bab ii olahraga -...

36
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Olahraga Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan, dan harus dilaksanakan secara berulang-ulang agar dapat terpelihara kesehatannya baik dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial. Masyarakat mulai memahami akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani melalui kegiatan olahraga sesuai dengan kemampuan, kesenangan dan kemampuan. Aktivitas olahraga tidak ada unsur perbedaan ras, golongan, agama, status ekonomi, jenis kelamin, usia, semuanya dapat berolahraga sesuai dengan tujuan yang ingin dicapainya. “Mens Sana in Corpore Sano” begitu masyarakat kita mempopulerkan adagium atau jargonnya jaman Romawi dalam bidang olahraga dan kesehatan ketika seseorang menggeluti aktivitas olahraga. Kemudian dimaknai oleh masyarakat kita, bahwa “di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”, begitulah kira-kira artinya dalam bahasa Indonesia. Beranjak dari pemikiran ini penulis mencoba mencari batasan-batasan mengenai esensi atau apa sebetulnya hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari para pakar dan ilmuan yang ada. Kemudian definisi-definisi mengenai apa sebetulnya olahraga ini dijadikan alat analisis secara teoritik dalam membahas permasalahan penelitian ini. Definisi-definisi olahraga yang penulis kutif di antaranya dapat dijelaskan pada paragraf berikut ini:

Upload: trinhtram

Post on 03-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Olahraga

Olahraga merupakan kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan, dan

harus dilaksanakan secara berulang-ulang agar dapat terpelihara kesehatannya

baik dalam pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani, dan sosial.

Masyarakat mulai memahami akan pentingnya menjaga kesehatan jasmani

melalui kegiatan olahraga sesuai dengan kemampuan, kesenangan dan

kemampuan. Aktivitas olahraga tidak ada unsur perbedaan ras, golongan, agama,

status ekonomi, jenis kelamin, usia, semuanya dapat berolahraga sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapainya.

“Mens Sana in Corpore Sano” begitu masyarakat kita mempopulerkan

adagium atau jargonnya jaman Romawi dalam bidang olahraga dan kesehatan

ketika seseorang menggeluti aktivitas olahraga. Kemudian dimaknai oleh

masyarakat kita, bahwa “di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat”,

begitulah kira-kira artinya dalam bahasa Indonesia. Beranjak dari pemikiran ini

penulis mencoba mencari batasan-batasan mengenai esensi atau apa sebetulnya

hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari para pakar

dan ilmuan yang ada. Kemudian definisi-definisi mengenai apa sebetulnya

olahraga ini dijadikan alat analisis secara teoritik dalam membahas permasalahan

penelitian ini. Definisi-definisi olahraga yang penulis kutif di antaranya dapat

dijelaskan pada paragraf berikut ini:

Page 2: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

12

Giriwijoyo (2007:85) menjelaskan bahwa “Olahraga adalah serangkaian gerak

raga yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak (mempertahankan hidup)

dan meningkatkan kemampuan gerak (meningkatkan kualitas hidup)”.

Selanjutnya menurut Cholik Mutohir, T. et al. (2005:157) bahwa “Olahraga

adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial”. Cholik Mutohir (2004:47)

menjelaskan bahwa “Olahraga yang dilakukan secara sistematis, teratur dan

terarah akan sangat membantu upaya kita menciptakan pola hidup sehat yang

sehat dan berkualitas”.

Lebih lanjut dijelaskan oleh Kosasih (dalam Nijar, J. 2009:15) sebagai

berikut:

Perkataan “sport” berasal dari bahasa latin “disportare” atau “desportare”.

Di dalam bahasa italia “disporte” yang mempunyai arti menyenangkan, pemeliharaan atau menghibur untuk kegembiraan. Dapatlah dikatakan bahwa sport itu adalah kesibukan manusia untuk menggembirakan diri sambil memelihara jasmani.

Dari semua kutipan teori di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga adalah

serangkaian aktivitas yang teratur, terencana, sistematis yang mendorong serta

mengembangkan potensi jasmani, rohani dan sosial dengan tujuan menghasilkan

kesehatan dan kualitas hidup yang lebih baik, yang bersifat menyenangkan

gembira dan bermanfaat.

Pengertian olahraga Menurut International Council of Sport and Physical

Education (ICSPE) yang dikutip oleh Lutan (1991:17) yaitu:

Page 3: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

13

1. Setiap kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan dengan diri sendiri atau dengan orang lain, atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam disebut olaharaga.

2. Kalau kegiatan ini meliputi juga pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat/jiwa sportif. Tidak mungkin ada olahraga dalam arti sebenarnya tanpa isi “fair play”.

3. Olahraga seperti dinyatakan di atas merupakan alat pendidikan yang ampuh.

Dari penjelasan di atas bahwa kegiatan olahraga merupakan aktivitas

permainan yang dapat dilakukan oleh pelaku olahraga itu sendiri ataupun secara

berkelompok dengan menjunjung tinggi nilai sportivitas dan semangat juang yang

tinggi dalam melakukan kegiatan yang dilakukanya.

Selanjutnya dalam keputusan presiden No. 75 tahun 1967 yang dikutip

Sumardiyanto (2007:1.30) sebagai berikut :

1. Masyarakat tani, nelayan dan pekerja-pekerja lainnya dalam masyarakat

pedesaan. 2. Anak-anak pra-sekolah, sekolah dasar, pelajar SLTP/SLTA dan

Mahasiswa. 3. Golongan rakyat yang bertugas dalam bidang pertahanan/keamanan ABRI. 4. Golongan pegawai, pegawai pemerintah, semi pemerintah dan swasta. 5. Golongan wanita. 6. Golongan tuna dalam masyarakat, seperti para penderita cacat, para

narapidana dan lain sebagainya.

Lebih lanjut Cholik Mutohir, T. et al. (2005:161) setiap warga negara

mempunyai hak yang sama untuk:

1. Melakukan kegiatan olahraga. 2. Memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga. 3. Memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai dengan

bakat dan minatnya. 4. Memperoleh pengarahan, dukungan, bimbingan, pembinaan dan

pengembangan dalam keolahragaan. 5. Menjadi pelaku olahraga.

Page 4: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

14

6. Mengembangkan industri olahraga. Dari penjelasan di atas sudah jelas bahwa olahraga dapat dilakukan oleh

siapapun pelaku olahraga, tidak menekankan unsur ras maupun golongan dari

mana berasal. Karena olahraga merupakan sesuatu yang sangat berharga dalam

nilai kehidupan manusia agar selalu bugar di saat diam dan bergerak apabila

dilakukan secara teratur dan terarah ke tujuan yang benar.

Dari semua definisi olahraga yang dikemukan di atas penulis dapat

menyimpulkan bahwa olahraga merupakan suatu aktivitas fisik yang dilakukan

secara teratur dan terencana dengan melibatkan unsur jasmani dan rohani baik

dilakukan secara sendiri maupun kelompok tanpa adanya perbedaan pelaku

olahraga baik dalam unsur ras, golongan, agama, sosial ekonomi, semuanya

menjadi satu kesatuan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh pelaku olahraga itu

sendiri.

Mengenai penjelasan olahraga di atas terdapat pula ciri-ciri olahraga

menurut Lutan (1991:13-15) menjelaskan ciri khas olahraga yaitu:

1. Olahraga berorientasi pada kegiatan jasmani dalam wujud keterampilan

motorik, daya tahan, kekuatan, dan kecepatan. Dalam olahraga unsur jasmani yang sangat dominan.

