bab ii -...

29
BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Konsep Kepemimpinan 2.1.1 Pengertian Kepemimpinan Setiap organisasi baik lembaga ataupun organisasi baik itu sifatnya formal maupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu menjalankan roda organisasi, Untuk itu diperlukan keterampilan tertentu untuk mengembangkan organisasi yang dipimpinnnya, jika organisasi tersebut mengalami perkembangan yang baik maka faktor penentu yang utama adalah seorang pemimpin, sebaliknya jika suatu organisasi itu mengalami hambatan dan tidak bisa menjalankan fungsi dan tujuannnya maka dapat dinilai kapasitas seorang pemimpin. Untuk itu keterampilan memimpin sangat dibutuhkan untuk mencapai pemimpin yang baik keberhasilan/kegagalan suatu organisasi, selalu dihubungkan dengan keberadaan pimpinan yang memimpin tersebut. Memang harus disadari kepemimpinan yang terdapat dalam setiap lembaga dipandang sebagai suatu proses kunci keberhasilan yang bersangkutan. Ketidak cocokan antara tujuan dengan rencana yang ada, dapat diakibatkan oleh kegagalan seorang pemimpin Robbins (2006:432), menyatakan “kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian bersama”. Sementara Stoner (1996:161) mengatakan “Pemimpin adalah proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok. 6

Upload: vutuyen

Post on 04-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

6

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Konsep Kepemimpinan

2.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Setiap organisasi baik lembaga ataupun organisasi baik itu sifatnya formal

maupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu

menjalankan roda organisasi, Untuk itu diperlukan keterampilan tertentu untuk

mengembangkan organisasi yang dipimpinnnya, jika organisasi tersebut

mengalami perkembangan yang baik maka faktor penentu yang utama adalah

seorang pemimpin, sebaliknya jika suatu organisasi itu mengalami hambatan dan

tidak bisa menjalankan fungsi dan tujuannnya maka dapat dinilai kapasitas

seorang pemimpin. Untuk itu keterampilan memimpin sangat dibutuhkan untuk

mencapai pemimpin yang baik keberhasilan/kegagalan suatu organisasi, selalu

dihubungkan dengan keberadaan pimpinan yang memimpin tersebut. Memang

harus disadari kepemimpinan yang terdapat dalam setiap lembaga dipandang

sebagai suatu proses kunci keberhasilan yang bersangkutan. Ketidak cocokan

antara tujuan dengan rencana yang ada, dapat diakibatkan oleh kegagalan seorang

pemimpin

Robbins (2006:432), menyatakan “kepemimpinan adalah kemampuan

untuk mempengaruhi kelompok menuju pencapaian bersama”. Sementara Stoner

(1996:161) mengatakan “Pemimpin adalah proses mengarahkan dan

mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok”.

6

Page 2: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

7

Kouzes & posner (2004:3), mengatakan “kepemimpinan adalah penciptaan

cara bagi orang untuk ikut berkontribusi dalam mewujudkan sesuatu yang luar

biasa”Sementara Locke (dalam Harsiwi, 2001:45), melukiskan “kepemimpinan

sebagai suatu proses membujuk (inducing) orang-orang lain menuju sasaran

bersama”. Definisi tersebut mencakup tiga elemen berikut:

1. Kepemimpinan merupakan suatu konsep relasi (relational concept).

Kepemimpinan hanya ada dalam proses relasi dengan orang lain (para

pengikut). Apabila tidak ada pengikut, maka tidak ada pemimpin. Tersirat

dalam definisi ini adalah premis bahwa para pemimpin yang efektif harus

mengetahui bagaimana membangkitkan inspirasi dan berelasi dengan para

pengikut mereka.

2. Kepemimpinan merupakan suatu proses. Agar bisa memimpin, pemimpin

harus melakukan sesuatu. Kendati posisi otoritas yang diformalkan mungkin

sangat mendorong proses kepemimpinan, namun sekedar menduduki posisi

itu tidak menandai seseorang untuk menjadi pemimpin.

3. Kepemimpinan harus membujuk orang-orang lain untuk mengambil tindakan.

Pemimpin membujuk pengikutnya melalui berbagai cara, seperti

menggunakan otoritas yang terlegitimasi, menciptakan model (menjadi

teladan), penetapan sasaran, memberi imbalan dan hukum, restrukturisasi

organisasi, dan mengkomunikasikan visi.

Humphill (Wahjosumido, 1984:21), mengemukakan bahwa kepemimpinan

adalah langkah pertama yang hasilnya berupa interaksi kelompok yang konsisten

dan bertujuan menyelesaikan problem-problem yang saling berkaitan. Selanjutnya

Page 3: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

8

Tead (Kartono, 1994:49), juga menjelaskan bahwa kepemimpinan adalah kegiatan

mempengaruhi orang agar mereka suka berusaha mencapai tujuan diinginkan.

Selanjutnya Young (Kartono, 1994:50), mengemukakan bahwa kepemimpinan

sebagai bentuk dominasi didasari kemampuan pribadi, yang sanggup mendorong

atau mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu, berdasarkan

akseptasi/penerimaan oleh kelompoknya dan memiliki keahlian khusus yang tepat

bagi situasi khusus.

Untuk itu pemimpin dapat melakukan aktivitasnya, apabila dapat

mempengaruhi dan menggerakkan orang lain, untuk bekerja dengan baik sesuai

dengan kebijaksanaan (policy) yang telah disepakati dan diatur sesuai aturan yang

berlaku, sehingga aktivitas bawahan akan selalu terkendali. Kepemimpinan

semacam ini pada umumnya bersifat informal dan selalu berkaitan dengan

kebutuhan-kebutuhan kelompok pada saat khusus dan tempat khusus untuk

mencapai tujuan tertentu. Paling penting dalam kepemimpinan adalah bentuk

kepemimpinan manakah yang paling cocok bagi kepentingan kelompok, dalam

kondisi serta situasi tertentu, pasti memilih seorang pemimpin dengan sifat-sifat

dan kepribadian pemimpin utama serta intelek. Misalnya pemimpin memiliki

intelegensi tinggi, imbang emosinya, terbuka demokratis serta sensitif dengan

keperluan anggotanya.

