Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,

Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan

bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga Negara.

e. Konstitusi Negara meliputi : Proklamasi kemerdekaan dan

konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah

digunakan di Indonesia, Hubungan dasar Negara dengan

konstitusi.

f. Kekuasaan Politik, meliputi : Pemerintahan desa dan

kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintahan

pusat, Demikrasi dan sistem politik, Budaya Politik, Budaya

Demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem Pemerintahan,

Pers dalam masyarakat demokrasi.

g. Pancasila meliputi : Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara

dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila dalam

kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.

32

h. Globalisasi meliputi : Globalisasi di Lingkungannya, Politik luar

negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,

Hubungan internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

B. Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata motif yag dapat diartikan

sebaagi kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang

menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak

dapat diamati secara langsung, tetapi dapat diinterprestasikan dalam

tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit

tenaga munculnya suatu tingkahlaku tertentu.

Motif dapat dibedakan menjadi tiga macam, (1) motif

boggenetis, yaitu motif-motif yang berasal dari kebutuhan-kebutuhan

organism demi kelanjutan hidupnya, misalnya lapar, haus, kebutuhan

akan kegiatan dan istirahat, mengambil nafas dansebagainya; (2) motif

sosiogenetis, yaitu motif yang berkembang berasal dari lingkungan

kebudayaan tempat orang tersebut berada. Jadi motif ini tidak

berkembang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh lingkungan

kebudayaan setempat; (3) Motif teologis, dalam motif ini manusia

adalah sebagai makhluk yang berkutuhanaan, sehingga ada interaksi

33

antara manusia dan tuhan seperti ibadahnya dalam kehidupan sehari-

hari.

Dari berbagai teori tentang motivasi yang dikembangkan oleh

para ahli, terdapat berbagai teori motivasi yang bertitik tolak pada

dorongan yang berbeda satu sama lain, ada teori motivasi yang bertitik

tolak pada dorongan dan pencapaian kepuasaan, ada pula yang betitik

tolak pada asas kebutuhan. Motivasi menurut kebutuhan saat ini

banyak diminati.

Banyak teori motivasi yang didsarkan dari asas kebutuhan

(need). Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk

memenuhinya. Motivsi adalah proses psikologi yang dapat

menjelaskan perilaku seseorang. Prilaku hakikatnya merupakan

orientasi pada satu tujuan. Dengan kata lain, prilaku seseorang

dirancang untuk mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut

diperlukan proses interaksi dari beberapa unsur. Dengan demikian,

motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan

sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya

dirancang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti (1)

keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku; (3) tujuan; (4)

umpan balik.

34

C. Mind Map

1. Pengertian Mind Map

Mind Map merupakan cara termudah untuk menempatkan

informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak,

Mind Map merupakan cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara

harfiah akan “memetakan” pikiran-pikiran manusia.

Mind Map bisa dibandingkan dengan peta kota, karena

antara peta kota dengan Mind Map mewakili ide terpenting. Jalan-

jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiran utama

dalam proses pemikiran, jalan-jalan sekunder mewakili pikiran-pikiran

sekunder, dan seterusnya.

Menurut Micheal Michalko, Cracking Creativity. Mind Map

adalah :

Alternatif pemikiran keseluruhan otak terhadap pemikiran

linear. Mind Map menggapai ke segala arah dan menangkap berbagai

pikiran dari segala sudut.

Mind Map akan memberikan kemudahan yaitu sebagai

berikut :

35

1. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area

yang luas.

2. Memungkinakan kita merencanakan rute atau membuat

pilihan-pilihan dan menetahui ke mana kita akan pergi dan

dimana kita berada.

3. Mengumpulkan sejumlah besar data di suatu tempat.

4. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan kita

melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru.

5. Meyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna, dan diingat.

Dari kemudahan yang ada pada Mind Map maka ini merupakan

suatu kesempatan yang harus digunakan dalam proses belajar supaya

lebih menyenangkan dan dapat dengan mudah pelajaran itu diingat

dan dihapal.

Mind Map juga merupakan peta rute yang hebat bagi ingatan,

memungkinkan kita menyususn fakta dan pikiran sedemikian rupa

sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Hal ini dapat

menjadikan untuk mengingat informasi akan lebih mudah dan bias

diandalkan dari pada menggunakan teknik pencatatan dengan

menggunakan teknik tradisional.

Semua Mind Map mempunyai kesamaan. Semuanya

menggunakan warna. Semuanya memiliki struktur alami yang

36

memancar dari pusat. Semuanya menggunakan garis lengkung,

symbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu rangkaian aturan

yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai denagn cara kerja otak.

Dengan Mind Map, daftar informasi yang panjang bias diingat yang

bekerja selaras dengan cara kerja alami otak dalam melakukan

berbagai hal.