2. Olahraga sebagai sebuah realitas, olahraga dilakukan dalam suasana yang tak sebenarnya, tetapi keterlibatan seseorang dalam olahraga merupakan sesuatu yang nyata.

3. Prinsip prestasi dalam olahraga, tanda-tanda prinsip prestasi dalam olahraga ialah: a. Peragaan kemampuan jasmani, hingga tingkat maksimal. b. Kegiatan olahraga dilaksanakan secara maksimal. c. Tidak bertujuan untuk menghancurkan lawan.

4. Aspek sosial dari olahraga, olahraga yang dilakukan akan terjadi sebuah interaksi sosial dan akan membentuk kelompok sosial.

Page 5: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

15

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga merukan

kegiatan jasmani yang sangat dominan, merupakan sesuatu yang nyata, terdapat

prinsip prestasi dan membentuk kelompok sosial.

B. Manfaat Olahraga

Aktivitas fisik merupakan suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan

manusia sehari-hari. Maka orang perlu membiasakan suatu kegiatan olahraga

yang dapat menunjang untuk memudahkan semua kegiatan yang dijalankannya.

Aktivitas olahraga yang dilakukannya mempunyai manfaat dan tujuan yang ingin

diperolehnya dalam melakukan aktivitas olahraga. Menurut Faizati Karim (2002)

menjelaskan manfaat yang diambil dalam berolahrga diantaranya adalah:

1. Meningkatkan kerja dan fungsi jantung. Yaitu ditandai dengan denyut nadi

istirahat menurun, kapasitas bertambah, penumpukan asam laktat berkurang.

2. Meningkatkan kekuatan otot dan kepadatan tulang. 3. Meningkatkan kelenturan (fleksibilitas) pada tubuh sehingga dapat

mengurani cidera. 4. Meningkatkan metabolisme tubuh untuk mencegah kegemukan dan

mempertahankan berat badan ideal. 5. Mengurani resiko terjadinya penyakit. Seperti tekanan darah tinggi sistolik

dan diastolik, penyakit jantung menambah HDL-kolesterol dan mengurangi lemak tubuh.

6. Meningkatkan sistem hormonal melalui peningkatan sensitifitas hormon terhadap jaringan tubuh.

7. Meningkatkan aktivitas sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit melalui peningkatan pengaturan kekebalan tubuh. Lebih lanjut yang dikemukakan oleh Edward (1973) yang dikutip oleh

Supandi (1991:44) manfaat olahrga sebagai berikut:

Page 6: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

16

(1). Mengembangkan watak yang baik, (2). Membangkitkan (altruisme) atau perhatian terhadap kesejahteraan orang lain,(3). Membangkitkan kendali diri dan control sosial, (4). Mengembangkan ketabahan, (5). Mempersiapkan olahragawan memasuki kehidupan, (6). Memberikan kesempatan untuk memperoleh keuntungan pribadi, (7). Menghasilkan kesegaran jasmani, (8). Membangkitkan kewaspadaan mental, (9). Membantu prestasi pendidikan, (10). Mengembangkan keagamaan.Mengembangkan patriotisme.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pelaku olahraga yang

aktif melakukan aktivitas olahraga akan memperoleh kondisi tubuh secara bugar

baik fungsional organ-organ tubuh yang dapat berfungsi dengan normal tanpa

adanya penyakit yang akan masuk ke dalam tubuh pelaku olahraga. Olahraga juga

dapat dijadikan sebagai lembaga sosial untuk membina pelaku olahraga menjadi

jiwa yang memiliki karakter yang dapat berguna bagi pelakunya itu sendiri dan

Negara.

C. Tujuan Olahraga

Masyarakat dalam hal ini pelaku olahraga dalam melakukan aktivitas

olahraga memiliki maksud dan tujuan yang mereka lakukan. Dalam hal ini tujuan

olahaga dapat dikemukan oleh Ichsan (1991:80) “Olahraga pada dasarnya berisi

kegiatan yang berorientasi pada gerak, pelaksanaanya tergantung pada

kemampuan dan tujuan yang ingin dicapai pelakunya”.

Pendapat lain tentang tujuan olahraga Sumardiyanto (2007:5.6) yaitu:

1. Olahraga pendidikan yaitu untuk tujuan mendidik. 2. Olahraga rekreasi yaitu untuk tujuan yang bersifat rekreaktif. 3. Olahraga kesehatan yaitu untuk tujuan pembinaan kesehatan. 4. Olahraga rehabilitasi yaitu untuk tujuan rehabilitasi. 5. Olahraga prestasi yaitu untuk tujuan prestasi setinggi-tingginya.

Page 7: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

17

Selanjutnya Lutan (1991:12) mengemukakan tentang tujuan olahraga: Berdasarkan penekanan tujuannya orang mengenal olahraga prestasi

(olahraga kompetitif) yang menekankan pencapaian prestasi, kemenangan atau keunggulan dalam perlombaan atau pertandingan. Olahraga pendidikan menekankan pencapaian tujuan pendidikan. Olahraga professional menekankan pencapaian tujuan yang bersifat material. Selanjutnya orang juga mengenal olahraga kesehatan untuk mencapai derajat sehat yang lebih baik.

Berdasarkan tujuan yang hendak dicapai maka tujuan olahraga dapat

dikemukakan oleh Giriwijoyo (1991:57) sebagai berikut ini:

1. Olahraga Prestasi yaitu tekanannya pada pencapaian prestasi 2. Olahraga Rekreasi yaitu tekanannya pada rekreasi 3. Olahraga Kesehatan yaitu tekanannya pada pencapaian kesehatan 4. Olahraga Pendidikan yaitu tekanannya pada pencapaian tujuan pendidikan.

Dalam teori-teori di atas dijelaskan bahwa orang yang melakukan olahraga

tidak akan terlepas dari unsur gerak karena dengan bergerak pelaku olahraga akan

mendapatkan manfaat dari olahraga tersebut dan secara jelas pelaku olahraga yang

melakukan aktivitas olahraga dengan berbagai maksud dan tujuan yang pelaku

olahraga capai dan dari masing-masing tujuan tersebut dapat bermanfaat bagi

tingkat kehidupan.

Maka dari beberapa uraian di atas mengenai tujuan olahraga penulis dapat

menyimpulkan tujuan olahraga sebagai berikut tujuan olahraga prestasi, olahraga

rekreasi, olahraga pendidikan, dan olahraga kesehatan. Keempat tujuan olahraga

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 8: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

18

1. Olahraga Prestasi

Olahraga pada dasarnya kegiatan yang berisi pada gerak, dengan

melakukan olahraga secara teratur pola hidup sehat akan normal dalam

menjalankan kehidupan sehari. Pelaku olahraga melakukan aktivitas olahraga

dengan berbagai tujuan yang dicapainya salah satunya yaitu olahraga prestasi.

Prestasi yang diraih dalam suatu kejuaraan olahraga dari cabang yang minatinya

merupakan sesuatu yang sangat membanggakan bagi dirinya maupun bangsa

dengan dilandaskan semangat berlatih secara serius.

Mengenai penjelasan olahraga prestasi menurut Giriwijoyo (1991:57)

yaitu “Olahraga yang tekananya pada prestasi”. Dan lebih lanjut menurut Cholik

Mutohir, T. et al. (2005:158) menjelaskan bahwa “Olahraga yang membina dan

mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan

melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan

dan teknologi keolahragaan”.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga prestasi

merupakan olahrga yang mengarahkan olahragawan ke arah prestasi. Salah satu

cabang yang diminati dilakukan secara dini dan terlatih dengan teratur untuk

mendukung pencapaian prestasi yang maksimal melalui kompetisi.

