kecelakaan kerja

31
LAPORAN KASUS LUKA IRIS Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kedokteran Forensik RS Islam Sultan Agung Semarang Pembimbing : dr. Istiqomah, Sp.KF Oleh : 1. Halimatus Anita S 01.210.6170 2. Kanzi 01.210.6 3. Miranti Dewi P 01.210.6220 4. M. Hafid Ernanda 01.210.6 5. M. Zulkham Faza 01.210.6 6. Ayu Fitrotun Nisa 01.210.6098 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Upload: baharudinjosep

Post on 23-Dec-2015

60 views

Category:

Documents


13 download

DESCRIPTION

forensik

TRANSCRIPT

Page 1: KECELAKAAN KERJA

LAPORAN KASUS

LUKA IRIS

Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi

Persyaratan Program Pendidikan Profesi Dokter

Bagian Ilmu Kedokteran Forensik RS Islam Sultan Agung Semarang

Pembimbing : dr. Istiqomah, Sp.KF

Oleh :

1. Halimatus Anita S 01.210.6170

2. Kanzi 01.210.6

3. Miranti Dewi P 01.210.6220

4. M. Hafid Ernanda 01.210.6

5. M. Zulkham Faza 01.210.6

6. Ayu Fitrotun Nisa 01.210.6098

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KEHAKIMAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2014

Page 2: KECELAKAAN KERJA

2

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar belakang

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang

disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,

ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan (R. Sjamsu Hidayat, 1997). Perlukaan

oleh benda tumpul berbentuk luka memar, luka lecet dan luka robek. Sedangkan

luka iris, luka tusuk, dan luka bacok merupakan kelompok luka akibat benda tajam.

Luka iris adalah luka superfisial akibat permukaan benda tajam yang

ditekankan ringan sambil digeser secara tangensial pada permukaan kulit. Luka iris

dapat disebabkan oleh pisau dapur, pisau cukur, box cutter atau benda bertepi

tajam lain misalnya pecahan kaca, logam, bahkan kertas. Ciri umum perlukaan

benda tajam adalah bentuk teratur, tepi luka rata, dan tidak ada jembatan jaringan

(tissue bridging) (Dahlan, 2007).

Kecelakaan yang fatal akibat benda tajam relatif jarang. Studi oleh pusat

trauma selama 11 tahun (1994-2005) melaporkan mortalitas kekerasan akibat

benda tajam (terutama luka tusuk) mencapai 11%, dibanding luka tembak 56%,

terjatuh 11% dan kecelakaan lalu lintas 9%. Studi Center for Desease Control

terhadap 16 negara bagian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa sekitar 1,7%

kasus bunuh diri menggunakan benda tajam (selainnya menggunakan senjata api

51,3%, gantung diri/strangulasi/sufokasi 22,1% , dan meminum racun 18,4%).

Pada kasus pembunuhan, 12,1% merupakan akibat kekerasan benda tajam, 65,8%

akibat kekerasan senjata api, dan 4,6% akibat kekerasan benda tumpul (marisa,

2010)

Page 3: KECELAKAAN KERJA

3

Dokter dalam menghadapi kasus perlukaan akan bertindak selaku klinisi

yang bertugas memberikan pertolongan medis sekaligus sebagai petugas forensik

yang sewaktu-waktu dapat dimintai keterangannya baik secara tertulis maupun

secara lisan. Dari segi medikolegal, orientasi pemeriksaan perlukaan adalah

membantu rekonstruksi peristiwa dan menentukan derajat keparahan luka.

Pemeriksaan yang kadang dianggap tidak perlu untuk tujuan terapi misalnya lokasi

luka, tepi luka, dan sebagainya sebaliknya penting secara medikolegal. Derajat

keparahan luka sendiri memiliki konsekuensi pidana yang berbeda bagi pelakunya.

Pada kasus ini ditemukan adanya luka iris akibat benda tajam yang

didapatkan dari kecelakaan kerja. Dalam hal ini akan dibahas mengenai

kemungkinan penyebab luka iris dan akibat yang ditimbulkan. Berdasarkan uraian

latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengajukan judul refrat " LUKA

IRIS ”.