2.1.2 Tipe dan Gaya Kepemimpinan

Pemimpin itu memepunyai sifat, kebiasaan, temperamen, watak dan

kepribadian yang unik, khas sehingga tingkah laku dan gayanya yang

membedakan diriya dari orang lain. Sehingga muncullah beberapa tipe

Page 4: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

9

kepemimpinan. Misalnya tipe karismatis, paternalistis, militeristis, otokratis,

laissez faire, populis, administratif, dan demokratis.

W.J Reddin (Kartini Kartono, 2011) dalam artikelnya What Kind of

Manager, menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga pola dasar, yaitu:

- Berorientasikan tugas (task orientation),

- Berorientasikan hubungan kerja (relationship orientation),

- Berorientasikan hasil yang efektif (effectivess orientation.

Berdasarkan hasil penonjolan ketiga orientasi tersebut, dapat ditentukan

delapan tipe kepemimpinan, yaitu:

1. Tipe deserter (pembelot)

Sifatnya bermoral rendah, tidak memiliki rasa keterlibatan, tanpa pengabdian,

tanpa loyalitas dan ketaatan, sukar diramalkan.

2. Tipe birokrat

Sifatnya: correct, kaku, patuh pada peraturan dan norma, ia adalah mansia

oragnisasi yang tepat, cermat, berdisiplin, dan keras

3. Tipe misionaris (missionary)

Sifatnya: terbuka, penolong, lembut hati, ramah-tamah.

4. Tipe developer (pembangunan)

Sifatnya: kreatif, dinamis, inovatif, memberikan/melimpahkan wewenang

dengan baik, menaruh kepercayaan terhadap bawahan.

5. Tipe otokrat

Sifatnya: keras, diktatoris, mau menang sendiri, keras kepala, sombong,

bandel.

Page 5: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

10

6. Benevolent autocrat (otokrat yang bijak)

Sifatnya: lancar, tertib, ahli dalam mengorganisir, besar rasa keterlibatan diri.

7. Tipe compromiser (kompromis)

Sifatnya: plintat-plintut, selalu mengikuti angin tanpa pendirian, tidak

mempunyai keputusan, berpandangan pendek dan sempit.

8. Tipe eksekutif

Sifatnya: bermutu tinggi, dapat memberikan motivasi yang baik,

berpandangan jauh, tekun.

Kepemimpinan merupakan salah satu kunci dalam menentukan

terciptanya efisiensi dan efektivitas kerja, serta peningkatan kinerja bawahan.

Pimpinan dapat berhasil mengelola suatu organisasi yang di kelolanya, bila

pemimpin dapat berperan dengan baik dan menggunakan gaya kepemimpinan

secara tepat.

Gaya kepemimpinan menurut Gibson dkk (1997:7) mengatakan bahwa

kepemimpinan adalah suatu usaha menggunakan suatu gaya mempengaruhi dan

tidak memaksa untuk memotifasi indifidu dalam mencapai tujuan.

Ada beberapa gaya dalam kepemimpinan yang dibahas menurut Owens

(dalam Kartini; 1983:18), sebagai berikut :

1. Gaya kepemimpinan autokratis

Gaya autokratis memiliki wewenang (authority), dari sesuatu sumber

(misalnya, karena posisinya), pengetahuan, kekuatan atau kekuasaan untuk

memberikan penghargaan ataupun menghukum. Pengunaan authority ini sebagai

pegangan atau hanya sebagai alat/metoda agar sesuatunya dapat dijalankan. Apa

Page 6: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

11

yang dilakukan oleh pemimpin dengan gaya ini hanyalah memberitahukan apa

tugas-tugas karyawan.

Setiap gaya kepemimpinan pada hakekatnya bersifat netral, artinya bahwa

kekuatan maupun kelemahan dari setiap gaya kepemimpinan itu banyak

ditentukan oleh kapan dan bagaimana seorang Pemimpin menerapkannya setelah

memahami personalitas dirinya sendiri serta situasi yang sedang dihadapi.

a) Kelemahan gaya kepemimpinan autokratis

Efisiensi yang tampak, adanya komunikasi satu arah sering hanya

merupakan efisiensi yang semu (a false effeciency). Komunikasi satu arah tanpa

adanya umpan balik akan menimbulkan kesenjangan dalam proses.

Kelemahan yang paling kritis bagi kepemimpinan ini terletak pada

dampaknya terhadap para anggota (bawahan) nya. Bila pimpinan atau manager

kurang mampu membaca situasi yang sedang dihadapinya, para pekerja

(karyawan) yang telah terdidik dan terlatih akan menentangnya, baik secara

terbuka ataupun diam-diam, gaya kepemimpinan ini dirasakan sesuatu yang

mengabaikan harga diri dan perasaan orang lain. Akibatnya, gaya ini hanya akan

menghasilkan moral karyawan yang rendah serta dengan sendirinya

produktifitasnya menjadi rendah pula.

b) Keuntungan gaya kepemimpinan autokratis

Menjamin terjaganya kekonsistensian kebijakan dan prosedur-prosedur

kegiatan yang memang dapat menjadi faktor-faktor yang kritis dalam industri-

industri, misalnya urusan personalia demi keadilan dan pemerataan maka aplikasi

Page 7: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

12

yang konsisten dari peraturan-perturan karyawan tidak dapat dihindarkan oleh si

pemimpin atau manager.

2. Gaya kepemimpinan birokratis

Gaya kepemimpinan birokratis ini yang sama dengan autokratis, yaitu

dengan sistem transparansi dengan karyawan (bawahan) apa dan bagaimana

sesuatu itu dijalannkan atau dilaksanakan. Ciri khusus gaya ini adalah pada

pandangannya bahwa semua aturan/ketentuan organisasi adalah absolut, artinya si

pemimpin memanej bawahannya dengan berpegang penuh pada aturan-aturan

yang telah ditetapkan dan tidak diperkenankan adanya pengecualian sedikitpun,

termasuk hal-hal yang menyangkut aspek-aspek teknis.

a) Kelemahan gaya birokratis

Gaya ini sangat mengandung kekuatan (inflekxiliti) dalam situasi-situasi di

mana diperlakukan adanya pengecualian terhadap aturan permainan tadi,.