Pencapain prestasi setinggi-tingginya dalam kompetisi olahraga dapat

menjadi sesuatu yang sangat membanggakan bangsa Indonesia apabila kompetisi

tersebut ke dalam kejuaraan tingkat internasional. Dalam proses memajukan

prestasi olahraga yang ada di Indonesia dan meraih medali yang dapat

dibanggakan harus adanya suatu yang dapat mendukung pencapaian prestasi

Page 9: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

19

tersebut. Adapun dalam pengembangannya menurut Cholik Mutohir, T. et al.

pasal 20 ayat 4 dan 5 (2005:167) yaitu;

Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat berkewajiban

menyelenggarakan, mengawasi, dan mengendalikan olahraga prestasi. Dan dapat mengembangkan: (a) perkumpulan olahraga, (b) pusat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan, (c) sentra pembinaan olahraga prestasi, (d) pendidikan dan pelatihan tenaga keolahragaan, (e) prasarana dan sarana olahraga prestasi, (f) sistem pemanduan dan pengembangan bakat olahraga, (g) system informasi keolahragaan, (g) melakukan uji coba kemampuan prestasi olahragawan pada tingkat daerah, nasional, dan internasional sesuai dengan kebutuhan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan

olahraga prestasi perlu adanya pembinaan dan pelatihan yang diberikan pelatih

terhadap pelaku olahraga prestasi. Pelatihan yang diberikan diadakan kompetisi

untuk mengasah kemampuan pelaku olahraga dan didukung pengawasan dari

pemerintah daerah maupun pusat.

2. Olahraga Rekreasi

Rekreasi merupakan bagian dari kehidupan manusia dengan maksud

mendapatkan kesenangan dan kepuasan tersendiri, semua kegiatannya dilakukan

tidak bersifat sungguh-sungguh. Masyarakat yang ingin melakukan olahraga

rekreasi bisa dilakukan oleh diri sendiri maupun kelompok dengan berbagai usia

status sosial, jabatan semua bebas melakukan rekreasi tanpa adanya paaksaan dari

siapapun. Oleh karena itu pengertian olahraga rekreasi dijelaskan menurut

Haryono (1978:10) mengemukakan bahwa “Olahraga rekreasi adalah kegiatan

fisik yang dilakukan pada waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak

yang timbul karena memberikan kepuasan dan kesenangan”.

Page 10: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

20

Lebih lanjut kusmaedi (2002:4) menjelaskan bahwa “Olahraga rekreasi

adalah olahraga dengan tujuan rekreasi”. Kemudian oleh Marjono (2002:3)

menjelaskan bahwa “Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seorang atau

secara bersama-sama dengan orang lain dalam waktu senggang secara sadar dan

sukarela untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan serta kesegaran pribadi

dengan secara langsung dan segera”.

Lebih lanjut menurut Cholik Mutohir, T. et al. ((2005:157,166)

menjelaskan bahwa:

Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan

kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran dan kesenangan. Adapun tujuan dari olahraga rekreasi yaitu: (a) memperoleh kesehatan, kebugaran jasmani, dan kegembiraan, (b) membangun hubungan sosial, (c) melestarikan dan meningkatkan kekayaan budaya daerah dan nasional.

Dari penjelasan beberapa teori olahraga rekreasi di atas dapat disimpulkan

bahwa olahraga rekreasi merupakan olahraga yang dilakukan oleh masyarakat

atau pelaku olahraga secara bersama-sama. Olahraga rekreasi lebih

mengutamakan unsur-unsur kesehatan, kepuasan dan kesenangan yang dilakukan

pada waktu dimana masyarakat dalam keadaan santai atau tidak begitu banyak

jadwal kegiatan dengan dilakukannya tanpa ada paksaan terhadap pelaku

olahraga.

Dikatakan Lutan (1991:10-11) cirri-ciri olahrga rekreasi berdasarkan

tujuannya yaitu:

Page 11: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

21

Olahraga rekreasi adalah program atau kegiatan yang mengisi waktu senggang manusia. Acuan utamanya ialah aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang itu harus sehat dalam pengertian moral dan berpengaruh positif terhadap jasmani dan rohani termasuk menghormati hak orang lain. Tujuannya tetap tanpa pamrih dan dilakukan sebagai pengisi waktu senggang dan kesempatan untuk melepaskan daya kreasi, luapan dorongan dari aspek rohani dan jasmani. Dari segi tujuannya yaitu: (a) sebagai pelepas lelah, (b) sebagai penyaluran dalam pengisian waktu luang, (c) sebagai imbangan kerja, (d) sebagai pemenuhan dorongan untuk bergabung dalam kelompok.

Lebih lanjut Cholik Mutohir, T. et al. pasal 26 ayat 1 (2005:171)

menjelaskan bahwa “Pembinaan dan pengembangan olahraga rekreasi

dilaksanakan dan diarahkan untuk memasalkan olahraga sebagai upaya

pengembangan kesadaran masyarakat dalam meningkatkan kesehatan, kebugaran,

kegembiraan, dan hubungan sosial”.

Utamanya dalam melakukan olahraga rekreasi dilakukan secara bersama-

sama dalam waktu senggang sehingga dapat berpengaruh positif terhadap jasmani

dan rohani, dan dari penjelasan beberapa teori di atas disimpulkan olahraga

rekreasi sendiri untuk memperoleh kesenangan dengan sehat jasmani dan rohani

dan akan terjalin hubungan sosial yang baik sesame pelaku olahraga.

3. Olahraga Pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan suatu tempat di mana siswa memperoleh

pengajaran dan pembinaan agar menjadi siswa yang mempunyai keilmuwan

secara jasmani, rohani dan sosial. Pembinaan dan pembelajaran yang baik akan

menghasilkan sesuatu yang berguna dan membanggakan salah satunya yaitu

kebugaran jasmani. Memasukan olahraga pendidikan dalam kurikulum

pembelajaran di sekolah memang sangat baik sekali terutama dalam menjaga

kebugaran jasmani siswa agar selalu tetap sehat.

Page 12: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

22

Olahraga pendidikan pada dasarnya olahraga dengan tujuan pendidikan,

menurut Cholik Mutohir, T. et al. (2005:157) menjelaskan bahwa “Olahraga

pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai

bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh

pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani”.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia (1970) bahwa

fungsi dari olahraga pendidikan “Mendidik anak didik menjadi anak sehat, kuat

fisik mental, rohani, dan jasmani, berjiwa pancasila dan pelaksana”.

Lebih lanjut menurut Lutan (1991:7) menjelaskan bahwa: Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah, dan

terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial, dan moral-spiritual.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga pendidikan

merupakan olahraga dengan tujuan mendidik dan membina untuk diarahkan

menjadi seorang yang selalu sehat dalam aktivitas sehari-hari dan dapat tumbuh

kembangnya nilai-nilai jasmani, rohani dan sosial.