1. 2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas

dalam referat ini meliputi:

1.2.1. Apakah yang menyebabkan terjadinya luka iris ?

1.2.2. Apa akibat yang ditimbulkan dari luka iris ?

1. 3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan referat ini sebagai berikut

1.3.1. Untuk mengetahui pola luka pada korban luka iris

1.3.2. Untuk mengetahui akibat yang ditimbulkan dari luka tersebut.

Page 4: KECELAKAAN KERJA

4

1. 4 Manfaat Penelitian

Menambah informasi dan referensi terkait luka iris.

Page 5: KECELAKAAN KERJA

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KECELAKAAN KERJA

2.1.1 Definisi Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak diduga semula dan

tidak dikehendaki, yang mengacaukan proses yang telah diatur dari suatu aktivitas

dan dapat menimbulkan kerugian baik korban manusia maupun harta benda.

Syarat-syarat keselamatan kerja ditetapkan salah satu untuk mencegah dan

mengurangi kecelakaan dan termasuk di tempat kerja yang sedang dikerjakan

pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah,

gedung atau bangunan lainnya (UU No 1 Tahun 1970).

2.1.2 Teori Kecelakaan Kerja

Teori kecelakaan kerja adalah suatu kejadian tiba-tiba yang tidak

diinginkan yang mengakibatkan kematian, luka-luka, kerusakan harta milik atau

kerugian waktu. Salah satu teori yang berkembang untuk menjelaskan terjadinya

kecelakaan kerja yang diusulkan oleh H.W. Heinrich yang dikenal sebagai teori

Domino Heinrich. Dalam teori tersebut dijelaskan bahwa kecelakaan terdiri atas

lima faktor yang saling berhubungan, yaitu : (1) kondisi kerja, (2) kelalaian

manusia, (3) tindakan tidak aman, (4) kecelakaan, dan (5) cedera. Kelima faktor ini

tersusun seperti kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu

ini akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan roboh secara bersama. Ilustrasi

Page 6: KECELAKAAN KERJA

6

ini mirip dengan efek domino, jika satu bangunan roboh, kejadian ini akan memicu

peristiwa beruntun yang menyebabkan robohnya bangunan lain.

Menurut Heinrich, kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan

menghilangkan tindakan tidak aman yang merupakan poin ketiga dari lima faktor

penyebab kecelakaan yang menyumbang 98% terhadap penyebab kecelakaan. Jika

dianalogikan dengan kartu domino, maka jika kartu nomor 3 tidak ada lagi,

seandainya kartu nomor 1 dan 2 jatuh maka tidak akan menyebabkan jatuhnya

semua kartu. Dengan adanya jarak antara kartu kedua dengan kartu keempat, maka

ketika kartu kedua terjatuh tidak akan sampai menimpa kartu nomor 4. Akhirnya

kecelakaan pada poin 4 dan cedera pada poin 5 dapat dicegah.

Teori Frank E. Bird Petersen mendefinisikan kecelakaan sebagai suatu

kejadian yang tidak dikehendaki, dapat mengakibatkan kerugian jiwa serta

kerusakan harta benda dan biasanya terjadi sebagai akibat dari adanya kontak

dengan sumber energi yang melebihi ambang batas atau struktur. Teori ini

memodifikasi teori Domino Heinrich dengan mengemukakan teori manajemen

yang berisikan lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan, antara lain :

a. Manajemen kurang control

b. Sumber penyebab utama

c. Gejala penyebab langsung

d. Kontak peristiwa

e. Kerugian gangguan (tubuh maupun harta benda)

2.1.3 Fakto-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja yang terjadi menurut Suma’mur (2009) disebabkan oleh dua

faktor, yaitu :

Page 7: KECELAKAAN KERJA

7

1. Faktor manusia itu sendiri yang merupakan penyebab kecelakaan meliputi

aturan kerja, kemampuan pekerja (usia, masa kerja/pengalaman, kurangnya

kecakapan dan lambatnya mengambil keputusan), disiplin kerja, perbuatan-

perbuatan yang mendatangkan kecelakaan, ketidakcocokan fisik dan mental.

