bab ii islam di yerusalem pada masa dinasti...

64
17 BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI UMAYYAH (660-750 M) A. Sejarah Masuknya Islam di Yerusalem Nama Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah ibnu Abdi Syams ibnu Abdi Manaf, dia adalah salah satu dari pemimpin-pemimpin kabilah Quraisy di zaman Jahiliyah. Bani Umayyah merupakan kumpulan orang- orang yang terlambat memeluk agama Islam, hal itu dikarenakan orang- orang Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah dan usaha-usaha beliau untuk mengembangkan agama Islam, sebaliknya dengan Bani Hasyim yang mendukung dan melindungi Rasulullah ketika berdakwah. Tetapi pada akhirnya orang-orang Bani Umayyah memeluk agama Islam karena mulai percaya pada kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad. Setelah memasuki agama Islam, mereka berubah menjadi orang-orang yang bersifat kepahlawanan, dan membela Islam dengan sungguh-sungguh. (Syalabi, 2003:22-23). Khalifah-khalifah Bani Umayyah di antaranya adalah: 1. Muawiyah Ibn Abu Sufyan 41-60 H/661-680 M 2. Yazid I Ibn Muawiyah 60-64 H/680-683 M 3. Muawiyah II 64 H/683 M 4. Marwan I ibn al-Hakam 64-65 H/684-685 M 5. Abdul Malik 65-86 H/685-705 M 6. Al-Walid ibn Abdul Malik 86-96 H /705-715 M 7. Sulaiman 96-99 H/715-717 M 8. Umar ibn Abdul Azis 99-101 H/717-720 M

Upload: phungkiet

Post on 26-Apr-2018

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

17

BAB II

ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI UMAYYAH

(660-750 M)

A. Sejarah Masuknya Islam di Yerusalem

Nama Dinasti Umayyah berasal dari nama Umayyah ibnu Abdi Syams

ibnu Abdi Manaf, dia adalah salah satu dari pemimpin-pemimpin kabilah

Quraisy di zaman Jahiliyah. Bani Umayyah merupakan kumpulan orang-

orang yang terlambat memeluk agama Islam, hal itu dikarenakan orang-

orang Bani Umayyah dengan tegas menentang Rasulullah dan usaha-usaha

beliau untuk mengembangkan agama Islam, sebaliknya dengan Bani Hasyim

yang mendukung dan melindungi Rasulullah ketika berdakwah. Tetapi pada

akhirnya orang-orang Bani Umayyah memeluk agama Islam karena mulai

percaya pada kenabian dan kerasulan Nabi Muhammad. Setelah memasuki

agama Islam, mereka berubah menjadi orang-orang yang bersifat

kepahlawanan, dan membela Islam dengan sungguh-sungguh. (Syalabi,

2003:22-23). Khalifah-khalifah Bani Umayyah di antaranya adalah:

1. Muawiyah Ibn Abu Sufyan 41-60 H/661-680 M

2. Yazid I Ibn Muawiyah 60-64 H/680-683 M

3. Muawiyah II 64 H/683 M

4. Marwan I ibn al-Hakam 64-65 H/684-685 M

5. Abdul Malik 65-86 H/685-705 M

6. Al-Walid ibn Abdul Malik 86-96 H /705-715 M

7. Sulaiman 96-99 H/715-717 M

8. Umar ibn Abdul Azis 99-101 H/717-720 M

Page 2: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

18

9. Jazid II 101-105 H/720-725 M

10. Hisyam 105-125 H/724-743 M

11. Al-Walid II 125-126 H/743-744 M

12. Yazid III 126 H/744 M

13. Ibrahim 126 H/744 M

14. Marwan II al-Himar 127-132 H/744-750 M

Urutan di atas memperlihatkan bahwasannya khalifah-khalifah pada

masa Dinasti Umayyah berjumlah 14 orang dan mereka memerintah selama

91 tahun. Empat orang khalifah yaitu Muawiyah, Abdul Malik, Al-Walid dan

Hisyam memerintah selama 70 tahun. Adapun sepuluh Khalifah lainnya

memerintah selama 21 tahun.

Sejak berdirinya pemerintahan Bani Umayyah pada tahun 661 M, di

mulai pula tradisi baru dalam sistem pemerintahan Islam. Sistem pemilihan

secara demokratis yang di kembangkan selama masa kekhalifahan a’r-

ra>syidu>n tidak dikenal lagi dalam proses pemilihan khalifah. Proses

pergantian khalifah untuk seterusnya dilakukan mengikuti sistem turun-

temurun. Di dalam literature Islam, sistem itu di kenal sebagai Daulah

Islamiyyah, yang berarti kekuasaan Islam yang berciri kedinastian atau a’sh-

sho>biyyah. (K.Ali, 2003:102)

Kota suci Yerusalem terbagi atas Kota Lama dan Kota Baru. Kota ini

memiliki berbagai situs atau bangunan yang pernah menjadi saksi perjalanan

sejarah dan kesucian Yerusalem. Kota Lama dikelilingi tembok yang

panjangnya 4 kilometer, tingginya 12 meter, serta memiliki delapan pintu

gerbang yang dibangun pada abad ke-2 M. Karena pernah dirobohkan, pada

Page 3: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

19

abad ke-16 M tembok ini dibangun kembali. Kota Lama merupakan bagian

kecil dari Yerusalem Timur, Tepi Barat. Tembok Kota Lama sekarang tidak

termasuk wilayah yang konon ditaklukan oleh Raja Daud. Area yang

ditaklukan Raja Daud disebut Kota Daud. Lokasinya berada di sebelah

tenggara Kota Lama sekarang, di luar pintu gerbang Dung (Dung Gate) .

koran USA Today dalam buku Antonio menyebut bahwa Kota Lama

Yerusalem sebagai salah satu keajaiban dunia. (Antonio Muhammad,

2012:200)

Catatan perjalanan jurnalistik Trias Kuncahyono (2008) menyebutkan

bahwa sebenarnya pintu gerbang Kota Lama ada sebelas. Demi keamanan

penduduk kota pada malam hari, hingga tahun 1800-an pintu gebang ditutup

dan dikunci. Sedangkan kebaradaan delapan pintu gerbang di tembok yang

mengelilingi Kota Lama sekarang meliputi Jaffa Gate, Damascus Gate, New

Gate, Herodes Gate, Lion Gate, Golden Gate, Dung Gate, dan Zion Gate.

Delapan pintu gerbang Kota Lama Al-Quds antara lain:

1. Jaffa Gate

Pintu gerbang Jaffa Gate direnovasi kembali pada zaman Sulaiman

Agung (1538). Pintu Jaffa Gate merupakan pintu utama memasuki Kota

Lama. Mulut pintu ini mengarah ke barat, ke pelabuhan Jaffa, dari pintu

gerbang ini pula perjalanan dapat menuju Tel Aviv, ibu kota Israel. Selama

tahun 1900-an Jaffa Gate merupakan pintu gerbang utama antara Kota

Lama dan Kota Baru. Nama lain Jaffa Gate adalah Ba>bu’l-Khali>l (Arab),

yang berarti sahabat tercinta yang konon merupakan nama panggilan

Abraham (Ibrahim). Karena pintu ini berdekatan dengan menara Daud,

Page 4: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

20

orang-orang Eropa pada masa perang Salib menyebutnya Pintu Gerbang

Daud.

2. Damascus Gate

Pintu gerbang Damaskus (Damascus Gate) merupakan pintu gerbang

terbesar, termegah, dan terindah, dan menghadap utara. Gerbang

Damascus sekarang berdiri di atas fondasi yang semula telah dibangun dan

direnovasi oleh Sulaiman Agung tahun 1542. Gerbang Damascus adalah

pintu gebang yang paling ramai dilewati dan dikunjungi orang. Gerbang

Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang

dahulu dijadikan tempat para pemanah berjaga. Tembok gerbang ini

awalnya merupakan bagian dari benteng pertahanan. Gerbang Damaskus

mempunyai banyak pintu masuk utama, dan dua pintu masuk samping

yang lebih kecil.

Orang Yahudi menyebut pintu gerbang Damascus sebagai Sha’ar

Shechem (Pintu Gerbang Shechem). Karena dari depan pintu gerbang ini

terbentang jalan menuju Shechem atau Nablus, dengan demikian disebut

pula Pintu Gerbang Nablus, dari Nablus inilah jalan berujung ke

Damaskus (Suriah). Di wilayah sekitar Damascus Gate terdapat kawasan

paling ramai dan sibuk daripada kawasan pintu gerbang lainnya, di sana

terdapat sebuah Pasar Pintu Gerbang Damascus.

3. New Gate

Pintu Gerbang Baru (New Gate) masih berada di sebelah utara. Di

sebut demikian karena pintu gerbang ini direnovasi paling akhir, yaitu

pada tahun 1887, sehingga dianggap lebih baru. Pintu Gerbang Baru dibuat

Page 5: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

21

untuk mempermudah memasuki wilayah Kristen. Pintu Gerbang Hamid

dan Ba>bu’l-Jadi>d adalah nama lain dari Pintu Gerbang Baru.

4. Herodes Gate

Gerbang ini berada di sebelah utara Kota Lama. Penamaan pintu

tersebut bermula dari kekeliruan peziarah Kristen pada tahun 1500-an.

Mereka menduga bahwa istana Herodes, dan anak Herodes Agung

berada di balik pintu gerbang tersebut . Gerbang Herodes pernah ditutup

sampai tahun 1875. Nama lain dari Pintu Gerbang Herodes adalah Sha’ar

Ha Perachim, Ba>bu’s-Sahairad dan Pintu Gerbang Bunga. Disebut Pintu

Gerbang Bunga karena dindingnya dihiasi bunga.

5. Lion Gate

Pintu Gerbang Singa (Lion Gate) berada di sebelah timur Kota

Lama. Namanya mengacu pada ukiran singa pada temboknya. Nama lain

dari gerbang ini adalah Stefanus Gate, Sha’ar Ha’aroyat, Pintu Gerbang

Jehoshafat, Pintu Gerbang Santa Maria, dan Ba>b Sitt Mariam, dari pintu

gerbang inilah (Via Dolorosa) jalan penderitaan salib yang ditempuh

Yesus hingga ke Bukit Golgota berawal.

6. Golden Gate

Pintu Gerbang ini dibangun pada abad ke-6 SM di atas reruntuhan

pintu yang dibangun di Zaman Nehemiah, sekitar abad ke-5 SM. Golden

Gate atau Gerbang Emas berada di sebelah timur menghadap langsung

ke lereng barat Bukit Zaitun, melintasi lembah Kidron atau yang dalam

Bahasa Arab disebut Wadi Jehennum atau Lembah Gehenna (Ibrani).

Nama lain pintu gerbang tersebut adalah Gerbang Belas Kasih atau Pintu

Page 6: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

22

Gerbang Kehidupan Abadi (Ba>bu’l-Daha>riyyah). Menurut kepercayaan

pada abad ke-7 SM, Yesus bersama para rasulnya memasuki Yerusalem

melalui gerbang ini. Menurut tradisi Yahudi, Mesiah kelak akan

memasuki Yerusalem melewati gerbang ini.

7. Dung Gate

Dung Gate atau Pintu Gerbang Dung berada di sebelah barat Kota

Lama. Melalui pintu gerbang tersebut Tembok Barat atau Tembok

Ratapan dapat ditempuh secara lebih cepat. Jalan ini memang lebih dekat

ke tembok itu. Banyak orang beranggapan bahwa penamaan gerbang ini

bermula dari bau tidak sedap yang berasal dari penyamakan kulit.

Sedangkan nama lain dari pintu tersebut adalah Sha’ar Ha’ashpot, Pintu

Gerbang Silwan, Pintu Gerbang Moghorabi, Sha’ar Ha Mugrabim, dan

Ba>bu’l-Magha>riba.