4. Olahraga Kesehatan

Pemeliharaan dan peningkatan derajat sehat merupakan bagian dari upaya

pencegahan yang terdiri dari upaya pencegahan kepada faktor lingkungan dan

upaya pencegahan langsung kepada faktor manusianya. Olahraga merupakan

bagian dari upaya pencegahan langsung terhadap faktor manusia dan merupakan

upaya pemeliharaan dan pencegahan yang terpenting, termurah dan paling

Page 13: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

23

fungsional. Olahraga kesehatan dapat dilakukan diri sendiri ataupun kelompok

tetapi alangkah baiknya dalam melakukan olahraga kesehatan dengan

berkelompok agar tidak terlalu membosankan bagi pelaku olahraga. Giriwijoyo

(2007:26) menjelaskan bahwa:

Olahraga kesehatan adalah olahraga untuk memelihara dan/ atau untuk

meningkatkan derajat kesehatan dinamis, sehingga orang bukan saja sehat dikala diam (sehat statis) tetapi juga sehat serta mempunyai kemampuan gerak yang dapat mendukung setiap aktivitas dalam peri kehidupanya sehari-hari (dinamis) yang bersifat rutin, maupun untuk keperluan rekreasi dan/atau mengatasi keadaan gawat darurat.

Meningkatnya kemampuan dan kualitas hidup berarti juga meningkatkan

kesejahteraan hidup baik jasmani, rohani maupun sosial. Dari penjelasan di atas

dapat di simpulkan bahwa dengan melakukan olahraga kesehatan dapat

memperlancarkan dan berfungsinya organ-organ tubuh secara maksimal dalam

melakukan aktivitas sehari-hari baik secara diam maupun bergerak. Dan

terhindarnya dari berbagai penyakit non infeksi.

Lebih lanjut Ichsan (1989:30) menjelaskan bahwa, Pada umumnya jenis kegiatan olahraga bagi kesehatan bersifat sederhana

mudah dilakukan dan tanpa biaya banyak (murah). Gerakan utama dalam kegiatan olahraga tersebut ditunjukan pada latihan fungsi organ tubuh bagian dalam dan bagian luar agar tubuh memiliki daya tahan, lincah, dan kuat.

Dari uraian di atas bahwa dalam melakukan aktivitas olahraga kesehatan

sangat mudah untuk dilakukan dengan tidak membutuhkan biaya yang sangat

mahal dan gerakannya terarah terhadap fungsi-fungsi organ tubuh sehingga akan

Page 14: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

24

diperoleh gerakan fungsi organ tubuh yang memadai bagi kesehatan pelaku

olahraga.

Setiap orang perlu mempunyai derajat sehat dinamis, jasmani yang bugar

merupakan jasmani yang memiliki derajat sehat (dinamis) sehat dalam keadaan

gerak yang mampu mendukung segala aktivitas dalam kehidupan sehari-hari tanpa

terjadi kelelahan yang berlebihan. Giriwijoyo (1991:50) menjelaskan bahwa,

“Kian tinggi derajat sehat dinamis seseorang kian besar kemampuan kerja fisiknya

dan kian kecil kemungkinan terjadi kelelahan”.

Dari penjelasan di atas disimpulkan bahwa semakin tinggi kebugaran

jasmani seseorang maka akan mampu untuk mendukung segala aktivitas dalam

kehidupan sehari-hari tanpa terjadi kelelahan yang berlebihan meskipun kelelahan

itu datang dan cepat pulih dalam aktivitas dikemudian harinya.

Pelaku yang melakukan olahraga kesehatan telah terbukti meningkatkan

unsur-unsur kekebalan tubuh yang sangat baik, sehingga pelaku olahraga

kesehatan tidak mudah sakit bahkan terserang penyakit. Adapun penyakit non-

infeksi yang dapat dijangkau oleh olahraga kesehatan ialah misalnya:

a. Penyakit hypokinetik, ialah penyakit kelemahan fungsional fisik/jasmani oleh

karena inaktifitas/hypoaktivitas.

b. Penyakit-penyakit psikosomatik dan alergi:

1) Penyakit lambung/maag (grastitis)

2) Penyakit bengek (asthma bronchiale)

3) Penyakit eksim (dermatitis+neurodermatitis)

c. Penyakit-penyakit jantung dan pembuluh darah:

Page 15: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

25

1) Penyakit jantung koroner

2) Infark jantung

3) Penyakit tekanan darah tinggi/rendah

4) Stroke

d. Penyakit-penyakit metabolisme:

1) Kegemukan (obesitas)

2) Kencing manis (diabetes mellitus)

3) Kelebihan lemak darah (hyperlipidaemia)

Jadi Gerak merupakan suatu tanda kehidupan yang sangat penting sekali

bagi manusia dalam kelangsungan hidup sehari-hari tanpa gerak manusia tidak

akan bisa melakukan semua aktivitasnya. Olahraga kesehatan dapat dilakukan

secara sendiri ataupn berkelompok sesuai dengan tujuan masing-masing pelaku

olahraga. Dengan melakukan kegiatan olahraga secara teratur dan rutinitas maka

akan berfungsinya alat-alat tubuh secara normal baik dalam keadaan diam (statis)

bergerak (dinamis) dan dapat mencegah penyakit non-infeksi.

a. Ciri-Ciri Olahraga Kesehatan

Olahraga merupakan sesuatu yang sangat banyak dilakukan oleh

masyarakat Indonesia dari berbagai macam cabang atau permainan yang

dilakukan. Cabang olahraga yang beraneka ragam mempunyai tujuan dan ciri-ciri

khusus dari setiaap cabangnya. Giriwijoyo (2007:33) menjelaskan bahwa ciri-ciri

olahraga kesehatan di bagi menjadi dua bagian yaitu ciri umum dan ciri khusus.

Ciri-ciri umum olahraga kesehatan ialah:

Page 16: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

26

1) Masal, Olahraga kesehatan harus mampu menampung jumlah besar peserta

secara bersama-sama.

2) Mudah, Gerakannya mudah sehingga dalam pelaksanaannya dapat diikuti

oleh sebagian besar masyarakat yang melakukan olahraga.

3) Murah, olahraga yang dilakukan tidak diharuskan untuk membeli peralataan

yang mahal sebatas peralatan yang dapat melakukan olahraga.

4) Meriah, dapat memberikan sesuatu yang sangat menyenangkan bagi para

pelaku yang melakukan olahraga sehingga tidak akan menimbulkan sesuatu

yang sangat membosankan.

5) Manfaat dan aman, manfaatnya sudah jelas dapat dirasakan bagi pelaku

olahraga dan aktivitasnya aman dapat dilakukan oleh siapapun yang

berolahraga baik anak-anak, remaja, orang tua.

6) Intensitasnya sub-maksimal dan homogen, bukan gerakan-gerakan maksimal

atau gerakan eksplosif maksimal (faktor keamanan).

Ciri khusus yang bersifat teknis-fisiologis yaitu:

1) Homogen dan sub maksimal dalam intensitas atau beban olahraganya:

a) Olahraganya dilakukan dengan intensitas yang kurang lebih

rata/homogen

b) Tidak ada gerakan-gerakan dengan beban/intensitas yang maksimal,

c) Tidak ada pengerahan kemampuan maksimal.

2) Ada kesatuan takaran (dosis) bersifat padat gerak yaitu cukup 10-30 menit

tanpa henti.

3) Adekuat,

Page 17: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

27

a) Untuk menunjang dan mendukung pelaksanaan olahraga kesehatan dan

dapat bermanfaat bagi kesehatan tubuhnya, maka olahraga yang

dilakukan yaitu 3-5x dalam seminggu (minimal 2x dalam seminggu).

b) Intensitas 60-80% denyut nadi maksimal sesuai umur. DNM sesuai umur

= 220- umur dalam tahun.

4) Bebas stress psikis, Pada saat melakukan olahraga tidak ada unsur emosional.