Demikian pula akan terjadi semacam kelumpuhan (paralysis) kebijakan dan

operasional dalam situasi yang tidak ditetapkan ataupun ketentuan yang ada

bernada ambigous. Dalam situasi seperti ini, biasanya, para pimpinan atau

manager kurang mampu mengambil keputusan (judgement) mereka atas situasi

khusus tadi. Sehingga orang-orang (bawahan) yang bekerja dalam situasi seperti

itu akan merosot moralnya, menentang dengan terang-terangan ataupun diam-

diam atas kebijakan gaya kepemimpinan birokratis tadi, dan dengan sendirinya

produktivitas kerjanya menurun.

Page 8: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

13

b) Keuntungan gaya birokratis

Menjamin terjaganya segala pelaksanaan peraturan-peraturan yang ada.

Apabila ini berjalan dengan baik maka para anggota atau karyawan tahu benar di

mana posisi mereka harapkan dan ramalkan, serta akan merasa aman, tentram dan

diperlakukan secara obyektif.

3. Gaya kepemimpinan diplomatis

Gaya kepemimpinan ini, adalah wewenang atau kekuasaan yang jelas

tetapi kurang suka mempergunakan kekuasaannya itu. Pada prakteknya lebih suka

memotivasi bawahannya secara persuasif. Artinya bahwa alat utamanya untuk

menggerakkan orang lain adalah melalui persuasif dan motivasi akan terpaksa

memakai gaya autokratis walaupun sebenarnya ingin dihindari.

a. Kelemahan gaya kepemimpinan diplomatis

Gaya kepemimpinan diplomatis ini,memungkinkan seorang pemimpin

atau manager kurang dihargai (lose respect) oleh bawahannya, sebab pemimpin

terlalu terbuka dengan bawahan dan dapat memastikan semua orang, akan

menyetujui sikap, keyakinan, prinsip-prinsip, dan nilai-nilai yang dianutnya.

b. Keuntungannya

Gaya ini menggunakan pendekatan yang sifatnya persuasif serta dengan

adanya kebebasan, sekalipun terbatas, pada karyawan ataupun orang yang diajak

bekerja sama dan melaksanakan tugasnya lebih bergairah lagi.

Bagaimana seorang Pimpinan dapat memberikan penghargaan atas

eksistensi bawahan, sehingga bawahan meresponsnya secara positif serta mau

bekerja secara antusias.

Page 9: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

14

4. Gaya kepemimpinan partisipatif

Gaya ini (participative leader) selalu mengajak, secara terbuka, para

anggota atau bawahannya untuk berpartisipasi atau ambil bagian, baik secara luas

ataupun dalam batas-batas tertentu, dalam pengambilan keputusan, perumusan

kebijakan, dan metode-metode operasionalnya.

a. Kelemahannya

Gaya kepemimpinan ini menggunakan waktu yang kurang efisien,

sehingga dapat mengakibatkan kehilangan kendali managerial. Misalnya, orang

akan cenderung merespons negatif atas ajakan memberikan saran-saran bilamana

saran-saran yang telah diberikan selalu diabaikan atau ditolak oleh pimpinan.

b. Keuntungannya

Pada gaya ini seorang pemimpin dapat menciptakan suatu iklim (suasana)

bagi karyawan yang dengan mudah mengeluarkan semua kemampuannya (their

power) yang telah dimotivasi, serta berjuang untuk, tujuan yang telah di ciptakan

sendiri (melalui keputusan bersama).

5. Gaya free rein leader

Gaya seorang pemimpin yang memberikan kebebasan pada bawahan,

bertindak tanpa pengarahan ataupun kontrol lebih lanjut, kecuali bila mereka

sendiri memintanya.

a. Kelemahannya

Pada dasarnya kelemahan gaya kepemimpnan ini adalah kontrol

menajerial yang sangat kecil, dan cenderung menanggung resiko yang amat besar.

Page 10: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

15

b. Keuntungannya

Keuntungan gaya kepemimpinan ini, adalah kerena lebih menitik beratkan

pada pendayagunaan waktu dan resources secara optimal.

2.1.3 Fungsi Kepemimpinan

Organisasi hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang pemimpin

menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Adapun fungsi-fungsi

kepemimpinan itu sendiri adalah sebagai berikut:

1. Fungsi perencanaan

Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi

organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan

organisasinya.

2. Fungsi memandang ke depan

Seorang pemimpin senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu

meneropong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap segala

kemungkinan.

3. Fungsi pengembangan loyalitas

Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk

para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisasi.

4. Fungsi Pengawasan

Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti

kemajuan pelaksanaan rencana.

5. Fungsi mengambil keputusan

Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah

Page 11: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

16

dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan

pengambilan keputusan, bahkan ada pemimpin yang tidak berani mengambil

keputusan.

6. Fungsi pemeliharaan

Fungsi ini mengusahakan kepuasan batin bagi pemeliharaan dan

pengembangan kelompok untuk kelangsungannya.

Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak

buahnya. Pemimpin harus memberi semangat, membesarkan hati,

mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukan prestasi yang

baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa

ganjaran, hadiah, pujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak

buah, sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan

dihargai pimpinannya.

7. Fungsi menjalankan tugas

Fungsi ini harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Selanjutnya Sudirman (1999:121), mengemukakan bahwa kepemimpinan

memiliki fungsi-fungsi, sebagai berikut :

a) Kepala sebagai pengambil keputusan;

b) Pengembangan imajinasi;

c) Pendelegasian wewenang kepada bawahan;

d) Pengembangan kesetian kepada bawahan;

e) Pemrakarsaan, penggiatan dan pengendalian rencana-rencana;

f) Pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya;

Page 12: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

17

g) Pelaksanaan keputusan dan pemberian motivasi para pelaksana;

h) Pelaksanaan kontrol dan perbaikan kesalahan-kesalahan;

i) Pemberian tanda penghargaan kepada bawahan yang berprestasi;

j) Pertanggung jawaban semua tindakan.