8. Zion Gate

Zion Gate atau Pintu Gerbang Zion berdiri di atas Bukit Zion,

menghadap ke Zebron. Pintu gerbang ini direnovasi tahun 1540 oleh

Sultan Sulaiman Agung. Namun, gerbang di sebelah selatan itu di klaim

oleh orang-orang Yahudi sebagai pintu gerbang wilayah Yahudi. Mereka

beralasan bahwa gerbang Zion berlanjut menuju wilayah Yahudi di Kota

Lama. Wilayah Yahudi yang dimaksud merupakan hasil rampasan dari

wilayah Palestina setelah peristiwa 1948. Pada tahun yang sama (1948)

Yordania berhasil merebut kembali wilayah tersebut. (Antonio

Muhammad, 2012:202-205)

Page 7: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

23

Al-chara>m a’sy-syari>f

Gambar 1. Kota Lama Yerusalem

Keterangan:

a) Peta di atas merupakan peta Kota Lama di Yerusalem yang terdiri dari

8 pintu gerbang antara lain: New Gate, Damascus Gate, Herod‟s Gate,

Lion‟s Gate, Golden Gate (closed), Dung Gate, Zion Gate, dan Jaffa

Gate.

b) Kawasan Kota Lama dibagi menjadi beberapa bagian, kawasan

sebelah utara Al-Quds dihuni oleh pemukiman kaum Muslim

c) Bagian barat dari pemukiman kaum Muslim di kota Al-Quds adalah

pemukiman kaum Nasrani

d) Orang-orang Yahudi menguasai sebelah barat Masjid Al-Aqsha

e) Sebelah barat kawasan Yahudi dihuni oleh orang-orang Armenia

Page 8: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

24

Islam tidak lahir di Yerusalem sebagaimana dua agama samawi

pendahulunya yaitu Yahudi dan Kristen, akan tetapi Islam turun di Makkah

dan di bawa oleh Nabi Muhammad. Nabi Muhammad secara geneologis

merupakan keturunan Nabi Ibrahim dari Siti Hajar. Islam juga merupakan

salah satu agama yang lahir dari wangsa Semit, sebagaimana agama Yahudi

dan agama Kristen. Islam mempunyai kedekatan dengan kedua agama

pendahulunya, sehingga dalam pandangan masyarakat Eropa abad

pertengahan (disebut juga dengan abad kegelapan) dan pandangan Kristen

Timur, Islam dianggap sebagai sekte Kristen yang menyimpang, bukan

agama baru. (Hitti, 2002:160)

Tahun 17/638 M tentara Arab muslim melakukan penyerangan terhadap

Palestina dan menguasai Yerusalem, pada saat inilah periode Islam di

Yerusalem dimulai. Penaklukan bangsa Arab dimulai sejak kehadiran

muslim, kemudian dikenal sebagai filastin yaitu keinginan untuk

membebaskan para petinggi Bizantium dan saling berbagi kebudayaan

dengan bangsa Arab, keturunan Nabi Ismail. Puncaknya ketika Khalifah

Umar bin Khatab masuk ke Yerusalem, Palestina menjadi kota suci untuk

umat Islam karena Nabi Muhammad SAW pernah menjadikan kota

Yerusalem sebagai kiblat pertama. (Zaidany, 2012:146)

Islam mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan Yerusalem, baik

secara sosial-politik maupun spiritual teologis. Hubungan itu tercermin dari

sejarah awal kelahiran Islam, dimana saat-saat awalnya umat Islam

menjadikan Masjid Al-Aqsha (Bait Allah/Haikal Sulaiman) sebagai kiblat.

Banyak hadist yang menjelaskan bahwa Nabi Muhammad mengajarkan umat

Page 9: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

25

Islam berkiblat ke arah Masjid Al-Aqsha (Baitul-Maqdis) hingga 17 bulan

setelah Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, setelah itu kiblat salat adalah

Ka‟bah yang terletak di Masjidil Haram Makkah sampai sekarang. Pengertian

Masjid Al-Aqsha pada peristiwa Isra’ Mi’raj dalam Alquran Surah al-Isra‟

ayat 1 meliputi seluruh kawasan al-cha>ram a’sy-syari>f. (Muhibbuddin,

2014:147)

Nabi Muhammad SAW juga melakukan perjalanan menghadap Allah

(isra>’ mi’ra>j) dari kota tua Yerusalem yang sampai sekarang dikenal sebagai

Masjid Al-Aqsha. Yerusalem menjadi kota suci ketiga umat Islam, penguasa

muslim pada masa Khalifah Umar dan Dinasti Umayyah berhasil menjadikan

mayoritas masyarakat Yerusalem menjadi pemeluk agama Islam, utamanya

Islam Sunni. Walaupun begitu, umat Yahudi dan Kristiani tetap memiliki hak

untuk mengatur peribadahan di dalam komunitas mereka dengan jaminan

keamanan dan kebebasan beribadah. (Zaidany, 2012:147)

Jadi Yerusalem menjadi bagian wilayah muslim pada tahun 17/638 M

ketika itu pendeta Sophronius (wakil kekaisaran Konstantinopel dan menjabat

sebagai kepala gereja Kristen Yerusalem) menyerah terhadap pasukan

Khalifah Umar. Khalifah Umar menjadikan Yerusalem sebagai kota suci ke

tiga bagi umat Islam setelah Makkah dan Madinah karena Nabi Muhammad

pernah menjadikan Yerusalem sebagai kiblat pertama bagi umat Islam. Masa

Dinasti Umayyah, mayoritas masyarakat di Yerusalem memeluk agam Islam,

dengan tetap menghormati agama Yahudi dan Kristen dalam beribadah.

Kelompok Islam terbesar di Yerusalem pada masa itu adalah Islam Ahlu’s-

Sunnah wal-Jama>’ah (Sunni) disebut juga Islam ortodoks karena jumlahnya

Page 10: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

26

yang besar, mereka yang bukan termasuk Islam Sunni merupakan kelompok

Syiah, Khawarij, dan Mu‟tazilah.

a. Sekte-Sekte Islam di Yerusalem Masa Dinasti Umayyah

Agama Islam pada masa Dinasti Umayyah terbagi menjadi beberapa

sekte di antaranya Islam Sunni, Syiah, Khawarij, dan Mu‟tazilah. Mulanya

masyarakat Islam beragama Islam Sunni, akan tetapi terpecah menjadi

Syiah, Khawarij, dan Mu‟tazilah setelah Nabi Muhammad wafat. Berikut

ini adalah pembagian golongan Islam pada masa Dinasti Umayyah: a).

Syiah yang terpecah menjadi golongan: Zaidiyyah, Itsna „asyariyyah,

Ismailiyyah, b). Khawarij yang terpecah menjadi golongan : Azariqah,

Najdad, „Adzariyyah, Ibadhiyyah, „afaridah, Syafariyyah, c). Mu‟tazilah

a) Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah

Islam di Yerusalem pada masa Dinasti Umayyah sebagian besar

merupakan Islam Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah (Sunni). Islam Sunni

sebagai kelompok terbesar dalam Islam pada saat itu, sering disebut

juga sebagai “ortodoks”, yang mengakui empat khilafah pertama dalam

Islam (masa sekarang), tidak menekankan fungsi agama dan politik

Islam secara khusus terhadap keturunan anak dan menantu Nabi, yakni

Fathimah dan Ali bin Abu Thalib, dan mengikuti salah satu di antara

empat madzhab fiqh. Mereka yang tidak termasuk kelompok Sunni

tergolong sebagai kelompok Syiah, dan sekte-sekte Khawarij.

Kelompok-kelompok non-Sunni mencapai15% dari keseluruhan umat

Muslim. Nama lengkap dari Sunni adalah Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah

Page 11: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

27

(kelompok yang berpegang teguh pada sunah dan ijma’). (Glasse,

2002:377)

Islam Sunni di Yerusalem adalah orang-orang yang mendukung

pemerintahan Dinasti Umayyah. Mereka mengakui empat khalifah

yaitu Abu Bakar As-Shidiq, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, dan

Ali bin Abi Thalib. Selain itu, Islam Sunni adalah Islam yang mentaati

pemerintahan, bersikap terbuka dan tidak ekstrim, setia kepada

pemerintahan, dan menjadikan Alquran maupun Al-Hadis sebagai

pedoman hidup mereka. Para pejabat pada masa Dinasti Umayyah

sebagian besar merupakan Islam Sunni, sisanya lagi adalah para Yahudi

dzimmi dan orang-orang Kristen.

Islam Sunni di Yerusalem pada masa Dinasti Umayyah

meninggalkan banyak peninggalan sejarah yang sampai sekarang masih

dilindungi oleh umat Islam di Palestina, yaitu Masjid Al-Aqsha. Pada

mulanya, Masjid Al-Aqsha hanyalah bangunan biasa yang terbuat dari

kayu yang dipakai oleh Khalifah Umar bin Khatab untuk salat,

kemudian bangunan itu direnovasi pada masa Khalifah Muawiyah dan

dikawasan itu diperluas lagi oleh khalifah-khalifah masa Dinasti

Umayyah lainnya. Karena banyaknya masjid yan dibangun oleh umat

Islam Sunni pada masa itu maka kawasan tersebut mulai di kenal

dengan sebutan al-chara>m a’sy-syari>f (kota suci yang mulia). Masjid-

masjid yang didirikan oleh Islam Sunni pada pada masa Dinasti

Umayyah antara lain: Masjid Al-Qibli, Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m,

Page 12: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

28

Musala Al-Marwan, dan Masjid Kubah Batu yang menjadi icon kota

Tua Yerusalem sampai sekarang.

Selain itu, dalam bidang ilmu pengetahuan, Islam Sunni sudah

sangat maju. Berawal dari pembelajaran di kuttab (surau) kemudian

menjadi madra>sah, dan di madra>sah itu pula terlahir berbagai macam

bidang keilmuan seperti kedokteran, sastra, filsafat, perbintangan, dan

lain sebagainya. Salah satu contoh madra>sah yang ada di wilayah Syam

pada masa Dinasti Umayyah adalah madra>sah Damsyik. Sebagian besar

penduduk Islam pada masa Dinasti Umayyah merupakan Islam Sunni.

Mereka belajar di kuttab/madra>sah setiap hari sehingga sebagian dari

mereka mempunyai aqidah dan pemahaman yang berbeda-beda

mengenai agama Islam. Karena perbedaan pemahaman mengenai

agama Islam tersebut mereka membentuk kelompok-kelompok yang

sesuai dengan aqidah mereka masing-masing. Mulai dari pemahaman

mengenai agama Islam yang berbeda tersebut terbentuklah banyak

sekte-sekte Islam di Yerusalem.

Tidak semua masyarakat Islam menyukai masa kekhalifahan

Dinasti Umayyah, mereka yang tidak menyukai kekhalifahan Dinasti

Umayyah adalah kelompok-kelompok seperti Syiah, Khawarij, dan

Mu‟tazilah. Mereka melakukan perlawanan terhadap kepemimpinan

Dinasti Umayyah. Tujuan mereka adalah meruntuhkan kekhalifahan

Dinasti Umayyah dan membentuk negara Islam yang mereka

kehendaki.

Page 13: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

29

b) Syiah

Wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 M tidak hanya

membuat umat Muslim kehilangan pemimpin dunia dan akhirat, akan

tetapi juga membuat umat Muslim memikirkan siapa pemimpin yang

akan menggantikan Nabi Muhammad SAW. Allah berfirman yang

artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah

Rasul (Muhammad), dan u>li’l-amri (pemegang kekuasaan) di antara

kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah kepada Allah (Alquran) dan Rasul (Sunah), jika kamu

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Hal tersebut lebih utama

bagimu dan lebih baik akibatnya (Q.S. an-Nisa:59). Kejadian pemilihan

penggantian Nabi Muhammad SAW akan membuat umat Islam

terpecah menjadi beberapa sekte. Salah satu sekte pada masa Dinasti

Umayyah yaitu Syiah. Syiah didefinisikan sebagai golongan Islam yang

mengikuti 12 Imam dari Ahlu Bait (keluarga dan keturunan) Rasulullah

melalui keturunan Ali dan anak-anak Fatimah (putri kesayangan Nabi

yang merupakan istri Imam Ali), dalam semua urusan ibadah dan

muamalah. (Tijani, 2007:29)

Kata Syiah memiliki banyak makna, antara lain: keluarga,

pengikut, pendukung, penolong dan lain-lain. Setiap kelompok yang

bersepakat tentang sesuatu disebut Syiah. Istilah Syiah ini sering

digunakan untuk menyebut kelompok yang mendukung Ali dan

keluarganya. Syiah pada awalnya tumbuh secara jelas dan sederhana,

kemudian Syiah menjadi sebuah aliran agama yang khusus yang

Page 14: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

30

tercampur dengan kerumitan dan kesamaran akibat perbuatan oknum

yang mengaku Islam secara lahir tetapi batinnya tidak beriman. Mereka

berambisi ingin meruntuhkan negara berdaulat yang dikuasai oleh

orang Arab-Muslim, sehingga mereka menjadikan nama “Syiah”

sebagai kedok dari ambisi-ambisi mereka. (Abdul Lathif, 2014:579)

Syiah mengenal 12 Imam Ahlu Bait Rasulullah yang suci. Berikut

ini adalah 12 Imam Syiah:

1. Ali, w.661 M

2. Al Hasan, w.669 M

3. Al Husayn, 680 M

4.Ali Zainal Abidin, w.712 M

Zaid 5. M. Al Baqir, w.731 M

6.Ja‟far al Shadiq,w.765 M

Ismail 7.Musa al-Kazhim,w.799 M

8.Ali al-Ridha, w. 818 M

9. Muhammad al-Jawad, w.835 M

10. Ali al-Hadi,w. 868 M

11. al-Hasan al-Askari,w.874 M

12. M.al-Muntazar (al-Mahdi), w. 878 M

Sejak zaman Bani Umayyah, Sunni dan Syiah sering bermusuhan

karena ketidak cocokan prinsip dan ajaran. Sikap permusuhan itu

mendorong kalangan Syiah untuk menetapkan prinsip kehati-hatian

(taqiyyah), yakni keringanan untuk tidak menyatakan pandangan agama

Page 15: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

31

saat berada di bawah tekanan atau ancaman. Kalangan Syiah

menjadikan konsep taqiyyah sebagai ajaran fundamental dalam sistem

teologi mereka. Mereka menyatakan bahwa ketika seorang Mukmin

berada dalam keadaan darurat yang mengancam hidupnya, ia

diperbolehkan untuk mengakui keyakinan yang berbeda dengan

keyakinannya, bahkan ia harus melakukannya untuk melindungi diri

dan saudara-saudara seagamanya. (Hitti, 2005:577)

Meskipun menjadi kelompok minoritas yang tertekan, kalangan

Syiah yang non-kompromis terus melakukan pemberontakan melawan

golongan lain yang dominan. Pemberontakan mereka yang sering kali

gagal itu, dilakukan secara terbuka disertai prinsip taqiyyah sesuai

dengan perintah pimpinan mereka yang berhak mendapatkan walayyah,

yaitu seorang Imam keturunan Ali. Mereka yang mendapatkan

walayyah merupakan seorang guru yang terjaga dari kesalahan atau

dosa (ma’shu>m). Karena mereka diyakini terjaga dari kesalahan,

mereka juga tidak mungkin diturunkan, atau dipecat. (Hitti, 2005:557)

Salah satu orang Yahudi yang masuk Islam dengan alasan ingin

memecah belah Islam pada masa Dinasti Umayyah adalah Abdullah

ibnu Saba‟. Salah satu usaha Abdullah untuk memecah belah Islam

yaitu dia menciptakan riwayat-riwayat dan hadis-hadis palsu kemudian

menanamkan pikiran-pikiran sesat yang saat itu dianggap sebagai

pemikiran dan pendapat kaum Syiah. Syiah merupakan tempat

pelindung bagi orang-orang yang ingin menghancurkan Islam karena

rasa permusuhan, mereka berkedok sebagai orang-orang yang mencintai

Page 16: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

32

“Ahlu’l-bait” untuk menyembunyikan maksud-maksud jahat mereka.

