bab ii kajian pustaka 2.1 pengertian kecelakaan kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/bab ii.pdf ·...

16
32 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Oleh karena itu peristiwa kecelakaan kerja disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja. Bahwa kecelakaan kerja terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada saat melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 2014:5). Kecelakaan kerja di klasifikasikan lagi menjadi kecelakaan kerja ringan, sedang dan berat. Kecelakaan kerja ringan adalah kecalakan kerja cukup dibantu dengan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan hanya membutuhkan pengobatan dalam hari itu dan selanjutnya mampu melakukan pekerjaannya balik. Untuk istirahat hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua hari. Contoh dari kecelakaan kerja ringan ialah terpeleset, terkilir dan sebagainya. Kecelakaan kerja sedang adalah kecelakaan yang mengakibatkan timbulnya kehilangan hari bekerja akan tetapi tidak berakibat pada cacat ataupun luka lebih. Kecelakaan kerja ini hanya memerlukan pengobatan dan perlu istirahat selama lebih dari dua hari, contoh: terjepit, luka hingga robek, luka bakar. Sedangkan kecelakaan kerja berat adalah kecelakaan kerja yang menimbulkan kehilangan hari bekerja dan berakibat pada tidak berfungsinya tubuh untuk

Upload: duongkhanh

Post on 30-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

32

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tak terduga dan tidak diharapkan. Tak

terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,

lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Oleh karena itu peristiwa kecelakaan kerja

disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai

kepada yang paling berat. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung

dengan hubungan kerja. Bahwa kecelakaan kerja terjadi dikarenakan oleh

pekerjaan atau pada saat melaksanakan pekerjaan (Suma’mur, 2014:5).

Kecelakaan kerja di klasifikasikan lagi menjadi kecelakaan kerja ringan,

sedang dan berat. Kecelakaan kerja ringan adalah kecalakan kerja cukup dibantu

dengan pertolongan pertama pada kecelakaan, dan hanya membutuhkan

pengobatan dalam hari itu dan selanjutnya mampu melakukan pekerjaannya balik.

Untuk istirahat hanya membutuhkan waktu kurang lebih satu hingga dua hari.

Contoh dari kecelakaan kerja ringan ialah terpeleset, terkilir dan sebagainya.

Kecelakaan kerja sedang adalah kecelakaan yang mengakibatkan

timbulnya kehilangan hari bekerja akan tetapi tidak berakibat pada cacat ataupun

luka lebih. Kecelakaan kerja ini hanya memerlukan pengobatan dan perlu istirahat

selama lebih dari dua hari, contoh: terjepit, luka hingga robek, luka bakar.

Sedangkan kecelakaan kerja berat adalah kecelakaan kerja yang menimbulkan

kehilangan hari bekerja dan berakibat pada tidak berfungsinya tubuh untuk

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

33

melakukan kerja dan memerlukan perawatan. contoh: patah tulang (Himpunan

peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan tentang keselamatan dan

kesehatan kerja tahun 2003).

2.1.1 Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja merupakan suatu kejadian yang tidak diharapkan

bahkan tidak direncanakan. Maka dari itu sebab-sebab terjadinya kecelakaan

kerja juga perlu diketahui agar tingkat keselamatan kerja dapat dilakukan

pencegahan. Berikut faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja

menurut (Umar, 2001:67) yaitu: Adanya bahan-bahan yang membahayakan

paru-paru, mata dan kulit, terbatasnya tempat kerja, terpeleset dan jatuh.

Tentunya kecelakaan kerja juga selalu disertai dengan menyebabkan pada

kerugian materi maupun sebuah penderitaan bagi pekerja dan keluarganya.

Penyebab kecelakaan kerja secara umum dapat dibagi menjadi penyebab

langsung dan penyebab tidak langsung, yaitu:

Penyebab langsung

Adanya perbuatan yang tidak aman, dalam perbuatan

tidak aman tersebut adalah segala tindakan manusia yang

memungkinkan terjadinya kecelakaan pada diri sendiri bahkan

juga orang lain, contohnya dalam perbuatan tidak aman ialah

dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat

perlindungan diri yang standart, bahkan tidak mengikuti

prosedur keselamatan kerja dan lain sebagainya. Selanjutynya

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

34

adalah penyebab kondisi yang tidak aman, yaitu kondisi

lingkungan kerja yang memungkinkan terjadinya kecelakaan

kerja, contohnya pada kondisi tidak aman ini ialah kondisi

permukaan tempat berjalan pekerja, kondisi penerangan, dan

lain sebagainya.