Defenisi tersebut menyiratkan bahwa fungsi kepemimpinan lebih

dititikberatkan pada tugas-tugas seorang pemimpin. Setiap pemimpin dalam

menyelenggarakan fungsi serta peran yang diemban sudah dipastikan memiliki

sejumlah kompetensi ataupun kemampuan dalam mengendalikan semua

pihak/komponen yang menjadi bawahannya. Pemimpin dituntut pula dapat

memberikan apresiasi kepada semua pihak/bawahan yang berdedikasi dalam

melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Kaitannya dengan penelitian ini, maka

kepemimpinan kepala desa menyangkut usaha-usaha kepala desa dalam

menjalankan tugas-tugas pembangunan dan pemerintahan desa, dengan

melibatkan aparat desa serta komponen masyarakat lainnya (BPD).

2.1.4 Kriteria Pemimpin yang Berhasil

Pembahasan lebih lanjut mengenai kepemimpinan dikemukakan oleh

Tirayoh (2005:133-134), yang mengemukakan bahwa indikator yang dapat

digunakan sebagai alat ukur dalam keberhasilan pemimpin dalam suatu organisasi

publik, sebagai berikut :

1. Meningkatnya hasil-hasil produksi dan pemberian pelayanan oleh organisasi

(baik aspek ekonomis maupun sosial);

2. Semakin rapihnya sistem administrasi dan semakin efektifnya manajemen,

yang meliputi :

Page 13: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

18

a) Pengelolaan SDM, alam, dana, sarana dan prasarana dan waktu yang

makin efektif dan efisien;

b) Pendelegasian wewenang yang luas;

c) Struktur organisasi sesuai dengan kebutuhan organisasi dan ada integrasi

dari semua bagian;

d) Organisasi dengan cepat dan tepat menyesuaikan diri pada tuntutan

perkembangan dan perubahan dari luar organisasi (masyarakat, situasi, dan

kondisi sosial politik dan ekonomis)

3. Semakin meningkatnya aktivitas-aktivitas manusiawi atau aspek sosial yang

lebih ’human’ sifatnya, antara lain berupa :

a) Terdapat iklim psikis yang mantap sehingga orang merasa aman, dan

senang bekerja;

b) Ada disiplin kerja, disiplin diri, rasa tanggung jawab dan moral yang tinggi

dalam organisasi;

c) Terdapat suasana saling mempercayai, kerjasama kooperatif, etika kerja

yang tinggi;

d) Komunikasi formal dan non formal yang lancar;

e) Ada kegairahan kerja dan loyalitas tinggi terhadap organisasi;

f) Tidak banyak terjadi penyelewengan dalam organisasi;

g) Ada jaminan-jaminan sosial yang memuaskan.

Page 14: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

19

2.2 Pemimpin Dan Sifat –Sifatnya

2.2.1 Pemimpin

Definisi mengenai pemimpin banyak sekali, yaitu sebanyak pribadi yang

meminati masalah pemimpin tersebut. Karena itu kepemirnpinan merupakan

dampak interaktif dari faktor individu/pribadi dengan faktor situasi. Beberapa

definisi dapat disebutkan di bawah ini:

1) Pemimpin adalah, seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan kelebihan-

khususnya kecakapan kelebihan di suatu bidang, sehingga mampu

mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama melakukan aktivitas-aktivitas

tertentu, demi pencapaian satu atau beberapa tujuan. Jadi, pemimpin itu ialah

seorang yang memiliki satu atau beberapa kelebihan sebagai predisposisi

(bakat yang dibawa sejak lahir), dan merupakan kebutuhan dari satu situasi

zaman, sehingga mempunyai kekuasaan dan kewibawaan untuk mengarahkan

dan membimbing bawahan, juga agar mendapatkan pengakuan serta

dukungan dari bawahan dan mampu menggerakkan bawahan ke arah tujuan

tertertentu.

2) Henry Pratt Fairchildt menyatakan: pemimpin dalam pengertian luas ialah

seorang yang memimpin dengan memprakarsai tingkah laku social dengan

mengatur, mengarahkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang

lain, atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi. Dalam pengertian yang

:terbatas, pemimpin. Seorang yang membimbing memimpin dengan bantuan

kualitas-kualitas persuasifnya, dan akseptansi/penerimaan secara sukarela

oleh para pengikutnya.

Page 15: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

20

3) Definisi berikut ini lebih'menekankan aspek politisnya, yaitu: Pemimpin

kepala aktual dari organisasi partai di kota, dusun atau subdivisi-subdivisi/

bagian-bagian lainnya, Sekalipun pemimpin itu secara nominal (pada

namanya) saja dipilih secara langsung atau tidak langsung oleh pemilih-

pemilih pemberi suara partai, secara aktual pemimpin itu sering dipilih oleh

satu klik kecil atau oleh supervisor langsung dari partai. Perbedaan antara

boss (kepala, atasan, majikan) dan pemimpin, sebagian besar tergantung pada

metode pemilihan, dan tokoh pemimpinannya yang melaksanakan kekuasaan.

Dari beberapa definisi yang dikemukakan itu dapat, ditarik kesimpulan

bahwa, pemimpin adalah pribadi yang memiliki kecakapan khusus, dengan atau

tanpa pengangkatan resmi dapat mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya,

untuk melakukan usaha bersama mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran

tertentu.

2.2.2 Sifat Sifat Pemimpin

Upaya untuk menilai sukses atau gagalnya Pemimpin itu antara lain

dilakukan dengan mengamati dan mencatat sifat-sifat dan kualitas/mutu

perilakunya, yang dipakai sebagai kriteria

Untuk menilai kepemimpinannya. Usaha-usaha yang sistematis tersebut

membuahkan teori yang disebut sebagai the traitist theory of leadership (teori

sifat/kesifatan dari kepemimpinan). Di antara para penganut teori ini dapat

disebutkan Ordway Tead dan George R. Terry.