(Syalabi, 2003:148-149)

Jadi Syiah pada masa Dinasti Umayyah tidak sepenuhnya sesat,

orang-orang kafir sangat pandai mengambil celah untuk memecah belah

umat Islam, dalam kasus ini dengan mengatasnamakan orang-orang

Syiah. Abdullah ibnu Saba‟ telah berhasil membuat kaum Syiah

menjauh dari ajaran Islam dan pikiran yang sehat, dan hal itu pula yang

membantu Abdullah ibnu Saba‟ menambahkan pikiran-pikiran baru ke

dalam pikiran kaum Syiah. Bahkan Abdullah menambahkan golongan-

golongan baru dalam Syiah padahal sebenarnya bukanlah Syiah. Nabi

Muhammad bersabda: “...benar-benar akan terpecah belah umatku

menjadi tujuh puluh tiga golongan, satu di surga dan yang lainnya di

neraka”.

Golongan-golongan Syiah pada masa Dinasti Umayyah yang dapat

bertahan sampai sekarang adalah: 1. Zaidiyyah, 2. Itsna „asyariyyah, 3.

Ismailiyyah.

1. Zaidiyyah

Golongan Zaidiyyah ini dinisbatkan kepada Zaid ibnu Ali

Zainul Abidin ibnu Husein ibnu Ali r.a. Zaid telah menetapkan

syarat-syarat yang harus dipenuhi seseorang untuk menjadi Imam,

yaitu dia harus berasal dari keturunan Ali dan Fathimah,

berpengetahuan luas, berani, dermawan, serta berusaha menuntut

haknya atas jabatan Imam tersebut. Oleh karena itu, jika ia tidak

berusaha menuntut haknya atas jabatan Imam tersebut, maka ia

Page 17: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

33

bukanlah Imam dan orang lain boleh untuk diangkat menjadi

Imam. (Syalabi, 2003: 172)

Madzhab Zaidiyyah adalah madzhab yang terdekat dengan

madzhab Ahlu’s-sunnah, dan yang terdekat dengan Syiah yang

hakiki. Alasannya mereka mengakui dan membolehkan

kekhalifahan Abu Bakar dan Umar. mereka juga tidak menganut

pendapat seperti yang dianut golongan Imamiyyah, bahwa jabatan

Imamah itu khusus untuk putra-putra Ali dari istri Ali yang

bernama Fathimah. Golongan Zaidiyyah memperbolehkan jabatan

Imam dipegang oleh orang lain apabila yang berhak menjadi Imam

tidak berusaha untuk menuntut haknya. Zaidiyyah menetapkan

syarat-syarat menjadi seorang Imam yang kebanyakan sesuai

dengan syarat-syarat yang di tetapkan oleh Ahlu’s-sunnah, antara

lain adalah: keberanian dan mempunyai ilmu pengetahuan yang

luas. (Syalabi, 2003:174)

Jadi, golongan Syiah Zaidiyyah ini merupakan golongan Syiah

yang paling dekat dengan Syiah yang hakiki (Syiah hakiki sangat

dekat dengan Ahlu’s-sunnah). Syarat-syarat pemilihan Imampun

hampir sama dengan Ahlu’s-sunnah yaitu berpengetahuan luas,

berani, dan dermawan. Masa Dinasti Umayyah, Syiah Zaidiyyah

ini mempunyai pengikut yang sedikit, dikarenakan para ghullah

(mereka yang mengafirkan para kaum Muslimin, dan

mempertuhankan Ali bin Abi Thalib serta anak cucunya) tidak suka

dengan sifat Zaid yang tidak mengkafirkan Abu Bakar dan Umar,

Page 18: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

34

sedangkan pengikut Zaidiyyah hanya orang-orang moderat dan

Syiah hakiki, jumlah merekapun hanya sedikit. Oleh karena itu

Syiah Zaidiyyah ini mempunyai sedikit pengikut, akan tetapi hal itu

pulalah yang menghindarkan madzhab ini dari penyelewengan para

ghullah.

2. Itsna „Asyariyyah

Itsna „asyariyyah adalah suatu golongan yang paling terkenal

dalam madzab Imamiyyah, dan diikuti secara resmi di negeri Iran.

Itsna „asyariyah ini juga merupakan golongan yang paling kuat

diantara glongan-golongan Syiah yang lainnya. Jika orang

menyebut “Syiah”, maka golongan inilah yang terbayang dalam

pikiran. (Syalabi, 2003:177)

Nama “Itsna „asyariyyah” ini mengandung suatu pengertian

penting, yaitu: golongan ini terbentuk sesudah pertengahan abad

ketiga Hijriyah, dan setelah lahirnya semua imam-imam yang

berjumlah dua belas orang, serta munculnya pendapat yang

mengatakan bahwasannya Muhammad al-Mahdi al-Muntazhar

telah menghilang pada tahun 260 H. Itsna „asyariyah adalah

golongan yang paling terkenal dalam hal Imamahnya (sangat

mengutamakan masalah Imam dan Imamah) diantara golongan-

golongan lainnya. Jika dibandingkan dengan golongan Zaidiyyah,

golongan Itsna „asyariyyah ini lebih banyak mengalami serangan

golongan-golongan yang sesat, dan sangat banyak dimasuki ajaran-

ajaran para pengaku Syiah. (Syalabi, 2003:177)

Page 19: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

35

Faktor-faktor yang menyebabkan golongan ini banyak

dimasuki ajaran-ajaran para pengaku Syiah antara lain:

1) Itsna‟asyariyyah ini tumbuh dan berkembang sangat lama

dibandingkan dengan Zaidiyyah. Oleh karena itu pula hubungan

golongan Itsna „asyariyyah ini sangat dekat dengan golongan-

golongan para pengaku Syiah, yang memiliki tujuan utuk

mempermainkan agama Islam dan merusak ajaran-ajarannya.

2) Imam-Imam yang berjumlah dua belas orang itu lebih condong

kepada perdamaian, dan hidup damai inilah yang sangat disukai

oleh para pengaku Syiah, karena mereka tidak mau

mengorbankan darah untuk kepentingan Syiah yang tidak

mereka imami sama sekali.

3) Pemalsuan ajaran Islam telah dilakukan oleh para pengaku

Syiah sejak awal melalui kedua belas Imam tersebut. Syiah telah

bercampur aduk dengan golongan pengaku Syiah dan sering

bekerja sama dengan mereka, akibatnya ajaran-ajaran para

pengaku Syiah telah berkembang dengan cepat dikalangan

orang-orang Syiah. Lama kelamaan muncul generasi-generasi

baru yang menerima ajaran-ajaran tersebut sebagai ajaran-ajaran

Syiah yang hakiki, dan mereka menganut dengan kuatnya.

Berdasarkan pada kenyataan tersebut, maka sangat sulit bagi

kita untuk membedakan ajaran-ajaran Syiah yang hakiki dengan

ajaran-ajaran Syiah yang dipalsukan. Kita juga tidak mempunyai

bukti tertulis mengenai ajaran-ajaran Syiah yang dipalsukan

Page 20: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

36

tersebut. Golongan Itsna‟asyariyyah merupakan salah satu

golongan Syiah yang banyak dipalsukan ajaran-ajarannya oleh para

pengaku Syiah. Gologan Itsna‟asyariyyah disebut juga sebagai

“golongan Imamah” karena masalah Imamah merupakan masalah

yang sangat besar golongan ini. Padahal masalah Imamah ini

merupakan pemalsuan semata yang dilakukan oleh para pengaku

Syiah, dan ajaran itu sama sekali tidak berasal dari ajaran Islam.

3. Ismailiyyah

Aliran Ismailiyyah membatasi jumlah Imam sampai tujuh

orang. Karena itu mereka disebut juga dengan Kelompok Tujuh

(sab’iyyah). Jika kita perhatikan pohon silsilah hubungan antara

kedua belas Imam Syiah, dapat kita temukan Imam ke-6 yaitu

Ja‟far al Kazhim (w.765 M). Awalnya Imam Ja‟far telah memilih

Ismail sebagai penerusnya, akan tetapi melihat sifat Ismail yang

serakah dan suka mabuk-mabukan, Ja‟far mengubah keputusannya

dan memilih putra keduanya sebagai pengganti, yaitu Musa al-

Kazhim. Sebagian orang Syiah meyakini Musa sebagi penerus

Ja‟far, tetapi ada pula kelompok-kelompok lain yang tetap

mengakui Ismail sebagai penerus Ja‟far. Bagi kelompok

Sab’iyyah/Ismailiyyah ini, Ismail diyakini sebagai Mahdi yang

tersembunyi. (Hitti, 2005:560)

Imam-imam golongan Ismailiyyah ini tidak pernah muncul

kembali setelah Ismail, yang muncul hanyalah juru-juru dakwah

mereka. Oleh sebab itu, Imam-Imam yang tidak pernah muncul

Page 21: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

37

tersebut dinamakan al-a’immatu’l-mastu>run. Imam-Imam Syiah

barulah muncul kembali setelah keadaan mereka bertambah kuat di

Afrika Utara pada tahun 297 H (909 M), kemudian mereka

berpindah ke Mesir dan mendirikan Daulah Fathimiyah, pada tahun

356 H. Golongan Ismailiyyah lebih banyak terpengaruh oleh

pikiran-pikiran sesat yang berasal dari para pengaku Syiah.

Alasannya karena sikap mereka lebih menutup diri, sehingga

menjadikan para pengaku Syiah mendapatkan kesempatan yang

luas untuk menyebarkan pikiran-pikiran sesat mereka. Bahkan,

tatkala Ismailiyyah menjadi kuat dan Imam-Imam mereka muncul

kembali pada masa Dinasti Fathimiyah, golongan mereka telah

sangat jauh dari pemikiran Islam yang benar. (Syalabi, 2003:186)

Golongan Ismailiyyah ini mempunyai bermacam-macam gelar,

salah satu gelar yang sangat terkenal yaitu al-bathiniyyah, gelar ini

disematkan pada Syiah Ismailiyyah karena mereka menetapkan

suatu hukum, yaitu tiap-tiap yang dzahi>r tentu mempunyai yang

bathi>n, dan tiap-tiap wahyu yang diturunkan oleh Tuhan tentu ada

ta‟wilnya. (Syalabi,2003:187)

Jadi, golongan Ismailiyyah ini terpisah dari Itsna „asyariyyah

sesudah Imam Ja‟far ash-Shadiq. Jika golongan Itsna‟ayariyah

mempercayai bahwa Imam setelah Ja‟far adalah Musa al-Kazhim,

maka golongan Ismailiyyah ini percaya bahwasannya Imam setelah

Ja‟far adalah Ismail. Imam-Imam setelah Ismail tidak muncul lagi,

oleh karena itu golongan Ismailiyyah disebut juga golongan

Page 22: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

38

sab’iyyah (tujuh), karena Ismail merupakan Imam ke-7 setelah

Ja‟far ash-Shadiq dan Imam setelah Ismail barulah muncul pada

masa Dinasti Fathimiyah. Golongan Ismailiyyah tidaklah

mempunyai bagian yang bersih dan murni dalam

perkembangannya, karena golongan ini baru mulai berkembang

setelah tersiarnya pikiran-pikiran yang sesat dan bathil.

c) Khawarij

Khawarij adalah sebuah sekte yang menentang Ali dan Muawiyah

sebagai akibat kebijakan perundingan damai yang berlangsung

menjelang berakhirnya perang Siffin pada tahun 37/657 M. Semula

Khawarij berpihak kepada Ali (Syiah), tetapi ketika terjadi kesepakatan

bahwasannya masalah suksesi khilafah hendaknya diselesaikan melalui

meja perundingan, mereka melepaskan diri dari pihak Ali, karena itulah

mereka dikenal sebagai Khawarij (orang-orang yang melepaskan diri).

Khawarij berpendapat bahwasannya permasalahan yang sedang

diperselisihkan tidak dapat diselesaikan melalui perundingan, mereka

meneriakkan prinsip mereka la> chukma illa lillah (tidak ada keputusan

melainkan melalui hukum Allah, yakni perang). (Raana Bokhari,

2004:213).