Penyebab tidak langsung

Berdasarkan analisa bahwa kecelakaan kerja biasanya

terjadi karena mereka lalai dalam bekerja bahkan kondisi kerja

yang tidak aman. Keselamatan kerja juga dapat dilakukan

dengan cara para pekerja dilatih pada penggunakan alat

perlindungan diri agar keselamatan kerja mereka tetap terjaga.

Adapun cara untuk mencegah kecelakaan kerja adalah sebagai

berikut:

1. Peraturan perundangan, yaitu ketentuan-ketentuan yang

diwajibkan mengenai kondisi-kondisi kerja pada umumnya,

perencanaan, kontruksi, perawatan dan pemeliharaan,

pengawasan, pengujian.

2. Standarisasi, yaitu penetapan standar-standar resmi, setengah

resmi atau tak resmi mengenai misalnya kontruksi yang

memenuhi syarat-syarat keselamtan kerja, jenis-jenis peralatan

kerja yang digunakan,atau alat-alat perlindungan diri.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

35

3. Riset medis, yang meliputi terutama pada tentang efek-efek

fisiologis dan patologis faktor-faktor lingkungan dan

teknologis, dan keadaan-keadaan fisik yang mengakibatkan

kecelakaan.

4. Asuransi, yaitu insentif finansial untuk meningkatkan

pencegahan kecelakaan misalnya dalam bentuk pengurangan

premi yang dibayar oleh perusahaan, jika tindakan-tindakan

keselamatan sangat baik (Suma’mur, 1989 : 11-12).

2.1.2 Keselamatan Kerja

Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan

pada akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu

utama bagi keamanan tenaga kerja, dan keselamatan kerja menyangkut

segenap proses produksi dan distribusi, baik barang maupun jasa

(Suma’mur,2014).

Undang-undang yang mengatur tentang keselamatan kerja

adalah Undang-Undang Nomor 1, Tahun 1970. Tujuan dari

keselamatan kerja adalah untuk melindungi tenaga kerja atas hak dan

keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup

dan meningkatkan kinerjanya, menjamin keselamatan orang lain yang

berada di tempat kerja.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

36

2.1.3 Pertambangan

Berdasarkan Pasal 1 angka I Undang-undang Nomor 4 Tahun

2009, pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan

dalam rangka penelitian,pengelolaan dan pengusahaan mineral atau

batu bara yang meliputi penyelidika umum, explorasi, studi kelayakan,

konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan

dan penjualan. Serta kegiatan pascatambang. Pengertian tersebut dalam

arti luas karena meliputi berbagai kegiatan pertambangan yang ruang

lingkupnya dapat dilakukan sebelum penambangan,proses

penambangan, dan sesudah proses penambangan. (Salim HS, 2012: 25).

Pengambilan belerang dilakukan dengan beberapa metode,

diantaranya yaitu: metode penambangan terbuka, metode penambangan

bawah tanah, metode penambangan Frasch-Process, dan metode

penambangan manual.

Metode penambangan terbuka yaitu kegiatan penambangan ini

dilakukan dengan tipe stratigrafi dan vulkanis yang terletak dekat

dengan bumi. Pengambilan bahan tambang dengan metode ini dapat

menggunakan dengan alat-alat sederhana atau dengan menggunakan

alat-alat mekanis. Material pada hasil penambangan ini dimuat dan

diangkut dengan pikulan, dump truck, dan lain sebagainya. Metode

penambangan bawah tanah yaitu kegiatan penambangan yang terdapat

di permukaan bumi. Adapaun penambangan ini dilakukan dengan cara

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

37

membuat lubang-lubang bukaan ke daerah endapan, tunneling, draft,

dan lain sebagainya.

Metode penambangan manual yaitu kegiatan penambangan

yang dilakukan apabila jumlah kandungan endapan tidak banyak atau

sedikit. Cara penambangan pada metode ini biasanya dilakukan dengan

menggunakan alat-alat manual, seperti cangkul, linggis, gancu, dan

keranjang. Metode penambangan frasch yaitu kegiatan penambangan

dengan proses pengeboran yang ditujukan untuk mendapatkan kembali

simpanan yang ada didalam tanah. Penambangan ini dilakukan dengan

cara menginjeksikan air panas kedalam pipa yang akan digunakan. Air

panas tersebut berfungsi untuk melarutkan endapan pada kedalaman

sekitar 150-170 m. kegiatan penambangan ini dilakukan dengan cara

membuat lubang bor yang dilengkapi dengan empat macam pipa

bergaris tengah antara 3-20 cm.