Page 16: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

21

Ordway Tead (Kartini kartono) dalam tulisannya mengemukakan 10 sifat

yaitu sebagai berikut:

1. Energi jasmaniah dan mental (physical and nervous energy)

Hampir setiap pribadi pemimpin memiliki tenaga jasmani dan rohani yang

luar biasa yaitu mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau tenaga yang

istimewa yang tampaknya seperti tidak akun pernah habis. Hal ini ditambah

dengan kekuatan-kekuatan mental berupa semangat juang, motivasi kerja, disiplin,

kesabaran, ausdauer (keuletan), ketahanan batin, dan kemauan yang luar biasa

untuk mengatasi semua permasalahan yang dihadapi.

2. Kesadaran akan tujuan dan arah (A sense of purpose and direction).

Memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua

perilaku yang dikerjakan tahu persis kemana arah yang akan dituju serta pasti

memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi kelompok yang

dipimpinnya. Tujuan tersebut harus disadari benar, menarik, dan sangat berguna

bagi pemenuhan kebutuhan hidup bersama.

3. Antusiasme (enthusiasm; semangat, kegairahan, kegembiraan yang besar).

Pekerjaan yang dilakukan dan tujuan yang akan dicapai itu harus sehat,

berarti, bernilai, memberikan harapan-harapan yang menyenangkan, memberikan

sukses, dan menimbulkan semangat serta esprit de corps. Semua ini

membangkitkan antusiasme, optimisme, dan semangat besar pada pribadi

pemimpin maupun para anggota kelompok.

Page 17: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

22

4. Keramahan dan kecintaan (Friendliness and affection).

Affection itu berarti kesayangan, kasih-sayang; cinta, simpati yang tulus,

disertai kesediaan berkorban bagi pribadi-pribadi yang disayangi. Pemimpin ingin

membuat mereka senang, bahagia dan sejahtera. Maka kasih-sayang dan dedikasi

pemimpin bisa menjadi tenaga penggerak yang positif untuk melakukan

perbuatan-perbuatan yang menyenangkan bagi semua pihak, Sedang keramah-

tamahan itu mempunyai sifat mempengaruhi orang lain juga membuka setiap hati

yang masih tertutup untuk menanggapi keramahan tersebut. Keramahan juga

memberikan pengaruh pada kepemimpinan untuk menerima melakukan sesuatu

secara bersama-sama, dalam mencapai satu sasaran tertentu.

5. lntegritas (integnty, keutuhan, kejujuran, ketulusan hati).

Pemimpin itu harus bersifat terbuka; merasa utuh bersatu, sejiwa dan

seperasaan dengan anak buahnya bahkan merasa senasib dan sepenanggungan

dalam satu perjuangan yang sama. Karena itu pemimpin memberikan pelayanan

dan pengorbanan kepada para pengikutnya. Sedang kelompok yang dituntun

menjadi semakin percaya dan semakin menghormat pemimpinnya, Dengan segala

ketulusan hati dan kejujuran, pemimpin memberikan ketauladanan, agar

pemimpin dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya.

6. Penguasaan teknis (technical mastery) .

Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis

tertentu, agar mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin

kelompoknya. Pemimpin menguasai pesawat-pesawat mekanik tertentu, serta

memiliki kemahiran-kemahiran sosial untuk memimpin dan memberikan tuntunan

Page 18: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

23

yang tepat serta bijaksana. Terutama teknik untuk mengkoordinasikan tenaga

manusia, agar tercapai maksimalisasi efektivitas kerja dan produktivitasnya.

7. Ketegasan dalam mengambil keputusan (decisiveness)

Pemimpin yang berhasil itu pasti dapat mengambil keputusan secara tepat,

tegas dan cepat, sebagai hasil dari kearifan dan pengalamannya. Selanjumya

pemimpin mampu meyakinkan para anggotanya akan kebenaran keputusannya.

Pemimpin berusaha agar pengikutnya mendukung kebijakan yang telah

dipimpinnya. Pemimpin harus menampilkan ketetapan hati dan tanggung jawab,

agar selalu dipatuhi oleh bawahannya.

8. Kecerdasan (intelligence)

Kecerdasan yang perlu dimiliki oleh setiap pemimpin itu merupakan

kemampuan untuk melihat dan memahami dengan baik, mengerti sebab dan

akibat kepemimpinan, menemukan hal-hal yang krusial dan cepat menemukan

cara penyelesaiannya dalam waktu singkat. Maka orang yang cerdas akan mampu

mengatasi kesulitan yang dihadapi dalam waktu yang jauh lebih pendek dan

dengan cara yang lebih efektif daripada orang yang kurang cerdas.

Kecerdasan dan originalitas yang disertai dengan daya imajinasi tinggi dan

rasa humor, dapat dengan cepat mengurangi ketegangan dan kepedihan-kepedihan

tertentu yang disebabkan oleh masalah-masalah sosial yang gawat dan konflik-

konflik di tengah masyarakat.

9. Keterampilan mengajar (teaching shill).

Pemimpin yang baik itu adalah seorang guru yang mampu menuntun,

mendidik, mengarahkan, mendorong (memotvator), dan menggerakkan anak

Page 19: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

24

buahnya untuk berbuat sesuatu, Di samping menuntun dan mendidik “muridnya”

pemimpin diharapkan juga menjadi pelaksana eksekutif untuk mengadakan

latihan-latihan, mengawasi pekerjaan rutin setiap hari, dan menilai gagal atau

suksesnya satu proses atau treatment. Ringkasnya, pemimpin juga harus mampu

menjadi manajer yang baik.