Kelompok Khawarij dikenal dengan nama “Khawarij” setelah

peristiwa a’t-tachki>m (arbitrase antara kubu Ali dengan kubu

Muawiyah) dalam pertempuran Shiffin. Sebelum peristiwa tersebut,

kelompok ini adalah para pendukung Ali bin Abi Thalib yang paling

militan. Orang-orang Khawarij ikut bertempur dengan Ali bin Abi

Page 23: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

39

Thalib dalam pertempuran Jamal dan pertempuran Shiffin. Namun,

mereka keluar dari kelompok Ali setelah a’t-tachki>m dan menolak

arbitrase tersebut. (Abdul Lathif, 2014:562)

Ali bin Abi Thalib telah berusaha membuat mereka paham dan

berusaha mengembalikan mereka ke barisannya. Namun, mereka

bersikeras dan mengambil sikap yang ekstrim, dengan memisahkan diri

dan menimbulkan kerusakan dimuka bumi. Hal itu membuat Ali

terpaksa memerangi mereka dan menumpas sebagian besar mereka

dalam perang Nahrawan. Merekapun sebenarnya tidak mau disebut

sebagai Khawarij, nama ini dimunculkan oleh musuh-musuh mereka,

lantaran mereka keluar (kharaja) dari imam dan jamaah kaum

muslimin. Mereka sendiri menyebut diri mereka sebagai A’sy-Syurrah

(para penjual), maksudnya mereka menjual diri mereka kepada Allah

dengan imbalan surga. Mereka mengisyaratkan firman Allah:

sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang Mukmin, baik diri

maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. (Q.S.

At-Taubah:111)

Selama 400 tahun Khawarij menjadi sumber utama kerusuhan dan

permusuhan terhadap Khilafah. Khawarij tidak mengakui otoritas

seorang khalifah setelah Ali menerima keputusan arbitrase (mereka juga

tidak mengakui kekhilafahan Ustman). Bahkan lebih jauh mereka

memandang musuh-musuhnya tidak beriman dan sebagai perusak

Islam, dan akhirnya mereka memastikan untuk tidak dapat hidup

bersama dengan non-Khawarij. Sekte Ibadiyyah merupakan cabang

Page 24: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

40

Khawarij yang berpandangan lebih moderat dalam masalah ini, oleh

karena itu cabang ini tetap bertahan sampai sekarang, sementara

cabang-cabang lainnya dari sekte ini cenderung sebagai kelompok

ekstrem. (Glasse Cyril, 2002:213)

Jadi, pada awalnya kelompok Khawarij termasuk kelompok Syiah

yang mendukung Ali bin Abi Thalib sebagai Imam, akan tetapi setelah

peristiwa a’t-tachki>m kelompok ini berbalik menjadi penyerang Ali dan

para pengikut Ali. Mereka tidak setuju dengan peristiwa a’t-tachki>m

dikarenakan mereka mempunyai prinsip la> chukma illa lillah (hukum

hanyalah milik Allah). Tetapi ketika terjadi kesepakatan bahwasannya

masalah suksesi khilafah hendaknya diselesaikan melalui meja

perundingan, mereka melepaskan diri dari pihak Ali, karena itulah

mereka dikenal sebagai Khawarij. Sebenarnya mereka tidak suka di

sebut sebagai Khawarij, mereka menyebut dirinya sebagai A’sy-

Syurrah (para penjual).

Golongan-golongan Khawarij yang ada pada masa Dinasti

Umayyah antara lain: 1. Azariqah, 2. Najdad „Adzariyyah,3.

Ibadhiyyah, 4. „afaridah, 5. Syafariyyah

1. Azariqah

Kelompok Azariqah lahir sekitar tahun 60 H (akhir abad ke-7

M) disekitar perbatasan Irak dan Iran. Azariqah merupakan pengikut

Nafi‟ ibnu Azraq, mereka adalah kelompok Khawarij yang

berprinsip paling ekstrim serta cenderung memakai kekerasan.

Pemimpin kelompok ini merupakan orang yang pertama kali

Page 25: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

41

memunculkan perselisihan antar pengikut Khawarij karena sifatnya

yang ekstrim. Kelompok ini bahkan mengkafirkan orang yang tidak

sepaham dengan mereka dan menghalalkan harta benda serta darah

orang-orang yang menyelisihinya. Kaum Azariqah ini merupakan

golongan Khawarij yang terbesar dan paling berbahaya, dan paling

banyak mencapai kemenangan. Mereka telah banyak mengalahkan

pasukan Muslim. (Abdul Lathif, 2014:565)

Golongan Azariqah mempunyai hukum tersendiri menurut

mereka, di antaranya:

(1) Menyatakan kafir orang-orang Islam selain mereka.

(2) Menyatakan kafir orang-orang yang tidak ikut berperang.

(3) Menyatakan halal membunuh kanak-kanak dan para wanita dari

orang-orang yang menentang mereka.

(4) Menetapkan hukum bahwa kanak-kanak dari orang-orang

musyrik juga akan dimasukkan ke dalam neraka bersama

ayahnya.

(5) Meniadakan hukum rajam terhadap orang yang berzina, lantaran

hukuman itu tidak disebutkan dalam Alquran.

(6) Prinsip “taqiyyah” tidak boleh, baik dalam perkataan maupun

dalam perbuatan.

(7) Menyatakan kafir terhadap orang-orang yang melakukan dosa

besar. (Syalabi,2003:289)

Jadi, kelompok Azariqah merupakan salah satu sekte dalam

Khawarij yang paling berbahaya. Mereka menciptakan beberapa

Page 26: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

42

hukum menurut mereka sendiri, diantaranya adalah menghalalkan

membunuh anak-anak dan wanita yang dianggap menentang mereka.

2. Najdad „adzariyyah

Kelompok Najdad adalah pengikut Najdah bin Amir al-Hanafi.

Mereka tidak terlalu ekstrim jika dibandingkan dengan kelompok

Azariqah, karena tidak mengkafirkan pelaku dosa besar. Kelompok

ini juga memperbolehkan prinsip taqiyyah, dan suka memaafkan

orang-orang yang tidak tahu. Najdah berpendapat bahwa agama itu

meliputi dua hal:

(1) Mengenal Allah dan Rasul Allah, serta mengakui segala

sesuatunya datang dari Allah secara umum.

(2) Suka memaafkan orang lain apabila orang lain (di luar Syiah

Najdad) tidak mengetahui hukum dan prinsip golongan ini.

Orang-orang yang berada di golongan ini merupakan orang-orang

yang pemaaf, oleh karena itu disebut a’dz-dzariyyah, yaitu kaum

pemaaf. (Syalabi,2003:289-290)

Jadi, golongan Najdad adzariyyah merupakan salah satu aliran

di dalam Syiah yang tidak terlalu ekstrim jika dibandingkan dengan

Azariqah. Golongan Najdad adzariqah merupakan kaum pemaaf oleh

karena itu disebut a’dz-dzariyyah. Kaum Najdad memaafkan orang

lain yang belum mengetahui prinsip-prinsip kaum itu.

3. Ibadhiyyah

Golongan Ibadhiyyah adalah pengikut-pengikut Abdullah ibnu

Ibadh. Golongan ini berpendapat bahwa pernikahan dan pewarisan

Page 27: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

43

antara mereka dan orang-orang Muslimin yang tidak sepaham

dengan mereka adalah sah. Golongan ini tidak menyebut Imam

mereka dengan sebutan ami>ru’l-mukmini>n, dan tidak pula menyebut

diri mereka Kaum Muhajirin. Mereka tidak diperbolehkan

memerangi orang-orang yang tidak sepaham dengan mereka kecuali

setelah melakukan dakwah terlebih dahulu. Namun, mereka

berpendapat wajib menumbangkan penguasa yang zhalim dan

mencegah mereka dari kursi kepemimpinan dengan cara apapun baik

dengan senjata maupun yang lainnya. (Abdul Lathif, 2014:565)

Jadi golongan Ibadhiyyah merupakan kaum yang mengikuti

ajaran Abdullah ibnu Ibadh. Mereka rendah hati, bahkan tidak mau

menyebut Imam mereka ami>ru’l-mukmini>n, dan mereka tidak mau

juga disebut sebagai Kaum Muhajirin. Kaum Ibadhiyyah memang

tidak ekstrim jika dibandingkan dengan Golongan Azariqah dan

Najdad adzariyyah, tetapi perlu diketahui bahwa semua Kaum

Khawarij itu rela mengorbankan nyawa mereka demi prinsip

golongan mereka.

4. „Afaridah

Golongan ini merupakan pengikut-pengikut Abdul Karim ibnu

Ajrad, beliau merupakan salah satu dari murid Athiyah ibnu al

Aswad al Yasykuri dari golongan Najdad, adapula yang mengatakan

jika Ibnu al Ajrad ini adalah murid Ibnu Baihas. Bisa jadi Ibnu Ajrad

telah berpindah dari asuhan Athiyah kepada asuhan Ibnu Baihas.

Prinsip mereka mengenai anak-anak adalah:anak-anak kaum

Page 28: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

44

Muslimin ditangguhkan sampai dewasa, jika sudah dewasa maka

harus memeluk agama Islam, adapun anak-anak non-Muslim akan

dimasukkan ke dalam neraka bersama dengan ayahnya. Kaum ini

bersedia mengangkat orang-orang yang tidak ikut berperang menjadi

pemimpin mereka. Sepertinya kaum Afaridah ini suka terpecah

belah, kaum ini terpecah menjadi tujuh golongan lagi, yaitu:

Shaltiyyah, Maimuniyyah, Hamziyyah, Khalafiyyah, Athrafiyyah,

Syu‟aibiyyah, dan Hazimiyyah. (Syalabi, 2003:291)

Jadi, kaum Afaridah ini merupakan pengikut Abdul karim ibnu

Ajrad. Prinsip dari golongan ini tidak jauh berbeda dengan

golongan-gologan Khawarij lainnya, hanya saja dalam masalah

anak-anak sedikit berbeda. Golongan ini menganggap bahwa anak-

anak dari kaum Muslim haruslah beragama Islam sedangkan anak-

anak dari non-Muslim masuk ke dalam neraka bersama dengan ayah

mereka. Golongan Afaridah ini bersedia mengangkat orang yang

tidak berperang menjadi pemimpin mereka.

5. Shafariyyah

Ahli sejarah tidak sependapat dalam menisbahkan golongan

Syafariyyah ini, ada orang yang menisbahkannya kepada Ziyad ibnu

Ashfar, ada yang menisbatkannya kepada Abdullah Ibnu Shaffar,

ada pula yang menisbatkannya pada perkataan Shufrah yang berarti

“kuning” karena orang-orang dari golongan ini warna muka mereka

kuning lantaran banyak beribadah dan berpuasa.

Page 29: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

45

Berikut ini adalah daftar yang berisi ringkasan dari pendapat-

pendapat golongan Khawarij mengenai masalah-masalah yang

mereka bahas:

Orang yang

melakukan

dosa besar

Anak dari

lawan

mereka

Orang-

orang

yang tidak

ikut

berperang

Prinsip-

prinsip

Taqiyah

Menurut

Azariqah

Orang itu

adalah kafir,

yaitu kafir

terhadap

agama, oleh

karena itu ia

keluar dari

Islam

Boleh

membunuh

anak-anak

dari lawan

mereka

Orang-

orang yang

tidak ikut

berperang

adalah

kafir

Taqiyah

tidak

boleh,

baik dari

perkataan

maupun

dari

perbuatan

Menurut

Ibadhiyyah

Orang itu

adalah kafir,

yaitu kafir

terhadap

nikmat

Tuhan.

Tidak keluar

dari agama

Islam

Boleh

menyiksa

anak-anak

sebagai

pembalasan

dendam

Menurut

Shafariyyah

Tidak ikut

berperang

tidak apa-

apa

Taqiyah

itu boleh

dalam

perkataan,

tetapi

tidak

Page 30: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

46

boleh

dalam

perbuatan

Menurut

Najdad

Adzariyyah

Pelaku akan

dijatuhi

hukuman

sesuai

dengan

dosanya,

namun

apabila

pelaku tidak

mengetahui

sebelumnya,

maka pelaku

mendapatkan

ampunan.

Tidak boleh

membunuh

anak-anak

Tidak ikut

berperang

tidak apa-

apa, akan

tetapi akan

lebih baik

jika ikut

berperang

Taqiyah

itu boleh,

secara

mutlaq

Menurut

Afaridah

Orang yang

melakukan

dosa-dosa

besar adalah

kafir

Ditangguhkan

hukum

kepada anak-

anak sampai

anak-anak

tersebut

mencapai

usia dewasa

Berperang

bukan

suatu

kewajiban,

akan tetapi

suatu

keutamaan

d) Mu’tazilah

Mu‟tazilah adalah salah satu gerakan yang muncul pada masa

Dinasti Umayyah, gerakan ini tidak membentuk pasukan, dan tidak

pernah menghunus pedang. Walaupun gerakan mu‟tazilah ini tidak

pernah membentuk pasukan dan tidak pernah menghunus pedang,

Page 31: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

47

namun pada saat-saat tertentu ketika mereka mempunyai kekuatan,

mereka tidak akan segan-segan menggunakan kekerasan dan tekanan-

tekanan terhadap pihak-pihak yang menantangnya. Pemakaian

kekerasan ini dipandang sebagai salah satu dari sikap Mu‟tazilah yang

tercela, dan adanya tekanan-tekanna untuk bertindak kekerasan menjadi

sebab penting bagi lenyapnya madzab ini dikemudian hari. Gerakan

Mu‟tazilah itu merupakan suatu gerakan fikiran, yang membahas politik

dengan pembahasan yang bersifat pemikiran, senjatanya adalah falsafah

dan akal. (Syalabi,2003:294)

Golongan Mu‟tazilah ini sangat erat hubungannya dengan

Khawarij, bisa dikatakan berdirinya golongan Mu‟tazilah itu karena

adanya golongan Khawarij. Hal ini disebabkan pendapat kaum

Azariqah (merupakan salah satu golongan Khawarij) mengenai Iman,

kaum Azariqah berpendapat bahwasannya orang yang berbuat dosa

besar itu adalah kafir dan akan kekal di dalam neraka. Hal ini

menimbulkan pendapat yang berbeda-beda bagi sebagian orang, orang-

orang yang mempunyai perbedaan pendapat, mereka mendirikan

golongan sendiri-sendiri diantaranya: Murjiah, Jabariyah, dan

Mu‟tazilah.