2.1.4 Belerang

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia dalam tabel periodik

yang memiliki lambang S dan nomor atom 16, bentuknya non-metal.

Dalam bentuk aslinya, belerang merupakan zat padat Kristal yang

berwarna kuning. Di alam, belerang dapat ditemukan sebagai unsur

murni atau sebagai mineral-mineral sulfida dan sulfat. Belerang yang

padat mempunyai dua bentuk alotrop yaitu belerang yang stabil pada

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

38

suhu dibawah 95,5 ⁰ dan mencaiir pada suhu 113⁰C (Goenawan,

1999:15).

2.1.5 Kawah Ijen

Kawasan Gunung api Ijen merupakan kawasan vulkanik yang

terletak di Provinsi Jawa Timur. Kawasan Gunung api Ijen ini berada di

Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi dan Kecamatan Sempol,

Kabupaten Bondowoso. Jarak untuk menuju Kawah Ijen sekitar 33 km

dari Banyuwangi dengan posisi geografis sekitar 8⁰2’30” LS - 8⁰5’30”

LS dan 114⁰12’30” BT - 114⁰16’30” BT. Ijen merupakan kawasan

Gunung api berkawah dengan ketinggian danau kawah 2.145 m dan tepi

kawahnya mencapai 2.386 dari permukaan laut. Gunung api Ijen

memiliki sumberdaya belerang yang melimpah. Jumlah cadangan

belerang di gunung api Ijen merupakan cadangan belerang terbesar di

Indonesia. Sedikitnya 14 ton belerang setiap hari berhasil ditambang

(Witiri dan Sumarti, 2011).

Selain terkenal keindahan alamnya, Kawah Ijen juga dijadikan

sebagai tempat perekonomian masyarakat Desa Tamansari. Masyarakat

Desa Tamansari memanfaatkan kawah tersebut untuk menambang

belerang, karena melimpahnya sumber daya alam Kawah Ijen untuk

memenuhi kebutuhan hidupnya. Para penambang belerang bekerja

dengan peralatan sederhana lalu dipikul dengan kerangjang sebagai

tempat belerang. Penambang belerang ini dalam melakukan

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

39

pekerjaanya dengan cara mengambil belerang di dasar kawah. Tentunya

asap yang ada di sekitar kawah cukup tebal, namun dengan peralatan

masker yang sederhana membuat para penambang tetap mencari

belerang. Lelehan belerang tersebut di dapatkan dari pipa-pipa yang

menuju sumber gas yang mengandung sulfur. Gas tersebut dialirkan

melalui pipa lalu keluar dalam bentuk lelehan belerang yang berwarna

merah. Setelah membeku belerang tersebut berubah menjadi warna

kuning. Setelah bongkahan belerang menjadi beku dan keras,

selanjutnya para penambang mengambilnya dan dimasukkan ke dalam

keranjang pikul. Para penambang akan memikul belerang tersebut

dengan melalui jalan setapak.

Beban belerang yang dipikul cukup berat antara 80 kilogram

hingga 150 kilogram dengan rata-rata para penambang melakukan dua

kali naik ke kawah. Penambang belerang disini masih menggunakan

cara tradisional dengan menggunakan keranjang pikul yang di angkut

atau pikul oleh manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya

terdapat di Indonesia yaitu di Gunung Welirang dan Gunung Ijen.