10. Kepercayaan (faith).

Keberhasilan pemimpin itu pada umumnya selalu didukung oleh

kepercayaan anak buahnya. yaitu kepercayaan bahwa para anggora pasti dipimpin

dengan baik, dipengaruhi secara positif, dan diaarahkan pada sasaran-sasaran yang

benar. Ada kepercayaan bahwa pemimpin bersama-sama dengan anggota-anggota

kelompoknya secara bersama-sama rela berjuang untuk mencapai tujuan yang

bernilai.

Selanjutnya, George R. Terry (Kartini Kartono) dalam bukunya

“Principles of Management”, 1964 menuliskan sepuluh sifat pemimpin yang

unggul, yaitu:

1. Kekuatan.

Kekuatan badaniah dan rohaniah merupakan syarat pokok bagi pemimpin

yang harus bekerja lama dan berat pada waktu-waktu yang lama serta tidak

teratur, dan di tengah-tengah situasi-situasi yang sering tidak menentu, Oleh

karena itu ausdauer atau daya-tahan untuk mengatasi berbagai rintangan adalah

syarat yang harus ada pada pemimpin.

Page 20: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

25

2. Stabilitas emosi.

Pemimpin yang baik itu memiliki emosi yang stabil. Artinya pemimpin

tidak mudah marah, tersinggung perasaan, dan tidak meledak-ledak secara

emosinal, menghormati martabat orang lain, toleran terhadap kelemahan orang

lain, dan bisa memaafkan kesalahan-kesalahan yang tidak terlalu prinsipil. Semua

itu pemimpin arahkan untuk mencapai lingkungan sosial yang rukun damai,

harmonis, dan menyenangkan'.

3. Pengetahuan tentang relasi insani

Salah satu tugas pokok pemimpin ialah memajukan dan mengembangkan

semua bakat serta potensi anak buah, untuk bisa bersama-sama maju dan

mengecap kesejahteraan. Karena itu pemimpin diharapkan memiliki pengetahuan

tentang sifat, watak dan perilaku anggota kelompoknya, agar ia bisa menilai

kelebihan dan kelemahan/keterbatasan pengikutnya, yang disesuaikan dengan

tugas-tugas kerjaan yang akan diberikan pada masing-masing individu.

4. Kejujuran.

Pemimpin yang baik itu harus memiliki kejujuran yang tinggi yaitu jujur

pada diri sendiri dan pada orang lain (terutama bawahannya). Pemimpin selalu

menepati janji, tidak "selingkuh" atau munafik, dapat dipercaya, dan berlaku adil

terhadap semua orang.

5. Objektif .

Pertimbangan pemimpin itu harus berdasarkan hati nurani yang bersih,

supaya objektif (tidak subjektif, berdasar prasangka sendiri). Pemimpin akan

Page 21: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

26

mencari bukti-bukti nyata dan sebab-musabab setiap pemimpin dapat memberikan

alasan yang rasional atas penolakannya.

6. Dorongan pribadi.

Keinginan untuk menjadi pemimpin itu harus muncul dari dalam hati

sanubari sendiri. Dukungan dari luar akan memperkuat hasrat sendiri untuk

memberikan pelayanan dan pengabdian diri kepada kepentingan orang banyak.

7. Keterampilan berkomunikasi

Pemimpin diharapkan mahir menulis dan berbicara; mudah menangkap

maksud orang lain, cepat menangkap esensi pernyataan orang luar dan mudah

memahami maksud para anggotanya, Juga pandai mengkoordinasikan macam-

macam sumber tenaga manusia, dan mahir mengintegrasikan berbagai opini serta

aliran yang berbeda-beda untuk mencapai kerukunan dan keseimbangan.

8. Kemampuan mengajar

Pemimpin yang baik itu diharapkan juga menjadi guru yang baik.

Mengajar itu adalah membawa siswa (orang yang belajar) secara sistematis dan

intensional pada sasaran-sasaran tertentu, guna mengembangkan pengetahuan,

keterampilan/kemahiran teknis tertentu, dan menambah pengalaman mereka, agar

para pengikutnya bisa mandiri, mau memberikan loyalitas dan partisipasinya.

9. Keterampilan sosial.

Pemimpin juga diharapkan memiliki kemampuan untuk "mengelola"

manusia, agar mereka dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Pemimpin

dapat mengenali segi-segi kelemahan dan kekuatan setiap anggotanya, agar bisa

ditempatkan pada tugas-tugas yang cocok dengan pembawaan masing-masing.

Page 22: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

27

Pemimpin juga mampu mendorong setiap orang yang dibawahinya untuk

berusaha dan mengembangkan diri dengan cara-caranya sendiri yang pemimpin

anggap paling cocok.

Pemimpin bersikap ramah, terbuka, dan mudah menjalin persahabatan

berdasarkan rasa saling percaya-mempercayai. Pemimpin menghargai pendapat

orang lain, untuk bisa memupuk kerja sama yang baik dalam suasana rukun dan

damai.

10. Kecakapan teknis atau kecakapan manajerial.

Pemimpin harus superior dalam satu atau beberapa kemahiran teknis

tertentu. Juga memiliki kemahiran manajerial untuk membuat rencana, mengelola,

menganalisis keadaan, membuat keputusan, mengarahkan, mengontrol, dan

memperbaiki situasi yang tidak mapan. Tujuan semua ini ialah tercapainya

efektivitas kerja, keuntungan maksimal, dan kebahagiaan-kesejahteraan anggota

sebanyak banyaknya.

2.3 Profil Kepemimpinan Kepala Desa

2.3.1 Pengertian Profil Kepemimpinan

Profil adalah gambaran umum tentang figur seseorang, yang berhubungan

dengan kedewasaan, keleluasaan kemampuan diri, dorongan berprestasi, dan

hubungan sosial kemanusiaan. Kemampuan mempengaruhi dan memotivasi orang

lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan bersama. Kepemimpinan meliputi

proses mempengaruhi dalam menentukan tujuan organisasi, memotivasi perilaku

pengikut untuk mencapai tujuan, mempengaruhi untuk memperbaiki kelompok

dan budayanya.