Kaum Mu‟tazilah mempunyai beberapa prinsip antara lain:

1. Keadilan

Kaum Mu‟tazilah menggunakan istilah keadilan tersebut

kepada manusia yang telah menciptakan perbuatan-perbuatannya

sendiri, yang baik ataupun yang jelek dan karena perbuatannya itu

Page 32: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

48

mereka berhak mendapatkan pahala/siksa. Kaum Mu‟tazilah

sepakat bahwa Allah selalu berbuat yang patut dan yang baik.

Berdasarkan prinsip tersebut, kaum ini disebut al-adliyyah yaitu

orang-orang yang menganut pendapat tentang keadilan. Ada juga

yang menyebut kaum ini dengan Qadariyyah yaitu orang-orang

yang menentang adanya Qadha dan Qadar.

2. Tauhid

Kaum Mu‟tazilah selalu mengesakan Allah. Mereka selalu

percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan hanya Allah. Kaum ini

meniadakan sifat-sifat Allah yang qadi>m, sebab jika ada sifat-sifat

Allah yang qadi>m maka akan adapula yang qadi>m, dan menurut

mereka itu adalah kepercayaan syirik. Karena adanya prinsip ini,

maka musuh Mu‟tazilah menggelari mereka dengan sebutan

“mu’atthilah”, sebab mereka telah meniadakan sifat-sifat Tuhan

dan menghapuskannya.

3. Janji dan Ancaman

Janji dan ancaman kaum Mu‟tazilah merupakan janji dan

ancaman Tuhan terhadap manusia. Mereka sepakat bahwasannya

orang Mu‟min yang meninggal dunia dalam keadaan taat dan

bertaubat, maka mereka berhak mendapatkan ‘iwadl dan tafaddhul

(pahala dan karunia Tuhan). Sebaliknya, apabila seorang Mu‟min

meninggal akan tetapi ia belum bertaubat dari dosa besarnya, maka

ia akan mendapatkan siksa dan ditempatkan dineraka selama-

Page 33: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

49

lamanya. Inilah yang disebut oleh kaum Mu‟tazillah sebagai janji

dan ancaman.

4. Tempat di Antara Dua Tempat

Tempat di antara dua tempat ini adalah tempat yang di

khususkan untuk orang yang berbuat dosa besar dan belum

melakukan taubat yang diterima oleh Tuhan sebelum ia mati.

Orang semacam ini menurut kaum Mu‟tazilah akan ditempatkan

oleh Tuhan di suatu tempat yang terletak antara tempat yang di

sediakan untuk orang Muslim dan tempat yang disediakan untuk

orang kafir.

5. Baik dan Buruk Menurut Pertimbangan Akal

Akal manusia sanggup membedakan antara hal yang baik dan

hal yang buruk, karena sifat-sifat yang baik dan sifat-sifat yang

buruk itu dapat dikenal. Manusia berkewajiban memilih sifat-sifat

yang baik dan menjauhi sifat-sifat yang buruk. Apabila manusia

tidak mau berusaha untuk mengetahui sifat-sifat yang baik dan

yang buruk maka akan mendapatkan siksa dari Tuhan. Sebaliknya,

apabila ia mengetahui sifat-sifat yang baik dan yang buruk tetapi

tidak menjalankannya maka ia akan berdosa. (Syalabi, 2003:307-

310)

Page 34: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

50

B. Peran Islam Sunni dalam Bidang Kebudayaan di Yerusalem

Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah (Sunni) adalah golongan terbesar umat

Islam yang menyandarkan amal ibadahnya kepada empat madzab yaitu:

Hanafi, Maliki, Syafi‟i, dan Hambali. Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah disebut

juga kelompok-kelompok yang mengakui Khulafau’r-Ra>syidi>n yaitu: Abu

Bakar, Umar, Usman, dan Ali sebagai khalifah yang syah setelah Nabi

Muhammad wafat. Sebaliknya, golongan yang tidak mengakui Khulafau’r-

Ra>syidi>n sebagai khalifah-khalifah yang sah setelah Nabi Muhammad wafat

disebut a’r-ra>fidhah (sesat) atau Syiah. (M.Tijani, 2007:37)

Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah adalah presentase terbesar dari masyarakat

Muslim yang disebut ummah. Nama Sunni diambil dari kata sunnah, yang

artinya “jalan”, yang mengacu pada jalan yang selalu diserukan oleh

Muhammad yang secara jelas kelihatan pada kata-kata dan perbuatannya.

Bagi Islam Sunni Alquran adalah fundamental dan Sunah adalah penjelasan

pertama yang terpercaya mengenai Kitab Suci. (Keene Michael, 2006:126)

Imam Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah terbagi menjadi dua yaitu: Imam

dalam masalah Fiqih dan Imam dalam masalah Aqidah. Imam dalam masalah

Fiqih, golongan Sunni mengikuti empat orang madzhab yaitu: Imam Abu

Hanifah, Maliki, Syafi‟i, dan Hambali. Imam Abu Hanifah merupakan Imam

yang paling tua dimana jarak usianya dengan Rasulullah terpaut 100 tahun.

Sementara Imam Ahmad bin Hambal adalah Imam termuda dengan jarak

usia terpaut 200 tahun dengan Nabi Muhammad. Adapun dalam masalah

Aqidah, golongan Sunni mengikuti Imam Al-Asya‟ri yang lahir pada tahun

270 H. (M.Tijani, 2007:103)

Page 35: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

51

Islam Sunni di Yerusalem banyak membangun bangunan bersejarah yang

sampai sekarang masih berdiri kokoh di Yerusalem seperti pembangunan al-

chara>m a’sy-syari>f yang di dalamnya terdapat Masjid Al-Aqsha (renovasi

pertama), Kubah Batu (Dome of the Rock), dan Masjid Al-Qibli. Hal itu

merupakan peran Islam Sunni di Yerusalem dalam bidang kebudayaan yang

sampai sekarang bahkan masih terdapat di Yerusalem. Selain itu, dalam

bidang ilmu pengetahuan mulai muncul ilmu-ilmu seperti ilmu perbintagan,

filsafat, kedokteran dan lain sebagainya. Berikut ini adalah peran Islam Sunni

di Yerusalem dalam bidang kebudayaan :

a) Ilmu Pengetahuan (Agama Islam)

Bidang ilmu pengetahuan yang ada pada Dinasti Umayyah telah

mencapai kemajuan yang luar biasa. Perkembangan iIlmu pengetahuan

saat itu sangat maju pesat, tidak hanya ilmu pengetahuan agama, tetapi

juga ilmu kedokteran, ilmu pasti, filsafat, astronomi, geografi, sejarah,

bahasa, dan sebagainya. Kota yang menjadi pusat ilmu pengetahuan antara

lain Damaskus, Kufah, Makkah, Madinah, Mesir, Cordoba, Granada.

Masjid-masjid menjadi tempat pengajaran selain madra>sah dan lembaga

pendidikan yang ada. (Al-Azizi, 2014:163)

Terdapat beberapa madra>sah yang dipergunakan oleh masyarakat

Yerusalem untuk menimba ilmu agama pada saat itu. Bahkan pada era

modern, madra>sah di kawasan Masjid Al-Aqsha masih berdiri dengan

kokoh, salah satunya adalah madra>sah yang berada di dalam Masjid Al-

Aqsha Al-Qadi>m.

Page 36: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

52

Masa Khulafau’r-Rasyidi>n dan Dinasti Umayyah, kurikulum

pendidikan ditentukan oleh para ulama dan khalifah. Sebelum nama

madra>sah dikenal, lembaga pendidikan dan pengajaran pada awal

perkembangan Islam masih dinamakan kutta>b (surau). Kutta>b adalah

sebuah lembaga pendidikan yang dikhususkan sebagai tempat belajar

membaca dan menulis. Biasanya kutta>b bertempat di samping masjid,

rumah, istana, atau perpustakaan (da>ru’l-kutu>b).

Sebagian besar guru-guru kutta>b adalah orang-orang non-muslim,

terutama orang Kristen dan Yahudi dzimmi, oleh karena itu, kutta>b

hanya diperuntukkan bagi kegiatan belajar membaca dan menulis,

sedangkan untuk pelajaran Alquran dan dasar-dasar agama dilakukan

di masjid oleh guru-guru khusus. Kutta>b yang berada di samping

masjid biasanya difungsikan untuk belajar menulis dan membaca.

Perkembangan selanjutnya, fungsi kutta>b menjadi semacam

sarana pendidikan tingkat dasar. Sedangkan pendidikan tingkat

lanjutan, berupa halaqah yang mengajarkan tentang berbagai ilmu

pengetahuan, diberikan di masjid. Pendidikan di masjid biasanya untuk

orang dewasa. Pendidikan tingkat lanjutan (halaqah) memunculkan

ulama-ulama besar dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan agama

Islam, dari sana pula muncul madzab-madzab dalam beragam disiplin

ilmu, yang pada masa itu disebut madra>sah.

Madrasah yang ada di Syam (Palestina) pada masa Dinasti

Umayyah adalah Madra>sah Damsyik. Madra>sah itu dibangun oleh

Khalifah Umar Bin Khatab dengan cara mengirimkan tiga orang Guru

Page 37: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

53

ke Syam. Ketiga orang guru tersebut adalah Mu‟ad bin Jabal, Ubadah,

dan Abu Darda‟, ketiganya mengajar di Syam di tempat yang berbeda-

beda. Mu‟ad bin Jabal mengajar di Palestina, Abu Darda‟ di Damsyik,

dan Ubadah di Hims. Akhirnya madra>sah ini melahirkan imam-imam

di Syam seperti Abdur-rahman al-Auza‟i yang ilmunya setingkat

dengan Imam Malik dan Abu Hanifah.

b) Pembangunan Masjid Al-Aqsha

Masjid Al-Aqsha merupakan salah satu tempat kebanggaan

umat Islam diseluruh dunia, karena Nabi Muhammad pernah singgah

ke Masjid Al-Aqsha ketika peristiwa isra’ mi’raj untuk menerima

perintah salat lima waktu. Oleh karena itu Masjid Al-Aqsha menjadi

tempat suci ketiga oleh umat Islam selain Masjidil Haram di Makkah

dan Masjid Nabawi di Madinah. Masjid Al-Aqsha juga pernah

menjadi kiblat pertama bagi umat Islam, sebelum akhirnya datanglah

perintah bahwasannya kiblat menghadap ke Ka‟bah di Makkah.

(Abdul Wahid, 2013:144-145)

Secara bahasa “masjid” artinya tempat sujud. Imam Az-Zajjaj

mendefinisikan masjid dalam kitab lisa>nul-ara>b milik Ibnu Manzhur

sebagai tempat yang di dalamnya dipergunakan untuk tempat

beribadah. A‟l-Aqsha berarti jauh, dikatakan jauh karena posisinya

yang jauh dari Masjidil-Haram di Makkah, jika diukur dengan

perjalanan kaki selama satu bulan penuh. Jarak masjidil-Haram ke

Masjid Nabawi tidak sejauh jarak Masjidil-Haram ke Masjid Al-

Aqsha. Masjid Al-Aqsha adalah nama sebuah kawasan untuk

Page 38: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

54

keseluruhan tempat yang dikelilingi pagar di dalam kota Al-Quds.

Sekelilingnya terdapat pintu masuk, di dalamnya ada halaman yang

luas, Masjid Al-Qibli, Kubah Ash-Sakhrah, Musala Marwani, ruwa>q

(lorong), kubah, mastha>bah (teras batu), saluran air, dan yang lainnya.

(Tim ASPAC FOR Palestine, 2014:4-5)

Masjid Al-Qibli

Gambar 2. Kawasan al-chara>m a’sy-syari>f (Masjid Al-Aqsha)

Keterangan:

1. Gambar peta di atas merupakan kawasan al-chara>m a’sy-syari>f/Bukit

Kuil/Holy of Holies yang secara keseluruhan berada di Kawasan

Masjid Al-Aqsha.

Page 39: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

55

2. Masjid Al-Aqsha terlihat berkubah kehijau-hijauan pada gambar di

atas, sedang Dome of the Rock/Qubbattush-Shakhrah /Kubah Batu

terlihat keemasan

3. Terdapat juga Masjid Al-Qibli yang berada di sebelah selatan Masjid

Al-Aqsha, masjid ini merupakan bagian dari Masjid Al-Aqsha yang

terdiri dari tanah dan bangunan saja (tidak terdapat kubah).