1. Bagaimana Mind Map dapat membantu kita ?

Mind Map dapat membantu kita dalam sangat banyak hal,

nerikut ini hanyalah beberapa diantaranya. Mind Map dapat

membantu untuk :

a. Merencana.

b. Berkomunikasi.

c. Menjadi lebih kreatif.

d. Menghemat waktu.

e. Menyelesaikan masalah.

f. Memusatkan perhatian.

g. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran.

h. Mengingat dengan lebih baik.

i. Belajar lebih cepat dan efisien.

j. Melihat “ gambar keseluruhan”.

k. Menyelamatkan pohon.

37

Menurut Micheal Michalko, Cracking Creativity. Mind Map akan :

a. Mengaktifkan seluruh otak.

b. Membereskan akal dari kekusutan mental.

c. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan.

d. Membantu menunjukan hubungan antara bagian-bagian

informasi yang saling terpisah.

e. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian.

f. Memungkinkan mengelompokan konsep, membantu

membandingkannya.

g. Mensyaratkan untuk memusatkan perhatian pada pokok

bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya

dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.

The Ultimate Of Mind Maps ini akan membantu dalam

menemukan banyak contoh praktis cara penggunaan Mind Map

membantu merencana dan mengatur hidup demi keberhasilan

maksimal, memunculkan ide-ide baru dengan kreatif dan

mengagumkan, dan menyerap fakta serta informasi baru dengan

sangat mudah.

Selain itu dengan Mind Map akan mengenal otak dengan lebih

baik dan menemukan cara memudahkan otak belajar dan mengingat

38

informasi. Bila kita memahami cara membantu otak bekerja bagi kita,

maka akan bisa mengarahkan seluruh potensi mental dan fisik.

2. Para Pembuat Mind Map dalam Sejarah

Leonardo Da Vinci

Untuk mendapatkan contoh sempurna dai seorang kreatif besar

yang menggunakan bahasa isual untuk menghasilkan ribuan ide yang

mencengangkan, kita cukup perlu melihat buku catatan Leonardo Da

Vinci. Leonardo Da Vinci menggunakan gambar, diagram, symbol dan

ilustrasi sebagai cara termurni untuk menangkap pikiran-pikiran yang

bermunculan di otaknya dan mencurahkanny ke kertas. Karena

ungkapan-ungkapan kreatif jenius yang terkandung di dalamnya,

buku-buku catatan Leonardo merupakan buku-buku paling berharga

di dunia, dan yang terpenting dari buku buku ini adalah gambar-

gambarnya. Gambar-gambar ini membantu Leonardo menjelajah

pikirannya dalam berbagai bidang, seni, ilmu faal, permesinan,

akuanautik, dan biologi.

Bagi Leonardo, bahasa kata-kata berada di tempat kedua

sesudah bahasa gambar dan digunakan untuk member label,

menunjukan, atau menjelaskan pikiran dan penemuan kreatifnya alat

utama untuk pemikiran kreatifnya adalah bahsa gambar.

39

Galileo Galilei

Galileo adalah seoang pemikir kreatif jenius dunia, yang di

akhir abad ke-16 dan di awal abad ke-17, membantu mervolusi ilmu

dengan menggunakan teknik pencatatannya sendiri. Sementara rekan-

rekan sesamanya menggunakan pendekatan verbal dan matematikal

tradisional untuk menganalisis masalah-masalah ilmiah, Galileo

menjadikan pikirannya kasatmata melalui ilustrasi dan diagram,

seperti yang dilakukan Leonardo.

Yang menarik, seperti Leonardo, Galileo adalah pemimpin

besar. Menurut “legenda lampu” yang terkenal. Galileo sedang

tertegun diam mengamati lampu yang berayun-ayun di katerdal pisa

ketika mendapat pengalaman “eureka”. Dalileo menyadari terlepas

dari berapa pun kisaran ayunan sebuah lampu, lampu-lampu itu

selalu membutuhkan waktu yang sama untuk menyelesaikan satu

osilasi. Galileo mengembangkan pengamatan “isokronisme” ini ke

hokum Pendulum-nya, menerapkannya kepada waktu dan

perkembangan jam pendulu.

Richard Feynman

Richard Feynman, fisikawan pemenang hadiah nobel, ketika

masih muda menyadari bahwa imajinasi dan visualisasi adalah bagian

40

terpenting dari proses pemikiran kreatif. Dengan begitu ia memainkan

permainan-permainan imajinasi dan belajar menggambar.

Seperti Galileo, Feynman tidak meniru rekan-rekannya yang

melakukan perncatatan yang lebih tradisional, dan memutuskan

menempatkan seluruh teori kuantum elektrodinamik ke bentuk visual

dan diagramatik yang baru. Ini menjurus ke pengembangan diagram

Feynmen yang sekarang terkenal itu representasi gambar dari interaksi

partikel, yang sekarang digunakan murid di seluruh dunia untuk

membantu mereka memahami, mengingat dan menciptakan ide-ide

dalam realism fisika dan ilmu umum.