Lebih lanjut Sukaman dan J. Irawan Sugeng (1984:114) merincikan dosis

olahraga sebagai berikut:

(a) intensitas latihan diberikan 70-80% dari kemampuan maksimal. (b)

frekuensi latihan 3x dalam seminggu. (c) lamanya berolahraga berkisar antara 30-50 menit. Sedangkan menurut Imanudin (McArdle 1983) menyatakan bahwa, (d)Takaran olahraga kesehatan adalah 70-85%. (e) lamanya latihan 20-30 menit.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa olahraga kesehatan

merupakan olahraga yang bersifat sedang tanpa adanya kekuatan otot yang lebih

atau berat dengan waktu yang tidak terlalu lama. Olahraga kesehatan juga

timbulnya tali silaturahmi, dan gerakan mudah untuk diikuti oleh setiap pelaku

olahraga baik anak-anak, remaja dan orang tua. Sehingga olahraga kesehatan ini

sangat berarti sekali dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi derajat sehat

jasmani, rohani, dan sosial.

Untuk takaran volume olahraga dalam hal ini pelaku olahraga di lapangan

Tegalega Bandung, menurut Imanudin (2008:77) menjelaskan volume sebagai

berikut:

Page 18: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

28

Volume adalah, Jumlah atau kuantitas materi yang harus dilakukan dalam satu unit latihan. Volume latihan bisa berupa: (1). lamanya waktu latihan (menit, jam), (2). Beratnya beban yang harus di angkat (kg, kuwintal), (3). Jauhnya jarak yang harus di tempuh atau diselesaikan (meter, km), (4). Banyaknya pengulangan gerak yang harus dilakukan (10 kali, 50 kali, 100 kali).

Dari teori di atas penulis mengkategorikan volume pelaku olahraga

menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang, berat. Dikatakan ringan bahwa pelaku

yang berolahraga hanya melakukan pengulangan satu sampai dua kali

pengulangan, aktivitasnya sampai tidak keluar keringat apapun. Untuk kategori

sedang yaitu pelaku melakukan olahraga dengan tiga sampai lima kali

pengulangan hingga keluar keringat, dan waktu mencapai 2 jam. Sedangkan untuk

kategori berat pelaku berolahraga mencapai batas lebih dari 2 jam dan

aktivitasnya cukup berat

b. Sasaran Olahraga Kesehatan

Olahraga kesehatan memilki sasaran yang di tuju dalam melakukan

aktivitas olahraga. Giriwijoyo (2007:43) ada tiga tahapan sasaran olahraga yaitu;

1) Sasaran 1

Sasaran yang pertama yaitu memelihara dan meningkatkan kemampuan

gerak yang ada, dengan mengusahakan peningkatan luas pergerakan pada semua

persendian (kelentukan /fleksibilitas), tanpa adanya sentakan atau renggutan,

artinya memobilisasi seluruh persendian. Misalnya orang yang terikat pada kursi

roda sekalipun, harus tetap memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak

yang masih ada pada semua persendiannya, serta memelihara fleksibilitas dan

kemampuan koordinasi. Cara melatih koordinasi ini yaitu dengan memindahkan

Page 19: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

29

suatu benda secara halus dngan meletakan atau memindahkan agar mendapat

suatu ketepatan.

2) Sasaran 2

Memelihara dan meningkatkan kemampuan geraknya lebih lanjut. Secara

dinamis Yaitu dilakukan dengan suatu gerakan yanag sangat cepat dan berulang-

ulang ditambah dengan suatu sentakan untuk lebih mengisi dari adanya sentakan

tersebut. Latihan dengan cara statis yaitu dengan melakukan kontraksi isometrik,

tetapi tanpa menghentikan pernapasan atau menekan oleh karena itu sebaiknya

dilakukan sebagian demi sebagian.

3) Sasaran 3

Memelihara kemampuan aerobik yang telah memadai atau meningkatkan

kapasitas aerobik untuk mencaai katagori sedang. Dari sasaran tiga ini supaya

selalu menjaga kondisi tubuhnya agar selalu bugar apalagi menjelang usia lansia

yang sangat rentan sekali terhadap penyakit yang akan menyelimuti para lansia

sehingga dibutuhkan pemeliharaan kondisi tubuh dengan baik. Adapun

pemeliharaannya yaitu salah satunya dengan cara jalan berkeliling

perumahan.sehingga akan dijauhkan dari berbagai penyakit dan selalu

berfungsinya organ-organ tubuh secara normal.

Dari ketiga sasaran di atas dapat di simpulkan bahwa, sasaran olahraga

kesehatan 1, 2 dan 3 sangat baik sekali dan berguna dalam suatu pelaksanaan

kegiatan olahraga dan sudah sesuai apa yang diurutkan mulai dari ringan sampai

tertinggi. Apabila sasaran olahraga kesehatan yang ke-3 ini dilakukan dengan baik

maka sasaran yang ke-2 dan ke-1 sudah mewakili atau dilakukan.

Page 20: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

30

Apabila seseorang menghentikan aktivitas olahraga terutama olahraga

kesehatan maka sesuatu yang tidak diingkan akan muncul dalam diri seorang yang

tidak aktif lagi melakukan olahraga baik secara jasmani, rohani, dan sosial.

Karena olahraga kesehatan akan menghambat atau menghentikan proses penyakit

jantung dan pembuluh darah secara tidak normal. Maka untuk menghindari

berbagai penyakit yang akan timbul setelah tidak lagi melakukan olahraga

alangkah baiknya lakukan olahraga secara rutinitas sesuai dengan ketentuan yang

ada. Adapun olahraga yang cocok dalam sasaran di atas adalah olahraga senam

(senam aerobik). Disamping gerakan pada olahraga aerobik dapat menjangkau

seluruh persendian otot dan merupakan sasaran utama olahraga kesehatan.

Olahraga kesehatan merupakan olahraga yanag dilakukan dengan takaran

sedang dan sudah mulai banyak masyarakat dalam hal ini pelaku olahraga yang

melakukan olahraga kesehatan yang ada di lapangan baik dalam berkelompok

maupun sendiri. Disamping sudah menjelaskan dalam sasaran olahraga kesehatan

di atas semua sasaran dikaitkan menurut Giriwijoyo (2007:238) Sasaran olahraga

kesehatan berkaitan dengan:

1) Pemeliharaan dan peningkatan kemandirian dan mobilitas dalam peri

kehidupan bio-psiko-sosiologiknya sehari-hari. 2) Pencegahan dan penyembuhan penyakit non-infeksi 3) Pengendalian berat badan dan pengaturan diet 4) Meningkatkan semangat dan kualitas hidup.

Jadi, sasaran olahraga kesehatan dapat memberikan manfaaat yang sangat

baik sekali bagi pelaku olahraga baik dalam pencegahan dan penyembuhan

penyakit infeksi bahkan memberikan semangat hidup kea rah yang lebih baik.

Page 21: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

31

c. Manfaat Olahraga kesehatan

Olahraga kesehatan akan menghasilkan perubahan fisiologis pada unsur

pelaksana gerak yaitu kerangka beserta persendiannya, otot-otot beserta

tendonnya, susunan syaraf (ES-I) dan unsur pendukung gerak (ES-II) seperti

darah beserta cairan tubuh, pernafasan, jantung dan peredaran darah. Secara

bersama-sama akan menyebabkan peningkatan kemampuan fungsinal alat-alat

tubuh. Menurut Ichsan (1989:35) menjelaskan bahwa “Kegiatan olahraga yang

teratur meningkatkan fungsi organ tubuh, system pernapasan, system peredaran

darah, system syaraf bahkan hubungan sosial yang baik”.