Page 23: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

28

Memahami profil kepemimpinan sangat besar artinya untuk mengkaji

sejauh mana kepemimpinan dalam suatu organisasi telah dapat dilaksanakan

secara efektif serta menunjang kepada produktifitas organisasi secara keseluruhan.

Dalam karya tulis ini akan dibahas tentang profil kepemimpinan.

Imam Mujiono (2002: 18), merumuskan 4 Profil umum yang berpengaruh

terhadap keberhasilan kepemimpinan organisasi, antara lain:

a) Kecerdasan

Pemimpin yang mempunyai kecerdasan yang tinggi di atas kecerdasan

rata-rata dari pengikutnya akan mempunyai kesempatan berhasil yang lebih tinggi

pula, Karena pemimpin pada umumnya memiliki tingkat kecerdasan yang lebih

tinggi dibandingkan dengan pengikutnya.

b) Kedewasaan dan keluasan hubungan sosial

Dalam melakukan interaksi sosial dengan lingkungan internal maupun

eksternal, seorang pemimpin yang berhasil mempunyai emosi yang matang dan

stabil, Hal ini membuat pemimpin tidak mudah panik dan goyah dalam

mempertahankan pendirian yang diyakini kebenarannya.

c) Motivasi diri dan dorongan berprestasi

Seorang pemimpin yang berhasil umumnya memiliki motivasi diri yang

tinggi serta dorongan untuk berprestasi. Dorongan yang kuat ini pemimpin dapat

tercermin pada kinerja yang optimal, efektif dan efisien.

d) Sikap hubungan kemanusiaan

Adanya pengakuan terhadap harga diri dan kehormatan sehingga para

pengikutnya mampu berpihak kepadanya.

Page 24: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

29

2.3.2 Fungsi Kepala Desa

a. Memiliki Visi Pemimpin

Visi adalah arah ke mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan

dibawa oleh seorang pemimpin. Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus

menentukan ke arah mana kapal dengan penumpangnya akan pemimpin. Visi

sama pentingnya dengan navigasi dalam pelayaran. Semua awak kapal

menjalankan tugasnya masing-masing, tetapi hanya nakhoda yang menentukan

arah kapal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Visi pemimpin akan

menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan, pengaruhnya

lebih kuat terhadap orang-orang yang bekerja untuk kepentingan organisasi.

(Burt Nanus dalam bukunya Kepemimpinan Visioner): Tak ada mesinpenggerak organisasi yang lebih bertenaga dalam meraih keunggulan dankeberhasilan masa depan, kecuali visi yang menarik, berpengaruh, dan dapatdiwujudkan, serta mendapat dukungan luas.

b. Orientasi pada Pelayanan

Pemimpin berorientasi pada pelayanan, bukan untuk mencari pujian atau

penghormatan diri. Sikap melayani terutama ditujukan untuk mereka yang paling

membutuhkan pelayananya, harus berpihak kepada mereka yang secara sosial

ekonomi, pendidikan dan sosial budaya membutuhkan pelayanan lebih besar.

Pelayanan sejati didorong oleh rasa cinta kasih, bukan untuk mencari popularitas

atau mendapatkan pamrih tertentu. Pelayanan sejati adalah buah dari cinta kasih.

c. Membangun Kepengikutan (Followership)

Pemimpin mengutamakan terciptanya kepengikutan (followership) karena

dalam kenyataannya keberhasilan organisasi lebih banyak ditentukan oleh para

pengikut atau para pemimpin di bawahnya. Pengikut yang bekerja dengan

Page 25: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

30

semangat dan memiliki komitmen penuh akan menentukan keberhasilan

pemimpin. Pemimpin yang bekerja sendiri (single player/ single fighter) dan tidak

menciptakan pengikut tidak akan mencapai hasil yang diharapkan. Pengalaman

menunjukkan ada pemimpin yang secara pribadi memiliki kemampuan dan

pandai, tetapi kurang berhasil dalam memimpin karena tidak menciptakan

pengikut yang solid.

d. Menjaga Kepercayaan

Menjadi pemimpin adalah menerima kepercayaan dari Tuhan Yang Maha

Kuasa melalui organisasi atau pemerintah untuk memimpin rakyat. Pemimpin

adalah orang-orang pilihan di antara sejumlah orang-orang lain dan pilihan itu

didasarkan pada beberapa kelebihan tertentu untuk dapat dipercaya menjadi

pemimpin. Maka kepercayaan yang diterimanya harus dijaga dan dipelihara

dengan membuktikan melalui tindakan-tindakan, melayani rakyat dan

menghindari hal-hal yang membuat orang kehilangan kepercayaan kepadanya.

Seorang pemimpin mengkhianati dan kehilangan kepercayaan dari organisasi dan

rakyat yang dipimpinnya maka sebenarnya pemimpin sudah kehilangan roh

kepemimpinannya, walaupun jabatan formal sebagai pemimpin masih melekat

padanya.

2.3.3 Bentuk Kepemimpian Ideal

WA. Gerungan menjelaskan bahwa seorang pemimpin paling tidak harus

memiliki tiga bentuk kepemimpinan, yaitu:

1) Penglihatan Sosial

Page 26: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

31

Artinya suatu kemampuan untuk melihat dan mengerti gejala-gejala yang

timbul dalam masyarakat sehari-hari.

2) Kecakapan Berfikir Abstrak

Dalam arti seorang pemimpin harus mempunyai otak yang cerdas,

intelegensi yang tinggi. Jadi seorang pemimpin harus dapat menganalisa dan

mumutuskan adanya gejala yang terjadi dalam kelompoknya, sehingga bermanfaat

dalam tujuan organisasi.

3) Keseimbangan Emosi

Orang yang mudah naik darah, membuat ribut menandakan emosinya

belum mantap dan tidak memililki keseimbangan emosi. Orang yang demikian

tidak bisa jadi pemimpin sebab seorang pemimpin harus mampu membuat

suasana tenang dan senang. Maka seorang pemimpin harus mempunyai

keseimbangan emosi.