Albert Einstein

Albert Einstein, jenius abad ke-20, juga menolak bentuk-bentuk

linear, nemerik, dan verbal pemikiran kreatif. Seperti Leor=nardo dan

Galileo sebelum dirinya, Einsten percaya bahwa alat-alat ini berguna

tetapi tidak perlu, dan yang jauh lebih penting adalah imajinasi.

Einstein menyatakan : “Imajinasi lebih penting daripada

pengetahuan karena imajinasi tidak terbatas”. Dalam surat kepada

temanya Maurice Solovine, ia menjelaskan ksulitannya menggunaklan

kata-kata untuk mengungkapkan falsafah ilmiahnya, karena ia tidak

berpikir secara itu, ia lebih berpikir secara diagramatis dan skematis.

41

3. Membuat Mind Map

Pembuatan Mind Map sangat mudah karena Mind Map mudah

dan menyenangkan untuk dibuat, cara kerja mind map sejalan dengan

kebutuhan dan kekuatan alami otak, bukannya melawan kerja otak.

Sederhananya langkan awal yang diperlukan dalam memulai

membuat Mind Map adalah Imajinasi dan Asosiasi.

Tujuh langkah cara membuat Mind Map

1. Mulailah dari bagian tengah permukaan secarik kertas kosong

yang diletakan dalam posisi memanjang. Kenapa begitu ?

karena memulai dari bagian tengah-tengah permukaan kertas

akan member keleluasaan bagi cara kerja otak untuk memencar

ke luar ke segala arah, dan mengekspresikan diri lebih bebas

dan alami.

2. Gunakan sebuah gambar untuk gagasan sentral. Kenapa begitu

? karena suatu gambar bernilai seribu kata dan membantu

menggunakan imajinasi. Gambar yang letaknya di tengah-

tengah akan Nampak lebih menarik, membuat tetap terfokus,

membantu memusatkan pikiran, dan membuat otak semakin

aktif dan sibuk.

3. Gunakan warna pada seluruh Mind Map. Kenapa begitu?

Karena bagi otak, warna-warna tidak kalah menariknya dari

42

gambar, warna membuat Mind Map tampak lebih cerah dan

hidup, meningkatkan kekuatan dahsyat bagi cara berpikir

kreatif, dan ini juga ada hal yang menyenangkan.

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar sentral dan

hubungkan cabang-cabang tingkat ke dua dan ketiga pada

tingkat pertama dan kedua, dan seterusnya. Kenapa begitu?

Karena, seperti yang telah diketahui, otak bekerja dengan

menggunakan ASOSIASI. Jika menghubungkan cabang-cabang

akan jauh lebih mudah dalam memahami dan mengingat.

Menghubungkan cabang-cabang utama akan menciptakan dan

membangun suatu struktur atau arsitektur dasar bagi pikiran.

Ini sama dengan seperti yang terjadi di alam dimana pohon

yang mempunyai cabang-cabang yang saling berhubungan dan

memencar keluar dari batang pohon. Apabila terdapat

kesenjangan kecil antara batang pohon dan cabang-cabang

utamanya atau antara cabang-cabang utamadan cabang-cabang

yang lebih kecil serta ranting-ranting, proses alami tidak akan

berjalan dengan baik tanpa adanya hubungan dalam Mind Map,

segala sesuatu akan menjadi berantakan. Oleh karena itu,

hubungkanlah.

43

5. Buatlah cabang-cabang Mind Map berbentuk MELENGKUNG

bukannya garis lurus. Kenapa begitu? Karena jika semuanya

garis lurus, ini akan membosankan otak. Cabang-cabang yang

melengkung dan hidup seperti cabang-cabang pohon jauh lebih

menarik dan indah bagi mata.

6. Gunakanlah satu kata kunci per baris. Kenapa begitu? Karena

kata kunci tunggal akan menjadikan Mind Map lebih kuat dan

fleksibel, setiap kata tunggal atau gambar tunggal seperti

pengganda, yang melahirkan sendiri rangkaian asosiasi dan

hubungan yang khusus. Bila menggunakan kata-kata tunggal,

setiap kata lebih bebas dan oleh Karena itu lebih mudah tercetus

atau terpicu gagasan-gagasan dan pikiran-pikiran baru.

Ungkapan-ungkapan atau kalimat-kalimat cenderung akan

mengurangi efek pemicu tersebut. Mind Map yang

mmempunyai banyak kata-kata kunci di dalamnya adlaha

seperti tangan yang memiliki jemari yang semuanya bebas

bergerak dengan lincah. Mind Map yang berisi ungkapan-

ungkapan atau kalimat-kalimat adalah seperti tangan yang

semuanya jemarinya diikat.

7. Gunakan gambar di seluruh Mind Map. Kenapa begitu? Karena

setiap gambar, seperti gambar sentral, juga bernilai seribu kata.

Jadi, apabila kita hanya memiliki 10 gambar saja pada Mind

44

Map, ini sudah sama dengan 10.000 kata yang terdapat dalam

suatu catatan.