Lebih lanjut menurut Giriwijoyo (2007:58) Perubahan-perubahan

fisiologis yang terjadi setelah melakukan olahraga kesehatan yaitu:

1) Persendian

Persendian menurut Syaifudin (1997:28) menjelaskan bahwa “Pertemuan

dua buah tulang atau beberapa tulang dari kerangka”. Hubungan antar tulang ini

akan mengalami luka apabila melakukan olahraga berat tanpa terlatih. Oleh

karena berolahraga secara teratur supaya persendian dapat dijaga agar tidak

mengalami kekakuan, karena dengan berlatih dapat meningkatkan dan

memperbesar tingkat fleksibilitas dan jangkauan yang lebih luas.

2) Otot-otot dan tendo

Otot menurut Syaifudin (1997:35) menjelaskan bahwa “Merupakan suatu

organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat bergerak sedangkan tendo

tempat melekatnya otot pada tulang”. Jadi dapat disimpulkan tanpa tidak adanya

otot pada tubuh kita, maka tidak mungkin tubuh dapat bergerak. Kekuatan dan

Page 22: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

32

daya tahan otot dan urat akan meningkat, apabila olahraga kesehatan telah sampai

pada tingkat aerobik (S-3) yang mengarahkan pada sasaran memelihara

kemampuan aerobik.

3) Susunan syaraf

Peningkatan fungsi syaraf akan terwujud dalam bentuk waktu reaksi yang

lebih cepat dan kemampuan mengkoordinasikan fungsi otot yang lebih baik.

Hasilnya ialah gerakan yang lebih akurat (tepat) dan lebih cepat.

4) Darah

Syaifudin (1997:58) darah adalah “suaut jaringan tubuh yang terdapat di

dalam pembuluh darah yang warnanya merah”. Pada kehidupan yang selalu

santai, maka peredaran darahnya selalu lambat. Benturan-benturan eritrosit

dengan dinding pembuluh darah atau antar sesamanya hanya ringan-ringan saja.

Hasilnya eritrosit dapat mencapai umur lebih tua 120 hari karena umur

eritrositnya lebih tua maka siklus pergantiannya pun lambat. Sedangkan dengan

melakukan olahraga menyebabkan peredaran darah menjadi lebih cepat sehingga

benturan antar eritrosit terhadap dinding pembuluh darah menjadi lebih keras.

Dengan melakukan olahraga secara teratur dan berlanjut, maka eritrosit-eritrosit

menjadi kecil kemungkinannya untuk dapat mencapai usia tua mencapai usia 120

hari. Sehingga membentuk eritrosit baru.

5) Jantung

Syaifudin (1997:54) menjelaskan “Jantung merupakan sebuah organ yang

trdiri dari otot”. Serabut-serabut otot jantung menjadi lebih besar dan kuat,

pembuluh-pembuluh darah arteriol dan kapiler di dalam otot jantung lebih banyak

Page 23: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

33

yang aktif sehingga kemampuan jantung dalam memompakan darahnya semakin

meningkat. Semua darah yang dipompakan oleh jantung kanan ke paru-paru lalu

ke jantung kiri dapat disalurkan dengan baik oleh jantung kiri ke peredaran darah

sistemik sehingga tidak terjadi retensi (penimbunan) darah di paru.

6) Pembuluh darah

Dinding pembuluh darh menjadi lebih kuat terhadap perubahan tekanan

darah, dan kekenyalannya (elastitasnya) dapat terpelihara disertai menjadi lebih

longgarnya (vasodilatasi) bagian arteriol dari susunan pembuluh darah. Jumlah

kapiler yang aktif dalam otot-otot yang diolahragakan lebih banyak.

7) Olahdaya (metabolisme)

Olahraga kesehatan direkomendasikan sebagai salah satu cara untuk

menurunkan berat badan. Gabungan antara pengaturan diet dan olahraga akan

menghasilkan penurunan berat badan yang disertai meningkatnya kebugaran

jasmani. Menurut Franklin & Rubenfire yang telah dikutip oleh Giriwijoyo

(2007:62) bahwa “olahraga tidak meningkatkan nafsu makan”. Oleh karena itu

apabila ada pelaku olahraga yang melakukan olahraga kesehatan terjadi

peningkatan berat badan berarti pelaku tersebut tidak bisa menahan hawa nafsu.

Di samping terjadi perubahan-perubahan secara fisiologis terhadap pelaku

olahraga yang melakukan aktivitas olahraga kesehatan perubahan-perubahan

secara fungsional diantaranya sebagai berikut:

1) Perubahan pada aspek jasmani

a) Lebih mampu dan tahan dalam bergerak

b) Tidak cepat lelah

Page 24: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

34

c) Cepat pulih dari kelelahan

d) Berkurangnya resiko untuk mendapatkan penyakit non-infeksi khususnya

penyakit jantung dan pembuluh darah

2) Perubahan pada aspek rohani

Meningkatnya kemampuan fungsional jasmani membawa dampak yang

sangat baik bagi aspek rohani yaitu tumbuh dan meningkatnya percaya diri.

Seperti bekas penderita serangan miokard infark serta penderita penyakit non

infeksi seperti asma bronchial, gastritis (sakit maag) dan dermatitis (ekstrim) yang

banyak mempunyai latar belakang rohani.

3) Perubahan pada aspek sosial

Olahraga kesehatan dengan pesertanya yang berjumlah massal

memugkinkan terjadinya hubungan sosial yang lebih baik. Orientasi yang lebih

baik terhadap lingkungan sosialnya dapat membantu menciptakan stabilitas

mental-emosional yang lebih baik.

Lebih lanjut menurut Faizati Karim (2002) mengungkapkan tentang

manfaat dari aspek psikologi;

1) Mengurangi stress. 2) Meningkatkan kepercayaan diri. 3) Membangun rasa sportifitas. 4) Memupuk rasa tanggung jawab. 5) Membangun rasa kesetiakawanan.

Page 25: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

35

D. Sarana dan Prasarana Olahraga

1. Sarana Olahraga

Sarana olahraga menurut Soepartono (2000:6) terjemahan dari “facilities”,

yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan

olahraga atau pendidikan jasmani”. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua

kelompok yaitu:

a. Peralatan (apparatus) ialah sesuatu yang digunakan. Contoh peti lincat, palang

tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain.

b. Perlengkapan (device), yaitu:

1) Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana, misalnya: net, bendera

untuk tanda, garis batas dan lain-lain.

2) Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau

kaki, misalnya; bola, raket, pemukul dan lain-lain.

2. Prasarana Olahraga

Prasarana menurut Soepartono (2000:5) menjelaskan secara umum bahwa

“Segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suaut proses (usaha

atau pembangunan)”. Sedangkan dalam olahraga, didefinisikan sebagai “sesuatu

yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relative

permanen. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan” gedung olahraga

merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat di

gunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga. Adapaun gedung

olahraga dapat digunakan sebagai prasarana olahraga ialah, lapangan bola basket,

lapangan tenis, gedung olahraga (hall), stadion sepakbola, stadion atletik. Gedung

Page 26: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

36

olahraga dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli, prasaraan

pertandingan bulutangkis, prasarana pertandingan basket, prasarana petandingan

tenis meja, prasarana pertandingan sepak takraw. Sedangkan stadion atletik

didalamnya termasuk lapangan lompat jauh, lapangan lempar cakram, lintasan

lari, tolak peluru, lempar lembing, dan lain-lain. Bahkan sering kali stadion

atletik dipakai sebagai prasarana pertandingan sepakbola yang memenuhi syarat.