2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepemimpinan Kepala Desa

Banyak faktor yang mempengaruhi kepemimpinan kepala desa dalam

menjalankan aktivitasnya, baik secara internal maupun eksternal. Kedua aspek

dimaksud memiliki korelasi yang signifikan dengan terwujudnya kepemimpinan

dalam sebuah institusi sebagaimana yang diharapkan. Secara internal, penguatan

kapasitas pribadi seorang pemimpin merupakan syarat mutlak yang dimiliki guna

meningkatkan efektivitas kepemimpinan yang akan dijalankan.

Mar’at (dalam Permadi, 1996:18-19), mengemukakan beberapa faktor

yang harus diperhatikan seorang pemimpin, yakni: a) Keadaan fisik dan

konstitusional, b) Kecerdasan, c) Kepercayaan diri, d) Penyesuaian Diri, e)

Page 27: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

32

Kemampuan yang meliputi inisiatif dan ambisinya, f) Memiliki kepribadian yang

penuh optimisme, dapat mengungkapkan sesuatu secara baik, memiliki

originalitas, keterbukaan, gembira dan merasa dirinya sendiri, g) Sifat-sifat

situasional yang berarti partisipasi sosial dalam situasi apapun dapat

menyesuaikan.

Dijelaskan pula oleh Kartono, 2002 (dalam Tirayoh, 2005:135), bahwa

seorang pemimpin diharapkan memiliki sejumlah keunggulan, sebagai berikut :

a. Memiliki energi jasmani dan mental

Seorang pemimpin harus mempunyai daya tahan, keuletan, kekuatan atau

tenaga yang istimewa yang tampaknya seperti tidak akan pernah habis. Hal ini

ditambah dengan kekuatan-kekuatan mental berupa semangat, etos juang,

motivasi kerja, disiplin dan sabar, serta kemauan untuk mengatasi semua

permasalahan yang dihadapi.

b. Memiliki kesadaran akan tujuan dan arah

Memiliki keyakinan yang teguh akan kebenaran dan kegunaan dari semua

perilaku yang dikerjakan, pemimpin tahu persis akan ke mana arah akan

ditujunya, serta pasti memberikan kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi

kelompok yang akan dipimpinnya.

c. Mempunyai antusias

Selalu memberikan semangat, kegairahan dan spirit kepada masyarakatnya

serta selalu memberikan harapan-harapan dan optimisme tentang kesuksesan masa

depan. Dengan cara itu, masyarakat akan lebih antusias untuk bekerja demi

mencapai tujuan bersama.

Page 28: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

33

d. Memiliki sifat keramahan dan kecintaan

Pemimpin harus mampu memberikan rasa cinta dan senang kepada

rakyatnya, sehingga rakyat merasa bahagia dan sejahtera. Pemimpin harus

senantiasa berbuat sesuatu yang menyenangkan bagi semua pihak. Selalu terbuka

kepada siapa saja yang ingin mengajaknya untuk bekerja sama dan pemimpin

mampu untuk menerima pengaruh dalam melakukan sesuatu secara bersama-

sama.

e. Mempunyai integritas

Pemimpin harus bersifat terbuka, merasa utuh bersatu, sejiwa dan

seperasaan dengan anak buahnya, bahkan merasa senasib sepenanggungan dalam

satu perjuangan yang sama. Karena itu, pemimpin bersedia memberikan

pelayanan dan pengorbanan kepada para pengikutnya. Sedangkan kelompok yang

dituntun menjadi semakin percaya dan semakin menghormati pemimpinnya.

Dengan segala ketulusan hati dan kejujuran, pemimpin memberikan teladan agar

dipatuhi dan diikuti oleh anggota kelompoknya.

f. Penguasaan teknis

Setiap pemimpin harus memiliki satu atau beberapa kemahiran teknis

tertentu, agar ia mempunyai kewibawaan dan kekuasaan untuk memimpin

kelompoknya. Pemimpin memiliki kemahiran-kemahiran sosial untuk memimpin

dan memberikan tuntutan yang tepat dan bijaksana. Terutama teknik untuk

mengkoordinasikan tenaga manusia, agar tercapai maksimalisasi efektivitas kerja

dan produktivitasnya.

Beberapa pandangan yang dikemukakan di atas menurut penulis

Page 29: BAB II - eprints.ung.ac.ideprints.ung.ac.id/73/3/2013-2-86205-121410114-bab2-10012014012621.pdfmaupun informal membutuhkan seorang pemimpin/ketua yang mampu ... cara bagi orang untuk

34

merupakan sejumlah faktor yang harus dipenuhi ataupun dimiliki oleh seorang

pemimpin dalam tugas-tugas kepemimpinannya. Kekuatan pribadi seorang

pemimpin akan menjadi modal dasar dalam ’mempengaruhi’ orang lain sehingga

apa yag diharapkan dapat diikuti oleh orang lain dengan tetap memperhatikan asas

demokrasi yang berimbang. Dalam kaitan kepemimpinan kepala desa sesuai

dengan maksud penelitian ini, maka sejumlah keunggulan ataupun aspek yang

telah disebutkan di atas merupakan ’faktor’ yang dapat mempengaruhi

kepemimpinan kepala desa, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Kepala desa sebagai perangkat pemerintahan ditingkat desa secara ideal

diharapkan dapat menjalankan tugas-tugas pembangunan, pemerintahan serta

pelayanan kepada masyarakat secara baik dengan melibatkan unsur aparat desa

lainnya serta masyarakat secara keseluruhan. Pelibatan ini tentunya akan lebih

efektif apabila kepada desa memiliki ‘apa’ yang disebut dengan keunggulan

seorang pemimpin, sebagaimana penjelasan sebelumnya. Kordinasi setiap

kebijakan kepada masyarakat misalnya, memerlukan sikap keterbukaan seorang

kepala desa, merasa utuh bersatu, sejiwa dan seperasaan dengan anak buahnya

bahkan merasa senasib sepenanggungan dalam satu perjuangan yang sama.

Karena itu, seorang kepala desa diharapkan dapat memberikan ’pelayanan’

kepada masyarakat, khususnya yang berada di wilayah kerjanya.