4. Masjid Al-Aqsha mempunyai 15 pintu, nama pintu-pintu tersebut

antara lain: pintu al-Asba>t (al-Asbat Gate), pintu Hittah (Remission

Gate), pintu Al-‘atam (King Faisal’s Gate), pintu Ghawa>nimmah

(Gate of the Bani Ganim), pintu an-Na>zir (al-Nazir Gate), pintu al-

Chadi>d (Iron Gate), pintu al-Qata>ni>n (Gate of The Cotton

Merchants), pintu al-Mitha>rah (Ablution Gate), pintu as-Silsilah

(Chain Gate), pintu al-Magha>ribah (Marocco Gate), pintu al-Jana>iz,

dan pintu ar-Rahmah (Golden Gate)

Jadi, kawasan Masjid Al-Aqsha di sebut sebagai al-chara>m a’sy-

syari>f oleh umat Islam, di sebut Bukit Kuil oleh umat Yahudi, dan di

sebut sebagai Holy of Holies oleh umat Nasrani merupakan kawasan

yang di dalamnya terdapat bangunan kebangaan umat Islam yang

dibangun pada masa Dinasti Umayyah dan sampai sekarang masih

bertahan. Kawasan Masjid Al-Aqsha terdapat Masjid Al-Qibli, Musala

Marwani, dan Kubah Batu yang melambangkan kejaan kejayaan Islam

pada masa Dinasti Umayyah.

Masjid Al-Aqsha berada di Dataran Tinggi Moria. Daerah selatan

masjid yang mengarah ke kiblat lebih rendah dibanding daerah tengah

Page 40: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

56

dan utara sehingga ketika kita melihat gambar Masjid Al-Aqsha, akan

terlihat pagar tinggi seperti benteng di daerah barat daya, selatan,

tenggara, dan timur masjid. Di bawah daerah yang rendah tersebut

terdapat Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m dan Musala Al-Marwan,

sedangkan kawasan paling tinggi di dataran tersebut adalah tempat Ash-

Shakhrah’l-Musya>rrafah berada, yang merupakan kiblat pertama umat

Muslim dan berada di tengah-tengah kawasan Masjid Al-Aqsha. (Tim

ASPAC for Palestine, 2014:14)

Posisi Masjid Al-Aqsha berada di sebelah tenggara kota Al-Quds

(al-Baldatu’l-Qadi>mah/Kota Lama). Luas kota Al-Quds mencapai

8.710.000 meter persegi, sedangkan luas Masjid Al-Aqsha mencapai

144.000 meter persegi, Masjid Al-Aqsha menempati seperenam luas

Kota Lama ini. Masjid Al-Aqsha diapit oleh dua lembah, yaitu Lembah

Kidron di sebelah Timur dan Lembah Ar-Rababah di sebelah Barat.

Penduduk yang tinggal di Al-Quds lebih dari 31.000 jiwa. Tempat

tinggal penduduk Al-Quds dibagi menjadi empat kawasan, yaitu

kawasan Muslim, kawasan Nasrani, Kawasan Yahudi, dan Kawasan

Armenia. Akan tetapi orang-orang Yahudi ingin menguasai seluruh

kawasan di Al-Quds, termasuk kawasan Masjid Al-Aqsha. (Tim

ASPAC for Palestine, 2014:15)

Masjid Al-Aqsha pada awalnya adalah rumah ibadah kecil yang

didirikan oleh Umar bin Khatab, salah seorang dari sahabat Nabi.

Rumah kecil ini kemudian diperbaiki dan dibangun kembali oleh

Khalifah Umayyah Abdul Malik dan diselesaikan oleh putranya Al-

Page 41: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

57

Walid pada tahun 705 M. Masjid Al-Aqsha pada masa Dinasti

Umayyah masih sangat sederhana, hanya terdapat kubah Al-Aqsha dan

kubah Silsilah, terdapat satu buah menara tetapi telah rusak akibat

terjadi gempa pada tahun 750 M, terdapat air mancur dan tempat wudu

yang bernama al-Ka>s yang terletak di antara masjid dan Kubah Batu, air

mancur dan tempat wudu di Masjid Al-Aqsha pertama kali dibangun

pada masa Dinasti Umayyah pada tahun 709M. (Zaidany, 2012:154-

180)

Kawasan Masjid Al-Aqsha (al-chara>m a’sy-syari>f) mempunyai 15

pintu dan gambar pintu di Masjid Al-Aqsha terlampir. Adapun 15 pintu

tersebut adalah:

1. Pintu al-Asbat (al-Asbat Gate)

Pintu ini terletak di sebelah utara paling kiri Masjid Al-Aqsha,

di pojok pintu bagian dalam terdapat tangga yang tersambung

langsung dengan lorong utara, sedangkan pintu bagian luar masjid

berbentuk persegi panjang melengkung yang runcing dengan lebar

sekitar 2 m dan mempunyai tinggi 4 m.

2. Pintu Hittah (Remision Gate)

Pintu Hittah terletak di antara pintu kuno masjid yang berada di

sebelah utara lorong utara. Bentuk pintunya persegi panjang dan

dikelilingi batu, ketika memasukinya terdapat undak-undak tangga

dari batu. Undak-undak itu bagian dari lorong utara. Pintu masuk

dari sisi luar berbentuk melengkung meruncing, di atasnya terdapat

dekorasi berbentuk barisan batu kurung yang berjumlah sembilan. Di

Page 42: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

58

atas lorong ini terdapat beberapa ruang yang dipakai untuk

pendidikan.

3. Pintu al-‘Atam (King Faisal’s Gate)

Pintu ini berada di antara pintu Hittah dan pintu Ghawa>nimmah

di sebelah utara Masjid Al-Aqsha. Orang-orang Baitul-Maqdis

menamainya al-Ata>m yang berarti gelap. Bagian dalam dari pintu ini

tingginya mencapai 4 m, dan terdapat dua daun pintu. Jika

memasukinya akan ada undak-undak tangga yang merupakan bagian

dari lorong utara, di atas pintu ini terdapat bangunan Madra>sah a’l-

Aminiyyah.

4. Pintu al-Ghawa>nimmah (Gate of Bani Ghanim)

Pintu ini adalah pintu pertama yang menghadap ke ruwa>q

gharbi> (lorong barat). Posisinya berada di sebelah timur laut dari

Masjid Al-Aqsha. Pintu ini juga dikenal dengan sebutan pintu Al-

Walid, dinisbatkan kepada Al-Walid bin Abdul Malik. Untuk

memasuki pintu ini, harus menaiki delapan anak tangga dan di

atasnya terdapat rumah penduduk.

5. Pintu an-Na>zir (An-Nazir Gate)

Nama lain dari pintu ini adalah al-Habs (penjara), pintu ini

terletak di sebelah barat Masjid Al-Aqsha. Pintu masuknya

berbentuk persegi panjang dengan panjang 4,5 m dan lebar 2 m.

Terdapat undak-undak turunan ketika memasukiya yang merupakan

bagian dari ruwa>q gharbi> (Lorong Barat). Pelataran lorong barat

Page 43: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

59

lebih tinggi daripada pelataran pintu masuk, sekitar tiga anak tangga

tingginya.

6. Pintu al-Chadi>d (Iron Gate)

Posisi pintu ini terletak di sebelah barat Masjid Al-Aqsha.

Pintu masuknya kecil berbentuk persegi panjang, perbandingan

antara panjang dan lebarnya 5:3. Tampak pintu dari arah dalam

masjid terdapat pelataran yang tertutup dengan kubah di atasnya.

Pelataran ini adalah salah satu bagian dari ruwa>q gharbi> (lorong

barat) Masjid Al-Aqsha, yang posisinya agak meninggi dari

pelataran pintu. Adapun pintu dari arah luar masjid terlihat tinggi

dengan bentuk persegi panjang. Akses menuju kearah pintu seperti

melewati gang, dan di samping kiri kanan pintu terdapat tumpukan

batu setinggi 60 cm. Posisi pintu agak tinggi sehingga untuk

melewatinya menggunakan anak tangga yang berjumlah tiga. Anak

tangga pertama berbentuk setengah lingkaran dan dua anak tangga

selanjutnya berbentuk persegi panjang.

7. Pintu al-Qatha>ni>n (Gate of the Cotton Merchants)

Pintu ini berada di sebelah barat dari Masjid Al-Aqsha , dari

arah pelataran masjid jika ingin menuju pintu ini maka kita harus

menuruni sembilan anak tangga, di depan pintu terdapat pelataran

berpenutup dengan kubah yang lebih rendah dari pelataran Masjid

Al-Aqsha. Lebar pelataran ini mencapai 7 m dan tingginya mencapai

13 m. Kubahnya terbuat dari batu dengan tiga warna, yaitu: merah,

putih, dan kuning. Warna kuning adalah warna dalam kubah. Warna

Page 44: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

60

putih dan merah berada dilingkaran kubah. Puncak Kubah Batu

berwarna hitam. Kubah ini berada di atas lima baris susun stalaktit.

Bentuk pintu persegi panjang, tingginya 4m dan tingginya 2,5m.

Mempunyai dua daun pintu dari kayu, salah satunya menjadi tempat

keluar masuk orang ke dalam masjid. Di atas pintu terdapat tiga batu

ambang.

8. Pintu al-Mitha>rah (Ablution Gate)

Pintu al-Mitha>rah berada di sebelah barat Masjid Al-Aqsha,

yang mengarah langsung ke tempat wudu. Oleh karena itu, pintu ini

dinamakan pintu al-Mitha>rah yang artinya pembersih. Pintu ini

terlihat seperti susunan batu yang melengkung dari arah luar, tidak

terlihat ornamen bangunannya. Pintu ini berbentuk persegi panjang

dengan tinggi 3,5 m dan lebar 2 m, terdiri dari dua daun pintu yang

terbuat dari kayu. Pintu ini lebih rendah letaknya jika dibangingkan

dengan pelataran Masjid Al-Aqsha, oleh karena itu jika ingin menuju

pintu ini kita harus menuruni lima anak tangga dari dalam Masjid

Al-Aqsha.

9. Pintu as-Silsilah (Chain Gate)

Pintu as-Silsilah berada di sebelah barat Masjid Al-Aqsha,

yang beririsan dengan ruwa>q (lorong) gharbi>. Sebagian orang

mengatakan pintu ini ada dua, pintu pertama dinamakan as-Silsilah

(rantai) karena diyakini dulunya terdapat rantai yang tergantung di

pintu, sedangkan pintu kedua dinamakan pintu as-Sakinah. Pintu

kedua ini selalu ditutup, hanya akan dibuka dalam kondisi darurat.

Page 45: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

61

Pintu yang selalu dibuka adalah pintu as-Silsilah. Pintu as-Silsilah

mempunyai tiang di masing-masing sisinya. Adapun pintu as-

Sakinah mempunyai tiang di sisi selatan dengan dua bagian. Bagian

paling bawah terdapat tiga tiang.

10. Pintu al-Magha>ribah (Marocco Gate)

Pintu ini juga dikenal dengan sebutan pintu a’n-Nabi atau pintu

al-Buraq, karena diyakini melalui pintu inilah Rasulullah SAW

masuk ke dalam Masjid Al-Aqsha ketika malam isra’. Pintu ini

dinamakan al-Magha>ribah karena pintu ini mempunyai akses

langsung ke perkampungan orang-orang Marocco (Marocco Distric).

Jika dilihat dari luar masjid, pintu ini berbentuk melengkung pada

bagian atasnya, dari arah dalam masjid, pintu ini berbentuk persegi

panjang dengan perbandingan panjang dan lebar 2:3.

11. Pintu al-Jana>iz

Pintu ini berada di sebelah timur Masjid Al-Aqsha. Pagar masjid

sebelah timur juga merupakan pagar (benteng) Kota Al-Quds, di

pagar ini hanya ada dua pintu yaitu pintu al-Jana>iz dan pintu a’r-

Rachmah. Pintu al-Jana>iz khusus digunakan untuk membawa

jenazah dari masjid ke makam Rahmah, di samping masjid.

12. Pintu ar-Rachmah dan at-Taubah (az-Zahabi/Golden Gate)

Pintu ar-Rachmah adalah pintu kedua di sebelah timur Masjid

Al-Aqsha. Terdiri dari dua pintu masuk, yang dinamakan dengan ar-

Rachmah dan at-Taubah. Pintu ar-Rahmah berada di sebelah selatan

dan pintu at-Taubah berada di sebelah utara Masjid Al-Aqsha. Pintu

Page 46: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

62

ini mempunyai ketinggian mencapai 11,5 m. Terlihat jelas dari

dalam kawasan Masjid Al-Aqsha ada dua pintu besar melengkung di

mana fondasi dasar pintu berada di bawah dengan menuruni 28 anak

tangga. (Tim ASPEC for Palestine, 2014: 112-125)

13. Pintu ats-Tsula>si

Pintu a’ts-Tsula>si berada di selatan masjid, dan menjadi pintu

masuk ke Musala Al-Marwan. Pintu ini ditutup atas perintah Sultan

Shalahuddin untuk menjaga masjid dan Al-Quds dari serangan

Zionis. Tahun 1990-an, penjajah zionis membangunkan tangga untuk

mencapai pintu ini, untuk menguasai Musala Marwani, akan tetapi

dicegah oleh Yayasan Al-Aqsha dengan cara segera merenovasi

musala dan menjadikannya sebagai tempat shalat.