E. Perkembangan Rentang Kehidupan

Ada dua karakteristik rentang kehidupan masa kini yang berbeda generasi

terdahulu. Pertama titik berat pada orang-orang muda tidak ada lagi. Sebaliknya

dengan semakin bertambahnya orang-orang yang berusia lebih tua, maka proporsi

individu di berbagai tingkat usia lambat laun akan semakin sama. Pada suatu saat

akan diperkirakan bahwa proporsi itu akan segera seimbang. Menurut paul baltes,

(dalam santrock 1995), perspektif rentang hidup mencakup tujuh kandungan dasar

yaitu, perkembangan adalah seumur hidup, multidimensional, multidireksional,

plastis, melekat secara historis, multidisiplin, dan kontekstual. Perkembangan

adalah seumur hidup (lifelong) artinya tidak ada periode usia yang mendominasi

perkembangan. Perkembangan meliputi keuntungan dan kerugian, yang

berinteraksi dalam cara dinamis sepanjang siklus kehidupan. Tahapan dalam

rentang kehidupan menurut Havighurst (dalam Harluck 1980:14) sebagai berikut:

1. Periode pranatal: konsepsi kelahiran. 2. Bayi: kelahiran sampai akhir minggu kedua. 3. Masa bayi: akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua. 4. Awal masa kanak-kanak: dua sampai enam tahun. 5. Akhir masa kanak-kanak: enam sampai sepuluh atau dua belas tahun.

Page 27: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

37

6. Masa puber atau pramasa remaja: sepuluh atau dua belas sampai tiga belas atau empat belas tahun.

7. Masa remaja: tiga belas atau empat belas sampai delapan belas tahun. 8. Awal masa dewasa: delapan belas sampai empat puluh tahun. 9. Usia pertengahan: empat puluh sampai enam puluh tahun.

10. Masa tua atau usia lanjut: enam puluh tahun sampai meninggal. Dari teori rentang kehidupan di atas penulis mengkategorikan tingkat usia

pelaku olahraga sesuai dengan batasan minimal dan maksimal yang telah di

uraikan di atas yaitu dari akhir masa kanak-kanak sampai masa tua atau usia

lanjut.

1. Awal dan akhir masa kanak-kanak

Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh dengan

ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun sampai saat anak matang secara

seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk wanita dan empat belas tahun untuk pria.

Secara luas masa kanak-kanak harus di bagi lagi menjadi dua periode yang

berbeda yaitu awal dan akhir masa kanak-kanak. Periode awal berlangsung dari

umur dua sampai enam tahun dan periode akhir enam tahun sampai tiba saatnya

anak matang secara seksual. Sedangkan untuk permulaan akhir masa kanak-kanak

di tandai dengan masuknya anak ke kelas satu. Masuknya kelas satu merupakan

peristiwa penting bagi kehidupan setiap anak sehingga dapat mengakibatkan

perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku.

Dari uraian di atas bahwa masa awal dan akhir kanak-kanak masih

ketergantungan kepada orang lain dan masih perlunya kasih sayang dari orang tua

agar memperoleh nilai-nilai perubahan dalam sikapnya.

Page 28: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

38

2. Masa Puber Atau Pramasa Remaja

Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti usia kedewasaan ini

dilihat dari perubahan fisik daripada perubahan perilaku yang terjadi pada saat

individu secara seksual menjadi matang dan mampu dan mampu memberikan

keturunan. Menurut Harluck 1980:184) menjelaskan bahwa “Masa puber adalah

suatu tahap dalam perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan

tercapai kemampuan reproduksi”.

Ciri-ciri masa puber ditandai sebagai berikut ini;

Masa puber adalah periode tumpang tindih, masa puber adalah periode

yang singkat, masa puber di bagi dalam tahap-tahap, masa puber merupakan masa

pertumbuhan dan perubahan yang pesat. Masa puber merupakan fase negative,

masa puber terjadi pada brbagai usia.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa masa puber merupakan

masa dimana terjadi kematangan yang di tandai dengan perubahan fisik secara

pesat baik laki-laki maupun perempuan.

3. Usia Remaja

Awal masa remaja biasanya disebut sebagai usia belasan kadang-kadang

bahkan disebut usia belasan yang tidak menyenangkan meskipun remaja yang

lebih tua masih tergolong anak belasan tahun. Namun istilah belasan tahun yang

secara popular dihubungkan dengan pola perilaku khas remaja muda jarang

dikenakan pada remaja yang lebih tua. Masa remaja dianggap mulai pada saat

anak secara sexsual menjadi matang dan berakhir saat ia mencapai usia matang

secara hokum, namun penelitian tentang perubahan perilaku, sikap dan nilai-nilai

Page 29: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

39

sepanjang masa remaja tidak hanya menunjukan bahwa setiap perubahan terjadi

lebih cepat pada awal masa remaja dari pada tahap akhir masa remaja, tetapi juga

menunjukan bahwa perilaku, sikap dan nilai-nilai pada awal masa remaja berbeda

dengan pada akhir masa remaja. Oleh karena itu masa remaja di bagi menjadi dua

bagian yaitu remaja awal dan remaja akhir.

Adapun ciri-ciri masa remaja menurut Harluck (1980:207) diantaranya

adalah;

a. Masa remaja sebagai periode yang penting b. Masa remaja sebagai periode peralihan c. Masa remaja sebagai periode perubahan d. Masa remaja sebagai usia bermasalah e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas f. Masa remaja sebagai usia menimbulkan ketakutan g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa.

Dari uraian di atas jelas bahwa masa remaja merupakan masa untuk

mengembangkan potensi atau karakteristik dimana gejolak dan emosi yang

tumbuh dapat membangun suatu identitas diri dan juga sebagai sasaran

pembangunan bangsa dalam meningkatkan sumber daya manusia.

4. Masa Dewasa Dini

Masa dewasa dini merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola-pola

kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Orang dewasa muda diharapkan

memainkan peran baru seperti peran suami isteri, orang tua, dan pencari nafkah

dan mengembangkan sikap-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru

sesuai dengan tugas-tugas baru ini. Dalam hal ini Pembagian masa dewasa di bagi

menjadi masa dewasa dini dan masa dewasa madya. Masa dewasa dini, dimulai

Page 30: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

40

pada umur 18 tahun sampai kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan

fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduksi.

Sedangkan masa dewasa madya dimulai pada umur 40 tahun sampai dengan 60

tahun yakni saat baik menurunya kemampuan fisik dan psikologis yang jelas

Nampak pada setiap orang.

Ciri-ciri masa dewasa dini yaitu sebagai masa pengaturan, usia reproduktif, masa

bermasalah, masa ketegangan emosional, masa keterasingan sosial, masa

komitmen, masa ketergantungan, masa perubahan nilai, penyesuaian diri dengan

cara hidup baru, masa kreatif.

Dari definisi atas dapat disimpulkan bahwa usia dewasa dini dan dewasa

madya merupakan usia kematangan seseorangan dari segi tanggung jawab dan

bisa penyesuaian diri secara mandiri.