Penambangan yang sudah ada sejak zaman kolonial Belanda tersebut

masih tetap menggunakan cara tradsional hingga saat ini. Dengan

melimpahnya persediaan sumber belerang tersebut maka akan

mengakibatkan banyak orang yang berniat memanfaatkan dan

mengambil keuntungan untuk kebutuhan hidupnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

40

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan

dilakukan tentang rasionalitas kecelakaan kerja di kalangan penambang belerang

kawah ijen, yang pertama penelitian milik Bernadzar Asha Army Rosania, Isa

Ma’rufi, Anita Dewi Pahastuti. yang berjudul Analisis Risiko Keselamatan Kerja

dan Kesehatan Kerja di Penambangan Pasir Kabupaten Lumajang. Fakultas

Kesehatan Masyarakat. Universitas Jember. Tahun 2015. Penelitian terdahulu

yang kedua yaitu milik Bayu Wibisono tahun 2013 yang berjudul Faktor-Faktor

Yang Berhubungan Dengan Kejadian Kecelakaan Kerja Pada Pekerja Tambang

Pasir Gali Di Desa Pegiringan Kabupaten Pemalang. Penelitian yang ketiga yaitu

milik Lluis Sanniquel Dkk, tahun 2018 dengan judul Analysis of Occupational

Accidents in Underground and Surface Minin in Spain/ Analisis Kecelakaan Kerja

Pertambangan Bawah Tanah Dan Pertambangan Permukaan tanah di Spanyol.

Beberapa penelitian terdahulu memiliki relevansi dengan penelitian yang

akan dilakukan. Dapat dilihat dari judul penelitian dan hasil temuan masing-

masing penelitian terdahulu yang telah dilakukan, sehingga dapat ditemukan

relevansi antara penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilakukan. Hasil

temuan dan relevansi penelitian dapat dilihat dari tabel penelitian terdahulu

berikut.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

41

Nama dan Judul

Penelitian

Temuan dan

hasil

penelitian

Relevansi

dalam

penelitian

Bernadzar Asha

Army Rosania, Isa

Ma’rufi, Anita Dewi

Pahastuti.

Analisis Risiko

Keselamatan Kerja

dan Kesehatan Kerja

di Penambangan Pasir

Kabupaten Lumajang.

Fakultas Kesehatan

Masyarakat.

Universitas Jember.

Tahun 2015

Hasil penelitian

menunjukan bahwa faktor

yang mempengaruhi risiko

keselamatan kerja dan

kesehatan kerja dengan

upaya pengendalian yang

dapat mencegah terjadinya

kecelakaan dan penyakit

akibat kerja antara lain

eliminasi,isolasi,pengendal

ian

administrative,penggunaan

APD, dan human control.

Relevansi penelitian ini

adaah sama menggunakan

metode yang sama yakni

metode penelitian

kualitatif.

Persamaan dengan

penelitian yang

sebelumnya dengan

penelitian yang akan

peneliti lakukan adalah

terletak pada cara

pencegahan dari

kecelakaan kerja.

Bayu Wibisono.

Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Kejadian Kecelakaan

Kerja Pada Pekerja

Tambang Pasir Gali

Di Desa Pegiringan

Kabupaten

Pemalang.Fakultas

Kesehatan

Masyarakat.

Universitas Dian

Nuswantoro. Tahun

2013

Hasil penelitian

menunjukan bahwa angka

kecelakaan kerja yang

dialami pekerja

dikarenakan kurangnya

pemahaman terhadap alat

perlindungan diri.Sehingga

perlu adanya penyuluhan

dalam keselamatan kerja.

Persamaan pada penelitian

sebelumnya dengan

penelitian yang akan

dilakukan adalah terletak

pada perlunya penyuluhan

tentang keselamatan kerja.

Sehingga angka kecelakaan

kerja dapat mengurangi

pada penambang.

Analysis of

Occupational

Accidents in

Underground and

Surface Minin in

Spain.

Analisis Kecelakaan

Kerja Pertambangan

Bawah Tanah Dan

Pertambangan

Permukaan tanah di

Spanyol.

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

penyebab langsung

terjadinya kecelakaan kerja

pada pertambangan bawah

tanah adalah faktor

kelelahan dari fisik dan usia

pekerja.

Persamaan pada penelitian

sebelumnya dengan

penelitian yang akan

dilakukan adalah sama-

sama berbicara tentang

kecelakaan kerja, serta

penyebab dari kecelakaan

kerja.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

42

Perbedaan pada penelitian terdahulu dengan penelitian tentang

Rasionalitas Kecelakaan Kerja dan Keselamatan Kerja di Kalangan Penambang

Belerang Kawah Ijen adalah terletak pada tingkat kecelakaan kerja yang terjadi

pada sektor informal, yaitu sebuah pekerjaan yang tidak mendapat dukungan

maupun teroganisir dengan baik oleh pemerintah, sehingga pada sektor

informal ini ketika ada kecelakaan kerja ditangani sendiri. Adapun kecelakaan

kerja yang pernah dialami penambang juga memiliki rasionalitas yang

bermacam-macam, sehingga ketika mereka pernah mengalami kecelakaan

kerja, mereka tetap lanjut bekerja guna untuk memenuhi kebutuhan sehari-

harinya.