14. Pintu al-Muzdawij

Al-Muzdawij berarti dua, pintu ini dinamakan demikian karena

pintu tersebut berjumlah dua. Posisi pintu al-Muzdawij berada di

selatan Masjid Al-Aqsha. Pintu ini dibangun sebagai jalan untuk

Amir dan Sultan salat di Masjid Al-Aqsha sebagai imam shalat,

karena pintu ini berhimpitan langsung dengan istana Dinasti

Umayyah yang berada di selatan Masjid Al-Aqsha. Pintu ini sudah

ditutup atas perintah Shalahuddin untuk menjaga masjid dan Al-

Quds dari serangan luar, karena pagar Masjid Al-Aqsha di sebelah

selatan juga menjadi pagar kota Al-Quds.

15. Pintu al-Munfarid

Page 47: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

63

c) Pembangunan Masjid Qubbatu’sh-Shakhrah

Qubbatush-Shachrah/Dome of the Rock (Kubah Batu) dan

Masjid Al-Aqsha berada di atas Temple Mount. Dalam Bahasa Arab,

Dome of the Rock disebut dengan Qubbattu’sh-Shakhrah, atau Kipat

Hasela dalam bahasa Ibrani, dan disebut Kubbetus Sahra dalam

Bahasa Turki. Tempat berdirinya Dome of the Rock juga disebut

dengan Tempat Maha Kudus atau al-chara>m al-qudsi a’sy-Syari>f/ al-

chara>m a’sy-syari>f yang oleh umat Kristen dan Yahudi disebut Har

ha-Bayit atau Temple Mount. Dome of the Rock merupakan salah satu

landmark Yerusalem yang sangat terkenal. Kubah Dome of the Rock

berwarna kuning keemasan karena memang dilapisi emas. (Trias

Kuncahyono, 2014:210-211)

Masjid Qubbattu’sh-Shakhrah adalah salah satu situs bangunan

Islam terkenal di dunia. Dibangun oleh Khalifah Abdul Malik bin

Marwan (65-86 H/ 685-705 M). Pekerjaannya dimulai pada tahun 66

H/685M selesai pada tahun 72H/691M. Pembangunan masjid ini

dikepalai oleh dua orang arsitek pada masa tersebut. Roja‟ bin Hiwah

al-Kanadi yang berasal dari kota Bisan Palestina dan Yazid bin Salam,

anak asuh Abdul Malik bin Marwan, seorang arsitek bangunan dari

tanah Al-Quds. Bangunan persegi delapan ini salah satu bangunan

yang paling bagus, berada di jantung Masjid Al-Aqsha. Tengah

bangunan ini terdapat a’sh-Shakhrah al-Musyarrafah (batu yang

dimuliakan). Posisi a’sh-Shakhrah berada di ketinggian 1,5 meter dari

tanah dan bentuknya tidak beraturan. Diameternya antara 13-18 meter.

Page 48: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

64

Bentuk segi delapan secara umum terdiri dari dua baris tiang (sisi luar

dan dalam). Setiap barisnya terdiri dari kumpulan tiang besar persegi

panjang dan tiang-tiang kecil terbuat dari marmer berbentuk tabung

silinder. Jumlah tiang besar pada sisi baris luar ada 8 tiang, antara

tiang besar tersebut terdapat dua tiang kecil. Jadi jumlah yang kecil

pada baris sisi luar ada 16 tiang. (Tim ASPAC for Palestine,

2014:140)

Leslie Hoope OFM dalam buku Trias, seorang profesor

arkeologi dan tafsir Kitab Injil serta profesor Kitab Suci Perjanjian

Lama dari CTU, Chicago menulis bahwasannya simbol Yerusalem

yang sangat dikenal oleh masyarakat dunia bukanlah tempat suci

Yahudi ataupun Kristen, melainkan tempat suci umat Islam yaitu

Dome of the Rock. Kubah emas yang menjulang tinggi dari Temple

Mount hanya dapat kita saksikan di Yerusalem. Dome of the Rock

dapat dikatakan sebagai jawaban Yerusalem terhadap Paris yang

memiliki menara Eiffel, terhadap Roma yang memiliki lapangan St.

Petrus, dan terhadap New York yang memiliki Empire State Building.

Dome of the Rock adalah Yerusalem. (Trias Kuncahyono, 2014:211)

Abdul Malik mempersiapkan pembangunan Dome of the Rock

pada akhir abad 7. Sejarawan al-Muqaddasi menulis bahwa Abdul

Malik membangun Shakrah tersebut untuk melebihi kemegahan

gereja-gereja monumental Islam. Bangunan berkubah emas itu sering

disebut dengan masjid Umar oleh orang-orang Eropa selama berabad-

abad. Padahal, bangunan ini tidak dibangun oleh Khalifah Umar bin

Page 49: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

65

Khatab yang menaklukan Yerusalem. Menurut cerita, ketika Khalifah

Umar dengan pasukannya memasuki Yerusalem, ia melihat tempat

Dome of the Rock yang sekarang ini berdiri tidak terurus sama sekali.

Kemudian ia membersihkan dan mendirikan masjid kayu dibantu oleh

Kaab al-Ahbar serta umat Muslim lainnya. Banyak yang percaya

bahwa dahulu di tempat itu berdiri Kenizah Allah (Bait Allah) yang

dibangun oleh Solomon atau Suleiman, dan dihancurkan oleh

Nebukadnezar pada tahun 586 SM. (Hoppe dalam M.Muhibbuddin,

2014:158)

Orang-orang Yahudi percaya bahwa tempat itu merupakan

tempat berdirinya Kenizah kedua yang dihancurkan oleh penguasa

Romawi yakni Kaisar Titus pada tahun 70 M. Akan tetapi ada dua

teori yang berkaitan dengan dimana dahulu Kenizah Allah itu

dibangun. Teori pertama menyatakan Kenizah Allah terletak di

sebelah Dome of the Rock atau disebut juga Masjid Qubbattu’sh-

Shakhrah yang berdiri megah di tengah Temple Mount (al-chara>m

a’sy-syari>f) di Gunung Moriah Dome of the Rock yang dibangun pada

tahun 687 hingga 692 atas perintah Khalifah Abdul Malik ini dikebal

sebagai landmark-nya Yerusalem. Teori kedua menyatakan Kenizah

Allah dibangun di sebelah selatan Dome of the Rock. Sementara

Ernest L.Martin dalam buku Trias menulis, baik Kenizah pertama

maupun kedua terletak di sebelah selatan Dome of the Rock sekarang

ini. Menurut teori ini, tempat Kenizah ada di lokasi kota Daud kuno

yang terletak di sebelah selatan Kota Lama sekarang ini. Akan tetapi

Page 50: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

66

pendapat Ernest ditentang oleh orang Yahudi yang berkeyakinan

bahwa kedua Kenizah itu berada di tempat dimana sekarang berdiri

Dome of the Rock. (Trias Kuncahyono,2014:211-212)

Bangunan Dome of the Rock merupakan jantung kota

Yerusalem. Awal mulanya, Khalifah Umar mendirikan masjid dari

kayu, lima tahun kemudian setelah Khalifah Umar masuk Yerusalem,

Khalifah Adul Malik Ibn Marwan dari Dinasti Umayyah

memerintahkan untuk mendirikan Dome of the Rock . Pembangunan

dimulai pada tahun 687M (688M) dan berakhir pada tahun 691M

(692M). Bangunan itu merupakan monumen Islam tertua dan

menandai kehadiran Dinasti Umayyah, baik secara politik maupun

religius di Yerusalem. Di tempat itu pula, diyakini Abraham (Ibrahim)

mengorbankan putranya. Selain itu, tempat tersebut sangat penting

bagi umat Islam berkaitan dengan perjalanan malam Nabi Muhammad

SAW dari Makkah ke Yerusalem (isra>’ mi’ra>j). Dome of the Rock di

tempat Umar pertama kali salat di Yerusalem. Lalu disusul dengan

pembangunan masjid-masjid lain dan institusi-institusi publik di

penjuru kota suci ini. Komplek Dome of the Rock itu sendiri berada

dalam tembok Kota Lama Yerusalem (Yerusalem Timur). Di dalam

Qubbattu’sh-Shakhrah terdapat batu a‟sh-Shakhrah yang menjadi

tempat paling suci bagi umat Yahudi. (Trias Kuncahyono, 2014:214)

Page 51: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

67

Qubbattu’sh-Shakhrah

Gambar 3. Qubbattu’sh-Shachrah di kawasan Masjid Al-Aqsha

d) Pembangunan Masjid Al-Qibli

Masjid Al-Qibli disebut juga al-Jami>u’l-Qibli. Orang

mengenalnya dengan sebutan Masjid Al-Aqsha padahal sebutan itu

tidak tepat karena ia merupakan salah satu bagian dari Masjid Al-Aqsha

yang terdiri dari tanah dan bangunan. Berada di sebelah selatan Masjid

Al-Aqsha (arah kiblat), karena posisinya arah kiblat maka dinamakan

Al-Qibli. Masjid Al-Qibli didirikan oleh khalifah Abdul Malik bin

Marwan dari Bani Umayyah dan disempurnakan pada masa anaknya,

al-Walid bin Abdul Malik pada tahun 86-96 H/705-714M. Ketika

dibangun pertama kali, masjid ini mempunyai 15 lorong (ruwa>q),

kemudian diperbaharui setelah terjadi gempa pada masa Dinasti

Fathimiyah oleh az-Zahir li I‟zazi menjadi 7 ruwa>q seperti sekarang ini.

(Tim ASPAC for Palestine, 2014:138)

Sejarah awalnya ketika khalifah Umar bin Khatab datang ke Al-

Quds untuk membebaskan Baitul Maqdis tahun 15 H/636M beliau

bertanya kepada Ka‟bu al-Ahbar tentang tempat yang baik untuk

Page 52: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

68

mendirikan tempat salat, Ka‟bu al-Ahbar menjawab: menghadap ke

Ash-Shachrah sehingga dapat menghimpun kiblat Nabi Musa AS dan

Nabi Muhammad SAW. Namun Umar menolak usul ini dan lebih

memilih tempat yang sekarang dibangun Masjid Al-Qibli. Kemudian

Umar membangun masjid yang dikenal dengan Jami‟ Umar (masjid

Umar). Bahan bangunan masjid terdiri dari kayu dan batang pohon

sebagaimana Masjid Nabawi dahulu. Ketika itu dapat menampung 1000

jemaah. Kemudian diperbaharui dan diperluas oleh Khalifah Muawiyah

bin Sufyan sehingga dapat menampung 3000 jemaah. (Tim ASPAC for

Palestine, 2014:139)

Ahli sejarah menyebutkan bahwa di sana terdapat masjid kecil

yang menempel dengan Masjid Al-Qibli, masjid ini dinamakan Masjid

Umar. Masjid Umar berada disisi dinding selatan Masjid Al-Aqsha

memanjang ke arah timur dan bertemu dengan dinding timur Masjid

Al-Qibli. Artinya, posisi Masjid Umar saat ini masuk ke dalam Masjid

Al-Qibli. Masjid Umar adalah tempat dimana Umar bin Khatab

melaksanakan salat ketika berkunjung ke Al-Quds, dalam rangka serah

terima kunci kota. Saat berkunjung kebeberapa lokasi di sana, yang

salah satunya adalah Gereja Makam Kristus (Holy Sepulchre) uskup

Sophronius mempersilahkan Umar untuk salat di dalamnya ketika akan

salat dhuhur. Pintu masuk menuju Masjid Umar ada dua, pertama dari

dalam Masjid Al-Qibli dan kedua dari halaman Musala Al-Marwan.

Sejak tahun 2000 M hanya digunakan salah satu pintu saja, yaitu pintu

yang berada di dalam Masjid Al-Qibli. (Noviyanti, 2014:236)

Page 53: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

69

Masjid Al-Qibli sering direnovasi pada beberapa masa

pemerintahan Islam, di antaranya pada masa Mamluk, masa Ustmani,

dan ketika awal penjajahan Inggris atas tanah Palestina.Masjid Al-Qibli

memiliki satu kubah besar yang terbuat dari kayu di sisi dalmnya dan di

lapisi timah di sisi luarnya, dengan tinggi 17 meter. Panjang masjid ini

mencapai 80 meter dan lebarnya 55 luasnya mencapai 4000 m persegi.

Bagian dalamnya terdapat 11 pintu masuk dan pada saat ini dapat

menampung 5500 jemaah. (Tim ASPAC for Palestine, 2014:139-140)

e) Pembangunan Musala Al-Marwan

Musala Al-Marwan berada di sebelah tenggara Masjid Al-Aqsha.

Musala ini dibangun pada masa Dinasti Umayyah, tepatnya pada

Khalifah Abdul Malik bin Marwan. Masa Umayyah dulu bangunan ini

dikenal dengan nama Taswiyyah Syarqiyyah (pemerataan tanah bagian

timur). Bangunan besar ini mempunyai luas lebih dari 4000 m persegi.

Musala ini baru dikenal dengan nama Musala Al-Marwan pada tahun

1996 ketika musala ini dibangun kembali untuk tempat salat agar

terhindar dari rencana zionis yang ingin mengambil sebagian tanah

Masjid Al-Aqsha. (Tim ASPAC for Palestine, 2014:142)

Banyak bantuan dari berbagai negara seperti Mesir yang

memberikan karpet dan negara Bulan Sabit Merah Uni Emirat Arab

membantu penerangan halaman Musala Al-Marwan. Ribuan pekerja

turut membantu proses pembangunan musala ini, dan tidak sampai dua

bulan musala ini sudah bisa dipergunakan kembali untuk salat serta

dapat menampung lebih dari sepuluh ribu jemaah. Karena pintu lama

Page 54: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

70

tidak dapat menampung keluar masuk jemaah, pada tahun 2000 M

dibuka dua pintu masuk tambahan ke Musala Al-Marwan dari tujuh

pintu yang ada dan masih tertutup. Pintu masuk ini terletak di tenggara

Masjid Al-Aqsha. (Tim ASPAC for Palestine, 2014:142)

f) Pembangunan Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m

Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m disebut juga Masjid Al-Qadim.