5. Masa Tua Atau Usia Lanjut

Usia tua Harluck (1980:380) menjelaskan bahwa “periode penutup dalam

rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang beranjak jauh dari

periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh

dengan manfaat”. Usia enam puluh biasanya dipandang sebagai garis pemisah

antara usia madya dan usia lanjut. Akan tetapi orang sering menyadari bahwa usia

kronologis merupakan kriteria yang kurang baik dalam menandai permulaan usia

lanjut karena terdapat perbedaan tertentu diantara individu-individu dalam usia

pada saat dimana usia lanjut mereka mulai. Penyesuaan diri terhadap perubahan

fisik bagi usia lanjut diantaranya; Perubahan penampilan, perubahan bagian dalam

Page 31: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

41

tubuh, perubahan pada fungsi fisiologis, perubahan panca indera, perubahan

seksual.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa usia lanjut merupakan usia

penurunan fungsi baik fisik maupun psikologis sehingga dalam melakukan

aktivitas olahraganya yaitu secara ringan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

masing-masing lansia.

F. Konsep Dasar Status Ekonomi

1. Pengertian Status Ekonomi

Status sosial ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam

masyarakat, status sosial ekonomi merupakan gambaran tentang keadaan

seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi sosial ekonomi, gambaran

itu seperti halnya tingkat pendidikan, pendapatan dan sebagainya. Status ekonomi

kemungkinan besar merupakan pembentuk gaya hidup keluarga. Pendapatan

keluarga memadai akan menunjang tumbuh kembang anak. Karena orang tua

dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun skunder

(Soetjiningsih, 2004). Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga

di masyarakat berdasarkan pendapatan per bulan. Status ekonomi dapat dilihat

dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok (Kartono, 2006).

a. Tingkat Ekonomi

Geimar dan Lasorte (1964) dalam Friedman (2004) membagi keluarga

terdiri dari 4 tingkat ekonomi;

1) Adekuat

Page 32: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

42

Adekuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu permohonan

bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab kedua orang tua. Keluarga

menganggarkan dan mengatur biaya secara ralisitis.

2) Marginal

Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan

siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran.

3) Miskin

Keluarga tidak bisa hidup dengan caranya sendiri, pengaturan keuangan

yang buruk akan menyebabkan didahulukannya kemewahan. Di atas kebutuhan

pokok, manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak membahayakan

kesejahteraan anak, tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi

penghasilan.

4) Sangat Miskin

Menejemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan

berhutang terlalu banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan dasar.

Pembagian kelas sosial ekonomi berdasarkan status ekonomi terdiri atas 4 bagian

yaitu:

Menurut (UMR) status ekonomi seseorang dibagi menjadi 2 kelompok

yaitu:

1) Penghasilan tipe kelas atas yaitu di atas standar UMR

2) Penghasilan tipe kelas bawah yaitu di bawah standar UMR

Friedman (2004) status ekonomi seseorang dibagi menjadi 3 kelompok

yaitu:

Page 33: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

43

1) Penghasilan tipe kelas atas yaitu lebih dari Rp 1.000.000,

2) Penghasilan tipe kelas menengah Rp 500.000 - Rp 1.000.000

3) Penghasilan tipe kelas bawah yaitu kurang dari Rp 500.000

Tingkat status ekonomi seseorang menurut Saraswati (2009) di bagi

menjadi 3 kelompok diantaranya sebagai berikut;

1) Tipe kelas atas (> Rp 2.000.000).

2) Tipe kelas menengah (Rp 1.000.000 - 2.000.000).

3) Tipe kelas bawah (< Rp 1.000.000)

Aristoteles membagi masyarakat secara ekonomi menjadi 3 kelas atau

golongan terdiri atas:

1) Golongan sangat kaya: Merupakan kelompok kecil dalam masyarakat,

terdiri dari pengusaha, tuan tanah, dan bangsawan

2) Golongan kaya: Merupakan golongan yang cukup banyak terdapat dalam

masyarakat, terdiri dari para pedagang dsb

3) Golongan miskin: Merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat,

kebanyakan dari rakyat biasa.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa untuk membatasi status

sosial ekonomi berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yaitu pemerintah

kota Bandung sebesar Rp. 1.123.800 dan penulis mengkategorikan menjadi 3

yaitu rendah, sedang, tinggi.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Ekonomi

Untuk mengukur status sosial ekonomi masyarakat Indonesia dalam hal ini

pelaku olahraga di lapangan Tegalega Bandung belum mempunyai batasan yang

Page 34: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

44

pasti. Untuk lebih jelasnya penulis memaparkan masing-masing faktor yang

mempengaruhi status sosial ekonomi. Menurut friedman (2004) faktor yang

mempengaruhi status ekonomi seseorang yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju ke arah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi

tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan,

sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Sebaliknya

pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang

terhadap nilai-nilai yang baru dikenal. Menurut Malayu SP. Hasibuan (1991:76)

Pendidikan/mendidik adalah tuntutan kepada manusia yang belum dewasa untuk

menyiapkan agar dapat memenuhi sendiri tugas hidupnya atau secara singkat:

Pendidikan adalah tuntutan kepada pertumbuhan manusia mulai lahir sampai

tercapainya kedewasaan, dalam arti jasmaniah atau rohaniah.

Dalam kaitanya dengan penulisan penelitian ini yang di maksud dengan

pendidikan adalah suatu pendidikan atau sekolah yang telah dicapai oleh

informant pelaku olahraga. dan mengkategorikan menjadi 4 bagian yaitu tingkat

pendidikan SD, SMP, SMA, Perguruan Tinggi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah simbol status seseorang dimasyarakat. Pekerjaan

merupakan jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan

hidup sehari-hari dan untuk mendapatkan tempat pelayanan kesehatan yang

diinginkan.

Page 35: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

45

Dalam melakukan penelitian ini penulis mengkategorikan tingkat

pekerjaan mulai dari pelajar, mahasiswa, PNS, ibu rumah tangga, wiraswasta,

swasta, dan pensiunan. Adapun dikategorikan wiraswasta memiliki pekerjaan

sebagai berdagang, petani, usaha pabrik roti, bengkel las, kuliner. Untuk pekerjaan

swasta diantaranya adalah sebagai pegawai konsultan pupuk, kolektor, karyawan

swasta, buruh pabrik, sales obat.

3) Keadaan Ekonomi

Kondisi ekonomi keluarga yang rendah mendorong ibu hamil untuk tidak

teratur dalam melakukan antenatal care.

4) Latar Belakang Budaya

Cultur universal adalah unsur kebudayaan yang bersifat universal, ada di

dalam semua kebudayaan di dunia, seperti pengetahuan bahasa dan khasanah

dasar, cara pergaulan sosial, adat-istiadat, penilaian umum. Tanpa disadari,

kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap terhadap berbagai masalah.

Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena kebudayaan

pula yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota

kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepercayaan individu yang telah mapan

dan kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan

sikap individual

5) Pendapatan

Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah

dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang, orang atau

keluarga yang mempunyai status ekonomi atau pendapatan tinggi akan

Page 36: BAB II Olahraga - a-research.upi.edua-research.upi.edu/operator/upload/s_ikor_0704978_chapter2(1).pdf · hakekat dari olahraga itu sendiri yang di kutif dari definisi-definisi dari

46

mempraktikkan gaya hidup yang mewah. Misalnya, lebih komsumtif karena

mereka mampu untuk membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan

keluarga yang kelas ekonominya ke bawah.

Dalam kaitanya dengan tingkat pendapat pelaku olahraga yang melakukan

aktivitas olahraga di lapangan Tegalega Bandung adalah pendapatan yang

diperolehnya dalam per bulan sedangkan untuk anak-anak tidak dimasukan dalam

kelompok pendapatan dikarenakan masih ketergantungan sama orang tuanya.