Kesalahan-kesalahan yang disebabkan oleh pekerja dan karena sikap yang

tidak wajar seperti terlalu berani, sembrono, tidak mengindahkan instruksi,

kelalaian, melamun, tidak mau bekerja sama, dan kurang sabar. Kekurangan

kecakapan untuk mengerjakan sesuatu karena tidak mendapat pelajaran

mengenai pekerjaan. Kurang sehat fisik dan mental seperti adanya cacat,

kelelahan dan penyakit. Diperkirakan 85% dari

kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh faktor manusia. Hal ini

dikarenakan pekerja itu sendiri (manusia) yang tidak memenuhi keselamatan

seperti lengah, ceroboh, mengantuk, lelah dan sebagainya.

2. Faktor mekanik dan lingkungan, letak mesin, tidak dilengkapi dengan alat

pelindung, alat pelindung tidak pakai, alat-alat kerja yang telah rusak. Faktor

mekanis dan lingkungan dapat pula dikelompokkan menurut keperluan dengan

suatu maksud tertentu. Misalnya di perusahaan penyebab kecelakaan dapat

disusun menurut kelompok pengolahan bahan, mesin penggerak dab

pengangkat, terjatuh di lantai dan tertimpa benda jatuh, pemakaian alat atau

perkakas yang dipegang dengan manual (tangan), menginjak atau terbentur

barang, luka bakar oleh benda pijar dan transportasi. Kira-kira sepertiga dari

kecelakaan yang menyebabkan kematian dikarenakan terjatuh, baik dari

tempat yang tinggi maupun di tempat datar. Lingkungan kerja berpengaruh

besar terhadap moral pekerja. Faktor-faktor keadaan lingkungan kerja yang

penting dalam kecelakaan kerja terdiri dari pemeliharaan rumah tangga (house

Page 8: KECELAKAAN KERJA

8

keeping), kesalahan disini terletak pada rencana tempat kerja, cara menyimpan

bahan baku dan alat kerja tidak pada tempatnya, lantai yang kotor dan licin.

Ventilasi yang tidak sempurna sehingga ruangan kerja terdapat debu, keadaan

lembab yang tinggi sehingga orang merasa tidak enak kerja. Pencahayaan

yang tidak sempurna misalnya ruangan gelap, terdapat kesilauan dan tidak ada

pencahayaan setempat.

2.1.4. Klasifikasi Kecelakaan Kerja

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) tahun 1962 dalam

Suma’mur (1987), klasifikasi kecelakaan kerja sebagai berikut :

1. Berdasarkan jenis pekerjaan

a) Terjatuh

b) Tertimpa benda jatuh

c) Tertumbuk atau terkena benda-benda

d) Terjepit oleh benda

e) Gerakan-gerakan melebihi kemampuan

f) Pengaruh suhu tinggi

g) Terkena arus listrik

h) Kontak bahan berbahaya atau radiasi

2. Berdasarkan penyebab a) Mesin, misalnya mesin pembangkit tenaga listrik,

mesin penggergajian kayu, dan sebagainya.

b) Alat angkut dan angkat, misalnya mesin angkat dan peralatannya, alat angkut

darat, udara dan air

c) Peralatan lain misalnya dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin,

alat-alat listrik, bejana bertekanan, tangga, scaffolding dan sebagainya.

Page 9: KECELAKAAN KERJA

9

d) Bahan-bahan, zat-zat dan radiasi, misalnya bahan peledak, debu, gas, zat-zat

kimia, dan sebagainya.

e) Lingkungan kerja (diluar bangunan, didalam bangunan dan dibawah tanah).