Masjid ini merupakan bangunan kuno yang terletak di sebelah selatan

Masjid Al-Aqsha dan di bawah Masjid Al-Qibli. Masjid ini dibangun

pada masa Dinasti Umayyah, terdiri dari 2 ruwa>q (lorong). Lorong ini

mengarah ke pintu al-Muzdawij, pintu selatan Masjid Al-Aqsha yang

sudah ditutup, dari pintu al-Muzdawij ini bisa langsung ke Istana

Umayyah di selatan masjid. Tujuan dibangunnya Masjid Al-Qadim

adalah untuk meratakan sisi selatan halaman Al-Aqsha agar sama rata

dengan sisi utara. Selama berabad-abad Masjid Al-Qadim tidak terurus

dan banyak debu karena ditutup oleh Yayasan Al-Aqsha untuk

Pembangunan Kota Suci, hingga dibuka kembali pada tahun 1999 M.

Masjid ini dapat menampung seribu jamaah salat di dalamnya. (Tim

ASPAC for Palestine, 2014:143)

Page 55: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

71

C. ANALISIS

Peneliti akan menganalisis penelitiannya dengan judul “Peran Islam

Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah (Sunni) dalam Bidang Kebudayaan di Yerusalem

pada Masa Dinasti Umayyah (660-750 M)” menggunakan teori perubahan

sosial menurut Ibrahim Anis. Perubahan sosial menurut Ibrahim Anis berasal

dari faktor internal dan faktor eksternal. Perubahan sosial yang berasal dari

faktor internal berupa manifes (disengaja) kolektif adanya penemuan baru

(inovasi) dalam bidang ilmu pengetahuan. Penemuan baru dalam bidang ilmu

pengetahuan yang berkembang dengan pesat yaitu ilmu pengetahuan

mengenai agama Islam, seperti ilmu fiqh dan hadist.

Sedangkan faktor eksternal yang menyebabkan terjadinya perubahan

sosial yaitu adanya kebudayaan asing yang masuk, dalam hal ini adalah

kebudayaan bangsa Byzantium yang masuk ke Yerusalem. Kebudayaan

Byzantium yang masuk ke Yerusalem dalam bidang seni arsitektur kubah

masjid. Kubah dan bangunan masjid di Yerusalem pada awalnya bercirikan

arsitektur awal Islam, kemudian menjadi bercirikan arsitektur Byzantium

klasik karena adanya pengaruh dari kebudayaan bangsa Byzantium yang

masuk ke Yerusalem. Jadi bisa peneliti simpulkan bahwa adanya penemuan

baru di Yerusalem itu dikarenakan adanya kebudayaan asing yang masuk di

Yerusalem. Keduanya saling berkaitan satu sama lain.

Islam Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah (Sunni) merupakan Islam mayoritas

yang ada di Yerusalem pada masa Dinasti Umayyah. Sebagai sekte mayoritas

pada saat itu, Islam Sunni berperan banyak dalam hal kebudayaan yang

mengakibatkan perubahan sosial masyarakat Yerusalem pada masa Dinasti

Page 56: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

72

Umayyah. Peran Islam Sunni dalam bidang kebudayaan terlihat dari

pembangunan Masjid Al-Aqsha dan perluasan di wilayah Masjid Al-Aqsha

sehingga wilayah Masjid Al-Aqsha tersebut menjadi salah satu tempat yang

disucikan oleh umat Islam hingga akhirnya kawasan tersebut di sebut kawasan

al-chara>m a’sy-syari>f (merupakan kawasan suci yang dimuliakan oleh umat

Islam)

Islam Ahlu’s-Sunnah wal-Jama>‘ah (Sunni) merupakan Islam yang

mendukung masa pemerintahan Dinasti Umayyah. Adapun sekte-sekte Islam

yang muncul seperti Syi‟ah, Khawarij, dan Mu‟tazillah merupakan sekte Islam

yang memberontak terhadap masa pemerintahan Dinasti Umayyah. Sekte-

sekte tersebut bertujuan ingin meruntuhkan kekuasaan Islam pada masa

Dinasti Umayyah, dan mendirikan negara Islam sesuai dengan prinsip mereka.

Pemberontakan-pemberontakan dari sekte-sekte Islam tersebut

menjadikan masyarakat Islam Sunni pada masa Dinasti Umayyah semakin

membela pemerintahan masa Dinasti Umayyah. Sikap pembelaan mereka

salah satunya menumpas orang-orang yang ingin meruntuhkan Islam pada

masa itu. Salah satu faktor yang menyebabkan keruntuhan Dinasti Umayyah

adalah karena adanya perpecahan dan peperangan intern antara umat Islam itu

sendiri, bukan karena adanya peperangan melawan negara asing. Seperti yang

peneliti bahas di awal bahwasannya Islam pada masa Dinasti Umayyah

berhasil mencapai kejayaan, perluasan wilayah, menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi dibandingkan dengan masyarakat Eropa. Bahkan kekuasaan

Islam pada masa Dinasti Umayyah mencapai Eropa yakni Andalusia. Sebagai

wujud simbol kejayaan tersebut, masyarakat Islam Sunni membangun Masjid

Page 57: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

73

Qubbatu’sh-Shakhrah (Kubah Batu), dan masjid-masjid lainnya di kawasan

Masjid Al-Aqsha dengan tujuan untuk menyebarkan agama Islam (da’wah)

yang ada di Yerusalem.

Masuknya kebudayaan asing yaitu kebudayaan Byzantium ke daerah

kekuasaan Dinasti Umayyah membawa perubahan dalam bidang kesenian di

Yerusalem. Sebelum terpengaruh dengan Byzantium, seni di Yerusalem masih

bercorak Islam awal. Berikut faktor intern dan ekstern yang menjadikan

perubahan sosial pada masyarakat Yerusalem:

a) Seni Arsitektur Byzantium (Seni pada Kubah Masjid)

Pembangunan masjid yang ada di Yerusalem pada masa Dinasti

Umayyah bercorak Byzantium Klasik dengan tujuan untuk menandingi

kemegahan gereja-gereja yang ada di Yerusalem. Ciri dari bangunan yang

bercorak Bizantium Klasik terlihat dari bentuk kubahnya karena kubah

dianggap sebagai simbol kekuasaan Tuhan. Ciri dari kubah dengan gaya

arsitektur Byzantium adalah adanya bentuk persegi yang bagian atasnya

berupa kubah, bangunan dengan corak Byzantium tidak menunjukkan

kesesuaian dengan fungsinya, dengan kata lain bangunan bercorak

Byzantium tidak menunjukkan identitas keagamaan.

Masjid yang dibangun pada masa Dinasti Umayyah dengan corak

Byzantium Klasik antara lain adalah Masjid Qubbatu‟sh-Shakhrah dan

Musala Al-Marwan, adapun Masjid Al-Aqsha masih bercorak arsitektur

Islam awal. Adanya arsitektur masjid yang bercorak Byzantium klasik

menandakan bahwa adanya penemuan baru (inovasi) dalam hal

pembangunan masjid pada masa Dinasti Umayyah. Salah satu faktor

Page 58: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

74

terjadinya perubahan sosial menurut Ibrahim Anis adalah adanya

penemuan baru (inovasi), berhubung penelitian ini membahas mengenai

kebudayaan maka penemuan baru tersebut dihubungkan dengan adanya

penemuan baru dalam bidang kebudayaan yaitu dalam hal pembangunan

masjid.

Bidang polygon pada Masjid Qubbatu‟sh-Shakhrah

Gambar 4 . Kubah Masjid Qubbatu‟sh-Shakhrah

Kubah Masjid tersebut bercorak seni Byzantium klasik, ditandai

dengan ciri adanya kubah yang menutup bidang polygon. Bangunan

Masjid Qubbatu‟sh-Shakhrah ini, dari awal dibangun sampai sekarang

masih sama seperti aslinya. Abdul Malik membangun Qubbatu‟sh-

Shakhrah terinspirasi dari bangunan Gereja Makam Suci Yesus atau

Church of Holy Sepulchre, yaitu gereja tersuci umat Kristen yang

dibangun tepat di atas lokasi disalibkannya dan dimakamkannya Yesus

Kristus.

Page 59: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

75

Fungsi dibangunnya Qubbatu‟sh-Shakhrah antara lain adalah:

(a) Mengklaim bahwa Nabi Ibrahim (Abraham) merupakan bapak umat

Islam, karena pada masa itu orang-orang Yahudi meyakini bahwa

Kubah Batu merupakan tempat Abraham yang hendak mengorbankan

putranya serta sebagai pusat dunia.

(b) Sebagai simbol kekalahan kekaisaran Byzantium dan Sasania. Hal ini

terlihat jelas dari desain dan isi mosaik-mosaik yang masih ada.

(c) Memberitahukan orang-orang Yahudi dan Kristen bahwa Islam telah

melampaui wahyu mereka, yang bisa dilihat dari ayat-ayat Alquran

yang ditorehkan di kepingan batu.

Selain itu, Seni kubah dengan corak Byzantium terlihat sangat indah.

Berbentuk bunga-bunga dan identik dengan warna keemasan yang lebih

memberikan kesan mewah daripada kesan keagamaan.

Gambar 5. Seni interior kubah pada Masjid Qubbatu‟sh-Shakhrah

Page 60: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

76

Gambar 6. Seni interior kubah Masjid Al-Qibli

Gambar 7. Seni Byzantium pada bagian tengah kubah Masjid Al-Qibli

Seni Byzantium klasik ini berbeda dengan corak seni Islam awal, seni

Islam awal masih sangat sederhana tidak terdapat ornamen-ornamen.

Bangunan yang masih bercorak seni Islam awal di Yerusalem seperti Musala

Page 61: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

77

Al-Marwan dan Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m. Masjid dengan corak Islam awal

tidak terlalu banyak ukiran jika dibangingkan dengan masjid dengan corak

Byzantium. Kubah, lantai, tembok, dan dinding masjid dengan corak seni

Islam awal tidak terdapat banyak gambarnya. Contohnya adalah beberapa

masjid di Yerusalem ini:

Gambar 8. Tembok Musala Al-Marwan

Gambar 9. Kubah Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m

Page 62: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

78

Gambar 10. Dinding Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m

Gambar 11. Ruwa>q di Masjid Al-Aqsha Al-Qadi>m

Sebelum masuknya kebudayaan Byzantium dalam hal arsitektur

bangunan, masyarakat Islam di Yerusalem pada masa Dinasti Umayyah

menggunakan arsitektur bergaya Islam awal yang berciri bangunan masih

sangat sederhana dan belum terlalu banyak terdapat ukir-ukiran indah

seperti arsitektur khas Byzantium.

Page 63: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

79

Tujuan dari dibangunnya masjid di Yerusalem dengan arsitektur

Byzantium untuk menandingi kemegahan gereja-gereja di Yerusalem,

karena Islam ingin menunjukkan eksistensinya pada masa Dinasti

Umayyah.

b) Penemuan Baru (Ilmu Agama Islam)

Ilmu pengetahuan yang berkembang sangat maju di Yerusalem dan

pada masa Dinasti Umayyah adalah ilmu dalam bidang ilmu keagamaan.

Masyarakat di Yerusalem belajar ilmu agama bersama dengan guru-guru

khusus (ulama) di dalam masjid. Sedangkan kutta>b hanya dipergunakan

untuk belajar membaca dan menulis saja. Setelah belajar dari kutta>b,

masyarakat di Yerusalem meneruskan pendidikannya ketingkat halaqah

(pendidikan tingkat lanjutan). Pendidikan setelah halaqah disebut dengan

madra>sah. Salah satu madra>sah yang berada di wilayah Syam pada masa

Dinasti Umayyah adalah madra>sah Damsyik.

Madra>sah Damsyik terletak di Damaskus, merupakan ibukota pada

masa Dinasti Umayyah, dan merupakan salah satu wilayah kekuasaan

Dinasti Umayyah yang meliputi Suriah, Yordania dan Palestina. Jadi,

Yerusalem masuk ke dalam wilayah Syam. Kemungkinan besar orang-

orang di Yerusalem melanjutkan belajar setelah halaqah di madra>sah

Damsyik. Adapun pembagian wilayah kekuasaan pada masa Dinasti

Umayyah akan peneliti lampirkan.

Madra>sah Damsyik memunculkan ulama-ulama besar dalam berbagai

bidang ilmu agama Islam. Salah satu ulama yang dilahirkan dari madra>sah

Damsyik adalah Abdu’r-rahman al-Auza>’i. Abdu’r-rahman al-Auza>’i

Page 64: BAB II ISLAM DI YERUSALEM PADA MASA DINASTI …abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C1011037_bab2.pdf · Damaskus memiliki dua menara yang berdiri di atas tembok/dinding yang ... Peta

80

beliau hidup pada kisaran tahun 707-774 M, beliau adalah ulama dari

Syam yang kemudian berpindah ke Beirut sampai beliau wafat dan

mendapat julukan Syaichu’l-Islam. Beliau lahir pada tahun 88 H, dikenal

sebagai orang yang baik dan banyak ilmu dalam bidang fiqih dan hadist.

Adapun biografi beliau akan peneliti lampirkan.