2.3 Landasan Teori

Konsep Max Weber Tentang Rasionalitas

Max Weber adalah salah satu ahli sosiologi dan sejarah bangsa Jerman,

lahir di Erfurt, 21 April 1864 dan meninggal dunia di Munchen, 14 Juni 1920.

Weber adalah guru besar di Freiburg (1894-1897), Heidelberg (sejak 1897), dan

Munchen (1919-1920). Weber melihat sosiologi sebagai sebuah studi tentang

Lluis Sanniquel, Marc

Bascompta, Josep

M.Rossel, Hernand

Fransisco Anticoi,

Eduard Guash

Environmental

research and public

health. 2018,15,462.

doi : 10.3390/yerph

15030462

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

43

tindakan sosial antar hubungan sosial dan itulah yang dimaksud dengan pengertian

paradigma definisi sosial dan itulah yang di maksudkan dengan pengertian

paradigma definisi atau ilmu sosial itu. Tindakan manusia dianggap sebagai

sebuah bentuk tindakan sosial dan tindakan itu ditujukan pada orang lain.

Pokok persoalan Weber dari paradigma ini mengartikan sosiologi sebagai

studi tentang tindakan sosial antar hubungan sosial. Dua hal itulah yang

menurutnya menjadi pokok persoalan sosiologi. Yang dimaksdudnya dengan

tindakan sosial itu adalah tindakan individu sepanjang tindakannya itu mempunyai

makna atau arti subjektif bagi dirinya dan diarahkan kepadan tindakan orang lain.

Sebaliknya tindakan invidu yang diarahkan kepada benda mati atau objek fisik

semata tanpa di hubungkannya dengan tindakan orang lain bukan merupakan

tindakan sosial.

Max Weber mengatakan, individu manusia dalam masyarakat merupakan

aktor yang kreatif dan realitas sosial bukan merupakan alat yang statis dari pada

paksaan fakta sosial. Artinya tindakan manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh

norma, kebiasaan, nilai, dan sebagainya yang tercakup di dalam konsep fakta sosial.

Max Weber dalam memperkenalkan konsep pendekatan verstehen untuk

memahami makna tindakan seseorang, berasumsi bahwa seseorang dalam

bertindak tidak haya sekedar melaksanakannya tetapi juga menempatkan diri dalam

lingkungan berfikir dan perilaku orang lain.

Hasil dari kajian Weber mengenai tindakan sosial dapat diuraikan berupa

data empiris. Dan tindakan sosial menurut Weber terbagi menjadi dua yaitu:

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

44

1. ‘Reactive behavior’ yakni reaksi perilaku spontan yang

memiliki ‘subjective meaning’ atau dengan kata lain, tindakan

yang dilakukan sekedar spontanitas belaka tak berkelanjutan.

Tindakan semacam ini adalah tindakan yang bertujuan atau

tidak disadari sebelumnya oleh seseorang. Konsep tindakan

yang dimaksud adalah perilaku otomatis seseorang yang tidak

melibatkan proses pemikiran dalam melakukan tindakan.

2. ‘Social action’ yakni muncul dari stimulus atau respon atas

suatu perilaku manusia yang menjalankan fungsinya sebagai

anggota dalam masyarakat. Secara tidak langsung tindakan ini

lebih bersifat subjektif pada tindakan yang dilakukan aktor

dalam lingkungan masyarakat.

Interaksi sosial merupakan perilaku yang bisa dikategorikan sebagai tindakan

sosial. Dimana tindakan sosial merupakan proses aktor terlibat dalam pengambilan-

pengambilan keputusan subjektif tentang sarana dan cara untuk mencapai tujuan

tertentu yang telah dipilih, tindakan tersebut mengenai semua jenis perilaku manusia,

yang di tujukan kepada perilaku orang lain, yang telah lewat, yang sekarang dan yang

diharapkan diwaktu yang akan datang. Tindakan

sosial (social action) adalah tindakan yang memiliki makna subjektif (a subjective

meaning)bagi dan dari aktor pelakunya. Tindakan sosial seluruh perilaku manusia yang

memiliki arti subjektif dari yang melakukannya. Baik yang terbuka maupun yang

tertutup, yang diutarakan secara lahir maupun diam-diam, yang oleh pelakunya

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

45

diarahkan pada tujuannya. Sehingga tindakan sosial itu bukanlah perilaku yang

kebetulan tetapi yang memiliki pola dan struktur tertentu dan makna tertentu.