3. Berdasarkan sifat luka atau kelainan

a) Patah tulang

b) Dislokasi (keseleo)

c) Regang otot

d) Memar dan luka dalam yang lain

e) Amputasi

f) Luka di permukaan

g) Gegar dan remuk

h) Luka bakar

i) Keracunan-keracunan mendadak

j) Pengaruh radiasi

4. Berdasarkan letak kelainan atau luka di tubuh

a) Kepala

b) Leher

c) Badan

d) Anggota atas

e) Anggota bawah

f) Banyak tempat

g) Letak lain yang tidak dapat dimasukan klasifikasi tersebut

2.1.5 Kerugian Oleh Kecelakaan Kerja

Page 10: KECELAKAAN KERJA

10

Korban kecelakaan kerja mengeluh dan menderita, sedangkan sesama

pekerja ikut bersedih dan berduka cita. Kecelakaan seringkali disertai

terjadinya luka, kelainan tubuh, cacat bahkan juga kematian. Gangguan

terhadap pekerja demikian adalah suatu kerugian besar bagi pekerja dan juga

keluarganya serta perusahaan tempat ia bekerja.

Tiap kecelakaan merupakan suatu kerugian yang antara lain tergambar

dari pengeluaran dan besarnya biaya kecelakaan. Biaya yang dikeluarkan

akibat terjadinya kecelakaan seringkali sangat besar, padahal biaya tersebut

bukan semata-mata beban suatu perusahaan melainkan juga beban masyarakat

dan negara secara keseluruhan. Biaya ini dapat dibagi menjadi biaya langsung

meliputi biaya atas P3K, pengobatan, perawatan, biaya angkutan, upah selama

tidak mampu bekerja, kompensasi cacat, biaya atas kerusakan bahan,

perlengkapan, peralatan, mesin dan biaya tersembunyi meliputi segala sesuatu

yang tidak terlihat pada waktu dan beberapa waktu pasca kecelakaan terjadi,

seperti berhentinya operasi perusahaan oleh karena pekerja lainnya menolong

korban, biaya yang harus diperhitungkan untuk mengganti orang yang ditimpa

kecelakaan dan sedang sakit serta berada dalam perawatan dengan orang baru

yang belum biasa bekerja pada pekerjaan di tempat terjadinya kecelakaan

(Suma’mur, 2009)

2.1.6 Pencegahan Kecelakaan Kerja

Pencegahan kecelakaan berdasarkan pengetahuan tentang penyebab

kecelakaan. Sebab-sebab kecelakaan pada suatu perusahaan diketahui dengan

mengadakan analisis setiap kecelakaan yang terjadi. Metode analisis penyebab

kecelakaan harus benar-benar diketahui dan diterapkan sebagaimana mestinya.

Page 11: KECELAKAAN KERJA

11

Selain analisis mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa kecelakaan,

untuk pencegahan kecelakaan kerja sangat penting artinya dilakukan

identifikasi bahaya yang terdapat dan mungkin menimbulkan insiden

kecelakaan di perusahaan serta mengases besarnya risiko bahaya.

Pencegahan kecelakaan kerja menurut Suma’mur (2009) ditujukan

kepada lingkungan, mesin, peralatan kerja, perlengkapan kerja dan terutama

faktor manusia.

1. Lingkungan

Syarat lingkungan kerja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a. Memenuhi syarat aman, meliputi higiene umum, sanitasi, ventilasi

udara, pencahayaan dan penerangan di tempat kerja dan pengaturan suhu udara

ruang kerja

b. Memenuhi syarat keselamatan, meliputi kondisi gedung dan tempat

kerja yang dapat menjamin keselamatan

c. Memenuhi penyelenggaraan ketatarumahtanggaan, meliputi

pengaturan penyimpanan barang, penempatan dan pemasangan mesin,

penggunaan tempat dan ruangan

2. Mesin dan peralatan kerja

Mesin dan peralatan kerja harus didasarkan pada perencanaan yang

baik dengan memperhatikan ketentuan yang berlaku. Perencanaan yang baik

terlihat dari baiknya pagar atau tutup pengaman pada bagian-bagian mesin

atau perkakas yang bergerak, antara lain bagian yang berputar. Bila pagar atau

tutup pengaman telah terpasang, harus diketahui dengan pasti efektif tidaknya

pagar atau tutup pengaman tersebut yang dilihat dari bentuk dan ukurannya

Page 12: KECELAKAAN KERJA

12

yang sesuai terhadap mesin atau alat serta perkakas yang terhadapnya

keselamatan pekerja dilindungi.

3. Perlengkapan kerja

Alat pelindung diri merupakan perlengkapan kerja yang harus

terpenuhi bagi pekerja. Alat pelindung diri berupa pakaian kerja, kacamata,

sarung tangan, yang kesemuanya harus cocok ukurannya sehingga

menimbulkan kenyamanan dalam penggunaannya.

4. Faktor manusia

Pencegahan kecelakaan terhadap faktor manusia meliputi peraturan

kerja, mempertimbangkan batas kemampuan dan ketrampilan pekerja,

meniadakan hal-hal yang mengurangi konsentrasi kerja, menegakkan disiplin

kerja, menghindari perbuatan yang mendatangkan kecelakaan serta

menghilangkan adanya ketidakcocokan fisik dan mental.

2.2 TRAUMATOLOGI

2.2.1 Definisi

Traumatologi berasal dari kata trauma dan logos. Traumatologi berarti

kekerasan atas jaringan tubuh yang masih hidup (living tissue), sedangkan logos

berarti ilmu. Jadi pengertian yang sebenarnya dari traumatologi adalah ilmu yang

mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan kekerasan terhadap jaringan

tubuh manusia yang masih hidup.

Page 13: KECELAKAAN KERJA

13

Dalam kaitannya dengan forensik tersebut, traumatologi dapat di manfaatkan

untuk membantu menentukan :

a. Jenis penyebab trauma

b. Waktu terjadinya trauma

c. Cara melakukannya

d. Akibat trauma

e. Kontek peristiwa penyebab trauma (Dahlan,2000).

2.2.2 Trauma Tajam

Ciri-ciri umum dari luka tajam adalah sebagai berikut:

a. Garis batas luka biasanya teratur, tepinya rata dan sudutnya runcing.

b. Bila ditautkan akan menjadi rapat (karena benda tersebut hanya

memisahkan, tidak menghancurkan jaringan).

c. Tebing luka rata dan tida ada jembatan jaringan.

d. Daerah di sekitar batas luka tidak ada memar (Dahlan, 2000).

Luka akibat kekerasan benda tajam dapat berupa luka iris atau sayat, luka

tusuk dan luka bacok. Selain gambaran umum luka tersebut diatas, luka iris atau

sayat dan luka bacok mempunyai sudut luka yang lancip dan dalam luka tidak

melebihi panjang luka. Sudut luka yang lancip dapat terjadi dua kali pada tempat

yang berdekatan akibat pergeseran senjata waktu ditarik atau akibat bergeraknya

korban. Bila dibarengi gerak memutar, dapat menghasilkan luka yang tidak selalu

berupa garis (FK UI, 1997).

Pada luka tusuk, sudut luka dapat menunjukkan perkiraan benda

penyebabnya, apakh berupa pisau bermata satu atau bermata dua. Bila satu sudut

luka lancip dan yang lain tumpul, berarti benda penyebabnya adalah benda tajam

bermata satu. Bila kedua sudut luka lancip, luka tersebut dapat diakibatkan oleh

Page 14: KECELAKAAN KERJA

14

benda tajam bermata dua. Benda tajam bermata satu dapat menimbulkan luka

tusuk dengan kedua sudut luka lancip apabila hanya bagian ujung benda saja

yang menyentuh kulit, sehingga sudut luka dibentuk oleh ujung dan sisi tajamnya

(FK UI,1997).

Pada luka tusuk, panjang luka biasannya tidak mencerminkan lebar benda

tajam penyebabnya, demikian pula panjang saluran luka biasanya tidak

menunjukkan panjang benda tajam tersebut. Hal ini disebabkan oleh faktor

elastisitas jaringan dan gerakan korban (FK UI, 1997).