Melalui kedua tipe metodologi yang dikenalkan Weber, maka fokus kajian

tersebut kemudian berkembang kedalam empat tipe tindakan dasar yang ia sebut

dengan: traditional action, affectual action, instrumental rational, dan value rational

action. Perihal tersebut terkait erat dengan kajiannya mengenai dimensi rasionalitas.

Menurut Weber, tindakan rasional merupakan suatu tindakan atau pertimbangan yang

dilakukan secara sadar dan terpilih.

Beberapa tindakan rasional yang dimaksud adalah:

1. Traditional Action (Tindakan tradisional) adalah tindakan yang diulang secara

teratur, menjadi kebiasaan, tidak menjadi persoalan kebenaran dan

keberadaanya. Tindakan semacam ini adalah indakan warisan yang diturunkan

dari generasi yang lalu atau berlaku secara turun temurun. Tindakan tradisional

tidak menghasilkan suatu masalah besar bagi pelakunya.

2. Affectual Action (Tindakan afeksi) adalah tindakan ini didasarkan pada

sentiment atau emosi yang dimiliki seseorang.

3. Instrumentally Rational Action (Tindakan instrumental) adalah tindakan yang

pada dasarnya dilakukan mengingat eksisnya kepentingan maupun tujuan

tertentu. Dengan kata lain, tindakan yang dilakukan oleh seseorang didasarkan

pada pertimbangan dan pilihan yang secara sadar dipilih untuk mencapai

sebuah tujuan.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

46

4. Value Rational Action (Tindakan rasionalitas nilai) adalah tindakan yang terkait

dengan komitmen yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan tak lepas dari

nilai-nilai agama, hukum, juga berbagai bentuk nilai lainnya (Yesmil

Anwar,Adang, 2013:145-147).

Dalam pertambangan, kecelakaan kerja ini menjadi pertimbangan

khusus oleh penambang bagaimana mereka melakukan tentang tata cara kerja

yang baik dan benar. Pada tindakan rasional instrumental bahwasannya

penambang yang melakukan pekerjaan menjadi penambang belerang Kawah

Ijen, karena mereka ingin mencukupi kehidupannya dengan memanfaatkan

alam tersebut. Tindakan tersebut telah di pertimbangkan dengan matang agar

mencapai tujuannya. Dengan perkataan lain menilai dan menentukan tujuan itu

bisa saja tindakan itu digunakan untuk mencapai tujuan yang lain.

Dalam melakukan pertambangan, bahwa penambang harus mentaati

untuk menjaga lingkungan alam. Mereka melakukan pertimbangan sendiri

dengan perhitungan yang sadar dan nilai-nilai yang mereka anut. Contohnya

bekerja sebagai pemenuhan kebutuhan dan beribadah kepada Allah dan untuk

menafkahi keluarga. Mereka juga diikat relasi dengan pertimbangan nilai

bahwa penambang yang muda menghormati penambang yang tua. Dan

perwujudan sesama penambang saling membantu sesama lain, juga tidak ada

konflik antar penambang.

Kecelakaan kerja yang ada di penambang belerang Kawah Ijen

merupakan suatu kejadian yang di takuti setiap penambang. Karena banyak

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kecelakaan Kerjaeprints.umm.ac.id/41820/3/BAB II.pdf · 2018-12-11 · dengan metode kerja yang salah, seperti tidak menggunakan alat ... dengan

47

risiko yang tinggi juga bahaya pada keselamatan kerja mereka. Selain itu akibat

dari kecelakaan kerja yang terjadi pada penambang belerang, membuat mereka

masih tetap bertahan dengan pekerjaan tersebut. Penambang yang masih

bertahan dengan pekerjaan tersebut karena mereka ingin memenuhi kebutuhan

dirinya dan keluarganya. Keselamatan kerja juga menjadi penting bagi mereka.

Sebab menjadi penambang belerang juga merupakan pekerjaan yang tidak

mudah.