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi bentuk luka tusuk,

salah satunya adalah reaksi korban saat ditusuk atau saat pisau keluar, hal

tersebut dapat menyebabkan luka menjadi tidak begitu khas atau manipulasi yang

dilakukan pada saat penusukan juga akan mempengaruhi. Beberapa pola luka

yang ditemukan :

a. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan sebagian, dan kemudian

ditusukan kembali melalui saluran yang berbeda. Pada keadaan tersebut luka

tidsak sesuai dengan keadaan sebenarnya pada keadaan tersebut luka tidak

sesuai dengan gambar sebenarnya dan lebih dari satu saluran dapat ditemui

pada jaringan yang lebih dalam maupun pada organ.

b. Tusukan masuk kemudian dikeluarkan dengan mengarahkan ke salah satu

sudut, sehingga luka yang terbentuk lebih lebar dan memberikan luka pada

permukaan kulit seperti ekor.

c. Tusukan masuk kemudian saat masih di dalam ditusukkan kearah lain,

sehingga saluran luka menjadi lebih luas. Luka luar yang terkihat juga lebih

luas dibandingkan lebar senjata yang digunakan.

Page 15: KECELAKAAN KERJA

15

d. Tusukan masuk yang kemudian dikeluarkan dengan menggunakan titik

terdalam sebagai landasan, sehingga saluran luka sempit pada titik terdalam

dan terlebar pada bagian superfisial. Sehingga luka luar lebih besar

dibandingkan lebar senjata yang digunakan.

e. Tusukan diputar saat masuk, keluar, maupun keduanya. Sudut luka terbentuk

ireguler dan lebar. (Idries dan Tjiptomartono, 2008)

2.2.3. Trauma Tumpul

Menurut Sofwan Dahlan (2007) trauma tumpul dibagi menjadi luka

memar, luka lecet, dan luka robek. Masing-masing luka memiliki ciri-ciri

tersendiri.

Luka lecet adalah luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan luar dari

kulit, yang ciri-cirinya adalah :

a. Bentuk luka tidak teratur

b. Batas luka tidak teraturoleh

c. Tepi luka tidak rata

d. Kadang ditemukan sedikit perdarahan

e. Permukaan tertutup krusta

f. Warna coklat kemerahan

g. Pad pemeriksaan mikroskopik terlihat adanya bagian yang masih ditutupi

epitel dan reaksi jaringan (inflamasi).

Luka Robek (Laserasi) adalah luka yang disebabkan karena persentuhan dengan

benda tumpul, dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan kulit dan

jaringan dibawahnya, yang ciri-cirinya sebagai berikut:

a. Bentuk garis batas luka tidak teratur dan tepi luka tidak rata

Page 16: KECELAKAAN KERJA

16

b. Bila ditautkan tidak dapat rata

c. Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan

d. Disekitar luka terdapat memar

e. Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah dekat tulang

Luka Memar

luka memar merupakan luka yang ditandai oleh kerusakan jaringan, tanpa disertai

dengan diskontinuitas permukaan kulit.

Pada luka memar harus dibedakan dengan lebam mayat, perbedaannya yaitu:

Memar Lebam Mayat

Lokasi Reaksi Bisa dimana saja Bagian terendah

Pembengkakan Positif Negatif

Bila ditekan Warna tetap Pucat atau hilang

Mikroskopik Reaksi jaringan positif Reaksi jaringan negatif

Page 17: KECELAKAAN KERJA

17

BAB III

LAPORAN KASUS

3.1. KRONOLOGI KEJADIAN

Pada tanggal 9 Agustus 2014, pukul 11.00 WIB, korban mengalami kecelakaan kerja

di tempat kerjanya. Pukul 11.20 WIB tiba di IGD Rumah Sakit Islam Sultan Agung

untuk mendapatkan penanganan luka.

3.2. HASIL PEMERIKSAAN

3.2.1. PEMERIKSAAN LUAR

3.2.1.1. Identitas

Seorang laki – laki umur 40 tahun, buruh bangunan,

kewarganegaraan Indonesia, agama Islam terdapat luka terbuka pada

lengan bawah kirinya akibat kecelakaan kerja.

3.2.1.3. Pemeriksaan Luka

a. Kepala

Tidak ditemukan kelainan.

b. Leher

Tidak ditemukan kelainan.

c. Dada

Tidak ditemukan kelainan.

Page 18: KECELAKAAN KERJA

18

d. Punggung

Tidak ditemukan kelainan.

e. Perut

Tidak ditemukan kelainan.

f. Anggota gerak atas

Terdapat sebuah luka terbuka pada lengan bawah kiri nol koma

lima sentimeter diatas pergelangan tangan, luka berbentuk tidak

beraturan setelah dirapatkan berbentuk tidak beraturan. Sebelum

dirapatkan panjang luka empat koma tujuh sentimeter, lebar nol

koma lima sentimeter dan dalamnya nol koma lima sentimeter.

Ketika dirapatkan panjang luka menjadi lima sentimeter. Garis

batas luka bentuknya teratur, tebing luka rata terdiri atas jaringan

kulit, jaringan ikat, lemak serta otot. Jembatan jaringan tidak ada.

Dasar luka terdiri atas jaringan otot. Daerah disekitar garis batas

luka tidak didapatkan memar.

g. Anggota gerak bawah

Tidak ditemukan kelainan.

Page 19: KECELAKAAN KERJA

19

BAB IV

PEMBAHASAN

(ini belom gue ganti)

4.2 JENIS KEKERASAN, JENIS LUKA DAN POLA LUKA

4.2.1 Jenis Kekerasan

Dilihat dari luka korban, bentuk nya yang oval, dengan ujung kedua luka

lancip, garis batas luka teratur dan tepi tajam. Pada luka bila ditautkan menjadi

rapat dan membentuk garis lengkung dengan tebing luka rata dan tidak ditemukan

adanya jembatan jaringan. Pada daerah garis batas luka tidak ditemukan pula

adanya memar. Hal ini merupakan ciri tanda kekerasan akibat benda tajam.

4.2.2 Jenis Luka

Pada kasus ini ditemukan adanya kekerasan akibat benda tajam, yaitu luka

iris. Luka iris yang terlihat pada tubuh korban sesuai dengan ciri luka akibat

senjata tajam dan ditemukan panjang luka lebih besar dari dalamnya luka.

4.2.3 Pola Luka

Page 20: KECELAKAAN KERJA

20

BAB V

KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari referat ini adalah:

5.1.1. Terdapat luka terbuka akibat benda tajam yang merupakan suatu kecelakaan

kerja.

5.1.2. Pola luka pada kasus ini adalah

5.1.3. Akibat luka tersebut korban tidak dapat melakukan pekerjaanya dalam

waktu tujuh hari.

5.2 Saran

Page 21: KECELAKAAN KERJA

21

DAFTAR PUSTAKA

Baihaqi, MIF., Sunardi., Risma., Heryati., 2000, Psikiatri. Dalam : http://www.freewebs.com.org/forensikpsikiatri.full.pdf. Dikutip tanggal : 6 Juni 2013

Buchari, 2007. ,Manajemen Kesehatan Kerja dan Alat Pelindung Diri. Universitas Sumatera Utara, Medan.

FKUI, 1997. Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : FKUI

FKUI, 2010. Kristal – Kristal : Ilmu Kedokteran Forensik. Jakarta : FKUI

Dahlan, S., 2000. Ilmu Kedokteran Forensik : Pedoman Bagi Dokter Dan Penegak Hukum. Semarang : Undip

Silalahi, Bennett N.B. [dan] Silalahi,Rumondang.1995. Manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Pustaka Binaman Pressindo.

Suma'mur .1985. Keselamatan kerja dan pencegahan kecelakaan. Jakarta :Gunung Agung